ANALISIS KINERJA MELALUI PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA MELALUI PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA MELALUI PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA Shelvy Octavyanti Akhmad Riduwan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out how the performance of Surya Sembada Government Water Company (PDAM) in the city of Surabaya and to provide an alternative performance appraisal system to be implemented in order to realize the vision and mission come into reality. This research by using balance scorecard method to measure 4 perspectives. The result of research shows that the financial perspektif as not good categorized because of the decreasing of return on investment and net profit margin which is caused by company s operational costs are too big, customers perspective shows good cooperation relationship with its customers, company internal business perspective shows that the company always tries to give the best service by making innovation in paying account system,, while learning and growth perspective shows that the company can maintain and improve its employees quality. Therefore the performance of Surya Sembada Government Water Company (PDAM) when it is assessed by using balanced scorecard method can be considered to be quite well on the non finance perspective and it needs improvement in the finance perspective. Keywords: Performance Appraisal, Balanced Scorecard, Surya Sembada Municipal Water Company the city of Surabaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja PDAM Surya Sembada Kota Surabaya serta memberikan sebuah alternatif sistem penilaian kinerja agar dapat diimplementasikan guna mewujudkan pencapaian visi dan misi perusahaan. Penelitihan ini menggunakan metode balanced scorecard dengan mengukur empat perspektif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perspektif keuangan dikatagorikan kurang baik karena penurunan ROI dan Net Profit Margin yang disebabkankan terlalu besar biaya biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan, pada perspektif pelanggan menunjukkan hubungan kerja sama yang baik dengan pelanggannya, pada perspektif bisnis internal perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dengan cara melakukan inovasi pada system pembayaran rekeningnya, sedangkan dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan karyawannya dan meningkatkan kualitas karyawannya. Dengan begitu kinerja PDAM Surya Sembada Kota Surabaya apabila di ukur dengan metode Balanced Scorecard dapat dinilai cukup baik pada perspektif non keuangan dan perlu adanya peningkatan dalam perspektif keuangan. Kata kunci: Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. PENDAHULUAN Ketersediaan air di dunia sangat melimpah, namun tidak semua air yang ada dibumi merupakan air bersih yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Pemerintah berwenang dan bertanggung jawab untuk mengelola sumber air yang tersedia. Instansi yang menangani adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dimana PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

2 2 PDAM Surya Sembada Kota Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan dan pelayanan air bersih. PDAM juga turut serta dalam mengembangkan perekonomian daerah dengan memperluas lapangan pekerjaan, serta mencari laba sebagai sumber utama pembiayaan daerah. Olek sebab itu, PDAM digolongkan sebagai organisasi yang berorientasi publik. Organisasi sektor publik didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Dalam rangka mewujudkan pelayanan prima bagi pelanggannya, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya diharapkan dapat menentukan strategi dalam mengelola usahanya. Penentuan strategi dapat dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran-sasaran kerja yang ditentukan oleh perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja PDAM Surya Sembada Kota Surabaya sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Kaplan dan Norton (1996:7) mengkritik penilaian kinerja secara tradisional, diantaranya: adanya ketidakcukupan dalam pendokumentasian dari sistem pengukuran finansial tersebut, hanya berfokus pada ukuran masa lalu, dan ketidakmampuan merefleksikan nilai-nilai yang diciptakan dari tindakan kontemporer. Dengan banyaknya kelemahan-kelemahan tersebut, mendorong Kaplan dan Norton untuk mengembangkan suatu sistem pengukuran kinerja yang lebih komprehensif yang disebut Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang tidak hanya mencerminkan pada kinerja keuangan saja, tetapi juga kinerja non keuangan. Balanced Scorecard merupakan suatu alat pengukur kinerja perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Keempat perspektif ini saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat. Balanced Scorecard dinilai cocok untuk organisasi sektor publik karena Balanced Scorecard tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatif-keuangan, tetapi juga aspek kualitatif dan nonkeuangan. Hal tersebut sejalan dengan tujuan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya selaku perusahaan publik yang menempatkan laba bukan hanya sebagai ukuran kinerja utama, namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan nonkeuangan. Sebagai penyedia layanan, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya diharapkan mampu mengarahkan seluruh pegawai untuk lebih mengenal visi dan misi perusahaan sehingga seluruh elemen pegawai mampu mengemban tugas secara bersama-sama dalam mewujudkan tujuan perusahaan yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat dirumuskan, rumusan masalah sebagai berikut Bagaimana analisis kinerja PDAM Surya Sembada Kota Surabaya melalui pendekatan balanced scorecard yang meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan?. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PDAM Surya Sembada Kota Surabaya yang dinilai dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada metode balanced scorecard. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Definisi Organisasi Sektor Publik Awalnya, sektor publik ini muncul karena adanya kebutuhan masyarakat secara bersama terhadap barang atau layanan tertentu. Sektor publik sering kali dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara yang diatur dengan hukum (Mahsun, 2006:14). Menurut Abdullah (dalam Ulum, 2004:6), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sektor publik adalah pemerintah dan unit-unit organisasinya, yaitu

3 3 unit-unit yang dikelola pemerintah dan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Organisasi sektor publik Indonesia adalah organisasi yang menggunakan dana masyarakat, seperti: Organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah, Parpol dan LSM, Yayasan, Tempat Peribadaan, Pendidikan dan Kesehatan (Bastian, 2006:3). Pengukuran Kinerja Sektor Publik Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Untuk memahami pengertian pengukuran kinerja, terlebih dahulu kita memahami pengertian kinerja. Definisi kinerja menurut Prawirosentono (1999) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja suatu organisasi perlu dilakukan adanya pengukuran seluruh aktivitas yang dilakukan dalam organisasi tersebut. Menurut Mardiasmo dan Ulum (2002,2004), pengukuran kinerja adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalu alat ukut ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system. Elemen Pokok Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:26), terdapat empat elemen dalam pengukuran kinerja sektor public. Pertama, menetapkan tujuan, sasaran dan strategi organisasi. Tujuan yang dimaksud adalah pernyataan secara umum tentang apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Sedangkan sasaran merupakan pencapaian tujuan organisasi yang disertai dengan batasan waktu tertentu. Kemudian strategi adalah cara atau teknik yang digunakan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Kedua, merumuskan indikator dan ukuran kinerja. Indikator kinerja dapat berbentuk keberhasilan utama atau indikator kunci. Keberhasilan utama ini adalah dengan memperhatikan variabel-variabel kunci finansial maupun non finansial pada kondisi waktu tertentu. Kemudian indikator kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun non financial. Sedangkan ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung. Ketiga, mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi adalah membandingkan hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan. Dalam analisis ini dapat menghasilkan beberapa penyimpangan, yaitu: (a) penyimpangan positif; (b) penyimpangan negatif; (c) penyimpangan nol. Keempat, evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada penerima informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Informasi pencapaian kinerja dapat dijadikan: (a) feedback; (b) penilaian kemajuan Organisasi; (c) meningkatkan peningkatan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Manfaat Pengukuran Kinerja Berikut ini manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal dan eksternal organisasi sektor publik (Mardiasmo 2002:122), antara lain: (a) memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen; (b) memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan; (c) untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja; (d) sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati; (e) sebagai alat komunikasi antara bawahan dan

