HASIL DAN PEMBAHASAN Letak Geografis dan Obyek Wisata

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Letak Geografis dan Obyek Wisata"

Transkripsi

1 37 HASIL DAN PEMBAHASAN Letak Geografis dan Obyek Wisata Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak antara dan 9 5 Bujur Timur serta berada di Selatan Khatulistiwa yaitu antara 8 5 dan 9 5 Lintang Selatan. Provinsi NTB terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Sumbawa serta dikelilingi oleh puluhan pulau-pulau kecil yang biasa disebut sebagai Gili. Provinsi NTB sebagian besar terdiri dari pegunungan dan bukit dengan dataran tinggi serta dataran rendah yang terbentang dari kota Ampenan di bagian Barat Pulau Lombok sampai kota Sape sebelah Timur Pulau Sumbawa. Suku asli di Pulau Lombok adalah suku Sasaq dan mayoritas beragama Islam. Suku dan etnis lain yang mendiami Pulau Lombok yaitu suku Bali, suku Jawa, suku Banjar, suku Mandar, suku Bugis, Cina, dan Arab. Sedangkan suku yang ada di Pulau Sumbawa merupakan orang-orang pendatang yang berasal dari Sulawesi seperti suku Bugis, suku Mandar, ataupun suku Selayar (Dinas Pariwisata NTB, 2005). Wisatawan yang masuk ke Provinsi NTB dapat melalui jalur udara ataupun jalur darat. Pelabuhan Lembar merupakan pintu masuk ke Pulau Lombok yang banyak digunakan oleh wisatawan asing dari pelabuhan Padang Bae di Pulau Bali. Penyeberangan ke Pulau Lombok menggunakan kapal penyeberangan fery dengan waktu tempuh 4 jam hingga 5 jam dan biaya relatif lebih murah. Selain melalui pelabuhan Lembar wisatawan asing juga bisa menggunakan jalur udara dari Bandara Udara Ngurah Rai Denpasar dengan jarak tempuh 20 menit menuju Bandara Udara Selaparang Mataram. Kawasan wisata yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu: 1. Wisata Alam Hal ini dapat dilihat dari potensi wisata alamnya seperti keindahan puncak Gunung Rinjani dengan panorama danau Segara Anak. Bagi mereka yang suka mendaki tempat ini sangat cocok sekali karena rute perjalanan dan panoramanya alam sekitarnya masih alami sekali. Kawasan pendakian Gunung Rinjani telah memperoleh penghargaan khusus untuk tingkat keamanan bagi pendaki dari kejahatan seperti perampokan. Penghargaan tersebut diberikan oleh negara Swedia.

2 38 Taman Nasional Gunung Rinjani mempunyai beberapa air terjun yang selalu ramai dikunjungi banyak wisatawan asing dan salah satunya adalah Sindang Gile. Letak air terjun tersebut cukup dekat dengan perkampungan tradisional suku Sasaq di desa Senaru. Disamping itu terdapat satwa yang dilindungi oleh pemerintah dan masyarakat Lombok khususnya yaitu kera yang masih banyak hidup bebas di sekitar hutan lindung. Obyek wisata bahari merupakan aset wisata yang paling banyak dipromosikan oleh pemerintah Provinsi NTB. Hal ini tidak lepas dari posisi geografis Pulau Lombok yang dikelilingi oleh laut dan pulau-pulau kecil. Adapun kawasan wisata laut adalah sebagai berikut: a. Kegiatan surfing dapat dilakukan di Pantai Kuta, Tanjung A an, Ekas, Kaliantan (Kabupaten Lombok Tengah), Mawun, Tampa, Rowok Gili Lawang, Sulat, Petangan, Pulau Lampu (Kabupaten Lombok Timur), Pantai Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan, kawasan Pantai Senggigi, Krandangan, Klui Mangsit, Sekotong, Tawun, dan Gili Nanggu (Kabupaten Lombok Barat). b. Penyelaman dapat dilakukan di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang berada di Kabupaten Lombok Barat. 2. Wisata Budaya. Wisata budaya berhubungan dengan kesenian dan adat istiadat yang masih dipertahankan hingga saat ini oleh pemerintah Provinsi NTB dan masyarakat. Banyak sekali tempat-tempat wisata budaya yang tersebar di seluruh Kabupaten di Pulau Lombok hingga Kabupaten Bima di Pulau Sumbawa. Adapun bagian dalam wisata budaya di Pulau Lombok yang menjadi bagian dari pembahasan meliputi: a. Adat istiadat dalam kehidupan masyarakat suku Sasaq. Wisatawan yang ingin melihat secara langsung kehidupan masyarakat asli suku Sasaq dapat mengunjungi perkampungan yang oleh pemerintah Provinsi NTB ditetapkan sebagai kawasan wisata budaya. Perkampungan tersebut berada di Utara Kabupaten Lombok Barat yaitu Desa Senaru tepatnya di bawah kaki Gunung Rinjani. Perkampungan Senaru dikenal juga sebagai pos pertama jika ingin melakukan pendakian ke Gunung Rinjani.

3 39 Wisatawan dapat menyaksikan secara langsung acara adat yang dilaksanakan dan informasi tersebut tidak lepas dari peranan kepala Desa Senaru yang telah bekerjasama dengan pihak penyelenggara wisata. Selain itu perkampungan asli suku Sasaq lainnya dapat dilihat di Kabupaten Lombok Tengah yaitu Desa Sade dan Desa Rambitan. Masing-masing perkampungan tersebut mempunyai adat istiadat yang sedikit berbeda tetapi secara keseluruhan perkampungan asli suku Sasaq masih mempertahankan tata cara kehidupan tradisionalnya. b. Cagar budaya meliputi masjid kuno Bayan di Desa Bayan, Museum, dan Taman Narmada yang merupakan bagian peninggalan kerajaan Selaparang. Ketiga tempat tersebut berada di Kabupaten Lombok Barat. c. Kesenian yang terdiri dari musik tradisional dan hasil kerajinan masyarakat suku Sasaq. Adapun lokasi kawasan pusat industri hasil kerajinan tenun dan Gerabah di Kabupaten Lombok Barat dapat dikunjungi di Kecamatan Banyumulek dan Desa Sayang-sayang. Untuk Kabupaten Lombok Timur meliputi Desa Pringgasela dan Kecamatan Masbagik. Sedangkan untuk Kabupaten Lombok Tengah seperti Desa Rungkang, Desa Loyok, dan Desa Kotaraja. Untuk kesenian asli daerah suku Sasaq di Pulau Lombok meliputi: 1. Atraksi Peresean Peresean salah satu bagian dari kegiatan rutin dalam festival seni dan budaya yang sering dipusatkan di kawasan wisata pantai Senggigi. Masyarakat Lombok sangat menyadari bahwa Peresean merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang yang harus tetap dilestarikan. Untuk itu banyak dibangun tempat khusus untuk atraksi Peresean sehingga masyarakat luas bisa menyaksikannya tidak pada festival saja. Daya tarik Peresean adalah adanya pertarungan antara dua orang yang memiliki kekuatan dalam hal tenaga dan mempunyai kemampuan menari mengikuti alunan musik pengiringnya. Atraksi tersebut melambangkan kekuatan seorang lelaki yang dalam bahasa suku Sasaq di sebut sebagai Pepadu. Peresean dilengkapi dengan perlengkapan senjata berupa tongkat yang panjangnya kurang lebih 1 meter dan berfungsi sebagai

4 40 alat memukul lawan. Tongkat tersebut terbuat dari kayu rotan dan dilengkapi dengan alat tameng berbentuk segiempat yang terbuat dari kulit kerbau. Tameng tersebut berfungsi sebagai pelindung dari pukulan-pukulan lawan. 2. Seni musik Gendang Beleq. Merupakan alat musik gendang yang merupakan ciri khas asli suku Sasaq di Pulau lombok Provinsi NTB. Dalam bahasa Indonesia Beleq artinya besar dan gendang tersebut mempunyai ukuran sangat besar sehingga menghasilkan suara menggelegar dengan keras. Sebagai upaya untuk melestarikan kesenian tersebut maka setiap acara adat hingga acara perkawinan, alat musik ini selalu dimainkan. Gendang Beleq dimainkan oleh orang dewasa diikuti oleh alat musik pengiring lainnya sehingga menghasilkan alunan musik dengan ritme sangat cepat. Festival Gendang Beleq yang rutin diadakan menjadi atraksi yang sangat menarik bagi masyarakat lokal dan juga para wisatawan mancanegara. Karakteristik Personal Wisatawan Karakteristik personal wisatawan yang diamati meliputi usia, jenis kelamin, hobi, pendapatan, status perkawinan, jumlah tanggungan dan asal negara. Pengelompokan benua dilakukan untuk memudahkan dalam pembahasan mengenai deskriptif asal negara. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan asing berusia muda (51,8%) dan usia dewasa hanya 31,7%. Sedangkan wisatawan yang berusia tua hanya 16,5% dari keseluruhan wisatawan yang datang ke Pulau Lombok. Adapun jenis kelamin wisatawan tersebut menunjukan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih dominan (57%) daripada perempuan (43%) sebagai pelaku wisata. Sebagian besar wisatawan mempunyai hobi sangat menyukai olahraga, seni, dan pendakian gunung hingga 46,8%. Diantara wisatawan tersebut ada yang mempunyai hobi menyukai seni dan olah raga, menyukai hobi seni dan pendakian gunung, dan menyukai hobi olah raga dan pendakian gunung. Dengan kata lain wisatawan tersebut tidak sepenuhnya menyukai ketiga hobi tersebut yaitu olah raga, seni dan mendaki gunung.

