RAMADAN Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RAMADAN Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN WISATA ARUNG JERAM BERBASIS HIPNOTERAPI SEI BINGE SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA OLAHRAGA ( Studi Kelayakan pelaku Olahraga Berbasis Hipnoterapi Pada Industri Pariwisata Olahraga Rekreasi ) RAMADAN Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan Abstrak Olahraga rekreasi merupakan olahraga yang menyenangkan yang selalu bergerak dibidang industri, hal ini dibuktikan dengan industri wisata yang selalu berkembang dan diminati oleh seluruh lapisan masyarakat, yaitu berupa Senam Aerobik, Outbound, Arum Jeram, Paralayang, dan masih banyak lain nya. Sehingga produk berupa barang pun telah banyak dihasilkan baik berupa sepatu, tenda, baju, jaket dan masih banyak yang lain nya. Disamping kondisi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus mendukung. Banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan olahraga rekreasi menjadi salah satu produk industri olahraga baik itu faktor potensi sumber daya, prasarana, sarana, marketing/pemasaran, manajemen operasional maupun prinsip-prinsip olahraga kesehatan (mudah, murah, menarik, dan manfaat). Binge Rafting adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri olahraga berupa penjualan jasa yaitu kegiatan arung jeram. Dimana dalam hal penjualan jasa tersebut memerlukan pengunjung (visitor) sebagai sumber pemasukan (income) untuk mereka. Adapun Instruktur dibinge Rafting berasal dari berbagai lapisan masyarakat yang hanya berbekal pengalaman tanpa pernah melakukan pendidikan olahraga maupun pelatihan untruktur arung jeram yang seharunya memiliki lisensi yang sesuai dengan SOP keselamatan. Banyak ditemukan para Intruktur berbekal melihat tayangan televisi yang seharusnya mereka mengikuti pelatihan agar para pengunjung mendapat kenyamanan karena mereka sudah terlatih. Metode hipnoterapi merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang menggunakan teknik hypnosis sebagai bagian dari proses penyembuhan dengan tujuan untuk menyingkap masalah yang mungkin mempengaruhi pola fikir seseorang. Metode ini bekerja dialam bawah sadar untuk memberikan sugesti baik dan mampu berdamai dengan hal yang menjadi akar masalah dan tujuan nya bukan untuk melupakan atau menghilangkannya dari pikiran namun untuk merubah persepsi salah yang mungkin selama ini dimiliki dan mendorong seseorang untuk berfikir positif dalam menghadapi masalah yang ada. Kata kunci : Olahraga rekreasi, pengusaha wisata arung jeram, Hipnoterapi BAB I. PENDAHULUAN melakukan kegiatan olahraga yaitu untuk Olahraga saat ini telah menembus menghindari rasa bosan, Untuk dunia industri. Hal ini dibuktikan dengan semangkin bertambah banyaknya produk barang-barang olahraga seperti sepatu, menyehatkan dan menyegarkan tubuh dan untuk mengisi kekosongan waktu. Selain untuk mendapat kesegaran dan kebugaran, baju olahraga, peralatan fitness maupun olahraga juga bisa sebagai sumber berupa penjualan alat ataupun jasa masukan serta perbaikan ekonomi olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan masyarakat. yang amat berpengaruh terhadap Rekreasi merupakan salah satu dari perkembangan fisik serta mental motivasi yang merupakan kesenangan atau seseorang. Ada banyak alasan orang hiburan yang dilakukan seseorang untuk

2 memanfaatkan waktu luang atau waktu senggang, untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani. Melakukan rekreasi disuatu tempat seseorang dapat menikmati langsung dan berpartisipasi dengan kegiatan yang disukai, dimana kegiatan ini bersifat pribadi atau kelompok. Hal ini berguna untuk menghilangkan rasa jenuh dan berbagi kesibukan dan rutinitas seharihari. Olahraga merupakan semua kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Sistem Keolahragaan Nasional ( SKN ) UU No 3 Tahun 2005 BAB VI Pasal 17. Pada dasarnya ruang lingkup olahraga terbagi menjadi tiga bentuk kegiatan diantaranya: 1. Olahraga Pendidikan. 2. Olahraga Rekreasi. 3. Olahraga Prestasi. Olahraga saat ini juga menembus Tanah Industri serta sumber masukan serta perbaikan ekonomi masyrakat. Perkembangan olahraga juga motivasi wisatawan domestik yang banyak membawa manfaat dan keuntungan, serta dapat menciptakan lapangan kerja pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan daerah, pendapatan Negara dan penerimaan devisa upaya meningkatkan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan di dunia olahraga baik nasional maupun internasional. Olahraga Arus Deras (ORAD) atau yang sering dikenal dengan nama Arung Jeram merupakan kegiatan yang memiliki nilai-nilai olahraga sekaligus nilai petualangan dan rekreasi yang memiliki daya tarik tersendiri. Arung jeram merupakan salah satu olahraga yang bersifat rekreasi. Namun disamping sebagai olahraga rekreasi arung jeram merupakan olahraga yang menantang dan menuntut keberanian, olahraga arung jeram termasuk olahraga beresiko tinggi dan mahal untuk diikuti, tetapi walaupun demikian masih banyak peminat yang bermain arung jeram. Termasuk para wisatawan mempercayakan keselamatan diri mereka kepada seorang pemandu yang memandu perjalanan mereka. Olahraga tersebut dilakukan sebagai proses pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran dan menghilangkan rasa jenuh SKN (UU No. 3 Tahun 2005 Pasal 19 Ayat 1). Disamping kondisi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus mendukung. Banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan olahraga rekreasi menjadi salah satu produk industri olahraga baik itu faktor potensi sumber daya, prasarana, sarana, marketing/pemasaran, manajemen

