Oleh : JOHAN PRIMANTYA MULYA NIM : KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : JOHAN PRIMANTYA MULYA NIM : KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis"

Transkripsi

1 PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: PERBANDINGAN HIGH-INTELLECTUAL CAPITAL INTENSIVE INDUSTRIES DAN LOW- INTELLECTUAL CAPITAL INTENSIVE INDUSTRIES Oleh : JOHAN PRIMANTYA MULYA NIM : KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

2

3 Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro Salatiga Indonesia Telp (0298) , Fax (0298) , Homepage : economics@uksw.edu PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Johan Primantya Mulya Nim : Program Studi : Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi, Judul : Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan: Perbandingan High-Intellectual Capital Intensive Industries dan Low-Intellectual Capital Intensive Industries Pembimbing : Harijono, SE, MAF, M.com (Hons), PhD Tanggal diuji : 23 Agustus 2013 adalah benar benar hasil karya saya. Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya akui seolah olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh. Salatiga, Agustus 2013 Yang memberi pernyataan, Johan Primantya Mulya

4 PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: PERBANDINGAN HIGH-INTELLECTUAL CAPITAL INTENSIVE INDUSTRIES DAN LOW- INTELLECTUAL CAPITAL INTENSIVE INDUSTRIES Oleh : JOHAN PRIMANTYA MULYA NIM : KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN Disetujui oleh : Harijono, SE, MAF, M.Com (Hons), PhD Pembimbing FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

5 ABSTRACT Intellectual capital is an intangible asset that can improve company performance. With the usage of value added that produced by intellectual capital, company can create a competitive advantage. This research aimed to find about contribution of intellectual capital for the performances of company in the two kinds of industry, the industry with a high level of intellectual capital needs and the industry with a low level of intellectual capital needs. The sample of this research are 1657 financial reports from 335 companies that listed in Indonesia Stock Exchange (ISE) in To examine the influence of intellectual capital for the performances of company and the differences in intellectual capital contributions used panel regression analysis. The results showed that intellectual capital is significantly influenced financial and the market performance of the company, and the contribution of intellectual capital in company performance for the industry with low intellectual capital intensity was higher compared with the industry with a high intellectual capital intensity. Key words: intellectual capital, company performance, and kinds of industry.

6 SARIPATI Modal intelektual merupakan aset tak berwujud yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan pemanfaatan nilai tambah yang dihasilkan oleh modal intelektual, perusahaan dapat menciptakan keunggulan dalam bersaing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi modal intelektual terhadap kinerja perusahaan pada dua jenis industri, yaitu industri dengan tingkat intensitas modal intelektual tinggi dan industri dengan tingkat intensitas modal intelektual rendah. Sampel data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari 335 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Untuk menguji pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan dan perbedaan kontribusi modal intelektual digunakan analisis regresi panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar perusahaan, dan kontribusi modal intelektual pada kinerja perusahaan dengan tingkat kebutuhan modal intelektual yang rendah lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat kebutuhan modal intelektual yang tinggi. Kata Kunci : Modal intelektual, Kinerja Perusahaan, Jenis Industri

7 HALAMAN PERSEMBAHAN Puji syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang oleh karena penyertaan, kasih dan berkatnya yang diberikan bagi penulis, maka kertas kerja yang berjudul Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan : Perbandingan pada High-Intellectual Capital Intensive Industries dan Low- Intellectual Capital Industries dapat diselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan kertas kerja ini, penulis banyak bantuan, dukungan, maupun dorongan moril dan materiil dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak antara lain kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus atas segalanya yang diberikan pada penulis. 2. Bapak Hari Sunarto, S.E., MBA., Ph.D., selaku dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis. 3. Ibu Roos Kities Andadari, S.E., MBA., PhD., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 4. Bapak Harijono SE., MAF., M.Com (Hons).,Phd selaku dosen pembimbing yang dengan sabar selalu memberi nasehat, arahan dan banyak ide kepada penulis selama penyusunan kertas kerja ini. 5. Ibu Lieli Suharti, Ir., MM., PhD., selaku wali studi yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan. 6. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang sudah membimbing selama masa perkuliahan penulis, serta penyusunan kertas kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. 7. Seluruh keluarga, kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku, bapak Drs. Tritjahjo Danny S., ibu Rihadini Rahayu Mukti, Adhe Laksana Nugraha SE. Dan Tri Citra atas doa, kasih sayang, motivasi, dan segala dukungan yang diberikan.

8 8. Yusiana Andrini dan keluarga yang turut memotivasi dan mengingatkan penulis mengerjakan kertas kerja ini. 9. Teman-teman seperjuangan selama masa perkuliahan, Adit, Hadi, Naffi, Benaya, Rehuil, Rendi, Febrian, Yulius, Bahtiar, Arum, Ketut, Tommy, Bowo serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terimakasih atas kebersamaan dan pengalaman yang tak terlupakan. 10. Sahabat-sahabat BURJO yang sudah bekerja maupun masih berjuang demi masa depan, Erik, Marcello, Edi, Andre, Sesa, Ivan, Deo, Ajie, Giovani, Bagus, Nanda, Cumi, Shinta, Chandra, Boim, Ticus, Oni. Terimakasih untuk kebersamaan kalian, dan pengalaman yang menyenangkan selama ini. 11. Keluarga Besar Komunitas Film Salatiga dan Finger Kine Klub Salatiga, terimakasih atas pengalaman berorganisasi dan bantuannya dalam usaha memajukan perfilman di Salatiga. Salatiga, Juli 2013 Penulis, (Johan Primantya Mulya)

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii ABSTRACT... iv SARIPATI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi PENDAHULUAN... 1 TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 8 Intellectual Capital... 8 Value Added Intellectual Capital... 8 Kinerja Perusahaan Perumusan Hipotesis METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Jenis dan Sumber Data Teknik dan Langkah Analisis ANALISIS Statistika Deskriptif Pengujian Statistik Pembahasan PENUTUP Kesimpulan Implikasi Teori Implikasi Terapan Keterbatasan Penelitian Saran... 35

10 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN... 39

11 DAFTAR TABEL Table 1 Klasifikasi Woodcock et al Table 2 Klasifikasi yang Telah Disesuaikan Table 3 Jumlah Perusahaan Table 4 Statistika Deskriptif Table 5 Statistika Deskriptif high ic Table 6 Statistika Deskriptif low ic Table 7 Uji t independent VAIC Table 8 Uji Mann-Whitney VAIC Table 9 Uji Mann-Whitney Kinerja Perusahaan Table 10 Uji t independent Kinerja Perusahaan Table 11 Persamaan Regresi Panel Table 12 Persamaan Regresi Panel

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Statistika Deskriptif Lampiran 2 Uji Beda Rata-Rata Intellectual Capital Lampiran 3 Uji Beda Rata-Rata Komponen VAIC Lampiran 4 Uji Beda Rata-Rata Kinerja Perusahaan Lampiran 5 Uji Regresi Panel VAIC Lampiran 6 Uji Regresi Panel Komponen VAIC Lampiran 7 Data Perusahaan Berdasar Jenis Industri... 53

