penyelamatan lingkungan dan hak asasi manusia. Sedangkan Unerman dan
|
|
- Hendra Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang adalah: Menurut United Nations (2005), Non Govermental Organization (NGO) any non-profit, voluntary citizens' group which is organized on a local, national or international level. Task-oriented and driven by people with a common interest, NGOs perform a variety of services and humanitarian functions, bring citizens' concerns to Governments, monitor policies and encourage political participation at the community level. They provide analysis and expertise, serve as early warning mechanisms and help monitor and implement international agreements. Some are organized around specific issues, such as human rights, the environment or health. Selanjutnya, Teegen dkk. (2004) secara lebih ringkas mendefinisikan NGO sebagai organisasi nirlaba yang bertujuan untuk melayani kepentingan sosial khusus dengan fokus advokasi dan/atau usaha operasional pada tujuan sosial, politik dan ekonomi, termasuk kesetaraan, pendidikan, kesehatan, penyelamatan lingkungan dan hak asasi manusia. Sedangkan Unerman dan O Dwyer (2006) mengemukakan bahwa NGO adalah bukan organisasi pemerintahan (seperti pemerintahan pusat atau daerah atau rumah sakit pemerintah, sekolah atau universitas), bukan organisasi komersil (mencari laba), seperti perusahaan lokal dan transnational. Dari beberapa penjelasan dia atas dapat disimpulkan bahwa NGO adalah sebuah lembaga yang bekerja untuk kepentingan masyarakat umum, tidak berorientasi profit, bukan merupakan organisasi pemerintahan dan menjadi lembaga penyeimbang pemerintah. 1
2 Sejarah perkembangan NGO di mulai sejak abad ke-17 di Inggris yang merupakan tradisi untuk membangun organisasi masyarakat dalam membantu dan mendorong penyelesaian krisis di masyarakat. Aktor-aktor utamanya berasal dari kalangan agamawan dan pihak swasta profesional. Tradisi ini menguat pada perang dunia ke satu dan ke dua di awal abad ke-20, dengan lahirnya berbagai NGO internasional di Eropa untuk penanggulangan krisis akibat perang, seperti kelaparan, kemiskinan, pengungsian, pelarian politik, dan kekerasan-kekerasan yang dilakukan oleh negara terhadap masyarakat (Korten, 1993). NGO di Indonesia atau yang dikenal dengan istilah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) muncul dari kelahiran beberapa organisasi dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat pada tahun 1970-an (Malik, 2004). Sejarah yang melatar belakangi kemunculan NGO di Indonesia pada dasarnya tidak berbeda dengan sejarah kelahiran NGO internasional, yaitu kemiskinan, kerusakan lingkungan, pelarian politik dan kekerasan oleh negara. Pada tahun 1970-an, pembangunan di Indonesia terus melaju dengan cepat, dan dampak positifnya adalah perkembangan ekonomi pun menjadi meningkat. Namun, pembangunan ternyata juga menimbulkan dampak negatif, yaitu kemiskinan atau ketidakadilan ekonomi, represi terhadap hakhak asasi manusia (HAM), dan perusakan lingkungan hidup. Langkah dan upaya untuk menanggulangi dampak negatif itulah yang kemudian melahirkan NGO di Indonesia (SMERU, 2000). Lebih lanjut, menurut Fakih 2
3 (2000) pada tahun 1970 juga terjadi perkembangan dan peningkatan NGO yang sangat mengesankan bila ditinjau dari segi jumlah, keragaman, dan letak geografinya. Sejak tahun 1990-an, perkembangan NGO di Indonesia sangat luar biasa, bak jamur di musim hujan. Malik (2004) mencatat bahwa pada awal 1990-an, NGO di Indonesia mengalami puncak perkembangannya yang mencapai Data yang sama juga dinyatakan oleh Departemen Dalam Negeri Indonesia pada tahun 2002 bahwa terdapat NGO di Indonesia. Angka tersebut belum termasuk lembaga yang tidak tercatat. Harian Kompas (2003) juga mencatat bahwa dari jumlah tersebut, 90 persen NGO yang ada di Indonesia didanai oleh pihak asing. Menurut Ibrahim, dkk. (2004), keruntuhan rezim otoriter dan represif orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada Mei 1998 sebagai dampak dari terjadinya krisis ekonomi yang sangat parah telah menumbuhkan organisasi dan kelompok masyarakat yaitu NGO. Jumlah NGO yang awalnya hanya seribuan di masa orde baru kemudian meningkat menjadi puluhan ribu. Menurut Halim (2 000), menjamurnya NGO merupakan respon atas lambatnya pemerintah dan lembaga-lembaga komersial mengantisipasi dinamika perubahan sosial kemasyarakatan. Kelambanan pemerintah tersebut bukanlah disebabkan oleh lemahnya kemampuan teknis ataupun dana operasional, tetapi lebih pada lemahnya pemihakan negara (pemerintah) terhadap pemenuhan kebutuhan esensial masyarakat. 3
