BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Latar Penelitian. 1. Lokasi SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Latar Penelitian. 1. Lokasi SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Latar Penelitian 1. Lokasi SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen SMA Negeri 1 Sukodono, terletak di Jalan Raya Sukodono Tanon Km 1, Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen. SMA Negeri 1 Sukodono ini menempati lahan seluas m2 dengan status tanah dan gedung hak milik Pemerintah Kabupaten Sragen. SMA Negeri 1 Sukodono berdiri pada tahun Lokasi Sekolah cukup nyaman dan jauh dari kebisingan perkotaan, karena terletak di ibukota kecamatan. Dilihat topografisnya SMA Negeri 1 Sukodono terletak di utara bengawan solo, merupakan pertanahan yang kurang subur dan mengandalkan hujan untuk pertaniannya. Jarak tempuh ke pusat perkantoran pemerintah Kabupaten Sragen lumayan jauh yaitu sekitar 20 km. Sehingga sering terjadi keterlambatan dalam hal informasi. dengan instansi terkait, baik dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, dengan Pemerintah Kabupaten Sragen, maupun dengan sekolah-sekolah lain. Untuk mengatasi hal tersebut mulai Januari 2012, SMA Negeri 1 Sukodono sudah meluncurkan web tersendiri. 2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 1 Sukodono a. Visi Berprestasi dan Berbudi Pekerti Luhur. 55

2 56 b. Misi Untuk mengarah pada Visi tersebut, perlu adanya misi sekolah, yaitu tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh sekolah, antara lain : (1)Peningkatan penguasaan Iptek, direncanakan dengan tercapainya peningkatan nilai rata-rata out put tiap tahun 0,05 ; (2) Peningkatan prestasi akademik dengan mengefektifkan PBM ; (3) Peningkatan Out put yang dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi/perguruan tinggi ; (4) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan keagamaan ; (5) Meningkatkan prestasi bidang kesenian dan olahraga ; (6) Menanamkan tradisi yang baik, menegakkan kedisiplinan, menjunjung tinggi harga diri dan menghargai orang lain ; (7) Mengembangkan sekolah menuju sekolah Tipe A. c. Tujuan Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan visi dan misi SMA Negeri Sukodono Kabupaten Sragen, maka tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : (1) terlaksananya Proses Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif dan efisien, dengan diperolehnya hasil yang sangat memuaskan ; (2) tersedianya sarana dan prasarana KBM yang memadai, sehingga memiliki daya dukung yang commit optimal to user terhadap terlaksananya KBM yang

3 57 efektif dan efisien ; (3) tersedianya tenaga Pendidik dan Kependidikan yang memenuhi standar yang ditetapkan, sebagai pendukung terciptanya KBM yang efektif dan efisien dan hasil yang optimal ; (4) terlaksananya Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) dari masing-masing komponen sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, dan peserta didik) ; (5) terlaksananya tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional sekolah. 3. Standar Kompetensi Lulusan Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di sekolah mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP sebagai berikut ini : (a) berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja ; (b) Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya ; (c) Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya ; (d) Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial ; (e) Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global ; (f) Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif ; (g) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan ; (h) Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri ; (i) Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik ; (j) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan

4 58 memecahkan masalah kompleks ; (k) menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial ; (l) memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab ; (m) berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia ; (o) mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya ; (p) mengapresiasi karya seni dan budaya ; (q) menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok ; (r) menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan ; (s) berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun ; (t) memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat ; (u) Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain ; (v) menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis ; (w) menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris ; (x) menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi. 4. Sasaran Program Kepala sekolah dan para guru serta dengan persetujuan Komite Sekolah menetapkan sasaran program, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Sasaran program dimaksudkan untuk mewujudkan visi dan misi sekolah. Sasaran program 1 tahun (jangka pendek), meliputi : (a) Kehadiran Peserta didik, Guru dan Karyawan lebih dari 95% ; (b) Target pencapaian rata-rata Nilai Ujian Akhir 6,5 ; (c) 10 % lulusan dapat diterima di PTN, baik melalui jalur PMDK maupun UMPTN ; (d) 50% peserta didik yang beragama Islam dapat membaca Al-Qur an dengan baik dan benar ; (e) Memiliki ekstra kurikuler unggulan ; (f) 30 % peserta didik dapat

5 59 aktif berbahasa Inggris ; (g) 70 % peserta didik dapat mengoperasikan mengoperasikan program Ms Word dan Ms Excel dan Internet. Sasaran Program 4 Tahun (jangka menengah), meliputi : (a) kehadiran peserta didik, guru dan karyawan lebih dari 97% ; (b) target pencapaian rata-rata nilai UAN lulusan 6,8 ; (c) 20 % lulusan dapat diterima di PTN baik melalui jalur PMDK maupun UMPTN ; (d) 70% peserta didik yang beragama Islam dapat membaca Al-Qur an dengan baik dan benar ; (e) extrakurikuler unggulan dapat menjuarai tingkat kabupaten ; (f) 50 % peserta didik dapat aktif berbahasa Inggris ; (g) 80 % peserta didik dapat mengoperasikan program-program komputer,microsoft Word, Excel, Power point dan Internet. Sedangkan sasaran program 8 tahun (panjang) meliputi : (a) kehadiran peserta didik, guru dan karyawan lebih dari 98 % ; (b) target pencapaian rata-rata nilai UAN lulusan 7,0 ; (c) 50 % lulusan dapat diterima di PTN baik melalui jalur PMDK maupun UMPTN ; (d) 80% peserta didik yang beragama Islam dapat membaca Al-Qur an dengan baik dan benar ; (e) ekstrakurikuler unggulan dapat meraih prestasi tingkat provinsi ; (f) 60 % peserta didik dapat aktif berbahasa Inggris ; (g) 100 % peserta didik dapat mengoperasikan program-program komputer, Microsoft Word, Excel, Power point dan Internet. (KTSP SMA Negeri 1 Sukodono Tahun 2012). 5. Keadaan dan Potensi Sekolah a) Identifikasi Tantangan Nyata yang dihadapi Sekolah, meliputi : (1) belum terpenuhinya ruang kelas/lab Bahasa ; (2) Hampir semua guru berasal dari luar daerah Sukodono yang relatif dapat dikatakan jauh ; (3) Input siswa dari SMP yang relatif rendah ; (4) Jauhnya lokasi sekolah dari jalan kendaraan umum ; (5) Kurangnya kesadaran siswa untuk berdisiplin dan belajar dengan keras.

6 60 b) Sasaran / Tujuan Situasional Sekolah, meliputi : (1) terpenuhinya Ruang kelas ; (2) Penurunan prosentase siswa yang tidak tertib dan tidak berdisiplin ; (3) Peningkatan rata rata UN ; (4) Kegiatan ekstrakurikuler c) Identifikasi dan Fungsi-Fungsi Sasaran : Meningkatan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan motivasi belajar mengajar d) Analisa SWOT (Analisa Tingkat Kesiapan Fungsi) Aanlisa tingkat kesiapan fungsi ini meliputi : (1) Kekuatan Keunggulan Sekolah (S=Strength), meliputi : (a) satu satunya SMA di Kecamatan Sukodono ; (b) Guru dan Karyawan relatif muda dan penuh semangat ; (c) Orang tua sangat mendukung program sekolah ; (d) Banyak siswa mempunyai kemampuan musik dan olah raga. (2) Kelemahan / Kekurangan Sekolah (W=Weakness), meliputi : (a) motivasi belajar siswa yang relatif rendah ; (b) kesadaran untuk berdisiplin yang kurang ; (c) fasilitas ruang KBM yang kurang ; (d) koleksi alat-alat serta perabot laboratorium yang kurang (3) Peluang Kesempatan Sekolah (O=Opportunity), meliputi : (a) komponen pendidikan masih mungkin untuk dikembangkan yaitu jumlah siswa atau rombongan belajar ; (b) dukungan masyarakat / komite sekolah ; (c) dimungkinkan prestasi belajar siswa untuk dapat ditingkatkan ; (d) pemberdayaan bantuan dari pemerintah

7 61 (4) Ancaman terhadap Sekolah (T=Theat), meliputi : (a) banyaknya siswa yang keluar untuk pindah ke sekolah lain ; (b) Kondisi ekonomi orangtua yang kurang mampu. 6. Kondisi Fisik SMA Negeri 1 Sukodono a. Ruangan Kelas Ruangan kelas di SMA Negeri 1 Sukodono ada 24 ruangan kelas dengan kondisi ruang dalam keadaan baik dan layak. Luas ruangan kelas dari 24 ruangan, sebanyak 21 ruangan dengan ukuran 7 m x 9 m = 63 m2 dan 3 ruangan dengan ukuran 7 m x 8 m = 56 m2. b. Ruangan Kantor Ruangan kantor di SMA Negeri 1 Sukodono, ada 5 ruangan. Ruangan tersebut terdiri 1 ruangan kepala sekolah, 1 ruangan kantor guru, 1 ruangan kantor tata usaha, 1 ruangan bimbingan konseling, dan 1 ruangan koperasi sekolah. c. Ruangan Penunjang Belajar Ruangan penunjang belajar terdiri dari 2 ruangan laboratorium komputer, 1 ruangan laboratorium fisika, 1 ruangan laboratorium Biologi, 1 laboratorium kimia, 1 ruangan perpustakaan dan ruangan baca, ruangan wakasek, ruangan UKS, ruangan OSIS, ruangan koperasi siswa, ruangan alat-alat olah raga.

