BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Untuk mendapat pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Untuk mendapat pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar"

Transkripsi

1 6 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Belajar dan Hasil Belajar Untuk mendapat pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagi hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat juga didefenisikan sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapat suatu perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2010 : 2 ) Dalam pandangan Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal seperti; Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar, respons si pelajar dan konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. (Dimyati & Mudjiono 2009 : 9) Menurut (Sardiman 2011 : 20) belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai 6

2 7 usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbbentuknya kepribadian seutuhnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha mendapat kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mendapat kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu (Fudyartanto dalam Baharudin 2010 : 13) Dari beberapa pandangan para ahli di atas, maka jelaslah bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang berkenaan dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud di sini adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati, dapat diukur, dan bersifat spesifik. Jadi, orang atau siswa dapat dikatakan belajar bila terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya. Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil merupakan akibat dari yang ditimbulkan karena berlangsungnya suatu proses kegiatan. Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk mendapat perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Setiap orang selalu ingin mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha

3 8 dengan cara apapun agar keinginannya itu menjadi kenyataan. Untuk mencapai suatu hasil yang baik (Azis Benni 2012 : 51). Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Merujuk pada pemikiran Gagne (dalam Suprijono 2009 : 5) hasil belajar berupa: 1) informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik, 2) ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan, 3) strategi kognitif yaitu kecakapan manyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah, 4) ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani dan 5) sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar prilaku. Menurut Bloom (dalam Suprijono 2009 : 6-7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain efektif adalah

4 9 receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routune, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan priduktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Menurut Sudjana, (2006: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan Dimiyati dan Mudjiono (2009: 200) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan capaian siswa dalam evaluasi yang diadakan setelah kegiatan belajar mengajar yang ditandai dengan nilai. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang telah dicapai siswa baik kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar juga dapat dilihat dan diukur dari perubahan tingkah laku serta dengan skala nilai yang baik. 2.2 Metode Mind Mapping Mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind mapping mengembangkan cara berpikir divergen, berpikir kreatif. Mind mapping adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat. Mind mapping dapat diistilahkan sebagai Pisau tentara Swiss Otak. Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan. (Buzan 2008 : 4) Menurut Michael Michalko, dalam bukunya Cracking Creativity, (Sutarni, 2010 : 28) mind mapping akan mengaktifkan seluruh otak; membereskan

5 10 akal dari kekusutan mental; memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan; membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah; memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian; memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya; dan mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang, mind mapping dapat bermanfaat untuk berfikir secara fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan menyenangkan karena dapat menunjukkan imajinasi dan kreteatifitas seseorang. Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Hasil dari Mind Mapping akan menggambarkan pola pikir seseorang secara teratur, penuh dengan warna, garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Mind mapping buka hal yang sukar dilakukan dan berharga mahal, hanya membutuhkan kemauan untuk mengerti suatu materi. Karena menurut (Buzan 2008 : 8), orang yang memperkenalkan mind mapping

6 11 untuk membuatnya hanya diperlukan bahan-bahan berikut: a) Kertas kosong tak bergaris, b) Pena dan pensil warna, c) Otak dan d) Imaginasi Sedangkan untuk Mind Mapping ada beberapa komponen yang harus diperhatikan yaitu konsep utama, isu utama, sub isu (dari setiap isu utama), subsub-isu (dari setiap isu), dan proposisi. Sehingga langkah-langkah dasar mind mapping menurut Buzan 2008 adalah: 1) Mulailah dari tengah kertas kosong, 2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama, 3) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat. 4) Buatlah ranting-ranting yang berhubungan ke cabang dan seterusnya, 5) Buatlah garis hubung yang melengkung, 6) Gunakan satu kunci untuk setiap garis, dan 7) Gunakan gambar. Mind Mapping yang dilakukan oleh siswa harus diarahkan oleh guru agar Mind Mappimg siswa searah dengan inti materi yang disajikan guru. Oleh karena itu, jika Mind Mapping diterapkan dalam pembelajaran maka harus melalui langkah-langkah konkrit membentuk sebuah model pembelajaran yang dapat mengubah cara mencatat siswa dari linear panjang menjadi Mind Mapping. NH 4 OH Asam Lem ah Basa Lem ah Hidrolisis Kation Hidrolisis Anion Hidrolisis Parsial Berupa Asam Lemah Hidrolisis Total CH 3 COOH CH 3 COOH Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat HIDROLISIS GARAM Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah Tidak Terhidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat Hidrolisis Anion Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah Hidrolis is Katio n Hidrolisis Katio n ph = 7 Gambar I. Mind Mapping hidrolisis garam

