BAB III ANALISIS VITAMIN B6 TOTAL DALAM CUPLIKAN URIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS VITAMIN B6 TOTAL DALAM CUPLIKAN URIN"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS VITAMIN B6 TOTAL DALAM CUPLIKAN URIN 3.1 Tujuan Praktikum a. Memperkenalkan langkah-langkah analisis obat dan atau metabolitnya dalam cuplikan urin b. Melakukan analisis vitamin B6 dalam urin c. Memahami proses ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan Eliminasi) vitamin B6 d. Mengetahui nilai parameter farmakokinetik vitamin b6 3.2 Dasar Teori Vitamin adalah sekelompok senyawa heterogen dengan berbagai fungsi metabolik. Suatu vitamin didefinisikan sebagai senyawa organik yang harus ada pada diet dalam jumlah kecil untuk mempertahankan integritas metabolik normal. Terdapat 13 jenis vitamin yaitu Retinol, Calciferol, Tocoferol, Philoquinon, Thiamin, Riboflavin, Niasin, Asam Pantotenat, Piridoksin, Biotin, Cyanocobalamin, Asam Askorbat, Asam Folat. Vitamin B adalah kelompok yang larut dalam air vitamin yang memainkan peran penting dalam sel metabolisme Vitamin B 6 (Piridoksin) Vitamin B 6 atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia. Vitamin B 6 atau sering pula disebut dengan pyridoxine merupakan golongan vitamin yang paling beken diantara keluarga besar vitamin B. Vitamin

2 B 6 bersama sama dengan niasin, asam folat dan kobalamin berperanan dalam membantu menggerakan beberapa fungsi vital dari tubuh manusia. Meskipun kebutuhan terhadap vitamin ini sangat kecil namun manfaat yang diperoleh sangatlah besar. Dalam makanan, vitamin B 6 biasanya terikat dengan protein, pyridoxol menjadi bentuk menonjol pada tanaman, dan pyridoxal dan pyridoxamine dalam produk hewani. Makanan sumber termasuk pyridoxine yaitu ayam, hati, ekstrak ragi, ikan (ikan tongkol, ikan fores, ikan haring, semacam ikan pecak, dan ikan salmon), kacang kacangan, biji bijian, sangat sedikit buah dan sayuran, kacang, bunga kol, pisang, dan kismis. Vitamin B 6 berperan dalam metabolism asam amino dan asam lemak.vitamin B6 membantu tubuh untuk bersintetis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi sel dalam darah merah. Vitamin B 6 terdiri dari tiga senyawa yang berhubungan erat, yaitu peridoksin, piridoksal dan piridoksamin. Ketiganya tersebar ;uas di alam baik pada hewan maupun tumbuhan. Padi-padian termasuk sumber yang sangat kaya vitamin B 6. Bentuk aktif vitamin B 6 : Bentuk koenzim B 6 : 1. Piridoksal Fosfat, bentuk penerima gugus amino 2. Piridoksamin Fosfat, bentuk pemberi gugus amina

3 3.2.2 Metabolisme Vitamin B 6 1. Metabolisme Asam Amino da Protein Piridoksal fosfat sebagai koenzim dekarboksilasi Transaminasi Perubahan triptofan menjadi niasin Pembentukan dan pertumbuhan eritrosit Pembentukan porfirin 2. Metabolisme Lemak dan Karbohidrat Biosintesa asam lemak tidak jenuh. Pembentukan asam arakidonat dari asam linoleat Koenzim : fosforilasi Vitamin B 6 adalah vitamin yang larut dalam air dan merupakan bagian dari kelompok vitamin B kompleks. Fosfat piridoksal ( PLP ) adalah bentuk aktif dari vitamin B 6 dan merupakan kofaktor dalam banyak reaksi metabolisme asam amino, termasuk transaminasi, deaminasi, dan dekarboksilasi. Tujuh bentuk vitamin ini dikenal : piridoksin ( PN ), piridoksin 5' - fosfat ( PNP ). piridoksal ( PL ), piridoksal 5' - fosfat ( PLP ), pyridoxamine ( PM ), pyridoxamine 5' - fosfat ( PMP ) dan asam 4 - pyridoxic ( PA ). PA adalah katabolit yang diekskresikan dalam urin. Penyerapan piridoksal fosfat dan fosfat pyridoxamine melibatkan defosforilasi mereka dikatalisis oleh alkali fosfatase yang terikat membran. Produk-produk dan bentuk non - terfosforilasi vitamin B 6 dalam saluran pencernaan yang diserap oleh difusi, yang didorong oleh perangkap vitamin sebagai 5' - fosfat melalui aksi fosforilasi ( oleh kinase piridoksal ) pada mukosa jejunum. Pyridoxine dan pyridoxamine yang terjebak dioksidasi menjadi fosfat piridoksal dalam jaringan. Beberapa produk metabolisme vitamin B 6 diekskresikan dalam urin termasuk asam 4 - pyridoxic. Telah diperkirakan bahwa % dari tertelan vitamin B 6 dioksidasi menjadi asam 4 - pyridoxic. Produk lain dari metabolisme vitamin B 6 yang diekskresikan dalam urin ketika dosis tinggi vitamin telah diberikan meliputi piridoksal, pyridoxamine, dan piridoksin dan fosfat mereka Peranan Vitamin B 6

