Kinerja Perdagangan Luar Negeri 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kinerja Perdagangan Luar Negeri 2010"

Transkripsi

1 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: Briefing Awal Tahun Menteri Perdagangan RI: Menjaga Momentum Rekor Kinerja Ekspor Tahun 2010 ke Tahun 2011 dengan Meningkatkan Daya Saing Produk Indonesia Jakarta, 5 Januari 2011 Dinamika perekonomian dunia dan dalam negeri telah mewarnai perjalanan pembangunan di bidang perdagangan selama periode JanuariDesember Perekonomian global secara bertahap kembali pulih lebih baik dari yang diperkirakan semula, walaupun berlangsung dengan tingkat yang berbeda diantara negaranegara maju dengan negara sedang berkembang. Produk Domestik Bruto (PDB) dunia diperkirakan tumbuh mendekati 5% di tahun 2010 yang dipelopori kinerja ekonomi negaranegara berkembang yang tumbuh cepat (emerging market economies ), termasuk Indonesia. Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan 5,9% sampai triwulan III 2010 dibanding tahun sebelumnya (2009), dan diperkirakan tumbuh 6% untuk seluruh tahun Ditinjau dari pertumbuhan sektor, kontribusi terbesar pertumbuhan adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 12,8%, yang diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,. Kinerja Perdagangan Luar Negeri 2010 Perbaikan kinerja di sektor perdagangan luar negeri Indonesia selama periode Januari November 2010 telah menghasilkan ekspor nonmigas sebesar US$ 115,9 miliar atau naik 33,8% dibandingkan periode yang sama 2009 dan lebih tinggi dari 2008, US$ 107. Pertumbuhan ekspor tersebut jauh melampaui target RPJM sebesar 8,5%. Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas pada periode itu tercatat sebesar US$ 18,1 miliar, naik 6,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Diperkirakan bahwa untuk seluruh 2010, surplus neraca perdagangan akan mendekati US$ 20 miliar atau sedikit lebih tinggi dari 2009 dan jauh lebih tinggi dari 2008, US$ 7 miliar. Pada bulan November 2010 ekspor mampu mencapai US$ 15,3 miliar, yang merupakan nilai ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah ekspor Indonesia. Sementara itu, ekspor nonmigas bulan November 2010 mencapai US$ 12,6 miliar, meningkat 49, dari periode yang sama tahun Nilai ekspor tersebut merupakan kinerja ekspor nonmigas bulanan tertinggi sepanjang sejarah, melebihi rekor bulanan sebelumnya di bulan Agustus 2010 sebesar US$ 11,8 miliar, dan jauh di atas ratarata nilai ekspor nonmigas bulanan sepanjang tahun 2010 sebesar US$ 10,5 miliar. Sementara itu, pemulihan investasi telah menyebabkan kenaikan total nilai impor nonmigas periode JanuariNovember 2010 mencapai US$ 97,8 miliar, yakni mengalami peningkatan 40,4% dibanding periode yang sama Peningkatan impor didominasi oleh kelompok bahan Baku dan Penolong mencapai 72,8% dari total impor, diikuti barang modal sebesar 19,9% dan Barang Konsumsi hanya 7,. Meningkatnya permintaan impor bahan baku/penolong dan barang modal merupakan respon terhadap kenaikan investasi (PMTB) sebesar 33,4% selama JanuariSeptember 2010.

