PERENCANAAN BISNIS MINYAK GORENG KELAPA MELALUI PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR FEBER FEBRIANTO NUGROHO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN BISNIS MINYAK GORENG KELAPA MELALUI PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR FEBER FEBRIANTO NUGROHO"

Transkripsi

1 PERENCANAAN BISNIS MINYAK GORENG KELAPA MELALUI PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR FEBER FEBRIANTO NUGROHO DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Bisnis Minyak Goreng Kelapa melalui Pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2015 Feber Febrianto Nugroho NIM H *Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

3 ABSTRAK FEBER FEBRIANTO NUGROHO. Perencanaan Bisnis Minyak Goreng Kelapa melalui Pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh LUKMAN MOHAMMAD BAGA. Kelapa atau Cocos nucifera merupakan tanaman perkebunan yang memiliki berbagai manfaat. Salah satu produk turunan buah kelapa adalah minyak goreng kelapa dengan kandungan asam laurat di dalamnya. Kandungan asam laurat sama seperti kandungan di dalam air susu ibu yang mampu membunuh virus, dan kuman parasit termasuk HIV dan Hepatitis C. Potensi bahan baku yang tinggi di Kabupaten Bogor dapat dijadikan peluang bisnis yang potensial jika dilakukan bisnis secara bersama atau dengan pendekatan wirakoperasi. Pendekatan wirakoperasi dapat menjadi lokomotif penggerak petani agar memiliki daya tawar tinggi, motivasi, etos kerja, kualitas, dan kuantitas yang meningkat. Pembuatan rencana pengolahan minyak goreng kelapa dengan pendekatan wirakoperasi menghasilkan bisnis yang layak sesuai kriteria investasi antara lain NPV yang dihasilkan Rp2.4 milyar, PP 1.8 tahun, dan Gross B/C Pendapatan petani juga meningkat dengan seiring meningkatnya harga bahan baku kelapa Kata kunci : kelapa, minyak goreng kelapa, perencanaan bisnis, wirakoperasi. ABSTRACT FEBER FEBRIANTO NUGROHO. Business Plan Coconut Cooking Oil with Cooperative Entrepreneur Approach in Bogor Regency. Supervised by MOHAMMAD LUKMAN BAGA. Coconut or Cocos nucifera is a plantation crop that has a lot of benefits. One of the coconut products is coconut cooking oil with lauric acid content in it. This lauric acid content is the same as that found in breast milk that can kill viruses, parasites and germs, including HIV and Hepatitis C. The abundant raw material of coconuts in Bogor can be a potential business especially when run by coopertive entrepreneur. Cooperative entrepreuner approach can be the locomotive driving farmers to have higher bargaining power, motivation, work ethic, quality, and quantity. The design of coconut cooking oil processing plan using cooperative entrepreuner approach may create a viable business which meets investment criteria such as, Rp2.4 billion of NPV, 1.8 years Payback Periode, and Gross B / C Farmers' income will also increase along with the increase of the raw materials price. Keywords: business plan, coconut, coconut cooking oil, cooperative entrepreneur.

4 PERENCANAAN BISNIS MINYAK GORENG KELAPA MELALUI PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR FEBER FEBRIANTO NUGROHO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

5

6 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya tulis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 sampai Maret 2015 ialah Perencanaan Bisnis, dengan judul Perencanaan Bisnis Minyak Goreng Kelapa melalui Pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Lukman M Baga, MA.Ec selaku pembimbing. Dalam kesempatan ini, penulis ingin ungkapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, baik bantuan moril maupun materi, serta memberikan kritik, saran, dan dukungan dalam persiapan, pelaksanaan maupun penyusunan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga saya ucapkan kepada ayah, ibu, keluarga, serta sahabat, atas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 2015 Feber Febrianto Nugroho

7 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup 5 TINJAUAN PUSTAKA 5 KERANGKA PEMIKIRAN 7 Kerangka Pemikiran Teoritis 7 Kerangka Pemikiran Operasional 17 METODE PENELITIAN 20 Waktu dan Tempat Penelitian 20 Jenis dan Sumber Data 20 Metode Pengumpulan Data 20 Metode Analisis Data 20 GAMBARAN UMUM USAHA 25 Profil Usaha 25 Lokasi Usaha 26 ANALISIS SITUASIONAL 27 Industri Minyak Goreng Kelapa 27 Analisis Pasar 27 Analisis Pesaing 29 Analisis Produksi 30 Analisis Manajemen 31 Analisis Five Force 31 RENCANA BISNIS 33

8 Asumsi Dasar 33 Strategi Pemasaran 34 Rencana Teknis dan Teknologi 37 Rencana Manajemen 47 Risiko Bisnis 53 Rencana Keuangan 55 SIMPULAN DAN SARAN 59 Simpulan 59 Saran 59 DAFTAR PUSTAKA 60 LAMPIRAN 62

9 DAFTAR TABEL 1 Produksi kelapa berdasarkan negara tahun Realisasi ekspor minyak kelapa kasar Indonesia Luas dan produksi kelapa perkebunan rakyat Kabupaten Bogor menurut lima kecamatan dengan produksi kelapa tertinggi 2 4 Bentuk cash flow 24 5 Format laporan laba rugi 24 6 Rincian kebutuhan tenaga kerja berdasarkan deskripsi kerja 46 7 Kandungan minyak goreng sesuai SNI 47 8 Upah dan gaji karyawan 51 9 Keuntungan petani, wirakoperasi, dan penanam modal Biaya investasi awal usaha Modal awal 57 DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka operasional 19 2 Tipe Risiko 22 3 Logo Koperasi Kelapa Jaya 25 4 Realisasi Impor Minyak Goreng Kasar Jumlah kasus baru HIV berdasarkan tahun pelaporan Diagram analisis Five Force 31 7 Minyak goreng kelapa 35 8 Rencana desain kemasan produk minyak goreng kelapa 35 9 Mesin pencungkil kelapa Mesin parut kelapa Mesin press kelapa Mesin minyak goreng Mesin penyaring minyak goreng Mesin pengemas botol Alir manajemen pengumpulan bahan baku Tata letak pabrik pengolahan minyak goreng kelapa Alir produksi Struktur organisasi koperasi Struktur organisasi unit usaha pengolahan minyak goreng Diagram hubungan dan alir informasi 52

10 DAFTAR LAMPIRAN 1 Asumsi komponen biaya 62 2 Rincian biaya investasi alat produksi dan komponen pabrik 63 3 Rincian biaya investasi sarana perkantoran 63 4 Rincian biaya investasi bangunan dan infrastruktur 64 5 Rincian biaya investasi perizinan usaha 64 6 Rincian biaya penyusutan 65 7 Rincian biaya operasional tahun pertama 66 8 Rincian biaya operasional tahun selanjutnya 67 9 Asumsi komponen biaya tetap Rincian biaya tetap komponen biaya tenaga kerja Rincian biaya tetap komponen biaya kesekretariatan Asumsi komponen biaya variabel Rincian biaya variabel komponen biaya listrik Penerimaan perusahaan pada tahun pertama (bulan pertama 80%) Penerimaan perusahaan pada tahun selanjutnya Arus kas proyeksi sepuluh tahun (Rp 000) Laba rugi proyeksi sepuluh tahun (Rp 000) Arus kas tahun pertama (Rp 000) Bagi hasil (Rp 000) 73

11

12 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa atau Cocos nucifera dinilai sangat penting di negara-negara Asia Pasifik karena menghasilkan devisa dan membantu perekonomian rakyat. Pada tahun 1976, menurut FAO (Food and Agricultural Organization) Asia Pasifik menghasilkan 82 persen produksi kelapa dunia, dan sisanya dihasilkan oleh negara-negara Afrika dan Amerika Selatan (Suhardiyono 1988). Pada tahun 2012, produksi kelapa Tertinggi berasal dari negara Indonesia dengan produksi 18 juta metrik ton, lalu diikuti Filipina, India, Brasil, Srilanka, Vietnam, Thailand, Mexico, Papua New Guinea, dan Malaysia (FAOSTAT 2012). Tabel 1 Produksi kelapa berdasarkan negara tahun 2012 Ranking Negara Produksi (metrik ton) 1 Indonesia Filipina India Brasil Sri Lanka Vietnam Thailand Mexico Papua New Guinea Malaysia Sumber : FAO Statistik (2012) Perkebunan kelapa di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat sebesar 98 persen (Awang 1991). Luas areal yang dimiliki mencapai 3.8 juta Ha menempati posisi pertama di dunia (APCC 2012). Walaupun menempati posisi pertama dalam hal luas areal dan produksi, Indonesia masih di bawah Filipina dalam pemanfaatan nilai tambah kelapa. Oleh karena itu, upaya pengolahan nilai tambah kelapa dengan cara melakukan pengembangan produk turunan berbahan baku kelapa. Upaya ini dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal untuk meningkatkan pendapatan petani dan menambah devisa negara. Upaya pengolahan produk turunan produk kelapa ini akan tercipta aneka produk olahan lain yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi (Rindengan dan Novarianto 2004). Produk olahan kelapa dapat berasal dari sabut kelapa, tempurung kelapa, air kelapa, dan daging buah kelapa. Salah satu produk olahan daging buah kelapa yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah minyak goreng kelapa. Minyak goreng kelapa dapat dihasilkan dari daging kelapa yang dikeringkan (kopra) atau dari daging buah segar. Kandungan minyak yang terdapat pada kopra lebih banyak yaitu sekitar persen sedangkan di daging kelapa segar sekitar 43 persen

13 2 (Suhirman 2004). Minyak kelapa mengandung asam lemak jenuh justru merupakan asam lemak unik yang dikenal sebagai medium-chain fatty acid (MCFA) atau asam lemak rantai sedang. Tubuh mencerna MCFA secara berbeda dibandingkan dengan lemak lainnya. Ukuran molekul MCFA tergolong kecil sehingga tubuh hanya membutuhkan sedikit energi dan enzim. Sebesar 50 persen dari asam lemak jenuh tersebut berupa asam laurat (Enig 1999). Minyak goreng kelapa dinilai penting karena salah satu minyak yang mengandung asam laurat (Enig 1999). Kandungan asam laurat ini setara dengan kandung asam laurat di air susu ibu. Khasiat yang dimilikinya sebagai antibiotik yang mampu membunuh virus, penyakit, dan kuman parasit termasuk HIV dan Hepatitis C (Budiarso 2003). Potensi minyak goreng kelapa di Indonesia terlihat dari posisi Indonesia sebagai negara pengekspor minyak goreng kelapa kedua tertinggi setelah Filipina. Ekspor minyak goreng kelapa Indonesia sudah ditujukan keempat puluh negara dengan jumlah ekspor yang hampir merata antara negara yang satu dengan negara lainnya (Ratri 2004). Ekspor yang setiap tahunnya memiliki kecenderungan naik sehingga memiliki peluang untuk dikembangkan. Tabel 2 Realisasi ekspor minyak kelapa kasar Indonesia Tahun Nilai (US$) Berat (kg) Sumber : Kementerian Perdagangan RI (2014) Pengembangan minyak goreng kelapa membutuhkan ketersediaan bahan baku pembuatannya yaitu kopra atau daging kelapa segar. Kabupaten Bogor merupakan salah satu penghasil kelapa di Indonesia. Pada tahun 2013 luas lahan kelapa di Kabupaten Bogor seluas Ha dengan total produksi kelapa mencapai ton (BPS 2013). Lima kecamatan dengan produksi kelapa tertinggi di Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Ciampea, Leuwiliang, Gunung Sindur, Cibungbulang, dan Kelapa Nunggal. Potensi bahan baku yang tinggi serta masih minimnya pengusaha minyak goreng kelapa dapat dijadikan peluang usaha yang potensial. Tabel 3 Luas dan produksi kelapa perkebunan rakyat kabupaten bogor menurut lima kecamatan dengan produksi kelapa tertinggi 2013 No Kecamatan Kelapa Luas (Ha) Produksi (ton) 1 Ciampe Leuwiliang Gunung Sindur Cibungbulang Kelapa Nunggal Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2013