8 62 d. Alat Pembelajaran dan Buku Penunjang Alat pembelajaran yang ada di SMA Negeri 1 Sukodono, alat-alat audio visual, komputer, VCD player, LCD yang sudah cukup untuk masingmasing pelajaran. Buku-buku untuk menambah materi pembelajaran yang disediakan oleh perpustakaan bisa dipinjamkan kepada siswa walaupun jumlahnya terbatas, kamus, majalah, surat kabar, dan CD. Khususnya Buku Pelajaran, masing-masing pelajaran sudah memiliki koleksi diatas 50 per mata pelajaran untuk setiap tingkatan kelas. 7. Keadaan Siswa Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Sukodono pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah sebanyak 782 siswa yang terbagi dalam 24 rombongan belajar. Kelas X terdiri dari 8 kelas paralel, kelas XI jurusan IPA 4 rombongan belajar, kelas XI jurusan IPS 4 rombongan belajar, dan kelas XII jurusan IPA 4 rombongan belajar, kelas XII jurusan IPS 4 rombongan belajar. Data tentang jumlah selengkapnya dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 No Kelas L P Jumlah 1 X XI IPA XI IPS XII IPA XII IPS Keterangan : Arsip SMA Negeri 1 Sukodono.Tahun 2012.

9 63 8. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Sukodono didirikan pada tahun Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di SMA Negeri 1 Sukodono sejak awal berdirinya (1990) adalah: Tabel 3. Pejabat Kepala SMA Negeri 1 Sukodono Tahun 1990 Sampai dengan Tahun No Nama Periode Tugas 1 Drs. Sardjono 5 Juli November Soedarka, BA 6 November Januari Drs. M. Suyatmin 1 Pebruari April Drs. Winarso 1 Mei Juli Drs. Parihadi 1 Agustus Agustus Drs. Indriyanto, M.Pd 1 September Pebruari Drs. H. Sukirno, M.Si 1 Maret Juli Dra. Hj. Sunari, M.Pd 4 Agustus 27 September Tri Hartanto, S.Pd. M.Pd 1 Oktober 2010 Sekarang Keterangan : Arsip SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Jumlah guru dan karyawan di SMA Negeri 1 Sukodono terdiri dari 74 orang. Komposisi guru dan karyawan terdiri 1 orang kepala Sekolah, 60 orang guru, 6 orang Karyawan/TU, 5 orang Pesuruh, dan 1 orang Satpam. Data selengkapnya guru dan karyawan di SMA Negeri 1 Sukodono tahun pelajaran 2011/2012 dapat disajikan tabel berikut. Tabel 4. Keadaan Guru SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Ijazah/Pendidikan Jumlah No Jabatan Strata 1 (S1) Strata 2 (S2) L P L P 1 Kepala Sekolah Guru tetap Guru Tidak Tetap Jumlah commit 37 to user Keterangan : Arsip SMA Negeri 1 Sukodono Tahun 2012.

10 64 Tabel 5. Keadaan Karyawan SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 No Jabatan Ijazah/Pendidikan Jumlah SMP SMA L P L P 1 Kepala TU Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap Jumlah Keterangan : Arsip SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Berdasarkan data pada tabel di atas, kondisi guru di SMA Negeri 1 Sukodono, sudah memiliki kelayakan mengajar 100%. Berdasarkan hal tersebut maka tingkat kelayakan mengajar di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen sudah cukup memadahi. 9. Proses Pembelajaran Kurikulum di SMA Negeri 1 Sukodono mengikuti model KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Sukodono mengacu kepada Standar Isi yang telah ditetapkan oleh BSNP Namun dalam pengembangannya SMA Negeri 1 Sukodono menetapkan struktur kurikulum yaitu : (1) Kelas X : 17 mata pelajaran, alokasi waktu 44 jam per minggu ; (2) Kelas XI IA : 14 mata pelajaran, alokasi waktu 44 jam per minggu ; (3) Kelas XI IS : 14 mata pelajaran, alokasi waktu 44 jam per minggu ; (4) Kelas XII IA : 14 mata pelajaran, alokasi waktu 44 jam per minggu ; (5) Kelas XII IS : 14 mata pelajaran, alokasi waktu 44 jam per minggu. Jam pelajaran tambahan diberikan kepada siswa kelas XII IPA untuk mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa

11 65 Indonesia. Untuk kelas XII IPS, diberikan tambahan mata pelajaran Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Jam pelajaran tambahan juga diberikan kepada kelas XI IPA untuk mata pelajaran Fisika, Kimia, Matematika, dan Bahasa Inggris. Untuk kelas XI IPS, diberikan tambahan mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi, Geografi, Matematika, dan Bahasa Inggris. Adapun struktur kurikulum SMA Negeri 1 Sukodono dapat disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 6. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 No Komponen Kelas X XI PA XII IPA XI IPS XII IPS 1 Pendidikan Agama PKn Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Fisika Biologi Kimia Sejarah Geografi Ekonomi Sosiologi Pend. Seni Penjaskes TIK Bahasa Asing Bahasa Jawa Jumlah Keterangan : KTSP SMA Negeri 1 Sukodono Tahun 2012.

12 66 B. Diskripsi Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Penelitian dimulai pada tahap awal yaitu dilakukan pada tanggal 16, 17, dan 18 Januari 2012, bersama kolaboran melakukan observasi awal dalam kegiatan pembelajaran di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono, Kabupaten Sragen Peneliti juga melakukan pengamatan langsung pada saat kegiatan pembelajaran. Evaluasi pada tahap awal dilaksanakan pada tanggal 18 Januari Hasil temuan pada observasi awal bersama kolaboran dan hasil evaluasi pada pembelajaran Kompetensi Dasar (KD): Menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga Demokrasi Terpimpin, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sebagai berikut: a. Pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah walaupun sudah menggunakan LCD, kemudian siswa diminta mengerjakan soal-soal evaluasi yang disusun oleh tim MGMP sekolah secara individu, setelah selesai guru memberikan jawaban di depan kelas. b. Pembelajaran Sejarah yang disampaikan oleh guru masih bersifat teacher oriented, yaitu berorientasi pada guru menyampaikan materi, atau pola pembelajaran masih berpusat pada guru. c. Siswa masih kurang terlibat pada kegiatan pembelajaran. d. Siswa kesulitan menemukan konsep cara menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga Demokrasi Terpimpin,

13 67 sehingga siswa merasa jenuh, kurang memperhatikan, kurang menyampaikan pendapat, hal ini ditunjukkan siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi masih banyak yang belum benar. e. Prestasi belajar sejarah pada Kompetensi Dasar (KD); Menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin masih rendah, hal ditunjukkan dengan dari hasil belajar dari 29 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono, yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75, yang tidak tuntas ada 9 siswa atau 31%, dan yang sudah mencapai KKM ke atas ada 20 siswa atau 69%. f. Sedangkan keterlihatan nilai karakter pada Kompetensi Dasar (KD); Menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin juga masih belum sesuai harapan. Dari 29 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono, Jumlah BT (belum terlihat = jika siswa belum memperhatikan perilaku yang tertera dalam indikator) sebanyak 12 siswa atau 40%, MT (mulai terlihat = jika siswa mulai memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten) sebanyak 12 siswa atau 41%, MB (mulai berkembang = jika siswa mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator) sebanyak 4 siswa atau 15%, sedangkan MK (menjadi kebiasaan = jika siswa terus menerus dan konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator) sebanyak 1 siswa atau 4%. Tindakan mengidentifikasi masalah pada tahap awal adalah tes awal dan pengamatan tentang keterlihatan nilai karakter pada siswa kelas XI IPA 1, SMA

14 68 Negeri 1 Sukodono. Tes awal bertujuan untuk mengetahui materi KD ; menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin yang siswa masih banyak mengalami kesulitan untuk memahaminya. Selain itu juga untuk melihat nilai-nilai karakter yang diharapkan sudah sesuai harapan atau belum. a) Nilai Karakter Hasil yang diperoleh dari observasi/pengamatan nilai karakter bersama kolaboran terhadap siswa di dalam kelas, di mana ada 12 siswa atau 40% Nilai Karakternya masih BT (belum terlihat), 12 siswa atau 41% Nilai karakternya masih MT (Mulai terlihat), 4 siswa atau 15% Nilai karakternya sudah MB (mulai berkembang), dan baru ada 1 siswa atau 4% yang nilai karakternya sudah MK (mulai kebiasaan.membudaya). Data hasil pengamatan nilai karakter siswa pada Pra Siklus dapat disajikan pada tabel dan grafik berikut ini. Tabel 7. Nilai Karakter Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Pra Siklus No Kategori Jumlah Prosentase (%) 1 BT (Belum Terlihat) 12 40% 2 MT (Mulai Terlihat) 12 40% 3 MB (Mulai Berkembang) 4 16% 4 MK (Mulai Membudaya) 1 4% Jumlah % Keterangan : Data hasil pengamatan Nilai karakter pra siklus.

