FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA KALI KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA KALI KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA TAHUN"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA KALI KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2017 Sandy K. Mamuaya*, Afnal Asrifuddin*, Angela F.C. Kalesaran* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Hipertensi adalah suatu masalah kesehatan masyarakat yang umumnya terjadi seiring bertambahnya umur. Data Puskesmas Pineleng menunjukan hipertensi berada pada posisi ketiga dari sepuluh penyakit menonjol tahun 2016 dan lebih banyak terdapat pada umur 60 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional study yang dilaksanakan di Desa Kali Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa pada bulan April Juli Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 127 responden. Alat ukur pada penelitian ini yaitu tensimeter dan kuisoner. Uji statistik yang digunakan yaitu chi square dengan α = 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari penelitian ini adalah ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada lansia ( p = 0,000), ada hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi pada lansia (p = 0.002), dan tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia (p = 0,238) tidak ada hubungan antara kebiasaan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada lansia (p = 0,233), tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia (p = 0,956). Kata kunci: Riwayat Keluarga, Kebiasaan Merokok, Kebiasaan Konsumsi Alkohol, Aktivitas Fisik, Stres, Hipertensi ABSTRACT Hypertension is a public health problem that commonly happens as the age increased. Data from public health centre in Pineleng hypertension is on the third position of ten prominent diseases in 2016 and mostly found at the age of 60 years old. This research is aimed to found out the factors that are related with the hypertension occurrences on the elders in Kali Village Pineleng Subdistrict Minahasa Regency. This research was an analytical survey research with cross sectional study design in Kali Village Pineleng Subdistrict Minahasa Regency in April July Number of samples were 127 respondents which was chosen by simple random sampling technique. The research instruments were sphygmomanometer and questionnaires. Data was analyzed with chi square test with α = 0,05 and Cl = 95%. The results of this research were there are correlations between family medical history and the hypertension occurrences on elders (p= 0,000), there are correlations between stress and hypertension occurrences on elders (p = 0.002), there is no correlation between smoking habit and hypertension occurrences on elders (p = 0,238), there is no correlation between consuming alcohol habit and hypertension occurrences on elders (p = 0,233), there is no correlation between physical activities and hypertension occurrences on elders ( p = 0,956). Keywords: Family Medical History, Smoking Habit, Consuming Alcohol habit, Physical Activity, Stress, Hypertension 1

2 PENDAHULUAN Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Pada tahun 2016 kasus hipertensi pada laki-laki 34,1% dan pada perempuan 32,7%. World Health Organization (WHO) memprediksi bahwa pada tahun 2025 nanti akan ada sekitar 29% atau sekitar 1 milyar penduduk dunia akan menderita hipertensi. Semakin besar prevalensi penderita hipertensi maka akan semakin besar risiko terkena penyakit kardiovaskular (WHO, 2015; CDC 2016). Data yang diperoleh dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2016, semakin tinggi kelompok umur maka akan semakin besar pula prevalensi hipertensi. Menurut data yang ada prevalensi hipertensi terbesar pada kelompok umur 75 dengan prevalensi pada laki-laki berjumlah 66,7% dan pada perempuan 78,5%. Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya umur maka kemampuan fungsi organ pun akan menurun. (CDC, 2016). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, penyakit tidak menular untuk prevalensi hipertensi, selain berdasarkan hasil wawancara, ditentukan juga berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan pengukuran pada umur 18 tahun adalah sebesar 25,8 persen. Terbanyak di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi juga jika didasarkan pada terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran terlihat adanya peningkatan dengan bertambahnya umur (Riskesdas, 2013), Pada tahun 2016 mengalami peningkatan kasus dengan jumlah dan masih menempati posisi yang sama dengan jumlah kasus penyakit tidak menular terbanyak (P2P Dinkes Provinsi Sulut, 2016). Berdasarkan data dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, pada tahun 2015 hipertensi di Kabupaten Minahasa menempati posisi ketiga dari 15 Kabupaten/Kota dengan jumlah 4581 kasus Menurut data Puskesmas Pineleng pada tahun 2016, dari 10 Penyakit Menonjol didapatkan bahwa Hipertensi menempati urutan ketiga Penyakit terbanyak berjumlah 2180 kasus dengan jumlah penderita pada kategori umur 60 atau masuk pada kategori lansia berjumlah 859 kasus (Puskesmas Pineleng, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa Tahun METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional study untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa pada bulan Mei-Juli Total populasi lansia tahun 2016 pada penelian ini adalah 186 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel 127. Instrumen dalam 2

