EFEKTIVITAS ISOLAT Methylobacterium spp UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) TAUFIQ HIDAYAT RS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS ISOLAT Methylobacterium spp UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) TAUFIQ HIDAYAT RS"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS ISOLAT Methylobacterium spp UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) TAUFIQ HIDAYAT RS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis berjudul Efektivitas isolat Methylobacterium spp untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai (Glycine max L.) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2014 Taufiq Hidayat RS NIM A

4 RINGKASAN TAUFIQ HIDAYAT RS. Efektivitas Isolat Methylobacterium spp untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Dibimbing oleh ENY WIDAJATI dan ABDUL QADIR. Methylobacterium spp merupakan salah satu jenis mikroba yang dapat memproduksi fitohormon yang berpotensi menstimulasi perkecambahan benih dan pertumbuhan untuk meningkatkan produksi tanaman. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pemupukan N, P, K yang efektif terhadap peningkatan produksi kedelai di lapang produksi. Penelitian terdiri atas dua percobaan yaitu (1) Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, (2) Efektivitas teknik aplikasi Methylobacterium spp terhadap produksi kedelai di lapangan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah Balai Besar Bioteknologi dan Genetika Tanaman Bogor, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Kebun Percobaan Leuwikopo Fakultas Pertanian IPB dan lahan pertanian petani di Kabupaten Serang, Banten pada bulan Juli 2012 sampai Maret Percobaan 1 menggunakan rancangan petak terpisah. Petak utama adalah teknik aplikasi Methylobacterium spp (isolat TD-TPB3 dan TD-J7) yang terdiri dari empat taraf : tanpa aplikasi Methylobacterium spp, perendaman benih dan penyemprotan Methylobacterium spp pada 15 dan 30 HST, perendaman benih dan penyemprotan Methylobacterium spp pada 15 HST, dan perendaman benih dengan Methylobacterium spp. Anak petak adalah dosis pemupukan N, P dan K yang terdiri atas lima taraf yaitu 0, 25, 50, 75 dan 100 % dosis rekomendasi (rekomendasi pemupukan kedelai : 50 kg N ha -1, 100 kg P 2 O 5 ha -1 dan 100 kg K 2 O ha -1 ). Percobaan 2 menggunakan rancangan acak kelompok lengkap. Percobaan ini membandingkan aplikasi Methylobacterium spp dalam budidaya tanaman dengan teknologi budidaya yang biasa digunakan oleh petani. Aplikasi Methylobacterium spp yang digunakan adalah hasil terbaik percobaan 1 yaitu direndam benih dan disemprot pada 15 HST dan pemupukan 75%. Teknologi petani tanpa Methylobacterium spp dengan pemupukan 100% dosis rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Methylobacterium spp direndam dan disemprot pada 15 HST dan HST memberikan respon terhadap umur berbunga, jumlah bunga, bobot kering tajuk, jumlah polong bernas, polong hampa, jumlah biji, bobot biji dan produksi total yang sama dan nyata lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi isolat. Pemupukan 50, 75 dan 100 % dari dosis rekomendasi memberikan respon yang sama pada tolok ukur tinggi tanaman 56 HST, jumlah cabang dan bobot biji dan nyata lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi. Teknologi Methylobacterium spp dengan perlakuan direndam dan disemprot pada 15 HST dan dosis pemupukan 75% dari dosis rekomendasi secara nyata meningkatkan produksi tanaman kedelai dan meningkatkan vigor benih lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi petani. Kata Kunci : bakteri, dosis pemupukan N P K, teknologi budidaya

5 SUMMARY TAUFIQ HIDAYAT. The Effectiveness of Methylobacterium spp Isolate to Increase Production of Soybean (Glycine max L.). Supervised by ENY WIDAJATI dan ABDUL QADIR. Methylobacterium spp is one of bacteria that produces phytohormon which have potency to stimulate seed germination and plant growth to increase plant production. The aim of the research was to evaluate effectiveness of Methylobacterium spp and rates of fertilizer to increase soybean yield in field production. The research consisted of two experiments : (1) The effect of Methylobacterium spp application technique and rates of fertilizers on the soybean growth and production, (2) Effectiveness of Methylobacterium spp application technique to soybean yield in field production. The experiments were conducted in July 2012 to March The first experiment used Split Plot Design. The main plot was Methylobacterium spp application technique consisted of without Methylobacterium spp, seed soaking and spraying Methylobacterium spp at 15 and 30 days after planting (DAP), seed soaking and spraying Methylobacterium spp at 15 DAP and soaking seeds with Methylobacterium spp. The subplot was the rates of fertilizer N, P and K consisted of 0, 25, 50, 75 and 100% recommended rate of fertilizer (Rate of recommendation : 50 kg N ha -1, 100 kg P 2 O 5 ha -1 dan 100 kg K 2 O ha -1 ). The second experiment used randomize complete block design. The experiment used two cultivation technologies are Methylobacterium spp and farmers. Methylobacterium spp cultivation technology used the best result of the experiment 1, seed soaking and spraying Methylobacterium spp at 15 DAP and 75% recommended rate of fertilizer. The farmers technology used 100% recommended rate of fertilizer. The results showed that seed soaking and spraying Methylobacterium spp at 15 DAP and DAP significantly increased the age and total of flowering, total of pod, total of seed and weight of seed than without isolate application. The rate of fertilizer 50, 75 and 100% gives the same response at height of plant 56 DAP, total branches per plant and weight of seed per plant but significantly increase than without application. The seed soaking and spraying Methylobacterium spp technology and rate of fertilizer 75% significantly increased total production and seed vigour of soybean compared with the farmers technology. Keywords : bacteria, cultivation technology, rates of fertilizer N, P and K

6 Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

7 5 EFEKTIVITAS ISOLAT Methylobacterium spp UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) TAUFIQ HIDAYAT RS Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

8 6 Penguji pada Ujian Tesis : Prof Dr Ir Munif Ghulamahdi, MS

9 7 Judul Tesis Nama NIM : Efektivitas Isolat Methylobacterium spp untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L.). : Taufiq Hidayat RS : A Disetujui oleh Komisi Pembimbing Dr Ir Eny Widajati, MS Ketua Dr Ir Abdul Qadir, MSi Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih Dekan Sekolah Pascasarjana Dr Ir Endah Retno Palupi, MSc Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr Tanggal Ujian: 3 Februari 2014 Tanggal Lulus : 14 April 2014

10 8 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini. Judul penelitian yang dipilih adalah Efektivitas Isolat Methylobacterium spp untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L). Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sains di Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Besarnya manfaat tanaman kedelai diiringi dengan tingginya kebutuhan kedelai nasional di Indonesia belum diimbangi oleh produksi kedelai yang relatif stabil setiap tahun. Untuk mewujudkan swasembada kedelai, perlu dilakukan peningkatan produksi melalui upaya meningkatkan luas areal pertanaman dan penerapan teknologi budidaya yang dapat meningkatkan produktivitas kedelai. Penggunaan dosis pemupukan yang tepat serta teknik aplikasi Methylobacterium spp yang efektif diharapkan juga dapat meningkatkan vigor benih dan produksi tanaman kedelai lebih optimal. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir Eny Widajati, MS dan Dr Ir Abdul Qadir, MSi sebagai komisi pembimbing atas segala curahan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, arahan, saran dan nasehat mulai dari penyusunan rencana penelitian hingga penyelesaian penulisan tesis ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Prof Dr Ir Munif Ghulamahdi, MS selaku penguji luar komisi dan Dr Ir Endah Retno Palupi, MSc sebagai Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih yang telah memberikan saran dan motivasi dalam penyelesaian penulisan tesis ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih atas pembiayaan penelitian dalam tesis ini melalui program Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) Tahun Anggaran 2012 yang diketuai oleh Dr Ir Eny Widajati, MS. Penulis menyampaikan terimakasih kepada Bakrie Center Foundation atas beasiswa yang telah diberikan. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, teman-teman ITB 2011, FORSCA- AGH dan RUMANA SULSEL atas bantuan dan dukungan yang diberikan. Somoga tulisan dan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi dunia pertanian dan pihak lain yang membutuhkannya. Bogor, April 2014 Taufiq Hidayat RS