2 Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor Nonmigas Pencapaian rekor ekspor itu disebabkan oleh perbaikan pada kualitas ekspor, diversifikasi produk dan pasar tujuan ekspor yang disertai dengan peningkatan kapasitas produksi seiring dengan kenaikan investasi di berbagai sektor yang berbasis sumber daya alam maupun sektorsektor seperti otomotif, elektronik, TPT, dan alas kaki. Daya saing produkproduk di luar 10 produk utama semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya penetrasi ekspor produkproduk tersebut di negaranegara tujuan. Ketergantungan terhadap pasar seperti Jepang, AS, dan Eropa semakin diimbangi dengan sejumlah negara tujuan pasar yang baru, utamanya negaranegara sedang berkembang di Asia seperti RRT, India, Korea Selatan dan Negara ASEAN lainnya. Kini dan ke depan, ekspor Indonesia akan semakin merambah ke Amerika Latin, Timur Tengah dan negaranegara Afrika. Hal ini tercermin dari penurunan pangsa ekspor ke lima negara tujuan utama selama Januari November 2010 yang mencapai 47%, atau mencapai target RENSTRA Sesuai target RENSTRA ekspor ke negara tujuan utama diharapkan terus menurun hingga mencapai 4347%. Jan Nov 2009 Jan Nov 2010 INGGRIS HONG KONG SPANYOL TAIWAN FILIPINA THAILAND JERMAN BELANDA LAINNYA 2 KORSEL 5% INDIA 7% 5 NEGARA TUJUAN UTAMA 46% AS 11% JEPANG 1 SING 8% RRT 9% MALAY 6% FILIPINA LAINNYA INGGRIS 2 1% HONG KONG SPANYOL TAIWAN JERMAN THAILAND BELANDAKORSEL 5% INDIA 8% 5 NEGARA TUJUAN UTAMA 47% AS 10% JEPANG 1 SING 8% RRT 11% MALAY 6% Diplomasi Perdagangan dan Menjaga Akses Pasar Ekspor Dalam rangka meningkatkan akses pasar produk ekspor Indonesia dilakukan multitrack strategy di forum multilateral, regional, dan bilateral. Indonesia adalah anggota G20 yang saat ini menjadi salah satu negara dengan kondisi ekonomi yang semakin diperhitungkan dunia pasca krisis finansial. Posisi Indonesia juga semakin mantap di dalam kelompok CIVITS (China, India, Vietnam, Indonesia, Turkey, South Africa), sebagai sebuah hotspot investasi baru selain BRIC (Brazil, Russia, India, China). Mengingat bahwa pertumbuhan ekspor memang terjadi di emerging markets di Asia, arah kebijakan yang telah ditempuh selama ini dengan melakukan Comprehensive Economic Partnership (CEPA) melalui skema ASEAN dengan mitra dialog seperti RRT, Korea, Jepang, India dan AustraliaNew Zealand adalah tepat. Pengunaan fasilitas bea masuk yang lebih rendah yang merupakan bagian dari CEPA ratarata sekitar 3 dari ekspor ke negaranegara tersebut, dimana untuk tujuan RRT dan Korea berada di posisi 40%. Bahkan untuk implementasi ASEANIndia yang baru beberapa bulan sudah $120 juta ekspor Indonesia yang ke India yang mengunakan fasilitas tersebut. Sementara itu, jumlah kasus tuduhan terhadap ekspor Indonesia yang ditangani pada periode tahun 2007 sampai dengan bulan Desember 2010 adalah sebanyak 78 kasus, yang terdiri dari 2

