I.3 Supply Chain pada ZARA Tujuan supply chain pada Zara Tujuan Zara, menurut pendiri dari Inditex, sebagai perusahaan yang menaungi Zara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I.3 Supply Chain pada ZARA Tujuan supply chain pada Zara Tujuan Zara, menurut pendiri dari Inditex, sebagai perusahaan yang menaungi Zara"

Transkripsi

1 I.3 Supply Chain pada ZARA Tujuan supply chain pada Zara Tujuan Zara, menurut pendiri dari Inditex, sebagai perusahaan yang menaungi Zara adalah untuk mendemokrasikan fashion, dengan menawarkan fashion terbaru dengan kualitas medium dan harga terjangkau. Yang membedakan Zara dengan kompetitornya adalah waktu perputarannya yang cepat, dan toko sebagai sumber informasi (Lopez & Fan, 2009) Desain supply chain pada Zara Zara merancang semua produk. markas Zara memiliki tim komersial yang terdiri dari desainer, spesialis pasar dan pembeli. desainer untuk pria, wanita dan pakaian anak-anak yang duduk di ruang yang berbeda di gedung melekat markas Inditex. Zara - yang merupakan bagian dari Inditex Group - hanya membeli kain dalam empat warna dan menunda pemotongan kain, pencelupan dan memprint kain tersebut sampai dekat waktunya untuk diproses di pabrik dengan tujuan mengurangi waste dan meminimalkan persediaan yang tidak terjual. Produksi model pakaian Zara dilakukan melalui produksi di pabrik sendiri (sebanyak 40%) dan outsourcing (menjahit kain sampai menjadi pakaian jadi) kepada workshop eksternal sebanyak 60% yang lokasinya berdekatan dengan pabrik Inditex, dengan memberikan instruksi menjahit yang mudah dipahami oleh para pimpinan workshop. Workshop yang digunakan jasanya oleh Zara bejrumlah sebanyak 350 workshop dengan jumlah pekerja sebanyak orang dan wokshop ini adalah workshop independen, karena tidak ada satupun workshop ini yang dimiliki Inditex Group. Jaringan workshop ini bagi Zara terbukti memampukannya untuk bereaksi dengan cepat terhadap perubahan pasar dan mengikuti desain baru yang sedang trend. Selain itu dengan jaringannya ini Zara mampu mengirimkan pakaian dengan desain baru - yang prosesnya dimulai dari ide di papan tulis kantor sampai dengan pakaian yang dipajang di toko - hanya dalam waktu satu sampai dua minggu. Waktu pengiriman ini lebih cepat dibandingkan dengan para pesaingnya (yaitu rumah perancang mode terkenal) yang memerlukan waktu dua sampai tiga minggu Planning supply chain pada Zara Ada sejumlah spesialis pasar dan masing-masing bertanggung jawab untuk menangani sejumlah toko Zara tertentu. spesialis pasar ini berada dalam kontak teratur, khususnya melalui telepon, dengan manajer toko toko "mereka".

2 mereka membahas penjualan, order, baris baru dll. Selanjutnya, manajer toko dilengkapi dengan perangkat khusus untuk membuat pertukaran cepat dan akurat data pasar kemungkinan (Ferdows et al. 2003). tenaga penjualan di toko Zara dilengkapi dengan handset nirkabel untuk berkomunikasi tingkat persediaan kepada manajer toko pada saat penutupan di malam hari. manajer toko menggunakan internet terhubung saluran telepon untuk lulus nomor pada desain / order dan distribusi departemen (Heller, R.2001). Zara toko memegang tingkat yang sangat rendah persediaan. Karena itu, hal itu terjadi sangat sering bahwa shelfs yang kosong pada akhir hari. jadi, toko tergantung pada pengisian rutin dengan produk yang dirancang terbaru. Desainer, spesialis pasar dan pembeli membuat keputusan akhir untuk proses pemenuhan pesanan, yang meliputi persediaan gudang dipantau, produksi dialokasikan untuk pabrik yang berbeda dan pemasok pihak ketiga dan terus melacak kekurangan dan oversupplies. ini berarti bahwa markas, di mana semua data dari toko mengalir bersama mulai produksi, ketika saat konsumen membutuhkan yang diidentifikasi (melalui dukungan dari toko). 40% dari kain yang disediakan oleh Inditex bagian milik pabrik. sisa kain yang dihasilkan oleh 260 pemasok lain. untuk meminimalkan ketergantungan pada pemasok tunggal dan mendukung respon maksimal dari mereka, jumlah total produksi Zara dari setiap pemasok rekening tidak lebih dari 4%. lebih dari setengah dari kain yang dibeli untuk membuat respon cepat untuk warna musim pertengahan perubahan mungkin. Menggambarkan bahwa 50% dari barang dagangannya Zara diproduksi oleh 22 pabrik sendiri. 18 di antaranya terletak di sebelah La Coruna. 50% lainnya dari manufaktur yang diserahkan kepada 400 pemasok. 70% dari mereka berada di Eropa, sebagian besar dari mereka di Spanyol dan Portugal. sisanya sebagian besar di Asia. Karena biaya dan kualitas keunggulan, Zara pengadaan produk dasar di Asia. Pemotongan kain dikendalikan melalui komputer dibantu desain (CAD) di rumah. Untuk semua operasi menjahit, Zara memiliki sub pemasok (sekitar 500) di bawah kontrak (Ferdows et al.2003). Ini adalah workshop yang tidak dimiliki oleh Inditex dan mempekerjakan pekerja informal ekonomi (ibu, nenek, gadis remaja). Mereka berada di Spanyol dan Portugal dan ketat dipantau oleh Zara. Perusahaan telah membentuk hubungan panjang untuk lokakarya tersebut.

3 pemasok ini menerima potongan precut dengan mudah untuk mengikuti petunjuk (Heller, R. 2001). Item yang dijahit dibawa kembali oleh subkontraktor untuk pabrik yang sama. ada masing-masing bagian diperiksa selama setrika (Ferdown et al.2003) Operation supply chain pada Zara Pusat distribusi utama Zara terletak di La Coruna, di mana semua produk melewatinya. Pusat distribusi dilengkapi dengan yang paling canggih dan up to date sistem otomatis. untuk setiap toko, perintah yang dikemas dalam kotak terpisah dan rak dan siap untuk kapal dalam waktu 8 jam setelah dengan pesanan tiba. pakaian tersebut kemudian diangkut langsung ke toko Zara di Eropa oleh kontraktor, yang menggunakan truk bertuliskan nama Zara. Untuk pengiriman melalui laut, truk berkendara ke bandara, yang dekat dengan La Coruna (kebanyakan Santiago di Compostela). perintah tiba di toko-toko di Eropa biasanya dalam waktu 24 jam, di Amerika Serikat dalam waktu 48 jam dan Jepang dalam waktu 48 sampai 72 jam. Sebuah toko Zara biasanya menempatkan pesanan dan menerima pengiriman yang dua kali per minggu. toko harus menempatkan pesanan pada waktu yang ditentukan. toko di Spanyol dan Eropa Selatan harus memesan pada hari Rabu sebelum 15:00 dan pada hari Sabtu sebelum 18:00. Dengan menjaga volume produksi rendah ketika musim dimulai dan bereaksi cepat untuk perintah dan tren baru selama musim, Zara mencoba untuk meminimalkan risiko Proses view Pull system Zara berhasil menerapkan pergantian dari push dari pabrik dengan pull dari market driven. Zara mengetahui bahwa kecepatan pergantian dari produk fashion bisa membuat konsumen untuk datang kembali. Produk yang terbatas tetapi pergantian model yang cepat hanya berjarak kurang lebih 4 minggu membuat Zara dikenal sebagai fast fashionnya. Hal tersebut berkaitan dengan system logistic termasuk didalamnya system informasi yang diterapkan oleh manajemen Zara. Dengan system tetap terpusat di kantor pusat di Spanyol dengan pabrik yang sebagian besar di Eropa dengan tujuan agar tetap bisa terawasi dalam segi kualitas produksi, Zara berusaha untuk unggul bukan dalam memprediksi tapi menyediakan apa yang memang sedang dibutuhkan oleh pelanggan saat ini (Supply chain management, 2012).

4 Zara menempatkan tokonya sebagai poin akhir dari suatu proses tetapi juga berpengaruh pada desain dan kecepatan dari produksinya. Hal tersebut merupakan akhir dan awal dari sebuah bisnis sistem Zara. Sistem produksi zara menurut Fabrega (2004) bahwa dimulai dari penilaian konsumen terhadap design terbaru, dan informasi yang dikumpulkan oleh staffnya di seluruh dunia. Martinez menyebutkan bahwa Manajer outlet akan melaporkan apa yang paling laku dan tidak, apa yang disukai pelanggan. Kemudian designer di pusat akan menganalisa dan membuat kembali design baru yang sesuai dengan keinginan trend pelanggan saat ini (Lopez & Fa, 2009). Hal tersebut sesuai dengan apa yang disebutkan dalam teori bahwa retailer dalam pasar global dapat menjadi sumber informasi real time untukmengetahui keinginan konsumen dan menjadikannya keunggulan dalam bersaing dengan kompetitornya (Kotabe & Hensen, 2009). Zara menanamkan modal yang tidak sedikit untuk riset dan pengembangan dari supply chain management, lebih besar dari budget untuk promosi (SWA, 2006). Zara bekerjasama dengan ahli ahli IT dari MIT dan UCLA. Fokusnya adalah untuk menemukan model yang tepat untuk pengambilan keputusan yang tepat dalam alokasi stok bagi outlet outlet Zara di berbagai tempat (Supply Chain Management, 2012). Zara juga selektif dalam memilih lokasi dari supplier bahan bakunya. Model idealnya bukan hanya dilihat dari segi lokasi secara geografis saja tetapi juga kemampuan mereka, calon supliernya untuk merespon secara cepat order produksi. Maka tidak heran jika 65 % dari supliernya berasal dari Eropa (Supply Chain Management, 2012). 1.4 Strategi Supply Chain Management ZARA. Manajemen rantai pasok merupakan sebuah rangkaian sistem proses pemenuhan demand yang dimulai dari proses manufacturing, marketing, sampai pada pendistribusian produk jadi kepada pelanggan. Setidaknya ada lima bagian besar value chain yang ikut berpartisipasi dalam rangkaian tersebut yaitu bagian New Product Development, bagian Marketing and Sales, bagian Operations, bagian Distributions, serta bagian Service. Setiap perusahaan sejenis Zara pasti memiliki kelima bagian besar tersebut, namun setiap perusahaan memiliki keunggulan masing-masing dalam

5 titik berat proses yang difokuskan. Zara memiliki perkembangan pasar yang sangat pesat. Dalam beberapa tahun terakhir saja, Zara sudah memperluas jangkauan pasar dari belahan duni bagian barat ke belahan dunia bagian timur yaitu wilayar Asia. Seperti yang kita ketahui, di Indonesia sendiri toko-toko Zara sudah dibangun di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan kota besar lainnya. Selain itu Zara memiliki daya kompetisi yang sangat kuat dengan perusahaan serupa yaitu di bidang fashion atau pakaian. Zara menerapkan beberapa strategi unggulan seperti product development, market development, diversification, backward and forward integration dan market penetration. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, Zara memaksimalkan bagian distribution dalam value chain perusahaan. Zara memanfaatkan distribusi yang sangat terorganisir untuk dapat melakukan penetrasi terhadap pasar dengan mudah dan memperluas jangkauan pasar. Zara memiliki banyak sekali jenis produk yang secara terus menerus dikembangkan oleh departemen Research and Development. Namun hal tersebut akan menjadi percuma bila produk yang dikembangkan tidak dapat dipasarkan dengan baik. Oleh karena itulah Zara menitikberatkan value chain perusahaan pada bagian distribusi. Zara memiliki koneksi langsung setidaknya kepada 55 negara di dunia. Toko-toko Zara telah ada di dalam 55 negara tersebut. Terdapat dua buah parameter umum yang digunakan untuk menilai sebuah strategi supply chain yaitu tingkat kepastian demand dan tingkat respon perusahaan terhadap karakter demand yang diperoleh perusahaan tersebut. Hal yang perlu dilakukan oleh Zara adalah memelihara pasar yang ada dan terus melakukan pengembangan terhadap pasar. Kedua parameter tersebut dapat menjadi pertimbangan utama bagaimana caranya Zara dapat menerapkan strategi yang sesuai dengan keadaan pasar. Penerapan strategi yang sesuai dibagi menjadi dua bagian yaitu Identifikasi Strategi dan memahami Dampak Strategi. I.4.1 Strategic Fit Achieved Identifikasi Strategi Dalam tahap ini, Zara perlu memahami karakteristik konsumen dan ketidakpastian supply chain serta memahami supply chain itu sendiri.

6 Pemahaman terhadap karakteristik konsumen dan supply chain dapat menjadi sumber pertimbangan bagi Zara dalam memelihara daya kompetitifnya di pasar. 1 Understanding the Customer and Supply Chain Uncertainty Jumlah produk yang diminta oleh konsumen bersifat tidak pasti. Produk yang dijual Zara dalam bentuk pakaian ditujukan pada end-user bukan pada pabrik. Oleh karena itu, karakteristik end-user sendiri tidak akan membeli pakaian dalam jumlah banyak namun hanya mengikuti keinginan dan kebutuhan konsumen. Perkembangan fashion menuntut Zara yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang fashion untuk selalu melakukan update atau pembaharuan produk-produk sehingga Zara tidak kehilangan pasar. Hal ini membuat Zara memiliki banyak variasi produk yang dihasilkan untuk dapat menjawab kebutuhan pasar. Hal tersebut sangat berhubungan dengan tingkat inovasi yang dilakukan pada produk. Inovasi pada produk fashion yang dilakukan oleh Zara memerlukan tenaga ahli dalam bidang fashion design. Harga untuk sebuah design pakaian bersifat sangat variatif, namun demikian tidak jarang banyak uang yang dikeluarkan untuk memperoleh design yang terbaik. Oleh karena itu, hal ini berdampak pada harga produk yang semakin mahal. Setiap orang tidak akan membeli pakaian secara periodik. Periodik dalam hal ini adalah secara intensif dua hari sekali atau seminggu sekali membeli pakaian. Oleh karena itu, hal ini membuktikan bahwa demand yang diterima oleh Zara bersifat tidak pasti. Tidak ada patokan waktu atau lead time yang ditentukan oleh konsumen kepada Zara. Gambar I.4.1 Tingkat Kepastian Demand.

7 Certain : supply dan demand yang mudah diprediksi. Mixed : supply yang dapat diprediksi dan demand yang tidak pasti atau supply yang tidak pasti dan demand yang dapat diprediksi, atau terkadang supply dan demand yang tidak pasti. Uncertain : supply dan demand yang sama sekali tidak pasti. Berdasarkan demand yang diperoleh, Zara termasuk ke dalam kateogri mixed yakni Zara memperoleh demand yang tidak pasti namun supply yang dapat diprediksi. Tak jarang kita melihat toko-toko Zara selalu terisi oleh barang-barang yang di display. Namun, tingkat penjualan tidak pasti. 2 Understanding Supply Chain Capabilities Setiap rantai pasok yang diterapkan di dalam perusahaan memiliki kemampuannya masing-masing. Terdapat dua buah parameter yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan dari supply chain yang diterapkan Zara yaitu tingkat respond dan tingkat efisiensi. Kemampuan rantai pasok untuk merespon atau supply chain responsiveness adalah kemampuan untuk merespon jumlah demand yang besar dengan lead time yan gsingkat dan juga dapat memenuhi demand yang memiliki tingkat variasi yang tinggi. Tak hanya itu, rantai pasok yang responsif dapat membuat produk yang sangat inovatif dan memiliki service level yang tinggi pula. Dengan demikian dapat dilihat bahwa supply chain responsiveness tergantung pada cost. Kemudian, supply chain efficiency merupakan kebalikan dari biaya produksi dan biaya pengiriman produk pada konsumen. Rantai pasok yang efisien memiliki jadwal produksi yang baku setiap periode. Gambar I.4.2 Tingkat Responsif Rantai Pasok

8 Zara termasuk ke dalam karakteristik somewhat responsive. Hal ini dikarenakan Zara menyediakan berbagai macam produk di setiap tokonya dan waktu produksi yang terhitung setiap beberapa minggu untuk secara terus menerus melakukan pengembangan dan pembaharuan terhadap produk yang dimiliki oleh mereka. I.4.2 Strategic Fit Achived Dampak Strategi Berdasarkan kedua pemahaman yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu mengenai tingkat kepastian demand dan tingkat responsif supply chain Zara berada pada zona mixed certainty demand somewhat responsive. Zara memiliki demand yang tak menentu setiap periodenya, namun demikian Zara tetap melakukan penggantian produk setiap beberap periode. Produk yang lama akan digantikan dengan produk yang baru. Zara mengutamakan pelayanan terhadap konsumen dan selalu menyediakan produk di saat yang dibutuhkan. Kedua hal tersebut menyebabkan terjadi beberapa dampak yang terbagi ke dalam dampak positif dan dampak negatif bagi perusahaan secara keseluruhan yaitu sebagai berikut : 1 Dampak Positif Zara dapat memenuhi berbagai macam variasi demand. Zara dapat memenuhi demand tepat waktu tanpa menyebabkan konsumen menunggu. Konsumen merasa puas dengan kinerja Zara. Zara memiliki nama yang baik di pasar dan di antara konsumen. 2 Dampak Negatif Demand yang tidak pasti membuat Zara mengalami kesulitan ketika hendak melakukan perencanaan produksi. Sistem supply chain yang diterapkan Zara memastikan produksi terus berjalan dan terdapat produk baru secara terus menerus sehingga terdapat kesulitan ketika menangani produk lama.

9 Terjadi penumpukan inventory yang berisi produk lama yang sudah out of date Drivers pada ZARA Facilities Fasilitas merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan performansi rantai pasok dari setiap perusahaan. Zara membuat fasilitas banyak berada di Eropa, bahkan 80% dari material untuk Zara di produksi di Eropa. Tidak hanya itu 50% produk yang dibuat Zara juga dibuat dekat dengan kantor pusat di daerah Galicia, Spanyol. Sebagian besar competitor Zara mendirikan fasilitasnya kebanyakan di daerah Asia, namun Zara memiliki alasan tersendiri mengapa membangun banyak fasilitas di Eropa bukan di Asia. Biaya produksi di Spanyol memang lebih besar 17-20% dibandingkan di Asia. Keunggulan dari strategi ini adalah Zara dapat memotong waktu produksi dari perancangan konsep produk, hingga distribusi hanya dengan waktu 3-4minggu saja. Hal ini dapat dilakukan karena dekatnya lokasi perancangan dengan lokasi produksi, sehingga Zara dapat melakukan trial and error terlebih dahulu terhadap produknya tanpa membuang banyak waktu jika sebagian besar produksinya beada di Asia. Selain itu Zara juga mendirikan banyak outlet di seluruh dunia untuk membantu penjualan dari produk yang dihasilkannya. Proses distribusi dilakukan dengan bantuan kantor pusat dimana setiap outlet melaporkan kepada kantor pusat mengenai trend dan produk yang diminati untuk setiap outlet. Pengiriman dilakukan melalui pabrik-pabrik terdekat dengan outlet setiap 2 kali dalam seminggu. Hal ini meminimasi biaya pengiriman karena Zara memiliki banyak sekali fasilitas terutama outlet yang dimilikinya Inventory Persediaan produk ataupun bahan juga merupakan hal penting dalam efisiensi dari sebuah perusahaan. apakah perusahaan tersebut dapat langsung memenuhi kebutuhan dari outlet ataupun perusahaan dapat langsung melakukan produksi tanpa harus menunggu kedatangan dari bahan mentah. Zara mulai mempelajari sistem inventory yang diadopsi oleh perusahaan lain yaitu walmart. Yaitu dengan menggunakan RFID (Radio Frequency Identification Chip). Hal ini

10 digunakan Zara untuk mengetahui lokasi dan jumlah setiap produk baik pada inventory pabrik maupun outlet di seluruh dunia. Dengan adanya hal tersebut Zara meyakini persediaan barang akan mudah di control dan tidak akan membuat holding cost inventory membesar melainkan menurun. Selain itu Zara juga memiliki sistem pengiriman yang ketat yaitu sebanyak 2 kali dalam seminggu ke setiap outlet yang ada di seluruh dunia. Pengiriman dilakukan sesering itu berguna untuk meminimasi inventory terutama jika yang berada di negara lain selain Spanyol. Pengiriman dilakukan juga agar produk Zara tetap dapat mengikuti trend sesuai dengan lokasinya masing-masing. Zara tidak mengenal produk memiliki stok yang tidak terbatas. Zara selalu membatasi stok sehingga hal ini lah yang membantu untuk meminimasi inventory yang dimiliki oleh Zara Transportation Transportasi juga akan mempengaruhi kecepatan dan ketepatan waktu dalam melakukan pemenuhan kebutuhan konsumen, dimana apabila moda transportasi yang dipilih kurang efisien, hal itu akan berpengaruh kepada kepuasan konsumen atau service level konsumen. Zara memiliki 2 distribution center (DC) yang terdapat di Spanyol dan memiliki luas seluas 93 hektar. Dimana dapat menyimpan sebanyak garmen per hari. Dengan besarnya DC yang dimiliki oleh Zara maka DC tersebut harus terhubung dengan transportasi agar dapat melakukan distribusi dengan cepat dan tepat. Maka untuk setiap DC yang dimiliki oleh Zara langsung terhubung dengan jalur kereta api dan jalan tol yang berguna untuk memperlancar proses distribusi. Proses distribusi juga dapat melalui udara dimana barang dapat dikirimkan melalui kereta ataupun menggunakan truk yang mengantarkan barang sampai ke airport dan nantinya akan dipaket melalui jasa paket internasional. Penggunaan truk biasanya dilakukan untuk mengantar produk-produk Zara yang telah dikirimkan melalui udara ataupun kereta. Penggunaan truk dinilai lebih fleksibel karena dalam sekali pengiriman truk dapat menjangkau beberapa outlet dan dapat meminimasi biaya pengiriman. Para supir pengendara truk merupakan pekerja yang terlatih dan mereka bergerak dalam sebuah track yang sudah ditentukan secara terus-menerus yang sudah ditentukan dalam private

11 fleet driver handbook. Ini akan membuat sistem pengiriman barang menjadi jauh lebih baik dengan cara mendedikasikan setiap track untuk setiap supir sehingga mereka memiliki tanggungjawabnya masing-masing Information Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis yang dilakukan oleh perusahaan Zara. Terdapat 4 informasi area yang sangat dibutuhkan oleh Zara untuk menjaga kecepatan distribusi dan produksi yaitu : 1 Informasi mengenai kebutuhan konsumen Sesuai yang diketahui trend bergerak terus menerus dan berubah setiap harinya. Zara memiliki sistem dimana setiap informasi mengenai trend akan masuk ke dalam database di kantor utama. Dari database tersebut tidak hanya trend namun juga data mengenai penjualan untuk setiap model juga diperhitungkan. Melalui database designer dapat mengakses informasi secara cepat dan tepat sehingga dapat merancang produk sesuai dengan konsumen inginkan 2 Informasi mengenai standarisasi informasi dan spesifikasi produk Biasanya jika produk tidak memiliki standar yang jelas maka proses produksi akan berjalan dengan lambat dan retailer harus banyak melakukan pemeriksaan kepada barang yang datang. Namun dengan jelasnya informasi mengenai standar maupun spesifikasi produk yang dihasilkan sudah menyesuaikan standar yang ada dan tidak perlu membuang waktu untuk melakukan pemeriksaan kembali. 3 Informasi mengenai inventory Manajemen inventory yang dimiliki oleh Zara membuat perusahaan ini dapat mengatur ribuan jenis kain dan membuat Zara dapat mendesain garmen tanpa harus menunggu datangnya bahan mentah karena semua selalu tersedia di dalam inventory yang dimiliki oleh perusahaan. 4 Informasi Distribusi Distribusi merupakan hal yang sangat penting dalam penghematan dari Zara, dan distribusi juga harus dipastikan memiliki sistem yang baik agar dapat mengantarkan produk-produk yang sesuai dengan trend ke outletoutlet yang dimiliki Zara di seluruh dunia.

12 1.5.5 Sourcing Zara memiliki supplier terbesar berada di Eropa yaitu sebesar 70% dan sisanya berada di Asia. Supplier yang bekerja sama dengan Zara ada sekitar 700 perusahaan. walaupun begitu banyak produk yang didapatkan Zara berasal dari Asia karena kain yang berasal dari Asia memiliki kuantitas yang sangat besar dan memiliki jumlah yang stabil untuk tetap memenuhi kebutuhan produksi perusahaan Zara Pricing Pemberian harga atau pricing juga merupakan salah satu hal penting yang dapat mempengaruhi service level dari konsumen. Zara dapat berkembang karena produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan harga terjangkau. Dibandingkan dari perusahaan pesaingnya, Zara memang merupakan produk garmen dengan kualitas tinggi namun dengan harga yang terjangkau. Hal ini lah yang membuat Zara diminati di seluruh dunia. Dari segi harga, Zara Spanyol merupakan harga yang menawarkan produk paling murah. Hal tersebut berkaitan dengan market oriented strategy.

13 Harga di negara negara lainnya lebih tinggi berkaitan dengan jalur distribusi yang lebih panjang. Zara menempatkan pabrik pabrik yang dekat dengan negara tujuan selain pabrik utama di Spanyol. Hal tersebut untuk menghindari harga yang terlalu tinggi bagi negara negara seperti Asia yang secara geografis letaknya jauh dari Spanyol. Untuk market entry strategy, di Indonesia Zara menggunakan sistem Franchise dengan distributor yang berhak atas brand zara. Dikarenakan Indonesia juga sama dengan Fillipina, Malaysia dan negara negara Arab, dipandang Zara masih sebagai negara negara yang mempunyai ancaman tinggi, dalam arti secara kebudayaan dan lokasi jauh berbeda dengan pusat dan pasar yang lebih kecil dan prediksi penjualan kecil. Distributor menggunakan sistem beli putus. Sehingga untuk stok apabila masih ada sisa maka tidak bisa direfund kembali. 1.6 Sistem Distribusi ZARA ZARA merupakan salah satu fashion store yang terkenal akan product variety yang tinggi. ZARA mengikuti perkembangan fashion dengan sangat cepat. Produk yang ada di pada setiap store ZARA berganti dalam setiap 2 minggu. Hal ini dikarenakan Zara dapat meminimasi waktu produksi hingga mencapai 4-6 minggu, dimana waktu tersebut lebih cepat dibandingkan dengan para pesaingnya. ZARA mematok harga yang tidak terlalu tinggi untuk setiap produk yang dijual, sehingga mendorong konsumen untuk tidak sungkan membeli barangnya. Hak ini dikarenakan ZARA menganut sistem hybrid supply chain. Sistem tersebut menggabungkan antara pull dan push system yang berarti keuntungan dan kerugian dari setiap sistem diadopsi oleh hybrid system. Push sistem digunakan untuk mengatur jumlah inventory dengan melakukan forecast aggregate. Sedangkan pull system dilakukan dibagian assembly akhir dimana keinginan konsumen disesuaikan dengan desain pakaian. Oleh karena ZARA membutuhkan high responsiveness dalam pengiriman produknya perlu dilakukan beberapa analisa berdasarkan beberapa faktor biaya dan service.

14 COST FACTOR INVENTORY FACILITIES AND HANDLING TRANSPORTATION INFORMATION SERVICE FACTOR RESPONSE TIME PRODUCT VARIETY PRODUCT AVAILABILITY CUSTOMER EXPERIENCE TIME TO MARKET ORDER VISIBILITY RETURNTIBILITY PERFORMANCE persediaan barang diminimasikan mempunyai banyak cabang di berbagai negara karena mempunyai DC center maka menjadi lebih murah membutuhkan informasi yang detail mengenai barang dan mudah diakses oleh pihak perusahaan, tingkat keamanan data sangat diperlukan. PERFORMANCE membutuhkan response yang tinggi untuk mengirimkan barang sangat beragam dan uptodate jumlah produk disesuaikan dengan forecast tidak begitu dibutuhkan cepat karena menyesuaikan dengan fashion sulit tapi diperlukan bisa dilakukan di store Berdasarkan hasil analisa faktor di atas, sistem distribusi yang cocok untuk supply chain ZARA adalah distributor warehouse storage with consumer pickup.

15 Sistem tersebut mengkondisikan dimana inventory disimpan pada lokasi manufacturer. Retailer dan warehouse center tidak menyimpan barang. Fungsi dari warehouse center adalah untuk memilah, membungkus dan mengirim barang ke retailer yang ada. Customer mengambil barang dengan mendatangani retailer. Apabila terdapat barang yang cacat, customer dapat mengembalikannya di toko cabang terdekat. Oleh karena ZARA memiliki bayak cabang diseluruh dunia dan letaknya yang strategis, memudahkan customer untuk membeli barang ZARA. 1.7 ZARA s Coordination System ZARA merupakan perusahan pakaian yang sangat sukses dengan penjualan produknya. Salah satu kunci kesuksesan ZARA adalah supplychain proses yang dilakukannya berjalan dengan sangat baik dan terkontrol dengan baik. Dengan mengahabiskan dana yang besar untuk berinvestasi di bidang sistem informasi, berbuah keuntungan yang sangat besar pula pada ZARA. ZARA menyadari bahwa sistem informasi yang baik sangat diperlukan untuk menjalankan proses bisnis, karena deapat meminimasi lack of coordination.

16 Koordinasi dari setiap level manajerial ZARA, tersampaikan dengan mudah hingga bagian operasional. Contoh : Strategi yang ZARA lakukan dengan efektif dapat menghilangkan beberapa halangan dalam SCM. ZARA tidak mengabaikan setiap departemen dalam setap level supply chain. Karena ZARA meyakini bahwa dalam sebuah sistem diperlukan keunggulan di setiap level, tidak hanya pada level tertentu. ZARA menjual sisa barang dengan mengadakan event diskon, sehingga memberikan insentif pada pembeli agar datang ke ZARA. ZARA berhasil melakukan penyesuaian dengan sekuruh bagian rantai pasok sehingga dengan demikian ZARA berhasil mengoptimalkan supplychain surplus yang berujung pada penigkatan profit sebanyak 60% di tahun 2012.

17

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015 Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara. Proses interaksi antar negara terjadi di berbagai bidang, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

Bab 2 Strategi Supply Chain

Bab 2 Strategi Supply Chain Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 2 Strategi Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 2-1 Competitive and Supply Chain Strategies Competitive strategy: Kebutuhan

Lebih terperinci

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT Mode Distribusi & Transportasi Tita Talitha, MT Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan pelanggan: Gula pasir Sabun cuci Roti kaleng Minyak goreng Air mineral Coca cola Pelanggan Pelanggan

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI MANAJEMEN TRANPRTASI DAN DISTRIBUSI PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan apakah produk

Lebih terperinci

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq Manajemen Tranportasi dan Distribusi Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RANTAI PASOK

PENGELOLAAN RANTAI PASOK PENGELOLAAN RANTAI PASOK Manajemen Rantai Pasokan Manajemen Rantai Pasokan Rantai pasok adalah sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk

Lebih terperinci

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 3-1 Pengendali kinerja Supply Chain Fasilitas Persediaan Transportasi

Lebih terperinci

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain MANAJEMEN OPERASIONAL BAB VI Supply Chain Pengertian Supply Chain Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

MAKALAH E BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

MAKALAH E BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MAKALAH E BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun oleh : Nama : Marcellinus Cahyo Pamungkas NIM : 08.11.2489 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAGEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #2

Pembahasan Materi #2 Materi #2 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan Materi #2 2 Konsep Dasar Pemain Utama SC Pengelolaan Aliran SC The Interenterprise Supply Chain Model Inventory Optimalisasi Rantai Pasokan Push & Pull

Lebih terperinci

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail dan chain store telah berkembang pesat dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan customer, baik dalam skala internasional, nasional, bahkan lokal. Walmart

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Rantai Pasokan 1 Rantai Pasok(Supply Chain) Suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Transportasi memindahkan produk dari satu tempat ke tempat lain, mendukung suatu rantai pasokan menjalankan fungsi pengiriman barang dari hulu (pemasok)

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan berkembang saat ini memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi dunia bisnis dalam meningkatkan performa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Pembahasan yang berkaitan tentang Supply Chain Management sudah banyak diangkat dalam penulisan penulisan sebelumnya. Menurut Fortune Megazine (artikel

Lebih terperinci

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Integrasi rantai pasok dalam organisasi 2. Dinamika rantai

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasokan adalah seperangkat kegiatan dan teknik perusahaan untuk mengelola secara efektif dan efisien aliran barang & Informasi dari

Manajemen Rantai Pasokan adalah seperangkat kegiatan dan teknik perusahaan untuk mengelola secara efektif dan efisien aliran barang & Informasi dari Manajemen Rantai Pasokan adalah seperangkat kegiatan dan teknik perusahaan untuk mengelola secara efektif dan efisien aliran barang & Informasi dari manufaktur ke pelanggan ritel. Kegiatan ini memastikan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, persaingan di dunia industri semakin meningkat. Pelanggan mulai bisa membedakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 6 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Value Chain Setiap perusahaan merupakan sekumpulan aktivitas yang dipergunakan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk yang dihasilkan.

Lebih terperinci

1. Apa saja data yang dibutuhkan? 2. Bagaimana sistem pengolahan data real time yang bisa diimplementasikan? 3. Teknologi Akses yang digunakan?

1. Apa saja data yang dibutuhkan? 2. Bagaimana sistem pengolahan data real time yang bisa diimplementasikan? 3. Teknologi Akses yang digunakan? 1 P a g e Deskripsi Soal : Sebuah Perusahaan Distributor makanan kecil mempunyai 10 cabang di 10 kota. Masingmasing cabang mempunyai beberapa unit yang membawahi kawasan tertentu. Masingmasing unit berkantor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi

Lebih terperinci

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus PENERAPAN JUST IN TIME PADA INDUSTRI FASHION SEBAGAI PENJAMINAN KUALITAS (QUALITY ASSURANCE) ABSTRAKSI Sistem Just in Time telah menjadi satu pendekatan umum dalam pengelolaan bahan baku/persediaan. Semakin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL Oleh: Ir. R. Budi Setiawan, M.M., CISCP Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Persediaan secara umum dapat didefinisikan sebagai barang yang disimpan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran pada saat perusahaan ingin memuaskan kebutuhannya melalui sebuah proses transaksi. Pemasaran juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing Mix Kotler (Jilid 1, 2005: 17) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya

Lebih terperinci

A. Pengertian Supply Chain Management

A. Pengertian Supply Chain Management A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok :

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok : 16.1 PERAN IT DALAM RANTAI PASOK Teknologi informasi adalah poros dan kunci sukses dalam supply chain karena teknologi informasi dapat menciptakan integrasi dan koordinasi pada ranrai pasok. Informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard.

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard. L 1 LAMPIRAN WAWANCARA 1. Bisa menceritakan sejarah PT. Lucky Print Abadi? Sejarah perusahaan dapat dilihat pada Company Profile yang telah kami berikan kepada kalian 2. Produk apa yang diproduksi PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang produksi, distribusi maupun retail untuk mengoptimalkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang produksi, distribusi maupun retail untuk mengoptimalkan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat bisnis berkembang menjadi dinamis dan kompetitif, seorang manajer yang mengurus persediaan, semakin merasakan tingginya kebutuhan akan sebuah sistem. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) adalah pemanfaatan hubungan yang efisien dan terintegrasi antara supplier, manufacturer, warehouse dan store, dimana barang diproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 06 ERP: SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SCM adalah satu rangkaian bisnis demand dan supply yang melibatkan perusahaan dengan mitra kerjanya. Kelancaran proses dalam supply chain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pendistribusian barang dalam hal ini adalah distributor.

BAB I PENDAHULUAN. maupun pendistribusian barang dalam hal ini adalah distributor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya era pasar bebas mengakibatkan tingkat persaingan yang ketat dalam dunia industri baik yang bergerak dalam produksi barang maupun pendistribusian barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat serta penyedia pelayanan purna jual baik berupa suku cadang maupun servis dengan cabang-cabang

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Jasa 2.1.1 Definisi Perkembangan industri jasa semakin hari semakin pesat, hal ini untuk mendukung pertumbuhan industri lainnya yang membutuhkan jasa dalam operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini menjelaskan hasil analisis terhadap jawaban teknik dari obseravasi, wawancara dan teknik pengumpulan data arsipakan di uraikan mengenai pembahasannya. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia industri menuntut industri-industri yang ada baik yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa berlomba lomba untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL Pengertian Globalisasi Kata globalisasi dari bahasa Inggris globalization. Global berarti universal yang mendapat imbuhan - lization yang bisa dimaknai sebagai proses.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk

Lebih terperinci

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan 08.11.2214 S1 TI-6E JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, masyarakat yang menggunakan kendaraan tradisional tanpa bahan bakar tidak banyak. Kendaraan yang dimaksud misalnya sepeda, becak, dokar, dll. Karena kendaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Manajemen Rantai Pasokan a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan Supply Chain Management (SCM) merupakan serangkaian aktivitas yang terintegrasi, dari pengadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan kegiatan manual yang tidak lagi dapat diandalkan. Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan kegiatan manual yang tidak lagi dapat diandalkan. Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu cepat saat ini telah membawa berbagai perubahan ke dalam proses bisnis perusahaan. Kegiatan manual dengan menggunakan pencatatan

Lebih terperinci

MRP Pertemuan 6 BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

MRP Pertemuan 6 BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Implikasi Secara Umum 1. Pengembangan manajemen logistik Manajemen Rantai Pasokan pada hakikatnya pengembangan lebih lanjut dari manajemen logistik, yaitu

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #8 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Implikasi Secara Umum Implikasi Terhadap Manajemen Mutu Implikasi Terhadap Arus Barang Implikasi Terhadap Organisasi Implikasi Biaya & Nilai Tambah Implikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dan segi investasi, individu, dan informasi pada umumnya, serta

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, teknologi merupakan kebutuhan pokok bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang sangat pesat sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

وإذ تا ذن لي ني ن ربكم شكرتم لا زیدنكم ولي ن إنن كفرتم عذابي لشدید Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur

وإذ تا ذن لي ني ن ربكم شكرتم لا زیدنكم ولي ن إنن كفرتم عذابي لشدید Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur ASPEK TEKNOLOGI ERP (II) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA وإذ تا ذن لي ني ن ربكم شكرتم لا زیدنكم ولي ن إنن كفرتم عذابي لشدید Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. integrasi yang efisien antara pemasok (Supplier), pabrik (manufacture), pusat

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. integrasi yang efisien antara pemasok (Supplier), pabrik (manufacture), pusat BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. 1.1 Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) adalah sebuah

Lebih terperinci