14 Potensi minyak goreng kelapa yang sangat besar dapat dijadikan modal dalam pengembangan bisnis pengolahan minyak goreng kelapa. Pengembangan bisnis pengolahan minyak goreng kelapa dapat berjalan dengan baik jika dilakukan secara bersama. Hal ini dikarenakan potensi bahan baku berasal dari perkebunan rakyat yang diusahakan secara individu oleh para petani. Pendekatan usaha bersama lebih dikenal dengan pendekatan cooperative entrepreuner atau yang lebih sering disebut wirakoperasi. Wirakoperasi adalah suatu sikap yang positif dalam melakukan usaha yang kooperatif, inovatif, dan memiliki keberanian dalam mengambil risiko, serta memegang prinsip identitas dari koperasi yang bertujuan mewujudkan terpenuhinya kebutuhan serta peningkatan kesejahteraan bersama (Hendar dan Kusnadi dalam Fajrian 2013). Wirakop adalah seorang wirausaha (entrepreneur) yang bukan hanya menjalankan bisnis sendiri melainkan bersama dengan puluhan atau bahkan ribuan anggotanya. Bukan hanya aspek bisnis yang diperhatikan dalam sikap wirakoperasi tetapi aspek organisasi koperasi, dimana tujuan dari kedua pengembangan tersebut adalah kesejahteraan para anggota koperasi (Baga 2009). Secara sederhana wirakoperasi adalah motor penggerak dalam bidang bisnis ataupun organisasi koperasi yang membantu para anggota khususnya para petani kelapa untuk memiliki daya tawar, motivasi, etos kerja, kualitas dan kuantitas yang meningkat. Pendekatan wirakoperasi dan potensi yang dimiliki oleh minyak goreng kelapa harus melalui pengelolaan dengan baik, salah satunya dengan membuat suatu rencana bisnis untuk meningkatkan pengolahan minyak goreng kelapa yang sesuai dengan kriteria standar yang dibutuhkan oleh pasar 3 Perumusan Masalah Pada masa sebelum orde baru sampai awal Pembangunan Jangka Panjang (PJP) tahap I, minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat didominasi oleh minyak goreng kelapa. Namun, sejak tahun 1970 bersamaan dengan meningkatnya produksi kelapa sawit, minyak goreng kelapa mulai tergeser oleh minyak goreng kelapa sawit (Sumaryandu dan Rantetana dalam Ratri 2004). Peningkatan produksi kelapa yang berjalan lambat mengakibatkan harga bahan baku minyak goreng kelapa lebih mahal, sehingga mempengaruhi biaya produksi dan harga jual minyak goreng kelapa (Ditjen Perkebunan 2002). Minyak goreng kelapa menempati posisi ke-9 dari total volume yang dihasilkan di dunia (APCC 2013). Meskipun begitu, minyak goreng kelapa masih memiliki potensi dilihat dari besarnya impor yang dilakukan oleh Indonesia. Pada tahun 2007 impor minyak goreng kelapa kasar sebesar 7.3 juta kg (Kementrian Perdagangan 2008). Minyak kelapa biasa yang diproses secara tradisional umumnya sudah mengalami fermentasi selama lebih dari 12 jam. Namun pada umumnya selama proses fermentasi tidak terkontrol maka minyak yang dihasilkan pun mengandung asam lemak bebas dengan kadar air yang tinggi. Akibatnya, secara organoleptik minyak yang dihasilkan tidak berbau harum dan cepat tengik serta berwarna kuning kecoklatan. Daya simpan minyak pun kurang dari dua bulan (Rindengan dan Novarianto 2004).

15 4 Kepemilikan perkebunan kelapa di Indonesia terdiri dari tiga jenis kepemilikan yaitu perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, dan perkebunan besar swasta. Perkebunan kelapa rakyat meliputi 98 persen dari perkebunan kelapa yang ada di Indonesia. Dengan persentase yang tinggi menjadikan tanaman kelapa adalah tanaman rakyat yang paling banyak diusahakan (Awang 1991). Besarnya pengusahaan perkebunan kelapa secara individu oleh petani akan memunculkan hambatan dalam pengumpulan bahan baku, sehingga perlu adanya pengumpulan secara bersama agar ketersediaan bahan baku akan mudah dilakukan. Melihat dari permasalahan yang terjadi, peran wirakoperasi sangat dibutuhkan untuk menjalankan usaha minyak goreng kelapa ini. Wirakoperasi akan menjadi jembatan informasi dalam pengumpulan secara kolektif bahan baku kelapa dari petani, penggunaan teknologi yang efektif dan efisien, serta teknik budidaya kelapa yang menunjang produksi minyak goreng kelapa. Peran wirakoperasi bukan hanya sebagai pendorong para anggota untuk meningkatkan kesejahteraan tetapi berkaitan dengan motivasi, menyeimbangkan usaha dan organisasi koperasi, serta peran dalam menularkan sifat inovasi kepada para anggota untuk bersama menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Oleh karena itu, wirakoperasi sangat dibutuhkan untuk menjembatani petani kelapa agar petani dapat memiliki pengetahuan untuk menjadikan bahan baku kelapa yang sesuai untuk diolah menjadi minyak goreng kelapa. Tidak hanya itu, dengan peran wirakoperasi bahan baku kelapa akan memiliki harga yang lebih tinggi karena diubah menjadi minyak goreng kelapa yang berkualitas dan dapat bersaing dengan produk sejenis. Hasil dari peningkatan harga akan membuat petani memiliki daya tawar, motivasi, etos kerja, kualitas, dan kuantitas akan tanamannya yang semakin meningkat. Secara otomatis akan menimbulkan efek domino yang positif yaitu terciptanya rantai suplai (supply chain) antara pemasok, industri, dan pasar. Tidak akan terjadi jika para petani masih melakukan penjualan individu dan skala yang kecil. Hal ini berdampak pula pada tingkat kesejahteraan para petani itu sendiri. Dari penjelasan tersebut, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah rencana bisnis pengolahan minyak goreng berbahan baku kelapa dapat memberikan keuntungan dan meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi? 2. Sejauh mana bisnis pengolahan minyak goreng kelapa dapat dikelola dengan sistem bersama melalui pendekatan wirakoperasi? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Menganalisis keuntungan yang diperoleh oleh anggota petani kelapa atas rencana bisnis pengolahan minyak goreng kelapa dengan pendekatan wirakoperasi. 2. Mengembangkan produk minyak goreng kelapa yang berkualitas dengan pendekatan wirakoperasi.

16 5 Manfaat Penelitian 1. Bagi petani kelapa di Kabupaten Bogor Dengan adanya penelitian ini diharapkan petani dapat terbantu dari segi peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan. 2. Bagi investor Mendapatkan informasi mengenai potensi dan prospek minyak goreng kelapa sebagai acuan untuk keputusan berinvestasi. Ruang Lingkup Penelitian ini membahas mengenai potensi dan peluang bisnis minyak goreng kelapa dengan rencana bisnis yang berbasis wirakoperasi (cooperative enterpreneur). Perencanaan bisnis minyak goreng kelapa yang dilakukan di Kabupaten Bogor khususnya Kecamatan Ciampea. Pemilihan Kecamatan Ciampea dikarenakan potensi bahan baku yang besar dan berdekatan dengan pusat produksi kelapa lain yaitu Kecamatan Leuwiliang dan Kecamatan Cibungbulang. Data potensi bahan baku yang besar didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor. Pendirian usaha pengolahan minyak goreng kelapa di Kabupaten Bogor diasumsikan menjadi bagian dari unit usaha koperasi yang telah berdiri. Asumsi koperasi tersebut adalah Koperasi Kelapa Jaya, koperasi tersebut dipilih karena telah berdiri di Kecamatan Ciampea sebagai tempat produksi minyak goreng kelapa. Usaha pengolahan minyak goreng kelapa akan dijadikan salah satu unit usaha koperasi, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan koperasi dan lain-lain tidak dijelaskan. Perencanaan bisnis ini hanya yang berkaitan dengan usaha pengolahan minyak goreng kelapa. Aspek perencanaan bisnis yang dianalisis terdiri atas aspek pasar, aspek teknis dan produksi, aspek operasional serta aspek keuangan. Seluruh aspek menggunakan data-data yang berasal dari berbagai penelitian terdahulu dan dari perusahaan penyedia alat-alat produksi. TINJAUAN PUSTAKA Pohon kelapa yang termasuk dalam keluarga Palmae adalah tanaman tropis yang penyebarannya banyak ditemukan di pantai (habitat asli). Pohon kelapa memiliki ciri-ciri umum yaitu batang tinggi besar, dasar membentuk bol, tinggi batang m, mahkota terdiri dari daun, dan terbuka penuh panjang daun 5-7 m. Pembungaan pohon kelapa lambat hingga 7-8 tahun, dan fase pembuahan selama 12 bulan. Pohon kelapa juga memiliki jumlah buah 6-12 buah per tandan dan dapat memiliki umur hidup hingga mencapai 90 tahun. Namun dalam

17 6 pengembangan budidayanya, pohon kelapa dapat ditemui hingga pedalaman. Ini menandakan pohon kelapa sangat toleran terhadap iklim mikro (tanah, air, udara, angin kencang, sinar matahari, dan terlebih hara tanah). Hal ini sangat berpengaruh terhadap kandungan minyak dan senyawa kimia lain yang mendukungnya (Suhardiman 1999). Minyak kelapa telah ada sejak 4000 tahun lalu di India untuk dijadikan makanan untuk menyembuhkan penyakit. Minyak kelapa juga dijadikan obat penyembuh 69 penyakit di China lebih dari tahun (Fife 2015). Kandungan yang terdapat pada minyak kelapa kebanyakan berupa kandungan asam lemak. Kandungan asam lemak terdiri: asam lemak jenuh diperkirakan 91% (terdiri atas caproic, caprycil, capric, lauric, myristic, palmitic, stearic, dan arachidic) dan asam lemak tidak jenuh sekitar 9 persen (oleic dan linoleic). Sifat asam yang tidak jenuh akan mengakibatkan bau tengik bila terlalu lama disimpan, karena teroksidasi oleh udara (Suhirman 2004). Manfaat minyak goreng kelapa sangat banyak, yaitu dapat menyembuhkan infeksi, obesitas, diabetes, bahkan kanker (Chomchalow 2011). Minyak goreng kelapa memiliki antioksidan tinggi sehingga dapat mengurangi bahaya radikal bebas, dan menjauhkan bahaya patogen atau racun karena di dalam minyak kelapa mengandung antimikrobakteria dan meningkatkan imunitas tubuh. Minyak goreng kelapa memiliki kandungan asam laurat tinggi dibandingkan dengan minyak lain. Kandungan ini setara dengan kandung asam laurat di air susu ibu. Dengan khasiat yang dimiliki sebagai antibiotik yang mampu membunuh virus, penyakit, dan kuman parasit termasuk HIV dan Hepatitis C. Minyak goreng kelapa juga setelah dikonsumsi langsung diserap ke dalam dinding usus tanpa harus dihidrolisa dan melalui proses enzimatis, lalu selanjutnya masuk ke hati untuk melalui proses metabolisme. Minyak kelapa di dalam hati akan diproses untuk menghasilkan energi dan mengaktifkan kelenjar-kelenjar endoktrin, organ, dan jaringan tubuh (Budiarso 2003). Penurunan kualitas minyak goreng kelapa dapat disebabkan oleh oksidasi, hidrolisis, polimerasi, pirolisis, dan menyerap rasa dan bau dari luar. Oksidasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ionisasi, bersentuhan dengan logam, dan metaloprotein, reaksi oksigen dengan lemak tidak jenuh, proses kimiawi, dan mekanisme enzimatis lainnya (Moigradean et al. 2012). Fadli (2011) menyatakan sistem pengolahan minyak goreng berbahan mentah kelapa dimulai dari penimbangan, pengumpulan di penampungan, pengadukan, pemasakan, penyaringan, pengepresan pertama, pengepresan kedua, penyimpanan dan pengepakan. Proses produksi telah menggunakan teknologi mulai dari pengadukan sampai pengepakan. Masalah-masalah yang dihadapi dalam usaha pengolahan minyak bahan mentah kelapa adalah masalah ketersediaan bahan baku, masalah bahan penunjang (bentonit), dan masalah bahan bakar (kayu api). Perkembangan industri minyak goreng kelapa relatif lambat karena kurangnya permintaan dan perusahaan yang memproduksi minyak goreng kelapa. Faktor yang menyebabkan perkembangan industri minyak goreng melambat dilihat dari luas areal perkebunan, produksi kelapa, dan kopra. Permintaan minyak goreng kelapa dipengaruhi oleh harga minyak goreng kelapa, harga minyak goreng kelapa sawit, pendapatan per kapita, tren dan konsumsi sebelumnya. Produksi minyak kelapa sebenarnya meningkat dari tahun ke tahun, namun jika

