4 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN"

Transkripsi

1 4 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Profil Kawasan Pesisir Barat Serang Morfologi wilayah Banten secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu dataran, perbukitan landai-sedang (bergelombang rendah-sedang) dan perbukitan terjal. Dataran dengan tingkat kemiringan 0-15% tersebar di sepanjang pesisir utara laut Jawa, sebagian wilayah Serang, sebagian Kabupaten Tangerang bagian utara serta wilayah selatan yaitu di sebagian pesisir Selatan dari Pandeglang hingga Kabupaten Lebak. Perbukitan landai-sedang (kemiringan sampai dengan 25% dengan tekstur bergelombang rendah-sedang) sebagian besar terdapat di bagian utara meliputi Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang serta bagian utara Kabupaten Pandeglang. Sedangkan perbukitan terjal (kemiringan > 25%) terdapat di Kabupaten Lebak, sebagian kecil Kabupaten Pandeglang bagian selatan dan Kabupaten Serang. Wilayah pesisir barat Serang Provinsi Banten mulai dari Bojonegoro sampai Anyer menurut pembagian zona tata guna lahan (land use) dapat terbagi menjadi tiga (3) zona yaitu: Pertama, wilayah pesisir barat Kabupaten Serang dengan kondisi perairan terlindung atau merupakan perairan teluk semi tertutup (semi-enclosed coastal seas) wilayah yang lebih didominasi penggunaan lahannya sebagai pertambakan, Kedua, wilayah pesisir pantai barat mulai dari Bojonegoro, Merak, Cilegon sampai Ciwadan merupakan wilayah industri yang memproduksi berbagai produk industri berat atau kimia. Ketiga, wilayah bagian barat mulai Anyer sampai Cinangka merupakan pemanfaatan lahan sebagai kawasan pariwisata dan pertanian (Pemda Banten 2006). Karateristik tutupan lahan di kawasan perairan pesisir barat sangat berbeda-beda dan komplek. Penggunaan lahan berupa tegalan dan sawah lebih banyak ditemukan di kawasan industri, sedangkan lahan perkebunan dan sawah lebih banyak di kawasan pariwisata dan pertanian. Perubahan garis pantai juga terlihat terutama pada lahan pantai yang telah direklamasi misalnya pembuatan jeti, dermaga dan perluasan lahan atau berubahnya garis pantai secara alami karena mengalami erosi dan abrasi laut.

2 Iklim Berdasarkan data dari stasiun Meteorologi dan Geofisika di Desa Pasauran, suhu minimum dan maksimum yang terjadi di wilayah pesisir barat Kabupaten Serang berkisar antara 26,40 0 C 36,40 0 C dengan tipe C1 berdasarkan klasifikasi menurut Oldeman. Pada musim kemarau curah hujan rata-rata 1260 mm/tahun dan pada musim penghujan mm/tahun. Iklim wilayah Banten sangat dipengaruhi oleh angin Muson. Tingkat kelembaban udara 78-85% dan curah hujan mm, terjadi saat musim penghujan (November-Maret) dimana dominan oleh angin barat (dari Sumatera, Samudera Hindia sebelah selatan India) yang bergabung dengan angin dari asia yang melewati Laut Cina Selatan. Pada musim kemarau (Juni-Agustus), cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan wilayah Banten mengalami kekeringan yang keras terutama di wilayah bagian pantai utara. Temperatur di daerah pantai dan perbukitan berkisar antara 22 0 C dan 32 0 C, sedangkan temperatur di pegunungan dengan ketinggian antara m dpl mencapai 18 0 C-29 0 C. Berdasarkan pengamatan curah hujan yang dilakukan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika selama 30 tahun dari , dapat disimpulkan bahwa untuk daerah Kabupaten Serang rata-rata selalu basah dengan curah hujan antara mm. Mengingat sebagian wilayah Kabupaten Serang merupakan pantai yang dikelilingi Laut Jawa dan Selat Sunda dan dipengaruhi morfologi yang beragam maka iklim di wilayah tersebut terbagi kedalam (1) iklim dataran rendah dengan temperatur rata-rata sekitar 25 C; (2) iklim dataran tinggi dengan temperatur rata-rata sekitar 23 C selengkapnya disajikan pada Tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9 Klimatologi Kabupaten Serang 2006 No Parameter Nilai 1 Suhu Udara Maksimum ( C) 36,40 2 Suhu Udara Minimum ( C) 26,40 3 Curah hujan per/tahuan (mm) Jumlah Hari Hujan (hari) 162 Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, 2006

