BAB I PENDAHULUAN. Bharatayuda adalah perang besar antara kaum bharata yang merupakan keturunan dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Bharatayuda adalah perang besar antara kaum bharata yang merupakan keturunan dari"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bharatayuda adalah perang besar antara kaum bharata yang merupakan keturunan dari KerajaanHastina dalam epos besar Mahabharata. Peperangan ini melibatkan dua keturunan Hastina yaitu Pandawa dan Kurawa. Pandawa adalah para putra Pandu Dewanata dari Dewi Kunti dan Dewi Madrim yang berjumlah 5 orang, sedangkan Kurawa merupakan para putra Destarata dari Dewi Gandari yang berjumlah 100 orang. Peristiwa itu tertulis dalam buku Mahabharata karya C. Rajagopalachari, dan epos Mahabharata ini seringkali dijadikani sumber literer dalam kekaryaan kesenian baik itu tari maupun seni-seni lainnya. Berangkat dari epos Mahabharata di atas,penata mengambilsalah satukisah sebagai acuan garap penciptaan tari, yaitu kisah Destarata. Diceriterakan tokoh Destarata sabagai Raja Hastina ditakdirkan tidak bisa mencegah perangantara Pandawa dan Kurawa, bahkan ia terpaksa menyaksikan perang besar itu hingga peperangan berakhir. Destarata memiliki kekurangan dalam tubuh, yaitu matanya buta,tetapi di balik kekurangan itu dia mempunyai kesaktian yang dinamakan kumbalageni dimanakesaktian tersebutdapat menghancurkan benda apa saja yang dipegang tangannya hingga menjadi abu. Setelah peristiwa Bharathayuda berakhir, Destarata menyerahkan tahta kerajaan Hastina kepada Yudhistira dan meninggalkan istana pergi ke gunung, masuk ke hutan, dan hidup sederhana sebagai pertapa, hingga menunggu waktu ajal datang menjemput. Ia bersama permaisurinya (Dewi Gandari) meluapkan semua perasaan yang ada dalam hatinya, perasaan

2 2 marah yang bergejolak atas kejadian yang dialaminya di kerajaan Hastina yang merenggut seluruh anak-anaknya beserta semua harapannya dengan kepasrahan dirinya melalui bertapa. Di hutan tempat bertapanya, Destarata beserta istrinya yaitu Dewi Gandari ditemani oleh Dewi Kunti dan Aria Yama Widura bertapa dengan kepasrahan yang tulus. Mereka sudah tidak memperhatikan situasi lingkungan sekitar yang pada saat itu dalam keadaan kemarau dahsyat. Pepohonan kering, daun-daun berguguran, tanah yang tandus, semua keadaan itu tidak mempengaruhi kekhusyuan mereka.takdir sudah ditetapkan, akibat kecerobohan pemburu yang tidak memperhatikan kekeringan lingkungan dalam keadaan kemarau tersebut, maka hutan tempat bertapa Destarata bertapa terbakar. Api pun membakar hutan tersebut, sehingga memusnahkan hutan beserta isinya termasuk Destarata yang sedang melakukan tapa brata di hutan tersebut. Berdasarkan cuplikan kisah Barathayuda itu, penata akhirnya menetapkan judul karya tari yaitu Pratapalaya, yang berarti gugurnya seorang pertapa, yaitukematiandestarataketika bertapa. Secara etimologis atau pendekatan ilmu bahasa, Pratapalaya terdiridaridua kata yaitupratapadanlaya. Pengertian Pratapa ini terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cetakan ke-9yaitu : Pratapa dikonotasikan sebagai pertapa yang artinya menjalani olah batin denganmengasingkan diri dari keramaian dunia serta menahan hawa nafsu, seperti; menahan rasa lapar, rasa haus, dan rasa kantuk serta menahan nafsu lain yang bersifat biologis, agar dapat mencapai ketenangan batin dan rasa hening yang menunjang tercapainya pernyataan rasa dan cipta sehingga sampai ketingkat kepasrahan yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa guna ajaran secara gaib sesuai dengan tujuan spiritual yang ingin dicapainya (1997: 1009). Sedangkan kata laya dalamkamusbahasa Sunda R.A. Danadibrata mengandung pengertian mati, maot, gugur, pugur. Dari penjelasan diatas, penata menyimpulkan bahwa

3 3 makna simbolik yang terdapat dalam judul ini adalah sikap rela berkorban baik jiwa maupun raga, suatu sikap yang sudah ditemukan dikalangan masyarakat sekarang. Penata merasakan bahwa masyarakat sekarang cenderung acuh tak acuhlebih mementingkan diri sendiri rata-rata masyarakat sekarang sudah tidak memiliki rasa kebersamaan dalam kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, judul di atas dimaksudkan pula sebagai kritikan penata terhadap kehidupan masyarakat sekarang ini. Sikap rela berkorban harus ditumbuhkan kembali dalam setiap individu agar terciptanya kondisi kehidupan sosial yang kondusif. Mengacu pada pemahaman atau interpretasi yang mendasari konsep garap di atas, penata menemukan peluang garap dari sisi koreografi, rias dan busana. Penjelajahan gerak yang penatagunakandiambildaribentuk-bentukatausikap-sikap gerak yang ada dalam tari tradisi sunda, seperti, capangan, sembada, nyawang. Gerak-gerak tari tersebut, kemudian penata kembangkan sehingga memunculkan gerak-gerak baru. Desain kostum yang digunakan yaitu penata menggunakan kain berwarna putih dengan panjang empat meter, kemudian penata eksplorasi sehingga menjadi pakaian seorang pertapa. Pemakaian kostum seperti yang telah disebutkan tadi yaitu untuk menyesuaikan padatema yang di usung dan bentuk desain koreografi yang penata olah.adapun garapan musik yang digunakanyaitumenggunakan seperangkat gamelan berlaras salendro yang digarap sedemikian rupa sehingga dapat membantu untuk membangun suasanasuasana yang diangkat dalam setiap adegan pada garapan tari Pratapalaya. Sebagai minat utama dalam pilihan Ujian Tugas Akhir, penulis memilih minat pencitaan tari didasari oleh kesadaran bahwa tarimerupakan media pengungkapan perasaan yang muncul dari jiwa seseorang yang diwujudkan melalui gerak-gerak tubuh sehingga menghasilkan sebuah karya seni. Dalam hal ini Alma Hawkins dalam bukunya berjudul Creating Through Dance mengatakan, bahwa: Tari adalah ekspresi manusia yang paling dasar dan paling tua. Melalui