5 41 Selain itu terdapat 24,1% wisatawan yang hanya menyukai hobi olah raga seperti surfing, menyelam, berenang, main kano di pantai, snowboarding, iceskating, golf, bersepeda, sepakbola, bulutangkis, bersepeda motor, ataupun joging. Tabel 1 Distribusi Wisatawan Menurut Karakteristik Personal Karakteristik Kategori Wisatawan (N=79) Jumlah % Usia 1. Muda ( 30 tahun) 41 51,8 2. Dewasa (31-45 tahun) 25 31,7 3. Tua ( 60 tahun) 13 16,5 Jenis 1. Perempuan 34 43,0 kelamin 2. Laki-laki 45 57,0 Hobi 1. Tidak menyukai seni, olah raga, dan mendaki gunung (membaca, travelling, memasak) 8 10,1 2. Menyukai seni, olah raga, dan mendaki gunung 37 46,8 3. Menyukai seni (mendengarkan musik) 7 8,9 4. Menyukai olah raga 19 24,1 5. Menyukai pendakian gunung 8 10,1 Pendapatan 1. Rendah ,2 2. Sedang ,2 3. Tinggi ,6 Status 1. Lajang 49 62,0 perkawinan 2. Menikah 30 38,0 Jumlah 1. Mempunyai tanggungan 7 8,9 tanggungan 2. Tidak mempunyai tanggungan 72 91,1 Asal negara 1. Benua Afrika Benua Amerika 1 1,3 3. Benua Asia 5 6,3 4. Benua Australia 6 7,6 5. Benua Eropa 67 84,8 Pada Tabel 1 dalam karakteristik hobi olah raga secara khusus terdapat beberapa jenis olah raga yang biasa dilakukan oleh wisatawan asing di negara asalnya. Seperti bermain snowboarding dan iceskating yang biasa dimainkan ketika musim salju. Ketika bermain Snowboarding, alat yang digunakan berbentuk papan peluncur pada kedua kaki dan sepasang tongkat yang berfungsi untuk menahan ataupun mengatur arah gerakan meluncur. Bentuknya mirip dengan papan skateboard yang biasa dimainkan oleh anak-anak muda di jalanan. Olah raga surfing juga menggunakan sebuah papan peluncur yang ukurannya jauh lebih besar dan hanya bisa dimainkan di pantai pada ketinggian

6 42 ombak dengan kecepatan angin yang tinggi. Olahraga ini dapat dilakukan pada salah satu kawasan wisata Pantai Kuta di Kabupaten Lombok Tengah maupun di sekitar kawasan Pantai Gili Trawangan yang ada di Kabupaten Lombok Barat. Secara umum hobi seni menitikberatkan pada kesenangan individu dengan hal-hal yang berhubungan dengan seni. Adapun macam-macam jenis hobi yang terkait dengan seni antara lain bernyanyi, melukis, dan terutama mendengarkan musik. Hanya sebagian kecil atau 8,9% dari wisatawan asing yang benar-benar menyatakan sangat menyukai hobi seni. Jumlah pendapatan wisatawan asing sebagian besar masuk dalam kategori rendah (39,2%) dengan jumlah pendapatan dari 790 sampai dengan Jumlah pendapatan rendah bisa disebabkan karena wisatawan masih berada dalam usia yang masih muda dan sebagian mempunyai bidang pekerjaan dengan pendapatan rendah. Mereka ada yang bekerja sebagai pekerja bangunan, sebagai penata dekorasi perumahan, dan arsitek. Wisatawan asing dengan status lajang lebih mendominasi hingga 62% daripada yang sudah menikah (38%) di Pulau Lombok. Selain itu dengan status lajang mereka merasa lebih nyaman berlibur tanpa harus berbagi keputusan tentang obyek wisata ataupun lokasi wisata yang akan dikunjungi. Jika dikaitkan dengan jumlah tanggunggan justru menunjukan bahwa hampir seluruhnya tidak mempunyai tanggungan hingga 91,1%. Walaupun ada juga wisatawan dengan status menikah mempunyai tanggungan berupa anak yang berjumlah dari 2 orang hingga 4 orang. Anak-anak mereka ada yang baru memasuki masa pra sekolah hingga kuliah dan bekerja (belum menikah). Pada saat penelitian berlangsung diketahui bahwa wisatawan asing yang telah menikah dan mempunyai anak tidak membawa serta anggota keluarganya. Alasannya anak-anak mereka harus tetap kesekolah dan hanya ingin melakukan perjalanan wisata tanpa anggota keluarga mereka. Selain itu wisatawan asing juga menyatakan bahwa walaupun mempunyai tanggungan dalam keluarga (khususnya anak yang masih sekolah dan kuliah) mereka tidak menganggap kegiatan berwisata akan mengganggu kebutuhan anak-anak mereka dan bukan suatu beban. Khusus untuk pendidikan, mereka sudah mengalokasikan sebagian pendapatannya dalam bentuk tabungan, asuransi, ataupun semacam deposito bagi jenjang pendidikan. Hal ini menunjukan adanya kesadaran bahwa kegiatan wisata bukan hanya sekadar bersenang-senang tetapi merupakan bagian

7 43 terpenting dalam kehidupan pribadinya tanpa harus mengorbankan kebutuhan pendidikan anak-anak mereka. Masih dalam Tabel 5 diketahui bahwa karakteristik asal negara wisatawan sebagian besar (84,8%) berasal dari negaranegara Eropa dibandingkan dari benua Asia yaitu Jepang (6,3%), benua Australia (7,6%) ataupun benua Amerika (1,3%). Adapun negara-negara Eropa tersebut meliputi Jerman, Belanda, Italia, Zwitzerland, Austria, Perancis, Norwegia, Swiss, dan Inggris. Menurut data dari Dinas Pariwisata NTB diketahui bahwa kunjungan wisatawan asing ke Pulau Lombok setiap tahunnya paling banyak berasal dari negara Jerman, Belanda, dan Perancis (Dinas Pariwisata NTB, 2005). Hal tersebut sesuai dengan asal negara wisatawan yang sebagian besar berasal dari Jerman, Belanda, maupun Perancis. Ada banyak tujuan yang menyebabkan wisatawan asing tertarik datang ke Pulau Lombok dan tujuan tersebut antara lain: a). Melakukan kunjungan bisnis. b). Mengelola berbagai macam hotel dan kafe dikawasan-kawasan wisata (kawasan wisata Pantai Kuta di Kabupaten Lombok Tengah ataupun kawasan wisata Pantai Senggigi di Kabupaten Lombok Barat). c). Berbulan madu. d). Melakukan penelitian sosial budaya di kawasan wisata Pantai Kuta di Kabupaten Lombok Tengah. Perilaku Komunikasi Wisatawan Peran media komunikasi sangat penting sebagai penyampai informasi bagi dunia pariwisata. Penggunaan berbagai macam media informasi merupakan bentuk dari perilaku komunikasi. Sebelum masuk pada tahapan komunikasi konfirmasi terlebih dahulu harus diketahui penggunaan sumber informasi awal yang digunakan wisatawan asing ketika merencanakan kunjungannya. Penelusuran informasi awal dan konfirmasi memberikan sebuah pemahaman bahwa sebelum dan setelah berada di Pulau Lombok wisatawan asing menggunakan berbagai macam media komunikasi. Mulai dari sumber informasi yang digunakan, saluran informasinya hingga isi pesan yang paling banyak dibutuhkan oleh wisatawan asing. Informasi

8 44 Tahap Pencarian Informasi Awal Tingkat perilaku komunikasi yang dilakukan oleh wisatawan sangat beragam. Tingkatan perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi awal secara keseluruhan dapat dikategorikan sebagai perilaku komunikasi yang kurang aktif, aktif, dan sangat aktif. Pengkategorian tersebut merupakan gabungan dari keseluruhan penggunaan jumlah sumber informasi, saluran informasi, dan isi informasi yang berhubungan dengan wisata. Adapun sumber informasi yang digunakan terdiri dari media massa, komunikasi tatap muka maupun kombinasi antara media massa dengan komunikasi tatap muka. Kebutuhan informasi mengenai wisata sangat beragam dan informasi tersebut mencakup sarana maupun prasarana yang mendukung kegiatan wisata. Informasi wisata tersebut pada umumnya mencakup tempat penukaran mata uang asing hingga tersedianya rumah sakit di kawasan wisata. Informasi yang dibutuhkan wisatawan diperoleh melalui saluran informasi dalam bentuk audio, visual, dan audiovisual. Penggunaan berbagai macam sumber informasi denngan saluran informasi beserta isi pesan dari informasi yang dibutuhkan wisatawan dapat menggambarkan tingkat keaktifan perilaku komunikasinya. Tingkat keaktifan dalam perilaku komunikasi tersebut dapat digolongkan dalam tiga bagian yaitu kurang aktif, aktif, dan sangat aktif. Berikut penjelasan mengenai seberapa besar tingkat perilaku komunikasi yang ditunjukan oleh wisatawan pada Tabel 3. Tabel 2 Distribusi Wisatawan Menurut Perilaku Komunikasi pada Tahap Pencarian Informasi Awal Tingkat Perilaku Komunikasi Wisatawan (N=79) pada Pencarian Informasi Awal Jumlah % 1. Tidak melakukan pencarian informasi awal Melakukan pencarian informasi awal: a. Kurang aktif 15 19,0 b. Aktif 38 48,1 c. Sangat aktif 26 32,9 Tabel 2 memperlihatkan bahwa sebagian besar wisatawan (48,1%) menunjukan tingkat perilaku komunikasi yang aktif pada tahap pencarian informasi awal. Adanya penggunaan kombinasi sumber informasi dengan saluran informasi dalam bentuk audio, visual, dan audiovisual dapat dilihat sebagai suatu tindakan positif. Artinya pemahaman wisatawan tentang informasi daerah tujuan wisata menjadi lebih baik daripada menggunakan satu sumber informasi saja.

