NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI
|
|
- Sucianty Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN ASKES RUMAH SAKIT DOKTER SOEDARSO PONTIANAK PERIODE JANUARI- MARET 2013 OLEH MEGA GUSTIANI UTAMI I PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013
2 ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN ASKES RUMAH SAKIT DOKTER SOEDARSO PONTIANAK PERIODE JANUARI- MARET 2013 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Oleh: MEGA GUSTIANI UTAMI NIM : I PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013
3
4 ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN ASKES RUMAH SAKIT DOKTER SOEDARSO PONTIANAK PERIODE JANUARI- MARET 2013 ABSTRAK Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat (drugrelated problem) yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien. Meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan saat ini dan kecenderungan terjadinya praktik polifarmasi memungkinan terjadinya interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan mekanisme interaksi obat pada resep yang menerima obat antidiabetik oral, mengidentifikasi obat yang sering berinteraksi serta menganalisis hubungan antara jumlah obat dalam satu resep dengan intreaksi yang terjadi. Penelitian dilakukan di RS dr. Soedarso Pontianak, pada bulan Januari-Maret Metode yang digunakan yaitu desain penelitian non-eksperimental dengan rancangan analisis deskriptif yang bersifat retrospektif. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square pada program SPSS 17,0. Dari 1435 resep, diperoleh bahwa interaksi obat terjadi pada 62,16% resep obat yang menerima obat antidibetik oral. Pola mekanisme interaksinya adalah interaksi farmakokinetik 13,56%, farmakodinamik 34,15%, dan unknown 52,29%. Jenis-jenis obat yang sering berinteraksi adalah metformin dan gliklazid. Kejadian interaksi obat terjadi 6 kali lebih tinggi pada subjek yang menerima 5 macam obat dibandingkan dengan pasien yang menerima <5 macam obat. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam satu resep yang mengandung obat antidiabetik oral dengan kejadian interaksi obat yang teridentifikasi (p <0,05). Kata kunci : interaksi obat, antidiabetik oral, RSUD dr. Soedarso
5 ANALYSIS OF POTENTIAL DRUG INTERACTIONS ORAL ANTIDIABETIC ON ASKES OUTPATIENTS AT DR. SOEDARSO HOSPITAL PONTIANAK PERIOD FROM JANUARY TO MARCH 2013 ABSTRACT Drug interaction is one of eight drug-related problems categories that may affect patient clinical outcome. Increasing complexity of the drugs used in current treatment and the likelihood of polypharmacy practices, make possible the incident of drug interactions. The research aims to know the number and mechanism of the drug-drug interactions in prescriptions contains oral antidibetic, identify drugs are often interact as well as analyze correlation between the number of medication in one prescription with drug interaction found. The study was conducted in dr. Soedarso hospital, Pontianak from the January to March The research used non-experimental methodology by using descriptive analysis in a retrospective way. Data analysis using Chi-Square Test on SPSS From 1435 outpatient prescription sheets that meet the inclusion criteria, found that drug interactions occur 62.16% prescription which received medication oral antidibetic. The patterns of interaction mechanism are pharmacokinetic interaction 13.56%, pharmacodynamics 34.15%, and unknown 52.29%. The types of drugs that often interact, among metformin and gliclazide. Incidence of drug interactions occur 6 times higher in subjects who received 5 drugs compared with patients who received < 5. The result of statistical analysis showed that there is significant correlation between the number of medication in one prescription with incidence of drug interaction found drugs (p<0.05). Keyword : drug inteaction, oral antidiabetic, dr. Soedarso hospital
6 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemik yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati 1. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya keluhankeluhan lain atau bahkan penyakit baru. Pengobatan suatu penyakit biasanya berorientasi pada gejala-gejala penyakit tersebut. Oleh karena itu sering kali terjadi berbagai pengobatan terhadap setiap gejala yang muncul sehingga menyebabkan pemberian obat-obatan yang bermacammacam dan cenderung mendorong terjadinya pola pengobatan yang tidak rasional 2. Seringkali dokter memberikan obat berdasarkan gejala-gejala yang dikeluhkan penderita tanpa mempertimbangkan penting atau tidaknya gejala yang dihadapi. Oleh karena itulah banyak mendorong terjadinya pemakaian obat lebih dari satu macam yang sebenarnya tidak perlu, hal ini dikenal dengan Tabel 1. Mekanisme Interaksi Obat Secara Farmakokinetik 7 Obat Yang Berinteraksi Metformin Akarbose Metformin- nifedipin Metformin- cefadroxil istilah over prescribing atau disebut juga polifarmasi 3. Pengobatan dengan beberapa obat sekaligus (polifarmasi) yang menjadi kebiasaan para dokter dapat memudahkan terjadinya interaksi obat 4. Interaksi obat merupakan modifikasi efek suatu obat yang diakibatkan oleh obat lain sehingga keefektifan dan toksisitas satu obat atau lebih berubah 5. Obat antidiabetik oral merupakan senyawa yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dan diberikan secara oral. Pada penggunaan obat antidiabetik oral dapat terjadi interaksi dengan obat-obat tertentu yang digunakan