4 Banyak kimia tubuh tergantung pada enzim. Enzim adalah protein yang membantu reaksi kimia terjadi. Because vitamin. Karena vitamin B 6 yang terlibat dengan lebih dari 100 reaksi enzimatik, peranannya dalam tubuh adalah beragam dan luas. 1. Sintesis molekul penting. Sulit untuk menemukan kategori kimia dari molekul-molekul dalam tubuh yang tidak bergantung dalam beberapa cara pada vitamin B 6 untuk produksi mereka. Banyak blok bangunan protein, yang disebut asam amino, memerlukan pasokan yang cukup B 6 untuk sintesis.. asam nukleat yang digunakan dalam pembuatan DNA dalam gen kita juga membutuhkan vitamin ini. Karena asam amino dan asam nukleat adalah bagian penting seperti pembentukan sel baru, vitamin B 6 dapat dianggap sebagai bagian penting dari pembentukan hampir semua sel-sel baru di dalam tubuh. Heme (pusat protein sel darah merah kami) dan fosfolipid (komponen sel membran kami yang memungkinkan pesan antara sel-sel) juga tergantung pada vitamin B 6 untuk penciptaan mereka. 2. Pengolahan karbohidrat Pengolahan karbohidrat (gula dan pati) di tubuh kita tergantung pada ketersediaan vitamin B 6. Vitamin ini sangat penting dalam memfasilitasi pemecahan glikogen (suatu bentuk khusus dari pati) yang tersimpan dalam sel-sel otot kita dan untuk tingkat yang lebih rendah di dalam hati kita.. Karena pengolahan karbohidrat memainkan peran kunci dalam beberapa jenis acara atletik, peneliti telah dengan seksama memainkan peran vitamin B6 dalam pengolahan karbohidrat selama kinerja fisik. 3. Dukungan aktivitas sistem saraf Peran vitamin B 6 dalam sistem saraf kita sangat luas, dan melibatkan banyak aspek kegiatan neurologis.. Salah satu aspek berfokus pada penciptaan kelompok penting pesan molekul yang disebut amina.. Sistem saraf bergantung pada pembentukan molekul-molekul untuk transmisi pesan dari satu syaraf ke yang berikutnya. ((Molekul-molekul dapat digolongkan sebagai "neurotransmitter" untuk alasan ini.) Amines adalah salah satu jenis neurotransmitter di sistem saraf. Mereka sering dibuat dari bagian-bagian protein yang disebut asam amino, dan nutrisi penting untuk membuat proses ini terjadi adalah vitamin B 6. Beberapa neurotransmiter amina yang diturunkan yang

