KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Desa Pecekelan Deskripsi Wilayah Desa Pecekelan secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah. Posisinya berada sejauh 20 km dari ibukota kabupaten dan sekitar 3 km dari ibukota kecamatan, pada jalur jalan raya antar kabupaten Wonosobo-Purworejo atau jalur jalan alternatif Wonosobo-Magelang. Luas wilayah desa 502,573 ha, terdiri atas enam dusun yaitu Gedangan, Kalilusi, Kliwonan, Pundung, Budan dan Panto. Desa Pecekelan berbatasan dengan Desa Sapuran (sebelah Utara), Desa Tempur Sari dan Desa Glagah (sebelah Timur), Desa Beran, Kecamatan Kepil (sebelah Selatan) dan Desa Karang Sari (sebelah Barat). Sebagian besar topografi wilayah Desa Pecekelan adalah berbukit dengan kemiringan 15-40% pada ketinggian m di atas permukaan laut. Menurut Peta Kemampuan Tanah Dinas Pertanian Kecamatan Sapuran, jenis tanah dominan adalah regosol dari batuan induk vulkan. Suhu udara rata-rata berkisar antara o C pada siang hari dan 20 o C pada malam hari. Pada bulan Juli dan Agustus (setiap tahun), suhu akan turun menjadi o C pada malam hari dan o C pada siang hari. Curah hujan rata-rata tahunan sekitar mm/tahun, dengan tipe iklim B menurut Schmidt dan Ferguson (nilai Q = 14,3-33,3, atas dasar curah hujan tahun ). Penggunaan Lahan dan Potensi Sumberdaya Alam Sebagian besar penggunaan lahan di Desa Pecekelan adalah sebagai tegalan (41%), sawah (27%), hutan negara (17,90%) dan lainnya dalam jumlah yang lebih kecil untuk perumahan dan pekarangan. Pemanfaatan lahan desa Pecekelan dapat dilihat pada Tabel 8. Lahan kering (tegalan) berbentuk agroforestri yaitu perpaduan antara tanaman keras (sengon, durian, mahoni, suren), tanaman perkebunan (kopi, cengkeh, kelapa) dan tanaman semusim (pisang, nanas, salak, talas). Sengon dan kopi merupakan komoditi utama dan mendominasi jenis tanaman agroforestri di Desa Pecekelan.

2 53 Tabel 8 Pola penggunaan lahan di Desa Pecekelan No. Penggunaan lahan Luas lahan Persentase (ha) (%) 1. Sawah 136,80 27,22 2. Pekarangan 38,00 7,56 3. Tanah kering/tegal 207,00 41,18 4. Tambak/kolam 2,01 0,40 5. Hutan negara 90,00 17,90 6. Lain-lain 28,80 5,74 Jumlah 502,61 100,00 Sumber : BPS Kecamatan Sapuran 2002 Lahan basah (sawah) ditanami oleh padi, palawija, buah-buahan dan sayursayuran dengan masa panen padi sebanyak dua kali setahun yang dikombinasikan dengan penanaman palawija. Desa Pecekelan memiliki banyak potensi berupa pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, bahan galian, perikanan darat ikan tawar dan wisata. Hasil dari bidang pertanian berupa jagung, padi ladang, ubi kayu, ubi jalar, cabe, tomat dan kubis. Perkebunan terutama menghasilkan kopi dan kelapa. Produksi ternak desa Pecekelan berupa sapi, ayam, kambing, angsa, bebek dan telur. Sumber lain desa Pecekelan berupa bahan galian yang berupa pasir, dan batu kali. Dalam bidang perikanan, dilakukan budidaya menggunakan kolam dengan hasil berupa ikan mas, mujair, bawal, braskap dan lele. Wisata yang dapat dikembangkan berupa wisata hutan dan agrowisata. Sumber air untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari mata air, sumur dan PAM. Kebutuhan air untuk pertanian dan sawah berasal dari tiga sumber yaitu sungai, mata air dan bendungan. Kondisi Sosial dan Ekonomi Berdasarkan data isian potensi Desa Pecekelan tahun 2003, jumlah penduduk tercatat sebanyak jiwa yang terdiri KK, dengan jumlah laki-laki jiwa (51%) dan perempuan jiwa (49%) atau kepadatan penduduk rata-rata 841 jiwa/km 2. Secara umum tingkat pendidikan masyarakat masih rendah. Hanya 5% saja yang sampai kejenjang SLTA/sederajat, sementara 70% lebih hanya menamatkan jenjang SD atau pernah bersekolah di SD. Sektor pertanian dan perdagangan/industri memegang peranan penting sebagai pendukung mata pencaharian utama di Desa Pecekelan (Tabel 9).