3 60 kasus tuduhan dumping, 3 kasus tuduhan subsidi dan 15 kasus tindakan safeguard. Dari berbagai tuduhan tersebut, 24 kasus telah dihentikan karena tidak terbukti melakukan dumping, subsidi dan tindakan safeguard dan 13 kasus yang masih dalam proses penanganan. Terkait kasus penarikan Indomie dari pasar di Taiwan, Pemerintah Indonesia telah berhasil menyelesaikan kasus ini ditandai dengan diperbolehkannya produk Indomie beredar kembali di pasar Taiwan oleh pihak Food & Drug Administration, Department of Health (FDADOH) Taiwan pada tanggal 6 Desember Penyelesaian kasus ini sangat penting bagi citra produk Indonesia karena produk Indomie telah tersebar setidaknya di 80 negara di dunia. Tren perkembangan ekspor mi Indonesia di Taiwan periode tahun berdasarkan data Bureau of Foreign Trade Taiwan tercatat sebesar 875%. Pada tahun 2007, permintaan mi dari Indonesia meningkat pesat dari hanya 0,8 ton pada tahun sebelumnya menjadi ton, sedangkan di tahun 2010 (JanuariSeptember), ekspornya sebesar ton. Pengamanan Pasar Dalam Negeri Untuk mengamankan pasar dalam negeri (trade defense), Kementerian Perdagangan telah mengenakan tindakan anti dumping terhadap 7 produk impor yang melakukan unfair trade pada tahun Produk yang telah ditetapkan dikenai Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) adalah antara lain aluminium mealdish (Malaysia), polyester staple fiber (India, RRT, Taiwan) dan H & I section (RRT), hot rolled coil (Malaysia, Rep. Korea) dan uncoated writing paper (Finlandia, Rep. Korea, India, Malaysia). Sedangkan untuk produk hot rolled plate (RRT, Singapura, Ukrania) masih dalam proses penyelidikan. Dalam rangka pengawasan terhadap barang beredar dan jasa, pemerintah melakukan pengawasan berkala/khusus terhadap 15 komoditi SNI Wajib dan 5 produk jasa di 15 daerah, distribusi 3 komoditi, yaitu Gula, Bahan Berbahaya (B2) dan Minuman Beralkohol, melakukan proses penarikan terhadap komoditi selang gas, lampu hemat energi, dan semen sebagai tindak lanjut dari kegiatan pengawasan tahun Fasilitasi Perdagangan Dalam upaya penciptaan iklim usaha yang kondusif Kementerian Perdagangan terus melakukan penyederhanaan jumlah perijinan, peningkatan pelayanan perijinan perdagangan luar negeri dengan pembentukan Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) dan percepatan waktu penerbitan ijin. Pada tahun 2010 telah dilakukan penyederhanaan jenis perijinan sehingga total perijinan perdagangan luar negeri turun dari 108 jenis menjadi 89 jenis. Seluruh jenis ijin itu dapat diakses melalui UPP (Inatrade) dengan 53 perijinan diantaranya telah online dan ratarata waktu pelayanan 4 hari. Sedangkan perijinan perdagangan dalam negeri yang telah online sebanyak 12 perijinan dari 21 perijinan, dengan ratarata waktu pelayanan 6 hari. Untuk tahun 2011 ditargetkan 55 perijinan perdagangan luar negeri dapat dilayani secara online dengan ratarata waktu pelayanan 3 hari dan perijinan perdagangan dalam negeri sebanyak 15 perijinan dengan ratarata waktu pelayanan 6 hari. Saat ini perusahaan yang telah memiliki hak akses pengguna Inatrade online telah mencapai perusahaan per 31 Desember Terkait dengan pelayanan perizinan untuk memulai usaha, yaitu terkait dengan TDP dan SIUP, telah dilakukan penyederhanaan prosedur sehingga dapat mempercepat waktu penyelesaian perijinan menjadi maksimal 3 hari. Penyederhanaan SIUP dan TDP berpedoman pada Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Perdagangan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal pada tanggal 17 Desember Terkait implementasi SIUP dan TDP di daerah, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi di 100 kabupaten/kota, perlu dilakukan: 3

4 1. Melakukan sosialisasi intensif mengenai perubahan kebijakan yang menjadi landasan operasional pengaturan SIUP/TDP di daerah. 2. Meminta pihak Pemda untuk menyesuaikan Perda yang masih dipertahankan. Indikator Sasaran Perbaikan Iklim Usaha Perdagangan Perdagangan Luar Negeri (total ijin 2009: 108 ijin 2010: 89 ijin) Jumlah ijin UPP (Inatrade) Jumlah Online Waktu Penyelesaian Perdagangan Dalam Negeri (total 21 ijin) Jumlah ijin UPP (Inatrade) Jumlah Online Waktu Penyelesaian Capaian Target Capaian Target 78 ijin 26 ijin 8 hari 9 ijin 7 hari 40 ijin 4 hari 6 hari 89 ijin 53 ijin 4 hari 6 hari 55 ijin 3 hari 15 ijin 6 hari Ketercukupan Pasokan Pangan dan Stabilisasi Harga Pada tahun 2010 terjadi peningkatan harga pangan, khususnya beras dan cabai. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan terhadap faktor produksi, salah satunya karena anomali cuaca yang juga menggangu distribusi. Dalam kaitan tersebut, langkahlangkah yang dilaksanakan Kementerian Perdagangan dalam rangka menjaga kecukupan pasokan, stabilisasi harga, serta mengurangi atau mengimbangi dampak peningkatan harga bahan pangan terhadap masyarakat pendapatan rendah adalah sebagai berikut: Melaksanakan Operasi Pasar (OP) Raskin ke13 di seluruh wilayah yang membutuhkan. OP diintensifkan pelaksanaannya berdasarkan jenis beras yang dikonsumsi masyarakat setempat, misalnya OP Beras Premium untuk wilayah Jakarta. Fleksibilitas diberikan kepada Bulog untuk dapat memenuhi pasokan beras sebanyak 1,5 juta ton melalui pengadaan dalam negeri dan pengadaan luar negeri. Jaringan Distribusi dan Pemberdayaan Pasar Dalam rangka kelancaran arus barang dan mengurangi disparitas harga, Kementerian Perdagangan berperan dalam pengembangan sistem logistik nasional, dengan menggabungkan sistem transportasi dan pembangunan daerah yang terintegrasi menjadi sebuah konektivitas nasional. Visi pembangunan konektivitas adalah Locally Integrated, Globally Connected, yang mencakup konektivitas lokal, nasional dan global dalam jalur distribusi intra pulau, antar pulau, dan logistik perdagangan internasional. Untuk memperkuat jaringan distribusi nasional yang merupakan bagian dari sistem logistik nasional, Kementerian Perdagangan juga telah melakukan revitalisasi pasar tradisional yang ke depan akan dikembangkan sebagai pasarpasar percontohan dan pembangunan gudang pangan. Pada tahun 2010, Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan pemerintah daerah telah melakukan revitalisasi terhadap 128 pasar tradisional, baik fisik maupun manajemen. Revitalisasi fisik dilakukan melalui pembangunan pasar baru maupun renovasi, sedangkan revitalisasi manajemen dilakukan dengan melaksanakan pelatihan dan pendampingan kepada pengelola, pedagang, serta melakukan sosialisasi program revitalisasi pasar tradisional kepada pemangku kepentingan di daerah. Kementerian Perdagangan juga mulai sosialisasi terminologi atau persepsi pasar tradisional yang perlu diubah menjadi pasar segar, ramah, dan bersih. 4

