SEMESTER I-2007/2008 STUDIO PERANCANGAN AKHIR A. A. Putra Munchana / BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Susanto Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam perjalanan hidupnya, manusia mengalami beberapa tahapan hidup seiring dengan pertumbuhan fisiknya. Masing masing tahapan tersebut unik, memiliki ciri khas, dan problematikanya sendiri. Di antara tahapan hidup tersebut biasanya terdapat tahap transisi dimana terjadi perubahan pola pikir atau bahkan lebih parah lagi dapat berupa sebuah krisis identitas. Tahapan transisi yang paling krusial dalam hidup manusia adalah masa remaja, yaitu masa transisi perkembangan mental dan fisik remaja dari seorang anak menjadi dewasa. Pada tahap ini, perkembangan seseorang baik dari segi fisik maupun mental berlangsung lebih cepat daripada saat mereka kanak kanak, sehingga proses perubahan itu bisa mereka sadari dan itu seringkali membuat orang tersebut bingung, sehingga pada akhirnya berdampak pada kebingungan orang sekitarnya. Tiap orang hanya mengalami masa dengan ciri seperti remaja ini sekali seumur hidup. Masa remaja ini memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari tahapan tahapan hidup manusia yang lain, sehingga dari karakteristik yang berbeda tersebut muncullah tuntutan tuntutan kebutuhan yang berbeda pula daripada kebutuhan orang orang pada tahapan hidup yang lain, baik yang berupa kebutuhan fisik maupun kebutuhan mental. Satu lagi hal yang yang semakin membuat fase remaja semakin memusingkan adalah bervariasinya reaksi tiap orang akan kejutan kejutan yang mereka alami saat menginjak masa remaja, sehingga sulit menemukan satu solusi yang benar benar ideal untuk memecahkan masalah masalah yang berhubungan dengan remaja karena variasi permasalahannya yang sangat luas. 2
2 Remaja yang dianggap bermasalah biasanya adalah remaja yang bereaksi negatif atas perubahan fisik, mental, keingintahuannya, atau mereka yang mengikuti norma norma yang salah dalam memenuhi kebutuhan keremajaan mereka. Misalnya mereka yang mulai merampok atau mencopet untuk mendapatkan uang karena keadaan ekonominya yang memaksa atau karena tak adanya sarana pelampiasan energi mereka, bisa pula diambil contoh remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas atau dunia obat obatan terlarang karena mengikuti informasi yang salah. Hal ini bukan sepenuhnya salah mereka karena memang itulah kebutuhan mereka, keingintahuan, pelampiasan, dan jawaban atas idealisme yang biasanya muncul. Permasalahan ini harus menjadi perhatian dari semua kalangan masyarakat karena kaum remaja adalah calon generasi penerus bangsa. Keadaan dunia remaja sekarang adalah gambaran dari bagaimana keadaan bangsa kita tahun lagi. Oleh karena itu dirasa perlu untuk menciptakan sebuah atmosfir positif bagi remaja, dengan pemberian media yang cukup untuk pelampiasan kreativitas dan energi kaum remaja, pengarahan melalui informasi informasi yang baik dan benar, penggemblengan iman mereka melalui kegiatan keagamaan, dan kegitan kegiatan lain yang mencegah eksplorasi mereka terhadap hal hal yang dianggap negatif bagi masyarakat. Pada dasarnya semua remaja ingin berbuat positif dan mereka yang akhirnya berbuat hal hal negatif adalah karena tidak punya atau tidak tahu cara pelampiasan yang bersifat positif. Di Bandung sendiri, populasi kaum remaja berjumlah sekitar 22% dari seluruh penduduk Bandung (Bandung dalam Angka, 2005). Seperti yang kita ketahui, Bandung terkenal karena atmosfir kreatifnya yang kental, dan kaum yang aktif menggerakkan roda dunia kreatif di Bandung sebagian besar terdiri dari kaum remaja. Hal ini bisa menjadi sesuatu yang positif bagi dunia keremajaan di Bandung karena hal tersebut menyebabkan banyaknya terdapat media penyaluran kreativitas, perasaan, dan gejolak energi kaum remaja yang meluap luap. Jika dilihat lebih luas lagi, remaja yang ada di Bandung tidak sepenuhnya adalah remaja remaja yang benar benar berasal dari Bandung. Karena banyaknya institusi institusi pendidikan khususnya yang setingkat perguruan tinggi membuat banyaknya kaum remaja dari kota kota di seluruh Indonesia datang kemudian mempengaruhi serta dipengaruhi dan 3