4 4 pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi; (f) membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi; (g)membantu pemahaman proses kegiatan instansi pemerintah; (h) memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja Secara umum pengukuran kinerja bertujuan untuk mengetahui seberapa berhasil organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tujuan, visi, dan misi perusahaan atau instansi. Tujuan sistem pengukuran kinerja menurut Mardiasmo (2002:122) yaitu sebagai berikut: (a) untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik; (b) untuk mengukur kinerja financial maupun non-financial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi; (c) untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence (keselarasan tindakan dalam pencapaian tujuan organisasi). Visi, Misi dan Strategi Visi Menurut Mulyadi (2005:16), visi merupakan gambaran masa depan organisasi yang hendak diwujudkan. Organisasi atau perusahaan membutuhkan visi yang dapat digunakan sebagai penyatu tujuan, arah, sasaran perusahaan, dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya dan pembangunan budaya perusahaan. Visi dapat menyajikan maksud strategis perusahaan yang memfokuskan energi dan sumber daya perusahaan pada pencapaian masa depan yang diinginkan (Pearce dan Robinson, 2009:44). Misi Menurut Pearce dan Robinson (2009:16), misi adalah suatu perusahaan merupakan tujuan unik yang membedakan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi lingkup dari operasinya. Misi adalah jalan pilihan untuk menuju masa depan (Mulyadi, 2005:114). Strategi Menurut Mulyadi (2005:96), strategi adalah pola penyerahan dan pengarahan seluruh sumber daya organisasi untuk perwujudan visi melalui misi organisasi. Strategi yang baik adalah adanya tindakan fungsional, bukan memberikan gambaran rinci tentang apa yang harus dilakukan pada setiap keadaan dan kontijensi. Strategi bagi para manajer adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan (Pearce dan Robinson, 2009:6). Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasi konsep tersebut. Menurut Mulyadi (2001:1) Balanced Scorecard terdiri dari dua kata : (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kartu berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Oleh karena itu, jika kartu skor personel digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan, personel tersebut harus

5 5 memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan, antara kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang serta antara kinerja yang bersifat intern dan kinerja yang bersifat ekstern. Pengertian Balanced Scorecard Menurut Mardiasmo (2002:123), balanced Scorecard merupakan tolak ukur yang menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Teknik pengukuran yang komprehensif di ukur tidak hanya berdasarkan pada aspek finansialnya saja, tetapi juga pada aspek non financial. Pengukuran dengan menggunakan metode balanced scorecard melibatkan empat aspek yaitu: aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran. Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran financial masa lalu dengan ukuran mendorong kinerja masa dengan tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi (Kaplan dan Norton, 2000:7). Disamping itu, balanced scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton (2000:9) menyatakan bahwa perusahaan menggunakan pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen, pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dan peristiwa jangka pendek. Proses tersebut meliputi: (a) memperjelas dan menerjemahkan visi, misi dan strategi; (b) mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis; (c) merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis; (d) meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis. Manfaat Balanced Scorecard Menurut Kaplan dan Norton (2000:122) berikut ini adalah manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan, antara lain: (a) balanced scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang; (b) balanced scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan belajar dan bertumbuh); (c) balanced scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang. Keunggulan Balanced Scorecard Terdapat empat keunggulan dari pendekatan balanced scorecard dalam sistem perencanaan stratejik (Mulyadi, 2001:18), yaitu: komprehensif, koheren, berimbang, terukur. Komprehensif. Sebelum konsep Balanced Scorecard ditemukan, perusahaan beranggapan bahwa perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk mengukur kinerja perusahaan. Setelah keberhasilan Balanced Scorecard, para eksekutif perusahaan baru menyadari output yang dihasilkan oleh perspektif keuangan sesungguhnya merupakan hasil dari tiga perspektif lainnya, yaitu pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran pertumbuhan. Koheren. Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Sebagai contoh, sasaran strategik dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan harus menjadi penyebab diwujudkannya sasaran strategik di perpektif proses bisnis internal atau perspektif pelanggan secara langsung menjadi penyebab diwujudkannya sasaran strategik di perspektif keuangan.dengan demikian, kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem perencanaan strategik memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.