9 45 Perbedaan kategori aktif dan sangat aktif hanya terletak pada jumlah penggunaan saluran informasi visual dan audiovisualnya saja. Sumber informasi dengan penggunaan saluran informasi fungsinya saling melengkapi. Dilihat dari kekurangannya, media siaran memberi perhatian pada suatu peristiwa dan biasanya waktu maupun perhatian untuk peristiwa lain menjadi berkurang. Kekurangan inilah yang menjadikan media cetak melengkapinya. Seperti yang diungkapkan oleh Severin dan Tankard (2001) bahwa media siaran mampu menyampaikan suatu informasi dengan cepat namun tidak dapat menguraikan segala aspeknya secara lengkap dan mendalam sehingga kekurangan inilah kemudian menjadikan media cetak mengisi kekurangan tersebut. Salah satu media cetak tersebut adalah buku panduan wisata. Buku panduan mempunyai kemampuan menginformasikan mengenai berbagai macam informasi wisata yang terangkum cukup lengkap dengan ulasan yang lebih luas sehingga wisatawan asing menggunakan buku sebagai salah satu saluran informasi wisatanya. Walaupun isi buku terkadang tidak melakukan revisi tetapi secara umum informasinya masih tetap dibutuhkan oleh wisatawan asing. Hal menarik disini adalah sebagian besar wisatawan asing merupakan negara-negara Eropa yang aktifitas membacanya sudah menjadi sebuah budaya. Seperti yang dikutip oleh Severin dan Tankard dari pernyataan Hellmut Lehman- Haupt yang merupakan seorang sejarawan penerbitan buku menyatakan bahwa bangsa-bangsa Eropa memperkaya pemikiran masyarakatnya dengan penggunaan buku. Hal tersebut dimulai sejak buku dicetak secara massa, harga murah untuk digandakan dan bertujuan untuk mempelajari naskah-naskah klasik (Severin & Tankard 2001). Selain itu isi pesan informasi mengenai sarana dan prasarana merupakan bagian yang sangat penting dalam dunia pariwisata. Informasi yang dibutuhkan tersebut antara lain mengenai alat penukaran mata uang asing, obyek wisata yang ingin dikunjungi, informasi tempat menginap seperti hotel, bungalow, cottage dan lainnya. Dari Tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar wisatawan (60,8%) menggunakan kombinasi sumber informasi. Kombinasi sumber informasi tersebut adalah komunikasi tatap muka dan penggunaan media massa. Komunikasi tatap muka merupakan bentuk komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih. Hal ini dapat dilihat ketika calon wisatawan mencari informasi melalui sumber-sumber informasi dalam hubungan interpersonal yaitu melalui

10 46 teman ataupun keluarga. Selain itu komunikasi tatap muka dapat terjadi antara hubungan interpersonal dan komunikasi di dalam kelompok atau komunikasi organisasi seperti pihak hotel dan agen perjalanan. Tabel 3 Distribusi Wisatawan Menurut Jenis Sumber Informasi dalam Tahap Pencarian Informasi Awal Jenis Sumber Informasi Wisatawan (N = 79) Jumlah % 1. Komunikasi tatap muka 12 15,2 2. Media Massa 19 24,0 3. Kombinasi sumber informasi 48 60,8 Selain itu penggunaan media massa berupa media cetak dan elektronik mampu melengkapi kebutuhan wisatawan mengenai informasi kawasan wisata. Penggunaan kombinasi sumber informasi yang terdiri dari komunikasi tatap muka dan penggunaan media massa menunjukan ketidakpuasan wisatawan dengan satu sumber informasi saja. Bentuk ketidakpuasan ini diperkuat dengan pernyataan Lazarfeld dan Merton bahwa pada umumnya seseorang merasa tidak puas hanya dengan satu jenis media saja dan jika seseorang ingin mengetahui lebih jauh tentang sesuatu maka ia akan mencarinya dari macam-macam media (Rivers at al. 2003). Jadi perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi awal diperoleh dari penggunaan kombinasi melalui komunikasi tatap muka dan media massa. Penggunaan kombinasi sumber informasi melalui komunikasi tatap muka dan media massa tidak lepas dari saluran informasi dan isi pesan yang dibutuhkan wisatawan. Oleh karena itu akan dijabarkan secara rinci macammacam saluran informasi yang telah digunakan oleh wisatawan. Saluran informasi yang digunakan berupa audio, visual, dan audiovisual. Dari Tabel 4 diketahui bahwa terdapat berbagai macam saluran informasi yang digunakan oleh wisatawan. Dari berbagai sumber informasi tersebut, internet merupakan saluran informasi yang sebagian besar digunakan wisatawan asing (87,3%) dibandingkan penggunaan majalah, koran, ataupun tabloid yang hanya mencapai 5%. Internet memungkinkan hampir semua orang di belahan dunia manapun saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Alasan seseorang untuk mengakses internet selain karena mudah mengaksesnya juga karena biaya yang digunakan relatif lebih murah. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Chang (1998) bahwa untuk kategori daya akses atau jangkauan pengunjung situs internet lebih melihat pada nilai ekonomisnya

11 47 (gratis atau murah) dibandingkan hanya untuk kesenangan (kemudahan mengakses informasi). Selain itu negara-negara Eropa, Amerika, Australia, maupun sebagian besar Asia menjadikan internet sebagai media informasi yang sangat populer setelah buku ataupun media informasi lainnya (Severin dan Tankard, 2001) Tabel 4 Distribusi Wisatawan Menurut Saluran Informasi yang Digunakan pada Tahap Pencarian Informasi Awal Saluran Informasi Wisatawan (N = 79) Jumlah % Visual: 1. Internet 69 87,3 2. Buku-buku panduan wisata 46 58,2 3. Foto-foto berupa dokumentasi obyek wisata 34 43,0 4. Leaflet/booklet/brosur-brosur wisata 20 25,3 5. Foto-foto obyek wisata dalam bentuk Slide 10 12,7 6. Majalah/koran/tabloid 4 5,0 Audiovisual : 7. Foto-foto obyek wisata dalam bentuk 12 15,2 Compact Disk 8. Televisi 10 12,7 Audio: 9. Radio 1 1,3 Fitur internet yang paling populer selain adalah world wide web (www) merupakan sebuah sistem situs komputer yang sangat luas dan dapat dikunjungi oleh siapa saja dengan program browser sebuah fitur yang dipakai oleh pengguna internet untuk bertukar pesan. Dari wawancara di lapangan diketahui dari sekian banyak situs tentang wisata ada dua website yang pernah mereka kunjungi untuk mencari informasi wisata yaitu atau Website ini mencakup informasi perjalanan wisata di seluruh dunia dengan berbagai macam lokasi tujuan wisata dan jenis wisata yang diinginkan. Informasi wisata yang bisa diakses diantaranya adalah adventure travel & sports, beaches, budget travel, museums & culture, romance & honeymoons, travel tips, world's best lists, dan lainnya. Situs resmi pemerintah Indonesia yang dapat diakses yaitu yang menampilkan secara lengkap segala macam informasi wisata di seluruh Provinsi di Indonesia dalam berbagai bahasa Internasional seperti bahasa Inggris. Selain itu pemerintah Indonesia melalui Departemen Pariwisata Seni dan Budaya telah meresmikan website informasi wisata tanggal 23 Maret 1999 yaitu Salah satu menu