3 dididik oleh atmosfir dunia remaja di Bandung. Hal ini seharusnya menjadi pemicu munculnya fasilitas fasilitas rekreatif, edukatif, dan kreatif yang benar benar bertujuan mengarahkan kaum remaja agar tidak terjerumus ke dalam hal hal yang dianggap negatif oleh masyarakat, bukan lagi fasilitas fasilitas remaja yang bertujuan komersial seperti yang banyak kita jumpai di Bandung ini. Mungkin adanya fasilitas fasilitas dengan segmentasi remaja ini banyak memberi dampak positif, namun dengan tujuan komersil seperti ini tentunya sudah ada satu hal yang jelas, yaitu mencuatnya budaya konsumtif di kalangan remaja di Bandung. Industri kreatif dari yang semacam distro baju, aksesoris, hingga tukang tatoo, berbagai komunitas seperti komunitas-komunitas otomotif hingga pencinta budaya Jepang sangat marak berkembang di Bandung. Dengan adanya organisasi dan kepengurusan yang terstruktur, komunitas dan industri industri tersebut bisa menjadi sarana pemenuhan kebutuhan kebutuhan remaja sekaligus mengarahkan energi mereka ke arah yang positif bagi masyarakat. Begitu pula dengan dunia musik di Bandung yang saat ini menjadi salah satu media kreativitas remaja yang paling digemari. Hal ini telah berlangsung lama hingga Bandung dikenal sebagai kota penghasil musisi musisi berbakat di tanah air. Seniman seniman besar dalam dunia musik Indonesia seperti Harry Roesli, Sujiwo Tejo, solois seperti Nicky Astria, Marcell, grup band yang memiliki aliran unik seperti Homogenic, Goodnight Electric, Ecoutez, hingga grup grup band papan atas seperti Project Pop, /Rif, Seurieus, Peterpan, Mocca lahir dan besar di Bandung. Dalam ajang-ajang festival musik skala nasional pun grup grup band dari Bandung telah sering mencetak prestasi yang mengagumkan seperti band Mukjizat dalam ajang Djarum Rock Festival, atau band Pluto dan Numero dalam ajang DreamBand. Dengan atmosfir permusikan yang begitu kondusif, dengan pengaruh kreatif yang sangat beranekaragam, tidak heran jika di Bandung selalu muncul bibit bibit musisi potensial yang amatlah sayang jika tidak dikembangkan. Fasilitas pendukung permusikan di Bandung sudah cukup banyak, mulai dari toko kaset dan CD, toko alat alat musik, pendidikan musik kursus, bahkan sudah ada Sekolah Tinggi Musik, studio rekaman dan latihan sudah bertebaran 4
4 di seluruh Bandung. Namun sebagian besar masih berorientasi pada komersial sehingga dalam hal ini kurang ideal untuk menjadi sarana pengarahan bagi remaja sebagai pengguna fasilitas tersebut. Selain itu, lokasi fasilitas fasilitas ini pun cenderung terpencar pencar dan berjauhan satu sama lain sehingga menghalangi terbentuknya suatu komunitas musisi Bandung dalam skala besar. Hal yang membuat Bandung sangat maju dalam bidang musik adalah karena musik telah merasuk ke dalam setiap sektor kreatif di Bandung. Hampir seluruh bidang kreatif di Bandung memiliki genre musik tersendiri. Contohnya seperti komunitas distro identik dengan genre musik punk dan musik eksperimental tempoe doeloe atau komunitas desain yang identik dengan genre musik elektronik, dan komunitas pecinta musik Jepang membuat genre musik baru yang merupakan gabungan pop/rock Indonesia dengan gaya musik, kostum, serta aksi panggung khas Jepang. Hal inilah yang menyebabkan variatifnya genre band band baru dari Bandung yang berakar dari variatifnya dunia kreatif di Bandung itu sendiri. Hal tersebut berarti pula hampir semua kalangan remaja di Bandung bermusik. Oleh karena itulah tidaklah aneh jika kebutuhan kreativitas remaja di Bandung diwadahi dalam sebuah fasilitas musik yang memiliki atmosfir permusikan yang produktif dan positif yang sekaligus juga sebagai sarana pencegahan remaja melampiaskan energinya ke arah hal hal yang dianggap negatif oleh masyarakat. Yang dimaksud dengan atmosfir permusikan yang produktif adalah remaja di dalamnya tidak hanya sekedar bermusik, tetapi bermusik untuk menghasilkan produk musik yang dapat dinikmati orang lain. Sementara atmosfir permusikan yang positif adalah bermusik yang tidak diikuti oleh hal hal yang destruktif seperti yang kita ketahui pada beberapa genre musik diikuti oleh aksi perusakan alat alat musik atau bahkan mendorong penikmatnya memakai obat obatan terlarang atau sejenisnya. Dengan adanya fasilitas ini juga diharapkan bisa menambah pesat lagi perkembangan musik di Bandung dengan munculnya bibit bibit musisi yang telah digembleng dalam fasilitas ini. Dari semua hal-hal yang berusaha diwadahi tersebut di atas, maka fasilitas ini dapat diwujudkan dalam sebuah Gelanggang Remaja Musik. 5