13 PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: PERBANDINGAN PADA HIGH- INTELLECTUAL CAPITAL INTENSIVE INDUSTRIES DAN LOW- INTELLECTUAL CAPITAL INTENSIVE INDUSTRIES PENDAHULUAN Dalam perkembangan perekonomian global yang ditandai dengan implementasi teknologi dan persaingan yang semakin ketat, perusahaanperusahaan dihadapkan pada tantangan perubahan teknologi yang cepat dan peningkatan ketidakpastian dalam industrialisasi dan lingkungan bisnis global. Untuk mengikuti perubahan lingkungan diperlukan sistem manajemen yang berbasis pengetahuan. Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan ini, maka modal yang konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada pengetahuan dan teknologi (Sawarjuwono, 2003). Sehingga masyarakat yang semula berbasis industrialis dan jasa akan berpindah ke masyarakat yang berbasis pengetahuan. Dalam masyarakat berbasis pengetahuan, pengetahuan merupakan bagian besar dari nilai produk serta kekayaan perusahaan (Sullivan, 2000). Penciptaan nilai perusahaan saat ini didasarkan pada standar proprietary dan metode, hak cipta, paten, hubungan dengan pelanggan, pemasok, dan mitra, tanda dan reputasi, serta berbagai faktor intangible lainnya. Adanya masyarakat pengetahuan

14 (knowledge society) telah mengubah penciptaan nilai organisasi. Masa depan dan prospek organisasi kemudian akan bergantung pada bagaimana kemampuan manajemen untuk mendayagunakan the hidden value (nilai-nilai yang tidak tampak) dari aset tidak berwujud (M. Ikhsan, 2004 dalam Astuti, 2005). Keunggulan kompetitif perusahaan tergantung pada bagaimana perusahaan tersebut dapat menciptakan nilai perusahaan dari semua sumber daya yang ada. Wujud perusahaan dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan perusahaannya adalah dengan menerapkan konsep intellectual capital. Dengan pemanfaatan intellectual capital (modal intelektual), berarti memanfaatkan pengetahuan khusus dan berharga yang dimiliki organisasi. Teori intellectual capital telah banyak dikembangkan melalui gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran para praktisi. Saat ini, teori tersebut merupakan petunjuk untuk mengelola aset tak berwujud dan memfasilitasi kesuksesan melalui keuntungan persaingan yang berkelanjutan untuk memimpin perusahaan dan organisasi. Salah satu konsep yang digunakan dalam penelitian intellectual capital adalah model yang dikembangkan oleh Pulic. Menurut Pulic (2000) dalam Nogueira et al. (2010) menekankan bahwa ada dua sumber yang dapat dijadikan sebagai variabel dalam menghasilkan nilai tambah (added value) pada perusahaan, yaitu modal tenaga kerja dan modal intelektual. Penelitian mengenai intellectual capital terdahulu telah dilakukan oleh Chen et al. (2005). Dalam penelitian ini diambil sample semua perusahaan yang terpublikasi di Taiwan pada tahun dengan menghapus 64 data perusahaan yang hilang dan perusahaan yang ekuitasnya negatif. Hasilnya

15 menunjukkan bahwa investor menempatkan market value yang tinggi pada perusahaan dengan efisiensi intellectual capital yang lebih baik, dan bahwa perusahaan dengan efisiensi intellectual capital yang lebih baik menghasilkan profitabilitas yang lebih besar dan pertumbuhan pendapatan baik di saat ini dan tahun-tahun berikutnya. Penelitian tentang pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas perusahaan pernah dilakukan oleh Nogueira et al (2010) yang diterapkan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di IBGE (Brazilian Institute of Geography and Statistics). Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh positif antara intellectual capital dengan profitabilitas perusahaan, yang diukur dengan Return On Assets (ROA). Penelitian pada sektor keuangan pernah dilakukan oleh Ismail (2009) di Malaysia. Pada penelitian ini diteliti mengenai efisiensi intellectual capital dan kinerja perusahaan industri keuangan yang meliputi perbankan, asuransi, dan sekuritas. Hasilnya ada pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaanperusahaan tersebut. Adapun beberapa penelitian sebelumnya mengenai intellectual capital yang dilakukan di Indonesia pada industri keuangan antara lain adalah penelitian Iswati et al (2007) yang meneliti pengaruh intellectual capital pada kinerja perusahaan asuransi di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dimana ditemukan bahwa kinerja perusahaan terutama pada lingkungan global saat ini tergantung pada intellectual capital yang dimiliki. Selanjutnya, Wahdikorin (2010) mengambil sampel industri perbankan di Indonesia, juga menggunakan metode Pulic (VAIC)

16 untuk diukur pengaruhnya terhadap ROA dan Cost to Asset (CTA). Hasilnya HCE berpengaruh positif pada ROA, sedangkan SCE, CEE dan VAIC tidak berpengaruh terhadap ROA perusahaan. Kuryanto (2008) menggunakan Pulic Framework (VAIC) dan data dari 73 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kecuali industri keuangan antara tahun 2003 hingga Hasilnya tidak ada pengaruh positif antara intellectual capital sebuah perusahaan dengan kinerjanya. Penelitian-penelitian yang telah disebutkan diatas kebanyakan hanya terfokus pada satu jenis industri saja. Tan et al (2007) menemukan dalam penelitiannya pada perusahaan di Bursa Efek Singapore bahwa intellectual capital berhubungan positif dengan kinerja perusahaan dan kinerja pasarnya, lalu kontribusi intellectual capital berbeda-beda tiap jenis industrinya. Sementara itu, penelitian yang mengukur kontribusi intelectual capital terhadap kinerja perusahaan berdasar jenis industrinya di Indonesia adalah penelitian Sholikhah et al (2010). Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 hingga Hasilnya intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan namun tidak berpengaruh terhadap nilai pasarnya, dan kontribusi intellectual capital pada tiap jenis industrinya berbeda-beda. Morgan Stanley Capital International (MSCI) dan Standard and Poors (S&P) telah mengembangkan pengelompokan perusahaan berdasar GICS (Global Industries Classification Standard) seperti yang telah dijelaskan pada penelitian Woodcock et al (2009). Dari pengelompokkan tersebut perusahaan dibagi menjadi

