BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan
|
|
- Irwan Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Bank Sentral di Indonesia Bank Sentral merupakan suatu bank yang tidak menerima simpanan masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan tetapi sebagai lembaga publik yang memberikan kewenangan untuk merumuskan kebijakan dan pengeluaran peraturan di bidang : a) kebijakan moneter, b) pengaturan dan pengawasan perbankan, c) pengaturan dan penyelenggaraan sistem pembayaran. Bank sentral di berbagai negara bermula dari bank komersial yang berkembang menjadi bank sirkulasi dan kemudian menjadi bank sentral yang modern dengan tujuan yang fokus dan independen. Peran dan kelembagaan bank sentral di Indonesia juga mengalami perubahan dari tahun ke tahun mulai dari bank komersial, bank sirkulasi, hingga menjadi bank sentral. 1. Bank Sirkulasi & Bankers Bank Bank komersial berfungsi sebagai bank sirkulasi dan jugak sebagai banker s bank (lenders of last resort). Tugasnya pada saat itu adalah sebagai peran kebijakan moneter, perbankan dan sistem pembayaran terbatas. 2. Bank Sentral (awal) Peranan nya adalah menjadi kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran meningkat dan ada kalanya juga masih menjadi sebagai bank komersial. Bank sentral pada awalnya sebagai bagian dari pemerintah, termasuk pembiayaan fiskal dan program pemerintah. Dan tujuan dari bank 7
2 sentral pada awalnya adalah jamak (inflasi, kurs, pertumbuhan, lapangan kerja, dan neraca pembayaran). 3. Bank Sentral (dewasa ini) Pada dewasa ini, bank sentral mempunyai tujuan tunggal yaitu stabilitas harga untuk pertumbuhan ekonomi. Dan berfokus pada tiga tugas utama yaitu kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Dan sekarang Bank Sentral sudah independen dari pemerintah dengan koordinasi. Peran dan kelembangan Bank Indonesia juga mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun , bentuk formal dari bank sentral di Indonesia belum ada, hanya ada De Javance Bank (DJB) dan Bank Negara Indonesia (BNI) yang berfungsi sebagai bank sirkulasi. Sehingga berdasarkan UUD 1945 Pasal 23, Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral di Indonesia. Selanjutnya pada tahun , Bank Indonesia sudah sebagai bank sentral Republik Indonesia dan bagian dari pemerintah. Tugas dari Bank Indonesia pada masa tersebut adalah menjaga stabilitas moneter, pengedaran uang dan sistem pembayaran. Selain itu, Bank Indonesia masih menjalankan fungsi sebagai bank komersial sesuai dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 1953 tentang Bank Indonesia sebagai pengganti DJB. Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968, tugas pokok dari Bank Indonesia itu sendiri adalah sebagai berikut : 1. Mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan nilai tukar Rupiah. 2. Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan tenaga kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat. 8
3 Dalam menjalankan tugas pokok itu, Bank Indonesia harus mengacu pada kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah, di mana pemerintah dalam menetapkan kebijaksanaan tersebut dibantu dewan moneter (terdapat pada pasal 8). Tugas dari dewan moneter di Indonesia yang tercantum di dalam Pasal 9 adalah sebagai berikut : 1. Dewan moneter membantu pemerintah dalam merencanakan dan menetapkan kebijksanaan moneter, dengan mengadakan patokan-patokan dalam rangka usaha menjaga kestabilan moneter, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan taraf hidup rakyat. 2. Dewan moneter memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kebijaksanaan moneter yang ditetapkan oleh pemerintah. 3. Dewan moneter terdiri atas 3 anggota, yaitu Menteri yang membidangi keuangan, perdangangan, serta Gubernur Bank Indonesia. Menurut Undang-Undang No. 23 tahun 1999, Tugas Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, transparan, konsisten, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2004, tugas utama dari Bank Indonesia juga mencapai dan menjaga kestabilan nilai Rupiah. Selain itu, Bank Indonesia juga memiliki tugas-tugas lain seperti: a) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, b) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, c) mengatur dan mengawasi bank. Dari ketiga 9
4 tugas ini, Bank Indonesia mampu mencapai kestabilan dari nilai Rupiah. Kestabilan nilai Rupiah ini dapat dicapai melalui 2 hal yaitu : a. Kestabilan nilai Rupiah terhadap barang dan jasa, yang dicerminkan oleh tingkat inflasi. b. Kestabilan nilai Rupiah terhadap mata uang asing, yang dicerminkan oleh nilai tukar (kurs/ exchange rate). Sehingga di Indonesia, Bank Sentral sangat dibutuhkan karena Bank Sentral sebagai otoritas moneter, dan kebijakan bank sentral mempunyai pengaruh terhadap seluruh kegiatan ekonomi. Selain itu, bank sentral juga berfungsi sebagai pengawas bank dan sebagai pengatur lalu lintas pembayaran, bank sentral juga sangat penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Pada umumnya di negara berkembang khususnya Indonesia sektor keuangan masih di dominasi oleh industri perbankan. Sebagaimana telah diubah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2009, Bank Indonesia merupakan suatu lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang tersebut. Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut 10
5 diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien Peranan Bank Sentral dalam Perekonomian Di Indonesia, Bank Sentral mempunyai beberapa peranan yang sangat penting dalam suatu perekonomian yang secara umum antara lain adalah : 1. Sebagai Bank untuk bank-bank lainnya (Bankers Bank) Bank Sentral merupakan bank untuk bank-bank lainnya, karena jasa perbankan yang diberikan kepada bank lainnya sama seperti bank umum yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan pengertian ini bank sentral dapat memberikan pinjaman kepada bank umum bilamana bank umum tersebut membutuhkan likuiditas atau cadangan. 2. Sebagai Bank Pemerintah Pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan tentu memerlukan pengeluaran dan menghitung pendapatan. Guna mengurus seluruh pendapatan dan pengeluaran, pemerintah ini sangat membutuhkan jasa dari pihak perbankan. Bank sentral didirikan untuk menyimpan pendapatan pemerintah dan membayar pengeluaran pemerintah. Dalam kondisi ini, Bank Sentrallah uang dapat memenuhi kebutuhan uang kontan yang dibutuhkan oleh pemerintah. Di Indonesia, Bank Indonesia (Bank Sentral) mempunyai hubungan dengan pemerintah sebagai berikut: a) Dalam Pasal 34 UU No. 13 Tahun 1968 disebutkan : Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas pemerintah 11
6 Bank Indonesia menyelenggarakan pemindahan uang untuk pemerintah diantara kantor-kantor wilayah Republik Indonesia. Bank Indonesia membantu pemerintah dalam menempatkan suratsurat hutang negara, penatausahaan serta pembayaran kupon dan pelunasannya. b) Dalam Pasal 35 disebutkan: Bank Indonesia memberikan kredit kepada pemerintah dalam bentuk rekening koran untuk memperkuat kas negara menurut keperluan pemerintah sesuai dengan APBN. Kredit tersebut diberikan atas tanggungan yang cukup dalam kertas perbendaharaan negara dan yang pengeluarannya serta pengadaannya diizinkan berdasarkan undang-undang. 3. Mengawasi bank-bank dan lembaga keuangan Bank sentral bertugas mengawasi bank-bank dan lembaga keuangan lainnya karena operasional dari bank umum dan lembaga keuangan adalah berdasarkan kepercayaan. Sehingga untuk dapat menjaga kepercayaan masyarakat itu perlu diadakan penngawasan dalam operasionalnya. Selain itu, Bank Sentral juga mempunyai kewajiban untuk mengawasi jumlah uang yang beredar, hal ini berguna untuk mencegah terjadinya jumlah uang yang beredar terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan perekonomian sehingga akan dapat menyebabkan inflasi. 12
7 4. Mencetak uang dan penyediaan uang bagi perekonomian Dalam menjalankan fungsinya bank sentral dapat mencetak uang untuk memperlancar aktivitas produksi dan perdangangan dalam suatu negara. Karena salah satu fungsi uang sebagi alat tukar inilah maka Bank Sentral perlu menyediakan uang guna memperlancar arus produksi dan perdangangan yang terjadi. Bank Sentral juga harus dapat memperkirakan kebutuhan jumlah uang yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti perkembangan suatu perekonomian dari tahun ke tahun Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) BI Rate merupakan sikap yang nyata yang dilakukan secara bertahap dan konsisten oleh Bank Indonesia. BI Rate yang dimaksud adalah suatu tingkat suku bunga acuan dalam suatu perbankan di Indonesia. Menurut mekanisme kerjanya, BI Rate mempengaruhi tujuan akhir kebijakan moneter yang berupa kestabilan nilai uang disebut sebagai mekanisme kebijakan moneter dan diumumkan kepada masyarakat secara umum (Bank Indonesia, 2012). BI Rate inilah yang kemudian akan diatur besarannya agar dapat tetap menjaga jumlah uang beredar supaya selalu stabil. BI Rate ditetapkan melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan diumumkan atau disampaikan kepada masyarakat umum dan perbankan setiap 3 bulan sekali (triwulanan). Akan tetapi, Bank Indonesia ada kalanya dapat mengumumkan kisaran BI Rate kepada umum setiap bulannya tergantung kepada kebutuhan akan jumlah uang beredar dan lainnya sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Sehingga jika diperlakukan seperti itu maka suku bunga hasil lelang SBI bukan menjadi sinyal 13
8 dari kebijakan moneter Bank Indonesia lagi. Setelah BI Rate telah ditetapkan oleh Gubernur dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan ditetapkan setiap periode yang disepakati, maka perbankan dan Bank Indonesia dapat melaksanakan kebijakan moneternya ke tahap selanjutnya untuk mencapai sasaran akhir demi pertumbuhan perekonomian yang lebih baik. Selain itu, dalam pelaksanaan operasi pengendalian pasar, BI Rate juga digunakan menjadi sinyal acuan suku bunga terlebih kepada pengarahan suku bunga rata-rata tertimbang dari SBI 1 bulan di Operasi Pasar Terbuka (OPT) Teori Uang Teori uang yang dikembangkan oleh para ekonom klasik, merupakan suatu teori mengenai bagaimana nilai nominal dari pendapatan agregat yang ditentukan. Oleh karena hal tersebut menjelaskan berapa banyak uang yang harus dipegang dengan jumlah pendapatan agregat tertentu, ini merupakan teori permintaan atas uang. Teori ini dikembangkan dengan dua pendekatan, yaitu oleh Irving Fisher (Ekonom Universitas Yale), serta pendekatan Cambridge (cash balance approach) yang dikembangkan oleh Marshall dan Pigou. Selain itu pada umumnya teori uang terdiri atas 2 bagian teori tentang uang yaitu antara lain : 1. Teori Permintaan Uang Setiap orang berusaha untuk memperoleh, mencari, memiliki uang. Karena dapat memperlancar arus kegiatan di bidang produksi, konsumsi, dan distribusi (flow of consumption, production, and distribution of development income). Memiliki uang berarti memiliki kepastian atau jaminan. Secara teori 14
9 ada 3 alasan utama mengapa seseorang memerlukan uang disebut dengan likquidity preference, yaitu : Permintaan uang untuk kegiatan transaksi (jual - beli). Besar kecilnya permintaan uang tergantung pada pendapatan. Jika pendapatan besar maka transaksi besar (transaction motif). Maka M 1 = f (Y). Permintaan uang untuk berjaga-jaga terhadap suatu keadaan yang belum pasti (precautionaty motif). Besar kecilnya tergantung pada pendapatan. Maka M 1 = f (Y). Permintaan uang untuk spekulasi (speculative motif). Dihubungkan dengan spekulasi terhadap jual beli surat-surat berharga guna untuk memperoleh keuntungan. Besar kecilnya spekulasi ini tergantung pada tingkat bunga. Maka M 2 = f (i). Dari ketiga hal diatas maka dapat disimpulkan rumus sebagai berikut: M 1 = f ( Y ) M 1 = f ( Y ) Md = M 1 + M 2 M 2 = f ( i ) Selain itu, terdapat teori dari beberapa para ahli tentang teori permintaan uang, yang antara lain adalah : a. Pendapat Irving Fisher Teori permintaan uang (moneter) kaum klasik dikeluarkan Irving Fisher ini dapat dirumuskan dengan : MMMM = PPPP (2.1) 15
10 Dimana : M : jumlah uang yang beredar V : perputaran pada perekonomian dalam suatu periode P : tingkat harga barang T : volume barang dan jasa yang diperdangangan dalam satu periode Pada persamaan diatas, M diartikan dengan pengertian uang yang beredar yaitu uang kertas, uang logam, dan uang giral yang terdapat dalam perekonomian. V merupakan besarnya laju peredaran uang, ini ditentukan seringnya uang berpindah tangan dari seseorang ke orang lain dalam masyarakat selama satu tahun. Dan T merupakan banyaknya barang dan jasa yang diperdagangkan dalam perekonomian pada satu periode. Dari persamaan diatas dapat diketahui, jumlah uang yang diterima penjual sama dengan yang dibayarkan pembeli. Ini berlaku untuk seluruh perekonomian, nilai barang dan jasa yang terjual harus sama dengan barang yang dibeli dalam jangka periode tertentu. Nilai barang dan jasa yang terjual sama dengan volume transaksi (V) dikalikan harga rata-rata barang dan jasa tersebut. Di sisi lainnya nilai barang dan jasa yang diperjualbelikan harus sama pula dengan volume uang yang beredar di tangan masyarakat (M) dikalikan rata-rata uang berpindah tangan dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya atau laju perputaran uang dalam periode yang bersangkutan (V T ) sehingga rumus diatas dapat diubah menjadi : M V T = P T (2.2) V T adalah laju kecepatan perputaran transaksi (transaction velocity of circulation) merupakan variabel yang dipengaruhi (ditentukan) faktor-faktor lembaga yang ada dalam masyarakat, dan dianggap tetap dalam jangka pendek. T (volume transaction) 16
11 sangat ditentukan oleh pendapatan nasional (output dalam masyarakat), ini mempunyai nilai tertentu dalam satu tahun. Persamaan diatas bisa dirumuskan dalam permintaan uang, yaitu : Md = PT V T... (2.3) Karena volume transaksi dan harga yang terjadi dianggap konstan (PT tetap), maka keseimbangan moneter dapat diketahui yaitu : Md = Ms Ms = PT V T (2.4) Dari persamaan (2.4) dapat diartikan dalam jangka pendek variabel P (harga umum) akan berubah secara proporsional dengan adanya perubahan uang yang beredar. T ditentukan oleh tingkat output equilibrium masyarakat. Variabel V T (V dianggap konstan dalam jangka pendek) ini ditentukan oleh: Bentuk transaksi yang terjadi dalam masyarakat Sistem lembaga yang terjadi dalam perekonomian Bilamana dalam perekonomian terjadi pemberian perdangan dengan sistem kredit, sehingga kebutuhan uang akan menurun. b. Pendapat Marshall (Cambridge) Alfred Marshall dalam memandang pendapat Irving Fisher dengan perbedaan, dimana dia menekankan pada pendapatan nasional yang diwujudkan dalam uang kas atau penguasaan bukan pada perputaran uang (V) atau pembelanjaan. Persamaan Marshall dalam transaksi adalah : M = k ( P T ) (2.5) 17
12 dimana : M : jumlah uang beredar k : bagian dari transaksi yang dilakukan dalam bentuk uang tunai P : tingkat harga rata-rata setiap transaksi T : jumlah transaksi yang terjadi c. Teori Kuantitas Modern (Milton Friedman) Friedman berusaha kembali untuk menghidupkan teori kuantitas uang yang dikeluarkan klasik (Irving Fisher). Pernyataan Friedman tentang teoori kuantitas adalah teori tentang permintaan uang bukan teori penentuan produk, pendapatan maupun harga. Menurut Friedman, uang adalah salah satu bentuk kekayaan seperti bentuk kekayaan lainnya (obligasi, tanah, dan lain sebagainya). Untuk seseorang pengusaha uang adalah barang yang produktif, bila digabungkan dengan faktor-faktor produksi yang lain (misalnya bahan baku dan mesin) akan mendapatkan hasil barang. Dengan kata lain, teori permintaan uang dapat disamakan sebagai teori tentang modal (Capital theory). Bagi seorang pemilik kekayaan (rumah tangga) teori permintaan uang dapat disamakan dengan teori permintaan konsumsi. Permintaan uang tunai tergantung pada 3 faktor, yaitu : Jumlah seluruh kekayaan Pendapatan dan harga dari berbagai jenis bentuk kekayaan. Selera pemilik kekayaan untuk memilih bentuk kekayaan yang lain (yang artinya bentuk kekayaan yang dihasilkan). Definisi kekayaan yang diberikan Friedman adalah seluruh kekayaan yang merupakan sumber pendapatan. Bentuk kekayaan yang dimaksud aladah obligasi (surat berharga), tanah, mesin, perhiasan (emas), termasuk 18
13 kemampuan (skill) yang dimiliki manusia. Maka tingkat suku bunga memperlihatkan hubungan jumlah kekayaan dengan aliran pendapatan. Hubungan ini dirumuskan dalam bentuk: dimana: WW = YY ii (2.6) W : kekayaan Y : aliran pendapatan (income flow) i : tingkat bunga Friedman membagi bentuk kekayaan dalam: Uang tunai (M), dimana pendapatan dari uang tunai adalah berupa keamanan dan kemudahan. Pendapatan riil dari memegang uang tunai pada tingkat tertentu tergantung banyaknya produk yang dapat dibelikan dan juga tergantung pada harga barang tersebut (P). Semakin tinggi harga barang semakin rendah nilai riil pendapatan dari sejumlah uang tunai. Dengan kata lain akan mempengaruhi pendapatan riil. Obligasi (bond) 2. Teori Penawaran Uang Ada 3 lembaga yang menawarkan uang antara lain : pemerintah, bank sentral, dan bank umum. Setiap penawaran uang ke masyarakat dicatat dalam neraca. Pemerintah dan Bank Sentral menawarkan uang dalam bentuk uang kartal. Dan Bank Umum menawarkan uang dalam bentuk uang giral. Apabila uang kartal + uang giral disebut dengan jumlah uang dalam peredaran sempit. 19
14 a) Penawaran uang oleh Pemerintah Dahulu pemerintah juga menawarkan uang ke masyarakat dalam bentuk uang pecahan. Proses penawaran yang oleh pemerintah ke masyarakat besar kecilnya dicatat dalam neraca. Alasan pemerintah mengeluarkan uang pecahan adalah untuk transaksi kecil-kecilan dan sebagai pendapatan pemerintah. b) Penawaran uang oleh Bank Sentral Yang dimaksud adalah Bank Sentral dapat mencetak uang dan mengedarkan uang yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pada masa sekarang, penawaran uang kartal ke masyarakat melalui satu lembaga yaitu Bank Sentral. c) Penawaran uang oleh Bank Umum Bank Umum dapat menawarkan uang karena Bank Umum dapat mengeluarkan cek yang dimana cek itu dianggap atau berlaku sebagai alat pembayaran alat transaksi yang pantas. Uang yang ditawarkan oleh Bank Umum disebut uang giral. Uang giral adalah perkiraan-perkiraan pada Bank yang penarikannya dapat digunakan cek atau giro (demand deposit) Jumlah Uang Beredar Jumlah uang yang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Namun definisi ini terus berkembang, sehingga perhitungan jumlah uang beredar di berbagai negara dapat berbeda-beda. Umumnya definisi uang beredar di negara maju lebih kompleks dibandingkan di negara sedang berkembang. Kedua definisi tersebut disusun berdasarkan dua pendekatan, yaitu : 20
15 1. Pendekatan Transaksional (Tansacsional Approach) Pendekatan ini memandang jumlah uang beredar yang dihitung adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk kebutuhan transaksi. Pada paraktiknya, pendekatan ini digunakan untuk menghitung jumlah uang beredar dalam arti sempit M 1 (narrow money). M 1 mencakup uang kartal dan uang giral. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku diluar dari bank umum (currency out of bank COB). Uang giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka, dan tanbungan berjangka yang sudah jatuh tempo, yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter. 2. Pendekatan Likuiditas (Liquidity Approach) Pendekatan ini mendefinisikan jumlah uang beredar adalah jumlah uang untuk kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi (quasy money). Pertimbangannya adalah sekalipun uang kuasi merupakan asset financial yang likuid dibanding dengan uang kertas, uang logam, dan rekening giro, tetapi sangat mudah diubah menjadi uang yang dapat digunakan untuk kebutuhan transaksi. Dalam praktik, pendekatan ini diguakan untuk menghitung jumlah uang beredar dalam arti luas (broad money), yang dikenal dengan M 2 yang terdiri atas M 1 diatambah dengan yang kuasi. Di Indonesia, yang dimaksud dengan uang kuasi adalah simpanan rupiah dan valuta asing milik penduduk pada sistem moneter yang untuk sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat tukar. Jumlah M 2 sering juga disebut sebagai likuiditas perekonomian 21
16 Jenis Jenis Uang Beredar di Indonesia Menurut Bank Indonesia (2004), di Indonesia hanya dikenal dua macam jumlah uang beredar saja, yaitu: 1. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money M 1 ), di defenisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal (C) dan uang giral (D). Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang memiliki nilai nominal. 2. Jumlah uang beredar dalam arti luas (broad money M 2 ), didefenisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal (C), uang giral (D) dan uang kuasi. Dengan kata lain M 2 adalah M 1 ditambah dengan tabungan dan simpanan berjangka lain yang jangkanya lebih pendek, temasuk rekening pasar uang dan pinjaman semalan antar bank. Elemen elemen pada M 1 dapat dikatakan sebagai besaran moneter bebas bunga (interest-free monetary aggregates) karena elemen elemen tersebut belum mengandung bunga. Sementara uang kuasi yang terdiri dari tabungan dan deposito berjangka dikategorikan ke dalam uang mengandung bunga (interest monetary aggregates) Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti untuk mengetahui hubungan kausalitas antar beberapa variabel makroekonomi yang berhubungan dengan jumlah uang beredar ataupun suku bunga BI atau BI Rate. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Dinnul alfian Akbar (2012) melakukan 22
17 hubungan kausalitas antara inflasi, tingkat suku bunga dan jumlah uang yang beredar pada periode Juni 2005 Juni Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukannya dapat disimpulkan bahwa kelebihan jumlah uang beredar akan mendorong turunnya suku bunga, dimana kelebihan jumlah uang beredar yang dimaksud adalah proses penawaran uang yang tinggi yang berdampak juga terhadap inflasi. Jika suku bunga meningkat, maka individu masyarakat akan lebih menabungkan uangnya di bank (saving) karena akan mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Studi yang dilakukan oleh Pender Gbenedio, O felix Ayadi, dan Okpala Amon (1999) melakukan hubungan kausalitas dan kointegrasi antara jumlah uang beredar dengan tingkat suku bunga di negara Nigeria periode Berdasarkan hasil pengujiannya, dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga dengan jumlah uang beredar memliki hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam jangka panjang yang terjadi di negara Nigeria. Kemudian studi yang dilakukan oleh Andreas Scharbert (2005), menganalisis hubungan antara jumlah uang beredar dengan target suku bunga di Europe Bank. Berdasarkan hasil penelitian, dapat menyatakan bahwa target suku bunga di Europe Bank dapat menstabilkan jumlah uang beredar dalam jangka panjang dan positif. Jika jumlah uang beredar yang terlalu besar maka akan mengakibatkan dampak postif terhadap target suku bunga berupa menaikan suku bunganya secara bertahap agar jumlah uang beredar tetap stabil. 23
18 Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Penelitian Dinnul Alfian Akbar (2012) Pender Gbenedio, O Felix Ayadi, dan Okpala Amon (1999) Andreas Scharbet (2005) Penelitian Meneliti mengenai hubungan kausalitas antara inflasi, tingkat suku bunga, dan jumlah uang beredar periode Juni Juni 2011 Meneliti mengenai hubungan kausalitas dan kointegrasi antara jumlah uang beredar dengan tingkat suku bunga di negara Nigeria periode Meneliti mengenai hubungan antara target suku bunga di Europe Bank dengan jumlah uang beredar. Hasil Penelitian Kelebihan jumlah uang beredar akan mendorong turunnya suku bunga, dimana kelebihan jumlah uang beredar merupakan proses penawaran uang yang tinggi yang berdampak terhadap inflasi. Antara jumlah uang beredar dengan tingkat suku bunga memiliki hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam jangka panjang. Menyatakan bahwa target suku bunga dapat menstabilkan jumlah uang beredar dalam jangka panjang dan positif Kerangka Konseptual BI Rate merupakan suku bunga Bank Indonesia yang digunakan sebagai suku bunga acuan bagi sektor perbankan yang ada di Indonesia. BI Rate dapat mempengaruhi beberapa variabel makro ekonomi antara lain jumlah uang beredar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia dan lain 24
19 sebagainya. Dalam tujuan akhir dari sebuah kebijakan moneter, BI Rate juga berperan penting yaitu berupa tetap menjaga kestabilan nilai uang yang ada di Indonesia. Kestabilan nilai uang yang dimaksud merupakan kestabilan akan penawaran uang dan permintaan uang yang beredar di Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa BI Rate mempengaruhi jumlah uang yang beredar yang ada di Indonesia. Dan dalam penelitian ini jumlah uang beredar yang digunakan adalah penawaran uang kartal dan uang giral (M 1 ). BI RATE Jumlah Uang Beredar Narrow Money (M1) Uang Kartal ( C ) Uang Giral ( G ) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 25
20 2.7. Hipotesis Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia bertujuan untuk menjaga dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam menjaga kestabilan nilai Rupiah, Bank Indonesia mengeluarkan suku bunga acuan berupa BI Rate. Jadi jika BI Rate dikeluarkan maka akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar di Indonesia. Berdasarkan telaah literatur dan peneliti terdahulu mengenai analisis kausalitas antar variabel makro ekonomi, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: 1) Diduga terdapat kointegrasi antara BI Rate dengan jumlah uang beredar di Indonesia. 2) Diduga terdapat kausalitas antara BI Rate dengan jumlah uang beredar di Indonesia. 26
BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang mengatur persediaan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang mengatur persediaan akan uang disuatu negara dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Selain dari itu, kebijakan
Lebih terperinciUang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).
A. PENDAHULUAN Uang adalah suatu benda atau alat tukar yang diterima oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan pertukaran barang dengan barang atau lainnya. Ciri-ciri uang agar penggunaannya efisien:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor moneter. Sektor moneter melalui kebijakan moneter digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
Lebih terperinciUANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Pendahuluan Pada jaman dahulu, perdagangan dilakukan oleh masyarakat dengan
Lebih terperinciTeori Klasik tentang Permintaan Uang
Keseimbangan pasar uang tercapai ketika terjadi keseimbangan antara permintaan uang dengan penawaran uang (Md = Ms). Dari keseimbangan tersebut akan terbentuk kurva LM yang mencerminkan titik-titik keseimbangan
Lebih terperincimelindamelindo.wordpress.com Page 1
BAB 10. Uang - Uang adalah alat pembayaran yang sah yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran A. Fungsi Uang a. Fungsi Asli Uang 1. Alat Tukar Sebagai alat tukar, uang mempermudah manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
Lebih terperinci9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Uang dan Lembaga Keuangan Sistem Keuangan di Indonesia Fungsi Uang Komponen uang beredar (Mo,M1, M2, M3) Peran Bank Sentral Perkembangan terbaru kasus uang dan perbankan (Indonesian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Tinjauan Literatur 2. 1. 1 Definisi Uang Masyarakat mengenal uang sebagai uang tunai yang terdiri atas uang kertas dan uang giral dengan kata lain uang yang berada ditangan masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang
Lebih terperinciekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran
K-13 ekonomi K e l a s XI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menguasai konsep dan teori uang. 2. Menentukan
Lebih terperinciIlmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter
Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter 1 Bank Sentral (BI di Indonesia) Bank Indonesia (BI) - Sebagai Bank Sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 Undangundang RI No. 23 tahun 1999 Lembaga Negara yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga
Lebih terperinciPERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR
PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR PENGERTIAN Uang dalam Arti Sempit (narrow money): daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang
Lebih terperinciMANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM
MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE. MM BAB II UANG DAN BANK SENTRAL DI INDONESIA 1. DEFINISI UANG 2. SYARAT UANG 3. PERAN/ FUNGSI UANG 4. NILAI WAKTU DARI UANG 5. BANK SENTRAL DI INDONESIA 1. DEFINISI
Lebih terperinciKESEIMBANGAN di PASAR UANG. Minggu 11
KESEIMBANGAN di PASAR UANG Minggu 11 Pendahuluan Keseimbangan pasar uang tercapai ketika terjadi keseimbangan antara permintaan uang dengan penawaran uang (Md = Ms). Dari keseimbangan tersebut akan terbentuk
Lebih terperinciMODUL AKUNTANSI SMA KELAS X
MODUL AKUNTANSI SMA KELAS X JULIA INDAH P.S Seri Pengembangan Bahan Ajar Pendekatan Saintifik PENGANTAR DAN TUJUAN MODUL Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia- Nya
Lebih terperinciBAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter
BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter Satuan Acara Perkuliahan 10 Sub Pokok Bahasan: Teori Permintaan Uang Teori Penawaran Uang Keseimbangan Pasar Uang (Kurva LM) Kebijakan Moneter
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula
Lebih terperinciPermintaan dan Penawaran Uang
Permintaan dan Penawaran Uang Teori Permintaan Uang 1. Quantity Theory of Money 2. Liquidity Preference Theory 3. Milton Friedman Theory Quantity Theory of Money...1 Dikembangkan oleh Irving Fisher Menjelaskan
Lebih terperinciA. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA
A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA Yang termasuk dalam sistem moneter adalah bank-bank atau lembaga-lembaga yang ikut menciptakan uang giral. Di Indonesia yang dapat digolongkan ke dalam sistem
Lebih terperinciBab 4 TEORI MONETER (Lanjutan)
Bab 4 TEORI MONETER (Lanjutan) 1. Teori Jumlah Uang Beredar Mempelajari Teori Jumlah Uang Beredar, berarti mempelajari teori moneter dari sisi penawaran, dan ini merupakan perkembangan baru dalam Teori
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi dan Fungsi Uang Uang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari denyut kehidupan ekonomi masyarakat. Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan
Lebih terperinciBAB II KEDUDUKAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM KEUANGAN NEGARA. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998
BAB II KEDUDUKAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM KEUANGAN NEGARA A. Pengertian Bank Indonesia Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, bank adalah badan usaha yang
Lebih terperinciMenurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari masyarakat
Lebih terperinciUang Dalam Perekonomian
Uang Dalam Perekonomian Pengertian Uang Uang adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi Uang memiliki dua nilai, yaitu nilai nominal dan nilai riil. Nilai nominal adalah nilai yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang. Peranan uang dalam perekonomian nasional suatu negara dapat dilihat dan dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar
Lebih terperinciBAB 11 LANDASAN TEORI
BAB 11 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Inflasi Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam
Lebih terperinciBAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT
BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT A. INFLASI Adalah kecederungan tingkat perubahan harga secara terus menerus, sementara tingkat harga adalah akumulasi dari inflasi inflasi terdahulu. π =
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Lebih terperinci- 2 - Hal ini dirasakan sangatlah terbatas dan belum mencakup fungsi the Lender of the Last Resort yang dapat digunakan dalam kondisi darurat atau
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA UMUM Kesinambungan pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami fungsi serta peranan
Lebih terperincic. Sukar dibagi menjaadi bagian yang lebih kecil d. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama e. Nilai uang barang tidak tetap.
Uang dan Perbankan 1. Sejarah munculnya uang - Masa barter Pada zaman purba atau pada masyarakat yang masih sangat sederhana, orang belum bisa menggunakan uang. Perdagangan dilakukan dengan cara langsung
Lebih terperinciPERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN
PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN I. BANK INDONESIA a. Sejarah Bank Indonesia Pada 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam tinjauan pustaka iniakan dikemukakan tentang definisi uang, teori-teori permintaan uang, suku bunga, pendapatan nasinonal, dan literatur/studi terkait. Uraian dari masing-masing
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.
1 PENDAHULUAN 1. PENGERTIAN BANK Bank berasal dari bahasa Italia BANCO yang kartinya Bangku. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Menurut
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang mengambil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian, sehingga dalam tatanan perekonomian suatu negara diperlukan pengaturan moneter yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi ketika orang bersedia untuk membeli (permintaan) sama dengan jumlah orang yang bersedia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Layaknya fungsi uang sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi, uang tidak terlepas dari
Lebih terperinciBank Indonesia : Apa, Siapa dan Bagaimana
Bank Indonesia : Apa, Siapa dan Bagaimana 1. Banyak yang mengira tugas Bank Indonesia sama dengan tugas bank komersial. Apa benar begitu, dan apa perbedaan Bank Indonesia dengan bank lain? 2. Banyak juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. harian bank (cash in vaults), dikurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (Reserve
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekses likuiditas merupakan jumlah cadangan bank yang didepositokan di bank sentral ditambah dengan uang kas yang disimpan untuk keperluan operasional harian bank (cash
Lebih terperinciSISTEM PEREKONOMIAN PASAR MODAL
SISTEM PEREKONOMIAN FISKAL MONETER KEUANGAN RIIL DEPKEU BANK INDONESIA PASAR MODAL PASAR UANG CORPORATE BANK RETAIL LKBB MICRO TUJUAN BANK INDONESIA Tentang Bank Indonesia Tujuan Mencapai dan memelihara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Moneter Menurut Nopirin (1987: 51) kebijakan moneter merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi.
Lebih terperinciSoal Pilihan Ganda Bab Perbankan
Soal Pilihan Ganda Bab Perbankan 1. Perubahan Undang-undang mengenai pengertian Bank di Indonesia yaitu dari. a. UU No.7 1990 sampai UU No.10 1998 b. UU No.7 1990 sampai UU No.10 1997 c. UU No.7 1992 sampai
Lebih terperinciVegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM
Sistem keuangan adalah suatu sistem yg dibentuk oleh lembaga-2 yg mempunyai kompetensi yg berkaitan dengan seluk-beluk di bidang keuangan. Sistem keuangan (financial system) merupakan satu kesatuan sistem
Lebih terperinciJenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Jenis Arus dana Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Neraca Arus Dana (NAD) adalah sistem data finansial yang secara lengkap menggambarkan penggunaan tabungan dan sumber dana lainnya untuk membiayai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Inflasi Salah satu peristiwa modern yang sangat penting dan yang selalu dijumpai dihampir semua negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat dari inflasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Didalam sistem perekonomian uang memiliki peranan strategis terutama karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya sering
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertian Inflasi Inflasi adalah suatu proses ketidakseimbangan (disequilibrium) yang dinamis yaitu tingkat harga yang terus - menerus mengalami kenaikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun
Lebih terperinciekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran
KTSP Kelas X ekonomi KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami instrumen kebijakan moneter. 2. Memahami kebijakan
Lebih terperinciIV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia
IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan
Lebih terperinciJUMLAH UANG BEREDAR DAN KEBIJAKAN MONETER
JUMLAH UANG BEREDAR DAN KEBIJAKAN MONETER I. UANG DAN JUB 1. Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima didalam pembayaran untuk pembelian barang dan jasa, atau utang. 2. Fungsi uang : a. Alat tukar-menukar
Lebih terperinciMakalah Bank Central (Bank Indonesia) Ekonomi
http://saranghaeqoutes.blogspot.co.id/2016/11/makalah-bank-central-bank-indonesia.html Makalah Bank Central (Bank Indonesia) Ekonomi imam imroni 11/16/2016 08:56:00 am Ekonomi MAKALAH EVALUASI PROYEK BANK
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang
Lebih terperinciTeori Ekonomi Keynes: Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja
Teori Ekonomi Keynes: Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja Pertemuan Ke-4 Dr. Muh. Yunanto, MM. Uang berperan sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran. Kemudahan uang dikonversi menjadi
Lebih terperinciPERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
PERMINTAAN UANG Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Pendahuluan Uang telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan, terlebih pada aspek perekonomian. Begitu pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak
1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak perekonomian yang mempengaruhi seluruh aspek masyarakat. Salah
Lebih terperinciSISTEM MONETER DI INDONESIA
Modul ke: Fakultas 14MKCU PEREKONOMIAN INDONESIA SISTEM MONETER DI INDONESIA Program Studi Perekonomian Indonesia DI SUSUN OLEH : -DERY YANTO -HERMAWAN -YULIANTO AJI Latar belakang A. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang vital dalam mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara. Melalui fungsi intermediasinya, perbankan mampu menghimpun dana dari
Lebih terperinciAndri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia
Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di
Lebih terperinciTUGAS-TUGAS BANK INDONESIA. Mulyati, SE., M.T.I.
TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA Mulyati, SE., M.T.I. Pendahuluan Fungsi utama Bank Sentral adalah mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan keuangan di suatu negara secara luas, baik dalam maupun luar
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Bank Indonesia 2.1.1 Status dan Kedudukan Bank Indonesia Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini dipersiapkan dan dilaksanakan untuk menganalisis penerapan kebijakan moneter berdasarkan dua kerangka perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter Bank
Lebih terperinciHubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar
Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar Paper ini mengulas hubungan antara inflasi dan jumlah uang beredar. Bagian pertama mengulas teori yang menjadi dasar paper ini, yaitu teori kuantitas uang
Lebih terperinciBab 4 TEORI MONETER MV = PT. i 1
Bab 4 TEORI MONETER Teori moneter adalah berbagai pemikiran dan konsep tentang berbagai variabel moneter, seperti uang, tingkat bungan, jumlah uang beredar, dan sejenisnya. Disamping itu, pembicaraan dalam
Lebih terperinciKeseimbangan di Pasar Uang
Keseimbangan di Pasar Uang Motivasi Memiliki Uang Motivasi spekulasi Motivasi transaksi Motivasi berjaga-jaga Kelembagaan Pasar Dibutuhkan untuk membantu interaksi antara pelaku-pelaku ekonomi Memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu
Lebih terperinciKebijakan Moneter & Bank Sentral
Kebijakan Moneter & Bank Sentral Pengertian Umum Kebijakan moneter adalah salah satu dari kebijakan ekonomi yang bisa dibuat oleh pemerintah Kebijakan moneter berkaitan dan berfokus pada pasokan uang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. menimbulkan munculnya gagasan pendirian bank sirkulasi untuk Hindia Belanda.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia (BI) Adanya kesulitan keuangan di Hindia Belanda memerlukan penertiban dan pengaturan sistem pembayaran di Hindia Belanda. Hal itu di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya Manajemen Dana Bank yaitu: Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang
Lebih terperinciKegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:
BAB I PENGENALAN BANK A. Pengertian Bank Bank berasal dari bahasa Italia Banco yang berarti Bangku Menurut UU No. 10 Tahun 1998, definisi Bank adalah: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
Lebih terperinciUANG DAN INFLASI. Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman. By. Henny Oktavianti
UANG DAN INFLASI Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman By. Henny Oktavianti Apakah Uang itu? Persediaan aset yang dapat segera digunakan untuk melakukan transaksi Uang yang dipegang (yang ada di tangan) mayarakat
Lebih terperinciII. KERANGKA PEMIKIRAN. Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima secara umum dalam
II. KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Konsep dan Fungsi Uang Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima secara umum dalam pembayaan barang dan jasa (Mishkin, 2001). Uang seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu barang atau bentuk kekayaan riil (tangible asset) yang secara umum diterima sebagai pembayaran.
Lebih terperinciPasar Uang Dan Kurva LM
Pasar Uang Dan Kurva LM, SE., MM. 1 Permintaan Dan Penawaran Uang Uang Segala sesuatu yg dapat dipakai sebagai alat pembayaran yg sah. Fungsi uang Sebagai satuan pengukur nilai, alat tukar dan penimbun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat penting, sehingga dampak jumlah uang beredar dapat mempengaruhi perekonomian. Peningkatan jumlah
Lebih terperinciANALISA JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA TAHUN Desy Tri Anggarini. Program Studi Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta
ANALISA JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 Desy Tri Anggarini Program Studi Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta desy.dra@bsi.ac.id ABSTRACT Money Supply are the monetary system (the Central
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
Lebih terperinci08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit
EKONOMI KHUSUS 01. Dalam rangka menjaga kestabilan arus uang dan arus barang dalam perekonomian, bank sentral dapat melakukan penjualan dan pembelian surat-surat berharga di bursa efek. Kebijaksanaan bank
Lebih terperinci1.Peran mata uang 2.Lembaga Keuangan. PIEw9 1
Uang dan Lembaga Keuangan 1.Peran mata uang 2.Lembaga Keuangan PIEw9 1 Sejarah Timbulnya Uang Perekonomian tradisional sistem barter ada masalah mencari kesesuaian antara orang yang membutuhkan dan orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Uang, Fungsi Uang dan Jenis Uang. Dalam kehidupan sehari-hari, uang mememiliki pengertian yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Uang, Fungsi Uang dan Jenis Uang Dalam kehidupan sehari-hari, uang mememiliki pengertian yang bermacam-macam. Secara sederhana uang diartikan sebagai alat pertukaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Di indonensia terdapat banyak lembaga keuangan yag tentunya mengelola dana masyarakat. Lembaga keuangan tersebut terdiri atas lembaga keuangan bank dan bukan bank.
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data Uang Beredar dan Faktor-Faktor yang : Mempengaruhinya 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel
BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini membahas mengenai studi empiris dari penelitian sebelumnya dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel dalam kebijakan moneter dan
Lebih terperinciSEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode
SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1999-2005 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1999-2 2005 2. Arah Kebijakan 1999-2005 3 3. Langkah-Langkah Strategis 1999-2005
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kehidupan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peran penting sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara tanpa memasukkan besaran uang. Uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya
Lebih terperinci