11 9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 Budidaya Kedelai 4 Methylobacterium spp 4 Pemupukan 5 3 PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI MELALUI APLIKASI ISOLAT METHYLOBACTERIUM SPP DAN DOSIS PEMUPUKAN 6 Abstract 6 Abstrak 6 Pendahuluan 7 Metode 8 Hasil dan Pembahasan 11 Kesimpulan 19 4 EFEKTIVITAS TEKNIK APLIKASI ISOLAT METHYLOBACTERIUM SPP TERHADAP HASIL KEDELAI PADA LAPANG PRODUKSI 19 Abstract 19 Abstrak 20 Pendahuluan 20 Metode 21 Hasil dan Pembahasan 23 Kesimpulan 28 5 PEMBAHASAN UMUM 28 6 KESIMPULAN DAN SARAN 34 Kesimpulan 34 Saran 34 DAFTAR PUSTAKA 35 LAMPIRAN 39 RIWAYAT HIDUP 44 x x xi

12 10 DAFTAR TABEL 1 Rekapitulasi sidik ragam pengaruh aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pupuk terhadap peubah vegetatif dan generatif tanaman kedelai 11 2 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp terhadap daya tumbuh dan kecepatan tumbuh tanaman kedelai varietas Kaba 12 3 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pemupukan terhadap tinggi tanaman 56 HST tanaman kedelai varietas Kaba 13 4 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp terhadap jumlah bunga dan hari berbunga tanaman kedelai varietas Kaba 14 5 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pemupukan terhadap jumlah cabang tanaman kedelai varietas Kaba 15 6 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp terhadap bobot kering tajuk dan bobot kering akar tanaman kedelai varietas Kaba 16 7 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp terhadap polong bernas, polong hampa dan jumlah biji tanaman kedelai varietas Kaba 16 8 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp bobot biji per tanaman tanaman kedelai varietas Kaba 17 9 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp terhadap produksi total tanaman kedelai varietas Kaba Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh perlakuan teknologi aplikasi Methylobacterium spp dan teknologi petani pada peubah vegetatif, generatif dan viabilitas tanaman kedelai Pengaruh teknologi budidaya terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman kedelai varietas Anjasmoro Pengaruh teknologi budidaya terhadap jumlah cabang, bobot kering tajuk, jumlah polong bernas, jumlah polong hampa dan bobot kering tajuk tanaman kedelai varietas Anjasmoro Pengaruh teknologi budidaya terhadap jumlah biji, bobot biji per tanaman dan produksi total tanaman kedelai varietas Anjasmoro Pengaruh teknologi budidaya terhadap daya berkecambah, indeks vigor dan kecepatan tumbuh tanaman kedelai varietas Anjasmoro 27 DAFTAR GAMBAR 1 Alir Pelaksanaan Penelitian 3 2 Isolat Methylobacterium spp diinkubasi menggunakan aerator 9 3 Pengadaan dan penyaluran benih secara formal 33 4 Arus benih kedelai mengikuti Jabalsim 34

13 11 DAFTAR LAMPIRAN 1 Deskripsi varietas kedelai Kaba 39 2 Hasil Analisis Tanah dan Pupuk 40 3 Data Iklim Kecamatan Darmaga Bogor 41 4 Deskripsi varietas kedelai Anjasmoro 42 5 Data Iklim Kabupaten Serang Banten 43

14 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Biji kedelai mengandung protein yang cukup tinggi dan bervariasi (34-48%) tergantung varietasnya (Kusbiantoro 1993). Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang penting untuk meningkatkan gizi masyarakat karena selain baik untuk kesehatan, kedelai relatif murah dibandingkan sumber protein hewani. Tingginya permintaan kedelai yang terus meningkat dari tahun ke tahun belum mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri sehingga impor kedelai meningkat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan kedelai nasional diperkirakan mencapai 2.2 juta ton (Suswono 2010) dan hanya terpenuhi sebanyak sekitar 40% (Siregar 2010). Produksi hasil kedelai mengalami penurunan sekitar 9.66%. Produksi kedelai pada tahun 2009 sebanyak ton turun menjadi ton dan ton pada tahun (BPS 2011). Rendahnya produksi nasional yang disebabkan oleh rendahnya rata-rata produktivitas kedelai ditingkat petani yang hanya mencapai 1.3 ton ha -1 menyebabkan Indonesia mengimpor kedelai hingga 2.08 juta ton untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional yang mencapai 2.9 juta ton selama tahun Indonesia saat ini masih bergantung pada impor untuk pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri. Program swasembada kedelai perlu diwujudkan dengan peningkatan produksi melalui upaya peningkatan luas areal pertanaman dan penerapan teknologi budidaya. Ketersediaan unsur hara menjadi hal penting dalam sistem teknologi budidaya sebagai upaya ekstensifikasi sehingga perlu penggunaan pupuk dan dosis yang tepat untuk mencapai produksi optimal. Benih bermutu juga menjadi bagian penting dalam hal intensifikasi kedelai dan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam teknis budidaya kedelai. Penerapan teknologi budidaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor pemupukan (organik, anorganik, dan biofertilizer seperti rhizobium) maupun penggunaan kapur (kalsit atau dolomit). Pemupukan nitrogen berpengaruh terhadap pembentukan bintil akar dan fiksasi nitrogen oleh bintil akar. Pertumbuhan serta peningkatan produksi tanaman kedelai akan lebih baik bila diimbangi dengan pemupukan dengan pupuk organik dan anorganik pada ph tanah sekitar 6.0 dan 6.8 (Scott dan Aldrich 1970). Pemberian dan penempatan pupuk membutuhkan ketelitian dan ketepatan untuk mencapai hasil yang optimal dengan jumlah pupuk yang efisien (Moenandir 2004). Upaya lain dalam meningkatkan produksi tanaman kedelai dapat dilakukan dengan menggunakan benih yang bermutu. Benih tersebut diberi perlakuan menggunakan mikroba yang dapat melindungi tanaman selama fase pertumbuhan dan produksinya (Copeland dan Mc Donald 2001). Aplikasi mikroba atau bakteri Methylobacterium spp diharapkan dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan tanaman karena mampu memproduksi fitohormon dengan menggunakan metanol yang diemisikan pada stomata tanaman. Kemampuan Methylobacterium spp memanfaatkan gugus metil dan tumbuh pada senyawa