17 2 kelompok, yaitu perusahaan dengan tingkat intensitas intellectual capital yang tinggi (High-IC intensive industries) dan perusahaan dengan tingkat intensitas intellectual capital yang rendah (Low-IC intensive industries) dan diterapkan pada perusahaan di Australia pada penelitain Woodcock et al (2009) mengenai pengungkapan intellectual capital perusahaan. GICS ini dapat digunakan oleh komunitas keuangan secara global. Dari pernyataan tersebut pengelompokkan ini seharusnya juga dapat diterapkan pada industri di Indonesia. Di Indonesia penelitian intellectual capital berdasar pengelompokkan industri oleh GICS telah dilakukan oleh Pramelasari (2010). Penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan di Indonesia dan terdapat perbedaan nilai ROA dan ROE antara perusahaan yang tergolong jenis industri high-ic intensive industries dengan perusahaan yang tergolong jenis industri low-ic intensive industries. Nilai ROA perusahaan high- IC intensive industries lebih tinggi dibandingkan perusahaan low-ic intensive industries. Sedangkan nilai ROE perusahaan high-ic intensive industries juga lebih tinggi dibandingkan perusahaan low- IC intensive industries. Penelitian ini berusaha meneliti mengenai kontribusi Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai pasar perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada dua jenis perusahaan dengan tingkat intensitas atau kebutuhan akan intellectual capital yang berbeda. Karena tingkat intensitas intellectual capital perusahaan berbeda-beda, maka kontribusi intellectual capital terhadap kinerja perusahaan akan berbeda (Chen et al, 2005). Perusahaan dengan high intellectual capital intensity dihadapkan pada sebuah tantangan kemampuan

18 pihak manajemennya dalam mengelola intellectual capital yang dimiliki untuk memberikan nilai tersendiri pada produk dan jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu pemanfaatan intellectual capital yang baik perlu dipertimbangkan mengingat bahwa intellectual capital merupakan faktor dominan didalam nilai perusahaan itu sendiri, terutama pada perusahaan high tech atau high intellectual capital (Astuti, 2005). Dalam penelitian ini akan diuji apakah pihak manajemen perusahaan high intellectual capital intensive industries sudah mengelola modal yang mereka miliki dengan menghasilkan value added sebagaimana mestinya sehingga akan mendorong kinerja perusahaan. Pengukuran tingkat intensitas intellectual capital perusahaan ini mengacu pada penelitian Pramelasari (2010) dan Woodcock et al (2009) dimana perusahaan dikelompokkan menjadi 2 jenis indutsri, yaitu industri dengan tingkat intensitas intellectual capital yang tinggi (High-IC intensive industries) dan industri dengan tingkat intensitas intellectual capital yang rendah (Low-IC intensive industries) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pengukuran intellectual capital dalam penelitian ini menggunakan metode VAIC yang dikembangkan oleh Pulic (1998), sedangkan pengukuran kinerja keuangan menggunakan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Sales (ROS) dan Earning Per Share (EPS), dan Market to Book Value (MtBV) sebagai kinerja pasar. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu manfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis manfaat dari penelitian ini dapat memperkaya konsep mengenai intellectual capital dan menjelaskan pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas perusahaan dari Return On Asset (ROA), Return On

19 Equity (ROE), Return On Sales (ROS) dan Earning Per Share (EPS) serta Market to Book Value (MtBV). Manfaat praktis dari penelitian ini, dapat dijadikan sebagai acuan pada penelitian selanjutnya mengenai peran intellectual capital pada industri global saat ini.

20 TELAAH TEORITIS Definisi Konsep 1. Modal Intelektual (Intellectual Capital) Intellectual capital telah diidentifikasi sebagai seperangkat tak berwujud (sumber daya, kemampuan dan kompetensi) yang menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai (Bontis et al.,2000). Dalam penelitian ini, perusahaan dikelompokkan berdasar tingkat intensitas intellectual capital-nya sehingga ada 2 jenis industri atau perusahaan dalam penelitian ini, yaitu industri high intellectual capital dan industri low intellectual capital. Industri high intellectual capital merupakan perusahaan yang memiliki value added besar yang berasal dari teknologi dan pengetahuan. Sedangkan industri low intellectual capital merupakan perusahaan-perusahaan yang lebih memanfaatkan sumber daya alam dan masih menerapkan sistem tradisional (Woodcock et al, 2009). 2. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC ) Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) merupakan sebuah metode pengukuran value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tak berwujud (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan, yang dikembangkan oleh Pulic (1998). Metode VAIC sering digunakan karena menyediakan dasar ukuran yang standar dan konsisten, dan dikonstruksikan dari data yang tersedia pada laporan keuangan, sehingga memungkinkan lebih efektif melakukan analisis komparatif internasional menggunakan ukuran sampel yang besar di berbagai sektor industri. Data yang digunakan adalah laporan keuangan

21 yang telah diaudit sehingga perhitungan dapat dianggap obyektif dan dapat diverifikasi (Pulic, 1998, 2000). Metode ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation) (Pulic, 1998). Value added atau nilai tambah ini merupakan selisih dari pendapatan (OUT) dan beban (IN). Nilai output (OUT) adalah revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dihasilkan sebuah perusahaan untuk dijual, sedangkan input (IN) meliputi seluruh beban yang digunakan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam rangka menghasilkan revenue (Pramelasari, 2010). Dalam metode ini beban karyawan tidak termasuk dalam IN. Peran aktif beban karyawan dalam proses value creation dari intellectual capital menjadikannya tidak dihitung sebagai biaya (IN). Dalam metode VAIC, tenaga kerja diperlakukan sebagai entitas penciptaan nilai (value creating entity). Value added (VA) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: 1. Value added of Capital Employed VACA VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE (Capital Employed) menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya. Dengan demikian, pemanfaatan IC yang lebih baik merupakan bagian dari IC perusahaan (Pramelasari, 2010). 2. Value Added Human Capital VAHU

22 VAHU menunjukan berapa banyak VA dapat dihasilkan melalui pengeluaran untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dengan HC mengindikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. 3. Structural Capital Value Added STVA STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. SC dan HC berkebalikan. Semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Pulic menyatakan bahwa SC adalah selisih antara VA dengan HC. 3. Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. ( Kinerja perusahaan dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja keuangan dan kinerja pasar. Kinerja keuangan yang digunakan adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Sales (ROS) dan Earning Per Share (EPS). Sedangkan Market to Book Value (MtBV) sebagai kinerja pasar.

23 Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan indikator dari profitabilitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih. ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total aset (Chen et al., 2005). ROA dihitung dengan membagi laba bersih (net income) dengan rata-rata total asset perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA, maka perusahaan tersebut semakin efisien dalam menggunakan asetnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut dapat menghasilkan uang (earnings) yang lebih banyak dengan investasi yang sedikit. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan indikator dari profitabilitas perusahaan menghitung berapa banyak jumlah keuntungan perusahaan yang dihasilkan dari dana yang diinvestasikan oleh para pemegang saham. Return On Sales (ROS) Return On Sales (ROS) adalah rasio keuntungan yang dihasilkan dari tiap penjualan. ROS direpresentasikan dalam bentuk persentase dari penjualan atau revenue. Rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan biaya operasional dan dapat digunakan untuk mengukur trend penjualan. Semakin tinggi ROS sebuah perusahaan semakin efisien perusahaan tersebut dalam beroperasi. Rasio ini juga dikenal sebagai Operating Profit Margin (OPM).