5 1.2 PEMAHAMAN JUDUL DAN TEMA Gelanggang Remaja Tipologi gelanggang remaja adalah tipologi yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Youth centre. Ini adalah sebuah wadah perkumpulan sosial dan berbagai aktivitas yang khusus ditujuan untuk kelompok usia remaja. Menurut Buku Penyelenggaraan Gelanggang yang diterbitkan oleh kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, pengertian Gelanggang Remaja adalah sebagai berikut : Suatu arena atau tempat yang bersifat tetap bagi para remaja untuk menyelenggarakan berbagai macam kegiatan secara teratur dan terarah dengan penanggungjawab tertentu. Sementara tugas utamanya adalah menyelenggarakan kegiatan untuk pembinaan dan pengembangan remaja ke masa depan sebagai generasi yang tangguh dan mandiri, melalui penyediaan fasilitas, program jenis kegiatan, serta metode pembinaannya Musik Musik sebagai sebuah aktivitas dapat diartikan sebagai berikut : Hal mengaktualisasi diri (atau kelompok) melalui komposisi suara yang terorganisasi untuk menyampaikan suatu pesan kepada pendengar atau mengekspresikan dirinya ( Gelanggang Remaja Musik Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Gelanggang Musik Remaja adalah : Suatu fasilitas yang bersifat tetap untuk mewadahi pembinaan dan pengembangan kaum muda dan remaja agar dalam segala problematika dan eksplorasinya terhadap dunia dewasa dapat terhindar dari pengaruh pengaruh negatif, yang diselenggarakan melalui salah satu media kreativitas yang sangat populer, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan musik. Musik dianggap sebagai media berekspresi yang positif. 6
6 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PERANCANGAN Maksud Menciptakan suatu rancangan yang ideal bagi remaja untuk memenuhi kebutuhan remaja khususnya remaja di Bandung melalui berbagai kegiatan sosialisasi, aktivitas fisik, dan keterampilan, dalam rangka mencegah terjerumusnya remaja ke dalam hal hal yang bersifat negatif. Pemenuhan kebutuhan ini dilakukan melalui musik karena konteksnya, Bandung yang merupakan salah satu kota dengan atmosfir permusikan yang paling berkembang dan musik dapat menjadi media yang paling baik untuk menjangkau remaja di sini Tujuan Tujuan Umum : Menciptakan suatu rancangan fasilitas untuk menyampaikan informasi informasi positif dan pengarahan bagi remaja yang menggunakan fasilitas ini, Menciptakan suatu rancangan fasilitas publik bagi remaja untuk berinteraksi secara positif dan produktif, Menciptakan suatu rancangan yang dapat menjadi wadah untuk menggali potensi potensi musik yang tersembunyi dalam kalangan remaja Bandung dan mengembangkannya agar dapat menjadi nilai positif bagi dunia musik di Bandung, dan Menciptakan suatu rancangan yang dapat menjadi pusat fasilitas fasilitas permusikan di Bandung dengan harapan akan terciptakan suatu komunitas musisi Bandung yang lebih besar. Tujuan Perancangan : Menciptakan fasilitas yang benar benar ideal bagi remaja, baik secara visual, keruangan, antropometri, maupun sesuai dengan sifat sifat dan kebutuhan remaja sebagai pengguna utamanya, Mewujudkan rancangan yang rekreatif, menarik, dan inspiratif bagi penggunanya yang diwujudkan dalam suatu pengalaman ruang. 7