5 memerlukan vitamin B 6 untuk produksi mereka termasuk serotonin, melatonin, epinefrin, norepinefrin, dan GABA. 4. Mendukung metabolisme sulfur dan metil Pergerakan molekul yang mengandung sulfur ke seluruh tubuh sangat penting untuk keseimbangan hormon dan penghapusan zat beracun melalui hati.. Karena vitamin B 6 dapat menghapus kelompok belerang dari molekul lain, ini membantu tubuh mempertahankan fleksibilitas dalam menangani sufurmengandung senyawa. Kelompok metil mengacu pada struktur kimia yang hanya memiliki satu atom karbon dan tiga atom hidrogen. Banyak peristiwa kimiawi penting dalam tubuh dimungkinkan oleh transfer kelompok metil dari satu tempat ke tempat lain.. Sebagai contoh, gen dalam tubuh dapat diaktifkan dan dinonaktifkan dengan cara ini, dan sel-sel dapat menggunakan proses untuk mengirim pesan kembali dan sebagainya. Lampiran kelompok metil terhadap zat beracun adalah salah satu cara membuat mereka kurang beracun dan mendorong eliminasi mereka dari tubuh. Ini juga merupakan cara untuk memastikan bahwa zat seperti homosistein, yang dapat membangun berlebihan dalam darah dan menyebabkan risiko penyakit kardiovaskuler, disimpan dalam rentang yang sehat. 5. Pencegahan Radang yang Diinginkan Para peneliti belum jelas tentang mekanisme yang terlibat, namun penelitian ulang menunjukkan bahwa vitamin B 6 diperlukan untuk meminimalkan risiko peradangan yang tidak diinginkan dalam tubuh. Ini bukan hanya kasus yang cukup asupan vitamin B 6 dikaitkan dengan penurunan risiko peradangan berlebihan, itu juga fakta bahwa individu dengan kronis, peradangan perlu berlebihan meningkatkan jumlah vitamin B 6 dalam makanan mereka. Kecuali asupan makanan kita cukup untuk menjaga darah kita tingkat B 6 aktif (pyridoxal 5'-fosfat) optimal, kita meninggalkan diri kita beresiko untuk masalah kesehatan kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas, yang semuanya berbagi komponen peradangan kronis, yang tidak diinginkan Defisiensi B6

6 Sindrom klinis klasik untuk defisiensi B6 adalah dermatitis seboroik, atrofi glositis dengan ulserasi, angular cheilitis, konjungtivitis, intertrigo, dan gejala neurologis seperti mengantuk, kebingungan, dan neuropati. Sementara defisiensi berat dari B6 berdampak pada perubahan dermatologi dan neurologis, kasus defisiensi ringan hadir dengan lesi metabolik yang berhubungan dengan kegiatan yang kurang cukup dari koenzim piridoksal fosfat. Yang paling menonjol dari lesi ini adalah karena gangguan konversi triptofan-niacin. Hal ini dapat dideteksi berdasarkan ekskresi asam Xanthurenic setelah mengkonsumsi triptofan. Kekurangan vitamin B6 juga dapat menyebabkan gangguan transsulfuration dari metionin menjadi sistein. Pyridoxal phosphate-dependent transaminase dan glikogen fosforilase berperan dalam glukoneogenesis, sehingga kekurangan vitamin B6 menghasilkan toleransi glukosa yang terganggu. Kekurangan vitamin B6 sendiri relatif jarang dan sering terjadi dalam kaitannya dengan vitamin lain dari B kompleks. Orang tua dan pecandu alkohol memiliki peningkatan risiko kekurangan vitamin B6, serta defisiensi mikronutrien lainnya. Pasien gagal ginjal yang menjalani dialisis dapat mengalami defisiensi vitamin B6. Juga, pasien dengan penyakit hati, rheumatoid arthritis, wanita dengan diabetes tipe 1, dan mereka yang terinfeksi HIV juga tampak berada pada risiko, meskipun asupan makanan yang memadai. Ketersediaan vitamin B6 untuk tubuh dapat terpengaruh oleh obat-obatan tertentu seperti antikonvulsan dan kortikosteroid. Obat isoniazid (digunakan dalam pengobatan TBC), dan cycloserine, penisilamin, dan hidrokortison semua mengganggu metabolisme vitamin B6. Obat ini dapat membentuk kompleks dengan vitamin B6 yang menghambat kinase pyridoxal Toksistas vitamin B6 Efek samping hanya telah didokumentasikan dari suplemen vitamin B6 dan tidak pernah dari sumber makanan. Studi hewan toksikologi mengidentifikasi kerusakan spesifik dari ganglia akar dorsal yang didokumentasikan dalam kasus manusia, yaitu overdosis dari pyridoxine. Meskipun B6 adalah vitamin yang larut dalam air dan diekskresikan dalam urin, dosis pyridoxine yang melebihi RDA (Recommended Dietary Allowance) selama jangka waktu panjang berdampak dalam masalah neurologis yang menyakitkan dan dapat ireversibel.