24 Earning Per Share (EPS) Earning Per Share (EPS) merupakan analisis laba dari sudut pandang pemilik dipusatkan pada laba per lembar saham dalam suatu perusahaan. EPS yang besar mengindikasikan suatu keberhasilan perusahaan dan dapat menarik minat investor. Market to Book Value (MtBV) Market to Book Value (MtBV) merupakan perbedaan antara nilai buku perusahaan (book value) dengan nilai pasar perusahaan (market value). Jika ternyata selisih antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan terlalu jauh (cukup signifikan), maka menandakan bahwa terdapat hidden asset yang tidak tercantum dalam laporan keuangan perusahaan. Rasio ini terkadang disebut juga Price per Book Value (PBV). Perumusan Hipotesis Pengelolaan intellectual capital yang baik oleh perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, baik dari sisi keuangan maupun nilai pasarnya. Secara teori, intellectual capital yang dikelola secara efisien oleh perusahaan akan meningkatkan apresiasi pasar terhadap nilai pasar perusahaan sehingga dapat meningkatkan MtBV. Jadi semakin tinggi intellectual capital pada perusahaan, kinerja keuangan dan nilai pasar juga akan semakin tinggi. Pada penelitian Chen et al (2005) telah membuktikan perusahaan dengan intellectual capital efisiensi yang tinggi menghasilkan kinerja perusahaan yang

25 semakin baik. Chen mengambil sample perusahaan-perusahaan yang listing di Taiwan antara tahun Menurut Chen, apabila intellectual capital merupakan aset yang berharga bagi perusahaan, intellectual capital akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan serta mengindikasikan kinerja perusahaan di masa depan. Selanjutnya dalam Chen et al (2005), investor akan memberi penilaian yang tinggi pada perusahaan dengan intellectual capital yang lebih besar. intellectual capital dalam suatu perusahaan akan menghasilkan keunggulan kompetitif, dimana dengan memiliki keunggulan kompetitif tersebut, maka persepsi pasar terhadap nilai perusahaan akan meningkat karena diyakini bahwa perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif mampu bersaing dan bertahan di lingkungan bisnis yang dinamis Pramelasari (2010) tidak dapat menemukan pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, ROE dan EP. Intellectual capital tidak dapat menggambarkan kinerja perusahaan pada masa depan. Selain itu perusahaan low-ic dapat memanfaatkan asetnya lebih baik dibandingkan perusahaan high-ic, dilihat dari perbandingan kinerja keuangan dan nilai pasarnya. Hasil yang kontradiktif ditunjukkan pada penelitian Tan et al (2007) dan Sholikhah et al (2010). Pada penelitian mereka, intellectual capital terbukti berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, selain itu kontribusi intellectual capital berbeda sesuai jenis atau karakteristik industrinya. Terdapat beberapa perusahan yang membutuhkan intellectual capital lebih intensif, namun ada perusahaan yang lebih memanfaatkan aset keuangan dan aset fisik yang mereka miliki (Tan et al,

26 2007). Untuk menanggapi lebih lanjut penelitian mereka, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: H1: Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan high intellectual capital intensive industries cenderung lebih tinggi dibandingkan perusahaan low intellectual capital intensive industries.

27 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Lalu perusahaan-perusahaan tersebut dikelompokkan berdasar jenis industrinya, yaitu jenis industri dengan tingkat intensitas intellectual capital yang tinggi atau padat intellectual capital dan jenis industri dengan tingkat intellectual capital yang rendah atau tidak padat intellectual capital. High intellectual capital intensive industries Automotive and Allied Products Banking Capital Goods Commercial services and supplies Consumer services Diversified Financials Health care quipment and services Insurance Media Pharmaticel, biotechnology, and life science Real estate Semi Conductors and semi conductor equipment Software and services Technology, hardware and equipment Telecommunication services Low intellectual capital intensive industries Commercial services and supplies Consumer durables and apparels Consumer services Energy Food, beveraged and retailing Materials Retail Transportation Utilities Dari klasifikasi tabel diatas, terdapat perbedaan dengan industri yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis industri yang tidak terdapat di Bursa Efek Indonesia pada seperti jenis industri Biotechnology, Software and services,

28 Technology, hardware and equipment dan Energy sehingga setelah dilakukan penyesuaian pada sub industry group berdasar Global Industry Classification Standard (GICS) akan menjadi seperti yang disajikan pada tabel 2. High intellectual capital intensive industries Automotive and Allied Products Banking Cables Construction Credit Agencies Other than Bank Electronic and Office Equipment Holding and Other Invesment Companies Insurance Pharmaceutical Property and Real Estate Securities Telecommunication Low intellectual capital intensive industries Adhesive Agriculture, Forestry and Fishing Animal Feed and Husbanry Apparel and Other Textile Products Cement Chemical and Allied Products Consumer Goods Fabricated Metal Products Food and Beverages Hotel and Travel Services Lumber and Wood Products Metal and Allied Products Mining and Mining Services Paper and Allied Products Photographic Equipment Plastics and Glass Products Stone, Clay, Glass and Concrete Products Textile Mill Products Tobacco Manufacturers Transportation Services Wholesale and Retail Trade Ada beberapa kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini, yaitu: a. Perusahaan termasuk dalam jenis industri yang telah diklasifikasikan

29 b. Perusahaan harus memiliki akhir periode 31 Desember dalam laporan keuangannya c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan selama 5 tahun, dari tahun 2007 sampai 2011 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di situs Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun yang telah diaudit dari 31 Desember 2007 sampai 31 Desember 2011 pada semua perusahaan yang terdaftar di BEI serta Indonesia Capital Market Directory (ICMD) sesuai jenis industrinya. Teknik Analisis Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan teknik analisis regresi panel. Analisis regresi panel digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam penelitian ini terdapat 5 model persamaan regresi panel. Model persamaan regresi panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ROA = VAIC + 2 D + 3 D_IC + ROE = VAIC + 2 D + 3 D_IC + EPS = VAIC + 2 D + 3 D_IC +

30 ROS = VAIC + 2 D + 3 D_IC + MtBV = VAIC + 2 D + 3 D_IC + Keterangan: VAIC = Value Added Intellectual Capital, nilai intellectual capital dari perusahaan yang diukur dengan metode VAIC Pulic. D = Dummy variabel untuk jenis industri perusahaan, dimana dummy 1 = perusahaan yang termasuk kategori High Intellectual Capital Intensive Industries, dan dummy 0 = perusahaan yang termasuk kategori Low Intellectual Capital Intensive Industries. D_IC = Perkalian antara VAIC dengan D, untuk menguji interaksi antara VAIC dan D. Dengan demikian efek atau pengaruh intellectual capital pada industri high intellectual capital dan industri low intellectual capital dapat diidentifikasi. Apabila D_IC memiliki koefisien positif, berarti perusahaan high intellectual capital memiliki kontribusi intellectual capital yang lebih besar terhadap kinerja perusahaan, dan sebaliknya. Apabila D_IC memiliki koefisien negatif, maka perusahaan low intellectual capital yang intellectual capital-nya berkontribusi lebih besar. = variabel eror Variabel Penelitian 1. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital yang diukur dengan metode VAIC. VAIC terdiri dari 3 komponen, yaitu VACA, VAHU dan STVA. Lalu ditambahkan variabel dummy untuk membandingkan