18 dilihat dari proporsi produksi minyak goreng kelapa memiliki proporsi produksi yang kecil terhadap total produksi minyak goreng Indonesia (Ratri 2004). Pengembangan industri minyak goreng kelapa dapat diatasi dengan pendekatan wirausaha pertanian. Profil dan peran wirausaha dalam pengembangan agribisnis yang ditulis oleh Baga (2011) melihat bahwa potensi pada sektor agribisnis yang sebenarnya masih sangat besar ternyata masih sedikit para wirausaha yang terjun di dalam sektor ini. Terdapat beberapa alasan yang menghambat petani untuk terjun sebagai wirausaha pada sektor agribisnis. Adapun alasannya adalah keterbatasan informasi teknologi inovatif, pembinaan, fasilitas modal, proteksi usaha, dan kesempatan. Melihat fenomena tersebut wirakoperasi merupakan pendorong positive sum game yang saling memperkuat satu sama lain. Wirakop adalah seorang wirausaha (entrepreuner) yang bekerja lebih kompleks dibandingkan wirausaha biasanya. Dalam pengembangan agribisnis, wirakop sebagai lokomotif yang menarik banyak gerbong dibelakangnya. Selain bertujuan menyukseskan usahanya, tetapi tidak lupa usaha para petani juga harus mengikutinya. Sistem simultan yang digunakan untuk pembinaan sumberdaya manusia pengembang agribisnis dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap evaluasi. Pemahaman akan bisnis yang dilakukan bersama juga tidak boleh dilupakan, karena dengan menjalankan secara bersama suatu bisnis akan lebih bersinergi (postive sum game). Fajrian (2013) mengungkapkan wirakoperasi digambarkan dengan karakter locus of control yang internal, mempunyai social motives atau orientasi berprestasi yang tinggi, dan memiliki sikap altruisme yang tinggi. Peran wirakoperasi yang digambarkan dalam sosok Wahyudin juga telah memberikan hal yang positif terhadap petani yang bergabung dengan CV Bunga Indah Farm. Kegiatan pelatihan, pendampingan, dan permodalan membuat para petani mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dari sebelum bergabung. 7 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Potensi bahan baku kelapa yang melimpah di Kabupaten Bogor dijadikan landasan kerangka pemikiran teoritis. Potensi bahan baku kelapa yang melimpah akan diubah menjadi usaha pengolahan minyak goreng kelapa menggunakan peran wirakop di dalam usaha tersebut. Pembuatan rencana bisnis ini digunakan untuk melihat potensi usaha pengolahan minyak goreng kelapa.

19 8 Cooperative Entrepreneur (Wirakoperasi) Wirakop adalah seseorang yang memiliki pemahaman secara mendalam hakekat dan prinsip-prinsip koperasi serta melaksanakan secara konsisten dalam pengembangan koperasi. Idealnya wirakoperasi memiliki sikap yang inovatif, pengambil risiko dengan tetap berpegang teguh dengan nilai yang terkandung dalam koperasi guna mengembangkan koperasinya maupun sistem koperasinya. Seorang cooperative entrepreneur yakin bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya memalui gerakan koperasi yang hasilnya nyata dapat diwujudkan. Peran Wirakoperasi Seorang wirakoperasi dalam menjalankan perannya harus tetap fokus pada tujuan utama dalam mensejahterakan anggotanya. Oleh karena itu wirakoperasi harus mampu dalam: 1. Menjaga loyalitas para anggota koperasi dan memotivasi mereka terus berpartisipasi aktif dalam aktivitas koperasi. 2. Meningkatkan kualitas anggota koperasi, baik secara individu ataupun secara kolektif. 3. Menjaga kemurnian jati diri koperasi, khususnya prinsip dan nilai koperasi. 4. Menggunakan segala upaya untuk mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang dimiliki koperasi. Minyak Goreng Kelapa Minyak kelapa merupakan minyak yang dihasilkan dari daging buah kelapa. Secara umum pembuatan minyak kelapa terbagi menjadi 3 macam cara, yaitu sebagai berikut (Awang (1991). 1. Cara Kering a. Daging kelapa dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar. b. Serbuk dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak. Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya. c. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring. d. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut. Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya menggunakan arang aktif atau bentonit agar dihasilkan minyak yang jernih dan bening. Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki. e. Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.

20 2. Cara Basah Cara basah yang terbagi atas beberapa metode diantaranya adalah pemancingan (merangsang proses pemisahan antara skim dan krim), pengasaman, mekanik, enzimatik, dan penggaraman. Pembuatan minyak dengan cara basah dapat dilakukan melalui pembuatan santan terlebih dahulu atau dapat juga dipres dari daging kelapa setelah digoreng. Santan kelapa merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya minyak dan bagian yang miskin minyak. Bagian yang kaya dengan minyak disebut sebagai krim, dan bagian yang miskin dengan minyak disebut dengan skim. Krim lebih ringan dibandingkan dengan skim, karena itu krim berada pada bagian atas dan skim pada bagian bawah. Kemudian krim akan dimasak kembali untuk menghasilkan minyak, sedangkan skim dilarutkan kembali untuk mengambil minyak yang tersisa dan diproses kembali untuk menjadi minyak. 3. Cara Ekstraksi Pelarut Cara ini menggunakan cairan pelarut (selanjutnya disebut pelarut saja) yang dapat melarutkan minyak. Pelarut yang digunakan bertitik didih rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya tidak beracun. Walaupun cara ini cukup sederhana, tetapi jarang digunakan karena biaya yang relatif mahal. Uraian ringkas cara ekstraksi pelarut ini adalah sebagai berikut. a. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk. b. Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut pada ruang penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap pelarut akan naik ke ruang kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang mencair) akan mengalir ke ruang ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk kopra. Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan pelarut, pelarut yang mengandung minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju ruang penguapan semula. c. Pada ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap, sedangkan minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses ini berlangsung terus menerus sampai tiga jam. d. Pelarut yang mengandung minyak kemudian diuapkan. Uap yang terkondensasi pada kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan, tapi dialirkan ke tempat penampungan pelarut. Pelarut ini dapat digunakan lagi untuk ekstraksi. Penguapan dilakukan sampai diperkirakan tidak ada lagi residu pelarut pada minyak. 9 Perencanaan Bisnis Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis. Bentuk keuntungan yang diharapkan lebih banyak dalam bentuk finansial (Kasmir dan Jakfar 2007).

21 10 Rencana bisnis mengandung semua yang dibutuhkan para investor dan kredit potensial untuk keputusan memberikan atau tidak memberikan investasi atau pinjaman (Miller 2005). Rencana bisnis berisi deskripsi visi dan tujuan bisnis dalam strategi dan taktik untuk mencapai kesuksesan. Rencana bisnis tersebut menceritakan bagaimana bisnis dapat sukses jika tujuan yang dimiliki konsisten (Friend dan Zehle 2004). Deskripsi bisnis dituangkan dalam dokumen tertulis yang berisi peluang-peluang usaha dilingkungan eksternal perusahaan, keunggulan bersaing usaha, serta menjelaskan langkah apa saja agar bisnis tersebut menjadi usaha yang nyata (Solihin 2007). Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis juga digunakan sebagai pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, karena di dalam perencanaan bisnis, posisi perusahaan, arah tujuan perusahaan, dan cara mencapai sasaran yang ingin dicapai dapat diketahui. Isi Perencanaan Bisnis Solihin (2007) menjelaskan bahwa dalam perencanaan bisnis harus mencakup tujuh elemen pokok dalam penyusunanya. Tujuh elemen pokok tersebut sebagai berikut. 1. Ringkasan Eksekutif Ringkasan eksekutif berisi mengenai tujuan usaha, strategi usaha, tujuan penyusunan rencana bisnis, uraian umum usaha, rencana pemasaran, rencana produksi, rencana keuangan, dan risiko-risiko di masa depan. Ringkasan eksekutif ini hanya memuat intisari dari setiap bagian dan memiliki alur yang jelas agar mudah dimengerti. 2. Gambaran Umum Usaha Subbab ini akan menjelaskan tentang jenis usaha yang dijalankan, produk yang dihasilkan, dan di mana produk dibuat. Berisi juga tujuan yang ingin perusahaan capai disertai strategi yang dilakukan. Akan dijelaskan pula mengenai target pasar, keunggulan kompetitif, tempat usaha didirikan, tokoh kunci sebagai pelaksana, badan usaha, dan juga bidang fungsional manajemen yang akan dijalankan. 3. Rencana Pemasaran Analisis Pasar Dalam membuat perencanaan bisnis, aspek pasar merupakan aspek terpenting yang harus dianalisis terlebih dahulu untuk menentukan pasar potensial bagi produk yang akan dihasilkan oleh usaha tersebut. Pasar merupakan mekanisme yang terjadi antara pembeli dan penjual atas sebuah produk, untuk saat ini penjual dan pembeli tidak harus bertemu dalam suatu tempat namun dapat melalui transaksi elektronik (Kasmir 2006). Aspek pasar harus memperhatikan permintaan dan penawaran minyak goreng kelapa serta

22 melihat peluang pasar, segmentasi pasar, dan strategi pemasaran. Permintaan pasar pada dasarnya menunjukkan besarnya jumlah permintaan konsumen terhadap produk maupun jasa. Penawaran adalah produk maupun jasa yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Analisis yang dilakukan mengenai target pasar mencakup permintaan dan penawaran, pengembangan pasar, serta bauran pemasaran yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Strategi pemasaran terdiri dari market selection dan marketing mix development. Strategi market selection terdiri dari pengenalan peluang pasar, analisis pelanggan, dan pemilihan pasar sasaran. Sedangkan strategi marketing mix development terdiri dari aspek produk, harga, promosi, dan distribusi (Nurmalina et al. 2009). Pada analisis permintaan dan penawaran, jumlah permintaan dan jumlah penawaran pada periode tertentu akan menghasilkan selisih. Jika jumlah permintaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penawaran maka akan terjadi kelebihan permintaan. Sebaliknya, jika jumlah penawaran lebih besar dibandingkan jumlah permintaan maka akan terjadi kelebihan penawaran. Peluang pasar akan muncul apabila jumlah permintaan lebih besar dibandingkan jumlah penawaraan yang akan mengakibatkan terjadinya kelebihan permintaan. Segmentasi pasar merupakan bagian penting dalam menentukan strategi pemasaran. Dengan melakukan segmentasi pasar, konsumen potensial bagi produk yang akan ditawarkan dapat digolongkan atas dasar kebutuhan dan keinginan mereka secara umum. Analisis aspek pasar yang dilakukan hendaknya dapat menentukan jenis pasar yang akan dipilih apakah berupa pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, maupun pasar monopolistik agar dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat. Selain itu informasi mengenai siklus hidup produk (Life Cycle Product) dan informasi mengenai pangsa pasar (market share) untuk produk sejenis sebagai pesaing dari usaha yang akan didirikan harus diketahui dan ditentukan (Umar 2003). Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau mirip dengan produk yang dihasilkan (Kasmir 2006). Ancaman yang dilakukan oleh pesaing dapat secara langsung menyerang atau secara pelan-pelan. Hal-hal yang perlu diketahui dari para pesaing adalah sebagai berikut. a. Kelengkapan, mutu, desain, dan bentuk produk. b. Harga yang ditawarkan. c. Promosi yang dijalankan. d. Rencana kegiatan pesaing kedepan. Strategi Pemasaran Pasar merupakan tempat berkumpulnya pedagang dan pembeli, tidak hanya sebatas itu pasar yang lebih luas memiliki makna bertemunya tingkat permintaan (demand) dan tingkat penawaran (supply) sehingga terjadi kesepakatan harga suatu barang atau jasa. Analisis pasar sangat diperlukan karena terkait dengan tingkat harga yang ditawarkan. Suatu barang atau jasa dapat dikatakan potensial jika dapat dianalisis dengan baik pasar yang tersedia. Analisis pasar terkait dengan kekuatan produk, peluang, ancaman, ketersediaan pasar, dan kapasitas produksi sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan. 11