6 6 Berimbang. Sasaran strategik yang dirumuskan dalam perencanaan strategik perlu diarahkan ke empat perspektif secara seimbang, yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Sasaran strategik harus diarahkan ke dalam empat perspektif secara seimbang: (1) seimbang antara fokus ke proses serta pembelajaran dan pertumbuhan, serta (2) seimbang antara fokus ke intern perusahaan dan ke luar perusahaan. Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Terukur. Balanced Scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur. Sasaran-sasaran strategik di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam pendekatan balanced scorecard, sasaran di ketiga perspektif non-keuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga kinerja keuangan dapat berlipatganda dan berjangka panjang. Aspek-aspek dalam Balanced Scorecard Di dalam Balanced Scorecard terdapat 4 perspektif yang digunakan dalam menilai suatu kinerja perusahaan, yaitu: perspektif keuangan (financial), perspektif pelanggan (customer), perspektif proses bisnis intern (internal), perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (growth and learn). Perspektif Keuangan (financial). Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya. Scorecard harus menjelaskan strategi perusahaan, dimulai dengan tujuan financial jangka panjang, dan kemudian mengaitkannya dengan berbagai urutan tindakan yang harus diambil berkenaan dengan proses finansial, pelanggan, proses internal, dan para pekerja serta sistem untuk menghasilkan kinerja ekonomis jangka panjang yang diinginkan oleh perusahaan. Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000:42) terdapat tiga tahap yang teridentifikasi dalam perspektif finansial, yaitu: (a) bertumbuh (growth); (b) bertahan (sustain); (c) menuai (harvest). Perspektif Pelanggan (Customer). Perspektif pelanggan pada balanced scorecard ini menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam tujuan yang spesifik dan berkenaan dengan pelanggan dan segmen untuk dikomunikasikan ke dalam seluruh perusahaaan. Menurut Kaplan dan Norton (2000:59), Kelompok pengukuran ini terdiri dari: (a) pangsa pasar (market share); (b) Retensi pelanggan (customer retention); (c) akuisisi pelanggan (customer acquisition); (d) kepuasan pelanggan (customer satisfication); (e) profitabilitas pelanggan (customer profitability). Perspektif Proses Bisnis Intern (Internal). Kaplan dan Norton mengamati bahwa model rantai nilai generik memberi suatu template yang dapat disesuaikan oleh setiap perusahaan dalam mempersiapkan perspektif setiap bisnis internal. Tahapan dalam proses bisnis internal meliputi: (a) novasi; (b) operasi; (c) layanan purna jual. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Growth and Learn). Tujuan dalam perspektif ini merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif scorecard yang pertama. Kaplan dan Norton menemukan sebagian besar perusahaan menetapkan tujuan pekerja yang ditarik dari tiga pengukuran utama yang berlaku umum. Ketiga pengukuran tersebut adalah: (a) kepuasan pekerja; (b)retensi pekerja; (c) produktivitas pekerja. Hubungan antara Visi, Misi, dan Strategi dengan Balanced Scorecard Hubungan Balanced Scorecard dengan visi, misi, dan strategi pada perusahaan sektor public sangatlah berbeda dengan perusahaan swasta. Dalam perusahaan sektor publik, manajemen tingkat atas sampai tingkat bawah mempunyai visi, misi, dan strategi yang sama dan tidak berbeda satu sama lain. Kaplan dan Norton (2000:26) mengemukakan tiga prinsip

7 7 yang memungkinkan Balanced Scorecard dikaitkan dengan strategi perusahaan, yaitu: hubungan sebab-akibat, faktor pendorong kinerja, keterkaitan dengan masalah financial. Hubungan Sebab-Akibat. Sistem pengukuran harus membuat hubungan (hipotesis) di antara berbagai tujuan (dan ukuran) di dalam berbagai perspektif menjadi eksplisit sehingga dapat dikelola dan divalidasi, sistem pengukuran harus mengidentifikasi dan membuat eksplisit urutan hipotesis tentang hubungan sebab-akibat antara ukuran hasil dengan faktor pendorong kinerjanya. Faktor Pendorong Kinerja. Faktor pendorong kinerja, lead indicator, adalah factor-faktor khusus yang terdapat pada unit bisnis tertentu. Faktor pendorong kinerja mencerminkan keunikan dari strategi unit bisnis : misalnya, faktor pendorong finansial dari profitabilitas, segmen pasar yang dipilih unit bisnis, serta tujuan proses internal, pembelajaran dan pertumbuhan tertentu yang akan memberi proporsi nilai kepada pelanggan dan segmen pasar sasaran. Keterkaitan dengan Masalah Finansial. Sebuah balanced scorecard harus tetap menitikberatkan kepada hasil, terutama yang bersifat finansial seperti return-on-capitalemployed atau nilai tambah ekonomis. Banyak manajer gagal mengaitkan program seperti manajemen mutu total, penurunan waktu siklus, rekayasa ulang, dan pemberdayaan pekerja, dengan hasil yang secara langsung mempengaruhi para pelanggan dan yang menghasilkan kinerja finansial yang handal pada masa yang akan datang. Semua pengukuran yang berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan harus dikaitkan dengan tujuan keuangan sebagai tujuan akhir. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Obyek Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industry, atau lainya (Sekaran, 2006:158). Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor, lihat Maleong 2004:4). Obyek dalam penelitian ini adalah kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya yang dinilai dari empat perspektif yaitu Perspektif Keuangan, Perspektif Pelangggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan selama tahun Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Survey Pendahuluan, Survey ini merupakan tahapan awal dengan melakukan kunjuangan dan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan obyek penelitian untuk mengetahui gambaran umum perusahaan, jenis usaha perusahaan dan aktivitas tertulis perusahaan; (2) Studi Kepustakaan, dilakukan dengan mengumpulkan teori-teori dari literatur yang berhubungan dengan permasalahan sebagai landasan teoritis dalam pembahasan masalah; (3) Survey Lapangan, yaitu pengumpulan data melalui penelitian langsung pada perusahaan meliputi: (a) Wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, langsung pada pihak-pihak terkait; (b) Observasi, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat dan melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian; (c) Dokumentasi, pengumpulan data dengan cara mengumpulkan atau memeriksa langsung dokumen yang berkaitan dengan materi penelitian. Dokumen dapat berupa data laporan keuangan, serta data yang mencakup perspektif pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan serta profil perusahaan.

8 8 Satuan Kajian Perspektif Keuangan 1. Return On Invesment (ROI), untuk mengetahui tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan. Laba Bersih ROI = x 100 % Total Aset 2. Net Profit Margin (meraih laba bersih), menunjukkn besarnya kemampuan perusahaan dalam meraih laba bersih dari penjualan bersih perusahaan. Laba Bersih Net Profit Margin = x 100% Pendapatan Perspektif Pelanggan 1. Retensi Pelanggan, untuk mengukur seberapa besar perusahaan berhasil mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan. Jumlah Pelanggan Retensi Pelanggan = x 100% Total Order (pemakaian air) 2. Akuisisi Pelanggan, untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menarik pelanggan baru, indiktornya dengan melihat jumlah pelanggan setiap tahun. Jumlah Pelanggan Baru Akuisisi Pelanggan= x 100% Jml Pelanggan 3. Kepuasan Pelanggan, untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dapat diukur dari jumlah keluhan. Jumlah keluhan pelanggan Number of Complain = x 100% Jumlah Pelanggan Perspektif Proses Bisnis Internal 1. Process Time, untuk mengetahui efisiensi waktu yang digunakan penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dan sekaligus berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Rata Rata layanan Process Time = x 100% Jmlh jam kerja 2. Inovasi, dilihat dari terobosan apa yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 1. Retensi Karyawan, ukuran yang digunakan dengan membandingkan antara jumlah pegawai selama periode waktu tertentu dengan jumlah pegawai yang dikeluarkan selama periode waktu tertentu.

