*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*
|
|
- Yuliana Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIFITAS FISIK DAN KONSUMSI ALKOHOL PADA LAKI-LAKI USIA 18 TAHUN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA PULISAN TAHUN 2017 Indah Hamadi*, Grace D. Kandou*,Afnal Asrifuddin* *Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi* ABSTRAK Menurut World Health Organization pada tahun 2013 hipertensi merupakan penyebab utama kematian didunia yaitu sebesar 45% dari kematian jantung dan di Indonesia penyakit hipertensi sebesar 25,8%. Hipertensi menduduki peringkat kedua di Sulawesi Utara pada tahun 2016 dengan jumlah kasus dan di Kabupaten Minahasa Utara sebesar Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok, aktifitas fisik, dan konsumsi alkohol dengan kejadian di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Kabupaten Minahasa Utara Tahun Jenis penelitian ini yang digunakan observasional analitik dengan desain Cross Sectional Study (study potong-lintang) dilaksanakan di Desa Pulisan Pengambilan sampel yang digunakan 94 responden dengan tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Penderita Hipertensi sebanyak 73,4% responden yang tidak menderita hipertensi sebanyak 26,6 responden yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 91,5% responden dan yang tidak memiliki kebiasaan merokok 8,5%, melakukan aktifitas fisik sebanyak 5,3% responden, mengkonsumsi alkohol sebanyak 88,8% responden dan tidak mengkonsumsi alkohol sebanyak 11,7 responden. Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok, aktifitas fisik, dan konsumsi alkohol pada laki-laki usia 18 tahun dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Tahun 2017 Kata Kunci: Hipertensi, Kebiasaan Merokok, Aktifitas Fisik, Konsumsi Alkohol ABSTRACT According to the World Health Organization, in 2013 hypertension, which is categorized as a heart disease, is the leading cause of death in the world, which is in the amount of 45% of all cases. In Indonesia itself, hypertension is in the amount of 25.8%. In 2016, hypertension ranked second as the most dangerous disease in North Sulawesi with cases. The north Minahasa Regency had 2,389 cases in particular. This study was conducted to determine the relationship between smoking habit, physical activity, and alcohol consumption with hypertension accurrence in Pulisan Village, Likupang Sub-district, North Minahasa Regency in This type of research uses the observasional analytical method using Cross Sectional Study design conducted in Desa Pulisan in The sampling involved 94 respondents with 95% confidence level and α = 0,05. As much as 73,4% of respondents suffered hypertension, while 26.6% of respondents did not suffer hypertension. Meanwhile, as much as 91.5% of respondents had a habit of smoking while 8.5% did not. As much as 94.7% of the respondents performed physical avctivities while 5.3% of them did not. As much as 88.8% of the respondents consumed alcohol while 11,7% respondents did not. Conclusion: There is relationship between smoking habit, physical activity, and alcohol consumption in men aged 18 years with the occurrence of hypertension in Pulisan Village in Keywords: Hypertension, Smoking Habit, Physical Activity, Alcohol Consumption 1
2 PENDAHULUAN Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia, 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 ada 68% yang bertanggung jawab menurut (WHO,2014). Penyakit Tidak Menular menjadi masalah sangat serius pada saat ini yaitu hipertensi (Triyanto, 2014). Dari kematian penyakit jantung dengan total mortalitas penyakit, Hipertensi bertanggung jawab 45% dari penyakit jantung dengan 51% total mortalitas kematian akibat stroke (WHO, 2013) Berdasarkan data World Health Organisation (WHO, 2011) menunjukan salah satu penyebab kematian yaitu penyakit hipertensi. Penderita hipertensi dari 50% yang diketahui mendapat pengobatan hanya 25%, yang diobati dengan baik tiap tahunya dan hanya 12,5%, dan di seluruh dunia terdapat 7 juta orang yang meninggal akibat hipertensi. Berdasarkan data WHO di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi menginap hipertensi, angka ini kemungkinan akan terjadi peningkatan menjadi 29,2% di tahun Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi nasional pada penduduk umur 18 tahun keatas, hipertensi di Indonesia adalah sebesar 25,8 %. Prevalensi hipertensi di Indonesia terdiagnosis melalui kuesioner tenaga kesehatan yang sudah diperoleh sebesar 9,4% dan terdapat 9,5% sedang minum obat. Jadi 0,1 % yang meminum obat sendiri. Responden yang sedang meminum obat hipertensi 26,5% walaupun mempunyai tekanan darah normal. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 %. (Kemenkes RI, 2013). Data prevalensi hipertensi di Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Minahasa Utara Kecamatan Likupang berdasarkan surveilans berbasis puskesmas pada tahun 2016 penyakit hipertensi masuk peringkat ke dua dengan jumlah kasus sebesar 2,389. Berdasarkan data-data diatas penulis tertarik melakukan penelitian antara kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Kabupaten Minahasa Utara. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini yang digunakan yaitu observasional analitik dengan desain penelitian Cross Sectional Study (study potong-lintang)penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei Tahun 2017 di Pulisan Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh laki-laki berusia 18 tahun ke atas. 2
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Karateristik Responden Karateristik Responden Frekuensi % Umur , , , , ,3 Pendidikan SD 19 20,0 SMP 41 43,6 SMA 32 34,0 S1 2 2,1 Pekerjaan Nelayan 34 36,2 Petani 23 24,5 PNS 2 2,1 Swasta 35 37,2 Karakteristik Responden Usia penelitian ini paling banyak tahun yaitu sebanyak 32 laki-laki dengan presentase (34,0%) dan yang paling sedikit berada pada usia tahun dengan presentase (5,3%). Umur merupakan variabel yang penting karena angka kesakitan dan angka kematian. Umur juga dapat mempengaruhi status kesehatan karena ada kecenderungan penyakit menyerang umur tertentu. Kategori umur menurut Depkes RI (2009) Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 41 orang (43,6%), tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 32 orang(34,0%), kemudian tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 19 orang (20,0%) dan tingkat pendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 2 orang (2,1%). Responden dalam berpendidikan SMP dan paling sedikit S1 atau disebut Strata 1. Hampir semua belum pernah mendapatkan edukasi atau informasi kesehatan tentang pemeriksaan hipertensi. Padahal pendidikan dapat menjembatani informasi kesehatan dan tindakan kesehatan (Ahmadi, 2014) Sebagian besar pekerjaan responden adalah nelayan dan swasta sebanyak 35 responden (36,2%), sedangkan jenis pekerjaan sebagai petani 23 responden dengan presentase (24,5%), PNS memiliki jumlah yaitu 2 dengan presentase (2,1%). Pekerjaan juga merupakan variabel yang dapat dilihat hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, dimana jenis pekerjaan bisa menyebabkan timbulnya penyakit melalui dengan beberapa cara yaitu adanya faktor risiko dan 3
4 lingkungan kerja, selain itu penghasilan dan pekerjaan dapat terjadi penyakit misalnya status sosial ekonomi rendah biasanya kurang memahami mengenai kesehatan, tidak mampu membeli makanan yang bergizi, tidak mampu membeli obat, dan tidak bisa mengakses pelayanan kesehatan. Muliani, 2010) (Maryani dan Tabel 2.Karateristik Variabel Penelitian Variabel Frekuensi % Hipertensi Ya 69 7,4 Tidak 25 24,5 Kebiasaan Merokok Ya 86 34,0 Tidak 8 5,3 Aktifitas Fisik Kurang Aktif 5 20,0 Aktif 89 94,7 Konsumsi Alkohol Ya Tidak ,3 11,7 Hipertensi yang paling banyak terdapat pada kelompok ya dengan 69 responden (73,4%) Presentase dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok tidak Hipertensi yaitu 25 responden (26,6%) presentase. Gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan menjadi penyebab hipertensi di Desa Pulisan. Prevalensi di Indonesia yang dapat melalui pengukuran pada kelompok umur 18 tahun tergolong cukup tinggi, data Riskesdas (2013) setiap propinsi di Indonesia daerah pesisir memiliki prevalensi lebih tinggi dibagian perdesaan dibandingkan masyarakat yang tinggal dikota. Kebiasaan merokok yang paling banyak terdapat pada kelompok yang memiliki kebiasaan merokok yaitu 86 responden (91,5%) Presentase dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok tidak memiliki kebiasaan merokok yaitu 8 responden (8,5%) presentase. Merokok