3 54 Penduduk yang menggantungkan hidupnya dari pertanian sebesar 54 %, terdiri atas 43% petani pemilik lahan dan 11% sebagai buruh tani. Sedangkan penduduk yang menekuni kegiatan perdagangan dan industri mencapai 27%. Tabel 9 Sebaran sumber mata pencaharian utama penduduk Desa Pecekelan tahun 2002 No. Mata pencaharian Jumlah penduduk Persentase (jiwa) (%) 1. Petani sendiri ,15 2. Buruh tani ,82 3. Pedagang ,80 4. Industri 140 9,78 5. Bangunan 64 4,47 6. Angkutan 31 2,16 7. PNS/TNI 77 5,38 8. Pensiunan 18 1,26 9. Lain-lain 74 5,18 Jumlah ,00 Sumber : BPS Kecamatan Sapuran 2002 Riwayat dan Sistem Pengelolaan Agroforestri Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2002, luas agroforestri hutan rakyat di Desa Pecekelan telah mencapai luas 207 ha berbentuk tegalan atau kebun. Luas ini relatif tidak terlalu berbeda dengan kondisi tahun Hutan rakyat di Pecekelan sudah dipraktekkan cukup lama dan proses perkembangannya tidak bisa dilepaskan dengan adanya program penghijauan pemerintah yang dimulai pada tahun Sebelumnya lahan tegalan banyak ditanam dengan kopi monokultur dan pohon cengkeh. Adanya program penghijauan bersamaan dengan jatuhnya harga kopi memotivasi petani untuk mulai menanam tegalannya dengan pohon berkayu, terutama sengon diantara tanaman kopi yang sudah ada. Hutan rakyat disini dibagi dua macam yaitu hutan rakyat swadaya seluas 100,5 ha dan hutan rakyat dampak seluas 103,5 ha. Hutan rakyat swadaya adalah hutan rakyat yang dikelola Kelompok Tani Jaya yang berdiri tanggal 16 November 1981, yang sebetulnya berperan banyak sebagai patner pemerintah dalam program penghijauan. Hutan rakyat dampak adalah hutan rakyat yang berada di luar hutan rakyat swadaya yang dikelola secara perorangan. Menurut lokasinya, hutan rakyat swadaya terbagi atas dalam dua blok yaitu blok Tanggulasi seluas 67,6 ha dan blok Patean seluas 54,7 ha.

4 55 Berdasarkan laporan Desa Pecekelan tahun 2000 (informasi dari tahun 1990 s/d 1994), luas tanaman sengon dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Namun perkembangannya relatif sudah tidak terdata lagi, terutama sejak Kelompok Tani Jaya sudah tidak terlalu aktif lagi. Tabel 10 Potensi sengon pada hutan rakyat di Desa Pecekelan No. Tahun Potensi sengon (m 3 ) Sumber : Laporan Desa Pecekelan 2000 Hutan rakyat di Pecekelan memiliki variasi umur yang beragam dari tegakan umur yang muda sampai yang tua, bahkan ada yang dibiarkan hingga lebih 15 tahun. Hutan rakyat dikerjakan secara agroforestri yaitu perpaduan antara tanaman keras (sengon, durian, mahoni, suren), tanaman perkebunan (kopi, cengkeh, kelapa) dan tanaman semusim (pisang, nanas, salak, talas). Sengon dan kopi merupakan komoditas utama dan mendominasi jenis tanaman agroforestri di Desa Pecekelan. Beberapa praktek silvikultur yang diterapkan untuk pengelolaan hutan rakyat telah mengalami banyak kemajuan. Perbanyakan tanaman sengon selain cara trubusan juga dilakukan dengan mencangkok. Penggunaan bibit umumnya dilakukan untuk menambah jumlah tanaman atau untuk pembukaan lahan baru. Pemeliharaan trubusan atau mencangkok lebih disukai karena pertumbuhan pohon jauh lebih cepat dari pada dengan bibit. Dari tunggak sengon biasanya muncul dua sampai tiga trubusan, petani kemudian menyeleksi dan memelihara salah satu dari trubusan hingga bisa dipanen kembali atau salah satu batang trubusan tersebut oleh petani diplih untuk dicangkok, setelah keluar akarnya batang dipotong dan ditanam dilahan kosong yang lain. Sebagian petani juga telah mengoptimal tanaman kopinya dengan menyambungnya dengan kopi unggul (kopi arabika) untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik. Kopi merupakan andalan utama petani selain menunggu hasil kayu sengon.

