Sikap Terhadap Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 2 TBU dan Implikasinya. Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sikap Terhadap Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 2 TBU dan Implikasinya. Oleh"

Transkripsi

1 Sikap Terhadap Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 2 TBU dan Implikasinya Oleh Wahyu Riyanti Munaris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Wahyu_Riyanti.batrasia@yahoo.com ABSTRACT This research was aimed to describe grade X students of SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik attitudes and attitude formation factors toward Indonesian language and its implications in learning Indonesian. The research method used is descriptive qualitative. Source of data obtained from students of grade X1 SMAN 2 TBU. The results showed that the students of grade X have a very positive attitude towards the Indonesian language. Students have a sense of loyalty, pride, and aware of the Indonesian norm. In addition, the most dominant factor in the formation of student attitudes toward Indonesian language is the experience factor. The result of attitude research on Indonesian language can be applied in all Indonesian language subject matter in SMA, especially in SMAN 2 TBU, one of them is related to drama/film learning. Keywords: factors of attitude formation, implication, student Attitudes toward BI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap dan faktor pembentukan sikap terhadap bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 2 Tulang Bawang Udik dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari siswa kelas X1 SMAN 2 TBU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas X memiliki sikap sangat positif terhadap bahasa Indonesia. Siswa memiliki rasa setia, bangga, dan menyadari adanya norma bahasa Indonesia. Selain itu, faktor yang paling dominan dalam pembentukan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia adalah faktor pengalaman. Hasil penelitian sikap terhadap bahasa Indonesia ini dapat diimplikasikan dalam semua materi pelajaran bahasa Indonesia di SMA, khususnya di SMAN 2 TBU, salah satunya terkait dengan pembelajaran drama/film. Kata kunci: faktor pembentukan sikap, implikasi, sikap siswa terhadap BI Halaman1

2 PENDAHULUAN Salah satu masalah kebahasaan yang perumusan dan dasar penggarapannya perlu dicakup dalam kebijaksanaan pemerintahan adalah fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia (Halim dalam Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1984: 21). Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara harus terus dibina dan dikembangkan agar menjadi bahasa yang modern, yakni bahasa yang sanggup mengemban fungsinya sebagai sarana komunikasi dalam berbagai segi kehidupan. Tujuan pembinaan bahasa Indonesia melalui pendidikan formal di samping bermaksud agar siswa memiliki keterampilan berbahasa lisan maupun tulisan, juga diharapkan siswa memiliki jati diri yang tetap. Sebagai siswa, diharapkan memiliki sikap bahasa yang baik, yang harus ditanamkan sedini mungkin. Anderson dalam Chaer dan Agustina (2010: 151) mengemukakan sikap bahasa adalah tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya. Sikap bahasa tersebut bisa positif (kalau dinilai baik atau disukai) dan bisa negatif (kalau dinilai tidak baik atau tidak disukai). Sikap bahasa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sikap terhadap bahasa dan sikap berbahasa. Sikap terhadap bahasa penekanannya tertuju pada tanggung jawab dan penghargaannya terhadap bahasa, sedangkan sikap berbahasa ditekankan pada kesadaran dalam (Pateda, 1987: 30). Peneliti memfokuskan kajian pada sikap terhadap bahasa. Secara umum, sikap terhadap bahasa dibagi menjadi tiga, yaitu sikap terhadap bahasa Indonesia, sikap terhadap bahasa daerah, dan sikap terhadap bahasa asing. Dalam hal ini, peneliti melakukan penelitian sikap terhadap bahasa Indonesia. Sikap terhadap bahasa Indonesia tersebut dapat dilihat dari dua segi, yaitu sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif terhadap bahasa adalah sikap antusiasme terhadap penggunaan bahasanya, sedangkan sikap negatif terhadap bahasa adalah sikap tidak antusiasme terhadap penggunaan bahasanya. Sejalan dengan ini, Mustakim (1994: 16) mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki sikap positif cenderung akan menerima bahasa itu dengan segala kelebihan dan kekurangannya secara terbuka, tanpa merasa kurang bergengsi bila dibandingkan dengan bahasa lain. Sebaliknya, seseorang yang memiliki sikap negatif cenderung tidak peduli dan tidak antusiasme terhadap bahasanya. Pentingnya penelitian sikap siswa terhadap bahasa Indonesia ini didasarkan pada fenomena penggunaan bahasa Indonesia yang semakin berkurang, khususnya di kalangan remaja, termasuk juga siswa-siswi di sekolah. Selain itu, tidak sedikit siswa yang dalam Halaman2