15 Jumlah siswa % 0 BT MT MB MK Gambar 3. Grafik Nilai Karakter Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Pra Siklus Dari hasil pengamatan oleh kolaboran terhadap siswa dan guru tersebut dapat diasumsikan bahwa pembelajaran dilakukan secara konvensional, cenderung banyak ceramah, monoton, kurang aktif, inovatif, kurang menyenangkan, sehingga siswa merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Komunikasi dalam pembelajarannya berlangsung satu arah, sehingga siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar dan keterlihatan nilai karakter siswa rendah, karena siswa kurang terlibat dalam pembelajaran. b) Prestasi Belajar. Data tes awal dari 29 siswa kelas XI IPA 1 SMA negeri 1 Sukodono yang menunjukkan bahwa dari 29 siswa ternyata ada 9 siswa atau 31% belum mencapai batas ketuntasan yaitu nilai 75, yang berarti belum mencapai kompetensi dasar, sedangkan yang telah mencapai commit batas to ketuntasan user 20 siswa atau 69% yang

16 70 memperoleh nilai 75 ke atas. Nilai rata-rata kelas sebesar 72,48. Data perolehan nilai tes awal atau pra siklus dapat disajikan pada table 8 dan 9 serta grafik di bawah ini. Tabel 8. Hasil Nilai Tes Kognitif pada Kompetensi Dasar Menganalisis Perkembangan Masyarakat Indonesia Sejak Proklamasi hingga Demokrasi Terpimpin pada pra siklus No Nama Nilai Keterangan 1 Agung Nugroho 67 Tidak Tuntas 2 Aliska Nurul Aini 76 Tuntas 3 Amalia Ratih Dewi MA 75 Tuntas 4 Amelia Sanovita 75 Tuntas 5 Anis Maryani 75 Tuntas 6 Bangkit Pambudi R 75 Tuntas 7 Catur Yulianto 76 Tuntas 8 Dandy Rusli Pratama 64 Tidak Tuntas 9 Dian Nur Santi 75 Tuntas 10 Indah Fitriya Sari 75 Tuntas 11 Irna Nirwayani 64 Tidak Tuntas 12 Ita Pusparini 78 Tuntas 13 Jendro Wahyu S 70 Tidak Tuntas 14 Lilis Eka Prasetya 76 Tuntas 15 Noer Santi Prasetyo 62 Tidak Tuntas 16 Novi Purwaningrum 75 Tuntas 17 Nur Septi Syamsiyah 76 Tuntas 18 Oktifani Ayu K 65 Tidak Tuntas 19 Ratih Dwi Pramesti 75 Tidak Tuntas 20 Rika Permata Sari 62 Tidak Tuntas 21 Rini Listiyana 76 Tuntas 22 Dewi Ira Puspita Sari 75 Tuntas 23 Siti Maesaroh 66 Tidak Tuntas 24 Siti Sarah 76 Tuntas 25 Sugeng 67 Tidak Tuntas 26 Tri Yuliyanti 75 Tuntas 27 Wiwik Levitasari 80 Tuntas 28 Yuliana Rahmawati 75 Tuntas 29 Veri Dwi Rahmawati 75 Tuntas Rata Rata 72,48 Keterangan : Data hasil tes pra siklus

17 71 Tabel 9. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/20112 Berdasarkan Nilai Hasil Tes Pra Siklus No Ketuntasa Jumlah Prosentase (%) Rata-Rata Nilai 1 Tuntas % 2 Tidak Tuntas 9 31 % 72,48 Jumlah % Keterangan: Data hasil tes Pra Siklus Jumlah % 0 siswa siswa Gambar 4. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sukodono Berdasarkan Nilai Hasil Tes Pra Siklus c) Hasil Angket Proses Pembelajaran Sejarah Hasil dari angket tentang Pembelajaran Sejarah yang memiliki nilai karakter kepada siswa dapat dilihat dari kondisi Proses belajar mengajar siswa yang meliputi 8 indikator nilai karakter yaitu: (1) nilai disiplin, (2) nilai demokratis, (3) nilai kerja keras, (4) Nilai rasa ingin tahu, (5) Nilai menghargai prestasi, (6) nilai jujur (7) nilai cinta tanah air, dan (8) nilai kebangsaan dalam pelajaran sejarah. Selanjutnya siswa memberikan respon dari pernyataanpernyataan mengenai kondisi siswa, yang masing-masing pernyataan ada pilihan respon yaitu, pernyataan-pernyataan positif dengan respon sangat tidak setuju dengan skor 1, tidak setuju commit skor to 2, user ragu-ragu 3, setuju 4, sangat setuju

18 72 dengan skor 5, dan pernyataan-pernyataan negatif respon sangat setuju dengan skor 1, setuju skor 2, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 4, dan sangat tidak setuju skor 5. Berdasarkan hasil angket menunjukkan : bahwa siswa yang memiliki nilai karakter baik ada 3 siswa atau 10%, nilai sedang ada 21 siswa atau 73% Sedangkan yang memiliki nilai karakter kurang/rendah ada 5 siswa atau 17 %. Data hasil angket tentang pembelajaran sejarah dapat disajikan pada tabel 10 berikut ini Tabel 10. Hasil Angket Proses Pembelajaran sejarah berkarakter Siswa Kelas XI- IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/ Hasil Siklus I. No Nilai Jumlah Siswa Prosentase (%) 1 Baik 3 10% 2 Sedang 21 73% 3 Kurang 5 17% Jumlah % Keterangan : Hasil angket tentang proses belajar mengajar sejarah a. Perencanaan Tindakan. Untuk memperbaiki kondisi awal atau pra siklus yaitu nilai karakter yang belum nampak dan prestasi belajar yang rendah, maka peneliti melakukan rencana tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). Pada tahap perencanaan dilakukan sejumlah kegiatan sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sejarah dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning).

19 73 2) Membuat lembar observasi atau pengamatan untuk mengamati kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui nilai karakter siswa dengan indikator: (1) disiplin, (2) demokratis, (3) kerja keras, (4) rasa ingin tahu, (5) menghargai prestasi, (6) jujur, (7) cinta tanah air, (8) semangat kebangsaan 3) Menyusun instrumen penilaian hasil belajar berupa soal, untuk mengetahui prestasi belajar siswa. b. Pelaksanaan Tindakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). Dalam pelaksanaan tindakan ini, selain peneliti melakukan tindakan pembelajaran, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap siswa tentang, perhatian siswa, aktivitas siswa dalam pembelajaran, diskusi siswa, penyampaian pendapat, penyelesaian tugas-tugas siswa, dan antusias siswa pada akhir pelajaran, untuk mengetahui nilai karakter siswa. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dalam 3 pertemuan, dengan kegiatan sebagai berikut: Kegiatan Pendahuluan/Apersepsi: 1) Guru memeriksa kehadiran, kebersihan, dan kerapihan siswa 2) Guru mengulang secara singkat tentang peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi 3) Guru menjelaskan Tujuan pembelajaran sejarah

20 74 4) Guru menjelaskan bahwa pembelajaran Sejarah tidak memusatkan pada materi, tetapi ada nilai-nilai karakter yang dapat dipetik dan diteladani dari topik-topik yang dibahas dalam proses belajar mengajar Kegiatan Pokok: 1) Eksplorasi (a) Guru menyampaikan informasi secara singkat perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui jalan diplomasi dan jalan konfrontasi fisik (b) Guru menjelaskan teknis pembelajaran model kontekstual (c) Guru menugaskan pada siswa untuk melakukan diskusi dengan menggunakan sumber belajar di lingkungan sekolah (d) Membentuk enam kelompok untuk menganalisis masalahmasalah yang telah disiapkan oleh guru. 2) Elaborasi (a) Guru memberi penguatan dan memfasilitasi diskusi kelompok agar berjalan baik, dan menumbuhkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. (b) Guru mendorong peserta didik bekerjasama, saling mempertanyakan terhadap masalah yang ditemukan dalam diskusi kelompok. (c) Guru memfasilitasi untuk menyajikan hasil kerja kelompok