3 4.3 Karateristik Hidrologi Kondisi hidrologi di Kabupaten Serang ditandai dengan terdapatnya daerah-daerah aliran sungai secara bersama-sama akan membentuk pola aliran sungai yang ada. Secara keseluruhan di wilayah Kabupaten Serang terdapat 6 (enam) sungai besar dan sedang, seperti disajikan pada Tabel 10. Data tersebut menunjukkan potensi hidrologi Kabupaten Serang yang dapat berpengaruh pada upaya pengembangan kegiatan pariwisata di Kabupaten Serang, khususnya di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka yang berada di daerah dataran rendah ± 10 meter dari permukaan laut dan tidak mempunyai sumber air yang memadai. Tabel 10 Volume Air Sungai di Sekitar Kabupaten Serang No Nama Sungai Debit Rata-Rata (m 3 /tahun) Luas (Ha) 1 Ciujung ,839 2 Sukacai ,50 3 Cibanten ,170 4 Citaman ,00 5 Cibulakan ,05 6 Cidurian ,658 Sumber: Bappeda Kabupaten Serang Kondisi kawasan pesisir barat Serang berdasarkan hasil penelitian dan pengukuran yang dilakukan Adiliynia (2005) jika dibandingkan dengan baku mutu air laut KepMen No. 51 Tahun 2004 untuk wisata bahari berada dalam kondisi baik. Kisaran pasang surut antara cm dan kecepatan arus rata-rata 7-9 cm/detik. Disekitar pantai banyak terdapat sampah-sampah yang terdampar berupa plastik sisa pembungkus makanan, karet sendal, botol plastik seperti bekas botol dan gelas minuman, kayu, dan lain-lain. Kondisi kualitas air laut kawasan pesisir barat Serang tersebut disajikan pada Tabel Kondisi Fisik Kawasan Pesisir Barat Serang, Banten Berdasarkan kondisi fisik Kecamatan Anyer dan Cinangka dengan luas total ± 1.734,09 Km 2 dengan panjang pantai ± km, serta lokasinya dekat dengan ibukota Republik Indonesia, dan memiliki peluang untuk dikembangkan kegiatan wisata pesisir dan laut. Aksesibilitas untuk sampai ke Kecamatan Anyer

4 82 dan Kecamatan Cinangka tidak terlalu sulit, mudah dicapai dengan armada transportasi darat. Tabel 11 Kualitas Air Laut Kawasan Pesisir Barat Serang Banten Parameter Anyer Cinangka Baku Mutu Air Laut Suhu ( o C) 31,5 32 Alami Salinitas (permil) 30,5 30 Aami Nilai PH 7,5 7,5 7-8,5 Kecerahan (%) > 6 m Bau Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau Warna Biru Jernih Biru Jernih Biru Jernih Bahan Terapung Nihil Nihil Nihil Lapisan Minyak Nihil Nihil Nihil DO (mg/l) 7,42 5,55 > 5 BOD(mg/l) 0,25 0,50 < 10 Kekeruhan (NTU) 0,75 1, E.Coli (MPN/100ml) Nihil Nihil 200 COD (mg/l) 104,84 84,57 - Sumber: Bappeda Serang Banten 2006 Jarak antara Jakarta dan Kecamatan Anyer serta Kecamatan Cinangka lebih kurang 150 km. Jarak tersebut dapat ditempuh dalam waktu 2-4 jam, tersedianya prasarana jalan bebas hambatan (Tol) menjadikan waktu tempuh lebih singkat. Perilaku pelaku usaha wisata di obyek wisata Anyer dan Cinangka saat ini cenderung menyalahi tata ruang, kurang memperhatikan arsitektur lanskap, bentang alam dan batas sempadan pantai. Hal tersebut terlihat dari perilaku membangun gedung, pondok, warung, benteng partisi antar bangunan (DPPW 2003). Selanjutnya di pesisir Anyer-Cinangka terjadi penurunan kualitas lingkungan sumberdaya alam yang diantaranya ditunjukkan dengan: (1) adanya alih fungsi hutan mangrove menjadi tambak dan usaha wisata sudah mencapai 50 ha dan (2) adanya perambahan hutan di daerah pesisir Anyer-Cinangka. Kedua hal tersebut menurunkan produktivitas oksigen dan daya serap air. Lebih lanjut, di kawasan pesisir Anyer-Cinangka 53% terumbu karang rusak akibat pembangunan (hotel, resort, villa) yang menyalahi tata ruang, melanggar aturan sempadan pantai nasional atau provinsi (100 m). Hancurnya terumbu karang menyebabkan karbondioksida air semakin tinggi, sehingga dapat menyebabkan kematian biota laut yang berimbas pada kelangsungan hidup manusia (WRL 2002). Pemanfaatan obyek wisata di pesisir Anyer-Cinangka belum memperhatikan aspek kesesuaian, daya dukung dan pelestarian alam. Hal ini