3 kesehariannya tidak terlalu bangga dengan bahasa Indonesia. Kosakata atau istilah-istilah yang sudah ada dan baku dalam bahasa Indonesia, dalam komunikasinya mereka ganti dengan bahasa asing dan bahasa gaul, yang mereka anggap lebih bergengsi jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Keadaan tersebut jelas tidak mencerminkan kebanggaan terhadap bahasa nasionalnya sendiri, yaitu bahasa Indonesia. Selain tidak memiliki rasa bangga, siswa juga kurang memiliki atau bahkan tidak memiliki rasa tanggung jawab dan rasa memiliki bahasa Indonesia tersebut. Mereka cenderung bersikap tidak menghargai bahasanya karena lebih bangga menggunakan bahasa asing (Sugiyono dan Sasangka, 2011: 5). Selain itu, terdapat beberapa sekolah yang justru mengembangkan mata pelajaran bahasa asing. Misalnya, bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Prancis, dan lain sebagainya. Bahkan, ada beberapa sekolah yang menuntut siswa menggunakan bahasa Inggris dalam berinteraksi atau berkomunikasi dalam lingkungan sekolah. Hal tersebut menyebabkan menurunnya eksistensi bahasa Indonesia yang notabene dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Keadaan demikian, tentu berpengaruh juga terhadap sikap bahasa siswa terhadap bahasa Indonesia. Tidak heran, siswa cenderung memiliki sikap positif terhadap bahasa asing dibandingkan bahasa Indonesia. Sikap siswa terhadap bahasa Indonesia ini memiliki pengaruh yang besar dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia. Belajar bahasa Indonesia sama dengan belajar sejarah budaya Indonesia. Selain belajar, siswa juga belajar berkomunikasi dengan santun sesuai dengan budaya Indonesia. Melalui pembelajaran bahasa, secara tidak langsung ditumbuhkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia sehingga tumbuh penghargaan akan pentingnya nilainilai yang terkandung dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini diimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik terkait dengan KD 3.19 Menganalisis isi dan kebahasaan drama/film yang dibaca atau ditonton dan KD 4.19 Mendemonstrasikan sebuah naskah drama/film dengan memperhatikan isi dan kebahasan. Peneliti merasa sikap siswa terhadap bahasa Indonesia tesebut penting untuk diteliti. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik dengan pertimbangan bahwa SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik merupakan sekolah berstandar nasional dengan cukup mementingkan pemakaian bahasa asing di sekolah, siswa-siswi SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik termasuk masyarakat multibahasawan. Mereka menguasai bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing, penelitian tentang sikap siswa terhadap bahasa Indonesia belum pernah dilakukan di SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik. Oleh karena itu, dirasa perlu diadakan penelitian tentang sikap siswa terhadap bahasa Indonesia. Halaman3

4 Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengangkat penelitian dengan judul Sikap terhadap Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Desain deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2015: 60). Data dalam penelitian ini adalah sikap terhadap bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun pelajaran 2016/2017. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 34 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket dan wawancara. Pengumpulan data, baik melalui kuesioner atau angket dan wawancara dilakukan di SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik. Pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh peneliti pada Januari Sebelum menyebarkan angket dan melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan mengenai sikap terhadap bahasa. Selain itu, peneliti juga memberi pengarahan kepada peserta didik untuk menjawab setiap pernyataan angket dan pertanyaan wawancara sesuai dengan fakta dan pandangan mereka terhadap bahasa Indonesia. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis model interaktif. PEMBAHASAN Bahasan akan diawali dengan menjawab pertanyaan bagaimana sikap terhadap bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kemudian, dilanjutkan dengan faktor-faktor pembentukan sikap terhadap bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat. Selanjutnya, implikasi sikap terhadap bahasa Indonesia dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. A. Sikap Siswa SMAN 2 TBU terhadap Bahasa Indonesia Pembahasan mengenai sikap siswa terhadap bahasa Indonesia diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara kepada 34 siswa kelas X1 SMAN 2 TBU 1. Pembahasan Kuesioner Siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun pelajaran 2016/2017 memiliki sikap sangat positif terhadap bahasa Indonesia. Berdasarkan pernyataan responden diperoleh skor tertinggi, yaitu 133 dengan indeks 0,98 pada pernyataan nomor 5 yang berbunyi Bahasa Halaman4

5 Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara dan skor terendah yang diperoleh, yaitu 72 dengan indeks 0,53 pada pernyataan nomor 26 yang berbunyi Penyatuan masyarakat Indonesia yang berbeda ras, suku, dan agama tidak dilihat dari penggunaan bahasa Indonesia. Berdasarkan perolehan indeks per responden, dari 34 siswa diperoleh sebanyak 26 siswa berada pada rentang julat indeks 80. Artinya, sebanyak 76% siswa memiliki sikap sangat positif terhadap bahasa Indonesia. Delapan siswa berada pada rentang julat 0,5 0,8. Artinya, sebanyak 24% siswa memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Tidak ada satu siswapun yang memperoleh indeks pada rentang julat 0,2 0,4 dan 0,2. Ini berarti bahwa hasil pernyataan siswa terhadap angket sikap terhadap bahasa Indonesia tidak menunjukkan adanya sikap cukup positif dan sikap negatif terhadap bahasa Indonesia. Mereka memiliki sikap sangat positif dan positif terhadap bahasa Indonesia. Perolehan indeks sesuai dengan rentang julat tertuang dalam tabel berikut. Julat Jumlah Kategori Indeks Siswa 0,2 0 Negatif 0,2 0,4 0 Cukup Positif 0,5 0,8 8 Positif 0,8 26 Sangat Positif Jumlah 34 Meskipun berada dalam kategori yang sama, skor yang diperoleh dalam setiap alternatif jawaban pada pernyataan menunjukkan angka yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki pandangan yang berbeda-beda sesuai dengan pernyataan yang diberikan. Sebagai contohnya, hasil pernyataan 26 dan 38. Hasil indeks pernyataan nomor 26, yaitu 0,53 dan penyataan nomor 38, yaitu 0,79 menunjukkan kategori julat indeks yang sama, yaitu 0,5 0,8 atau positif. Meskipun kedua pernyataan ini berada dalam kategori yang sama, tetapi terdapat beberapa perbedaan skor yang diperoleh pada alternatif jawaban yang diberikan. Perbedaan perolehan skor pada masing-masing alternatif jawaban yang diberikan oleh siswa menunjukkan kuantitas dan kualitas yang berbeda-beda dalam menunjukkan sikapnya terhadap bahasa Indonesia. Perbedaan yang ada bukanlah suatu masalah yang besar selama siswa masih memiliki sikap positif maupun sangat positif terhadap bahasa Indonesia. Indeks sikap terhadap bahasa Indonesia dihitung berdasarkan pada indikator sikap terhadap bahasa yang dikemukakan oleh Garvin dan Mathiot, yaitu kesetian bahasa (language loyalty), kebanggaan bahasa (language pride), dan kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm). Dengan demikian, indikator sikap terhadap bahasa Indonesia terdiri atas tiga indikator, yaitu sikap setia terhadap bahasa Indonesia, sikap bangga terhadap bahasa Indonesia, dan sikap menyadari adanya norma bahasa Indonesia. a) Sikap Setia Siswa terhadap BI Berdasarkan 12 pernyataan pada indikator sikap setia terhadap bahasa Indonesia, skor tertinggi terdapat Halaman5