4 Tumbuh dan menjamurnya NGO di era reformasi merupakan fenomena yang menarik untuk dicermati. Menurut Abidin (2004), pertumbuhan NGO itu di satu sisi bisa dianggap sebagai simbol kebangkitan masyarakat sipil dalam memperjuangkan kepentingan dan hak-haknya. Masyarakat sudah mulai kritis dan mampu menampilkan wacana tandingan terhadap wacana dan kebijakan yang disodorkan oleh negara. Lebih lanjut, tumbuh dan menjamurnya NGO di era reformasi merupakan fenomena yang menarik dan menggembirakan bagi perkembangan organisasi sektor publik di Indonesia selain organisasi pemerintahan. Dengan terus bertambahnya jumlah NGO, maka diharapkan organisasi sektor publik dapat berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat. Namun di sisi lain, berbagai penyelewengan dan penyimpangan sebagian NGO telah menodai reputasi NGO lainnya. Mereka menilai perilaku miring itu sebagai ancaman besar terhadap eksistensi NGO yang mengandalkan kepercayaan publik dalam menjalankan program dan organisasinya. Hasil dari beberapa penelitian melaporkan adanya berbagai penyelewangan dan skandal yang juga menimpa NGO di Amerika dan internasional dalam pengelolaan dana masyarakat, kesejahteraan, dan jasa pelayanan masyarakat (Gibelman dan Gelman, 2001). Dixon dkk. (2006) meneliti akuntabilitas penyaluran dana bergulir oleh NGO lokal untuk memberdayakan kaum miskin di Zambia yang awalnya sukses namun karena 4
5 membuka cabang dan lemah pengawasan sehingga terjadi manipulasi data atau data fiktif yang merugikan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persoalan tata kelola yang baik ( good governance) dalam organisasi NGO merupakan hal yang sangat penting dan perlu untuk diterapkan. Dengan diimplementasikannnya tata kelola yang baik, maka diharapkan dapat mewujudkan adanya akuntabilitas dan kinerja NGO yang juga lebih baik. Tidak hanya lembaga pemerintah dan sektor bisnis saja yang dituntut agar mampu menerapkan good goverment dan good corporate governance, organisasi non pemerintah seperti NGO juga perlu menerapkan prinsip good non-govermental organization sebagai wujud dari akuntabilitas dan pelaporan kinerjanya. Pembahasan mengenai akuntabilitas NGO, telah ditingkatkan secara intensif dalam beberapa tahun terakhir. NGO berusaha untuk menyeimbangkan kinerja terhadap berbagai tuntutan dari forum dan sering bertentangan untuk akuntabilitas (Kim dan Lee, 2009). Penekanan akan pentingnya akuntabilitas mungkin memiliki beberapa manfaat dalam memperkuat kepercayaan lembaga donor dan memastikan keberlanjutan bantuan pendanaan dari mereka. Namun, adanya competing accountability requirement dan beragamnya keharusan akuntabilitas tersebut menjadi tantangan manajerial yang signifikan dalam pencapaian misi organisasi. Selanjutnya, harapan yang beragam antara berbagai pemangku kepentingan terhadap akuntabilitas NGO dapat menghambat pendirian standar tunggal dan 5
6 menyebabkan tekanan dan permasalahan managemen (Brown, Moore, & Honan, 2001; Greenlee, 1998; Kanter & Summers, 1987), serta mempengaruhi outcome kinerja (Dicke, 2002). Tidak adanya standar efektivitas penting menyisakan pertanyaan sentral terhadap akuntabilitas: Manakah jenis kebutuhan akuntabilitas yang harus didahulukan daripada yang lain? Apa yang dapat atau harus dilakukan oleh pimpinan NGO ketika dihadapkan dengan arah yang tidak sesuai dengan mandat organisasi atau preferensi publik? (Kim & Lee, 2009). Competing accountability requirement telah diuji secara intensif di organisasi sektor publik (misalnya, Fredericksen & Levin, 2004; Johnston & Romzek, 1999; Koppell, 2005; Radin, 2002; Romzek & Dubnick, 1987) dan secara khusus di NGO (Christensen & Ebrahim, 2006; Ebrahim, 2003; Kearns, 19 94; Rubin, 1990). Studi-studi tersebut menyatakan bahwa tekanan akuntabilitas meninggalkan beberapa kerapuhan akuntabilitas, yang dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian misi organisasi. Dengan menggunakan analisis kualitatif, studi-studi tersebut menyatakan bahwa efektivitas dalam suatu organisasi dapat terancam oleh tekanan berlebihan terhadap salah satu tipe keharusan akuntabilitas atas yang lain. Hasil penelitian Kim (2005) menyatakan bahwa competing accountability requirement itu sendiri mungkin tidak menjadi permasalahan bagi kinerja aktor akuntabilitas. Tekanan antar hubungan akuntabilitas yang berbeda bertindak sebagai sistem penyeimbang (check and balances) apabila tidak terjadi penekanan berlebihan pada salah satu tipe akuntabilitas, karena 6
7 dapat menyebabkan tipe akuntabilitas lain yang sama pentingnya menjadi rapuh. Pada penelitian ini competing accountability requirement didefinisikan sebagai kualitas kerja atau kinerja tertentu yang diperlukan oleh aktor akuntabilitas untuk mencapai ekspektasi berbagai tipe forum akuntabilitas (Kim & Lee, 2009). Dalam konteks organisasi di sektor nirlaba, Kim & Lee (2009) mengemukakan bahwa kinerja dapat didefinisikan sebagai pemenuhan misi organisasi. Menurut Kim dan Lee (2009) diskusi tentang dinamika akunta bilitas selama ini masih lebih banyak berbentuk kualitatif, masih sedikit bukti kuantitatif yang dapat menjelaskan sejauh mana tekanan keharusan akuntabilitas mempengaruhi kinerja kerja individu atau aktor akuntabilitas. Dengan kata lain, penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang belum kokoh untuk menjelaskan dampak competing accountability requirement terhadap kinerja aktor akuntabilitas. Oleh karena itu, sangat penting untuk kembali menguji secara empiris pengaruh competing accountability requirement terhadap kinerja kerja dengan memasukkan konsep lain yang menghubungkannya. Mencermati fenomena yang terjadi dan untuk menguji lebih dalam adanya tekanan akuntabilitas di NGO, khususnya di Indonesia, maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh competing accountability requirement terhadap kinerja kerja aktor akuntabilitas dengan memasukan konsep konteks kerja dengan persepsian negatif melalui beban kerja dan tekanan kerja. Model 7
8 penelitian yang digunakan berdasarkan pengembangan model Kim & Lee (2009) dengan menggunakan tipe-tipe akuntabilitas berdasarkan Johnston & Romzek (1999), yaitu akuntabilitas hirarkikal, akuntabilitas legal, akuntabilitas profesional, dan akuntabilitas politikal. Adapun judul penelitian yang diangkat adalah Pengaruh Competing Accountability Requirements Terhadap Kinerja Kerja NGO di Indonesia. Pengembangan hipotesis untuk melihat pengaruh competing accountability requirement terhadap kinerja kerja NGO dan interpretasi hasil penelitian ini akan dilihat dari teori institusional berdasarkan konsep isomorfisme di NGO dengan harapan bahwa competing accountability requirement berpengaruh terhadap kinerja kerja NGO yang bergantung pada persepsi terhadap konteks kerja. Penelitian ini menggunakan metode campuran ( mixed method), yaitu metode penelitian yang mengharuskan peneliti menggabungkan teknik penelitian, metode, pendekatan, konsep atau bahasa kuantitatif dan bahasa kualitatif ke dalam suatu bentuk studi tunggal (Johnson & Onwuegbuzie, 2004). Strategi yang digunakan adalah eksplanatori sekuensial (Cresswell & Clark, 2011; 57), yang merupakan desain metode penelitian yang di dalamnya peneliti memulai dengan menjalankan tahap kuantitatif dan diikuti dengan tahap kualitatif. Penggunaan langkah kualitatif ditempuh untuk tujuan menjelaskan hasil awal secara lebih mendalam (Cresswell & Clark, 2011; 81-82). Strategi penelitian eksplanatori sekuensial dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hasil analisis kuantitatif secara lebih mendalam 8