3 operasional maupun prinsip-prinsip olahraga kesehatan (mudah, murah, menarik, dan manfaat). Binge Rafting adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri olahraga berupa penjualan jasa yaitu kegiatan arung jeram. Dimana dalam hal penjualan jasa tersebut memerlukan pengunjung (visitor) sebagai sumber pemasukan (income) untuk mereka. Adapun Instruktur di Binge Rafting berasal dari berbagai lapisan masyarakat yang hanya berbekal pengalaman tanpa pernah melakukan pendidikan olahraga maupun pelatihan untruktur arung jeram yang seharunya memiliki lisensi yang sesuai dengan SOP keselamatan. Banyak ditemukan para Intruktur berbekal melihat tayangan televisi yang seharusnya mereka mengikuti pelatihan agar para pengunjung mendapat kenyamanan karena mereka sudah terlatih. Arung jeram merupakan salah satu dari beberapa perusaan yang bergerak dalam industri jasa arung jeram. Diantaranya, Sei Wampu, Sei alas, Explor Sumatera, dan Sungai Asahan. Pada Industri Arum Jeram di Sei Bingei berbeda dengan industri arum Jeram yang lain nya, karena pada industri ini kita menawarkan Hipnoterapi bagi peserta arum Jeram sebagai suatu metode yang dapat mengatasi masalahnya sehingga dalam hal ini terapis bekerjasama dengan klien untuk memberikan solusi atas permasalahan klien. Dan perlu diperhatikan bahwa tidak semua sugesti yang diberikan akan diterima begitu saja oleh klien jika sugesti tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai diri klien. Hipnoterapi adalah satu bentuk terapi untuk pikiran dengan menggunakan metode hipnosis atau di kita lebih familiar dengan sebutan hipnotis, meskipun sebenarnya arti hipnotis dan hipnosis itu berbeda. Karena hipnosis adalah metodenya, sedangkan hipnotis adalah orang yang melakukan hipnosis Tujuan Hipnoterapi adalah menyelesaikan masalah atau meningkatkan kemampuan diri, yang mana hasil dari hipnoterapi diharapkan bisa bertahan untuk selamanya. Dalam hipnoterapi, klien dan hypnotherapist bekerja sama untuk meraih tujuan. Pasien tidak akan dibuat tidak sadar atau tidak berdaya, melainkan akan dibimbing supaya bisa menyadari kekuatan diri sendiri sehingga dengan menggunakan kebijaksanaan dan kekuatan Pikiran Bawah Sadar masalah yang dialami bisa diatasi sendiri. Metode hipnoterapi modern dengan orientasi kepada pasien lebih banyak berperan untuk membuka kesadaran pasien untuk mengetahui masalah utamanya dan membantu pasien untuk menyembuhkan atau menyelesaikan masalahnya oleh dia sendiri. Pasien menjadi lebih merasa nyaman dengan kondisinya dan dapat

4 menerima kondisinya, sehingga tidak mengganggu aktivitasnya atau kegiatannya sehari-hari. Jadi hipnoterapi adalah aplikasi hipnotis untuk terapi pengobatan. (Syaputra MD., 2008) Berdasarkan latar belakang di atas dirasakan perlu upaya mengembangkan wisata arum Jeram Berbasis Hipnoterapi agar dapat meminimalisir ketakutan yang dirasakan oleh peserta arum jeram. Hal itulah yang mendorong dilakukan suatu penelitian yang memfokuskan dari pada pengembangan wisata arum jeram yang berbasis Hipnoterapi untuk memajukan industri pariwisata arum jeram yang berbasis hipnoterapi. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Pariwisata 1. Industri Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini, istilah industri sering digunakan secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahtreaan. Dalam pengertian yang sempit, industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaanya, termasuk kegiatan rancangan bangunan dan perekayasaan industri ( Dapat dikatakan bahwa industri adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan produk barang dan jasa berupa pengelolahan agar siap jadi untuk di jual maupun dipasarkan dalam rangka pencapaian kesejahteraan hidup. Berdasarkan Undang-undang no. 3 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I Pasal I ayat 18 dinyatakan bahwa industri olahraga adalah kegiatan bisnis bidang olahraga dalam bentuk produk barang dan atau jasa. Berdasarkan Undang-undang no. 3 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab XVI Pasal 79 Ayat 1 dan 2, bentukbentuk industri olahraga adalah: 1. Industri olahraga dapat berbentuk sarana dan prasarana adalah di penjualbelikan dan atau disewakan untuk masyarakat. 2. Industri olahraga dapat berbentuk jasa penjualan kegiatan cabang olahraga sebagai produk utama yang dikemas secara professional meliputi: a). kejuaraan nasional dan internasional b). perencanaan olahraga daerah, wilayah, nasional dan internasional. c). promosi, eksebisi dan festival olahraga