3 penelitian ini menggunakan tensimeter dan kuisoner. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Responden Umur >70-80 >80-90 >90 Pendidikan SD SMP SMA PT Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan n (127) % ,5 10,2 1,6 51,2 17,3 24,4 7,1 34,6 65,4 Berdasarkan karakteristik responden dapat dilihat bahwa untuk kategori umur lansia pada penelitian ini paling banyak pada umur tahun berjumlah 80 responden atau 63% sedangkan kategori umur >90 tahun paling sedikit yaitu berjumlah 2 responden atau 1,6%. Data menunjukan untuk tingkat pendidikan sebagian besar responden berpendidikan sekolah dasar yaitu sebanyak 65 responden atau 51,2% sedangkan untuk tingkat perguruan tinggi adalah paling sedikit yaitu sebanyak 9 responden atau 7,1%. Penelitian yang dilakukan untuk jenis kelamin sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 84 responden dibandingkan dengan responden laki-laki hanya 44 responden. Responden yang mengalami hipertensi yaitu berjumlah 78 responden atau 61%, dan untuk responden yang tidak mengalami hipertensi disaat pengukuran yaitu berjumlah 49 responden atu 38,6%. ( Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2) Tabel 2. Analisis Univariat Variabel n (127) % Hipertensi Hipertensi Tidak Hipertensi Riwayat Keluarga Ya Tidak Kebiasaan Merokok Perokok Ringan Perokok Berat Kebiasaan Alkohol Ya Tidak Aktivitas Fisik Aktif Kurang Aktif Stres Ya Tidak Konsumsi ,4 38,6 42,5 57,5 85,8 14,2 10,2 89,8 52,8 47,2 27,6 72,4 Untuk Responden yang tidak dengan riwayat keluarga hipertensi paling banyak yaitu 73 responden atau 57,2%, dibandingkan dengan responden yang dengan riwayat hipertensi lebih sedikit yaitu 54% atau 42,2%. Wawancara yang dilakukan kepada responden didapatkan perokok ringan yaitu 109 responden atau 85,8%, sedangkan perokok berat hanya 18 responden atau 14,2%. Responden yang tidak memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol jumlahnya sangat signifikan yaitu 114 responden atau 89,8%, dibandingan yang memiliki mengkonsumsi alkohol jumlah jauh lebih sedikit yaitu 114 responden atau 89,8%. 3

4 Tabel 3 Analisis Bivariat Hipertensi Variabel Hipertensi Tidak Hipertensi Total p n % n % n % Riwayat Keluarga Ya 47 37,0 7 5, ,5 0,000 Tidak 31 24, , ,5 Kebiasaan Merokok Perokok Ringan Perokok Berat Kebiasaan Konsumsi Alkohol Ya Tidak Aktivitas Fisik Aktif Kurang Aktif Stres Ya Tidak Karakteristik Responden ,3 7,1 4,7 56,7 32,3 29,1 22,8 38, Penelitian yang telah dilakukan pada lansia di Desa Kali Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa didapatkan hasil untuk karakteristik responden kategori umur, terdapat umur responden yang bervariasi diantara tahun. Penelitian ini yang menjadi responden paling banyak terdapat pada umur 62 tahun yaitu 13 responden dan yang paling sedikit pada umur 86,89,92, dan 93 masing-masing hanya 1 responden, dan untuk umur responden termudah pada penelitian ini yaitu umur 60 tahun dan paling tua umur 93 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Mahmudah dkk, 2016) untuk karakteristik responden berdasarkan umur paling banyak didapatkan pada kategori tahun. 31,5 7,1 5,5 33,1 20,5 18, ,8 14,2 10,2 89,8 52,8 47,2 0,238 0,233 0,956 4,7 33, ,5 72,5 0,002 Hasil yang didapatkan untuk kategori pendidikan paling banyak responden berpendidikan sekolah dasar yaitu 65 responden sedangkan paling sedikit perguruan tinggi hanya 9 responden. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan (Siringoringgo dkk, 2013) didapatkan untuk krakteristik responden berdasarkan pendidikan lebih banyak responden berpendidikan sekolah dasar dan paling sedikit Perguruan Tinggi. Hasil wawancara dan pengumpulan data yang telah dilakukan banyaknya responden berpendidikan sekolah dasar disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pada waktu itu yang sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani mengakibatkan anak-anak mereka sudah tidak pergi ke sekolah dan hanya mengikuti untuk membantu orang tua berkebun, hal lain juga keadaan geografis 4

5 Desa Kali yang memiliki jarak yang jauh dengan akses pendidikan selanjutnya menjadikan penghalang bagi masyarakat pada saat itu untuk melanjutan pendidikan mereka pada tahap yang lebih tinggi, selain itu juga akses transportasi baik angkutan umum dan pribadi masih sangat kurang dan sarana jalan raya yang belum memadai. Karakteristik responden untuk ketogori jenis kelamin pada penelitian ini paling banyak adalah responden perempuan yaitu 33 responden dan laki-laki 44 responden, hal utama yang mengakibatkan besarnya responden perempuan dibandingkan laki-laki karena populasi lansia pada saat dilakukan pengambilan data di Kantor Desa Kali paling banyak adalah perempuan yaitu 96 responden sdan laki-laki hanya 90 responden. Hal lain juga yang mengakibatkan perbedaan ini adalah saat dilakukan pengambilan data responden laki-laki sedang bekerja dan pergi ke kebun. Ini sejalan dengan peneltian (Lewa dkk, 2010) didapatkan bahwa untuk karakteristik responden lebih banyak berjenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki. Penelitian lainnya (Mahmudah dkk, 2016) juga didapatkan hasil yang sama yaitu sebagian besar responden pada peneltian ini adalah perempuan. Hubungan antara Riwayat Keluarga dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Hasil yang diperoleh dari uji statistik hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada Lansia di Desa Kali ada hubungan yang bermakna dengan nilai probabilitas 0,000 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh (Siringiringo dkk, 2013) dan (Mahmuda dkk, 2015) bahwa ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada lansia. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori dari (Suiraoka, 2012) yaitu bahwa jika seorang mempunyai orang tua yang salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut berisiko lebih besar terkena hipertensi. Hasil wawancara yang diperoleh menyebutkan bahwa riwayat keluarga hipertensi pada umumnya diturunkan oleh orang tua (ayah, ibu, Kakek, Nenek Kandung), beberapa hal yang memastikan orang tersebut terdiagnosa hipertensi yaitu dalam pola makan mereka yang tidak boleh mengkonsumsi seperti daging atau minuman beralkohol karena secara lansung dapat meningkatkan tekanan darah mereka, dengan gejala yang ditemui adalah sakit pada kepala. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Hasil uji statistik hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada Lansia di Desa Kali tidak ada hubungan dengan nilai probabilitas 0,238>0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Wahyuningsih dkk, 2013) bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rondonuwu, 2016) pada lansia rawat jalan di Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara bahwa tidak ada hubungan antara 5

6 kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia. Kesamaan hasil penelitian ini terjadi karena desain penelitian yang dilakukan sama yaitu cross sectional. selain itu, kesamaan karakteristik yang diteliti yaitu jenis kelamin dan kategori umur responden juga mempengaruhi kesamaan hasil yang didapat. Berdasarkan hasil wawancara dan pengukuran menggunakan kuisoner yang dilakukan peneliti, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil didapat diantaranya, sebagian besar responden pada penelitian ini tidak merokok yaitu berjumlah 85 responden dan juga dalam pembagian kategori menggunakan Indeks Brinkman dijelaskan untuk yang tidak merokok termasuk pada kategori perokok ringan sehingga mempengaruhi besarnya populasi perokok ringan, hal lainnya juga yaitu sebagian besar responden laki-laki yang dulunya pernah merokok tapi pada umunya berhenti merokok lebih dari satu tahun saat dilakukan pengukuran. Berbagai hal yang membuat mereka berhenti merokok adalah faktor usia yang semakin lanjut dan terdiagnosa oleh dokter mengidap suatu penyakit. Hasil wawancara yang dilakukan sebagian besar responden yang memiliki kebiasaan perokok berat masih aktif dalam melakukan aktivitas berat seperti bekerja ke kebun dalam seminggu 3-6 kali dengan lamanya waktu 6-8 jam sehari, hasil yang didapat membuktikan bahwa responden yang merupakan perokok berat namun diimbangi dengan kebiasaan aktivitas fisik yang berat tidak dapat meningkatkan tekanan darah, ini juga dimungkinkan dengan melakukan aktivitas fisik berat dapat membuat tubuh kita lebih aktif, jantung dapat memompah darah dengan baik untuk mengalirkannya ke seluruh tubuh, dan juga racun-racun dalam tubuh seperti kandungan-kandungan kimia dalam rokok dapat dikeluarkan melalui keringat. Hubungan antara Kebiasaan Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Hasil uji statistik antara hubungan kebiasaan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali tidak ada hubungan dengan nilai probabilitas 0,233>0,05. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Anggraeny, 2013) bahwa konsumsi alkohol bukan merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pattinggalloang Kota Makasar. Tidak ada hubungan antara kebiasaan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi ini dimungkinkan karena dilihat dari pola kebiasaan hidup lansia mengenai kebiasaan konsumsi alkohol, sebagian besar lansia pernah mengkonsumsi alkohol ketika masih usia muda dan ada berbagai variasi minuman yang dikonsumsi yaitu bir, captikus, dan saguer. Namun semua kebiasan itu seiring berjalannya usia mulai dikurangi dan karena menyadari faktor usia yang semakin tua, terdiagnosa oleh dokter mengidap suatu penyakit, dan bahkan ada responden yang sudah jatuh sakit beberapa diantaranya stroke. Beberapa responden lansia yang didapati masih mengonsumsi alkohol setiap hari, mengonsumsi 1-2 kali dalam seminggu, dan 6

7 menkonsumsinya <1 kali dalam seminggu dikarenakan pekerjaan yang setiap harinya sebagai petani dan ada juga yang mengonsumsi karena kebiasaan atau pola perilaku adat istiadat di desa setempat yang menyediakan captikus dalam acara sukacita dan menyediakan saguer dalam ibadah-ibadah atau rukun-rukun keluarga yang dilaksanakan setiap minggunya. Pengumpulan dan analisis data yang telah dilakukan ada responden yang mengonsumsi alkohol namun tidak menderita hipertensi. Perlu diketahui bahwa sebagian besar responden yang mengonsumsi alkohol hanya meminum 1-2 sloki dalam sehari yang kebanyakan mengkonsumsi cap tikus dan saguer dan ini di konsumsi ketika mereka pergi berkebun, dengan alasan untuk menghangatkan badan. Hal ini memungkinkan bahwa responden yang mengkonsumsi alkohol 1-2 sloki dalam sehari yang disertai dengan melakukan aktivitas fisik berat tidak dapat mempengaruhi kenaikan tekanan darah. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia Hasil uji statistik antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali tidak ada hubungan dengan nilai probabilitas 0,956>0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kurniasih, 2011) bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Srondol Semarang. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Siringoringo, 2013) diperoleh tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Sigaol Simbolon Kabupaten Samosir. Penelitian yang dilakukan dari hasil wawancara sebagian besar responden adalah perempuan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, adapun hal-hal yang biasa dilakukan ketika di rumah yaitu kegiatan memasak, membersihkan rumah dan halaman, mencuci baju, ini tergolong suatu pekerjaan atau aktivitas fisik yang sedang dan tidak terlalu membutuhkan tenaga yang besar, ada juga responden lain yang berjenis kelamin laki-laki sebagian besar sudah tidak melakukan aktivitas fisik yang berat, disebabkan karena terdiagnosa suatu penyakit dan ada juga yang dilarang oleh anak-anaknya untuk beraktivitas lebih, dari hasil wawancara juga disebutkan bahwa ada yang melakukan aktivitas fisik berat seperti pergi ke kebun untuk mencangkul atau membersihkan kebun, memanen hasil pertanian yang kebanyakan dilakukan 1-3 kali dalam seminggu, namun ini hanya sebagian kecil dari responden yang ada. Menurut data yang ada terdapat responden yang aktif melakukan aktivitas fisik namun menderita hipertensi, dalam penelitian ini sebagian besar responden aktif melakukan aktivitas fisik namun perlu diketahui sebagian besar responden hanya aktif melakukan aktivitas fisik di dalam rumah dan itu termasuk dalam ketegori aktivitas fisik sedang yang memungkinkan ini tidak cukup efektif untuk menetralkan tekanan darah. Salah satu hal yang memungkinkan dapat menetralkan tekanan darah adalah dengan melakukan aktivitas fisik yang lebih berat dan teratur di luar rumah seperti jalan pagi, mencangkul, 7

8 membersihkan halaman. Karena dengan hal ini memungkinkan dapat membuat tubuh lebih aktif dan dapat melancarkan sistem peredaran darah. Hubungan antara Stres dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa Kali Berdasarkan hasil uji statistik hubungan antara stress dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali ada hubungan yang bermakna dengan nilai probabilitas 0,002 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Seke dkk, 2016) bahwa ada hubungan antara Stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senjah Cerah Kecamatan Mapanget Kota Manado. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Andria, 2013) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengan kejadian hipertensi di Posyandu lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya hal yang sama juga didapatkan dari Penelitian yang dilakukan oleh (Lewa, 2010) menemukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara stres psikososial terhadap kejadian hipertensi sistolik terisolasi pada lansia di Kalibawang dan hasil lainnya juga didapat bahwa lansia yang mengalami stres psikososial dapat berisiko 2,33 kali lebih besar dibandingkan lansia yang tidak stres. Penelitian yang dilakukan dari hasil wawancara dan pengukuran menggunakan kuisoner didapatkan bahwa sebagian besar lansia mengalami sakit kepala, nafsu makan berkurang, kesulitan untuk tidur, sering merasakan gelisah, khawatir, dan takut, terjadi gangguan pada sistem pencernaan dan mudah merasa lelah, ini sejalan dengan teori stres dapat meningkatkan tekanan darah. Penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa ada beberapa responden yang mengalami stres tapi tidak menderita hipertensi. Hasil yang didapat melalui observasi dan pengumpulan data diketahui bahwa responden-responden yang mengalami stres memiliki gejala-gejala yang bervariasi, jawaban yang umumnya dipilih dalam kuisoner diantaranya sakit kepala, tidak nafsu makan, gangguan pada pencernaan, dan mudah merasa lelah dari jawaban-jawaban yang ada memungkinkan bahwa gejala-gejala ini karena faktor penyakit sebelumnya pada responden tersebut atau karena umur yang semakin tua yang mulai menurunnya fungsi fisiologis dari manusia, dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa orang yang mengalami gejala-gejala demikian jangan terlalu cepat disimpulkan sebagai sesuatu yang disebabkan oleh stres, karena ada responden lain pada penelitian ini yang selain menjawab gejalagejala tersebut tapi mereka juga menjawab sulit menikmati kegiatan sehari-hari, mudah takut, tidak mampu melakukan hal-hal bermanfaat, merasa tegang, cemas dan kuatir. Hasil yang didapatkan ini membuktikan bahwa pengkategorian seseorang mengalami stres atau tidak dapat dilihat dari variasi jawaban dengan gejala-gejala yang dialami. KESIMPULAN 1. Ada hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali 8

9 Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. 2. Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. 3. Tidak ada hubungan antara kebiasaan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. 4. Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. 5. Ada hubungan yang bermakna antara Stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Kali Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. SARAN Masyarakat dapat meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat dan dapat menghindari faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan tekanan darah, selain itu juga masyarakat agar dapat lebih rutin dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah. DAFTAR PUSTAKA Andria KM, Hubungan antara perilaku olahraga, stress, dan pola makan dengan tingkt hipertensi pada lanjut usia di Posyandu Lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukulilo Kota Surabaya. Surabaya. (Online) omkes562e04d4f1full.pdf, diakses tanggal 3 Juli 2017) Anggraeny R, Wahiduddin, Rismayanti Faktor risiko aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol terhadap kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pattingalloang Kota Makasar. Makasar. Universitas Hasanudin.(online) ( /handle/ /9513/rini%20a NGGRAENY%20K pdf?seq uence=1, diakses tanggal 5 Maret 2017). CDC, High blood pressure Facts. Centers for Disease Control and Prevention.(online) ( acts.htm, diakses tanggal 27 maret 2017) Kementrian Kesehatan Riset Kesehatan Dasar Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta Lewa FA, Pramantara IDP, Rahayujati FHB Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Sistolik Terisolasi pada Lamjut Usia di Kalibawang. (Online) ( view/3456, diakses tanggal 3 Juli 2017) Mahmudah S, Maryusman T, Arini FA, dan Malkan I Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di 9