31 kinerja perusahaan high intellectual capital intensive industries dan low intellectual capital intensive industries yaitu IC - intensity (D_IC). Ada 5 tahapan dalam penghitungan VAIC, yaitu: a. Menghitung Value Added (VA) VA: OUT-IN OUT: total penjualan ditambah pendapatan lain IN: beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan) pada laporan keuangan b. Menghitung Value Added Capital Employed (VACA) VACA: VA/CE CE(Capital Employed) : ekuitas ditambah laba bersih c. Menghitung Value Added Human Capital (VAHU) VAHU: VA/HC HC (Human Capital) : beban karyawan (beban gaji) dan tunjangan pada laporan keuangan d. Menghitung Structural Capital Value Added (STVA) STVA: SC/VA SC (Structural Capital): VA HC e. VAIC = VACA + VAHU + STVA 2. Variabel Dependen Variabel dependen dari penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan dan nilai pasar, yaitu ROA, ROE, ROS dan EPS, dan MtBV. Berikut rumus perhitungan masing-masing variabelnya:

32 a. ROA: Laba bersih total asset b. ROE: Laba bersih ekuitas stockholder c. ROS : Operating profit net sales (revenue) d. EPS: Laba pemegang saham rata-rata tertimbang jumlah saham e. MtBV: Nilai pasar (MV) nilai buku (BV) f. MV: jumlah saham yang beredar x harga saham pada akhir tahun g. BV: nilai buku ekuitas pemegang saham modal disetor saham preferen

33 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistika Deskriptif Penelitian ini menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan selama 5 tahun yaitu dari tahun 2007 sampai tahun Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 428 perusahaan sesuai dengan yang terdaftar di BEI pada tahun Lalu perusahaan perusahaan tersebut dikelompokkan menjadi 2 sesuai dengan klasifikasi yang dilakukan oleh Woodcock et al (2009). Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 berdasar lampiran 7, yang termasuk dalam industri padat intellectual capital sebanyak 159 perusahaan yang terdiri dari 8 perusahaan construction, 4 perusahaan cables, 5 perusahaan Electronics and office equipment, 15 perusahaan Automotive and allied products, 8 perusahaan Pharmaceuticals, 5 perusahaan Telecommunication, 30 perusahaan Banking, 11 perusahaan Credit agencies other than bank, 14 perusahaan Securities, 11 perusahaan Insurance, 41 perusahaan Real estate and property, dan 7 perusahaan Holding and other invesment companies. Sedangkan sebanyak 176 perusahaan termasuk dalam industri yang tidak padat intellectual capital, yang terdiri dari 11 perusahaan Agriculture, forestry and fishing, 6 perusahaan Animal feed and husbanry, 25 perusahaan Mining and mining services, 17 perusahaan Food and beverages, 3 perusahaan Tobacco manufacturers, 7 perusahaan Textille mill products, 10 perusahaan Apparel and other Textille products, 3 perusahaan Lumber and wood products, 5 perusahaan Paper and allied products, 9 perusahaan Chemical and allied products, 4 perusahaan Adhesive, 10 perusahaan Plastics and glass products, 3 perusahaan

34 Cement, 11 perusahaan Metal and allied products, 2 perusahaan Fabricated and metal products, 6 perusahaan Stone, clay, glass, and concrete products, 3 perusahaan Photographic equipment, 3 perusahaan Consumer goods, 4 perusahaan Transportation, 22 perusahaan Wholesale and retail, dan 12 perusahaan Hotel and travel services. Lalu sisanya adalah perusahaan yang tidak memenuhi kriteria dan termasuk jenis industri lain-lain sebanyak 93 perusahaan seperti yang terlihat dalam tabel berikut. Klasifikasi High Intellectual Capital Intensive Industries Low Intellectual Capital Intensive Industries Jumlah Perusahaan Tidak memenuhi kriteria 66 Jenis industri lain-lain 27 TOTAL 428 Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi atas variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah mean, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maximum. Data statistik deskriptif akan disajikan dalam tabel dibawah.

35 $ *' +,-./ "# 2,38 10,75 205,43-179,51 $%& 7,02 213, , ,6 $% -1,76 278, , ,67 &' 245, , $%' -12,31 369, , ,35 ( ) 2,36 8,01 135,49-93,49 $% 0$%&$%' 1 0&' *0( ) 20* "#3 4 5' * Berdasar tabel 4 total data secara keseluruhan ada 1675 data yang diperoleh dari data tiap perusahaan selama 5 tahun dikalikan dengan jumlah perusahaan yang menjadi objek penelitian sebanyak 335 perusahaan. N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAIC ,11 205,43 2,89 8,67 ROE , ,23 11,21 50,30 ROA ,35 39,56 2,99 8,62 EPS ,44 720,98 ROS , ,35-5,76 358,59 MtBV ,61 51,21 1,66 3,25 /' *

36 N Minimum Maximum Mean Std, Deviation VAIC , ,92 12,32 ROE , ,88 3,23 290,30 ROA , ,77-6,60 384,57 EPS , ,192 ROS ,35 468,54-18,22 379,69 MtBV ,49 135,49 2,99 10,57 -' * Tabel 5 dan 6 menyediakan perbandingan data deskriptif untuk kedua jenis industri. Nilai rata-rata untuk VAIC, ROE, ROA, dan ROS industri high intellectual capital lebih tinggi dibandingkan dengan industri low intellectual capital. Sedangkan nilai rata-rata EPS dan MtBV atau PBV industri low intellectual capital yang lebih tinggi. Dilihat dari data deskriptif diatas dapat dikatakan bahwa ada beberapa data yang terlalu ekstrem berdasarkan nilai minimum dan nilai maximum-nya. Sehingga dalam pengujian statistik, data yang merupakan outlier akan dihilangkan sebesar 1% dari total 1675 data menjadi 1641 data penelitian. Pengujian Statistik Untuk menguji nilai intellectual capital pada high intellectual capital intensive industries dengan low intellectual capital intensive industries dilakukan uji beda rata-rata dengan uji t independent sample dan Mann Whitney. Di

37 ekspektasikan nilai intellectual capital pada industri high intellectual capital lebih tinggi..6 7 Dari tabel 7 diatas apabila dilihat sig (2-tailed) 0,677 > dari, maka tidak ada perbedaan dengan adanya pengelompokkan yang dilakukan oleh Woodcock et al (2009). Namun hasil uji Mann Whitney pada tabel 8 menunjukkan hasil yang berbeda. Dengan tingkat signifikansi 0,1 ada perbedaan rata-rata nilai VAIC antara high intellectual capital intensive industries dengan low intellectual capital intensive industries walau tidak terlalu signifikan. Rata-rata nilai intellectual capital untuk high intellectual capital intensive industries lebih tinggi daripada rata-rata low intellectual capital intensive industries. Dari hasil tersebut terbukti bahwa klasifikasi mengenai high intellectual capital dan low intellectual capital dapat digunakan dalam penelitian ini. High IC Low IC Mean 0,99 0,97 Standar Deviasi 0,74 0,97

38 86 7 "# Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian perbedaaan kinerja keuangan dan kinerja pasar dari kedua industri tersebut. Kinerja perusahaan pada indusri high intellectual capital diekspektasikan lebih tinggi daripada perusahaan low intellectual capital karena nilai intellectual capital-nya lebih tinggi. Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan penelitian mengenai pengelompokkan industri ke high intellectual capital dan low intellectual capital yang dilakukan di Indonesia oleh Pramelasari (2010), dimana dalam penelitian ini terdapat perbedaan kinerja keuangan dan kinerja pasar perusahaan dengan z bertanda negatif (-1,667) dan tingkat signifikansi 0,01. Berarti nilai rata-rata industri low intellectual capital untuk variabel variabel ROE, ROA, EPS dan MtBV lebih tinggi dibandingkan industri high intellectual capital. Hanya variabel ROS yang hasilnya sesuai dengan teori yang ada

39 :6 77 Dari tabel 10, hasil uji t independent dan uji mann whitney menunjukkan hasil yang konsisten. Nilai z bertanda negatif dan nilai mean rank menunjukkan ada perbedaan kinerja antara industri high intellectual capital dengan low intellectual capital, dan secara keseluruhan kinerja industri low intellectual capital lebih baik. Berikut adalah persamaan regresi setelah dilakukan pengujian regresi panel: ROE= 1,94*** + 0,624***VAIC + 0,07D - 0,073D_IC ROA= 0,98** + 0,62***VAIC - 0,04D - 0,073*D_IC EPS= 2,59*** + 0,56***VAIC + 1,30***D - 0,009*D_IC ROS= 2,81*** + 0,42***VAIC - 0,01D - 0,014***D_IC MtBV= 0,76* + 0,99***VAIC + 0,01D - 0,05D_IC

40 $ Keterangan: * signifikan pada p < 0.10; ** signifikan pada p < 0.05; *** signifikan pada p < 0.01 Berdasarkan hipotesa yang ada, diekspektasikan VAIC akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, dan kontribusi intellectual capital terhadap kinerja perusahaan yang dinyatakan dengan D_IC, pada jenis industri high intellectual capital akan lebih tinggi daripada jenis industri low intellectual capital dengan koefisien positif. Dari tabel tersebut terlihat bahwa VAIC berpengaruh signifikan positif terhadap variabel ROE, ROA, EPS, ROS dan MtBV dengan tingkat signifikansi 0,01. Hal ini sesuai dengan penelitian Chen et al. (2005) yang menyatakan bahwa semakin tinggi intellectual capital yang dimiliki perusahaan, maka profitabilitas perusahaan dan kinerjanya dimasa depan akan semakin baik. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramelasari (2010) yang tidak menemukan adanya pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan pasar perusahaan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah mampu mentranformasikan asetnya menjadi kekayaan intelektual yang mampu meningkatkan kinerja keungan perusahaan serta nilai pasar. Investor akan memberi penilaian yang lebih terhadap perusahaan yang memiliki sumber daya intelektual yang tinggi (Chen et al, 2005). Dengan demikian, intellectual capital dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Dalam perumusan model regresi, variabel D_IC sebagai indikator ada atau tidaknya perbedaan pengaruh intellectual capital. Berdasarkan persamaan pada

41 tabel 11, D_IC memiliki koefisien negatif dan berpengaruh signifikan untuk variabel ROA, EPS dan ROS. Berarti terdapat perbedaan pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan pasar perusahaan antar jenis industri high intellectual capital dengan low intellectual capital pada variabel tersebut, dengan industri low intellectual capital yang pengaruh intellectual capital-nya lebih besar terhadap kinerja perusahaannya. Sedangkan untuk variabel ROE dan MtBV tidak ditemukan adanya perbedaaan kontribusi intellectual capital sehingga hipotesa ditolak. Apabila VAIC diuraikan berdasar 3 komponen yang mempengaruhinya, akan tampak pada tabel berikut: ROE= 1,94*** + 0,88*** + 0,16*** + 0,97*** + 0,047 D + 0,035*** - 0,004*** - 0,001 VACA VAHU STVA D_VACA D_VAHU D_STVA ROA= 2,37*** + 0,409*** + 0,518*** + 0,922*** - 0,137D + 0,013*** + 0, ,0005 VACA VAHU STVA D_VACA D_VAHU D_STVA EPS= 3,978*** + 0,45*** + 0,475*** + 0,851*** + 1,206***D + 0,012** + 0,006** - 0,001 VACA VAHU STVA D_VACA D_VAHU D_STVA ROS= 3,595*** + 0,167*** + 0,474*** + 0,707*** - 0,117D + 0,008-0,01*** + 0,0003 VACA VAHU STVA D_VACA D_VAHU D_STVA MtBV= 1,446*** + 0,336*** - 0,125*** + 0,068*** + 0,027D + 0,02*** - 0,005** - 0,0039 VACA VAHU STVA D_VACA D_VAHU D_STVA $ Keterangan: * signifikan pada p < 0.10; ** signifikan pada p < 0.05; *** signifikan pada p < 0.01 Berdasar hipotesa, VACA, VAHU dan STVA berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, dan terdapat perbedaan kontribusi tiap-tiap komponen VAIC terhadap kinerja perusahaan, yaitu VACA, VAHU dan STVA pada jenis industri high intellectual capital dengan low intellectual capital yang

42 ditandai dengan koefisien positif. Dari model regresi diatas, seluruh komponen intellectual capital memiliki koefisien positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Value added yang diciptakan perusahaan mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Untuk nilai pasar, hanya VACA dan STVA yang memiliki koefisien positif, faktor human capital memiliki koefisien negatif terhadap nilai pasar. Hal ini tidak selaras dengan penemuan Pramelasari (2010) bahwa semakin tinggi biaya yang dikeluarkan untuk karyawan, maka semakin tinggi value added yang diciptakan sehingga dapat mendorong kinerja pasar perusahaan. Mengenai kontribusi intellectual capital tiap jenis industri, pada tabel 12 terdapat perbedaan untuk value added yang diciptakan dari aset fisik perusahaan. Industri high intellectual capital memiliki kontribusi VACA yang lebih tinggi dibandingkan industri low intellectual capital. Untuk VAHU, kontribusi yang lebih tinggi dimiliki perusahaan low intellectual capital pada ROE, ROS dan MtBV. Sedangkan kontribusi VAHU pada ROA dan EPS pada perusahaan high intellectual capital lebih tinggi dibandingkan perusahaan low intellectual capital. Dan untuk kontribusi STVA pada ROA dan ROS perusahaan high intellectual capital lebih tinggi dibandingkan perusahaan low intellectual capital, namun kontribusi STVA untuk ROE, EPS dan MtBV perusahaan low intellectual capital yang lebih tinggi. Secara keseluruhan hipotesa ditolak.