5 83 terlihat dari aktivitas penambangan pasir dan perambahan hutan mangrove untuk membuka lahan. Kedua aktivitas tersebut menyebabkan terjadinya abrasi di Pantai Anyer dan Cinangka serta menurunkan kualitas lingkungan pesisir obyek daya tarik wisata pesisir (ODTWP), mengingat jarak bangunan ke pesisir saat ini lebih kurang 30 m.selanjutnya perilaku pelaku usaha wisata dengan membuat bangunan yang menjorok ke laut jelas melanggar aturan sempadan pantai nasional sehingga masyarakat tidak bebas menikmati pantai, karena akses ke arah pantai tertutup oleh properti pribadi berupa villa, resort, dan hotel (BPES 2002). Pemanfaatan ruang untuk kegiatan pariwisata pada kawasan penelitian diantaranya adalah wisata alam, yaitu aktivitas yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya. Aktivitas wisata alam di Kabupaten Serang khususnya Kecamatan Anyer dan Cinangka telah dilakukan oleh masyarakat. Untuk kegiatan wisata alam meliputi cagar alam pulau Sanghyang, dan air terjun di desa Curug Betung (belum disosialisasi secara nasional). Usaha jasa wisata alam dengan menjual souvenir, anyaman dan menyewakan cottage, villa, hotel dengan klasifikasi melati sampai berbintang. Wisata pesisir termasuk didalamnya wisata pantai yang memanfaatkan pantai sebagai obyek dan daya tarik wisata yang meliputi kegiatan yang berlangsung didaerah pesisir seperti menikmati keindahan alam pantai, olahraga pantai, sun bathing, piknik, berkemah di pantai. Wisata pantai meliputi kawasan pantai Anyer, pantai Cinangka, dan pantai Karang Bolong serta Mercusuar setinggi 75,5 m dengan 18 lantai yang dibangun pada tahun 1885 oleh Gubernur Jenderal Daendels pada saat mengawali kerja rodi untuk pembuatan jalan dari Anyer sampai ke Panarukan. Selanjutnya wisata bahari merupakan jenis wisata minat khusus yang memiliki aktivitas yang berkaitan dengan laut, di atas permukaan laut misalnya berenang, memancing dan selancar. Kegiatan pariwisata bahari memiliki dampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat melalui penyediaan jasa wisata seperti penyewaan alat renang, penyewaan perahu, penjualan souvenir serta penjualan makanan dan minuman. Kabupaten Serang terdiri dari tiga puluh tiga (33) kecamatan, diantaranya Kecamatan Anyer yang terdiri dari sepuluh (10) desa dan Kecamatan Cinangka