4 4 tubuhnya, manusia memikirkan dan merasakan ketegangan dan ritme-ritme alam sekitarnya, dan selanjutnya menggunakan tubuh sebagai instrumen, ia mengekspresikan respons-respons perasaannya kepada alam sekitar. (Terj. Y. Sumandiyo Hadi,2003:1). Menyadari tugas dari seorang kreator tari, maka penata harusmemilikipemikiran yang tajamataupekaterhadapsuatuperistiwa yang pernahdialamidalamkehidupan ini,karena hal itumerupakansalahsatucarauntukmempermudahmenyampaikanmaksud-maksud yang akandituju yang adadidalamsebuahkaryatari. Di samping itu, seorang piñata tari harus memiliki kemampuan yang mumpuni terutama dalam hal keterampilan serta mempunyai kepekaan dan nalar yang luas sehingga dapat membaca fenomena yang terjadi sehingga menghasilkan karya yang inovatif dan berkualitas. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan ide garap yang akanmengangkatsuatuperistiwa yang diambildarikisah Mahabharata tentang perjalanan tokoh Destarata ketika turun dari tahta kerajaan Hastina, maka permasalahan dalam garapan ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep garap itu dapat diwujudkan dalam bentuk karya tari yang diberi judul Pratapalaya? 2. Bagaimana makna atau nilai simboliknya dapat diwujudkan secara integral dalam karya Pratapalaya? C. TUJUAN PENCIPTAAN Adapun yang menjadi tujuan dari proses penciptaan karya tari Pratapalaya ini adalah sebagai berikut:

5 5 1. Tercapainya perwujudan konsep garap dalam bentuk karya tari berjudul Pratapalaya ; 2. Tercapainya perwujudan makna atau nilai simboliksecara integral dalam karya Pratapalaya? D. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka terhadap beberapa karya tari dalam bentuk skripsi karya seni penciptaan tari penting dilakukan, yaitu untuk menghindari terjadinya penjiplakan karya seni. Beberapa skripsi yang terkait antara lain: 1. Skripsi karya seni penciptaan tari yang berjudul Udagan karya Dhendi Firmansyah, lulus tahun 2012, Jurusan Tari STSI Bandung. Isi Garapan : Karya tari ini mengangkat isi konsep garapan yang bersumber dari tradisi, yaitu mengembangkan dari ibing Tayub. Garapan yang berjudul Udagan ini sendiri bebentuk tradisi yang dikembangkan sedemikian rupa, hingga menjadi bentuk tari kontemporer. Pada karya tari tersebut terdapat kesamaanyaitu, mengangkat isi konsep garapan yang bersumber dari konsep tradisi.kesamaan disini dapat dilihat dari isi konsep garap ataupun dari segi koreografi yang digarap menjadi bentuk tari kontemporer. 2. Skripsi karya seni penciptaan tari yang berjudul Dangiang Hanjuang karya Sofian Hadi, lulus tahun 2013, Jurusan Tari STSI Bandung. Isi garapan : Karya tari ini mengangkat tentang kisah sosok Jaya Perkosa sebagai seorang patih Kerajaan Sumedang Larang pada masa kekuasaan Prabu Geusan Ulun. Kesetiaan,

6 6 kewibawaan, kebijaksanaan serta ketegasan yang dibarengi hati yang bersih menjadikan setiap orang segan terhadapnya. Garapan tari Dangiang Hanjuang merupakan gambaran Sosok Jaya Perkosa yang digarap dalam bentuk kelompok bertema, dalam garap koreografi mengacu dan mengembangkan dari pola tradisi yang mengambil dari pola gerak Tari Tayub, Keurseus, WayangdanTopeng Cirebon. Pada karya tari tersebut terdapat kesamaanyaitu, mengangkat isi konsep garapan yang bersumber dari konsep tradisi. Namun terdapat perbadaan antara karya tari ini dengan karya tari penata yaitu dari segi bentuk. Karya tari ini berbentuk tarian bertema. Sedangkan karya tari yang penata garap yaitu berbentuk dramatik. 3. Skripsi karya seni penciptaan tari yang berjudul Kaniaya karya Rahmawaty Rahayu, lulus tahun 2013, Jurusan Tari STSI Bandung. Isi garapan : Karya tari ini menceritakan tentang saling aniaya di antara sepasang kekasih, yang diambil dari kisah kehidupan sehari-hari yang banyak dialami oleh beberapa orang. Karya tari ini disajikan secara garap tradisi. Distorsi dan stilasi gerak disusun dalam koreografi yang bersumber dari tari tradisi sunda. Gerak tradisi yang dikembangkan menjadi bentuk modern, tetapi tidak semua gerak yang ada dalam garapan ini bersumber dari gerak tradisi, ada pula yang diambil dari tari pop (popular). Pada karya ini terdapat kesamaan, yaitu dari segi bentuk koreografi yang mengembngkan dari gerak-gerak tradisi. Tetapi pada karya Pratapalaya penata lebih spesisifik kepada pengembangan gerak-gerak tradisi dalam tari wayang seperti capangan, sembada, makutaan.