7 12 Ada beberapa keuntungan ketika kita mencoba menggunakan metode mind mapping, yaitu: 1) Mind Mapping dapat membuat belajar kita lebih menyenangkan karena kita belajar sesuai dengan cara kerja otak kita, sekaligus menarik untuk dilihat dan dapat menahan mata dan pikiran untuk tetap fokus dalam memasukkan informasi. 2) Otak kita memiliki kapasitas untuk mengingat gambar dan foto. Otak terus menerus mengambil foto selama hidup kita dan menyimpannya di dalam album foto di kepala kita. Dan kita dapat mengaksesnya kapanpun kita mau. Ini adalah hal yang penting dari mind mapping karena otak kita lebih mudah mengingat gambar daripada mengingat kata-kata yang panjang dari sebuah teks. 3) Otak kita jauh lebih mudah mengingat sebuah kata penting atau kalimat pendek dibandingkan mengingat sebuah teks yang panjang. 4) kesadaran kita selalu menganalisis bagaimana hal yang satu berhubungan dengan hal yang lain. Dan ketika selesai pikiran membuat suatu image untuk merepresentasikan sebuah struktur. Banyak hal yang dilakukan oleh pikiran kita berdasarkan atas asosiasi dengan hal lain. Sudah merupakan hal yang penting untuk membiarkan otak kita bekerja dengan caranya sendiri dan membantunya, dari pada memaksanya untuk mengikuti arahan tertentu. Dan 5) Mind Mapping dapat memberikan overview dari suatu subjek yang luas, kita bisa menggunakan mind map untuk merangkum sesuatu yang ingin kita ingat. Mind Mapping dapat memasukkan informasi ke otak kita dengan jumlah yang signifikan dan waktu yang cukup singkat. (Suyatno 2008) Ada beberapa kekurangan yang terdapat dalam metode Mind Mapping yaitu: 1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat, 2) Tidak sepenuhnya murid yang

8 13 belajar, 3) Mind Mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind mapping siswa. (Mahmmudin 2009). Berdasarkan penjelasan terkait dengan metode Mind Mapping diatas, maka dapat diasumsikan bahwa metode Mind Mapping merupakan metode mencatat kreatif sesuai dengan pemahaman kita, metode Mind Mapping dapat membuat belajar lebih menyenangkan dan dengan mudah memasukkan infomasi ke dalam otak. 2.3 Hidrolisis Garam Garam merupakan senyawa ion, yang terdiri dari kation logam dan anion sisa logam. Kation logam biasa dianggap berasal dari satu basa, sedangkan anionnya berasal dari asam. Jadi, setiap garam mempunyai komponen basa (kation) dan komponen asam (anion). Contoh: natrium klorida terdiri dari kation Na + yang dianggap berasal dari NaOH, dan anion Cl - yang berasl HCl. Di dalam air, air NaCl terdapat sebagai ion-ion yang terpisah. NaCl (aq) Sebagian asam dan basa yang tergolong elektrolit kuat, Na + (aq) + Cl - (aq) sedangkan sebagian lainnya tergolong elektrolit lemah. Di antara asam dan basa yang tergolong elektrolit kuat adalah adalah: Asam kuat : H 2 SO 4, HCl, HNO 3, HI, HBr. Basa kuat :NaOH, KOH. Dari hasil percobaan diketahui bahwa sifat larutan garam tergantung pada kekuatan relatif asam-basa penyusunnya.1. Garam dari asam dan basa kuat bersifat netral, 2. Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam, 3. Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat asam, dan 4. Garam dari asam lemah dan basa lemah tergantung pada harga tetapan ionisasi asam dan ionosasi basanya (K a dan K b ). (Purba, 2006 : 252)

