ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ID3 DAN CART PADA PENILAIAN KINERJA PEGAWAI. Fathurahman Alhikmah, Erwin Budi Setiawan, Mahmud Imrona

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ID3 DAN CART PADA PENILAIAN KINERJA PEGAWAI. Fathurahman Alhikmah, Erwin Budi Setiawan, Mahmud Imrona"

Transkripsi

1 ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ID3 DAN CART PADA PENILAIAN KINERJA PEGAWAI Fathurahman Alhikmah, Erwin Budi Setiawan, Mahmud Imrona Jurusan Ilmu Komputasi, Fakultas Informatika Universitas Telkom, Bandung Abstrak Konsep yang dipakai untuk membuat sistem pendukung keputusan, salah satu nya adalah Decission Tree Learning (DCT). Algoritma ID3 dan CART merupakan bagian dari DCT, konsep daripada kedua algoritma tersebut akan menghasilkan sebuah generate dari pohon keputusan dan nantinya akan menjadi sebuah rule.penelitian kali ini dibangun sebuah sistem yang dapat menganalisis implementasi penilaian kinerja pegawai dengan menggunakan algoritma ID3, dan CART.Data yang digunakan didapatkan dari perusahaan X tentang penilaian kinerja pegawai untuk merekomendasikan bonus tunjangan tahunan. Pada penelitian ini didapatkan performance dari ID3, dan CART, untuk nilai presisi pencapaian tertinggi ada pada masing masing algoritma antara lain ID3 ada pada pembagian partisi 70% data latih, dan 30% data uji, sedangkan untuk pembagian nilai presisipada CART ada pada pembagian partisi 80% data latih, dan 20% data uji. Untuk pencapaian tertinggi nilai recall pada algoritma ID3 ada pada pembagian partisi 50% data latih, dan 50% data uji, sedangkan untuk pencapaian nilai recall tertinggi pada CART ada pada pembagian partisi 30% data latih, dan 70% data uji. Untuk pencapaian nilai akurasipada algoritma ID3 ada pada pembagian partsi 70% data latih, dan 30% data uji, sedangkan untuk pencapaian tertinggi nilai recall pada CART ada pada pembagian partisi 80% data latih, dan 20% data uji.secara dominan pada penelitian ini ID3 mempunyai nilai performance yang lebih baik dibandingkan dengan CART. Kata Kunci : ID3, CART, Pohon Keputusan, Sistem Pendukung Keputusan (SPK). 1. Pendahuluan Perusahaan adalah suatu organisasi yang berbadan hukum melalui proses legislatif atau pendaftaran yang ditetapkan melalui undang-undang. Entitas yang tergabung memiliki hak hukum dan kewajiban yang berbeda dari pemegang saham.tujuan dari sebuah perusahaan adalah untuk mencari sebuah keuntungan. Kinerja pegawai adalah komponen dari sistem manajemen terhadap kinerja bagi perusahaan untuk memastikan pegawai memenuhi harapan perusahaan tersebut. Dalam proses penilaian kinerja pegawai, terdapat sistem yang dapat membantu dalam penilaianya, yaitu sistem pendukung keputusan (SPK). Decission Tree Learning merupakan satu metode prmbrlajaran yang sangat populer dan banyak digunakan secara praktis. 2. Teknik DCT. Algoritma ID3 merupakan salah satu teknik dari klasifikasi (pembelajaran pohon keputusan) yang paling sederhana.algoritma ID3 menggunakan teknik pencarian secara menyeluruh terhadap pohon keputusan.konsep dari pada ID3 berdasarkan nilai entropy dan information gain.id3 dapat digunakan pada implementasi rekursif dimana fungsi yang memanggil dirinya sendiri[1]. Algoritma CART adalah salah satu metode atau algoritma dari salah satu teknik eksplorasi data yaitu teknik pohon keputusan. Metode ini dikembangkan oleh Leo Breiman, Jerome H.Friedman, Richard A Olshen, dan Charles J Stone sekitar tahun 1980an. CARTmerupakan metodologi statistik nonparametrik yang dikembangkan untuk topik analisis klasifikasi baik untuk variabel respon kategori maupun kontinu. CART menghasilkan suatu pohon klasifikasi jika variabel responya kategori, dan menghasilkan pohon regresi jika variabel responya kontinu[3]. 3. Teori Dasar Decission tree merupakan salah satu metode Data mining yang sering digunakan dalam menyelesaikan permasalahan dalam pengambilan suatu keputusan. Metode decission tree mengubah fakta yang sangat besar pada pohon keputusan dengan menginterpretasikan rule. Pohon keputusan 120

2 merupakan perubahan dari suatu data yang terdiri dari beberapa attribute kedalam pohon keputusan. Konsep nya adalah mengubah dari bentuk data menjadi sebuah tree[5]. Contoh dari decission tree dapat dilihat pada gambar 2.2 Age? <=30 >40 Student? Yes Creadit_reating? no Yes Excellent Fair No Yes No Yes Gambar 2.2 Model decission tree Disini setiap percabangan menyatakan kondisi yang harus dipenuhi dan tiap ujung pohon menyatakan kelas data.contoh di Gambar 2.2 adalah identifikasi pembeli komputer, dari pohon keputusan tersebut diketahui bahwa salah satu kelompok yang potensial membeli komputer adalah orang yang berusia di bawah 30 tahun dan juga pelajar. Setelah sebuah pohon keputusan dibangun maka dapat digunakan untuk mengklasifikasikan record yang belum ada kelasnya. Dimulai dari node root, menggunakan tes terhadap atribut dari record yang belum ada kelasnya tersebut lalu mengikuti cabang yang sesuai dengan hasil dari tes tersebut, yang akan membawa kepada internal node (node yang memiliki satu cabang masuk dan dua atau lebih cabang yang keluar), dengan cara harus melakukan tes lagi terhadap atribut atau node daun. Record yang kelasnya tidak diketahui kemudian diberikan kelas yang sesuai dengan kelas yang ada pada node daun. Pada pohon keputusan setiap simpul daun menandai label kelas. Proses dalam pohon keputusan yaitu mengubah bentuk data (tabel) menjadi model pohon (tree) kemudian mengubah model pohon tersebut menjadi aturan (rule)[10]. Ada beberapa macam model decission tree. Dalam penelitian ini akan membahas dua model, yang pertama adalah ID3 dan yang kedua adalah CART. Ada persamaan dan perbedaan dalam hal ide dasar dan prosedur algoritmanya, seberapa detail kita kembangkan dalam decission tree, bagaimana mengatasi atribut yang bernilai kontinu, memilih ukuran yang cocok untuk penentuan atribut, mengenai data latihyang mempunyai data yang atributnya tidak mempunyai nilai, dan memperbaiki efesiensi perhitungan. 4. ID3 ID3 singkatan dari iterative dichtomizer tree. ID3 merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membuat pohon keputusan yang telah dikembangkan oleh J. Ross Quinlan sejak tahun 1986.Algoritma pada metode ini menggunakan konsep dari entropy informasi.algoritma ini melakukan pencarian secara menyeluruh pada semua kemungkinan pohon keputusan.algoritma pada metode ini lebih memilih keputusan yang lebih kecil dibanding keputusan yang lebih besar.tetapi tidak dapat selalu menghasilkan pohon keputusan yang paling kecil dan karena itu menggunakan konsep dari entropi informasi. a. Entropy Sebelum kita menghitung information gain dari suatu kumpulan atribut, maka kita harus mengetahui dan memahami pengukuran lain yang termasuk bagian dari information gain. Pengukuran tersebut disebut Entropy.Entropy digunakan untuk menghitung nilai keberagaman dari suatu kumpulan sampel data. Jika kumpulan data semakin heterogen maka nilai entropy-nya akan semakin besar. Begitu juga sebaliknya. Perhitungan entropy dapat dirumuskan sebagai berikut[8]: Dimana : s : Himpunan kasus. c : Jumlah kelas klasifikasi. : Jumlah Sampel kelas i P b. Information Gain Entropy(s) = P Log P 121