5 d). keagenan, layanan informasi dan konsultansi keolahragaan 2. Pariwisata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 830 ) kata Pariwisata berasal dari kata wisata yang berarti berpergian untuk bersenang-senang, bertamasya, piknik, jadi pariwisata dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan rekreasi, perjalanan untuk bersenang-senang. Secara etimologis istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua suku kata yaitu: parl dan wisata parl yang berarti lengkap, banyak dan berputar-putar. Sedangkan wisata berarti perjalanan, berpergian dengan demikian secara tata bahasa pariwisata dapat di artikan sebagai Suatu perjalanan yang dilakukan secara lengkap pengertian lengkap disini dapat diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan mulai dari rumahnya sampai ke tujuan dan kembali lagi ke rumahnya dengan tidak bermaksud untuk tinggal menetap di tempat tujuan perjalanannya. Seperti diungkapkan oleh WTO (dalam Pitan, Gayatri, 2005: 30) ada beberapa komponen pokok yang secara umum disepakati didalam memberikan batasan mengenai kepariwisataan (khususnya pariwisata internasional), yaitu sebagai berikut: 1). Traveler, yaitu orang yang melakukan perjalanan antara dua atau lebih lokalitas 2). Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan kedaerah yang bukan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan perjalanan bukan untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencarri nafkah, pendapatan ataupun penghidupan ditempat tujuan. 3). Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak 1 malam (24 jam) didaerah yang dikunjungi. B. Unggulan Arung Jeram Sei Binge Salah satu faktor yang dapat penunjang peningkatan profitabilitas dan pertumbuhan suatu perusahaana dalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang merasapuas dengan pelayanan yang di berikan perusahaan akan membeli kembali barang atau jasa perusahaan. Menurut pendapat Engel (1995) pengertian kepuasan pelanggan adalah sebagai evaluasi pembeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan. Sedangkan ketidak puasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan pelanggan. Dari pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa kepuasan atau tidak kepuasan pelanggan merupakan perbedaan

6 kesenjangan antara harapan sebelum pembelian dengan kinerja atau hasil yang dirasakan setelah pembelian. Pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang atau organisasi, maka yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa adalah mereka. Mereka dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Setiap orang bekerja dalam perusahaan harus bekerja dengan pelanggan internal dan eksternal untuk menentukan kebutuhan mereka dan bekerja sama dengan internal dan eksternal, begitu juga dengan ber Arung Jeram. Binge Rafting adalah proses-proses menjadi yang terbaik di bidangnya. Tanpa menjadi sombong, setia terhadap apa menjadi jalan hidupnya, keahlianya dan kecintaanya pada dunia petualangan. Menelusuri jalan berliku dan terjal mengalami pasang surut seperti sungai bingai yang menjadi sumber hidup dan jiwa. 6 tahun mungkin belum waktu yang lama, tapi jelas bukan waktu yang sebentar untuk tetap mengayuh di jalur ini. Inovasi selalu dibutuhkan, kreativitas diwajibkan, tetapi ketekunan dan kesabaran adalah yang utama. 1) Safe: Keamanan, kenyamanan dan kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama Binge Rafting dalam menjalankan setiap aktifitas peralatan yang digunakan berstandart, guide instruktur/fasilitator dan rescue team berpengalaman dan bersertifikat sertamendapatkan pelatihan-pelatihan khusus dibidang masing-masing ini semua demi keamanan, kenyamanan dan kepuasan pelanggan. 2) Cool: Performance dan Senyum guide Binge Rafting, instruktur/fasilitator dalam setiap aktifitas akan memberikan suasana menantang, gembira, heboh, riang, seru, asyik bercampur jadi satu dan kami menyebutnya cool. Binge Rafting selalu inovatif dalam setiap pengembangan produk dan jasa, dikemas dengan unsur tantangan. Rekreasi dan hiburan yang penuh kegembiraan akanmemberikan pengalaman yang heboh, seru, berbeda dan tak pernah terlupakan serta tak tergantikan. Unggulan dari arung jeram Sei Binge adalah seluruh layanan dikerjakan oleh instrukur berlisensi sehingga dapat memberikan penjaminan kualitas. Hal ini dipastikan tidak menimbulkan biaya yang lebih tinggi karena arung jeram Sei Binge ini tidak semata bertujuan menghasilkan pendapatan tetapi juga sebagai sarana pelatihan instruktur out band bagi mahsiswa STOK Binaguna Medan.