15 2 multi karbon seperti suksinat, piruvat atau glioksilat sehingga bakteri tersebut termasuk kelompok bakteri fakultatif metilotrof. Bakteri Methylobacterium dapat menjadi green technology yang ramah lingkungan dan tidak mengganggu keseimbangan alam. Bakteri Methylobacterium spp disebut juga Pink Pigmented Facultative Methylotroph (PPFM) merupakan mikrobiota normal pada hampir semua tanaman, lumut dan paku-pakuan. Menurut Lidstrom dan Chistoserdova (2002) PPFM dapat ditemukan sebagian besar di tanah, pada permukaan daun dan di bagian lain tumbuhan. Bakteri ini dapat menstimulasi perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman dengan memproduksi fitohormon dengan menggunakan metanol yang diemisikan melalui stomata tanaman. Pada kondisi yang kurang ideal, benih mampu berkecambah normal bila diinokulasi atau diimbibisi dengan suspensi kultur bakteri PPFM sehingga dapat memicu viabilitas benih. Penelitian mengenai aplikasi teknologi budidaya yang tepat guna dengan memperhatikan dosis pemupukan dan teknik aplikasi Methylobacterium spp yang efektif meningkatkan vigor benih dan produksi tanaman kedelai perlu dilakukan (Bagan alir penelitian ditunjukkan pada Gambar 1). Hasil penelitian Kurniati (2009) menunjukkan bahwa aplikasi perendaman benih viabilitas sedang dengan isolat Methylobacterium spp TD-L2 dan TD-TPB3 sangat nyata meningkatkan keserempakan tumbuh bibit padi sebesar 65.83% dan 58.84%. Wibowo (2011) menyatakan bahwa perlakuan perendaman benih padi sawah dengan campuran isolat TD-J10 dan TD-TPB3 merupakan perlakuan yang menghasilkan jumlah daun terbanyak pada 6 MST (30 helai) dan pada 7 MST (36 helai). Penelitian Safariyah (2009) menunjukkan bahwa isolat TD-J7 perlakuan semprot dan kombinasi rendam dan semprot menunjukkan persentase gabah padi bernas per malai masing-masing 33.17% dan 30.75%, sedangkan bobot gabah padi bernas per rumpun tidak meningkat, masing-masing 2.38 g dan 2.32 g. Aplikasi isolat Methylobacterium spp baik strain TD-J7, TD-TPB3 dan kombinasi strain TD- J7+TD-TPB3 dapat meningkatkan indeks vigor dan kecepatan tumbuh benih cabai besar (Capsicum annuum L.) (Goni 2010). Teknik aplikasi Methylobacterium spp isolat TD-TPB3 pada varietas Kaba, dengan cara perendaman yang dilanjutkan dengan penyemprotan pada daun umur 10 HST + 20 HST memberikan peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Danial 2011). Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh teknik aplikasi isolat Methylobacterium spp dan dosis pemupukan N, P, K yang efektif terhadap peningkatan produksi kedelai. 2. Mengetahui efektivitas teknik aplikasi isolat Methylobacterium spp di lapang produksi.

16 3 Aplikasi Methylobacterium spp dan Dosis Pemupukan N, P, K Evaluasi pertumbuhan dan produksi Teknik aplikasi Isolat Methylobacterium dan dosis pupuk terbaik Teknologi Methylobacterium spp dan Teknologi Budidaya Petani Evaluasi Hasil Produksi dan Vigor Benih Teknologi Budidaya Efisien dan Terbaik Gambar 1 Bagan alir penelitian

17 4 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengembangan Tanaman Kedelai Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi berkisar cm. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada daerah dataran rendah dengan ketinggian mdpl dengan suhu sekitar 22 o C 27 o C, kelembaban udara rendah rata-rata (RH 60-75%) selama pematangan polong hingga panen dengan penyinaran matahari 12 jam atau minimum 10 jam tiap hari (Sumarno dan Manshuri 2007). Pertumbuhan optimal kedelai dapat dicapai pada tanah yang mengandung cukup unsur hara makro maupun mikro, struktur tanah gembur dan ph tanah serta kelembaban tanah 60-80% kapasistas lapang (Rukmana dan Yuniarsih 1996). Kebutuhan air tanaman kedelai dengan umur panen hari berkisar antara mm, setara dengan curah hujan mm per bulan (Sumarno dan Manshuri 2007). Banyaknya curah hujan sangat mempengaruhi aktivitas bakteri tanah dalam menyediakan nitrogen. Aktivitas bakteri dalam tanah dipengaruhi oleh kondisi suhu dalam tanah sekitar 35 o C - 39 o C dengan kelembaban tanah sekitar 60-70% (Andrianto dan Indarto 2004). Penggunaan pupuk anorganik dapat diimbangi dengan pemberian pupuk organik (mikroba) untuk meningkatkan produksi dan keberlanjutan sistem produksi. Penggunaan pupuk mikroba pada budidaya kedelai dapat meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan efisiensi pemupukan serta mengurangi pencemaran lingkungan (Saraswati 2007). Mikroba (effective microorganism) berperan penting dalam mendukung terlaksananya pertanian ramah lingkungan. Semakin tinggi populasi mikroba tanah semakin tinggi aktivitas biokimia dalam tanah dan semakin tinggi indeks kualitas tanah (Saraswati dan Sumarno 2008). Manfaat mikroba dalam usaha pertanian belum dipahami sepenuhnya. Pemanfaatan mikroba dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tanaman dalam tanah. Mikroba juga dapat merombak bahan organik dan mineralisasi unsur organik. Mikroba berperan untuk memacu pertumbuhan tanaman dengan membentuk enzim dan melindungi akar dari mikroba patogenik dan sebagai agen hayati pengendali hama dan penyakit tanaman (Saraswati et al. 2004). Methylobacterium spp Bakteri Pink Pigmented Facultative Methylotroph (PPFM) adalah bakteri metilotrof dari kelompok Methylobacterium yang umumnya ditemukan pada permukaan daun. Bakteri filosfer PPFM berinteraksi dengan tanaman dan memanfaatkan substrat senyawa karbon tunggal (C 1 ) seperti methanol (CH 3 OH) dan metilamina (CH 3 NH 2 ) sebagai sumber karbonnya. PPFM bersifat fakultatif, artinya tidak mutlak hidup pada satu kondisi tertentu. PPFM dapat tumbuh pada media minimal dengan penambahan methanol atau metilamina dan menunjukkan koloni berwarna merah muda (pink) (Green 1992).