6 pada pernyataan 8 yang berbunyi Bahasa Indonesia wajib dilestarikan demi keberlangsungan bangsa Indonesia di masa mendatang dengan perolehan skor sebanyak 131 pada subindikator mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia, sedangkan skor terendah terdapat pada pernyataan 10 yang berbunyi Kedudukan bahasa Indonesia sama dengan kedudukan bahasa daerah dan bahasa asing dengan perolehan skor sebanyak 86 pada subindikator yang sama, yaitu mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil dan deskripsi dari dua belas pernyataan pada indikator sikap setia terhadap bahasa Indonesia, diperoleh rata-rata indek pada indikator tersebut sebesar 0,83. Dengan demikian, siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik tahun pelajaran 2016/2017 memiliki sikap sangat setia terhadap bahasa Indonesia. Sikap setia siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik tahun pelajaran 2016/2017 tercermin dalam subindikator mempertahankan bahasa Indonesia dan menyaring serta mencermati adanya pengaruh bahasa lain terhadap bahasa Indonesia. b) Sikap Bangga Siswa terhadap BI Berdasarkan 12 pernyataan pada indikator sikap bangga terhadap bahasa Indonesia, skor tertinggi terdapat pada pernyataan 3 yang berbunyi Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara dengan perolehan skor sebanyak 133 pada subindikator menggunakan bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional, sedangkan skor terendah terdapat pada pernyataan 8 yang berbunyi Penyatuan masyarakat Indonesia yang berbeda ras, suku, dan agama tidak dilihat dari penggunaan bahasa Indonesia dengan perolehan skor sebanyak 72 pada subindikator menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat penyatuan masyarakat. Berdasarkan hasil dan deskripsi dari dua belas pernyataan pada indikator sikap bangga terhadap bahasa Indonesia, diperoleh rata-rata indek pada indikator tersebut sebesar 0,83. Dengan demikian, siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik tahun pelajaran 2016/2017 memiliki sikap sangat bangga terhadap bahasa Indonesia. Sikap bangga siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun pelajaran 2016/2017 tercermin dalam subindikator mengembangkan bahasa Indonesia, sebagai lambang identitas nasional, dan sebagai alat penyatuan masyarakat. c) Sikap Siswa yang Menyadari Adanya Norma BI Berdasarkan pada 16 pernyataan pada indikator sikap menyadari adanya norma bahasa Indonesia, skor tertinggi terdapat pada pernyataan 1 yang berbunyi Anda harus yang baik dan benar dengan perolehan skor sebanyak 132 pada subindikator sesuai kaidah bahasa Indonesia, sedangkan skor terendah terdapat pada pernyataan 5 yang berbunyi Penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak benar diberi Halaman6

7 sanksi atau hukuman dengan perolehan skor sebanyak 74 pada subindikator yang sama, yaitu sesuai kaidah bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil dan deskripsi dari enam belas pernyataan pada indikator sikap menyadari adanya norma bahasa Indonesia, diperoleh rata-rata indek pada indikator tersebut sebesar 0,82. Dengan demikian, siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik tahun pelajaran 2016/2017 memiliki sikap sangat menyadari adanya norma bahasa Indonesia. Sikap menyadari adanya norma bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun pelajaran 2016/2017 tercermin dalam subindikator menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia secara cermat dan santun. 2. Pembahasan Wawancara Wawancara dilakukan selama tiga hari, yaitu pada Januari 2017 di kelas X1 SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang. Hasil wawancara terhadap siswa kelas X1 menunjukkan adanya sikap sangat positif terhadap bahasa Indonesia. Jawaban yang diperoleh menunjukkan respon yang bervariasi. Oleh karena itu, peneliti merangkum jawaban siswa tersebut dalam bentuk variasi jawaban agar mudah untuk dianalisis. Hasil dan deskripsi wawancara menunjukkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik memiliki sikap sangat positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap sangat positif mereka tercermin dalam indikator sikap setia terhadap bahasa Indonesia, sikap bangga terhadap bahasa Indonesia, dan sikap menyadari adanya norma bahasa Indonesia. Mereka mengetahui fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia, mereka akan mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia, mereka mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan mereka akan senang dan menerima teguran apabila mereka melakukan kesalahan saat, mereka merasa malu jika secara tidak baik dan benar, dan mereka menganggap bahwa bahasa Indonesia perlu diperkenalkan di luar negeri. Berdasarkan hasil angket dan wawancara sikap terhadap bahasa Indonesia dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun pelajaran 2016/2017 memiliki sikap sangat positif terhadap bahasa Indonesia. Hasil ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Garvin dan Mathiot yang mengemukakan adanya tiga ciri sikap terhadap bahasa, yaitu kesetian bahasa (language loyalty), kebanggaan bahasa (language pride), dan kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm). Siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat telah menunjukkan sikap setia terhadap bahasa Indonesia, sikap bangga terhadap Halaman7