5 Kementerian Perdagangan juga telah membangun 11 gudang di 11 kabupaten sentra produksi pangan selama tahun 2010, yang juga dilengkapi dengan Sistem Resi Gudang (SRG). Dengan demikian, Kementerian Perdagangan memberikan dukungan dan solusi yang menyeluruh baik berupa penyiapan perangkat keras dan lunak, pembangunan Gudang Komoditi Primer, pembangunan 35 Dryer untuk 35 gudang yang dibangun pada tahun 2009, Sosialisasi serta pelatihan SRG bagi pihak terkait yang dilaksanakan oleh Bappebti Kementerian Perdagangan. Daya Saing dan Pengembangan Citra Indonesia Menurut Global Competitiveness Index (GCI) 2010, daya saing Indonesia meningkat signifikan dari peringkat 54 menjadi 44, diantara 144 negara. Kenaikan peringkat ini disebabkan kondisi makro ekonomi yang sehat, termasuk di saat krisis ekonomi tengah berlangsung. Pengembangan Citra Indonesia secara luas ditujukan untuk meningkatkan rasa cinta dan bangga masyarakat Indonesia kepada kreasi bangsa Indonesia serta mengukuhkan posisi Indonesia diantara bangsabangsa terkemuka lain di dunia. Jika dikaitkan dengan Perdagangan, pengembangan citra Indonesia difokuskan pada upayaupaya peningkatan citra produk dan jasa Indonesia di dalam maupun di luar negeri. Hal tersebut dilakukan dengan mengembangkan ekonomi kreatif, mengikuti festival atau pameran di luar negeri yang memiliki kredibilitas yang tinggi, perluasan saluran distribusi ke sektor ritel bagi produkproduk Indonesia, serta melakukan kampanye gerakan 100% Cinta Indonesia. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan yang merupakan batu loncatan dari pengembangan citra Indonesia, antara lain: 1. Aktivasi kampanye Aku Cinta Indonesia di berbagai media massa cetak dan elektronika, untuk menunjukkan dan memperkenalkan produkproduk buatan Indonesia yang berdaya saing. 2. Partisipasi Indonesia dalam bentuk Paviliun Indonesia di World Expo Shanghai China 2010 selama 6 bulan, sebagai ajang mengkomunikasikan produk, budaya dan tujuan wisata Indonesia sekaligus pembangunan nation branding. Antusiasme masyarakat di luar negeri, khususnya China, terhadap Indonesia ternyata sangat baik dibuktikan dengan jumlah pengunjung ke Paviliun Indonesia sebanyak 8,1 juta yang jauh melampaui target semula sebesar 3 juta pengunjung dan memperoleh penghargaan perunggu untuk Tampilan Kreatif, kategori Paviliun Besar yang Dibangun Sendiri (Large Selfbuilt Pavillion). Selain itu, selama expo itu berlangsung telah dilaksanakan sejumlah seminar, pertemuan, penandatanganan MOU bisnis yang nilainya melampaui US$2 miliar. Perlindungan Konsumen Di bidang perlindungan konsumen, pemerintah mewajibkan label berbahasa Indonesia sebagai upaya perlindungan konsumen. Melalui Permendag Nomor 22/MDAG/PER/5/2010 tentang Kewajiban Pencantuman Label Pada Barang, pemerintah telah mewajibkan semua produk baik impor maupun produksi dalam negeri untuk mencantumkan label. Untuk produk dalam negeri, pemberlakuannya pada 1 September 2010, sedangkan untuk barang yang telah beredar di pasar, pemberlakuannya mulai 1 Maret Pemerintah juga telah membentuk Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) di 54 kabupaten/kota dan 150 Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM). Ke depan, Ditjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag yang baru dibentuk pada paruh kedua 2010 itu akan menjadi penjuru bagi langkahlangkah yang terkait dengan kedua kegiatan itu. Reformasi Birokrasi Langkah Reformasi Birokrasi secara internal telah dilakukan Kementerian Perdagangan melalui penataan struktur organisasi untuk meningkatkan kinerja Kementerian dalam mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat. Kebijakan ini ditetapkan dengan Peraturan Menteri 5

