TUGAS AKHIR ANALISA KEGAGALAN PRODUKSI BOTOL PLASTIK DENGAN METODE ANALISA SEBAB UTAMA PADA MESIN EKTRUSI CETAK TIUP SMC 2000 DST

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR ANALISA KEGAGALAN PRODUKSI BOTOL PLASTIK DENGAN METODE ANALISA SEBAB UTAMA PADA MESIN EKTRUSI CETAK TIUP SMC 2000 DST"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR ANALISA KEGAGALAN PRODUKSI BOTOL PLASTIK DENGAN METODE ANALISA SEBAB UTAMA PADA MESIN EKTRUSI CETAK TIUP SMC 2000 DST Diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Strata 1 Disusun Oleh : Nama : Markus NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008

2 LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Markus NIM : Fakultas : Teknologi Industri Program Studi : Teknik Mesin Judul Skripsi : Analisa Kegagalan Produksi Botol Plastik Dengan Metode Analisa Sebab Utama Pada Mesin Ektrusi Cetak Tiup SMC 2000 DST Menyatakan dengan sebenar benarnya bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak menyalin sebagian / seluruhnya dari karya orang lain, kecuali bagian - bagian yang telah disebutkan sumbernya. Jakarta, 2008 Markus i

3 Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Jakarta LEMBAR PENGESAHAN I TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN Jakarta, 2008 ( Nanang Ruhyat, ST MT ) Koordinator TA ii

4 Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Jakarta LEMBAR PENGESAHAN II TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN Jakarta, 2008 ( Ir. Ariosuko Dh ) Pembimbing TA iii

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan penyususunan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Maksud dan tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi syarat kurikulum pada demi mencapai gelar Strata 1. Selama penyusunan Tugas Akhir ini tidak sedikit mengalami kendala yang penulis hadapi, baik berupa pengumpulan literature maupun kurangnya pengalaman dalam menulis. Namun berkat dorongan dan bimbingan sedikit demi sedikit kendala yang penulis hadapi ini dapat diatasi sehingga tersusunlah Tugas Akhir ini dengan judul Analisa Kegagalan Produksi Botol Plastik Dengan Metode Analisa Sebab Utama Pada Mesin Ektrusi Cetak Tiup SMC 2000 DST. Dalam pelaksanaanya maupun menyusun Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapat dorongan, bimbingan, arahan, dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih, khususnya kepada : 1. Bapak Yohanes Bismo, selaku Manager Produksi PT. Dynaplast II Jatake yang memberikan kebebasan dalam pengambilan data dan penelitian serta bimbingan dan arahan. 2. Bapak Muhdlor, Bapak Budi dan Bapak Robendri selaku Section Head PT.Dynaplast II Jatake, yang selalu memotifasi dan mengarahkan dalam melaksanakan Tugas Akhir. 3. Segenap karyawan dan karyawati PT.Dynaplast II Jatake. 4. Keluarga dan saudara atas dukungan dan doa yang memberikan semangat. 5. Bapak Ir. Ariosuko Dh sebagai pembimbing Tugas Akhir yang memberikan dorongan moril, bimbingan, arahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 6. Bapak Nanang Ruhyat, ST MT sebagai koordinator kerja praktek. iv

6 7. Teman - teman Teknik Mesin angkatan 2004 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya baik penulis maupun bagi pembaca yang berkepentingan. Jakarta, 2008 Markus v

7 ABSTRAK Melihat perkembangan teknologi yang semakin maju dan modern sekarang ini, tentunya harapan kita semua adalah bukan hanya mengikuti perkembangan yang ada tetapi yang terpenting adalah diharapkan dapat melahirkan tenaga-tenaga ahli di bidang teknologi yang mampu memunculkan ide, pemikiran atau gagasan, inovasi baru yang kemudian diwujudkan dalam bentuk suatu hasil karya nyata yang menghasilkan suatu produk berkualitas baik tanpa cacat, efektif dan efisien serta mampu bersaing dengan negara maju lain. Analisa cacat botol plastik dengan metode RCA bertujuan untuk mendapatkan karakterisasi proses botol plastik yang baik dan sesuai tanpa cacat dan bila terdapat cacat pada botol plastik akan diselesaikan dengan metode RCA sampai mendapatkan tindakan yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan proses cetak tiup yang sesuai. Proses botol plastik Ovale 100 ml dilakukan pada ekstrusi cetak tiup SMC 2000 DST material plastik jenis PP (Polypropylene). Proses cetak tiup dilakukan pada Air reg 500 L, tekanan tiup 10 bar, temperatur lebur plastik ( C), faktor penyusutan 1,4 %. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan metode yang sesuai untuk bahan tersebut agar produk yang dihasilkan baik dan sesuai standarisasi. Hasil penelitian menunjukan karakterisasi proses botol yang baik. Beban material jenis PP 12,3 gr, temperatur lebur material PP (220 0 C), temperatur die head (185 0 C), temperatur cetakan (25 0 C), kapasitas mesin cetak botol plastik yang diperlukan 17,1 Ton, waktu siklus untuk menghasilkan produk 35,04 detik, total power barrel untuk meterial PP 30,8 A, dan toleransi penyusutan produk 0,6 mm. Jika, botol plastik melebihi toleransi yang telah ditentukan dingggap cacat produk. Hasil penelitian menunjukan penyelesaian dengan mempergunakan metode RCA akan lebih terarah dalam menentukan akar penyebab permasalahan yang terjadi. Kata kunci : kriteria cacat botol plastik, RCA. vi

8 DAFTAR ISI Lembar Pernyataan... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iv Abstrak... vi Daftar Isi... vii Daftar Notasi... ix Daftar Gambar... xi Daftar Tabel... xiii Daftar Rumus... xiv Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Pembatasan Masalah Metode Penulisan Sistematika Penulisan... 3 Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Proses Pembuatan Botol Plastik Klasifikasi Botol Plastik Jenis-Jenis Tutup Botol \ Cap Jenis Jenis Bentuk Botol Klasifikasi Material Plastik Jenis Proses Pembuatan Botol Plastik Ektrusi Cetak Tiup Injeksi Cetak Tiup Mesin Ektrusi Cetak Tiup Mesin Pendukung Ektrusi Cetak Tiup Mesin Pendingin (Cooling Water) Kompresor Standarisasi Proses Mesin Agar Produk Sempurna Jenis Cacat Botol Plastik vii

9 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Teori Analisa Sebab Utama Penyebab Cacat Botol Plastik Hipotesa Diagram RCA Bab IV Analisa Dan Pembahasan 4.1 Metodologi Penelitian Perhitungan Persiapan Sebelum Proses Tindakan Penyelesaian Cacat Koreksi Diagram RCA Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran viii

10 DAFTAR NOTASI Singkatan Keterangan Satuan Metrik Ac Luas area Cetakan cm 2 Acr Tingkat Udara Di Kompresor 1,5-2 Air Reg Kapasitas Produksi SMC 2000 DST m 3 Bt Waktu Mengolah Material detik CF Kekuatan Klamping Ton CT Waktu Satu Siklus detik D 1 Diameter Cetakan mm Dk Diameter Pin mm Dd Diameter Die mm Ds Diameter Ulir mm Fp Faktor Penyusutan mm G Berat Botol Plastik gr Gr Berat Sisa Material Botol Plastik (runner) gr Ij Volume Barrel cm 3 Is Jarak Injeksi Material mm It Total Power Barrel A K Faktor Koreksi % Kv Jumlah Produk pcs L Volume Udara Tiup (Blowing) m 3 Ms Daya Tampung Cetakan gr Pc Tekanan Cetakan bar S.G Berat Jenis Material - Sp Kecepatan Putaran Ulir rpm Sspeed Kecepatan Ulir rpm S tensilesteel Tegangan Tarik Tensile Steel N/mm 2 Sw Beban Material gr Tt Tekanan Tiup (Blowing) bar ix

11 Vb Volume Botol ml Wcalib Kecepatan Motor Hopper rpm Wh Jumlah Material di Tempat Material gr/h x

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tutup Botol Ulir... 5 Gambar 2.2 Tutup Botol Pengunci... 6 Gambar 2.3 Penutup Berlanjut... 7 Gambar 2.4 Tutup Botol Segel... 7 Gambar 2.5 Tutup Botol Segel... 8 Gambar 2.6 Tutup Botol Berpengaman... 8 Gambar 2.7 Bentuk Botol Plastik... 9 Gambar 2.8 Bentuk Botol Plastik Gambar 2.9 Kode Material Plastik Gambar 2.10 Lokasi Simbol Material Pada Botol Gambar 2.11 Proses Ektrusi Cetak Tiup Gambar 2.12 Teknik Satu Lapisan Material Gambar 2.13 Teknik Dua Lapisan Material Gambar 2.14 Mesin SMC 2000 DST Gambar 2.15 Skema Mesin SMC 2000 DST Gambar 2.16 Pencetak Parison Gambar 2.17 Die-Pin Jenis Lancip Gambar 2.18 Die-Pin Jenis Kerucut Gambar 2.19 Proses Pembentukan Pipa Plastik Gambar 2.20 Peniup Selang Plastik Gambar 2.21 Cetakan Botol Plastik Gambar 2.22 Mesin Pendingin Cetakan Gambar 2.23 Pendingin Mesin Gambar 2.24 Kompresor Gambar 3.1 Analisa Sebab Utama (RCA) Gambar 3.2 Diagram Tulang Ikan Gambar 3.3 Kontrol Unit Gambar 3.4 Model Pemecahan Masalah Gambar 3.5 Hipotesa Cacat Botol xi