8 bahasa Indonesia, dan mereka juga menyadari adanya norma dalam bahasa Indonesia. Pernyataan siswa saat kegiatan wawancara sesuai dengan pernyataan yang mereka isikan saat menjawab angket sikap terhadap bahasa Indonesia. Pemakai bahasa dikatakan bersikap positif terhadap suatu bahasa manakala derajat kecenderungannya bertindak pada skala tinggi atau meningkat terhadap bahasanya. Perilakunya mencerminkan rasa tanggung jawab, rasa memiliki, dan kemauan membina dan mengembangkan bahasanya tersebut. Kebanggaan, rasa memiliki, bertanggung jawab terhadap bahasa Indonesia mendorong siswa untuk tersebut sebagai alat interaksi dan komunikasi. Perasaan bangga yang ditimbulkan oleh sikap positif terhadap bahasa Indonesia itu memiliki kaitan yang erat dengan rasa setia terhadap bahasa Indonesia, karena rasa setia itu pula yang telah memungkinkan keberhasilan perjuangan nasional dalam menemukan identitasnya sebagai bangsa yang berdaulat. Dengan demikian, rasa setia dan rasa bangga itu pada dasarnya tidak terlepas dari sikap bahasa yang positif. Sikap positif terhadap bahasa dapat dilihat dari penampilan seseorang ketika menggunakan bahasa. Hal ini yang belum dimiliki siswa. Sikap positif terhadap bahasa baru sebatas pernyataan-pernyataan yang mereka berikan pada daftar pernyataan angket sikap terhadap bahasa Indonesia dan wawancara. Namun, sikap positif berbahasa dalam kehidupan sehari-hari belum relevan dengan sikap positif mereka terhadap bahasa Indonesia. B. Faktor-faktor Pembentukan Sikap Siswa terhadap BI Kriteria faktor-faktor pembentukan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia ditentukan berdasarkan persentase jawaban yang diberikan oleh siswa pada pernyataan kuesioner atau angket. Jawaban Ya atau Tidak, lebih dari setengah dari jumlah siswa, memberi arti komponen yang ditanyakan merupakan faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia. Faktor pembentukan sikap siswa SMAN 2 TBU terhadap bahasa Indonesia adalah faktor pengalaman, emosi, lingkungan, dan media massa. 1) Faktor Pengalaman Siswa Tanggapan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Tanggapan dan penghayatan dapat dimiliki seseorang jika ia mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Tidak adanya pengalaman sama sekali dengan objek, cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sehubungan dengan ini, hasil perolehan data faktor-faktor pembentukan sikap terhadap bahasa Indonesia terbentuk karena siswa memiliki pengalaman terhadap objek bahasa. Pernyataan ini didukung oleh data berupa jawaban siswa atas pernyataan yang diberikan melalui angket. Berdasarkan data yang diperoleh berkaitan dengan faktor pengalaman dan pengetahuan, pembentukan sikap terhadap bahasa Indonesia menggambarkan respon positif. Sebanyak 30 atau 88% siswa Halaman8

9 mengetahui fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia; 30 atau 88% siswa tahu kapan dan di mana penggunaan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing; 31 atau 91% siswa pernah mendapatkan materi pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan pengetahuan bahasa; 19 atau 56% siswa paham berbagai variasi atau jenis ragam bahasa Indonesia; 24 atau 71% siswa mengerti tentang ragam bahasa resmi dan ragam bahasa santai/tidak resmi; 28 atau 82% siswa sudah menggunakan ragam bahasa resmi dan ragam bahasa santai/tidak resmi sesuai tempatnya; 28 atau 82% siswa menguasai pengetahuan tentang penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan kalimat efektif; 33 atau 97% siswa mampu membedakan bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Indonesia yang benar; 33 atau 97% siswa belajar keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia; dan 11 atau 32% siswa tahu bahwa kalimat yang digunakan salah, tetapi tidak diperbaiki dan masih ia gunakan. Pengalaman siswa terhadap suatu objek akan membentuk sikap terhadap objek tersebut. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi. Sebanyak 79% atau 27 siswa mengakui bahwa pembentukan sikap mereka terhadap bahasa Indonesia dipengaruhi oleh faktor pengalaman. Faktor pengalaman ini mempengaruhi sikap mereka terhadap bahasa Indonesia. Faktor pengalaman siswa berupa pengalaman pribadi seperti mengikuti lomba pidato, Lomba Cerdas Cermat bahasa Indonesia, dan lain sebagainya. 2) Faktor Emosi Siswa Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi siswa terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosi. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan berkesan. Berkaitan dengan faktor emosi, pembentukan sikap siswa SMAN 2 TBU terhadap bahasa Indonesia menggambarkan respon positif. Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang disadari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyalur frustasi atau pengalihan bentuk ego. Faktor emosi ini akan membentuk perasaan pada diri siswa. Perasaan-perasaan yang ada dalam diri siswa tersebut akan menentukan sikap mereka terhadap bahasa Indonesia. Sebanyak 62% atau 21 siswa mengakui bahwa pembentukan sikap mereka terhadap bahasa Indonesia dipengaruhi oleh faktor emosi. Mereka menganggap bahwa faktor emosi menjadi salah satu faktor penting yang membentuk sikap mereka terhadap bahasa Indonesia. Mereka merasa malu jika secara serampangan, mereka bangga, mereka menganggap tulisan berbahasa Indonesia lebih indah dibandingkan dengan tulisan berbahasa selain bahasa Indonesia, mereka merasa sedih saat orangorang lebih mengutamakan membeli kamus bahasa asing daripada Halaman9