10 Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok Tahun 2015(Online) ( omedika/article/download/1899/1343, diakses tanggal 3 Juli 2017) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Penyakit hipertensi. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Manado. Puskesmas Pineleng Penyakit Menonjol di wilayah kerja Puskesmas Pineleng. Minahasa. Rondonuwu SP, Kandou GD, Kaunang PJK Faktor Risiko Hipertensi pada Lansia yang di rawat jalan di Puskesmas Toulaan Minahasa Tenggara. Manado, Universitas Sam Ratulangi.(online) ( paradigma/article/download/25/25, diakses tanggal 4 April 2017). Siringoringo M, Hiswani, dan Jemadi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada Lansia di Desa Sigaol Simbolon Kabupaten Samosir Tahun Medan. Universitas Sumatera Utara. (online) ( cle.php?article=154328&val=4108&tit le=faktor%20- %20FAKTOR%20YANG%20BERH UBUNGAN%20DENGAN%20HIPE RTENSI%20PADA%20LANSIA%20 DI%20DESA%20SIGAOL%20SIMB OLON%20KABUPATEN%20%20S AMOSIR%20TAHUN%202013, diakses tanggal 5 Maret 2017). Seke PA, Bidjuni HJ, Lolong J Hubungan kejadian stres dengan penyakit hipertensi pada lansia di Balai penyantunan lanjut usia senjah cerah Kecamatan Mapanget Kota Manado. (online). Manado. Universitas Sam Ratulangi. ( jkp/article/viewfile/12880/12470, diakses tanggal 5 Maret 2017). Wahyuningsih, Astuti G Faktor yang mempengaruhi Hipertensi pada Lanjut Usia. (Online) ( p/jnki/article/download/9/8, diakses tanggal 3 Juli 2017) WHO Q&As on hypertension. World Health Organization. (online) ( / diakses tanggal 10 Maret 2017) 10

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**

Lebih terperinci

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Giroth Linda Julia*, Angela F. C. Kalesaran*, Sekplin

Lebih terperinci

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Ceidy Silva Tamunu

Lebih terperinci

Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi

Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi HUBUNGAN ANTARA STATUS MEROKOK DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 40-65 TAHUN DI DESA WINEBETAN KECAMATAN LANGOWAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2014 Jurgens Mikhael

Lebih terperinci

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi* HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIFITAS FISIK DAN KONSUMSI ALKOHOL PADA LAKI-LAKI USIA 18 TAHUN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA PULISAN TAHUN 2017 Indah Hamadi*, Grace D. Kandou*,Afnal Asrifuddin*

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 25-65 TAHUN DI DESA KAPOYA KECAMATAN TARERAN SULUUN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Emmelia livi lapian *, Nancy S H Malonda *,

Lebih terperinci

Rini Anggraeny 1, Wahiduddin 1, Rismayanti 1.

Rini Anggraeny 1, Wahiduddin 1, Rismayanti 1. FAKTOR RISIKO AKTIVITAS FISIK, MEROKOK, DAN KONSUMSI ALKOHOL TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR RISK FACTORS OF PHYSICAL ACTIVITY, SMOKING,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA Merlisa C. Talumewo*, Budi T. Ratag*, Jantje D. Prang** *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI YANG BERUSIA 40 TAHUN KE ATAS DI KELURAHAN BAHOI KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Indra Galia Kudati*, Budi

Lebih terperinci

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga

Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONSUMSI MAKANAN, AKTIVITAS FISIK, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA DEWASA DI DESA PULISAN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Silvanetha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT TK. III. R. W. MONGISIDI MANADO TAHUN 2017 Rianty Rahalus*, Afnal Asrifuddin*, Wulan P.J Kaunang* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Berdasarkan data WHO (2013), pada tahun 2008 angka kematian Penyakit Tidak Menular

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPASO KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Pratiwi N. Wowor *, Nancy S. H. Malonda*, Shane H. R. Ticoalu** *Fakultas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDUDUK DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON Fera F. Liuw*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H Malonda*

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,

Lebih terperinci

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3 INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA UMUR, KEPADATAN HUNIAN DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBEKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH Indri Surentu*, Wulan P. J. Kaunang*, Woodford B. S. Joseph* * Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEJADIAN STRES DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DI BALAI PENYANTUNAN LANJUT USIA SENJAH CERAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