7 Gejala utamanya adalah nyeri dan mati rasa pada kaki, dan dalam kasus yang parah, kesulitan berjalan. Neuropati sensorik biasanya terjadi pada dosis pyridoxine lebih dari mg per hari. Namun, beberapa individu yang menderita neuropati sensori pada dosis kurang dari 500 mg per hari selama bulan telah dilaporkan. Ditemukan bukti kerusakan saraf sensorik di intake di bawah 200 mg / hari. Kondisi ini biasanya reversibel bila suplemen dihentikan. Sebuah studi prospektif besar meneliti hubungan antara asupan vitamin B6 dan terjadinya batu ginjal gejala pada wanita. Sekelompok orang yang terdiri lebih dari wanita tanpa riwayat batu ginjal yang diikuti lebih dari 14 tahun dan mereka yang mengkonsumsi 40 mg atau lebih vitamin B6 harian hanya memiliki dua pertiga risiko batu ginjal berkembang dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi 3 mg atau kurang. Namun, dalam kelompok lebih dari pria diikuti lebih dari enam tahun, tidak ada hubungan ditemukan antara asupan vitamin B6 dan terjadinya batu ginjal. Data yang terbatas telah menunjukkan bahwa suplemen vitamin B6 pada tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat asupan ditoleransi atas (100 mg / hari) menurunkan kadar oksalat urin cukup tinggi, ini merupakan faktor penentu penting dari pembentukan kalsium oksalat batu ginjal pada beberapa individu. Saat ini, hubungan antara asupan vitamin B6 dan risiko batu ginjal memerlukan studi lebih lanjut sebelum rekomendasi dapat dibuat. 3.3 Alat dan Bahan Alat yang digunakan: 1. Beacker glass 2. Botol semprot 3. Bulp 4. Gelas ukur 5. Kuvet 6. Laptop 7. Pipet gondok 10 ml 8. Pipet Tetes 9. Sentrifugasi 10. Spektofotometer UV-VIS Bahan yang digunakan: 1. Aquadest

8 2. Sampel Urin (probandus) 3. Vitamin B6 3.4 Cara Kerja A. Pemberian vitamin B6 dengan pengumpulan urin Cuplikan urin harus dikumpulkan selama waktu 6 jam. Probandus dapat meminum obat dan mengumpulkan cuplikan urin sehari sebel;um dianalisis. Cuplikan urin dapat disimpan selama satu malam pada suhu 4 o C tanpa penguraian berarti. 1. Untuk menjaga aliran urin, subyek harus minum 200ml air setelah 30 menit. Cuplikan ini digunakan sebagai blangko, catat volumenya. 2. Vitamin B6 diminum dengan 200ml air dan waktu mulai dicatat. Ini adalah waktu jam ke nol. 3. Setelah 1 jam, kandungan kemih dikosongkan, banyaknya voplume urin diukur dan dicatat serta ditandai. Diambil kurang lebih 15ml. Probandus meminum 200ml air. 4. Prosedur yang sama (seperti nomer 3) diulang dengan interval waktu : 2,3,4,5 dan 6 jam. B. Analisis cuplikan vitamin B6 total dalam urin 1. Ditentukan kadar vitamin B6 total dalam cuplikan urin pada masingmasing interval waktu yang telah ditentukan (jam ke 1,2,3,4,5 dan 6). Untuk penetapan kadarnya : - Diambil 1ml cuplikan urin dan tambahkan aquadest hingga 10ml, lalu di sentrifugasi selama 10 menit. - Dilakukan pembacaan serapan pada panjang gelombang maksimum yang telah didapatkan dari praktikum 1. - Jika nilai yang terbaca terlalu besar (>3) dilakukan pengenceran kembali. - Dilakukan triplo 2. Selanjutnya dihitung parameter farmakokinetik vitamin B6 3.5 Data Pengamatan Volume urin

9 Y = -0,2413x + 4,698 r = 0,9518 k eliminasi = slope K el = K= -B = 0,2413/jam A = 4,698 -B= 0,2413 t1/2 = 0,693/k t1/2 = 2,87 jam Urin Volume Absorbansi Blangko 260 ml 0,000 A ml 0,289 A ml 0,314 A ml 0,424 A ml 0,597 A ml 0,599 A ml 0,483 A 3.6 Perhitungan Persamaan : y = 0,0036 x + 0,0078 R 2 = 0,9999 Nilai Cu, persamaan y = bx + a Cu 1 = = 2,16 Cu 5 = = 168 Cu 2 = = 82,44 Cu 6 = = 168,55 Cu 3 = = 89,38 Cu 7 = = 136,33 Cu 4 = = 119, Perhitungan dan Kurva Vitamin B6 Metode Renal No. Sampel interval waktu (jam) dt t mid (jam) Vu (ml) Cu (µg/ml) Du/dt (mg/jam) t mid (jam) Ln Du/dt , ,16 0,562 0,5-0, ,5 0,5 1, ,44 82,440 1,25 4,41 3 1,5-2 0,5 1, ,38 69,716 1,75 4, ,5 0,5 2, ,94 64,768 2,25 4,17 5 2,5-3 0,5 2, ,936 2,75 4, ,5 0,5 3, ,55 50,565 3,25 3,92 7 3,5-4 0,5 3, ,33 73,618 3,75 4,30

10

11 3.6.2 Perhitungan dan Kurva Vitamin B6 Metode ARE kode sampe l Tmid interval waktu (jam) dt Vu (ml) Cu (µg/ml) Du (mg) Du kum Du-Du kum 1 0, ,16 1,08 1,08 170,68 2 1,25 1-1,5 0, ,44 32,15 33,23 138,53 3 1,75 1,5-2 0, ,38 24,13 57,36 114,40 4 2,25 2-2,5 0, ,94 27,11 84,47 87,29 5 2,75 2,5-3 0, ,20 109,67 62,09 6 3,25 3-3,5 0, ,55 25,28 134,95 36,81 7 3,75 3,5-4 0, ,33 36,81 171,76 0,00 Tmid Ln (Du - Du kum) a 6, , b -0,8635 1,5 4, r 2 4, Kel = -b 0,8635 2,5 4, , T 1/2 eliminasi 0, ,5 3, ,8 jam 4 0

12 3.7 Pembahasan Pratikum kali ini yaitu analisis vitamin B6 total dalam cuplikan urin. Sebelum praktikum peminum obat vitamin B6 dalam interval waktu tertentu, sampel urin diambil dan disimpan kemudian cuplikan urin yang didapat dihitung kadarnya menggunakan panjang gelombang 291 nm. Urin digunakan karena urin merupakan salah satu cairan tubuh dari hasil ekskresi ginjal. Parameter farmakokinetik vitamin B6 pada cuplikan urin dianalisis dengan 2 metode, yaitu metode ARE dan metode kecepatan renal. Persamaan regresi linier vitamin B6 yang digunakan adalah y = 0,0036x-0,0078 dan R 2 = 0,9999. Dari literatur, waktu paruh (half life) Vitamin B6 berdasarkan absorpsinya adalah 0,354 kurang lebih 0,114 jam dengan dosis 600 mg diberikan secara oral. Dari hasil pratikum metode ARE persamaan yang didapat yaitu y = -0,8635x+6,6584 dan R 2 = 0,9854 dengan waktu paruh adalah 0,8 jam sedangkan dari metode renal persamaan yang didapat yaitu y = -0,2413x+4,698 dan R 2 = 0,9518 dengan waktu paruh adalah 2,87 jam. Waktu paruh ini tergolong agak lama, hal ini dapat terjadi karena vitamin B6 dalam tubuh berikatan dengan metabolit lain yang berasal dari makanan dan minuman, serta aktivitas yang dilakukan. Jika vitamin B6 berikatan dengan metabolit lain (berasal dari obat,makanan atau minuman lain) dan tidak dalam metabolit bebas, maka vitamin B6 sulit untuk diabsorpsi dan mencapai waktu paruhnya lama, sehingga akan lama diekskresikan. Waktu paruh menurut literatur pada standar vitamin B6 yaitu kedua metode merupakan

13 metode 1 kompartemen terbuka intravascular. Metode ARE fluktasi data laju eliminasi obat lebih kecil dibandingkan dengan metode ekskresi renal. 3.8 Kesimpulan Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa: - Persamaan pada kurva vitamin B6 dengan metode ekskresi renal yaitu: y = -0, ,698 dengan R 2 = 0,958. yaitu 2,81 jam. - Persamaan pada kurva vitamin B6 dengan metode ARE yaitu: y = -0, ,684 dengan R 2 = 0,9854. yaitu 0,8 jam.