23 12 Analisis pasar juga terkait dengan jenis pasar yang dimasuki seperti pasar persaingan sempurna atau pasar monopoli Alat analisis pasar yang biasa digunakan adalah STP (segmenting, targeting, positioning). Segmenting yaitu membagi pasar kedalam kelompok pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, karakteristik atau perilaku yang mungkin membutuhkan bauran produk dan bauran pemasaran. Targeting yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan pemilihan satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Positioning yaitu pengaturan agar suatu produk menempati tempat yang jelas, terbedakan, dan diinginkan dalam benak konsumen sasaran dibandingkan dengan produk pesaing. Analisis lain yang digunakan dalam analisis pasar adalah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu produk (product), promosi (promotion), lokasi/distribusi (place), dan harga (price). Produk menyangkut menentukan logo, menciptakan merek, kemasan, dan keputusan label. Promosi terkait dengan empat sarana yang dapat digunakan yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan pribadi. Lokasi atau distribusi terkait dengan fungsi transaksi, fungsi logistik, dan fungsi fasilitas. Harga menyangkut tujuan perusahaan dalam bertahan hidup, memaksimalkan laba, memperbesar market share, mutu produk, dan persaingan (Kasmir 2006). Rencana Pemasaran Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Sedangkan pemasaran adalah seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli. Jadi, rencana pemasaran adalah proses menentukan dengan tepat untuk mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa sampai mencapai tujuannya yaitu memuaskan kebutuhan pembeli. Tujuan dibuat rencana pemasaran sebelum memasarkan sebuah produk adalah agar dalam memasarkan produk tesebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win solution yang artinya pelanggan ingin membeli produk kalau produk tersebut sesuai dengan keinginan. Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari produk yang dihasilkan jika produk tersebut dibeli oleh pelanggan. Berdasarkan keuntungan tersebut, perusahaan dapat melanjutkan bisnis hingga memenuhi keinginan pelanggan lebih besar di masa yang akan datang. Dengan kata lain, perusahaan selalu berpedoman atau berfokus kepada nilai-nilai yang terdapat dalam diri pelanggan, sehingga kegiatan pemasaran tersebut dapat berhasil dengan baik. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai semua itu membutuhkan perencanaan pemasaran agar sesuai dengan tujuannya.. Manfaat penyusunan sebuah rencana antara lain mendorong pemikiran sistematik mengenai masa depan, meningkatkan koordinasi, menetapkan standar kinerja untuk mengukur tren, memberikan dasar logis bagi pembuatan keputusan, meningkatkan kemampuan untuk menangani perubahan, dan meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi peluang pasar.

24 13 4. Rencana Teknis dan Teknologi Rencana Jumlah Produksi Dalam aspek produksi, hal yang perlu dianalisis dalam kegiatan produksi adalah rencana jumlah produksi. Jumlah produksi akan berhubungan dengan beberapa hal dalam kegiatan produksi, yaitu sebagai berikut. a. Tingkat permintaan terhadap produk. b. Kapasitas mesin. c. Pasokan bahan baku. d. Modal kerja. e. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya. Teknologi Penggunaan teknologi dalam proses produksi harus menggunakan teknologi yang tepat, selain dapat meningkatkan efisiensi juga dapat memberikan keuntungan bagi usaha yang dijalankan. Penggunaan teknologi yang tepat, dukungan tenaga kerja terampil juga dibutuhkan. Hal ini menimbulkan adanya konsekuensi bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan terhadap tenaga kerja. Tenaga Kerja (Tenaga Teknis) Kebutuhan tenaga kerja yang terlibat dalam seluruh kegiatan usaha perlu direncanakan dengan baik dari segi jumlah, deskripsi pekerjaan, serta penetapan gaji dan upah. Perencanaan tenaga kerja perlu diidentifikasi berdasarkan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan disesuaikan dengan latar belakang dan lokasi perusahaan, serta tingkat persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja teknis. Sedangkan kualitas tenaga kerja menunjukkan keahlian yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang didukung dengan tingkat pendidikan. Perencanaan Bahan Baku Bahan baku merupakan input kegiatan produksi untuk menghasilkan produk yang ditawarkan oleh suatu usaha. Agar menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan, bahan baku harus diperhatikan dari semua faktor yang terkait. Perencanaan bahan baku meliputi sebagai berikut. a. Jenis bahan baku. b. Kuantitas bahan baku. c. Kualitas bahan baku. d. Persediaan bahan baku. e. Kemungkinan penggunaan jenis bahan baku lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasokan bahan baku meliputi sebagai berikut. a. Sediaan bahan baku. b. Kualitas bahan baku. c. Harga bahan baku. d. Transportasi bahan baku.

25 14 e. Jalur pengadaan bahan baku. f. Faktor-faktor non ekonomis. Perencanaan Lokasi dan Tata Letak Dalam menyusun perencanaan bisnis, lokasi dan tata letak menjadi hal awal yang harus dipertimbangkan, karena pemilihan lokasi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi kegiatan usaha. Pemilihan lokasi dapat ditentukan berdasarkan kedekatannya dengan bahan baku, pasar potensial, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, serta fasilitas transportasi. Perancangan tata letak dapat menggambarkan rancangan ekonomis dari tempat-tempat kerja yang ekonomis, sehingga dirancang dengan memahami konsep tata letak (Apple 1990). Perancangan tata letak bangunan usaha yang terdiri dari ruang produksi, ruang penyimpanan, ruang administrasi, dan ruangan lain yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha harus dipertimbangkan dengan baik agar dapat meningkatkan efisiensi kegiatan usaha yang akan dilakukan. 5. Rencana Manajemen Aspek Legal dan Ruang Lingkup Pengembangan Usaha Untuk mendirikan suatu usaha, perlu dilakukan pembentukan badan usaha serta melakukan pendaftaran izin usaha. Bentuk badan usaha dapat berupa badan usaha tidak berbadan hukum seperti Firma dan CV serta badan usaha berbadan hukum seperti PT. Setelah penentuan badan usaha, langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan Akta Pendirian untuk pembentukan badan usaha tersebut. Langkah selanjutnya adalah melengkapi pendaftaran dan perizinan badan usaha seperti Domisili Perusahaan, NPWP, SITU, SIUP, dan izin usaha lainnya. Struktur Organisasi Orang-orang yang terlibat dalam kepengurusan perusahaan dituangkan dalam struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi terdiri dari nama orang yang terlibat dalam kepengurusan beserta dengan jabatannya masingmasing. Dalam struktur organisasi ini menggambarkan hubungan kerja antara orang yang satu dengan lainnya dengan memperhatikan aturan bentuk badan hukum dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Deskripsi Kerja Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tenaga kerja maupun pengurus perusahaan dipaparkan dalam bentuk deskripsi kerja. Deskripsi kerja bagi tenaga kerja dan pengurus perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jabatan maupun bagiannya. Masing-masing orang yang terlibat dalam usaha yang akan dijalankan memiliki hak, kewajiban, maupun tugas yang harus dipenuhi agar kegiatan usaha menjadi lebih efektif. Upah dan Gaji Gaji dan upah merupakan imbalan atas jasa yang telah dilakukan oleh seluruh tenaga kerja maupun pengurus perusahaan. Gaji dan upah dari masingmasing orang berbeda sesuai dengan jabatan dan deskripsi kerja yang

26 dibebankan. Imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja tetap maupun pengurus perusahaan disebut sebagai gaji yang dibayarkan sekali dalam sebulan. Upah merupakan imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja tidak tetap yang dibayarkan sesuai dengan pencapaian kerja yang telah dilakukan. Gaji yang dibayarkan dapat disesuaikan dengan UMR (upah minimum regional) yang berlaku dengan ketetapan yang dibuat oleh perusahaan. 6. Manajemen Risiko Risiko adalah suatu keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadinya nantinya berdasarkan keputusan yang diambil pada saat ini (Fahmi 2010). Sedangkan, manajemen risiko merupakan pendekatan yang menggunakan ukuran dalam memetakan berbagai masalah secara komprehensif dan sistematis. Secara umum risiko terdapat dua tipe yaitu risiko murni (pure risk) dan risiko spekulatif (speculative risk). Bentuk tipe risiko tersebut sebagai berikut. a. Risiko murni dapat dikelompok pada tiga tipe risiko, yaitu: Risiko aset fisik adalah risiko yang mengakibatkan kerugian pada aset fisik suatu perusahaan misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, dan lainlain. Risiko karyawan merupakan risiko yang diakibatkan oleh karyawan yang bekerja di perusahaan misalnya kecelakaan kerja saat aktivitas perusahaan. Risiko legal merupakan risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan misalnya perselisihan dengan perusahaan lain sehingga mengakibatkan kerugian. b. Risiko spekulatif terdapat empat tipe risiko, yaitu: Risiko pasar ditimbulkan dari luar perusahaan yang berkaitan dengan harga di pasar. Risiko kredit adalah risiko yang terjadi karena counter party tidak memenuhi kewajiban kepada perusahaan misalnya kredit macet, persentase piutang meningkat, dan sebagainya. Risiko likuidasi merupakan risiko karena tidak mampu memenuhi kebutuhan kas. Risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan yang tidak berjalan lancar. Setiap kegiatan dalam lembaga bisnis tentunya mengandung risiko yang dapat menimbulkan kerugian, sehingga perlu adanya tindakan yang dapat mengelola risiko. Terdapat empat cara dalam mengelola risiko, yaitu: a. Memperkecil risiko Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan cara tidak mengambil keputusan diluar pemahaman manajemen perusahaan karena keputusan tersebut sama artinya dengan melakukan keputusan yang bersifat spekulatif. b. Mengalihkan risiko Cara mengalihkan risiko adalah dengan mengasuransikan bisnis yang dimiliki, sehingga risiko pindah sebagian ke tempat lain. 15

27 16 c. Mengontrol risiko Keputusan mengontrol risiko dengan cara melakukan kebijakan antisipasi risiko sebelum risiko itu terjadi. d. Pendanaan risiko Menyangkut penyediaan dana sebagai cadangan guna mengantisipasi timbulnya risiko dikemudian hari. 7. Rencana Keuangan Cash Flow Cash Flow (arus kas) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan ataupendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode. Laporan keuangan ini berupa ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas ini memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Cash Flow terdiri dari dua aliran arus yaitu sebagai berikut. a. Cash inflow Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari: hasil penjualan produk/jasa perusahaan, penagihan piutang dari penjualan kredit, penjualan aktiva tetap yang ada, penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas, pinjaman/hutang dari pihak lain, penerimaan sewa dan pendapatan lain. b. Cash outflow Cash outflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash outflow) terdiri dari: pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya pabrik lain-lain, pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan, pembelian aktiva tetap, pembayaran hutang-hutang perusahaan, pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan, pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga, dan pengeluaran lain-lain.

28 Break Event Point Perhitungan ini bertujuan untuk melihat berapa unit yang harus dijual atau berapa uang yang harus dihasilkan oleh perusahaan agar mencapai titik impas, dalam arti perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan. Laba Rugi Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuan selama periode tertentu (Nurmalina et al. 2009). Empat jenis kegiatan dalam sebuah bisnis dirangkum dalam laporan laba rugi ini mencakup: a. pendapatan dari penjualan produk barang dan jasa, b. beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual, c. beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa pada konsumen serta yang berkaitan dengan beban administratif, d. beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya bunga yang dibayarkan pada bank atau kreditur, penyusutan, dan lainnya. Kriteria Investasi Penentuan kelayakan berdasarkan beberapa kriteria investasi yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Periode (PP) (Nurmalina et al. 2009). a. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara total present value penerimaan (benefit) dengan total present value pengeluaran (cost) atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Suatu bisnis dikatakan layak atau dapat memberi keuntungan apabila nilai NPV lebih dari 0 (NPV>0). b. Gross Benefit Cost Ratio (Net B/C) Gross B/C merupakan kriteria kelayakan lain yang biasa digunakan dalam analisis bisnis. Kriteria ini menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima. c. Payback Periode (PP) Payback Periode (PP) merupakan metode pelengkap dalam analisis finansial. Metode perhitungan ini dilakukan untuk menghitung seberapa cepat tingkat pengembalian modal dari bisnis tersebut. Semakin cepat tingkat pengembalian modal, maka para investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi pada bisnis tersebut. 17 Kerangka Pemikiran Operasional Kerangka pemikiran operasional digunakan sebagai landasan yang berkaitan dengan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian. Kerangka

29 18 pemikiran operasional dimulai dari identifikasi masalah yang ada, yaitu kurangnya pengetahuan petani kelapa mengenai pengolahan produk turunan kelapa, kelapa yang memiliki harga yang rendah, dan minimnya teknologi pengolahan kelapa menjadi minyak goreng kelapa. Potensi yang besar pada bahan baku kelapa yang dapat diolah serta khasiat minyak goreng kelapa yang baik untuk kesehatan juga dikaitkan untuk melandasi kerangka operasional. Kekurangan dan manfaat yang dimiliki akan diubah menjadi peluang bisnis dengan menggunakan sebuah model pengembangan sistem agribisnis kelapa berbasis wirakoperasi. Melihat permasalahan yang ada, langkah awal yang dilakukan ialah analisis pasar dari industri minyak goreng kelapa. Analisis pasar berisi gambaran tentang peluang bisnis dan prospeknya, kondisi persaingan, posisi perusahaan dalam pasar, dan usaha-usaha pemasarannya. Kemudian menganalisis aspek teknis dan produksi, manajemen usaha, serta sosial ekonomi. Setelah seluruh aspek kualitatif tersebut telah diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis keuangan. Analisis keuangan mengkaji arus keuangan dalam usaha yang akan dilakukan. Sehingga berdasarkan informasi tersebut dapat dibangun sebuah pengembangan sistem agribisnis berbasis cooperative entrepeneur. Alir pemikiran kerangka operasional penelitian secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 1.

