HUBUNGAN KEKERABATAN POPULASI MELAYU CINA DARATAN BERDASARKAN 13 LOKUS STRs ndna
|
|
- Hartono Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 HUBUNGAN KEKERABATAN POPULASI MELAYU CINA DARATAN BERDASARKAN 13 LOKUS STRs ndna Nur Adibah 1, Yoni F. Syukriani 1, Noverika Windasari 1, Hanson Endra Kusuma 2 Abstrak Polimorfisme yang didapatkan dari Short Tandem Repeats (STRs) pada DNA inti (ndna) digunakan dalam proses identifikasi DNA dan dapat diteliti lebih lanjut untuk mencari hubungan kekerabatan dalam kelompok populasi yang berbeda. Varian STRs pada DNA inti yang sama-sama dimiliki oleh kelompok populasi tersebut dapat digunakan untuk mencari hubungan kekerabatan antar kelompok populasi yang diduga berasal dari ras yang sama tetapi terpisah akibat proses migrasi. Hubungan kekerabatan populasi melayu dan cina daratan belum pernah diteliti sebelumnya. Data sampel sebanyak 156 sampel didapatkan secara random dalam populasi melayu. Distribusi frekuensi alel dari 13 lokus STRs standar ndna dari sampel dianalisa secara statistik. 13 lokus STRs ndna tersebut adalah lokus D3S1358, vwa, D16S539, CSF1PO, TPOX, D8S1179, D21S11, D18S51, RH01, FGA, D5S818, D13S317, D7S820. Data yang didapatkan diolah dengan perangkat lunak JMP untuk menghasilkan pohon genetik dan genetic distance dari perbandingan dengan populasi lain seperti populasi Cina daratan, Thailand, Taiwan dan Kaukasia, sehingga diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan kekerabatan antar populasi Melayu dan Cina Daratan sesuai dengan teori perkembangan ras Asia dan migrasi Austronesian dari selatan Cina ke Indonesia. Kata kunci : Short tandem repeats, DNA inti, lokus, frekuensi alel, hubungan kekerabatan, genetic distance. Afiliasi Penulis : 1. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Universitas Padjadjaran-Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung, 2. Dosen dan Kepala Program Studi, Institut Teknologi Bandung Korespondensi: Nur Adibah, yoni@dr.com, PENDAHULUAN Temuan DNA merupakan penerobosan baru bagi perkembangan dunia kedokteran. Profil DNA pada individu sangat membantu proses identifikasi dan melengkapi metode identifikasi yang digunakan sebelumnya seperti identifikasi sidik jari, pemeriksaan golongan darah dan lain-lain. 1-2 Setiap manusia mempunyai 46 kromosom atau 23 pasang kromosom yang membawa dua salinan genetik dari pihak ayah dan pihak ibu yang menentukan karakteristik tertentu seperti golongan darah, warna mata dan warna kulit. Karakteristik tertentu ini dapat ditentukan lokasinya pada kromosom DNA. Setiap salinan DNA ini dapat mengandung variasi urutan yang unik dan berbeda untuk setiap individu dan dikenal sebagai alel. Setiap individu membawa dua alel untuk sepasang kromosom. Urutan DNA pada setiap individu sangat bervariasi sehingga pada beberapa individu dapat ditemukan perbedaan atau variasi urutan DNA pada lokus tertentu yang dikenal sebagai polimorfisme. 1-3 DNA adalah molekul polimer yang dapat ditemukan dalam nukleus atau inti sel (ndna) dan dalam mitokondria sel (mtdna). mtdna hanya diwariskan dari pihak ibu sedangkan ndna mengandung DNA dari pihak ayah dan pihak ibu. ndna berbentuk double helix dan terdiri dari gula pengganti (deoxyribose), fosfat anorganik, dan pasangan basa purin dan basa pirimidin 212 I S B N Pekanbaru, Juli 2017
2 yaitu adenin (A), guanin (G), timin (T) dan sitosin (C). 1-3 Polimorfisme dalam DNA inti (ndna) diturunkan dari generasi ke generasi. Selain digunakan untuk identifikasi DNA, polimorfisme DNA merupakan informasi genetik yang sangat bermanfaat untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar individu, keluarga hingga dalam skala besar yaitu antar kelompok populasi. Dalam kurun waktu tahun, telah terjadi perubahan variasi urutan DNA yang diturunkan yaitu subsitusi pasangan nukleotida yang diperkirakan satu dalam setiap basa pada kromosom manusia. Oleh itu, sekitar 99.9% DNA manusia hari ini masih sama dengan DNA manusia dari tahun yang lalu. 3-4 Terdapat banyak upaya penelitian untuk menentukan populasi secara genetik berdasarkan identitas ras atau lokasi geografis mereka. Sangat memungkinkan untuk mengklasifikasikan individu secara genetik ke dalam kelompok ras atau letak geografi yang luas, karena sebagian besar variasi genetik yaitu sekitar 85% dapat dikaitkan dalam suatu populasi. Perbedaan antar daerah cenderung bersifat gradien secara geografis (clines), dengan perubahan bertahap pada frekuensi alel. 4-6 Polimorfisme yang didapatkan dari Short Tandem Repeats (STRs) pada DNA inti (ndna) dapat digunakan dalam proses identifikasi DNA karena menurut hukum Mandel, variasi ini diturunkan dari orangtua ke anaknya. Polimorfisme ini dan dapat diteliti lebih lanjut untuk mencari hubungan kekerabatan dalam kelompok populasi yang berbeda. Varian STRs pada DNA inti yang sama-sama dimiliki oleh kelompok populasi tersebut dapat digunakan untuk mencari hubungan kekerabatan antar kelompok populasi yang diduga berasal dari ras yang sama tetapi terpisah akibat proses migrasi. Hubungan kekerabatan populasi melayu dan cina daratan belum pernah diteliti sebelumnya. 2,7-9 Teori migrasi penduduk Indonesia meliputi kolonisasi awal sekitar 60,000 tahun yang lalu, hingga migrasi lanjutan dan ekspansi Austronesia sekitar 6,000 hingga 11,000 tahun yang lalu. Teori yang banyak dianut tentang migrasi populasi dari Cina daratan ke Indonesia adalah merupakan gelombang migrasi sekunder migrasi kuno dari Taiwan ke Jawa melalui Kepulauan Filipina sekitar 11,000 tahun yang lalu. Baru sedikit penelitian genetic yang dapat memperjelas teori tersebut,meskipun,disisi lain,ada banyak penelitian dibidang antropologifisik, sosial, danlinguistik. 7-8 Berdasarkan teori migrasi populasi ke Indonesia, dapat diperkirakan bahwa terdapat hubungan kekerabatan yang dekat antar populasi Melayu di Indonesia dengan populasi Cina Daratan. Dengan menganalisa data sekunder yang didapatkan dari rekam medis di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal dan menggunakan pendekatan statistik, peneliti ingin mencari hubungan kekerabatan antara kedua kelompok populasi ini. METODE Sampel untuk penelitian ini diambil dari data sekunder yaitu dari data rekam medis pemeriksaan DNA yang ada di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode 1 Januari 2012 sampai dengan30 April 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Data diambil secara acak atau randomisasi dan didapatkan sebanyak 156 sampel untuk mewakili populasi Melayu di Indonesia. 213 I S B N Pekanbaru, Juli 2017
3 Kriteria inklusi penelitian ini data sekunder peserta pemeriksaan DNA berketurunan Melayu yang mempunyai nilai alel yang lengkap pada kesemua 13 lokus STRs yang diperiksa yaitu lokus D3S1358, vwa, D16S539, CSF1PO, TPOX, D8S1179, D21S11, D18S51, TH01, FGA, D5S818, D13S317, D7S820. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah data sekunder pasien berketurunan selain Melayu, tidak memiliki data alel yang lengkap dan mempunyai hubungan paternitas dengan peserta pemeriksaan DNA lainnya. Sampel data yang dipilih yaitu sebanyak 156 sampel (n = 156) kemudian dibuatkan tabel untuk menentukan terdapat berapa banyak alel dalam lokus yang sama. Sampel perbandingan kemudian diambil dari data genetik populasi Cina Daratan dan populasi lainnya yang didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya. Data frekuensi alel yang dijadikan perbandingan adalah populasi Cina Daratan (Han) dengan n = 1161, Taiwan (n = 297), Thailand (n = 210), Filipina (n = 502), Caucasian (n = 302), African-American (n = 258) yang didapatkan dari penelitian data genetik per kelompok 7, 9-12 populasi. Tabel 1: Frekuensi alel pada 13 lokus STRs pada populasi Melayu Tabel 2: Frekuensi alel pada 13 lokus STRs pada populasi Cina Daratan (Tong D, et al) HASIL Polimorfisme pada setiap lokus dari 156 sampel yang didapatkan dari data sekunder, ditunjukkan dalam bentuk frekuensi alel. Frekuensi alel pada lokus D3S1358, vwa, D16S539, CSF1PO, TPOX, D8S1179, D21S11, D18S51, TH01, FGA, D5S818, D13S317, D7S820 pada populasi Cina Daratan ditunjukkan dalam tabel di bawah: Dari tabel populasi Melayu didapatkan bahwa lokus dengan polimorfisme terbanyak adalah pada lokus D21S11, D18S51 dan FGA. Lokus yang mempunyai variasi alel yang terbanyak pada tabel frekuensi populasi Cina Daratan di atas didapatkan adalah polimorfik dengan hanya terdapat variasi yang sangat kecil pada kedua populasi. 214 I S B N Pekanbaru, Juli 2017