oleh pasien. Mekanisme interaksi obat secara umum dibagi menjadi interaksi farmakokinetika dan farmakodinamika. Beberapa jenis obat belum diketahui mekanisme interaksinya secara tepat (unknown). Interaksi farmakokinetik terjadi jika salah satu obat mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme, atau eksresi obat kedua sehingga kadar plasma kedua obat meningkat atau menurun. Akibatnya terjadi peningkatan toksisitas atau penurunan efektifitas obat tersebut 4. Contoh obat yang berinteraksi secara farmakokinetik dapat dilihat pada tabel 1. Mekanisme Interaksi Akarbose dapat menunda absorpsi usus metformin nifedipin meningkatkan kadar metformin dengan meningkatkan penyerapan metformin di gastro intestinal Peningkatan efek metformin disebabkan sekresi metformin berkurang oleh adanya cefadroxil Metformin- ranitidin ranitidin mengurangi pembersihan ginjal metformin dengan menghambat sekresi metformin di tubular ginjal sehingga kadar plasma metformin dapat meningkat dan dapat meningkatkan efek farmakologisnya. Sulfonilurea- rifampisin metabolisme hepatik sulfonilurea meningkat dengan adanya rifampisin. sulfonilurea- ranitidin sulfonilurea- antasida Ranitidin dapat menghambat metabolism hepatik sulfonilurea dengan menghambat enzim sitokrom P450 hati. sehingga meningkatkan efek sulfonilurea. Peningkatan ph lambung yang disebabkan oleh antasida dapat meningkatkan kelarutan sulfonilurea dan karenanya dapat meningkatkan absorpsi sulonilurea.
7 Interaksi farmakodinamik terjadi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama, sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik, atau antagonistik tanpa terjadi perubahan kadar obat dalam plasma 4. Contoh interaksi farmakodinamik dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Mekanisme Interaksi Obat Secara Farmakodinamik 7 Interaksi yang bersifat unknown merupakan interaksi yang belum diketahui secara jelas mekanismenya yakni tidak termasuk kedalam mekanisme farmakokinetik ataupun farmakodinamik. Contoh obat yang berinteraksi dengan mekanisme yang belum diketahui dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3 dan 4. Obat Yang Berinteraksi Mekanisme Interaksi Sulfonilurea- aspirin Salisilat mengurangi kadar glukosa plasma dan meningkatkan sekresi insulin. Penghambatan sintesis prostaglandin dapat menghambat respon insulin akut terhadap glukosa. Sulfonilurea- HCT Diuretik tiazid dapat menurunkan sensitivitas jaringan insulin, menurunkan sekresi insulin, atau meningkatkan kehilangan kalium, menyebabkan hiperglikemia. Sulfonilurea-ACE inhibitor Terjadi peningkatan sensitivitas insulin oleh ACE inhibitor sehingga resiko hipoglikemia meningkat sulfonilurea- Amlodipin Amlodipin dapat menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, kadar glukosa dalam darah meningkat mengikuti pengeluaran katekolamin sesudah terjadinya vasodilatasi sulfonilurea- nifedipin Nifedipin dapat menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, kadar glukosa dalam darah meningkat mengikuti pengeluaran katekolamin sesudah terjadinya vasodilatasi Glimepirid- ciprofloxacin Ciprofloxacin dapat meningkatkan efek glimepirid dengan berinteraksi secara farmakodinamik dan bersifat sinergi. Glibenklamid- ciprofloxacin Ciprofloxacin dapat meningkatkan efek glibenklamid dengan berinteraksi secara farmakodinamik dan bersifat sinergi. Glimepirid- levofloxacin Levofloxacin dapat meningkatkan efek glimepirid dengan berinteraksi secara farmakodinamik dan bersifat sinergi. Tabel 3. Mekanisme Interaksi Obat Antidiabetik oral yang Belum Diketahui (Unknown) 7 Obat Yang Berinteraksi Metformin- Aspirin Metformin- ACE inhibitor Metformin- Furosemid Sulfonilurea- Fenitoin Sulfonilurea- Furosemid Sulfonilurea- Bisoprolol Efek yang Terjadi Efek metformin meningkat dengan mekanisme yang belum diketahui Utilisasi glukosa dan sensitivitas insulin meningkat dengan mekanisme yang tidak diketahui Jika digunakan bersama, kadar plasma metformin meningkat hingga 22% tanpa mengubah klirens metformin disertai penurunan kadar puncak dan t1/2 eliminasi furosemid hingga 31% dan 32%. Jika di gunakan bersama, Fenitoin dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, yang memerlukan dosis yang lebih tinggi dari sulfonilurea untuk mengontrol hiperglikemia. Furosemide dapat menurunkan toleransi glukosa, mengakibatkan hiperglikemia pada pasien yang sebelumnya mendapat terapi sulfonilurea. Efek hipoglikemik sulfonilurea dapat berkurang
8 Tabel 4. Mekanisme Interaksi Obat Antidiabetik oral yang Belum Diketahui (Unknown) 7 Obat Yang Berinteraksi Mekanisme Interaksi Glimepirid- Simvastatin Konsentrasi plasma glimepirid meningkat Pioglitazon- Aspirin pioglitazon dan rosiglitazon dapat menyebabkan retensi cairan, yang dapat memperburuk atau menyebabkan gagal jantung, terutama pada mereka dengan terbatas jantung reserve.karena AINS juga dapat menyebabkan retensi cairan, produsen mengeluarkan peringatan bahwa penggunaan bersamaan mungkin dapat meningkatkan risiko edema. Gliklazid- Allopurinol Hipoglikemia dan koma dapat dialami oleh pasien yang mengkonsumsi gliklazid dan alupurinol. Terjadi kompetisis pada mekanisme eliminasi di tubulus ginjal Akarbose- Warfarin Efek antikoagulan dari warfarin meningkat Peneitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran masalah interaksi obat antidiabetik oral yang terjadi pada pasien yang memperoleh obat antidiabetik di Rumah Sakit dr. Soedarso Pontianak. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya interaksi obat antidiabetik oral pada peresepan dan untuk mengetahui hubungan antara jumlah obat dengan kejadian interaksi obat yang terjadi. METODOLOGI Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar resep pasien di Instalasi Rawat Jalan ASKES Rumah Sakit Dr. Soedarso Pontianak periode Januari- Maret 2013 yang mendapat terapi obat antidiabetik oral. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat noneksperimental dengan rancangan analisis deskriptif dan bersifat retrospektif. Data yang diperlukan dicatat dalam lembar pengumpul data. Analisis Data Evaluasi interaksi obat dilakukan secara teoritik berdasarkan studi literatur. Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif. Ditentukan persentase terjadinya interaksi obat antidibetik oral. Persentase makanisme interaksi obat baik yang mengikuti mekanisme interaksi farmakokinetik maupun farmakodinamik serta menentukan jenis-jenis obat yang sering berinteraksi. Analisis data untuk melihat adanya hubungan antara jumlah obat dalam satu resep dengan kejadian interaksi obat, menggunakan Uji Chi Square Test (Kai Kuadrat) dengan SPSS 17,0. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diambil dari resep di Instalasi Rawat Jalan ASKES Rumah Sakit dr. Soedarso Pontianak pada bulan Januari- Maret 2013 diperoleh hasil bahwa jumlah resep total pasien rawat jalan ASKES yang menerima antidiabetik oral dari bulan Januari- Maret 2013 adalah sebanyak1435 lembar. Berdasarkan jumlah obat dalam satu resep, resep dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu resep resep mengandung <5 macam obat dan resep mengandung 5 macam obat. Lembar resep mengandung <5 macam sebanyak 629 lembar dan resep mengandung 5 macam obat sebanyak 806 lembar. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Distribusi Resep Berdasarkan Jumlah Macam Obat No. Jumlah Macam Obat Jumlah resep ( n= 1435) % 1 < , ,17
9 Hasil analisis terhadap 1435 lembar resep pasien rawat jalan ASKES di RSUD dr. Soedarso Pontianak, diperoleh bahwa terdapat insteraksi obat antidiabetik oral pada 62,16% resep dan sebanyak 37,84% resep tidak terdapat interaksi. Dari data tersebut, diketahui bahwa sebanyak 45,16% resep yang mengalami interaksi obat, menerima 5 macam obat dalam 1 lembar resep, dan sebanyak 17,00% resep menerima <5 macam obat. Gambaran umum kejadian interaksi obat antidiabetik oral secara keseluruhan ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Distribusi Resep Berdasarkan Ada Tidaknya Interaksi Obat Antidiabetik Oral Kriteria subjek Interaksi Tidak berinteraksi Total <5 obat obat Total Berdasarkan hasil analisis terhadap 892 resep yang berinteraksi, diperoleh hasil bahwa terdapat total kejadian interaksi obat antidibetik oral adalah sebanyak 1637 kejadian yang terdiri dari interaksi farmakokinetik 13,56%, interaksi farmakodinamik 34,15% dan interaksi lainnya sebanyak 52,29% (Tabel 7). Secara umum subjek adalah pasien yang menerima 5 macam obat (56,17%) dan kejadian interaksi obat lebih banyak terjadi pada pasien yang menerima 5 macam obat dibandingkan dengan pasien yang menerima <5 macam obat. Hasil analisis hubungan antara jumlah obat dalam satu resep dengan kejadian interaksi obat menggunakan Chi Square Test menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam satu resep dengan kejadian interaksi obat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari α=0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam satu resep dengan kejadian interaksi obat. Tabel 7. Mekanisme Interaksi Obat Antidiabetik Oral No Jenis Interaksi Jumlah %. 1 Farmakokinetik ,56 2 Farmakodinamik ,15 3 Unknown ,29 Total % Berdasarkan hasil penelitian, potensi interaksi obat pada pasien rawat jalan terjadi cukup tinggi yaitu 62,16% dari 1435 lembar resep. Dari 62,16% lembar resep tersebut terdapat 1637 kasus interaksi obat. Tingginya angka kejadian interaksi obat berkaitan dengan jumlah obat yang dikonsumsi pasien, dimana dalam penelitian ini pasien yang menerima obat 5 macam obat per resep lebih banyak mengalami interaksi obat. Peristiwa interaksi obat terjadi sebagai akibat penggunaan bersama-sama dua macam obat atau lebih. Apabila terjadi kegagalan pengobatan pada pasien, hal ini sangat jarang dikaitkan dengan interaksi obat padahal kemungkinan terjadinya interaksi obat cukup besar terutama pada pasien yang mengkonsumsi lebih dari 5 macam obat dalam waktu yang bersamaan. Hasil analisis tes Kai- Kuadrat dengan program SPSS versi 17.0 menunjukkan bahwa resep yang mengandung obat 5 macam obat per resep lebih banyak mengalami interaksi obat dibandingkan resep yang mengandung <5 macam obat per resep. Hasil analisis dengan Risk Estimate menunjukkan bahwa kasus interaksi obat 6 kali lebih besar pada pasien yang menerima 5 macam obat dibandingkan dengan pasien yang menerima <5 macam obat. Kemungkinan terjadinya interaksi obat semakin besar dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan saat ini dan kecenderungan praktik polifarmasi. Telah menjadi semakin sulit bagi dokter dan apoteker untuk akrab dengan seluruh potensi interaksi 7. Suatu survei yang dilaporkan pada tahun 1977 mengenai