30 19 Kurangnya pengetahuan petani akan akan diferensiasi produk. Kopra dan daging buah segar dengan harga rendah. Potensi pasar dari tingginya impor minyak goreng kelapa. Potensi ketersediaan bahan baku kelapa yang melimpah. Khasiat minyak goreng kelapa dengan kandungan asam laurat. Wirakoperasi Pengembangan pengolahan minyak goreng kelapa Melakukan usaha kolektif dengan petani melalui koperasi Membuat produk turunan kelapa menjadi minyak goreng kelapa Rencana pemasaran Rencana teknis & teknologi Rencana manajemen Risiko Rencana keuangan Perencanaan Bisnis Minyak Goreng Kelapa melalui pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor Gambar 1 Kerangka operasional

31 20 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Bogor tepatnya di kecamatan Ciampea. Peneliti melibatkan petani-petani yang membudidayakan tanaman perkebunan yaitu kelapa. Penentuan lokasi dilakukan dengan pertimbangan tempat tersebut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan lokasi yang strategis untuk penelitian ini. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Desember Maret Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait dan pengamatan langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui literatur, jurnal maupun laporan hasil penelitian, laporan hasil seminar, buku-buku, internet serta data dari instansi terkait yaitu FAO Statistik, Asia Pacific Coconut Comunity, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kementerian Perdagangan Perdagangan Republik Indonesia, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, dan Dinas Perkebunan Jawa Barat. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan diskusi kepada para petani yang membudidayakan kelapa. Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi produktivitas, harga komoditas ditingkat petani, dan budidaya yang dilakukan. Metode Analisis Data Data dan informasi pendukung lainnya yang diperoleh dari penelitian diolah dan dianalisis dengan menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis nonfinansial dan analisis finansial. Pendekatan kuantitatif mengunakan analisis finansial yang diolah untuk mengetahui NPV, Gross B/C, BEP, dan PP (Nurmalina et al. 2009).

32 21 Analisis Non Finansial 1. Aspek Pasar Analisis aspek pasar menentukan jenis pasar yang akan dipilih apakah berupa pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, maupun pasar monopolistik agar dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat. Selain itu informasi mengenai siklus hidup produk dan informasi mengenai pangsa pasar (market share). 2. Aspek Teknis dan Produksi Pada aspek teknis dan produksi hal utama yang mendasari analisis pada aspek ini ialah lokasi bisnis, skala operasi atau luas produksi, kriteria pemilihan mesin, proses produksi dan layout perusahaan, serta jenis teknologi yang digunakan. Hal lain yang perlu diperhatikan pada aspek teknis dan produksi yakni karakteristik produk yang dihasilkan yang mencakup standar kualitas produk, warna, syarat penyimpanan, packing, dan syarat pengiriman. Rencana bisnis yang akan dilakukan merupakan bisnis pengolahan minyak goreng kelapa sehingga menghasilkan produk jadi. 3. Manajemen Aspek manajemen dalam masa operasi mempelajari mengenai bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi masingmasing jabatan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta penentuan anggota dan tenaga kerja inti. 4. Rencana Pemasaran Menganalisis target pasar, pengembangan pasar, serta bauran pemasaran yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Strategi pemasaran terdiri dari market selection dan marketing mix development. Dalam strategi market selection terdiri atas pengenalan peluang pasar, analisis pelanggan, dan pemilihan pasar sasaran. Sedangkan dalam strategi marketing mix development terdiri dari aspek produk, harga, promosi, dan distribusi. Menurut Kasmir (2006), terdapat empat metode penetapan harga suatu produk. Salah satunya adalah metode cost plus pricing dengan mark up. Metode ini, membuat perusahaan menambahkan margin laba yang diinginkan dalam penetapan harga produk. Rumus metode ini adalah: Biaya tetap Harga pokok = Biaya variabel + Total penjualan Harga dengan mark up = Harga pokok (unit) (1 laba yang diinginkan) Sedangkan, analisis target pasar terdiri dari segmentasi pasar, penentuan target, dan posisi pasar. a. Segmetasi Pasar Segmentasi pasar merupakan proses pengarahan pasar yang bersifat heterogen ke dalam kelompok pasar yang bersifat homogen. Dalam

33 22 prosesnya aspek utama menjadi variabel adalah aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. b. Pasar Sasaran Setelah menganalisis segmentasi pasar, selanjutnya dilakukan pemilihan segmen pasar yang akan dijadikan pasar sasaran. Dalam penentuan pasar sasaran, kriteria yang harus diperhatikan adalah bahwa pasar sasaran harus responsif terhadap produk atau program pemasaran yang dikembangkan, produk yang ditawarkan memiliki potensi penjualan yang cukup luas, pasar memiliki pertumbuhan yang memadai, serta pasar sasaran dapat dijangkau oleh media pemasaran. c. Posisi Pasar Penetapan posisi pasar merupakan langkah terakhir dalam melakukan analisis target pasar. Dalam penetapan posisi pasar langkah yang harus dilakukan untuk membuat konsumen sebagai pasar tujuan dapat membedakan produk yang akan ditawarkan dengan produk pesaing adalah sebagai berikut. Identifikasi keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan. Keunggulan ini dapat berupa diferensiasi melalui inovasi yang dilakukan pada bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar perusahaan memiliki keunggulan bersaing dengan produk pesaing. Pilih keunggulan kompetitif yang dimiliki untuk kemudian dikomunikasikan dalam benak konsumen. Kriteria yang harus dipenuhi adalah dengan menawarkan barang atau jasa yang memiliki ciri khas atau dengan menggunakan strategi harga bersaing. 5. Rencana Organisasi Aspek ini mengkaji mengenai bentuk badan usaha, struktur organisasi, perizinan usaha, serta kepemilikan usaha. Selain itu juga mengkaji spesifikasi dan deskripsi keahlian dan tanggung jawab pekerja, jumlah tenaga kerja, serta penetapan gaji. 6. Risiko Terdapat dua tipe risiko dalam bisnis, yaitu risiko murni dan risiko spekulatif. Risiko Risiko Murni Risiko Spekulatif Aset Fisik Karyawan Pasar Kredit Legal Gambar 2 Tipe Risiko Likuidasi Operasional

34 23 Analisis Finansial 1. Net Present Value (NPV) Keterangan : Bt Ct t NPV= n t-1 Bt-Ct (1+i) t = Manfaat pada tahun t = Biaya pada tahun t = Tahun kegiatan bisnis ( t = 0,1,2,3,..., n), tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya i = Discount rate (%) 2. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Gross B n C = Bt t=0/1 (1+i) t Ct t=0/1 (1+i) t n Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t i = Discount Rate (%) n = Umur Bisnis 3. Payback Period (PP) Keterangan : I Ab Payback Periode = I Ab =Besarnya biaya investasi yang diperlukan =Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya 4. Break Event Point BEP unit = Harga jual- Biaya tetap Biaya variabel Jumlah produksi BEP Rp = Biaya tetap 1- Biaya variabel Penerimaan

35 24 5. Cash Flow Uraian Komponen Inflow 1. Nilai produksi 2. Pinjaman 3. Nilai sewa 4. Grants 5. Salvage value Total inflow Outflow 1. Biaya investasi 2. Biaya operasional 2.1 biaya variabel 2.2 biaya tetap 3. Pembayaran bunga pinjaman 4. Pajak 5. Biaya lainnya Total outflow Net benefit Dengan i=dr (%) PV Net benefit 6. Laba Rugi Tabel 4 Bentuk cash flow Uraian Komponen Penjualan Biaya operasional - variabel 1. Biaya Bahan Baku 2. Biaya tenaga kerja langsung Marjin kotor Biaya operasional-tetap 1. Biaya pegawai tetap 2. Biaya pemasaran 3. Biaya listrik 4. Biaya air 5. Biaya pemeliharaan dan perawatan 6. Biaya penyusutan Laba kotor Bunga (r%) Laba sebelum pajak Pajak (t%) Laba bersih Tabel 5 Format laporan laba rugi

36 25 GAMBARAN UMUM USAHA Profil Usaha Pengolahan minyak goreng berbahan baku kelapa akan menjadi salah satu unit usaha milik koperasi. Pengolahan minyak goreng ini akan membentuk unit usaha koperasi bernama Kelapa Jaya. Asumsi pengambilan nama unit usaha dan nama koperasi yang sama agar konsumen lebih mudah mengenali produk minyak goreng kelapa yang dihasilkan. Penentuan nama usaha dan koperasi memiliki arti tersendiri. Kata Kelapa diambil karena bahan baku utama usaha ini berasal dari kelapa dan kelapa juga memiliki arti sebagai pohon kehidupan, sedangkan kata Jaya memberikan semangat agar usaha ini dapat sukses dan berjalan dengan baik. Unit usaha Kelapa Jaya akan didirikan di Kecamatan Ciampea. Pemilihan lokasi pendirian dimaksudkan agar dekat dengan bahan baku kelapa tersedia. Penggunaan logo koperasi juga akan digunakan pada produk minyak goreng kelapa yang dihasilkan.oleh unit usaha. Gambar 3 Logo Koperasi Kelapa Jaya Usaha minyak goreng kelapa memiliki berbagai kegiatan. Kegiatan utama tentu pada pengolahan kelapa menjadi minyak goreng. Bahan baku yang diperlukan dalam pengolahan adalah daging kelapa segar. Namun, unit usaha Kelapa Jaya dalam kegiatannya menerima bahan baku dalam bentuk butir kelapa lengkap. Bahan baku kelapa akan didapatkan dari para anggota koperasi. Koperasi akan mengumpulkan bahan baku dan setelah terkumpul akan langsung diserahkan pada usaha pengolahan. Sisa dari pengolahan adalah tempurung, sabut, dan blondo yang akan dijual kembali dan akan menambah penerimaan unit usaha Kelapa Jaya. Suatu usaha sangat penting memiliki visi dan misi yang akan memberikan arahan serta motivasi untuk mencapai tujuan. Berikut ini merupakan visi dan misi perusahaan unit usaha Kelapa Jaya, antara lain:

37 26 1. Visi Menjadi perusahaan minyak goreng kelapa terkemuka untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. 2. Misi a. Menjalankan usaha berlandaskan prinsip, nilai, dan semangat koperasi. b. Menghasilkan produk minyak goreng kelapa berkualitas tinggi dengan meningkatkan peran anggota. c. Mendistribusikan produk secara intensif dengan menjangkau area-area potensial. d. Memperkuat daya saing dengan menerapkan teknologi yang tepat dan proses yang efektif. e. Berupaya secara terus-menerus menambah nilai perusahaan dengan mengikutsertakan anggota. Lokasi Usaha Bogor yang terletak di bagian barat Provinsi Jawa Barat terbagi menjadi dua wilayah administratif yaitu Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor terletak pada diantara Lintang Selatan dan Bujur Timur. Kabupaten Bogor memiliki suhu rata-rata 26 C dan curah hujan rata-rata setiap tahunnya sekitar hingga mm. Ketinggian wilayah Bogor terletak pada 190 hingga 330 meter dari permukaan laut (mdpl). Wilayah Bogor berbatasan dengan wilayah-wilayah lainnya. Sebelah utara berbatasan dengan Kota Depok, sebelah barat dengan Kabupaten Lebak, sebelah barat daya berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, sebelah timur berbatasan dengan Purwakarta, sebelah tenggara berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, sebelah timur laut dan selatan dibatasi oleh Kabupaten Sukabumi. Wilayah Bogor juga sangat dekat dengan ibukota negara sehingga memiliki potensi strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan jasa. Kondisi topografi wilayah Bogor sangat cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa. Tanaman Kelapa tumbuh secara optimal pada suhu rata-rata tahunan 27 C dengan fluktuasi 6-7 C. Pertumbuhan Kelapa juga sangat optimal pada ketinggian kurang dari 400 mdpl. Kondisi yang cocok akan membuat tanaman kelapa memiliki produktivitas yang relatif tinggi. Karakteristik topografi dan iklim yang sesuai menjadikan wilayah Bogor berpotensi untuk pengembangan budidaya kelapa.