7 1.4 MASALAH PERANCANGAN Masalah perancangan yang muncul antara lain adalah : Rancangan harus dibuat sedemikian rupa sehingga benar benar ideal untuk kelompok usia remaja, baik secara antropometris, psikologis, serta dapat merespon perilaku dan karakteristik remaja dengan baik, bukan sekedar mengikuti standar standar tipologi yang ada, Kelompok usia remaja sangat heterogen dan ada kecenderungan segmentasi berdasarkan kelas sosial tertentu, sehingga fasilitas yang ada harus merespon seluruh kalangan tersebut, Terbatasnya luas lahan perancangan untuk program program yang akan ditampung serta ikutannya (contohnya seperti kebutuhan parkir) oleh fasilitas ini mengharuskan perhatian yang sungguh sungguh terhadap efisiensi penggunaan lahan, Lokasi perancangan adalah daerah dengan kepadatan tinggi, memiliki beberapa simpul simpul keramaian di sekelilingnya, berada dekat dengan fungsi residensial, serta berada di tepi jalan yang cukup ramai di Bandung. 1.5 LINGKUP PERANCANGAN Lingkup perancangan dari kasus ini adalah perancangan arsitektural sebuah Gelanggang Remaja yang mengkhususkan diri pada kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan musik. Fasilitas ini akan mewadahi berbagai kegiatan musik seperti pertunjukan, produksi, apresiasi, kreasi musik, serta kegiatan kegiatan operasional dan manajerial. 1.6 PENDEKATAN Sasaran perancangan Gelanggang Remaja Musik ini yang utama adalah sebuah rancangan gelanggang remaja yang seideal mungkin untuk remaja yang beraktivitas di dalamnya, serta seideal mungkin pula untuk aktivitas di dalamnya. Tiga aspek ini, yaitu Gelanggang, Musik, dan Remaja menempati peran yang berbeda-beda pada kasus ini : 8
8 Gelanggang sebagai tempat, Musik sebagai aktivitas, dan Remaja sebagai pengguna. Dengan mengkaji interaksi antar aspek ini diharapkan akan dapat disimpulkan ruang seperti apa yang harusnya dirancang untuk dapat mewadahi penggunanya, aktivitas di dalamnya, dan tetap berada pada koridor tipologisnya. Gambar 1 Diagram hubungan tempat-pengguna-aktivitas untuk menyimpulkan ruang seperti apa yang akan dirancang Untuk melakukan pendekatan tersebut dilakukan berbagai pengumpulan data yang antara lain dengan : Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk : Melakukan pendekatan masalah melalui kajian pustaka untuk menambah pemahaman mengenai pengertian pengertian akan aspek aspek yang akan terlibat dalam perancangan, serta teknis perancangan bangunan dengan tipologi gelanggang remaja 9
9 Mencari kajian kajian teoritis mengenai aspek aspek yang potensial menjadi solusi permasalahan desain dalam rangka menguji kelayakannya menjadi koridor perancangan sekaligus mendalaminya jika nantinya telah terbukti layak. Pengamatan Lapangan Pengamatan lapangan diadakan untuk : Mendapatkan data data mengenai kondisi lahan, potensi lokasi serta permasalahannya terhadap daerah sekitar, dan hal hal lain yang dapat mempengaruhi atau menjadi batasan batasan dalam proses perancangan nantinya, Mempelajari karakter lokasi dan merasakan langsung berada di lokasi sehingga memudahkan munculnya ide ide atau konsep konsep dalam perancangan. Studi Banding Studi banding dilakukan terhadap beberapa fungsi bangunan yang terkait dengan kasus perancangan, baik yang memiliki kesamaan fungsi, tipologi, dan masalah, maupun kesamaan tema dan pemecahan masalah. Studi banding ini dilakukan terutama untuk mengetahui contoh contoh masalah yang ada, usaha pemecahan masalah, hingga sejauh mana solusi tersebut bisa memecahkan masalah yang ada. Hal hal tersebut dapat disimpulkan dengan mengamati jejak jejak fisik yang kurang lebih dapat menggambarkan perilaku penggunanya. Masukan mengenai standar standar tipologi yang berkaitan juga bisa didapatkan dari studi banding ini, selain data standar standar dari literatur yang notabene adalah standar dari luar negeri dan bukan tidak mungkin kurang ideal diterapkan di Indonesia. 1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN, memuat latar belakang kasus ini, maksud dan tujuan kasus ini diajukan, lingkup perancangan kasus, pendekatan yang digunakan, serta permasalahan perancangan yang dihadapi; BAB II DATA AWAL PROYEK, memuat penjelasan umum kasus, interpretasi kasus, program kegiatan, studi banding kasus sejenis, serta kesimpulan dari studi banding; 10