21 75 3) Konfirmasi (a) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi. (b) Guru memberi apresiasi diskusi kelompok Kegiatan Akhir/Penutup: (1) Simpulan/ rangkuman. (2) Refleksi hasil diskusi. (3) Memberi penghargaan kepada kelompok yang kompak dan bagus jawabannya. (4) Memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. (5) Memberi penguatan untuk aktualisasi nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. c. Pengamatan dan Hasil Penelitian. Dalam pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pengamatan untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran yang dilihat dari peningkatan penanaman nilai karakter siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dan dilakukan tes atau evaluasi secara tertulis pada akhir pembelajaran untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Hasil-hasil pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut. 1) Nilai Karakter dalam Pembelajaran Sejarah Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I diperoleh dari lembar pengamatan, dengan hasil pengamatan dari 29 siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono, 10 siswa atau 34% keterlihatan nilai karakternya termasuk kategori baik (B), 18 siswa atau 62% kategori

22 76 sedang (S), dan 1 siswa atau 4% kategori kurang (K). Secara rinci hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel 11 dan 12 serta grafik 5 dan 6 di bawah ini. Tabel. 11 Nilai Karakter Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I No Kategori Jumlah Prosentase (%) 1 Baik (B) 10 34% 2 Sedang (S) 18 62% 3 Kurang (K) 1 4% Jumlah % Keterangan : Data hasil pengamatan Nilai karakter berdasarkan kategori pada Siklus I BAIK SEDANG KURANG Jumlah siswa % Gambar 5. Grafik Nilai Karakter Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 berdasarkan kategori pada Siklus I Sedangkan kalau dilihat dari keterlihatan pada masing masing kategori pada indikator yang akan dicapai, dari 29 siswa Kelas XI IPA 1, di mana ada 2 siswa atau 8% niilai karakternya masih BT (Belum Terlihat), 11 siswa atau 38% nilai karakternya masih MT (Mulai Terlihat), 11 siswa atau 38% Nilai karakternya sudah MB (Mulai

23 77 Berkembang), dan sudah ada 5 siswa atau 16% yang nilai karakternya sudah MK (Mulai Kebiasaan/membudaya). Data hasil pengamatan nilai karakter siswa pada Siklus I dapat disajikan pada tabel dan grafik 12 berikut ini Tabel 12. Indikator Nilai Karakter Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I No Kategori Jumlah Prosentase (%) 1 BT (Belum Terlihat) 2 8% 2 MT (Mulai Terlihat) 11 38% 3 MB (Mulai Berkembang) 11 38% 4 MK (Mulai Membudaya) 5 16% Jumlah % Keterangan : Data Hasil Pengamatan Nilai Karakter Siklus I BT MT MB MK Jumlah siswa % Gambar 6. Grafik Indikator Nilai Karakter Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I Data mengenai nilai karakter dalam proses pembelajaran sejarah juga dapat dilihat dari indikator nilai karakter siswa yang mencakup 8 indikator, yaitu disiplin, demokratis, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, jujur, cinta tanah air, dan tanggung jawab, dengan dikategorikan : sudah membudaya (MK) dengan skor masingcommit to user

24 78 masing 4, maka total skor maksimal 928. Mulai berkembang (MB) dengan skor masing-masing 3, maka total skor maksimal 696. Mulai terlihat (MT) dengan skor masing masing 2, maka total skor maksimal 464, dan kategori belum terlihat (BT) dengan skor masing-masing 1, maka total skor maksimal 323. Data secara lengkap dapat dilihat pada lampiran, sedangkan secara ringkas dapat dilihat pada table 13 berikut. Tabel 13. Indikator Nilai Karakter Pembelajaran Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Siklus I No Indikator Jumlah BT MT MB MK 1 Disiplin Demokratis Kerja Keras Rasa Ingin Tahu Menghargai Prestasi Jujur Cinta Tanah air Tanggung Jawab Jumlah Skor % 5% 41% 36% 16% Keterangan : Data Pengamatan Siklus I Hasil pengamatan indikator nilai karakter siswa dalam proses pembelajaran tindakan siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut: a) nilai karakter siswa masih ada 5% termasuk kategori belum terlihat (BT), dan 41% termasuk kategori Mulai tampak (MT), b) indikator menghargai prestasi, rasa ingin tahu dan kejujuran masih kurang atau rendah.

25 79 2) Prestasi Pembelajaran Sejarah. Data mengenai hasil pembelajaran sejarah berupa prestasi belajar kognitif atau pengetahuan siswa diperoleh dari tes tertulis. Penilaian tes hasil belajar secara keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 14. Hasil Nilai Tes Kognitif pada Kompetensi Dasar Menganalisis Perkembangan Masyarakat Indonesia Sejak Proklamasi hingga Demokrasi Terpimpin Siklus I No Nama Nilai Keterangan 1 Agung Nugroho 69 Tidak Tuntas 2 Aliska Nurul Aini 76 Tuntas 3 Amalia Ratih Dewi MA 76 Tuntas 4 Amelia Sanovita 76 Tuntas 5 Anis Maryani 76 Tuntas 6 Bangkit Pambudi R 76 Tuntas 7 Catur Yulianto 76 Tuntas 8 Dandy Rusli Pratama 70 Tidak Tuntas 9 Dian Nur Santi 81 Tuntas 10 Indah Fitriya Sari 81 Tuntas 11 Irna Nirwayani 78 Tuntas 12 Ita Pusparini 81 Tuntas 13 Jendro Wahyu S 72 Tidak Tuntas 14 Lilis Eka Prasetya 76 Tuntas 15 Noer Santi Prasetyo 69 Tidak Tuntas 16 Novi Purwaningrum 81 Tuntas 17 Nur Septi Syamsiyah 76 Tuntas 18 Oktifani Ayu K 76 Tuntas 19 Ratih Dwi Pramesti 82 Tuntas 20 Rika Permata Sari 75 Tuntas 21 Rini Listiyana 75 Tuntas 22 Dewi Ira Puspita Sari 75 Tuntas 23 Siti Maesaroh 75 Tuntas 24 Siti Sarah 76 Tuntas 25 Sugeng 65 Tidak Tuntas 26 Tri Yuliyanti 76 Tuntas 27 Wiwik Levitasari 75 Tuntas 28 Yuliana Rahmawati 75 Tuntas 29 Veri Dwi Rahmawati 75 Tuntas Rata Rata 75,52 Keterangan : Data hasil tes setelah siklus I

26 80 sedangkan data secara ringkas hasil nilai tes dapat dilihat pada tabel 15, dan untuk ketuntasan serta rerata klasikal dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini. Tabel 15. Distribusi Frekuensi Hasil Nilai Tes Kompetensi Dasar Menganalisis Perkembangan Masyarakat Indonesia Sejak Proklamasi hingga Demokrasi Terpimpin Siklus I No Nilai Frekuensi Prosentase (%) % % % % Jumlah % Keterangan : Data hasil tes setelah siklus I Frekuensi % % % % Gambar 7. Grafik Nilai Tes Kognitif Siswa Kelas XI IPA 1 SM Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I Hasil tes akhir pembelajaran tindakan siklus I menunjukkan adanya peningkatan commit dalam to hal user tingkat ketuntasan belajar siswa.