38 27 ANALISIS SITUASIONAL Industri Minyak Goreng Kelapa Jumlah perusahaan industri minyak goreng kelapa terus berfluktuasi setiap tahunnya. Tahun 1983 terdapat 91 buah perusahaan minyak goreng kelapa dan meningkat menjadi 135 perusahaan pada tahun Tahun 1998 meningkat kembali menjadi 218 perusahaan minyak goreng kelapa dengan total produksi sebesar 1.2 juta ton per tahun yang tersebar di 24 provinsi. Namun, pada tahun 2002 perusahaan minyak goreng kelapa hanya terdapat 50 perusahaan saja (Ratri 2014). Analisis Pasar Minyak goreng kelapa adalah minyak goreng yang yang menempati ranking ke-9 dengan persentase 2.10 persen dari total volume minyak goreng nabati di dunia. Meskipun memiliki peringkat yang rendah diantara minyak goreng nabati lainnya, minyak goreng kelapa masih memiliki potensi pasar di Indonesia yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari realisasi impor minyak goreng kelapa kasar yang tinggi dari berbagai negara untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Berat (kg) Sumber : Kementrian Perdagangan Republik Indonesia(2008) Gambar 4 Realisasi Impor Minyak Goreng Kasar Pada tahun 2005 impor minyak goreng kelapa kasar sebesar 4.2 juta kg dan meningkat menjadi 8.8 juta kg minyak goreng kelapa pada tahun selanjutnya. Pada tahun 2007 mengalami sedikit penurunan impor minyak goreng kelapa menjadi 7.3 juta kg minyak goreng kelapa kasar.

39 28 Selain impor minyak goreng kelapa, manfaat minyak goreng kelapa yang tinggi akan membuka peluang pasar. Peluang pasar ini melihat dengan sudut pandang pemasaran ceruk (niche). Ceruk mengidentifikasi dengan membagi segmen menjadi subsegmen, sehingga kelompok pelanggan akan lebih sempit yang mencari bauran manfaat yang berbeda. Ceruk tidak besar, namun mempunyai ukuran, laba, dan pertumbuhan yang potensial serta tidak menarik banyak pesaing. Penceruk mendapatkan keekonomisan tertenti melalui spesialisasi (Kotler dan Keller 2009). Spesialis minyak goreng kelapa terdapat pada fitur manfaat yang dimiliki. Minyak goreng kelapa memiliki manfaat yaitu dapat menyembuhkan infeksi, obesitas, diabetes, bahkan kanker (Chomchalow 2011). Minyak goreng kelapa juga memiliki kandungan asam laurat paling tinggi dibandingkan dengan minyak goreng lain. Kandungan ini setara dengan kandungan asam laurat pada air susu ibu. Khasiat yang dimiliki sebagai antibiotik yang mampu membunuh virus, penyakit, dan kuman parasit termasuk HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan Hepatitis C (Budiarso 2003). Manfaat dari minyak goreng kelapa sangat tepat untuk mengatasi tren penyakit yang dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Beberapa penyakit yang memiliki banyak penderita adalah: 1. Penyakit HIV HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga tidak dapat bertahan terhadap serangan penyakit. Jumlah kasus baru HIV berdasarkan tahun pelaporan cenderung meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010 dan tahun 2013 terjadi peningkatan yang tinggi terhadap pelaporan kasus baru HIV. Kasus HIV (000) Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI (2014) Gambar 5 Jumlah kasus baru HIV berdasarkan tahun pelaporan Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah kumulatif kasus HIV terbanyak pada tahun 2014 (Ditjen PP & PL Kemenkes RI 2014). Provinsi selanjutnya diikuti oleh Jawa Timur, Papua, Jawa Barat, dan Bali.

40 2. Penyakit Hepatitis C Hepatitis C adalah penyakit infeksi hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C. Hepatitis dapat menimbulkan gejala demam, lesu, hilang nafsu makan, mual, nyeri pada perut kanan atas, disertai urin warna coklat yang kemudian diikuti dengan ikterus (warna kuning pada kulit atau sklera mata karena tingginya bilirubin dalam darah). Hepatitis dapat pula terjadi tanpa menunjukkan gejala (asimptomatis). Jumlah proporsi penderita hepatitis C sebesar 2.5 persen dari penduduk Indonesia atau sekitar enam juta orang masyarakat Indonesia menderita penyakit ini (Riskesdas 2013). Jika dilihat dari perbandingan jenis kelamin, penderita hepatitis antara laki-laki dan perempuan memiliki perbandingan 50:50. Sedangkan jika dilihat berdasarkan usia, penderita hepatitis C adalah usia produktif atau muda. Tren penderita banyak diduga karena penggunaan narkoba jarum suntik di kalangan anak muda. Sebanyak 25 persen kasus kanker hati disebabkan oleh virus hepatitis C kronis yang tidak bisa diobati. Penularan virus ini bukan melalui kontak fisik atau makanan melainkan melalui kontak darah, selaput lendir, dan hubungan suami istri 1. Penyakit-penyakit kronis mengalami peningkatan setiap tahunnya. Beberapa penyakit lebih meningkat di perkotaan karena gaya hidup yang buruk dilakukan oleh masyarakat. Faktor yang menyebabkannya antara lain paparan polusi tinggi yang diterima setiap hari, makanan cepat saji, jarangnya berolahraga, kesibukan bekerja, dan pergaulan bebas yang terjadi menyebabkan penyakit dengan mudah tertular di masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, manfaat minyak goreng kelapa yang mengandung asam laurat tinggi sangat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu dalam proses penyembuhan. 29 Analisis Pesaing Persaingan antara perusahaan yang memproduksi produk yang mirip atau sama membuat pengusaha harus mengetahui dan memantau setiap gerak-gerik pesaing. Usaha minyak goreng kelapa memiliki beberapa pesaing yang telah lebih dahulu dalam bisnis ini. Pesaing tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Minyak goreng kelapa merek Ikan Dorang Perusahaan pengelolah minyak goreng kelapa ini terletak di Jalan Ikan Dorang No.2 Perak Barat Surabaya Jawa Timur. PT Ikan Dorang memiliki dua jenis produk, yaitu yang bersifat consumer packaging dan semi packaging. Produk consumer packaging adalah produk yang biasa dijual di toko-toko skala kecil dan langsung konsumsi oleh masyarakat umum, sedangkan produk semi packaging adalah produk yang biasa digunakan untuk rumah tangga besar misalnya industry, catering, maupun restoran. produk 1 nasional/14/10/15/ndh9ay enam juta mas yarakatindonesia idap hepatitis c (Diacu pada 4 Maret 2015)

41 30 dengan merek Ikan Dorang Spesial yang merupakan produk minyak goreng yang berwarna putih jernih karena berbahan dasar kopra dan memiliki keunggulan karena tetap jernih walau untuk menggoreng sebanyak 6 kali. PT Ikan Dorang menentukan target pemasarannya secara terdiferensiasi yang mana melakukan pemasaran secara menyeluruh divbeberapa segmen dengan memberikan bentuk pelayanan yang berbeda sesuai segmen tersebut. Hal itu tercermin dari adanya dua produk yang dipasarkan PT Ikan Dorang yaitu produk consumer packaging dan semi packaging yang memiliki persamaan komposisi produk akan tetapi dikemas dengan kemasan yang berbeda berdasarkan kebutuhan konsumen. Perusahaan tersebut berani mematok harga di atas harga produk unggulan dengan brand terkenal walaupun minyak goreng cap Ikan Dorang bisa dikatakan minyak goreng yang masih baru di pasaran dan jarang sekali masyarakat seluruh kalangan mengetahuinya. Hal ini dikarenakan, PT. Ikan Dorang memiliki keunggulan produk yang tidak banyak pesaingnya. Harga minyak goreng kelapa merek Ikan Dorang Spesial adalah Rp per liter pada tahun 2011 (Ala et al. 2012). 2. Minyak goreng kelapa merek Barco PT. Barco yang pabriknya berlokasi di Jl. Kencur Pedemangan, Jakarta Utara. Untuk memasyarakatkan penggunaan minyak goreng kelapa, perusahaan ini mengemas produknya pada botol, kaleng, dan drum. Penggunaan merek Barco pada produknya dilakukan untuk mempermudah pemasaran. Minyak goreng Barco terbuat dari minyak goreng kelapa yang mengandung asam lemak jenuh terutama dari jenis asam laurat.minyak goreng Barco memiliki warna putih jernih atau kekuningan dan berbentuk cair pada suhu 24 C dan 26 C. Harga minyak goreng kelapa merek Barco adalah Rp pada bulan Mei Analisis Produksi Minyak goreng kelapa yang dihasilkan berasal dari daging buah kelapa segar atau bukan kopra. Fadli (2011) menjelaskan proses pengolahan minyak goreng kelapa pada CV Tugas Harapan, Sumatera Baru Kilang Minyak, Berdikari Kilang Minyak, dan Pelita Kilang Minyak memiliki kesamaan proses dan bahan baku yang digunakan. Bahan baku tersebut adalah daging buah kelapa bukan kopra. Proses pengolahan meliputi pemarutan kelapa, pengadukan kelapa halus, pemasakan, penyaringan, pengepresan, penjernihan, dan pengepakan. Penjernihan menggunakan bentonit 1-2 persen dari jumlah minyak agar minyak menjadi bening dan tidak berbau. Pengolahan daging buah kelapa menjadi satu liter minyak goreng kelapa membutuhkan empat butir kelapa dengan kg daging buah kelapa setiap butirnya (Agus 2003).