9 dan juga untuk menangkap fenomena teori institusional yang sesuai dengan praktik NGO. Selain itu, melalui pendekatan integratif diharapkan adanya pemahaman yang lebih baik terhadap fenomena yang terjadi serta dapat menguji hasil penelitian dari pendekatan yang berbeda (Cresswell & Clark, 2011; 81-82) dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Lebih lanjut, eksplanatori sekuensial dapat juga mengeksplorasi hasil yang outlier dan ekstrim ketika menganalisis data kuantitatif pada tahap pertama, kemudian dapat ditindaklanjuti dengan wawancara kualitatif tentang kasuskasus outlier tersebut agar diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam berdasarkan hasil olah data kuantitatif (Cresswell & Clark, 2011; 71) Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan penelitian ini adalah: apakah competing accountability requirement berpengaruh terhadap kinerja kerja aktor akuntabilitas, apabila competing accountability requirement dipersepsikan sebagai beban kerja dan tekanan kerja? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti dan menguji secara empiris tentang pengaruh competing accountability requirement terhadap kinerja kerja aktor akuntabilitas, apabila competing accountability requirement dipersepsikan sebagai beban kerja dan tekanan kerja Kontribusi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: 9
10 1. Dalam kaitannya dengan teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori, terutama dalam bidang akuntansi sektor publik. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi dunia akademisi akuntansi, khususnya di bidang akuntansi sektor publik tentang pengaruh keharusan akuntabilitas melalui konteks kerja negatif yaitu tekanan kerja dan beban kerja terhadap kinerja kerja di organisasi sektor publik khususnya di NGO. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi atau penggiat masyarakat dalam memberikan masukan dan bahan pertimbangan akan manfaat dan pentingnya memahami tipetipe keharusan akuntabilitas dan pengaruhnya terhadap kinerja kerja NGO Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disajikan dalam lima bab sebagai berikut: Bab 1: Pendahuluan Bab ini menyajikan gambaran umum yang mendasari dilaksanakannya penelitian yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2: Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan teoritis dari beberapa konsep yang berkaitan dengan akuntabilitas, tipe-tipe 10
11 keharusan akuntabilitas, beban kerja, tekanan kerja dan kinerja kerja dalam konteks NGO dengan menggunakan pertimbangan teori sebagai landasan dalam penyusunan hipotesis. Selanjutnya dalam bab ini juga disajikan kerangka pemikiran teoritis penelitian. Bab 3: Metode Penelitian Bab ini berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Metode penelitian ini berisi rincian mengenai desain penelitian, populasi, sampel, besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel, variabel dan definisi operasional variabel penelitian, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab 4: Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menjelaskan mengenai data penelitian, hasil pengolahan data penelitian dan pembahasannya. Bab 5: Kesimpulan, Keterbatasan, Implikasi, Diskusi, dan Saran Penelitian Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan penelitian ini yang berisi kesimpulan, keterbatasan, implikasi, diskusi, dan saran penelitian yang ditujukan bagi peneliti-peneliti berikutnya yang tertarik untuk menguji dan mengembangkan penelitian ini ataupun pihak-pihak lain yang terkait. 11
BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntabilitas pemerintah daerah menjadi perhatian sejak bergulirnya
1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Akuntabilitas pemerintah daerah menjadi perhatian sejak bergulirnya reformasi pada tahun 1999 pada saat presiden B. J. Habibie menandatangani Instruksi Presiden No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang peneliti melakukan penelitian yang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang peneliti melakukan penelitian yang dituangkan dalam pertanyaan penelitian. Bab ini juga berisikan rumusan masalah, hasil yang ingin dicapai peneliti,
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan
BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian ini dilakukan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.
BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan
Lebih terperinciAKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI LSM: Perspektif Pemerintah Daerah
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI LSM: Perspektif Pemerintah Daerah Oleh Kamalia Purbani Sumber: BUKU KRITIK & OTOKRITIK LSM: Membongkar Kejujuran Dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia (Hamid
Lebih terperinciPENGARUH KONFLIK KEHARUSAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA KERJA NGO DI INDONESIA
rd Economics & Business Research Festival PENGARUH KONFLIK KEHARUSAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA KERJA NGO DI INDONESIA M. Yudhika Elrifi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis & Perbankan, Yogyakarta yudhikaelrifi@gmail.com
Lebih terperinciB A B 1 P E N D A H U L U A N
B A B 1 P E N D A H U L U A N 1.1 Pengantar Pengelolaan negara yang mengarah kepada penerapan konsep New Public Management (NPM) mengiringi proses reformasi sektor publik di Indonesia. Salah satu hal yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus, terbuka, integritas dan tepat waktu (Ang, 1997). Ketepatan waktu pelaporan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance, pemerintah telah bertekad untuk menerapkan prinsip akuntabilitas dengan mempertanggungjawabkan amanah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. bagian akhir bab ini menjelaskan tentang keterbatasan-keterbatasaan dan saran untuk
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian dalam bentuk kesimpulan. Bab ini juga menjelaskan mengenai implikasi dari temuan penelitian yang terdiri dari implikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia. Organisasi yang berorientasi pada profit maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia. Organisasi yang berorientasi pada profit maupun non profit banyak
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era reformasi, terdapat tuntutan untuk meningkatkan kinerja organisasi sektor publik agar lebih berorientasi pada terwujudnya good public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma good governance muncul sekitar tahun 1990 atau akhir 1980-an. Paradigma tersebut muncul karena adanya anggapan dari Bank Dunia bahwa apapun dan berapapun bantuan
Lebih terperincikonsil lsm indonesia
Penulis: Lily Pulu, Lusi Herlina, Catherine Nielson Penerbit: konsil lsm indonesia Jl Kerinci XII No 11, Kebayoran Baru Jakarta 12120. Email : sekretariat@konsillsm.or.id http://konsillsm.or.id ISBN :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta ekonomi sehingga menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan sumberdaya alam hayati yang tinggi baik dalam jumlah maupun keanekaragamannya. Dalam hal ini Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga kontribusi yang diharapkan dari penelitian. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem informasi yang mengidentifikasi, merekam dan mengkomunikasikan kejadian ekonomik dari suatu entitas pada pengguna yang berkepentingan
Lebih terperinciMENGENAL KPMM SUMATERA BARAT
MENGENAL KPMM SUMATERA BARAT Oleh Lusi Herlina Sumber: BUKU KRITIK & OTOKRITIK LSM: Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia(Hamid Abidin & Mimin Rukmini) Halaman: 194-201
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dikeluarkannya paket perundang-undangan di bidang Keuangan Negara yang meliputi Undang-Undang No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang No. 1/2004
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan
Lebih terperinciAkuntabilitas. Belum Banyak Disentuh. Erna Witoelar: Wawancara
Wawancara Erna Witoelar: Akuntabilitas Internal Governance LSM Belum Banyak Disentuh K endati sejak 1990-an tuntutan publik terhadap akuntabilitas LSM sudah mengemuka, hingga kini masih banyak LSM belum
Lebih terperinciSTRATEGI MEMAJUKAN PERAN & KEBERLANJUTAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL DI INDONESIA 1
STRATEGI MEMAJUKAN PERAN & KEBERLANJUTAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL DI INDONESIA 1 Handoko Soetomo 2 Peran organisasi masyarakat sipil (OMS) di Indonesia tak dapat dilepaskan dari konteks dan tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil dan harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan sekarang ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan faktor-faktor organisasional yang dapat berpengaruh terhadap akuntabilitas dan kinerja organisasi sektor publik di
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Tujuan utama penelitian ini telah terjawab dan perlu dijelaskan kembali secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian tersebut dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan hakpublik (Mardiasmo, 2002). Menurut Mahsun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi sektor publik adalah suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hakpublik
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciGood Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik
Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik KOSKIP, KAJIAN RUTIN - Sejak lahir seorang manusia pasti berinteraksi dengan berbagai kegiatan pemerintahan hingga ia mati. Pemerintahan merupakan wujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya perubahan teknologi, globalisasi dan transaksi bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia bisnis manajemen dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari adanya praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia bisnis manajemen