10 BAB III ANALISA, memuat berbagai analisis data-data yang telah terkumpul, yaitu analisa lahan, alur kegiatan pengguna, analisa perilaku, serta program ruang; BAB IV KONSEP PERANCANGAN memuat konsep pemintakatan, konsep gubahan massa, konsep ruang dalam, konsep ruang terbuka, dan konsep struktur dan utilitas; BAB V HASIL RANCANGAN, memuat aplikasi dari konsep-konsep perancangan ke dalam perancangan, improvisasi-improvisasi yang terjadi, serta gambar-gambar hasil rancangan final; BAB VI REFLEKSI PERANCANGAN, memuat pengalaman, susah senang, hal-hal penting, serta proses pembelajaran yang dialami perancang selama merancang Gelanggang Remaja Musik Bandung pada studio perancangan tugas akhir ini. 11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung telah dikenal oleh masyarakat di Indonesia sebagai kota yang memiliki apresiasi seni yang tinggi, salah satunya di bidang musik. Salah satu pemicu tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi yang dibutuhkan manusia begitu banyak dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009
BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, baik sebagai pelaku maupun hanya sebagai penikmat musik. Musik merupakan kebutuhan penunjang bagi manusia saat
Lebih terperinciGELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG
GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 Sebagai Sebagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai musik, disadari atau tidak, siapapun dan dimanapun setiap orang selalu menikmati sebuah musik. Musik dapat didefinisikan secara luas oleh
Lebih terperinciGELANGGANG REMAJA DI JAKARTA
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GELANGGANG REMAJA DI JAKARTA (PENEKANAN ARSITEKTUR HIGH-TECH PADA STRUKTUR DAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN KARAKTER REMAJA) Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Semarang dan sekitarnya seiring dengan perkembangan media audio (radio dan televisi) yang dapat diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 2. Pemilihan Kasus Dalam proses pendewasaan dirinya, setiap manusia pasti mengalami sebuah masa yang disebut dengan masa remaja. Remaja berarti mulai dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (http://kbbi.web.id/rumah)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Rumah Baca :Bangunan untuk tempat tinggal. (http://kbbi.web.id/rumah) : Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini yang begitu pesat membuat penduduk bumi seolah tak berjarak lagi. Melalui berbagai platform sosial media, seseorang dapat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Pertimbangan awal saat hendak mendesain kasus ini adalah : bahwa ini adalah sebuah proyek urban, proyek ini merupakan proyek bangunan publik, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti mengambil lirik lagu dari sebuah grup band yang beraliran rock / metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada Seringai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada terkadang membawa hal yang positif dan negatif, tergantung dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi seperti saat ini keinginan untuk membuat suatu karya bukanlah hal yang mudah untuk dikerjakan butuh kreatifitas dan kesegaran ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik yang mengandung irama, lagu, dan keharmonisan yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pengadaan Proyek Perkembangan negara Jepang yang sangat maju dalam waktu yang singkat merupakan titik pandang tersendiri baik bagi dunia Barat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik merupakan suatu seni yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Melalui Musik bisa menjadi salah satu sarana untuk mengekspresikan perasaan yang kita rasakan,dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Kota Yogyakarta dikenal dengan berbagai julukan. Salah satu julukan yang terkenal mengenai kota tersebut, yaitu kota Yogyakarta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan fungsi yang sangat penting artinya bagi kemajuan tingkat peradaban manusia. Kiranya beralasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Musik merupakan salah satu sarana manusia untuk mengkspresikan estetika yang ada dalam pikiran dan hati setiap manusia. Musik telah dikenal sebagai kebudayaan manusia