42 31 Analisis Manajemen Unit usaha minyak goreng kelapa akan didirikan di dalam badan usaha koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan (UU No. 25 Tahun 1992). Perangkat organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan dan pengawas. Rapat anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Landasan penyelenggaraan koperasi berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 yang berlaku sementara menggantikan UU No. 17 Tahun Analisis Five Force Analisis five force yang diperkenalkan oleh Michael Porter ini di peruntukkan melihat persaingan bisnis pada industri. Metode ini juga dapat membantu bisnis dalam mengelola strategi dan memperoleh keuntungan. Minyak goreng kelapa yang menyasar ceruk sebagai segmentasi pasarnya tentu juga memiliki persaingan baik diantara industri yang sama atau industri komoditas subtitusi. Threat of new entry Potensial entrants Suppliers Bargaining power Industry Competitors Rivalry among existing firms Bargaining power Buyers Threat of substitutes Substitutes Gambar 6 Diagram analisis Five Force

43 32 1. Kekuatan Pembeli (Bargaining Power of Customer) Pembeli memiliki kekuatan dalam bernegoisasi lebih besar jika pembeli berjumlah sedikit, seperti halnya pembeli minyak goreng kelapa. Pembeli minyak goreng kelapa yang dikelompokan sebagai kelompok pelanggan yang memiliki bauran berbeda masuk dalam ceruk pasar yang disasar. Keinginan pembeli akan sangat diperhatikan oleh industri karena dalam ceruk pasar yang sempit, keinginan pembeli akan mudah berganti. Pembeli akan sangat memperhatikan pelayanan perusahaan, kemasan produk, dan kualitas produk. Namun, apabila keinginan pembeli dapat terpenuhi maka pembeli akan loyal terhadap produk minyak goreng kelapa. 2. Kekuatan Pemasok (Bargaining Power of Supplier) Pemasok perusahaan minyak goreng kelapa adalah para petani kelapa di Kabupaten Bogor. Luasan lahan perkebunan kelapa dan produksi kelapa akan memenuhi kebutuhan akan bakan baku minyak goreng kelapa. Petani kelapa yang tergabung dalam koperasi juga akan membantu dalam koordinasi bahan baku dari pengangkutan, ketersediaan, kualitas, dan pembayaran. Pemasok atau petani kelapa yang tersebar dan mengusahakan tanaman kelapa secara individu akan menjadi hambatan jika tidak dalam manajemen yang baik. Industri minyak goreng kelapa lain memiliki pemasok bahan baku yang berbeda yaitu bahan baku minyak goreng kelapa kasar sebagai bahan baku pengolahan minyak goreng kelapa yang siap dikonsumsi. 3. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entry) Industri minyak goreng kelapa semakin hari semakin mengecil. Banyak perusahaan yang berpindah dari produksi minyak goreng kelapa menjadi produksi minyak goreng kelapa sawit yang dinilai lebih menguntungkan. Kesulitan pengumpulan bahan baku dan kualitas kelapa yang lama dalam pembudidayaan dibanding kelapa sawit merupakan salah satu hambatan untuk pendatang baru muncul di industri minyak goreng kelapa. Namun, adanya potensi pasar dilihat dari tingginya impor minyak goreng kelapa dapat menjadi daya tarik pendatang baru dalam meramaikan industri ini. Ceruk pasar yang kecil akan membagi pelanggan ke beberapa perusahaan minyak goreng kelapa. Perusahaan yang tidak berinovasi dalam produk dan fitur akan dikalahkan oleh pendatang baru yang memilikiproduk yang lebih baik. 4. Ancaman Produk Pengganti (Threat of Subtitute) Produk pengganti dari minyak goreng kelapa adalah minyak goreng kelapa sawit, dan minyak goreng nabati lainya. Harga yang lebih murah, promosi yang gencar, kemudahan mendapatkannya menjadikan minyak goreng kelapa sawit adalah produk subtitusi yang sempurna. Namun, minyak goreng kelapa menyasar ceruk pasar pada kelompok pelanggan yang peduli pada kesehatan. Menonjolkan spesifikasi pada fitur kandungan asam laurat yang tidak ada di minyak goreng lain akan membuat minyak goreng kelapa berbeda dari minyak goreng lain.

44 5. Intensitas Persaingan Kompetitif (Intensity of Competitive Rivalry) Persaingan minyak goreng kelapa dapat dibilang sepi dengan pelaku bisnis. Potensi minyak goreng kelapa lambat laun tidak populer dikalangan pebisnis karena permasalahan bahan baku dan tingginya biaya produksi dibanding minyak goreng kelapa sawit. Meskipun begitu, perusahaan minyak goreng kelapa bukan tidak ada pesaing di dalamnya. Salah satunya adalah perusahaan minyak goreng kelapa yang dari dahulu telah ada yaitu PT Banyoemas Refined Cocos Oil (PT BARCO). Perusahaan ini memproduksi minyak goreng kelapa dengan nama minyak goreng BARCO. Merek BARCO cukup terkenal dalam industri ini yang diproduksi di Jalan Kencur Jakarta. Umumnya produsenprodusen utama minyak goreng kelapa tergabung dalam satu kelompok usaha, baik kelompok yang aktifitas utamanya dalam minyak goreng kelapa ataupun bukan (Ratri 2004). 33 RENCANA BISNIS Asumsi Dasar Perencanaan bisnis merupakan dokumen tertulis meliputi semua aspek untuk mendirikan sebuah bisnis. Aspek tersebut yaitu aspek produksi, pemasaran, dan aspek finansial. Semua aspek tersebut membutuhkan asumsi-asumsi dalam membuat perhitungan. Pada aspek produksi menggunakan asumsi kapasitas produksi harian. Satu hari produksi menghasilkan 500 liter minyak goreng kelapa dari bahan baku butir kelapa. Satu butir kelapa dengan kg daging buah kelapa (Agus 2003). Proses pengolahan minyak goreng kelapa menggunakan bahan tambahan bentonit untuk memurnikan hasil olahan minyak goreng kelapa (Fadli 2013). Aspek pemasaran menggunakan harga minyak goreng kelapa di bawah harga pasar yaitu Rp per liter. Pada aspek finansial penggunaan discount rate sebesar 12 persen (Bank Rakyat Indonesia). Pemilihan BRI dikarenakan BRI banyak menyediakan pinjaman modal bagi usaha kecil dan menengah (UMKM). Usaha ini akan melakukan pinjaman investasi dan pinjaman modal kerja yaitu biaya tetap selama dua bulan dan biaya investasi kepada pihak luar untuk membantu pendirian bisnis ini. Aspek legal dalam usaha minyak goreng kelapa diasumsikan didirikan dalam unit usaha dari koperasi. Unit usaha ini akan membeli bahan baku dalam bentuk butir kelapa dan hanya menggunakan daging buah kelapa saja, sedangkan limbah yaitu tempurung, sabut, dan blondo akan dijual kembali ke unit usaha pengolahan produk kelapa lainnya di dalam koperasi yang sama. Pemilihan koperasi didasarkan pada usaha bersama yang akan dibangun oleh wirakoperasi dan petani kelapa.

45 34 Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran 1. Segmentation Segmen pasar minyak goreng kelapa akan masuk dalam ceruk pasar. Ceruk pasar akan mengelompokan pelanggan ke dalam kelompok yang lebih kecil karena memiliki bauran manfaat yang berbeda. Ceruk pasar yang dikelompokan pada rencana pemasaran berkaitan dengan spesialis produk pada manfaat minyak goreng kelapa. Jika dilihat dari aspek pemilihan minyak goreng kelapa untuk dikonsumsi maka berada pada masyarakat yang peduli terhadap kesehatan karena minyak goreng kelapa memiliki khasiat dan manfaat yang tinggi dalam kesehatan. Selain masyarakat yang peduli kesehatan terdapat juga ceruk pasar pada rumah sakit atau lembaga lain yang memerlukan minyak goreng yang sehat. Rumah sakit memerlukan minyak goreng yang sehat untuk memasak makanan bagi para pasien yang dirawat setiap harinya. 2. Targeting Pasar yang menjadi target dipilih dari ceruk yang telah di tentukan. Terdapat dua target ceruk atau multiceruk, yaitu masyarakat yang peduli kesehatan dan instansi kesehatan seperti rumah sakit. Pemilihan multiceruk bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan peluangnya dalam bertahan hidup. Target pertama yaitu masyarakat yang peduli kesehatan khususnya masyarakat yang memiliki penyakit atau memiliki risiko pada penyakit HIV, hepatitis C, diabetes, kanker, infeksi, dan obesitas di Jabodetabek. Lalu, instansi kesehatan seperti rumah sakit yang menjadi target dalam rencana bisnis ini adalah rumah sakit perawatan, dukungan, dan pengobatan (PDP) yaitu rumah sakit yang menangani kasus penyakit HIV. Target pemasaran minyak goreng kelapa kepada rumah sakit PDP di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jumlah rumah sakit PDP didua provinsi tersebut sebanyak 134 rumah sakit (Ditjen PP & PL Kemenkes RI 2014). 3. Positioning Usaha pengolahan minyak goreng kelapa ini manawarkan produk minyak goreng yang berspesialisasi dalam fitur produk. Fitur yang ditonjolkan dalam minyak goreng ini adalah kandungan asam laurat yang bermanfaat bagi kesehatan yang tidak dimiliki oleh minyak goreng lain. Selain itu, minyak goreng kelapa memiliki kualitas yang baik, bersertifikasi SNI, BPOM, dan Halal MUI. Penampilan kemasan dan kualitas akan sangat diperhatikan produk minyak goreng kelapa ini. Warna yang bening dan bau juga akan menjadi ciri khas minyak goreng kelapa.

46 35 Bauran pemasaran 1. Product (Produk) Produk yang dihasilkan dari rencana bisnis ini adalah final product atau produk akhir berupa minyak goreng kelapa layak konsumsi. Produk minyak goreng kelapa juga akan menonjolkan kandungan asam laurat yang tidak dimiliki minyak goreng lain sebagai spesialisasi fitur produk. Minyak goreng kelapa ini akan memiliki merek produk bernama Maya. Pemilihan nama Maya dikarenakan nama merek tersebut sangat mudah diingat sehingga membantu dalam memasarkan produk ini. Minyak goreng kelapa ini, dihasilkan berasal dari daging buah segar kelapa yang dijadikan santan dan melewati beberapa tahapan hingga pemurnian. Minyak goreng kelapa layak konsumsi sesuai Standar Nasional Indonesia terhadap minyak goreng. Minyak goreng kelapa berwarna lebih bening dari minyak goreng kelapa sawit dan memiliki bau yang akan menjadi ciri khas minyak goreng kelapa. Gambar 2 Minyak Goreng Kelapa Sumber : Gambar 7 Minyak goreng kelapa Gambar 8 Rencana desain kemasan produk minyak goreng kelapa Pengolahan minyak goreng kelapa memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) karena melalui pengolahan berdasarkan tata cara dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (Agus 2003). Kemasan produk minyak goreng

47 36 kelapa dijual dalam dua kemasan yaitu kemasan botol 1 liter dan jurigan 20 liter. Kemasan minyak goreng kelapa akan memuat merek, berat bersih, informasi nilai gizi, informasi manfaat, dan informasi izin dari SNI, BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), dan Halal MUI (Majelis Ulama Indonesia). Produk minyak goreng kelapa dihasilkan dengan merumuskan standar input dan output. Perumusan standar input dan output digunakan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Standar mutu input merupakan spesifikasi bahan baku yang digunakan untuk produksi. Sedangkan, standar output adalah spesifikasi produk yang dijual kepada pembeli. Mutu output dapat disesuaikan dengan standar peraturan minyak goreng yang telah ditentukan atau dapat pula ditentukan oleh pembeli. a. Standar Input Input yang digunakan adalah buah kelapa masak yang didapatkan dari para petani mitra. Kelapa masak yang didapatkan langsung dari pohon kelapa. Kondisi kelapa harus dalam kondisi baik, tidak rusak, berjamur, atau cacat. Kelapa masak tersebut akan diambil dagingnya sebagai bahan baku pengolahan minyak goreng kelapa, sedangkan sabut dan tempurungnya akan dijual kembali. Bahan baku yang akan diterima hanya kelapa seberat 1 kg dan lebih. Hal ini sangat diperhatikan karena menyangkut dengan berat daging kelapa yang dibutuhkan untuk diolah menjadi minyak goreng kelapa. b. Standar Output Output yang dihasilkan berupa minyak goreng kelapa layak konsumsi dengan kandungan asam laurat dan memenuhi standar SNI, BPOM, dan Halal MUI. Warna minyak goreng kelapa berwarna bening dan memiliki bau khas minyak goreng kelapa. Kemasan produk juga tidak rusak dan tersegel dengan baik. Kemasan minyak goreng kelapa terdiri dari dua kemasan yaitu kemasan botol 1 liter dan kemasan jurigan 20 liter. Kemasan akan sangat diperhatikan agar dapat menarik minat konsumen. 2. Price (Harga) Harga yang ditentukan di bawah dari harga jual minyak goreng kelapa lain yaitu Rp per liter. Penetapan harga ini menggunakan metode cost plus pricing dengan mark up sebesar 40 persen (Kasmir 2006). Harga yang lebih murah dengan pasar bertujuan agar penjualan minyak goreng kelapa dapat berkembang dan bersaing dengan minyak goreng kelapa lainnya. Harga pokok = Biaya variabel + Biaya tetap = Rp Total penjualan Harga dengan mark up = = Harga pokok (1 laba yang diinginkan) Rp = Rp (1 0.40)

48 3. Place (Tempat) Penjualan minyak goreng kelapa akan dipusatkan pada koperasi-koperasi di Jabodetabek. Jumlah koperasi yang menyebar akan sangat efektif bila penjualan berkerjasama dengan koperasi-koperasi (Agus 2003). Jaringan koperasi yang luas akan membantu dalam penjualan dan promosi yang efektif. Sesuai target pula, tempat penjualan akan berkerja sama dengan toko-toko obat dan retail besar seperti Lotte, Giant, Hypermart, Hero, Superindo, dan lain-lain. Serta melakukan kemitraan penjualan kepada rumah sakit PDP (perawatan, dukungan, dan pengobatan) di DKI Jakarta dan Jawa Barat. 4. Promotion (Promosi) Promosi yang dilakukan dengan menggunakan media internet dan langsung. Melalui media internet, bisnis ini akan membuat website penjualan dan membuat account di berbagai situs penjualan di internet. Promosi secara langsung dengan mengikuti pameran atau expo yang dapat memperkenalkan produk ke masyarakat. Selain itu, mengikuti kerja sama antar pengusaha dengan dinas-dinas terkait. Promosi lain dengan menggalakan hidup sehat salah satunya menggunakan minyak goreng kelapa sebagai minyak goreng yang sehat untuk dikonsumsi. 37 Rencana Teknis dan Teknologi Rencana Jumlah Produksi Minyak goreng kelapa berasal dari daging buah segar yang diolah dan dimurnikan. Pengolahan berawal dari daging buah kelapa segar yang diparut, lalu parutan diperas dan disaring, hasil saringan akan dipanaskan agar menghasilkan minyak goreng kelapa, kemudian minyak dikemas dalam kemasan. Minyak goreng kelapa yang dihasilkan akan memenuhi standar layak konsumsi dengan kualitas baik. Rencana jumlah produksi ini adalah 500 liter per hari. Penentuan jumah produksi per hari didasarkan pada kebutuhan impor yang tinggi yaitu 7.3 juta kg pada tahun 2007 dan berdasarkan kapasitas mesin. Teknologi Teknologi yang digunakan dalam produksi minyak goreng kelapa dengan menggunakan mesin pencungkil kelapa, mesin parut kelapa, mesin pres kelapa, mesin minyak goreng, mesin penyaring minyak, dan mesin pengemasan. 1. Mesin Pencungkil Kelapa Kelapa segar yang telah disortir kemudian diambil daging segar yang berwarna putih. Pengambilan daging kelapa segar dengan bantuan mesin pencungkil. Mesin ini akan mempermudah dan mempercepat daging kelapa segar terpisah dengan tempurungnya.

49 38 Sumber : Gambar 9 Mesin pencungkil kelapa Spesifikasi mesin: a. Dimensi : 500 x 500 x 1000 mm b. Kapasitas : 100 butir perjam c. Penggerak : ½ Hp 220 V d. Jenis : 1 mata cungkil e. Fungsi : mencungkil batok kelapa f. Tenaga kerja : 1-2 orang 2. Mesin Parut Kelapa Sumber: Gambar 10 Mesin parut kelapa

50 Daging kelapa segar yang diparut menggunakan mesin parut kelapa. Penggunaan mesin pemarut kelapa agar parutan daging kelapa menjadi lebih halus. Parutan yang halus akan mempermudah proses selanjutnya. Adapun spesifikasi mesin: a. Dimensi : 500 x 400 x 9000 mm b. Kapasitas : 300 butir per jam c. Penggerak : 1 Hp 220 V d. Fungsi : memarut kelapa 3. Mesin Pres Kelapa Setelah daging kelapa diparut halus, parutan tersebut akan diubah menjadi santan dengan menggunakan mesin pres kelapa. Proses ini akan menentukan banyaknya minyak kelapa yang dihasilkan. Semakin banyaknya santan yang dihasilkan maka semakin banyak pula minyak goreng kelapa yang dihasilkan. 39 Sumber: Gambar 11 Mesin press kelapa Spesifikasi mesin: a. Dimensi : x 400 x1 200 mm b. Penggerak : 5.5 Hp c. Kapasitas : 60 kg per jam d. Fungsi : memeras santan 4. Mesin Minyak Goreng Santan yang dihasilkan pada proses sebelumnya akan dimasukkan kedalam mesin minyak goreng. Mesin ini berupa tangki besar untuk menampung santan. Santan kelapa dipanaskan akan menghasilkan minyak goreng. Sekitar persen dari santan akan berubah menjadi minyak goreng kelapa.

51 40 Sumber: Gambar 12 Mesin minyak goreng Spesifikasi mesin: a. Dimensi : 600 x 600 x 1500 mm b. Kapasitas : 100 liter per batch c. Penggerak : ½ Hp 220 d. Fungsi : memurnikan minyak goreng 5. Mesin Penyaring Minyak Sumber: Gambar 13 Mesin penyaring minyak goreng Mesin ini akan menyaring minyak goreng kelapa yang dihasilkan pada proses sebelumnya. Hasil akhir dari proses ini adalah minyak goreng kelapa yang layak konsumsi. Spesifikasi mesin: a. Dimensi : 500 x 400 x 900 mm b. Kapasitas : 50 liter per proses c. Fungsi : menyaring minyak dari sisa proses pemurnian

52 41 6. Mesin Pengemas Botol Mesin pengemas botol digunakan setelah minyak goreng kelapa selesai hingga tahap terakhir. Pengemasan dengan botol berukuran 1 liter akan dibantu dengan mesin bertipe DK-/50Z. Mesin ini memiliki spesifikasi sebagai berikut: a. Power : 370 watt b. Diameter : mm c. Lebar seal : mm d. Kapasitas : 1200 botol per jam e. Ukuran mesin : 56x20x92 cm f. Berat mesin : 65 kg Sumber : Gambar 14 Mesin pengemas botol Bahan Baku Bahan baku dari pengolahan minyak goreng kelapa adalah daging kelapa segar. Daging kelapa segar dipilih karena lebih praktis dan efisien dibandingkan kopra. Alasan lainnya pemilihan daging segar kelapa adalah: 1. Proses pembuatan minyak mentah dari daging segar lebih cepat hanya memerlukan waktu satu hari sedangkan bila dibandingkan dengan kopra yang memerlukan waktu minimal 3 hari. 2. Hasil produksi minyak mentah dari daging kelapa segar lebih baik karena jika menggunakan metode kopra maka hasil minyak mentah akan kental, coklat dan berbau. 3. Bau yang dihasilkan dari proses kelapa segar tidak menyengat jika dibandingkan dengan hasil press kopra, sehingga untuk minyak pres kopra harus dilakukan proses deodorisasi.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Agronomi Tanaman Kelapa Sistematika tanaman kelapa: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Kelas :

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut MINYAK KELAPA 1. PENDAHULUAN Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd MINYAK KELAPA DAN VCO Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Kelapa Nama Binomial : Cocos nucifera Akar Batang Daun Tangkai anak daun Tandan bunga (mayang) Cairan tandan bunga Buah Sabut

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

PERENCANAAN BISNIS VIRGIN COCONUT OIL DENGAN PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR AZWAR ANNAS

PERENCANAAN BISNIS VIRGIN COCONUT OIL DENGAN PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR AZWAR ANNAS PERENCANAAN BISNIS VIRGIN COCONUT OIL DENGAN PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR AZWAR ANNAS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

NAMA : WIRO FANSURI PUTRA

NAMA : WIRO FANSURI PUTRA Peluang bisnis INDUSTRI SERAT SABUT KELAPA OLEH : NAMA : WIRO FANSURI PUTRA NIM : 11.12.6300 KELAS : 11-S1SI-13 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Tahun 2011/2012 Industri Serat Sabut Kelapa PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN BISNIS COCOPEAT BALOK DENGAN PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR LILIS SETYARINI

PERENCANAAN BISNIS COCOPEAT BALOK DENGAN PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR LILIS SETYARINI PERENCANAAN BISNIS COCOPEAT BALOK DENGAN PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR LILIS SETYARINI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu bisnis yang dinilai prospektif saat ini. Karakteristik investasi dibidang perkebunan kelapa sawit teramat berbeda

Lebih terperinci

LAPORAN PRARENCANA PABRIK

LAPORAN PRARENCANA PABRIK LAPORAN PRARENCANA PABRIK PRODUKSI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DARI KELAPA KAPASITAS PRODUKSI 10.500 TON/TAHUN Diajukan oleh: Selvitien Eka Putri / NRP. 5203012007 Luciana Trisna / NRP. 5203012027 JURUSAN

Lebih terperinci

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR 4.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Hurip Kelompok Tani Hurip terletak di Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga. Desa Cikarawang adalah salah satu Desa di Kecamatan

Lebih terperinci

PENGANTAR BUSINESS PLAN

PENGANTAR BUSINESS PLAN PENGANTAR BUSINESS PLAN Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian business plan 2. Latar belakang penyusunan business plan 3. Tujuan business plan 4. Manfaat business plan 5. Elemen dasar business plan 6. Aspek-aspek

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tebu

II. TINJAUAN PUSTAKA Tebu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku pembuatan gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI Nur Asni dan Linda Yanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Pengkajian pengolahan minyak kelapa telah dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Gambir merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang prospektif, namun hingga saat ini Indonesia baru mengekspor gambir dalam bentuk gambir asalan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari 3 dasawarsa dalam pasar minyak nabati dunia, terjadi pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara tahun 1980 sampai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL

ANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL A. Pendahuluan ANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL Oleh: Cahyorini Kusumawardani Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Yogyakarta Email: cahyorini.k@uny.ac.id Minyak kelapa murni atau biasa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya dengan harapan untuk memperoleh hasil dan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan agribisnis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia adalah besar sekali. Hal ini disebabkan karena cakupan aspek agribisnis adalah meliputi kaitan dari mulai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

Peningkatan kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan. Metode Membran Ultrafiltrasi

Peningkatan kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan. Metode Membran Ultrafiltrasi Peningkatan kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Metode Membran Ultrafiltrasi PENELITIAN OLEH : YUDHA PERMANA NPM. 0731010050 GRESI NILANSARI NPM. 0731010060 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mulai dari pengumpulan data hingga pengolahan data. Pengumpulan data dimulai dengan menentukan lokasi penelitian, pasar produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah memberikan kenikmatan tak terhingga kepada manusia salah satunya adalah tumbuhan yang diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Seperti firman Allah Subhanahu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi apabila dikelola dengan baik.indonesia sendiri merupakan negara penghasil kelapa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan dan Investasi Studi kelayakan diadakan untuk menentukan apakah suatu usaha akan dilaksanakan atau tidak. Dengan kata lain

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A 14105665 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] Rencana Bisnis [Nama Perusahaan] [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] [Alamat Lengkap Perusahaan] No. Telepon [Nomor Telepon] No. Fax [Nomor Fax]

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Packing House Packing house ini berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Packing house dibangun pada tahun 2000 oleh petani diatas lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang didukung oleh sektor pertanian. Salah satu sektor pertanian tersebut adalah perkebunan. Perkebunan memiliki peranan yang besar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM DESAIN STUDI KELAYAKAN Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Tujuan: Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami: Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan studi kelayakan?

Lebih terperinci

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011 STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. A. Pengolahan Ikan

II. LANDASAN TEORI. A. Pengolahan Ikan II. LANDASAN TEORI A. Pengolahan Ikan Pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ikan dari proses pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Pengembangan industri tepung dan biskuit dari tepung kepala ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu analisis pasar dan pemasaran,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabe berasal dari Amerika Tengah dan saat ini merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF ARIEF RAHMAN,

RINGKASAN EKSEKUTIF ARIEF RAHMAN, RINGKASAN EKSEKUTIF ARIEF RAHMAN, Analisis Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Industri Sayur Beku Olahan Pada PT. Kemfarm Indonesia. Dibawah bimbingan DJONI TANOPRUWITO dan SRI HARTOYO. PT. Kemfarm

Lebih terperinci

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) PENGOLAHAN ARANG TEMPURUNG

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) PENGOLAHAN ARANG TEMPURUNG POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) PENGOLAHAN ARANG TEMPURUNG BANK INDONESIA Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Telepon : (021) 3818043 Fax: (021) 3518951, Email : tbtlkm@bi.go.id DAFTAR ISI 1. Pendahuluan.........

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok di Indonesia. Beras bagi masyarakat Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik di negara ini. Gejolak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bisnis (Business) Bisnis menurut (Griffin dan Ebert, 2008) merupakan aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 118

LAMPIRAN-LAMPIRAN 118 LAMPIRAN-LAMPIRAN 118 Lampiran 1. Kuesioner SKB A. Gambaran Umun Perusahaan No Uraian Keterangan 1 Sejarah Perusahaan 2 Lokasi Perusahaan 3 Tujuan Perusahaan Visi : Misi : 4 Kegiatan Bisnis PT ASG B. Aspek

Lebih terperinci