6 Perdagangan Nomor 31/M.DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja. Kementerian Perdagangan juga melakukan upaya peningkatan kinerja pelayanan publik kepada masyarakat melalui penyederhanaan jumlah perijinan impor, peningkatan pelayanan perijinan perdagangan dengan pembentukan Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) sehingga pelayanan perijinan perdagangan kepada dunia usaha menjadi lebih efisien dan mengurangi kebutuhan untuk interaksi melalui tatap muka. Pembentukan satu unit eselon I tambahan, Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, merupakan komitmen Kementerian untuk menguatkan peran pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada konsumen sebagaimana diamanatkan dalam UU No.8 Tahun 1999, dan juga memperkuat fungsi pengamanan pasar dalam negeri. Perubahan nomenklatur Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) menjadi Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dengan membagi menjadi unitunit berdasarkan tipe pelayanan sehingga memiliki keunggulan dalam spesialisasi pelayanan dan akumulasi keahlian yang akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas layanan kepada pemangku kepentingan. Perubahan nomenklatur Badan Pengembangan dan Penelitian Perdagangan menjadi Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan dimaksudkan untuk mewujudkan suatu lembaga analisa kebijakan perdagangan yang lebih fokus dan profesional sehingga memberikan rekomendasi kebijakan yang artikulatif, antisipatif, komprehensif dan tepat waktu, serta mampu mendukung perumusan kebijakan perdagangan yang akan ditetapkan oleh Menteri Perdagangan. Arah Kebijakan Perdagangan 2011 Terkait dengan isuisu di bidang perdagangan, baik nasional maupun yang bersifat global serta realita tantangan pembangunan perdagangan saat ini dan masa mendatang, maka dalam konteks pembangunan nasional di bidang perekonomian, fokus prioritas pembangunan sektor perdagangan sesuai yang tercantum RPJM Nasional diarahkan pada: 1) Peningkatan daya saing produk ekspor non migas untuk mendorong peningkatan diversifikasi pasar tujuan ekspor serta peningkatan keberagaman, kualitas dan citra produk ekspor; 2) Peningkatan jaringan distribusi untuk menunjang pengembangan logistik nasional, penguatan pasar domestik dan efisiensi pasar komoditi, dan peningkatan efektivitas pengawasan dan iklim usaha perdagangan. Dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Perdagangan, dengan mempertimbangkan arah kebijakan dan strategi nasional serta arah kebijakan dan strategi Kementerian Perdagangan, maka akan dilakukan programprogram kementerian yang terdiri dari sepuluh program utama, yaitu: (1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis; (2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan; (3) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara Kementerian Perdagangan; (4) Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan; (5) Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri; (6) Peningkatan Perlindungan Konsumen; (7) Peningkatan Perdagangan Luar Negeri; (8) Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional; (9) Pengembangan Ekspor Nasional; dan (10) Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditi. Prospek Ekspor Nonmigas Tahun 2011 Ekspor nonmigas hingga akhir 2010 diperkirakan mencapai US$ miliar dengan pertumbuhan 27%30% (yoy), sedangkan target ekspor non migas tahun 2011 adalah sebesar US$ miliar dengan pertumbuhan 114% (yoy). Perkiraan tersebut didasari oleh asumsi ekonomi dunia di tahun 2011 tumbuh dengan 4.2 persen dan kenaikan indikator lainnya, seperti kenaikan harga komoditas di pasar internasional dan investasi tumbuh 1011%. Prospek peningkatan ekspor nonmigas di tahun 2011 didukung oleh peningkatan ekspor beberapa komoditas utama. Produk TPT (tekstil dan produk tekstil) ditargetkan meningkat lebih 6