10 membeli kamus bahasa Indonesia, dan lain sebagainya. Faktor emosi menjadi faktor penting dibandingkan faktor lainnya, karena pembentukan faktor lain dipengaruhi juga faktor emosi. 3) Faktor Lingkungan Siswa Berkaitan dengan faktor lingkungan, pembentukan sikap terhadap bahasa Indonesia menggambarkan respon yang berada pada kategori netral. Artinya, sebanyak 17 atau 50% siswa menyatakan bahwa pembentukan sikap mereka terhadap bahasa Indonesia dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar mereka, termasuk teman, guru, staf TU, penjaga kantin, dan lain sebagainya. Namun, 17 atau 50% siswa lainnya menyatakan bahwa faktor lingkungan tidak mempengaruhi pembentukan sikap mereka terhadap bahasa Indonesia. Sikap terbentuk dari interaksi sosial yang dialami seseorang yang di dalam interaksinya individu akan membentuk pola tertentu terhadap suatu objek yang dihadapinya. Tempat dan lingkungan siswa tinggal dan dibesarkan sangat mempengaruhi sikapnya terhadap bahasa Indonesia. Nilai-nilai yang tumbuh dalam lingkungan tempat tinggal siswa sangat berperan dalam menentukan respon seperti apa yang diberikan oleh objek. Pada masa remaja, orang yang dianggap penting adalah orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, dan lain-lain. Siswa di sekolah menengah akan cenderung mengambil sikap yang serupa dengan teman sebaya dalam kelompok anak tersebut. Sikap siswa terhadap bahasa Indonesia cenderung meniru perilaku yang diamatinya. Bahasa yang tampak dalam kehidupan sehari-hari siswa, saat berada di sekolah menyesuaikan dengan kebutuhannya. 4) Faktor Media Massa Berkaitan dengan faktor media massa, pembentukan sikap terhadap bahasa Indonesia menggambarkan respon positif. Di era yang semakin modern seperti saat ini, media massa menjadi salah satu faktor yang paling sering digunakan sebagai alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Selain itu, media massa juga menyebabkan seseorang atau siswa memanfaatkan media massa tersebut sebagai media dan sumber belajar. Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Penggunaan bahasa Indonesia dalam media massa menjadi salah satu faktor yang menentukan pembentukan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia tersebut. Media massa yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, secara tidak langsung dapat membentuk opini siswa yang baik terhadap bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pemanfaatan media massa dalam proses pembelajaran menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu memilih dan memanfaatkan media massa yang yang baik dan benar untuk dijadikan sebagai media atau sumber belajar bagi siswa. Dengan demikian, siswa akan memiliki sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Sebanyak 56% atau 19 siswa mengakui pembentukan sikap mereka terhadap Halaman10

11 bahasa Indonesia dipengaruhi oleh faktor media massa, yaitu hasil menonton tv, mendengarkan radio, membaca koran, majalah, dan surat kabar. Berdasarkan keempat indikator faktor sikap terhadap bahasa Indonesia, dapat disimpulkan bahwa faktor sikap siswa terhadap bahasa Indonesia menunjukkan respon yang positif. Artinya, siswa mengakui bahwa pembentukan sikap mereka terhadap bahasa Indonesia dipengaruhi oleh faktor pengalaman, faktor emosi, faktor lingkungan, dan faktor media massa. Faktor pertama yang paling dominan mempengaruhi sikap mereka terhadap bahasa Indonesia adalah faktor pengalaman. Kedua adalah faktor emosi. Ketiga adalah faktor media massa. Keempat adalah faktor lingkungan. C. Implikasi Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMAN 2 TBU Penelitian sikap terhadap bahasa Indonesia ini dapat diimplikasikan pada semua materi bahasa Indonesia karena penelitian ini berkaitan dengan pembelajaran secara tidak langsung, yaitu dalam rangka pembentukan sikap siswa. Pembelajaran dalam rangka pembentukan sikap siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran secara langsung. Oleh karena itu, simpulan hasil penelitian sikap siswa terhadap bahasa Indonesia dilakukan melalui pembelajaran secara langsung. Implikasi ini sangat relevan apabila diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Tulang Bawang Barat yang merupakan tempat di mana penelitian ini dilakukan. Temuan penelitian ini juga hanya berlaku untuk sekolah tersebut karena yang menjadi sumber data dalam penelitian merupakan siswa SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik sehingga temuan ini tidak akan relevan apabila diterapkan di sekolah-sekolah lain. Oleh karena itu, simpulan hasil penelitian sikap siswa terhadap bahasa Indonesia diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik. Simpulan hasil penelitian ini diimplikasikan pada KD 3.19 Menganalisis isi dan kebahasaan drama/film yang dibaca atau ditonton dan KD 4.19 Mendemonstrasikan sebuah naskah drama/film dengan memperhatikan isi dan kebahasan sebagai salah satu contoh materi pembelajaran untuk menerapkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Agar pelaksanaan pembelajaran lebih terkonsep, proses pembelajaran perlu dirancang dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh pendidik haruslah dirancang dengan sebaik mungkin agar tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat terwujud. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Sikap terhadap bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun pelajaran 2016/2017 berada dalam kategori sangat positif. erdasarkan hasil dan pembahasan angket dan wawancara. Sikap siswa terhadap Halaman11