3 Information gain digunakan untuk mengukur efektifitas dari suatu atribut dalam mengklasifikasi data. Perhitungan information gain dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana : Gain(S, A) = Entropy(S) S S Entropy(s) A : Atribut A. n : jumah nilai atribut pada a. S : Jumlah sampel untuk atribut a. S : Jumlah sampel untuk seluruh data. Entropy(s): Entropy untuk sampel sampel yang memiliki nilai a. ID3berhenti jika atribut sempurna mengklasifikasikan data latih, atau secara rekursif mengoprasikan nilai n, dimana n adalah banyaknya nilai kemungkinan untuk mendapatkan atribut terbaik. Adapun sampel data yang digunakan oleh ID3memiliki beberapa syarat diantara nya[12]: Deskripsi nilai atribut harus mendeskripsikan tiap contoh dan memiliki jumlah nilai yang ditentukan. Kelas yang sudah didefinisikan sebelumnya. Suatu atribut contoh harus sudah didefinisikan, karena mereka tidak dipelajari oleh ID3. Kelas kelas yang diskrit. Kelas harus digambarkan dengan jelas. Kelas yang kontinu dupecah-pecah menjadi kategori-kategori yang relatif, misalnya IPK dikategorikan menjadi Baik, Cukup, Buruk. Jumlah contoh yang cukup. Karena pembangkitan induktif digunakan, maka dibutuhkan data uji yang cukup membedakan pola yang valid dari peluang suatu kejadian[12]. 5. CART Classification and regression tree (CART) adalah salah satu metode atau algoritma dari salah satu teknik eksplorasi data yaitu teknik pohon keputusan. Metode ini dikembangkan oleh Leo Breiman, Jerome H.Friedman, Richard A.Olshen dan Charles J. Stone sekitar tahun CARTmerupakan metodologi statistik nonparametrik yang dikembangkan untuk topik analisis klasifikasi, baik untuk variabel kategori maupun diskrit. CART menghasilkan suatu pohon klasifikasi jika variabelnya diskrit, dan menghasilkan pohon regresi jika variabel responya kontinu[6]. Untuk menentukan splitting rule ada beberapa macam cara yaitu dengan gini splitting, two splitting, goodeness spliting, ordered twoing, dan symetric gini[3], akan tetapi yang paling digunakan adalah goodness spliting rule, karena sangat mirip dengan konsep entropy information gain yang ada di algoritma ID3. Semakin besar nilai goodness maka semakin bagus distribusi kelas atribut tersebut. Nilai Kesesuaian (Goodness) Ф(s t) dari calon cabang s pada kandidat split didefinisikan sebagai persamaan-persamaan berikut[6] : Ф(s t) = 2P P Q(s t) Keterangan: Ф(s t) = nilai kesesuaian Goodness. t L = cabang kiri dari noktah keputusan t t R = cabang kanan dari noktah keputusan t Q(s t) = P(j t ) P(j t ) Prinsip yang digunakan sama dengan prinsip Gini Index pada ID3, namun pada Algoritma CART terlebih dulu ditentukan Rule sesuai dengan data yang akan digunakan dengan menghitung seluruh Gini Index, sehingga keluaran yang didapat hanya pecahan biner. Setelah itu dihitung nilai Goodness tertinggi yang akan menjadi Root utama dengan cara rumus sebagai berikut[9]: P = calon cabang kiri t data latihan P(j t ) = j calon cabang kiri t noktah keputusan t 122

4 P = calon cabang kanan t data latihan P(j t ) = j calon cabang kanan t noktah keputusan t Keterangan : P = Jumlah peluang calon cabang kandidat split length. P(j t )= Jumlah peluang t pada calon cabang kandidat split length. P = Jumlah peluang calon cabang kandidat split right. P(j t )=Jumlah peluang t pada calon cabang kandidat split right. Rule dengan Goodness tertinggi tidak akan diikutsertakan pada iterasi cabang berikutnya. Iterasi treeakan berhenti setelah seluruh data mendapatkan Rule yang sesuai. Algoritma CART menggunakan Attribute Selection Measure.Attribute Selection Measure adalah sebuah pendekatan heuristik untuk memilih kriteria terbaik dalam mempartisi training data ke dalam kelas-kelas. Idealnya, setiap partisi yang dihasilkan harus bersifat murni, yang artinya seluruh sampel yang berada didalam suatu partisi harus memiliki kelas yang sama. Oleh karena itu, kriteria terbaik adalah kriteria yang mampu mempartisi data mendekati murni. Untuk atribut bernilai diskrit, nilai himpunan yang memberikan nilai gini index terkecil untuk suatu atribut akan dipilih sebagai splitting subset. Seluruh pembagian yang mungkin terjadi pada suatu atribut harus diperiksa. Sementara untuk atribut bernilai kontinu, setiap split point yang mungkin harus diperiksa. Untuk nilai-nilai suatu atribut yang telah diurutkan, titik tengah diantara setiap pasangan nilai yang saling berseberangan dapat diambil sebagai sebuah split point. Algoritma CART juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya: CART sebagai metode klasifikasi adalah non-parametrik, oleh karena itu metode ini tidak memerlukan spesifikasi bentuk fungsional. CART juga tidak memerlukan variabel yang akan diseleksi terlebih dahulu. Algoritma CART akan mengidentifikasi variabel yang paling signifikan dan mengeliminasi yang lainnya. Hasil CART bersifat invarian untuk transformasi monoton pada variabel yang independen. Mengubah satu atau beberapa variabel untuk logaritma atau akar kuadrat tidak akan mengubah struktur pohon. Hanya nilai-nilai (tapi tidak variabel) dalam pertanyaan-pertanyaan yang akan berbeda. CART dapat dengan mudah menangani pencilan. Pencilan negatif dapat mempengaruhi hasil dari beberapa model statistik, seperti Principal Component Analysis (PCA) dan regresi linear. Namun algoritma pemisahan CART akan mudah menangani data bising (noisy data). CART akan mengisolasi pencilan dalam node terpisah. Properti ini sangat penting, karena data keuangan yang sangat sering memiliki pencilan karena krisis keuangan. Evaluasi Performansi Untuk mengukur performasi dari model klasifikasi berdasarkan perhitungan baris data uji yang benar dan diprediksi benar dengan benar oleh model. Perhitungan dibentuk dengan Presisi, recall, dan acurracy[13]. Berikut tabel confussion matrix bisa dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 confusion matrix PREDICTION CLASS ACTUAL Class = No Class = Yes CLASS Class = a b No Class = Yes c d Keterangan : 1. A : jumlah nilai tidak benar pada sampel yang diprediksi salah oleh klasifikasi. 2. B : jumlah nilai tidak benar yang diprediksi benar oleh klasifikasi. 3. C : jumlah nilai benar sampel yang diprediksi salah oleh klasifikasi. 4. D : jumlah nilai benarsampel yang diprediksi benar oleh klasifikasi. Alat ukur untuk confussion matrix diantara nya : 1. Precision 123

5 Precision adalah bagian data yang di ambil sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Rumus precision adalah : Precission = d 100% b + d Keterangan : d = True Negative. b = False Positive. Dalam klasifikasi binari, precision dapat disamakan dengan positive predictive value atau nilai prediktif yang positif. 2. Recall Recall adalah pengambilan data yang berhasil dilakukan terhadap bagian data yang relevan dengan query. Rumus Recalladalah : Recall = d 100% c + d Keterangan : c = False Negative. d = True Negative. Dalam klasifikasi binari, recall disebut juga dengan sensitivity. Peluang munculnya data relevan yang diambil sesuai dengan query dapat dilihat dengan recall. 3. Akurasi Akurasi adalah persentase dari total data ujicoba yang benar diidentifikasi. Rumus akurasiadalah : a + d Accuracy = 100% a + b + c + d Keterangan : a b c d = True Positive. = False Positive. = False Negative. = True Negative. 5. Perancangan Sistem Alur perancangan sistem yang digunakan untuk analisis dan implementasi algoritma ID3 dan CART adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan dan pembagian data. 2. Proses pembangunan model ID3. 3. Proses pembangunan model CART. 4. Proses pengujian dilakukan untuk menguji model yang dihasilkan menggunakan data testing, proses ini dilakukan untuk menganalisis performansi dari model. 5.1 Pengumpulan dan pembagian data Pada proses ini data yang diuji Data yang digunakan diambil dari hasil penilaian kinerja pegawai pada perusahaan PT. X kemudian dilakukan preprocessing data untuk dimasukan kedalam sistem untuk di proses. Untuk pembagian skenario pengujian bisa dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Pembagian skenario pengujian. Nama Skenario Pembagian Skenario 1 Paritis 30:70 Skenario 2 50:50 Skenario 3 70:30 Skenario 4 80:20 124