12 48 utamanya pada Destinations menampilkan berbagai informasi daerah tujuan wisata dan wisata khusus yang menarik untuk dikunjungi. Pulau Lombok termasuk sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang direkomendasikan selain Bali. Adapun daerah tujuan wisata tersebut adalah Sumatra, West Java, Central Java, Sumba, North Aceh, dan Bengkulu. Website tersebut menggunakan lima bahasa yaitu Indonesia, Inggris, Perancis, Belanda, dan Jerman (Astuty, 2002). Selain itu wisatawan juga menggunakan buku-buku panduan wisata yang dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko buku ataupun diberikan oleh teman atau kerabat mereka yang pernah berkunjung ke Pulau Lombok hingga 58,2%. Kekuatan dari sebuah buku adalah pemaparan isinya lebih luas dan lebih terinci. Namun kelemahan dari buku adalah isi yang dipaparkan bisa tidak up to date lagi walaupun terdapat istilah revisi tetapi tidak akan merubah keseluruhan isi buku sehingga untuk mengimbangi kekurangan dari buku tersebut maka wisatawan menggunakan saluran informasi lainnya. Adapun saluran informasi informasi lainnya seperti adanya penggunaan foto-foto obyek wisata dalam bentuk dokumentasi pribadi ataupun slide hingga 12,7%. Dokumentasi pribadi atau slide tersebut diperoleh melalui teman atau kerabat yang pernah mengunjungi Pulau Lombok maupun yang tinggal di Pulau Lombok. Beberapa negara Eropa ada yang menerbitkan buku mengenai wisata dunia. Negara-negara tersebut terdiri dari negara Jerman, Inggris, dan Perancis. Negara Jerman dan Inggris mempunyai buku terbitan mengenai panduan wisata yang memuat informasi secara menyeluruh mengenai wisata yang ada diseluruh dunia termasuk Indonesia dengan berbagai daerah tujuan wisatanya. Sedangkan Perancis belum mempunyai terbitan buku panduan (biasanya yang diterbitkan berupa buku panduan informasi perhotelan yang cukup lengkap) dengan kualitas setaraf dengan negara-negara seperti Jerman dan Inggris. Namun negara Perancis cukup dikenal sebagai negara yang dapat memberikan informasi terbaik mengenai informasi wisata (Wahab, 2003). Buku-buku panduan wisata pada umumnya mempunyai kelemahan dengan terbatasnya informasi mengenai data-data tertentu. Foto yang memuat lokasi atau obyek wisata tidak dicantumkan, adanya gambar obyek wisata yang tidak berwarna, cakupan informasi wisatanya tidak mendetail, dan lainnya sehingga penggunaan kombinasi sumber informasi dengan salurannya oleh wisatawan menjadi beragam.

13 49 Saluran informasi yang banyak digunakan wisatawan asing untuk melengkapi informasi yang diinginkan setelah buku adalah leaflet, booklet, dan brosur-brosur wisata hingga 25,3%. Saluran informasi tersebut oleh para pemasar banyak digunakan sebagai media informasi guna mempromosikan produk-produk barang maupun jasa. Tidak kecuali oleh pemasar pariwisata dalam hal ini pemerintah melalui Departemen Pariwisata, pihak swasta yang bergerak dalam bidang wisata seperti agen perjalanan, hotel, dan lainnya. Hanya 5,0% dari wisatawan asing yang menggunakan majalah, koran, dan tabloid serta 1,3% menggunakan radio sebagai saluran informasi awal dalam menentukan tujuan dan obyek wisata yang akan dikunjungi. Selain bentuk visual, wisatawan asing juga menggunakan informasi dalam bentuk audiovisual yang ciri-cirinya menggunakan suara disertai adanya gambar bergerak atau movie. Pemilihan foto-foto obyek wisata dalam bentuk Compact Disk (CD) oleh wisatawan mencapai 15,2% sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan televisi yang hanya 12,7%. Bentuk audiovisual mempunyai kemampuan sebagai penyampai informasi secara cepat yang dilengkapi dengan ulasan penjelas sehingga audiovisual lebih mampu memberi pemahaman lebih baik daripada media lainnya. Hal ini diperkuat juga dengan pendapat Soedarmanto (1998) yang menyatakan bahwa audiovisual mempunyai kemampuan untuk menstimuli indra penglihatan lebih tinggi hingga mencapai 83% dalam merespon informasi secara visual dan adanya kemampuan indra pendengar yang mencapai 11%. Informasi yang dibutuhkan wisatawan asing sangat beragam dan sesuai dengan kebutuhan tentang tujuan wisatanya. Informasi mengenai sarana dan prasarana yang dibutuhkan mulai dari tempat penukaran mata uang asing hingga adanya rumah sakit di kawasan wisata Pulau Lombok. Jumlah persentasi merupakan hasil pilihan wisatawan pada masing-masing informasi yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan masing-masing wisatawan mencari informasi lebih dari satu macam informasi wisata. Pada Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar (44,3%) wisatawan asing mencari informasi tentang tempat penukaran mata uang asing atau yang dikenal dengan sebutan money changer. Dengan adanya informasi tempat penukaran mata uang asing akan lebih memudahkan mereka melakukan aktivitas wisata yang berkenaan dengan transaksi pembayaran. Namun tidak semua wisatawan asing melakukan pembayaran dengan mata uang rupiah di

14 50 kawasan wisata seperti Senggigi ataupun di Kuta Kabupaten Lombok Tengah. Wisatawan tersebut antara lain Amerika Serikat, negara-negara Eropa, ataupun Australia melakukan pembayaran dengan menggunakan mata uang dari negaranya seperti Euro, Dollar Amerika ataupun Dollar Australia. Tabel 5 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Sarana dan Prasarana Wisata pada Tahap Pencarian Informasi Awal Isi Informasi Mengenai Sarana dan Prasarana Wisatawan (N = 79) Jumlah % 1. Tempat penukaran mata uang asing 35 44,3 2. Jalur transportasi 34 43,0 3. Obyek wisata 30 37,9 4. Restauran 26 32,9 5. Hotel 25 31,6 6. Club malam dan kafe 15 18,9 7. Rumah sakit 9 11,4 8. Pemandu wisata 9 11,4 9. Jaringan telekomunikasi 8 10,1 10. Festival Seni dan Budaya 5 6,3 11. Acara party khusus untuk wisatawan 2 2,5 Selain itu Informasi yang tidak kalah pentingnya adalah jalur tranportasi dari dan menuju tujuan wisata merupakan hal yang sangat penting bagi wisatawan asing hingga 43,0%. Adapun informasi jalur transportasi mencakup rute penerbangan menuju negara tujuan, kendaraan yang bisa digunakan untuk melihat obyek wisata, gambaran biaya transportasi yang akan dikeluarkan, dan yang sangat penting adalah kemudahan untuk menuju obyek wisata. Adanya gambaran tentang jalur transportasi yang jelas akan menyakinkan mereka untuk datang mengunjungi Pulau Lombok. Sebagian lagi mencari informasi tentang obyek-obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi hingga 37,9%. Pada umumnya hal ini tidak lepas dari tujuan wisatawan asing yang datang untuk berlibur dengan mengunjungi beberapa obyek wisata alam maupun budaya yang merupakan ciri khas atau keunggulan produk wisata di Pulau Lombok. Sebagian wisatawan menyatakan bahwa informasi hotel sangat penting diketahui hingga 31,6%. Informasi hotel tidak saja mencakup mengenai standar pelayanannya yang cukup dikenal dalam konteks hotel kelas melati hingga hotel berbintang. Melainkan informasi mengenai tersedianya tempat menginap dalam bentuk cottage ataupun bungalow. Selain hotel wisatawan mencari informasi mengenai ada tidaknya

15 51 berbagai macam restauran terbaik yang ada di sekitar kawasan wisata hingga 18,9%. Informasi mengenai restauran sangat dibutuhkan sekali oleh wisatawan yang menginap di hotel kelas melati. Hal ini dikarenakan tempat mereka menginap tidak menyediakan pelayanan makanan secara lengkap sehingga informasi tersebut dapat dijadikan persiapan agar rencana kunjungannya dapat berjalan dengan lebih baik. Dapat dikatakan bahwa money changer, jalur transportasi, hotel, dan restauran merupakan sebagian informasi yang sangat dibutuhkan oleh wisatawan asing ketika berencana mengunjungi suatu negara dengan tujuan berlibur. Ada juga wisatawan yang menyatakan bahwa informasi restauran menjadi penting untuk mencoba berbaga berbagai masakan dari berbagai negara hingga makanan asli daerah Pada bulan Juli di kawasan wisata Senggigi terdapat Festival Seni dan Budaya yang salah satu agendanya menampilkan kesenian gendang yaitu gendang Beleq. Selain itu Pulau Lombok akan lebih ramai dikunjungi wisatawan asing pada bulan Juli hingga Agustus (sebagian berkaitan dengan libur sekolah) dan kunjungan di atas bulan Agustus sedikit berkurang hingga kunjungan akan ramai kembali pada bulan Desember. Walaupun wisatawan asing datang berlibur pada bulan Oktober 2006 (saat penelitian berlangsung) sebagian kecil atau 6,3% menyatakan mencari informasi tentang Festival Seni dan Budaya. Walaupun sudah dapat dipastikan mereka tidak dapat melihat secara langsung acara festival tersebut. Selain itu hanya 2,5% wisatawan asing yang mencari informasi mengenai acara party di kawasan Pantai Senggigi. Acara party umumnya berkaitan dengan hari-hari khusus seperti melakukan acara pernikahan, bulan madu, valentine, ataupun kegiatan lain yang memang sengaja dibuat wisatawan asing untuk mengadakan khusus acara pesta. Acara party tersebut biasanya dilakukan oleh hotel untuk menarik minat wisatawan agar datang ke Pulau Lombok dan menginap di hotel tersebut. Setelah mengetahui isi informasi mengenai sarana dan prasarana umum lainnya maka pembahasan berikutnya mengenai isi informasi yang berhubungan dengan keamanan. Dari Tabel 6 diketahui bahwa wisatawan asing lebih mencari informasi tentang keamanan mengenai lokasi kantor polisi yang ada disekitar kawasan wisata hingga 32,9%. Informasi tersebut sangat penting bagi wisatawan karena berkaitan dengan isu-isu politik tentang Indonesia yang kurang baik