7 dari 10%. Ekspor produk alas kaki ditargetkan tumbuh lebih dari 20%, yang didorong oleh pulihnya ekonomi AS dan Eropa serta berkembangnya pasar nontradisional, terutama di Eropa Timur (Rusia, Ukraina, Kazakhstan) dan Asia Tengah. Perkiraan Ekspor Non Migas 2010 dan Target Ekspor Non Migas 2011 Realisasi Perkiraan2010 Target 2011 Uraian Jan Nov 2010 Prediksi Kemendag Target RPJMN Prediksi Kemendag Ekspor Non Migas Nilai (US$ Milyar) Growth (%, yoy) Ekspor produk kertas juga ditargetkan meningkat sejalan dengan adanya langkahlangkah Pemerintah mengamankan akses pasar produk kertas Indonesia yang kerap mengahadapi hambatan. Ekspor produk CPO (crude palm oil) dan turunannya ditargetkan tumbuh 16% dengan adanya rencana investasi sebesar US$1,2 miliar pada tahun 2011, tingginya potensi pasar di Timur Tengah dan Eropa Timur, serta adanya kebijakan pemerintah untuk mendorong pengembangan industri hilir CPO serta promosi sustainable palm oil. Ekspor kakao olahan ditargetkan meningkat 61%. Pertumbuhan itu terjadi akibat meningkatnya kapasitas produksi kakao olahan menjadi 280 ribu ton pada tahun Selain itu, konsistensi kebijakan pemerintah mendorong proses pengolahan kakao di dalam negeri dan adanya program Gerakan Nasional Kakao untuk Peningkatan Mutu dan Produksi Biji Kakao berpeluang meningkatkan ekspor kakao dan produk kakao. Sedangkan ekspor kopi diperkirakan naik 5% yang diharapkan dari peningkatan produksi serta penetrasi pasar ke sejumlah negara tujuan baru. Pembentukan Forum Ekspor untuk Menggalang Sinergi Meningkatkan Ekspor Sebagai langkah konkrit dalam mengatasi tantangan dan hambatan yang dihadapi eksportir Indonesia, maka Pemerintah melalui Tim Nasional Promosi Ekspor dan Peningkatan Investasi (Timnas PEPI) akan membentuk Forum Ekspor yang akan menjadi wadah dialog dan mencari solusi bersama di antara para pemangkukepentingan Pemerintah maupun dunia usaha. selesai Informasi lebih lanjut hubungi: Robert James Bintaryo Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: / pusathumas@kemendag.go.id 7

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Bulan September 2011 Masih Menguat, Naik 35% Dibanding September 2010

Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Bulan September 2011 Masih Menguat, Naik 35% Dibanding September 2010 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 0213860371/Fax: 0213508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Bulan September

Lebih terperinci

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Ekspor Nonmigas 21 Mencapai Rekor Tertinggi Jakarta,

Lebih terperinci

Didorong oleh ekspor non-migas yang kuat, ekspor Indonesia bulan Oktober 2010 mencetak rekor tertinggi sebesar US$14,2 miliar

Didorong oleh ekspor non-migas yang kuat, ekspor Indonesia bulan Oktober 2010 mencetak rekor tertinggi sebesar US$14,2 miliar SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Didorong oleh ekspor non-migas yang kuat, ekspor Indonesia

Lebih terperinci

Ekspor Bulan Juni 2011 Mencapai Rekor Baru Mendukung Tercapainya US$ 200 Miliar Tahun 2011

Ekspor Bulan Juni 2011 Mencapai Rekor Baru Mendukung Tercapainya US$ 200 Miliar Tahun 2011 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 0213860371/Fax: 0213508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Juni 2011 Mencapai Rekor Baru Mendukung

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Indonesia Tahun 2011 Melampaui Target USD 200 Miliar

Lebih terperinci

Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak 68 Persen Mencapai US$ 2,5 Miliar

Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak 68 Persen Mencapai US$ 2,5 Miliar SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 1 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Februari 2012 Naik 8,5% Jakarta, 2 April 2012

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Bulan Agustus Mencapai Rekor Tertinggi di Tengah Kekhawatiran Dampak Krisis Global

Kinerja Ekspor Bulan Agustus Mencapai Rekor Tertinggi di Tengah Kekhawatiran Dampak Krisis Global SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 0213860371/Fax: 0213508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Bulan Agustus Mencapai Rekor Tertinggi