Lebih terperinciHARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO
HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Musik telah menjadi kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, baik itu bagi para pendengar musik ataupun bagi para musisi pencipta lagu. Bagi para musisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia. Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga dan dipelihara karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar belakang pengadaan proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar belakang pengadaan proyek Pendidikan karakter merupakan salah satu hal penting bagi keberhasilan hidup seseorang. Keberhasilan hidup seseorang, secara
Lebih terperincipergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya
Lebih terperinciI.1. LATAR BELAKANG I.1.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Telah diketahui bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa dikarenakan variasi dari budaya yang ada di negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 Judul Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 1.1.2 Pemahaman Esensi Judul Ruang komunal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 profesi anak jalanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah Indonesia memang telah menghasilkan kemajuan di beberapa sektor ekonomi, namun dibalik itu semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagian besar remaja Semarang sangat antusias terhadap perkembangan dunia seni, hiburan dan rekreasi karena memang hiburan dan rekreasi selain dapat menghilangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Seni merupakan salah satu unsur dari budaya di seluruh dunia yang memerlukan sebuah media dalam menumbuhkan kreativitas dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat di kota Yogyakarta. Ini terlihat dari banyaknya komunitaskomunitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta memiliki sebutan kota budaya dan kota pelajar sesuai dengan karakter kota Yogyakarta yang memiliki akar budaya yang masih kuat, ini dibuktikan dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyak digelarnya even otomotif dari mulai pameran, lomba modifikasi,
Lebih terperinciSeminar Tugas Akhir KBA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian. Pada latar belakang terdapat uraian alasan dan hal-hal yang mendasari penulisan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang dengan cara terstruktur yang disengaja dimaksudkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Art Development Center di Banda Aceh sudah menjadi hal yang penting untuk dibahas. Terutama saat Tsunami membumihanguskan berbagai fasilitas yang ada, namun
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses
BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Fenomena kehadiran permainan berteknologi tinggi menggeser permainan konvensional. Kaum muda sekarang tetap perlu mengenal permainan berteknologi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menunjukkan skala berkembang, tumbuh besar, mempercepat dan memperdalam dampak arus dan pola interaksi sosial antar benua (Held dan McGrew, 2002:12). Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengespresikan kegiatan positifnya. Jumlah pemuda kota medan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemuda sebagai generasi penerus bangsa, kurang memiliki sarana untuk mengespresikan kegiatan positifnya. Jumlah pemuda kota medan mencapai 40% dari jumlah keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah karya seni yang dapat dinikmati melalui indera pendengaran. Musik terbentuk dari perpaduan unsur suara atau bunyi, irama dan harmoni yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hasil karya seni yang mengekspresikan ide, dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni musik, bunyi