16 52 sehingga menyebabkan mereka menempatkan adanya kantor polisi sebagai bahan pertimbangan memilih obyek dan lokasi wisata. Pada saat itu Indonesia menjadi sorotan dunia dengan peristiwa bom Bali yang terjadi pada tahun 2001 silam. Tabel 6 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Tentang Keamanan Dalam Informasi Awal Informasi Tentang Keamanan Wisatawan (N = 79) Jumlah % 1. Kantor polisi 26 32,9 2. Jaminan keamanan dalam hotel 15 18,9 3. Private of security 8 10,1 4. Keamanan didalam di hotel 7 8,9 5. Pecalang* 7 8,9 Keterangan: * Pecalang adalah sekumpulan orang-orang yang bertugas memberikan pengamanan pada masyarakat khususnya di Bali dan wisatawan yang berada di kawasan wisata ataupun di lingkungan Banjar (kampung/desa). Pada Tabel 6 terdapat 18,9% informasi yang dibutuhkan wisatawan mengenai jaminan keamanan bagi pekerja asing yang bekerja mengelola beberapa tempat wisata. Hal ini tidak jauh berbeda dengan alasan pemilihan informasi mengenai kantor polisi. Adanya cara pandang dan gaya hidup yang berbeda menyebabkan sebagian wisatawan yang datang untuk bekerja menilai jaminan terhadap mereka harus ada dan dapat dijamin dengan baik. Pemerintah daerah sebagai tuan rumah bekerjasama dengan seluruh instansi terkait dapat memberikan jaminan dalam bentuk pengamanan disekitar tempat tinggal mereka. Selain itu pihak perusahaan tempat orang asing bekerja menyediakan layanan pengawal atau bodyguard jika mereka sedang bertugas di luar perusahaan. Ada juga beberapa wisatawan yang tidak menggunakan fasilitas tersebut dengan alasan mereka merasa tidak terlalu khawatir akan terjadi sesuatu selama berada di luar perusahaan. Karena dalam kontrak kerja keamanan sudah dijamin oleh pihak perusahaan dan pemerintah daerah sendiri. Sebagian lagi mencari informasi mengenai tersedianya pengamanan dalam bentuk private of security sebanyak 10,1%. Sedangkan 8,9% mencari informasi mengenai keamanan didalam hotel dan ada tidaknya Pecalang di Pulau Lombok. Wisatawan yang mencari informasi mengenai Pecalang merupakan wisatawan asing yang pernah mengunjungi Pulau Bali. Kunjungan ke Pulau Lombok lebih dikarenakan ingin mengetahui daya tarik obyek wisata yang tidak kalah bagusnya dengan Pulau Bali.

17 53 Dari penjelasan di atas dapat ditarik beberapa alasan pencarian informasi mengenai sarana dan prasarana yang mendukung wisata maupun keamanan di Pulau Lombok. Alasan tersebut adalah sebagai berikut: a). Wisatawan tersebut sudah berada di Indonesia dengan kunjungan awalnya di Pulau Bali; b). Belum pernah mengunjungi Pulau Lombok sebelumnya; c). Pernah mengunjungi Pulau Lombok namun informasi mengenai sarana dan prasarana tetap menjadi hal yang penting. d). Informasi mengenai keamanan sangat penting ketika berencana untuk melakukan pendakian ke Gunung Rinjani. Tahap Konfirmasi Pada tahap konfirmasi wisatawan melakukan peneguhan terhadap informasi yang telah diketahui sebelumnya. Selain itu peneguhan juga terjadi saat wisatawan menemukan informasi baru dan mencari informasi lainnya guna mendukung keputusan mengenai informasi tersebut. Komunikasi tatap muka yang terjadi pada tahap konfirmasi lebih banyak macamnya dibandingkan pada saat proses pencarian informasi awal. Adapun macam-macam komunikasi tatap muka tersebut meliputi hubungan interpersonal yang hanya terjadi melalui teman atau kerabat, hotel, melalui agen perjalanan, jasa seorang pemandu wisata yang ada dikawasan wisata dan melalui Bandara Udara Selaparang di Mataram Nusa Tenggara Barat. Adanya komunikasi tatap muka dalam komunikasi organisasi yang melibatkan wisatawan dengan seseorang yang berada dalam suatu lingkup organisasi seperti wisatawan dengan resepsionis hotel, agen perjalanan, dan saat tiba di Pulau Lombok melalui Bandara Udara Selaparang Mataram. Tahap konfirmasi terjadi bila wisatawan sudah memutuskan untuk menerima atau menolak informasi yang telah di peroleh sebelumnya (tahap pencarian informasi awal). Tingkat perilaku komunikasi yang ditunjukan wisatawan berbeda dibandingkan ketika mencari informasi pada tahap informasi awal. Perbedaan tersebut terlihat dengan adanya sebagian wisatawan yang tidak melakukan konfirmasi di Pulau Lombok. Dari Tabel 7 diketahui bahwa tahap konfirmasi menunjukan perilaku komunikasi yang kurang aktif (39,2%). Alasan mereka tidak melakukan konfirmasi adalah sebagian informasi yang mereka ketahui sebelum

18 54 mengunjungi Pulau Lombok sudah di rasa cukup akurat. Sebagian lagi menyatakan bahwa mereka datang mengunjungi Pulau Lombok tidak membutuhkan terlalu banyak aktivitas wisata sehingga hanya membutuhkan informasi mengenai obyek wisata yang akan dikunjungi saja. Tabel 7 Distribusi Wisatawan Menurut Tingkat Perilaku Komunikasi Wistawan Pada Tahap Konfirmasi Tingkat Perilaku Komunikasi pada Konfirmasi Wisatawan (N=79) Jumlah % 1. Tidak melakukan konfirmasi 20 25,3 2. Melakukan konfirmasi: a. Kurang aktif 31 39,2 b. Aktif 17 21,5 c. Sangat aktif 11 13,9 Konfirmasi yang dilakukan wisatawan asing setelah sampai di Pulau Lombok lebih bersifat peneguhan dari informasi yang diperoleh saat di negara asal. Dari wawancara peneliti dengan pemandu wisata diketahui bahwa ada beberapa wisatawan asing yang perjalanan wisatanya tidak diatur oleh agen perjalanan biasanya akan lebih aktif melakukan konfirmasi daripada yang telah diatur oleh agen perjalanan. Walaupun penggunaan sumber informasi dan saluran informasi yang digunakan tidak sebanyak saat informasi awal. Perilaku konfirmasi yang sangat aktif ditunjukan dengan menggunakan kombinasi antara komunikasi tatap muka dengan media massa. Wisatawan asing menggunakan salah satu dari bentuk komunikasi tatap muka yaitu melalui agen perjalanan, hotel tempat menginap, hubungan antar pribadi, pemandu wisata, dan Bandara Udara Selaparang Mataram. Adapun saluran informasi yang digunakan lebih banyak menggunakan bentuk visual antara lain leaflet/brosur, buku panduan wisata, foto-foto lokasi wisata, internet, atau majalah/koran wisata (biasanya disediakan di hotel atau agen perjalanan). Informasi yang banyak dibutuhkan wisatawan asing pada konfirmasi berkaitan dengan kegiatan wisatanya. Adapun informasi tersebut meliputi lokasi obyek wisata, tempat penginapan atau hotel, lokasi penukaran mata uang asing, restauran/kafe/club malam, maupun informasi mengenai ketersediaan jaringan telekomunikasi. Dapat dikatakan bahwa perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi terjadi karena wisatawan asing masih membutuhkan banyak informasi mengenai kegiatan wisatanya. Informasi tersebut dibutuhkan guna mendukung ataupun memperkuat keputusan wisatawan dalam berwisata.