13 Gambar 4.1 Diagram Alir Perhitungan Botol Gambar 4.2 Diagram Final Cacat Botol Plastik Dengan RCA xii

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Temperatur Pendingin Tabel 2.2 Diameter Screw Tabel 2.3 Klasifikasi Material Tabel 2.4 Minimal dan Maksimal Kecepatan Material Tabel 3.1 Data Material Tabel 4.1 Tindakan Penyelesaian RCA xiii

15 DAFTAR RUMUS Rumus 2.1 Beban Material Rumus 2.2 Kecepatan Putaran Ulir Rumus 2.3 Volume Injeksi Rumus 2.4 Beban Motor Barrel Rumus 2.5 Beban Listrik Pemanas Material Rumus 2.6 Total Power barrel Rumus 2.7 Waktu Siklus Produk Rumus 2.8 Waktu Mengolah Material Rumus 2.9 Jumlah Matrial Di Hooper Rumus 2.10 Kecepatan Motor Hopper Rumus 2.11 Luas Area Cetakan Rumus 2.12 Kekuatan Clamping Rumus 2.13 Tegangan Tarik Tie Bar Rumus 2.14 Faktor Keamanan Tie Bar Rumus 2.15 Diameter Die Rumus 2.16 Diameter Pin Rumus 2.17 Penyusutan Produk xiv

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dengan adanya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang bertambah maju, industri plastik di dunia terutama di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak perusahaan perusahaan yang bekerja sama dengan industri plastik dalam memproduksi alat / barang. Itu dikarenakan plastik mudah dibentuk dengan inovasi inovasi yang dapat menarik perhatian konsumen dan tidak mudah pecah. Seiring dengan kemajuan perkembangannya, PT. Dynaplast yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri plastik terus berupaya meningkatkan kinerja perusahaan. Untuk itu dalam mempertahankan perkembangan produksinya PT. Dynaplast harus menjaga seluruh komponen yang menunjang. Komponen yang terpenting dalam sebuah perusahaan adalah mesin. Oleh karena itu, mesin mesin yang dipergunakan harus dijaga dan dirawat agar memiliki kinerja yang sesuai standar operasional. Salah satu mesin yang dipakai dalam memproduksi di PT. Dynaplast adalah mesin pencetak botol plastik, dengan proses mekanik yang mempergunakan sistem hidrolik dengan fluida oli. Proses pencetakan botol plastik merupakan proses produksi di mana bahan plastik yang akan diproses, dicairkan dahulu dengan pemanasan didalam barel kemudian dengan tekanan yang tinggi cairan tersebut didorong dengan besi berulir (screw) untuk di injeksikan kedalam die head untuk diubah kedalam bentuk pipa plastik kemudian cetakan akan menangkap pipa plastik tersebut barulah cetakan botol plastik ditiup oleh blowpin untuk meniup pipa parison dan terbentuklah botol plastik sesuai dengan bentuk dari cetakan. 1

17 1.2 TUJUAN PENULISAN Dengan menganalisa kegagalan produksi botol plastik dengan metode RCA analisa sebab utama diharapkan mendapatkan jawaban karakterisasi botol plastik, mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada pada proses cetak botol plastik, mendapatkan proses botol plastik yang baik dan sesuai. Analisa RCA dimulai dari identifikasi cacat yang terjadi, menemukan penyebab utama cacat, mengambil tindakan, verifikasi tindakan, dan standarisasi. 1.3 PEMBATASAN MASALAH Batasan masalah terhadap materi yang akan dibahas agar penulisan lebih terarah dan mempermudah dalam menganalisa, batasan tersebut hanya pada analisa kegagalan produksi botol plastik dengan metode RCA pada mesin ekstrusi cetak tiup. 1.4 METODE PENULISAN Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan Tugas Akhir ini dilaksanakan melalui beberapa metode: 1. Metode kepustakaan, dilakukan penulis guna mendukung penulisan dan mencari referensi data yang bersifat teori, serta membandingkan dan mengaplikasikannya pada penerapan dilapangan. Termasuk didalamnya metode elektronis, dilakukan penulis dalam pengumpulan data melalui internet. 2. Metode lapangan, dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung bagian produksi cetak botol plastik pada PT. Dynaplast. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan. 2

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang teori proses ekstrusi cetak tiup, jenis produk botol plastik, dan mengidentifikasi jenis-jenis cacat pada botol plastik. BAB III TEORI RCA DAN HIPOTESA Pada bab ini berisi teori tentang RCA (analisa sebab utama), tahapan penyelesaian masalah dengan metode RCA. Di akhir bab ini disampaikan hipotesa penyebab cacat botol plastik. BAB IV PEMBAHASAN MASALAH Bab ini akan menguraikan tentang perhitungan proses cetak botol plastik guna persiapan sebelum proses setting produksi dan sesudah, membahas tindakan yang diambil untuk mendapatkan jawaban penyebab cacat-cacat botol plastik supaya mendapatkan hasil produk yang baik. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari uraian bab sebelumnya serta mencoba memberikan saran-saran. 3

19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN PROSES PEMBUATAN BOTOL PLASTIK Merupakan proses pengembangan dari proses injeksi dan kompresi, yang merupakan proses tradisional dalam pembuatan plastik. Pada proses botol plastik, material termoplastik diubah ke produk jadi dengan cara memberi perubahan bentuk berupa tiupan dan dilakukan dalam kondisi pemanasan. Pada mesin pencetak botol plastik, bahan cetakan yang biasanya digunakan adalah aluminium paduan. Aluminium paduan memiliki sifat yang mudah dibentuk, ringan dan mudah menghantarkan panas, cetakan botol plastik sering mengalami deformasi jika parison meletus dan terjepit di bagian sisi dalam cetakan. Hal ini terkadang menimbulkan cacat pada produk botol plastik dan sebagai produsen botol plastik kita harus menghasilkan produk botol plastik yang berkualitas baik tanpa cacat dan sesuai dengan standarisasi yang telah ditentukan. Untuk mengalirkan suatu material thermoplastik maka material harus dilelehkan terlebih dahulu untuk dilakukan proses pencairan biji plastik. Proses pemanasan material biji plastik ini dilakukan oleh bagian mesin yang dinamakan ekstruder. Lelehan plastik akan didorong oleh ekstruder melalui die head. Pada die head akan dimulai pembentukan selang plastik panas yang keluar dari die ini disebut Parison. Parison ini akan dijepit diantara dua bagian cetakan dan kemudian lewat alat peniup / blowpin, parison akan ditiup dari dalam sehingga parison akan mengembang serta didinginkan sehingga mencapai bentuk yang sesuai dengan cetakan. Sistem ini pertama kali di patenkan di USA pada tanggal 28 Mei 1880 oleh Celluloid Novelty Co. dan Celluloid Mfg. Co. New York. 4

20 2.2 KLASIFIKASI BOTOL PLASTIK Jenis-Jenis Tutup Botol \ Cap 1. Tutup Botol Ulir Tutup botol ulir terbagi dua jenis ada yang menggunakan liner (anti bocor) ada pula yang tidak menggunakan liner berdasarkan awal dan akhirnya ulir. Untuk tutup botol ulir banyak dipergunakan sebagai botol yang berisi cairan, dan material plastik yang dipergunakan untuk tutup botol ulir lebih banyak menggunakan jenis material PP, ukuran ulir tutup botol terbagi menjadi : Tutup botol ukuran ulir 400 Tutup botol ukuran ulir 410 Tutup botol ukuran ulir 415 Gambar 2.1 Tutup Botol Ulir 1 1. Dynaplast, PT., Quality Assurance Departement, (Tangerang, 2002), hal: 1 dari 8 5

21 2. Tutup Botol Pengunci (Cap Snap on) Penutupan cap dilakukan tanpa diputar tetapi dengan cara ditekan dan tutup botol akan terkunci. Tutup botol pengunci dapat dipergunakan untuk mengisi produk yang berbentuk bubuk/butiran. Material plastik yang dipergunakan untuk tutup botol pengunci adalah jenis material plastik PP dan Material plastik HDPE. Gambar 2.2 Tutup Botol Pengunci 2 3. Penutup Berlanjutan (Continueing Closure) Yang dimaksud dengan tutup botol berlanjut adalah dua jenis atau lebih tutup botol yang dijadikan satu, dan tutup botol ini di rancang untuk mempermudah pemakai botol sehingga saat mengeluarkan isinya, tidak perlu membuka atau memisahkan tutup dengan botolnya. Dari jenis jenis tutup botol berlantutan terdapat banyak jenis, diantaranya : 2. Dynaplast, PT., Quality Assurance Departement, (Tangerang, 2002), hal: 1 dari 8 6

22 Gambar 2.3 Tutup Botol Berlanjut 4. Tutup Botol Segel (Tamper Evident Closure) Tutup botol ini di rancang untuk menjaga isi, jika isi sudah dikeluarkan tutup botol akan rusak. Jenis tutupnya menggunakan ulir atau pengunci dan material plastik yang dipergunakan adalah jenis material plastik PP dan jenis HDPE. Gambar 2.4 Tutup Botol Segel 3 3. Dynaplast, PT., Quality Assurance Departement, (Tangerang, 2002), hal: 2 dari 8 7