5 56 Petani melakukan pemeliharaan tanaman agroforestrinya dengan pembersihan lahan, memelihara teras, pengawasan terhadap serangan hama sengon dan pemupukan. Pembersihan lahan yang dimaksud berupa pendangiran rumput yang dilakukan secara rutin maupun tidak. Terasering dilakukan karena hutan desa Pecekelan berbukit-bukit dengan tujuan untuk mencegah erosi dan longsor selain juga untuk menahan pupuk agar tidak cepat tercuci. Pemupukan yang dilakukan petani sebenarnya untuk tanaman kopi, tetapi karena jarak yang dekat antara sengon dengan kopi maka otomatis sengon juga ikut merasakan pupuk tersebut. Jenis pupuknya beragam dari pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan. Di antara jenis pupuk tersebut pupuk hijau lebih sering digunakan karena pengadaannya lebih mudah dan murah. Sedangkan pupuk jenis lain harus didatangkan dari luar daerah sehingga membutuhkan biaya lebih mahal. Pengadaan pupuk ini hanya dilakukan oleh beberapa petani tertentu saja. Penyakit yang sering menyerang sengon adalah uter-uter yaitu ulat pengerat batang sengon yang berakibat pada matinya pohon sengon. Di Desa Pecekelan dan beberapa desa lain di sekitarnya telah berkembang industri penggergajian kayu sengon dengan pesat. Keadaan tersebut mendorong semakin mudahnya petani menjual kayu sengon yang dimilikinya. Kayu sengon ditebang dengan cara dipilih (tebang mipil) atau kadang-kadang dijual secara keseluruhan (tebang habis). Umumnya kayu dijual ketika masih berdiri kepada pengumpul/bakul kayu, dan selanjutnya dijual/diserahkan oleh pengumpul ke industri. Di Pecekelan telah terdapat pabrik kayu lapis yang menggunakan bahan baku kayu sengon. Tabel 11 memperlihatkan perkembangan harga jual kayu sengon pada tahun Tabel 11 Harga jual rata-rata kayu sengon pada tingkat petani di Desa Pecekelan tahun 2004 Jenis dan Kualitas Kayu Ukuran kayu/batang Harga jual (Rp) Sengon, kualitas biasa Keliling 90 cm /batang (pohon berdiri) Keliling 80 cm /batang Keliling 60 cm /batang Keliling 40 cm /batang Sengon, kualitas super Diam cm /m3 (panjang 1,3 m) Diam cm /m3 Diam cm /m3 Diam cm /m3

6 57 Hasil pengelolaan agroforestri yang cukup besar diperoleh dari hasil panen kopi yang diperoleh setiap tahun. Panen kopi yang cukup tinggi hingga mencapai panen 750 kg/ha/tahun diperoleh dari kopi unggul/okulasi, sedangkan rata-rata hanya 300 kg/ha/tahun dari hasil kopi lokal. Pada saat penelitian harga kopi kering rata-rata Rp 4.000/kg. Dalam waktu tertentu juga diperoleh kayu bakar hasil pembersihan batang kopi tua dan dijual dengan harga Rp /stapel (kurang lebih 0.75 m 3 ). Desa Kertayasa Deskripsi Wilayah Desa Kertayasa secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat. Posisinya berada sejauh 29 km dari ibukota kabupaten dan sekitar 7 km dari ibukota kecamatan, pada jalur jalan raya yang menghubungkan Ciamis - Cirebon atau Ciamis - Kuningan. Luas wilayah desa 1087,460 ha, terdiri atas tujuh dusun yaitu Singgugu, Dayeuh Landeuh, Cirukem, Susuru, Cibariwal, Cilulumpang, dan Mekar Mulya. Desa Kertayasa berbatasan dengan Desa Indragiri dan Desa Karangpaningan (sebelah Utara), Desa Citeureup, Kecamatan Kawali (sebelah Selatan), Desa Sadewata, Kecamatan Kawali (sebelah Barat) serta Desa Panawangan dan Desa Purwasari, Kecamatan Panawangan (sebelah Timur). Berdasarkan pembagian wilayah daerah aliran sungai (DAS), Desa Kertayasa berada di wilayah sub-das Cimuntur, DAS Citanduy. Sub-DAS Cimuntur berdasarkan letaknya menurut hulu-hilir pembagian DAS termasuk kelompok Sub-DAS Citanduy Hulu, sehingga sangat penting dari sisi konservasi tanah dan air. Sebagian besar topografi wilayah Desa Kertayasa adalah berbukit sampai bergunung dengan kemiringan %, pada ketinggian m di atas permukaan laut. Menurut Peta Tanah Tinjau Kabupaten Ciamis, jenis tanah dominan adalah tanah latosol dan podsolik. Kedua macam tanah tersebut memiliki kandungan liat yang tinggi dan tergolong tanah yang sangat peka terhadap erosi. Curah hujan rata-rata tahunan selama 10 tahun ( ) mencapai mm/tahun dengan 184 hari hujan/tahun. Wilayah ini termasuk