merupakan kebiasaan orang yang menghisap batang rokok yang dilakukan beberapa alasan ingin cobacoba, ikut-ikutan kepada orang tua/orang dewasa. Banyak sekali orang yang merokok tetapi tidak mengetahui efek atau dampak dari rokok tersebut. Kebanyakan laki-laki di Desa Pulisan memiliki kebiaaan merokok karena bisa membuat mereka lebih semangat menjalankan aktivitas mereka, bahkan ada yang mengatakan jika mereka tidak merokok membuat mereka menjadi tidak fokus dalam pekerjaan. Aktifitas fisik yang paling banyak terdapat pada kelompok aktif dengan 89 responden (94,7%) dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok kurang aktif melakukan aktivitas fisik yaitu 5 responden (5,3%). Aktifitas Fisik merupakan suatu bentuk gerakan yang dilakukan oleh otot-otot rangka untuk mengeluarkan tenaga seperti melakukan 4
5 suatu pekerjaan. Responden di pulisan sering melakukan aktifitas fisik yang berat disebabkan ada hubungannya dengan pekerjaan mereka masingmasing contohnya petani dan pekerja tambang yang banyak memerlukan aktifitas fisik yang berat. Pulisan salah satu desa dengan masyarakat yang memiliki pekerjaan dengan menguras aktifitas fisik yang berat karena masyarakat laki-laki yang berada di pulisan paling besar pekerjaan mereka banyak menghabiskan waktu Konsumsi alkohol yang paling banyak terdapat 83 responden (88,3%) dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok tidak konsumsi alkohol yaitu 11 responden (11,7%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pulisan Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara diketahui bahwa Minahasa Utara khususnya pulisan jika membuat acara-acara besar contohnya perkawinan, perayaan ulang tahun, minuman cap tikus atau arak harus ada dengan alasan untuk mendukung memeriakan acara, bagaiamana tidak mendapatkan hipertensi acara apapun itu suka atau duka cap tikus selalu ada bahkan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Desa Pulisan. Tabel 3. Analisis Hubungan Antara Variabel Analisis Hubungan antara Kebiasaam Merokok dengan hipertensi 67 dari 86 (71,3%) kebiasaan merokok menderita hipertensi dan sebanyak 6 dari 8 responden yang tidak mengalami kebiasaan merokok. Hasil pengujian hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi yang di dapatkan yaitu 0,004 kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H1 di terima dan H0 di tolak atau terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadiaan hipertensi di Desa Pulisan, penelitian ini sejalan oleh Wowor (2014) di Kecamatan Tumpaso mengatakan paling banyak yang mengalami hipertensi pasien dengan mengkonsumsi rokok sampai 70%. Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa proporsi perokok di Indonesia masih cukup tinggi (29,3%) dengan kebiasaan merokok setiap hari, sedangkan untuk Sulawesi Utara masuk dalam peringkat 14 secara Nasional untuk proporsi perokok setiap harinya. 5
6 Analisis Hubungan antara Aktifitas Fisik dengan hipertensi 1 (20,0%) dari 5 responden yang kurang aktif melakukan aktifitas fisik, ada 80 dari 89 responden yang aktif melakukan aktivitas fisik mengalami hipertensi. Hasil pengujian hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,001 (p-value > 0,05). Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak yang artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima yang artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kurangnya aktifitas fisik lebih cenderung berpotensi untuk terjadinya hipertensi dan lebih berisiko sebesar 1,02 kali dibanding orang yang tidak melakukan aktivitas fisiknya. Kurangnya aktifitas fisik akan meningkatkan daya tahan tubuh menjadi lemah dan lesuh sehingga semua penyakit dengan gampang menyerang tubuh kita contohnya hipertensi. Penelitian ini sejalan oleh Sihombing (2010) terjadi hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi, bahwa kurang beraktifitas fisik akan mengalami risiko hipertensi. Penelitian ini sama dengan (Sutanto, 2010; Wahiduddin, dkk 2013) Tingginya aktivitas fisik dipulisan karenakan pekerjaan masyarakat khususnya laki-laki di Desa Pulisan cukup tinggi sehingga rata-rata laki-laki yang berada di Desa Pulisan banyak melakukan aktifitas fisik. Analisis Hubungan antara Aktifitas Fisik dengan hipertensi Berdasarkan data yang menunjukan sebanyak 66 dari 83 responden (70,2%) yang konsumsi alkohol menderita hipertensi dan sebanyak 8 dari 11 responden yang tidak konsumsi alkohol. Hasil pengujian hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi yang di dapatkan yaitu 0,001 kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H 1 di terima dan H 0 di tolak atau 6