9 9 Jmlh Karyawan yang keluar Retensi Karyawan = x 100% Jumlah Karyawan 2. Produktivitas Karyawan, ukuran yang digunakan dengan membandingkan antara jumlah jam kerja dengan jumlah layanan/karyawan. Jmlh Layanan / Jmlh Karyawan Produktivitas Karyawan = x 100% Total Jam Kerja 3. Karyawan Training, indikator yang pengukurannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Terknik Analisis Data Langkah-langkah dalam proses analisis data meliputi: 1) Mengumpulkan dan mengidentifikasi data-data penelitian seperti gambaran umum, jenis perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta data yang bersifat keuangan maupun nonkeuangan lainnya pada PDAM Kota Surabaya; 2) Mendeskripsikan data penelitian yang terkumpul dan teridentifikasi; 3) Melakukan analisis dan pembahasan dengan metode balanced scorecard yang terdiri dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran; 4) Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan analisis trend untuk mengetahui kondisi kinerja perusahaan. Analisis trend adalah membandingkan antar indikator keuangan, pelanggan, bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan yang ada dalam balanced scorecard selama tahun 2009 sampai 2011 guna memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran; 5) Menarik kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis dan pembahasan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penetapan Sasaran Strategi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya berdasarkan empat perspektif balanced scorecard Penetapan sasaran strategis PDAM Surya Sembada Kota Surabaya meliputi penetapan sasaran strategis masing-masing perspektif Balanced Scorecard. Penetapan tersebut berdasarkan penjabaran dari visi dan misi perusahaan yang dilakukan secara komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur antara aspek keuangan dan non keuangan, aspek masa lalu dan masa depan, serta aspek internal dan eksternal. Visi, misi dan kebijakan mutu perusahaan dapat di uraikan sebagai berikut: 1. Visi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Tersedianya air minum yang cukup bagi pelanggan melalui perusahaan air minum yang mandiri, berwawasan global, dan terbaik di Indonesia. 2. Misi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya a. Memproduksi dan mendistribusikan air minum bagi pelanggan. b. Memberi pelayanan prima bagi pelanggan dan berkelanjutan bagi pemangku kepentingan. c. Melakukan usaha lain bagi kemajuan perusahaan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 3. Kebijakan Mutu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya bertekad memberikan pelayanan prima dengan menyelenggarakan hubungan yang baik dengan pelanggan melalui penyediaan informasi yang akurat serta penanganan pengaduan yang mudah dan cepat yang mengutamakan kepuasan pelanggan, serta senantiasa melakukan perbaikan yang berkesinambungan, sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

10 10 Dari pernyataan visi, misi dan kebijakan mutu yang telah ditetapkan oleh PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, maka penjabaran visi, misi dan kebijakan mutu perusahaan ke dalam sasaran strategi berdasarkan empat perspektif balanced scorecard adalah sebagai berikut: Tabel 1 Penentuan Sasaran Strategi Menurut Balanced Scorecard Perspektif Sasaran Strategi KPI (key Performance Indikators) Keuangan - Pemanfaatan investasi perusahaan - Pengembalian modal yang efektif - Memperoleh keuntungan - Pertumbuhan laba bersih Pelanggan - Meningkatkan jumlah pelanggan - Meningkatkan mutu pelayanan & menyelenggaran hubungan baik dengan pelanggan - Akuisisi pelanggan - Jumlah keluhan pelangan - Retensi pelanggan Bisnis Internal - Efisiensi pelayanan - Peningkatan Pelayanan - Process time - Pembayaran rekening online realtime Pertumbuhan dan Pembeljaran - Loyalitas karyawan - Meningkatkan produktivitas dan kualitas output karyawan - Meningkatkan keahlian & kemampuan karyawan Sumber data: data intern diolah penulis - Retensi Karyawan (tingkat turn over karyawan) - Produktivitas Karyawan - Pelatihan / training karyawan Dengan menerjemahkan visi, misi, kebijakan mutu perusahaan ke dalam sasaransasaran strategi, sistem balanced scorecard memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh sistem manajemen tradisional, yaitu karakteristik komprehensif. Dengan adanya penjabaran visi, misi, kebijakan mutu perusahaan ke dalam sasaran-sasaran strategi yang dilakukan secara komprehensif, dapat di artikan bahwa balanced scorecard memperluas cakupan perspektif dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan menjadi lebih luas pada perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pengukuran Kinerja PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dengan menggunakan Balanced Scorecard Balanced scorecard merupakan alat pengukuran kinerja yang obyektif dan komprehenshif dengan melihat empat perspekif dalam pengukurannya. Dengan pendekatan Balanced scorecard, perusahaan berusaha untuk menerjemahkan visi, misi, dan strategi perusahaan ke dalam sasaran dan tolak ukur dari empat perspekif Balanced scorecard. Berikut ini hasil pengukuran kinerja PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dengan metode Balanced Scorecard adalah sebagai berikut: Perspektif Keuangan Hasil dari pengukuran kinerja keuangan secara sederhana dapat dilihat dari laporan keuangan pada setiap periode. Laporan keuangan disusun agar dapat diketahui oleh pihakpihak yang berkepentingan. Dalam pembahasan ini penulis hanya memfokuskan ukuran strategi perspektif keuangan dari tingkat pengembalian investasi (ROI) dan Nett Profit Margin.

11 11 a. Return On Invesment (ROI) Pengukuran Return On investment dipengaruhi laba bersih yang diterima perusahaan, laba bersih tersebut berasal dari pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Berikut ini adalah hasil dari Return On Invesment (ROI) pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya pada tahun : Tabel 2 Return On Invesment (ROI) Tahun Keterangan Laba Bersih (Rp) Total Aset (Rp) % Return On Invesment (ROI) Growth , ,5 (0,6%) ,8 (0,7%) Sumber data: PDAM Surya Sembada Kota Surabaya diolah oleh penulis Berdasarkan tabel diatas diketahui prosentase ROI dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,6%, begitu juga ditahun berikutnya penurunan ROI mencapai 0,7%. Menurunnya laba perusahaan dan semakin meningkatnya total asset perusahaan mengakibatkan Return On Invesment menurun. Hal ini harus dicari dimanakah letak kelemahan perusahaan, apakah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan terlalu tinggi atau pelayanan kepada pelanggan sehingga nilai laba belum mengala peningkatan selama tiga tahun. Pihak manajemen disarankan untuk melakukan strategi-strategi baru guna meningkatkan penjualan air dan menekan semaksimal mungkin biaya operasional. b. Net Profit Margin Pengukuran Net Profit Margin ini dapat digunakan untuk mengendaliakn biaya-biaya yang terjadi di perusahaan. Kenaikan pendapatan belum tentu membuat perusahaan mendapatkan laba yang tinggi bahkan dapat menimbulkan penurunan laba. Apabila perusahaan dapat menekan biaya-biaya yang terjadi maka perusahaan dapat meningkatkan laba tanpa harus meningkatkan tarif harga. Berikut ini adalah perhitungan Net Profit Margin pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya pada tahun : Tabel 3 Net Profit Margin Tahun Laba Bersih Pendapatan Biaya-biaya % Net Profit Keterangan Growth (Rp) (Rp) (Rp) Margin , ,6 (0,8%) ,5 (3,1%) Sumber data: PDAM Surya Sembada Kota Surabaya diolah oleh penulis Dari tabel 3 diketahui bahwa Profit Margin pada tahun 2009 sebesar 29,4%, kemudin mengalami penurunan berturut-turut pada tahun 2010 sebesar 28,6% dan 25,5%. Jika melihat tabel 3, menurunnya profit disebabkan oleh biaya-biaya yang semakin tinggi di tahun 2010 dan Dengan ini diharapkan pada perusahaan untuk lebih efektif meminimalkan biayabiaya operasional perusahaan dan meningkatkan penjualan volume air, sehinggan dapat meningkatkan laba perusahaan.

12 12 Perspektif Pelanggan Dalam perspektif pelanggan ini, setiap perusahaan berkeinginan untuk memuaskan dan menyenangkan pelanggan, dengan cara harus menerjemahkan pernyataan misi dan strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar dan pelanggan. Retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, dan kepuasan pelanggan menjadi ukuran strategi perspektif pelanggan dalam penelitian ini. a. Retensi Pelanggan (Customer retention) Retensi pelangan digunakan untuk mengukur tingkat kebutuhan air bersih suatu pelanggan dalam pemasangan sambungan baru. Semakin tinggi tingkat kebutuhan air bersih suatu pelanggan maka akan semakin baik hasil yang diperoleh dalam pengukuran retensi pelanggan, karena dalam hal ini akan menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan baik dalam hal pelayanan yang diberikan oleh perusahaan maupun kebutuhan air bersih yang tepat sasaran bagi para pelanggan saat ini. Berikut ini adalah perhitungan Retensi Pelanggan pada PDAM Surya Sembada kota Surabaya: Tabel 4 Retensi Pelanggan (Customer retention) Tahun Total pemakaian Jumlah % Retensi Keterangan Pendapatan (Rp) air (m 3 Growth ) pelanggan Pelanggan , ,24 0,01% ,25 0,01% Sumber data: PDAM Surya Sembada Kota Surabaya diolah oleh penulis Dari data diatas dapat diketahui prosentase retensi pelanggan mengalami peningkatan yang konsisten sebesar 0,01% antara tahun 2009 hingga 2011, ini dikarenakan jumlah pelanggan yang semakin banyak sehingga berpengaruh pada nilai pendapatan perusahaan yang tinggi. Perusahaan dituntut untuk memberikan kepuasan dalam memberikan pelayanan pemesanan air kepada pelanggan, karena kepuasaan pelanggan dapat meningkatkan nilai pendapatan dimana dapat digunakan dalam mewujudkan salah satu tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kekayaan dan mengoptimalkan pelayanan. b. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition) Akuisisi pelanggan digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh pelanggan baru serta dapat mempertahankan pelanggannya. Dengan demikian perusahan akan mudah mendapatkan pelanggan baru jika pelayanannya dinilai baik oleh pelanggan. Berikut ini adalah perhitungan prosentase akuisisi pelanggan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya pada taun : Keterangan Total pemakaian air (m 3 ) Tabel 5 Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition) Tahun Jumlah pelanggan Baru Jumlah pelanggan % Akuisisi Pelanggan Growth , ,1 3,9% ,3 (1,8%) Sumber data: PDAM Surya Sembada Kota Surabaya diolah oleh penulis