27 81 Berdasarkan hasil akhir dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata kelas 75.52, jumlah siswa yang sudah mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 24 atau 83% sedangkan yang masih belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 5 atau 17%. Data tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat disajikan dalam tabel 16 dan grafik 8 sebagai berikut. Tabel 16. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 No Ketuntasan Jumlah Prosentase Nilai Rata-Rata 1 Tuntas 24 83% 2 Tidak Tuntas 5 17% 75,52 Jumlah % Keterangan: Data nilai hasil tes setelah siklus I Jumlah siswa % Ketuntasan 20 0 Gambar 8. Grafik Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 SukodonoTahun 2011/2012 Siklus I Berdasarkan hasil perolehan tes pada pra siklus dan hasil tes tindakan pembelajaran siklus I dapat diketahui nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 72,48 pada pra siklus menjadi 75,52 pada siklus I. Kemudian ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar, jumlah

28 82 siswa yang mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan pada pra siklus, yaitu pada pra siklus sebanyak 20 siswa atau 69% mengalami peningkatan menjadi 24 siswa atau 83% pada siklus I. Data peningkatan ketuntasan belajar siswa dapat disajikan pada tabel 17 berikut. Tabel 17. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Jumlah % Jumlah % 1 Tuntas 20 69% 24 83% 2 Tidak Tuntas 9 31% 5 17% Jumlah % Keterangan : Data analisis nilai hasil tes Pra Siklus dan Siklus I Pra Siklus Tuntas Pra Siklus Blm Tuntas Siklus I Tuntas Siklus I Blm Tuntas Jumla h siswa % Ketunt asan Gambar 9. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun 2011/2012 Siklus dan Siklus I d) Refleksi. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada siklus I dapat diperoleh refleksi implementasi

29 83 pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) sebagai berikut. 1) Implementasi pembelajaran tindakan pada siklus I dapat meningkatkan nilai karakter siswa, hal ini ditunjukkan oleh adanya perubahan sikap nilai karakter siswa mengalami peningkatan, yaitu pada pra siklus nilai karakter dari 29 siswa, nilai BT (Belum terlihat) 12 siswa atau 40%, MT (Mulai tampak) ada 12 siswa atau 41%, MB (Mulai berkembang) ada 4 siswa atau 15%, sedangkan MK (Mulai kebiasaan/membudaya) ada 1 siswa atau 4%. Sedangkan nilai karakter pada pelaksanaan siklus I nilai BT (Belum Terlihat) ada 2 siswa atau 8%, MT (Mulai terlihat) ada 11 siswa atau 38%, MB (Mulai berkembang) ada 11 siswa atau 38% dan MK (mulai kebiasaan/membudaya) ada 5 siswa atau 16%. 2) Implementasi pembelajaran tindakan pada siklus I dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yaitu, dari 29 siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono, pada pra siklus ada 20 siswa atau 69% yang tuntas, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 24 siswa atau 83% yang tuntas. Dan sebaliknya yang belum tuntas menurun, yaitu pada pra siklus ada 9 siswa atau 31% belum tuntas, pada siklus I turun menjadi 5 siswa atau 17% yang belum tuntas. 3) Menurut refleksi yang peneliti lakukan bersama dengan kolaboran terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I, ditemukan beberapa

30 84 kelemahan selama proses pembelajaran, yakni: a) Nilai karakter siswa dalam pembelajaran sejarah masih kurang, bahkan untuk indikator nilai karakter menghargai prestasi, jujur, kerja keras, dan rasa ingin tahu masih kurang, hal ini ditunjukkan pada tabel 11 penilaian indikator nilai karakter, bahwa persentase keberhasilan tindakan untuk nilai karakter sangat baik (B) 10%, sedang (S) 18%, dan (K) 1%, b) dari pengamatan peneliti dan kolaboran kebanyakan siswa masih kurang dalam indikator menghargai prestasi, jujur, kerja keras, dan rasa ingin tahu. c) tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 75.52%, hal ini berarti penguasaan kompetensi secara klasikal sudah tercapai pada tingkat minimum, yaitu mencapai ketuntasan belajar minimal 75%. Dari temuan tersebut di atas perlu adanya tindakan yang harus ditambahkan atau disempurnakan, yakni sebagai berikut. 1) Untuk meningkatkan nilai karakter siswa, khususnya pada indikator nilai karakter menghargai prestasi, jujur, kerja keras, dan rasa ingin tahu, maka pembelajarannya diarahkan, disempurnakan agar siswa lebih aktif dengan strategi pembelajaran diskusi, yaitu siswa mendiskusikan kembali hasil temuannya dari sumber-sumber lainnya. 2) Guru untuk lebih meningkatkan memberikan penekanan khususnya pada indikator nilai karakter menghargai prestasi, jujur, kerja keras, dan rasa ingin.

31 85 Selanjutnya akan peneliti jadikan dasar untuk menyusun rencana tindakan pada siklus II. 3. Hasil Siklus II. a. Perencanaan Tindakan Siklus II Berdasarkan refleksi pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I, yang selanjutnya disusun rencana tindakan pembelajaran siklus II sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperbaiki, meningkatkan nilai karakter siswa yang kurang dan meningkatkan prestasi belajar yang masih rendah. Untuk memperbaiki, meningkatkan nilai karakter siswa khususnya untuk indikator menghargai prestasi, jujur, kerja keras, dan rasa ingin tahu, peneliti melakukan rencana tindakan perbaikan dengan menerapkan strategi pembelajaran yang mendorong siswa lebih aktif, yaitu mendiskusikan kembali hasil temuan siswa yang didapat dari sumber-sumber lainnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan siklus II sebagai berikut. 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sejarah untuk Kompetensi Dasar (KD), menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin dengan menerapkan strategi pembelajaran siswa agar lebih aktif, yaitu mendiskusikan kembali temuannya baru yang didapatkan dari sumber -sumber yang lain.

32 86 2) Membuat lembar pengamatan untuk mengamati kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. 3) Menyusun instrument penilaian hasil belajar berupa soal, untuk mengetahui prestasi belajar siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II. Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II peneliti melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan menerapkan strategi pembelajaran yang mendorong siswa lebih aktif, yaitu mendiskusikan kembali hasil temuannya dengan didukung oleh sumber-sumber yang baru. Dalam pelaksanaan tindakan ini selain peneliti memberikan tindakan pembelajaran, peneliti juga melakukan pengamatan bersama kolaboran terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung tentang nilai karakter siswa yang mencakup semua indikator yang lebih ditekankan pada; indikator menghargai prestasi, jujur, kerja keras, dan rasa ingin tahu. Secara rinci yang peneliti lakukan sebagai berikut. 1) Kegiatan awal. a) Guru menanyakan beberapa hal kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari pada minggu yang lalu. b) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa akan mendiskusikan kembali materi yang diperoleh dari sumber-sumber yang baru. c) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi dalam pembelajaran ini.

33 87 2) Kegiatan inti. a) Guru membentuk kelompok, masing-masing terdiri 6 siswa dengan mempertimbangkan kemampuan siswa pada siklus I, yaitu tiap-tiap kelompok harus ada siswa yang sudah tuntas atau mampu untuk Kompetensi Dasar (KD), menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin. Guru menyuruh untuk mendiskusikan kembali hasil dari tugas tugas terdahulu dengan mempertimbangkan dari sumber-sumber baru yang diperolehnya b) Anggota kelompok awal atau siswa yang sudah tuntas untuk berkumpul membentuk kelompok sebagai kelompok ahli, untuk mendiskusikan kembali hasil yang mereka peroleh ditambah dengan penambahan dari sumber-sumber yang baru. c) Setelah selesai anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya semula untuk berbagi hasil atau menyampaikan hasil diskusi kelompok ahli kepada anggota kelompok awal. d) Selama diskusi berlangsung guru melakukan pengamatan dan membimbing, mendampingi proses diskusi ke semua kelompok secara bergantian. 3) Kegiatan akhir. a) Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya.

34 88 b) Guru bersama-sama siswa memberikan kesimpulan dari Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari atau didiskusikan. c) Guru menyampaikan pertemuan yang akan datang diadakan tes tertulis atau evaluasi untuk KD menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin. c. Pengamatan dan Hasil Dalam pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pengamatan untuk mengetahui peningkatan nilai karakter siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, kemudian dilakukan tes tertulis atau evaluasi pada akhir pembelajaran untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Hasilhasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut. 1) Nilai Karakter dalam Pembelajaran Sejarah Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II diperoleh dari lembar pengamatan, dengan hasil pengamatan dari 29 siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono, 19 siswa atau 66% keterlihatan nilai karakternya termasuk kategori baik (B), 10 siswa atau 34% kategori sedang (S), dan 0 siswa atau 0% kategori kurang (K). Secara rinci hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel dan grafik 18 di bawah ini. Tabel. 18 Nilai Karakter Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II No Kategori Jumlah Prosentase (%) 1 Baik (B) 19 66% 2 Sedang (S) 10 34% 3 Kurang (K) 0 0% Jumlah % Keterangan : Data commit hasil pengamatan to user Nilai karakter Siklus II

35 BAIK SEDANGKURANG Jumlah siswa % Gambar 10. Grafik Nilai Karakter Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II Sedangkan kalau dilihat dari keterlihatan pada masing masing kategori pada indikator yang akan dicapai, dari 29 siswa Kelas XI IPA 1, di mana ada 0 siswa atau 0% niilai karakternya masih BT (Belum Terlihat), 7 siswa atau 26% nilai karakternya masih MT (Mulai Terlihat), 16 siswa atau 55% Nilai karakternya sudah MB (Mulai Berkembang), dan sudah ada 6 siswa atau 19% yang nilai karakternya sudah MK (Mulai Kebiasaan/membudaya). Data hasil pengamatan nilai karakter siswa pada Siklus II dapat disajikan pada tabel 19 dan 20, serta grafik 11 berikut ini. Tabel 19. Nilai Karakter Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II No Kategori Jumlah Prosentase (%) 1 BT (Belum Terlihat) MT (Mulai Terlihat) 7 26% 3 MB (Mulai Berkembang) 16 55% 4 MK (Mulai Membudaya) 6 19% Jumlah % Keterangan : Data hasil pengamatan Nilai karakter Siklus II

36 Gambar 11. Grafik Nilai Karakter Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II Data nilai karakter proses pembelajaran sejarah juga dapat dilihat dari indikator nilai karakter siswa yang mencakup delapan indikator, seperti pada siklus I, dengan dikategorikan sudah membudaya (MK) dengan skor masing-masing 4, maka total skor maksimal 928. Mulai berkembang (MB) dengan skor masing-masing 3, maka total skor maksimal 696. Mulai terlihat (MK) dengan skor masing masing 2, maka total skor maksimal 464, dan kategori belum terlihat (BT) dengan skor masing-masing 1, maka total skor maksimal 323. Data secara lengkap dapat dilihat pada lampiran, sedangkan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut. 0 BT MT MB MK Jumlah siswa %

37 91 Tabel 20. Nilai Indikator Karakter Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 pada siklus II No Indikator Jumlah BT MT MB MK 1 Disiplin Demokratis Kerja keras Rasa ingin tahu Menghargai prestasi Jujur Cinta tanah air Tanggung jawab Jumlah Skor % 1% 26% 52% 20% Keterangan : Data Pengamatan Siklus II Hasil dari pengamatan indikator nilai karakter siswa dalam proses pembelajaran tindakan pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: a) nilai karakter siswa pada kategori belum terlihat (BT) mengalami penurunan dari 5% pada siklus I menjadi hanya 1%, dan katogori Mulai Tampak (MT) kalau pada siklus I 41% pada siklus II ini mengalami penurunan menjadi 26%, b) indikator menghargai prestasi, rasa ingin tahu dan kejujuran sudah mengalami peningkatan daripada siklus I. 2) Prestasi Pembelajaran Sejarah. Data mengenai hasil pembelajaran sejarah berupa hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dari tes tertulis. Penilaian tes hasil belajar secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 21 dibawah ini.

38 92 Tabel 21. Hasil Nilai Tes Kognitif pada Kompetensi Dasar Menganalisis Perkembangan Masyarakat Indonesia Sejak Proklamasi hingga Demokrasi Terpimpin Siklus II No Nama Nilai Keterangan 1 Agung Nugroho 69 Tidak Tuntas 2 Aliska Nurul Aini 78 Tuntas 3 Amalia Ratih Dewi MA 77 Tuntas 4 Amelia Sanovita 78 Tuntas 5 Anis Maryani 77 Tuntas 6 Bangkit Pambudi R 76 Tuntas 7 Catur Yulianto 80 Tuntas 8 Dandy Rusli Pratama 75 Tuntas 9 Dian Nur Santi 82 Tuntas 10 Indah Fitriya Sari 82 Tuntas 11 Irna Nirwayani 78 Tuntas 12 Ita Pusparini 81 Tuntas 13 Jendro Wahyu S 76 Tuntas 14 Lilis Eka Prasetya 79 Tuntas 15 Noer Santi Prasetyo 81 Tuntas 16 Novi Purwaningrum 82 Tuntas 17 Nur Septi Syamsiyah 77 Tuntas 18 Oktifani Ayu K 77 Tuntas 19 Ratih Dwi Pramesti 82 Tuntas 20 Rika Permata Sari 78 Tuntas 21 Rini Listiyana 77 Tuntas 22 Dewi Ira Puspita Sari 75 Tuntas 23 Siti Maesaroh 78 Tuntas 24 Siti Sarah 76 Tuntas 25 Sugeng 78 Tuntas 26 Tri Yuliyanti 77 Tuntas 27 Wiwik Levitasari 76 Tuntas 28 Yuliana Rahmawati 76 Tuntas 29 Veri Dwi Rahmawati 76 Tuntas Rata Rata 78 Keterangan : Data hasil tes setelah siklus II

39 93 Sedangkan data secara ringkas hasil nilai tes dapat dilihat pada tabel 22, dan untuk ketuntasan serta rerata klasikal dapat dilihat pada tabel 23 berikut ini. Tabel 22. Distribusi Frekuensi Hasil Nilai Tes Kompetensi Dasar Menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga Demokrasi Terpimpin Siklus II No Nilai Frekuaensi Prosentase (%) % % % % Jumlah % Keterangan : Data hasil tes setelah siklus II Hasil tes akhir pembelajaran tindakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan dalam hal tingkat ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan hasil akhir dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata kelas 77,72, jumlah siswa yang sudah mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 28 atau 97%. Dan 1 siswa atau 3% belum tuntas. Data tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat disajikan pada tabel dan grafik berikut ini. Tabel 23. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 No Ketuntasan Jumlah Prosentase Nilai Rata-rata 1 Tuntas 28 97% 2 Tidak Tuntas 1 3% 77,72 Jumlah % Keterangan : Data nilai hasil tes setelah siklus II.

40 Jumlah siswa % Ketuntasan 0 Gambar 12. Grafik Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 SukodonoTahun 2011/2012 Siklus II Berdasarkan hasil perolehan tes pada siklus I dan hasil tes tindakan pembelajaran siklus II dapat diketahui nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 75,52 pada siklus I menjadi 77,72 pada siklus II. Kemudian ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar, jumlah siswa yang mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I, yaitu pada siklus I sebanyak 24 siswa atau 83% mengalami peningkatan menjadi 28 siswa atau 97% pada siklus II. Data peningkatan ketuntasan belajar siswa dapat disajikan pada tabel 24 berikut. Tabel 24. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012 No Ketuntasan Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % 1 Tuntas 24 83% 28 97% 2 Tidak Tuntas 5 17% 1 3% Jumlah % % Keterangan : Data commit analisis to nilai user hasil tes Pra Siklus dan Siklus II

41 Siklus I Tuntas Siklus I Tdk Tuntas Siklus II Tuntas Siklus II Tidak Tuntas Jumlah siswa d. Refleksi. Gambar 13. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono Tahun 2011/2012 Pra Siklus dan Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada siklus II dapat diperoleh refleksi implementasi pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) yang pada siklus II ditingkatkan, disempurnakan dengan menerapkan strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih aktif, yaitu mendiskusikan kembali hasil temuan siswa di lapangan yang berupa sumber-sumber atau faktafakta baru, dapat direfleksikan sebagai berikut. 1) Implementasi pembelajaran tindakan pada siklus II dapat meningkatkan nilai karakter siswa. hal ini ditunjukkan oleh adanya perubahan sikap nilai karakter siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I nilai karakter dari 29 siswa, sudah tidak terlihat

42 96 kembali kategori BT (Belum terlihat) atau 0%, Kategori MT (Mulai tampak) ada 7 siswa atau 26%, kategori MB (Mulai berkembang) ada 15 siswa atau 55%, sedangkan MK (Mulai kebiasaan/membudaya) sudah ada 6 siswa atau 19%. Sedangkan nilai karakter pada pelaksanaan siklus I kategori nilai BT (Belum Terlihat) ada 2 siswa atau 8%, MT (Mulai terlihat) ada 11 siswa atau 38%, MB (Mulai berkembang) ada 11 siswa atau 38% dan MK (mulai kebiasaan/membudaya) ada 5 siswa atau 16%. 2) Implementasi pembelajaran tindakan pada siklus II dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah, hal ini ditunjukkan bahwa prestasi belajar sejarah mengalami peningkatan yaitu, dari 29 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono, pada siklus I ada 24 siswa atau 83% yang tuntas, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa atau 97% tuntas. Kemudian pada siklus I siswa yang belum tuntas ada 5 siswa atau 17%, pada siklus II, masih ada 1 siswa atau 3% yang belum tuntas. Untuk nilai rata-rata klasikal meningkat dari 75,52 pada siklus I menjadi 77,72 pada siklus II. 3) Menurut refleksi yang peneliti lakukan terhadap pelaksanaan tindakan siklus II, hal-hal yang belum berhasil dalam pembelajaran tindakan sebelumnya, maka pada siklus II ini hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan yaitu, peningkatan nilai karakter siswa pada pembelajaran sejarah, hal ini ditunjukkan bahwa nilai karakter siswa yang baik (B) ada 66% siswa, dalam kategori sedang (S) ada 34 %,

43 97 dan peningkatan prestasi belajar siswa yang diukur dengan tingkat ketuntasan belajar telah mencapai 97%. C. Analisis Data. Analisis data disajikan sesuai dengan fokus penelitian, yaitu tentang peningkatan nilai karakter dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) pada siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono. Penelitian ini mempunyai tujuan, yaitu meningkatkan nilai karakter dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). 1. Pra Siklus. Kondisi pra siklus merupakan kondisi awal tentang bagaimana proses pembelajaran Sejarah pada kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono dilakukan selama ini, dan kendala apa saja yang terjadi saat pembelajaran dilaksanakan. Hasil analisis pra siklus adalah sebagai berikut. a) Pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan metode diskusi biasa, kemudian siswa diminta mengerjakan soal-soal evaluasi secara kelompok, setelah selesai guru memberikan jawaban di depan kelas. b) Pembelajaran Sejarah yang disampaikan oleh guru masih bersifat teacher oriented, yaitu berorientasi pada guru menyampaikan materi, atau pola pembelajaran masih berpusat pada guru. c) Siswa masih kurang terlibat pada kegiatan pembelajaran.