4 Berdasarkan formulir yang dibuat oleh Hardy Weinberg (HWE) tentang genetika populasi, didapatkan rumus p 2 + 2pq + q 2 = 1. Rumus ini menunjukkan heterizigositas pada lokus dalam populasi tertentu. Tabel 3: P-exact pada 13 lokus STRs pada populasi dari penelitian sebelumnya Dengan menggunakan program statistik JMP 7.0, dibuatkan perhitungan genetic distance sehingga didapatkan genetic tree seperti gambar di bawah : Melayu adalah pada lokus D21S11, D18S51 dan FGA dan pada populasi Cina Daratan adalah pada lokus D21S11, FGA dan D7S820. Berdasarkan hasil perhitungan analisa statistik, didapatkan hubungan kekerabatan populasi Melayu ternyata sagat dekat dekat dengan Populaso Cina Daratan dan Filipina. Hubungan kekerabatan populasi Melayu, Cina Daratan dan Filipina termasuk dalam satu kluster yang sama dan berhubungan juga dengan kluster kedua yaitu populasi Taiwan dan Thailand. Populasi Caucasian dan African American mempunyai hitungan genetic distance terjauh dengan populasi Melayu di Indonesia. Hal ini jelas menunjukkan beberapa populasi mempunyai hubungan kekerabatan secara genetik atau mempunyai kemiripan genetik dengan populasi Melayu, yaitu populasi Filipina, Cina Daratan, Thailand dan Taiwan. Hal ini sesuai dengan teori migrasi penduduk Indonesia dari Cina Daratan ke Kepulauan Jawa melalui Filipina. Gambar 1: Genetic tree Populasi Melayu dengan populasi lainnya Gambar 2 : Genetic Distance antar populasi Data yang didapatkan dari hasil analisa frekuensi alel menunjukkan terdapat polimorfisme genetik pada populasi melayu dan populasi Cina Daratan. Lokus dengan polimorfisme terbanyak pada populasi KESIMPULAN Populasi Melayu menunjukkan hubungan kekerabatan dengan populasi Cina Daratan dan beberapa populasi lain seperti Filipina, Taiwan dan Thailand. Hal ini dapat mendukung teori migrasi penduduk ke Indonesia sekitar 11,000 tahun yang lalu. Hubungan kekerabatan antar populasi dapat diteliti lebih lanjut. Data yang lebih baik akan didapatkan dengan sampel yang lebih banyak dan diperlukan lebih banyak penelitian tentang populasi genetik di waktu yang akan datang. 215 I S B N Pekanbaru, Juli 2017
5 DAFTAR PUSTAKA 1. Siegel J.A, Houck M.M. Fundamentals of Forensic Science. Edisi kedua. Elsevier Ltd. Oxford Michaelis R. C, Flanders R.G, Wulff P.H. A Litigator s Guide to DNA. Elsevier Inc. London Syukriani Y. DNA Forensik. CV Sagung Seto. Jakarta Goodwin W, Linacre A, Hadi S. An Introduction to Forensic Genetics. John Wiley & Sons Ltd. West Sussex Pediatama T, Syukriani Y, Shahib N. Mitochondrial DNA Variation Analysis of Mentawai Population. International Conference on Bio informatics and Computational Biology Journals. Nevada Tong D, Sun H, et al. Polymorphism analysis and evaluation of 19 STR loci in the Han Population of Southern China. Annals of Human Biology. Informa UK Ltd Rochman A.N, Syukriani Y.Polymorphisms Study on DNA Loci of Malay Population Paternity Test Resultin RSUP dr.hasan Sadik in Bandung.The 3rd Bandung International Biomolecular Medicine Conference(BIBMC), Bandung Sejarah populasi Indonesia. Diakses pada tanggal 25 Mei /31/sejarah-populasi-indonesia-gelombangketiga/. 9. Rerkamnuaychoke B, et al. Thai population data on 15 tetrameric STR loci- D8S1179. D21S11, D7S820, CSF1PO, D3S1358, TH01, D13S317, D16S539, D2S1338, D19S433, vwa, TPOX, D18S51, D5S818 and FGA. Forensic Science International. Elsevier Ltd. Thailand Chun Lee J, Lin M, et al. Population study of Polymorphic Microsatellite DNA in Taiwan. Forensic Science Journal. Taiwan Maiquilla S.M, Salvador J.M, et al. Expansion of the Philippine Autosomal Short Tandem Repeat Population Database for DNA-based Paternity Testing. Philippine Journal of Science Butler J.M et al. Allele Frequencies for 15 Autosomal STR Loci on US Caucasian, African American and Hispanic Populations. Journal of Forensic Science I S B N Pekanbaru, Juli 2017
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK PERANAN TES DNA DALAM IDENTIFIKASI FORENSIK
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK PERANAN TES DNA DALAM IDENTIFIKASI FORENSIK KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO RSUP DR. KARIADI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. sel pada tubuh memiliki DNA yang sama dan sebagian besar terdapat pada
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. DNA (Deoxyribonuleic Acid) Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah suatu materi yang terdapat pada tubuh manusia dan semua makhluk hidup yang diwarisi secara turun menurun. Semua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengukuran kemiripan profil DNA manusia yang dibangun didesain untuk mengukur kemiripan profil DNA manusia antara profil DNA seseorang dengan data-data profil DNA yang tersimpan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. keluarga, kasus ragu ayah ( disputed paternity) semakin lama semakin banyak