19 55 Penelusuran informasi pada tahap konfirmasi sama dengan tahap pencarian informasi awal yaitu mencari tahu penggunaan sumber informasi, bentuk-bentuk saluran informasi, dan isi dari informasi yang dibutuhkan wisatawan ketika berada di Pulau Lombok. Berikut ini pembahasan dimulai dari persentasi wisatawan pada penggunaan sumber-sumber informasi. Distribusi wisatawan menurut penggunaan sumber informasi pada tahap konfirmasi dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Sumber Informasi pada Tahap Konfirmasi Sumber Informasi Wisatawan (N=79) Jumlah % 1. Tidak melakukan konfirmasi 20 25,3 2. Melakukan konfirmasi menggunakan: a. Komunikisi tatap muka 19 24,1 b. Media massa 4 5,1 c. Kombinasi 36 45,6 Dari wawancara yang dilakukan pada sejumlah pemandu wisata diketahui bahwa ada sebagian wisatawan asing yang pernah mengunjungi Pulau Lombok lebih mempercayai pemandu wisata daripada agen perjalanan pada kunjungan berikutnya. Alasan wisatawan tersebut adalah para pemandu wisata lebih memahami kondisi ataupun tingkat keamanan di obyek wisata yang akan dituju. Selain itu jika mereka menggunakan jasa agen perjalanan pun para pemandu wisata akan diikutsertakan untuk menemani wisatawan asing selama mengunjungi lokasi wisata. Hal yang paling disukai wisatawan asing jika menggunakan jasa para pemandu wisata adalah mereka merasa privacy lebih terjaga karena selama perjalanan hanya mereka saja atau beberapa wisatawan asing lainnya ikut dalam rombongan wisata. Sebagian besar (45,6%) wisatawan asing menggunakan kombinasi sumber informasi dari media massa dan komunikasi tatap muka guna memperteguh informasi ataupun melengkapi informasi yang dibutuhkan. Kedua sumber informasi tersebut lebih luas cakupan informasi wisatanya daripada hanya menggunakan media massa atau melalui komunikasi tatap muka. Terpenting disini adalah penggunaan media massa dan komunikasi tatap muka sama-sama saling melengkapi kebutuhan wisatawan terhadap informasi wisata pada tahap konfirmasi. Selain kombinasi, wisatawan asing juga lebih banyak menggali informasi

20 56 wisata hanya bersumber dari komunikasi tatap muka saja (24,1%). Jika dikaitkan dengan kredibilitas sumber hal tersebut dilakukan wisatawan dengan asumsi bahwa agen perjalanan di kawasan wisata maupun dari Bandara Selaparang Mataram lebih luas cakupan informasinya. Selain itu lokasi agen perjalanan dan Bandara jelas tempatnya, lebih dekat dan mudah ditemui oleh wisatawan. Hanya sebagian kecil (5,1%) yang menggunakan media massa sebagai sumber informasi wisatanya. Alasan utamanya adalah informasi pada media massa sudah terangkum sangat jelas dan lengkap. Dari keseluruhan responden (79 orang wisatawan asing) hanya 59 orang (74,5%) yang melakukan konfirmasi setelah berada di Pulau Lombok. Sedangkan 20 orang wisatawan atau 25,3% tidak melakukan konfirmasi. Ada beberapa alasan mengapa wisatawan asing tersebut tidak melakukan konfirmasi antara lain: a). Melakukan kunjungan wisata pada beberapa obyek wisata yang telah diatur oleh agen perjalanan. b). Selama mengunjungi beberapa obyek wisata selalu didampingi oleh pemandu wisata. c). Kunjungan wisatawan asing hanya pada satu obyek wisata saja seperti melakukan aktivitas surfing di pantai Kuta Kabupaten Lombok Tengah ataupun di Pantai Gili Trawangan Kabupaten Lombok Barat. d). Wisatawan tersebut pernah mengunjungi Pulau Lombok sehingga informasi mengenai lokasi ataupun tingkat keamanan dikawasan wisata sudah di ketahui dengan cukup baik. e). Wisatawan asing tersebut tinggal di Pulau Lombok untuk bekerja. Setelah mengetahui beberapa alasan wisatawan asing tidak melakukan konfirmasi di Pulau Lombok maka pembahasan selanjutnya berkaitan dengan penggunaan berbagai macam saluran informasi. Selama berada di Pulau Lombok wisatawan asing tidak menggunakan saluran informasi melalui radio. Hal ini dikarenakan pemerintah Provinsi NTB dan pihak swasta yang bergerak dalam bidang pariwisata tidak menyediakan informasi wisata melalui radio. Informasi wisata melalui radio sudah dilakukan oleh Pulau Bali yang bekerjasama dengan pihak swasta yaitu radio Hard Rock. Pada Tabel 9 diketahui bentuk informasi yang digunakan wisatawan dalam konfirmasi hanya dua yaitu visual dan audiovisual. Dalam bentuk visual saluran informasi yang digunakan sebagian besar melalui leaflet, booklet, dan

21 57 brosur-brosur wisata hingga 55,7%. Hal ini lebih dikarenakan leaflet, booklet, dan brosur-brosur lebih mudah ditemukan di hotel, agen perjalanan, pada seorang guide, dan di Bandara Udara Selaparang Mataram saat tiba di Pulau Lombok. Dari bentuk dan ukurannya yang sangat ringan dan mudah dibawa kemana saja maka media informasi tersebut lebih banyak digunakan oleh wisatawan asing. Tabel 9 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Saluran Informasi pada Tahap Konfirmasi Saluran Informasi yang Digunakan Wisatawan (N = 59) Jumlah % Visual: 1. Leaflet, booklet, brosur-brosur wisata 44 55,7 2. Buku-buku panduan wisata 28 35,4 3. Foto-foto berupa dokumentasi obyek wisata 24 30,8 4. Foto-foto obyek wisata dalam bentuk slide 14 17,7 5. Internet 10 12,7 6. Majalah/koran/tabloid 10 12,7 Audiovisual: 7. Televisi 10 12,7 Selain itu leaflet, booklet, dan brosur-brosur wisata dapat digunakan sebagai dasar informasi untuk bisa membandingkan informasi yang diketahui pada informasi lainnya. Gambar yang ada pada leaflet mempunyai warna yang cukup menarik dan bisa meyakinkan wisatawan untuk mengunjunginya sehingga informasi yang telah diketahui sebelumnya lebih kuat dan lebih menyakinkan wisatawan untuk berkunjung pada obyek wisata yang diinginkan. Bentuk informasi visual lainnya adalah penggunaan buku panduan wisata hingga 35,4% untuk melengkapi informasi dari media lainnya. Dibandingkan dengan leaflet, booklet, dan brosur-brosur wisata, buku panduan wisata mengulas lebih luas segala informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan obyek wisata, lokasi, ataupun informasi wisata lainnya. Terdapat beberapa kelemahan dalam buku panduan wisata yang biasanya digunakan wisatawan. Kelemahan buku panduan wisata tersebut sebagai berikut: a). Tampilan gambar tentang obyek wisata tidak mendetail. b). Adanya sebagian buku yang tidak menampilkan gambar-gambar obyek wisata dengan kertas berwarna. c). Terkadang halaman yang memuat semua obyek wisata tidak tersedia dan hanya menerangkan adanya obyek wisata tertentu yang menarik untuk dikunjungi.

22 58 d). Terkadang gambar ataupun informasi mengenai obyek wisata yang ditampilkan tidak sesuai dengan yang apa diinginkan wisatawan. Bisa saja informasi mengenai obyek wisata lainnya yang menurut penulis buku tidak perlu ditampilkan justru yang ingin diketahui oleh wisatawan. e). Secara keseluruhan buku panduan wisata mempunyai keterbatasan dalam jumlah halaman untuk memuat berbagai informasi mengenai obyek wisata. Adanya kekurangan pada buku panduan wisata tersebut dapat dilengkapi dengan penggunaan slide foto oleh wisatawan. Adanya foto-foto mengenai obyek wisata alam dan budaya dalam bentuk slide semakin memperteguh dan meyakinkan wisatawan asing untuk mengunjunginya. Slide merupakan teknik menampilkan gambar diam (bukan bergerak seperti film) dalam satuan frameframe foto. Gambar-gambar yang diperlihatkan pada slide mempunyai arah gerakan yang dapat disesuaikan seperti arah vertikal ataupun horizontal. Selain slide, wisatawan asing juga menggunakan saluran informasi dalam bentuk audiovisual yaitu televisi. Walaupun persentasi penggunaannya sangat sedikit namun penggunaan media komunikasi ini tetap bisa melengkapi informasi yang diinginkan. Informasi mengenai obyek wisata ditelevisi dapat diketahui melalui siaran televisi lokal yaitu LombokTV dan diduga melalui siaran televisi swasta nasional. Bisa dikatakan bahwa adanya gerakan-gerakan gambar dengan obyek diam dan beragamnya warna dari leaflet, booklet, ataupun brosur berwarna mampu menstimulasi alat indra mata. Rakhmat (2001) menyatakan bahwa stimulasi yang diperoleh mata dikirim kesistem syaraf otak dengan batas ambang gelombang cahaya antara nanometer sehingga informasi dalam bentuk simbol-simbol tersebut mampu meyakinkan wisatawan untuk memutuskan memilih obyek wisata alam dan obyek wisata budaya. Adanya perbedaan jumlah persentasi masing-masing saluran informasi dari yang lebih dominan hingga persentasi terendah hanya memberikan gambaran tentang penggunaan saluran informasi mana yang lebih banyak digunakan wisatawan sehingga tidak dapat dikatakan bahwa penggunaan saluran informasi yang dominan lebih baik daripada yang terendah. Karena dalam penelitian ini sebagian besar wisatawan lebih banyak mengkombinasikan bentuk-bentuk saluran informasi. Distribusi wisatawan menurut isi informasi sarana dan prasarana dalam tahap konfirmasi dapat dilihat pada Tabel 11.