44 98 d) Siswa kesulitan menemukan konsep cara menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin, sehingga siswa merasa jenuh, kurang memperhatikan, kurang menyampaikan pendapat, hal ini ditunjukkan siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi belum benar. e) Nilai karakter siswa belum optimal, hal ini ditunjukkan fakta hasil observasi tahap awal, dari 29 siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono, siswa yang nilai karakternya BT(Belum Terlihat) ada 12 atau 40%, MT (Mulai terlihat) ada 12 atau 41%, MB (Mulai Berkembang) ada 4 atau 15%, dan MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya) hanya ada 1 siswa atau 4%. f) Prestasi belajar siswa belum optimal, karena siswa masih kesulitan menemukan konsep menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin, maka akibatnya hasil belajar pada kompetensi dasar (KD); Menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin masih rendah, hal ditunjukkan dengan fakta hasil belajar dari 29 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono, yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75, ada 9 siswa atau 31%, dan yang sudah mencapai KKM ke atas ada 20 siswa atau 69%. Berdasarkan identifikasi awal, adanya nilai karakter yang masih rendah, prestasi belajar yang masih rendah, dan pelaksanaan pembelajaran sejarah yang kurang menarik, yang dialami siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1

45 99 Sukodono, tahun pelajaran 2011/2012 disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan guru masih menekankan segi-segi teoritis yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang merasa jenuh, kurang aktif, tidak mampu menjawab pertanyaan, kurang berpendapat, mengerjakan tugas masih belum benar, serta kurang antusias pada akhir pembelajaran dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran konvensional yang diterapkan sebagian besar guru selama ini kurang mampu memberdayakan siswa untuk aktif, kreatif, inovatif, bertanya, dan berpendapat, sehingga terasa kurang menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran sejarah yang berkualitas diharapkan siswa mampu dan mampu menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin. Pembelajarran Sejarah yang disampaikan guru masih lebih bersifat teacher oriented yaitu berorientasi pada guru menyampaikan materi ilmu, bukan berorientasi atau berpusat pada kepentingan siswa. Kondisi pembelajaran semacam ini harus segera diubah agar pembelajaran dapat memberdayakan siswa untuk aktif, kreatif dan inovatif. Guru dituntut profesional, berkompetensi, mampu menerapkan strategi pembelajaran agar peserta didik tidak jenuh, tetapi menyenangkan sehingga siswa dapat aktif, kreatif, inovati dan menyenangkan. Sebagai langkah awal mengubah kondisi semacam ini adalah melakukan pencarian fakta dengan cara melakukan observasi terhadap subyek penelitian, yaitu siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono tahun pelajaran 2011/2012, yang berkaitan dengan kondisi dan permasalahan-permasalahan dalam

46 100 pembelajaran Sejarah. Dalam melakukan observasi berkolaborasi dengan teman guru Sejarah kelas XI IPA 1. Setelah dilakukan observasi bersama dengan kolaboran, maka diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran sejarah tahap awal. 2. Siklus I. Beberapa temuan pada siklus I, berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan nilai karakter siswa pada siklus I, yang dikategorikan dalam kategori BT (Belum Terlihat), kategori MT (Mulai Terlihat), kategori MB (Mulai Berkembang), dan kategori MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya), maka diketahui bahwa dari 29 siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono, sebanyak 2 siswa atau 8% untuk kategori BT (Belum Terlihat), 11 siswa atau 38% untuk kategori MT (Mulai Terlihat), 11 Siswa atau 38% untuk kategori MB (Mulai Berkembang), dan 5 siswa atau 16% untuk kategori MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya). Hal ini menunjukkan nilai karakter siswa mengalami peningkatan pada semua kategori. Hal ini bahwa berdasarkan indikator kinerja peningkatan nilai karakter siswa sudah mulai telah tercapai. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai hasil pembelajaran Sejarah pada siklus I, yang dilihat dari ketuntasan belajar, yang diukur dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka pada siklus I dari 29 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono, jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa atau 83%, dan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 17%. Hal ini berarti

47 101 berdasarkan indikator kinerja ketuntasan belajar belum tercapai. Tetapi berdasarkan data mengenai hasil tes untuk nilai rata-rata klasikal mengalami peningkatan dari 72,48 pada pra siklus menjadi 75,52 pada siklus I, dan berdasarkan indikator kinerja nilai rata-rata hasil tes telah tercapai yaitu lebih dari KKM yaitu Siklus II Pada siklus II berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan nilai karakter siswa pada siklus II, yang dikategori dalam BT (Belum Tampak), kategori MT (Mulai Terlihat), kategori MB (Mulai Berkembang), dan kategori MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya), maka diketahui bahwa dari 29 siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 1 Sukodono, sebanyak 0 siswa atau 0% untuk kategori BT (Belum Terlihat), 7 siswa atau 26% untuk kategori MT (Mulai Terlihat), 16 Siswa atau 55% untuk kategori MB (Mulai Berkembang), dan 6 siswa atau 19% untuk kategori MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya). Hal ini menunjukkan nilai karakter siswa mengalami peningkatan pada kategori MB (Mulai Berkembang), yaitu pada siklus I ada 11 siswa atau 38%, sedangkan pada siklus II menjadi 16 siswa atau 55%. Selain itu juga terdapat kenaikan pada kategori MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya), yaitu pada siklus I ada 5 siswa atau 16%, pada siklus II ada 6 siswa atau 19%. Hal ini bahwa berdasarkan indikator kinerja peningkatan nilai karakter sudah mulai tercapai. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai prestasi Belajar Sejarah pada siklus II, yang dilihat dari ketuntasan belajar, yang diukur dari

48 102 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka pada siklus II dari 29 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukodono, jumlah siswa yang tuntas ada 28 siswa atau 97%. Hal ini berarti berdasarkan indikator kinerja ketuntasan belajar telah tercapai, kemudian berdasarkan data mengenai hasil tes untuk nilai rata-rata klasikal mengalami peningkatan dari 75,52 pada siklus I menjadi 77,72 pada siklus II, dan berdasarkan indikator kinerja nilai ratarata hasil tes telah tercapai. Hasil analisis perbandingan data mengenai nilai karakter siswa antara siklus I dan siklus II yang dilihat dari kategori BT (Belum Terlihat), kategori MT (Mulai Terlihat), kategori MB (Mulai Berkembang), dan kategori MK (Mulai Kebiasaan/Membudaya), dapat dilihat pada tabel 25, dan grafik berikut ini. Tabel 25. Analisis Perbandingan Nilai Karakter Siswa Siklus I dan Siklus II No Kategori Siklus I Siklus II Peningkatan 1 BT (Belum Terlihat) 8% 0% -8% 2 MT (Mulai Terlihat) 38% 26% -12% 3 MB (Mulai Berkembang) 38% 55% 17% 4 MK (Mulai Membudaya) 16% 19% 3% Peningkatan Nilai Karakter 20% BT MT MB MK Siklus I BT MT MB MK Siklus II Kategori dlm % Kategori dlm % Gambar 14. Grafik Analisis Perbandingan Nilai Karakter Siswa Siklus I dan Siklus commit II to user

49 103 Analisis perbandingan hasil belajar kognitif siswa, berdasarkan ketuntasan belajar antara sebelum pelaksanaan tindakan atau awal, siklus I, dan siklus II yang diperoleh dari tes tertulis dapat dilihat tabel 26 dan grafik berikut ini. Tabel 26. Analisis Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Sebelum Tindakan dan Setelah diberi Tindakan No Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 Tuntas 69% 83% 97% 2 Rata-Rata Klasikal Tuntas dlm % Rerata Nilai 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 15. Grafik Analisis Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Sebelum Tindakan dan Setelah Tindakan. Berdasarkan tabel 25 di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa atau prestasi dengan penerapan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan ialah 69%, pada siklus I menjadi 83% sehingga terjadi peningkatan 14%, dan pada siklus II menjadi 97% sehingga terjadi peningkatan 14%. Kemudian rerata klasikal hasil belajar sebelum tindakan ialah 72.48, pada siklus I meningkat sebesar 3,40 sehingga menjadi 75,52,