18 Methylobacterium spp diduga dapat menghasilkan pyrroloquinolinequinon (PQQ), yang memiliki karakteristik sebagai vitamin B12 dan antioksidan. PQQ efektif dalam melindungi mitokondria dari kerusakan akibat stress-oksidatif, yang dapat menginduksi peroksida lemak, pembentuk protein karbonil, dan menonaktifkan fungsi mitokondria (He et al. 2003). Hasil penelitian Goni (2010) menunjukkan bahwa teknik aplikasi Methylobacterium spp isolat TD-J7, TD-TPB3 dan kombinasi TD-J7 + TD-TPB3 dapat meningkatkan indeks vigor dan kecepatan tumbuh benih cabai besar. Aplikasi penyemprotan isolat TD-TPB3 pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% dapat meningkatkan jumlah daun dan persentase bibit berbunga yaitu sebesar 2.1 helai daun dan 15.2%. Pada benih dengan viabilitas awal 90% dapat meningkatkan jumlah daun, persentase bibit berbunga, tinggi bibit dan bobot kering bibit masing-masing sebesar 4.4 helai daun, 30.8%, 5.1 cm dan g. Hasil penelitian Azizah (2011) pada tanaman cabai menunjukkan bahwa aplikasi Methylobacterium spp dengan perendaman benih dan penyemprotan setiap satu bulan secara nyata meningkatkan jumlah bunga pada 14 dan 17 MST, bobot buah pada 18, 19, 20, 21 dan 23 MST serta meningkatkan total jumlah bunga dan total bobot buah cabai dari gram meningkat menjadi gram pada pemupukan satu dosis rekomendasi (15 g Urea, 27 g SP-18, dan 12 g KCl per 5 kg media). Teknik aplikasi Methylobacterium spp isolat TD-TPB3 pada varietas Kaba, dengan cara perendaman yang dilanjutkan dengan penyemprotan pada daun umur 10 HST + 20 HST memberikan peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai, pada peubah tinggi tanaman 35 HST, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah polong, polong isi, bobot 100 butir dan produksi (Danial 2011). 5 Pemupukan Sumber utama unsur hara nitrogen sebenarnya cukup banyak terdapat di atmosfer yaitu lebih kurang 79.2% dalam bentuk N 2 bebas. Unsur N baru dapat digunakan oleh tanaman setelah mengalami perubahan menjadi bentuk yang terikat. Hasibuan (2008) menyatakan bahwa bahan pembuatan pupuk N adalah nitrogen dalam bentuk amoniak (NH 3 ). Hara nitrogen tidak hanya diperoleh dari tanah secara langsung tetapi juga dapat diperoleh melalui proses simbiosis antara tanaman dengan bakteri tertentu. Bakteri Rhizobium sp mampu mengikat nitrogen bebas dari udara sehingga menyebabkan terbentuknya bintil-bintil akar pada tanaman kedelai. Pupuk urea merupakan pupuk buatan senyawa organik dari CO(NH 2 ) 2 dan berbentuk butiran bulat kecil yang mengandung kadar N sekitar 45% - 46%. Urea larut sempurna dalam air dan tidak mengasamkan tanah. Pupuk urea mampu meningkatkan hasil fotosintesis dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Unsur lain yang dibutuhkan tanaman selain nitrogen adalah fosfor. Tanaman menyerap unsur pospor dalam bentuk senyawa pospat H 2 PO 4 -. Salah satu pupuk yang mengandung unsur pospor adalah SP-36 yang mengandung 36% P 2 O 5 (Lukiwati et al. 2000). Unsur makro yang juga dibutuhkan tanaman dalam proses fisiologinya adalah kalium. Salah satu jenis pupuk kalium yang dikenal saat ini adalah kalium klorida (KCl) dengan kadar 60% K 2 O dan khlor.

19 6 3 PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI MELALUI APLIKASI ISOLAT METHYLOBACTERIUM SPP DAN DOSIS PEMUPUKAN Increase of soybean production with Methylobacterium spp isolate applicaton and rates of fertilizers Abstract The aim of the experiment was to know effect of Methylobacterium spp application technique and rates of fertilizers on the soybean growth and production. The experiment were conducted from August to November 2012 in Leuwikopo experiment station. The experiment was arranged in split plot design. The main plot was Methylobacteriumsp spp application technique consisted of without Methylobacterium spp, seed soaking and spraying Methylobacterium spp at 15 and 30 days after planting (DAP), seed soaking and spraying Methylobacterium spp at 15 DAP and soaking seeds with Methylobacterium spp. The subplot was the rates of fertilizer N, P and K consisted of 0, 25, 50, 75 and 100 % recommended rate of fertilizer (Rate of recommendation : 50 kg N ha -1, 100 kg P 2 O 5 ha -1 dan 100 kg K 2 O ha -1 ). The results showed that seed soaking and spraying Methylobacterium spp at DAP and seed soaking and spraying Methylobacterium spp at 15 DAP gives the same response and significantly increased the age and numbers of flowering, dry weight of plant, numbers of pod, numbers of seed, weight of seed per plant and total production than without isolate application. The rate of fertilizer 50, 75 and 100 % gives the same response at height of plant 56 DAP, branch of numbers and weight of seed per plant but significantly than without application. Keywords : isolate spraying, rates of fertilizer, seed soaking Abstrak Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pemupukan N, P, K yang efektif terhadap peningkatan produksi kedelai. Percobaan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2012 di kebun percobaan Leuwikopo IPB. Percobaan ini menggunakan rancangan petak terpisah. Petak utama adalah teknik aplikasi Methylobacterium spp yang terdiri atas empat taraf yaitu tanpa aplikasi Methylobacterium spp, perendaman benih dan penyemprotan Methylobacterium spp pada 15 dan 30 HST, perendaman benih dan penyemprotan Methylobacterium spp pada 15 HST, dan perendaman benih dengan Methylobacterium spp. Anak petak adalah dosis pemupukan N, P dan K yang terdiri atas lima taraf yaitu 0, 25, 50, 75 dan 100 % dosis rekomendasi (rekomendasi pemupukan kedelai : 50 kg N ha -1, 100 kg P 2 O 5 ha -1 dan 100 kg K 2 O ha -1 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

20 aplikasi Methylobacterium spp direndam dan disemprot pada 15 dan 30 HST dan aplikasi Methylobacterium spp direndam dan disemprot pada 15 HST memberikan respon terhadap umur berbunga, jumlah bunga, bobot kering tajuk, jumlah polong bernas, polong hampa, jumlah biji, bobot biji per tanaman dan produksi total tanaman yang sama dan nyata lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi isolat. Dosis pemupukan 50%, 75% dan 100% memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada peubah tinggi tanaman 56 HST, jumlah cabang dan bobot biji per tanaman tetapi lebih tinggi dibandingkan dosis pemupukan 0%. Kata kunci : dosis pemupukan, penyemprotan isolat, perendaman benih 7 PENDAHULUAN Salah satu jenis bakteri yang dapat diaplikasikan dalam pengembangan usahatani kedelai adalah Methylobacterium spp. Bakteri ini merupakan genus Methylobacterium dan termasuk kelompok bakteri tanah aerob, bersifat gram negatif, berbentuk batang, dan memiliki pigmen merah muda, serta dapat hidup secara fakultatif di lingkungan metilotropik sehingga Methylobacterium sp dikenal sebagai bakteri pink pigmented facultative methylotropic (PPFM) (Gallego et al. 2005). Hasil penelitian Holland (1997) menunjukkan bahwa bakteri PPFM memberikan efek pada pertumbuhan tanaman kedelai. Pengujian pada kecambah kedelai, melalui perlakuan inokulasi PPFM pada biji yang dipanaskan, dapat mengembalikan laju perkecambahan dan pertumbuhan akar ke level normal. PPFM berperan dalam perkecambahan biji kering. Pada kondisi yang kurang ideal, biji mampu berkecambah normal bila biji diinokulasi atau diimbibisi dengan suspensi kultur bakteri PPFM. Keberadaan bakteri PPFM tersebut dapat memicu viabilitas benih. Penggunaan mikroba khususnya Methylobacterium spp berperan penting bagi budidaya kedelai untuk meningkatkan efisiensi pemupukan N. Penggunaan mikroba sebagai pupuk organik sangat penting untuk meningkatkan efisiensi pemupukan N (Saraswati 2007). Abdoulaye et al. (2001) menyatakan bahwa beberapa strain Methylobacterium spp dapat mengefisienkan fiksasi nitrogen (enzim nitrogenase) dengan membentuk bintil dan bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan. Bakteri Methylobacterium spp telah banyak dilaporkan berperan dalam meningkatkan daya berkecambah benih beberapa tanaman seperti pada padi (Lee et al. 2006), kacang tanah (Madhaiyan et al. 2006) dan kedelai (Meenakshi dan Savalgi 2009). Koenig et al. (2002) menyatakan bahwa banyak strain bakteri Methylobacterium spp dapat menghasilkan sitokinin dan trans-zeatin yang disekresikan pada media kultur yang dapat menstimulasi perkecambahan kedelai. Aplikasi Methylobacterium spp dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik karena Methylobacterium spp diketahui dapat menghasilkan zat pengatur tumbuh auksin, sitokinin dan giberelin juga enzim nitrogenase yang digunakan dalam fiksasi nitrogen. Efek pemacu pertumbuhan dari Methylobacterium oryzae CBMB20 lebih signifikan pada perlakuan pemupukan