7 7 4. Skripsi karya seni penciptaan tari yang berjudul ABICAPA karya Rani Nuraeni lulus tahun 2007, Jurusan Tari STSI Bandung. Isi garapan : Karya tari ini mengangkat dari ceritera Mahabarata pada parwa (bagian) kedua, yaitu Sabhaparwa, yang menceritakan tentang taktik Kurawa untuk mengalahkan Pandawa melalui permainan adu dadu. Karya tari ini mengambil garapan dalam bentuk tari kelompok. Motif-motif gerak yang dijadikan sebagai bahan dasar karya tari ini adalah mengambil gerak-gerak tari tradisi yang telah ada seperti bentuk capang, lontang, keupat, dan beberapa aksen gerak yang mengarah pada bentuk gerak tari Bali serta menstilasi gerak-gerak keseharian seperti berjalan, berlari, melompat, dan berguling. Pada karya ini terdapat kesamaan yaitu dari segi konsep/ide gagasan. Karya ini mengangkat ceritera yang bersumber dari kisah Mahabarata, yaitu menceritakan tentang kisah Sabhaparwa. Pada karya penata juga mengambil ceritera yang ada dalam kisah Mahabarata yaitu kisah setelah perang Barathayuda, yaitu mengangkat gambaran hati tokoh Destarata ketika melihat semua anaknya meninggal. Berdasarkanpenelitian penata terhadap skripsi karya seni penciptaan di atas, maka garapan yang sedang dikerjakan oleh penata mempunyai nilai orisinalitas yang dapat dipertanggung jawabkan. Penata yakin, konsep penciptaan karya tari iniadalah murni dari sebuah proses kreatif yang penata lakukan dan belum pernah dilakukan oleh penata yang lain. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa karya tari Pratapalaya sama sekali sangat berbeda dengan karya-karya tari yang sudah ada,baik dalam segi penataan konsep garap, koreografi, musik tari, tata rias maupun busana.

8 8 Penata menyadari keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam menulis, oleh karena itudibutuhkan berbagai sumber literatur yang akan dijadikan acuan atau rujukan sebagai upaya memperkaya pewacanaan akademiknya. Beberapa sumber tulisan yang dimaksud, antara lain: 1. Buku yang berjudul Kitab Epos Mahabharata karya C. Rajagopalachari, terbitan tahun 2013; yang didalamnya membahas tentang kisah laki-laki dan perempuan heroik serta beberapa tokoh luar biasa. Dalam buku ini terdapat peristiwa yang menceritakan tentang tokoh Destarata, Raja Hastina, yang ditakdirkan tidak bisa mencegah perang, bahkan justru terpaksa menyaksikan perang besar itu hingga akhir. Ia memiliki kekurangan dalam tubuh, yaitu matanya buta, tetapi di balik kekurangan itu dia mempunyai kelebihan yaitu kesaktian yang dinamakan Kumbalageni dan kesaktian ini dapat menghancurkan benda apa saja yang dipegang tangannya hingga menjadi abu. Setelah Barathayuda usai, Destarata menyerahkan tahta kerajaan Hastina dan meninggalkan istana pergi ke gunung, masuk ke hutan, dan hidup sederhana sebagai pertapa, hingga menunggu waktu ajal datang menjemput. Ia bersama permaisurinya meluapkan semua perasaan yang ada dalam hatinya, perasaana marah yang bergejolak atas kejadian yang dialaminya di Hastina yang merenggut seluruh anak-anaknya dan harapannya dengan kepasrahan dirinya melalui bertapa. 2. Komik yang berjudul Pandawa Seda karya R.A. Kosasih, yang didalamnya menceritakan tentang kisah setelah perang Baratayuda, dimana perang itu dimenangkan oleh Pandawa. Ketika itu kerajaan Hastina yang dipimpin oleh Prabu Destarata, dan ketika itu pula Destarata turun dari kerajaan dan digantikan oleh Yudistira dari pihak dari Pandawa. Pada akhir cerita, para Pandawa menyucikan diri untuk naik ke gunung Mahameru untuk melihat surga. Tetapi ditengah-tengah perjalanan para Pandawa habis satu persatu karena mereka