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Nonmigas

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Ekspor

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Non-migas Awal 2011: Memberikan Sinyal Positif yang Berlanjut untuk Mencapai Target 2011

Kinerja Ekspor Non-migas Awal 2011: Memberikan Sinyal Positif yang Berlanjut untuk Mencapai Target 2011 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Non-migas Awal 2011: Memberikan

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui

Lebih terperinci

Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah

Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp/Fax: 021-3860371 www.depdag.go.id Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi

Lebih terperinci

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas Periode Juli 2011 Tetap Kuat, Namun Perlu Mewaspadai Pelemahan Perekonomian Global

Kinerja Ekspor Nonmigas Periode Juli 2011 Tetap Kuat, Namun Perlu Mewaspadai Pelemahan Perekonomian Global SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Periode Juli 2011 Tetap

Lebih terperinci

Meningkatnya Impor Barang Modal Dukung Industri dan Adanya Peningkatan Ekspor ke Pasar Nontradisional

Meningkatnya Impor Barang Modal Dukung Industri dan Adanya Peningkatan Ekspor ke Pasar Nontradisional SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Meningkatnya Impor Modal Dukung Industri dan Adanya Peningkatan

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 Kinerja Ekspor Nonmigas Triwulan I Mencapai Tingkat Tertinggi Memperkuat

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor

Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus

Lebih terperinci

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Indonesia

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Periode i 2010 Tetap Menguat, Masih

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN KINERJA Periode: MARET 21 Jakarta, Mei 21 1 Neraca Perdagangan Indonesia Kondisi perdagangan Indonesia semakin menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 29. Selama Triwulan I

Lebih terperinci

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat Kementerian Perdagangan 5 Agustus 2014 1 Neraca perdagangan non migas bulan Juni 2014 masih surplus Neraca perdagangan Juni 2014 mengalami defisit USD 305,1 juta, dipicu

Lebih terperinci

SIARAN PERS Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Surplus USD 1,3 Miliar, Mendag: Kinerja Perdagangan Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pasca krisis ekonomi global tahun 2008 yang melanda dunia, perekonomian dunia mengalami berbagai penurunan ekspor non migas. Beberapa negara di dunia membatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 Halaman : 1 090 090.01 090.01.01 3702 3703 3704 3705 3706 3707 3708 3709 3710 3711 3712 3713 3714 3973 090.01.02 3718 090.02 090.02.09 3716 3719 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 251.685.124 226.258.680 1.725.984.194

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Perdagangan Indonesia: Defisit Neraca Perdagangan Mei 2012 Dapat Ditekan

Analisis Kinerja Perdagangan Indonesia: Defisit Neraca Perdagangan Mei 2012 Dapat Ditekan SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Analisis Kinerja Perdagangan Indonesia: Defisit Neraca

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN dalam ribu rupiah INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA OUTPUT NO PROGRAM SASARAN

PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN dalam ribu rupiah INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA OUTPUT NO PROGRAM SASARAN PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2010 dalam ribu rupiah NO PROGRAM SASARAN 1 Peningkatan Meningkatnya pertumbuhan - Jumlah rekomendasi 1 % pertumbuhan 7% 816.285 Perdagangan Luar Negeri

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 Policy Dialogue Series (PDS) OUTLOOK PERDAGANGAN INDONESIA 2016 CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 BP2KP Kementerian Perdagangan, Kamis INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A214 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 3716 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 383.245.165 216.729.74 1.191.665.246

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Perdagangan

Lebih terperinci

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id KADI dan KPPI

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH Jakarta, 2 Maret 2012 Rapat Kerja dengan tema Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, seluruh Pejabat Eselon II, Pejabat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Implementasi Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kemendag: Mendag

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

BAHAN MASUKAN PAPARAN DIRJEN PDN PADA LOKAKARYA KAKAO 2013 SESI MATERI: RANTAI TATA NIAGA KAKAO. Jakarta, 18 September 2013

BAHAN MASUKAN PAPARAN DIRJEN PDN PADA LOKAKARYA KAKAO 2013 SESI MATERI: RANTAI TATA NIAGA KAKAO. Jakarta, 18 September 2013 BAHAN MASUKAN PAPARAN DIRJEN PDN PADA LOKAKARYA KAKAO 2013 SESI MATERI: RANTAI TATA NIAGA KAKAO Jakarta, 18 September 2013 Kebijakan Tata Niaga Komoditi MEKANISME PASAR Harga dan ketersediaan barang tergantungpadasupply-demand