10 polifarmasi pada penderita yang dirawat di rumah sakit menunjukkan bahwa insiden efek samping pada penderita yang mendapat 0-5 macam obat adalah 3,5%, sedangkan yang mendapat macam obat adalah 54%. Peningkatan efek samping obat ini diperkirakan akibat terjadinya interaksi obat yang juga semakin meningkat 4. Golongan obat antidiabetik oral yang paling banyak diresepkan dalam penelitian ini adalah golongan sulfonilurea. 70,59% resep dari keseluruhan resep mengandung obat golongan sulfonilurea (Tabel 8). Sulfonilurea merupakan obat hipoglikemik oral yang paling dahulu ditemukan. Sulfonilurea bekerja merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas, oleh sebab itu hanya efektif apabila sel-sel β Langerhans pankreas masih dapat berproduksi. Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah pemberian senyawa- senyawa sulfonilurea disebabkan oleh perangsangan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Sifat perangsangan ini berbeda dengan perangsangan oleh glukosa, karena ternyata pada saat glukosa (atau kondisi hiperglikemia) gagal merangsang sekresi insulin, senyawa-senyawa obat ini masih mampu meningkatkan sekresi insulin. Oleh sebab itu, obat-obat golongan sulfonilurea sangat bermanfaat untuk penderita diabetes yang kelenjar pankreasnya masih mampu memproduksi insulin. Obat golongan sulfonilurea merupakan antidiabetik oral yang lebih efektif dibandingkan golongan lain, dimana golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah pada 85-90% pasien diabetes mellitus tipe 2. Dalam penelitian ini, obat golongan sulfonilurea yang paling sering diresepkan adalah gliklazid. 39,02% dari 1435 lembar resep yang di analisis mengandung obat gliklazid yang merupakan obat golongan sulfonilurea. Gliklazid mempunyai efek hipoglikemik sedang sehingga tidak begitu sering menyebabkan efek hipoglikemik. Interaksi obat yang paling sering terjadi terkait dengan kadar gula darah adalah interaksi antara sulfonilurea- amlodipin (305 kasus), diikuti dengan interaksi antara sulfonilurea-bisoprolol dan sulfonilureaaspirin. Pada interaksi antara sulfonilureaamlodipin, efek hipoglikemik menurun akibat berbagai mekanisme yaitu penghambatan sekresi insulin dan penghambatan sekresi glukagon, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, kadar glukosa dalam darah meningkat mengikuti pengeluaran katekolamin sesudah terjadinya vasodilatasi, dan perubahan metabolisme pada glukosa Tabel 8. Daftar Penggunaan Antidiabetik Oral Antidiabetik oral Pemakaian Antidiabetik Oral pada Resep (Lembar) Jumlah Kasus Interaksi Metformin Pioglitazon Akarbose Sulfonilurea Glimepirid Gliklazid Glibenklamid Gliquidon Total Dalam penelitian ini, mekanisme interaksi obat secara umum dibagi menjadi interaksi farmakokinetik, farmakodinamik dan beberapa jenis obat belum diketahui mekanisme interaksinya secara tepat (unknown). Dari 1637 kejadian interaksi obat, pola mekanisme interaksinya antara lain interaksi farmakokinetik 13,56%, farmakodinamik 34,15% dan unknown 52,29%. Beberapa kejadian interaksi obat sebenarnya dapat diprediksi sebelumnya dengan mengetahui efek farmakodinamik serta mekanisme farmakokinetika obat-obat tersebut. Pengetahuan mengenai hal ini akan bermanfaat dalam melakukan upaya pencegahan terhadap efek merugikan yang dapat ditimbulkan akibat interaksi obat. Dengan mengetahui mekanisme interaksi obat, farmasis dapat menentukan langkah yang tepat dalam pengatasan masalah tersebut. Farmasis dapat menentukan apakah suatu jenis interaksi
11 obat dapat diatasi sendiri, ataukah memerlukan diskusi dengan klinisi/dokter. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, maka dapat disimpulkan bahwa Sebanyak 62,16% dari 1435 resep pasien rawat jalan ASKES di Rumah Sakit dr. Soedarso Pontianak periode januari- Maret 2013 yang menerima antidiabetik oral mengalami interaksi obat dan terdapat 1637 kasus interaksi obat antidiabetik oral pada resep yang berinteraksi, mekanisme interaksi obat antidiabetik oral pada peresepan pasien rawat jalan ASKES di Rumah Sakit dr. Soedarso Pontianak antara lain interaksi farmakokinetik 13,56%, interaksi farmakodinamik 34,15% dan interaksi secara unknown 52,29%, obat yang paling sering berinteraksi dalam peresepan adalah metformin dan gliklazid serta terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam satu resep dengan kejadian interaksi obat antidiabetik oral (p<0,05) dimana kejadian interaksi obat terjadi 6 kali lebih tinggi pada resep yang mengandung 5 macam obat dari pada resep yang mnegandung <5 macam obat per lembar resepnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Sukandar, E.Y., Retnosari A., Joseph I. S., I Ketut A., Antonius A.P.S., dan Kusnandar ISO Farmakoterapi. ISFI Penerbitan. Jakarta hal Suherman, S.K Insulin dan Antidiabetik Oral. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Jakarta. Halaman Katzung, G.B Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 8. Salemba Medika. Jakarta. Halaman Setiawati, A Interaksi Obat. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Jakarta. Halaman Fradgley, S Interaksi Obat, Dalam Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy) Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Halaman Stockley, I.H Stockley s Drug Interaction. Edisi 8. Pharmaceutical Press. Great Britain. Halaman Tatro, David S Drugs Interaction Facts. Wolters Kluwer Health, Inc. San Carlos, California.
Prosiding Farmasi ISSN:
Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Kajian Probabilitas Interaksi Obat Antidiabetes Golongan Sulfonilurea di Satu Rumah Sakit Umum Swasta Kota Bandung Probability Study of Antidiabetic Drug Interactions
Lebih terperinciyudi hardi AKFAR ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan III NO. 7B Telp Fax KAYU TANGI BANJARMASIN 70123)
IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-DIABETIK ORAL PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATANNASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Rahmi Azkia 1, Eka Kumalasari
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN
INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN Salah satu penyakit degeneratif terbesar adalah Diabetes Mellitus. Diabetes Meliitus yang tidak
Lebih terperinciOLEH : ERLISA MAYASARI I
ANALISIS POTENSI INTERAKSI ANTIDIABETIK INJEKSI INSULIN PADA PERESEPAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA ASKES RUMAH SAKIT DOKTER SOEDARSO PONTIANAK PERIODE APRIL JUNI 2013 NASKAH PUBLIKASI OLEH : ERLISA MAYASARI
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD
ABSTRAK IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Alfisah Fatrianoor
Lebih terperinciObat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral
Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral. Pengertian farmakologi sendiri adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes melitus didefinisikan sebagai
Lebih terperinciINTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.
INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2013 Nidayanti 1 ; Aditya Maulana.P.P
Lebih terperinciProsiding Farmasi ISSN:
Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Kajian Interaksi Obat Antihipertensi pada Resep Pasien Rawat Jalan di Satu Puskesmas Kabupaten Bandung Barat Study of Antihypertension Drug Interactions in Outpatient
Lebih terperinciTINJAUAN INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK ORAL & ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DM TIPE 2 KOMPLIKASI HIPERTENSI DI RSUD TOTO KABILA
TINJAUAN INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK ORAL & ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DM TIPE 2 KOMPLIKASI HIPERTENSI DI RSUD TOTO KABILA Asri Radjak, Widysusanti Abdulkadir, Madania*) Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu-Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Muhammad Yusuf¹; Aditya Maulana Perdana Putra² ; Maria Ulfah³
Lebih terperinciKAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PENGOBATAN DIABETES MELITUS (DM) DENGAN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD UNDATA PERIODE MARET-JUNI TAHUN 2014
GALENIKA Journal of Pharmacy Nurlaelah et Vol. al./galenika 1 (1) : 35 - Journal 1 of Pharmacy ISSN : 22-87 March 2015 KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PENGOBATAN DIABETES MELITUS (DM) DENGAN HIPERTENSI DI INSTALASI
Lebih terperinciSTUDI RETROSPEKTIF INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JAMKESMAS DI RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN SKRIPSI OLEH: TONNY SETIAWAN NIM
STUDI RETROSPEKTIF INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JAMKESMAS DI RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN SKRIPSI OLEH: TONNY SETIAWAN NIM 071501019 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama atau hampir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama atau hampir bersamaan berpotensi menyebabkan interaksi yang dapat mengubah efek yang diinginkan. Interaksi bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (InfoDatin, 2014). Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2015,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit progresif yang sering dikenal sebagai silent killer. Sebutan ini diberikan karena keberadaannya yang sering tidak disadari oleh
Lebih terperinciRUMAH SAKIT MATA PADANG EYE CENTER (RSMPEC) Ramah, Empati, Siaga, Proaktif, Exsclusive, dan Competence PANDUAN TENTANG PANDUAN TELAAH INTERAKSI OBAT
PANDUAN TENTANG PANDUAN TELAAH INTERAKSI OBAT RS MATA PADANG EYE CENTER BAB I DEFINISI A. Pengertian Interaksi obat adalah suatu perubahan atau efek yang terjadi pada suatu obat ketika obat tersebut digabungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara, pada berbagai tingkat pelayanan kesehatan, berbagai studi dan temuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian obat yang tidak rasional merupakan masalah serius dalam pelayanan kesehatan karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi. Di banyak negara, pada berbagai
Lebih terperinciPOLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK
1 POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK Robiyanto*, Nur Afifah, Eka Kartika Untari Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran,
Lebih terperinciTugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Lusiana Rizqi M DIPLOMA 3 FARMASI
IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PERESEPAN PASIEN DM TIPE 2 DENGAN PENYAKIT PENYERTA HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD DR. MOEWARDI PADA TAHUN 2014-2015 Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi nilai normal (hiperglikemia), sebagai akibat dari
Lebih terperinciDi bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :
Peresepan obat pada lanjut usia (lansia) merupakan salah satu masalah yang penting, karena dengan bertambahnya usia akan menyebabkan perubahan-perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik. Pemakaian obat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan terapi, paradigma pelayanan kefarmasian di Indonesia telah bergeser dari pelayanan yang berorientasi pada obat (drug
Lebih terperinciObat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide
Obat Penyakit Metformin Biguanide Obat Penyakit Metformin Biguanide. Obat diabetes ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin, baik pada jaringan hati maupun perifer. Peningkatan sensitivitas
Lebih terperinciRiset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolik kronik, ditandai oleh hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas, metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes melitus (DM) atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu jenis pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental secara deskriptif analitik dengan tujuan untuk mencari hubungan antara jumlah obat dengan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) berdasarkan American Diabetes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) berdasarkan American Diabetes Association(ADA) tahun 2011 adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibatdari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lembar resep yang memenuhi kriteria inklusi dari total populasi lembar
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengkaji interaksi obat yang terjadi pada pasien rawat jalan yang terdiagnosa DM tipe 2 dengan atau tanpa penyakit penyerta di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuhan kefarmasian atau disebut pharmaceutical care merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam aspek pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Asuhan kefarmasian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. vitamin ataupun herbal yang digunakan oleh pasien. 1. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Sewon 2 Bantul telah ditemukan sebanyak 36 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi maupun eksklusi. Peneliti
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Rumah Sakit ini merupakan
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH: TEDY KURNIAWAN BAKRI NIM PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
PROFIL PERESEPAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DARI POLI KARDIOVASKULAR DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI MARET 2011 SKRIPSI OLEH: TEDY KURNIAWAN BAKRI NIM 091524002
Lebih terperinciPanduan Interaksi Obat
Panduan Interaksi Obat Rumah Sakit Harapan Bunda Jl. Raya Lintas Sumatera, Seputih Jaya, Gunung Sugih Lampung Tengah I N D O N E S I A Telp. (0725) 26766. Fax. (0725) 25091 http://www.rshb-lampung.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah disertai dengan
Lebih terperinciKAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2005
Kajian Interaksi Obat Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di RSUP Dr. Sardjito (Nanang M.Yasin, Herlina T.Widyastuti, dan Endah K. Dewi) KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSUP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya hidup, mental, emosional dan lingkungan. Dimana perubahan tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia yang semakin modern mengakibatkan perubahan gaya hidup, mental, emosional dan lingkungan. Dimana perubahan tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3 patofisiologi dasar : sekresi insulin yang terganggu, resistensi
Lebih terperinciHUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013
HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Wahyudi 1, Aditya Maulana P.P, S.Farm.M.Sc., Apt.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
Lebih terperinciStara I pada K
ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIDIABETIK METFORMIN DAN GLIMEPIRID PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RSUD X TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum penelitian dimulai. Kuisioner divalidasi dengan cara diuji coba pada 30 orang yang mana 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kelainan sindrom metabolik dengan karakteristik dimana seseorang mengalami hiperglikemik kronis akibat kelainan sekresi insulin,
Lebih terperinciINTISARI POLA PENGGUNAAN ANTIDIABETES PADA DEPO GERIATRI PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD ULIN BANJARMASIN
INTISARI POLA PENGGUNAAN ANTIDIABETES PADA DEPO GERIATRI PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD ULIN BANJARMASIN Cici Paramitha 1 ;Ratih Pratiwi Sari 2 ; Khairullah Azhar 3 Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh kurangnya atau tidak tersedianya insulin dalam tubuh. Karakteristik dari gejala klinis intoleransi glukosa
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN
RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIDIABETIKA PADA PASIEN GERIATRI PENDERITA DIABETES MELITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG TAHUN 2010 Ratna Suminar, Moeslich Hasanmihardja, Anis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, terapi, serta adanya perubahan paradigma kefarmasian, yaitu Pharmaceutical Care, dimana kegiatan pelayanan semula hanya
Lebih terperinciFARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS
FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS dr HM Bakhriansyah, M.Kes., M.Med.Ed Farmakologi FK UNLAM Banjarbaru PENGGUNAAN OBAT PADA ANAK Perbedaan laju perkembangan organ, sistem dalam tubuh, maupun enzim yang bertanggung
Lebih terperinci4. Tiazolidindion Insulin VI. Komplikasi Diabetes B. Landasan Teori C. Hipotesis BAB III Metodologi Penelitian...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinci2003). Hiperglikemia juga menyebabkan leukosit penderita diabetes mellitus tidak normal sehingga fungsi khemotaksis di lokasi radang terganggu.