23 Gambar 2.5 Tutup Botol Segel 5. Tutup Botol Berpengaman (Child Resistant Closure) Tutup botol ini di rancang khusus untuk melindungi penyalahgunaan oleh anak kecil. Sehingga untuk membuka tutup botol diperlukan tindakan khusus, seperti : ditekan dan diputar, digoyangkan dan diputar atau ditekan dulu pada bagian tertentu. Gambar 2.6 Tutup Botol Berpengaman Jenis Jenis Bentuk Botol Pada prinsipnya botol berdasarkan leher botol (neck) mengikuti jenis capnya. Sementara berdasarkan bentuknya botol terbagi menjadi empat macam : a. Oblong (kombinasi oval dan kotak) b. Bulat (Round) c. Kotak (Square) 8

24 d. Lonjong (Oval) ( a ) ( b ) ( c ) Gambar 2.7 Bentuk Botol Plastik 4 4. Dynaplast, PT., Quality Assurance Departement, (Tangerang, 2002), hal: 3 dari 8 9

25 ( d ) Gambar 2.8 Bentuk Botol Plastik 2.3 KLASIFIKASI MATERIAL PLASTIK Secara umum plastik dibedakan menjadi dua kategori, yaitu : Pemanasan Plastik Berulang (Thermo Plastik) Di mana jenis plastik ini dapat dipanaskan sehingga menjadi struktur lunak / cair kemudian menjadi keras saat dingin. Setelah itu plastik ini dapat dilunakan / dicairkan kembali berulang kali. Contoh : PP, PE, PVC, NYLON, PET, PS, ABS. Pemanasan Plastik Tidak Berulang (Thermoset Plastik) Plastik jenis ini hanya sekali saja mengalami struktur lunak / cair setelah dipanaskan, setelah dingin menjadi berstruktur keras serta tidak dapat dicaikan kembali. Plastik jenis ini banyak dipakai untuk berbagai peralatan listrik. Contoh : penolic, melamine. Hanya saja pada botol ada bagian yang perlu diperhatikan yang dapat membedakan jenis materialnya, yaitu kode material botol plastik. Kode material botol di rancang untuk memudahkan identifikasi produk oleh pembeli dan untuk proses produksi pengolah limbah. Pada umumnya kode material terbagi enam jenis material plastik yaitu : 10

26 a. PET = poly-ethylene terephthalate b.hdpe = high density polyethylene c. PVC = vinyl / plyvinyl chloride d.ldpe = low density plyethylene e. PP = polypropylene f. PS = polystyrene Gambar 2.9 Kode Material Plastik 5 Ukuran dari kode material ini, yaitu : Tujuan ukuran kode material disesuaikan dengan volume botol agar kode material dapat lebih terlihat dengan mudah. Dibawah ini ukuran kode material yang disesuaikan dengan volume botol : 1. 12,7 mm untuk botol volume s/d m mm untuk botol volume s/d 4, m ,4 mm untuk botol volume lebih dari 4, m 3 Cara pembuatan kode material : Pembuatan kode material pada botol plastik dapat sebagai informasi jenis material yang dipergunakan untuk membuat botol tersebut, ada beberapa teknik untuk membuat kode material di botol plastik seperti : 1. Di stempel (Mold stamping), yaitu dengan cara di stempel / ditekan dengan cetakan kode material 2. Di Ukir (Mold engraving), yaitu dengan cara digrafir 3. Di cetak (Bottle appearance), yaitu langsung tercetak dari cetakan 5. Dynaplast, PT., Quality Assurance Departement, (Tangerang, 2002), hal: 7 dari 8 11

27 Lokasi simbol tergantung pada bentuk botol, dapat dilihat pada gambar ini : Gambar 2.10 Lokasi Simbol Material Pada Botol JENIS PROSES PEMBUATAN BOTOL PLASTIK Ada dua jenis teknik dalam pembentukan botol plastik seperti proses ektrusi cetak tiup dan proses injeksi cetak tiup, antara lain : Ektrusi Cetak Tiup (Extrusion Blow Molding) Pada proses ektrusi cetak tiup terjadi pembentukan pipa berlubang (parison), dan parison pada proses tersebut diarahkan ke lubang cetakan dan kemudian parison ditiup dengan menggunakan tekanan angin 8 bar dalam waktu tertentu sehing ga botol plastik akan terbentuk sesuai cetakan. Pada proses ektrusi cetak tiup dilakukan dalam empat tahap proses : 1. Pembentukan parison 2. Peniupan parison 3. Pembentukan produk 4. Pengeluaran produk 6. Dynaplast, PT., Quality Assurance Departement, (Tangerang, 2002), hal: 8 dari 8 12

28 Gambar 2.11 Proses Ektrusi Cetak Tiup 7 Teknik Proses Ektrusi Cetak Tiup Secara umum teknik ektrusi cetak tiup dibedakan menjadi dua jenis teknik pembuatan botol plastik, yang membedakan hanya pada die head, posisi extruder, jumlah tempat material (hopper). a. Ektrusi Berlanjut (Continuous Extrusion) Teknik ini banyak digunakan untuk memproduksi botol berukuran kecil sampai sedang ukuran 20 liter. Untuk menghindari terbuangnya waktu untuk membentuk parison maka setelah parison mencapai panjang yang dibutuhkan akan ditangkap oleh cetakan dan dibawa ke sisi yang lain untuk ditiup dan 7. Dynaplast, PT., Manual Book Process Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 10 13

29 dibentuk sesuai dengan cetakan. Pada saat proses peniupan sedang berlangsung, parison akan mengeluarkan parison secara terus-menerus dari die head. b. Ektrusi Tidak Berlanjut (Dis-Continuous Extrusion) Teknik ini biasa dipakai untuk memproduksi botol besar. Teknik jenis ini yang paling umum dipakai dengan menggunakan Accumulator Head. Di mana lelehan plastik dari extruder akan disimpan ke dalam tampungan die head dan setelah cetakan siap membuka maka tampungan die head akan menekan lelehan plastik sehinggga keluar dari die head dengan cepat. Teknik ini sangat menguntungkan untuk botol besar karena dapat mengurangi waktu mulur akibat gravitasi serta beban parison yang berat. Teknik Lapisan Material Ektrusi Cetak Tiup Sedangkan berdasarkan banyaknya jenis material yang diekstrusikan ke extruder dalam satu proses akan menghasilkan beberapa lapisan material pada botol plastik, ada dua teknik material ektrusi cetak tiup yaitu : a. Satu Lapisan Material (Mono Extrusion) Juga dikenal dengan satu lapisan ektrusi dimana hanya satu jenis material yang diektrusikan. Jenis mesin ini dapat dilihat dengan jumlah tampungan material (hopper) yang hanya satu dan posisi ekstruder yang mendatar. Mesin jenis ini yang paling banyak digunakan untuk pembuatan botol plastik. b. Dua Lapisan Material (Co extrusion) Proses dimana dua material plastik yang berbeda jenis atau lebih diektrusikan bersamaan untuk membuat botol plastik. Dengan ditambahkannya satu lagi tempat material di bagian ekstruder maka botol plastik akan memiliki dua lapisan material. Fungsi utama dari teknik ini adalah mengurangi biaya produksi terutama material. Beberapa jenis material plastik yang mempunyai kemampuan cetak yang baik dan sering dipakai pada co extrusion misalnya EVOH (Etylene Vinyl Alcohol), Poly Amide (NYLON), PVDC (Poly Vinylidene Chloride Copolymer). Biasanya lapisan yang terdiri dari 2 jenis plastik tidak 14

30 sejenis yang tidak mempunyai daya rekat alami satu sama lainnya, maka biasanya diantara dua lapisan tersebut diberi lapisan perekat (TIE LAYER). Hopper 1 ( Tempat Material Plastik) Ekstruder Gambar 2.12 Posisi ekstruder pada mesin untuk Teknik Satu Lapisan Material Hopper 1 (Tempat Material Plastik) Ekstruder Hopper 2 (Tempat Material Plastik) Gambar 2.13 Posisi ekstruder pada mesin untuk Teknik Dua Lapisan Material 15

31 2.4.2 Injeksi Cetak Tiup (Injection Blow Molding) Pada proses ini merupakan gabungan antara injeksi dengan cetak tiup. Pada Proses ini injeksi cetak tiup dilakukan dalam empat tahap antara lain: 1. Pembentukan parison 8 2. Menginjeksikan parison 3. Pembentukan produk 9 4. Pengeluaran produk 8. Dynaplast, PT., Manual Book Process Injection Blow, (Tangerang, 2001), hal: Dynaplast, PT., Manual Book Process Injection Blow, (Tangerang, 2001), hal: 12 16