6 5.2 Deskripsi Data Deskripsi dari data yang digunakan berupa 5 atibut dan 1 kelas seperti yang dijelaskan dibawah ini Deskripsi atribut : 1. Aspek Predikat Kompetensi : merupakan suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Dengan demikian, kompetensi harus didukung oleh pengetahuan, sikap, dan apresiasi.artinya tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu. 2. Aspek K3LL : - Keamanan kerja : keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. - Kesehatan kerja : Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. - Keselamatan kerja : Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. 3. Aspek Disiplin : Disiplin kerja merupakan keadaan mental yang cenderung selalau mentaati peraturan yang berhubungan erat antara moral atau motivasi yang tinggi. 4. Aspek Manajemen : Seorang Pegawai harus memiliki pemahaman terhadap sistem untuk mengelola proses keselamatan dan kesehatan kerja terhadap segala sesuatu kegiatan yang terkait dengan proses produksi dengan memperhatikan unsur-unsur pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang berpotensi dapat merugikan manusia. 5. Aspek pelatihan dan konsultasi Seorang pegawai sebagai pengawas harus mampu menyampaikan apa yang dipahami tentang aspek aspek K3 kepada orang lain, baik kepada pimpinan proyek, kepada para pekerja maupun kepada orang lain yang terkait dengan pelaksanaan proyek konstruksi. Deskripsi kelas : 1. Layak Seorang pegawai dinyatakan layak untuk mendapatkan bonus tahunan. 2. Tidak Layak Seorang pegawai dinyatakan tidak layak untuk mendapatkan bonus tahunan. 5.3 Flowchart sistem Gambaran sistem umum : Data Testing Membentuk Model ID3 START Data Pegawai Data Training Menganalisis Model Hasil Performansi Model STOP Membentuk Model CART Gambar 3.1 Rancangan umum sistem Berdasarkan gambaran umum diatas, sistem yang dibangun pada penelitian ini merupakan sistem yang membandingkan algoritma ID3 dan CART pada penilaian kinerja pegawai. 125

7 ID3 : START FINISH Masukan Data Training Hitung Entropy dan Information Gain dari tiap atribut Generate aturan keputusan Ya Buat simpul akar pohon berdasarkan information gain yang terbesar Hitung entropy dan information gain tiap atribut pada untuk membentuk cabang dari simpul akar Semua Atribut sudah masuk pada pohon? Tidak Gambar 3.2 Flowchart algoritma ID3 Proses ini membentuk model pohon keputusan dengan menggunakan algoritma ID3. Algoritma ID3 menggunakan konsep gain dalam membentuk node pada pohonya, algoritma pembentukan pohon ini juga berlangsung secara rekursif, berikut merupakan penjelasan dari flowchart ID3: 1. Masukan data latih. 2. Hitung Information gain dan entropy dari masing-masing atribut data latih yang ada. 3. Buat simpul akar dari pemilihan atribut yang memiliki information gain terbesar. 4. Hitung Information gain dan entropy dari masing-masing atribut untuk membentuk cabang dari simpul akar 5. Cek apakah semua atribut sudah dibentuk pada pohon. Jika belum, maka ulangi proses 4 dan 5, jika sudah maka lanjut pada proses berikutnya. 6. Kemudian aturan keputusan di-generate mengikuti pohon yang telah dibentuk sebelumnya. CART : Flowchart dari sistem CART yang dibangun dapat dilihat pada gambar 3.3. START FINISH Generate Aturan pohon keputusan Ya Masukan data Semua Atribut sudah masuk pada pohon? Menentukan Calon Cabang (Kandidat Split) Pilih nilai Goodness terbesar untuk dijadikan simpul root Lakukan split pada data bulat interval Hitung Prior Length dan Prior Right Menghitung nilai Goodness ɸ (s t) Menentukan calon cabang dengan memilih nilai goodness yang terbesar Tidak Gambar 3.3 Flowchart algoritma CART Berikut merupakan penjelasan dari flowchart algoritma CART : 1. Masukan data latih. 2. Tentukan calon cabang yang akan di bentuk (Kandidat Split). 3. Lakukan split pada data dan membuat interval sehingga didapatkan nilaisplit dari setiap atribut. 4. Lakukan perhitungan Prior Length (PL) dan Prior Right (PR). 5. Dari hasil menghitung PL dan PR bisa dilanjutkan untuk menghitung nilai goodness. 6. Setelah semua nilai goodness dihitung dari setiap cabang, kita mencari nilai goodness yang paling besar. 7. Cek apakah semua atribut sudah dibentuk pada pohon. Jika belum, ulangi dari langkah ke 5 8. Generate pohon keputusan 9. Selesai. 5.4 Menganalisis Keakuratan Model. 126

8 Pada proses ini, dihitung performansi yaitu akurasi untuk model yang dihasilkan oleh sistem. Pertama data testing di masukan ke dalam sistem, kemudian tiap data akan dicari kelasnya berdasarkan model. Alat ukur untuk mengukur akurasi dari kedua metode yang digunakan dengan memakai Confussion matrix. 5.5 Use Case Diagram. Use case diagram adalah suatu bentuk diagram yang menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem dilihat dari perspektif pengguna diluar sistem. Pada gambar 3.4 bisa dilihat use case diagram yang telah dibangun untuk sistem pohon keputusan. Sistem Pohon Keputusan Manage Data Training Proses Mining ID3 <<include>> <<include>> User Proses Mining CART <<include>> <<include>> Login Bandingkan Pohon Keputusan <<include>> Mengklasifikasi Data Dengan Model Gambar 3.4 use case diagram. Ada satu aktor utama pada use case diagram yaitu manager human resource depelopment (HRD). Salah satu tugas dari HRD adalah orang yang memiliki wewenang untuk melakukan penilaian kinerja pegawai dari sebuah perusahaan. Berikut penjelasan dari use case diagram : 1. Manage data latih, yaitu menambah, merubah, dan menghapus data latih yang selanjutnya akan ditraining. Data latih yang dimasukkan telah memiliki kelas apakah layak atau tidak layak seorang pegawai mendapatkan bonus tunjangan tahunan, hal ini bertujuan agar data latih dapat digunakan kembali pada proses perbandingan. 2. Proses mining, yaitu proses penambangan informasi dari data latih dengan menggunakan algoritma ID3 dan CART sampai terbentuk pohon keputusan dari masing-masing algoritma. 3. Bandingkan pohon keputusan, yaitu proses membandingkan pohon keputusan ID3 dan CART yang telah dibentuk sebelumnya. Data latih yang sebelumnya memiliki kelas, diproses dengan pohon keputusan masing-masing, kemudian dapat ditarik kesimpulan pohon keputusan mana yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Pembagian Proses ID3 CART 30:70 50:50 70 :30 80 :20 Presisi Recall Akurasi Presisi Recall Akurasi Presisi Recall Akurasi Presisi Recall Akurasi