7 terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadiaan hipertensi di Desa Pulisan. Hasil ini sama halnya dengan penelitian Oroh (2013) bahwa ada hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa tahun 2013, jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan uji statistik hasil analisis antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi diperoleh nilai p=0,000.hal ini menunjukan bahwa konsumsi alkohol ada hubungan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas yang dihasilkan nilai OR yaitu 4,378 (CI 95% =1,864-10,285) ini berarti menunjukan mengkonsumsi alkohol memiliki peluang yang 4,378 kali lebih besar mengidap hipertensi dibandingkan responden yang tidak mengkonsumsi alkohol. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Pulisan tentang hubungan antara kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol pada laki-laki sia 18 tahun dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2017, kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Kabupaten MinahasaUtara 2. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Kabupaten MinahasaUtara 3. Ada hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Kabupaten MinahasaUtara SARAN Dari kesimpulan diatas maka dapat uraikan saran sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat. Disarankan bagi masyarakat kalilaki yang berada di wilayah Desa Pulisan agar lebih memperhatikan pola hidup yang baik termasuk merubah pola hidup kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol agar membiasakan pola hidup yang lebih sehat dengan bebasnya asap rokok, sering melakukan olahraga, berhenti meminum beralkohol. 2. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada pihak puskesmas untuk kemudian dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan-kebijakan dibidang kesehatan khususnya penyakit hipertensi. Puskesmas juga diharapkan dapat meningkatkan 7
8 fungsi Preventif dan Promotif kepada masyarakat tekait dengan pentingnya penanggulangan penyakithipertensi pada masyarakat secara umum khusunya laki-laki yang ada di Desa Pulisan. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, I.K, dan Amri, S Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya Departemen Kesehatan Sistem Kesehatan Nasional: Bentuk dan Cara Pembangunan Kesehatan Jakarta: Departemen Kesehatan RI Kementrian Kesehatan Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Badan Litbangkes, Depkes RI : Jakarta Kementrian Kesehatan Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Badan Litbangkes, Depkes RI : Jakarta Mariani, L., Muliani, R Epidemiologi Kesehatan.Yogyakarta: Graha Ilmu Oroh, D Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasiem Poliklinik Umum di Puskesmas Tumaratas Kec.Langowan Barat Kab. Minahasa, (online) ( content/uplods/2013/08/jurnal- Diyan-Nina-A-Oroh EPID, Pdf, diakses Juni 2017 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Profil Kesehatan Puskesmas Likupang 2016 Sihombing, M, Hubungan Perilaku Merokok, Konsumsi Makanan atau Minuman. Dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi Pada Responden Obes Usia Dewasa Di Indonesia. (online) Majalah Kedokteran Indonesia, Volume: 60 Nomor: 9 ( index.php/idmed/article/viewfile/73 7/740, diakses Juni 2017) Sutanto, Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern: Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol, dan Diabetes (Gejalagejala dan Pengendalian), Yogyakarta : Andi (diakses pada 27 maret 2017) World Health Organization A. Global Brief On Hypertension. Genewa, Switzerland 2013 World Health Organization 2014.Global Status Report on alcohol and health Genewa, Switzerland World Health Organization Noncommunicable Diseases. Genewa, Switzerland 8
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Giroth Linda Julia*, Angela F. C. Kalesaran*, Sekplin
Lebih terperinciKata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI YANG BERUSIA 40 TAHUN KE ATAS DI KELURAHAN BAHOI KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Indra Galia Kudati*, Budi
Lebih terperinciKata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi
HUBUNGAN ANTARA STATUS MEROKOK DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 40-65 TAHUN DI DESA WINEBETAN KECAMATAN LANGOWAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2014 Jurgens Mikhael
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara
Lebih terperinciKata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 25-65 TAHUN DI DESA KAPOYA KECAMATAN TARERAN SULUUN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Emmelia livi lapian *, Nancy S H Malonda *,
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Ceidy Silva Tamunu
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI WILAYAH MASYARAKAT PESISIR DESA MARINSOW KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2017 Jessica J. Pinontoan*, Grace
Lebih terperinciKata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan
Lebih terperinciKata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT TK. III. R. W. MONGISIDI MANADO TAHUN 2017 Rianty Rahalus*, Afnal Asrifuddin*, Wulan P.J Kaunang* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Berdasarkan data WHO (2013), pada tahun 2008 angka kematian Penyakit Tidak Menular
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA Merlisa C. Talumewo*, Budi T. Ratag*, Jantje D. Prang** *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciKata kunci: kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hipertensi, laki-laki
HUBUNGAN KEBISAAN MEROKOK DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN LAKI-LAKI YANG BEROBAT DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG Febby Aprillia Tatuho*, Franckie R.R. Maramis*, Sulaemana
Lebih terperinciTedy Candra Lesmana. Susi Damayanti
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Fifi Mamoto *, Grace D. Kandou
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dewasa ini sedang dihadapkan pada terjadinya transisi epidemiologi, transisi demografi dan transisi teknologi, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pola
Lebih terperinciKata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONSUMSI MAKANAN, AKTIVITAS FISIK, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA DEWASA DI DESA PULISAN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Silvanetha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.
Lebih terperinciOleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH
Artikel Article : Hubungan Antara Keluar Malam Dan Pengetahuan Tentang Malaria Pada Masyarakat Di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 : The Relationship Between Night
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPASO KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Pratiwi N. Wowor *, Nancy S. H. Malonda*, Shane H. R. Ticoalu** *Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global
Lebih terperinciKeywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Chaterine J. M. Tulenan*, Budi T. Ratag *, Shane
Lebih terperinciINTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3
INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit stroke merupakan masalah kesehatan yang utama di negara maju maupun negara berkembang. Stroke mengakibatkan penderitaan pada penderitanya, beban sosial ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan
Lebih terperinciejurnal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
HUBUNGAN MENGONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI DESA TOMPASOBARU II KECAMATAN TOMPASOBARU KABUPATEN MINAHASA SELATAN Jeine Kristy Komaling Baithesda Suba Djon Wongkar Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinci: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan
Artikel Article : Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan : Fasting Blood Glucose Comparison unto Sub Urban society and Rural Society at Village
Lebih terperinciFAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG
FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG The Risk Factors Incidence of Hypertension in Puskesmas Basuki Rahmat Palembang Heriziana 1 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Hipertensi
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS TUMARATAS KEC. LANGOWAN BARAT KAB. MINAHASA Diyan, N.Oroh *, Grace D.
Lebih terperinciKata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat
HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global. Masalah PTM pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menghadapi beban ganda di bidang kesehatan, yaitu penyakit menular yang masih tinggi diikuti dengan mulai meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN
ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN, Ana Ulfah Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email: perdana_182@yahoo.co.id ABSTRAK Menurut WHO (World Health Organization)
Lebih terperinciKata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran seperti pola makan, penanganan stres, kebiasaan olahraga, serta gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila tidak disikapi
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciKata Kunci :Riwayat Keluarga, Konsumsi Alkohol, Kadar Asam Urat Darah
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KELUARGA DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA PASIEN YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Cindy Cicilia Bangunang*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular (Non-Communicable diseases) terdiri dari beberapa penyakit seperti jantung, kanker, diabetes, dan penyakit paru-paru kronis. Pada tahun 2008,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciThe Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013
Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (Studi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2014 ) Nurlia Savitri e-mail : savitri.nurlia@gmail.com Program Studi
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciPREVALENSI HIPERTENSI PADA PENDUDUK UMUR 30 TAHUN HINGGA 80 TAHUN DI KECAMATAN TEMBUKU BANGLI BALI TAHUN 2013
PREVALENSI HIPERTENSI PADA PENDUDUK UMUR 30 TAHUN HINGGA 80 TAHUN DI KECAMATAN TEMBUKU BANGLI BALI TAHUN 2013 I Made Artha Wiguna Sanjaya Program Studi Pendidikan Dokter,Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah gizi ganda diantaranya prevalensi gizi kurang dan meningkatnya prevalensi obesitas. Obesitas tidak lagi di anggap sebagai masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah vaskular. Tekanan yang semakin
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
51 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS Arif Nurma Etika 1, Via Monalisa 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kadiri e-mail: arif_etika@yahoo.com ABSTRACT Diabetes Mellitus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kardiovaskuler menempati ranking pertama sebagai penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia (Setianto, 2004). Penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Penderita hipertensi setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA
Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PENGGUNAAN PIL KELUARGA BERENCANA PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PINELENG KABUPATEN MINAHASA Bill S. I. Risakota*, Billy J. Kepel**,
Lebih terperinciKata Kunci: Keturunan, Umur, Obesitas, Hipertensi
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN MOTOBOI KECIL KECAMATAN KOTAMOBAGU SELATAN KOTA KOTAMOBAGU Rilie Fardya Dedullah*,Nancy S.H Malonda*, Woodford
Lebih terperinciKata Kunci: Kejadian Hipertensi, Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Riwayat Hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI BERUSIA 40-65 TAHUN DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG Daisy Tri Anggraini Santoso* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi, transisis demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatakan perubahan pada pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO
HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Oleh: dr. Budi T. Ratag, MPH, dkk. Dipresentasikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organizations (WHO) menyatakan bahwa penyakit tidak menular menyumbang kematian utama paling besar yaitu sebesar 36 juta atau 2/3 dari 57 juta kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK
BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK Melly Mustikasari 1) Korneliani dan vianti 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi dan Penyakit
Lebih terperinciKata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT (BKMM) PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 Meisye S. Hanok*, Budi T. Ratag*, Reiny A. Tumbol** *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat...7
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii
Lebih terperinciKata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.
HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, PEKERJAAN IBU, DUKUNGAN SUAMI DAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENGKOL KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Fiji Claudia Pandean*, Adisti
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA TEMPOK SELATAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA TEMPOK SELATAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Febi Kolibu*, Angela Kalesaran* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO) 2014, bahwa Diabetes Melitus (DM) diperkirakan menjadi penyebab utama ke tujuh kematian di dunia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KEPADATAN HUNIAN DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBEKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH Indri Surentu*, Wulan P. J. Kaunang*, Woodford B. S. Joseph* * Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI DESA TALAWAAN ATAS DAN DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Ade Frits Supit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit hipertensi esensial telah berdampak pada satu milyar orang diseluruh dunia, mengungguli serangan jantung dan stroke. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MODOINDING KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN Susdita R. Mailangkay*, Ardiansa A.T.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Christ Victor Rawis*, Wulan P. J. Kaunang**, Max Tulung*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic
Lebih terperinciRini Anggraeny 1, Wahiduddin 1, Rismayanti 1.
FAKTOR RISIKO AKTIVITAS FISIK, MEROKOK, DAN KONSUMSI ALKOHOL TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR RISK FACTORS OF PHYSICAL ACTIVITY, SMOKING,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu jenis penyakit menahun, yang angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah
Lebih terperinci