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 Farida Nurhasanah Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 PERMEN NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI Materi minimal dan Tingkat kompetensi minimal untuk mencapai Kompetensi Lulusan Minimal 2 Memuat

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP) LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP) Standar Kompetensi Lulusan

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM

ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM Nama : NIP : Sekolah : Bagian A. Standar Isi Berilah tanda checklist ( ) pada pilihan yang sesuai bagi setiap pertanyaan berikut: 1. Pembelajaran didasarkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN. A. Simpulan. maka selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN. A. Simpulan. maka selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V SIMPULAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan dan analisis serta pembahasannya, maka selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai Karakter Penerapan model pembelajaran kontekstual

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal tahun pelajaran 2006/2007 telah diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR TAHUN 009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMK/MAK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN 3 BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN 2014 Bukti fisik nomor 32 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Rata-rata nilai ketuntasan belajar kelompok mata

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

8/5/2011. Paradigma Pendidikan. Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme,

8/5/2011. Paradigma Pendidikan. Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme, Paradigma Pendidikan Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme, dan determinasi Paradigma ini mereduksi makna pendidikan menjadi sekolah. Pendidikan merupakan unit-unit kausalitas yang bersifat linier.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah segala usaha yang dimaksudkan untuk membantu menumbuhkembangkan segala potensi yang ada pada diri siswa. Dalam hal ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi sosial yang telah melembaga sejak sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi sosial yang telah melembaga sejak sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan interaksi sosial yang telah melembaga sejak sejarah manusia itu sendiri. Manusia berlainan dengan makhluk lain seperti binatang yang dapat

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK OTOMOTIF KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK SEPEDA MOTOR KODE KOMPETENSI

Lebih terperinci

Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP;

Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP; Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP; Menguraikan Standar Isi Menguraikan SKL PAI; dan Menguraikan

Lebih terperinci

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik INSTRUMEN KOMPONEN/BIDANG MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik 1. Muatan KTSP terdiri atas: (1) M (2) M (3) M (4) M (5) M (6) M (7) M (8) M Sekolah melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Sejarah dan Perkembangan SMP 28 Semarang SMP 28 Semarang berdiri tahun 1985 dengan lokasi sekolah berada di ujung barat wilayah Kota Semarang, tepatnya di kelurahan Mangkangkulon

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 ` DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 1516 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 3 Pakem SMP Negeri 3 Pakem merupakan sekolah yang terletak di dusun Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH A. TUJUAN PENDIDIKAN Tujuan Pendidikan adalah sebagai berikut : 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja 2.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung Sekolah menengah atas (SMA) merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Candimulyo Magelang yang terletak di JL. Candimulyo, KM. 4, Candimulyo, Magelang. SMA

Lebih terperinci

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo LAMPIRAN II PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG A. Data Sekolah 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo Status : Negeri 2. Alamat Sekolah : Jalan Raya Karangrejo Sendang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. Sebelum dikemukakan sejarah berdirinya SMP N 1 Tragah Bangkalan, terlebih dahulu penulis kemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Kaliwiro, yang beralamatkan di Jalan Selomanik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan a. Letak geografis SMAN 1 Rejotangan terletak di Desa Buntaran Kecamatan Rejotangan Kabupaten

Lebih terperinci

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi BAB I PENDAHULUAN Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa direncanakan sebaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kualitas generasi yang akan datang. Dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kualitas generasi yang akan datang. Dalam peningkatan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang penting untuk meningkatkan harkat dan martabat suatu bangsa dan untuk meningkatkan kemajuan suatu Negara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Tinjauan Historis SD Negeri 03 Kuto Kecamatan Kerjo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Tinjauan Historis SD Negeri 03 Kuto Kecamatan Kerjo 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Tinjauan Historis SD Negeri 03 Kuto Kecamatan Kerjo SD Negeri 03 Kuto Kecamatan Kerjo berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Lebih terperinci

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Peraturan Akademik DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA : Jl. Raya Solo Jogya Km 13, Pucangan, Kartasura, ( 0271 ) 780593

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN QUESIONER (ANGKET) PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PILKADA BUPATI

INSTRUMEN PENELITIAN QUESIONER (ANGKET) PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PILKADA BUPATI INSTRUMEN PENELITIAN QUESIONER (ANGKET) PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PILKADA BUPATI PONOROGO 2015 (STUDI KASUS SISWA-SISWI SMA NEGERI 1 PONOROGO) A. Bentuk-bentuk partisipasi politik pemilih

Lebih terperinci

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sebelum tim KKN-PPL UNY 2014 diterjunkan ke lapangan dalam hal ini SMA N 2 Wates, Tim PPL terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah, hal ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Profil Sekolah SD Negeri Serangan 1 terletak di Jalan Melayu No.03 Desa Serangan Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah. Wilayah SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD

Lebih terperinci

1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara :

1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara : LAMPIRAN INSTRUMEN WAWANCARA 1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara : I. STANDAR ISI PENDIDIKAN PROGRAM KEAHLIAN TEHNIK KENDARAAN RINGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa 26 dapat dilihat dari hasil observasi yang penulis laksanakan terhadap aktivitas belajar siswa seperti yang disajikan dalam tabel 4.1 di halaman berikut. Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lebih terperinci

K T S P KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

K T S P KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN K T S P KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN T. Widhiyanti 2008 KURIKULUM Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Km dari ibukota kabupaten. Adapun lingkungan sekolah berada pada daerah yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Km dari ibukota kabupaten. Adapun lingkungan sekolah berada pada daerah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMA Negeri 1 Sukodono, yang terletak di Jalan Raya Sukodono Tanon, Kecamatan Sukodono Kabupaten

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ELEMEN PERUBAHAN Standar Kompetensi Lulusan Standar Proses Elemen Perubahan Standar Isi Standar Penilaian 8/30/2016 DRAFT 2 ELEMEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta SMP Negeri 15 Yogyakarta adalah sekolah menengah pertama yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan dunia ini tidak ada apa-apanya, karena semua berasal dari pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II SMA NEGERI 2 MEDAN

BAB II SMA NEGERI 2 MEDAN BAB II SMA NEGERI 2 MEDAN A. Sejarah Ringkas SMA Negeri 2 Medan SMA Negeri 2 Medan telah melalui banyak hal hingga menjadi salah satu sekolah yang membanggakan saat ini. Awalnya pada tahun 1950 berdirilah

Lebih terperinci

1) Identitas Sekolah

1) Identitas Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Disusun oleh: Nama : MARTINA DWI PERMATASARI NIM : 7101409062 Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Panggungroyom 01 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Legiman, A.Ma.Pd.

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Lokasi Penellitian 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Banjarmasin adalah sekolah tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Febrina Nurmalasari NIM : 2302409077 Program studi : Pendidikan Bahasa Jepang FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan potensi peserta didik. Keberhasilan kegiatan

Lebih terperinci

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 1 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 2 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di

Lebih terperinci

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR KONSEP ZAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) Noorhidayati,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DR. HERRY WIDYASTONO, APU Pembina Utama Muda, Gol. IV/c Kepala Bidang Kurikulum Pendidikan Khusus & Wks. Kepala Bidang Kurikulum Pendidikan Menengah PUSAT KURIKULUM BALITBANG

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN RESPONDEN: KEPALA SMA PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Tahun 006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini nantinya akan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan

BAB I. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama manusia menggunakan bahasa. Seiring dengan perkembangan dan perubahan jaman, bahasa menjadi

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary). Strategi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suradji Tirtonegoro Klaten; Nomor Rekening: BRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suradji Tirtonegoro Klaten; Nomor Rekening: BRI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Sekolah Nama Sekolah: SMP Negeri 7 Klaten; Alamat Sekolah: Jl. Dr. RT. Suradji Tirtonegoro Klaten; Nomor Rekening: 0035-0-0770-50-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DALAM PRESTASI, TERAMPIL DALAM KARYA DAN BUDAYA, BERWAWASAN IPTEK, BERLANDASKAN IMTAQ.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DALAM PRESTASI, TERAMPIL DALAM KARYA DAN BUDAYA, BERWAWASAN IPTEK, BERLANDASKAN IMTAQ. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang, terletak di Jalan Salatiga- Dadapayam Km. 11 Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Rancah merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di kabupaten Ciamis yang beralamat di

Lebih terperinci