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANANCE (GCG) DALAM MENINGKATKAN KINERJA. (Studi Kasus pada RSI Aisyiyah Pandaan) SKRIPSI
ANALISIS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANANCE (GCG) DALAM MENINGKATKAN KINERJA (Studi Kasus pada RSI Aisyiyah Pandaan) SKRIPSI Oleh ARINA MANASIKANA NIM : 11520058 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penganggaran merupakan suatu proses pada organisasi sector publik, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait dalam penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi internal auditor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan adalah kebutuhan yang sangat diperlukan oleh investor di pasar modal untuk pengambilan keputusan apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era otonomi daerah saat ini, transparansi mengenai pengelolaan keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa otonomi daerah menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
Modul ke: 14 Dosen Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Good Governance : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat http://www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal perusahaan mengindikasikan pentingnya pengajaran etika bisnis kepada para mahasiswa fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis dimaknai sebagai kegiatan untuk menghasilkan dan menyediakan barang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang lemah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab terjadinya krisis keuangan global (Otoritas
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akuntabilitas pada instansi pemerintah semakin meningkat. Selain itu tuntutan yang
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi pada tahun 1999,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan publik, bank dan BUMN di Indonesia saat ini wajib memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk membantu memastikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)
Lebih terperinciGOOD NGO GOVERNANCE. Oleh Lucky Jani
GOOD NGO GOVERNANCE Oleh Lucky Jani Sumber : Buku Kritik & Otokritik LSM Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia (Hamid Abidin dan Mimin Rukmini) Halaman 40 45 Saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami perubahan menciptakan arus persaingan yang semakin ketat dan kondisi keuangan yang tidak menentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangatlah pesat. Hal ini dapat
20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi. ekonomi, sosial, budaya maupun politik mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dalam pengawasan aset.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis, perusahaan perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur yang telah berkembang dengan pesat akan selalu berhadapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum, intellectual capital, corporate social responsibility dan corporate governance sebagai unsur-unsur
Lebih terperinciPERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI
PERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kehadiran gerakan perempuan yang ada di Yogyakarta telah dimulai sejak rejim orde baru berkuasa. Dalam tesis ini didapatkan temuan bahwa perjalanan gerakan perempuan bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas prestasi kerja yang harus dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai skandal penipuan dan manipulasi laporan keuangan yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai skandal penipuan dan manipulasi laporan keuangan yang telah dilakukan oleh perusahaan seperti kasus manipulasi laporan keuangan dan pembuatan surat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada tulisan-tulisan yang berkaitan dengan peran organisasi internasional dalam peacebuilding.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang menggemparkan dunia, kedua perusahaan besar di Amerika Serikat ini terbukti telah melakukan fraud
Lebih terperinciMEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA
MATERI DISKUSI MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA Yeremias T. Keban MKP FISIPOL UGM Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, 27 September 2017 The Alana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan baik pihak eksternal (pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang serius. Orientasi pembangunan lebih banyak diarahkan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia sebelum era reformasi dapat dinilai kurang pesat. Pada waktu itu, akuntansi sektor publik kurang mendapat perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan, khususnya oleh beberapa pihak seperti kreditor, investor,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi instrumen yang sangat penting karena menyediakan informasi tentang posisi keuangan dan kinerja dari suatu perusahaan. Informasi yang
Lebih terperinciSEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode
SEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode 1999-2005 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Kelembagaan Bank Indonesia Periode 1999-2005 2 2. Sejarah Kelembagaan BI 3 3. Struktur Direksi-Dewan Gubernur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengambil berbagai langkah penting dalam meuwujudkan