9 4. Manage data penentu keputusan, yaitu menambah, merubah dan menghapus data penentu keputusan. Data tersebut merupakan data baru dan bukan data latih karena tidak memiliki kelas sehingga setelah diproses akan memiliki kelas. 5. Mengklasifikasi data dengan model, yaitu proses penentuan keputusan dari data baru yang dimasukkan. Proses dilakukan berdasarkan pohon keputusan ID3 dan CART yang dibentuk sebelumnya sehingga data tersebut memiliki kelas. 6. Hasil Setelah pohon dibentuk, selanjutnya dilakukan perbandingan dengan data yang merupakan data latih dimana data tersebut dilakukan pengklasifikasian menggunakan rule ID3 dan CART yang telah dibentuk. Kemudian kelas yang terbentuk dibandingkan dan dihitung nilai presisi, recall, dan akurasi Skenario pengujian yang akan dilakukan adalah mencari nilai presisi, recall, dan akurasiyang dihasilkan dari tabel confussion matrix. Setelah memperoleh hasil tersebut dilakukan perbandingan antara ID3, dan CART untuk mengetahui performance kedua algoritma pada data penilaian kinerja pegawai. Dari dataset penilaian kinerja pegawai yang telah dianalisis, dapat dilihat bahwa perbandingan presisi, recal, dan akurasihasil nya berbeda antara ID3, dan CART.Dari hasil analisa dataset training uji pola peningkatan perhitungan berdasarkan pembagian partisi yang telah dilakukan. Pada tabel 4.3 bisa dilihat nilai presisi, recall, dan akurasi. Tabel 4.3 nilai presisi, recall, dan akurasiid3, dan CART. Pada gambar 4.9 bisa dilihat grafik perbandingan antara jenis partisi pada perhitungan nilai presisi untuk ID Gambar 4.9 Grafik perbandingan presisipada ID3. Pada gambar 4.9 bisa dilihat hasil analisis untuk pencapaian nilai presisitertinggi ada pada partisi 70% data latih, dan 30% data uji. Pada gambar 4.10 bisa dilihat grafik perbandingan antara jenis partisi pada perhitungan nilairecall untuk ID3. 95 Nilai Precissio n 85 Nilai Recall 80 Gambar 4.10 Grafik perbandingan recall pada ID3. 128

10 Pada gambar 4.10 bisa dilihat hasil analisis untuk pencapaian nilai recall tertinggi ada pada partisi 50% data latih, dan 50% data uji. Pada gambar 4.11 bisa dilihat grafik perbandingan antara jenis partisi pada perhitungan nilai akurasi untuk ID Gambar 4.11 Grafik perbandingan akurasipada ID3. Pada gambar 4.11 bisa dilihat hasil analisis untuk pencapaian nilai akurasitertinggi ada pada partisi 70% data latih, dan 30% data uji. Secara dominan untuk nilai presisi, recall, dan akurasipencapaian tertinggi untuk ID3 ada pada partisi 70% data latih dan 30% data uji. Selanjutnya untuk hasil analisis dari performance CART dilakukan perhitungan yang sama seperti ID3 yaitu menghitung nilai presisi, recall, dan akurasi. Pada gambar 4.12 bisa dilihat grafik perbandingan antara jenis partisi pada perhitungan nilai presisi untuk CART. 100 Nilai Accurac y 95 Nilai Preciss ion 85 Gambar 4.12 Grafik perbandingan presisipada CART. Pada gambar 4.12 bisa dilihat hasil analisis untuk pencapaian nilai presisitertinggi ada pada partisi 80% data latih, dan 20% data uji. Pada gambar 4.13 bisa dilihat grafik perbandingan antara jenis partisi pada perhitungan nilairecall untuk CART Nilai Recall Gambar 4.13 Grafik perbandingan recall pada CART. Pada gambar 4.13 bisa dilihat hasil analisis untuk pencapaian nilai recall tertinggi ada pada partisi 30% data latih, dan 70% data uji. Pada gambar 4.14 bisa dilihat grafik perbandingan antara jenis partisi pada perhitungan nilai akurasi untuk CART. 129

11 Nilai Accuracy Gambar 4.14 Grafik perbandingan akurasipada CART. Pada gambar 4.15 bisa dilihat hasil analisis untuk pencapaian nilai recall tertinggi ada pada partisi 80% data latih, dan 20% data uji. Secara dominan untuk nilai presisi, recall, dan akurasipencapaian tertinggi untuk CART ada pada partisi 80% data latih dan 20% data uji. Selanjutnya dilakukan analisis untuk perbandingan antara kedua buah algoritma yaitu ID3, dan CART dalam perhitungan nilai presisi, recall, dan akurasi.perbandingan di analisis tiap pembagian partisi untuk mengetahui performance pencapaian tertinggi dari kedua buah algoritma. Pada gambar 4.15 bisa dilihat gambar perbandingan nilai presisi pada ID3 dan CART :30 50:50 30:70 80 :20 ID3 CART Gambar 4.15 perbandingan nilai presisiid3, dan CART. Pada gambar 4.15 bisa dilihat hasil analisis untuk pencapaian nilai presisitertinggi ada pada partisi 80% data latih, dan 20% data ujipada algoritma CART. Pada gambar 4.16 bisa dilihat gambar perbandingan nilai recall pada ID3 dan CART :30 50:50 30:70 80 :20 ID3 CART Gambar 4.16 perbandingan nilai recall ID3, dan CART. Pada gambar 4.16 bisa dilihat hasil analisis untuk pencapaian nilai recall tertinggi ada pada partisi 50% data latih, dan 50% data ujipada algoritma ID3. Pada gambar 4.17 bisa dilihat gambar perbandingan nilai akurasi pada ID3 dan CART ID3 CART :30 50:50 30:70 80 :20 130

12 Gambar 4.17 perbandingan nilai akurasiid3, dan CART. Pada gambar 4.17 bisa dilihat hasil analisis untuk pencapaian nilai akurasitertinggi ada pada partisi 70% data latih, dan 30% data ujipada algoritma ID Analisa waktu proses pembentukan pohon keputusan Proses waktu pembentukan model pohon keputusan ID3, dan CART ini adalah hasil generate yang dilakukan oleh system. Tabel berikut akan berisikan waktu pembentukan dan proses perhitungan dari kedua buah algoritma. Pada tabel 4.4 bisa dilihat proses waktu dari pembentukan pohon keputusan ID3. Tabel 4.4 proses waktu pembentukan pohon ID3. Pembagian 30:70 50:50 70 :30 80 :20 Waktu ID detik detik detik detik Pada tabel 4.5 bisa dilihat proses waktu dari pembentukan pohon keputusan CART. Tabel 4.5 proses waktu pembentukan pohon ID3. Pembagian 30:70 50:50 70 :30 80 :20 Waktu CART detik detik detik detik Dari hasil analisis dan percobaan dapat disimpulkan bahwa performance dari ID3, dan CART, untuk nilai presisi pencapaian tertinggi ada pada masing masing algoritma antara lain ID3 ada pada pembagian partisi 70% data latih, dan 30% data uji, sedangkan untuk pembagian nilai presisipada CART ada pada pembagian partisi 80% data latih, dan 20% data uji. Untuk pencapaian tertinggi nilai recall pada algoritma ID3 ada pada pembagian partisi 50% data latih, dan 50% data uji, sedangkan untuk pencapaian nilai recall tertinggi pada CART ada pada pembagian partisi 30% data latih, dan 70% data uji. Untuk pencapaian nilai akurasipada algoritma ID3 ada pada pembagian partsi 70% data latih, dan 30% data uji, sedangkan untuk pencapaian tertinggi nilai recall pada CART ada pada pembagian partisi 80% data latih, dan 20% data uji. Secara dominan pada penelitian ini, ID3 mempunyai pencapaian performance yang lebih tinggi dibandingkan dengan CART. 7. Kesimpulan Metode ID3, dan CART bisa di implementasikan dalam sistem pendukung keputusan penilaian kinerja pegawai, dengan data yang bertipe katagori. Dari pengukuran kinerja kedua algoritma yang telah dilakukan, dapat disimpulkan algoritma CART memiliki kinerja presisi yang lebih tinggi dibanding ID3. Namun Pada recall dan akurasi, algoritma ID3 memiliki nilai tertinggi pada partisi data 70:30, 50:50, maupun 30:70. data 70:30 merupakan partisi terbaik karena memiliki nilai precision, recall, danakurasiyang paling tinggi daripada partisi lainnya. Proses waktu pembentukan pohon keputusan CART lebih lama dibandingkan dengan proses waktu pembentukan pohon keputusan ID3. 131