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh adanya
Lebih terperinciPROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA PENGGUNAAN ANTIDIABETIK ORAL DI TIGA PUSKESMAS DI KOTA MEDAN PERIODE APRIL - JUNI 2015 SKRIPSI OLEH: ANGGI ARFAH NURSAHADA NIM 111501016 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
Lebih terperincibaik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.
BAB I PENDAHULUAN Saat ini banyak sekali penyakit yang muncul di sekitar lingkungan kita terutama pada orang-orang yang kurang menjaga pola makan mereka, salah satu contohnya penyakit kencing manis atau
Lebih terperinciCrosstabs Usia Potensi Interaksi Obat
Lampiran 1. Hasil analisis hubungan beberapa varbel bebas terhadap potensi obat antidbetes dengan menggunakan analisis Chi Square pada program IBM SPSS 20 Crosstabs Us Potensi Interaksi Obat Case Processing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Warfarin merupakan antagonis vitamin K yang banyak digunakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Warfarin merupakan antagonis vitamin K yang banyak digunakan sebagai antikoagulan oral untuk terapi tromboembolisme vena dan untuk mencegah emboli sistemik
Lebih terperinciINTERAKSI OBAT DENGAN KASUS KHUSUS DAN PENGATASAN INTERAKSI
INTERAKSI OBAT DENGAN KASUS KHUSUS DAN PENGATASAN INTERAKSI 1 Diabetes Melitus dan Obat-Obat β- Bloker Disusun oleh: 1. Achmad Yani Setiawan 2. Angelina Putri Prima Jessy 3. Hijrianty 4. Hafiz Surahman
Lebih terperinciKata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi
ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF POLA PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI PERIODE JANUARI-MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN Winni Aditiya 1 ;Amaliyah Wahyuni 2 ; Rony 3 Menurut WHO (2011) Hipertensi
Lebih terperinciKAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2008
KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2008 Yulias Ninik Windriyati 1), Erwin Tukuru 1), Ibrahim Arifin 1) 1) Fakultas Farmasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi masalah utama di dunia termasuk Indonesia karena angka prevalensinya dari tahun ketahun semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat disebabkan karena faktor genetik, kekurangan produksi insulin oleh sel beta pankreas, maupun karena ketidakefektifan
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN
INTISARI PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN Enny Eryana Dewi 1 ; Riza Alfian 2 ; Rachmawati 3 Diabetes melitus
Lebih terperinciGAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN ASKES RAWAT JALAN DENGAN DPHO PADA APOTEK APPO FARMA BANJARMASIN PERIODE JULI-AGUSTUS
ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN ASKES RAWAT JALAN DENGAN DPHO PADA APOTEK APPO FARMA BANJARMASIN PERIODE JULI-AGUSTUS 2013 Maya sari 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Yugo Susanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan suatu penyakit kronis yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi
Lebih terperinciPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER
ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D
Lebih terperinciANALISIS DRUG RELATED PROBLEM (DRP) PADA PENDERITA RAWAT INAP DENGAN DIAGNOSA DM TIPE 2 DENGAN STROKE ISKEMIK DI RUMAH SAKIT X SIDOARJO
ANALISIS DRUG RELATED PROBLEM (DRP) PADA PENDERITA RAWAT INAP DENGAN DIAGNOSA DM TIPE 2 DENGAN STROKE ISKEMIK DI RUMAH SAKIT X SIDOARJO CHRISTIN BEACTRIX RUMPUIN Fakultas Farmasi Christinbeactrix.09pretty@gmail.com
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Choirul Anik Nuryati M
ANALISIS PERESEPAN OBAT ANTIDIABETES BERDASARKAN KETEPATAN DOSIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTLASI RAWAT JALAN RSUD DR. MOEWARDI PERIODE MARET 2014-MARET 2015 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciCase Processing Summary. usia * interaksiobat % 0.0% % jumlahobat * interaksiobat % 0.0% % usia * interaksiobat
Lampiran 1. Hasil Analisis Bivariat Beberapa Variabel Bebas Terhadap Kejadian Interaksi Obat dengan menggunakan Uji Chi-Square pada Program SPSS Advanced Statistics 16.0 Case Processing Summary Cases Valid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes melitus telah dikategorikan sebagai penyakit global dengan prevalensi telah lebih dari dua kali lipat selama tiga dekade terakhir. Hampir satu dari sepuluh
Lebih terperinci: RATIH AYU FELISTA K
EVALUASI PEMILIHAN DAN INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG PADA TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh : RATIH AYU FELISTA K100060208
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Drug Related Problems, diabetes mellitus type 2, antidiabetic drugs ABSTRAK
POTENSI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPS) PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT KALOORAN GMIM AMURANG Claudia Pingkan Lira 1), Widya Astuty Lolo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting sebagai sumber energi utama. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang berasal