7 Beberapa keunggulan dari arung jeram Sei Binge ini dapat dirinci sebagai berikut. 1. Kerjasama dengan dinas pemuda dan pariwisata provinsi sumtera utara Menjalin hubungan kemitraan dalam bentuk pelatihan bersertifikat bagi para instruktur arung jeram. Informasi peralatan dan peralatan pendukung lainnya yang terbaru sehingga dalam melayani pelanggan lebih baik. Seluruh sarana dan prasarana telah memeiliki sop. 2. Tempat Permanen Memiliki lokasi arung jeram Sei Binge yang strategis Lokasi seluas 5, 20 hektare 3. Mempunyai Program Kerja Dan Pengembangan Perencanaan kewira usahaan atau bisnis plan sangatlah penting, dan hal ini sudah dilakukan untuk rentang waktu 1 tahunan yang kemudian dirinci menjadi rencana kerja tahunan. 4. Memiliki SDM yang baik dan bersertifikat Para instruktur memiliki lisensi Para instruktur terdaftar di dinas pariwisata provinsi sumterta utara C. Pengembangan Arung Jeram Sei Binge Perkembangan wisata arung jeram dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor sumber daya alam, sarana, prasarana maupun pengiklanannya. Berdasarkan UU no. 3 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VII Pasal 26, pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi adalah : 1). Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanankan dan diarahkan untuk memasalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran kegembiraan dan hubungan sosial. 2). Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat dengan membangun dan memamfaatkan potensi sumber daya prasaan dan sarana olahraga rekreasi. 3). Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi yang bersifat tradisional dilakukan dengan menggali, mengembangkan, melestarikan dan memmanfaatkan olahraga tradisional yang ada dalam masyarakat. 4). Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan berbasis masyarakat dengan memperhatikan prinsip mudah, mudah, menarik, 5). Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan sebagai upaya menumbuhkan sanggar-sanggar dan mengaktifkan perkumpulan olahraga dalam masyarakat, serta menyelenggarakan festival olahraga

8 rekreasi yang berjenjeng dan berkelanjutan pada tingkat daerah, nasional dan internasional. Adapun hal- hal yang mempengaruhi pengembangan wisata arung jeram yaitu: 1. Sarana dan prasarana Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik kuantatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntunan sarana yang dimaksud. Jadi pada tempat wisata yang berbeda, pasti dibutuhkan sarana yang berbeda juga. Misalnya di tempat wisata arung jeram, pasti kebutuhan sarana yang berbeda juga dari tempat rekreasi lainya seperti pemandian air panas serta kualitas dari pada wisatawan. Prasarana wisata adalah sumber daya alam sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalananya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-objek wisata, prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan. Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan menigkatkan aksesibilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. 2. Kemudahan aksesbilitas transportasi Tempat arung jeram merupakan salah satu tempat lokasi objek wisata yang banyak di gemari masarakat/pengunjung terutama wisatawan luar dari kota sumatera. Menurut spilane (1994:71) ada beberapa usul mengenai terminal pengangkutan dan fasilitasnya yang dapat menjadi semacam pedoman termasuk : a). peta kota harus tersedia bagi pendatang. b). informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan c). suatu sistem standar untuk tanda dan symbol lalu lintas. d).sistem informasi harus menyediakan data tentang pelayanan pengangkutan e). sistem keamanan diterminal harus disediakan. 3. Keramahtamahan penduduk Faktor keramah-tamahan penduduk sudah merupakan salah satu ciri-ciri masyarakat diseluruh propinsi Idonesia baik dari Sabang sampai Marauke, hal ini telah menjadi kebudayaan Bangsa Indonesia yang sudah berkembang dari para leluhur-luhur nenek moyang suku dan

9 budaya bangsa kita, di daerah Desa Namo Tating merupakan daerah asli suku Karo adalah merupakan penduduk yang mempunyai sifat ramah-tamah yang sangat baik yang berdarmawisata, berekreasi atau mendaki, suku karo yang menjadi masyarakat utama sangat fanatic terhadap adat istiadat. Faktor keramah-tamahan penduduk dan keamanan terhadap barangbarang yang mereka bawa dan kenderaan yang mereka gunakan, sehingga lokasi Binge Rafting yang sudah banyak dikenal masyarakat umum akan menjadi sarana rekreasi yang sangat baik. 4. Keindahan alam dengan kesejukan udara Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:376), dituliskan bahwa yang dimaksud dengan indah adalah suatu keadaan enak dipandang, cantik, bagus benar dan elok. Sedangkan keindahan adalah sifat-sifat keadaan yang menyatakan indah, enak dipandang, cantik dan elok dipandang. Sedangkan Poerwadarminta (1986:378) menyatakan bahwa kata indah mempunyai makna memiliki suasana/sifat-sifat yang indah, keadaan yang dimaksud dengan keindahan dalam konteks sapta pesona adalah suatu daerah objek wisata yang memiliki wilayah yang enak untuk dipandang, bagus dilihat, cantik dan elok, sehingga pengunjung tertarik untuk datang ke daerah tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan kesejukan udara adalah suatu keadaan yang menunjukkan rasa dingin, segar dan nyaman. Jadi daerah yang memiliki suasana sejuk adalah daerah yang memiliki suasana yang dingin, sejuk dan nyaman, sehingga orang yang datang ke tempat itu akan berkurang kesusahan hatinya. Panorama alam yang indah menambah suasana segar, di panta ini wisatawan yang ber Arung Jeram dapat bergembira dengan samabil mandi-mandi dan berenang dengan leluasa dengan air yang jernih dan deras dan berjeram dalam hal ini sesuai dengan pendapat Marpaung (2002: 83). Pengembangan Arung Jeram direncanakan dalam 3 hal yaitu: (a) Penyempurnaan sarana dan prasarana, (b) Melengkapi peralatan, dan (c) Peningkatan kualitas SDM baik teknisi maupun pengelola. Pada tahun pertama, Arung jeram akan melengkapi peralatan. Peralatan ini menjadi sebagian besar dari penggunaan dana. Pelatihan tidak hanya ditujukan untuk teknisi melainkan juga untuk pengelola dalam bidang kewirausahan dan perpajakan. BAB III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan analisis eksploratori. Eksploratori adalah metode yang akurat untuk menggali substansi data secara detail. (Muhammad, 2004: 49). Melalui eksploratori peneliti akan berupaya memperoleh keterangan, informasi, dan data mengenai hal-hal yang

10 berkaitan dengan Pengembangan Arung Jeram. Penelitian dilakukan melalui Pengembangan Arung Jeram yang direncanakan dalam 3 hal yaitu: (a) Penyempurnaan sarana dan prasarana, (b) Menerapkan Hipnoterapi, dan (c) Peningkatan kualitas SDM baik teknisi maupun pengelola. Pada tahun pertama, Arung jeram akan melengkapi peralatan. Peralatan ini menjadi sebagian besar dari penggunaan dana. Pelatihan tidak hanya ditujukan untuk teknisi melainkan juga untuk pengelola dalam bidang kewirausahan dan perpajakan. Sebagai awal, proporsi dari ketiga bidang pengembangan tersebut di atas adalah Pada langkah Selanjutnya masih dominan diarahkan untuk pengadaan alat dan peningkatan kualitas SDM. Pelengkapan sarana lebih ditujukan untuk penyediaan alat bantu pengajaran seperti laptop dan infocus yang masing-masing cukup diadakan 1 buah. Proporsi penggunaan dana untuk ketiga jenis pengembangan tersebut di atas adalah: Pada langkah selanjutnya ini akan diarahkan untuk pengadaan alat dan peningkatan SDM. Tidak ada lagi perbaikan sarana prasarana. Proporsinya adalah: Pada tahun ini akan diadakan infocus, komputer desktop berikut software yang dapat mensimulasikan program pelatihan arung jeram. Pelatihan akan lebih sempurna dan bisa menjadi tempat pelatihan pertama di kota Medan yang menggunakan fasilitas multimedia. Secara skematis, program pengembangan diberikan dalam Tabel 3. Tabel 3.1. Gambaran rencana pengembangan Arung Jeram Sei Binge Jenis Persentase (%) Pengembangan Bulan Februari 2016 a. Sarana dan prasarana 50% b. Peralatan 30% c. Pengembangan SDM 20% Bulan februari 2017 d.sarana dan prasarana 30% e. Peralatan 30% f. Pengembangan SDM 40% Salah satu faktor yang dapat penunjang peningkatan profitabilitas dan pertumbuhan suatu perusahaana adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang merasapuas dengan pelayanan yang di berikan perusahaan akan membeli kembali

11 barang atau jasa perusahaan. pelanggan merupakan perbedaan kesenjangan antara harapan sebelum pembelian dengan kinerja atau hasil yang dirasakan setelah pembelian. Pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang atau organisasi, maka yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa adalah mereka. Mereka dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Kepuasan adalah sebagai evaluasi pembeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan. Sedangkan ketidak puasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan pelanggan. Seperti sarana dan prasarana. Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik kuantatif maupun kualitatif. Prasarana wisata adalah sumber daya alam sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalananya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal dan lain sebagainya. Keindahan alam dengan kesejukan udara Sedangkan yang dimaksud dengan kesejukan udara adalah suatu keadaan yang menunjukkan rasa dingin, segar dan nyaman. Jadi daerah yang memiliki suasana sejuk adalah daerah yang memiliki suasana yang dingin, sejuk dan nyaman, sehingga orang yang datang ke tempat itu akan berkurang kesusahan hatinya. Industri adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan produk barang dan jasa berupa pengelolahan agar siap jadi untuk di jual maupun dipasarkan dalam rangka pencapaian kesejahteraan hidup. Dalam pengertian yang sempit, industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaanya, termasuk kegiatan rancangan bangunan dan perekayasaan industri. Jasa yang disediakan oleh Arung Jeram Sei Binge akan terus berkembang dalam perjalanannya. Saat ini arung jeram Sei Binge sudah berfungsi yang sebatas menjadi tempat praktek pelaku olahraga. Arung jeram Sei Binge dapat dikembangkan menjadi unit bisnis yang memberikan keuntungan dalam 2 hal yaitu: (a) Pendapatan bagi pelaku olahraga dan pihak Manjemen Sei binge untuk peningkatkan lebih lanjut, dan (b) Mahasiswa dan alumni olahraga tidak hanya mendapat pengalaman juga menambah penghasilan. Rencana pengembangan menunjukkan dominan dalam pengadaan alat. Pelatihan kewirausahaan terus dilakukan setiap tahun dengan pertimbangan bahwa 2 personil akan

12 terus berganti secara sinambung karena kelulusan mereka dari STOK Binaguna Medan maupun perguruan tinggi olahraga lainnya sehingga akan ada regenerasi yang memerlukan pelatihan. Selain itu perkembangan kewirausahaan dan peraturan perpajakan akan memerlukan pelatihan juga. Penjaminan mutu layanan arung jeram sei binge dilihat dari sisi proses dan SDM. Seluruh standar ini ditetapkan sejak awal dan harus terus dijaga selama sei binge berdiri dan terus ditingkatkan. Proses pelatihan bagi instrukutur dilakukan dengan dua tingkat, yaitu: a. Pelatihan Teknisi tanpa sertifikasi. Pelatihan ini dilakukan dengan cara melatih teknisi di lokasi arung jeram sei binge melalui instruktur ahli dari luar yang berpengalaman. b. Pelatihan Teknisi bersertifikat Pelatihan ini hampir sama dengan pelatihan tanpa sertifikasi tetapi akan mendapatkan sertifikat kompetensi. Umumnya pelatihan ini juga meliputi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Untuk pengelola/manajer akan dikirimkan staf untuk mengikuti 2 jenis pelatihan, yaitu: a. Pelatihan perpajakan. Hal ini diperlukan karena untuk keberlanjutan bisnis arung jeram akan diperlukan laporan pajak saat incubator bisnis ini terus berkembang. b. Pelatihan Kewirausahaan Usaha akan maju jika mengikuti dinamika dan mengikuti keilmuan tentang kewirausahaan. Pelatihan ini akan diberikan untuk staf dan harus diimplementasikan langsung di arung jeram Sei Binge. Seluruh pelatihan yang diberikan akan diukur setiap kuartal untuk mendapatkan umpan balik apakah pelatihan yang diberikan member manfaat atau tidak bagi bisnis ini. c. Pelatihan Software Untuk Manajer Pemasaran dan Manajer Operasional akan diberikan pelatihan software desain grafis dan MS Project yang akan bermanfaat untuk promosi dan perencanaan bisnis. Pada tahun pertama penjaminan mutu ditetapkan secara mandiri dengan mengadopsi standar mutu dari arung jeram resmi. Pada tahun kedua dan ketiga penjaminan mutu melalui penjaminan mutu. Operasional Rafting Sei Binge akan bukan dari pukul 09:00 sd 17:00 Senin sd Sabtu. Arung jeram akan dijaga oleh 2 orang teknisi dan 1 orang administrasi. Dua orang teknisi tersebut harus dapat bertugas untuk semua fungsi layanan yang ditawarkan. Satu orang administrasi bertugas mencatat semua pembukuan dan keuangan untuk dilaporkan setiap minggunya pada Manajer Operasional. Tetapi pada awal operasinya, tenaga administrasi tersebut akan dirangkap oleh Manajer Operasional dengan alasan efisiensi. Untuk menjaga pemerataan proses pelatihan instruktur bagi pelaku olahrag maka setiap harinya harus dijaga oleh orang yang berbeda, artinya 1 orang hanya bisa bekerja 1 hari saja. Sebagai kontrol kualitas maka ditetapkan sistem absen yang setiap minggu dikirim langsung ke Manajer Operasional. Keuangan harian akan dilaporkan oleh administrasi di kantor setiap hari dan disetorkan langsung ke bank esok harinya

13 demikian juga dengan laporan harian harus dikirimkan melalui ke Manajer Keuangan keesokan harinya sebelum pukul 10:00. Audit keuangan akan dilakukan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM). Selanjutnya, Rafting Sei Binge ini harus berada di bawah Yayasan yang tetap di audit oleh LPM. Pemasaran yang diperkirakan paling efektif yaitu dengan menggunakan baliho, spanduk, brosur atau leaflet akan dilakukan dengan cara menyebarkan ke seluruh seluruh masyarakat Sumatera Utara. Suryani dan Yusni Sabaruddin. (2011). Olahraga Rekreasi. Medan.depdikbud. DAFTAR PUSTAKA Adi, (2006). Arung Jeram Menelusuri Tentang Membangun Kematangan. Yogyakarta Insight. Budi, Korua Loly. (2007). Standar Kompetensi Kepemudaan Wisata Arung Jeram. Jakarta. Federasi Arung Jeram Indonesia. Damanik, Suryadi. (2014). Olahraga Rekreasi( Prinsip dan Aplikasi ). Medan :Unimed Press. J. Black well, dan Minniard. P.w (1995). Penjualan Konsumen Jakarta :Binapura Aksara Lody. Amalia Yunita Korua. (1998). Sekolah Arung Jeram Sungai Wampu dalam ed Benjamin. Rahmat Gajah Federasi Arung Jeram Indonesia. Leo (1994). Parawisata Indonesia. Yogyakarta. PT. Kanisius

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Secara umum, pengertian pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah objek wisata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dan sedang giat dikembangkan karena sektor ini telah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dan sedang giat dikembangkan karena sektor ini telah memberikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan sektor andalan yang dapat dijadikan sebagai sumber devisa negara. Di Indonesia sektor pariwisata telah menjadi komoditas yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pengertian pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah objek wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wisata petualangan disukai oleh kebanyakan kaum muda mau pun tua bagi

BAB I PENDAHULUAN. Wisata petualangan disukai oleh kebanyakan kaum muda mau pun tua bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga adalah suatu kegiatan yang amat berpengaruh terhadap perkembangan fisik serta mental seseorang. Ada banyak alasan orang melakukan kegiatan olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat ulang, sedangkan dalam bahasa inggris re-creation, yang secara harfiah

BAB I PENDAHULUAN. membuat ulang, sedangkan dalam bahasa inggris re-creation, yang secara harfiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rekreasi berasal dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti membuat ulang, sedangkan dalam bahasa inggris re-creation, yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN ARUNG JERAM RAPIDPLUS

SURVEI TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN ARUNG JERAM RAPIDPLUS Sains Olahraga : Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan Diterbitkan Oleh: Prodi Ilmu Keolahragaan FIK-UNIMED ISSN 2580-5150 SURVEI TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN ARUNG JERAM RAPIDPLUS Oleh Sintong Purba Puji Ratno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia ada dimuka bumi ini mereka tidak terlepas dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia ada dimuka bumi ini mereka tidak terlepas dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia ada dimuka bumi ini mereka tidak terlepas dari aktivitas fisik. Manusia purba telah melakukan aktivitas seperti berlari, memanjat pohon, berenang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arung jeram merupakan salah satu kegiatan olahraga yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Arung jeram merupakan salah satu kegiatan olahraga yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arung jeram merupakan salah satu kegiatan olahraga yang sangat menantang yang berhubungan dengan alam. Secara terorganisir arung jeram telah dikenal di Indonesai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN 29 BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN A. Pengertian Usaha Pariwisata Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansakerta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesiapan sangat penting dalam memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia Pariwisata yang ada di Indonesia berbagai macam cara mengembangkan dunia pariwisata adalah yang berhubungan dengan aspek budaya karena di Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata adalah kegiatan perjalanan atau kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas mereka sehingga masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat

Lebih terperinci

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel. Wisata Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kepariwisataan (Irawan, 2010:11) menjabarkan kata kata yang berhubungan dengan kepariwisataan sebagai berikut: Wisata : Perjalanan, dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism Organization memperkirakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Perkembangan kepariwisataan Indonesia terus meningkat dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintang Dwi N.R dan Agustian (2010 :30). Dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bintang Dwi N.R dan Agustian (2010 :30). Dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arung jeram merupakan kegiatan olahraga mengarungi sungai yang berjeram dengan menggunakan wahana tertentu yang memadukan unsur rekreasi, petualangan dan edukasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Visi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga tahun 06 0 adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau dengan berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan alam. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan Indonesia yang sedang berkembang saat ini, pembangunan dan pengembangan dalam bidang olahraga diarahkan untuk mencapai cita-cita bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami perubahan. Kegiatan pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Memasuki musim liburan banyak wisatawan datang berlibur ke tempat-tempat menarik untuk refreshing ataupun menghilangkan kejenuhan dan kepenatan dari segala aktivitas

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di dunia. Mereka menggunakan pariwisata sebagai penyokong perekonomian dan sumber devisa negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf perekonomian masyarakat. Namun pengembangan sektor pariwisata juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu pembangunan pariwisata harus ditinjau

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR Disusun oleh: Agusmanto L2D 302 376 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terletak di pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terletak di pulau Sumatera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terletak di pulau Sumatera dengan ibu kota Medan. Sebagai kota metropolitan, Medan memiliki jumlah penduduk terpadat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan sektor pariwisata terjadi secara global dalam beberapa tahun belakangan ini. Sektor pariwisata menjadi tulang punggung suatu negara, dalam arti salah satu

Lebih terperinci

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada saat ini. Banyaknya aktifitas, kurangnya istirahat, penatnya suasana kota yang terjadi berulang-ulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan merupakan salah satu kota besar di Indonesia, penduduknya berjumlah 2.109.339 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. liburan yang menggabungkan beberapa produk. Selain berurusan dengan

BAB I PENDAHULUAN. liburan yang menggabungkan beberapa produk. Selain berurusan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tour and Travel Agent adalah bisnis ritel yang menjual produk perjalanan dan jasa terkait kepada pelanggan atas nama pemasok seperti maskapai penerbangan, penyewaan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA BAB III. ELABORASI TEMA III.1 pengertian tema Tema : EDUKASI dan REKREASI III.1.1 Edukasi Edukatif atau edukasi atau pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pendidikan diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa bagi negara yang cukup efektif untuk dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini terbilang cukup

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 1.1 VISI dan Misi Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kebupaten Majene Tahun 2012 sampai dengan 2016 Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata

BAB I PENDAHULUAN. satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara dan merupakan salah satu kota Metropolitan di Indonesia. Berbagai suku, agama, ras, budaya, gaya hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesibukan masyarakat yang semakin meningkat telah membuat berbagai objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan mereka tersebut. Tempat hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai penggerak sektor ekonomi dapat menjadi solusi bagi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi. Sektor pariwisata tidak hanya menyentuh

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat I. Daftar Pertanyaan Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai bahan penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP Ekowisata pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990) adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan

Lebih terperinci

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia dalam menjalani kehidupan tidak dapat lepas dari rutinitas sehari-hari, baik rutinitas dalam pekerjaan maupun rutinitas pribadi.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN INDUSTRI OLAHRAGA

UPAYA MENINGKATKAN INDUSTRI OLAHRAGA UPAYA MENINGKATKAN INDUSTRI OLAHRAGA Danang Aji Setyawan heydans@rocketmail.com Abstrak Industri Olahraga merupakan proses mengolah barang dan jasa menjadi barang jadi ataupun setengah jadi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan tingginya tingkat persaingan, terlebih dengan adanya globalisasi yang menimbulkan pergeseran

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata diposisikan sebagai sektor yang strategis dalam pembangunan nasional sekaligus menjadi salah satu sumber devisa. Sektor ini perlu dikembangkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bogor memiliki potensi yang baik untuk menjadi kawasan wisata yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor merupakan pintu gerbang Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu bagian dari sebuah bentuk pertumbuhan ekonomi, keberhasilan pengembangan industri pariwisata memerlukan rancangan yang detail dan komprehensif baik

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia yang banyak digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara setelah Bali di Indonesia,

Lebih terperinci

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan di Jawa Barat oleh : Wahyu Eridiana Abstrak Jawa Barat adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan obyek wisata cukup banyak dan beragam

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Banyaknya penyakit yang muncul akibat kurangnya kontrol dan

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Banyaknya penyakit yang muncul akibat kurangnya kontrol dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola hidup sehat dewasa ini sedang hangat menjadi pembicaraan dan menjadi trend baru bahkan menjadi kebutuhan yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka peluang untuk menenangkan fikiran dengan berwisata menjadi pilihan

BAB I PENDAHULUAN. maka peluang untuk menenangkan fikiran dengan berwisata menjadi pilihan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh setiap manusia, karena semakin lama seseorang tersebut berkecimpung dalam kesibukannya, maka peluang untuk

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin berkembang membawa dampak terhadap ketatnya persaingan dalam berbagai bidang, baik itu bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan 30 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA 2.1. Pengertian Angkutan Multimoda Dengan dikenalnya sistem baru dalam pengangkutan sebagai bagian dari perekonomian saat ini yaitu pengangkutan multimoda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tempat wisata untuk mengembangkan diri. Melalui suatu atraksi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tempat wisata untuk mengembangkan diri. Melalui suatu atraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Medan merupakan salah satu Kota terbesar di Indonesia dan termasuk kedalam golongan kota metropolitan. Padatnya rutinitas dan aktivitas masyarakat merubah pola dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada era globalisasi seperti saat sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber devisa negara. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sumber devisa negara. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di dunia. Mereka menggunakan pariwisata sebagai penyokong perekonomian dan sumber devisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu

Lebih terperinci