HUBUNGAN KEJADIAN STRES DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DI BALAI PENYANTUNAN LANJUT USIA SENJAH CERAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO HUBUNGAN KEJADIAN STRES DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DI BALAI PENYANTUNAN LANJUT USIA SENJAH CERAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Prisilia Alva Seke Hendro J. Bidjuni Jill Lolong Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik 140 mmhg dan Diastolik 85 mmhg merupakan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI WILAYAH MASYARAKAT PESISIR DESA MARINSOW KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2017 Jessica J. Pinontoan*, Grace

Lebih terperinci

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima

Lebih terperinci

ejurnal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

ejurnal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 HUBUNGAN MENGONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI DESA TOMPASOBARU II KECAMATAN TOMPASOBARU KABUPATEN MINAHASA SELATAN Jeine Kristy Komaling Baithesda Suba Djon Wongkar Program

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Fifi Mamoto *, Grace D. Kandou

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah vaskular. Tekanan yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA TAHUN HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 18-44 TAHUN Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK Melly Mustikasari 1) Korneliani dan vianti 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi dan Penyakit

Lebih terperinci

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age. HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Chaterine J. M. Tulenan*, Budi T. Ratag *, Shane

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA TEMPOK SELATAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA TEMPOK SELATAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA TEMPOK SELATAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Febi Kolibu*, Angela Kalesaran* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat

Lebih terperinci

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG The Risk Factors Incidence of Hypertension in Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Heriziana 1 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit hipertensi esensial telah berdampak pada satu milyar orang diseluruh dunia, mengungguli serangan jantung dan stroke. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular telah berkembang menjadi suatu permasalahan pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah menyumbang 3 juta kematian

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI USIA 41-65 TAHUN DI DESA SINUIAN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Rion Adam, Maureen I. Punuh, Nova H. Kapantow * Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI Havez, 2012. Pembimbing I : H. Edwin Setiabudi, dr, SpPD-KKV. Pembimbing II : Donny Pangemanan, drg, SKM. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai dimasyarakat seiring berubahnya pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Oleh: dr. Budi T. Ratag, MPH, dkk. Dipresentasikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR Factors Associated With Hypertension On Compliance For The Elderly In Pattingalloang Health

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PERIODE DESEMBER 2013- MEI 2014 Finsie L. Waas*, Budi T. Ratag*, Jootje M.L.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PENGGUNAAN PIL KELUARGA BERENCANA PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PINELENG KABUPATEN MINAHASA Bill S. I. Risakota*, Billy J. Kepel**,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN STATUS PEKERJAAN DENGAN KUALITAS HIDUP PENDUDUK DI KELURAHAN KINILOW KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON Sendy Wulan Lumanauw*, Sekplin A.S. Sekeon*, Angela F.C. Kalesaran*

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu

Lebih terperinci

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,

Lebih terperinci

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009 Yufita Yeni, Sitti Nur Djannah, Solikhah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGUTER

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGUTER HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGUTER Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013 FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013 ARTIKEL ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran

Lebih terperinci

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH Artikel Article : Hubungan Antara Keluar Malam Dan Pengetahuan Tentang Malaria Pada Masyarakat Di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 : The Relationship Between Night

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013 Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk melakukan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmhg. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah di bidang kesehatan. Hipertensi yang dikenal juga sebagai tekanan darah tinggi, adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologi. Perubahan

Lebih terperinci

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA 1 Melisa Pantow 2 Josef S. B. Tuda 2 Angle Sorisi 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Lebih terperinci

1

1 BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global ( Riskesdas, 2013 ). dan prevalensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu hal yang tabu untuk ditinggalkan meski menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Peneliti sering menjumpai orang merokok di rumah, tempat umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan/atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang masih menjadi beban kesehatan di masyarakat global. Hipertensi diperkirakan menyumbang 4,5% dari beban penyakit global

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON PADA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON PADA TAHUN HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON PADA TAHUN 2017 Rika S Gonibala*, Wulan, P.J. Kaunang*, Sekplin A.S. Sekeon* *Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah mencapai usia lanjut tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III Reinhard Yosua Lontoh 1), A. J. M. Rattu 1), Wulan P. J. Kaunang 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Penderita hipertensi setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan.

Lebih terperinci