12 bahasa Indonesia ini bermakna bahwa siswa memiliki rasa setia dan bangga terhadap bahasa Indonesia. Selain itu, siswa juga mengetahui dan menyadari adanya norma dalam bahasa Indonesia sehingga mereka berupaya untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. 2. Faktor paling dominan mempengaruhi pembentukan sikap siswa SMAN 2 TBUv adalah faktor pengalaman. Kemudian, faktor emosial, faktor media massa, dan faktor lingkungan. 3. Sikap siswa terhadap bahasa Indonesia diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik terkait dengan KD 3.19 Menganalisis isi dan kebahasaan drama/film yang dibaca atau ditonton dan KD 4.19 Mendemonstrasikan sebuah naskah drama/film dengan memperhatikan isi dan kebahasan. Saran 1. Sebaiknya pengukuran sikap terhadap bahasa Indonesia dilakukan secara terus menerus untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dan untuk melihat kemajuan sikap siswa sebagai bagian dari hasil pembelajaran. 2. Sebaiknya guru lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai sikap siswa terhadap bahasa Indonesia secara lebih mendalam. Oleh karena itu, diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti sikap siswa terhadap bahasa Indonesia dan korelasinya dengan kemampuan berbahasa Indonesia siswa. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul dan Leoni Agustina Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta. Mustakim Membina Kemampuan Berbahasa Panduan Ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pateda, Mansoer Sosiolinguistik. Bandung. Angkasa. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Politik Bahasa Nasional. Jakarta: Balai Pustaka. Sugiyono dan Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka Sikap Masyarakat Indonesia terhadap Bahasanya. Yogyakarta: Elmatera Publishing. Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Halaman12

SIKAP BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG. Ratih Rahayu

SIKAP BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG. Ratih Rahayu SIKAP BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG Ratih Rahayu Kantor Bahasa Provinsi Lampung Jalan Beringin II No.40 Kompleks Gubernuran Telukbetung, Bandarlampung Pos-el:

Lebih terperinci

ABSTRAK SIKAP BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS IX DAN IMPLIKASINYATERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

ABSTRAK SIKAP BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS IX DAN IMPLIKASINYATERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ABSTRAK SIKAP BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS IX DAN IMPLIKASINYATERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Oleh Nur Fasila Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

SIKAP BAHASA SISWA KELAS VII SMP DARMA BANGSA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

SIKAP BAHASA SISWA KELAS VII SMP DARMA BANGSA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SIKAP BAHASA SISWA KELAS VII SMP DARMA BANGSA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN Oleh Laili Apriana Karomani Wini Tarmini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail: apriliana-lely@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. penelitian dari laporan penelitian yang relevan. Menurut Triandis (melalui Suhardi, 1996: 22) sikap didefinisikan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. penelitian dari laporan penelitian yang relevan. Menurut Triandis (melalui Suhardi, 1996: 22) sikap didefinisikan sebagai BAB II KAJIAN TEORI Pada bab kajian teori akan dijelaskan landasan teori yang mendukung penelitian sikap bahasa siswa. Teori yang akan dijelaskan antara lain mengenai sikap, sikap bahasa, serta pembelajaran

Lebih terperinci

MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK

MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK 153 SIKAP BAHASA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MAHASISWA SEMESTER 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka

Lebih terperinci

KEBANGGAAN TERHADAP BAHASA INDONESIA (LANGUAGE PRIDE) DI PURWAKARTA. Siti Chadijah ABSTRAK

KEBANGGAAN TERHADAP BAHASA INDONESIA (LANGUAGE PRIDE) DI PURWAKARTA. Siti Chadijah ABSTRAK KEBANGGAAN TERHADAP BAHASA INDONESIA (LANGUAGE PRIDE) DI PURWAKARTA Siti Chadijah chadijah165@gmail.com ABSTRAK Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa selalu dijaga, salah satunya dengan menjadikan

Lebih terperinci

MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Oleh

MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Oleh MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Oleh Septiana Dwi Puspita Sari Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Sikap Bahasa Masyarakat Urban terhadap Bahasa Indonesia. (Menemukan Tipe Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Wilayah Rural dan Urban)

Sikap Bahasa Masyarakat Urban terhadap Bahasa Indonesia. (Menemukan Tipe Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Wilayah Rural dan Urban) Sikap Bahasa Masyarakat Urban terhadap Bahasa Indonesia (Menemukan Tipe Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Wilayah Rural dan Urban) Nuryani,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Abstrak

Lebih terperinci

SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA INTERNASIONAL BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA

SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA INTERNASIONAL BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA SIKAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA INTERNASIONAL BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA Rizki Amalia Sholihah Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo rizkiamalias88@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh Hendra Purnama Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau Kajian Dialektologi dan Sikap Bahasa Minang Pada Pedagang Rantau di Jakarta 1 Erni Hastuti, 2 Teddy Oswari 1 Fakultas Sastra dan Bahasa, Universitas Gunadarma 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Ari Kartini, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Ari Kartini, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Hal ini dibuktikan dengan disusunnya UU yang membahas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori Ibrahim (1993:125 126), berpendapat bahwa semua kelompok manusia mempunyai bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Penelitian kualitatif dipilih karena penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

SIKAP BAHASA SISWA SMPN 2 SIMANINDO DI SIMARMATA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR TERHADAP BAHASA INDONESIA

SIKAP BAHASA SISWA SMPN 2 SIMANINDO DI SIMARMATA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR TERHADAP BAHASA INDONESIA SIKAP BAHASA SISWA SMPN 2 SIMANINDO DI SIMARMATA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR TERHADAP BAHASA INDONESIA Oleh: AFRITA SIDABARIBA NIM 072222710002 ABSTRACT The purpose of this study was to determine

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENDAYAGUNAAN MEDIA PEMELAJARAN GEOGRAFI ERASIS WE PADA MATERI POKOK PERSEARAN FLORA DAN FAUNA DI KELAS XI PROGRAM

Lebih terperinci

SIKAP BAHASA MASYARAKAT DI WILAYAH PERBATASAN NTT: PENELITIAN SIKAP BAHASA PADA DESA SILAWAN, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