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin Vitamin Pengertian Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN 1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat

Lebih terperinci

Kebutuhan : 2 mg/100 mg protein. Farmakokinetik - mudah diabsorbsi - ekskresi dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal

Kebutuhan : 2 mg/100 mg protein. Farmakokinetik - mudah diabsorbsi - ekskresi dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal Joharman adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap orgisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Dibagi 2 golongan :larut lemak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,

Lebih terperinci

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 % BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat melakukan presentasi, berpidato, berkampanye, atau kegiatan lain yang berhubungan dengan berbicara di depan khalayak ramai, pembicara dituntut untuk rileks dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering. Walaupun nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering memudahkan diagnosis, pasien

Lebih terperinci

VITAMIN LARUT DALAM AIR. Oleh dr. Sri Utami B.R. MS

VITAMIN LARUT DALAM AIR. Oleh dr. Sri Utami B.R. MS VITAMIN LARUT DALAM AIR Oleh dr. Sri Utami B.R. MS Vitamin B (vitamin B kompleks) Larut dalam air Terdapat pada, ragi, biji-bijian, nasi, sayuran, ikan, daging Diperlukan sebagai ko-enzym dalam metabolisme

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mayarakat secara umum harus lebih memberi perhatian dalam pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme patogen seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, masyarakat hanya mengetahui bahwa telur ayam merupakan sumber protein hewani pelengkap gizi pada makanan, dan sebagian menggunakannya sebagai

Lebih terperinci

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino.

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino. Protein Struktur asam Asam essensial Metabolisme asam Pengaruh hormon dalam metabolisme asam Anabolisme asam Katabolisme asam Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan rangka karbon asam menjadi zat

Lebih terperinci

PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or

PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or PENGERTIAN BIOKIMIA BIOKIMIA : ilmu yang berhubungan dengan berbagai molekul di dalam sel atau organisme hidup sekaligus dengan reaksi kimianya. BIOS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

Metabolisme Protein - 2

Metabolisme Protein - 2 Protein Struktur asam amino Asam amino essensial Metabolisme asam amino Pengaruh hormon dalam metabolisme asam amino Anabolisme asam amino Katabolisme asam amino Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik.

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik. 5. GLUKONEOGENESIS Glukoneogenesis merupakan mekanisme dan reaksi-reaksi yang merubah senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik,

Lebih terperinci

KOENZIM, KOFAKTOR DAN VITAMIN

KOENZIM, KOFAKTOR DAN VITAMIN KOENZIM, KOFAKTOR DAN VITAMIN KOENZIM Bagian bukan protein dari enzim yang terbuat dari bahan organik seperti vitamin. KOFAKTOR Bagian bukan protein dari enzim yang berasal dari molekul anorganik VITAMIN

Lebih terperinci

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Farmakokinetik - 2 Mempelajari cara tubuh menangani obat Mempelajari perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme patogen seperti virus dan bakteri sangat perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang disuplai dari makanan pokok tidak terpenuhi. Suplemen di pasaran dapat dibedakan berdasarkan kategori penggunaannya,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

LOGO VITAMIN DAN MINERAL LOGO VITAMIN DAN MINERAL Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc Vitamin - Zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil - Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh - Zat pengatur pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren (Arenga pinnata) sejenis minuman yang merupakan hasil fermentasi dari bahan minuman/buah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral. Pengertian farmakologi sendiri adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap

Lebih terperinci

MAKALAH GIZI ZAT BESI

MAKALAH GIZI ZAT BESI MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING Rp 195.000,- per botol @ 625 ml Rp 100.000,- per botol @ 300 ml Kombinasi khasiat 10 tanaman herbal khas Indonesia menurunkan berat badan. Anjuran minum 2x sehari:

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak BAB V PEMBAHASAN A. Asupan Karbohidrat Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan food recall 1 x 24 jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak latihan diketahui bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL II PERCOBAAN II