13 Daftar Pustaka: 1. Bambang Setiawan(2011).Perancangan sistem pendukung keputusan (spk) untuk menentukan kelaiklautan kapal. 2. Budi Santosa(2007).Teknik pemanfaatan data untuk keperluan bisnis.yogyakarta. 3. Nuriyah(2012).Perbandingan Metode Chi-Square Automatic Interaction Detection (CHAI) dan Classification And Regression Tree (CART) dalam menentukan klasifikasi alumni UIN Sunan Kalijaga berdasarkan masa studi.uin Sunan kalijaga Yogyakarta. 4. Arini sukmawati(2013).analisis dan perbandungan ANP,TOPSIS,dan FUZZY TOPSIS dalam melakukan perangkingan prestasi pegawai.institut Teknologi Telkom Bandung. 5. Kusrini,EmhaTaufikLuthfi(2009).Algoritma Data mining.stimik AMIKOM Yogyakarta. 6. FerancisLeonardo.S(2011).Analisis pengaruh bagging pada algoritma klasifikasi Data mining CART dan C4.5. Institut Teknologi Telkom Bandung. 7. Mary Dona Mailoa(2012).Klasifikasi Data mining dengan menggunakan metode pohon keputusan ID3.Institut Teknologi Telkom Bandung. 8. Afdhal Saputra(2011).Deteksi interaksi antar obat menggunakan algoritma ID3.Institut Teknologi Telkom Bandung. 9. Kiki Rachmawati(2011).Penerapan CART pada Sistem Pendukung Keputusan (SPK) studi kasus menentukan obat sesuai kondisi pasien. Institut Teknologi Telkom Bandung. 10..Fairuz.DataMiningkonseppohonkeputusan.URL: diakses pada tanggal 03 November 2013 pukul Michael E. Raynor(2010).Strategy and competetivecorporate.melbouurn Universitity. 12. CHAI Rui-min(2010).A more efficient classification scheme for ID3. School of Electronic and Information Engineering Liaoning Technical University Huludao, China. 13. ROC Group.Confussion Matrix. URL: Diakses pada tanggal 04 Agustus 2014 pukul

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Decision Tree Definisi Decision tree adalah sebuah diagram alir yang berbentuk seperti struktur pohon yang mana setiap internal node menyatakan pengujian terhadap suatu atribut,

Lebih terperinci

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Mining 2.1.1 Pengertian Data Mining Dengan semakin besarnya jumlah data dan kebutuhan akan analisis data yang akurat maka dibutuhkan metode analisis yang tepat. Data mining

Lebih terperinci

Decision Tree Learning Untuk Penentuan Jalur Kelulusan Mahasiswa

Decision Tree Learning Untuk Penentuan Jalur Kelulusan Mahasiswa Decision Tree Learning Untuk Penentuan Jalur Kelulusan Mahasiswa Winda Widya Ariestya 1, Yulia Eka Praptiningsih 2, Wahyu Supriatin 3 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi

Lebih terperinci

Decision Tree Learning Untuk Penentuan Jalur Kelulusan Mahasiswa

Decision Tree Learning Untuk Penentuan Jalur Kelulusan Mahasiswa Decision Tree Learning Untuk Penentuan Jalur Kelulusan Mahasiswa Winda Widya Ariestya 1, Yulia Eka Praptiningsih 2, Wahyu Supriatin 3 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi

Lebih terperinci

Penggunaan Pohon Keputusan untuk Data Mining

Penggunaan Pohon Keputusan untuk Data Mining Penggunaan Pohon Keputusan untuk Data Mining Indah Kuntum Khairina NIM 13505088 Program Studi Teknik Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha

Lebih terperinci

TUGAS DATA MINING. Nama Kelompok : I Putu Ari Ratna Pratama ( ) Putu Mega Suryawan ( ) Ida Bagus Surya Winantara ( )

TUGAS DATA MINING. Nama Kelompok : I Putu Ari Ratna Pratama ( ) Putu Mega Suryawan ( ) Ida Bagus Surya Winantara ( ) TUGAS DATA MINING Nama Kelompok : I Putu Ari Ratna Pratama (1208605055) Putu Mega Suryawan (1208605069) Ida Bagus Surya Winantara (1208605085) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER - FMIPA

Lebih terperinci

JURNAL PREDIKSI PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA CART PREDICTION ELEMENTARY SCHOOL STUDENT ACHIEVEMENT USING CART ALGORITHM

JURNAL PREDIKSI PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA CART PREDICTION ELEMENTARY SCHOOL STUDENT ACHIEVEMENT USING CART ALGORITHM JURNAL PREDIKSI PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA CART PREDICTION ELEMENTARY SCHOOL STUDENT ACHIEVEMENT USING CART ALGORITHM Oleh: BENI KURNIAWAN 12.1.03.02.0201 Dibimbing oleh : 1. Resty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering.

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data mining adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah berupa informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basis data. Informasi yang

Lebih terperinci

Versi Online tersedia di : JURNAL TECH-E (Online)

Versi Online tersedia di :  JURNAL TECH-E (Online) JURNAL TECH-E - VOL. 1 NO. 1 (2017) Versi Online tersedia di : http://bsti.ubd.ac.id/e-jurnal JURNAL TECH-E 2581-116 (Online) Artikel Perancangan Aplikasi Prediksi Kelulusan Mahasiswa Tepat Waktu Pada

Lebih terperinci

Metode Iterative Dichotomizer 3 ( ID3 ) Untuk Penyeleksian Penerimaan Mahasiswa Baru

Metode Iterative Dichotomizer 3 ( ID3 ) Untuk Penyeleksian Penerimaan Mahasiswa Baru Metode Iterative Dichotomizer 3 ( ID3 ) Untuk Penyeleksian Penerimaan Mahasiswa Baru Wahyudin Program Pendidikan Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Konsep pohon merupakan salah satu

Lebih terperinci

PROGRAM BANTU SELEKSI AWAL DOSEN BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE DICHOTOMISER 3

PROGRAM BANTU SELEKSI AWAL DOSEN BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE DICHOTOMISER 3 32 PROGRAM BANTU SELEKSI AWAL DOSEN BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE DICHOTOMISER 3 Yo el Pieter Sumihar* 1, Idris Efendi 2 1,2,3 Jurusan Komputer, Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Komputer,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terkait Penelitian ini sebelumnya dilakukan studi kepustakaan dari penelitian terdahulu sebagai dasar atau acuan untuk menyelesaikan tugas akhir. Dari studi kepustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sistem data mining akan lebih efektif dan efisiensi dengan komputerisasi yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Dengan perkembangan pesat teknologi informasi termasuk diantaranya teknologi pengelolaan data, penyimpanan data, pengambilan data disertai kebutuhan pengambilan

Lebih terperinci

ALGORITMA C4.5 UNTUK SIMULASI PREDIKSI KEMENANGAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA

ALGORITMA C4.5 UNTUK SIMULASI PREDIKSI KEMENANGAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA 53 ALGORITMA C4.5 UNTUK SIMULASI PREDIKSI KEMENANGAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA Marwana*) Abstract : Abstract-This study is a simulation for memperiksi victory in a football game using the C4.5 data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi Mahasiswa yang telah menyelesaikan keseluruhan beban program studi yang telah ditetapkan dapat dipertimbangkan

Lebih terperinci

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Classification Decision Tree

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Classification Decision Tree Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Classification Decision Tree Classification Decision Tree Pengertian Pohon Keputusan Pohon keputusan adalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Berdasarkan Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Telkom, Tbk Medan Dengan Metode

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN )

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN ) PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN ) PT Jasa Marga ro) C abang Semarang SKRIPSI Disusun Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Wandira Irene, Mukhlisulfatih Latief, Lillyan Hadjaratie Program Studi S1 Sistem Informasi / Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) adalah sistem komputer yang saling berhubungan dan menjadi alat bantu bagi seorang

Lebih terperinci

PENERAPAN KLASIFIKASI DENGAN ALGORITMA CART UNTUK PREDIKSI KULIAH BAGI MAHASISWA BARU

PENERAPAN KLASIFIKASI DENGAN ALGORITMA CART UNTUK PREDIKSI KULIAH BAGI MAHASISWA BARU PENERAPAN KLASIFIKASI DENGAN ALGORITMA CART UNTUK PREDIKSI KULIAH BAGI MAHASISWA BARU Mardiani Jurusan Sistem Informasi, STMIK MDP Palembang Jln. Rajawali No.14 Palembang 30113 Telp. (0711) 376400, Faks.