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sengketa asal usul insidennya cukup tinggi didalam masyarakat, tetapi hanya sedikit kasus yang meminta bantuan dokter untuk pembuktiannya. Hal ini dikarenakan kasus sengketa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali Masyarakat Bali saat ini merupakan hasil perkembangan masyarakat Bali yang menghuni Bali sejak zaman prasejarah. Hal tersebut dapat
Lebih terperinciDNA FINGERPRINT. SPU MPKT B khusus untuk UI
DNA FINGERPRINT SPU MPKT B khusus untuk UI 1 Pengertian umum Bioteknologi : seperangkat teknik yang memanfaatkan organisme hidup atau bagian dari organisme hidup, untuk menghasilkan atau memodifikasi produk,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DNA SIMILARITY MATCHING DENGAN SUGENO FUZZY INFERENCE SYSTEM PADA PERANGKAT MOBILE
Fahmi Akbar Saputra (5108100198) Dosen Pembimbing: Dr. Tech. Ir. R. V. Hari Ginardi, M.Sc. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom IMPLEMENTASI DNA SIMILARITY MATCHING DENGAN SUGENO FUZZY INFERENCE SYSTEM PADA PERANGKAT
Lebih terperinciBAB II DNA dan CODIS 13
BAB II DNA dan CODIS 13 2.1. DNA (DEOXYRIBONUCLEIC ACID) DNA merupakan singkatan dari Deoxyribonucleic Acid [4]. Susunan lengkap DNA yang berisikan seluruh data dan instruksi dalam mengkontrol seluruh
Lebih terperinciPENENTUAN SIMILARITAS DAN VARIABILITAS GENETIK PADA KELUARGA ETNIS JAWA DAN ARAB DENGAN DNA FINGERPRINT DI MALANG, JAWA TIMUR, INDONESIA
PENENTUAN SIMILARITAS DAN VARIABILITAS GENETIK PADA KELUARGA ETNIS JAWA DAN ARAB DENGAN DNA FINGERPRINT DI MALANG, JAWA TIMUR, INDONESIA Nila Kartika Sari 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi, IKIP Budi
Lebih terperinciFREKUENSI ALEL, HETEROZIGOSITAS DAN MIGRASI ALEL PADA POPULASI ETNIS JAWA DAN MADURA DI MALANG DAN MADURA, JAWA TIMUR, INDONESA
FREKUENSI ALEL, HETEROZIGOSITAS DAN MIGRASI ALEL PADA POPULASI ETNIS JAWA DAN MADURA DI MALANG DAN MADURA, JAWA TIMUR, INDONESA Nikmatul Iza 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi, FPIEK, IKIP Budi Utomo
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1 1. Pasangan gen yang memiliki sifat yang sama pada kromosom homolog disebut... Kromosom Kromatin Alela Diploid Kunci Jawaban
Lebih terperinci2. Nilai yang dihasilkan oleh sistem dengan teknik defuzzifikasi dan metode inferensi fuzzy yang berbeda.
BAB 4 HASIL UJI COBA DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari uji coba yang dilakukan pada sistem. Dari hasil uji coba dilakukan analisis sehingga dapat diketahui metode yang tepat untuk sistem
Lebih terperinciKELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS KEDOKTERAN FORENSIK RSUP Dr. KARIADI SEMARANG MENGHADAPI AKREDITASI RUMAH SAKIT
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 KELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan dengan populasi manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan dengan populasi manusia yang beranekaragam baik suku, budaya, bahasa, dan lain-lain. Keadaan geografis dari suku-suku yang berbeda
Lebih terperinciM A T E R I G E N E T I K
M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan
Lebih terperinciOrganisasi DNA dan kode genetik
Organisasi DNA dan kode genetik Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila DNA terdiri dari dua untai
Lebih terperinciBAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM
BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi sistem yang digunakan pada penelitian tugas akhir Penulis. Penjabaran ini untuk memberikan pemahaman mendalam tentang desain sistem yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan budaya dan suku yang beragam,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan budaya dan suku yang beragam, dimana kondisi lingkungan geografis antara suku yang satu dengan suku yang lainnya berbeda. Adanya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Unit kehidupan terkecil dari manusia adalah sel, rata-rata manusia terdiri
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DNA Unit kehidupan terkecil dari manusia adalah sel, rata-rata manusia terdiri dari 100 triliun sel. Setiap sel berfungsi menghasilkan enzim, protein, dan memproses energi.
Lebih terperinciImplementasi DNA Similarity Matching pada Perangkat Mobile dengan Sugeno Fuzzy Inference System
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-261 Implementasi DNA Similarity Matching pada Perangkat Mobile dengan Sugeno Fuzzy Inference System Fahmi Akbar Saputra, R. V. Hari Ginardi, Bilqis
Lebih terperinciJ U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:
JURNAL METAMORFOSA II (2): 58 65 (2015) J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN: 2302-5697 http://ojs.unud.ac.id/index.php/metamorfosa STRUKTUR GENETIK DAN RAGAM ALEL TIGA
Lebih terperinciSUBSTANSI HEREDITAS. Dyah Ayu Widyastuti
SUBSTANSI HEREDITAS Dyah Ayu Widyastuti Sel Substansi Hereditas DNA RNA Pengemasan DNA dalam Kromosom DNA dan RNA Ukuran dan Bentuk DNA Double helix (untai ganda) hasil penelitian Watson & Crick (1953)
Lebih terperinciABSTRAK Polimorfisme suatu lokus pada suatu populasi penting diketahui untuk dapat melihat keadaan dari suatu populasi dalam keadaan aman atau
ABSTRAK Polimorfisme suatu lokus pada suatu populasi penting diketahui untuk dapat melihat keadaan dari suatu populasi dalam keadaan aman atau terancam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi
Lebih terperinciMATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat
Lebih terperinciAulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA
Aulia Dwita Pangestika A2A014018 Fakultas Kesehatan Masyarakat DNA dan RNA DNA sebagai senyawa penting yang hanya ada di mahkluk hidup. Di mahkluk hidup senyawa ini sebagai master kehidupan untuk penentuan
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA
MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA Oleh: Nama : Nur Amalina Fauziyah NIM : 141810401041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 PEMBAHASAN Asam nukleat
Lebih terperinciPOPULATION GENETICS: Animal Genetics
POPULATION GENETICS: Animal Genetics Is the study of the principles of inheritance in animals. Animal breeding is the application of the principles of animal genetics with the goal of improvement of animals.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Studi komparasi..., Lia Sadita, FASILKOM UI, Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada Penulis
Lebih terperinciDISTRIBUSI ALEL LOKUS D1S80 PADA SAMPEL ETNIS MELAYU, DAYAK DAN TIONGHOA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
NASKAH PUBLIKASI DISTRIBUSI ALEL LOKUS D1S80 PADA SAMPEL ETNIS MELAYU, DAYAK DAN TIONGHOA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK NOVIA I11109079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
Lebih terperinciRepresentasi Himpunan Barisan Kodon ke dalam Struktur Modul
Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Volume 10 No1, April 2014, hal 49-54 Representasi Himpunan Barisan Kodon ke dalam Struktur Modul Yurio Windiatmoko, Ema Carnia, Isah Aisah Jurusan Matematika,
Lebih terperinciALEL OLEH : GIRI WIARTO
ALEL OLEH : GIRI WIARTO Sejarah Singkat Dengan adanya Mutasi,sering dijumpai bahwa pada suatu lokus didapatkan lebih dari satu macam gen. Mendel tidak dapat mengetahui adanya lebih dari satu alel yang
Lebih terperinciPENYAJIAN SECARA GEOMETRI HIMPUNAN PEMBENTUK DNA
PENYAJIAN SECARA GEOMETRI HIMPUNAN PEMBENTUK DNA Isah Aisah, Departemen Matematika FMIPA UNPAD, Jatinangor, isah.aisah@unpad.ac.id Abstrak Kode genetik adalah satu set instruksi untuk mentransfer data
Lebih terperinciPenerapan Teknologi DNA dalam Identifikasi Forensik
Pendahuluan Penerapan Teknologi DNA dalam Identifikasi Forensik Kartika Ratna Pertiwi Staf Pengajar pada Jurdik Biologi FMIPA UNY Email: doktertiwi@gmail.com Kata forensik berarti berhubungan dengan ruang
Lebih terperinciSINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya
SINTESIS PROTEIN Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya Sintesis Protein Proses dimana kode genetik yang dibawa oleh gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino SINTESIS PROTEIN EKSPRESI GEN Asam nukleat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA SEL MUKOSA
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (P)
LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (P) DIVERSITAS GENETIK COMBINE DNA INDEX SYSTEM (CODIS 13) PADA SUKU MADURA DALAM IDENTIFIKASI FORENSIK Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Ketua : Bambang
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA
MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001
Lebih terperinciBIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel
BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keragaman Protein Plasma Darah
HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Protein Plasma Darah Hasil analisis plasma darah dari lokus Alb, PAlb, Tf, PTf-1, dan PTf-2 yang dilakukan pada itik lokal petelur Pegagan, Alabio, dan Mojosari divisualisasikan
Lebih terperinciGambar 5. Hasil Amplifikasi Gen Calpastatin pada Gel Agarose 1,5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen Calpastatin (CAST AluI) Amplifikasi fragmen gen CAST AluI dilakukan dengan menggunakan mesin PCR dengan kondisi annealing 60 0 C selama 45 detik, dan diperoleh produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (TKP) seringkali menjadi kunci penting bagi pihak kepolisian dan pengadilan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi forensik merupakan tindakan mengenali suatu barang bukti, baik berupa spesimen biologis maupun benda lainnya pada investigasi kriminal untuk kepentingan
Lebih terperinciSUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA
SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA http://www.nlm.nih.gov/medlineplu S/ency/images/ency/fullsize/19095.jpg Menentukan sifat tubuh, dan diturunkan ke generasi berikutnya TUJUAN Menjelaskan struktur
Lebih terperinciPengaruh Paparan Formalin Dalam Berbagai Kadar Terhadap DNA Muskulus Psoas Mayor Dengan Pemeriksaan Metode PCR Lokus CSF1PO, D5S818, D13S317, D21S11
6 Pengaruh Paparan Formalin Dalam Berbagai Kadar Terhadap DNA Muskulus Psoas Mayor Dengan Pemeriksaan Metode PCR Lokus CSF1PO, D5S818, D13S317, D21S11 Warih Wilianto, Ahmad Yudianto Departemen Ilmu Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan hasil perikanan yang beranekaragam, sehingga mendatangkan devisa negara yang cukup besar terutama dari
Lebih terperinciDAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1
DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1 Kromosom Meiosis Dan Mitosis Biokimia Sifat Keturunan Apakah Gen Itu? Regulasi Gen Mutasi Gen, Alel, dan Lokus Pewarisan Sederhana atau Mendel Keterpautan (Linkage) Inaktivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus
Lebih terperinciStruktur DNA dan Pengaruh Perubahannya
Struktur DNA dan Pengaruh Perubahannya Denny AP G64130017 / Q08.1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida, yaitu polimer linier yang tersusun dari monomer-monomer nukleotida
Lebih terperinciPOLIMORFISME LOKUS MIKROSATELIT D10S1432 PADA POPULASI MONYET EKOR PANJANG DI SANGEH
POLIMORFISME LOKUS MIKROSATELIT D10S1432 PADA POPULASI MONYET EKOR PANJANG DI SANGEH SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Hewan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. runcing mendukung burung ini untuk terbang lebih cepat. Burung walet sarang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung walet sarang putih Burung walet sarang putih merupakan burung pemangsa serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Sayapnya yang berbentuk sabit, sempit, dan runcing
Lebih terperinciMATERI GENETIK A. KROMOSOM
MATERI GENETIK A. KROMOSOM Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Namun, di lain pihak dewasa ini kromosom tidak hanya dimiliki oleh klompok makhluk hidup eukariot tetapi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI A. Graf Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan
Lebih terperinciSejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?
GENETIKA Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA? Bapak Burik, anaknya tentu Burik Pepatah yang kita jumpai di seluruh dunia. Secara tak sadar mengekspresikan penyebaran pengetahuan genetika
Lebih terperinciHubungan Antara Lebar Panggul Dengan Jenis Kelamin dan Tinggi Badan Stephanie Renni Anindita 1, Arif Rahman Sadad 1, Tuntas Dhanardhono 1
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 Hubungan Antara Lebar Panggul Dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3 Amplifikasi gen Pit1 exon 3 pada sapi FH yang berasal dari BIB Lembang, BBIB Singosari, BPPT Cikole,
Lebih terperinciVol 2, No 2 (2015) Table of Contents. Articles. Sutomo Sutomo, Dini Fardila Ayu Saka Laksmita, I Ketut Junitha, Ni Luh Watiniasih 66-71
c e p t e n b e r i t a h a r i a n g a m e o n l i n e h p d i j u a l w i n d o w s g a d g e t j u a l c o n s o l e v o u c h e r o n l i n e g o s i p t e r b a r u b e r i t a t e r b a r u w i n
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si
REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan berdasarkan langkah-langkah penelitian yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya dalam empat bagian yang meliputi; sampel mtdna,
Lebih terperinciMarker Spesifik Combine DNA Index System (CODIS) 13 Dalam Identifikasi Forensik Pada Suku Jawa dan Madura di Indonesia
1 Marker Spesifik Combine DNA Index System (CODIS) 13 Dalam Identifikasi Forensik Pada Suku Jawa dan Madura di Indonesia Wening Prastowo 1), Fitria Dewi Listiana 2) 1)Laboratorium Ilmu Kedokteran Forensik
Lebih terperinciAdalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.
DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen Calpastatin (CAST MspI) Amplifikasi fragmen gen calpastatin (CAST MspI) pada setiap bangsa sapi dilakukan dengan menggunakan mesin thermal cycler (AB Bio System) pada
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 2. BAHAN DAN KODE GENETIK Bahan Genetik Deoxyribonucleic acid (DNA) ditemukan tahun 1869. Pada saat itu fungsi belum diketahui. Selanjutnya diisolasi dari nukleus berbagai
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada
Nama Mata Kuliah Kode/SKS Prasyarat Status Mata Kuliah : Dasar-Dasar Genetika : PNB 2101/3 SKS : Biologi Umum : Wajib Fakultas Deskripsi Singkat Mata Kuliah Mata kuliah Dasar-Dasar Genetika mempelajari
Lebih terperinciKarakteristik Lokus Mikrosatelit D10s1432 pada Populasi Monyet Ekor Panjang Di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi
Indonesia Medicus Veterinus 2014 3(3) : 244-251 ISSN : 2301-7848 Karakteristik Lokus Mikrosatelit D10s1432 pada Populasi Monyet Ekor Panjang Di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi CHARACTERISTICS OF D10S1432
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tubuh manusia tersusun atas sel yang membentuk jaringan, organ, hingga
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DNA Mitokondria Tubuh manusia tersusun atas sel yang membentuk jaringan, organ, hingga sistem organ. Dalam sel mengandung materi genetik yang terdiri dari DNA dan RNA. Molekul
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET PADA DNA
50 BAB IV APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET PADA DNA Pada Bab ini dijelaskan mengenai DNA cendawan pada spesies Aspergillus niger [http://www.ncbi.nlm.gov/ 06/05/2009] sebagai data input yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Varietas unggul padi telah tersebar di seluruh dunia untuk dijadikan bibit yang digunakan oleh para petani. Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan lebih dari
Lebih terperinciCiri Khas Materi Genetik
KIMIA DARI GEN Ciri Khas Materi Genetik 1. Replikasi: digandakan, diturunkan kepada sel anak 2. Penyimpan informasi 3. Meng ekspresi kan informasi: Dimulai dengan transkripsi DNA sehingga dihasilkan RNA,
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI - HIBAH BERSAING (TAHUN KE-1) TAHUN ANGGARAN 2012
Kesehatan Gizi dan Obat obatan LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI - HIBAH BERSAING (TAHUN KE-1) TAHUN ANGGARAN 2012 Judul : Marker Spesifik Combine DNA Index System (CODIS) 13 dalam
Lebih terperinciJurnal Genetika Dalam Penurunan Sifat 23 Oktober 2015
Jurnal Genetika Dalam Penurunan Sifat 23 Oktober 2015 Peranan DNA dalam Penurunan Sifat Genetik Nadia Liem 10.2012.357 (F9) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) Jalan Arjuna Utara
Lebih terperinciIDENTIFIKASI ALEL DAN KEKUATAN PEMBEDA EMPAT LOKUS DNA MIKROSATELIT KROMOSOM-Y PADA MASYARAKAT KLAN PANDE DI BALI UNTUK KEPENTINGAN FORENSIK
IDENTIFIKASI ALEL DAN KEKUATAN PEMBEDA EMPAT LOKUS DNA MIKROSATELIT KROMOSOM-Y PADA MASYARAKAT KLAN PANDE DI BALI UNTUK KEPENTINGAN FORENSIK Allele Identification and Power of Discrimination of Four Microsatellite
Lebih terperinciRingkasan Materi Genetika. Pewarisan Sifat pada Ekstrakromosom
Ringkasan Materi Genetika Pewarisan Sifat pada Ekstrakromosom Nama : Muhammad Shobirin NIM : 140341808629 Genetika ekstranuklear mempelajari bagaimana fungsi dari genom organisme yang terdapat diluar inti,
Lebih terperinciGambar 1.1. Variasi pada jengger ayam
Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci : Soroh Pande, DNA Mikrosatelit, Kecamatan Seririt
Abstrak Soroh Pande merupakan salah satu dari soroh/klan di dalam masyarakat Bali yang tersebar di seluruh pulau Bali termasuk di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Penelitian soroh Pande ini bertujuan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISIS DNA PADA LOKUS D1S80 UNTUK UJI PATERNITAS/MATERNITAS PADA SAMPEL ETNIS MELAYU, DAYAK DAN TIONGHOA DI KOTA PONTIANAK
0 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DNA PADA LOKUS D1S80 UNTUK UJI PATERNITAS/MATERNITAS PADA SAMPEL ETNIS MELAYU, DAYAK DAN TIONGHOA DI KOTA PONTIANAK RAKHMIANA I11109004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI Fakultas : FMIPA Program studi : Biologi Mata Kuliah / Kode : Genetika Molekuler / SBG 252 Jumlah SKS : Teori = 2 ; Praktek = 0 Semester : Gasal (5) Mata
Lebih terperinciParamita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012
MK. GENETIKA (BIOLOGI SEM 4) Kuswandi* FMIPA UNY 2012 Email *: paramita@uny.ac.id 2 1. From Mendel to DNA 2. The double helix 3. Genomics 4. The impact of genetic engineering 5. Model organisms 6. The
Lebih terperinciSTRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK
STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK Mendel; belum terfikirkan ttg struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Sesudah Mendel barulah dipelajari ttg komposisi biokimiawi dari kromosom. Materi genetik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Polimorfisme RAPD dan Mikrosatelit Penelitian ini menggunakan primer dari Operon Technology, dimana dari 10 primer acak yang diseleksi, primer yang menghasilkan pita amplifikasi yang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah
Lebih terperinciPenerapan Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 14 No. 2, Juli 2013:79-84 79 Penerapan Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda Application of Difference Equations Model in
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Obstetri dan Ginekologi 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Januari-Desember
Lebih terperinciMatakuliah Evolusi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung
Matakuliah Evolusi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung OVERVIEW Populasi Gene Pool Variasi Frekuensi Alel dan Frekuensi Genotipe Kesetimbangan Genetik Perubahan Frekuensi Alel dan Genotipe
Lebih terperinciDr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.
BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 10. GENETIKA MIKROBA Genetika Kajian tentang hereditas: 1. Pemindahan/pewarisan sifat dari orang tua ke anak. 2. Ekspresi
Lebih terperinciTopik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik
Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Pada tahun 1953 James Watson dan Francis Crick mempublikasikan sebuah paper yang terdiri dari dua halaman dalam majalah Nature berjudul `struktur molekuler asam nukleat
Lebih terperinciBERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi
Adakah kemiripan Apa penyebabnya..?? STANDAR 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas DASAR 3.4 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom Menyebutkan
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI FRM/FMIPA/063-01 18 Februari 2011 Fakultas : FMIPA Program studi : Biologi Mata Kuliah / Kode : Genetika Molekuler / SBG 252 Jumlah SKS : Teori = 2 ;
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen GH Exon 4 Amplifikasi gen GH exon 4 pada kambing Peranakan Etawah (PE), Saanen dan PESA (Persilangan PE-Saanen) diperoleh panjang fragmen 200 bp (Gambar 8). M 1 2 3
Lebih terperinciBimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012
Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENYEBAB KEMATIAN MEDIS (MEDICAL CAUSE OF DEATH) BERDASARKAN STANDAR ICD 10 DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2017
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Proceeding Annual Scientific Meeting PERBANDINGAN PENYEBAB KEMATIAN MEDIS (MEDICAL
Lebih terperinciAda 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu
DNA DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang terdiri atas polinukleotida. Berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis protein. Struktur DNA (deoxyribosenucleic acid) yaitu: 1. gula 5 karbon (deoksiribosa)
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ANALISIS DNA TULANG DAN GIGI PADA LOKUS SHORT TANDEM REPEAT-COMBINED DNA INDEX SYSTEM (STR- CODIS), Y-CHROMOSOME STRs & MITOCHONDRIA DNA (mtdna) AKIBAT EFEK PAPARAN PANAS SUHU TINGGI YUDIANTO, AHMAD Promotor
Lebih terperinciWAWASAN BUDAYA NIAS. Disusun Oleh : 1. Levi Alvita / Deina Safira / INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
WAWASAN BUDAYA NIAS Disusun Oleh : 1. Levi Alvita /14148126 2. Deina Safira /14148131 INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Letak Geografis Pulau Nias Pulau Nias yang terletak di sebelah barat pulau Sumatra
Lebih terperinciGENETIKA DASAR Genetika Populasi
Pendahuluan GENETIK DSR Genetika Populasi Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.gr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL
MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN :. :. :. :. I. MATERI GENETIK Suatu molekul pembawa informasi genetik harus berupa (1) molekul
Lebih terperinciSIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI. Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN
SIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Dalam menghasilkan keturunan baru, informasi genetic diwariskan
Lebih terperinciModifikasi String dan Pattern untuk Mempercepat Pencocokan Rantai Asam Amino pada Rantai DNA
Modifikasi String dan Pattern untuk Mempercepat Pencocokan Rantai Asam Amino pada Rantai DNA Septu Jamasoka - 13509080 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciKERAGAMAN MOLEKULER DALAM SUATU POPULASI
KERAGAMAN MOLEKULER DALAM SUATU POPULASI EKO HANDIWIRAWAN Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Jalan Raya Pajajaran Kav E-59, Bogor 16151 ABSTRAK Variasi di dalam populasi terjadi sebagai akibat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan kanker kepala dan leher yang
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan kanker kepala dan leher yang paling sering dijumpai di dunia maupun di Indonesia (Thompson, 2007; Adham et al., 2012). Insidensi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Perangkat Lunak 2.1.1 Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak Istilah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) secara umum disepakati sebagai Software Engineering. Istilah Software
Lebih terperinci