13 13 Dengan hasil akuisisi pelanggan yang dibandingkan dengan total pemakaian air kita dapat mengetahui bagaimana tingkat kepuasaan pelanggan yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya nilai order air. Dari data-data yang diolah oleh penulis dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 PDAM Surya Sembada Kota Surabaya berhasil menarik pelanggan baru sebesar 3,2%, pada tahun 2010 sebesar 7,1% sehingga mengalami kenaikan sebesar 3,9%, akan tetapi ditahun 2011 akuisisi pelanggan mengalami penurunan sebesar 1,8%. Berdasarkan analisa tersebut perusahaan diharapkan melakukan terobosan terobosan baru guna meningkatkan jumlah pelanggannya agar perusahaan dapat mewujudkan tujuannya dalam meningkatkan pendapatan, memaksimalkan kekayaan dan memberikan kepuasaan pelayanan prima bagi pelanggannya. c. Kepuasan Pelanggan (Number of Complain) Kepuasan pelanggan menggambarkan kemampuan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dapat diukur dari jumlah keluhan pelanggan dan jumlah pelanggan. Kepuasan pelanggan menggambarkan seberapa jauh pelanggan puas dengan produk dan pelayanan yang diberikan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Pengukuran ini sangat berguna bagi perusahaan, sebab dengan adanya pengukuran ini dapat memberikan evaluasi pada perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Dengan adanya keluhan yang disampaikan pelanggan, perusahaan dapat mengetahui dimana letak kelemahan perusahaan dalam memberikan pelayanan sehingga perusahaan dapat memperbaiki. Pelanggan dapat dikatakan puas jika jumlah keluhannya rendah begitu juga sebalikknya pelanggan dikatakan tidak puas jika jumlah keluhannya tinggi. Berikut ini adalah hasil perhitungan Number of Complain PDAM Surya Sembada Kota Surabaya pada tahun 2009 hingga 2011: Tabel 6 Kepuasan Pelanggan (Number of Complain) Tahun Keterangan Jumlah Keluhan Jumlah Pelanggan % Number of Complain Growth , ,1 7,2% ,8 (6,7%) Sumber data: PDAM Surya Sembada Kota Surabaya diolah oleh penulis Berdasarkan data yang diolah tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan mengalami perubahan. Dari tahun 2009 ke 2010 jumlah keluhan pelanggan sempat meningkat sebesar 7,2%, tetapi di tahun berikutnya jumlah keluhan mengalami penurunan sebesar 6,7%. Dengan adanya peningkatnya keluhan pelanggan pada tahun 2011 dapat diartikan bahwa pelanggan kembali belum puas atas kinerja perusahaan. Pelanggan dapat menyampaikan keluhannya melalui SMS ke nomor atau menghubungi call center kami di nomor Call Center sesuai jam kerja, yakni dari pukul WIB hingga pukul WIB, dan pada saat libur lebaran pelayanan keluhan tetap kami buka. Hal ini dilakukan agar tahun-tahun kedepan keluhan yang disampaikan dapat menurun tingkat prosentasenya. Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal bertujuan untuk membangun keunggulan organisasi melalui perbaikan proses internal perusahaan secara berkelanjutan. Kinerja proses bisnis internal dalam penelitian ini adalah memberikan penilaian atas gambaran proses yang telah

14 14 dibangun dalam melayani masyarakat. PDAM Surya Sembada Kota Surabaya merupakan perusahaan daerah yang bergerak dibidang jasa pelayanan air minum. Oleh karena itu, indikator yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik perusahaan. Karena keterbatasan data yang diterima oleh penulis maka dalam perspektif ini tidak semua indikator dapat digunakan. Indikator yang digunakan pada perspeksif bisnis Internal ini adalah process time dan inovasi. a. Process Time Process time dapat digunakan untuk mengetahui efisiensi waktu yang digunakan penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dan sekaligus berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Process time dapat diukur dengan membandingkan jumlah jam kerja dan rata-rata pelayanan. Langkah awal menghitung Process Time adalah dengan mencari rata-rata pelayanan, rata-rata pelayanan diperoleh dengan cara membagi jumlah layanan dengan 12 bulan. Berikut ini adalah hasil perolehan process time PDAM Surya Sembada Kota Surabaya pada tahun : Tabel 7 Prosentase Process Time Tahun Jumlah Rata-rata Jumlah Jam % Process Keterangan Growth Layanan layanan Kerja Time , ,5 (0,3%) ,0 2,5% Sumber data: PDAM Surya Sembada Kota Surabaya diolah oleh penulis Dari data diatas menunjukkan process time pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya pada tahun 2009 sebesar 14,2%, pada tahun 2010 memperoleh hasil 14,5% sehingga mengalami penurunan sebesar 0,3%, dan pada tahun 2011 diperoleh hasil 12% sehingga mengalami peningkatan sebesar 2,5%. Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa semakin menurunnya process time menandakan bahwa waktu process pelayanan semakin efisien. Hal ini terlihat dari jumlah layanan yang semakin besar setiap tahunya, tetapi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya tetap mampu menangani jumlah layanan yang semakin meningkat. Dengan ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan jumlah jam kerja agar pelayanan semakin optimal. b. Inovasi Inovasi bertujuan untuk membangun keunggulan organisasi melalui perbaikan proses internal organisasi secara berkelanjutan. PDAM Surya Sembada Kota Surabaya sebagai instansi pelayanan air bersih senantiasa berusaha memberikan pelayanan prima yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Hal itu diwujudkan dalam komitmen PDAM Surya Sembada Kota Surabaya untuk selalu mengedepankan pelayanan yang cepat, tepat dan memuaskan sesuai dengan penerapan ISO 9001:2008. Sebagai upaya untuk senantiasa memberikan kepuasan pada pelanggan dan peningkatan layanan, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya akan menggunakan metode pembayaran rekening air PDAM secara online realtime. Sebagaimana yang masyarakat ketahui selama ini, pembayaran tagihan rekening PDAM Surya Sembada Kota Surabaya masih menggunakan system manual yaitu pelanggan membayar lewat juru tagih, di loket tertentu atau bank yang ditunjuk. Banyak keluhan dari masyarakat tentang system manual ini, apakah pelanggan harus selalu siap dirumah untuk menunggu juru tagih karena pelanggan tidak tahu kapan juru tagih akan mendatangi rumah

15 15 pelanggan atau pelanggan harus mendatangi loket pihak ketiga yang jaraknya jauh dari rumah pelangan yang membuat pelangan harus membuang waktu dan tenaga hanya untuk bayar air yang tidak efektif dan tidak efisien atau yang terakhir lewat bank yang ditunjuk, ini kan pemaksaan ke bank tertentu. Kini pelanggan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, mulai tanggal 1 November 2013 pembayaran rekening air PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dapat dibayar secara online realtime melalui e-channel Perbankan (ATM, SMS Banking, Internet Banking, Phone Banking, Mobile Banking dan Teller), antara lain: Bank Mandiri, BRI (Bank Rakyat Indonesia), BNI (Bank Negara Indonesia), dan Bank Jatim, BRI Syariah, Bank CIMB Niaga, Bank Muamalat, BTPN, Bank Mega. Selain itu pembayaran rekening air juga dapat dilakukan melalui loket pembayaran atau PPOB (Payment Point Online Bank) di wilayah Kota Surabaya bahkan di seluruh Indonesia. Loket pembayaran atau PPOB di wilayah Kota Surabaya seluruhnya berjumlah total Oleh karena itu pelanggan mempunyai banyak alternatif tempat pembayaran. Pelanggan juga dapat membayar rekening air melalui Indomaret di seluruh Indonesia. PDAM juga menyediakan loket pembayaran di kantor pusat PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Jl. Prof Dr Moestopo No.2 Surabaya. Pada sistem pembayaran online terdapat biaya administrasi maksimal sebesar Rp 2.500,-. Namun pembayaran yang dilakukan melalui loket pembayaran di kantor pusat PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Jl. Prof Dr Moestopo No.2 Surabaya, pelanggan tidak dikenakan biaya administrasi. Untuk penjelasan lebih lanjut pelanggan dapat menghubungi call center PDAM Surya Sembada Kota Surabaya di nomor telepon Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Dalam perspektif permbelajaran dan pertumbuhan ini lebih terpusat pada karyawan, karyawan perusahaan sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan, tanpa karyawan dapat dikatakan keseluruhan produksi dan pelayanan tidak akan berjalan. Karyawan yang mampu dan mau bekerjasama dengan baik akan meningkatkan peroduktifitas perusahaan dimana pegawai merupakan salah satu asset perusahaan. Sasaran strategi pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah loyalitas karyawan yang terdiri atas retensi karyawan, produktifitas karyawan dan training karyawan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Dengan adanya pengukuran ini diharapkan perusahaan dapat menunjukkan kemampuannya dalam mempertahankan pegawai dan menambah jam kerja karyawan sehingga berdampak pada upaya untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan. a. Retensi Karyawan (Employee Turn Over) Retensi karyawan dapat di ukur dari tingkat karyawan yang keluar dalam setahun dengan jumlah karyawan dalam setahun. Jika perusahaan menunjukkan tingginya tingkat karyawan yang keluar berarti menandakan ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaannya pada level tinggi dan begitu juga sebaliknya apabila jumlah karyawan yang keluar rendah menandakan bahwa karyawan mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi. Tingkat turn over pada perusahaan dapat mempengaruhi produktivitas kerja perusahaan karena apabila ada seseorang karyawan yang keluar maka perusahaan membutuhkan pegawai pengganti, dimana pegawai pengganti masih butuh waktu dan pelatihan agar dapat bekerja dengan optimal. Berikut ini adalah perhitungan mengenai retensi karyawan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya pada tahun :

16 16 Tabel 8 Retensi Karyawan (Employee Turn Over) Tahun Jumlah karyawan Jumlah % Retensi Keterangan Growth yang keluar karyawan Karyawan , ,2 5,3% ,3 (1,1%) Sumber data: PDAM Surya Sembada Kota Surabaya diolah penulis Dari data-data yang diolah oleh penulis dapat diketahui persentase karyawan yang keluar pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya tahun 2009 dapat dipresentasekan sebesar 6,5%, selanjutnya pada tahun 2010 dapat dipresentasekan sebesar 1,2% sehingga mengalami penurunan sebesar 5,3% yang menandakan bahwa kepuasan para karyawan mulai meningkat terhadap pekerjaannya, dan pada tahun 2011 dapat dipresentasekan sebesar 2,3% sehingga karyawan yang keluar mengalami kenaikan sebesar 1,1%. Penciptaan kerja bagi karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan memberi gaji yang sesuai dengan masa kerja, tinggi golongan, serta jabatan yang ditempati, penempatan pegawai sesuai keahliian dan memberikan reward kepada karyawan. Lingkungan kerja yang harmonis dan kerja sama yang baik antar karyawan akan menjadi motivasi bagi karyawan dalam menyelesaikan tanggungjawab pekerjaan serta dapat meningkatkan kinerjanya. b. Produktivitas Karyawan (Employee Productivity) Produktivitas Karyawan merupakan salah satu ukuran strategi dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dimana tingkat produktivitas karyawan dapat diukur dengan cara membandingkan jumlah layanan per jumlah karyawan dengan jumlah jam kerja. Berikut ini adalah hasil perhitungan Produktivitas Karyawan pada tahun 2009 hingga 2011: Tabel 9 Produktivitas Karyawan (Employee Productivity) Tahun Keterangan Jumlah Jumlah Jumlah Jam % Produktivitas Growth Layanan karyawan Kerja Karyawan , ,4 0,2% ,0 1,6% Sumber data: PDAM Surya Sembada Kota Surabaya diolah penulis Dari tabel 9 menunjukkan bahwa produktivitas karyawan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Hal ini ditunjukkan dengan Prosentase berikut ini pada tahun 2009 sebesar 6,2%, tahun 2010 sebesar 6,4%, dan pada tahun 2011 sebesar 8,0%. Dari data diatas penulis menyimpulkan bahwa produktivitas karyawan pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Dari data diatas dapat penulis ketahui bahwa meningkatnya produktivitas karyawan dikarenakan bertambahnya permintaan sambungan baru yang secara otomatis bertambah pula tingkat layanan yang akhirnya berpengaruh pula pada produktifitas karyawan yang dihasilkan.