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia media audio visual pada saat ini tak dapat dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan dibidang lain. Media audio visual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek 1.1.1. Gagasan Awal Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. Pendidikan yang berkualitas sangat bermanfaat untuk menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya alam dan sumber daya manusia harus maksimal agar bisa menyejahterakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek Dalam era pembangunan seperti sekarang ini, sebuah negara diharuskan untuk bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, pengelolaan sumber daya alam dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keinginan seseorang untuk bercerita tentang suatu pengalaman ekspresi diri, peristiwa yang aktual, nostalgia, menjadikan foto sebagai media yang akurat untuk mengungkapkan
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI PERFILMAN JAKARTA SKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya film merupakan suatu bentuk komunikasi massa, dimana penyampaian pesan ditransfer dar unsure visual (motion picture) dan unsur audio. Kedua unsur ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Periode remaja merupakan periode peralihan antara masa anak-anak dan dewasa. Periode remaja merupakan masa kritis karena individu yang berada pada masa tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan mutlak dan primer saat ini. Sebelumnya, pendidikan hanya menjadi milik kalangan atas namun
1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan mutlak dan primer saat ini. Sebelumnya, pendidikan hanya menjadi milik kalangan atas namun saat ini peran pendidikan menjadi kebutuhan primer di berbagai
Lebih terperinci2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Korban dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau yang biasa dikenal sebagai NARKOBA (Narkotika dan Obat berbahaya)
Lebih terperinciW, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Keberadaan fitur kamera dan kualitas kamera yang semakin baik pada ponsel memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk mengabadikan setiap momen atau kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rekreasi dan hiburan merupakan aktivitas yang positif dan merupakan suatu kegiatan yang bisa menyegarkan tubuh dan pikiran, untuk bisa memulihkan semangat bagi tiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara terpadat penduduknya di dunia. Dimana jumlah penduduk secara keseluruhan ditinjau dari hasil sensus penduduk 2000, telah mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan komoditas pertanian yang sangat besar. Pertanian merupakan salah satu sumber penghasilan negara Indonesia yang utama. Kondisi pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://www.artikata.com/, diakses 2 Maret 2015) (http://kbbi.web.id/, diakses 2 Maret 2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Children : 1.Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. 2. Golongan usia antara 0-12 tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini dengan adanya globalisasi banyak sekali kebudayaan yang masuk ke Indonesia, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasak adalah kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan dan gaya hidup sehari hari. Mendengar kata masak pasti selalu identik dengan dunia wanita, tetapi pendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru yang tergabung dalam major label maupun indie label. Major label dan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Industri musik dewasa ini berkembang dengan pesat. Banyak grup band maupun penyanyi solo yang bermunculan dalam meramaikan belantika musik nusantara dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdirinya Boarding School bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dan menanamkan nilai-nilai tertentu yang tidak didapatkan pada sekolah-sekolah
Lebih terperinciOlahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.
