PENGUJIAN KETEPATAN DAN PEROLEHAN APLIKASI ICA-ATOM SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI ARSIP : STUDI KASUS ARSIP UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUJIAN KETEPATAN DAN PEROLEHAN APLIKASI ICA-ATOM SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI ARSIP : STUDI KASUS ARSIP UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 PENGUJIAN KETEPATAN DAN PEROLEHAN APLIKASI ICA-ATOM SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI ARSIP : STUDI KASUS ARSIP UNIVERSITAS INDONESIA Agit Grahito Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia. agit.grahito@ui.ac.id Abstrak Sebagai bagian dari daur hidup arsip, sistem temu kembali memiliki peranan penting dalam pengelolaan arsip. Hal ini bertujuan agar arsip dapat ditemukan kembali sehingga dapat digunakan sesuai dengan nilai gunanya. Sebagai lembaga kearsipan, Arsip Universitas Indonesia dituntut untuk memiliki sebuah sistem temu kembali arsip yang mampu berjalan dengan baik. Arsip Universitas Indonesia telah memiliki sarana temu kembali berupa aplikasi komputer yaitu SEKAR UI yang berdasarkan pada aplikasi ICA-AtoM. Untuk mengetahui kemampuan sebuah sistem temu kembali maka diperlukan suatu pengujian. Pengujian yang dapat dilakukan adalah pengujian ketepatan (precision) dan perolehan (recall). Hasil pengujian menunjukan bahwa ICA-AtoM sebagai sistem temu kembali arsip berjalan dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari hasil percobaan yang mendapatkan rasio perolehan adalah 88,6% dan rasio ketepatan adalah 90,5 %. Abstract Recall and Precision Testing of ICA-AtoM Application as an Archives Retrieval Tool : Case Study Arsip Universitas Indonesia. As a part of record life cycle, retrieval systems has an important role in a record management. That means, if a record can be retrieve then it can be use by it s own purpose. As a record institution, Arsip Universitas Indonesia was driven to have a retrieval systems that can run well. Arsip Universitas Indonesia have had a computer application based retrieval tool called SEKAR UI which is based on ICA-AtoM. To know the retrival ability of the systems, we must conduct a test. The test can be done by precision and recall testing. The result shows that ICA-AtoM as a retrieval Systems runs very well. From the Test we had a result 88,6% of recall ratio and 90,5% of precision ratio. Keywords:Retrieval, Recall, Precision, ICA-AtoM, SEKAR UI Pendahuluan. Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah banyak berpengaruh dalam kehidupan manusia. Salah satu bidang yang terkena dampak perkembangan teknologi informasi adalah kearsipan. Pada masa lalu arsip kebanyakan berbentuk lembaran-lembaran kertas atau media-media tercetak lainnya. Pada saat ini kebanyakan organisasi lebih memilih menggunakan komputer dalam menciptakan sebuah dokumen. Dengan menggunakan aplikasi

2 yang berbasiskan komputer seperti itu maka arsip yang dihasilkan oleh organisasi tersebut berbentuk arsip elektronik. Kelebihan yang dimiliki oleh arsip elektronik adalah arsip elektronik mengandung informasi yang dapat dibaca oleh mesin, sehingga dalam pengelolaannya dapat menggunakan mesin seperti komputer. Akan tetapi arsip elektronik juga memiliki kekurangan, yaitu membuat kita bergantung terhadap teknologi. Walaupun arsip elektronik memiliki kekurangan, pada kenyataannya arsip jenis ini semakin banyak digunakan dan akan menjadi standar media arsip di masa depan. Dalam pengelolaan arsip konvensional, arsip dikelola berdasarkan tahapan yang ada pada daur hidup arsip. Namun, dengan adanya teknologi informasi di bidang kearsipan, waktu, biaya dan tempat yang diperlukan untuk tahapan-tahapan yang ada pada daur hidup arsip dapat ditekan. Arsip elektronik lebih mudah dalam pengelolaannya karena tidak memerlukan banyak tempat untuk penyimpanan dan juga dalam hal penciptaan atau penerimaan, penggunaan, temu kembali bahkan penyusutannya dapat dibantu dengan mesin. Sehingga pengelolaan arsip dapat dilakukan secara cepat dan efisien. Salah satu proses yang ada pada daur hidup arsip adalah proses temu kembali. Dengan adanya arsip yang disimpan pada unit kearsipan, maka diperlukan sebuah sistem temu kembali arsip yang baik. Hal ini bertujuan agar proses temu kembali arsip tersebut dapat berjalan dengan baik, sehingga arsip tersebut dapat disimpan, ditemukan dan digunakan kembali oleh pengguna yang memiliki akses terhadap arsip tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Dalam penerapannya, arsip elektronik terbagi atas dua jenis yaitu arsip elektronik yang dari awal penciptanya berbentuk digital (Born digital) dan arsip elektronik yang merupakan hasil dari alih media. Sistem temu kembali arsip elektronik memiliki kecenderungan untuk digunakan pada arsip yang dari awal penciptanya berbentuk digital (Born digital). Hal ini karena jenis arsip tersebut pada awal penciptanya sudah dideskripsikan sesuai dengan sistem elektronik yang dapat terbaca oleh mesin. Sedangkan untuk arsip elektronik yang merupakan hasil dari alih media, deskripsi arsipnya dibuat ulang kembali untuk menyesuaikan dengan sistem temu kembali elektronik. Walaupun begitu sistem temu kembali arsip elektronik dapat digunakan pada kedua jenis arsip elektronik tersebut jika deskripsi arsipnya sudah sesuai dengan sistem temu kembali sehingga dapat terbaca oleh sistem melalui mesin. Dalam proses temu kembali arsip elektronik, dibutuhkan sebuah alat temu kembali yang dapat membaca deskripsi arsip yang ada pada arsip elektronik tersebut, sehingga arsip

3 tersebut dapat ditemukan kembali. Pada saat ini terdapat sejumlah alat temu kembali yang berupa aplikasi komputer yang dapat digunakan, salah satunya adalah ICA-AtoM. ICA-AtoM merupakan sebuah aplikasi open source yang dikembangkan oleh International Council on Archive (ICA). Aplikasi tersebut dikembangkan untuk digunakan dalam mempermudah pengelolaan arsip khususnya dalam hal pendeskripsian dan temu kembali arsip. Selain itu, ICA-AtoM dikembangkan oleh ICA yang merupakan sebuah organisasi yang cukup dikenal dalam dunia kearsipan sebagai penyusun standar-standar kearsipan yang sudah banyak digunakan di dunia pada saat ini. Pengelolaan arsip perguruan tinggi telah diatur dalam Undang-Undang 43 Tahun 2009 Pasal 27. Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi negeri wajib membentuk arsip perguruan tinggi. Untuk mengamalkan undang-undang tersebut maka perguruan tinggi perlu membentuk unit kearsipan. Melihat kondisi seperti itu maka perguruan tinggi perlu melakukan pengelolaan arsip melalui unit kearsipan. Salah satu hal penting yang ada dalam pengelolaan arsip adalah memiliki sistem temu kembali yang bisa diandalkan. Sistem temu kembali yang baik menghasilkan proses penemuan kembali arsip menjadi cepat dan tepat. Sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Indonesia tentunya Universitas Indonesia memiliki arsip yang berkaitan dengan fungsi organisasinya. Arsip yang dimiliki oleh Universitas Indonesia sesuai dengan kegiatan yang dihasilkan dari pelaksanaan fungsi utama perguruan tinggi. Universitas Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi yang terdepan dalam pengembangan ilmu informasi, telah memiliki alat temu kembali arsip berupa aplikasi kearsipan yaitu ICA-AtoM. Pada saat ini terdapat 4 unit yang telah menggunakan ICA-AtoM sebagai alat temu kembali arsip di lingkungan Universitas Indonesia. Beberapa unit tersebut adalah Unit kearsipan PAU lantai 6, Unit Kearsipan FISIP UI, Unit Kearsipan FE UI dan Kantor Arsip UI. Tentunya untuk melihat apakah sistem temu kembali tersebut berjalan baik atau tidak, diperlukan sebuah evaluasi. Evaluasi tersebut dilakukan untuk melihat kemampuan sistem temu kembali dalam memenuhi kebutuhan pengguna informasi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemampuan temu kembali ICA-AtoM sebagai sarana temu kembali di arsip Universitas Indonesia. Dalam evaluasi sistem temu kembali terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan. Penelitian ini menggunakan dua kriteria dalam melakukan evaluasi sistem. Kedua kriteria tersebut adalah perolehan (recall) dan ketepatan (precision).

4 Masalah Penelitian. Penerapan ICA-AtoM tentunya akan mempengaruhi proses pengelolaan arsip khususnya proses temu kembali arsip di lingkungan perguruan tinggi yang sebelumnya dilakukan secara manual. Sehingga, masalah yang ingin diangkat melalui penelitian ini adalah bagaimana kemampuan temu kembali ICA-AtoM sebagai sarana temu kembali di arsip Universitas Indonesia dengan menguji ketepatan dan perolehan dokumen. Tujuan Penelitian. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan temu kembali ICA-AtoM sebagai sarana temu kembali di arsip Universitas Indonesia. Hal tersebut dilakukan melalui evaluasi sistem temu kembali dengan cara menghitung rasio tingkat ketepatan dan perolehan dokumen yang dilakukan terhadap sistem tersebut. Tinjauan Teoritis. Manajemen Arsip. Sebelum kita dapat memahami manajemen arsip tentunya kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan arsip itu sendiri. Menurut Read & Ginn (2008: 4), record is stored information made or received by an Organization that is evidence of its operations and has value requiring its retention for a specific period of Time. Sedangkan ISO mendefinisikan arsip sebagai sebuah informasi yang dibuat, diterima dan dikelola dari sebuah organisasi maupun perseorangan sebagai bukti transaksi dari suatu kegiatan. Maka dari penjelasan tersebut, arsip adalah informasi yang tersimpan yang dibuat atau diterima sebuah organisasi sebagai bukti dari kegiatan dan memiliki nilai sesuai dengan masa retensinya. Dengan melihat pentingnya arsip sebagai bukti dari suatu kegiatan yang tercantum pada definisi yang telah disebutkan, maka arsip perlu dikelola dengan baik. Tentunya hal ini memerlukan suatu sistem manajemen arsip yang baik agar mencapai tujuan tersebut. Dalam manajemen pengelolaan arsip perlu diperhatikan prinsip utama pengelolaan arsip, hal ini diperlukan untuk menjaga nilai dari sebuah arsip. Terdapat dua prinsip utama dalam pengelolaan arsip, prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip Provenace dan prinsip Original Order. Dengan mengetahui prinsip utama arsip maka proses penataan arsip dapat dilakukan dengan baik. Dalam proses penataan arsip diperlukan deskripsi arsip agar arsip tersebut dapat tersusun dengan rapi sehingga mempermudah proses simpan dan temu kembali. Himpunan dari arsip-arsip yang tersusun atas satu nama pembuat arsip kemudian selanjutnya akan disusun atas satu unit deskripsi dengan cara penyusunan secara hierarkis (multilevel description) seperti series, file, dan item.

5 Daur hidup arsip adalah tahap-tahap pengelolaan arsip dari mulai arsip diciptakan hingga arsip tersebut disusutkan. Dalam daur hidup arsip pada tahap pengelolaan arsip terdapat proses temu kembali. Proses temu kembali memegang peranan penting dalam pengelolaan arsip. Hal ini karena dengan adanya proses temu kembali informasi maka arsip yang tersimpan dapat ditemukan kembali untuk kemudian digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna arsip. Media, Akses dan Penyimpanan Arsip Elektronik. Arsip elektronik sesuai dengan karakteristiknya mengandung informasi yang dapat dibaca oleh mesin. William Saffandy (2009: 3) berpendapat bahwa pada saat ini arsip elektronik sudah dijadikan sebagai sumber informasi yang penting sebagai bahan dalam rencana jangka panjang organisasi dan juga sebagai bahan untuk mengambil keputusan ataupun kebijakan. Dengan menyadari akan hal tersebut maka beberapa organisasi telah menerapkan kontrol terhadap penciptaan, penyimpanan dan retensi dari arsip elektronik. Sehingga, dalam pengelolaan arsip elektronik perlu diperhatikan karakteristik dan kemampuan dari suatu sistem pengelolaan arsip agar dalam proses penciptaan, simpan dan temu kembali arsip elektronik tersebut dapat berjalan secara efektif. Temu Kembali Informasi. Proses temu kembali memegang peranan penting dalam pengelolaan arsip. Menurut Sulistyo-Basuki (1992), temu kembali informasi meliputi sejumlah kegiatan yang bertujuan menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai. Dengan adanya temu kembali arsip para pengguna yang membutuhkan arsip dapat mengakses arsip tersebut sesuai dengan nilai guna yang dimilikinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan temu kembali yang handal maka dibutuhkan sebuah sistem temu kembali. Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mengumpulkan dan mengelola informasi pada satu atau lebih subjek untuk kemudian menyediakannya secepat mungkin kepada pengguna (Chowdurry, 2004: 2). Sistem temu kembali informasi berfungsi untuk menganalisis pertanyaan (query) pengguna yang merupakan representasi dari kebutuhan informasi untuk mendapatkan pernyataanpernyataan penelusuran yang tepat. Selanjutnya pernyataan-pernyataan penelusuran tersebut dipertemukan dengan informasi yang telah terorganisasi dengan suatu fungsi penyesuaian (matching function) tertentu sehingga ditemukan dokumen atau sekumpulan dokumen yang diminta oleh pengguna. Dalam proses sistem temu kembali elektronik pada umumnya memiliki kesamaan dengan gambaran besar dari sebuah proses temu kembali informasi. Akan

6 tetapi dalam proses temu kembali elektronik terdapat hal penting yang perlu diperhatikan yaitu pangkalan data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Arsitektur Software Sederhana Aplikasi Temu Kembali Sumber: Baeza-Yates, Ricardo dan Ribeiro-Neto, Berthier, 1999: 10 Logika Boolean (Boolean logic). Dalam proses temu kembali informasi tentunya diperlukan sebuah teknik atau strategi penelusuran. Salah satu teknik penelusuran yang bisa digunakan dalam proses temu kembali yang bersumber pada pangkalan data adalah dengan menggunakan model penelusuran Boolean. Teknik ini pertama kali ditemukan oleh George Boole ( ) dengan menggunakan logika yang diciptakan oleh dia sendiri yaitu Boolean Logic atau Logika Boolean. Dalam model penelusuran Boolean, Logika Boolean menggunakan tiga buah operator, operator tersebut adalah AND, OR dan NOT. Gambar 2. Diagram Venn Boolean Logic Pangkalan Data. Pangkalan data diperlukan untuk menyimpan data tentang arsip elektronik tersebut, sehingga data yang tersimpan dapat ditemukan kembali. Pangkalan data merupakan

7 koleksi data terorganisasi yang tersimpan dalam suatu wadah penyimpanan yang saling berkaitan satu sama lain dan dapat diakses oleh lebih dari satu pengguna, sehingga data tersebut dapat ditelusur untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Menurut Chowdurry (2004: 15), terdapat dua tipe pangkalan data, yaitu pangkalan data rujukan (reference database) dan pangkalan data sumber (source databases). Di dalam pangkalan data terdapat sebuah model jaringan entitas yang membuat proses dari suatu sistem dapat terlihat jelas. Model dari jaringan entitas tersebut disebut ERD (Entity Relational Diagram). ERD menekankan pada struktur dan hubungan antar data, berbeda dengan DFD (Data Flow Diagram) yang merupakan model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh sistem pangkalan data (Nina, 2009 : 27). Gambar 3. Contoh Entity Relational Diagram (ERD)(kiri) dan Contoh Data Flow Diagram (DFD)(kanan) Pengindeksan. Pengindeksan adalah proses menentukan dan menerapkan istilah atau kode ke arsip sehingga dapat ditemukan kembali. Dengan adanya indeks maka dapat mempermudah dan mempersingkat waktu temu kembali arsip. Dalam perkembangannya terdapat 2 metode yang dapat digunakan dalam pengindeksan subjek, yaitu Pengindeksan konsep (Assigment indexing) dan Pengindeksan kata (Derivative indexing) (Irma, 2010: 1). Pengindeksan pada arsip dilakukan dengan cara pembuatan deskripsi arsip. Pembuatan deskripsi arsip bertujuan untuk memudahkan proses simpan dan temu kembali arsip, sehingga arsip yang dimiliki oleh suatu organisasi dapat dikelola dengan baik dan juga dapat digunakan kembali jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Metadata. Menurut salah satu kamus ilmu komputer, metadata adalah data yang berisikan informasi dari suatu dokumen yang terdiri dari deskripsi isi, kualitas, kondisi dan karakteristik dari suatu dokumen (dalam Tailor, 1999 : 77). Arlene G. Tailor yang merupakan

8 ahli di bidang arsip mengatakan definisi dari kamus ilmu komputer tersebut sudah benar, tetapi dia menambahkan bahwa metadata tidak hanya digunakan pada sistem temu kembali, tetapi juga digunakan pada sistem manajemen dan pemeliharaan dari suatu paket informasi yang di deskripsikan (Tailor, 1999 : 77). Gilliland-Swetland (dalam Chowdurry, 2004: 52) mengklasifikasikan metadata dalam lima kategori sesuai dengan kegunaannya. Metadata tersebut adalah metadata administratif, deskriptif, preservasi, teknis, dan hubungan metadata dan penggunaannya. Standar metadata dibuat oleh para ahli dalam area subjek yang berbeda, sumber-sumber informasi, pengguna dan kegunaannya, permintaan menyeluruh terhadap penemuan sumber dan deskripsi dari sebuah domain spesifik.beberapa contoh metadata yang dapat digunakan dalam dunia kearsipan yaitu, Dublin Core, ISAD (International Standard Archival Description) dan EAD. ICA AtoM. ICA-AtoM adalah sebuah aplikasi berbasis web, aplikasi opensource yang ditujukan untuk pendeskripsian arsip dengan menggunakan standar deskripsi kearsipan yang dikembangkan oleh ICA (Intenational Council of Archives). ICA-AtoM sendiri merupakan singkatan dari International Council on Archives Access to Memory. Beberapa fitur unggulan yang terdapat pada ICA AtoM adalah mendukung berbagai macam bahasa, salah satunya bahasa Indonesia sehingga memudahkan dalam pengoperasiannya. Aplikasi ini dapat menghubungkan arsip dengan penciptanya maupun tempat penyimpanannya, dapat mengelola arsip elektronik yang disimpan pada pangkalan data. Selain itu, aplikasi ini dapat melakukan ekspor maupun impor metadata dalam bentuk XML (Extensible Markup Language) atau CSV (comma separated values) sehingga mendukung interoperabilitas dengan sistem pengelolaan arsip lainnya. Perolehan dan Ketepatan. Dalam pengujian sistem temu kembali informasi (arsip) terdapat dua indikator yang bisa dipakai. Indikator tersebut adalah rasio perolehan dan ketepatan dokumen. Istilah perolehan ditujukan untuk mengukur perolehan suatu sistem dalam menemukan kembali informasi (arsip). Sedangkan istilah ketepatan ditujukan untuk mengukur ketepatan suatu sistem dalam menemukan kembali informasi (arsip). Nilai dari perolehan dan ketepatan suatu sistem temu kembali dapat dipengaruhi oleh kebijaksanaan pengindeksan. Kebijaksanaan tersebut mencakup kebijaksanaan mengenai dua hal yaitu kelengkapan (exhaustivity) dan kekhususan (specificity).

9 Metode Penelitian. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. Selain itu penelitian ini diperkuat oleh data wawancara dan studi pustaka yang dilakukan pada lingkungan kearsipan Universitas Indonesia, khususnya pada unit Kantor Arsip UI dan unit Kearsipan PAU UI. Pada penelitian eksperimen, metode pengumpulan data yang umumnya digunakan adalah memberikan percobaan kepada sistem. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat perolehan dan ketepatan yang dapat dihasilkan oleh sistem. Percobaan yang diberikan terdiri atas istilah, kata atau kombinasi dari keduanya yang terpilih. Daftar istilah yang dipilih untuk percobaan adalah sebagai berikut. Unit Kearsipan PAU UI. 1. Asrama 2. Lift 3. Bangunan "AND" Asrama 4. Bangunan "NOT" Asrama 5. Bangunan "OR" Asrama 6. Center Japanese Studies 7. Denah 8. Denah "AND" Lantai 9. Denah "NOT" Lantai 10. Denah "OR" Lantai 11. Depok 12. FE 13. Jakarta Selatan 14. Kampus "AND" Depok 15. Kampus "NOT" Depok 16. Kampus "OR" Depok 17. Menara 18. Menara "AND" air 19. Menara "NOT" air Kantor Arsip UI. 1. BAKN 2. CPNS 3. Cuti 4. Pensiun 5. Meninggal 6. Wafat 7. Kepegawaian 8. Status "AND" Kepegawaian 9. Status "OR" Kepegawaian 10. Status "NOT" Kepegawaian 11. Tunjangan 12. Tunjangan "AND" Pendidikan 13. Tunjangan "OR" Pendidikan 14. Tunjangan "NOT" Pendidikan 15. SK "AND" pengangkatan 16. SK "OR" pengangkatan 17. SK "NOT" pengangkatan 18. Nota "AND" Persetujuan 19. Nota "OR" Persetujuan 20. Menara "OR" air 20. Nota "NOT" Persetujuan.

10 Kemudian istilah-istilah tersebut di masukan ke dalam kolom pencarian sederhana ICA- AtoM dan kolom pencarian detail dengan ditambah dengan operator-operator Logika Boolean. Istilah tersebut dipilih berdasarkan istilah-istilah yang dapat menimbulkan masalah dalam pencarian jika tidak dikendalikan. Pembatasan dokumen pada Unit kearsipan PAU UI adalah arsip tentang blueprint bangunan UI dengan kode klasifikasi LOG.00, sedangkan pada Unit kantor Arsip UI adalah arsip tentang personal file pegawai UI dengan kode klasifikasi SDM.07. Kemudian data yang telah terkumpul di masukan ke dalam tabel 1 untuk selanjutnya dilakukan analisis data. Tabel 1. Tabel pengumpulan data Istilah Boolean Logic Ditemukan kembali Relevan Total Data-data yang diperoleh dari pemberian percobaan yang didukung oleh data wawancara yang kemudian akan diolah sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengolahan data-data tersebut dilakukan melalui tahapan analisis data yaitu : (a) Pemindahan data, tahap ini berisi kegiatan memindahkan data-data mentah yang berasal dari percobaan maupun wawancara yang berupa data tercetak maupun digital. (b) Reduksi data, pada tahap ini data-data yang telah terkumpul kemudian di seleksi berdasarkan kebutuhan penelitian. Sehingga, data-data yang tidak dibutuhkan untuk penelitian dapat disingkirkan. (c) Penyajian data, pada tahap ini data yang telah diklasifikasikan kemudian disajikan ke dalam bentuk tabel maupun grafik. (d) Penganalisaan data, setelah semua data yang diperlukan terkumpul kemudian data-data tersebut diolah untuk kemudian dianalisa sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Untuk data wawancara, hasil wawancara dianalisa sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sedangkan hasil dari eksperimen yang diperoleh dari pemberian percobaan (treatment), data dianalisa menggunakan matriks perolehan dan ketepatan yang ada pada tabel 2 berikut.

11 Tabel 2. Matriks Perolehan dan Ketepatan Query Ditemukan kembali Relevan a (sukses) Tidak relevan b (gangguan) Total a + b Tidak ditemukan kembali c (lalai) d (ditolak) c + d Total a + c b + d a + b + c + d Kemudian berdasarkan matriks tersebut, tingkat Perolehan dan ketepatan dapat diukur dengan menggunakan rumus : Perolehan = [a/ (a+c)] x 100% Ketepatan = [a/ (a+b)] x 100% Sehingga, prinsipnya rumus untuk mengukur perolehan dan ketepatan dapat di tunjukan sebagai berikut.!"#$%h!"#$%!"#"$%&!"#$!"#$%&'()!"#$%&'!"#$%"h!" =!"#$%h!"#$%!"#$!"#"$%&!"#"$!"#$!%&!"#"$%#%& =!"#$%h!"#$%!"#"$%&!"#$!"#$%&'()!"#$%&'!"#$%h!"#$%!"#$!"#$%&'()!"#$%&' Hasil dan Pembahasan. ICA-AtoM adalah aplikasi berbasis web yang diperuntukkan untuk membantu dalam pengelolaan arsip. Aplikasi ini dikembangkan oleh ICA (International Council of Archives), sebuah organisasi kearsipan dunia yang telah membuat standar-standar dalam pengelolaan arsip. Dalam sebuah sistem informasi diperlukan entitas-entitas yang saling berhubungan agar sistem tersebut dapat bekerja. Entitas-entitas yang ada pada ICA-AtoM adalah Accession Record, Archival Descriptions, Authority Records, Archival Institution, Function, Right Records, dan Terms. Dalam sebuah sistem pengelolaan arsip khususnya dalam pendeskripsian arsip, ICA-AtoM tentunya memiliki standar deskripsi. Standar deskripsi yang digunakan pada ICA-AtoM adalah standar yang diciptakan oleh ICA sendiri yaitu ISAD(G), ISDIAH, ISAAR. Dengan melihat arsitektur dan hubungan antar entitas yang ada pada aplikasi ICA-AtoM maka dapat dikatakan jenis Pangkalan data yang digunakan pada ICA-AtoM

12 adalah jenis pangkalan data rujukan. Pangkalan data ini bertujuan membantu pengguna untuk menuju sumber informasi. Gambar 4. Gambaran ERD (Entity Relational Diagram) Aplikasi ICA-AtoM Sumber: ICA-AtoM User Manual, 2013 Dalam menjawab tuntutan akan sebuah sistem pengelolaan yang dapat diandalkan maka Arsip Universitas Indonesia membutuhkan sebuah sistem pengelolaan arsip yang baik. Menyadari hal tersebut maka Arsip Universitas Indonesia memutuskan untuk mengembangkan sebuah sistem otomasi kearsipan yang dapat mengelola arsip elektronik tersebut berdasarkan aplikasi kearsipan yang telah ada yaitu ICA-AtoM. Aplikasi tersebut diberi nama Sistem Elektronik Kearsipan Universitas Indonesia atau dapat disingkat menjadi SEKAR UI. Sistem lnformasi Kearsipan Universitas Indonesia (SEKAR UI) adalah aplikasi berbasis web yang ditujukan untuk membantu arsiparis dalam mengelola arsip. Sistem ini dikembangkan berdasarkan ICA-AtoM yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem pengelolaan arsip yang ada di Universitas Indonesia. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat membantu staf dalam pengelolaan arsip terutama dalam hal pendeskripsian arsip. Level hak akses yang ada pada SEKAR UI serupa dengan level akses yang ada pada ICA- AtoM dengan sedikit modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan Arsip Universitas Indonesia. Dengan adanya aplikasi kearsipan tentunya proses pengelolaan arsip menjadi lebih mudah dan cepat.

13 Gambar 5. Level hak akses SEKAR UI Sumber: Manual Sistem Informasi Kearsipan Universitas Indonesia, 2013 Pengelolaan arsip dimulai dari penciptaan dan penerimaan, penyimpanan, penggunaan, dan penyusutan arsip. Pada proses penciptaan dan penerimaan arsip, arsip tersebut diciptakan oleh unit kerja organisasi yang ada di lingkungan Universitas Indonesia. Setelah itu arsip tersebut diterima oleh masing-masing unit kearsipan untuk dideskripsikan atau di alihmediakan terlebih dahulu jika arsip tersebut ingin diubah bentuknya menjadi arsip elektronik. Arsip tersebut dideskripsikan menggunakan metadata yang telah ditentukan. Tabel 3. Metadata aplikasi SEKAR UI No Metadata Informasi yang terkandung 1 Identifier Kode unik referensi spesifik berupa angka, huruf maupun kombinasinya 2 Judul Judul berkas Arsip 3 Tanggal Tanggal berkas arsip dideskripsikan 4 Level deskripsi Level deskripsi sesuai dengan kebijakan manajemen kearsipan 5 Ukuran dan Jumlah berkas arsip maupun media media yang digunakan 6 Unit Organisasi Unit organisasi yang melakukan pengelolaan dan penyimpanan arsip 7 Pencipta arsip Pencipta arsip yang dideskripsikan 8 Cakupan isi Informasi ringkas mengenai berkas yang sedang dideskripsikan 9 Klasifikasi klasifikasi arsip sesuai dengan skema klasifikasi yang telah dimiliki 10 Lokasi Lokasi arsip tersebut disimpan 11 Status Status arsip, permanen, dinilai kembali, usul musnah, aktif atau inaktif

14 Dalam pendeskripsiannya arsip yang ada pada SEKAR UI terbagi atas 4 level yaitu level 1- Grup/ Kelompok Kerja, level 2-Unit Kerja/ Unit Arsip, level 3-Klasifikasi, level 4-Berkas Arsip. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah temu kembali arsip. SEKAR UI menggunakan standar metadata ICA yaitu ISAD(G) dalam melakukan deskripsi arsip. Jenis metadata yang digunakan ICA-AtoM dalam proses pendeskripsian arsipnya adalah jenis metadata deskriptif. Metadata deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau mengidentifikasi sumber-sumber informasi sehingga membantu dalam proses temu kembalinya. Setelah arsip-arsip tersebut dideskripsikan, langkah selanjutnya yang akan dilakukan penyimpanan arsip dengan cara diberkaskan terlebih dahulu. Pemberkasan arsip di Arsip Universitas Indonesia tersusun dalam rangkaian hierarkis yang saling berkaitan. Urutan hierarkis yang terdapat pada SEKAR UI adalah Group, Sub-Group, Collection, Unit, File dan Item. Setelah arsip diberkaskan, arsip-arsip tersebut kemudian disimpan pada tempat penyimpanan yang telah disediakan. Gambar 5. Model Pemberkasan Arsip Pada Aplikasi SEKAR UI Sumber: Manual Sistem Informasi Kearsipan Universitas Indonesia, 2013 Untuk penggunaan arsip, erat kaitannya dengan hak akses masing-masing pengguna dengan melihat kebijakan informasi publik universitas. Hal tersebut juga digunakan memastikan keamanan arsip dari pengaksesan secara ilegal, sehingga arsip terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti dihancurkan, dihapus atau diubah tanpa izin. Agar informasi yang terkandung di dalam arsip terjaga, maka perlu dilakukan perawatan dan pelestarian arsip. dengan adanya perawatan tersebut arsip dapat diakses dan digunakan sesuai dengan nilai gunanya. Penyusutan arsip dilakukan dengan cara menilai arsip tersebut.

15 Sehingga, arsip tersebut dapat dimusnahkan atau ditinjau kembali untuk kembali disimpan melalui proses penerimaan arsip sesuai dengan daur hidup arsip. Proses temu kembali arsip dilakukan melalui fitur pencarian sederhana dan pencarian detail. Selain melalui penelusuran sederhana dan penelusuran detail, proses temu kembali arsip dapat dilakukan dengan menelusur arsip berdasarkan unit organisasi. Pengguna juga dapat menelusur melalui kode klasifikasi arsip sebagai akses poin subjek maupun lokasi fisik arsip tersebut disimpan. Penelusuran ini cukup membantu dalam penelusuran arsip jika kita hanya mengetahui kode klasifikasi arsip maupun lokasi arsip tersebut tersimpan. Proses awal pengindeksan pertama-tama dilakukan dengan menentukan nomor klasifikasi arsip dengan cara menilai subjek dari berkas suatu arsip. Nomor klasifikasi tersebut ditentukan dengan melihat skema klasifikasi yang telah dimiliki oleh Arsip Universitas Indonesia. Kemudian nomor klasifikasi tersebut dikombinasikan dengan karakter unik untuk dijadikan sebagai identifier dalam metadata arsip, pada setelah itu dapat mengisi deskripsi arsip yang telah ditentukan oleh metadata. Melihat proses temu kembali yang ada pada SEKAR UI maka metode pengindeksan yang digunakan adalah metode gabungan antara pengindeksan kata dan pengindeksan konsep. Kebijaksanaan pengindeksan dalam penentuan akses poin subjek yang dipilih pada SEKAR UI adalah kekhususan (specificity). Hal tersebut tercermin dari proses pemberkasan arsip yang menganut sistem hierarkis dan skema klasifikasi arsip yang mengatur klasifikasi arsip dari subjek-subjek umum ke khusus. Terdapat 40 istilah yang diberikan kepada sistem pada percobaan ini. Percobaan ini dilakukan terhadap 2 unit kearsipan yang berada di lingkungan Universitas Indonesia, yaitu pada Unit Kearsipan Pusat Administrasi Universitas (Unit Kearsipan PAU UI) dan Unit Kantor Arsip Universitas Indonesia (Kantor Arsip UI). Penentuan relevansi dokumen dilihat dari isi deskripsi ringkas dan kode klasifikasi dokumen arsip. Selain itu, peneliti juga mengecek secara langsung jumlah fisik dokumen untuk mengetahui apakah jumlah dokumen yang masuk ke dalam sistem sesuai dengan jumlah fisiknya. Total arsip yang terdapat pada Unit kearsipan PAU UI berjumlah 57 arsip yang telah diberkaskan, sedangkan pada Unit Kantor Arsip UI berjumlah 316 arsip yang telah diberkaskan. Contoh penggunaan matriks perolehan dan ketepatan pada Unit Kearsipan PAU UI diperlihatkan pada tabel 4 dengan menggunakan istilah BAKN.

16 Tabel 4. Hasil percobaan dengan menggunakan istilah BAKN BAKN Relevan Tidak Relevan Total Ditemukan kembali Tidak ditemukan kembali Total Perolehan 100% Ketepatan 92% Pada istilah ini terdapat 13 arsip yang ditemukan kembali akan tetapi hanya terdapat 12 arsip yang relevan. Penentuan relevan tidaknya arsip dilihat dari isi deskripsi ringkas yang berkaitan tentang badan akreditasi kepegawaian negara dan kode klasifikasi SDM.07. Dari data yang didapat maka diperoleh rasio Perolehan 100% dan ketepatan 92%. Rasio perolehan memiliki nilai yang lebih tinggi karena jumlah dokumen yang ditemukan lebih banyak dari jumlah dokumen yang relevan. Tabel 5. Hasil percobaan pada Kantor Arsip UI Istilah Rasio (%) Perolehan Ketepatan BAKN CPNS CUTI Pensiun meninggal wafat Kepegawaian Status "AND" Kepegawaian Status "OR" Kepegawaian Status "NOT" Kepegawaian Tunjangan Tunjangan "AND" Pendidikan Tunjangan "OR" Pendidikan Tunjangan "NOT" Pendidikan SK "AND" pengangkatan SK "OR" pengangkatan SK "NOT" pengangkatan Nota "AND" Persetujuan Nota "OR" Persetujuan Nota "NOT" Persetujuan Rasio Rata-Rata 95 95,8

17 Melihat rasio perolehan dan ketepatan yang dilakukan pada Kantor Arsip UI, yang diperlihatkan pada tabel 5, maka dapat dikatakan sistem temu kembali berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari rasio rata-rata perolehan mencapai 95% dan rasio ketepatan mencapai 95,8%. Dalam beberapa istilah masih ditemui dokumen-dokumen arsip yang tidak relevan dengan penelusuran, sehingga menyebabkan rasio ketepatan tidak mencapai 100%. Dokumen yang tidak relevan tersebut ditemukan kembali oleh sistem karena di dalam metadatanya mengandung informasi yang berhubungan dengan istilah yang ditelusur, akan tetapi dokumen tersebut nyatanya tidak relevan dengan penelusuran. Pada percobaan ini juga ditemukan gangguan atau noise akibat sinonim. Hal ini terlihat dari percobaan pada istilah wafat dan meninggal. Seharusnya jumlah dokumen relevan yang terpanggil adalah 20 arsip akan tetapi yang terpanggil hanya 10. Selain itu, masih terdapat beberapa dokumen tidak ditemukan kembali. Hal ini karena deskripsi yang ada pada metadata dokumen arsip tersebut tidak terisi dengan lengkap maupun terdapat kesalahan dalam penulisan deskripsi sehingga sistem tidak dapat membacanya. Tabel 6. Hasil percobaan dengan menggunakan istilah Asrama Asrama Relevan Tidak Relevan Total Ditemukan kembali Tidak ditemukan kembali Total Perolehan 100% Ketepatan 100% Contoh penggunaan matriks perolehan dan ketepatan pada Unit Kearsipan PAU UI diperlihatkan pada tabel 6 dengan menggunakan istilah Asrama. Pada istilah ini terdapat 38 arsip yang ditemukan kembali dan tidak terdapat arsip yang tidak relevan. Penentuan relevan tidaknya arsip dilihat dari isi deskripsi ringkas maupun data digital yang berkaitan tentang blueprint asrama yang ada di lingkungan UI dan kode klasifikasi LOG.00. Dari data yang didapat maka diperoleh rasio Perolehan 100% dan ketepatan 100%. Rasio perolehan dan ketepatan memiliki nilai yang sama karena jumlah dokumen yang ditemukan dan dokumen yang relevan sama.

18 Tabel 7. Hasil percobaan pada Unit Kearsipan PAU UI Istilah Perolehan Rasio (%) Ketepatan Asrama Lift Bangunan "AND" Asrama Bangunan "NOT" Asrama Bangunan "OR" Asrama Center Japanese Studies Denah Denah "AND" Lantai Denah "NOT" Lantai Denah "OR" Lantai Depok FE Jakarta Selatan Kampus "AND" Depok Kampus "NOT" Depok 0 0 Kampus "OR" Depok Menara Menara "AND" air Menara "NOT" air 0 0 Menara "OR" air Rasio Rata-Rata 82,3 85,2 Melihat rasio perolehan dan ketepatan yang dilakukan pada Unit Kearsipan PAU UI, yang diperlihatkan pada tabel 7, maka dapat dikatakan sistem temu kembali berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari rasio rata-rata perolehan maupun ketepatan mendekati angka 100%, yaitu 82,3% untuk perolehan dan 85,2% untuk ketepatan. Akan tetapi terdapat beberapa istilah yang memiliki rasio 0% hal ini karena dokumen arsip yang memiliki istilah tersebut memang tidak tersedia. Pada percobaan ini masih ditemukan dokumen arsip yang tidak relevan, hal ini karena beberapa arsip yang ditemukan kembali mengandung beberapa kata atau kalimat yang berhubungan dengan istilah yang ditelusur, akan tetapi tidak relevan dengan penelusuran. Selain itu, masih ditemukan dokumen arsip yang tidak ditemukan kembali. Hal ini karena dalam pendeskripsiannya, informasi yang ada dalam metadata tidak terisi dengan lengkap, sehingga membuat sistem tidak dapat membacanya.

19 Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan yang didapat dari penelitian adalah sistem temu kembali arsip yang dimiliki oleh Arsip Universitas Indonesia sudah sangat baik. Hal ini terlihat dari tingginya rasio rata-rata perolehan maupun ketepatan dokumen arsip melalui aplikasi kearsipan SEKAR UI. Rasio rata-rata perolehan dan ketepatan pada Kantor Arsip UI masing-masing adalah 95% dan 95,8%. Sedangkan Rasio rata-rata perolehan dan ketepatan pada Unit Kearsipan PAU UI masing-masing adalah 82,3% dan 85,2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio perolehan dan ketepatan rata-rata dari kedua unit kearsipan tersebut adalah 88,6% dan 90,5 %. Tingginya angka rasio tersebut disebabkan oleh proses pengindeksan yang baik. Sehingga dokumen yang diminta oleh pengguna dapat ditemukan kembali oleh sistem. Walaupun demikian terdapat beberapa dokumen arsip yang tidak dapat ditemukan kembali maupun tidak relevan. Berdasarkan kesimpulan yang didapat maka berikut adalah beberapa saran untuk pengembangan aplikasi kearsipan SEKAR UI. Terdapat beberapa dokumen arsip yang tidak dapat ditemukan maupun tidak relevan oleh sistem. Hal ini dapat dihindari dengan meningkatkan ketelitian pendeskripsian arsip dalam pengisian metadata arsip. Sehingga sistem dapat membaca metadata tersebut, dengan begitu kinerja sistem temu kembali arsip akan semakin meningkat. Selain itu, membuatkan informasi tunjuk silang pada sistem, agar gangguan sinonim teratasi sehingga tingkat ketepatan sistem akan meningkat. Daftar Referensi Baeza-Yates, Ricardo dan Ribeiro-Neto, Berthier. (1999). Modern Information Retrieval. New York: ACM Press. Chowdhury, G. G. (2004). Introduction to Modern Information Retrieval. London: Facet Publishing. Creswell, John W. (2010). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ICA. (2013). ICA AtoM Manual. Diakses pada tanggal 20 Maret Irma U. Aditirto. (2010). Bahan ajar perkuliahan. Perkembangan Pengindeksan. pdf. Diakses pada tanggal 10 Maret Irma U. Aditirto. (2010). Bahan ajar perkuliahan. Kebijaksanaan Pengindeksan. Diakses pada tanggal 10 Maret ISO. (2001). ISO : 2001 Information and documentation record management part 1 : general.

20 ISO. (2001). ISO : 2001 Information and documentation record management part 2 : guidelines. Mayesti, Nina. (2009). Pangkalan Data Untuk Lembaga Informasi. Depok. Prof. DR. Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: CV Alfabeta. Read & Ginn. (2008). Record Management. 9 th ed. Australia: South-Western. Saffady, William. (2009). Managing Electronic Record. 4 th ed. New York: ARMA International. Sulistyo-Basuki. (1992). Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Tailor, Arlene G. (1999). The Organization of Information. Englewood, Colorado : Libraries Unlimited, INC. Tim Pengembang. (2013). Manual Sistem Informasi Kearsipan Universitas Indonesia. Depok: Kantor Arsip Universitas Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 43 Tahun Tentang Kearsipan. Zainal A. Hasibuan dan Yofi Andri. (2010). Penerapan Berbagai Teknik Sistem Temu Kembali Informasi. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Diakses pada tanggal 8 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kearsipan meliputi : data, SDM/ arsiparis, fasilitas dan dana.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kearsipan meliputi : data, SDM/ arsiparis, fasilitas dan dana. 22 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Lahirnya UU No 43 Tahun 2009 telah membawa perubahan besar dunia kearsipan di Indonesia. Setiap instansi diwajibkan memelihara arsip yang diciptakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Penaksiran dan Retensi Arsip Dinamis Oleh Endang Wahyulestari (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI,

Penaksiran dan Retensi Arsip Dinamis Oleh Endang Wahyulestari (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Penaksiran dan Retensi Arsip Dinamis Oleh Endang Wahyulestari (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, mygayda@gmail.com) Setiap institusi baik itu lembaga swasta, pemerintahan maupun lembaga swadaya masyarakatpasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Betty R.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Betty R. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Arsip merupakan salah satu sumber informasi yang dapat diakses dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Betty R. Ricks arsip

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Persewaan DVD ABSTRAK

Sistem Informasi Manajemen Persewaan DVD ABSTRAK Sistem Informasi Manajemen Persewaan DVD Julius Michell (0827009) Jurusan Sistem Komputer, Fakulktas Teknik Jalan Prof. drg. Surya Sumantri, MPH 65 Bandung ABSTRAK Bidang Teknologi informasi untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Suatu instansi, organisasi merupakan sebuah wadah, alat untuk mencapai tujuan yang didalamnya terdapat sekumpulan orang, visi misi tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang bergerak pada bidang apapun. Hal tersebut karena arsip

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang bergerak pada bidang apapun. Hal tersebut karena arsip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Arsip merupakan salah satu komponen penting dalam administrasi pada sebuah organisasi yang bergerak pada bidang apapun. Hal tersebut karena arsip mengandung

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: dokumen digitalisasi, manajemen dokumen, sistem informasi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: dokumen digitalisasi, manajemen dokumen, sistem informasi. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sistem Informasi Manajemen Dokumen dirancang untuk mengelola dan mengolah dokumen digitalisasi yang ada di Fakultas Teknologi Informasi. Dokumen yang diolah pada aplikasi ini berupa dokumen yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, permainan, pelayanan masyarakat, periklanan (Pramana, 2005).

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, permainan, pelayanan masyarakat, periklanan (Pramana, 2005). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, permainan, pelayanan masyarakat, periklanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk organisasi yang setiap kegiatannya akan menghasilkan catatan. Catatan ini

BAB I PENDAHULUAN. bentuk organisasi yang setiap kegiatannya akan menghasilkan catatan. Catatan ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dan Permasalahan Sebagai makhluk sosial, setiap manusia melakukan kerjasama dengan sesamanya guna memenuhi kebutuhan. Kerjasama ini dapat diwujudkan dalam bentuk organisasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERSEWAAN MOBIL PADA RENTAL MOBIL AKUR PACITAN

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERSEWAAN MOBIL PADA RENTAL MOBIL AKUR PACITAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERSEWAAN MOBIL PADA RENTAL MOBIL AKUR PACITAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERSEWAAN MOBIL PADA RENTAL MOBIL AKUR PACITAN Bayu Kristiawan 1, Sukadi 2 Universitas Surakarta 1,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arsip dinamis ialah arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Arsip dinamis ialah arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Setiap lembaga yang menjalankan tugas pokok dan fungsinya akan menghasilkan suatu arsip. Dalam Undang-Undang nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan dijelaskan

Lebih terperinci

PERATURAN PERUNDANGAN UNDANGAN

PERATURAN PERUNDANGAN UNDANGAN SISTEM PERATURAN PERUNDANGAN UNDANGAN 1. UU NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN 2. PP NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN TERHADAP UU NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN 3. UU NO 8 TAHUN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS TEMU KEMBALI SIKD TIK 2.0 SEBAGAI SISTEM TEMU KEMBALI ARSIP DINAMIS DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS TEMU KEMBALI SIKD TIK 2.0 SEBAGAI SISTEM TEMU KEMBALI ARSIP DINAMIS DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS TEMU KEMBALI SIKD TIK 2.0 SEBAGAI SISTEM TEMU KEMBALI ARSIP DINAMIS DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SKRIPSI PIFI LUTFIANTI NPM 0806465756 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak menciptakan arsip dalam berbagai bentuk dan media. Tidak dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. banyak menciptakan arsip dalam berbagai bentuk dan media. Tidak dipungkiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Arsip merupakan hal yang tak akan terpisahkan dari setiap organisasi. Sejak berdirinya organisasi sampai berhentinya suatu organisasi tentu akan banyak

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra

Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra Iwan Handoyo Putro 1), Resmana Lim 2), Hendri Kurnia Wijaya

Lebih terperinci

Bab III. Landasan Teori

Bab III. Landasan Teori Bab III Landasan Teori Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

QUERY EXPANSION DENGAN MENGGABUNGKAN METODE RUANG VEKTOR DAN WORDNET PADA SISTEM INFORMATION RETRIEVAL

QUERY EXPANSION DENGAN MENGGABUNGKAN METODE RUANG VEKTOR DAN WORDNET PADA SISTEM INFORMATION RETRIEVAL QUERY EXPANSION DENGAN MENGGABUNGKAN METODE RUANG VEKTOR DAN WORDNET PADA SISTEM INFORMATION RETRIEVAL Susetyo Adi Nugroho () Abstrak: Salah satu metode yang sering digunakan dalam mengukur relevansi dokumen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Rekod Elektronik BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ricks (1992:14) menyatakan bahwa : Manajemen rekod merupakan sebuah sistem yang mencakup keseluruhan aktivitas dari daur hidup arsip (life cycle of

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kegiatan perjalanan dinas. Kegiatan perjalanan dinas dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER SA Seksi 327 TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Sumber: PSA No. 59 PENDAHULUAN 01 Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia terhadap ketersediaan informasi. Teknologi memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia terhadap ketersediaan informasi. Teknologi memudahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini mempengaruhi kebutuhan manusia terhadap ketersediaan informasi. Teknologi memudahkan manusia dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

Landasan Manajemen Arsip/ Dokumen

Landasan Manajemen Arsip/ Dokumen arsip?? Landasan Manajemen Arsip/ Dokumen Peran arsip/ dokumen/ rekod Daur hidup arsip (life cycle records) Aspek hukum pada arsip Perguruan Tinggi Permasalahan arsip Perguruan Tinggi Peran Arsip dalam

Lebih terperinci

Modul VI BIBLIOGRAFI

Modul VI BIBLIOGRAFI Modul VI FORMAT STANDAR DATA BIBLIOGRAFI Setelah mempelajari materi ini, mendiskusikan, dan latihan mahasiswa dapat membuat deskripsi bibliografi bahan pustaka berdasarkan standar format MARC dan Dublin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi individu maupun organisasi. Organisasi terus beraktivitas beriringan

BAB I PENDAHULUAN. bagi individu maupun organisasi. Organisasi terus beraktivitas beriringan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dan Permasalahan Di era globalisasi, informasi menjadi sumber daya yang sangat penting bagi individu maupun organisasi. Organisasi terus beraktivitas beriringan dengan

Lebih terperinci

Analysis Modeling 4/10/2018. Focus on What not How. Kenapa Analisis Kebutuhan. Definisi Analisis Kebutuhan. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan

Analysis Modeling 4/10/2018. Focus on What not How. Kenapa Analisis Kebutuhan. Definisi Analisis Kebutuhan. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan Kenapa Analisis Kebutuhan Analysis Modeling 1 Definisi Analisis Kebutuhan Definisi Analisis Kebutuhan Penguraian kebutuhan-kebutuhan yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (computer based

BAB III LANDASAN TEORI. menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (computer based BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Sebuah sistem informasi tidak harus melibatkan komputer, tetapi dalam prakteknya sistem informasi lebih sering dikait-kaitkan dengan komputer. Sistem informasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat. kepada masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat. kepada masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat Menurut Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (2011:4), pengabdian kepada masyarakat atau kegaitan pengabdian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 1 BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 1.1.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 134 JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 134 JAKARTA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 134 JAKARTA Muhammad Ainur Rony Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya Petukangan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan digital merupakan aplikasi praktis yang mengelola koleksi berbagai macam dokumen dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui komputer. Melalui aplikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Data dan Informasi Data merupakan fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambargambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

MANAJEMEN ARSIP ELEKTRONIK* Oleh: Sutirman** Universitas Negeri Yogyakarta. Abstrak

MANAJEMEN ARSIP ELEKTRONIK* Oleh: Sutirman** Universitas Negeri Yogyakarta. Abstrak MANAJEMEN ARSIP ELEKTRONIK* Oleh: Sutirman** Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Pengelolaan arsip merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi bisnis maupun pemerintahan. Bertambahnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu pertama, pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan yang kedua, pendekatan yang

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: The number of concrete structure material and Wages. viii

ABSTRACT. Keywords: The number of concrete structure material and Wages. viii ABSTRAK Material adalah salah satu hal yang utama dalam sebuah proyek. Oleh karena itu diperlukan adanya sistem yang mengatasi permasalahan kompleksitas pada data material. Tujuan dari penelitian ini untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi maupun instansi pasti tidak luput dari kegiatan administrasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi maupun instansi pasti tidak luput dari kegiatan administrasi. 1 A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Sebuah organisasi maupun instansi pasti tidak luput dari kegiatan administrasi. Dari berbagai kegiatan administrasi itu akan menghasilkan sebuah bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok

BAB I PENDAHULUAN. bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Arsip adalah setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok persoalan)

Lebih terperinci

Abstraksi. Universitas Kristen Maranatha

Abstraksi. Universitas Kristen Maranatha vi Abstraksi This Top Sales, Contribution, and Productivity Searching Application has been made for Toserba X management system in order to increase the accuration of any decisions in selling and buying

Lebih terperinci

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie Matakuliah Otomasi Perpustakaan Miyarso Dwi Ajie Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arsip tercipta dari proses kegiatan suatu instansi yang secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. Arsip tercipta dari proses kegiatan suatu instansi yang secara langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsip tercipta dari proses kegiatan suatu instansi yang secara langsung berfungsi sebagai sumber informasi dalam pelaksanaan kegiatan instansi, serta berpengaruh

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera II Padalarang yang beralamat di Jl. Gadobangkong 145 Cimareme Padalarang.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Aplikasi Web, Asuhan Keperawatan, Metode Waterfall, Sistem Informasi Manajemen

ABSTRAK. Kata Kunci : Aplikasi Web, Asuhan Keperawatan, Metode Waterfall, Sistem Informasi Manajemen ABSTRAK Tenaga perawat mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Kata Kunci: Jaringan, Konstruksi, Pelaporan, Proyek, Sistem Informasi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Kata Kunci: Jaringan, Konstruksi, Pelaporan, Proyek, Sistem Informasi. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan penyedia jasa kelistrikan di Indonesia dan Unit Pelaksana Konstruksi Jaringan Jawa Bali 5 (UPK JJB 5) merupakan bisnis di bawah PT. PLN (Persero) yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan proses administrasi. Hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan proses administrasi. Hasil dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Dalam suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta pasti akan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan proses administrasi. Hasil dari kegiatan administrasi

Lebih terperinci

2.2. Fitur Produk Perangkat Lunak Fitur Pengolahan Data Fakultas Fitur Pengolahan Data Jurusan

2.2. Fitur Produk Perangkat Lunak Fitur Pengolahan Data Fakultas Fitur Pengolahan Data Jurusan Abstract This search engine application is a tool used in topic research concerning practical work and final assignment made by Maranatha Christian University s students. The users can do research based

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. historis. Volume arsip yang tercipta dari suatu organisasi, bertambah berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. historis. Volume arsip yang tercipta dari suatu organisasi, bertambah berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsip memiliki arti penting bagi setiap organisasi sebagai sumber ingatan atau memori, bahan pengambilan keputusan, bukti atau legalitas dan rujukan historis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Perancangan Basidata ( Database Design ) Proses perancangan database merupakan bagian dari micro lifecycle. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam proses tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin banyak pula arsip yang akan diciptakan oleh organisasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin banyak pula arsip yang akan diciptakan oleh organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Arsip tercipta dari hassil kegiatan yang dilakukan instansi atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan suatu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS VISUAL BASIC DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS VISUAL BASIC DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Visual Basic di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan (Ahi Sholihin Saragih) 1 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS VISUAL BASIC DI SMK MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Defenisi Pangkalan Data Pangkalan data atau Database merupakan kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN INVENTARIS BARANG DI SMKN 1 BATUSANGKAR. ABSTRACT

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN INVENTARIS BARANG DI SMKN 1 BATUSANGKAR. ABSTRACT SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN INVENTARIS BARANG DI SMKN 1 BATUSANGKAR Tiara Sy 1, Nurmi 2, Thomson Mary 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Informatika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN DIKLAT KOTA PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008

SISTEM PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN DIKLAT KOTA PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 SISTEM PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN DIKLAT KOTA PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 Dewi Maryati Dianni Doso Priyono Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PUBLIC USERS PADA SISTEM INFORMASI KEARSIPAN AKADEMIK ELEKTRONIK (SIAMEL)

PENGEMBANGAN MODUL PUBLIC USERS PADA SISTEM INFORMASI KEARSIPAN AKADEMIK ELEKTRONIK (SIAMEL) Vol.3/No.1, Juni 2015, hlm. 1-8 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 1 PENGEMBANGAN MODUL PUBLIC USERS PADA SISTEM INFORMASI KEARSIPAN AKADEMIK ELEKTRONIK (SIAMEL) (Studi Action Research Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kegiatan yang menghasilkan informasi adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kegiatan yang menghasilkan informasi adalah kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kegiatan yang menghasilkan informasi adalah kegiatan perkantoran. Dalam dunia perkantoran, informasi yang telah terekam berguna sebagai alat komunikasi

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah membantu sektor manufaktur dalam memproduksi barang mulai dari bahan mentah menjadi barang jadi yang siap dipasarkan.

Lebih terperinci

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Teknik Audit Berbantuan Komputer SA Seksi 327 TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Sumber: PSA No. 59 PENDAHULUAN 01 Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendahuluan ini akan menerangkan beberapa acuan dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendahuluan ini akan menerangkan beberapa acuan dalam melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini akan menerangkan beberapa acuan dalam melakukan Kerja Praktek di suatu instansi perusahaan yakni latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic.

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic. 2 BAB II LANDASAN TEORI Untuk menunjang penulisan Tugas Akhir ini, diambil beberapa bahan referensi seperti bahasa pemrograman PHP dan MySQL, serta beberapa bahan lainya yang diperlukan dalam pembangunan

Lebih terperinci

APLIKASI MESIN PENCARI DOKUMEN CROSS LANGUAGE BAHASA INGGRIS BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN VECTOR SPACE MODEL

APLIKASI MESIN PENCARI DOKUMEN CROSS LANGUAGE BAHASA INGGRIS BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN VECTOR SPACE MODEL APLIKASI MESIN PENCARI DOKUMEN CROSS LANGUAGE BAHASA INGGRIS BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN VECTOR SPACE MODEL SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah instansi, baik pemerintah maupun swasta pasti membutuhkan arsip

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah instansi, baik pemerintah maupun swasta pasti membutuhkan arsip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Sebuah instansi, baik pemerintah maupun swasta pasti membutuhkan arsip dalam kegiatan operasionalnya. Arsip merupakan aspek vital bagi sebuah organisasi.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan dan kehidupan manusia sungguh dipercepat dengan kemudahan akses terhadap begitu banyak informasi. Pada beberapa waktu yang lalu akses terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada tugas akhir ini mencakup beberapa tahapan pengerjaan antara lain : 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian tugas akhir ini terdiri

Lebih terperinci

Pengelolaan Arsip Elektronik Format Dokumen

Pengelolaan Arsip Elektronik Format Dokumen Pengelolaan Arsip Elektronik Format Dokumen Muhamad Rosyid Budiman Program dan Data Teknologi Informasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DIY Definisi Arsip Elektronik Definisi arsip elektonik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 menyatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Setiap instansi dalam kegiatan organisasi pasti akan melahirkan arsip. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis (fungsi administrasi) arsip juga sebagai memori kolektif (fungsi statis),

BAB I PENDAHULUAN. dinamis (fungsi administrasi) arsip juga sebagai memori kolektif (fungsi statis), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Arsip sebagai sumber informasi memiliki banyak fungsi dalam penggunaannya di instansi/organisasi. Dalam hal ini, selain memiliki kegunaan dinamis

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Oleh: Ir. Abdul R. Saleh, M.Sc dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 2 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Dokumen Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan yang dibuat dan/atau diterima oleh perusahaan/organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatannya,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Perpustakaan merupakan sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran

Lebih terperinci

Sistem Informasi Lowongan dan Lamaran Pekerjaan Berbasis Web Menggunakan ASP.NET

Sistem Informasi Lowongan dan Lamaran Pekerjaan Berbasis Web Menggunakan ASP.NET Sistem Informasi Lowongan dan Lamaran Pekerjaan Berbasis Web Menggunakan ASP.NET Swarry Chalatra Prameswara, Meliana Christianti J. Jurusan S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan,

BAB III TEORI PENUNJANG. semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, 10 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Sirkulasi Perpustakaan Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris Circulation yang berarti perputaran atau peredaran. Dalam ilmu perpustakaan, sirkulasi dikenal dengan peminjaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih cepat, tepat, akurat, dan lengkap. Informasi sendiri ialah suatu sumber

BAB I PENDAHULUAN. lebih cepat, tepat, akurat, dan lengkap. Informasi sendiri ialah suatu sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Informasi menjadi suatu hal yang pasti dibutuhkan setiap manusia. Semakin maju peradaban dan teknologi, akses untuk mendapatkan informasi dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Gudang Royal Abadi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Gudang Royal Abadi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Gudang Royal Abadi Sejahtera II Padalarang yang beralamat di Jl. Gadobangkong 145 Cimareme Padalarang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PHPMYADMIN PADA RANCANGAN SISTEM PENGADMINISTRASIAN

IMPLEMENTASI PHPMYADMIN PADA RANCANGAN SISTEM PENGADMINISTRASIAN Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 2, Hal. 38-44 pissn : 2460-3333 eissn : 2579-907X IMPLEMENTASI PHPMYADMIN PADA RANCANGAN SISTEM PENGADMINISTRASIAN Rahmawati Erma Standsyah 1, Intannia Sari Restu N.S 2 1 Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 3.1.1 Sistem Menurut Sari Murdowati (1998; 1), definisi sistem merupakan sekumpulan komponen terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta karena arsip sebagai sumber informasi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta karena arsip sebagai sumber informasi dan pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Pengelolaan arsip sangat penting peranannya bagi suatu instansi pemerintahan maupun swasta karena arsip sebagai sumber informasi dan pusat ingatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara akurat dan efektif kepada semua pihak yang membutuhkannya. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. secara akurat dan efektif kepada semua pihak yang membutuhkannya. Informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Dalam dunia organisasi, baik organisasi profite maupun organisasi non profite pelayanan publik sangat diutamakan mengingat citra baik sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan 23 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan Sukajadi No. 137-139 Bandung. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Apotek Century

Lebih terperinci

BACK OFFICE DAN LAYANAN PADA ARSIP DAERAH PROVINSI DIY

BACK OFFICE DAN LAYANAN PADA ARSIP DAERAH PROVINSI DIY BACK OFFICE DAN LAYANAN PADA ARSIP DAERAH PROVINSI DIY Budi Santoso Pengantar Lembaga kearsipan daerah mempunyai dua peran utama yang bersifat internal dan eksternal. Secara internal, kedudukan lembaga

Lebih terperinci

BASIS DATA MODEL BASIS DATA

BASIS DATA MODEL BASIS DATA BASIS DATA MODEL BASIS DATA APA ITU MODEL BASIS DATA? Model database menunjukkan struktur logis dari suatu basis data, termasuk hubungan dan batasan yang menentukan bagaimana data dapat disimpan dan diakses.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan objek penelititan pada CV. Kayu Laris. 3.1.1 Sejarah Singkat CV.Kayu Laris CV. Kayu Laris adalah

Lebih terperinci

SUB SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATAPENJAJAGAN KENAIKAN GAJI BERKALA(KGB)PADA BAGIAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA TASIKMALAYA ABSTRACT

SUB SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATAPENJAJAGAN KENAIKAN GAJI BERKALA(KGB)PADA BAGIAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA TASIKMALAYA ABSTRACT SUB SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATAPENJAJAGAN KENAIKAN GAJI BERKALA(KGB)PADA BAGIAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA TASIKMALAYA Deni Ahmad Jakaria Prodi Teknik Informatika STMIK DCI Jl. Komalasari II No. 28 Kota

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjadwalan Pengertian jadwal menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan atau rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan informasi dengan cepat dan tepat mutlak menjadi harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan informasi dengan cepat dan tepat mutlak menjadi harapan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tuntutan keterbukaan dan kesediaan akan informasi saat ini bukan hanya berlaku ditataran instansi. Masyarakat umum juga menuntut hal yang sama. Penyediaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM ABSTRAK

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM ABSTRAK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM Nama : Dewi Mustari Pembimbing 1 : Mira Kania Sabariah, S.t, M.T Pembimbing 2 : Andri Heryandi, S.T ABSTRAK Sistem penjadwalan

Lebih terperinci