6 84 terdiri dari tiga belas (13) desa, disajikan selengkapnya pada Tabel 12 sebagai berikut: Tabel 12 Nama Desa di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka No Kecamatan Cinangka No Kecamatan Anyer 1 Desa Cinangka 1 Desa Anyer 2 Desa Karangsuraga 2 Desa Cikoneng 3 Desa Bulakan 3 Desa Bandulu 4 Desa Umbul Tanjung 4 Desa Konsambironyok 5 Desa Pasauran 5 Desa Banjarsari 6 Desa Bantarwaru 6 Desa Bunihara 7 Desa Bantarwangi 7 Desa Tajukmanis 8 Desa Kubangbaros 8 Desa Sindangkarya 9 Desa Ranca Sanggal 9 Desa Mekarsari 10 Desa Cikolelet 10 Desa Sindangmandi 11 Desa Sindanglaya 12 Desa Mekarsari 13 Desa Kamasan Sumber: Bappeda Kabupaten Serang 2006 Kecamatan Anyer yang terdiri dari tiga (3) desa pesisir yaitu Desa Anyer, Desa Bandulu dan Desa Cikoneng. Dari tiga desa tersebut desa yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Desa Anyer karena desa ini merupakan ibukota Kecamatan Anyer. Semua kegiatan ekonomi berkembang di Desa Anyer dan juga merupakan desa perbatasan dengan Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon. Kecamatan Ciwadan merupakan wilayah Kota Cilegon yang memiliki kegiatan industri kimia dasar terbesar di Indonesia. Kecamatan Anyer merupakan perbatasan dengan Ciwadan, sehingga dapat dikatakan sebagai daerah penyangga dari Kecamatan Ciwadan. Desa Cikoneng dan Desa Bandulu banyak terdapat prasarana dan sarana pariwisata seperti hotel, resort, villa dan pantai wisata, serta pusat pasar perbelanjaan untuk mendukung kegiatan wisata. Desa Cinangka, Desa Karangsuraga, Desa Bulakan, Desa Umbul Tanjung terdapat wisata pesisir dan air terjun.

7 85 Sektor pariwisata sangat memiliki potensi yang dapat dikembangkan, untuk pariwisata pesisir, hal ini disebabkan oleh letak geografis Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka yang keberadaannya di pinggiran pesisir. Masyarakat dapat memanfaatkan kondisi ini sebagai sektor pariwisata maka pendapatan masyarakat maupun pendapatan daerah akan bertambah khususnya Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka. Desa-desa yang keberadaannya di pinggiran pesisir kawasan barat, Serang Banten disajikan secara rinci pada Tabel 13 sebagai berikut: Tabel 13 Desa Pesisir di Wilayah Penelitian (Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka) No Kecamatan Cinangka No Kecamatan Anyer 1 Desa Cinangka 1 Desa Anyer 2 Desa Karangsuraga 2 Desa Cikoneng 3 Desa Bulakan 3 Desa Bandulu 4 Desa Umbul Tanjung 5 Desa Pasauran 6 Desa Sindanglaya 7 Desa Kamasan Sumber: Bappeda Kabupaten Serang Pemerintahan, Kependudukan dan Sosial Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2000, status Karesidenan Banten Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Banten. Sebagai salah satu provinsi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, Provinsi Banten mempunyai sistem pemerintahan yang sama dengan provinsi lainnya. Unit pemerintahan di bawah provinsi adalah kabupaten/kota. Masing-masing kabupaten/kota terdiri dari beberapa Kecamatan. Sedangkan Kecamatan terbagi dalam beberapa desa/kelurahan. Wilayah Provinsi Banten yang mempunyai luas km 2 terdiri dari 4 kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, dan 2 Kota yaitu Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Kabupaten Serang terdiri dari 28 kecamatan dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari laki-laki

8 orang dan perempuan orang dengan rasio jenis kelamin 103,44%. Jumlah penduduk pada tahun 2006 tercatat jiwa yang tersebar di sepuluh desa di dua Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka. Sebaran penduduk terkonsentrasi di desa-desa yang merupakan daerah industri seperti Kecamatan Anyer ( jiwa), dan Kecamatan Cinangka ( jiwa) dan kepadatan penduduk tertinggi pada Kecamatan Anyer (913 jiwa/km 2 ) sedangkan Kecamatan Cinangka (312 jiwa/km 2 ). Kepadatan penduduk kawasan pesisir barat Serang, Banten sebesar 1225 jiwa/km 2 pada Tabel 14 sebagai berikut : Tabel 14 Panjang Pantai, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kawasan Pesisir Barat, Serang per KecamatanTahun 2006 Parameter Kecamatan Anyer Kecamatan Cinangka Jumlah Panjang Pantai/ Km Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/ Km 2 ) Sumber: Pemda, Serang (diolah 2007) Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Serang antara tahun cukup signifikan yaitu mencapai 9,27 % rata-rata per tahun. Tingkat pertumbuhan penduduk kawasan pesisir barat Serang setiap tahun mengalami peningkatan yang berfluktuasi, rincian selengkapnya disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten, Serang Tahun No Tahun Jumlah Pertumbuhan (Jiwa) Rata-rata (%) , , , , , , , , ,04 Rata-rata Pertumbuhan 9,27 Sumber: Bappeda Kabupaten Serang 2005