7 58 dalam tipe iklim B menurut Schmidt dan Ferguson (nilai Q = 22%). Musim kemarau terutama terjadi dalam bulan Juli-September. Suhu udara rata-rata mencapai 32 o C pada siang hari. Penggunaan Lahan dan Potensi Sumberdaya Alam Sesuai dengan tipologi wilayahnya yang umumnya berbukit hingga bergunung, maka penggunaan lahan di Desa Kertayasa sebagian besar berupa lahan kering/tegalan (75,24%) dan hanya sedikit (11,53%) yang memungkinkan untuk lahan sawah. Sebaran penggunaan lahan Desa Kertayasa dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Pola penggunaan lahan di Desa Kertayasa No. Penggunaan lahan Luas lahan Persentase (ha) (%) 1. Permukiman & pekarangan 118,00 10,85 2. Fasilitas umum 12,00 1,10 3. Empang/kolam 14,00 1,29 4. Sawah 125,41 11,53 5. Tanah kering/tegalan 818,56 75,24 Jumlah 1087,96 100,00 Sumber : Kantor Desa Kertayasa, 2003 Kondisi lapangan yang umumnya berbukit sampai berbukit curam menyebabkan sebagian lahan tegalan di wilayah ini diusahakan dalam bentuk agroforestri kebun campuran, dimana penggunaan pohon lebih dominan dibandingkan dengan penggunaan tanaman pertanian semusim. Pohon yang ditanam di tegalan umumnya penghasil kayu (sengon, kayu afrika, mahoni), tanaman perkebunan (kopi), dan tanaman buah (nangka, kelapa). Tanaman semusim yang masih bisa diusahakan adalah ubikayu. Lahan datar umumnya hanya sedikit dijumpai yang berada pada daerah lembah di celah-celah bukit yang masih bisa diusahakan dengan tanaman sawah tadah hujan atau yang mendapat pengairan dari parit yang mengalir kedaerah yang lebih rendah. Pada saat musim kemarau sebagian sawah tidak bisa ditanami atau hanya mungkin ditanami dengan palawija. Pada daerah datar yang dekat dengan rumah tempat tinggal juga dimanfaatkan untuk empang/kolam pemeliharaan ikan. Peternakan merupakan kegiatan penting selain mengusahakan kebun kayu. Hampir sebagian besar rumah tangga memelihara ternak domba, karena mudahnya memperoleh pakan ternak tersebut. Beberapa rumah tangga juga

8 59 melakukan kegiatan pembesaran ternak ayam potong untuk kebutuhan di luar daerah (Bandung/Jakarta). Kondisi Sosial dan Ekonomi Berdasarkan data monografi Desa Kertayasa tahun 2003, jumlah penduduk tercatat sebanyak jiwa dengan KK, terdiri atas laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Dibandingkan dengan luas wilayah desa, kepadatan penduduk rata-rata 373 jiwa/km 2. Secara umum tingkat pendidikan masyarakat masih rendah. Sekitar 78% hanya berpendidikan sekolah dasar (SD), sementara yang mampu menyelesaikan hingga ke tingkat SMU/SLTA ke atas kurang dari 10%. Namun demikian penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah relatif kecil (hanya 0.4%). Sektor pertanian memegang peranan penting sebagai pendukung mata pencaharian utama di Desa Kertayasa (lihat Tabel 13). Penduduk yang menggantungkan hidupnya dari kegiatan pertanian mencapai jumlah lebih dari 75 %, terdiri atas 26% petani pemilik lahan dan hampir 50 % sebagai buruh tani. Kegiatan pertanian yang menonjol adalah pertanian lahan kering pada tanah tegalan untuk menghasilkan tanaman semusim (palawija). Tabel 13 Sebaran sumber mata pencaharian utama penduduk Desa Kertayasa tahun 2002 No. Mata pencaharian Jumlah penduduk Persentase (jiwa) (%) 1. Petani sendiri ,27 2. Buruh tani ,63 3. Wiraswasta/Pedagang Pertukangan 210 5,57 5. Pegawai/Karyawan 217 5,76 6. Sektor jasa 51 1,35 7. Pensiunan 180 4,78 Jumlah ,00 Sumber : Monografi Desa Kertayasa 2003 Riwayat dan Sistem Pengelolaan Agroforestri Wilayah Desa Kertayasa berada dalam wilayah DAS Citanduy Hulu, dan sebelumnya merupakan wilayah yang memiliki lahan terdegradasi yang sangat luas. Desa Kertayasa menjadi salah satu bagian kecil dari wilayah kerja Proyek DAS Citanduy yang dimulai tahun Bentuk lapangan yang hampir

9 60 seluruhnya miring sampai berbukit menyumbang erosi tanah yang besar ke daerah yang lebih rendah hingga terbawa ke Sungai Cimuntur (Sub DAS Sungai Citanduy Hulu). Pola penggunaan lahan yang telah berlangsung sangat lama menggunakan tanaman semusim (palawija) dan penanaman seraiwangi secara luas tanpa tindakan konservasi tanah telah membuat tanah semakin miskin dan gampang tererosi di musim penghujan dan krisis air di musim kemarau. Pada tahun 1977 Proyek DAS Citanduy membuat proyek percontohan konservasi tanah dan air di Kertayasa dalam bentuk pembangunan terasering. Proyek ini dilakukan bertahap dan berlangsung hingga akhir tahun 1980, dan mencakup beberapa desa di sekitar Desa Kertayasa. Proyek melibatkan sejumlah kelompok tani untuk pembuatan terasring hingga mencapai luas 250 ha lebih. Bersamaan dengan proyek tersebut, melalui proyek P3RPDAS yang dilakukan Departemen Pertanian juga diperkenalkan program reboisasi dan penghijauan. Lewat program ini masyarakat mendapat bantuan bibit tanaman pohon untuk ditanam selain tanaman pertanian semusim. Masa ini dianggap sebagai mulai dikenalnya agroforestri di wilayah ini. Sebelumnya perkebunan cengkeh rakyat cukup berkembang disini, tetapi sekitar 1995 sejalan dengan semakin jatuhnya harga cengkeh, hampir semua pohon cengkeh ditebang atau tidak diurus lagi dan diganti dengan pohon kayu-kayuan dan penghasil buah. Umumnya agroforestri di Kertayasa dikelola tidak intensif dan lebih dianggap sebagai hasil sampingan. Pertumbuhan pohon sangat mengandalkan hasil trubusan, dan tidak ada perbaikan mutu pertumbuhan. Karena ruang yang ada tidak digunakan untuk penanaman jenis lain (misalnya tanaman semusim, pohon di bawah tegakan), maka pertumbuhan pohon umumnya rapat. Pemeliharaan tanaman mungkin hanya dilakukan ketika muda, dan sesudahnya dibiarkan. Walaupun potensi pupuk kandang cukup tinggi, tetapi sangat jarang petani yang memupuk tanamannya. Pada saat ini, kayu merupakan sumber penghasilan penting bagi masyarakat yang mengelola lahan tegalan. Kayu yang diproduksi dan dijual ke industri umumnya kayu sengon dan mahoni, sedangkan jenis kayu yang lain umumnya untuk dipergunakan sendiri. Umumnya petani menjual kayu ketika pohon masih berdiri, melalui pengumpul. Kayu tersebut selanjutnya akan bawa ke industri

10 61 untuk diproses menjadi papan berbagai ukuran. Banyak industri penggergajian kecil yang beroperasi hingga kedalam wilayah desa, sehingga memudahkan petani untuk menjual hasil kayunya. Selain kayu sengon atau mahoni, kayu bakar dari pohon kopi atau pohon keras lain juga dihasilkan dari kebun kayu dan dijual untuk keperluan industri genteng di Jatiwangi. Harga kayu bakar bervariasi tergantung jenis kayunya. Kayu bakar dari jenis kopi, puspa dan cengkeh dibeli dengan harga Rp /m 3 sedangkan kayu sengon hanya berharga Rp /m 3. Tabel 14 memperlihatkan perkembangan harga jual beberapa jenis kayu yang umum diproduksi dari agroforestri di Kertayasa. Tabel 14 Harga jual rata-rata kayu pada tingkat petani di Desa Kertayasa tahun 2004 Jenis dan Kualitas Kayu Ukuran kayu/batang Harga jual (Rp) Mahoni Diam cm /pohon (pohon berdiri) Diam. > 30 cm /pohon Sengon (pohon berdiri) Diam cm Diam. > 15 cm Diam. > cm Diam cm Diam. > 30 cm /pohon /pohon /pohon /pohon /pohon Mahoni Diam. > 20 cm /m3 (sortimen 1,5-3 m) Diam cm /m3 Diam. > 50 cm /m3 Puspa, tisuk Diam. > 30 cm /m3 (sortimen 1,5-3 m)

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG 101 GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG Wilayah Pegunungan Kendeng merupakan bagian dari Kabupaten Pati dengan kondisi umum yang tidak terpisahkan dari kondisi Kabupaten Pati. Kondisi wilayah Pegunungan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis 33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman IV. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan HPT Jenis, produksi dan mutu hasil suatu tumbuhan yang dapat hidup di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Iklim Tanah Spesies Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yaitu : Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati Ringkasan Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Kelompok Tani

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)di Kecamatan Cilimus Kabupaten. Maka sebagai bab akhir pada tulisan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumberdaya lahan merupakan suatu sumberdaya alam yang sangat penting bagi mahluk hidup, dengan tanah yang menduduki lapisan atas permukaan bumi yang tersusun

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gambaran Umum Lahan Kering Tantangan penyediaan pangan semakin hari semakin berat. Degradasi lahan dan lingkungan, baik oleh gangguan manusia maupun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam ANNY MULYANI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 32 BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Wilayah Desa Sumberejo terletak di Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, terletak pada 7 32 8 15

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN A. Kondisi Kekinian dan Status Kawasan Gunung Aseupan Hasil analisis yang dilakukan terhadap citra Landsat 7 liputan tahun 2014, kondisi tutupan lahan Gunung Aseupan terdiri

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung oleh ketersediaannya air yang cukup merupakan faktor fisik pendukung majunya potensi

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah seluas 106.971,01 Ha dengan pusat pemerintahan Kab.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o PEMBAHASAN I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Fisik Alami Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o LS serta 119 o 42 o 18 o BT 120 o 06 o 18 o BT yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas bagaimana letak, batas dan luas daerah penelitian, morfologi daerah penelitian, iklim daerah penelitian, dan keadaan penduduk daerah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas HPGW secara geografis terletak diantara 6 54'23'' LS sampai -6 55'35'' LS dan 106 48'27'' BT sampai 106 50'29'' BT. Secara administrasi pemerintahan HPGW

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan tenaga

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 57 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Babakan secara administratif merupakan salah satu dari 25 desa yang terdapat di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Desa tersebut terbagi atas

Lebih terperinci

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C Kriteria yang digunakan dalam penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah adalah sebagai berikut: Bulan kering (BK): Bulan dengan C

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kondisi Geofisik 1. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 DARI USAHA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Gunungkidul adalah daerah yang termasuk dalam wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Deskripsi Umum Wilayah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Siak Hulu Kabupaten Kampar mempunyai luas wilayah ± 1.000,33 KM 2. Yang terdiri dari 12 (Dua Belas ) Desa,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) RIMBA MAS Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi Hastuti

KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) RIMBA MAS Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi Hastuti KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) RIMBA MAS Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi Hastuti Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Mas berada di Desa Gerbo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Bangli terletak di tengah-tengah pulau Bali, dan menjadi satusatunya

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Bangli terletak di tengah-tengah pulau Bali, dan menjadi satusatunya 42 BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Bangli terletak di tengah-tengah pulau Bali, dan menjadi satusatunya Kabupaten yang tidak mempunyai pantai di Provinsi Bali.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat, Balik Bukit adalah Kecamatan yang terletak di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat, Balik Bukit adalah Kecamatan yang terletak di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Kecamatan Balik Bukit merupakan 1 dari 25 Kecamatan lain

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif Luas wilayah Kabupaten Sampang 1 233.30 km 2. Kabupaten Sampang terdiri 14 kecamatan, 6 kelurahan dan 180 Desa. Batas administrasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Topografi Desa Banyuroto terletak di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan batas

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN A. Kondisi Kekinian dan Status Kawasan Gunung Pulosari Hasil analisis yang dilakukan terhadap citra Landsat 7 liputan tahun, kondisi tutupan lahan Gunung Pulosari terdiri dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci