BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai dimasyarakat seiring berubahnya pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular. Hal ini terjadi seiring terjadinya perubahan sosial ekonomi, lingkungan dan perubahan struktur penduduk. Hipertensi hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama dibidang kesehatan, tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia (Rahajeng E,dan Tuminah S. 2009). Menurut World Health Organization (WHO). 2011, ada satu milyar orang di dunia menderita hipetensi dari 2/3 diantaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi hipertensi diperkirakan akan terus meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% atau milyar orang diseluruh dunia menderita hipertensi, sedang di Indonesia angka kejadian hipertensi cukup tinggi. Data statistik terbaru menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk Asia Tenggara dan 23,3% penduduk Indonesia berusia 18 tahun keatas mengalami hipertensi pada tahun 2014 ( WHO, 2015). Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan angka prevalensi hipertensi secara nasional (25,8%), jika dibanding hasil riskesda tahun 2007 (31,7/1000) menunjukkan adanya penurunan angka 1

2 2 prevalensi, namun hal ini tetap perlu diwaspadai mengingat hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif antara lain penyakit jantung, stroke dan penyakit pembuluh darah lainnya. Jumlah penduduk berisiko (> 15 th) yang dilakukan pengukuran tekanan darah pada tahun 2015 tercatat sebanyak atau 11,03 persen. Persentase penduduk yang dilakukan pengukuran tekanan darah tahun 2015 tertinggi di Kota Salatiga sebesar 41,52 persen, sebaliknya persentase terendah pengukuran tekanan darah adalah di Kabupaten Banjarnegara sebesar 0,83persen. Kabupaten/kota dengan cakupan di Kota Tegal rata-rata provinsi adalah Jepara, Pati, Kota Magelang, dan Kota Surakarta. Di Indonesia, tahun 2014 penyakit hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, yaitu mencapai 6,8% dari populasi kematian di Indonesia. Berdasarkan Kemenkes RI. (2014), Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 25,8% dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Prevalensi kasus hipertensi di Provinsi Jawa tengah sebesar 26,4%. Fenomena ini disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakat secara global, seperti semakin mudahnya mendapatkan makanan siap saji membuat konsumsi segar dan serat berkurang, kemudian konsumsi garam, lemak gula, dan kalori, yang terus meningkat sehingga berperan besar dalam meningkatkan angka kejadian hipertensi ( Dinkes Provinsi Jawa Tengah 2014). Di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Profil kesehatan Kabupaten Brebes tahun 2014, Perkembangan data kasus baru penyakit Hipertensi pada

3 3 Lansia menurut menjadi 52,91%, sedangkan penyakit Hipertensi pada Lansia tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 53,06%. Penyakit hipertensi pada tahun 2014 menunjukan adanya penurunan penyakit hipertensi, namun pada tahun 2015 terlihat kembali mulai ada kenaikan penyakit hipertensi. Profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 menyebutkan kasus tertinggi penyakit tidak menular (PTM) adalah kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah khususnya pada kelompok hipertensi essensial yaitu sebanyak (67,00%) dari total kasus penyakit jantung dan pembuluh darah. Prevalensi hipertensi di Jawa Tengah yaitu 26,4% dan berada pada peringkat ke-9 pada 10 besar provinsi di Indonesia dengan kejadian kasus hipertensi terbanyak. Di Jawa Tengah prevalensi hipertensi tertinggi berada di wilayah Kota Semarang dengan prevalensi sebesar 77,10% (Dinkes Jateng, 2013). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kabupaten Brebes dari hasil pengukuran hipertensi pada tahun 2015 adalah 25,31% dengan urutan ke 17 dari 35 Kabupaten. Kabupaten / Kota dengan persentase hipertensi tertinggi adalah Wonosobo yaitu 42,82%, diikuti Tegal 40,67% dan Kebumen 39,55%. Kabupaten / Kota persentase hipertensi terendah adalah Pati yaitu 4,50%, diikuti Batang 4,75%, dan Jepara 5,55%. Sedangkan di Puskesmas Bumiayu pada tahun 2015 jumlah total keseluruhan sebanyak 1810, penderita hipertensi lansia berjumlah 200, atau 3,62%. Jumlah 200 lansia diambil dari data bulan Januari sampai Agustus 2016 yang menderita

4 4 penyakit hipertensi pada usia 50 tahun keatas, lansia yang berobat sebanyak 189 lansia dengan tekanan darah >150/90mmHg. Kebanyakan lansia yang berobat di Puskesmas Bumiayu adalah lansia yang baru memeriksakan tekanan darahnya ke Puskesmas Bumiayu, dan kebanyakan lansia yang melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Bumiayu datang sendiri tanpa keluarganya. Menurut Wulandari (2015), hasil penelitian yang dilakukan observasi dan wawancara dengan lansia pada tanggal 20 maret 2015 di Puskesmas Kalimanah Purbalingga pada 8 lansia penderita hipertensi yang sedang memeriksakan diri ke Puskesmas Kalimanah, 6 dari 8 lansia yang memeriksakan dirinya tidak didampingi oleh keluarganya melainkan lansia datang sendiri. Berdasarkan pertanyaan kedua tentang pola makan 5 dari 8 lansia mengatakan dalam makanan sehari hari mereka makan bersama keluarga dengan menu yang sama seperti makan daun singkong, kacang2an, dan daging, yang berarti lansia tidak melakukan diet yang dianjurkan oleh penyakit hipertensi. Keluarga jarang mengingatkan makanan apa saja yang harus dihindari bagi penderita hipertensi. Dan berdasarkan pertanyaan ketiga, 2 dari 8 lansia mengatakan anggota keluarga nya jarang menganjurkan untuk melakukan olahraga. Pada pertanyaan keempat tentang aturan meminum obat 5 dari 8 lansia mengatakan keluarga tidak pernah mengingatkan untuk minum obat secara teratur. Motivasi akan terlaksana bila seseorang itu tahu manfaat yang bisa diambil dan didukung oleh pengetahuan yang memadai tentang hipertensi

5 5 (Waspadji, 2007). Selain pengetahuan, dukungan keluarga inti (ayah, ibu dan anak) juga sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan motivasi pasien hipertensi dalam melaksanakan diet rendah garam (Friedman, 2010), serta keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perannya bagi salah satu anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (Kuspiatiningsih, 2009). Keluarga menjadi support sistem dalam kehidupan pasien hipertensi, agar keadaan yang dialami tidak semakin memburuk dan terhindar dari komplikasi akibat hipertensi. Keluarga dapat membantu pasien hipertensi antara lain dalam mengatur pola makan yang sehat, mengajak olahraga bersama, menemanidan mengingatkan untuk rutin dalam memeriksa tekanan darah. Jadi, dukungan keluarga diperlukan oleh pasien hipertensi yang membutuhkan perawatan dengan waktu yang lama dan terus-menerus (Setiadi, 2008). Dukungan dari keluarga dan sahabat sangat diperlukan dalam penanganan penderita hipertensi. Dukungan dari keluarga merupakan faktor terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Dukungan keluarga akan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk menghadapi masalah dan meningkatkan kepuasan hidup. Hal ini keluarga harus dilibatkan dalam program pendidikan sehingga keluarga dapat memenuhi kebutuhan pasien, mengetahui kapan keluarga harus mencari pertolongan dan mendukung kepatuhan terhadap pengobatan. Keluarga menjadi support system dalam kehidupan penderita hipertensi, agar

6 6 keadaan yang dialami tidak semakin memburuk dan terhindar dari komplikasi akibat hipertensi. Dukungan keluarga juga diperlukan untuk mengurangi risiko kekambuhan. Keluarga dapat membantu dalam perawatan hipertensi yaitu dalam mengatur pola makan yang sehat, mengajak berolahraga, menemani dan meningkatkan untuk rutin dalam memeriksa tekanan darah (Setiadi, 2008). Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan dan keluarga sangat berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Bila dalam keluarga tersebut salah satu anggotanya mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam keluarga akan terpengaruhi, penderita hipertensi biasanya kurang mendapatkan perhatian keluarga, apabila keluarga kurang dalam pengetahuan tentang perawatan hipertensi, maka berpengaruh pada perawatan yang tidak maksimal (Friedman, 2010). Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri dari Persepsi (perception), respon terpimpin (Guided Respons), mekanisme (mecanism), adaptasi (adaptation) (Notoatmodjo, 2003). Perawatan dalam hipertensi diantaranya dalam ketaatan pengobatan meliputi perlakuan khusus mengenai gaya hidup seperti diet, istirahat dan olahraga serta konsumsi obat termasuk didalamnya jenis obat yang dikonsumsi, berapa lama obat harus dikonsumsi, kapan waktu atau

7 7 jadwal minum, kapan harus dihentikan dan kapan harus berkunjung dalam mengontrol tekanan darah, kedisiplinan pemeriksaan yang akibatnya dapat terjadi komplikasi berlanjut (Notoatmodjo, 2012). Menurut hasil survey yang dilakukan oleh peneliti dengan observasi yang dilakukan di desa Dukuhturi Bumiayu, terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pengetahuan tentang hipertensi yang kurang baik, tidak adanya pengawasan dari pihak keluarga terhadap keteraturan dalam minum obat, stress, serta kebiasaan hidup seperti merokok, pola makan dan konsumsi garam dapur yang berlebihan. Posyandu lansia yang terdapat di wilayah Bumiayu masih belum banyak dimanfaatkan oleh lansia termasuk lansia yang menderita hipertensi, dikarenakan banyaknya lansia belum mengetahui manfaat dengan mengikuti kegiatan posyandu lansia. mereka juga mengeluh sering pusing, sulit tidur, banyak fikiran, sakit kepala dan tampak tegang. Mereka juga mengungkapkan kurangnya perhatian dari anggota keluarga, dan tidak pernah mengontrol kesehatan ke layanan kesehatan terdekat. Perawatan Hipertensi yang mereka lakukan bila tekanan darah naik adalah dengan merebus timun dan biasanya dibiarkan saja. Mereka tidak melakukan sesuatu yang dianjurkan ataupun dilarang bagi penderita hipertensi. Enam dari tujuh lansia mengungkapkan kurangnya pengetahuan tentang perawatan hipertensi. Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga

8 8 terhadap Perilaku Perawatan Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Bumiayu Brebes. B. Rumusan Masalah Pengambilan data awal di Puskesmas Bumiayu menunjukan bahwa jumlah penderita hipertensi pada tahun 2016 bulan Agustus berjumlah 70 penderita hipertensi, kemudian dibulan September meningkat menjadi 85 penderita hipertensi. Jumlah dari tahun 2016 sebanyak 1810 penderita hipertensi, kebanyakan penderita hipertensi berusia diatas 50 tahun. Pada usia tersebut biasanya kurang memperhatikan kesehatan dan pola hidupnya, lebih bersikap acuh pada dirinya sendiri sehingga memicu timbulnya berbagai penyakit salah satunya adalah hipertensi. Perawatan hipertensi yang mereka lakukan bila tekanan darah naik adalah dengan merebus timun dan tidak mengontrol kepelayanan kesehatan yang terdekat misalnya puskesmas atau posyandu lansia, mereka tidak melakukan sesuatu yang dianjurkan ataupun dilarang bagi penderita hipertensi. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada enam lansia mengungkapkan kurangnya pengetahuan tentang perawatan hipertensi. Sedangkan pada keluarga kurangnya perhatian kepada lansia yang menderita hipertensi, dan pada pola makan keluarga belum bisa mengaturnya, masih sering mengonsumsi garam dapur yang berlebih. Lansia yang berobat di Puskesmas Bumiayu adalah lansia yang datang sendiri tanpa didampingi oleh keluarganya. Dengan seperti itu maka akan menambah jumlah orang

9 9 yang terkena hipertensi di Puskesmas Bumiayu. Dari pernyataan diatas dapat dirumuskan suatu masalah penelitian tentang Bagaimanakah Pengaruh tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap perilaku perawatan Hipertensi pada lansia di Puskesmas Bumiayu Brebes. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap perilaku perawatan hipertensi pada lansia di Puskesmas Bumiayu Brebes. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan lansia di Puskesmas Bumiayu b. Mengetahui dukungan keluarga pada lansia di Puskesmas Bumiayu c. Mengetahui perilaku perawatan hipertensi pada lansia di Puskesmas Bumiayu d. Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan pada lansia di Puskesmas Bumiayu e. Mengetahui Pengaruh dukungan keluarga pada lansia di Puskesmas Bumiayu f. Mengetahui perbandingan pengaruh tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga di Puskesmas Bumiayu