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia telah melewati perjalanan panjang dalam mewujudkan suatu sistem desentralisasi. Sejak Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja instansi pemerintah kini menjadi sorotan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik. Masyarakat sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, pemerintah dituntut untuk melakukan perubahan mendasar pada sistem pemerintahan yang ada. Salah satu perubahan mendasar yang dimaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan profesional mempunyai peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Profesi akuntan kini menjadi salah satu profesi kunci dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai organisasi, terlebih menyangkut isu upaya mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang lebih
Lebih terperinciLANDASAN PEMIKIRAN. Apa itu akuntabilitas LSM? Mengapa akuntabilitas penting bagi LSM? Sejarah akuntabilitas LSM
2 LANDASAN PEMIKIRAN Apa itu akuntabilitas LSM? Mengapa akuntabilitas penting bagi LSM? Sejarah akuntabilitas LSM Akuntabilitas kepada siapa dan bagaimana? Kode Etik LSM Indonesia dan Standar Minimal Akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini good corporate governance (GCG) telah menjadi salah satu pilar dalam sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan konsep good corporate governance sesungguhnya telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan konsep good corporate governance sesungguhnya telah jauh dimulai dengan dikembangnya sistem korporasi di Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat sekitar satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian yang menjelaskan fenomena, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah perusahaan tentunya akan dibatasi oleh beberapa hal, salah satunya ialah kebijakan dan etika bisnis yang berlaku. Kebijakan yang dimaksud ialah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kegagalan penerapan prinsip good corporate governance oleh perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi pada tahun 1990-an yang terjadi di kawasan Asia dan Amerika Latin disebabkan karena kegagalan penerapan prinsip good corporate governance oleh perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya arus pergerakan lalu lintas manusia antar negara tidak hanya menawarkan peluang keuntungan dan pengaruh positif lainnya terhadap suatu negara tetapi juga dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mulai populernya istilah tata kelola perusahaan yang baik atau yang lebih dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat dilepaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah menjadi isu hangat yang semakin berkembang di Indonesia. Konsep ini menjadi sering dibicarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peranan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Sektor Publik menjadi semakin signifikan. Seiring dengan perkembangan, APBN telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi menjadi tonggak sejarah perubahan dari tatanan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi menjadi tonggak sejarah perubahan dari tatanan kehidupan kelembagaan dan birokrasi di Indonesia, dimana semua stakeholder mulai menuntut penyelenggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah adalah menghasilkan barang publik. Barang publik harus dihasilkan pemerintah, terutama karena tidak
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini menyajikan uraian lebih lanjut terkait hasil penelitian yang terdiri dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
Lebih terperinciBAB I INTRODUKSI. Penelitian ini menjelaskan fenomena proses implementasi akuntansi berbasis
BAB I INTRODUKSI Penelitian ini menjelaskan fenomena proses implementasi akuntansi berbasis akrual di pemerintah daerah. Bab introduksi akan menjelaskan latar belakang masalah, konteks penelitian, rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. respon yang tanggap secara cepat, tepat, efektif, dan efisien, oleh karena itu setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi pada era globalisasi saat ini, mendorong organisasi untuk mampu menganalisis dan mengantispasi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik di lingkungan pemerintahan desa Wiladeg. Dewasa ini banyak berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini dilakukan untuk memotret proses penguatan kepercayaan publik di lingkungan pemerintahan desa Wiladeg. Dewasa ini banyak berkembang satuan ideal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dalam bidang bisnis. Ada dua tanggung jawab akuntan publik dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama dengan profesinya lainnya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional memerlukan sumber pendanaan yang tidak kecil guna mencapai sasaran-sasarannya, seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, kesempatan kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengungkapan informasi yang terbuka mengenai perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan masyarakat dan lingkungan, dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi sektor publik Dalam waktu yang relatif singkat telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap
Lebih terperinci