SIKAP BAHASA MASYARAKAT DI WILAYAH PERBATASAN NTT: PENELITIAN SIKAP BAHASA PADA DESA SILAWAN, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SRI WINARTI: SIKAP BAHASA MASYARAKAT DI WILAYAH... SIKAP BAHASA MASYARAKAT DI WILAYAH PERBATASAN NTT: PENELITIAN SIKAP BAHASA PADA DESA SILAWAN, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (LANGUAGE ATTITUDE OF THE PEOPLE

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI PADANG Risa Marjuniati ), Marsis ), Hj. Syofiani ) ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa. Jadi sikap bahasa tidak bisa lepas dari sosiolinguistik. Kebebasan memilih dan menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA DI KALANGAN MAHASISWA IKIP SILIWANGI BANDUNG

PENGARUH CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA DI KALANGAN MAHASISWA IKIP SILIWANGI BANDUNG P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i3p%25p.671 PENGARUH CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA DI KALANGAN MAHASISWA IKIP SILIWANGI BANDUNG Suci Lestari 1, Syanti Oktaviani

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo ANALISIS KESALAHAN KEBAHASAAN DALAM SURAT DINAS DI KANTOR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2014 DAN 2015 DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA DALAM RANGKA PEMBELAJARAN MENULIS SURAT

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER

PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER (Studi Kasus di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk

Lebih terperinci

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal EEAJ 3 (1) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENGARUH KESIAPAN BELAJAR, MINAT BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN SIKAP SISWA TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dalam kehidupan sosialnya berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa. Dalam sosiolinguistik, masyarakat tersebut kemudian disebut sebagai masyarakat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

Budaya Literasi Kunci Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berkualitas pada Era MEA

Budaya Literasi Kunci Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berkualitas pada Era MEA Budaya Literasi Kunci Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berkualitas pada Era MEA Hendra Prasetyo dan Muhamad Habiburrahman Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Mataram himprasetya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,dan mengidentifikasikan

Lebih terperinci

SIKAP MAHASISWA TERHADAP BAHASA INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA

SIKAP MAHASISWA TERHADAP BAHASA INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA Zuhriyah, Sikap Mahasiswa dan Pencapaian Kompetensi Dasar 85 SIKAP MAHASISWA TERHADAP BAHASA INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA Ainu Zuhriyah Akademi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat

Lebih terperinci

ASEP HIDAYATULLAH, 2016 PENGARUH SIKAP BERBAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA AKADEMIK

ASEP HIDAYATULLAH, 2016 PENGARUH SIKAP BERBAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA AKADEMIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sering digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Sebagian besar kegiatan berkomunikasi didominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontrak sosial.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMAN 1 BANGUN PURBA Pebriani *), Arcat 1), Lusi Eka Afri 2) 1&2) Program

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Syarifah Leni Fuji Lestari, Ahadi Sulissusiawan, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO Endang Sulistyaniningsih Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: esulistyaniningsih@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR Nuraini. AR, Sugiyono, Kartono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN

Lebih terperinci

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis 1 1 keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu kompetensi yang dikaji dan harus

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014 Oleh Nur Aisah Kahfie Nazaruddin Eka Sofia Agustina Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia

Lebih terperinci

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH 288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.3 Juli 2017, 288-294 KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH Rahmat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RESITASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN TEMA IDENTITAS DIRI KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 7 MALANG

PENERAPAN METODE RESITASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN TEMA IDENTITAS DIRI KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 7 MALANG PENERAPAN METODE RESITASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN TEMA IDENTITAS DIRI KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 7 MALANG Zuhrun Nafis Dewi Kartika Ardiyani, S. Pd., M.Pd. Edy Hidayat, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Vol. 4 No.2 Desember 2014 ISSN 2089-3973 BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Indah Rahmita Sari FKIP Universitas Batanghari ABSTRACT This article description

Lebih terperinci

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Oleh: Murliaty 1, Erizal Gani 2, Andria Catri Tamsin 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

STUDI KASUS SIKAP BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

STUDI KASUS SIKAP BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA SEKOLAH DASAR STUDI KASUS SIKAP BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA SEKOLAH DASAR I. PENDAHULUAN Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dijadikan status sebagai bahasa persatuan sangat penting untuk diajarkan sejak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dari budaya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING Arnika Andriani 1), Suharno 2), Yulianti 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini akan dideskripsikan mengenai data setiap variabel yang diukur dalam penelitian ini didasarkan hasil jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada responden, yaitu para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH Oleh Elisa Novitasari Ali Mustofa Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: elisanovitasari86@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki status sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang kebanggaan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN PERGAULAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA. Suratno 1

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN PERGAULAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA. Suratno 1 JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DINAMIKA PENDIDIKAN Vol. IX, No. 1, Juni 2014 Hal. 92-99 PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN PERGAULAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA Suratno 1 Abstract: The

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi menulis argumentasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identitas bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif, mutlak. dalam dunia pergaulan dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. identitas bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif, mutlak. dalam dunia pergaulan dengan bangsa lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai salah satu lambang negara yang menunjukkan identitas bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif, mutlak diperlukan setiap

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN Emianna Tumanggor Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penguasaan

Lebih terperinci

(Skripsi) Oleh : WAHYU RIYANTI

(Skripsi) Oleh : WAHYU RIYANTI SIKAP TERHADAP BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 TULANG BAWANG UDIK KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA (Skripsi)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

Nirmawan. Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Jl. Garu II No. 93 Medan Abstrak. Abstract

Nirmawan. Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Jl. Garu II No. 93 Medan Abstrak. Abstract KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN EKSPOSISI BERDASARKAN EJAAN, PILIHAN KATA, DAN KETERPADUAN PARAGRAF SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIAYAH 06 MEDAN TAHUN AJARAN 2016-2017 Nirmawan Universitas Muslim Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita adalah sajian informasi tentang suatu kejadian yang berlangsung atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui informasi berantai

Lebih terperinci

LEARNING MOTIVATION KANJI ON STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM UNIVERSITY OF RIAU

LEARNING MOTIVATION KANJI ON STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM UNIVERSITY OF RIAU 1 LEARNING MOTIVATION KANJI ON STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM UNIVERSITY OF RIAU Rozi saputra, Hana Nimashita, Nana Rahayu Rozi_saputra1515@gmail.com, hana_nimashita@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang dalam kehidupan mereka setiap harinya. Baik untuk komunikasi antarteman, murid dengan guru, maupun

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO Oleh: Anthonius M. Golung e-mail: tonygolung@yahoo.com Abstract Target of this research is to know student

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna,

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna, bahasa digunakan

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh SRI DEWI RAMAWATI NIM

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh SRI DEWI RAMAWATI NIM KEMAMPUAN PENGGUNAAN DIKSI DAN LAFAL BAHASA INDONESIA PADA PEMBELAJARAN DISKUSI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 19 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SRI DEWI RAMAWATI

Lebih terperinci

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT 1 CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN Dina Oktavia¹, Putri Dian Afrinda², Risa Yulisna² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

SIKAP MAHASISWA FISIP UNSRAT TERHADAP JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT. Oleh: Drs. Anthonius M. Golung, SIP

SIKAP MAHASISWA FISIP UNSRAT TERHADAP JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT. Oleh: Drs. Anthonius M. Golung, SIP SIKAP MAHASISWA FISIP UNSRAT TERHADAP JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT Oleh: Drs. Anthonius M. Golung, SIP e-mail: tonygolung@yahoo.com Abstract The aim of this research is to evaluate the attitude

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI SMAN 1 KECAMATAN PAYAKUMBUH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Yunia Mentari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk mengumpulkan data, menyusun, serta menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa, seseorang tidak dapat berinteraksi dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG Oleh: Mira Handriyani, Harris Effendi Thahar, Andria Catri Tamsin Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berlokasi di SMA Negeri 4. jangkau sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berlokasi di SMA Negeri 4. jangkau sehingga memudahkan dalam pengumpulan data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berlokasi di SMA Negeri 4 Gorontalo. Pemilihan lokasi penelitian ini karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL REMAJA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL REMAJA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL REMAJA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL MUTIA YUPITA NIM. 09080261 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR Nofianti Eka Permadi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP Eci Oktadarmafina, Nina Kadaritna, Noor Fadiawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung eci.pkimia@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedudukan bahasa Indonesia saat ini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Pemakaian bahasa Indonesia mulai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis menyampaikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis dan penafsiran seluruh data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Selain itu penulis

Lebih terperinci

Waktu Kegiatan Pemateri Daftar ulang Panitia Pembukaan Panitia Bahasa Indonesia yang Cermat, Apik, dan Santun

Waktu Kegiatan Pemateri Daftar ulang Panitia Pembukaan Panitia Bahasa Indonesia yang Cermat, Apik, dan Santun DRAF PANDUAN LOMBA DEBAT BAHASA SE-JABODETABEK DALAM RANGKA BULAN BAHASA TAHUN 2017 I. Daftar Topik Debat 1. Dewan ini akan memprioritaskan pengenalan bahasa Indonesia ke luar negeri daripada pengembangan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN KOSA KATA GAUL SEBAGAI BAHASA KOMUNIKASI REMAJA DI SEKOLAH

KEDUDUKAN KOSA KATA GAUL SEBAGAI BAHASA KOMUNIKASI REMAJA DI SEKOLAH KEDUDUKAN KOSA KATA GAUL SEBAGAI BAHASA KOMUNIKASI REMAJA DI SEKOLAH Krishandini Institut Pertanian Bogar PENDAHULUAN Televisi sebagai media yang lebih sering dilihat oleh remaja. Banyak: sinetron di televisi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SRI HANDAYANI NIM 090388201313 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMK KARTIKA 1-2 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMK KARTIKA 1-2 PADANG ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMK KARTIKA 1-2 PADANG ARTIKEL ILMIAH SUCI HERAWATI JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KETERLAMBATAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL FT UNP DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KETERLAMBATAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL FT UNP DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KETERLAMBATAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL FT UNP DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI Anggia Roza 1, Azwar Inra 2, Rijal Abdullah 3 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FT Universitas

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri

Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri 67 Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri (Studi pada Materi Pokok Gugus fungsi) The Effectiveness of Novick Learning Model in Learning Chemistry

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI GURU, KONSEP DIRI, SIKAP SISWA PADA PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH KOMPETENSI GURU, KONSEP DIRI, SIKAP SISWA PADA PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PENGARUH KOMPETENSI GURU, KONSEP DIRI, SIKAP SISWA PADA PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR Annisa Pratiwi Tedi Rusman dan Nurdin Pendidikan Ekonomi P.IPSFKIPUnila Jalan Prof. Dr.Soemantri Brojonegoro No.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO. Oleh: Erna Ikawati 1

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO. Oleh: Erna Ikawati 1 PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO Oleh: Erna Ikawati 1 Abstract Ability in speech is strong enough affected by mastering good and correct language. Teaching a good

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING Devi Restyaningrum 1), Retno Winarni 2), Tri Budiharto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG 374 HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG Ahmad Taher Hasibuan *, Zulfa Eff Uli Ras **, Jabar ***

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR Rismawati Amin Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA N I KOTA SOLOK Abdus Syahid, Zafri,Kaksim

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENYUNTING TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

KEMAHIRAN MENYUNTING TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI KEMAHIRAN MENYUNTING TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat dapat dipahami jika dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti syarat dan kaidah

Lebih terperinci