10 10 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dikategorikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan bagi kesehatan untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap perilaku perawatan hipertensi pada lansia di Puskesmas Bumiayu. Serta sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan sekaligus menambah wawasan mengenai hipertensi agar mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga medis, khususnya tenaga keperawatan terkait untuk melakukan pendidikan kesehatan pada lansia yang tidak mengetahui tentang hipertensi dan memberikan dorongan untuk sering mengontrol ke posyandu lansia atau puskesmas dengan keterlibatan keluarga dalam pengendalian tekanan darah dengan memberikan dukungan sosial. b. Bagi Profesi Keperawatan Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat penelitian ini dapat memberikan tindakan untuk melakukan diit hipertensi tentang

11 11 kemampuan merawat penderita hipertensi serta untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan terutama dibidang keperawatan. c. Bagi Keluarga Bisa menjadi masukan, panduan dalam melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi, khususnya keluarga dengan lansia. d. Bagi Instansi Terkait Sebagai bahan informasi tentang pengaruh tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap perilaku perawatan hipertensi pada lansia sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan dan antisipasi dari masalah kesehatan terutama pada perilaku perawatan hipertensi. e. Bagi Peneliti Untuk menerapkan ilmu yang didapat dari akademik dalam kehidupan nyata khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan keluarga sebagai referensi penelitian bagi penelitian berikutnya dan sebagai bahan perbandingan untuk melanjutkan penelitian yang lebih kompleks.

12 12 E. Penelitian Terkait Beberapa penelitian terkait dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti antara lain : 1. Prasetyo, Tri Dengan judul hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan upaya pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di desa Blulukan kecamatan Colomadu kabupaten Karanganyar. Desain penelitian ini menggunakan penelitian Kualitatif dengan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian yang menjadi sampel yaitu semua lansia yang ikut dalam posyandu lansia yang menderita hipertensi di desa Blulukan Colomadu Karanganyar yang berjumlah 78 lansia. Pada penelitian ini sampel diambil dengan cara total sampling. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuisioner. Analisa data pada penelitian ini adalah univariat dan bivariat. Analisis univariat menggunakan tabel atau grafik, sedangkan analisis bivariat hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan menggunakan uji Chi Square. Hasil uji statistic Chi Square diperoleh nilai 2 = 10,530 dengan p = 0,032. p<0,05 maka hipotesa penelitian yang diambil adalah Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan upaya pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di Desa Blulukan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Semakin tinggi tingkat pengetahuanya semakin tinggi upaya pencegahan kekambuhan hipertensi di desa Blulukan. Kesimpulan nya Ada hubungan antara tingkat

13 13 pengetahuan tentang hipertensi dengan upaya pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di Desa Blulukan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. a. Persamaan : Metodologi penelitian Tri prasetyo sama-sama menggunakan model desain kuantitatif dengan metode cross sectional dan analisa data menggunakan menggunakan uji chi square. b. Perbedaan : Penelitian Tri pasetyo menggunakan desain deskriptif korelatif dan teknik sampel yang digunakan yaitu total sampling. Sedangkan penelitian saya menggunakan desain penelitian survei analitik, teknik sampel yang digunakan dalam penelitian saya menggunakan teknik random sampling. 2. Susriyanti, dkk Dengan judul Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan hipertensi pada lansia di gamping sleman yogyakarta. Desain Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan di RT 06 dan Rt 07 Niten Padukuhan Karang Tengah Gamping Sleman Yogyakarta dengan sampel sebanyak 30 orang yang dipilih dengan teknik Purposive Sampling. Analisis data menggunakan Spearman Rank. Hasil: Penelitian menunjukkanadahubungan antara dukungan keluarga dan kejadian hipertensi pada lansia (p = 0,000, r = 0,702). Diketahuai kejadian hipertensi pada lansia di RT 06 dan RT 07 Niten adalah sebesar

14 14 58,82% (sebanyak 30 orang dari 51 populasi lansia).tingkat dukungan keluarga pada lansia di Padukuhan Karang Tengah Gamping Sleman termasuk dalam kategori tinggi dan perilaku perawatan hipertensi yang dilakukan lansia di Padukuhan Karang Tengah Gamping Sleman termasuk dalam kategori cukup dan baik. a. Persamaan : Penelitian Susriyanti sama- sama menggunakan pendekatan cross sectional b. Perbedaan : Penelitian Susriyanti menggunakan penelitian korelasional, teknik sampel menggunakan teknik purpose sampling dan analisa data menggunakan Spearman Rank. Sedangkan pada penelitian saya menggunakan penelitian survei analitik, teknik sampel yang digunakan dalam penelitian saya dengan menggunakan teknik random sampling dan analisa data menggunakan uji chi square. 3. Weriana, Agus Dengan judul Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Karanganyar Kecamatan Jatilawang. Metode yang digunakan menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi diwilayah desa Karanganyar KecamatanJatilawang Kabupaten Banyumas pada Desember 2014 berjum;lah 50 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Analisa data yang digunakan uji chi square. Hasil