9 14 Larutan garam ada yang bersifat asam, bersifat basah atau bersifat netral. Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti penguraian). Menurut konsep ini komponen garam (kation dan anion) yang berasal dari asam lemah dan basah lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation menghasilkan ion H 3 O + (H + ), sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH -. (Taufiq, 2007 : 292) Menurut Ruminten dan Hartono (2009:209), sifat larutan garam itu bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya. Sifat larutan garam disimpulkan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Sifat Larutan Garam Asam Pembentuk Basa Pembentuk Sifat larutan Contoh Kuat Kuat Netral NaCl; K 2 SO 4 Kuat Lemah Asam NH 4 Cl; AlCl 3 Lemah Kuat Basa NaCH 3 COO; KCN Lemah Lemah Bergantung pada NH 4 CH 3 COO kekuatan relatif (NH 4 )2CO 3 asam dan basa Bila garam-garam dilarutkan dalam air, larutan tidak selalu bereaksi netral. Fenomena ini disebabkan karena sebagian dari garam berinteraksi dengan air sehingga dinamakan hydrolisis. Akibatnya ion H + atau OH - tertinggal dengan berlebihan dalam larutan, sehingga larutan itu menjadi asam atapun basa. Ada

10 15 empat kategori sifat garam: Garam yan berasal dari asam kuat dan basa kuat, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah serta garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. (Lukum 2008 : 19) Garam dari asam kuat dan basa kuat misalnya garam natrium klorida (NaCl). NaCl terionisasi sempurna di dalam air menurut persamaan reaksi berikut. NaCl (aq) Na + (aq) + Cl - (aq). Air adalah elektrolit yang sangat lemah dan terionisasi menurut reaksi kesetimbangan berikut. H 2 O (l) H + (aq) + OH - (aq). Ion Na + dari garam NaCl berasal dari basa kuat NaOH sehingga tidak dapat bereaksi dengan ion OH - dari air. Sementara itu, ion Cl - dari garam NaCl berasal dari asam kuat (HCl) sehingga tidak dapat bereaksi dengan ion H + dari air. Oleh karenanya, garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak bereaksi dengan air atau tidak terhidrolisis. Harga [H + ] dan [OH - ] dalam air tidak berubah dengan adanya garam, sehingga ph tetap sama dengan ph air murni (ph = 7). Larutan garam ini bersifat netral. (Ningsih, 2007 : 245) Garam yang berasal dari asam lemah dan basah kuat mengalami hidrolisis parsial, yaitu hidrolisis anion. Misal rumus kimia garam adalah LA, maka hidrolisis anion adalah sebagai berikut; A - (aq) + H 2 O (l) HA (aq) + OH - (aq). Tetapan hidrolisis untuk reaksi di atas adalah K h =. Konsentrasi ion OH - sama dengan konsentrasi HA, sedangkan konsentrasi kesetimbangan ion A - dapat dianggap sama dengan konsentrasi ion A - yang berasal dari garam (jumlah ion A - yang terhidrolisis dapat diabaikan). Jika konsentrasi ion A - itu dimisalkan

11 16 M, maka persamaannya sebagai berikut; K = ; =. Selanjutnya, harga tetapan hidrolisis K h dapat dikaitkan dengan tetapan ionisasi asam lemah CH 3 COOH (K a ) dan tetapan kesetimbangan air (K w ). HA (aq) A - (aq) + H + (aq) K = K a A - (aq) H 2 O (l) HA (aq) + OH - (aq) K = K h H 2 O (l) H + (aq) + OH - (aq) K = K w Menurut prinsip kesetimbangan, untuk reaksi-reaksi kesetimbangan di atas berlaku persamaan berikut; K a x K h = K w atau K = Kw Kh x M. Penggabungan persamaan di atas menghasilkan persamaan berikut; OH = x M. Dengan: K w = tetapan kesetimbangan air, K a = tetapan ionissi asam lemah, M = konsentrasi ion yang terhidrolisis. (Purba, 2006 : 128) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial, yaitu hidrolisis kation. Jika rumus kimia garam adalah AH +, maka reaksi hidrolisis kation garam tersebut adalah sebagai berikut; AH + (aq) + H 2 O (l) A (aq) + H 3 O (aq), NH 4 Cl (aq) NH 4 + (aq) + Cl - (aq). Tetapan hidrolisis (K h ) untuk reaksi kesetimbangan di atas adalah sebagai berikut; K =. Konsentrasi AH + tergantung pada konsentrasi garam yang dilarutkan. Jika konsentrasi awal AH + adalah M dan konsentrasi AH + yang terhidrolisis adalah x, maka susunan konsentrasi komponen AH + dan A dalam kesetimbangan adalah sebagai berikut; AH + (aq) + H 2 O (l) A (aq) + H 3 O + (aq)

12 17 Mula-mula M Reaksi -x +x +x Setimbang M-x x x Nilai x relarif kecil dibandingkan dengan nilai M. Oleh karena itu, nilai x dapat diabaikan, sehingga M-x M. Selanjutnya, dengan mengganti H 3 O + dengan H + dan menggunakan M sebagai konsentrasi AH +, maka persamaan tetapan hidrolisis di atas menjadi K =. Dengan menggantikan harga K h dengan harga ionisasi basa (K b ) dan tetapan kesetimbangan air (K w ) diperoleh persamaan berikut. AH + (aq) + H 2 O (l) A (aq) + H 3 O + (aq) K = K h A (aq) + H 2 O (l) AH + (aq) + OH - (aq) K = K b + H 2 O (l) + H 2 O (l) H 3 O + (aq) + OH - (aq) K = K w Atau H 2 O (l) H + (aq) + OH - (aq) Berdasarkan prinsip kesetimbangan, hubungan antara reaksi kesetimbangan di atas dapat dituliskan kedalam persamaan berikut; K w = K b x K h atau K h =. Dengan memasukan rumus nilai K h di atas ke dalam persamaan [H + ] = x M, diperoleh persamaan berikut; =. Keterangan K w = tetapan kesetimbangan air, K b = tetapan ionisasi asam lemah, M = konsentrasi anion yang terhidrolisis. (Taufik, 2007 : 294) Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total (kation dan anion mengalami hidrolisis). Adapun ph larutan, secara kuantitatif sukar dikaitkan dengan harga K a dan K b maupun dengan konsetrasi garam. ph larutan yang tepat hanya dapat ditentukan melalui pengukuran. ph

13 18 larutan dapat diperkirakan dengan rumus: H = ; Kh=. Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan. Jika asam lemah dari pada basa (K a < K b ), maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa. Jika basa lemah dari asam (K b < Ka), maka kation yang terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat asam. Sedangkan jika asam sama lemahnya dengan basa (K a = K b ), larutan akan bersifat netral. (Purba, 2006 : 259). Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka hidrolisis garam dapat di bedakan dalam empat kategori yaitu; Garam yan berasal dari asam kuat dan basa kuat, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah serta garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. 2.4 Kajian Penelitian yang Relevan Metode Mind Mapping telah diterapkan pada penelitian sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu. Diantaranya adalah hasil penelitian Ria Dwi Indriyani (UMS, 2010) Penerapan Strategi Pembelajaran Mind Mapping dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Teorema Phytagoras, menyimpulkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan tentang pemahaman konsep Teorema Phytagoras melalui pembelajaran Mind Mapping. Demikian halnya penelitian yang dilakukan oleh Muhidin Senuk (2011) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping pada pokok bahasan ikatan kimia. Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian terima H 0 jika hitung

14 19. Selanjutnya diperoleh = 3,6. dan = 2,001 dimana 3,6> 2,001, sehingga 0 terletak pada daerah penolakan atau dengan kata lain menerima H 1, ini berarti hasil pasca tes (hasil belajar siswa) pada pembelajaran materi Ikatan Kimia untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari sampel kelas kontrol. 2.5 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik dan konseptual diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan Apabila guru menerapkan metode Mind Mapping pada materi Hidrolisis Garam, maka kualitas hasil belajar siswa akan meningkat 2.6 Indikator Kinerja Sebagai tolak ukur penetapan keberhasilan siswa secara perorangan dalam dalam pembelajaran, maka peneliti menetapkan kriteria baik untuk tingkat keberhasilan siswa. Ini berarti masing-masing siswa dikatakan berhasil jika tingkat capaian materinya minimal mencapai nilai 75 sesuai dengan dengan kriteria ketuntasan maksimal (KKM) disekolah tersebut. Untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini, dirumuskan sebagai berikut : 1. Tindakan yang dilakukan dinyatakan telah berhasil apabila sebanyak 65% siswa yang dikenai tindakan telah mendapat taraf penguasaan materi minimal 75%; 2. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal minimal mencapai 75%;

15 20 3. Proses pembelajaran yang dinilai lewat lembar pengamatan minimal mendapat kategori cukup baik.

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PRASETYA GORONTALO PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PRASETYA GORONTALO PADA MATERI HIDROLISIS GARAM PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PRASETYA GORONTALO PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Suhardi Hamsin, Astin P. Lukum dan Hendri Iyabu Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP PENDAHULUAN Kalian pasti mendengar penyedap makanan. Penyedap makanan yang sering digunakan adalah vitsin. Penyedap ini mengandung monosodium glutamat

Lebih terperinci

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5 Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak mengalami hidrolisis adalah... A. NH 4 Cl C. K 2 SO 4 D. CH 3 COONa E. CH 3 COOK Yang tidak mengalami peristiwa hidrolisis adalah garam yang berasal

Lebih terperinci

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013 Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Make a Match 2.1.1 Pengertian Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran sebagai hasil penurunan teori psikologi pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Praktikum Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak ditunjang dengan praktikum yang dilaksanakan dilaboratorium. Laboratorium disini dapat berarti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Berpikir Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan berpikir seseorang dapat mengolah berbagai informasi yang diterimanya dan mengembangkannya

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS 6 LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS A. LARUTAN PENYANGGA B. HIDROLISIS Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang reaksi asam-basa dan titrasi. Jika asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB 7. ASAM DAN BASA BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan siswa. Menyangkut soal mengapa siswa berbuat demikian dan apa tujuannya

Lebih terperinci

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani GALAT TITRASI Ilma Nugrahani Galat Titrasi Adalah galat yang terjadi karena indikator berubah warna sebelum atau sesudah titik setara ditunjukkan dari kurva titrasi titik akhir titik ekivalen. Dapat disebabkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam Memiliki rasa masam; misalnya cuka mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun

Lebih terperinci

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll LOGO Bab 08 Asam Basa Apa yang terjadi? - Koma - Tulang keropos - Sesak napas - dll 1 Ikhtisar Teori Asam Basa Sifat Asam-Basa dari Air ph-suatu ukuran keasaman Kesetimbangan Asam-Basa Lemah dan Garam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual

Lebih terperinci

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta Lampiran 3 95 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Berdasarkan teori asam basa Arhenius, suatu larutan dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada konsentrasi ion H+ atau ion OH dalam larutan tersebut.

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/semester : Madrasah Darul Ihksan Samarinda : Kimia : Larutan Penyangga : XI /Genap Tahun Ajaran : 2012/2013 Alokasi waktu

Lebih terperinci

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart a. AK + BK ph = 7 B. AK + BL ph < 7 C. AL + BK ph >

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Konsep dan Pemahaman Konsep Kimia Banyak definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli, seperti yang dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

Lebih terperinci

10/27/2010. Mind Mapping

10/27/2010. Mind Mapping Mind Mapping Cara Kerja Memori 1 PERHATIAN PENGULANGAN MINDMAPPING alat yang membantu otak berpikir secara teratur 2 Mind Map Membantu : Menjadi lebih kreatif Menghemat waktu Berkonsentrasi Mengatur dan

Lebih terperinci

12/17/2011. Mind Mapping

12/17/2011. Mind Mapping Mind Mapping Cara Kerja Memori 1 PER RHATIAN PENG GULANGAN MINDMAPPING alat yang membantu otak berpikir secara teratur 2 Mind Map Membantu : Menjadi lebih kreatif Menghemat waktu Berkonsentrasi Mengatur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan materi-materi terpilih dari ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sunyono (2013) model pembelajaran dikatakan efektif bila siswa dilibatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sunyono (2013) model pembelajaran dikatakan efektif bila siswa dilibatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Menurut Sunyono (2013) model pembelajaran dikatakan efektif bila siswa dilibatkan secara aktif dalam mengorganisasi dan menemukan hubungan dan informasiinformasi

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII SMP Negeri I Paguat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Hasil Belajar Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh pengalaman. Definisi lain mengenai belajar adalah proses aktif siswa untuk

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada dirinya seseorang. Belajar dan pembelajaran dapat dilakukan oleh manusia.

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA Gedung D6. Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp. 8508035 LEMBAR SOAL Mata

Lebih terperinci

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd Mind Mapping Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 1. Hakikat Mind Mapping Mind Mapping atau peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya

Lebih terperinci

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga disebut juga larutan penahan atau larutan dapar atau buffer.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya Lampiran 2 63 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub Materi Pokok Alokasi Waktu Pertemuan ke : Kimia : XI IPA 4/ 2 (dua) : Teori Asam Basa Arrhenius : 2 x 45 menit : I Standar

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.7

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.7 SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.7 1. Reaksi yang terjadi antara asam dan basa sehingga dapat menghasilkan garam disebut... Reduksi Oksidasi Fermentasi isasi Kunci Jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nur dalam Trianto (2009), menyatakan bahwa menurut teori kontruktivis, satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nur dalam Trianto (2009), menyatakan bahwa menurut teori kontruktivis, satu 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Konstruktivis Nur dalam Trianto (2009), menyatakan bahwa menurut teori kontruktivis, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan yang nampak pada diri siswa

BAB II KAJIAN TEORETIS. tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan yang nampak pada diri siswa BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu bentuk yang diperoleh dari adanya proses belajar. Ketika proses belajar itu dilakukan, maka pada akhir rangkaian proses tersebut dapat

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan 6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjaun Pustaka 1. Keterampilan Eksperimen Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan merancanakan percobaan merupakan kegiatan mengidenfikasi berapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pembelajaran Belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa dilakukan tiga tahap yaitu tahap pertama melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Chotimah dan Dwitasari, (2009: 151) Cooperative script adalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Chotimah dan Dwitasari, (2009: 151) Cooperative script adalah BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Model Pembelajaran Cooperative Script Menurut Chotimah dan Dwitasari, (2009: 151) Cooperative script adalah strategi pembelajaran yang mengatur interaksi

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan proses mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

Lebih terperinci

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi Netralisasi a. Netralisasi Neutralisasi dapat didefinisikan sebagai reaksi antara proton (atau ion hidronium) dan ion hidroksida membentuk air. Dalam bab ini kita hanya mendiskusikan netralisasi di larutan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 LARUTAN PENYANGGA [Yea r] LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 MARI BELAJAR Indikator Produk Menjelaskan komponen pembentuk larutan penyangga dengan berpikir kritis. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kimia Berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal. Pendidikan merupakan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar dapat

Lebih terperinci

wanibesak.wordpress.com 1

wanibesak.wordpress.com 1 Ringkasan, contoh soal dan pembahasan mengenai asam, basa dan larutan penyangga atau larutan buffer Persamaan ionisasi air H 2O H + + OH Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa kini di seluruh dunia telah timbul pemikiran baru terhadap status pendidikan. Pendidikan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1

BAB II KAJIAN TEORI. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan 4.1.1 Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga Penggunaan level mikroskopik dalam buku teks

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

Lebih terperinci

Nama : Kelompok : Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X 5 /2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit.

Nama : Kelompok : Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X 5 /2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit. Nama : Kelompok : 78 Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X 5 /2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit. Materi Pokok : Sifat dan jenis larutan elektrolit dan non elektrolit. Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat

Lebih terperinci

TEORI ASAM BASA Secara Umum :

TEORI ASAM BASA Secara Umum : TEORI ASAM BASA Secara Umum : Asam Basa : : Cairan berasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biru Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah Garam : Cairan yang berasa asin TEORI

Lebih terperinci

Larutan Penyangga XI MIA

Larutan Penyangga XI MIA Larutan Penyangga XI MIA Komponen Larutan Penyangga Larutan Penyangga Asam Terdiri dari Asam lemah dan basa konjugasinya (Contoh : CH 3 COOH dan CH 3 COO -, HF dan F - ) Cara membuatnya : 1. Mencampurkan

Lebih terperinci

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa Asam-Basa Kimia Kelas XI B usiness Name Indikator: 3.1.1 Menjelaskan teori asam basa berdasarkan konsep Arrhenius, Brosnted Lowry dan Lewis 3.1.2 Menjelaskan pengertian indikator asam-basa 3.1.3 Menyebutkan

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan sifat asam serta basa. 2. Memahami teori

Lebih terperinci

Hidrolisis Garam. Model Problem Based Learning (PBL)

Hidrolisis Garam. Model Problem Based Learning (PBL) E-BOOK KIMIA Hidrolisis Garam Special video included Model Problem Based Learning (PBL) Penulis Barista Kristyaningsih Pembimbing Prof. Sulistyo Saputro, M.Si, Ph.D Prof. Sentot Budi R., Ph.D Untuk Kelas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Dari

BAB II LANDASAN TEORI. Kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Dari 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian IPA Kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Dari segi istilah yang digunakan Ilmu Pengetahuan Alam berarti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Hamalik (2001 : 1), Hasil belajar adalah bila seseorang

Lebih terperinci

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oman Farhurohman 35 Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oleh: Oman Farhurohman 1 Abstrak Upaya dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran, seyogyanya ketika proses pembelajaran

Lebih terperinci

Belajar adalah perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tentang. pengertian belajar itu sendiri sudah banyak dikemukaan oleh para ahli

Belajar adalah perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tentang. pengertian belajar itu sendiri sudah banyak dikemukaan oleh para ahli 7 II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Belajar adalah perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tentang pengertian belajar itu sendiri sudah banyak dikemukaan oleh para ahli psikologi

Lebih terperinci

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan terapannya. Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Penelitian Relevan 1. Deskripsi Teori a. Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan

Lebih terperinci

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator Sumber Belajar

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator   Sumber Belajar Lampiran 3 104 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

BAB II KAJIAN TEORI. dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.2 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN Dewi Wulan R 1), Edy Purwanto 2) Mahasiswa Fisika IKIP PGRI Madiun 1) Guru Fisika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA. Kuliah ke-4: Klasifikasi Kemampuan yang Dinilai

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA. Kuliah ke-4: Klasifikasi Kemampuan yang Dinilai EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA Kuliah ke-4: Klasifikasi Kemampuan yang Dinilai 1 TAKSONOMI TUJUAN PENDIDIKAN Kemampuan-Kemampuan Hasil Belajar Domain Kognitif Domain Afektif Domain Psikomotor C1 C2C3 C4 C5C6

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan merupakan kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan merupakan kemampuan BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan

Lebih terperinci

Teori Asam-Basa Arrhenius

Teori Asam-Basa Arrhenius Standar Kompetensi emahami terapannya. sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan Kompetensi Dasar enjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius mengklasifikasi berbagai larutan asam, netral, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture 1. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Pengertian media sebagai sumber belajar adalah segala benda serta mahluk hidup yang berada di lingkungan sekitar serta peristiwa yang dapat memungkinkan siswa

Lebih terperinci