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012) ISSN: 1907-5022 Yogyakarta, 15-16 Juni 2012 PENERAPAN KLASIFIKASI DENGAN ALGORITMA CART UNTUK PREDIKSI KULIAH BAGI MAHASISWA BARU Mardiani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Data Training Data training adalah data yang digunakan untuk pembelajaran pada proses data mining atau proses pembentukan pohon keputusan.pada penelitian ini

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Berbagai penelitian yang menerapkan algoritma ID3 (Iterative Dichotomizer Three) sebagai metode perhitungannya telah banyak dilakukan. ID3 (Iterative Dichotomizer

Lebih terperinci

POHON KEPUTUSAN DENGAN ALGORITMA C4.5

POHON KEPUTUSAN DENGAN ALGORITMA C4.5 POHON KEPUTUSAN DENGAN ALGORITMA C4.5 1. Pengantar Algoritma C4.5 Klasifikasi merupakan salah satu proses pada data mining yang bertujuan untuk menemukan pola yang berharga dari data yang berukuran relatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Dasar Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya yaitu untuk mengklasifikasikan kelayakan kredit calon debitur

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA ID3 UNTUK KLASIFIKASI PERFORMANSI MAHASISWA (STUDI KASUS ST3 TELKOM PURWOKERTO)

IMPLEMENTASI ALGORITMA ID3 UNTUK KLASIFIKASI PERFORMANSI MAHASISWA (STUDI KASUS ST3 TELKOM PURWOKERTO) IMPLEMENTASI ALGORITMA ID3 UNTUK KLASIFIKASI PERFORMANSI MAHASISWA (STUDI KASUS ST3 TELKOM PURWOKERTO) Andika Elok Amalia 1), Muhammad Zidny Naf an 2) 1), 2) Program Studi Informatika ST3 Telkom Jl D.I.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA C4.5 UNTUK PENJURUSAN SISWA (STUDI KASUS: SMA NEGERI 1 PONTIANAK)

IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA C4.5 UNTUK PENJURUSAN SISWA (STUDI KASUS: SMA NEGERI 1 PONTIANAK) IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA C4.5 UNTUK PENJURUSAN SISWA (STUDI KASUS: SMA NEGERI 1 PONTIANAK) [1] Beti Novianti, [2] Tedy Rismawan [3] Syamsul Bahri [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE DESCISION TREE C4.5 Pada SMAK YOS SUDARSO BATU

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE DESCISION TREE C4.5 Pada SMAK YOS SUDARSO BATU SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE DESCISION TREE C4.5 Pada SMAK YOS SUDARSO BATU Jonathan Rinaldy 1) 1) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Informatika & Komputer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada BAB II ini akan disampaikan materi-materi yang berkaitan dengan konsep data mining, yang merupakan landasan bagi pembahasan klasifikasi untuk evaluasi kinerja pegawai. 2. 1 Tinjauan

Lebih terperinci

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han Klasifikasi Diadaptasi dari slide Jiawei Han http://www.cs.uiuc.edu/~hanj/bk2/ Pengantar Classification Memprediksi kelas suatu item Membuat model berdasarkan data pelatihan dan digunakan untuk mengklasifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dalam pengoperasian pekerjaan gondola di ketinggian membutuhkan keahlian khusus dan pengetahuan dibidangnya agar tidak terjadi kendala yang dapat

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENENTUAN TIM UTAMA OLAHRAGA HOCKEY MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS : HOCKEY KABUPATEN KENDAL)

KLASIFIKASI PENENTUAN TIM UTAMA OLAHRAGA HOCKEY MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS : HOCKEY KABUPATEN KENDAL) KLASIFIKASI PENENTUAN TIM UTAMA OLAHRAGA HOCKEY MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS : HOCKEY KABUPATEN KENDAL) Budi Utami 1, Yuniarsi Rahayu, 2 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Data Mining

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Data Mining TINJAUAN PUSTAKA Definisi Data Mining Sistem Manajemen Basis Data tingkat lanjut dan teknologi data warehousing mampu untuk mengumpulkan banjir data dan untuk mentransformasikannya ke dalam basis data

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY SEBAGAI PENGGALIAN INFORMASI KETERLAMBATAN KELULUSAN TUGAS AKHIR MAHASISWA DENGAN METODE DECISION TREE

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY SEBAGAI PENGGALIAN INFORMASI KETERLAMBATAN KELULUSAN TUGAS AKHIR MAHASISWA DENGAN METODE DECISION TREE IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY SEBAGAI PENGGALIAN INFORMASI KETERLAMBATAN KELULUSAN TUGAS AKHIR MAHASISWA DENGAN METODE DECISION TREE Yusni Amaliah 1), Ummi Syafiqoh 2), Eviana Tjatur Putri (3) 1,2) Sistem

Lebih terperinci

Penerapan Fungsi Data Mining Klasifikasi untuk Prediksi Masa Studi Mahasiswa Tepat Waktu pada Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi

Penerapan Fungsi Data Mining Klasifikasi untuk Prediksi Masa Studi Mahasiswa Tepat Waktu pada Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 39 Penerapan Fungsi Data Mining Klasifikasi untuk Prediksi Masa Studi Mahasiswa Tepat Waktu pada Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi Irwan

Lebih terperinci

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han

Klasifikasi. Diadaptasi dari slide Jiawei Han Klasifikasi Diadaptasi dari slide Jiawei Han http://www.cs.uiuc.edu/~hanj/bk2/ yudi@upi.edu / Okt 2012 Pengantar Classification Memprediksi kelas suatu item Membuat model berdasarkan data pelatihan dan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap utama, dimana

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap utama, dimana BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap utama, dimana tahap pertama adalah proses pengumpulan dokumen teks yang akan digunakan data training dan data testing. Kemudian

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING UNTUK REKOMENDASI BEASISWA PADA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5

PENERAPAN DATA MINING UNTUK REKOMENDASI BEASISWA PADA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 1 PENERAPAN DATA MINING UNTUK REKOMENDASI BEASISWA PADA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 Dina Maurina, Ahmad Zainul Fanani S.Si, M.Kom Jurusan Teknik Informatika FIK UDINUS, Jl. Nakula

Lebih terperinci

Manfaat Pohon Keputusan

Manfaat Pohon Keputusan DECISION TREE (POHON KEPUTUSAN) Latar Belakang Pohon Keputusan Di dalam kehidupan manusia sehari-hari, manusia selalu dihadapkan oleh berbagai macam masalah dari berbagai macam bidang. Masalah-masalah

Lebih terperinci

Suyanto, Artificial Intelligence

Suyanto, Artificial Intelligence Suyanto, Artificial Intelligence 12/11/2009 1 Merupakan metode yang berusaha menemukan fungsi-fungsi pendekatan yang bernilai diskrit. Banyak digunakan dalam data mining untuk klasifikasi. Dua fase : Learning/pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA C4.5. Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang digunakan untuk membentuk pohon keputusan.

BAB 3 ALGORITMA C4.5. Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang digunakan untuk membentuk pohon keputusan. BAB 3 ALGORITMA C4.5 Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang digunakan untuk membentuk pohon keputusan. A. Pohon Keputusan Pohon keputusan merupakan metode klasifikasi dan prediksi yang sangat kuat dan

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari 2017 50 APLIKASI KLASIFIKASI ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS MASA STUDI MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan Bogor

Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan Bogor IMPLEMENTASI ALGORITMA CLASIFICATION AND REGRESSION TREE (CART) UNTUK KLASIFIKASI BANTUAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) JASA TELEMATIKA INDONESIA Fadlan Amirudin, Eneng Tita Tosida,Irma Anggraeni.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka atau disebut juga kajian pustaka (literature review) merupakan sebuah aktivitas untuk meninjau atau mengkaji kembali berbagai

Lebih terperinci

PENENTUAN PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN DECISION TREE

PENENTUAN PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN DECISION TREE PENENTUAN PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN DECISION TREE 1 Fitroh Rizky Muwardah, 2 Ricardus Anggi Pramunendar, M.Cs Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penambangan Data (Data Mining) Pengertian data mining, berdasarkan beberapa orang: 1. Data mining (penambangan data) adalah suatu proses untuk menemukan suatu pengetahuan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Data Mining adalah proses yang mempekerjakan satu atau lebih teknik pembelajaran komputer (machine learning) untuk menganalisis dan mengekstraksi pengetahuan (knowledge)

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE POHON KEPUTUSAN DENGAN ALGORITME ITERATIVE DYCHOTOMISER 3 (ID3) PADA DATA PRODUKSI JAGUNG DI PULAU JAWA

PENERAPAN METODE POHON KEPUTUSAN DENGAN ALGORITME ITERATIVE DYCHOTOMISER 3 (ID3) PADA DATA PRODUKSI JAGUNG DI PULAU JAWA PENERAPAN METODE POHON KEPUTUSAN DENGAN ALGORITME ITERATIVE DYCHOTOMISER 3 (ID3) PADA DATA PRODUKSI JAGUNG DI PULAU JAWA Yasinta Agustyani, Yuliana Susanti, dan Vika Yugi Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

ALGORITMA C4.5 UNTUK PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

ALGORITMA C4.5 UNTUK PENILAIAN KINERJA KARYAWAN SCAN VOL. IX NOMOR JUNI 014 ISSN : 1978-0087 ALGORITMA C4.5 UNTUK PENILAIAN KINERJA KARYAWAN Windy Julianto 1, Rika Yunitarini, Mochammad Kautsar Sophan 3 Universitas Trunojoyo Madura windy.julianto@gmail.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA C4.5 UNTUK KLASIFIKASI BIDANG KERJA ALUMNI DI STMIK LPKIA BANDUNG

IMPLEMENTASI ALGORITMA C4.5 UNTUK KLASIFIKASI BIDANG KERJA ALUMNI DI STMIK LPKIA BANDUNG IMPLEMENTASI ALGORITMA C4.5 UNTUK KLASIFIKASI BIDANG KERJA ALUMNI DI STMIK LPKIA BANDUNG 1 Ati Suci Dian Martha, 2 Afryanto Redy 1 Program Studi Sistem Informasi STMIK LPKIA 1 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN:

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: KAJIAN KOMPARASI ALGORITMA C4.5, NAÏVE BAYES DAN NEURAL NETWORK DALAM PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA (Studi Kasus pada SMA Muhammadiyah 4 Jakarta ) Ulfa Pauziah Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

PENCARIAM JURUSAN SUBANG DENGAN ALGORITMA C 4.5 DAN DATA MINING STMIK SUBANG Timbo Faritcan Parlaungan Siallagan

PENCARIAM JURUSAN SUBANG DENGAN ALGORITMA C 4.5 DAN DATA MINING STMIK SUBANG Timbo Faritcan Parlaungan Siallagan PENCARIAM JURUSAN SUBANG DENGAN ALGORITMA C 4.5 DAN DATA MINING STMIK SUBANG Timbo Faritcan Parlaungan Siallagan Program Studi Teknik Informatika, STMIK Subang Jl. Marsinu No. 5 - Subang, Tlp. 0206-417853

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA KLASIFIKASI C4.5 UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA

PENERAPAN ALGORITMA KLASIFIKASI C4.5 UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA PENERAPAN ALGORITMA KLASIFIKASI C4.5 UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA Laily Hermawanti Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Diponegoro No. 1B

Lebih terperinci

LEARNING ARTIFICIAL INTELLIGENT. Dr. Muljono, S.Si, M. Kom

LEARNING ARTIFICIAL INTELLIGENT. Dr. Muljono, S.Si, M. Kom LEARNING ARTIFICIAL INTELLIGENT Dr. Muljono, S.Si, M. Kom Outline Decision tree learning Jaringan Syaraf Tiruan K-Nearest Neighborhood Naïve Bayes Decision Tree Learning : Klasifikasi untuk penerimaan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK DATA MINING UNTUK MENENTUKAN HASIL SELEKSI MASUK SMAN 1 GIBEBER UNTUK SISWA BARU MENGGUNAKAN DECISION TREE

PENERAPAN TEKNIK DATA MINING UNTUK MENENTUKAN HASIL SELEKSI MASUK SMAN 1 GIBEBER UNTUK SISWA BARU MENGGUNAKAN DECISION TREE PENERAPAN TEKNIK DATA MINING UNTUK MENENTUKAN HASIL SELEKSI MASUK SMAN 1 GIBEBER UNTUK SISWA BARU MENGGUNAKAN DECISION TREE Castaka Agus Sugianto Program Studi Teknik lnformatika Politeknik TEDC Bandung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PHP... 15

DAFTAR ISI PHP... 15 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi INTISARI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian diuraikan dalam skema tahap penelitian untuk memberikan petunjuk atau gambaran yang jelas, teratur, dan sistematis seperti yang ditunjukkan pada Gambar

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) SKRIPSI Oleh : AGUNG WALUYO 24010210141020 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Algoritma ID3 Dan C4.5 Untuk Klasifikasi Penerima Hibah Pemasangan Air Minum Pada PDAM Kabupaten Kendal

Analisis Perbandingan Algoritma ID3 Dan C4.5 Untuk Klasifikasi Penerima Hibah Pemasangan Air Minum Pada PDAM Kabupaten Kendal 234 Analisis Perbandingan Algoritma ID3 Dan C4.5 Untuk Klasifikasi Penerima Hibah Pemasangan Air Minum Pada PDAM Kabupaten Kendal Comparative Analysis Of ID3 And C4.5 Algorithm For Classification Of Grant

Lebih terperinci

Kecerdasan Buatan Materi 6. Iterative Dichotomizer Three (ID3)

Kecerdasan Buatan Materi 6. Iterative Dichotomizer Three (ID3) Kecerdasan Buatan Materi 6 Iterative Dichotomizer Three (ID3) Pengertian ID3 Singkatan dari Iterative Dichotomiser Three. Atau Induction of Decision Tree. Diperkenalkan pertama kali oleh Ross Quinlan (1979)

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) UNTUK MENENTUKAN KELAIKLAUTAN KAPAL ABSTRAK

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) UNTUK MENENTUKAN KELAIKLAUTAN KAPAL ABSTRAK PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) UNTUK MENENTUKAN KELAIKLAUTAN KAPAL Oleh Pembimbing : Bambang Setiawan : 1. Prof. Ir. Raden Sjarief Widjaja, Ph.D 2. DR-Ing. Ir. Setyo Nugroho ABSTRAK Salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Studi Sebelum menyusun tugas akhir ini dilakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu terhadap penelitian-penelitian terkait sebagai bahan referensi. Penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. tersebut menghasilkan data yang sangat banyak dalam waktu cepat dan dibiarkan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. tersebut menghasilkan data yang sangat banyak dalam waktu cepat dan dibiarkan BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Pertumbuhan penjualan yang sangat pesat sehingga dibutuhkan sistem informasi yang mampu mengakumulasi setiap transaksi. Dari hasil transakti tersebut

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENENTUAN TIM UTAMA OLAHRAGA HOCKEY MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 (Study Kasus : Hockey Kabupaten Kendal)

KLASIFIKASI PENENTUAN TIM UTAMA OLAHRAGA HOCKEY MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 (Study Kasus : Hockey Kabupaten Kendal) 1 KLASIFIKASI PENENTUAN TIM UTAMA OLAHRAGA HOCKEY MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 (Study Kasus : Hockey Kabupaten Kendal) Budi Utami Jurusan Teknik Informatika FIK UDINUS, Jl. Nakula No. 5-11 Semarang-50131

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dimana metode ini bekerja dengan memanipulasi dan melakukan kontrol pada objek penelitian

Lebih terperinci

KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION

KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION Betrisandi betris.sin@gmail.com Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Pendapatan untuk perusahaan asuransi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA C4.5 UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI STT HARAPAN MEDAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA C4.5 UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI STT HARAPAN MEDAN 116 IMPLEMENTASI ALGORITMA C4.5 UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI STT HARAPAN MEDAN Rismayanti 1 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. H.M Joni No.70