15 15 sebagian besar berpengetahuan rendah sebanyak 26 responden ( 52,0% ), berperilaku buruk sebanyak 29 responden ( 58,0% ) dan tidak melakukan kontrol tekanan darah sebanyak 31 responden ( 62,0 % ). Ada hubungan antara pengetahuan ( p= 0,001 ) dan perilaku ( p= 0,0001 ) penderita hipertensi dengan kontrol tekanan darah di Desa Karanganyar. a. Persamaan : Dalam penelitian Agus Weriana sama-sama menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dan analisa data yang digunakan menggunakan uji chi square. b. Perbedaan : Dalam penelitian Agus Weriana teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Sedangkan penelitian saya dengan menggunakan teknik random sampling. 4. Saputra, Jevri rahayu Hubungan antara dukungan sosial keluarga, pengetahuan dan sikap dengan perilkau pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas 1 Banyumas Kabupaten Banyumas. Dengan metode Penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan crossectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan hipertensi yang memeriksakan tekanan darahnya pada Puskesmas selama 3 bulan terkahir yaitu 131 orang. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan simple Random Sampling dengan jumlah sampel 57 orang. Hasil dan Kesimpulan Ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dan sikap ( p-

16 16 value 1= 0,026, p- value 2= 0,016 ) terhadap perilaku pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi diwilayah kerja puskesmas 1 Banyumas kabupaten Banyumas dan tidak ada hubungan antara pengetahuan ( p- value =0,694 ) terhadap perilaku pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas 1 Banyumas kabupaten Banyumas. a. Persamaan : Dalam penelitian Jevri Saputra sama-sama menggunakan pendekatan cross sectional, sampel yang digunakan menggunakan simple random sampling dan Analisa data menggunakan uji chi square b. Perbedaan : Dalam penelitian Jevri Saputra menggunakan desain deskriptif korelasi. Sedangkan penelitian saya menggunakan survei analitik. 5. HH Hu, et all The association of family social support, depression, anxiety and self-efficacy with specific hypertension self-care behaviours in Chinese local community. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptif. Sampel sebanyak 318 pasien hipertensi yang tinggal di masyarakat Beijing. Analisa data menggunakan chi square. Hasil dari penelitian ini yaitu Informasi tentang demografi dan hipertensi variabel jumlah responden sebanyak 318 pasien adalah 62,9 tahun, mayoritasnya adalah perempuan (71,7%) dan hampir 69,8% dari subyek yang memiliki < 6 tahun pendidikan. Selain itu, rata-rata jumlah diagnosis hipertensi adalah 8,2. Untuk perilaku perawatan diri secara medis yaitu 61,3%, dari

17 17 pasien melaporkan minum obat yang diresepkan yaitu 44,3% dilaporkan mengukur tekanan darah secara teratur. Kepatuhan terhadap perilaku perawatan diri berhubungan dengan gaya hidup yaitu 51,9-81,1% dari pasien. Tingkat yang dilakukan oleh dukungan sosial keluarga untuk pengobatan hipertensi dari sumber dukungan yang berbeda dan bervariasi yaitu 0,46-3,25. (Tingkat tertinggi dukungan adalah 5) pada skala Likert, dan rata-rata skor total adalah 20,91 (maksimum adalah 60). anak dewasa diidentifikasi sebagai sumber dukungan utama (meannya adalah 3,25 dari 5 tingkat tertinggi dukungan) diikuti oleh pasangan / partner (rata-rata adalah 2,98 dari 5) dan badan profesional (rata-rata adalah 2,85 dari 5). Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara jumlah dukungan sosial keluarga dan usia variabel demografis, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan tahun sejak diagnosis ditemukan. a. Persamaan : Dalam penelitian Hu HH,Li G, Arao T, Analisa data menggunakan uji chi square dengan pendekatan cross sectional. b. Perbedaan : Dalam penelitian Hu HH, Li G, Arao T,menggunakan desain deskriptif korelasi. Sedangkan penelitian saya menggunakan survei analitik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di Negara-negara maju. Namun seiring dengan transisi demografi di negaranegara berkembang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas ibu, ayah, anak dan keluarga lain seperti nenek dan kakek. Keluarga memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah mencapai usia lanjut tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik 140 mmhg dan Diastolik 85 mmhg merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi BAB I PENDAULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular adalah akibat dari terjadinya epidemiologi yang paralel dengan transisi teknologi di dunia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit & BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap penyakit memiliki pengaruh terhadap individu dan lingkungan. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh penyakit pada sistem otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal penting dalam kehidupan manusia dan sangat mahal harganya. Setiap orang selalu mendambakan tubuh yang sehat. Supaya mendapatkan tubuh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang sebuah posisi tertentu. Posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Berdasarkan data WHO (2013), pada tahun 2008 angka kematian Penyakit Tidak Menular