9 87 Penduduk Kabupaten Serang lebih didominasi oleh laki-laki dibanding perempuan, hampir untuk setiap kelompok umur, kecuali kelompok umur tahun dan tahun, karena nilai rasio jenis kelaminnya dibawah 100. Rasio ketergantungan tingkat Kabupaten Serang sebesar 47,60% yang berarti 100 orang yang produktif menanggung beban 48 orang yang tidak produktif. Sedangkan secara keseluruhan angka rasio jenis kelamin adalah 108,97, secara rinci rasio jenis kelamin disajikan pada Tabel 16 sebagai berikut : Tabel 16 Penduduk Menurut Umur Kabupaten Serang Tahun 2006 No Kelompok Umur Lakilaki Jenis Kelamin Perempuan Rasio Jenis Kelamin , , , , , , , , , , , , , ,12 Jumlah/Rata-rata ,97 Sumber: Hasil Sensus Penduduk 2006 Mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Serang adalah pertanian, industri, jasa, perdagangan, hotel dan restoran. Jumlah tenaga kerja di Kabupaten Serang hingga Juni tahun 2006 sebanyak jiwa yang terdiri dari jiwa merupakan tenaga kerja laki-laki dan jiwa tenaga kerja wanita dan sebagian besar bekerja di sektor industri. Penduduk Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka lebih memilih bekerja dalam bidang wiraswasta atau berdagang, karena dalam bidang ini banyak faktor yang mendukung seperti potensi wisata di daerah tersebut, serta banyaknya

10 88 pengunjung dari dalam maupun dari luar daerah untuk menikmati pesisir pantai Anyer dan Cinangka. Jumlah tenaga kerja di Kawasan Pesisir Barat Serang menurut sektor lapangan usaha disajikan secara lengkap pada Tabel 17 berikut: Tabel 17 Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Serang (Juni tahun 2005) Jumlah Jumlah Tenaga Kerja No Sektor Usaha Perusa % Laki-laki Perem haan Total puan 1 Pertanian ,99 2 Pertambangan& Penggalian ,82 3 Industri ,70 4 Listrik, Gas & Air ,60 5 Bangunan ,17 6 Perdagangan, Hotel & Restoran ,63 7 Angkutan ,38 8 Bank & Lembaga Keu, lainnya ,36 9 Jasa-jasa ,88 Jumlah Total ,00 Sumber: Hasil Pengolahan Data BPS 2006 Berdasarkan jumlah penduduk menunjukkan bahwa kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang relatif rendah yakni didominasi oleh tamatan sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama kemudian diikuti oleh tamatan sekolah lanjutan atas. Dari data terlihat bahwa jumlah penduduk yang berpendidikan diatas SLTA hanya 11,22% dari total penduduk sehingga potensi sumberdaya manusia yang tersedia bagi pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan. Data jumlah penduduk disajikan pada Tabel 18 sebagai berikut:

11 89 Tabel 18 Jumlah Penduduk Kabupaten Serang menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2007 No. Keterangan Jumlah 1 Tidak/Belum sekolah Belum tamat SD/Sederajad Tamat SD SLTP/Sederajad SLTA/Sederajad Diploma I/II Akademi/Diploma III Diploma IV/ Strata I Strata II Strata III 150 Jumlah Sumber: Dinas Kependudukan Kabupaten Serang, 2007 Tingkat pendidikan penduduk akan mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia, semakin tinggi tingkat pendidikannya maka kualitas sumberdaya manusianya juga akan bertambah begitu juga sebaliknya. 4.6 Keadaan Pariwisata Pesisir Kesadaran penduduk terhadap pentingnya pariwisata relatif baik yang ditunjukkan dengan adat istiadat dan budaya yang dapat mendukung kegiatan wisata. Karateristik budaya penduduk Kecamatan Anyer dan Cinangka sangat percaya adanya mitos-mitos penguasa dan pemelihara laut, agar laut tetap memberikan manfaat dan tidak mencelakai masyarakat dan wisatawan yang datang untuk berekreasi. Secara turun-temurun tiap tahun masyarakat mengadakan sedekah laut yang dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon, setiap bulan Asyura (Muharram). Sedekah ini dilakukan untuk mempersembahkan sesaji/sesajen yang terdiri dari jajanan pasar, kembang telon, kemenyan yang diperuntukan untuk Nyai Roro Kidul sang penguasa pantai selatan agar tetap memelihara kehidupan laut dengan baik. Upacara sedekah ini dilakukan di pesisir pasir putih atau Desa Umbul Tanjung, Kecamatan Cinangka. Perkembangan pariwisata Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka telah lama dimulai sebelum tahun Pada tahun tersebut prasarana dan sarana

12 90 wisata sudah tersedia antara lain jumlah hotel berjumlah 14 buah dan 1 hotel berbintang lima dengan tingkat hunian kamar rata-rata 38,5%, dan terdapat beberapa villa dan home stay atau resort yang sebagian milik pribadi. Jumlah wisatawan yang berkunjung orang ke Anyer dan Cinangka orang dengan rata-rata menginap 1-2 hari dan pengeluaran per hari sebanyak US$ Devisa yang dihasilkan mencapai sebanyak 4 milyar rupiah per tahun dan sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkisar 4-6% dari total nilai pendapatan daerah Kabupaten Serang, Banten. Keragaan aktivitas perhotelan di pesisir barat Serang adalah sebagai berikut : Tabel 19 Keragaan Aktivitas Perhotelan Kawasan Pesisir Barat Serang (Kecamatan Anyer dan Cinangka) No Parameter Tingkat Hunian Hotel (%) 38,5 45,0 2 Rata-rata Menginap (hari) Penghasilan Devisa (Miliar/thn) Rata-rata Pengeluaran per Hari (US$) Sumber: Sudin Pariwisata Kab. Serang, Banten 2006 Berdasarkan data diatas terlihat bahwa keragaan aktivitas perhotelan tahun 2006 meningkat dibanding tahun Wisatawan lebih banyak berkunjung ke Anyer karena merupakan tempat rekreasi yang menarik pengunjung dari luar dan dalam kota, terutama wisatawan asal Kota Jakarta yang dipermudah dengan aksesibilitas maupun fasilitas yang baik dibandingkan Cinangka. Hal tersebut terlihat dari jumlah pelayanan hotel berbintang didaerah Anyer lebih banyak dibanding dengan Cinangka, jenis pelayanan perhotelan pada kedua kecamatan tersebut disajikan pada tabel 20 sebagai berikut : Tabel 20 Jenis Pelayanan Perhotelan Kawasan Pesisir Barat Serang Banten (Kecamatan Anyer dan Cinangka) No Jenis Anyer Cinangka Jumlah 1 Hotel Bintang Hotel Melati Cottage Villa Sumber: Sudin Pariwisata Kab. Serang, Banten 2006

13 91 Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Anyer menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan khususnya wisatawan nusantara (wisnus) sedangkan wisatawan mancanegara (wisman) berfluktuasi. Wisman yang dominan berkunjung ke Anyer berasal dari Amerika Serikat, Australia, Jepang, Kanada, Perancis, Denmark dan Belanda. Perkembangan kunjungan wisatawan ke Anyer meningkat dari tahun ke tahun seperti terlihat pada Tabel 21 berikut ini : Tabel 21 Jumlah Wisman dan Wisnus yang Berkunjung ke Anyer Tahun No Tahun Wisatawan mancanegara Wisatawan nusantara Jumlah Rata-rata/tahun Sumber: Dinas Pariwisata Prop. Banten 2006 Berdasarkan jenis-jenis obyek wisata, aktivitas wisata Kecamatan Anyer didominasi oleh wisata pesisir dan wisata alam, hal ini disebabkan oleh potensi alam yang indah sehingga permintaan untuk wisata tersebut cukup tinggi. Pantai Anyer terletak terletak 35 km sebelah barat Kota Serang dan terkenal dengan panoramanya yang sangat indah, serta keadaan pantainya sangat baik untuk kegiatan wisata pesisir. Obyek wisata yang ada di kawasan Anyer terdiri dari (a) Mercusuar Anyer Kidul, (b) Pulau Sanghiyang, wisata laut dan cagar budaya/purbakala, belum dikembangkan, (c) Taman Wisata Patra Jasa, wisata panorama alam dan pantai, (belum dikembangkan), (d) pantai Anyer (sudah dikembangkan). Empat (4) obyek wisata tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis wisata yaitu wisata pantai, dan wisata bahari. Jenis-jenis wisata yang dilakukan wisatawan di kawasan pantai Anyer dapat dikelompokkan menjadi (1) kegiatan renang di laut dangkal, memancing dan olahraga pantai, (2) menikmati keindahan panorama alam, (3) kegiatan lain seperti frisbee dan aktraksi budaya serta fotografi.

14 92 Kecamatan Cinangka mempunyai beberapa obyek wisata yang berdekatan dengan Kecamatan Anyer diantaranya (1) Pantai Karang Bolong, (sudah dikembangkan), (2) Karang Suraga (3) Umbul Tanjung mempunyai pasir putih yang indah, (4) Kampung nelayan Kamasan, (5) Curug Cikotak dan Curug Betung merupakan wisata panorama alam dan air terjun, (belum disosialisasikan). Obyek wisata Curug Cikotak dan Curug Betung hanya diketahui oleh penduduk lokal atau sekitar Anyer dan Cinangka serta desa yang berdekatan. Hal ini dikarenakan kurangnya transportasi terutama untuk transportasi umum belum ada, serta infrastrukturnya belum memadai. Data kunjungan wisata terlihat bahwa wisatawan yang bekunjung ke Cinangka lebih sedikit dibanding yang berkunjung ke Anyer, seperti terlihat pada Tabel 22 berikut: Tabel 22 Jumlah Wisman dan Wisnus yang Berkunjung ke Cinangka Tahun ( ). No Tahun Wisatawan mancanegara Wisatawan nusantara Jumlah Rata-rata/tahun Sumber: Dinas Pariwisata Prop. Banten, 2005 Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Cinangka pada tahun 2004 hanya sekitar 19% dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Anyer. Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang penting bagi Provinsi Banten dan Kabupaten Serang khususnya, seperti Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka. Wilayah ini merupakan bagian wilayah pariwisata yang tidak terpisahkan dari ibukota Jakarta karena lokasi yang dekat. Pasar pariwisata dikelola oleh jasa pariwisata yang berlokasi di Jakarta, sehingga hubungan produsen-konsumen merupakan manifestasi pola keterkaitan ruang Jakarta dengan Kabupaten Serang. Obyek wisata pantai Karang Bolong banyak dikunjungi

15 93 wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, karena fasilitas pendukung kegiatan wisata sudah dikembangkan, sedangkan obyek wisata Karang Suraga dan Umbul Tanjung banyak dikunjungi wisatawan nusantara. Selain wisata pesisir, kegiatan atraksi budaya berupa kesenian tradisional seperti rudat, bedug panjang, debus, dan patingtung juga diminati para wisatawan. Pantai Karang Bolong terletak 50 km di sebelah barat Kota Serang dipinggir jalan raya Karang Bolong memiliki daya tarik berupa sebuah karang besar yang tengahnya berlubang dan menghadap ke laut. Kemungkinan besar karang berlubang itu terjadi akibat letusan gunung Krakatau pada tahun Pada puncak karang tersebut tersedia tempat untuk melihat pemandangan ke laut lepas dan hutan mini yang berfungsi sebagai tempat untuk beristirahat. Beberapa daya tarik tersebut yang menjadi atraksi kunjungan wisata di Anyer dan Cinangka, secara rinci jenis dan daya tarik wisata tersebut pada Tabel 23 sebagai berikut : Tabel 23 Jenis dan Daya Tarik Kegiatan Pariwisata di Kawasan Anyer-Cinangka. No Obyek Wisata Saat ini Lokasi Kegiatan wisata 1 Pantai Anyer Kecamatan Anyer 2 Karang Bolong Kecamatan Cinangka Sumber: Dinas Pariwisata Serang, Banten, 2006 Wisata Pesisir (berjemur, olah raga pantai, berenang) Wisata Alam & Pesisir (berjemur, memancing, panorama alami). Aktivitas wisata yang terdapat di kecamatan Anyer dan Cinangka berbasis wisata pesisir sehingga keterkaitan dengan sumberdaya pesisir sangat erat. Dengan demikian pengelolaan pesisir yang dapat menjamin kelestarian wilayah pesisir akan dapat mendukung keberlanjutan wisata pesisir ke wilayah Anyer dan Cinangka.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN. a. Luas wilayah dan letak geografis 1. ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.

BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN. a. Luas wilayah dan letak geografis 1. ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia. BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN A. Keadaan Geografis Pantai Anyer a. Luas wilayah dan letak geografis 1 Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di Propinsi Banten, terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis 43 KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Geografis Provinsi Banten dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten. Wilayah Provinsi Banten berasal dari sebagian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Sumber: Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten 1. Batas Administrasi Secara geografis, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa yang memiliki luas sebesar 9.160,70

Lebih terperinci

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM 69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi melalui khatulistiwa.

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 Pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara administratif, Taman Nasional Ujung Kulon terletak di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan luas wilayah 122.956 Ha, yang terdiri atas 78.619 Ha daratan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 2.1 Geografis dan Administratif Sebagai salah satu wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. World Tourism

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Pariwisata mempunyai dampak dan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 40 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Bedono merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang terletak pada posisi 6 0 54 38,6-6 0 55 54,4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan TINJAUAN PUSTAKA Danau Perairan pedalaman (inland water) diistilahkan untuk semua badan air (water body) yang ada di daratan. Air pada perairan pedalaman umumnya tawar meskipun ada beberapa badan air yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar dan belasan ribu pulau kecil. Letak antara satu pulau dengan pulau lainnya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN peubah dalam model yang akan membatasi keberhasilan model. Beberapa batasan yang dijadikan sebagai asumsi dalam model ini adalah : a. Laju pertambahan limbah dari industri yang masuk ke sungai mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320 28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 18 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses pembangunan nasional dalam rangka mencapai cita cita bangsa indonesia sebagai bangsa yang mandiri,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Evvie Ariantya Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Evvie Ariantya Wulandari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kontribusi pariwisata dalam hal penzonasian pengaturan ruang suatu kawasan wisata sangatlah besar.pariwisata sangat memperhatikan sekali hal hal yang menyangkut suatu

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. a. Bagian ujung sebelah timur :110 57' 33,70" B.T. b. Bagian ujung sebelah barat: ' 6,79" B.T.

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. a. Bagian ujung sebelah timur :110 57' 33,70 B.T. b. Bagian ujung sebelah barat: ' 6,79 B.T. BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kabupaten Sukoharjo terletak dibagian tenggara Propinsi Jawa Tengah, lebih tepatnya pada posisi sebagai berikut: a. Bagian ujung sebelah timur :110

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan pariwisata

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

PENGAMANAN PANTAI DI WILAYAH PROVINSI BANTEN Oleh:

PENGAMANAN PANTAI DI WILAYAH PROVINSI BANTEN Oleh: PENGAMANAN PANTAI DI WILAYAH PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Sesuai dengan undangundang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan pengelolaan bangunan pengaman pantai diberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan yang melimpah dengan jumlah total pulau mencapai 17.508 pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obyek wisata merupakan perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON

IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON 4.1. Letak Geografis dan Administratif Kota Cilegon merupakan salah satu kota yang berkembang pesat terutama di bidang industri. Berdasarkan RTRW nasional (PP

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR Oleh: MULIANI CHAERUN NISA L2D 305 137 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN SELATAN 2.1.1. Kondisi Wisata di Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Karakteristik Wilayah Studi 1. Letak Geografis Kecamatan Playen terletak pada posisi astronomi antara 7 o.53.00-8 o.00.00 Lintang Selatan dan 110 o.26.30-110 o.35.30 Bujur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak dan kondisi Geografis a. Batas Administrasi Daerah Secara geografis Kabupaten Magetan terletak pada 7 o 38` 30 LS dan 111

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci