PERANAN STTN PADA PROGRAM PLTN YANG PERTAMA DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN STTN PADA PROGRAM PLTN YANG PERTAMA DI INDONESIA"

Transkripsi

1 PERANAN STTN PADA PROGRAM PLTN YANG PERTAMA DI INDONESIA Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101/YKBB Yogyakarta. masprie_sttn@yahoo.com Abstrak Telah dilakukan kajian tentang peranan STTN pada program PLTN yang pertama di Indonesia. Dalam kajian ini, ditekankan pada peranan STTN dalam menyiapkan lulusannya agar dapat bekerja di PLTN. Kajian dilakukan dengan menganalisis silabus dan kurikulum dan fasilitas yang tersedia serta proses belajar mengajar STTN saat ini. Kajian juga dilakukan dengan melihat aktifitas unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan aktifitas dosennya dalam kegiatan kegiatan di tingkat nasional. Ke depan STTN masih perlu ada evaluasi, perbaikan kurikulum dan silabus dan peningkatan sarana prasarana di mata kuliah Reaktor Nuklir. Industri nuklir di Indonesia tidak perlu khawatir dengan ketersediaan SDM nuklirnya dan penerimaan masyarakat. Kata Kunci : Peranan, STTN, PLTN, SDM, Sosialisasi, NTC Abstract The Role of The First Indonesian NPP Program. How to provide the role of STTN in Indonesian NPT program. In this study, alumnus ready to work in the first Indonesian NPP. The observation emphasizing is to look at the syllabus curriculum facility and also the education process were observed related to the NPP need. The study also is to look at Research and Public Services Unit activity and also some lectures active in national level. According to the observation, the curriculum and syllabus must be evaluated and also the infrastructure facilities related to nuclear reactor must be improved. Keywords : Role, STTN, NPP, human resource, Socializationi, NTC PENDAHULUAN Dalam PERPRES No.5 Tahun 2006 tentang energi baru dan terbarukan, salah satu program jangka panjang pemerintah untuk membangkitkan listrik adalah penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Menurut rencana pembangunan PLTN akan dimulai pada tahun 2011 dan PLTN pertama akan dioperasikan pada tahun 2016 di Semenanjung Muria [Perdanahari, 2006]. PERPRES No. 5 tersebut diperkuat dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional (PRJPN) tahun , Indonesia seharusnya sudah mulai mengoperasikan PLTN pada fase ketiga rencana pembangunan jangka menengah ( ). Program energi nuklir di Indonesia selain diperkuat dengan Undang-Undang no. 17 di atas juga lebih diperkuat lagi dengan Undang-Undang No. 30 tahun 2007 tentang energi, dimana UU no. 17 tersebut mengamanatkan terwujudnya bauran sumber energi dengan energi nuklir sebagai bagian dari energi baru dan energi terbarukan (EBT) yang secara simbolik dan sinergik dengan sumber daya energi lainnya, mendukung keamanan pasokan energi yang nyaman, selamat bersih dan berkelanjutan [Nutech, 2010]. Dari kedua perundang-undangan di atas dan peraturan-peraturan lainnya yang terkait dengan PLTN serta adanya masalah harga minyak dunia yang semakin mahal, nampaknya PLTN yang pertama di Indonesia optimis untuk dioperasikan pada fase ketiga RPJPN Jika pada fase 145

2 tersebut PLTN benar-benar akan beroperasi, berarti persiapan-persiapannya harus sudah dilakukan pada saat-saat sekarang atau saat sebelumnya. Dalam fase fase persiapan tersebut perlu ada suatu aspek evaluasi infrastruktur nasional, yang ditampilkan dalam tabel 1. berikut : Tabel Aspek dan Milestone infrastruktur PLTN yang Pertama di Indonesia No. Infrastruktur No. Infrastruktur 1. Posisi Nasional 11. Keterlibatan Pemangku Kepentingan 2. Keselamatan Nuklir 12. Tapak dan Fasilitas Penunjang 3. Manajemen 13. Perlindungan Terhadap Lingkungan 4. Pendanaan dan Pembiayaan 14. Rencana Penanggulangan Kedaruratan 5. Kerangka Hukum 15. Keamanan dan Proteksi Radiasi 6. Safe Guard 16. Daur Bahan Bakar Nuklir 7. Kerangka Kerja Pengawasan 17. Limbah Radioaktif 8. Proteksi Radiasi 18. Keterlibatan Industri 9. Jaringan Listrik 19. Pengadaan 10. Pengembangan SDM Sumber : [NUtech, 2010]. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) BATAN Yogyakarta sebagai perguruan tinggi kedinasan di bawah BATAN yang berdiri pada tahun 1985 dengan program Diploma III, dan pada tahun 2001 telah ditingkatkan menjadi program Diploma IV dengan Jurusan Teknofisika Nuklir dan Teknokimia Nuklir, yang menghasilkan Sarjana Sains Terapan yang khusus dalam bidang teknologi nuklir. Sebagai perguruan tinggi dalam bidang iptek nuklir satu satunya di Indonesia wajib hukumnya untuk mendukung dan berperan dalam program energi nuklir tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas peranan apa yang dapat diberikan oleh STTN dalam baik pada fase persiapan pembangunan, fase pembagunan PLTN dan fase pengoperasian PLTN. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR SAAT INI Dalam Pedoman Akademik STTN 2009, berdirinya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir dilatarbelakangi atas adanya suatu gagasan diperlukannya program diploma bagi para teknisi. Pada awal tahun 1983, gagasan ini dikembangkan dengan membentuk Satuan Tugas Persiapan Pendidikan Ahli Teknik Nuklir berdasar SK Dirjen BATAN No. 08/DJ/07/I/1983. Mengingat proses untuk melaksanakan tugas tersebut memerlukan waktu, tugas Satgas diperpanjang dengan SK Dirjen BATAN No. 81/DJ/V/1984, diikuti kemudian dengan pembentukan Satuan Tugas pengelola Pendidikan Ahli Teknik Nuklir dengan SK Dirjen BATAN No. 53/DJ/IV/1985. baru pada tanggal 3 Agustus 1985 kegiatan Pendidikan Ahli Teknik Nuklir dengan singkatan PATN di Yogyakarta dibuka dengan resmi oleh Direktur Jendral BATAN, Bapak Ir. Djali Ahimsa. Ijin operasional dari Dirjen Dikti diperoleh sesuai dengan SK Dirjen Dikti No. 1640/D/O/86 tanggal 15 September Peningkatan PATN (yang menyelenggarakan Program Diploma III ke bawah) menjadi STTN, ditujukan dalam rangka mencukupi kebutuhan SDM terdidik yang terampil dengan kemampuan teknis dan akademis yang lebih baik. Pada bulan Agustus 1999 diadakan pertemuan antara BATAN dengan Depdiknas (dahulu Depdikbud) yang membahas rencana pendirian STTN. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 1999, BATAN mengajukan permohonan pendirian STTN-BATAN ke Depdikbud. STTN- BATAN dinyatakan layak didirikan dengan persetujuan Depdiknas tanggal 15 Maret Pembukaan Jurusan dan Program Studi di STTN-BATAN Yogyakarta dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada tanggal 20 Maret 2001 dengan 2 Jurusan dan 3 Program Studi, yaitu Jurusan Teknokimia Nuklir dengan 1 Program Studi Teknokimia, dan Jurusan Teknofisika Nuklir dengan 2 Program Studi, yaitu Prodi Elektronika Instrumentasi dan Prodi Elektromekanik. Setelah dilakukan pembahasan antara BATAN dengan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN), akhirnya pada tanggal 8 Juni 2001 diterbitkan KEPPRES nomor 71 tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Keputusan ini ditindak lanjuti dengan Keputusan Kepala BATAN Nomor 360/KA/VII/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja STTN, dan Keputusan Kepala BATAN Nomor 542/KA/XI/2002 tentang Statuta Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. 146

3 Organisasi. Visi STTN adalah menjadi Sekolah Tinggi idaman terdepan dalam pendidikan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, dengan mengemban misi menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang mendukung pembangunan dalam bidang teknologi nuklir, menjadikan Sekolah Tinggi yang disegani, melakukan pelayanan prima kepada masyarakat dan konsumen, serta membina kehidupan akademik yang sehat dengan mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya yang tersedia (Pedoman Akademik STTN, 2009). Kompetensi. Agar organisasi dapat berjalan sesuai dengan amanat yang tertuang dalam KEPPRES nomor 71 tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir dan Keputusan Kepala BATAN Nomor 360/KA/VII/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja STTN, serta Keputusan Kepala BATAN Nomor 542/KA/XI/2002 tentang Statuta Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, maka STTN menfokuskan arah organisasi dengan kompetensi serta harapan peluang kerja kepada lulusannya seperti ditampilkan pada tabel 2. berikut : Tabel 2. Program Studi, Kompetensi, dan Peluang Kerja Program Studi Kompetensi Peluang Kerja Proses Kimia TEKNOKIMIA Proses Kimia Radiasi Batan/Industri/ Analisis Kimia Lembaga Proteksi Radiasi dan Aplikasi T. Penelitian/PLTN/ Nuklir bidang Industri Wirausaha Pengelolaan Lingkungan Aplikasi Nuklir/Reaktor Aplikasi Medis ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI Aplikasi Industri Proteksi Radiasi dan Aplikasi T. Nuklir bidang Industri Mekanik Elektro ELEKTRO MEKANIK Instrumentasi Elektromekanik Proteksi Radiasi dan Aplikasi T. Nuklir bidang Industri Sumber : Pedoman Akademik STTN (2009) Batan/Industri/ Lembaga Penelitian/PLTN/ Wirausaha Batan/Industri/ Lembaga penelitian/pltn/ Wirausaha Fasilitas. Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, STTN mempunyai fasilitas milik sendiri seperti pada Tabel 3. Fasilitas-fasilitas tersebut di atas berdiri di atas tanah seluas 7585 m 2 dan berbentuk bangunan berlantai IV. Selain fasilitas-fasilitas milik sendiri seperti tabel 3. di atas, proses belajar mengajar juga dilaksanakan di Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Yogyakarta yang memiliki fasilitas, Reaktor Nuklir Kartini, Akselerator, Lab. Proses Bahan Nuklir, Lab. Kimia Analisis, Lab. Proteksi Radiasi, Lab. Pengelolaan Limbah, Bengkel Mekanik, Lab. Elektronika dan Instrumentasi, dsb. Proses belajar mengajar juga dilaksanakan di UGM khususnya di Lab. Pengujian Bahan. Staf Pengajar. Pada saat ini, jumlah dosen tetap STTN sebanyak 34 orang, yang terdiri dari 2 orang berpendidikan S3, 3 orang sedang menempuh S3, 11 orang berpendidikan S2, 8 orang sedang menempuh program S2, dan sisanya berpendidikan S1/DIV. Ke 34 orang dosen tersebut, komposisinya ditampilkan pada tabel 4a. dan 4b. 147

4 Tabel 3. : Fasilitas STTN SEMINAR NASIONAL VI No. Nama Ruang Jumlh No. Laboratorium Jumlah 1. Ruang Ketua STTN 1 1. Lab. Kimia Dasar 1 2. Ruang Staf Adm. dan Pimpinan 9 2. Lab. Kimia Organik 1 3. Ruang Pengelola Jurusan 2 3. Lab. Bengkel Mekanik 1 4. Ruang Kelas Lab. Bengkel Gelas 1 5. Ruang Widyaiswara 1 5. Lab. Radiografi 1 6. Ruang Badan Eksekutif Mhs 1 6. Lab. X-Ray 1 7. Perpustakaan 1 7. Lab. Kimia Proses 1 8. Ruang Baca Perpustakaan 1 8. Lab. Elektronika 1 9. Auditorium 1 9. Lab. Komputer Ruang UPPM Lab. Fisika Dasar Musholla Lab. Kimia Analisis WC / Kamar Mandi Lab. Bahasa Ruang Sidang Lab. Instrumentasi Nuklir Mobil Dinas Lab. Listrik Tempat Parkir Mobil Lab. Mekatronika Tempat Parkir Motor Lab. Kendali dan Robotika Masjid Lab. Gambar Teknik Ruang Pengemudi Lab. Proteksi Radiasi Kantin Lab. Aktif 2 Sumber : Data dari STTN. Tabel 4a. : Jumlah Dosen per Program Studi Berdasarkan Jenjang Pendidikan Prodi Elektronika Instrumentasi Prodi Elektro Mekanik Prodi Teknokimia Nuklir Pendidikan Jumlah Pendidikan Jumlah Pendidikan Jumlah S3 1 S3 - S3 1 Sedang S3 1 Sedang S3 1 Sedang S3 1 S2 5 S2 3 S2 3 Sedang S2 0 Sedang S2 5 Sedang S2 3 S1 / DIV 5 S1 / DIV 2 S1 / DIV 3 Jumlah 12 Jumlah 11 Jumlah 11 Sumber : Data Kepegawaian STTN Tabel 4b. : Jumlah Dosen per Program Studi Berdasarkan Pangkat / Golongan Prodi Elektronika Instrumentasi Prodi ELMEK Prodi Teknokimia Nuklir Pendidikan Jumlah Pendidikan Jumlah Pendidikan Jumlah IVD IVE - IVD IVE - IVD IVE 1 IVA IVC 4 IVA IVC 3 IVA IVC 4 IIIC IIID 6 IIIC IIID 4 IIIC IIID 4 IIIA IIIB 2 IIIA IIIB 4 IIIA IIIB 2 Jumlah 12 Jumlah 11 Jumlah 11 Sumber : Data Kepegawaian STTN Ke 34 dosen tetap tersebut semuanya merupakan alumni fakultas MIPA atau Fakultas Teknik dan 90 % nya berbasis pendidikan nuklir. 15 % dosen STTN merupakan alumni Perguruan Tinggi dari luar negeri (Perancis, Inggris dan Jepang) dan sebagian pernah training/kursus di luar negeri (Jepang, Australia, Perancis, India, Pakistan, Singapura, Malaysia dan Republik Dominika). Selain didukung oleh 34 orang dosen tetap, STTN juga didukung dosen tidak tetap dari PTAPB-BATAN, UGM, UNY, UIN dan Dewan Gereja serta Parisada Hindu, dan Dharma Budha. Untuk kelancaran administrasi, 148

5 STTN didukung 33 tenaga administrasi. Perkembangan Jumlah Mahasiswa STTN. Di tengah persaingan yang semakin ketat, keberadaan STTN sebagai perguruan tinggi masih mendapat kepercayaan tinggi dari masyarakat yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa. Data-data mahasiswa selama 5 tahun terakhir ditampilkan pada Tabel 5. berikut ini : Tabel 5. : Jumlah Mahasiswa Reguler Tahun Masuk Prodi ELIN Prodi ELMEK Prodi Teknokimia Sumber : Data Sub Bagian Alumni dan Kemahasiswaan STTN PERANAN STTN DALAM PENGEMBANGAN ENERGI NUKLIR DI INDONESIA Dari Tabel 1. di atas nampak bahwa dalam membangun suatu PLTN di suatu negara membutuhkan suatu persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut tentunya tidak 100% menjadi kewajiban pemerintah pusat, tetapi perguruan tinggi juga berkewajiban ikut membantu proses capaian persyaratan tersebut. Beberapa aspek yang STTN dapat berpartisipasi aktif adalah : aspek penyiapan SDM dan aspek sosialisasi agar prosentase penerimaan masyarakat meningkat signifikan. Peranan Penyiapan SDM Seperti telah diketahui bersama bahwa suatu PLTN terbagi menjadi 2 zone, yaitu zone nuklir (nuclear island) dan zone non nuklir (non-nuclear island). Secara detail gambar Nuclear Island dan Non- Nuclear Island suatu PLTN ditampilkan pada gambar 1 di bawah ini [Subki,M.H., 2006]. Gambar 1. Nuclear Island dan Non-Nuclear Island suatu PLTN Masing-masing zone mempunyai SDM dengan kualifikasi personil yang berbeda. Misalnya SDM yang bekerja di zone nuklir diperlukan personil yang memahami tentang proteksi radiasi, sistem keselamatan nuklir, pengoperasian reaktor nuklir, batang kendali, bahan bakar nuklir, moderator, shielding, reactor vessel, udara bertekanan (pressurizer) pemurnian air dan lain-lain. Sedangkan untuk SDM yang bekerja di zone non nuklir, SDM nya hampir sama dengan SDM pada pembangkit listrik konvensional lainnya, misalnya pengetahuan tentang pompa, turbin uap, generator, kondensor, Gardu Induk, sistem pengaman, sistem penyedia air untuk pendingin dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan SDM nuklir dengan kualifikasi mampu bekerja di PLTN baik untuk Nuclear Island dan Non-Nuclear Island seperti gambar 1. di atas, STTN telah berupaya secara maksimal, antara lain : 1. Memperbaiki kurikulum dengan melengkapi kompetensi teknologi nuklir khusunya energi nuklir/pltn (lihat tabel 2.). 2. Meningkatkan kualifikasi pengajarnya, baik peningkatan strata pendidikannya (lihat tabel 4a. Dan 4b.) maupun mengikutkan dosen STTN pada beberapa diklat, pelatihan, seminar, workshop tentang iptek nuklir khususnya PLTN. 3. Meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium, baik menambah jumlah laboratorium (tahun 2010 telah menambah laboratorium aktif) maupun menambah peralatan praktikum pada hampir semua laboratorium di STTN (lihat Tabel 3.) 149

6 4. Meningkatkan jaminan mutu dan kualitas pendidikan dengan telah diakreditasinya ketiga program studi di STTN dengan akreditasi B dari BAN PT maupun telah diberikannya akreditasi jaminan mutu oleh BATAN. Selain itu, 3 (tiga) orang dosen STTN telah disertifikasi sebagai dosen profesional oleh Dikti. 5. Memperbanyak judul tugas akhir (TA) dengan judul yang berhubungan dengan PLTN, judul TA tersebut antara lain ditampilkan pada Tabel 6. berikut. Tabel 6. Contoh Judul Tugas Akhir dengan Topik Reaktor Nuklir/PLTN No. N a m a Tahun Judul Tugas Akhir 1. Akhmad Korib 2010 Analisis Keselamatan PLTN yang Direncanakan Dibangun di Ujung Watu Jepara. 2. Candra Dasa 2010 Degradasi Sistem Penukar Panas Pusat Reaktor Serba Guna GA.Siwabessy. 3. Erman Tri Basuki 2010 Simulasi Pengendalian batang Kendali Reaktor Nuklir Menggunakan DAQ M MW 100 Yokogawa melalui LAN. 4. Novi Utaminingsih 2010 Rancang Bangun Pengukur Suhu Air tangki Reaktor Nuklir Kartini Yogyakarta. 5. Surya Agung 2010 Sistem Keamanan Ruangan Penyimpanan Sumber Radioaktif di PLTN dengan Sensor Passive Infra Red. 6. Membekali semua lulusan STTN dengan sertifikasi sertifikasi tertentu, seperti sertifikasi Petugas Proteksi Radiasi (PPR), sehingga jika lulusan STTN bekerja di PLTN untuk bagian mana saja, lulusan STTN pasti akan mempunyai philosofi bahwa keselamatan adalah hal yang paling utama. Selain lulusan STTN mampu menjadi petugas proteksi radiasi. 7. Selalu berusaha mengupayakan pengiriman dosen dan mahasiswa untuk dapat melakukan pelatihan dan meninjau langsung di PLTN di Jepang dengan secara aktif berkomunikasi dengan pihak pihak terkait di Jepang. Pihak pihak terkait tersebut antara lain : a. Mr. Hidehiko Nishiyama, Director General for International Trade Policy Ministry of Energy Trade and Industry (METI) b. Mr. Kozo Okuno Adviser of The Japan Atomic Power Company c. Mr. Nobuyoshi Arai Group Leader of International Nuclear HRD Group Nuclear Human Resource Development Center (NuHRDEC) Japan Atomic Energy Agency (JAEA) 8. Meningkatkan kualitas bahasa asing mahasiswa dengan mensyaratkan untuk lulus STTN harus mempunyai TOEFL minimal 450 (tes TOEFL harus dilaksanakan di lembaga yang kredibil, misalnya Pusat Bahasa di UGM, UNY, Pusdiklat BATAN, LIA, dsb). 9. Meningkatkan penelitiaan dosen STTN baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Tahun 2010 ini ada 8 karya ilmiah dosen yang telah diseminarkan dalam seminar internasional. 10. Mencari block grand atau program insentif dari Menristek atau Dikti untuk program penelitian. Peranan Sosialisasi Saat ini Dalam semester I tahun 2010 BATAN melalui lembaga survei independen telah melakukan jajak pendapat tentang penerimaan masyarakat terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dari Jajak yang dilakukan di Jawa, Madura dan Bali itu diketahui bahwa 57,6 persen masyarakat menyatakan setuju dengan PLTN, 24,6 persen menolak, dan 17,8 persen menjawab tidak tahu. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia sebagian besar sangat menghendaki dibangunnya PLTN di Indonesia. Saya berharap seluruh karyawan BATAN dapat menindaklanjuti hasil jajak pendapat tersebut dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi sesuai dengan lingkup dan 150

7 tanggung jawab masing-masing. Penolakan dan ketidaktahuan masyarakat berdasarkan hasil survei lebih disebabkan masih rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap berbagai aspek terkait potensi pemanfaatan nuklir untuk pembangkit listrik dan pelestarian lingkungan [Hastowo, 2010]. Hasil jajak pendapat tersebut secara prosentase sudah diatas 50%, tetapi prosentase tersebut masih dapat ditingkatkan lagi. STTN dalam program sosialisasi PLTN telah melakukan : 1. Melakukan pengabdian masyarakat dalam bentuk workshop dan ceramah bagi tokoh tokoh masyarakat di daerah Jepara, Kudus, Pati, Purworejo dan untuk tahun 2010 ini dilaksanakan di Bangka Belitung. Bentuk pengabdian masyarakat selain dalam bentuk workshop maupun ceramah, juga dalam bentuk pengukuran uji kebocoran tabung pesawat Sinar X diagnostik rontgen Rumah Sakit di daerah Jepara, Kudus, Pati dan Tahun 2010 dilaksanakan di daerah Karesidenan Surakarta. Dengan pengabdian masyarakat ini, penerimaan masyarakat terhadap PLTN bisa naik. 2. Telah melakukan Siaran di radio atau televisi. Bentuk siarannya adalah ceramah dan tanya jawab dengan pendengar dan pirsawan di RRI pusat jakarta, radio Sonora, Jogja TV, TA TV, dsb. Dengan siaran ini tanggapan masyarakat menunjukkan kesan yang positif, walaupun masih ada juga yang masih ragu ragu. 3. Secara aktif menjadi tim sosialisasi PLTN tingkat nasional. Dalam tim nasional ini, dosen STTN (Dr.Anwar Budianto, DEA) telah melakukan safari sosialisasi iptek nuklir/pltn ke seluruh Indonesia, misalnya di daerah Bali, Sulawesi, Bangka Belitung, Jepara, banten, dsb. 4. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STTN telah mengadakan Olimpiade iptek nuklir bagi siswa SLTA dan tahun 2010 ini telah diikuti oleh 29 regu SLTA yang berasal dari SLTA (Yogyakarta, Surakarta, Sukoharjo, Temanggung, Magelang, dsb). Dengan olimpiade ini, pengetahuan tentang iptek nuklir bagi siswa SLTA dapat meningkat dan hal ini menambah nilai positif bagi generasi muda tentang PLTN. 5. STTN telah melakukan workshop iptek nuklir bagi guru guru IPA dan Matematika di daerah Semarang, Kudus, Jepara, Purworejo, Yogyakarta, dsb. Dengan workshop ini akan terjadi reaksi berantai, yaitu guru IPA dan Matematika dapat lebih paham dengan aplikasi iptek nuklir dalam bidang energi/pltn dan guru menyampaikan pengetahuan iptek nuklir kepada anak didik. Jadi dalam kegiatan ini akan mendapat manfaat ganda. Peranan Partisipasi Kelembagaan di Tingkat Nasional Di tingkat nasional staf STTN (Drs., M.Sc} telah berperan aktif dalam penyusunan Kajian Akademik Pengembangan SDM PLTN dan penyusunan Blue Print SDM PLTN selama tahun 2008 dan pada tahun 2010 ini dilanjutkan dengan finalisasi naskah akademik SDM PLTN di Indonesia serta blue print SDM PLTN di Indonesia. Selama tahun 2009 dan 2010 staf STTN juga aktif di dalam penggodogan berdirinya NTC (Nuclear Training Center) di Indonesia. Dengan berperan aktif pada sebagian kebijakan di tingkat nasional, maka STTN dapat menyesuaikan kebijakan proses belajarnya. Sehingga produk akhirnya adalah hasil kompetensi lulusan dapat tepat sasaran, yaitu lulusan STTN dapat berperan serta dalam operasi dan perawatan PLTN jika kelak lulusan STTN bekerja di PLTN. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Peranan STTN dalam penyiapan dan operasi PLTN seperti yang telah diuraikan pada III di atas, nampak bahwa STTN telah secara maksimal dan allout dalam menyiapkan lulusannya agar memenuhi persyaratan untuk dapat bekerja di PLTN, baik untuk tingkat teknisi maupun tingkat manajer. Sehubungan dengan semakin dekatnya batas waktu pengoperasian PLTN pertama yang telah ditentukan oleh pemerintah yaitu pada tahun 2016, maka dapat disimpulkan bahwa lulusan STTN mempunyai kemampuan akademik yang yang memadai dan skill yang cukup dalam bidang OM (Operation and Maintenance) suatu peralatan di daerah operasi baik Nuclear Island atau Non-Nuclear Island suatu PLTN. Peranan STTN dalam bidang sosialisasi juga telah dilakukan secara maksimal. Sehingga kemungkinan penerimaan masyarakat saat ini terhadap PLTN sebesar 57,6% yang berarti telah melebihi 50% STTN mempunyai andil di dalamnya. Tentunya dengan upaya sosialisasi PLTN yang maksimal dan bersifat terus menerus oleh STTN, diharapkan ikut meningkatkan penerimaan masyarakat di tahun tahun mendatang. Dosen STTN aktif dalam kegiatan kegiatan penyiapan SDM PLTN di tingkat nasional akan mempengaruhi dan mewarnai kebijakan STTN dalam menyiapkan siswa lulusan yang siap kerja di PLTN. Walaupun uapaya STTN telah maksimal 151

8 dilakukan (lihat bab III), tentunya ke depan STTN perlu melakukan perbaikan dan peningkatan dalam ketiga hal tersebut di atas. Upaya upaya tersebut antara lain : 1. Me-review kembali kurikulum yang telah ada dan memasukkan mata kuliah yang sesuai ke dengan perkembangan kemajuan teknologi PLTN.. 2. Mengimplementasikan mata kuliah yang yang ada kaitannya dengan sistem pembangkitan energi, baik untuk bidang nuklir maupun non nuklir (Nuclear and Non Nuclear Island), khususnya untuk level 1 yaitu subbidang kerja OM peralatan-peralatan nuklir dan non nuklir. 3. Pengembangan fasilitas laboratorium yang lebih mendekati kondisi yang nyata. 4. Kerjasama dengan pihak lain khususnya dengan PTAPB BATAN yang mempunyai banyak peralatan yang dapat digunakan sebagai fasilitas praktikum misalnya seperti pompa, blower, pesawat penukar panas (Heat Exchanger), sistem udara bertekanan, Genset, water treatment dan lain-lain. 5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian masyarakat dengan. 6. Merancang program khusus konsentrasi PLTN dengan blok waktu seperti gambar 2. di bawah ini Review dan revisi kurikulum Persiapan penamabahan Fasilitas Aplikasi kurikulum yang telah direvisi PLTN Pertama beroperasi Gambar 2 : Program STTN Menyongsong Era PLTN Dari blok diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa asumsi yang diambil adalah PLTN yang pertama mulai beroperasi pada tahun Karena untuk studi di STTN diperlukan waktu sekitar 4 tahun maka aplikasi kurukulum yang telah direvisi harus dimulai pada tahun Sedangkan untuk mendukung ketrampilan dan kemampuan akademik perlu adanya tambahan fasilitas laboratorium yang diperkirakan memakan waktu selama 2 tahun dimulai pada tahun Review dan revisi kurikulum sudah harus dilakukan secara intensif mulai tahun KESIMPULAN 1. Lulusan STTN mampu bekerja di Nuclear Island maupun Non-Nuclear Island suatu PLTN dengan melalui proses sertifikasi personil. 2. Perlu ada evaluasi terus menerus kurikulum dan silabus dan peningkatan sarana prasarana untuk pengajaean mata kuliah Reaktor Nuklir. 3. Dari kesimpulan 1. dan 2. maka STTN telah berperan secara aktif menyiapkan lulusannya untuk dapat bekerja di operasi dan perawatan PLTN. 4. STTN telah berperan aktif dalam kegiatan sosialisasi PLTN di Indonesia dan dalam kegiatan Penyiapan naskah akademik Penyiapan SDM PLTN di Indonesia. 5. Untuk akselerasi dan meningkatkan peranan STTN, maka perlu terjadi simbiose mutualistis antara STTN dengan industri nuklir dengan pola yang saling menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Perdanahari, E., Kebijakan Pengembangan Ketenagalistrikan Nasional, Seminar Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap PLTN Sebagai Pembangkit Listrik yang Aman Bagi Masyarakat, Yogyakarta, Tim Penulis PDIN-BATAN, NuTech Media Nuklir Populer, Edisi 01/10, penerbit PDIN BATAN, Jakarta Tim STTN, Pedoman Akademik STTN BATAN Subki, M., H., Evolusi Teknologi PLTN dan Sistem Keselamatannya, Bahan Pidato Di Depan Civitas Akademika STTN - BATAN, Yogyakarta,

9 5. Soetrisnanto,A.J., Dampak Pembangunan PLTN Terhadap Lingkungan dan Masyarakat Sekitar Tapak, Seminar Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap PLTN Sebagai Pembangkit Listrik yang Aman Bagi Masyarakat, Yogyakarta, Hastowo, H, Bahan Pidato Di Depan Civitas Akademika STTN BATAN acara wisuda STTN, Yogyakarta,

10 154

PERSIAPAN LULUSAN STTN BEKERJA DI PLTN YANG PERTAMA DI INDONESIA UNTUK DAERAH NON-NUKLIR

PERSIAPAN LULUSAN STTN BEKERJA DI PLTN YANG PERTAMA DI INDONESIA UNTUK DAERAH NON-NUKLIR PERSIAPAN LULUSAN STTN BEKERJA DI PLTN YANG PERTAMA DI INDONESIA UNTUK DAERAH NON-NUKLIR SUPRIYONO, SUYAMTO, WISNU ARYA WARDHANA, SUDARYO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008,

Lebih terperinci

Lampiran IV.a : Prospektus Perguruan Tinggi di Indonesia: UGM, ITB, UI, STTN

Lampiran IV.a : Prospektus Perguruan Tinggi di Indonesia: UGM, ITB, UI, STTN Lampiran IV.a : Prospektus Perguruan Tinggi di Indonesia: UGM, ITB, UI, STTN UNIVERSITAS GAJAH MADA Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan sekarang memiliki 18

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 360/KA/VII/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 360/KA/VII/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 360/KA/VII/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA Hendriyanto Haditjahyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Pasar Jumat Jl. Lebak Bulus Raya No. 9,

Lebih terperinci

PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA

PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 PENYIAPAN SDM NUKLIR DI STTN-BATAN YOGYAKARTA MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA SUPRIYONO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN J/. BabarsariKotakPos 6101/YKBB Yogyakarta.

Lebih terperinci

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 392/KA/XI/2005 14 TAHUN 2013 1 Kepala Badan Tenaga Nasional 2 Sekretaris

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JA DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA KELAS JA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) adalah sekolah tinggi kedinasan di bawah Kementerian Perhubungan di bawah pengelolaan Badan Pengembangan SDM

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN

BAB II GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN BAB II GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN 2.1. Sejarah Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan Pada awal berdirinya, PTKI merupakan Pusat Pendidikan dan Pengembangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENYETARAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA JABATAN DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN SDM BERBASIS KOMPETENSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA STTN

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN SDM BERBASIS KOMPETENSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA STTN PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN SDM BERBASIS KOMPETENSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA STTN Giyatmi 1), Sutomo Budihardjo 2), Suprapto 3) 1), 2), 3) Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Jalan babarsari POBOX 6010 Yogyakarta

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR TAHUN 2013

PEDOMAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR TAHUN 2013 PEDOMAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR TAHUN 2013 (SK Ketua STTN BATAN Nomor 100/ STTN/ VII/ 2013) Tim Penyusun Pedoman Akademik STTN BATAN 2013 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi Didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PANDUAN PENGISIAN FORMULIR USULAN PELATIHAN

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PANDUAN PENGISIAN FORMULIR USULAN PELATIHAN HAL. 1 DARI 6 1. UMUM Formulir usulan pelatihan adalah formulir yang digunakan oleh unit-unit kerja di BATAN untuk mengusulkan pelatihan. Pelatihan adalah proses pembelajaran dalam usaha mencapai atau

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : bahwa sesuai dengan

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,

Lebih terperinci

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan Bab I Pendahuluan Didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi

Lebih terperinci

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

Lebih terperinci

PERAN STTN BATAN UNTUK PENYEDIA SDM IPTEK NUKLIR

PERAN STTN BATAN UNTUK PENYEDIA SDM IPTEK NUKLIR PERAN STTN BATAN UNTUK PENYEDIA SDM IPTEK NUKLIR Kris Tri Basuki Mantan Ketua STTN BATAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jalan Babarsari KP 6101 YKBB Yogyakarta 55281 Tlp : 0274 489716, Fax : 0274

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial Vol.1 No.1 April 2018 40-47 halaman jurnal: http://journal2.um.ac.id/index.php/jpds/index/ PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL BAGI GURU-GURU IPS KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2016-2021 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALAS KATA PENGANTAR Dokumen Rencana

Lebih terperinci

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTA 2015 STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL J A K A R T A KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 499/KA/XII/2000 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN DAN PEMBINAAN PEJABAT FUNGSIONAL WIDYAISWARA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KENDALI MOTOR ALTERNATOR SEBAGAI SARANA PENYIAPAN SDM PLTN BIDANG NON-NUKLIR

MODUL PRAKTIKUM KENDALI MOTOR ALTERNATOR SEBAGAI SARANA PENYIAPAN SDM PLTN BIDANG NON-NUKLIR SEMINAR NASIONAL MODUL PRAKTIKUM KENDALI MOTOR ALTERNATOR SEBAGAI SARANA PENYIAPAN SDM PLTN BIDANG NON-NUKLIR Ign. Agus Purbhadi Wirgiyanto Program Studi Elektromekanik, Jurusan Teknofisika Nuklir, Sekolah

Lebih terperinci

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA Ari Darmawan Pasek Pusat Rekayasa Industri - Institut Teknologi Bandung ABSTRAK PERAN PERGURUAN

Lebih terperinci

JENJANG JABATAN, PANGKAT, GOLONGAN DAN JUMLAH ANGKA KREDIT YANG HARUS DIPENUHI

JENJANG JABATAN, PANGKAT, GOLONGAN DAN JUMLAH ANGKA KREDIT YANG HARUS DIPENUHI JENJANG JABATAN, PANGKAT, GOLONGAN DAN JUMLAH ANGKA KREDIT YANG HARUS DIPENUHI JABATAN PANGKAT GOLONGAN ANGKA KREDIT YANG HARUS DIPENUHI Asisten Ahli Penata Muda Penata Muda Tk Gol. III/a Gol. III/b 100

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PELATIHAN PPR INDUSTRI TK. 1, TK.2 DAN MEDIK TK.1 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

STANDAR PELAYANAN PELATIHAN PPR INDUSTRI TK. 1, TK.2 DAN MEDIK TK.1 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STANDAR PELAYANAN PELATIHAN PPR INDUSTRI TK. 1, TK.2 DAN MEDIK TK.1 1 Dasar Hukum 1. Perka BATAN No. 14 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2. Keputusan Kepala LAN

Lebih terperinci

Dindin Firmansyah BDK Bandung

Dindin Firmansyah BDK Bandung 1. Profil Lembaga a. Sejarah Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung (Balai Diklat) berdiri pada tahun 1981 dengan penetapan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 45 tahun 1981 dengan nama Balai Diklat

Lebih terperinci

NO. NAMA PESERTA / NIP GOL UNIT KERJA PENDIDIKAN JABATAN URAIAN TUGAS STATUS

NO. NAMA PESERTA / NIP GOL UNIT KERJA PENDIDIKAN JABATAN URAIAN TUGAS STATUS Hasil Seleksi Peserta Pelatihan Meteorology and Radiation Monitoring System at Nuclear Facilities Tempat dan Tanggal : PPIKSN, Tanggal 07-11 Agustus 2017 NO. NAMA PESERTA / NIP GOL UNIT KERJA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPATPROYEK AKHIR

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPATPROYEK AKHIR BAB II GAMBARAN UMUM TEMPATPROYEK AKHIR 2.1 Gambaran umum STIKOM Surabaya Gambar 2.1 STIKOM Surabaya Di tengah kesibukan derap Pembangunan Nasional, kedudukan informasi semakin penting. Hasil suatu pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA (RKA-KL) TAHUN 2017 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA (RKA-KL) TAHUN 2017 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA (RKA-KL) TAHUN 27 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG KAMPUS TERPADU UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG DESA BALUNIJUK KECAMATAN

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA

PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA Moch. Djoko Birmano, Yohanes Dwi Anggoro Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN), BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan,

Lebih terperinci

BOBOT PENILAIAN BORANG PRODI

BOBOT PENILAIAN BORANG PRODI BOBOT PENILAIAN BORANG PRODI No. Butir Aspek Penilaian Bobot 1 1.1.a Kejelasan dan kerealistikan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. 1.04 2 1.1.b Strategi pencapaian sasaran dengan rentang waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat membutuhkan energi listrik, seperti saat kita berangkat dari rumah untuk bekerja, kuliah, rekreasi, acara keluarga ataupun

Lebih terperinci

KURIKULUM TEKNIK MESIN 2016

KURIKULUM TEKNIK MESIN 2016 KURIKULUM TEKNIK MESIN 06 INFORMASI JURUSAN TEKNIK MESIN Jurusan Teknik Mesin berada dibawah Fakultas Teknik yang dipimpin oleh seorang Dekan dengan dibantu oleh orang Pembantu Dekan. Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri pada suatu negara tidak terlepas dari ketersediaan sumber daya energi yang memadai, Jepang misalnya memiliki sumber daya alam yang sangat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN Sejarah Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I

BAB II DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN Sejarah Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I BAB II DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN 2.1. Sejarah Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I diresmikan pada tanggal 28 Mei 1990 dengan nama Pusat Latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN batan PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI AKSELERATOR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL JL. BABARSARI PO BOX 6101 YOGYAKARTA 7 8 2.1 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ( B A T A N ) Adalah Lembaga

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) BATAN merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang dipimpin oleh seorang kepala, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1576, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Jabatan Fungsional. Pranata Nuklir. Angka Kredit. Ketentuan Pelaksanaan. PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DAN KEPALA

Lebih terperinci

STRATEGI PENCAPAIAN ANGKA KREDIT WIDYAISWARA

STRATEGI PENCAPAIAN ANGKA KREDIT WIDYAISWARA STRATEGI PENCAPAIAN ANGKA KREDIT WIDYAISWARA Irfan Choiruddin*) ABSTRAK Terbitnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 14 tahun 2009 menimbulkan kegelisahan di kalangan Widyaiswara. Hal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembangunan Pendidikan Politeknik Tahap I dilaksanakan pada tahun

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembangunan Pendidikan Politeknik Tahap I dilaksanakan pada tahun BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembangunan Pendidikan Politeknik Tahap I dilaksanakan pada tahun 1979 dari DIKTI, dengan nama Politeknik (Politeknik USU) Medan. Pembangunan Politeknik

Lebih terperinci

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/12 1 Judul STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 01 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/12 2 Lembar Pengendalian STANDAR

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG IZIN BEKERJA PETUGAS INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG IZIN BEKERJA PETUGAS INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG IZIN BEKERJA PETUGAS INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang

Lebih terperinci

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA SRI NITISWATI, ROZIQ HIMAWAN Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310,

Lebih terperinci

WORKSHOP AKREDITASI PROGRAM STUDI ITY PENYUSUNAN BORANG STANDAR 2 DAN 4. di BPM UMY

WORKSHOP AKREDITASI PROGRAM STUDI ITY PENYUSUNAN BORANG STANDAR 2 DAN 4. di BPM UMY WORKSHOP AKREDITASI PROGRAM STUDI ITY PENYUSUNAN BORANG STANDAR 2 DAN 4 di BPM UMY 3-4 Pebruari 2016 BOBOT PER SUBBUTIR PENILAIAN BORANG YANG DIISI OLEH PROGRAM STUDI I. 3,12 II. 6,24 III. 15,6 Visi, misi,

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PRESTASI KERJA

STANDAR PENILAIAN PRESTASI KERJA STD-SPM.Pol//34/26 29 September 26 1. Visi dan Misi VISI Politeknik Kementerian Kesehatan Surakarta Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi yang unggul, kompetitif dan bertaraf Internasional pada tahun 2035.

Lebih terperinci

Pengembangan Peraturan Perundang-undangan berkaitan dengan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional

Pengembangan Peraturan Perundang-undangan berkaitan dengan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional Pengembangan Peraturan Perundang-undangan berkaitan dengan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional ISHAK Hasanuddin Direktur Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PELATIHAN RADIOGRAFI LEVEL I PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

STANDAR PELAYANAN PELATIHAN RADIOGRAFI LEVEL I PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STANDAR PELAYANAN PELATIHAN RADIOGRAFI LEVEL I 1 Dasar Hukum 1. Perka BATAN No. 14 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2. Keputusan Kepala LAN Nomor 7 Tahun 2003

Lebih terperinci

PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG

PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG Fera Wahyuningsih 1), Aldan Djalil 1), Mersyana Tri A.T. 2), Mudjiono 2) 1) Dinas Pertambangan dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Dokumen Pendukung Hasil Akreditasi

Dokumen Pendukung Hasil Akreditasi Dokumen Pendukung Hasil Akreditasi Oleh As aril Muhajir (Ketua LPM IAIN Tulungagung, Asesor BAN-PT) Disampaikan pada acara Sosialisasi SAPTO dan Upgrading Hasil Akeditasi PS Tulungagung, 18 September 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tata kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, efektif, efisien dan akuntabel. Upaya untuk mewujudkan suatu

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2015-2019 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO APRIL 2015 Rencana Strategis FMIPA-UHO, 2015-2019 1 KATA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Mei 2012 Ketua, Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, MSi NIP

KATA PENGANTAR. Malang, Mei 2012 Ketua, Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, MSi NIP KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MALANG 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

SPESIFIKASI DAN KOMPETENSI PROGRAM STUDI

SPESIFIKASI DAN KOMPETENSI PROGRAM STUDI SPESIFIKASI DAN KOMPETENSI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JENJANG PENDIDIKAN SARJANA(S1) DISUSUN O L E H GUGUS KENDALI MUTU PROGRAM STUDI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA M E D A N 2014 PROGRAM

Lebih terperinci

1. Pengembangan Institusi a. Persiapan Akreditasi

1. Pengembangan Institusi a. Persiapan Akreditasi RENCANA AKSI KEGIATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI TAHUN 2017 No Kegiatan Indikator Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember PJ Alokasi 1. Pengembangan

Lebih terperinci

BORANG BARU VS BORANG LAMA

BORANG BARU VS BORANG LAMA I II III Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu Mahasiswa dan lulusan BORANG BARU VS BORANG LAMA 1 1.1.a Kejelasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdirinya Jurusan Sosiologi FISIP Unila

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdirinya Jurusan Sosiologi FISIP Unila 41 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Jurusan Sosiologi FISIP Unila Lampung terdiri dari beraneka macam suku dan budaya. Keanekaragaman suku dan budaya di daerah Lampung

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT GUGUS PENELITIAN DAN PENGABDIAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNNES 2015 KATA PENGANTAR Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat oleh gugus Penelitian

Lebih terperinci

Tetapkan Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai Prestasi Kerja

Tetapkan Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai Prestasi Kerja Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi Tetapkan Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai Prestasi Kerja Edisi 04/Januari 2015 Dukung Visi Pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) merupakan salah satu unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di bawah deputi bidang

Lebih terperinci

PROFIL JURUSAN BIOLOGI

PROFIL JURUSAN BIOLOGI PROFIL JURUSAN BIOLOGI Jurusan berada di bawah FMIPA UM. Jurusan bermula dari salah satu Jurusan yang dimiliki Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Malang yang didirikan tanggal 18 Oktober 1954, yang

Lebih terperinci

SINKRONISASI SKP DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL NON PENELITI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN. Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017

SINKRONISASI SKP DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL NON PENELITI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN. Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 SINKRONISASI SKP DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL NON PENELITI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 DASAR JABATAN FUNGSIONAL Undang-Undang NO. 5 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

Kurikulum Tahun Jurusan Teknik Mesin ITS Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kurikulum Tahun Jurusan Teknik Mesin ITS Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kurikulum Tahun 004-009 Jurusan Teknik Mesin ITS Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Semester I 1 UG 13.. Agama UG 1307 Bahasa Indonesia 3 RM 1401 Menggambar Teknik 4 RM 1409

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOORDINATOR BIDANG PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 38/KEP/MK.

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOORDINATOR BIDANG PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 38/KEP/MK. KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOORDINATOR BIDANG PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 DISAMPAIKAN OLEH: KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REPORMASI

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

1.2. Keadaan Umum Fakultas Pertanian UNTAG Samarinda

1.2. Keadaan Umum Fakultas Pertanian UNTAG Samarinda I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda didirikan berdasarkan SK DIKTI/No. 062/0/1988, pernah terakreditasi dengan nilai B berdasarkan

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2012 2013 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram 1 Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

MANAJEMEN BAHAN PRAKTIKUM DI FAKULTAS TEKNIK UNY. Oleh: Drs. Widarto, M.Pd.

MANAJEMEN BAHAN PRAKTIKUM DI FAKULTAS TEKNIK UNY. Oleh: Drs. Widarto, M.Pd. MANAJEMEN BAHAN PRAKTIKUM DI FAKULTAS TEKNIK UNY Oleh: Drs. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN TENAGA TEKNISI / LABORAN LPTK KERJASAMA DIREKTORAT KETENAGAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN

DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN Bambang Suprawoto*, Fatmuanis Basuki** *Pusat Pengembangan Energi Nuklir - Batan **Pusat Pendidikan dan Pelatihan - Batan Abstrak DESAIN FASILITAS PELATIHAN SDM PLTN.

Lebih terperinci

STANDAR MUTU PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

STANDAR MUTU PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT STANDAR MUTU PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK/PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Jl. A.Yani Km.36 Banjarbaru, Kalsel 70714, Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU Oleh : Dwi Yunanto Abstrak Pendidikan di Indonesia pada umumnya di artikan sebagai sebuah proses untuk memanusiakan manusia, sebagaimana

Lebih terperinci

PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI

PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Lebak Bulus Raya No.49, Kotak Pos 7043 JKSKL, Jakarta

Lebih terperinci

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. - PLTN dikelompokkan

Lebih terperinci

Standar Mutu UMSIDA (di copy dari BPM UMSIDA) 0

Standar Mutu UMSIDA (di copy dari BPM UMSIDA) 0 (di copy dari BPM UMSIDA) 0 (di copy dari BPM UMSIDA) 1 STANDAR MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO STANDAR MUTU Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta strategi pencapaian Tata pamong, Kepemimpinan, Sistem

Lebih terperinci

REALISASI DIKLAT SEMESTER 1 (JANUARI JUNI) BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO

REALISASI DIKLAT SEMESTER 1 (JANUARI JUNI) BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO REALISASI DIKLAT SEMESTER 1 (JANUARI JUNI) BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO A. PROFIL LEMBAGA Balai Diklat Keagamaan Manado pertama kali berdiri pada tahun 1981 yang berkantor disamping Kantor Departemen

Lebih terperinci

Universitas Lampung. Universitas Lampung sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi, dengan Pola

Universitas Lampung. Universitas Lampung sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi, dengan Pola Universitas Lampung Sejarah FISIP Unila Universitas Lampung sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi, dengan Pola Ilmiah Pokok yaitu Pengembangan Wilayah Lahan Kering, berupaya untuk mendidik tenaga-tenaga

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2013 2014 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT, atas

Lebih terperinci

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA 2015 Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Lebih terperinci

STANDAR SUASANA AKADEMIK. Visi : Kementerian Kesehatan Surakarta

STANDAR SUASANA AKADEMIK. Visi : Kementerian Kesehatan Surakarta STD-SPM.Pol//26/26 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional tahun

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA Revisi tgl 19-21 Oktober 2012, di Hotel patrajasa semarang NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Umum

BAB I PENDAHULUAN Umum LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN A. Umum Jabatan Fungsional

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

RENCANA STRATEGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RENCANA STRATEGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2010 RENCANA STRATEGIS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Kode Dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR DI INDONESIA

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR DI INDONESIA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR DI INDONESIA (Pertimbangan Terhadap Kelayakan Pembangunannya) Tjipta Suhaemi, Napis, Sudirman FTMIPA Universitas Indraprasta PGRI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewadahi keberadaan dan sekaligus

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 04 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) :.Non Grantee : 1. Pratiwi Sudarmono 2. Hemma Yulfi 1. Komentar Umum Pada tanggal 2-3 Juni 2014 telah

Lebih terperinci