21 8 yang lebih rendah. Pertumbuhan tanaman tanaman cabai yang diberi perlakuan Methylobacterium oryzae CBMB20 dan penyemprotan methanol dengan konsentrasi 1% tidak berbeda nyata antara perlakuan pemupukan 100% dan 300% (Chauhan et al. 2010). Hasil penelitian Azizah (2011) menyatakan bahwa aplikasi Methylobacterium spp dengan pemupukan setengah dosis (7.5 g Urea, 13 g SP- 18, dan 6 g KCl per 5 kg media) tidak menunjukkan beda nyata dengan aplikasi satu dosis rekomendasi pemupukan (15 g Urea, 27 g SP-18, dan 12 g KCl per 5 kg media) pada tanaman cabai. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan potensi Methylobacterium spp yang dapat menghasilkan fitohormon dan mengifisienkan pemupukan, maka dalam penelitian ini akan dipelajari pengaruh aplikasi isolat Methylobacterium spp dan dosis pemupukan N, P dan K terhadap pertumuhan dan produksi tanaman kedelai. METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Leuwikopo. Perbanyakan isolat dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah Balai Besar Biogen Bogor. Pengujian viabilitas benih dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih kedelai varietas Kaba dengan DB = 96% yang berasal dari Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Lampiran 1), isolat Methylobacterium spp campuran TD-J7 dan TD-TPB3, media amonium mineral salt (AMS), methanol, alkohol, pupuk N, P dan K. Alat-alat yang digunakan adalah gelas kimia, erlenmeyer, autoclave, shaker, hand-sprayer, laminar air flow, eco germinator tipe IPB 72-1, neraca analitik. Metode Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Leuwikopo yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pupuk N, P, K yang efektif terhadap peningkatan hasil tanaman kedelai. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split plot Design). Petak utama adalah teknik aplikasi Methylobacterium spp (isolat TD-TPB3 dan TD-J7) yang terdiri atas empat taraf yaitu tanpa aplikasi Methylobacterium spp, aplikasi Methylobacterium spp direndam + disemprot HST, aplikasi Methylobacterium spp direndam + disemprot 15 HST dan aplikasi Methylobacterium spp rendam. Anak petak adalah dosis pemupukan N, P dan K yang terdiri atas lima taraf yaitu 0, 25, 50, 75 dan 100% dari dosis rekomendasi (rekomendasi pemupukan kedelai : 50 kg N/ha, 100 kg P 2 O 5 dan 100 kg K 2 O).

22 Penelitian terdiri dari 20 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 60 satuan percobaan. Data percobaan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F). Hasil uji F yang berbeda nyata diuji lanjut dengan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Model linear aditif yang digunakan sebagai dasar analisis adalah sebagai berikut : Y ijk = μ + α i + δ ik + β j + (αβ) ij + ε ijk Keterangan : Y ijk = Pengaruh perlakuan teknik aplikasi Methylobacterium spp ke-i, perlakuan dosis pemupukan ke-j, dan ulangan ke-k. μ = Nilai tengah umum α i = Pengaruh perlakuan teknik aplikasi Methylobacterium spp ke-i δ ik = Pengaruh galat percobaan pada perlakuan teknik aplikasi Methylobacterium spp ke-i β j = Pengaruh perlakuan dosis pemupukan ke-j (αβ) ij = Pengaruh interaksi perlakuan teknik aplikasi Methylobacterium spp ke-i dan ulangan ke-k ε ijk = Pengaruh galat percobaan perlakuan teknik aplikasi Methylobacterium spp ke-i, dosis pemupukan ke-j dan ulangan ke-k. Tahap awal percobaan adalah memperbanyak isolat Methylobacterium spp. Isolat yang digunakan merupakan gabungan TD-J7 dan TD-TPB3. Kegiatan perbanyakan diawali dengan pembuatan media cair Amonium Mineral Salt (AMS). Media AMS sebanyak 1 liter dicampur dengan 10 liter aquades dan ditambahkan 25 μl trace element sambil diaduk dengan menggunakan stirer hingga semua bahan tercampur. Media cair tersebut kemudian dituangkan ke dalam galon dan disterilisasi dalam autoclave selama 45 menit dengan tekanan 1 atm pada suhu 121 o C. Media tersebut ditambahkan metanol 1% yang dimodifikasi secara aseptik sebanyak 100 ml. Isolat Methylobacterium spp diinokulasikan ke dalam media sebanyak 1000 ml. Proses inkubasi dilakukan selama 7 hari pada suhu kamar dengan menggunakan aerator (Gambar 2). Suspensi isolat dapat digunakan untuk perlakuan perendaman benih dan penyemprotan tanaman kedelai. Populasi bakteri Methylobacterium spp yang digunakan adalah isolat TD- J7 sebanyak 2.6x10 7 cfu ml -1 dan TD-TPB3 sebanyak 4.82x10 7 cfu ml Gambar 2 Isolat Methylobacterium spp diinkubasi menggunakan aerator

23 10 Penanaman dilaksanakan di kebun percobaan Leuwikopo menggunakan luas lahan ± 600 m 2. Tanah dan pupuk dianalisis untuk mengetahui kondisi kesuburan dan sifat fisik tanah serta kandungan pupuk yang digunakan (Lampiran 2). Petak penanaman dibuat dengan ukuran 2 m x 2 m. Jarak antar petak adalah 1 m. Penggemburan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam 20 cm. Tanaman oyong ditanam di pinggir petakan sebagai tanaman penghalang (barrier) antar petak. Perendaman benih kedelai dilakukan sesuai perlakuan menggunakan isolat Methylobacterium spp dilakukan selama 2 jam. Isolat Methylobacterium spp (TD- J7 + TD-TPB3) yang diperlukan sebanyak 50 ml untuk merendam 150 butir benih ukuran biji sedang (Danial 2011). Kebutuhan isolat yang dibutuhkan dalam perlakuan perendaman yakni sekitar 800 ml isolat untuk 2400 biji kedelai. Penanaman dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2012 dengan jarak tanam 40cm x 15cm. Lubang tanam dibuat memakai tugal dengan kedalaman 2 cm. Benih ditanam 1 butir tiap lubang. Perlakuan pemupukan sesuai dosis perlakuan pemupukan dilakukan bersamaan pada saat penanaman. Pupuk yang digunakan juga perlu dianalisis untuk mengetahui kadar hara N, P, dan K dan kualitas pupuk. Melakukan penyulaman terhadap bibit tanaman yang mati dan memiliki kualitas yang kurang baik dan dilakukan 1 minggu setelah tanam (MST). Perlakuan penyemprotan pada daun saat tanaman berumur 15 HST dan 30 HST. Aplikasi dilakukan pada pagi hari jam Volume penyemprotan pada daun dan penyiraman pada tanah umur 15 HST dan 30 HST masing-masing 120 ml dan 200 ml untuk 30 tanaman. Kebutuhan isolat yang digunakan untuk perlakuan penyemprotan adalah sekitar 7 liter. Panen kedelai dilakukan dengan memperhatikan umur kedelai yaitu sekitar hari. Ciri-ciri tanaman yang siap panen yaitu sebagian besar daun sudah menguning, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua dan batang berwarna kuning agak coklat. Pengamatan daya tumbuh dan kecepatan tumbuh benih di lapangan dilakukan hingga 7 HST. Peubah pertumbuhan dan produksi tanaman yang diamati pada 10 tanaman contoh meliputi tinggi tanaman (14, 28 dan 56 HST), umur berbunga, jumlah bunga, bobot kering tajuk dan akar (35 HST), jumlah cabang, jumlah polong bernas, jumlah polong hampa, jumlah dan bobot biji per tanaman serta produksi total. Pengumpulan data iklim dilakukan mulai saat tanam hingga panen (Lampiran 3). Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase daya tumbuh : DT = KN I + KN II benih yang ditanam X 100% Keterangan : DT : Daya tumbuh KN I : Jumlah kecambah normal pada pengamatan pertama KN II : Jumlah kecambah normal pada pengamatan kedua

24 11 Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase kecepatan tumbuh : K C = d Keterangan : K CT : Kecepatan tumbuh t : Kurun waktu perkecambahan (etmal) d : Tambahan persentase kecambah normal setiap etmal (1 etmal = 24 jam) HASIL DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi sidik ragam pengaruh aplikasi spp dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai Peubah Methylobacterium Dosis pupuk Interaksi KK (M) (P) (MxP) (%) Daya tumbuh (%) tn tn tn 5.86 Kecepatan tumbuh (%/etmal) * tn tn 6.73 Tinggi tanaman 14 HST (cm) tn tn tn 7.20 Tinggi tanaman 28 HST (cm) tn tn tn Tinggi tanaman 56 HST (cm) * tn * 9.50 Umur berbunga (hari) <.0001 ** tn tn 4.04 Jumlah bunga <.0001 ** tn tn 8.11 Jumlah cabang <.0001 ** * tn 6.45 Bobot kering tajuk (g) * tn tn Bobot kering akar (g) tn tn tn Jumlah polong bernas * tn tn Jumlah polong hampa * tn tn 5.99 Jumlah biji (butir) * tn tn Bobot biji per tanaman (g) * * tn Produksi total (g) * tn tn Ket : **) sangat nyata pada p 0.01; *) nyata pada p 0.05; tn = tidak nyata Teknik aplikasi isolat Methylobacterium spp memberikan pengaruh sangat nyata pada peubah umur berbunga, jumlah bunga dan jumlah cabang serta memberikan pengaruh nyata pada peubah kecepatan tumbuh, tinggi tanaman 56 HST, bobot kering tajuk, jumlah polong bernas dan hampa, jumlah biji, bobot biji per tanaman dan produksi total namun tidak berpengaruh terhadap peubah lainnya. Aplikasi dosis pemupukan memberikan pengaruh nyata terhadap peubah jumlah cabang dan bobot biji per tanaman namun tidak berpengaruh nyata terhadap peubah lainnya. Interaksi antara aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pemupukan terhadap pertumbuhan tanaman kedelai memberikan pengaruh yang nyata pada peubah tinggi tanaman 56 HST.

25 12 Kecepatan Tumbuh Teknik aplikasi isolat Methylobacterium spp dapat meningkatkan persentase kecepatan tumbuh tanaman kedelai (Tabel 2). Aplikasi isolat Methylobacterium spp yang direndam benih dan disemprot HST menunjukkan persentase kecepatan tumbuh lebih tinggi (14.34 %/etmal) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Tabel 2 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp terhadap kecepatan tumbuh tanaman kedelai varietas Kaba Teknik aplikasi Methylobacterium spp Kecepatan Tumbuh (%/etmal) M0 vs M1, M2, M3 Tanpa aplikasi Isolat Rendam benih + semprot HST Rendam benih + semprot 15 HST Aplikasi rendam benih M1 vs M2 Rendam benih + semprot HST Rendam benih + semprot 15 HST M2 vs M3 Rendam benih + semprot 15 HST Aplikasi rendam benih Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata dengan uji kontras orthogonal pada taraf 5%. Perlakuan tanpa aplikasi isolat yang dibandingkan dengan perlakuan lainnya menunjukkan tidak berpengaruh yang nyata terhadap kecepatan tumbuh. Hal yang sama juga terjadi pada perlakuan rendam benih + semprot HST dibandingkan dengan rendam benih + semprot 15 HST dan perlakuan rendam benih + semprot 15 HST dibandingkan dengan aplikasi rendam benih. Adanya peningkatan persentase kecepatan tumbuh kedelai dengan aplikasi isolat Methylobacterium spp diduga karena isolat Methylobacterium spp menghasilkan hormon tumbuh yang dapat menstimulir perkecambahan dengan jumlah yang berbeda untuk setiap jenis isolat Methylobacterium spp. Hasil analisis hormon indole-3-acetic acid (IAA), gibberillic acid (GA), dan trans zeatin yang terdapat pada kultur 17 isolat Methylobacterium spp menunjukkan bahwa isolat-isolat tersebut berpotensi menghasilkan hormon IAA, GA dan trans zeatin dengan kadar beragam (Widajati et al. 2008). Tinggi Tanaman Teknik aplikasi isolat Methylobacterium spp dan interaksi aplikasi isolat Methylobacterium spp dan dosis pemupukan memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Aplikasi isolat Methylobacterium spp dan dosis pemupukan nyata meningkatkan tinggi tanaman 56 HST (Tabel 3).

26 Tabel 3 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pemupukan terhadap tinggi tanaman 56 HST tanaman kedelai varietas Kaba Teknik Methylobacterium Dosis pemupukan (%) spp Tanpa aplikasi Isolat de 54.25a-e de 50.17b-e 59.53a-c Rendam benih + semprot HST 51.20b-e e 59.17a-c ab 52.47a-e Rendam benih+ semprot 15 HST 51.27b-e 51.13b-e e 49.43c-e de Aplikasi rendam benih 56.57a-d 56.97a-d a 56.57a-d 56.47a-d Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada α = 5%. Perlakuan perendaman benih dengan isolat Methylobacterium spp memberikan pengaruh yang sama terhadap peubah tinggi tanaman 56 HST pada seluruh dosis pemupukan. Aplikasi isolat Methylobacterium spp tanpa penambahan pupuk (0%) menunjukkan tinggi tanaman yang sama dengan aplikasi isolat dengan dosis pemupukan 100%. Aplikasi isolat Methylobacterium spp secara nyata memberikan pengaruh dalam menstimulasi pertumbuhan tanaman. Hal ini diduga karena jumlah hormon tumbuh yang dihasilkan Methylobacterium spp dalam taraf yang cukup untuk menstimulir pertumbuhan. Kemampuan Methylobacterium spp dalam memproduksi fitohormon menyebabkan bakteri ini dapat menstimulir pertumbuhan tanaman. Widajati et al. (2008) menyatakan bahwa isolat TD-J7 memiliki kemampuan memproduksi hormon IAA 9.13 ppm, GA ppm dan trans-zeatin ppm sedangkan isolat TD-TPB3 mampu memproduksi IAA 9.56 ppm, GA ppm dan trans-zeatin ppm. Aplikasi Methylobacterium spp dengan pemupukan 50% dari dosis rekomendasi untuk tanaman kedelai menunjukkan potensi pertumbuhan tanaman yang sama dan lebih baik dari dosis pemupukan 100%. Dosis pemupukan rendah dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman diduga karena adanya aktifitas bakteri Methylobacterium spp dalam memfiksasi nitrogen melalui bintil akar sehingga dapat membantu ketersediaan nitrogen pada masa pertumbuhan tanaman. Menurut Abdoulaye et al. 2001menyatakan bahwa beberapa strain Methylobacterium dapat mengefisienkan fiksasi nitrogen dengan membentuk bintil pada simbiosis dengan tanaman kacang-kacangan. 13 Pembungaan Tanaman Kedelai Aplikasi isolat Methylobacterium spp dapat mempercepat pembungaan dan meningkatkan jumlah bunga (Tabel 4). Perlakuan isolat Methylobacterium spp direndam dan disemprot 15 dan 30 HST merupakan perlakuan yang paling cepat menstimulir pembungaan dan menghasilkan jumlah bunga terbanyak dibandingkan perlakuan lainnya. Aplikasi isolat Methylobacterium spp yang direndam dan disemprot pada 15 dan 30 HST dan aplikasi isolat Methylobacterium spp yang direndam dan disemprot pada 15 HST secara nyata menstimulir pembungaan dan meningkatkan

27 14 jumlah bunga. Aplikasi isolat yang direndam dan disemprot pada 15 dan 30 HST dan aplikasi isolat yang direndam dan disemprot pada 15 HST memberikan pengaruh yang sama pada peubah umur berbunga (35.73 dan hari) dan jumlah bunga (11.6 dan 11.5) dibandingkan dengan aplikasi lainnya. Tabel 4 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp terhadap jumlah bunga dan hari berbunga tanaman kedelai varietas Kaba Teknik Methylobacterium spp Umur berbunga Jumlah (hari) bunga Tanpa aplikasi Isolat 42.07a 8.9c Rendam benih + semprot HST 35.73c 11.6a Rendam benih + semprot 15 HST 36.87bc 11.5a Aplikasi rendam benih 37.80b 10.9b Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada α = 5% Kemampuan bakteri Methylobacterium spp menghasilkan giberelin mampu meningkatkan jumlah bunga dan mempercepat pembungaan. Hormon giberelin berperan dalam mengontrol proses perkembangan tanaman yang meliputi perkecambahan, pemanjangan sel, perkembangan bunga dan benih. Menurut Sari (2005) bahwa perlakuan giberelin dengan konsentrasi 2 ppm nyata mempercepat umur berbunga dan mendorong keserempakan berbunga tanaman padi yang ditandai dari jumlah hari lebih cepat pada tanaman berbunga 75%. Aplikasi isolat Methylobacterium spp dalam mempercepat pembungaan juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Goni (2010) menunjukkan bahwa aplikasi isolat Methylobacterium spp dengan cara perendaman benih dan penyemprotan pada 2 dan 4 MST dapat mempercepat pembungaan tanaman cabai yang berumur 6 MST. Jumlah Cabang Teknik aplikasi isolat Methylobacterium spp dan dosis pemupukan nyata meningkatkan jumlah cabang tanaman kedelai (Tabel 5). Teknik aplikasi Methylobacterium spp yang direndam dan disemprot pada 15 dan 30 HST menghasilkan rata-rata jumlah cabang nyata paling banyak dibandingkan perlakuan lainnya. Aplikasi pemupukan 50% dan 75% dari dosis rekomendasi secara nyata meningkatkan jumlah cabang lebih banyak dibandingkan perlakuan lainnya. Dosis pemupukan 50% dan 75% menunjukkan pengaruh yang sama pada peubah jumlah cabang dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pengamatan jumlah cabang dilakukan pada saat panen, karena pembentukan bunga dan polong buah dipengaruhi oleh jumlah cabang yang terdapat pada tanaman. Semakin banyak cabang produktif yang dihasilkan pada tanaman maka buah dan biji yang dihasilkan akan semakin banyak pula. Kemampuan isolat Methylobacterium spp menghasilkan jumlah cabang lebih banyak dengan perlakuan perendaman dan penyemprotan 15 dan 30 HST diduga disebabkan oleh adanya fitohormon yang diproduksi bakteri Methylobacterium spp berupa transzeatin. Menurut Salisbury dan Ross (1995), sitokinin atau trans-zeatin merupakan hormon yang berfungsi sebagai pemacu perkembangan sel dan pembentukan

28 organ tumbuhan. Hasil peneltian Azizah (2011) juga menunjukkan bahwa aplikasi Methylobacterium spp pada tanaman cabai dapat meningkatkan jumlah cabang pada perlakuan dengan perendaman benih dan penyemprotan Methylobacterium spp setiap satu bulan selama empat bulan. Tabel 5 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp dan dosis pemupukan terhadap jumlah cabang tanaman kedelai varietas Kaba Teknik Methylobacterium spp Dosis Pemupukan (%) Ratarata Tanpa aplikasi Isolat c Rendam benih + semprot HST a Rendam benih + semprot 15 HST b Aplikasi rendam benih b Rata-rata 5.1c 5.3bc 5.6ab 5.8a 5.3bc Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada α = 5%. Dosis pemupukan 75% dari dosis rekomendasi menghasilkan jumlah cabang tertinggi (5.8) dibandingkan tanpa pupuk (5.1) dan dosis pupuk 100% (5.3). Hal ini disebabkan adanya perlakuan perendaman dan dilanjutkan dengan penyemprotan isolat Methylobacterium spp pada 15 dan 30 HST yang berfungsi meningkatkan efisiensi pemupukan terutama nitrogen, kesuburan dan kesehatan tanah. Chauhan et al. (2010) menyatakan bahwa efek pemacu pertumbuhan dari Methylobacterium oryzae CBMB20 signifikan pada perlakuan pemupukan yang lebih rendah dan pertumbuhan tanaman tidak berbeda nyata pada perlakuan pemupukan antara 100% dan 300%. Tajuk dan akar Teknik aplikasi Methylobacterium spp nyata meningkatkan bobot kering tajuk (Tabel 6). Aplikasi isolat Methylobacterium spp yang direndam dan disemprot pada 15 dan 30 HST menunjukkan bobot kering tajuk terbaik (2.43 g) dan memberikan respon yang sama dengan aplikasi direndam dan disemprot 15 HST (2.03 g) dibandingkan tanpa aplikasi isolat (1.75 g) dan aplikasi rendam saja (1.90 g). Aplikasi isolat Methylobacterium spp dapat meningkatkan bobot kering tajuk tanaman kedelai. Hal ini diduga karena Methylobacterium spp mengandung hormon zat pengatur tumbuh seperti giberelin, auksin dan sitokinin yang dapat menstimulasi pembelahan sel, meningkatkan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Hormon asam indol-3-asetat (IAA) merupakan auksin alami yang bersifat tidak stabil dan berperan merangsang pembelahan dan pembesaran sel pada pucuk tanaman, serta dalam pembentukan akar. Hormon asam geberelat (GA 3 ) dapat merangsang pertumbuhan organ baru serta dapat mempengaruhi pembentukan daun dan akar. Hormon Trans-Zeatin (TZ) merupakan hormon sitokinin yang berperan dalam pembelahan sel jaringan dan merangsang tunas daun (Wetherell 1982). 15