9 9 tidak kuat mendaki gunung Mahameru. Hanya Yudistiralah yang sampai ke puncak Mahameru dan melihat surga. 3. Buku yang berjudul Komposisi Tari karya Jacqueline Smith terjemahan Ben Suharto, terbitan tahun 1985; yang didalamnya membahas tentang analisa gerak, bahasa, penetapan tari, gerak literal menjadi tari, eksplorasi teba, gerak dan makna. Penata tari harus mempunyai salah satu gagasan tersebut dalam benaknya. Penata tari telah mengambangkan isi gerak jauh dari sifat literal, dan menjadikan symbol sebagai kenyataan. Oleh karena itu simbol-simbol yang berfungsi sebagai saran dan penghalus perincian interpretasi, tetap berada pada imajinasi penonton. 4. Buku yang berjudul Penciptaan Tari Sunda karya Iyus Rusliana, diterbitkan tahun 2008, didalamnya membahas konsistensi memelihara dan menghidupkan kekayaan tari warisan leluhur perlu diusung oleh keanekaragaman hasil penciptaan tari Sunda di masa kini mesti selalu mencari peluang untuk meningkatkan kemampuan menggali nilai-nilai kelokalan dan mengkemasnya dengan perspektif global. Pertanyaannya: Apa hubungannya daftar pustaka di atas dengan garapan tari Pratapalaya? E. PENDEKATAN METODE GARAP Karya tari ini merupakan hasil dari proses yang cukup panjang. Diawali dengan melakukan observasi terhadap sumber literer yaitu dengan membaca EposMahabharata, kemudian penata menemukan ide gagasan pada bagian akhir cerita tersebut. Bagian akhir dari cerita Mahabharatatersebut yaitu menceritakan tentang kemenangan Pandawa atas Kurawa. Kemudian penata mendapatkan inspirasi yaitu turunnya Destarata dari kerajaan Hastina karena atas kemenangan Pandawa dalam Baratahyuda. Dari proses tersebut maka lahir sebuah ide atau

10 10 gagasan, yang pada akhirnya penata ungkapkan dalam sebuah karya tari. Karya tari ini, panata arahkan dalam bentuk garap dramatik, karena karya tari ini mengusung suatu peristiwa yang terdapat dalam kisah Mahabharata. Garapan dramatik ini terdapat suatu gambaran alur cerita, seperti ditegaskan oleh RMA. Harymawan dalam bukunya yang berjudul Dramaturgi menjelaskan bahwa struktur dramatik bermaksud agar aturannya itu dipakai sebagai dogma. Dia hanya menyelidiki bagaimana drama itu disusun, dan dikemukakannya dalam rangkaian suatu cerita yang diangkat. (1988:21) F. RANCANGAN/SKETSA GARAP 1. Desain Koreografi Koreografi merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah proses penciptaan karya tari, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sal Murgiyanto, sebagai berikut : pengetahuan komposisi tari atau koreografi, yaitu pengetahuan yang bersangkut paut dengan bagaimana memilih dan menata gerakan-gerakan menjadi sebuah karya tari, terasa semakin dibutuhkan.proses komposisi tari meliputi berbagai macam kegiatan, yang untuk memudahkan pembahasan dalam uraian ini dibagi 2 (dua) bagian. Pertama, tentang garapan bentuk yang membahas penyusunan dan pengaturan bentuk luar yang teramati dari sebuah karya tari. Yang kedua tentang garaan isi yang membahas masalah ide atau isi tarian serta pendekatan garapan yang subyektif dan yang obyektif.(1993:39) Karya tari ini merupakan bentuk/jenis tari kelompok, karena penata menggunakan lebih dari satu penari. Karya tari ini dapat disebut juga garap tari kelompok besar (large-group compositions). Seperti yang dipaparkan oleh Sumandiyo Hadi dalam bukunya yang berjudul Koreografi Kelompok, yaitu: Koreografi kelompok adalah komposisi yang ditarikan lebih dari satu penari atau bukan tarian tunggal (solo dance), sehingga dapat ditarikan duet (dua penari), trio (tiga jumlah penari), kuartet (empat penari), dan seterusnya. Penentuan jumlah penari dalam suatu kelompok dapat diidentifikasi sebagai komposisi kelompok besar atau small-

11 11 group compositions, dan komposisi kelompok besar atau large-group compositions. (2003:2) Dalam karya tari ini penata menggunakan lima orang penari. Lima orang penari ini tidak mempunyai makna atau simbol tertentu, ini dimaksudkan hanya untuk mengisi kebutuhan ruang gerak. Untukmenajamkankonsepkaryatariini penata mengambilgerak-gerakatausikap-sikap yang adadalamtariwayang seperti yang dikembangkansedemikianrupa. 2. Desain Musik Tari Musik merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah karya tari. Musik dapat berperan sebagai pengiring tari, juga dapat diartikan sebagai rangsangan rasa gerak terhadap penari, membangun suasana, yang menjadikan suatu elemen-elemen yang menjadi suatu kesatuan karya tari. Sehingga pesan yang terdapat dalam karya tersebut dapat tersampaikan kepada penikmat (penonton). Musik sebagai pengiring tari dapat dipahami, pertama, sabagai iringan ritmis gerak tarinya, kedua, sebagai ilustrasi pendukung suasana tarinya; dan ketiga, dapat terjadi kombinasi keduanya secara harmonis. (Sumandiyo Hadi, 2003:52). Dalam karya tari ini penata mencoba untuk menggabungkan 2 laras gamelan yaitu laras Pelog dan Salendro, yang ditabuh secara beriringan dengan waktu yang bersamaan sehingga akan tercipta suasana baru dalam iringan musik tari. 3. Desain Artistik Tari 3.1.Rias dan Busana Rias dan busana dalam sebuah karya tari sangat penting digunakan. Fungsi rias dan busana itu sendiri yaitu untuk memperjelas karakter yang ingin disampaikan dari sebuah garapan tari. Seperti yang dikatakan oleh F.X Widaryanto dalam bukunya yang berjudul Koreografi, yaitu :