23 59 Tabel 10 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Sarana dan Prasarana dalam Tahap Konfirmasi Isi Informasi Tentang Sarana dan Prasarana Wisatawan (N = 59) Jumah % 1. Hotel 19 24,1 2. Club malam dan kafe 19 24,1 3. Obyek wisata 18 22,8 4. Money changer 17 21,5 5. Restauran 17 21,5 6. Jaringan telekomunikasi 16 20,3 7. Jalur transportasi 11 13,9 8. Jasa penyewaan mobil 10 12,7 9. Pemandu wisata 8 10,1 10. Festival seni dan budaya di kawasan Senggigi 4 5,1 11. Rumah sakit 1 1,3 Menurut Tabel 10 bahwa sebagian besar wisatawan asing mencari informasi mengenai hotel dari kelas melati hingga kelas berbintang lima dan informasi tentang tempat-tempat hiburan seperti club-club malam ataupun kafe terbaik di kawasan wisata hingga 24,1%. Pencarian informasi tentang hotel dikarenakan setelah berada di kawasan wisata wisatawan lebih leluasa untuk memilih dan menentukan hotel jenis apa yang akan digunakan sebagai tempat beristirahat. Selain itu sebagian wisatawan tidak tetap untuk tinggal pada satu hotel saja tetapi berpindah pada hotel lainnya. Ada beberapa alasan yang dinyatakan oleh wisatawan antara lain untuk kenyamanan beristirahat saat berlibur, agar jarak antara obyek wisata lebih dekat dengan hotel, ataupun adanya ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan pihak hotel. Informasi obyek wisata tetap menjadi hal utama yang dicari oleh wisatawan dalam tahap konfirmasi hingga 22,8%. Informasi mengenai obyekobyek wisata setelah berada di kawasan wisata lebih beragam sehingga lebih memudahkan wisatawan untuk menentukan keputusannya. Bisa dikatakan bahwa wisatawan yang melakukan konfirmasi cenderung akan mengunjungi apa yang mereka telah ketahui dan telah putuskan dari keputusan pada informasi awal. Konfirmasi mengenai informasi lainnya yang dibutuhkan wisatawan asing adalah keberadaan restauran yang menyajikan berbagai menu favorit dari mancanegara hingga makanan asli Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari pengamatan selama di lokasi penelitian diketahui bahwa kunjungan wisatawan

24 60 asing kerestauran biasanya mulai ramai dari jam 4 sore hingga tengah malam. Sebagian baru datang dari kunjungannya dari obyek-obyek wisata. Sambil berjalan-jalan disekitar kawasan wisata para wisatawan juga mencari informasi mengenai restauran yang dapat memuaskan selera dan sebagai tempat bersantai yang lebih nyaman. Begitu juga dengan tempat-tempat penukaran mata uang asing tetap merupakan informasi yang penting bagi wisatawan asing. Hal ini dikarenakan sebagian besar wisatawan datang ke Pulau Lombok masih membawa mata uang negara mereka. Walaupun sebagian dari wisatawan asing ada juga yang melakukan pembayaran dengan mata uang negaranya seperti dollar Australia ataupun Euro. Nilai kurs mata uang asing tersebut telah disesuaikan dengan kurs rupiah yang harus mereka bayar. Namun penukaran mata uang asing dalam bentuk rupiah tetap dilakukan oleh wisatawan dengan mempertimbangkan efiseinsi dan lebih mempermudah pembayaran pada tempat-tempat yang tidak menggunakan mata uang asing sebagai alat pembayaran. Informasi lainnya yang diperlukan wisatawan asing adalah informasi mengenai ketersediaan jaringan telekomunikasi hingga 20,3% pada kawasan wisata. Jaringan telekomunikasi tersebut terkait dengan penggunaan internet ataupun penggunaan jaringan telepon seluler. Selama melakukan perjalanan kesuatu tempat wisatawan asing kerap melakukan kontak informasi dengan teman, kerabat ataupun relasi diluar Indonesia ketika masih berada di Pulau Lombok. Selama melakukan pengamatan di lokasi penelitian dan wawancara dengan pemilik rental internet diketahui bahwa wisatawan asing sangat membutuhkan sekali sarana internet dalam menunjang kegiatan wisata. Sebagian kecil konfirmasi dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai jalur transportasi menuju lokasi wisata. Informasi tersebut berkaitan dengan kemudahan untuk menjangkau lokasi wisata sebanyak 14%. Biasanya informasi jalur transportasi sangat dibutuhkan bagi wisatawan yang belum pernah mengunjungi Pulau Lomkok dan sebagian yang belum pernah mengunjungi lokasi obyek wisata. Bagi wisatawan asing yang ingin mengunjungi suatu lokasi obyek wisata dengan ruang privasi yang lebih terjaga maka biasanya membutuhkan jasa penyewaan mobil (12,7%). Dari wawancara dengan para driver yang sering disewa oleh wisatawan asing menuju beberapa lokasi obyek wisata menyatakan bahwa wisatawan sangat menyukai penggunaan jasa penyewaan mobil. Dalam satu mobil

Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek

Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek 23 KERANGKA PEMIKIRAN Pemasaran suatu produk barang dan jasa tidak akan bisa lepas dari konteks komunikasi. Transaksi tersebut tidak saja menyangkut komunikasi satu arah tetapi menyangkut dua arah. Komunikasi

Lebih terperinci

12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah

12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah 12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah http://tempatwisatadaerah.blogspot.com/2015/01/12-tempat-wisata-terindah-di-lombok.html 12 Tempat Wisata Terindah di Lombok Nusa Tenggara Barat - Lombok merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pulau Lombok merupakan salah satu pulau yang berada di Indonesia bagian tengah, tepatnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu terletak diantara pulau Bali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di Indonesia memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka kesempatan kerja

Lebih terperinci

PAKET LOMBOK 4D/3N OPTION 1 D1:

PAKET LOMBOK 4D/3N OPTION 1 D1: PAKET LOMBOK 4D/3N OPTION 1 D1: Arr + City tour Setiba di bandara, anda akan dijemput oleh guide kami. Setelah itu, anda akan diantar ke restoran untuk makan siang. Setelah makan siang, anda akan diajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dalam arti yang bersifat umum adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan

Lebih terperinci

PRICE. CHILD Name Of Hotel

PRICE. CHILD Name Of Hotel LOMBOK TOUR Our Place GEDUNG WISMA KAHA 3th Floor Jl. KH. Abdullah Syafi ie 21C 12840 Jakarta Contact Us +6221 8303 339 tours@kaha.co.id www.kahaholiday.com ITINERARY HARI 01 : KEDATANGAN + SASAK TOUR

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Goudy Oldstyle, contoh huruf kategori oldstyle Gambar 2.2 Bodoni MT Condensed, contoh huruf kelompok Modern...

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Goudy Oldstyle, contoh huruf kategori oldstyle Gambar 2.2 Bodoni MT Condensed, contoh huruf kelompok Modern... DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Goudy Oldstyle, contoh huruf kategori oldstyle...18 Gambar 2.2 Bodoni MT Condensed, contoh huruf kelompok Modern...18 Gambar 2.3 Contoh huruf Slab Serif diwakili oleh Clarendon...19

Lebih terperinci

DESEMBER CERIA: TOUR LOMBOK (3 HARI 2 MALAM)

DESEMBER CERIA: TOUR LOMBOK (3 HARI 2 MALAM) DESEMBER CERIA: TOUR LOMBOK ( HARI MALAM) KALDERA TOUR & TRAVEL JL. KH MANSYUR IV NO. DASAN SARI KOTA MATARAM NTB Email : kalderatour@gmail.com / faannas@gmail.com Website : kalderatour.com DESEMBER CERIA:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. Lautan merupakan barang sumber daya milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu elemen paling penting dalam kemajuan suatu daerah pada umumnya di Indonesia. Di Indonesia sektor pariwisata merupakan penunjang ekonomi

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14.

Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14. Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK Lembar BIL Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14. B ila hanya ada sedikit waktu untuk berlibur, pilihan transportasi paling mudah adalah

Lebih terperinci

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1 BAGIAN SATU PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Potensi Wisata Pulau Lombok Lombok merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat, yang termasuk sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Dan telah

Lebih terperinci

PAKET LOMBOK 2D1N OPTION 1 D1:

PAKET LOMBOK 2D1N OPTION 1 D1: PAKET LOMBOK 2D1N OPTION 1 D1: Tiba + Sasak tour Setiba di bandara, anda akan dijemput oleh guide kami. Setelah itu, anda akan diantar ke restoran untuk makan siang. Setelah makan siang, anda akan diajak

Lebih terperinci

TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN

TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN --~~--_.~--_._---- -1 --------~--~ BAB II TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN Bab ini berisi tentang uraian mengenai Kawasan Gili Trawangan sebagai lokasi hotel resort untuk wisatawan elite. Yang berupa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sudah diakui sebagai industri terbesar abad ini, dilihat dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki banyak kekayaan dan keindahan, letak geografis yang strategis dan membentang hijau digaris

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Gili Trawangan Gili Trawangan merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di pinggir pulau Lombok. Dahulunya pulau ini merupakan pulau yang pernah dijadikan

Lebih terperinci

pulau Sumbawa. Lombok baru beberapa tahun saja mencuat sebagai daerah

pulau Sumbawa. Lombok baru beberapa tahun saja mencuat sebagai daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sector yang diandalkan pemerintah Republik Indonesia untuk mendukung pembangunan dan peningkatan pendapatan negara. Pertimbangan ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan jaman menuju arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis terhadap survei pemasaran pariwisata Lampung dapat disimpulkan bahwa: 1. Destinasi-destinasi wisata di Lampung mulai menjadi

