BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembayaran dan sebagai alat tukar-menukar (Abdullah dan Tantri,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembayaran dan sebagai alat tukar-menukar (Abdullah dan Tantri,"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uang 1. Pengetian Uang Uang adalah sesuatu yang bisa diterima oleh umum sebagai alat pembayaran dan sebagai alat tukar-menukar (Abdullah dan Tantri, 2012:44). Uang merupakan kebutuhan masyarakat yang paling utama, juga merupakan kebutuhan pemerintah, produsen, distributor dan konsumen. Menurut Latumaerissa, (2011:22); dikatakan bahwa yang dimaksud dengan uang sesungguhnya adalah sesuatu yang harus diterima oleh umum. Segala sesuatu itu menyangkut unsur kebendaan. Jadi apapun yang nanti dapat diterima oleh umum dikatakan sebagai uang. Sedangkan menurut Mankiw et al. (2012:138), uang merupakan serangkaian aset dalam perekonomian yang biasanya digunakan oleh orang untuk membeli barang dan jasa dari orang lain. 2. Kriteria Uang Menurut Latumaerissa, (2011:6), dalam moneter perbankan terdapat suatu pemahaman bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai uang meliputi: a. Acceptability Uang harus acceptability (disukai oleh umum), yaitu yang dikatakan sebagai uang harus dapat diterima secara umum oleh 9

2 10 masyarakat serta penggunaanya sebagai alat tukar, penyimpan kekayaan, dan sebagainya. b. Stability of Value Sesuatu yang dijadikan uang harus memiliki stability of value (nilai yang stabil). Stabil tidak berarti nilainya tetap, tetapi berfluktuasi dengan nilai yang tidak terlalu Lajam. c. Elasticity of Supply Sesuatu yang dikategorikan sebagai persediaan uang dalam perekonomian harus berada dalam jumlah yang cukup untuk menjamin proses tukar menukar. Jumlah uang yang beredar harus mencukupi kebutuhan perekonomian (dunia usaha). d. Portability Karena uang dipakai sebagai alat pembayaran dan alat tukar maka dalam setiap transaksi ekonomi yang modern orang selalu menggunakan uang. Oleh karena itu, uang harus mudah diangkut dan dibawa kemana-mana (portability) dengan jumlah fisik yang kecil, tetapi nilai nominalnya besar. Hal ini jika dalam proses pertukaran uang dibawa dalam satuan dan jumlah fisik. e. Durability Karena sifatnya sebagai uang kartal maka jenis uang ini selalu digunakan dalam kegiatan ekonomi masyarakat dan beredar dari tangan ke tangan masyarakat setiap hari. Oleh karena peredarannya itu, maka nilai fisik dari uang harus tetap dijaga agar tidak mudah

3 11 rusak (durability), sehingga harga uang itu sendiri tidak turun. f. Divisibility kriteria uang divisibility adalah uang harus dicetak dan diedarkan oleh Bank Indonesia, harus meliputi semua satuan baik yang kecil maupun yang besar sehingga mempermudah pertukaran/mudah dibagi-bagi. Uang digunakan untuk memperlancar berbagai transaksi, baik dalam jumlah bcsar maupun kecil, sehingga uang dari berbagai nilai nominal (satuan) harus dicetak untuk mencukupi dan memperlancar transaksi jual-beli tersebut. 3. Fungsi Uang Fungsi uang yang penting yaitu suatu benda yang dipergunakan oleh masyarakat sebagai alat tukar-menukar dalam pembayaran dan sebagainya (Abdullah dan Tantri, 2012:44). Adapun fungsi uang meliputi a. Alat tukar menukar Fungsi uang sebagai alat tukar-menukar didasarkan pada kebutuhan manusia yang mempunyai barang dan kebutuhan manusia yang tidak mempunyai barang dan kebutuhan manusia yang tidak mempunyai barang di mana uang adalah bagai perantara di antara mereka. b. Satuan hitung Fungsi uang sebagai satuan hitung atau unit of account adalah uang sebagai alat yang digunakan untuk menunjukkan nilai barang dan jasa yang diperjualbelikan di pasar dan bcsarnya kekayaan yang bisa dihitung berdasarkan penentuan harga dari barang tersebut.

4 12 c. Penimbunan kekayaan Fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan akan bisa memengaruhi jumlah uang kas yang ada pada masyarakat. Masyarakat yang mempunyai uang bisa menggunakan uang tersebut untuk dibelanjakan, tapi juga bisa disimpan untuk keperluan yang lain di kemudian hari. Penyimpan uang dalam bentuk uang tunai bisa disimpan di rumah sendiri ataupun disimpan pada bank atau pada pihak-pihak lain. d. Standart pencicilan hutang Fungsi uang sebagai standar untuk melakukan pembayaran berjangka atau pencicilan utang. Penggunaan uang sebagai standar pencicilan utang erat berkaitan dan bersamaan waktunya dengan penerimaan masyarakat sebagai alat ukur ataupun alat satuan hitung. 4. Jenis-jenis Uang Dalam masyarakat akan terlihat berbagai macam jenis uang yang beredar sejak dahulu hingga sekarang. Dari perkembangan-perkembangan penggunaan uang pada masa lalu dan sekarang, kita akan melihat beberapa macam atau jenis uang yang beredar di masyarakat. Adapun secara rinci jenis uang menurut Abdullah dan Tantri,(2012:48), sebagai berikut: a. Berdasarkan Bahan (Uang Logam dan Uang Kertas) StandarEmas Dalam hal ini ada kesatuan hitung yang dipergunakan sebagai standar di mana ada standar baku emas, baku perak, dan standar kembar. Standar emas mempunyai beberapa bentuk yaitu: baku uang

5 13 emas,baik inti emas, baku wesel emas dan baku cadangan emas. Standar Perak Dalam standar perak berarti mata uang peraklah yang paling diutamakan sebagai alat penukaran. Tetapi negara yang menggunakan mengalami berbagai kesulitan karena sulitnya diterima secara umum oleh negara lain, tidak seperti halnya pada standar emas, karena itu standar emas tentu lebih menguntungkan daripada standar perak. Standar Kembar Negara yang menggunakan standar kembar berarti emas. dan perak dua-duanya bercdar dalam standar moneter negara tersebut, di mana semua uang yang bercdar baik emas maupun perak dapat ditukarkan dengan secara bebas dan kedua-duanya merupakan alat pembayaran yang sah sampai jumlah yang tidak terbatas. Full Bodied and Token Money Full bodied and token money adalah uang yang bertanda atau uang yang nilai intrinsiknya sama dcngan nilai nominalnya, atau uang yang nilainya sebagai suatu barang untuk tujuan yang bersifat moneter. b. Uang Kertas Uang kertas yang sekarang kita gunakan sebagai alat pembayaran yang sah untuk melakukan tukar-menukar dan sebagai fungsi yang lain adalah uang paling populer dan digunakan di seluruh dunia. Alasan penggunaan uang kertas; 1) Ongkos pembuatannya lebih murah daripada pembuatan uang logam, 2) Kertas mudah dibawa dari suatu tempat ke tempat yang lain, 3) Mudah memenuhi kebutuhan

6 14 uang Negara apabila ada penambahan. c. Uang Giral dan Near Money Uang giral (giro, rekening koran, ataupun cek), dilakukan karena dengan uang yang diperlukan dalam penyelesaian transaksi dapat dengan mudah dituliskan dan diberikan kepada orang yang berkepentingan dan untuk menukarkan sejumlah yang tertera dalam cek tersebut yang bersangkutan dapat menukarkannya dengan uang kartal di bank. B. Penawaran Uang 1. Pengertian Penawaran Uang Jumlah uang atau penawaran uang berkaitan dengan jumlah uang yang beredar, yaitu uang kartal dan uang giral (Abdullah dan Tantri,(2012:53). Kedua macam uang itu adalah uang yang digunakan dalam kehidupan masyarakat untuk berbagai keperluan yaitu keperluan pembayaran transaksi, jual-beli untuk digunakan sebagai pengukuran nilai ataupun digunakan sebagai media untuk melakukan pembayaran transaksi, jual-beli untuk digunakan sebagai pengukur nilai ataupun digunakan sebagai media untuk melakukan pembayaran berjangka. Jumlah uang yang beredar tersebut di atas bisa diciptakan oleh Bank Sentral yaitu bank yang mencetak dan mengedarkan uang dan uang yang diciptakan oleh bank khusus bank-bank umum atau bank komesial. Sementara itu, kecepatan peredaran uang sangat besar pengaruhnya dalam perekonomian terutama perpindahan uang dari satu tempat ke tempat lain atau sering juga

7 15 dikatakan sebagai arus uang. Sedangkan Jumlah Uang Beredar dalam arti sempit menurut McEachern (2000:281) yaitu M1, yaitu ukuran Jumlah Uang Beredar yang terdiri dari uang kartal (kertas dan logam) yang dipegang oleh masyarakat non-bank, simpanan dalam bentuk giro, dan travelers check. Sedangkan definisi dalam arti lebih luas Jumlah Uang Beredar adalah M2; yaitu agregat moneter yang meliputi M1, saving deposit, time deposit berjumlah kecil, serta money market mutual fund account; dan M3 terdiri dari M2 ditambah time deposit berjumlah besar (McEachern, 2000:283). 2. Nilai uang dan Jumlah Uang Kaitan nilai uang dengan jumlah uang yaitu kuantitas daripada uang. Ada beberapa teori tentang nilai uang dan jumlah yang dikenal dengan teori kuantitas (Abdullah dan Tantri,(2012:54). a. Kuantitas Ricardo Teori ini disebut dengan teori jumlah yang sederhana atau asli adalah teori yang memerhatikan hubungan yang khusus antara lain uang dengan jumlah uang. Ricardo menyimpulkan bahwa jumlah uang dan nilai uang mempunyai hubungan yang terbaik, sehingga ia berpendapat jika uang menjadi dua kali lipat banyaknya maka nilai uang akan turun juga dua kali lipat atau setengah dari harga semula. Pendapat Ricardo di atas yang kemudian kita hubungkan antara nilai uang dengan harga (price) maka definisi dari teori Ricardo adalah sebagai berikut: bila jumlah uang naik dua kali lipat,

8 16 harga akan naik juga dua kali lipat, demikian sebaliknya bila jumlah uang turun dua kali lipat maka harga juga akan menjadi setengah dari semula. Rumus dari teori Ricardo digambarkan seperti di bawah ini: M Kp atau P = 1/k x M Keterangan : M : jumlah uang, P : tingkat harga ; k : faktor yang tetap bila segala sesuatu tidak berubah. b. Teori Kuantitas Irving Fisher Teori ini merupakan kelanjutan dari Ricardo yang disempurnakan lagi yaitu dengan memperhitungkan kecepatan peredaran uang, peredaran barang dan jasa. Rumus dari Irving Fisher adalah sebagai berikut: MxP=VxT Keterangan : M : Money V T P : Velocity of Circulation of Money : Volume of trade : Price c. Kuantitas Robertson di bawah ini: Teori kuantitas Robertson diformulasikan dalam rumus seperti

9 17 M = KTP Keterangan : M : Money k T P : faktor yang tetap bila segala sesuatu tidak berubah : Volume of trade : Price d. Kuantitas dari Marshall Banyak pandangan-pandangan dari Marshall dan Fisher yang dipergunakan dalam teori moneter di mana Marshall menitik beratkan perhatian pada hubungan antara jumlah uang dengan harga dan dikaitkan dengan pendapatan nasional. Oleh karena itu, pendapatan nasional diperoleh dari hasil 0 atau output yang merupakan hasil dari keseluruhan produksi yang bila dikalikan dengan nilai uangnya adalah sama dengan E atau pendapatan nasional. Rumusnya adalah sebagai berikut: M = ky Keterangan : M k Y : Money : faktor yang tetap bila segala sesuatu tidak berubah : Income 3. Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang Bank Sentral memiliki sejumlah instrumen untuk mempengaruhi jumlah uang dalam perekonomian dan Suku Bunga umum secara tidak

10 18 langsung dan secara signifikan atau tidak. Instrumen-instrumen tersebut menurut Fabozzi, et al (1999:87) meliputi: a. Kewajiban cadangan/cadangan Cadangan-cadangan perbankan memainkan peranan penting dalam sistem perbankan dan moneter dan berhubungan secara langsung dengan pertumbuhan Jumlah Uang Beredar. Secara umum, semakin tinggi tingkat pertumbuhan cadangan, semakin tinggi tingkat perubahan uang beredar. b. Operasi pasar terbuka Operasi Pasar Terbuka, dilakukan dengan membeli atau menjual sekuritas-sekuritas pemerintah bagi kepentingannya sendiri di pasar-pasar utang terbuka. Bank-bank individual yang cadangannya naik umumnya akan memberikan pinjaman baru, sama dengan deposito-deposito baru dikurangi cadangan wajib, karena pinjaman menghasilkan bunga sedangkan cadangan tidak. Pinjaman baru tersebut menggambarkan pertumbuhan Jumlah Uang Beredar. c. Open Market Repurchase agreements Open Market Repurchase agreement, sebenarnya lebih umum dari penjualan atau pembelian. Dalam suatu repurchase agreement. Pembelian sekuriras dalam jumlah tertentu dari penjual yang setuju untuk membeli kembali sekuritas dalam jumlah yang sama dengan harga yang lebih tinggi beberapa waktu yang akan datang, biasanya beberapa minggu. Tentu saja, perubahan temporer dalam cadangan-

11 19 cadangan perbankan ini mengubah kemampuan bank-bank untuk memberikan pinjaman dan pada akhirnya, mendorong pertumbuhan uang beredar untuk jangka waktu sementara. d. Suku Bunga diskonto. Suku Bunga diskonto merupakan instrumen yang paling tidak efektif dan pemanfaatannya dalam kebijakan moneter terus menurun. Perubahan-perubahan dalam Suku Bunga diskonto sebagian besar berfungsi sebagai sinyal kepada publik mengenai keinginannya untuk mengubah tingkat pertumbuhan Jumlah Uang Beredar. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi supply uang di Indonesia menurut Wijaya dan Hadiwigeno (1981:43) meliputi: a. Sektor pemerintah Besarnya kontribusi sektor pemerintah dalam kenaikan supply uang disebabkan karena defisit anggaran belanja. Defisit anggaran belanja dapat dilihat dari pendapatan dan pengeluaran pemerintah secara terpisah. Disisi lain pendapatan pemerintah merupakan bagian dari GDP yang tergantung pada perdagangan luar negeri. b. Permintaan Investasi (swasta) Meningkatnya persentase investasi atas GDP akan menambah besarnya bagian sektor non-pemerintah dalam kenaikan penawaran uang. c. Perdagangan Luar Negeri Surplusnya ekspor disektor perdagangan luar negeri membantu menyerap daya beli yang besar dari kenaikan penawaran

12 20 uang. d. Permintaan Konsumsi Permintaan konsumsi merupakan salah satu komponen permintaan agregatif selalu stabil. Adanya pemisahanan antar desa dan kota yang sangat peka terhadap perubahan-perubahan moneter. Dan kenaikan harga yang terjadi menyebabkan kenaikan permintaan yang lain dalam arti uang dan kenaikan permintaan konsumsi secara keseluruhan berdasarkan fungsi konsumsi yang stabil. e. Harga-Harga Perubahan harga menyebabkan perubahan pada nilai GDP secara nominal. C. Produk Domestik Bruto 1. Pengertian Produk Domestik Bruto Menurut Mankiw et al. (2012:6), Produk Domestik Bruto adalah nilai pasar dari seluruh barang dan jasa jadi yang diproduksi di suatu negara pada periode tertentu. Adapun tujuan GDP adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu (Mankiw, 2007:17). 2. Komponen Produk Domestik Bruto Untuk memahami bagaimana ekonomi memanfaatkan sumber daya langka, para ekonom sering tertarik utnuk memeperlajari kompisisi PDB dari berbagai jenis pembelanjaan. Produk Domestik Bruto yang dilambangkan dengan Y dibagi menjadi empat komponen, yaitu konsumsi

13 21 yang dilambangkan dengan C, Investasi yang dilambangkan dengan I, belanja pemerintah yang dilambangkan dengan G dan ekspor neto yang dilambangkan dengan NX (Mankiw et al. 2012:10), Y = C + I + G + NX Keterangan : a. Konsumsi Konsumsi adalah pembelanjaan rumah tangga untuk barang dan jasa. Barang meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk barang awet dan barang tidak awet. Jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata. b. Investasi Investasi adalah pembelian barang yang akan digunakan pada masa depan untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak. Investasi adalah jumlah pembelian peralatan modal, persediaan, dan bangunan atau struktur. c. Belanja Pemerintah Belanja pemerintah meliputi pengeluaran untuk barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah. Belanja pemerintah mencakup upah pegawai negeri dan pengeluaran untuk pekerjaan umum. d. Ekspor Neto Ekspor neto sama dengan pembelian barang produksi domestik oleh warga asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian barang asing oleh warga domestik (impor). Penjualan dilakukan oleh perusahaan

14 22 domestik kepada pembeli luar negeri. 3. Perhitungan Produk Domestik Bruto Perhitungan Produk Domestik Bruto dapat dilakukan dengan tiga pendekatan (Nanga, 2005:19), meliputi a. Pendekatan pengeluaran Pendekatan pengeluaran (expenditure approach) adalah suatu pendekatan dimana Produk Domestik Bruto diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh permintaan akhir (final demand) atas ouput yang dihasilkan di dalam perekonomian, diukur pada harga pasar yang berlaku. Dengan kata lain Produk Domestik Bruto adalah penjumlahan nilai pasar dari permintaan sektor rumah tangga untuk barang-barang konsumsi dan jasa, pengeluaran sektor bisnis untuk investasi, pengeluaran sektor pemerintah untuk barang dan jasa dan pengeluaran sektor luar negari untu ekspor dan impor. Pendekatan pengeluaran ini dapat dituliskan derngan rumus: Y = C +I + G+NX b. Pendekatan pendapatan Pendekatan pedapatan (income approch) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendaptan dari berbagai faktor produksi yang menyumbang terhadap proses produksi. Adapun unsur-unsur atau jenis pendapatan yang membentuk pendapatan nasional meliputi:

15 23 a. Konpensasi untuk pekerja Konpensasi untuk pekerja yang terdiri atas upah dan gaji plus suplement terhadap upah dan gaji. b. Keuntungan perusahaan Keuntungan perusahaan yang merupakan konpensasi kepada pemilik perusahaan, dimana sebagian daripadanya digunakan untuk membayar pajak keuntungan perusahan, sebagian lagi untuk pemegang saham, dan sebagian lagi ditabung oleh perusahaan sebagai laba perusahaan yang tidak dibagikan. c. Pendapatan usaha perorangan Pendapatan usaha perorangan, yang merupakan konpensasi untuk penggunaan tenaga kerja dan submersumber dari self-employed persons, dan lain-lain. d. Pendapatan sewa Pendapatan sewa, yang merupakan konpensasi para pemilik tanah, rental busines and residential properties e. Bunga Netto Bunga netto terdiri atas bunga yang dibayarkan oleh perusahaan kurangi bunga diterima oleh perusahaan ditambah bunga netto yang diterima dari luar negeri Secara ringkas pendekatan pendapatan dapat dituliskan dalam rumus :

16 24 NI = Y w + Y r +Y i +Y +Y Dimana Y w adalah pendapatan dari upah, gaji dan pendapatan lainnya sebelum dikenakan pajak, Y r adalah pendapatan bersih dari sewa, Y i adalah pendapatan dari bungan, Y,Y adalah pendapatan dari keuntungan perusah dan pendapatan lain sebelum pengenaan pajak. Sehingga apabila pendapatan nasional ditabamh dengna pajak tidak langsung akan diperoleh produk domestik netto, dan apabila NDP ditambah lagi dengan penyusutan atau depresiasi, maka akan diperoleh Produk Domestik Bruto (GDP). c. Pendekatan produksi Pendekatan produksi diperoleh degan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oelh berbagai sektor di dalam perekonomian. Jadi, GDP menurut pendekatan produksi merupakan penjumlahan dari hasil perkalian antara kuantitas atua jumlah masing-masing barang dan jasa dengan harga dari barang atau jasa tersebut. 4. Macam Produk Domestik Bruto Macam Produk Domestik Bruto di bagi menjadi dua (Nanga, 2005: 28), meliputi: a. Produk Domestik Bruto Nominal Produk Domestik Bruto Nominal adalah produk domestic yang dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku, dan belum disesuaikan

17 25 dengan perubahan yang terjadi dalam peningkatan harga barang. b. Produk Domestik Bruto Riil Produk Domestik Bruto Riil adalah produk domestik yang dihitung berdasarkan harga konstan atau harga tahun dasar 5. Hubungan Produk Domestik Bruto terhadap Uang Beredar Hubungan Produk Domestik Bruto dengan kuantitas uang bisa dilihat dari sisi pemintaan uang. Menurut McEachern (2000:303) kuantitas uang yang diminta berhubungan terbalik dengan harga memegang uang, yaitu tingkat bunga. Tingkat bunga dan GDP riil diasumsikan konstan, sehingga apabila salah satu saja meningkat, permintaan uang juga akan meningkat. Melalui persamaan pertukaran yang merupakan salah satu cara untuk mengekpresikan hubungan transaksi dalam perekonomian yang meliputi dua tahap petukaran: penjual menyerahkan barang dan jasanya untuk uang, dan pembeli menyerakan uang yang sama nilainya dengan harga yang telah disetuji. Adapun persamaan pertukaran yaitu Jumlah Uang Beredar (M) dikalikan kecepatan peredaran uang (V) sama dengan GDP nominal; GDP nominal merupakan perkalian antara tingkat harga (P) dan GDP riil (Y) (McEachern 2000:309), secara ringkat dapat dituliskan dalam persamaan berikut M x V = P x Y Persamaan pertukaran ini merupakan cara untuk menjelaskan tingkat harga dalam perekonomian yang menyatakan bahwa belanja total

18 26 (M x Y) adalah selalu sama dengan penerimaan total (PxY). Selain itu hubungan antara GPD dan Jumlah Uang Beredar menurut Wijaya dan Hadiwigeno (1981:37) mengatakan bahwa hubungan antara supply uang dan harga-harga tentu saja tergantung pada perkembangan pendapatan riil. D. Suku Bunga 1. Pengertian Suku Bunga Menurut McEachern (2000:138), bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman. Sedangkan Suku Bunga adalah bunga per tahun sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Sedangkan menurut Dornbusch, et al. (2008:43), tingkat Suku Bunga menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau investasi, di atas perjanjian pembayaran kembali, yang dinyatakan dalam persentase tahunan. Menurut Fabozzi, et al (1999:204). Suku Bunga adalah harga yang dibayar "peminjam" ("debitur") kepada "pihak yang meminjamkan" ("kreditur") untuk pemakaian sumber daya selama interval waktu tertentu. Jumlah pinjaman yang diberikan disebut prinsipal dan harga yang dibayar biasanya diekspresikan sebagai persentase dari prinsipal per unit waktu (umumnya > setahun) Suku Bunga yang menyediakan jangkar bagi Suku Bunga-Suku Bunga yang lain yaitu, Suku Bunga riil jangka pendek yang bebas risiko. Suku Bunga riil adalah Suku Bunga yang akan berlaku dalam perekonomian jika harga rata-rata barang dan jasa diperkirakan tetap konstan selama usia pinjaman. Suku Bunga bebas-risiko adalah Suku

19 27 Bunga pinjaman di mana peminjamnya tidak akan gagal memenuhi kewajiban apa pun. Yang dimaksud dengan jangka pendek adalah Suku Bunga dari pinjaman yang akan jatuh tempo dalam satu tahun. Semua Suku Bunga yang lain berbeda dengan Suku Bunga ini sesuai dengan aspek-aspek tertentu dari pinjaman. 2. Penentuan Suku Bunga a. Pendekatan Klasik Fisher Irving Fisher menganalisis penentuan tingkat Suku Bunga dalam ekonomi dengan mengkaji mengapa orang-orang menabung (mengapa mereka tidak mengkonsumsi semua surnber daya mereka) dan mengapa orang lain yang meminjam (Fabozzi, et al (1999:204). Teori Fisher dalam konteks sebuah perekonomian hanya terdiri dari para individu yang melakukan konsumsi dan menabung penghasilan berjalan mereka, perusahaan-perusahaan yang meminjam penghasilan yang tidak dikonsumsi dan berinvestasi suatu pasar tempat di mana para penabung memberi pinjaman sumber daya kepada para peminjam, dan proyek-proyek tempat perusahaan berinvestasi. Adapun penentuan Suku Bunga secara detail sebagari berikut: 1) Keputusan untuk Menabung dan Meminjam Faktor utama yang mempengaruhi keputusan untuk menabung adalah preferensi pilihan waktu marginal (marginal rate of time preference) seorang individu, yaitu kemauan untuk menukarkan sebagian konsumsi sekarang dengan konsumsi di masa depan. Faktor lain yang mempengaruhi keputusan menabung

20 28 adalah penghasilan, balas jasa (kompensasi) bagi tabungan, atau tingkat bunga untuk pinjaman yang diberikan oleh para penabung, jika Suku Bunga naik, setiap individu akan mau menabung lebih banyak, terlepas dari rate of time preference-nya. 2) Ekuilibrium di Pasar Suku Bunga ekuilibrium ditentukan oleh interaksi antara fungsi penawaran dan permintaan. Sebagai biaya bagi peminjam dan juga balas jasa bagi yang meminjamkan, Suku Bunga harus mencapai titik di mana total penawaran tabungan sama dengan total permintaan bagi peminjam dan investasi. 3) Suku Bunga riil dan Suku Bunga nominal. Pertimbangan perbedaan antara Suku Bunga nominal dengan Suku Bunga riil. Bunga riil adalah pertumbuhan daya konsumsi selama usia pinjaman. Bunga nominal, adalah jumlah unit moneter yang harus dibayar per unit yang dipinjam, dan, sebenarnya, merupakan Suku Bunga pasar dari pinjaman. b. Loanable Fund Theory Teori ini menyatakan bahwa tingkat Suku Bunga umum ditentukan oleh interaksi kompleks dari dua faktor. Yang pertama adalah total permintaan dana oleh perusahaan-perusahaan, pemerintah, dan rumah tangga (atau individu-individu), untuk melakukan berbagai macam aktivitas ekonomi dengan dana tersebut. Permintaan ini berhubungan negatif dengan Suku Bunga (kecuali permintaan

21 29 pemerintah). Faktor kedua yang mempengaruhi tingkat bunga adalah total penawaran dana dari perusahaan-perusahaan, pemerintah, dan individu-individu. Penawaran berhubungan positif dengan Suku Bunga, jika semua faktor ekonomi yang lain konstan. Jika Suku Bunga meningkat, perusahaan-perusahaan dan individu-individu akan menabung dan meminjamkan lebih banyak, dan bank-bank terdorong untuk memberikan pinjaman lebih banyak. c. Liquidity Preference Theory Liquidity preference theory (teori preferensi/hasrat likuiditas), menganalisa Suku Bunga ekuilibrium melalui interaksi penawaran uang dengan permintaan agregat publik untuk memegang uang. Keynes mengasumsikan bahwa sebagian besar individu memegang kekayaan hanya dalam dua bentuk: "uang" dan "obligasi". Uang ekuivalen dengan valuta dan rekening giro (demand deposits), yang tidak membayar bunga (atau mem-bayar bunga sangat rendah), tetapi sangat likuid dan bisa digunakan bagi transaksi. Obligasi mewakili kategori yang luas dan melipuri aset-aset keuangan jangka panjang yang membayar bunga, tidak likuid dan memiliki sejumlah risiko karena harga aset-aset ini bervariasi dan berhubungan terbalik dengan tingkat Suku Bunga. 3. Hubungan Suku Bunga Terhadap Jumlah Uang Beredar Menurut Hubbard (1997) dan Laksmono (2001), bunga adalah biaya yang harus dibiayai oleh peminjam (borrower) atas pinjaman yang

22 30 diterima dan imbalan lender atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak (spending) atau menabung (saving). Menurut Kem dan Guttman (1992) seperti diuraikan Laksmono (2001) menganggap bahwa suku bunga merupakan sebuah harga dan sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dengan penawaran. Analisis John Maynard Keyness dalam teorinya yang dinamakan Monetary Theory of Interest Rate, menyatakan bahwa tingkat suku bunga ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran. Kondisi ekuilibrim akan terjadi apabila jumlah uang yang diminta sama dengan jumlah uang yang ditawarkan. Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, keinginan masyarakat untuk melakukan pembelanjaan (spending) pun akan menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan peningkatan harga barang. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank dan kecenderungan untuk melakukan pembelanjaan dananya (spending) akan meningkat (Maesaroh dan Triani, 2013). Kenaikan dalam penawaran uang akan menyebabkan turunnya tingkat suku bunga, dan sebaliknya, penurunan jumlah uang yang ditawarkan, akan menyebabkan kenaikan tingkat suku bunga. Sehingga ada dua kemungkinan hubungan yang terjadi antara Suku Bunga dengan Jumlah Uang Beredar. Bedasarkan ulasan diatas maka secara negatif Suku Bunga berpengaruh terhadap Jumlah Uang Beredar.

23 31 E. Penduduk 1. Pengertian Penduduk Penduduk merupakan orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah itu. Misalkan mempunyai bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Secara teori pertumbuhan penduduk yang besar bila diikuti dengan tingkat produktivitas yang tinggi akan menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi tiggi. Tingginya pertumbuhan ekonomi akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan tingkat pendidikan dan pada akhirnya akan mampu memperbaiki mutu dan citra hidup. Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua: a. Orang yang tinggal di daerah tersebut b. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unitunit ekonmi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.

24 32 2. Pertumbuhan Penduduk dalam Ekonomi Moneter Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force) dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, namun kemampuan merangsang pertumbuhan ekonomi bergantung pada kemampuan sistem ekonomi yang berlaku dalam menyerap dan mempekerjakan tenaga kerja yang ada secara produktif. Profesor Kuznets (dalam Todaro, 2000) juga mengemukakan enam karakteristik atau ciri proses pertumbuhan ekonomi sebagai berikut: a. Tingkat pertambahan output perkapita dan pertambahan penduduk yang tinggi. b. Tingkat kenaikan total produktivitas faktor yang tinggi, khususnya produktivitas tenaga kerja. c. Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi. d. Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi. e. Adanya kecenderungan daerah yang mulai atau sudah maju perekonomiannya untuk berusaha menambah bagian-bagian daerah lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku. f. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sepertiga bagian penduduk dunia. Menurut ekonomk klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi secara klasik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi

25 33 oleh produktivitas sektor-sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih baik (Sukirno, 2008). Menurut teori pertumbuhan neo-klasik tradisional, pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi) dan penyempurnaan teknologi (Todaro dan Smith, 2008). Mankiw, Romer dan Weil (MRW) melakukan modifikasi terhadap model pertumbuhan neo-klasik dimana mereka mengusulkan pemakaian variabel akumulasi modal manusia (human capital). Sumber pertumbuhan ekonomi dengan demikian berasal dari pertumbuhan kapital, tenaga kerja dan modal manusia. Hasil estimasi yang dihasilkan dari model MRW ternyata lebih baik dibandingkan dengan model neo-klasik (Mankiw, 2006) Teori pertumbuhan baru memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari hanya sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi menyangkut modal manusia. Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi (Mankiw, 2006)

26 34 Laju pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force) secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Kebenaran hubungan yang positif tersebut tergantung pada kemampuan sistem ekonomi untuk menyerap dan mempekerjakan tambahan pekerja secara produktif. Teori neo-klasik menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang menjelaskan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Sodik et al (2007) dalam penelitiannya berusaha memeriksa pengaruh aglomerasi dalam pertumbuhan ekonomi regional. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi regional salah satunya dipengaruhi oleh angkatan kerja. Teori Solow (Neo-Klasik) juga menyatakan bahwa laju pertumbuhan angkatan kerja. F. Penelitian Terdahulu Interest Rate Transmission Effect on Money Supply: The Nigerian Experience Metode analisis data menggunakan pendekatan autoregressive analysis. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat rediscount minimum dan tingkat tabungan berdampak positif dan signifikan pada pasokan uang. Di sisi lain, Suku Bunga kredit telah membuat dampak negatif tidak signifikan pada penawaran uang. -faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Di Indonesia Periode Metode analisis data menggunakan pendekatan metode estimasi regresi linear.

27 35 Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa serempak (bersama) variabel-variabel independen ( PDB, SBI, PMT), mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (JUB). Dan secara parsial variabelvariabel independent yaitu PDB, PMT mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen (JUB). Sedangkan variabel independent Suku Bunga SBI berpengaruh negatif pada JUB, serta secara keseluruhan dari hasil estimasi menunjukkan bahwa pembentukan modal tetap (PMT) mempunyai pengaruh paling besar terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia. Pertumbuhan PDB, Suku Bunga SBI, IHK, Cadangan Devisa, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar Di In Metode analisis data menggunakan pendekatan metode regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap pertumbuhan Jumlah Uang Beredar (JUB). Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Suku Bunga SB1 terhadap pertumbuhan Jumlah Uang Beredar (JUB). Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan indeks harga konsumen (IHK.) terhadap pertumbuhan Jumlah Uang Beredar (JUB). Terdapat pengaruh positif yang signifikan cadangan devisa (CDS) terhadap pertumbuhan Jumlah Uang Beredar (JUB). Tidak terdapat pengaruh yang signifikan nilai tukar rupiah (ER) terhadap pertumbuhan Jumlah Uang Beredar (JUB).

28 36 r, Produk Domestik Bruto, Cadangan Devisa, Tingkat Suku Bunga, Cadangan Minimum Dan Tingkat Diskonto Dengan Jlmlah Uang Beredar Di Indonesia (1997- Metode analisis data menggunakan pendekatan analisis korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa Ekspor, PDB, cadangan devisa dan cadangan minimum masing-masing memiliki hubungan positif dengan Jumlah Uang Beredar di Indonesia periode Tingkat Suku Bunga (SBI) memiliki hubungan negatif dengan Jumlah Uang Beredar di Indonesia periode Tingkat diskonto dari hasil analisis yang dilakukan tidak memiliki hubungan dengan Jumlah Uang Beredar di Indonesia periode The Amount Of Money Circulating In Indonesia (Review Money Supply (M2) sama variabel tingkat Suku Bunga, kurs, dan PDB berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat Suku Bunga, kurs, dan PDB berpengaruh dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini antara lain, pemerintah maupun pelaku ekonomi yang lain diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi, politik dan keamanan dalam negeri serta Bank Indonesia dapat menurunkan tingkat Suku Bunga, menjaga stabilitas nilai tukar, serta PDB meningkat sehingga Jumlah Uang Beredar dapat dikendalikan.

29 37 Ika, KhoirotuAfifah (2011), dengan judul penelitia Berdasarkan hasil penelitian secara simultan diperoleh F hitung sebesar 62,608 > F tabel sebesar 3,48 maka H0 ditolak dan Hi diterima. Sedangkan uji pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat digunakan uji t, yaitu variabel Kurs Valuta Asing t hitung sebesar 4,910 > t tabel sebesar 2,228 yang berarti secara parsial Kurs Valuta Asing (X 1 ) yang berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia (Y). Variabel Investasi (X 2 ) thitung sebesar 2,443 > t tabel sebesar 2,228 yang berarti secara parsial Investasi (X 2 ) yang berpengaruh secara nyata positif terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y). Variabel Impor (X 3 ) t hitung sebesar - 1,246 < t tabel sebesar 2,228 yang berarti secara parsial Impor (X3) tidak berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y). Variabel Produk Domestik Bruto (X 4 ) t hitung sebesar 8,710 > t tabel sebesar 2,228 yang berarti secara parsial Produk Domestik Bruto (X 4 ) yang berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y). Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data yang dilakukan, maka diketahui bahwa Kurs Valuta Asing (X 1 ), Investasi (X 2 ), Impor (X 3 ),dan Produk Domestik Bruto (X 4 ) berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Y). Dan dari semua variabel bebas yang mempunyai pengaruh paling dominan adalah Kurs Valuta Asing (X 1 ). -Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia Periode 2000-

30 38 Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa cadangan devisa, kurs, dan PDB berpengaruh dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini antara lain Pemerintah, maupun pelaku ekonomi yang lain diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi, politik dan keamanan dalam negeri serta Bank Indonesia dapat menurunkan tingkat Suku Bunga sehingga investasi dapat meningkat sehingga produksi bertambah, ekspor dapat meningkat serta PDB meningkat dan menjaga stabilitas nilai tukar agar Jumlah Uang Beredar dapat dikendalikan. G. Kerangka Penelitian Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu di atas maka kerangka penelitian yang menjelaskan antara variabel independent dan variabel dependen sebagai berikut: GDP Produk Domestik Bruto X1 : Kompetensi SB Suku Bunga JUB Jumlah Uang Beredar JP Jumlah Penduduk Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

31 39 Berdasarkan gambar di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebagaimana di kemukakan oleh McEachern, (2000:309) bahwa dalam persamaan pertukaran, Jumlah Uang Beredar dikalikan kecepatan peredaran uang sama dengan GDP nominal. GDP nominal merupakan perkalian tingkat harga dan GDP riil. Wijaya dan Hadiwigeno (1981:37) mengatakan terdapat hubungan antara supply uang dan harga-harga (tergantung perkembangan pendapatan riil), dengan kata lain terdapat hubungan antara GDP dan Jumlah Uang Beredar. Hal ini diperkuat temuan penelitian Hariani, RS (2010), Purba (2013), Kristiawan (2008), Maesaroh dan Triani (2013), Ika (2011), dan Dimyati (2012) yang menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. Berdasarkan deskripsi hasil analisis tersebut peneliti merumuskan kerangka pemikiran bahwa variabel Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. Factor lain yang mempengaruhi Jumlah Uang Beredar sebagaimana dalam bagan di atas, adalah Suku Bunga. Menurut Maesaroh dan Triani (2013), menyatakan bahwa kenaikan dalam penawaran uang akan menyebabkan turunnya tingkat Suku Bunga dan sebaliknya, penurunan jumlah uang yang ditawarkan akan menyebabkan kenaikan tingkat Suku Bunga. Penelitian yang dilakukan oleh Maesaroh dan Triani (2013), Kristiawan (2008) dan Hariani RS (2010) menyatakan bahwa Suku Bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Purba (2013) dan Ebiringa (2012) menyatakan bahwa

32 40 Suku Bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya, kerangka pemikiran yang diadopsi dalam penelitian ini adalah bahwa variabel Suku Bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. Jumlah uang beredar berkaitan dengan penawaran dan permintaan uang, dan hal ini berhubungan dengan jumlah penduduk. Menurut Todaro (2010:119) menyatakan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk pada akhirnya dihubungkan dengan kenaikan kerja, secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang merangsang pertumbuhan ekonomi. Jika angkatan kerja tersedia dalam jumlah yang lebih besar, berarti tersedia juga lebih banyak pekerja yang produktif, dan jumlah penduduk yang besar akan meningkatkan ukuran potesial pasar domestik. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh peneliti di atas maka dapat dirumuskan bahwa variabel Jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar. H. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu H1 : Diduga Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar pada Negara ASEAN -5 tahun

33 41 H2 : Diduga Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar pada Negara ASEAN -5 tahun H3 : Diduga Jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar pada Negara ASEAN -5 tahun

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value). A. PENDAHULUAN Uang adalah suatu benda atau alat tukar yang diterima oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan pertukaran barang dengan barang atau lainnya. Ciri-ciri uang agar penggunaannya efisien:

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menguasai konsep dan teori uang. 2. Menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya

Lebih terperinci

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Pendahuluan Pada jaman dahulu, perdagangan dilakukan oleh masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pengaruh Variabel Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Bunga Deposito Syakir (1995) dalam penelitiannya yang mengambil judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE. MM BAB II UANG DAN BANK SENTRAL DI INDONESIA 1. DEFINISI UANG 2. SYARAT UANG 3. PERAN/ FUNGSI UANG 4. NILAI WAKTU DARI UANG 5. BANK SENTRAL DI INDONESIA 1. DEFINISI

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang mengambil

Lebih terperinci

Pasar Uang Dan Kurva LM

Pasar Uang Dan Kurva LM Pasar Uang Dan Kurva LM, SE., MM. 1 Permintaan Dan Penawaran Uang Uang Segala sesuatu yg dapat dipakai sebagai alat pembayaran yg sah. Fungsi uang Sebagai satuan pengukur nilai, alat tukar dan penimbun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN 9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Uang dan Lembaga Keuangan Sistem Keuangan di Indonesia Fungsi Uang Komponen uang beredar (Mo,M1, M2, M3) Peran Bank Sentral Perkembangan terbaru kasus uang dan perbankan (Indonesian

Lebih terperinci

melindamelindo.wordpress.com Page 1

melindamelindo.wordpress.com Page 1 BAB 10. Uang - Uang adalah alat pembayaran yang sah yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran A. Fungsi Uang a. Fungsi Asli Uang 1. Alat Tukar Sebagai alat tukar, uang mempermudah manusia dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

Uang Dalam Perekonomian

Uang Dalam Perekonomian Uang Dalam Perekonomian Pengertian Uang Uang adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi Uang memiliki dua nilai, yaitu nilai nominal dan nilai riil. Nilai nominal adalah nilai yang

Lebih terperinci

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Jenis Arus dana Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Neraca Arus Dana (NAD) adalah sistem data finansial yang secara lengkap menggambarkan penggunaan tabungan dan sumber dana lainnya untuk membiayai

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran KTSP Kelas X ekonomi KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami instrumen kebijakan moneter. 2. Memahami kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam tinjauan pustaka iniakan dikemukakan tentang definisi uang, teori-teori permintaan uang, suku bunga, pendapatan nasinonal, dan literatur/studi terkait. Uraian dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Moneter Menurut Nopirin (1987: 51) kebijakan moneter merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Inflasi Salah satu peristiwa modern yang sangat penting dan yang selalu dijumpai dihampir semua negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat dari inflasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertian Inflasi Inflasi adalah suatu proses ketidakseimbangan (disequilibrium) yang dinamis yaitu tingkat harga yang terus - menerus mengalami kenaikan

Lebih terperinci

BAB 11 LANDASAN TEORI

BAB 11 LANDASAN TEORI BAB 11 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Inflasi Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor moneter. Sektor moneter melalui kebijakan moneter digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan II. LANDASAN TEORI A. Investasi 1. Pengertian Investasi Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan beberapa

Lebih terperinci

EKONOMI UANG DAN BANK

EKONOMI UANG DAN BANK EKONOMI UANG DAN BANK Pertemuan ke-1 --- UANG Ratih Kurniasih DEFINISI UANG Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima di dalam pembayaran barang-barang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran utang-utang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi dan Fungsi Uang Uang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari denyut kehidupan ekonomi masyarakat. Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya Manajemen Dana Bank yaitu: Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang

Lebih terperinci

Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N.

Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N. Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N. Gregory Mankiw) Bab 1 1. Jelaskan perbedaan antara makroekonomi dan mikro

Lebih terperinci

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian Putri Irene Kanny Thursday, April 28, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-4 Arus lingkar pendapatan dalam perekonomian tertutup dua sektor Arus lingkar pendapatan

Lebih terperinci

Bab 4 TEORI MONETER (Lanjutan)

Bab 4 TEORI MONETER (Lanjutan) Bab 4 TEORI MONETER (Lanjutan) 1. Teori Jumlah Uang Beredar Mempelajari Teori Jumlah Uang Beredar, berarti mempelajari teori moneter dari sisi penawaran, dan ini merupakan perkembangan baru dalam Teori

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran Uang

Permintaan dan Penawaran Uang Permintaan dan Penawaran Uang Teori Permintaan Uang 1. Quantity Theory of Money 2. Liquidity Preference Theory 3. Milton Friedman Theory Quantity Theory of Money...1 Dikembangkan oleh Irving Fisher Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI INFLASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menjelaskan penyebab inflasi dan dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat. A. INFLASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR PENGERTIAN Uang dalam Arti Sempit (narrow money): daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang

Lebih terperinci

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL 1.1 Pengukuran Pendapatan Nasional Untuk mempermudah perhitungan pendapatan nasional terdapat tiga metode yang digunakan yaitu : 1. Metode Produksi (Production Approach)

Lebih terperinci

c. Sukar dibagi menjaadi bagian yang lebih kecil d. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama e. Nilai uang barang tidak tetap.

c. Sukar dibagi menjaadi bagian yang lebih kecil d. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama e. Nilai uang barang tidak tetap. Uang dan Perbankan 1. Sejarah munculnya uang - Masa barter Pada zaman purba atau pada masyarakat yang masih sangat sederhana, orang belum bisa menggunakan uang. Perdagangan dilakukan dengan cara langsung

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 10 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank Bank sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berasaskan demokrasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi menggambarkan suatu dampak

Lebih terperinci

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011 Mekanisme transmisi Angelina Ika Rahutami 2011 the transmission mechanism Seluruh model makroekonometrik mengandung penjelasan kuantitatif yang menunjukkan bagaimana perubahan variabel nominal membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada. berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada. berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter. Untuk mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1) Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikkan harga satu atau dua barang tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikkan harga barang itu

Lebih terperinci

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter 1 Bank Sentral (BI di Indonesia) Bank Indonesia (BI) - Sebagai Bank Sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 Undangundang RI No. 23 tahun 1999 Lembaga Negara yang

Lebih terperinci

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT A. INFLASI Adalah kecederungan tingkat perubahan harga secara terus menerus, sementara tingkat harga adalah akumulasi dari inflasi inflasi terdahulu. π =

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian oleh masyarakat dan otoritas moneter. Maka dari itu apabila

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian oleh masyarakat dan otoritas moneter. Maka dari itu apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan bagian yang penting bagi kehidupan kita dalam kegiatan sehari hari. Bahkan ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darah dalam sebuah perekonomian.

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP BAB I PENDAHULUAN Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : Raden Okky Murdani P.A. tahun 2010 yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung 27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendapatan Nasional Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung besarnya pendapatan nasional atau produksi nasional setiap tahunnya, yang

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Inflasi. Berdasarkan Tingkat Keparahan;

Jenis-Jenis Inflasi. Berdasarkan Tingkat Keparahan; INFLASI Pengertian Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan dan kenaikan harga itu berlangsung dalam jangka panjang. Inflasi secara umum terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat diperlukan terutama untuk negara-negara yang memiliki bentuk perekonomian terbuka.

Lebih terperinci

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang 1. a-c a. apa saja berbedaan dari kedua teori tersebut? INDIKATOR Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang Subtitusi Rumus (persamaan saldo uang riil) / Kesimpulan penting MILTON FRIEDMAN

Lebih terperinci

Suku Bunga dan Nilai Waktu Uang

Suku Bunga dan Nilai Waktu Uang Suku Bunga dan Nilai Waktu Uang Pengertian Suku Bunga Suku bunga merupakan harga yang dibayar untuk dana atau modal Pergerakan Suku Bunga Suku Bunga S f Teori Loanable Funds Fokus teori ini ada pada penawaran

Lebih terperinci

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017 Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017 1. Ekonomi makro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang membahas? : C. Perekonomian secara agregatif Alasan : Teori Ekonomi Makro adalah suatu cabang ilmu ekonomi

Lebih terperinci

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit EKONOMI KHUSUS 01. Dalam rangka menjaga kestabilan arus uang dan arus barang dalam perekonomian, bank sentral dapat melakukan penjualan dan pembelian surat-surat berharga di bursa efek. Kebijaksanaan bank

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN. Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009).

BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN. Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009). BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN 2.1. Telaah Teoritis Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009). Istilah ini mengacu pada kondisi yang berkonotasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh:

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh: Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Dibuat oleh: Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini Disclaimer Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Bank Sentral di Indonesia Bank Sentral merupakan suatu bank yang tidak menerima simpanan masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter Satuan Acara Perkuliahan 10 Sub Pokok Bahasan: Teori Permintaan Uang Teori Penawaran Uang Keseimbangan Pasar Uang (Kurva LM) Kebijakan Moneter

Lebih terperinci

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menjelaskan jenis dan instrumen

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di

Lebih terperinci

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Sejarah Perkembangan Uang I BARANG BARANG II BARANG UANG ---- BARANG Sejarah Perkembangan Uang I BARANG BARANG II BARANG UANG BARANG BARANG III BARANG UANG BARANG CONTOH BARTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh perkembangan dalam sektor finansialnya. Hal ini disebabkan karena sektor finansial memegang peranan

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182 A. PENGERTIAN Pasar uang (money market) merupakan pasar yang menyediakan sarana pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek. Jangka waktu surat berharga yang diperjualbelikan biasanya kurang dari satu

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

UANG DAN INFLASI. Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman. By. Henny Oktavianti

UANG DAN INFLASI. Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman. By. Henny Oktavianti UANG DAN INFLASI Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman By. Henny Oktavianti Apakah Uang itu? Persediaan aset yang dapat segera digunakan untuk melakukan transaksi Uang yang dipegang (yang ada di tangan) mayarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh factor penentu perilaku investor dalam keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut : 1.Ellen

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Materi Perkuliahan: 1. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi (Konsep dasar ekonomi makro) 2. Aliran kegiatan perekonomian (aliran sirkular atau circular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, khususnya dibidang moneter adalah tentang permintaan uang. Kontroversi tersebut berawal dari dua

Lebih terperinci

Teori Klasik tentang Permintaan Uang

Teori Klasik tentang Permintaan Uang Keseimbangan pasar uang tercapai ketika terjadi keseimbangan antara permintaan uang dengan penawaran uang (Md = Ms). Dari keseimbangan tersebut akan terbentuk kurva LM yang mencerminkan titik-titik keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 73 Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang motif memegang kas, aliran kas dalam perusahaan,

Lebih terperinci

SISTEM MONETER DI INDONESIA

SISTEM MONETER DI INDONESIA Modul ke: Fakultas 14MKCU PEREKONOMIAN INDONESIA SISTEM MONETER DI INDONESIA Program Studi Perekonomian Indonesia DI SUSUN OLEH : -DERY YANTO -HERMAWAN -YULIANTO AJI Latar belakang A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini membahas mengenai studi empiris dari penelitian sebelumnya dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel dalam kebijakan moneter dan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI 1 Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI Tujuan Instruksi Khusus: Mahasiswa dapat memahami hubungan nilai variable permintaan agregat (keynessian), pendapatan nasional keseimbangan dan sistem keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X UANG KTSP A. Definisi dan Syarat Uang Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X UANG KTSP A. Definisi dan Syarat Uang Tujuan Pembelajaran KTSP Kelas X ekonomi UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami konsep dasar uang. 2. Memahami fungsi uang bagi masyarakat

Lebih terperinci

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

Kebijakan Moneter & Bank Sentral Kebijakan Moneter & Bank Sentral Pengertian Umum Kebijakan moneter adalah salah satu dari kebijakan ekonomi yang bisa dibuat oleh pemerintah Kebijakan moneter berkaitan dan berfokus pada pasokan uang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Produk Domestik Bruto (PDB) Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan untuk menilai apakah perekonomian

Lebih terperinci