12 12 Busana dan rias dalam seni pertunjukan tari bukan berfungsi untuk menutup tubuh dan mempercantik serta memperindah seorang penari. Busana dan tata rias juga sebenarnya suatu rekayasa manusia untuk melahirkan suatu karya dalam bentuk lain sesuai dengan apa yang diharapkan dan dikehhendaki dalam suatu garapan:. (2009: 76). Rias yang akan digunakan dalam karya tari ini yaitu menggunakan rias yang memperlihatkan karakter orang yang sudah tua. Karena karya tari ini menceritakan tentang tokoh yang sudah tua, tokoh tersebut sedang mengalami gejolak batin, yaitu antara kemarahan dan kesedihan. Busana yang digunakan sangat sederhana, masing-masing penari hanya akan menggunakan kain sepanjang 4m yang dililitkan sehingga menyerupai desain pakaian pertapa. Penata menggunakan busana seperti yang dipaparkan tersebut bermaksud untuk menyesuaikan dengan koreografi karya tari ini sendiri. 3.2.Properti Properti dalam sebuah karya seni tari biasanya berfungsi untuk menyampaikan makna simbolik. Biasanya selain dari setting pentas, pada waktu-waktu tertentu setting properti dapat digunakan sebagai properti menari. Seperti yang dikatakan F.X. Widaryanto dalam bukunya yang berjudul Koreografi, yaitu: Properti dalam dunia tari merupakan elemen penting yang, menjadi bagian dari kelengkapan tari yang dimainkan, dimanipulasi, sehingga bisa menjadi bagian dari gerak itu sendiri (2009:77). Dalam karya tari ini penata tidak menggunakan properti apapun, penata hanya menyampaikan isi garapan lewat eksplorasi gerak tubuh saja. Pada karya tari ini penata beranggapan bahwa koreografi-koreografi yang disajikan akan sanggup mengusung kepada tema yang ingin diangkat. 3.3.Setting Panggung

13 13 Setting panggung yang akan digunakan dalam karya tari ini menggunakan ruang panggung proscenium dengantidak menghadirkan set dekor tertentu. Panggung dibiarkan kosong agar didapat dimensi ruang yang lebih luas dan dalam yang akan memberikan banyak kemungkinan bagi piñata untuk lebih bebas mengolah koreografi. Gerak laku penari yang terpadu pada sebuah pertunjukan, dalam berbagai hal sangat membantu atau menunjang untuk memberikan suasana sesuai dengan konsep karya yang akan diungkapkan. 3.4.Plot Lighting Tata cahaya atau Lighting sangat erat hubungannya dengan sebuah pertunjukan karya tari. Tata cahaya juga dapat membantu menciptakan suasana kejiwaan bagi para penari. Tata cahaya yang digunakan pada karya tari Pratapalaya ini menggunakan pencahayaan yang lebih bersifat general akan tetapi memberikan kesan suasana yang kuat. Efek cahaya dari bagian sisi panggungakan banyaka digunakan agar bentuk koreografi yang disajikan mendapatkan penerangan dengan nuansa yang berbeda. Pada beberapa bagian panggung juga digunakan top-light (cahaya dari atas) agar dapat memeberikan tekanan lain sesuai dengan konsep yang ingin disampaikan. Pewarnaan serta intensitas cahaya disesuaikan dengan suasana-suasana adegan yang ingin diungkapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan sebuah ide atau gagasan baru. Kreativitas harus ditinjau dari segi pribadi yang kreatif, proses yang kreatif

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Gerak miwir, cangkah, sagah, ongkrok, dan liukan badan merupakan fokus gerak

BAB IV PENUTUP. Gerak miwir, cangkah, sagah, ongkrok, dan liukan badan merupakan fokus gerak BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Karya tari Isun Hang Gandrung merupakan sebuah karya tari yang terinspirasi oleh kesenian Gandrung Banyuwangi khususnya Gandrung Marsan. Gerak miwir, cangkah, sagah, ongkrok,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Terhadap pentas drama Drakula intelek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. atau gangguan jiwa, dalam karya ini kegilaan tersebut di kemas dengan lebih

BAB V KESIMPULAN. atau gangguan jiwa, dalam karya ini kegilaan tersebut di kemas dengan lebih BAB V KESIMPULAN Karya tari Lara Jiwa merupakan karya tari yang mengambil tema tentang sebuah konflik kisah percintaan yang tak terbalaskan dan mengakibatkan depresi atau gangguan jiwa, dalam karya ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosialbudaya, ekonomi, letak geografis, pola kegiatan keseharian,

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI A. Pengertian Tari Batasan konsep tetang tari banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, tetapi perlu diingat bahwa batasan yang dikemukakan seseorang berkaitan dengan

Lebih terperinci

TEKNIK GERAK BODY CONTACT PADA KARYA TARI GREGET NYALAMI

TEKNIK GERAK BODY CONTACT PADA KARYA TARI GREGET NYALAMI TEKNIK GERAK BODY CONTACT PADA KARYA TARI GREGET NYALAMI Oleh Fahmida Yuga Pangestika 12020134047 fahmidayuga@yahoo.com Dosen Pembimbing: Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum ABSTRAK Salaman merupakan sebuah

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tidak baik dan menimbulkan konflik. Dan sahabat juga harus berani

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tidak baik dan menimbulkan konflik. Dan sahabat juga harus berani BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sahabat itu bagaikan api, cahayanya bisa menerangi ruang gelap disekitarnya. Akan tetapi jika api itu tidak dikendalikan dengan baik, maka api tersebut bisa membawa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Niat, kerja keras, kerjasama dan kesabaran adalah kunci utama

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Niat, kerja keras, kerjasama dan kesabaran adalah kunci utama BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Niat, kerja keras, kerjasama dan kesabaran adalah kunci utama menciptakan sebuah karya tari yang memuaskan. Mengeluarkan berbagai ide kreatif namun tetap membatasi sesuai kemampuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kemandirian dan kreatifitas penata tari dalam berkarya. Proses penciptaan yang

BAB V PENUTUP. kemandirian dan kreatifitas penata tari dalam berkarya. Proses penciptaan yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pementasan Karya tari Klantangmimis ini merupakan wujud dari buah kemandirian dan kreatifitas penata tari dalam berkarya. Proses penciptaan yang dilakukan diharapkan dapat memperluas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perawan tua dan divisualisasikan melalui gerak ketubuhannya menurut apa

BAB V PENUTUP. perawan tua dan divisualisasikan melalui gerak ketubuhannya menurut apa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Karya tari membutuhkan banyak elemen-elemen pendukung yang sangat kuat. Melalui proses yang baik adalah kunci kesuksesan dari setiap karya, mulai dari ide gagasan sampai pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua manusia itu pastilah mempunyai KAHAYANG (keinginan), mulai

BAB I PENDAHULUAN. Semua manusia itu pastilah mempunyai KAHAYANG (keinginan), mulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia itu pastilah mempunyai KAHAYANG (keinginan), mulai dari hal yang kecil sampai pada tingkat khayalan yang terkadang tidak bisa dijangkau dengan logika.

Lebih terperinci

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pertunjukan merupakan ekspresi dan kreasi seniman serta masyarakat pemiliknya yang senantiasa hidup dan berkembang seiring dinamika atau perubahan zaman. Mengingat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. orang penari putri, dua orang penari putra untuk menarikan tari Gendang Beleq

BAB V PENUTUP. orang penari putri, dua orang penari putra untuk menarikan tari Gendang Beleq BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bande Angen adalah sebuah koreografi kelompok yang terdiri dari tujuh orang penari putri, dua orang penari putra untuk menarikan tari Gendang Beleq yang ditarikan oleh pemusik,

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari wayang adalah salah satu genre atau rumpun tari yang terdapat di Jawa Barat. Tari wayang sendiri merupakan tari yang menceritakan tokoh atau peristiwa yang terdapat

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

3. Karakteristik tari

3. Karakteristik tari 3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran

Lebih terperinci

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel Yudiaryani PENDAHULUAN Unsur yang paling mendasar dari naskah adalah pikiran termasuk di dalamnya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

TARI SELOKA KUSUMAYUDA

TARI SELOKA KUSUMAYUDA 1 TARI SELOKA KUSUMAYUDA DALAM RANGKA WISUDA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 23 FEBRUARI 2013 Disusun oleh: Herlinah JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penciptaan karya tari ini merupakan penuangan ide serta kreativitas penata

BAB V PENUTUP. Penciptaan karya tari ini merupakan penuangan ide serta kreativitas penata BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penciptaan karya tari ini merupakan penuangan ide serta kreativitas penata tari yang dilatar belakangi oleh ketertarikannya pada karakter Zombie yang menjadi gagasan dalam konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

SEKARTAJI. Kata Kunci: Karakter, Tokoh, dan Sekartaji

SEKARTAJI. Kata Kunci: Karakter, Tokoh, dan Sekartaji SEKARTAJI Arsyah Isnaini arsyahisnaini@gmail.com Dr. Anik Juwariyah, M. Si anik_ju1968@yahoo.com Program Studi S1 Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Karya

Lebih terperinci

Kata Kunci : In Control, Keseimbangan, Liris

Kata Kunci : In Control, Keseimbangan, Liris Keseimbangan Dalam Gerak Liris Pada Karya Tari In Control Oleh : Nihayah 12020134020 Email: nihayah09@gmail.com Dosen Pembimbing: Dra Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum Abstrak Karya tari In Control merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah masuknya budaya barat yang ikut mempengaruhi perubahan serta perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni yang kolektif, pertunjukan drama memiliki proses kreatifitas yang bertujuan agar dapat memberikan

Lebih terperinci

Kata kunci : Tari Srimpi Guitar, koreografi

Kata kunci : Tari Srimpi Guitar, koreografi TARI SRIMPI GUITAR KARYA TIEN KUSUMAWATI (KAJIAN KOREOGRAFI) Rizky Putri Septi Handini Dra. Veronica Eny Iryanti, M.Pd. Mahasiswa Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

PROSES PENCIPTAAN TARI SILONGOR DI SMP NEGERI 2 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE ABSTRAK

PROSES PENCIPTAAN TARI SILONGOR DI SMP NEGERI 2 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE ABSTRAK PROSES PENCIPTAAN TARI SILONGOR DI SMP NEGERI 2 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE Mulia Ernita 1*, Ahmad Syai 1, Tengku Hartati 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu dalam rangka membentuk generasi bangsa yang memiliki karakter dengan kualitas akhlak mulia, kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

VISUALISASI CINTA TERLARANG DALAM BENTUK PENYAJIAN KARYA TARI RISTA

VISUALISASI CINTA TERLARANG DALAM BENTUK PENYAJIAN KARYA TARI RISTA VISUALISASI CINTA TERLARANG DALAM BENTUK PENYAJIAN KARYA TARI RISTA Parrisca Indra Perdana Pembimbing : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum ABSTRAK Fenomena cinta terlarang saat ini sering terdengar dikalangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bagong Kussudiardja adalah seniman besar Indonesia yang mengabdikan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bagong Kussudiardja adalah seniman besar Indonesia yang mengabdikan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bagong Kussudiardja adalah seniman besar Indonesia yang mengabdikan hidupnya pada seni dan ia dianggap salah satu maestro tari dunia. Kiprahnya dalam seni tari sejak 1950-an

Lebih terperinci

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar 1. Deskripsi Garapan Abimanyu Wigna merupakan tari kreasi baru yang ditarikan oleh 5 orang penari putra, bertemakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kesenian diubah menjadi seni budaya, sesuai kurikulum itu pula mata pelajaran seni budaya mencakup

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Institut Seni Indonesia Yogyakarta. terpendam dalam diri masyarakat Baduy Dalam, mereka tetap selalu ingat

BAB V PENUTUP. Institut Seni Indonesia Yogyakarta. terpendam dalam diri masyarakat Baduy Dalam, mereka tetap selalu ingat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penggarapan kerya tari ini merupakan suatu ide kreatif yang di latarbelakangi dari kehidupan Masyarakat Suku Baduy Dalam. karya tari ini berjudul tantu yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kini, di antaranya; Tari Topeng, Tari Keurseus, Tari Wayang, Tari Tjetje

BAB I PENDAHULUAN. kini, di antaranya; Tari Topeng, Tari Keurseus, Tari Wayang, Tari Tjetje BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Barat memiliki genre tari yang masih bertahan hingga era kini, di antaranya; Tari Topeng, Tari Keurseus, Tari Wayang, Tari Tjetje Soemantri, Tari Penca,

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas/Semester : IX (sembilan) / I (satu) Mata Pelajaran : Seni Budaya SILABUS PEMBELAJARAN Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Mengidentifikasi seni rupa murni yang

Lebih terperinci

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK 48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

Wujud Garapan pakeliran Jaya Tiga Sakti Kiriman I Gusti Ngurah Nyoman Wagista, Mahasiswa PS. Seni Pedalangan ISI Denpasar. Wujud garapan pakeliran

Wujud Garapan pakeliran Jaya Tiga Sakti Kiriman I Gusti Ngurah Nyoman Wagista, Mahasiswa PS. Seni Pedalangan ISI Denpasar. Wujud garapan pakeliran Wujud Garapan pakeliran Jaya Tiga Sakti Kiriman I Gusti Ngurah Nyoman Wagista, Mahasiswa PS. Seni Pedalangan ISI Denpasar. Wujud garapan pakeliran Jaya Tiga Sakti ini adalah garapan pakeliran inovativ

Lebih terperinci

BAB VIII TATA BUSANA. STANDAR KOMPETENSI: Mampu memahami Hakikat Tata Busana

BAB VIII TATA BUSANA. STANDAR KOMPETENSI: Mampu memahami Hakikat Tata Busana BAB VIII TATA BUSANA STANDAR KOMPETENSI: Mampu memahami Hakikat Tata Busana KOPETENSI DASAR: Menyebutkan pengertian Busana Menyebutkan Tujuan dan Fungsi Busana Menyebutkan perlengkapan Busana Menyebutkan

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2007 KATA PENGANTAR Puji syukur penata panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA Oleh : I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn. JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2009 KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi

Lebih terperinci

MENGUNGKAP NILAI PERJUANGAN MELALUI KETERBATASAN RUANG GERAK DALAM KARYA STRUGGLE

MENGUNGKAP NILAI PERJUANGAN MELALUI KETERBATASAN RUANG GERAK DALAM KARYA STRUGGLE MENGUNGKAP NILAI PERJUANGAN MELALUI KETERBATASAN RUANG GERAK DALAM KARYA STRUGGLE Oleh :Intan Falahandini NIM. 10020134238 Intanwidianto92@gmail.com Pembimbing : Drs. Peni Puspito, M. Hum ABSTRAK Karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam seni tari, kita mengenal berbagai unsur yang satu sama lain saling membutuhkan. Unsur pendukung dalam sebuah tarian tidak bisa lepas dari satu tarian

Lebih terperinci

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Seni merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia dan bagian dari kebudayaan yang diciptakan dari hubungan manusia dalam lingkungan sosialnya, seni

Lebih terperinci

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global Oleh: Dyah Kustiyanti Tradisi biasanya didefinisikan sebagai cara mewariskan pemikiran, pandangan hidup, kebiasaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan boneka tiruan rupa manusia yang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggabungkan beberapa unsur seni. Wayang Golek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banten sebagai bagian dari negara Kesatuan Republik Indonesia, memiliki keanekaragaman bentuk dan jenis seni pertujukan. Seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala * BENTUK PENYAJIAN TARI LINGGANG MEUGANTOE DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Janurul Aina 1*, Taat Kurnita 1, Cut Zuriana 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Kebudayaan a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran KESENIAN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA Muhamad Maladz Adli NIM 1400082033 PROGRAM STUDI D-3 ANIMASI JURUSAN TELEVISI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM INSTITUT SENI

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Pendekatan Komunikasi Tujuan dari perancangan desain buku cerita bergambar ini merupakan sebagai media informasi yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan budayannya tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Kajian teori pada bab ini akan membahas mengenai pengertian ensiklopedia, ciri-ciri ensiklopedia, cara membaca ensiklopedia, mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil pengematan buatlah definisi tari menurut Anda:

Berdasarkan hasil pengematan buatlah definisi tari menurut Anda: 1. Konsep Tari Definisi tari telah diungkapkan oleh tokoh-tokoh tari, seperti Curt Sach, Hawkins, Kemaladevi, Corie Hartong, Soedarsono, B.P.A Soerjadiningrat, dan sebagainya. Curt Sacs yang mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pagelaran Tata Rias dan Kecantikan ini menyelenggarakan ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. temurun. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari tradisional adalah semua. selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. temurun. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari tradisional adalah semua. selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Kesenian Tradisional Tradisional merupakan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat istiadat yang ada secara turun temurun.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. putri menggunakan properti dhodhog. Tari Reog Dhodhog mulai dikenal oleh

BAB IV KESIMPULAN. putri menggunakan properti dhodhog. Tari Reog Dhodhog mulai dikenal oleh BAB IV KESIMPULAN Tari Reog Dhodhog Kasmaran merupakan tari kerakyatan yang ditarikan berpasangan oleh duabelas penari, terdiri dari enam penari putra dan enam penari putri menggunakan properti dhodhog.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah BAB V KESIMPULAN 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual Kuningan Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah merupakan seni pertunjukan yang biasa tetapi merupakan pertunjukan

Lebih terperinci

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP Universitas Negeri Padang Silabus (Kurikulum 2013) S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP. 19710330.200604.2.001 Reviewer : Prof. Dr. NURHIZRAH GISTITUATI,

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Karya ini memiliki rangsangan dari konsep tiga yang berada di sekitar

BAB III PENUTUP. Karya ini memiliki rangsangan dari konsep tiga yang berada di sekitar BAB III PENUTUP Kesimpulan Karya ini memiliki rangsangan dari konsep tiga yang berada di sekitar lingkungan penulis. Daerah Sunda menjadi lingkungan yang mendominasi dalam karya ini yang diwujudkan berupa

Lebih terperinci

PENYAJIAN VISUAL KOREOGRAFI PENDIDIKAN MBLEKOK NULOG SHEOCIANA RAMELIAH

PENYAJIAN VISUAL KOREOGRAFI PENDIDIKAN MBLEKOK NULOG SHEOCIANA RAMELIAH PENYAJIAN VISUAL KOREOGRAFI PENDIDIKAN MBLEKOK NULOG SHEOCIANA RAMELIAH sheocianarameliah@gmail.com Dr. Hj. Warih Handayaningrum, M. Pd Warih Handayaningrum@Unesa.ac.id Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang 15 BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang motif dengan sumber ide Dewi Sinta dalam cerita pewayangan Ramayana melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rias wajah bukan merupakan suatu hal baru, karena sejak ribuan tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum wanita, dimana setiap bangsa

Lebih terperinci

VISUALISASI ADEGAN KEPRAJURITAN DALAM PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG JATIDUWUR JOMBANG DALAM KARYA TARI NAYAKA

VISUALISASI ADEGAN KEPRAJURITAN DALAM PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG JATIDUWUR JOMBANG DALAM KARYA TARI NAYAKA VISUALISASI ADEGAN KEPRAJURITAN DALAM PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG JATIDUWUR JOMBANG DALAM KARYA TARI NAYAKA Mega Anugerah Ramadhani @megaramadhani11@gmail.com Dra. Eko Wahyuni Rahayu, M.Hum Program Studi

Lebih terperinci

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beragam bentuk dan sajian tari, tidak hanya konvensional tetapi ada pula pertunjukan secara komersil maupun kompetisi. Sajiannya pun beragam, ada tari tradisional, tari

Lebih terperinci

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH 2016 2017 1 Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada orang laindan secara terorganisir dinamakan a katalog b

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Adaptasi dalam Jêmblungan berdampak pada perubahan. garap pertunjukannya sebagai media hiburan. Adalah ngringkês

BAB V KESIMPULAN. Adaptasi dalam Jêmblungan berdampak pada perubahan. garap pertunjukannya sebagai media hiburan. Adalah ngringkês BAB V KESIMPULAN Adaptasi dalam Jêmblungan berdampak pada perubahan garap pertunjukannya sebagai media hiburan. Adalah ngringkês yang diimplementasikan untuk mengubah bentuk pertunjukan Jêmblungan di atas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni karawitan sebagai salah satu warisan seni budaya masa silam senantiasa mengalami proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratu Ester merupakan sebuah kisah heroik seorang wanita yang dicatat dalam alkitab. 1 Kitab Ester mencatat garis besar perjalanan seorang wanita Yahudi keturunan

Lebih terperinci

CAWAN DALAM GARAPAN TARI

CAWAN DALAM GARAPAN TARI Arifni Netrirosa Cawan dalam Garapan Tari CAWAN DALAM GARAPAN TARI Arifni Netrirosa Cawan dalam Garapan Tari merupakan karya tari hasil pengembangan dari etnis Tapanuli Utara. Tapanuli Utara sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negaranegara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat

BAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dilahirkan melalui gerakgerak tubuh manusia. Maka dapat dilihat bahwa hakikat tari adalah gerak. Disamping gerak sebagai

Lebih terperinci

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... Kelas/Semester : IX (sembilan) / I (satu) Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Rupa Standar : 1. Mengapresiasi karya seni rupa. 1.1 Mengidentifikasi seni rupa murni yang diciptakan di daerah

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi. PEMATANGAN GERAK DAN IRINGAN WAYANG TOPENG DESA SONEYAN SEBAGAI USAHA PELESTARIAN KESENIAN TRADISI Rustopo, Fajar Cahyadi, Ervina Eka Subekti, Riris Setyo Sundari PGSD FIP Universitas PGRI Semarang fajarcahyadi@yahoo.co.id

Lebih terperinci