Lebih terperinci

TUJUAN LATAR BELAKANG

TUJUAN LATAR BELAKANG TABLE OF CONTENT Latar Belakang Tujuan Waktu, Tema Kegiatan Rangkaian Kegiatan - Pembukaan Bulan Pesona Lombok Sumbawa - Lombok Sumbawa Night Exhibition - Festival Pesona Mandalika - Parade Nasional Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab III ini, penulis menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung kepada informan tentang strategi promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain aktivitas dan kejadian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis karakteristik wistawan di Desa Wisata Bobung diketahui bahwa karakteristik geografis sebagian besar wisatawan berasal dari luar Yogyakarta. Berdasar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan suatu sektor yang sangat penting bagi suatu Negara. Karena sektor pariwisata merupakan sektor yang menguntungkan banyak pihak. Dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 251 juta orang (Komisi Pemilihan Umum, 2012), Indonesia menyimpan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 251 juta orang (Komisi Pemilihan Umum, 2012), Indonesia menyimpan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di jalur khatulistiwa. Dengan jumlah pulau sebanyak 13.487 pulau dan populasi sebesar 251

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang diapit oleh dua Samudra dan juga dua Benua. Pada bagian barat laut Indonesia berbatasan dengan Benua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan pariwisata dengan daerah lainnya. Dalam hal ini, peran

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan pariwisata dengan daerah lainnya. Dalam hal ini, peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pariwisata dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi paling penting bagi suatu negara. Disamping sebagai mesin penggerak ekonomi, pariwisata juga merupakan wahana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara masih mengenal beberapa destinasi saja, seperti Bali yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara masih mengenal beberapa destinasi saja, seperti Bali yang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki begitu banyak potensi pariwisata sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata dunia. Hanya saja, dari wisatawan mancanegara

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Potensi Kawasan Wisata Potensi Sumberdaya Alam Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat No.2 Tahun 1989 kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Nias merupakan sebuah pulau yang berada di sebelah barat Pulau Sumatera, terletak antara 0 0 12 1 0 32 Lintang Utara (LU) dan 97 0 98 0 Bujur Timur (BT). Secara adimistratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini terdapat empat komponen yaitu latar belakang yang berisi halhal

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini terdapat empat komponen yaitu latar belakang yang berisi halhal BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini terdapat empat komponen yaitu latar belakang yang berisi halhal yang melatarbelakangi pengambilan judul penelitian, rumusan masalah, yang membahas permasalahan yang muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, tiga perempat wilayahnya terdiri atas laut. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1. Gambaran umum Pulau Lombok Pulau Lombok merupakan sebuah pulau yang terletak di provinsi Nusa Tenggara barat dengan luas wilayah mencapai

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bali merupakan sebuah pulau kesatuan wilayah dari Pemerintah Propinsi yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota madya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia termasuk oleh rakyat yang ada di Sumatera Utara. Secara umum mereka sudah mengetahui bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara administratif, Pulau Samosir adalah adalah pulau vulkanik di tengah Danau Toba, danau terbesar di Asia Tenggara, yang termasuk dalam Kabupaten Samosir, Sumatera

Lebih terperinci

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya BAB III Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya Potensi pariwisata di Indonesia sangat tinggi, dari Aceh hingga Papua dengan semua macam obyek pariwisata, industri pariwisata Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang potensial di Indonesia dan menjadi sektor yang berperan penting dalam pendapatan negara. Sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Travelling bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kehidupan masyarakat. Travelling sudah menjadi gaya hidup yang sering kali dilakukan oleh seseorang, pasangan, maupun

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Hipotesis 1 yang menyatakan Kualitas Obyek Wisata berupa Atraksi (Attraction), Fasilitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan seperti kesenian, suku bangsa, makanan, rumah adat, dan lain-lain. Dengan berbagai keanekaragaman tersebut diharapkan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan kekayaan keindahan alam yang beraneka ragam yang tersebar di berbagai kepulauan yang ada di Indonesia dan

Lebih terperinci

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR Oleh: TUHONI ZEGA L2D 301 337 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun budaya. Pariwisata juga sangat berpengaruh

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI

PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI Atri Dewi Azis dan Arafiq Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram Korespondensi: atridewi75@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 57 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi NTB 1. Geografis Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terletak antara 115'45-119 10 BT dan antara 8 5-9 5 LS. Wilayahnya di utara berbatasan dengan Laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Keadaan sumber daya alam yang melimpah inilah yang menjadi keunggulan

Lebih terperinci

BAB III PERATURAN PENANAMAN MODAL ASING DI NTB DAN STRATEGI PEMERINTAH DAERAH NTB DALAM PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG PARIWISATA

BAB III PERATURAN PENANAMAN MODAL ASING DI NTB DAN STRATEGI PEMERINTAH DAERAH NTB DALAM PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG PARIWISATA BAB III PERATURAN PENANAMAN MODAL ASING DI NTB DAN STRATEGI PEMERINTAH DAERAH NTB DALAM PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG PARIWISATA Dalam bab ini penulis membahas tentang peraturan-peraturan daerah yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab BAB V KESIMPULAN Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga terdapat implikasi penelitian secara manajerial, serta akan menjabarkan mengenai keterbatasan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok. BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Kabupaten Lombok Timur a. Luas Wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di ProvinsiNusa Tenggara

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Liburan menjadi salah satu kebutuhan penting dan gaya hidup baru bagi manusia masa kini yang manfaatnya dapat dirasakan bagi psikologis manusia. Liburan dapat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Objek Wisata dan merupakan salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran sendiri merupakan kabupaten yang baru terbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan perekonomian. Hal ini karena Pariwisata merupakan ujung tombak dan kemajuan perekonomian suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata memiliki potensi cukup besar dalam usaha meningkatkan devisa negara. Pariwisata menjadi suatu kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi yang semakin pesat membuat pariwisata tidak hanya dapat diketahui melalui surat kabar, brosur ataupun majalah, namun dapat diketahui melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

6 Hari 5 Malam Bali Gili Trawangan - Lombok Tour

6 Hari 5 Malam Bali Gili Trawangan - Lombok Tour 6 Hari 5 Malam Bali Gili Trawangan - Lombok Tour Hari 1 : Estimasi kedatangan siang hari Bandara - Pantai Pandawa - Sunset Uluwatu Tour Check in Hotel Penjemputan di Bandara, disambut dengan kalungan bunga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pariwisata bukan hal yang asing untuk masyarakat. Banyak wisatawan baik domestik maupun asing yang datang berlibur untuk menghabiskan waktu dan menikmati keindahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011 46/09/51/Th. V, 5 September PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 283.524 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 279.219

Lebih terperinci

Denpasar, Juli 2012

Denpasar, Juli 2012 Denpasar, 12-14 Juli 2012 1. Latar Belakang 2. Tujuan dan Sasaran 3. Perkembangan Kegiatan 4. Hasil Yang Diharapkan LATAR BELAKANG MP3EI antara lain menetapkan bahwa koridor ekonomi Bali Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Spasial sebagai keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak dan posisinya. Lokasi yang dimaksud adalah lokasi absolut atau sudah pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan suku bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah. Keanekaragaman budaya tersebut

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara, yang memiliki penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak memenuhi kota Manado.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR Oleh : ISNURANI ANASTAZIAH L2D 001 437 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan berbagai informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Setiap musim liburan, seringkali orang-orang akan menyusun jadwal ke mana mereka akan menghabiskan harihari liburan mereka. Bagi orang yang berkecukupan tidaklah heran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari nafkah atau menetap (Muljadi dan Warman, 2009). Wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. mencari nafkah atau menetap (Muljadi dan Warman, 2009). Wisatawan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata pada dasarnya merupakan fenomena perjalanan manusia secara perorangan atau kelompok dengan berbagai macam tujuan asalkan bukan untuk mencari nafkah atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kepulauan yang berlokasi disepanjang khatulistiwa di Asia Tenggara yang

BAB I PENDAHULUAN kepulauan yang berlokasi disepanjang khatulistiwa di Asia Tenggara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 kepulauan yang berlokasi disepanjang khatulistiwa di Asia Tenggara yang tentunya memiliki

Lebih terperinci

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUBJENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUBJENIS USAHA 1. Daya Tarik Wisata No. PM. 90/ HK. 2. Kawasan Pariwisata No. PM. 88/HK. 501/MKP/ 2010) 3. Jasa Transportasi Wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa serta dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil yang disebut Gili (dalam

Lebih terperinci

Our Mobile Planet: Indonesia

Our Mobile Planet: Indonesia Our Mobile Planet: Indonesia Memahami Konsumen Seluler Mei 2013 Rahasia dan Milik Google 1 Ringkasan Eksekutif Ponsel cerdas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Penetrasi ponsel

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011 39/08/51/Th. V, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 245.652 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 245.248

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari 34 provinsi (Data Kemendagri.go.id, 2012). Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah sehingga dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya,

Lebih terperinci