43 Pembahasan Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Tan et al (2007) karena pada penelitian kali ini, dimana industri high intellectual capital yang memiliki nilai intellectual yang lebih tinggi dibandingkan industri low intellectual capital memiliki kinerja yang lebih buruk. Hal ini dapat dikaitkan dengan lebih rendahnya konstribusi intellectual capital dalam kelangsungan industri high intellectual capital di Indonesia (Pramelasari, 2010). Intellectual capital yang telah dimiliki tidak dapat dimanfaatkan lebih efisien atau lebih baik dibandingkan pada industri low intellectual capital. Teknologi modern yang telah diterapkan pada perusahaan high intellectual capital belum dimaksimalkan pemanfaatannnya. Tenaga kerja di Indonesia masih belum siap untuk mengikuti pengembangan ekonomi kreatif, dimana hak kekayaan intelektual dan penggunaan berbagai media menjadi poin penting dalam bersaing. Hal ini dipicu kurangnya pendidikan mengenai penggunaan perangkat-perangkat modern sehingga masih banyak tenaga kerja yang sulit untuk keluar dari comfort zone mereka. Indonesia masih memerlukan ahli-ahli dalam bidang teknologi ( diakses 20/8/2013). Penalaran lain yang dapat menjelaskan hasil penelitian ini adalah perbedaan kondisi perindustrian di Indonesia dibandingkan dengan negara berkembang lain, yaitu kurangnya kesadaran atas hak kekayaan intelektual. Kekayaan intelektual yang meliputi hak cipta, merek, hak paten dan desain industri masih sering ditiru atau dibajak dengan mudahnya. Kekayaan intelektual ini kurang dihargai di Indonesia

44 sehingga menghambat kreatifitas dan inovasi yang juga merupakan faktor intellectual capital. Lalu data laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang tidak berdistribusi normal. Ada beberapa laporan keuangan perusahaan yang terlalu ekstrem sehingga dapat menyebabkan perbedaan hasil penelitian.

45 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pengujian dan pembahasan hasil penelitian yang sebagaimana telah disajikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode VAIC yang dikembangkan oleh Pulic (2000), intellectual capital berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. Temuan ini bertentangan dengan penelitian Sholikah (2010), pada penelitian ini pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan pada industri High Intellectual Capital lebih rendah dibandingkan industri Low Intellectual Capital, dengan menggunakan klasifikasi yang dilakukan oleh Woodcock et al (2009). Implikasi Teori Intellectual capital merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan dalam menciptakan value added perusahaan, yang nantinya dapat membawa keuntungan kompetitif perusahaan (Chen et al, 2005). Perusahaan di Indonesia sudah dengan baik mengolah intellectual capital untuk meningkatkan kinerja perusahaannya, baik itu perusahaan high intellectual capital maupun low intellectual capital. Namun ada beberapa hal yang dapat menghambat perkembangan intellectual capital di Indonesia, diantaranya tenaga kerja di Indonesia belum mampu memanfaatkan kemajuan teknologi yang dimiliki karena kurangnya pengetahuan di bidang teknologi, dan masih kurangnya kesadaran atas hak kekayaan intelektual (HAKI) di Indonesia.

46 Implikasi Terapan Dengan pembahasan dan kesimpulan diatasa, maka implikasi terapannya: 1. Berdasar hasil penelitian dan pembahasan, skill tenaga kerja Indonesia terutama di bidang teknologi masih kurang sehingga perusahaan perlu memberi pelatihan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Selain itu, penghargaan pada kekayaan intelektual masih rendah dan menghambat perkembangan industri di Indonesia. 2. Investor dapat mempertimbangkan aset fisik perusahaan, tenaga kerja dan sistem struktural sebuah perusahaan sebelum melakukan investasi karena ketiga faktor tersebut merupakan indikasi baik atau tidaknya kinerja sebuah perusahaan, baik itu kinerja keuangan atau kinerja pasar. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, yaitu: 1. Penulis menggunakan klasifikasi yang dikembangkan oleh Woodcock et al (2009) pada industri di Australia, sehingga apabila kondisi perkembangan industri di Indonesia berbeda, klasifikasi tersebut tidak dapat diterapkan. Klasifikasi ini tidak berdasarkan nilai intellectual capital yang sebenarnya dari industri di Indonesia. 2. Pencatatan dalam laporan keuangan di Indonesia yang berbeda-beda, terutama untuk biaya karyawan tiap perusahaan sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stakeholder Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull daripada hanya posisi shareholder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia bisnis pada era modern saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif, dalam menggunakan teknologi baru dan keterampilan karyawan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1. Objek penelitian. III.1.1. Sejarah Singkat

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1. Objek penelitian. III.1.1. Sejarah Singkat BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Banyak perusahaan yang telah tercatat di bursa efek dan memiliki produksi yang berbeda di setiap perusahaan, setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Shareholder Theory Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perlakuan bisnis di zaman sekarang menghadapi tantangan yang sangat berat dan beragam. Persaingan antar pelaku bisnis yang meningkat serta bertambahnya tuntutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Penulis mengumpulkan data yang didapatkan dari berbagai sumber

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (IC) TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013) Oleh : Anggi Irani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik tentang Intellectual Capital antara lain : 1. Novelina Yunita (2012) Topik dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah 11520100 PENDAHULUAN Modal intelektual sebenarnya mencakup hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan mendapat perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, 2003).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas operasional, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh persaingan. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang mendorong pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya fenomena perdagangan bebas yang menciptakan struktur ekonomi global menyebabkan arus lalu lintas barang, jasa, modal dan tenaga kerja dapat berpindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Saat ini perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat, yaitu ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi, persaingan yang ketat, dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis menutut perusahaan perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah yang meliputi masyarakat primitif, masyarakat pertanian, masyarakat industri dan masyarakat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia berkembang dengan begitu pesatnya, yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, tingkat daya saing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era ekonomi modern saat ini menuntut persaingan ketat dalam penciptaan nilai. Seluruh perusahaan berusaha melakukan pengelolaan modalnya demi meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi dan persaingan yang ketat pada saat ini mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya agar dapat terus bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dewasa ini memunculkan perubahan pandangan mengenai sumber daya yang bersifat stratejik bagi perusahaan. Perubahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini menyebabkan terjadinya globalisasi dan ekonomi inovasi telah menghasilkan ekonomi global yang memiliki tingkat persaingan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Resources Based Theory (RBT) Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan bahwa sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal intelektual sebenarnya mencakup hal yang lebih luas dari sumber daya manusia karena ia juga mencakup Properti Intelektual berupa inovasi, sistem, kreasi, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Pemangku Kepentingan Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. Teori pemangku kepentingan lebih mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi dan perdangangan bebas telah terjadi dan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan di dunia bisnis yang kian kompetitif. Meningkatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, ekonomi dan teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Berkembangnya ekonomi dan teknologi informasi menyebabkan barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak perusahaan dituntut agar bisa berkembang dengan inovasi inovasi terbaru untuk menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi,informasi yang begitu cepat di peroleh dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini merupakan penelitian yang menggunakan jenis pengujian hipotesis yang menjelaskan tentang sifat hubungan serta menentukan perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Seiring berkembangnya teknologi informasi maka persaingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Resource Based Theory Resources Based Theory (RBT) pertama kali disampaikan oleh Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan adanya perkembangan zaman, semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang mengalami perkembangan paling signifikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya

Lebih terperinci

THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) Mulyo DARMAWAN F.0208091 Juan Suam Toro Fakultas Ekonomi UNS ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan. Penelitian dilakukan pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan dengan perkembangan dalam ilmu ekonomi pembangunan dan sosiologi. Para ahli di kedua bidang tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan atau kelompok orang, peristiwa atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dasawarsa terakhir teknologi informasi telah menumbuhkan suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu pengetahuan dan teknologi telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai perusahaan akan terus mengalami perubahan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi, teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pesaingan dalam era globalisasi, organisasi dituntut agar mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya, dari bisnis yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN. Penelitian ini digunakan untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN. Penelitian ini digunakan untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini digunakan untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan. VAIC digunakan sebagai pengukuran terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis telah berkembang pesat ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Intellectual Capital (IC) Ketertarikan akan IC bermula ketika Tom Stewart, pada Juni 1991, menulis sebuah artikel ( Brain Power - How Intellectual Capital Is Becoming America s

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesiadan Singapore Exchange yang memiliki data

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesiadan Singapore Exchange yang memiliki data BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiadan Singapore Exchange yang memiliki data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan adanya globalisasi serta teknologi informasi yang setiap tahunnya berkembang. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian, maka peran pasar modal sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge-based economy adalah sebuah istilah yang luas digunakan untuk mendeskripsikan ekonomi global masa kini (Ting dan Lean, 2009). Knowledge-based economyditandai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian. Populasi yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan atau kelompok orang, peristiwa atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap Return Saham dengan Kenerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah elemen-elemen intellectual capital yang terdiri dari value added capital employed (VACA), value added human capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini persaingan usaha menjadi semakin ketat, sehingga perusahaan dituntut untuk memiliki senjata pamungkas agar dapat tetap unggul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia dan Indonesia sedang mengalami pergeseran kompetisi dari perekonomian yang berbasis sumber daya (resource-based economy) menjadi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Ada 6 teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu teori Stakeholder, Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis), Resources Based Theory (RBT), Knowledge

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori dari penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang tengah kita alami saat ini, hampir semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang tak luput turut mengalami

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan (ROA dan ROE ) dan nilai pasar perusahaan (MtBV)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan inovasi teknologi dan persaingan yang semakin tinggi pada saat ini harus mendorong perusahaan untuk melakukan perubahan strategi bisnis mereka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah tahun Populasi penelitian diambil dari data yang terdaftar di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah tahun Populasi penelitian diambil dari data yang terdaftar di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak disektor Construction, Real Estate and Property dan Mining and Mining Service yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang, perkembangan teknologi meningkat secara pesat. Agar dapat terus bertahan dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERBANKAN DI INDONESIA OLEH : HERIAMAN HARIANJA

SKRIPSI ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERBANKAN DI INDONESIA OLEH : HERIAMAN HARIANJA SKRIPSI ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERBANKAN DI INDONESIA OLEH : HERIAMAN HARIANJA 100501057 PROGRAM STUDI S-1 EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sampel penelitian didasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sampel penelitian didasarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2013. Pemilihan sampel penelitian didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang telah terjadi banyak perubahan dengan pesatnya, apalagi dengan maraknya perdagangan bebas yang melahirkan fenomena baru dalam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk mendapatkan tingkat return saham yang sesuai dengan return yang diharapkan (Abuzayed et, al., 2009). Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya yang antara lain ditandai dengan kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN. Damar Asih Dwi

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN. Damar Asih Dwi Akuntansi.Jakarta: Erlangga PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN Damar Asih Dwi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak dampak perubahan yang signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis sehingga membutuhkan banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan menggunakan metode VAIC dari Pulic terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, investasi pada intellectual capital menjadi salah satu hal yang penting dalam kesuksesan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para pemegang

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama Mahasiswa Rudy Hartoyo NPM : 13209814 Kelas : 4EA06 Pembimbing : Dr,

Lebih terperinci

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pertengahan abad ke-20, ekonom keuangan telah mencoba untuk menarik perhatian pendekatan baru perusahaan untuk bisnis. Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era ekonomi global saat ini, pertumbuhan perekonomian berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Dan ditambah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah 7 BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Resources Based Theory (RBT) Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan landasan yang digunakan dalam menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Manfaat adanya metode penelitian menurut Usman (2013) adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010). 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Zaman globalisasi pelaku bisnis dihadapi tantangan yang sangat berat dan beragam. Persaingan antar pelaku bisnis yang meningkat serta bertambahnya tuntutan

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI INTELLECTUAL CAPITAL DI DALAM ANNUAL REPORT KERTAS KERJA

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI INTELLECTUAL CAPITAL DI DALAM ANNUAL REPORT KERTAS KERJA PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI INTELLECTUAL CAPITAL DI DALAM ANNUAL REPORT ( STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika yang terjadi dalam dunia bisnis pada abad-21 ini telah menciptakan persaingan bisnis yang ketat di antara perusahaan. Agar perusahaan bisa terus bertahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan melayani tujuan publik yang lebih luas yaitu untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Metode penelitian merupakan tahap tahap penelitian yang dilakukan sebelum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Metode penelitian merupakan tahap tahap penelitian yang dilakukan sebelum BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian merupakan tahap tahap penelitian yang dilakukan sebelum memecahkan masalah, sehingga penelitian dapat dilakukan dengan sistematis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya dunia bisnis berkembang pesat begitu juga dengan persaingan yang semakin ketat memacu perusahaan dan para pebisnis untuk dapat bertahan dan memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari waktu ke waktu perusahaan selalu ingin meningkatkan keuntungan yang didapatnya dari kegiatan bisnis yang dijalankan. Perusahaan terus berupaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini mengambil perusahaan perbankan sebagai populasi dan sampel penelitian, dengan tujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh

Lebih terperinci

APAKAH KELENGKETAN BIAYA TERJADI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA? KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

APAKAH KELENGKETAN BIAYA TERJADI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA? KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI APAKAH KELENGKETAN BIAYA TERJADI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA? Oleh: ANASTASIA ARUM KUSUMA DEWI NIM: 232008065 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori dan Penurunan Hipotesis 1. Rerangka Teori a. Teori Stakeholder Teori yang mendasari penelitian ini, yaitu stakeholder theory yang merupakan teori yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin ketatnya persaingan antar perusahaan akibat adanya pasar bebas dan globalisasi yang menuntut perusahaan untuk mengubah strategi bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan sumber daya dalam melaksanakan setiap aktivitasnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu cara untuk mengetahui apakah perusahaan

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Jl. Tamansari No.1 Bandung Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Intellectual Capital, Modal Kerja, dan Financial Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan Effect of Intellectual Capital, Working Capital and Financial Leverage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intellectual Capital 2.1.1 Pengertian Intellectual Capital Modal intelektual (IC) merupakan salah satu sumber daya yang di miliki oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder Pada teori ini, manajemen perusahaan melakukan aktivitas-aktivitas yang diharapkan para stakeholders dan melaporkannya kepada mereka. Kelompok stakeholders inilah

Lebih terperinci