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL II PERCOBAAN II LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL II PERCOBAAN II UJI PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA SUATU OBAT SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA URIN DAN DARAH Disusun oleh : Kelas

Lebih terperinci

7 Manfaat Daun Singkong

7 Manfaat Daun Singkong 7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam

Lebih terperinci

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium softgel mampu mencegah terjadinya Osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH Oleh: Martina Hutahaean Ningrum Wahyuni Sukaisi Kamis, 15 Desember 2011 Dasar Teori TRIGLISERIDA Gliserida

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol ditinjau dari sudut kimiawi dapat diklasifikasikan dalam golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Daya ingat atau memori adalah proses penyimpanan dan pengeluaran kembali informasi yang didapat dari proses belajar. 1 Berdasarkan durasi, memori dapat dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berakibat pada usia harapan hidup yang diiringi oleh pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berakibat pada usia harapan hidup yang diiringi oleh pertambahan jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan taraf kesehatan pada masyarakat di Indonesia, berakibat pada usia harapan hidup yang diiringi oleh pertambahan jumlah kelompok usia lanjut (usila/lansia).

Lebih terperinci

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) Lipogenesis adalah pembentukan asam lemak yang terjadi di dalam hati. Glukosa atau protein yang tidak segera digunakan tubuh sebagian besar tersimpan sebagai trigliserida.

Lebih terperinci

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta NUTRISI PADA ANAK Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

Issu Metodologi MOOD AND PERFORMANCE FOOD. Baseline. Expectancy dan Placebo 14/04/2014

Issu Metodologi MOOD AND PERFORMANCE FOOD. Baseline. Expectancy dan Placebo 14/04/2014 Issu Metodologi MOOD AND PERFORMANCE FOOD Kompetensi Yang Diharapkan : Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara makanan dengan kondisi mood dan performansi seseorang Baseline Harapan dan Placebo Pemilihan

Lebih terperinci

Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme Karbohidrat Metabolisme Karbohidrat Katabolisme = Menghasilkan Anabolisme = Menghabiskan PSIK B 11 UNAND dr. Husnil Kadri Metabolisme Karbohidrat Olha chayo s notes 1 of 18 Glikolisis terjadi sesudah makan Glucosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan. depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan mental yang

BAB I PENDAHULUAN. sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan. depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan mental yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gangguan kesehatan dapat menimbulkan perasaan cemas dan sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan

Lebih terperinci

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu terikat pada satu atau lebih zat-zat yang bereaksi. Dengan demikian enzim menurunkan barier energi (jumlah energi aktivasi

Lebih terperinci

Penentuan Parameter Farmakokinetika Salisilat dengan Data Urin

Penentuan Parameter Farmakokinetika Salisilat dengan Data Urin Penentuan Parameter Farmakokinetika Salisilat dengan Data Urin Tujuan Umum Menentukan parameter farmakokinetikasuatu obat dengan menggunakan data Turin Tujuan Khusus - Mahasiswa mampu menerapkan cara mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK N 1 Sukoharjo 1. Keadaan Demografis SMK Negeri 1 Sukoharjo terletak di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. Menentukan Kadar Protein Dengan Metode Titrasi Formol I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. II. Tinjauan Pustaka Protein berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme Protein Tenaga Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme protein Tenaga Pendahuluan Metabolisme protein dan asam amino Klasifikasi asam amino Katabolisis

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700824) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA : Muhammad Yunus, Yuni Rahmayanti, Ferry Prawira Gurusinga GRUP : Siang (13.00-16.00) HARI & TANGGAL : Kamis,

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 200 SM sindrom metabolik yang berkaitan dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein, diberi nama diabetes oleh Aretaeus, yang kemudian dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk

menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk MINERAL Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral. Unsur mineral dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Dalam proses

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700811) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum

Lebih terperinci

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola makan vegetarian telah menjadi pola makan yang mulai banyak menjadi pilihan masyarakat saat ini. Vegetarian adalah orang yang hidup dari mengkonsumsi produk yang

Lebih terperinci

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN 7 BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN A. Kemampuan Psikomotor Bloom dalam Arifin et al., (2000) menyatakan perubahan

Lebih terperinci

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan (menyerap) gula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh petani, diantaranya; beras putih, beras merah, dan beras hitam. Akan tetapi, beras hitam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan telah lama dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Pada zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan tubuh. Demikian pula

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 4-5. METABOLISME Ada 2 reaksi penting yang berlangsung dalam sel: Anabolisme reaksi kimia yang menggabungkan bahan

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

MIKRONUTRISI REVIEW. Makronutrisi PENDAHULUAN. Nutrisi 4/11/2015. Fat. onutri si. Karbohidrat. Protein. onutr isi NUGROHO AGUNG S.