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK YUANDRI TRISAPUTRA & OKTARINA SAFAR NIDA (SIAP 16) Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST

BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST 3.1 Metode Berstruktur Pohon Istilah pohon dalam matematika dikenal dalam teori graf. Pertama kali konsep pohon digunakan oleh Gustav Kirchhoff (184-1887) dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

PENERAPAN DECISION TREEALGORITMA C4.5 DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN HUNIAN TEMPAT TINGGAL

PENERAPAN DECISION TREEALGORITMA C4.5 DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN HUNIAN TEMPAT TINGGAL PENERAPAN DECISION TREEALGORITMA C4.5 DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN HUNIAN TEMPAT TINGGAL Besse Helmi Mustawinar Teknik Informatika FTKOM Universitas Cokroaminoto Palopo Jl Latamacelling Nomor 19 Palopo,

Lebih terperinci

Penerapan Klasifikasi Decision Tree dan Model Log Linear dalam Penanganan Kecelakaan Kerja

Penerapan Klasifikasi Decision Tree dan Model Log Linear dalam Penanganan Kecelakaan Kerja PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Penerapan Klasifikasi Decision Tree dan Model Log Linear dalam Penanganan Kecelakaan Kerja Sofi Khoirun Nisak, Jaka Nugraha Fakultas Matematika

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MAHASISWA YANG MEMPUNYAI KECENDERUNGAN LULUS TIDAK TEPAT WAKTU PADA PROGRAM STUDI MMT-ITS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.

IDENTIFIKASI MAHASISWA YANG MEMPUNYAI KECENDERUNGAN LULUS TIDAK TEPAT WAKTU PADA PROGRAM STUDI MMT-ITS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA C4. IDENTIFIKASI MAHASISWA YANG MEMPUNYAI KECENDERUNGAN LULUS TIDAK TEPAT WAKTU PADA PROGRAM STUDI MMT-ITS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 Amelia Halim 1) dan Joko Lianto Buliali 2) 1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DECISION TREE

PERBANDINGAN DECISION TREE 84 2015 Jurnal Krea-TIF Vol: 03 No: 02 PERBANDINGAN DECISION TREE PADA ALGORITMA C 4.5 DAN ID3 DALAM PENGKLASIFIKASIAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA (Studi Kasus: Fasilkom Universitas Singaperbangsa Karawang)

Lebih terperinci

APLIKASI KLASIFIKASI PEMENUHAN GIZI PADA LANSIA MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE ID3

APLIKASI KLASIFIKASI PEMENUHAN GIZI PADA LANSIA MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE ID3 APLIKASI KLASIFIKASI PEMENUHAN GIZI PADA LANSIA MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE ID3 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sentimen dari pengguna aplikasi android yang memberikan komentarnya pada fasilitas user review

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITME C4.5 DALAM PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA NEGERI 2 SURAKARTA

PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITME C4.5 DALAM PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA NEGERI 2 SURAKARTA PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITME C4.5 DALAM PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA NEGERI 2 SURAKARTA oleh NADYA AL FITRIANI M0111060 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan dengan Teknik Decision Tree

Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan dengan Teknik Decision Tree Scientific Journal of Informatics Vol. 3, No. 1, Mei 2016 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIE ERISKA ARITONANG 24010211140081 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi telah membuat banyak informasi bermunculan. Informasi-informasi tersebut tertuang dalam bentuk dokumen terutama dokumen digital. Semakin

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE)

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Surabaya, 3 Juli 2013 Seminar Hasil Tugas Akhir KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Pohon Keputusan. 6.1 Inductive Learning

Pohon Keputusan. 6.1 Inductive Learning 6 Pohon Keputusan Sometimes you make the right decision, sometimes you make the decision right. Phil McGraw Bab ini akan menelaskan salah satu varian pohon keputusan yaitu ID3 oleh Quinlan [27, 28] yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Berdasarkan analisis masalah, maka perangkat lunak sistem data mining menggunakan algoritma C4.5 untuk prediksi ketepatan waktu kelulusan yang

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang ini semakin pesat. Kebutuhan akan informasi dan komunikasi bertambah. Telah ditemukan berbagai perangkat teknologi yang memudahkan manusia

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 Syam Gunawan 1, Pritasari Palupiningsih 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi, STMIK Indonesia 1 syam@stmik-indonesia.ac.id,

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 BERBASIS FORWARD SELECTION

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 BERBASIS FORWARD SELECTION PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 BERBASIS FORWARD SELECTION Hamsir Saleh Hamsir.saleh@gmail.com Fakultas Ilmu Komputer Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Memprediksi kebangkrutan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN MENGGUNAKAN METODA POHON KEPUTUSAN ID3

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN MENGGUNAKAN METODA POHON KEPUTUSAN ID3 PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN MENGGUNAKAN METODA POHON KEPUTUSAN ID3 Youllia Indrawaty N 1), Mira Musrini Barmawi 2), Andreas Sinaga 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang pemahaman dari logika fuzzy dan data mining. Pada bab ini juga akan dijelaskan bagian-bagian yang perlu diketahui dalam logika fuzzy dan data mining, sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian adapun penulis mencari penelitian penelitian yang memungkinkan terkait dengan penelitian antara lain : 1. Analisis Kinerja Data

Lebih terperinci

DIAGNOSA KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN PADA ANAK BALITA DENGAN ACUAN DENVER II DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN DENGAN METODE DECISION TREE BERBASIS JSP

DIAGNOSA KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN PADA ANAK BALITA DENGAN ACUAN DENVER II DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN DENGAN METODE DECISION TREE BERBASIS JSP DIAGNOSA KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN PADA ANAK BALITA DENGAN ACUAN DENVER II DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN DENGAN METODE DECISION TREE BERBASIS JSP Endah Rakhmawati 1, Entin Martiana K, M.Kom 2, Nur Rosyid Mubtadai,

Lebih terperinci

DATA MINING KLASIFIKASI BERBASIS DECISION TREE. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

DATA MINING KLASIFIKASI BERBASIS DECISION TREE. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom DATA MINING KLASIFIKASI BERBASIS DECISION TREE Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Text Book Outline 1. Algoritma Data Mining Algoritma ID3 Algoritma C4.5 Algoritma C4.5 Introduction Algoritma C4.5 merupakan

Lebih terperinci

Burhanudin Junardi Karim Dr. Lintang Yuniar Banowosari, S.Kom., M.Sc

Burhanudin Junardi Karim Dr. Lintang Yuniar Banowosari, S.Kom., M.Sc Implementasi Data Mining Pada Penjualan Produk Alat Medis di PT. Murti Indah Sentosa Menggunakan Metode Klasifikasi Burhanudin Junardi Karim 11112533 Dr. Lintang Yuniar Banowosari, S.Kom., M.Sc Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Mengingat kondisi perekonomian saat ini sedang tumbuh dan berkembang secara signifikan, di negara khususnya Indonesia, memiliki peningkatan permintaan produk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support Systems (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu aspek terpenting bagi kehidupan manusia, yang dapat mempengaruhi manusia itu sendiri, juga menjadi faktor pendukung dalam setiap sektor

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI (Evaluation Phase dan Deployment Phase)

BAB V IMPLEMENTASI (Evaluation Phase dan Deployment Phase) BAB V IMPLEMENTASI (Evaluation Phase dan Deployment Phase) 5.1 Lingkungan Implementasi Implementasi merupakan tahapan dimana hasil perancangan yang telah dibangun mulai diterapkan pada kondisi yang menyerupai

Lebih terperinci

Penggunaan Pohon Keputusan untuk Klasifikasi Tingkat Kualitas Mahasiwa Berdasarkan Jalur Masuk Kuliah

Penggunaan Pohon Keputusan untuk Klasifikasi Tingkat Kualitas Mahasiwa Berdasarkan Jalur Masuk Kuliah Penggunaan Pohon Keputusan untuk Klasifikasi Tingkat Kualitas Mahasiwa Berdasarkan Jalur Masuk Kuliah Selly Artaty Zega Program Studi Teknik Multimedia dan Jaringan, Jurusan Teknik Informatika, Politeknik

Lebih terperinci