17 17 c. Pelatihan Karyawan (employee Training) Pelatihan atau training karyawan adalah salah satu indikator pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, ukuran hasil sasaran strategi pelatihan atau training karyawan dapat dilihat dari banyaknya training yang diberikan perusahaan pada karyawannya. Tujuan dari adanya training karyawaan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan produktivitas karyawan. Pelatihan atau training karyawan diukur dari berapa lama perusahaan melakukan training kepada karyawannya. Berikut ini adalah penjelasan dari Staf Bagian Kepegawaian yang dimintai keterangan oleh penulis: PDAM Surya Sembada Kota Surabaya mengadakan training untuk para karyawan selama tiga bulan. Agar program pelatihan berjalan lancar pihak manajemen kami juga bekerja sama dengan perusahan lain. Pelatihan biasanya diberikan pada karyawan baru dan beberapa karyawan lama yang kita pilih khusus. Pelatihan ini kami lakukan guna meningkatkan kualitas pegawai PDAM Surya Sembada Kota Surabaya agar dapat melayani pelanggan dengan optimal. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa PDAM Surya Sembada Kota Surabaya melakukan training kepada pegawainya selama tiga bulan. Hal ini merupakan kelebihan dari perusahaan untuk melatih karyawan-karyawannya agar mempunyai karyawan yang berkualitas dan kompeten dibidangnya guna memberikan pelayanan prima pada pelanggannya. Pengukuran Balanced Scorecard dengan Analisis Trend untuk Menilai Kinerja Perusahaan. Pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard tidak hanya memperhatikan hasil akhir saja, tetapi juga memperhatian proses dalam menghasikan hasil akhir tersebut. Dikarenakan belum adanya standart yang baku terhadap pengukuran kinerja perusahaan dengan metode Balanced Scorecard, maka penulis menggunakan Analisis Trend dalam menilai hasil dari perhitungan balanced scorecard terhadap kinerja PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Analisis trend adalah analisis yang membandingkan indicator kinerja perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Perbedaan antara hasil indicator yang dicapai saat ini dengan indicator masa lalu akan memperlihatkan apakah kinerja perusahaan mengalami peningkatan atau kemunduran. Dengan melalui hubungan sebab-akibat dalam balanced scorecard, perusahaan dapat melakukan penelusuran dari awal hingga akhir apakah perusahaan telah melakukan kinerjanya sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan strategi yang telah ditetapkan. Dimana hasil tersebut dapat menjadikan koreksi bagi perusahaan serta dapat memberikan umpan balik yang dapat digunakan perusahaan dalam pengambilan tindakan-tindakan dalam usaha perbaikan perusahaan. Dari rangkuman hasil pengukuran kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard dapat disimpulkan bahwa kinerja PDAM Surya Sembada Surabaya perlu ditingkatkan agar lebih baik, hal ini dikarenakan masih belum tercapainya peningkatan kinerja dari sebagian indikatormya. Balanced Scorecard adalah metode sangat baik jika diterapkan pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, karena Balanced Scorecard bukan hanya menilai kinerja perusahaan dari segi keuangannya saja melainkan juga dari segi sumber daya manusia dan operasiolanya. Pada perspektif keuangan dapat diketahui bahwa laba bersih yang diperoleh dari penjualan air belum mengalami peningkatan, hal ini disebabkan bertambahnya biayabiaya di setiap tahunnya. Sedangkan untuk perspektif non keuangan dapat dinilai cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari segi sumber daya manusianya yang memiliki kemampuan yang cepat tanggap dalam pelayanannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Bagi manusia, air merupakan prioritas utama untuk menjalankan segala aktivitasnya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Organisasi sektor Publik Awalnya, sektor publik ini muncul karena adanya kebutuhan masyarakat secara bersama terhadap barang atau layanan tertentu. Sektor

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENCAPAIAN VISI MISI PT SMART MULIA ABADI SIDOARJO

IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENCAPAIAN VISI MISI PT SMART MULIA ABADI SIDOARJO IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENCAPAIAN VISI MISI PT SMART MULIA ABADI SIDOARJO Feny Oktaviani feny_oktaviani28@ymail.com Farida Idayati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut M. Mahsun (2007:161) pengukuran kinerja merupakan suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut M. Mahsun (2007:161) pengukuran kinerja merupakan suatu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja Menurut M. Mahsun (2007:161) pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target target tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi semua manusia karena setiap aktivitas manusia pasti memerlukan air bersih. Tersedianya air

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Kota Surabaya yang terletak di Jalan Prof. Dr. Moestopo No. 3 Surabaya.

BAB 5 PENUTUP. Kota Surabaya yang terletak di Jalan Prof. Dr. Moestopo No. 3 Surabaya. BAB 5 PENUTUP 5.1 SIMPULAN Penelitihan ini dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya yang terletak di Jalan Prof. Dr. Moestopo No. 3 Surabaya. 1. Tujuan dilakukannya penelitihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. ABSTRAK (Irene Biringkanae), Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Kabupaten Tana Toraja, (Pembimbing I:Drs. H.Abdul Latif,M.Si,Ak,. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, maka

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus PDAM TirtaDharmaKabupaten Klaten ) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pada suatu organisasi bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA Kamalia Pantalisa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Cornelius Rantelangi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi pihak manajemen dalam menilai performa perusahaannya. Hal ini dilakukan oleh pihak manajemen agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Oleh: Taryana Suryana NPM:2006210007 1 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Visi Menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN AMI PRASETYA PRIBADI ABSTRACT Generally, performance is measured utilize a financial perspective,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut organisasi maupun perusahaan untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Setiap perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 6 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan manapun, karena kinerja merupakan gambaran dari kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rizal Effendi (2012) Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard pada sektor publik Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu bentuk sektor publik yang merupakan bagian dari perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu bentuk sektor publik yang merupakan bagian dari perekonomian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya terutama bagi manusia. Oleh karena itu, air penting untuk kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

Jurnal Sains & Teknologi

Jurnal Sains & Teknologi JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, kegiatan yang terus menerus berubah dan berkembang merupakan ciri khusus dari persaingan. Persaingan melahirkan inovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan organisasi sektor publik yang berfungsi sebagai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus selalu diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Dengan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja menjadi sebuah kata yang umum didalam menilai baik atau tidak baik suatu instansi baik swasta maupun pemerintah, tentu saja didalam menilai sebuah kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum,

Lebih terperinci

Jurnal UNIERA Volume 3 Nomor 1; ISSN Balanced Scorecard (Bsc): Tools Strategis Pengukuran Masa Depan. John F. Sonoto 1.

Jurnal UNIERA Volume 3 Nomor 1; ISSN Balanced Scorecard (Bsc): Tools Strategis Pengukuran Masa Depan. John F. Sonoto 1. Balanced Scorecard (Bsc): Tools Strategis Pengukuran Masa Depan John F. Sonoto 1 asonoto@yahoo.com Abstract This article aims to organizations that want to show measuring corporate performance is too focused

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pengukuran kinerja sangat berguna untuk membandingkan kinerja organisasi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan ini dilakukan dengan mengawasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek keuangannya saja. Masalah tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD

PENERAPAN BALANCED SCORECARD PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH INDRAMAYU ( The Application of Balanced Scorecard as Performance Measurement at District Hospital of Indramayu

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pengukuran Kinerja. terhadap kinerja (Fitriyani et al., 2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pengukuran Kinerja. terhadap kinerja (Fitriyani et al., 2015) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengukuran Kinerja a. Pengertian Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu gambaran pengelolaan suatu organisasi yang dapat dinilai berdasarkan suatu ukuran yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Visi dan Misi Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan.

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan otomotif PT Smart Mulia Abadi Sidoarjo dalam melakukan pengukuran kinerja yang didasarkan pada metode

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

PENGARUH PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN PADA CV. PRATAMA MANDIRI SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN PADA CV. PRATAMA MANDIRI SURABAYA SKRIPSI PENGARUH PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN PADA CV. PRATAMA MANDIRI SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja PDAM Kota Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan

Lebih terperinci