MIKRONUTRISI REVIEW. Makronutrisi PENDAHULUAN. Nutrisi 4/11/2015. Fat. onutri si. Karbohidrat. Protein. onutr isi NUGROHO AGUNG S. MIKRONUTRISI REVIEW Nutrisi dan Kesehatan Makronutrisi Karbohidrat Lemak dan Protein Mikronutrisi NUGROHO AGUNG S. PENDAHULUAN Makronutrisi mikr onutr isi makr onutri si Nutrisi Karbohidrat Fat Makronutrisi

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : 1. ISABELLA 2. NURAIDAR 3. SEPTIAN 4. WAHYU NINGSIH LASE 5. YUTIVA IRNANDA 6. ELYANI SEMBIRING. FKep USU 1

DISUSUN OLEH : 1. ISABELLA 2. NURAIDAR 3. SEPTIAN 4. WAHYU NINGSIH LASE 5. YUTIVA IRNANDA 6. ELYANI SEMBIRING. FKep USU 1 DISUSUN OLEH : 1. ISABELLA 2. NURAIDAR 3. SEPTIAN 4. WAHYU NINGSIH LASE 5. YUTIVA IRNANDA 6. ELYANI SEMBIRING FKep USU 1 PENGERTIAN NUTRISI Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Penyakit pada hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Hepatitis adalah suatu peradangan difus jaringan hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Permen jelly memiliki tekstur lunak yang diproses dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua itu sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sayur-sayuran berupa bagian dari tanaman

BAB I PENDAHULUAN. semua itu sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sayur-sayuran berupa bagian dari tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayur-mayur merupakan makanan yang sangat menyehatkan bagi tubuh karena memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan gizinya meliputi mineral, lemak,

Lebih terperinci

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN PENENTUAN KADAR VITAMIN C DISUSUN OLEH : NAMA NIM KELAS PRODI DOSEN ASISTEN : MUHAMMAD ILHAM : D1C012033 : B : TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN : - Ir. Surhaini.M.P.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Taksonomi Buah Apel Nama umum : Apel Bahasa Inggris : Apple Nama Latin : Malus domestica Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida

Lebih terperinci

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP : Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik Oleh : Arif Hartoyo HP : 08128814781 Pengetahuan tentang Indek Glikemik sekarang telah berkembang dan dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Awalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

LAPORAN PRAKTIKUM Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri) LAPORAN PRAKTIKUM Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri) Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Maya Anjelir Antika Tujuan

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pengujian nilai LD 50 Dari pengujian yang dilakukan menggunakan dosis yang bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada hewan coba dalam

Lebih terperinci

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bakso adalah makanan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Salah satu bahan baku bakso adalah daging sapi. Mahalnya harga daging sapi membuat banyak

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan) Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan) Diabetes merupakan penyakit yang mempengaruhi kemampuan tubuh anda untuk memproduksi atau menggunakan insulin. Yaitu, hormon yang bekerja untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan hormon insulin yang cukup atau ketika

Lebih terperinci

Makalah Vitamin PENDAHULUAN. Kita semua tentunya menghendaki agar kita dan keturunan keturunan kita

Makalah Vitamin PENDAHULUAN. Kita semua tentunya menghendaki agar kita dan keturunan keturunan kita Makalah Vitamin PENDAHULUAN Latar Belakang Kita semua tentunya menghendaki agar kita dan keturunan keturunan kita dapat tumbuh sempurna,sehat,kuat bertenaga,bergairah kerja,berdaya piker mantap dan selalu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Penyakit Hiperurisemia 1. Pengertian Penyakit Hiperurisemia Penyakit hiperurisemian adalah jenis rematik yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di dunia kafein banyak dikonsumsi dalam berbagai bentuk yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein terdapat dalam berbagai

Lebih terperinci