29 16 Tabel 6 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp terhadap bobot kering tajuk dan bobot kering akar tanaman kedelai varietas Kaba pada umur 35 HST Teknik Methylobacterium spp Bobot kering tajuk Bobot kering akar (g) (g) Tanpa aplikasi Isolat 1.75b 0.32 Rendam benih+semprot HST 2.43a 0.36 Rendam benih+semprot 15 HST 2.03ab 0.36 Aplikasi rendam benih 1.90b 0.34 Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada α = 5%. Kemampuan Methylobacterium spp meningkatkan bobot kering tajuk juga ditunjukkan oleh penelitian Danial (2011) bahwa isolat Methylobacterium spp dapat meningkatkan bobot kering tajuk tanaman kedelai. Tingginya nilai rata-rata bobot tajuk dan akar pada aplikasi isolat Methylobacterium spp diduga disebabkan oleh banyaknya jumlah fitohormon yang terdapat pada tanaman saat dilakukan perlakuan tambahan seperti penyemprotan. Auksin dapat memacu pemanjangan potongan akar pada banyak spesies dengan konsentrasi yang sangat rendah ( ) tergantung jenis dan umur akar. Hormon tersebut juga mendorong pemanjangan sel dengan cara mempengaruhi metabolisme sel sehingga dapat meningkatkan bobot basah dan bobot kering tanaman. Aplikasi isolat Methylobacterium spp dengan cara direndam dan disemprot memberikan pengaruh terbaik terhadap tolok ukur bobot kering bibit cabai pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62 % (Goni 2010). Polong dan Biji Aplikasi isolat Methylobacterium spp dapat meningkatkan jumlah polong bernas dan jumlah biji (Tabel 7). Teknik aplikasi isolat Methylobacterium spp direndam dan disemprot 15 dan 30 HST menghasilkan jumlah polong bernas (31.89) dan jumlah biji (67.19) nyata lebih banyak dibandingkan perlakuan lainnya. Aplikasi isolat direndam dan disemprot HST dan aplikasi isolat direndam dan disemprot 15 HST memberikan pengaruh yang sama terhadap peubah jumlah biji dan polong hampa dibandingkan perlakuan lainnya. Tabel 7 Pengaruh teknik aplikasi Methylobacterium spp terhadap polong bernas, polong hampa dan jumlah biji tanaman kedelai varietas Kaba Teknik Methylobacterium spp Polong bernas Polong hampa Jumlah biji /tanaman /tanaman /tanaman Tanpa aplikasi isolate 23.51b 21.67a 46.69c Rendam benih+semprot HST 31.89a 19.83b 67.19a Rendam benih+semprot 15 HST 24.89b 20.77ab 58.61ab Aplikasi rendam benih 24.49b 21.60a 49.11bc Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada α = 5%

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1. Pengaruh Perendaman Benih dengan Isolat spp. terhadap Viabilitas Benih Kedelai. Aplikasi isolat TD-J7 dan TD-TPB3 pada benih kedelai diharapkan dapat meningkatkan perkecambahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan 14 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Leuwikopo dan Laboratorium Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Darmaga, Bogor. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011. Analisis tanah dan hara

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat 18 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor, Sawah Baru Babakan Darmaga, selama 4 bulan, dari bulan Mei-September 2010. Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp terhadap Pertumbuhan dan Daya. Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)

Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp terhadap Pertumbuhan dan Daya. Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp terhadap Pertumbuhan dan Daya Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) Effect Application Methylobacterium spp isolate on Growth and Yield of Red Pepper (Capsicum

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Umum Tanaman Cabai Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1400

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Viabilitas Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) Berdasarkan hasil analisis (ANAVA) pada lampiran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan 12 METODE PERCOBAAN Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan petani di Dusun Jepang, Krawangsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Lokasi berada pada ketinggian 90 m di

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN 1979 5777 55 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK FOSFOR Nurul Hidayat

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut. 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa

Lebih terperinci

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari 2011 di lahan sawah yang berlokasi di Desa Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Elevasi/GPS

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK APLIKASI METHYLOBACTERIUM SPP TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH TEKNIK APLIKASI METHYLOBACTERIUM SPP TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI PENGARUH TEKNIK APLIKASI METHYLOBACTERIUM SPP TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Darniaty Danial 1)*, Eny Widajati 2) dan Selly Salma 3) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur, Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) EFFECT OF DENSITY AND PLANTING DEPTH ON THE GROWTH AND RESULTS GREEN BEAN (Vigna radiata L.) Arif Sutono

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA

PENGARUH RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA 31 PENGARUH RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA Abstract The use of quality seeds from improved varieties will produce more productive

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan April 2009 sampai dengan Agustus 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah Staf Pengajar fakultas pertanian Universitas Lancang kuning Jurusan Agroteknologi ABSTRAK Permintaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2011 di Laboratorium Agromikrobiologi, Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan;

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Menurut Irwan (2006), kandungan gizi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang sangat penting dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat. Kandungan gizi dalam

Lebih terperinci

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH Buana Sains Vol 6 No 2: 165-170, 2006 165 PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH Fauzia Hulopi PS Budidaya Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 15 II. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilaksanakan terdiri atas dua percobaan yaitu percobaan inkubasi dan percobaan rumah kaca. Percobaan inkubasi beserta analisis tanah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan 1717 III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Morfologi Kedelai Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji. Biji umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH Oleh Baiq Wida Anggraeni A34103024 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati Rice Organic Cultivation with Different Times of Manure Application and Biological Fertilizer Application

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dimulai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas pertanian perkebunan rakyat. Tanaman ini menjadi andalan bagi petani dan berperan penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. ) Agrium, April 2014 Volume 18 No 3 PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. ) Suryawaty Hamzah Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN Sumarni T., S. Fajriani, dan O. W. Effendi Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJalan Veteran Malang Email: sifa_03@yahoo.com

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L. J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Ridwan et al.: Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk NPK dan Pupuk Pelengkap 1 Vol. 5, No. 1: 1 6, Januari 2017 PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga bulan Mei 2010 di rumah kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Kampus Dramaga, Bogor dan Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi 4.1.1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 4 MST dan 8 MST masingmasing perlakuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena kandungan gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa) JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS APLIKASI Methylobacterium spp TERHADAP PENINGKATAN VIGOR BENIH KEDELAI

EFEKTIVITAS APLIKASI Methylobacterium spp TERHADAP PENINGKATAN VIGOR BENIH KEDELAI EFEKTIVITAS APLIKASI Methylobacterium spp TERHADAP PENINGKATAN VIGOR BENIH KEDELAI Darniaty Danial 1)*, Eny Widajati 2), Selly Salma 3) dan Didik Sucahyono 4) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian 11 BAHAN DAN METODE Bahan Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jagung hibrida varietas BISI 816 produksi PT. BISI International Tbk (Lampiran 1) dan benih cabai merah hibrida varietas Wibawa F1 cap

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Kelompok Peneliti Biologi Sel dan Jaringan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum

Lebih terperinci