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Penderita hipertensi setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan.

Lebih terperinci

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

HERNAWAN TRI SAPUTRO J HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima

Lebih terperinci

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah vaskular. Tekanan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik konsisten di atas 140/90 mmhg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologi. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir 1 miliar atau sekitar seperempat dari seluruh populasi orang dewasa di dunia menyandang tekanan darah tinggi, dan jumlah ini cenderung terus meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pernyataan ini diperkuat oleh data dari WHO (2014), yang menyebutkan bahwa tercatat satu milyar orang di

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan kesehatan masyarakat, keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan. Apabila salah satu di antara anggota keluarga mempunyai masalah keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di Negara-negara maju. Namun seiring dengan transisi demografi di negaranegara berkembang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit diabetes secara global diderita oleh sekitar 9% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2014. Diabetes menjadi penyebab besarnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan salah satu pembunuh diam-diam (silent killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan osteoporosis. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit degeneratif, yang salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah di atas 140/90 mmhg (Depkes, 2006a). Hipertensi juga disebut sebagai the sillent killer

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkerja dan memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan pola hidup sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) dan Center Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus meningkat. Data pasien hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi, transisis demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatakan perubahan pada pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012). 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang perlu penanganan dengan baik karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular telah berkembang menjadi suatu permasalahan pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah menyumbang 3 juta kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Penyakit ini lebih dikenal sebagai silent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan. hipertensi tidak mempunya keluhan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan. hipertensi tidak mempunya keluhan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi hipertensi di Indonesia telah menunjukkan di daerah pedesaan masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan, baik dari segi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang akan menimbulkan perubahan yang permanen pada kehidupan setiap individu (Stuart & Sundeen, 2005). Diabetes

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi merupakan faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis (Kumar dan Clark, 2012). Tuberkulosis (TB) merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia. Sebagian besar kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah

Lebih terperinci

1

1 BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global ( Riskesdas, 2013 ). dan prevalensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran seorang anak merupakan anugerah bagi setiap keluarga, banyak harapan yang tumbuh saat mengetahui seorang wanita hamil karena kehadiran seorang anak

Lebih terperinci

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3 INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kunjungan ANC (Atenatal Care) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan ANC.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1 Gumarang, 2 Gita 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini, terbukti membawa dampak negatif dalam hal kesehatan. Orang-orang masa kini, cenderung memiliki kesadaran yang rendah terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu jenis penyakit menahun, yang angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO) 2014, bahwa Diabetes Melitus (DM) diperkirakan menjadi penyebab utama ke tujuh kematian di dunia pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diikuti oleh penyakit stroke (Mozaffarian, Benjamin, Go, Arnett, Blaha,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diikuti oleh penyakit stroke (Mozaffarian, Benjamin, Go, Arnett, Blaha, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit terbesar kedua setelah penyakit jantung yang diikuti oleh penyakit stroke (Mozaffarian, Benjamin, Go, Arnett, Blaha, Cushman, et al,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh perlahan-lahan (silent killer) karena termasuk penyakit yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di RW IV Kelurahan Sambiroto Semarang. RW IV ini terdiri dari 10 RT dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan pada pembuluh darah koroner berupa penyempitan atau penyumbatan yang dapat mengganggu proses transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,

Lebih terperinci