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A216 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3725 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 474.268.93 28.188.643 1.549.93.158

Lebih terperinci

Langkah Pemerintah Mengantisipasi Dampak ke Sektor Riil. Menteri Perdagangan RI Jakarta, 13 Oktober 2008

Langkah Pemerintah Mengantisipasi Dampak ke Sektor Riil. Menteri Perdagangan RI Jakarta, 13 Oktober 2008 Langkah Pemerintah Mengantisipasi Dampak ke Sektor Riil Menteri Perdagangan RI Jakarta, 13 Oktober 2008 1 Implikasi Luas Bagi Indonesia Pasar keuangan Indonesia akan berkompetisi dengan negara maju untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A215 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3725 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 439.728.89 276.43.977 1.127.398.698

Lebih terperinci

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS Garment Factory Automotive Parts 1 Tantangan eksternal : persiapan Negara Lain VIETNAM 2 Pengelolaaan ekspor dan impor Peningkatan pengawasan produk ekspor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 No. 60/11/32/Th.XVIII, 1 November 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER 2016 MENCAPAI

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

Mesir Naikkan Bea Masuk Impor Hingga 6 Kali Lipat

Mesir Naikkan Bea Masuk Impor Hingga 6 Kali Lipat SIARAN PERS Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Mesir Naikkan Bea Masuk Impor Hingga 6 Kali Lipat Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk 114 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk perekonomian bagi masyarakat Indonesia. Salah satu sektor agroindustri yang cendrung berkembang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015 KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015 Yang Mulia Duta Besar Turki; Yth. Menteri Perdagangan atau yang mewakili;

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Perdagangan Indonesia

Perdagangan Indonesia Tinjauan Terkini Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Daftar Isi Tinjauan Umum Hingga Juli 2010 Ekspor & Impor Beberapa Produk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), disusun berdasarkan Instruksi Presiden R.I. Nomor 7 Tahun 1999, disajikan dengan menggunakan standar penyusunan laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48

Lebih terperinci

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M Kementerian Perdagangan 17 Oktober 2015 1 Neraca perdagangan Oktober 2015 kembali surplus Neraca

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk Kita Semua,

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk Kita Semua, SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SEPEDA SANTAI KEMENTERIAN PERDAGANGAN DAN MASYARAKAT PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI SERTA SISTEM RESI GUDANG JAKARTA, 8 OKTOBER 2011 Yth. Pimpinan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat

Lebih terperinci

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015. BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

Kementerian Perdagangan RI Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2010

Kementerian Perdagangan RI Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2010 Kementerian Perdagangan RI Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2010 Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta Pusat Telp: (021) 2352 8441 Fax: (021) 2352 8451 http://www.depdag.go.id

Lebih terperinci

Kata Pengantar LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN ACCOUNTABILITY. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

Kata Pengantar LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN ACCOUNTABILITY. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia LAPORAN Kata Pengantar AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2013 ACCOUNTABILITY PENCAPAIAN PEMBANGUNAN PERDAGANGAN TAHUN 2013 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Kata Pengantar Kata Pengantar

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2017 No. 38/07/32/Th.XIX, 3 Juli 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2017 MENCAPAI USD 2,45 MILYAR

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Perdagangan Dalam Negeri PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Perdagangan Dalam Negeri PEMERINTAH - 824 - DD. PEMBAGIAN URUSAN AN PERDAGANGAN SUB 1. Perdagangan Dalam Negeri 1. Penetapan pedoman serta pembinaan dan pengawasan pemberian izin usaha perdagangan (SIUP). 1. Pembinaan dan pengawasan dalam

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 25/05/32/Th.XIX, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2017 MENCAPAI USD 2,49 MILYAR

Lebih terperinci

DD. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERDAGANGAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA SUB BIDANG

DD. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERDAGANGAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA SUB BIDANG - 624 - DD. PEMBAGIAN URUSAN AN PERDAGANGAN 1. Perdagangan Dalam Negeri 1. Penetapan pedoman serta pembinaan dan pengawasan pemberian izin usaha perdagangan (SIUP). 1. Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses 115 V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Petumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan proses perubahan PDB dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

Lebih terperinci

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI Pengembangan ekspor tidak hanya dilihat sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga untuk mengembangkan ekonomi nasional. Perkembangan

Lebih terperinci