Lebih terperinciD. Definisi Operasional Variabel 39 E. Pengumpulan Data.. 41 F. Pengolahan Data dan Analisa. 42 BAB IV. HASIL DAN PENELITIAN A. Gambaran Umum...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING iii DALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERNYATAAN v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR
Lebih terperinciINTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA
INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Mega Lestari 1 ; Amaliyah Wahyuni, S.Si., Apt 2 ; Noor Hafizah,
Lebih terperinciPOTENSI INTERAKSI OBAT PADA RESEP PASIEN PEDIATRI STUDI RETROSPEKTIF DI 3 APOTEK KOTA SURAKARTA PERIODE JULI - DESEMBER 2014 SKRIPSI
POTENSI INTERAKSI OBAT PADA RESEP PASIEN PEDIATRI STUDI RETROSPEKTIF DI 3 APOTEK KOTA SURAKARTA PERIODE JULI - DESEMBER 2014 SKRIPSI Oleh : FITRI NURSANTI K100120044 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM seluruh dunia sebanyak 171 juta penderita pada Tahun 2000, dan meningkat, menjadi 366 juta pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, lemak, protein sebagai hasil dari ketidakfungsian insulin (resistensi insulin), menurunnya fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Diabetes merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar gula dalam darah yang berlebihan (hiperglikemi) sedangkan Diabetes tipe 2 merupakan gangguan dari
Lebih terperinciANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES MELITUS PADA RESEP OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RSAL DR. MINTOHARDJO
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT DIABETES MELITUS PADA RESEP OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RSAL DR. MINTOHARDJO SKRIPSI KHALIDA HANDAYANI NIM.1110102000008 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciPOLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien. Sebuah interaksi obat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Interaksi Obat Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat (drug-related problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan terapi
Lebih terperinciEVALUASI PEMILIHAN OBAT ANTIDIABETES PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2008 SKRIPSI
EVALUASI PEMILIHAN OBAT ANTIDIABETES PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh : AYU WULANDARI K 100 050 291 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciKETEPATAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI JUNI 2013 SKRIPSI
KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI JUNI 2013 SKRIPSI Oleh : NADEEYA BAKA K 100100112 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciKAJIAN INTERAKSI OBAT TERHADAP RESEP POLI PENYAKIT DALAM DI RSUD GUNUNG JATI CIREBON
KAJIAN INTERAKSI OBAT TERHADAP RESEP POLI PENYAKIT DALAM DI RSUD GUNUNG JATI CIREBON STUDY ON PRESCRIPTION DRUG INTERACTIONS IN POLY DISEASE IN RSUD GUNUNG JATI CIREBON Siti Pandanwangi TW 1, Nur Rahmi
Lebih terperinciPasien Geriatri. Bahan Diskusi Kuliah Pharmaceutical Care PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI USU
Pasien Geriatri Bahan Diskusi Kuliah Pharmaceutical Care PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI USU SUMBER BACAAN : Aslam, M., dkk., (2003)., Farmasi Klinis, Menuju Pengobatan Rasional dan
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA
KAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA Adam M. Ramadhan, Laode Rijai, Jeny Maryani Liu Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Interaksi obat dianggap penting karena dapat menguntungkan dan merugikan. Salah satu dari interaksi obat adalah interaksi obat itu sendiri dengan makanan. Interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan kemakmuran di negara berkembang banyak disoroti. Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) DI POLI INTERNA RSUD BITUNG
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) DI POLI INTERNA RSUD BITUNG Chintia Timbongol 1), Widya Astuty Lolo 1), Sri Sudewi 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM sudah banyak dicapai dalam kemajuan
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA... 5 1.1. Keji Beling... 5
Lebih terperinciLampiran 1. Gambaran Penggunaan Obat DM Tipe 2. Nama obat Dosis (mg) pagi Vit. C 50 2 x 1
67 Lampiran 1. Gambaran Penggunaan Obat DM Tipe 2 Kode JK Umur Obat rutin/ obat lama ( tahun ) Nama obat Dosis () Aturan pakai R001 P 52 Metformin 500 3 x 1 Glimepirid 2 1 1 x ½ 1 10 R002 P 60 Metformin
Lebih terperinciKEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KALIJUDAN WILAYAH SURABAYA TIMUR ALEXANDER HALIM
KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KALIJUDAN WILAYAH SURABAYA TIMUR ALEXANDER HALIM 2443011006 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan. Orang yang menderita DM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak bisa menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala penyakit degeneratif kronis yang disebabkan karena kelainan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan hormon Insulin baik
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELLITUS PADA PEMAKAIAN INSULIN DI APOTEK MEDIKA FARMA BARABAI.
ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELLITUS PADA PEMAKAIAN INSULIN DI APOTEK MEDIKA FARMA BARABAI. Noor Wartini 1 ; AdityaM.P.P 2 ; Wenny Afriedha 3 Penyakit Diabetes
Lebih terperinci