B A B. I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda. Media sebagai sarana bermainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Music : Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama menggunakan alat yang menghasilkan bunyi).(chaterina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Pada negara yang sedang berkembang, salah satunya adalah negara Indonesia, kehidupan masyarakat akan mengalami perkembangan ke arah struktur dan sistem masyarakat yang
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah susun ini dirancang di Kelurahan Lebak Siliwangi atau Jalan Tamansari (lihat Gambar 1 dan 2) karena menurut tahapan pengembangan prasarana perumahan dan permukiman
Lebih terperinci3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan globalisasi, kreativitas bangsa sangat berpengaruh didalam perkembangan bangsa terutama bangsa Indonesia yang dapat mempercepat laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia hiburan saat ini berkembang sangat pesat. Industri musik merupakan salah satu elemen dunia hiburan yang sifatnya menghibur dan sangat diminati oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak mengenal fashion di dunia ini. Sejak lahir fashion atau mode sudah ada dalam diri setiap insan. Mode berbusana atau fashion pada dasarnya tidak
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 1. Yogyakarta sebagai Kota Pelajar dan Degradasi Kualitas para Pemuda Kota Yogyakarta dikenal luas dengan julukan sebagai Kota Pelajar 1 dan telah menjadi
Lebih terperinci2016 PROSES BELAJAR MANDIRI PEMAIN KEYBOARD PADA BAND MTM COMMUNITY BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan pemain keyboard pada beberapa band, cukup mengesankan. Mereka mempunyai kemampuan memadai, mulai dari kecepatan jari, penguasaan chord dan memilih sound
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan Game Online tidak lepas dari perkembangan teknologi komputer dan jaringan komputer itu sendiri. Maraknya Game Online merupakan cerminan dari pesatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan ujung tombak bagi kemajuan perekonomian negara. Pariwisata juga bertanggung jawab untuk membawa citra bangsa ke dunia Internasional. Semakin tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berpikir dan berperasaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia sendiri. Seseorang mempunyai kebebasan untuk berpikir dan berperasaan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Budaya Jepang modern belakangan ini sangat identik dengan keceriaan manga / komik khas Jepang, anime / kartun Jepang, keberanian gadis Harajuku dalam berekspresi, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian
Lebih terperinciBAB I. : 1. Masa muda, 2. Kaum muda, 3. Remaja. : Tempat yang dianggap penting/pumpunan dari berbagai kedudukan/kegiatan sesuai dengan golongannya 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Pengertian Judul Berau : Suatu nama daerah daerah tingkat II berbentuk kabupaten yang ada di provinsi Kalimantan Timur. Youth 1 Center Pusat Sarana Sosialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perancangan Sekolah Tinggi Musik Bandung 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan musik adalah bidang studi terkait dengan pengajaran dalam musik. Bidang studi ini mencakup semua aspek pembelajaran, termasuk psikomotor (pengembangan kemampuan),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebudayaan sebagai hasil cipta, rasa, karsa manusia merupakan satu tolok ukur dari kemajuan suatu bangsa. Semakin maju dan lestari kebudayaannya, semakin kuat pula identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Pengembangan sanggar tari tradisional berbasis pendidikan di kota tangerang selatan Kota Tangerang Selatan, yang merupakan sebuah pemekaran dari Kabupaten Tangerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era globalisasi pada berbagai aspek kehidupan kian merebak. Persaingan tersebut terjadi dalam aspek
Lebih terperinciSTUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu cabang olang raga yang sangat popular di seluruh dunia, hampir jutaan orang disetiap penjuru dunia turut mengambil bagian dalam dunia persepakbolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah sebuah media yang sangat mudah diterima oleh semua orang (masyarakat). Musik juga memiliki beberapa jenis kategori atau yang biasa disebut genre
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia otomotif di Indonesia saat ini sangat pesat, dibuktikan dengan banyak diselenggarakan event-event olahraga bertaraf nasional dan semakin maraknya
Lebih terperinciSHOPPING MALL BERKONSEP CITYWALK DI SEMARANG. Nama : SEPTIADI ARI NUGROHO NIM : L2B308026
SINOPSIS TUGAS AKHIR PERIODE 33 SHOPPING MALL BERKONSEP CITYWALK DI SEMARANG Diajukan Untuk Memperoleh judul yang jelas dan layak Guna penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum dan sederhana, masyarakat mengenal dua bentuk karakteristik wilayah, yaitu Desa dan Kota. Desa dianggap sebagai suatu wilayah agraris dengan peri-kehidupan
Lebih terperinciI. 1 Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
I. 1 Latar Belakang I. 1. 1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Olahraga merupakan kebutuhan dasar manusia untuk mengolah jasmani manusia agar memiliki jasmani yang sehat. Olahraga dapat dilakukan dengan berbagai
Lebih terperinciBAB III IDENTIFIKASI DATA
BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Band ISSUE Band ISSUE merupakan band dengan aliran musik Ambient Dramatical Folk dan Balery Art. Terbentuk pada pertengahan tahun 2014,terdiri dari Pandu (vokal/guitar), Johan
Lebih terperinci