32 2.5 MESIN EKTRUSI CETAK TIUP SMC 2000 DST Mesin ektrusi cetak tiup SMC 2000 DST merupakan mesin yang dapat dipasangkan dua cetakan dalam satu mesin, sehingga produk botol plastik yang dihasilkan akan lebih banyak dan jenis cetakan yang dipergunakan adalah cetakan satu botol. Mesin SMC 2000 DST merupakan mesin yang diproduksi oleh Thailand, dan dibeli pada tahun 02 Oktober Gambar 2.14 Mesin SMC 2000 DST Gambar 2.15 Skema Mesin SMC 2000 DST Dynaplast, PT., Manual Book Process Blow Molding, (Tangerang, 2000) hal: 9 17

33 Data Mesin SMC 2000 DST a. Barrel Heater 110 x 140 mm, 1400W 220V b. Barrel Heater 110 x 125 mm, 1300W 220V c. P.E Single Heater 136 x 140 mm, 1300W 220V d. P.E Single Heater 136 x 150 mm, 1500W 220V e. Heater Band 65 x 135 x 65 mm f. Heater Band 65 x 145 x 65 mm g. Aluminium Ejector Plate 2000 DST h. Screw Adjusment i. Supporting Plate j. Cold Cutting Blade 2000 DST k. Hot Cutting Blade 2000 DST l. Plug For Heater m. Solid State Relay Omron 220V n. Relay Omron 24V o. Tool Box, berisi : p. Allen Key mm q. Allen Key 14 mm r. Wrench No s. Spanner 12 Secara umum bagian-bagian mesin pencetak botol plastik adalah sebagai berikut : Unit Pengontrol (Driving Unit) Untuk unit pengontrol berfungsi untuk memutar screw. Mesin mesin dengan kapasitas besar untuk memutar screw biasanya mengunakan DC motor atau AC motor. Kecepatan putaran screw diatur secara elektronik. Sedangkan unt uk mengatur motor mesin mesin ekstruder yang kecil / sedang biasanya menggunakan motor hidrolik, dimana pengaturan kecepatan putarannya dengan penggunaan kecepatan kontrol katup. 18

34 2.5.2 Pemutar Ulir (Gear Box) Pemutar ulir berfungsi untuk meneruskan dan merubah jumlah putaran motor ke ekstruder. Karena putaran ekstruder harus disesuaikan dengan ukuran screw dan kapasitas dari mesin. Untuk pemutar ulir ini harus diperhatikan pelumasannya karena kerja dari gear box ini cukup berat. Untuk mesin besar biasany a fungsi gear box ini digantikan dengan pully dan V belt Pemanas Material (Barrel) Barrel berbentuk seperti pipa baja yang berfungsi bersama-sama dengan screw akan m elelehkan, mengalirkan, dan menimbulkan tekanan pada material plastik. Di dalam barrel sangatlah penting untuk didapatkan pencampuran material ya ng seragam, campuran yang konstan serta dapat dikontrol dengan baik dan stabil. Untuk itu barel harus dibuat secara teliti, kuat, dan halus serta tahan karat Ulir (Screw) Karena kerja screw sangat berat maka harus dibuat dari baja yang kuat dan dikeraskan, digerinda, dipoles halus serta diberi lapisan hard chrome untuk mencegah karat dan menempelnya material pada screw. Kapasitas dan kemampuan screw ditentukan oleh : a. ø Screw = Diukur pada diameter luar uliran, makin besar diameter maka makin besar material keluar. b. L (Panjang Screw) = Makin panjang berarti percampuran material lebih baik dan kestabilan temperatur lebih baik. Fungsi dari screw pada mesin injeksi plastik adalah faktor penting, di antaranya : 1. Melakukan percampuran pada material plastik agar menjadi liat/menyatu. 2. Material plastik yang sudah di campur di injeksikan ke dalam cetakan. 3. Mengirimkan tekanan injeksi ke dalam cetakan. 19

35 2.5.5 Tempat Material (Hopper) Yang dimaksud hopper adalah tempat penampungan material sebelum masuk ke dalam barel. Ukuran hopper ini disesuaikan dengan besarnya mesin Penyaring Material (Screen Filter) Screen filter terbuat dari baja tahan karat dan biasanya mempunyai lubang dari lubang / inch. Fungsi dari screen filter yaitu : Untuk membantu keseragaman aliran. Untuk mencegah material yang tidak meleleh atau kotoran lain masuk ke dalam die head. Untuk membuat campuran yang lebih menyatu antara material dan pewarna Pencetak Parison (Die Head) Die head berfungsi untuk membentuk selang plastik dari cairan cairan plastik yang telah dilelehkan oleh ekstruder. Cairan plastik saat melewati torpedo akan mengalir melalui spider legs dan kemudian bertemu dan menyatu kembali melingkari torpedo untuk membentuk selang plastik. Setelah melalui torpedo / mandrel / pinola cairan plastik akan menuju die pin untuk ditentukan bentuk serta ukuran parison yang diinginkan.untuk menghilangkan weld line / garis pertemuan material dibuat beberapa lubang spinder leg yang saling menutup. Die head berada diposisi luar sedangkan die pin berada diposisi dalam die head, yang dapat bergerak naik turun searah horizontal adalah die pin bertujuan untuk mengatur tebal-tipis dari selang plastik. Secara umum bagian bagian dari die head adalah sebagai berikut : 20

36 Gambar 2.16 Pencetak Parison 11 Bentuk die pin Bentuk dari die pin ada dua jenis. Yang membedakan dari kedua jenis ini hanya pada posisi letak die pin, bentuk die pin, dan cara kerja die pin tersebut. a. Jenis Lancip (Divergent Type) Untuk membuat tipis dari ukuran selang plastik die pin bergerak keposisi arah bawah, sedangkan untuk membuat selang plastik berukuran tebal die pin bergerak keposisi arah atas. Gambar 2.17 Die-Pin Jenis Lancip Dynaplast, PT., Manual Book Process Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: Dynaplast, PT., Manual Book Process Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 12 21

37 b. Jenis Kerucut (Convergent Type) Gambar 2.18 Die-Pin Jenis Kerucut Setelah cairan plastik keluar dari die head akan menjadi selang plastik, untuk mengatur posisi tebal tipis botol platik dapat diatur di bagian die head adjusment screw Gambar 2.19 Proses Pembentukan Pipa Plastik PT., Manual Book Process Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: Dynaplast, 14. Dynaplast, PT., Manual Book Process Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 13 22

38 2.5.8 Peniup Selang Plastik (Blowing Unit) Blowing unit merupakan unit kerja yang berfungsi untuk membuka parison yang telah ditangkap oleh cetakan dan dipotong dengan cutting unit dan meniupkan udara bertekanan 8 bar kedalam parison sehingga berbentuk botol plastik yang akan sesuai dengan bentuk cetakan. Untuk mengatur tinggi dari leher botol dapat diatur pada stroke adjusting nut, karena stroke adjusting nut akan mengatur tinggi dari posisi batang peniup selang plastik (blopin). Gambar 2.20 Peniup Selang Plastik Pemotong Selang Plastik (Cutting Unit) Pada bagian pemotong selang plastik berfungsi untuk memotong bagian selang plastik (parison) yang telah ditangkap oleh cetakan. pemotong selang plastik dapat menggunakan pisau cutter dan dapat mempergunakan pemotong elektrik. pemotong selang plastik dapat diatur pergerakannya seperti pemotongan satu kali (single cutting) dan pemotongan dua kali (double cutting) Cetakan Botol Plastik (Mold Unit) Pada ektrusi cetak tiup biasanya dipasang pada platen / wagon yang terikat pada carriage yang terletak di bawah die head. Ada berbagai macam material yang biasa dipakai untuk membuat cetakan, dan cetakan biasanya dibuat dengan memakai lebih dari satu material. Ada beberapa bagian pada cetakan yaitu : 15. Dynaplast, PT., Manual Book Process Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 14 23

39 1. Leher Botol Plastik (Neck Part) Pada umumnya dinding produk yang dibentuk pada bagian leher botol plastik ini paling tebal, oleh karenanya akan mempunyai temperatur yang lebih tinggi dari bagian yang lain. Untuk mendapatkan pendinginan yang maksimal, maka bagian ini harus di rancang mempunyai sistem pendingin yang baik dan bila perlu memakai material yang mempunyai daya hantar panas yang baik. 2. Badan Botol Plastik (Body Part) Badan botol plastik adalah bagian dari cetakan antara leher botol dan dudukan botol plastik. Biasanya merupakan bagian yang paling besar, karena itu pada bagian ini pendinginannya harus merata dan cukup. Gambar 2.21 Cetakan Botol Plastik Dudukan Botol Plastik (Bottom Part) Dudukan botol plastik dari cetakan akan membentuk produk untuk bagian bawah botol. Karena bottom part ini akan menerima beban benturan dan menjepit parison yang tebal dan panas, maka harus didesign untuk mempunyai sistem pendingin yang menyalurkan panas dengan baik. Beberapa jenis material yang biasa dipakai untuk membuat cetakan: 16. Dynaplast, PT., Manual Book Process Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 17 24

40 1. Baja Paduan 2. Berrylium Copper (BeCu) 3. Alluminium Alloy 2.6 MESIN PENDUKUNG PROSES EKTRUSI CETAK TIUP Mesin pendukung berfungsi untuk pendingin dan menghasilkan udara bertekanan bagi mesin dan cetakan ekstrusi cetak tiup Mesin Pendingin (Cooling Water) Mesin pendingin dipergunakan untuk mendinginkan mesin dan mendinginkan cetakan. Pendingin cetakan mempergunakan mesin chiller yang bertugas mengalirkan air bertekanan 5 6 bar dan temperatur 15 0 C. Pendingin mesin mempergunakan cooling tower yang akan mengalirkan air bertekanan 3 4 bar dan temperatur air 15 0 C. Air dari pendingin mesin (cooling tower) akan mendinginkan oli pada mesin dengan mempergunakan head exchanger. Tabel 2.1 Temperatur Pendingin Dynaplast, PT., Manual Book Process Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 22 25

41 Gambar 2.22 Mesin Pendingin Cetakan metode chiller Gambar 2.23 Pendingin Mesin metode Cooling tower (menara pendingin) Kompresor Kom presor merupakan mesin yang berguna untuk menghasilkan udara bertekanan tetapi tidak mengandung uap air sehingga tidak akan merusak komponen yang akan dilalui oleh udara bertekanan tersebut. Kompresor pada proses ektrusi cetak tiup dipergunakan untuk menghisap material masuk kedalam tempat material, menjalankan pemotong, menjalankan peniup selang plastik, mendinginkan produk, menjalankan sistem pneumatik. Pada gambar 2.22 merupakan kompresor model 30GT dengan volts AC 400, PH 3, tekan 26

42 oli 5 bar / 74 psi, 1 st stage 4 bar / 60 psi, 2 nd stage 14 bar / 200 psi, final air 27 bar / 400 psi. Gambar 2.24 Unit suplai udara, terdiri dari ; kompresor, pengering udara, filter udara, lubrikator, akumulator, pengatur tekanan. 2.7 PROSES STANDARISASI MESIN Proses standarisasi mesin merupakan perhitungan yang berguna untuk persiapan sebelum proses setting produksi dan sesudahnya agar produk yang dihasilkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai standarisasi. Hasil perhitungan ini dapat dipergunakan untuk menjadi salah satu jawaban penyebab gagalnya proses cetak botol plastik. Rumus rumus yang digunakan dalam perhitungan proses cetak tiup adalah sebagai berikut : 27

43 1. Data-Data Variabel Data variabel merupakan data yang didapat dari spesifikasi botol plastik, dan data ini dapat diubah sesuai dengan jenis botol. G = berat produk = 15 gr Gr = berat sisa material (runner) = 5 gr d 1 = diameter cetakan = 57,6 mm h = tinggi produk = 117 mm Kv = jumlah produk dalam cetakan = 2 pcs D 0 = diameter mulut cetakan (neck part) = 20 mm L = volume udara tiup (Blow) = 92 L 2. Data-Data Non-Variabel Data non-variabel merupakan data yang telah ditentukan dari spesifikasi mesin dan material dan data tersebut tidak dapat diubah. Temperatur Material Plastik PP 1. Temperatur lebur material PP : C 2. Temperatur Die Head : C Temperatur cetakan : C 4. Tekanan tiup : bar Tabel 2.2 Screw Diameter 18 (fixed value) Tipe Unit Injeksi Diameter Ulir C (mm) Diameter Ulir C L/D (mm) 18 : 1 18 : 1 18 : 1 Panjang Injeksi (mm) Diameter Injkesi (mm) 4,19 4,17 4, Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 26 28

44 Tabel 2.3 Klasifikasi Material 19 Berat jenis Kecepatan Putar Screw (rpm) Material Faktor Perekat (S.G) Putaran Min (mm/s) Putaran Max (mm/s) GPPS HIPS ABS AS LDPE HDP E PP PVC PET PPS Tabel 2.4 Batas Kecepatan Material Plastik 20 NO. Material Plastik Minimal Kecepatan Maksimal Kecepatan Sp (mm/s) Sp (mm/s) 1 GPPS (PS) HIPS ABS AS (SAN) LDPE HDPE PP PPVC UPVC PA PA PMMA Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 8 29

45 NO. Material Plastik Minimal Kecepatan Sp (mm/s) Maksimal Kecepatan Sp (mm/s) 13 PC POM (Copolymer) POM (Homopolymer) PET PBT CA PPO - M PPS Beban Material Plastik 21 G. (S.G) Sw =... (2.1) 1,05 Dimana : Sw = Beban material plastik = gr G = Berat Botol Plastik = oz S.G = Berat jenis material (Specific Gravity) 4. Kecepatan Putaran Ulir (Screw) 60.Sp Sspee d =... (2.2). D s 21. Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 9 30

46 Dimana : Sspeed = Kecepatan Putaran Ulir = rpm Sp = maksimal kecepatan material PP = 850 mm/s Ds = Diameter ulir = 60 mm 5. Volume Injeksi Material D Ij = 4 2 s. I s... (2.3) D imana : Π = Ij = Volume Injeksi Material = cm 3 Ds = Diameter ulir (screw) = 60 mm = 6 cm Is = Panjang injeksi material = 250 mm = 25 cm 6. Beban Maksimum Motor Barrel 23 im = P m N p. V p. E ff. FP... (2.4) Dimana: im = Beban maksimum motor = Ampere (A) P m = Power motor = 30 kw N p = Jumlah phase power tegangan = 3 phase V p = Tegangan listrik = 220 V E ff = effisiensi = 0,88 0,91 Faktor power = 0,84 0, Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 24 31

47 7. Beban Listrik Pemanas Barrel N h. P h.1000 ih =... (2.5) V. N p p Dimana : i h = Beban Listrik Alat Pemanas Material = Ampere (A) N h = Jumlah alat pemanas = 6 pcs Ph = Power alat pemanas = 1,2 kw N p = Jumlah phase power tegangan = 3 phase V p = Tegangan listrik = 220 V 8. Total Power Barrel 24 it = i m + i h... (2.6) Dimana : i t = Total Power = Ampere (A) i m = Beban maksimum motor = Ampere (A) i h = Beban Listrik Alat Pemanas Material = Ampere (A) 9. Waktu Siklus Produk (Cycle Time) 25 CT = K v. Vb. Tt.60. Acr + K (2.7) Dimana : CT = Waktu siklus = detik Kv = Jumlah produk dalam cetakan = 2 pcs 24. Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 15 32

48 BB Tugas Akhir Vb = Volume botol = ml = L Tt = Tekanan tiup (Blowing) = 10 bar Acr = Tingkat udara dari kompresor = 1,5-2 K = Faktor koreksi = 20 % Air reg SMC 2000 DST = 500 L L = Volume udara tiup (Blow) = L 10. Waktu Barrel Mengolah Material 26 B T = I.( S.G).CT j M s... (2.8) Dimana : T = Waktu barrel = detik 3 Ij = Volume barrel = cm S.G = Berat jenis material CT = waktu satu siklus (cycle time) = detik Ms = Daya tampung cetakan = 260 gr 11. Jumlah Material Dalam Hopper 27 K v.( S. G). Gr.3600 W h=... (2.9) CT.1000 Dimana : Wh = Jumlah Material yang dipergunakan = kg Kv = Jumlah produk = 2 pcs G = Berat produk = gr 26. Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 36 33

49 Gr = Berat runner = gr CT = waktu satu siklus = detik 12. Kalkulasi Kecepatan Motor Hopper W calib Wh tcal. S p =... (2.10) 60. M aktual Dimana : Wcalib = Kecepatan motor = rpm Wh = Jumlah material dalam hopper = kg/h tcal = Waktu kalibrasi = 5 menit Sp = Kecepatan m otor = 600 rpm M aktual = Kualitas kalibrasi material = 350 gr 13. Luas Area Cetakan D A c = 1... (2.11) 4 Dimana : Ac = Luas area cetakan = cm 2 Π = D 1 = Diameter cetakan = mm 14. K ekuatan Klamping Cetakan 29 Rumus Kekuatan Klamping : CF = V. P. A... (2.12) F c c 28. Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 20 34

50 Dimana : CF = Kekuatan klamping = Ton V F = Faktor perekat Pc = Tekanan cetakan = 561 kg/cm Ac = Luas area cetakan = cm Tegangan Tarik Tie Bar 30 CF.1000 S Tie=... (2.13) D 2. Tie Dimana : S = kg/mm 2 Tie = Tekanan Tie Bar CF = Kekuatan klamping cetakan = kg D tie = Diameter Tie Bar = 75 mm N tie = Jumlah Tie Bar = 4 pcs 16. Faktor Keamanan Tie Bar (Safety Faktor) S TensileSteel S Tie SF =... (2.14) Dimana : SF = Faktor keamanan Tie Bar S tensilesteel = 90 kg/mm 2 S tie = Tegangan tarik Tie Bar = kg/mm Perhitungan Diameter Die Pin Pehitungan Die Pin ditentukan dahulu agar parison tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar melebihi diameter dalam ulir leher botol (thread neck). Pembuatan die pin jika berat produk sudah ditentukan, demikian juga jenis 30. Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 35 35

51 materialnya. Jika bagian badan botol lebih atau sama dengan tiga kali diameter pada leher botol, maka inside parison tidak bisa dipakai karena dinding botol pada titik terjauh dari centre botol akan tipis. Maka parison dibuat lebih besar dari pada Do, sehingga pada saat cetakan menangkap parison akan ada parison yang terjepit diantara leher botol dan dudukan botol. Sistem seperti ini disebut outside parison. - Rumus Diameter Die : 31 D d = 0,71.D o... (2.15) Dimana : Dd = Diameter die = mm Do = Diameter luar mulut botol = mm - Rumus Diameter Pin D k 2 G = Dd... (2.16) 2 0, 785. h.( S. G). s Dimana : h = Tinggi produk = mm S.G = berat jenis material G Standar = berat produk = gr s = Faktor Penyusutan = % Dk = diameter pin = mm Dd = diameter die = mm 18. Penyusutan Cetakan (Mold Shrinkage) Penyusutan adalah penyusutan dimensi dari suatu produk setelah proses produksi. Penyusutan untuk tiap-tiap jenis material sangat berbeda serta 31. Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 31 36

52 dipengaruhi pula oleh kondisi proses penyusutan untuk material dan proses yang sama juga berbeda jika dilihat atau diukur dari arah yang berbeda. Misalnya melintang dan memanjang terhadap arah aliran. Penyusutan cetakan didefinisikan sebagai perubahan dimensi antara ukuran produk pada cetakan dan hasil cetakan sampai 24 jam setelah dikeluarkan dari cetakan. Pada penyusutan cetakan terjadi setelah proses cetak selesai cukup lama (+24 jam). Biasanya penyusutan cetakan ketika temperatur cetakan naik pengukuran produk biasanya dilakukan +2 jam seteh cetakan pada temperatur ruangan. Besarnya penyusutan tergantung dari : Material Tebal dinding produk Kondisi pendinginan dan kondisi proses cetakan Kriteria suatu produk cacat atau tidak tergantung dari toleransi penyusutan minimal (Tdmax) dan toleransi penyusutan maksimal (Tdmin). Jika produk melewati batas Tdmax dan Tdmin dianggap produk tersebut cacat. Rumus Perhitungan Penyusutan 32 - Toleransi Deviasi T D = 0,25. Tp.2 - Fakto r Penyusutan F p = T T... (2.17) d max d min F p = ( Tp max TD ) ( Tp min T D ) Dimana : P = Penyusutan cetakan h = Tinggi produk = mm s = Faktor penyusutan = % 32. Dynaplast, PT., Manual Book Process Plastic Blow Molding, (Tangerang, 2000), hal: 32 37

53 2.8 JENIS JENIS CACAT BOTOL PLASTIK Produk yang dihasilkan melalui sistem cetak tiup (blow molding) adalah produk yang mempunyai bagian leher, badan, dudukan. Produk botol plastik dikatakan cacat bila proses pengeluaran produk dari dalam cetakan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan keharusan. Bila suatu produk sudah cacat, maka produk tersebut akan digiling dan dipanaskan untuk dicetak kembali. 1. Garis Perak / Silver Produk plastik dikatakan silver apabila pada permukaan produk/part terdapat semacam aliran/garis berwarna perak sebagai akibat dari udara yang terperangkap. Aliran material yang masuk ke dalam cetakan/molding akan bertemu pada suatu posisi dan pada posisi itu terkadang ada udara yang terperangkap sehingga pada permukaan part terlihat garis berwarna perak. Bila posisi garis perak berada ditengah, botol plastik ini dapat tetap di prinding dengan jenis printing label. 2. Gelembung udara Pada permukaan part terdapat gelembung udara yang disebabkan karena ada udara yang terjebak ketika proses pencetakan dan injeksi material berlangsung udara dari luar ikut masuk dan terperangkap saat proses pencetakan. Botol plastik ini harus digiling kembali. 38

54 3. Cekung Bentuk dari part yang dihasilkan tidak sempurna. Hal ini disebabkan karena pada saat screw mesin menembak material ke dalam cetakan, hasilnya tidak sempurna. Part yang dihasilkan tidak 100% terbentuk karena tidak semua material masuk ke dalam cetakan / molding (volume kurang). Kondisi dimana pada part terdapat dekok/kempot pada permukaan yang disebabkan karena volume material yang masuk kurang penuh. Botol plastik ini harus di giling kembali. 4. Sisa material Ada kelebihan material di pinggir bibir botol. Proses pemotongan part dari sisa material (runner) yang tidak sempurna. Pada cetakan dengan mengunakan metode pisau cater/ hot cutting biasanya runner sudah terlepas dari partnya setelah proses tiup. Material yang keluar dapat dipotong dengan menggunakan pisau cutter. 5. Parting line kasar Material yang keluar dari parting line (garis pertemuan antara cavity dan core). Biasanya disebabkan karena garis pertemuan parting line cetakan yang tidak sempurna. Adanya cacat pada parting line cetakan membuat material keluar pada titik cacat tersebut. Material yang keluar dapat dipotong dengan menggunakan pisau cutter. 39

55 6. Kasar Permukaan botol plastik kasar dan tidak halus seperti kulit jeruk. Botol plastik ini harus digiling kembali, karena tidak dapat di printing. 7. Penyok Terdapat kempot / penyok pada salah satu permukaan botol plastik dan kebanyakan saat produk di tiup, produk tidak akan terbentuk secara sempurna dengan bentuk cetakan botolnya. 40

56 BAB III TEORI RCA DAN HIPOTESA PENELITIAN 3.1 TEORI ANALISA SEBAB UTAMA (ROOT CAUSE ANALYSIS) Analisa Sebab Utama adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengklarifikasi dengan jelas akar penyebab dari sebuah permasalahan. Akar penyebab permasalahan ini dapat teridentifikasi dengan cara bertanya mengapa hingga tidak ada lagi jawaban yang bias dan perlu diberikan pada pertanyaan tersebut. Metode ini akan membantu untuk mendefinisikan permasalahan pada proses yang diteliti dengan jelas. Dengan menemukan akar permasalahan, pada akhirnya tindakan yang diambil akan tepat sasaran dengan mengeliminasi setiap akar penyebab terjadinya permasalahan. Analisa Kegagalan dianggap sebagai pengujian karakteristik dan penyebab peralatan atau kegagalan komponen. Dalam banyak kasus ini melibatkan pertimbangan bukti fisik dan penggunaan rancang-bangun dan prinsip ilmiah dan perkakas analisis. Sering kali, mengapa alasan seseorang melaksanakan suatu analisa kegagalan adalah untuk menandai penyebab kegagalan dengan keseluruhan sasaran untuk menghindari pengulangan dari kegagalan serupa. Bagaimanapun, analisa bukti fisik sendiri tidak mungkin cukup untuk menjangkau penyelesaian. Lingkup suatu ruang analisa kegagalan perlu mendorong kearah suatu sebab utama kegagalan untuk bisa mengoreksi permasalahan. Prinsip analisa sebab utama (RCA) adalah diberlakukan untuk memastikan bahwa penyebab utama dipahami dan tindakan korektif sesuai. Konsep RCA tidak berlaku bagi kegagalan sendiri, tetapi diterapkan sebagai jawaban atas suatu kondisi atau peristiwa yang tidak diinginkandan dimaksudkan untuk mengidentifikasi pokok masalah bahwa jika dikoreksi akan mencegah terulang kembali. 41

57 Gambar 3.1 Analisa Sebab Utama (RCA) 33 Ke tiga tingkatan analisa sebab utama adalah fisik akar, akar manusia, dan akar tersembunyi. Fisik akar atau akar permasalahan, adalah di mana kegagalan banyak melibatkan faktor manusia yang menyebabkan kegagalan, seperti kesalahan di dalam pertimbangan manusia. Akar tersembunyi mengantar kita ke penyebab kesalahan manusia. Melakukan suatu analisa sebab utama (RCA) yang efektif memerlukan suatu disiplin dalam rangka memastikan bahwa hasil tersebut benar dan tindakan korektif sesuai. Sesungguhnya, kebanyakan kegagalan melibatkan faktor yang menyebar ke berbagai faktor seperti metalurgi, teknik mesin elektro, ilmu hidrolik, teknik elektrik, pengendalian mutu, operasi, pemeliharaan, faktor manusia. Regu Analisa pada suatu kegagalan kompleks akan idealnya menghadirkan suatu spektrum keahlian untuk memastikan suatu perspektif yang 33. Handbook, ASM, Failure Analysis and Prevention Vol.11, (Amerika, 2002), hal: 21 42

58 sangat lebar. Pemimpin Regu Analisa yang terbaik harus suatu komunikator yang baik, mempunyai suatu latar belakang lebar, bisa mengintegrasikan faktor, dan bisa memilih keahlian yang terbaik untuk proyek tersebut. Lebih sedikit kegagalan kompleks adalah pengaruh baik bagi perorangan dengan suatu latar belakang berbeda mengambil bagian sebagai tambahan terhadap spesialis dan untuk memastikan suatu perspektif lebih luas. Penggunaan suatu diagram tulang ikan untuk pengungkapan pendapat penyebab mungkin membantu untuk memusatkan pada berbagai - berbagai kemungkinan. Beberapa kategori bermanfaat: Gambar 3.2 Diagram Tulang Ikan 34 Diagram tulang ikan juga dikenal sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi dan mengorganisir banyak orang yang menjadi penyebab suatu masalah. Bantuan diagram tulang ikan untuk mengidentifikasi sebab utama yang hampir bisa dipastikan suatu masalah. Mereka dapat juga membantu mengajar suatu regu untuk menjangkau suatu pemahaman umum masalah. Metode ini dapat membantu pemecahan masalah fokus dan mengurangi pengambilan keputusan hubungan. Ketika kebutuhan ada untuk memajang dan menyelidiki banyak orang yang mungkin penyebab suatu kondisi atau masalah spesifik. Diagram ini mengijinkan regu untuk secara sistematis meneliti penyebab& hubungan efek. Karena itu, proses pengidentifikasian akar penyebab permasalahan sangat penting 34. Griswotw, Root Cause Analysis, (Amerika, 2003), hal: 9 43

59 untuk dilakukan. Diagram akar penyebab permasalahan untuk penyebab-penyebab potensial terjadinya cacat botol plastik dapat dilihat pada gambar 2.9, akar penyebab permasalahan adalah kotak-kotak terakhir yang tidak lagi memiliki akar penyebab yang digambarkan oleh tanda panah keluar Faktor Utama Penyebab Permasalahan Cetakan Plastik (Mold Unit) Bagi proses cetak plastik setelah mesin dan material plastik sesuai, faktor selanjutnya yang harus diperhatikan adalah cetakan plastik/mold unit. Dalam bagian cetakan juga terdapat pendingin cetakan yang berisi air, dimana air dialirkan kebagian-bagian cetakan yang berfungsi untuk mempercepat proses pendinginan botol plastik saat proses cetak plastik. Air yang dipergunakan harus bersuhu 20 0 c yang didinginkan dengan mempergunakan mesin cooling tower. Terkadang cetakan akan mengalami proses kerusakan dalam siklus pendinginan, maka yang tadinya perdinginan mempergunakan air dapat diganti dengan mempergunakan udara dari kompresor Mesin Setting mesin mejadi faktor penting untuk produk plastik yang sempurna. Aliran material ke dalam cetakan (mold) dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : jenis material, suhu mesin, tekanan (pressure) mesin, tekanan cetakan (clamping force), pendinginan dan beberapa faktor lainnya. Apabila terdapat sedikit perubahan saja, akan sangat mempengaruhi aliran material ke dalam cetakan. Keahlian operator dalam setting mesin mutlak diperlukan untuk menjamin produk tidak cacat. Pengalaman disini sangat memegang peranan penting, karena cetakan / moldnya sangat bervariasi. Banyaknya variasi mesin juga membuat proses setting mesin menjadi lebih sulit. Pendinginan dan suhu material maupun suhu cetakan adalah faktor penting yang harus diperhatikan. Apabila lubang air pada cetakan (mold) kotor akan 44

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04 PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : 23410668 KELAS : 4IC04 ABSTRAKSI Salah satu pembuatan produk botol oli di PT. Dynaplast ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 30 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.1 PENDAHULUAN Hasil rancang bangun mesin akan ditampilkan dalam Bab IV ini. Pada penelitian ini Prodak yang di buat adalah Mesin Ekstrusi Cetak Pellet

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENGERTIAN MOLD Mold (cetakan) adalah adalah rongga tempat material leleh (plastik atau logam) memperoleh bentuk. Mold terdiri dari dua bagian yaitu pelat bergerak (moveable

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES INJEKSI PLASTIK Gambar 4.1 Proses pencetakan pada mesin injeksi 29 Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA / PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA / PMAHAN MASALAH Dari hasil pengolahan data yang dilakukan untuk produk Botol itra Lasting White 250 ml diketahui bahwa adanya tingkat pengukuran atau indikator dalam mengatasi berbagai cacat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah material plastik dengan suhu tinggi dimasukkan kedalam mold, kemudian material

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017

METODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data, untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari hasil perancangan cetakan injeksi yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Analisa akan meliputi waktu satu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pemilihan Produk Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih meneliti Botol Citra Lasting White 250 ml. Botol Citra 250 ml merupakan botol yang berisikan cairan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK 30 BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil rancang bangun mesin akan ditampilkan dalam Bab IV ini. Pada penelitian ini Prodak yang di buat adalah Mesin Cetak Pellet Plastik Plastik, Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin dibutuhkannya produk plastik di pasaran konsumen dimasa era ini, material plastik banyak macam type sesuai dengan pemakaiannya. Salah satu pemakai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN ANALISA DAYA PADA MESIN PENCACAH SAMPAH PLASTIK

RANCANG BANGUN DAN ANALISA DAYA PADA MESIN PENCACAH SAMPAH PLASTIK RANCANG BANGUN DAN ANALISA DAYA PADA MESIN PENCACAH SAMPAH PLASTIK IRFAN ANWAR NIM: 41312110098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine BOTOL PLASTIK Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine Botol Plastik wadah untuk benda cair, yg berleher sempit dan terbuat dari plastik. Jenis-jenis botol plastik 1. PETE atau PET (polyethylene

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PENULISAN ILMIAH Nama : Dede Kurniadi NPM : 21410739 Program Studi : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ]

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM : NAMA PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM : 22410181 JURUSAN : TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Proses ekstrusi dimulai dengan memasukan bahan baku, seperti pellet plastik dan serpihan plastik ke dalam hopper. Kemudian butiran plastik disampaikan maju dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING Edi Sunarto 1), Ir. Estu Prayogi M.KKK 2) 1), 2) Jurusan Teknik Mesin, Universitas Pancasila

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK 3.1. Proses produksi mesin pellet biji plastic Proses kerja mesin pellet biji plastik ini adalah dengan cara menggiling plastik recycle yang masih berupa botolan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai keperluan seperti untuk medical, textiles,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Sistem pengolahan limbah botol diharapkan dapat dimanfaatkan kembali sebagai suatu bahan baru. Dengan suatu teknologi pembuatan, hasil pemanfaatan sampah secara

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI WAKTU TERHADAP CACAT DAN KETEBALAN PRODUK PLASTIK PADA PROSES ROTATIONAL MOLDING

PENGARUH VARIASI WAKTU TERHADAP CACAT DAN KETEBALAN PRODUK PLASTIK PADA PROSES ROTATIONAL MOLDING TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI WAKTU TERHADAP CACAT DAN KETEBALAN PRODUK PLASTIK PADA PROSES ROTATIONAL MOLDING Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Sebelum melakukan perancangan mould untuk Tutup Botol ini, penulis menetapkan beberapa tahapan kerja sesuai dengan literatur yang ada dan berdasarkan pengalaman para pembuat

Lebih terperinci

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID Latar Belakang Kebutuhan Produk Plastik Meningkatnya kebutuhan terhadap produk yang terbuat dari plastik Perencanaan Injection Molding yang baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Injection Molding Injection molding dapat membuat part yang memiliki bentuk yang kompleks dengan permukaan yang cukup baik. Variasi bentuk yang sangat banyak yang dapat

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI Outline: JUDUL LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN PERANCANGAN METODOLOGI PERANCANGAN SPESIFIKASI PRODUK DAN SPESIFIKASI MESIN PERENCANAAN JUMLAH CAVITY DIMENSI SISTEM SALURAN PERHITUNGAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mold Review Mold lama yang digunakan dalam memproduksi Bobbin A K25G adalah jenis injection molding. Mold lama ini menggunakan system hot runner. Mold ini sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian digunakan untuk mempersempit permasalahan yang diteliti, sehingga dapat membahas dan menjelaskan permasalahan secara tepat. Pada

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA PENCETAKAN BOLA PLASTIK BERONGGA PROSES ROTATION MOLDING

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA PENCETAKAN BOLA PLASTIK BERONGGA PROSES ROTATION MOLDING TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA PENCETAKAN BOLA PLASTIK BERONGGA PROSES ROTATION MOLDING Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03 PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil. Disusun Oleh : : Salim Agung Musofan NIM :

TUGAS AKHIR. Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil. Disusun Oleh : : Salim Agung Musofan NIM : TUGAS AKHIR Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dalam segala aspek kehidupan saat ini semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain

Lebih terperinci

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A 3.1 Deskripsi Molding Injection Mold (cetakan) terdiri dari dua bagian pelat bergerak (core plate) dan pelat diam (cavity

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1 Design Tabung (Menentukan tebal tabung) Tekanan yang dialami dinding, ΔP = 1 atm (luar) + 0 atm (dalam) = 10135 Pa F PxA

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK PP (polypropylene)

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK PP (polypropylene) PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK PP (polypropylene) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : M. YUSUF ASADULLAH NIM. I 8112023

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350

PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350 PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM :

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM : PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR Nama : Achmad Muttaqin NPM : 20410081 Jurusan : Teknik mesin ABTRAKSI Pada umumnya, di PT. Suzuki Indomobil Motor

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Botol Surgery 200 ml Dengan Mesin Autom Blow Molding. Disusun Oleh: Nama : M.Candra Sadam NPM :

Proses Pembuatan Botol Surgery 200 ml Dengan Mesin Autom Blow Molding. Disusun Oleh: Nama : M.Candra Sadam NPM : Proses Pembuatan Botol Surgery 200 ml Dengan Mesin Autom Blow Molding Disusun Oleh: Nama : M.Candra Sadam NPM : 24410652 Jurusan : Teknik Mesin Latar Belakang Di era globalisasi dan modernisasi sekarang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAINDAN ANALISIS MESIN PENCUCI CACAHAN BOTOL PLASTIK UNTUK INDUSTRI KECIL DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI

TUGAS AKHIR DESAINDAN ANALISIS MESIN PENCUCI CACAHAN BOTOL PLASTIK UNTUK INDUSTRI KECIL DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI TUGAS AKHIR DESAINDAN ANALISIS MESIN PENCUCI CACAHAN BOTOL PLASTIK UNTUK INDUSTRI KECIL DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI Disusun Oleh : NAFAKAH ARIF PERMADI D200100101 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI KABEL PADA MESIN EKSTRUDER 15 JA

BAB III PROSES PRODUKSI KABEL PADA MESIN EKSTRUDER 15 JA BAB III PROSES PRODUKSI KABEL PADA MESIN EKSTRUDER 15 JA Dalam membuat atau memproduksi kabel listrik memerlukan suatu langkah langkah yang menggunakan alat alat / mesin mesin untuk mendukung, adapun urutan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1. DESIGN REAKTOR Karena tekanan yang bekerja tekanan vakum pada tabung yang cendrung menggencet, maka arah tegangan yang

Lebih terperinci

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Menghitung Kapasitas Silinder Pada perencangan alat uji kekentalan plastik ini sampel akan dilebur didalam silinder. Untuk itu dibutuhkan perhitungan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah material plastik berjenis polystyrene murni dan daur ulang. Sifat dari material plastik polystyrene yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Plastik sangat penting dalam kehidupan sehari hari, alasanya begitu luasnya penggunaan plastik secara industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Plastik sangat penting dalam kehidupan sehari hari, alasanya begitu luasnya penggunaan plastik secara industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik sangat penting dalam kehidupan sehari hari, alasanya begitu luasnya penggunaan plastik secara industri karena sifat sifatnya yang unggul dan mudah diolah. Plastik

Lebih terperinci

BAB III METODE KERJA PRAKTEK

BAB III METODE KERJA PRAKTEK 9 BAB III METODE KERJA PRAKTEK Data yang diperoleh oleh penulis adalah berupa catatan catatan tertulis dan dokumen dokumen yang nantinya akan dikelompokkan sesuai dengan sub topik yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA Proses Produksi I MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA by Asyari Daryus Universitas Darma Persada OBJECTIVES Mahasiswa dapat menerangkan sifat dan jenis bahan plastik Mahasiswa dapat menerangkan cara pengolahan

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra E-mail: amelia@petra.ac.id, ninukj@petra.ac.id T E K N O S I M

Lebih terperinci

STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI

STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION Agus Dwi Anggono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura, 57102 E-mail : agusda@indosat-m3.net

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 32 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Organisasi PT. Golden Tempo Clock Industry ( Perusahaan ) adalah salah satu perusahaan manufakur berskala kecil menengah yang bergerak

Lebih terperinci

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM 1 PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG Nama : Mokhammad Roiful Anis NPM : 24411599 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Doddi Yuniardi, ST., MT. Latar Belakang Saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proses Thermoforming Mesin Noack N921 Dengan 2 Desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proses Thermoforming Mesin Noack N921 Dengan 2 Desain BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan yang nantinya digunakan dalam penyelesaian pembahasan yang berkaitan dengan analisa yang penulis ambil dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics Jurnal Integrasi Vol. 9 No. 1, April 2017, 48-52 e-issn: 2548-9828 Article History Received March, 2017 Accepted April, 2017 Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metodologi penelitian secara umum adalah metode yang menjelaskan bagaimana urutan suatu penelitian yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan alat ukur dan lanngkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan bahan dasar produksi. Logam yang dahulu banyak digunakan dalam proses industri kini mulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Alat yang digunakan selama proses persiapan matriks (plastik) dan serat adalah : 1. Gelas becker Gelas becker diguakan untuk wadah serat pada saat

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

Pengaruh Putaran Terhadap Ketebalan Bola Plastik Pada Proses Rotation Moulding

Pengaruh Putaran Terhadap Ketebalan Bola Plastik Pada Proses Rotation Moulding TUGAS AKHIR Pengaruh Putaran Terhadap Ketebalan Bola Plastik Pada Proses Rotation Moulding Disusun oleh: TUNGGUL PRAKOSO NIM : D 200 050 107 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PENGESAHAN SKRIPSI. Jakarta, 27 Juni ( Ariosuko, MT ) ( DR. Ir. Abdul Hamid, M.Eng )

PENGESAHAN SKRIPSI. Jakarta, 27 Juni ( Ariosuko, MT ) ( DR. Ir. Abdul Hamid, M.Eng ) PENGESAHAN SKRIPSI Nama Penyusun : Mohamad Slamet Riyadi Nomor Induk Mahasiswa : 41309110015 Fakultas / Jurusan : Fakultas Teknologi Industri Tehnik Mesin Judul Skripsi : Perancangan Produk Botol Plastik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL

RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL LAPORAN AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Program Studi Alat Berat Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

PERALATAN KERJA PEMIPAAN

PERALATAN KERJA PEMIPAAN M O D U L PERALATAN KERJA PEMIPAAN Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Start 1. Melakukan pembelajaran,pencarian informasi, pengukuran, dan data mesin 2. Melakukan pembelajaran,pencarian informasi, pengukuran, dan data cooling tower

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI iii HALAMAN PERSEMBAHAN iv HALAMAN MOTTO v KATA PENGANTAR vi ABSTRACT viii ABSTRAKSI ix DAFTAR ISI x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka Sugondo (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh ketebalan pada kualitas produk plastik dan mampu bentuk dengan menggunakan simulasi pada proses injeksi. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

Disusun oleh : Adi Sudirman ( ) Ahmad Zainul Roziqin ( )

Disusun oleh : Adi Sudirman ( ) Ahmad Zainul Roziqin ( ) MODIFIKASI BUTT FUSION PLATE POLYETHYLENE DENGAN PENAMBAHAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK MENGURANGI EFEK KERENGGANGAN PADA PENGEPRESAN Disusun oleh : Adi Sudirman ( 6307 030 050 ) Ahmad Zainul Roziqin ( 6307

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud

Lebih terperinci

ANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN B. RANCANGAN FUNGSIONAL

ANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN B. RANCANGAN FUNGSIONAL IV. ANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN Alat pemerah susu sapi ini dibuat sesederhana mungkin dengan memperhitungkan kemudahan penggunaan dan perawatan. Prinsip pemerahan yang dilakukan adalah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan isi uraian tentang jenis data, metode pengambilan data, metode pengolahan data, metode analisis data dan langkah langkah penelitian. 3.1 Diagram Alir

Lebih terperinci

11 BAB II LANDASAN TEORI

11 BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Velg Sepeda Motor [9] Velg atau rim adalah lingkaran luar logam yang sudah di desain dengan bentuk sesuai standar (ISO 5751 dan ISO DIS 4249-3), dan sebagai tempat terpasangnya

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur & Observasi Lapangan Identifikasi & Perumusan Masalah 1) Penentuan Kebutuhan Alat 2) Preliminari (awal) Disain 3) Pengolahan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN CUP PADA MACHINING THERMOFORMING MEAF KMS600 DI PT. PASIFIC ASIA PACKAGING.

PROSES PEMBUATAN CUP PADA MACHINING THERMOFORMING MEAF KMS600 DI PT. PASIFIC ASIA PACKAGING. PROSES PEMBUATAN CUP PADA MACHINING THERMOFORMING MEAF KMS600 DI PT. PASIFIC ASIA PACKAGING. Nama : Yonathan Yosep ST. NPM : 27411567 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan ST., MT. Latar Belakang

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM Oleh : Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2 1 Dosen Teknik Mesin - Institut Teknologi Padang 2 Alumni Teknik Mesin Institut Teknologi Padang Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Cara uji abrasi beton di laboratorium Standar Nasional Indonesia Cara uji abrasi beton di laboratorium ICS 93.010 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : TRI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

Proses Manufaktur Plastik

Proses Manufaktur Plastik Proses Manufaktur Plastik Pendahuluan Benda plastik hampir kita temukan di semua tempat, mulai dari bungkus makanan, peralatan elektronik, mobil, motor, peralatan rumah tangga dan sebagainya. Untuk membentuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PEMANASAN AWAL DAN MASSA SAMPEL TERHADAP HASIL UJI INDEKS ALIR LELEHAN POLIETILENA DENSITAS RENDAH LINIER SKRIPSI

PENGARUH WAKTU PEMANASAN AWAL DAN MASSA SAMPEL TERHADAP HASIL UJI INDEKS ALIR LELEHAN POLIETILENA DENSITAS RENDAH LINIER SKRIPSI PENGARUH WAKTU PEMANASAN AWAL DAN MASSA SAMPEL TERHADAP HASIL UJI INDEKS ALIR LELEHAN POLIETILENA DENSITAS RENDAH LINIER SKRIPSI Oleh FADHLI RIZQI 04 04 04 0275 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES Diajukan untuk memenuhi salah satu Persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERANCANGAN DIE EKSTRUSI UNTUK MATERIAL ALUMINIUM A6063S

IMPLEMENTASI PERANCANGAN DIE EKSTRUSI UNTUK MATERIAL ALUMINIUM A6063S IMPLEMENTASI PERANCANGAN DIE EKSTRUSI UNTUK MATERIAL ALUMINIUM A6063S Laporan Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Alat Penelitian Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: A. Mesin Injeksi Gambar 3.1 Mesin Injection Molding

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci