Dinamika Konsep Diri Dalam Identitas Online Remaja yang Kecanduan Facebook

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dinamika Konsep Diri Dalam Identitas Online Remaja yang Kecanduan Facebook"

Transkripsi

1 Dinamika Konsep Diri Dalam Identitas Online Remaja yang Kecanduan Facebook Rania Devi Handojo Lidia Sandra 1 Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana Abstrak. Saat ini Facebook semakin populer dan digunakan oleh pengguna internet di Indonesia. Facebook adalah situs jejaring sosial yang memberikan kemudahan bagi seseorang untuk berinteraksi dengan siapa pun dan dari belahan dunia mana pun, sehingga memberikan banyak teman dan informasi. Melalui jaringan yang dibentuk tersebut, seseorang dapat memperhatikan aktivitas mereka, chatting, mengikuti permainan yang direkomendasikan, menambahkan teman atau jaringan berdasarkan organisasi sekolah, pekerjaan, daerah domisili mereka, dan lain-lain. Facebook membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk menciptakan konsep diri dan identitas. Konsep diri dapat menentukan bagaimana individu bertingkah laku dan membentuk identitas yang berbeda dengan kenyataannya. Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran dinamika konsep diri dalam identitas online remaja yang kecanduan Facebook dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Wawancara dengan pedoman umum dan observasi dilakukan pada tiga orang remaja putri berusia antara tahun yang mengalami kecanduan Facebook. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian antara diri aktual dengan diri ideal subjek. Identitas online mempersempit jarak antara diri aktual dengan diri ideal subjek sehingga subjek merasa nyaman di dalam dunia Facebook dan menjadi kecanduan dengan Facebook. Untuk mendukung dan mengembangkan penelitian ini, disarankan untuk melakukan penelitian yang sama dengan menggunakan subjek dewasa muda atau menyertakan subjek berjenis kelamin laki-laki untuk memperoleh hasil yang lebih bervariasi. Kata kunci: identitas online, konsep diri, kecanduan facebook Pendahuluan Indonesia saat ini telah menjadi The Republic of the Facebook (Putra, 2009). Ungkapan ini terinspirasi oleh perkembangan pengguna Facebook oleh masyarakat Indonesia yang mencapai pertumbuhan 645% pada tahun Hal ini menjadikan Indonesia sebagai the fastest growing country on Facebook in Southeast Asia. Facebook semakin populer dan digunakan oleh pengguna internet di Indonesia. Facebook memiliki bentuk, daya tarik, dan kelebihan dari situs jaringan sosial yang telah menjadi trendsetter dalam dunia virtual ini. Situs pertemanan ini diciptakan oleh Mark Zuckerberg seorang mahasiswa drop out Universitas Harvard Amerika Serikat. Facebook adalah situs jejaring sosial yang memberikan kemudahan bagi seseorang untuk berinteraksi dengan siapa pun dan 1 Korespondensi artikel ini dapat menghubungi: lidia.sandra@ukrida.ac.id

2 dari belahan dunia mana pun, sehingga memberikan banyak teman dan informasi. Melalui jaringan yang dibentuk tersebut, seseorang dapat memperhatikan aktivitas mereka, chatting, mengikuti permainan yang direkomendasikan, menambahkan teman atau jaringan berdasarkan organisasi sekolah, pekerjaan, daerah domisili mereka, dan lain-lain. Facebook membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk menciptakan konsep diri dan identitas. Sandra (2010) juga mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki kesempatan luas untuk mengeksplorasi identitas mereka di dunia maya akan mempengaruhi konsep diri dan perilaku seseorang. Kesempatan bereksplorasi di dunia maya dengan menjelajahi identitas-identitas yang berbeda dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan nyaris tanpa aturan di dunia maya. Seseorang dapat menampilkan diri dan membentuk identitas dirinya menjadi lebih baik di dalam akun Facebook, sehingga dapat menghasilkan penilaian yang lebih baik pula. Penilaian dari orang lain tersebut dapat meningkatkan konsep diri seseorang. Rogers (1959) merumuskan dua sub-sistem konsep diri, yaitu diri aktual dan diri ideal. Diri aktual adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Sub-sistem yang kedua adalah diri ideal (ideal-self), yang memiliki arti sebagai pandangan seseorang tentang dirinya seperti yang diharapkan demikian. Diri ideal mengandung arti semua atribut yang biasanya positif, mendorong seseorang untuk memilikinya. Konsep diri juga dapat menentukan bagaimana individu bertingkah laku dan membentuk identitas yang berbeda dengan kenyataannya. Jika setiap orang dapat menciptakan berbagai identitas dirinya secara tak berbatas, maka hakikat identitas itu sendiri tidak ada lagi. Apabila setiap orang dapat menjadi siapapun, hal ini berarti bahwa semua orang dapat menjadi beberapa orang yang berbeda pada saat yang sama. Inilah yang di dalam psikoanalisis, disebut sebagai diri terbelah (divided personality) yaitu setiap orang dapat membelah pribadinya menjadi pribadi-pribadi yang tak berhingga. Hal tersebut menjadikan seseorang yang dalam kehidupan kesehariannya dikenal pendiam dan jarang bergaul, tetapi memiliki ribuan teman, bahkan menjadi selebritis di dunia maya. Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran dinamika konsep diri dalam identitas online remaja yang kecanduan Facebook. Menurut tahapan perkembangan Erikson, remaja dikategorikan ke dalam Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas). Periode perkembangan remaja

3 menurut Erikson meliputi usia antara tahun. Menurut Erikson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk memperkaya kajian psikologi khususnya psikologi sosial mengenai dinamika konsep diri dan identitas online seseorang yang melakukan interaksi sosial lewat Facebook (dunia maya) dan dapat memberikan informasi dan masukan kepada seluruh remaja, khususnya masyarakat luas agar dapat memanfaatkan interaksi jaringan sosial dunia maya (Facebook) dari sisi yang positif. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para orang tua dan pendidik agar dapat mengetahui bagaimana cara merubah konsep diri remaja yang mengalami kecanduan Facebook. Identitas Online Sandra (2010) mengatakan bahwa identitas online mengacu pada cara individu membedakan dirinya dengan individu lain ketika terhubung ke komputer atau jaringan telepon selular. Identitas online seseorang adalah setiap kombinasi rincian yang memungkinkan pembedaan seorang pengguna jaringan. Lingkungan online yang berbeda memungkinkan berbagai tingkat kompleksitas identitas pengguna, seperti nama pengguna, avatar, alamat , alamat situs web pribadi, dan lokasi geografis. Identitas online dapat pula mencakup identitas yang lebih sensitif, seperti rincian identitas pribadi (nama, usia, jenis kelamin, alamat, sekolah, pekerjaan, gaji), rincian jaminan sosial, rincian password dan lain-lain, yang digunakan untuk proses authentication. Identitas online mengacu pada perbedaan perilaku presentasi diri seseorang. Presentasi diri dalam dunia maya dapat dibangun melalui berbagai komponen yang tak terhitung jumlahnya, seperti text entry, pengisian profile, foto, links, groups, ataupun berbagai bangunan multimedia yang ditambahkan sebagai atribut dalam personal pages seseorang. Komponen text tersebut dapat berupa status di halaman atau wall seseorang, respon atau komentar terhadap status teman, baik di blog maupun akun jejaring sosial, signatures seperti proverbs ataupun quotes. Selain itu, terdapat pula pilihan backgrounds ataupun pengisian personal profiles pada sites yang memuatnya, seperti pictures, demographics, political and religious orientations,

4 kesukaan atau ketidaksukaan, bahkan daftar teman-teman kita. Links ataupun groups di halaman seseorang turut membangun presentasi diri identitas online. Presentasi diri di dunia maya Zaarghoni (dalam Sandra 2010) mengkategorikan empat dari enam topologi taktik presentasi diri yang dapat diaplikasikan pada presentasi diri identitas online seperti situs jejaring sosial. Keempat taktik presentasi diri tersebut adalah deskripsi diri, pernyataan sikap, perilaku non verbal dan asosiasi sosial (Leary dalam Sandra, 2010). Self-description adalah bagaimana orang menjelaskan dirinya melalui ungkapan deskripsi kata-kata. Self description pada situs jejaring sosial dapat dengan mudah dilihat pada halaman profile yang pada umumnya menampilkan data diri, seperti basic information, personal information, contact information, education and work. Selain itu, di dalam deskripsi diri terdapat pula nilai-nilai individu, afiliasi politik atau agama, kesukaan atau ketidaksukaan, pekerjaan, atau prestasi dalam hidup. Taktik presentasi identitas kedua adalah pernyataan sikap yang terwakili oleh entry di halaman individu ataupun di wall serta respon-respon kepada wall orang lain di situs jejaring sosial. Taktik ketiga adalah perilaku non verbal, yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu emosi ekspresi, penampilan fisik, dan gerakan tubuh. Pada dunia maya, seseorang seharusnya dapat memilih untuk menunjukkan identitas yang lebih terkontrol, hal ini dikarenakan ia memiliki kendali atas ekspresi emosional terhadap orang lainnya. Emosi dalam situs jejaring sosial dapat diwakili oleh berbagai icon seperti bunga, hati, acungan jempol, dan lain sebagainya. Sandra (2010) mengungkapkan bahwa perilaku non verbal lainnya di dalam situs jejaring sosial adalah melalui foto yang ditampilkan. Penampilan fisik memiliki efek yang kuat pada persepsi identitas kita. Seseorang yang menarik secara fisik pada umumnya akan dianggap baik, cerdas, terampil, mudah bersosialisasi, dan cekatan (Feingold, 1992, dalam Leary, 1996 ; dalam Sandra 2010). Berdasarkan data dari ketiga subjek, dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian (berjarak) di dalam dunia riil mereka. Ketiga subjek ingin membuka diri, namun mereka tidak dapat melakukannya di dalam dunia riil. Hal ini berkaitan dengan teori jendela johari, yang mengatakan bahwa bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain digambarkan dengan sebuah jendela. Jendela

5 tersebut terdiri dari 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari (Rakhmat dalam Sandra, 2010). Open area atau area publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri dan orang lain. Daerah buta (blind area) adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri. Daerah tersembunyi (hidden area) adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Pada daerah ini, seseorang menyembunyikan atau menutup informasi tentang dirinya rapat-rapat, sedangkan unknown area adalah daerah yang tidak disadari membuat bagian kepribadian yang disimpan dalam ketidaksadaran, dan yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Bagian ketidaksadaran ini dapat muncul sewaktu-waktu. Jendela Johari ini dapat diterapkan pada interaksi komunikasi di dunia maya, dan juga dapat digunakan dalam melihat dinamika pengguna Identitas online. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa distorsi dunia maya menyebabkan seseorang cenderung tidak menyadari peralihan jendela komunikasinya dari area publik ke area pribadi. Seseorang cenderung lebih memaparkan hal-hal pribadinya dengan mudah (Sandra, 2010). Ketiga subjek mencoba mengakses situs jejaring sosial dunia maya dan bereksplorasi mendekati diri ideal mereka melalui identitas online di dalam Facebook. Mereka membuka dan memaparkan diri dengan mudah di dalam Facebook. Hal ini membuat public space yang semakin besar. Mereka membuat orang lain terkesan dan tertarik dengan identitas online mereka dengan berbagai macam cara yang berbeda-beda. Pada saat ketiga subjek merasa dihargai, dihormati, atau bahkan diberi pujian oleh orang lain di dalam Facebook, maka citra diri dan harga diri menjadi meningkat. Hal tersebut menjadikan konsep diri semakin membaik. Identitas online mempersempit jarak antara diri aktual dengan diri ideal subjek sehingga menyebabkan subjek merasa nyaman di dalam dunia Facebook. Namun, semakin mereka menyadari bahwa mereka mendapatkan konsep diri yang positif di dalam Facebook, maka subjek selalu ingin kembali untuk melakukan aktivitas online di dalam Facebook. Mereka menjadi tidak dapat meninggalkan dunia Facebook. Hal inilah yg disebut dengan kecanduan Facebook.

6 Metode Penelitian Pengukuran dan Prosedur Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan situasi, fenomena, permasalahan atau kejadian dan informasi. Data kualitatif bersifat deskriptif dan dapat diperoleh melalui transkrip wawancara, catatan lapangan, rekaman, dan lain sebagainya (Poerwandari, 2005). Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (In-depth Interview) dan observasi. Pengambilan sampel ini tergolong dalam jenis purposive sampling. Partisipan Subjek dalam penelitian ini adalah remaja (usia tahun) yang kecanduan Facebook, berjumlah 3 subjek dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan dari sekian banyak pengguna Facebook yang peneliti amati, lebih banyak remaja perempuan yang seringkali mengungkapkan diri mereka melalui update status dibandingkan dengan remaja pria. Selain itu, menurut survey di Indonesia ditemukan bahwa perempuan seringkali secara aktif menampilkan dirinya melalui identitas online di dalam Facebook. Aspek-aspek kecanduan Facebook yang dimaksud seperti pengguna Facebook mengalami perasaan tidak menyenangkan ketika offline, seperti gelisah, kesepian, tidak terpuaskan, cemas, frustasi atau sedih; pengguna Facebook mengalami perasaan yang menyenangkan ketika online, seperti gembira, bergairah, bebas untuk melakukan apa saja dan atraktif; perhatian hanya tertuju pada Facebook, hanya memikirkan aktivitas online sebelumnya atau berharap untuk segera online; penggunaan Facebook yang semakin meningkat. Pengguna Facebook ingin menggunakan Facebook dalam jangka waktu yang semakin lama semakin meningkat untuk mendapatkan kepuasan; ketidakmampuan mengatur penggunaan Facebook, seperti tidak dapat mengontrol, mengurangi atau menghentikan penggunaan Facebook; berani mengambil resiko kehilangan karena Facebook, seperti mempertaruhkan atau berani mengambil resiko kehilangan hubungan dengan signifikan (orang terdekat, orang lain), pekerjaan, pendidikan, kesempatan berkarir, dan lain sebagainya karena Facebook; menggunakan Facebook sebagai cara melarikan diri dari masalah atau menghilangkan Dysphoric Mood (perasaan tidak berdaya, rasa bersalah, cemas, depresi, mudah tersinggung atau marah) dengan online.

7 Hasil Penelitian dan Pembahasan Tidak semua pengguna Facebook remaja yang kecanduan merasa bahwa konsep diri yang diperolehnya di dunia online Facebook selalu positif, namun dapat juga negatif, semua ini dapat diperoleh melalui usaha bagaimana cara seseorang untuk mendapatkan penilaian, penghargaan, dan evaluasi yang positif dari orang lain. Griffiths (2000) mengemukakan bahwa seseorang yang kecanduan online menjadikan Facebook sebagai hal yang paling penting dalam hidup mereka, mengabaikan perilaku atau perkerjaan lain, dan mempengaruhi sebagian besar bidang kehidupan mereka. Aspek kecanduan Facebook yang diungkapkan oleh Griffiths (2000) ini muncul pada ketiga subjek yang diteliti. Ketiga subjek menghabiskan sebagian besar kehidupannya untuk online, mereka mengabaikan kegiatan belajar mereka, membuat tugas, mengganggu aktivitas tidur dan juga makan. Pudjiyogyanti (1985) mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu peranan citra fisik, peranan seksual, peranan perilaku orang tua, peranan faktor sosial. Lingkungan pertama yang merespon perilaku kita adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama dalam membentuk konsep diri seorang remaja. Dalam dunia riil, keluarga dapat mempengaruhi konsep diri seorang remaja, namun dalam mengeksplorasi dunia maya yang tidak terbatas, seseorang dapat menciptakan berbagai bentuk identitas online dan dapat pula melakukan seleksi, mana yang dapat ditampilkan dalam dunia maya dan mana yang tidak. Hal tersebut dapat membuat kesan orang lain di dunia maya dapat diciptakan sesuai keinginan subjek untuk meningkatkan konsep diri mereka. Kendala yang ditemukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah pada saat pencarian subjek yang sesuai dengan kriteria subjek yang diperlukan. Seperti kita ketahui, bahwa memang banyak pengguna Facebook di Indonesia, akan tetapi untuk mencari subjek yang sesuai dengan kriteria dapat dikatakan tidaklah mudah. Hasil penelitian secara teoritis dapat dijadikan sebagai awal untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi mengenai konsep diri dalam identitas online remaja yang kecanduan Facebook. Selain itu, sebelum melakukan metode penelitian secara kualitatif, dimungkinkan pula adanya penelitian secara kuantitatif dengan mengambil sampel dari sejumlah populasi pengguna Facebook remaja yang ada di Indonesia. Sehingga dapat dengan mudah mendapatkan subjek untuk diteliti lebih lanjut.

8 Pada penelitian ini penulis mengambil subjek remaja. Penulis berharap pada penelitian berikutnya dapat dilakukan pada usia dewasa, melihat bagaimana dinamika konsep diri mereka dalam identintas online di Facebook. Seluruh subjek dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan. Penulis berharap untuk penelitian selanjutnya tidak hanya remaja putri saja, namun dapat dilakukan pada remaja pria, sehingga hasil penelitian lebih bervariasi. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat membuat makalah yang lebih baik lagi dan dapat menggali informasi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Hasil penelitian secara praktis diharapkan dapat dijadikan bekal pengetahuan agar dapat memanfaatkan situs jejaring sosial (Facebook) secara baik dan tepat bagi masyarakat luas. Bagi para orang tua dan pendidik, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi agar kelak dapat mengatasi atau merubah konsep diri remaja yang mengalami kecanduan Facebook. Analisa Inter Kasus

9 Dimensi Kecanduan Facebook Sub dimensi Subjek M Subjek D Subjek I - Gelisah, cemas, Merasa gelisah, frustasi, dan cemas, kesal, merasa tidak dan tidak terpuaskan terpuaskan apabila tidak apabila tidak dunia FB. sedang online. sedang online. Subjek merasa bebas melakukan apa saja, dan atraktif ketika sedang online. Penggunaan waktu untuk mengakses Facebook juga semakin lama semakin meningkat. Perhatian Subjek hanya tertuju kepada Facebook di mana saja berada selalu membuka FB. Subjek juga tidak mampu mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan FB online di WC, mengganggu kegiatan kuliah dan makan, waktu OL semakin bertambah. Berani mengambil resiko kehilangan signifikan dengan orang terdekat, seperti: orang tua dan kekasihnya. Subjek merasa bergairah, atraktif, dan bebas untuk melakukan hal apa saja di dalam akun Facebooknya. Subjek selalu memikirkan aktivitas online yang sebelumnya ia lakukan dan selalu berharap untuk segera online. Subjek menunjukkan adanya peningkatan penggunaan Facebook. Selain itu, subjek menunjukkan adanya ketidakmampuan untuk mengatur penggunaan Facebook mengganggu waktu belajar dan tidur. Subjek berani mengambil resiko kehilangan hubungan signifikan dengan orang terdekat dan pendidikan karena Merasa gelisah dan cemas apabila tidak online dan kesulitan untuk meninggalkan Penggunaan Facebook semakin lama semakin meningkat jika dibandingkan ketika pertama kali menggunakan Facebook. Subjek berani mengambil resiko kehilangan dalam pendidikannya, seperti ketidakmampuan dalam menyelesaikan tugas secara tepat waktu. Kontrol diri yang kurang juga mempengaruhi subjek dalam menentukan prioritas tugas kuliah dengan aktivitas online di Facebook. Menggunakan Facebook sebagai cara untuk menghilangkan Dysphoric Mood, seperti perasaan tidak berdaya, sedih, cemas, dan marah dengan online.

10 Konsep Diri Citra Diri Harga Diri Subjek melarikan diri dari masalah atau menghilangkan Dysphoric Mood (perasaan cemas, depresi, mudah tersinggung atau marah) dengan cara online, lalu ketika perasaannya sudah membaik, ia kembali ke dunia riil. Dipengaruhi oleh persepsi, konsep, dan evaluasi subjek tentang dirinya, termasuk citra yang ia rasakan dari orang lain tentang dirinya, yang muncul dari suatu kepribadian yang dinilai dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan, baik di dunia riil, maupun di dalam Facebook. Menganggap dunia riil mengasyikan tetapi merasa lebih yakin ketika di dunia Facebook. Lebih merasa dihargai oleh orang lain dalam Facebook. Menjaga interaksi di dalam Facebook dengan baik. Menganggap bahwa orang- melakukan aktivitas online di Facebook. Menggunakan Facebook sebagai tempat mengungkapkan perasaan atau menghilangkan Dysphoric Mood, seperti perasaan sedih dan marah yang sedang ia alami pada saat itu. Penilaian terhadap diri tidak jauh berbeda dengan dunia FB. Memahami bahwa orang lain di dunia FB menerima subjek karena tidak mengenal subjek secara pribadi. Termotivasi menjadi baik di FB karena orang lain di dunia FB menganggap subjek baik dan ramah. Merasa lebih aman di dunia FB. Menganggap bahwa interaksi melalui grup dan tukar informasi cukup penting dalam FB. Ada perbedaan sikap antara dunia riil dengan dunia FB. Dunia riil: ramah tapi pemalu. Dunia FB: jutek tapi puitis. Menjadi lebih percaya diri ketika di FB. Penghargaan orang lain di FB penting. Penghargaan orang lain di FB tidak mempengaruhi diri di dunia riil. Orang lain di dunia riil terkadang memberi tanggapan negatif secara

11 Kesadar an Diri Diri Ideal orang di dunia riil terlalu mencampuri urusan pribadinya. Memendam perasaan dan emosi di dunia riil dan merasa bebas mengungkapkan perasaan, emosi di Facebook. Sadar bahwa di dalam dunia riil orang mengenali diri subjek dengan baik, sedangkan di dalam Facebook tidak. Penilaian baik dari orang lain dalam Facebook membentuk diri subjek menjadi baik juga kepada orang lain di dunia FB.. Riil: Menjadi orang yang bebas dan tidak dipandang rendah oleh orang lain. FB : Mampu untuk mengontrol emosi negatif. Mendapatkan penilaian positif dan juga negatif di FB : Lebih dihargai, namun terkadang merasa dilecehkan di FB apabila memasang foto yang sedikit terbuka. Menyadari bahwa terdapat perbedaan sikap antara dunia riil dengan dunia FB. Merasa bebas dan nyaman mengungkapkan perasaan, emosi, dan diri di dalam FB. Tetap menjadi diri sendiri, namun ketika di riil idealnya baik dan cantik, di FB: rohani. Merasa sulit untuk merealisasikan diri ideal dalam dunia riil, sedangkan di FB merasa mudah. langsung dan membuat subjek sakit hati. Merasa lebih bebas di dunia FB dibandingkan dengan dunia riil. Merasa nyaman dengan aktivitas dalam FB, namun kurang nyaman dengan orang-orang di dalam dunia FB. Dapat mengambil sikap untuk mengatakan tidak kepada orang-orang di dunia FB yang menurutnya tidak baik. Perbedaan: Riil: ramah kepada orang lain. FB: dikagumi, memiliki teman akun yang banyak, memiliki komentar status sampai ratusan. Kesamaan: Ingin menjadi diri sendiri dan menjadi wanita yang aktif dalam berbagai kegiatan.

12 Identitas Online Present asi Diri Deskrip si Diri Pemapa ran Diri Mampu membuat orang lain merasa terkesan dengan diri subjek di Facebook, dengan cara: meng-edit foto, menulis status heboh untuk mendapatkan respon dan pujian. Mengungkapkan setiap emosi ke dalam FB, seperi : kemarahan, kesedihan, dan kesenangan. Menampilkan data diri seperti basic information, personal information, contact information, education and work, kesukaan, dll yang apa adanya, sesuai dengan diri subjek di dunia riil.. Lebih terbuka di dalam FB. Menunjukkan hal sebaliknya (berbeda antara dunia riil dan dunia FB. Merasa nyaman untuk memaparkan diri ketika di FB. Merasa nyaman untuk mengungkapkan diri di FB. Berusaha untuk membuat orang lain terkesan dengan subjek dalam FB untuk mendapatkan respon dan pujian. Menyeleksi beberapa informasi, seperti: usia dan agama untuk tujuan tertentu. Banyak mengungkapkan diri lewat katakata di dalam status. Lebih terbuka di dalam FB. Menjalin relasi dengan orang lain di FB dan dapat membawa relasi tersebut ke dalam dunia riil. Merasa nyaman untuk memaparkan diri ketika di FB. Membuat orang lain terkesan dengan dirinya yang aktif melakukan berbagai kegiatan, seperti : mengganti foto, status. Mendeskripsikan informasi tentang diri melalui bahasa kiasan dan puitis. Lebih terbuka untuk mendeskripsikan diri di FB karena merasa malu apabila mengungkapkan di dunia riil. Mampu mengungkapkan perasaan, emosi di dunia FB, namun dapat mengontrol kemarahan yang bersikap frontal. Ketika di FB, cuek dan kurang ramah dengan orang lain yang tidak dikenal secara baik.

13 Penutup Berdasarkan hasil data dari ketiga subjek, dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara konsep diri ketiga subjek di dalam dunia riil dengan dunia Facebook mereka, misalnya ketika di dunia riil subjek merupakan orang yang tertutup, pemalu, galak, dan kasar tetapi ketika berada di Facebook subjek menjadi lebih terbuka, baik, ramah, dan percaya diri. Kehidupan dan perilaku subjek serta kemampuan dalam menghadapi tantangan dan tekanan kehidupan sangat dipengaruhi oleh persepsi, konsep, dan evaluasi individu tentang dirinya, termasuk citra yang ia rasakan dari orang lain tentang dirinya, yang diperoleh subjek melalui pengalaman mereka berinteraksi dengan lingkungan, baik di dalam dunia riil, maupun dalam dunia Facebook. Menurut hasil yang diperoleh dari ketiga subjek, mereka lebih mendapatkan citra diri dan penghargaan yang lebih positif dari orang lain di dunia Facebook. Penghargaan dari orang lain ini kemudian membuat mereka nyaman dengan identitasnya di dunia online Facebook. Ketiga subjek menunjukkan bahwa mereka ingin membuka diri, namun mereka tidak dapat melakukannya di dalam dunia riil. Kemudian ketiga subjek mengeksplorasi diri mereka melalui identitas online di dalam Facebook secara berbeda dari dunia riil mereka. Mereka memaparkan diri mereka dan membuat orang lain terkesan dengan identitas online mereka. Pada saat ketiga subjek merasa dihargai dan diberi pujian oleh orang lain di dalam Facebook, maka citra diri dan harga diri semakin meningkat. Hal tersebut menjadikan jarak antara diri aktual dan diri ideal konsep diri subjek semakin sempit. Namun di lain sisi hal ini membuat subjek selalu ingin kembali untuk melakukan aktivitas online di dalam Facebook dan akhirnya mengalami kecanduan Facebook. Pada dimensi identitas online, ketiga subjek membuat presentasi diri sebaik mungkin dalam pembentukan identitas online di Facebook untuk mendapatkan respon dan pujian dari orang lain. Apabila subjek tidak mendapatkan hal tersebut, subjek selalu mencari cara untuk membuat orang lain terkesan dengan diri mereka. Selain itu, ketiga subjek memahami bahwa di dalam dunia online subjek dapat membentuk identitas diri yang berbeda sesuai dengan apa yang mereka inginkan di Facebook. Hal ini dikarenakan subjek menyadari bahwa orang-orang dalam dunia online tidak mengetahui diri mereka yang sebenarnya secara riil, sehingga pembentukan identitas online, seperti presentasi diri, deskripsi diri, dan pemaparan diri dapat diciptakan

14 dengan mudah. Ketika di Facebook mereka merasa dapat lebih bebas menunjukkan diri, emosi, dan perasaan-perasaan mereka. Hal ini sesuai dengan teori yang mengungkapkan bahwa terkadang orang memerlukan topeng agar seseorang dapat merasa cukup aman dan konsep dirinya terlindungi (Wiszniewski & Coyne dalam Ellison, Steinfield, & Lampe, 2007). Daftar Pustaka Ellison, N. B., Steinfield C. & Lampe C. (2007). The benefits of Facebook: social capital and college students use of online social network sites. Journal of Computer- Mediated Communication, 12, Griffiths, M.D. (2000). Does internet and computer addiction exist? Some case study evidence. Cyber Psychology and Behavior, Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Depok: LPSP3, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Pudjiyogyanti, C. R. (1985). Konsep diri dalam proses belajar mengajar. Jakarta: Pusat Penelitian Unika Atma Jaya. Putra, B. (2009). Welcome to the republic of the Facebook. Diunduh dari: pada 26 November 2010 Rogers, C. (1959). Theory of personality. Los Angeles: McGraw Hill. Sandra, L. (2010). Konsep diri dan Identitas online. (Proposal disertasi tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada.

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 8 BEKASI Putri Ratna Juwita Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg dan mulai resmi dapat di akses secara umum pada tahun

Lebih terperinci

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat semakin memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini muncul berbagai perkembangan teknologi yang telah mengubah cara masyarakat dalam mengakses dan menggunakan berbagai informasi untuk berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang. Awalnya, internet merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet kini telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Sejak internet masuk ke Indonesia jumlah pengguna internet di Indonesia

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar 1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang di dalam hidupnya selalu memerlukan dan membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini pengguna jejaring sosial facebook di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini pengguna jejaring sosial facebook di Indonesia khususnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini pengguna jejaring sosial facebook di Indonesia khususnya pada remaja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Situs jejaring sosial facebook

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan jaman, beragam media komunikasi dan cara berinteraksi mulai berubah.

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Problematic Internet Use (PIU) 2.1.1 Definisi Problematic Internet Use Problematic Internet Use (PIU) didefinisikan sebagai penggunaan internet yang menyebabkan sejumlah gejala

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi sudah semakin berkembang dan bertumbuh di berbagai Negara termasuk di Indonesia. Teknologi juga sangat bermanfaat untuk banyak orang, salah satunya

Lebih terperinci

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Nurul Rezekiah Putri 110904102 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Ask.Fm

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI 0 HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, internet menjadi salah satu inovasi teknologi komunikasi yang banyak digunakan. Kehadiran internet tidak hanya menjadi sekadar media komunikasi, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial, tentu membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam seluruh aspek kehidupan. Media komunikasi pun semakin berkembang seriring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengguna situs media sosial saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media sosial mendominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja akhir merupakan masa yang telah mengalami penyempurnaan kematangan secara fisik, psikis dan sosial. Masa remaja akhir berada direntang usia 18-21

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media sosial merupakan salah satu elemen di era globalisasi yang paling berkembang berdasarkan segi fitur dan populasi pemakai. Berdasarkan data dari US Census Bureau

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman modern ini, internet merupakan sebuah kebutuhan yang dapat dikatakan wajib bagi setiap orang. Menurut Shelly dan Campbell (2012) internet merupakan jaringan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian... 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PERSETUJUAN. ii PERNYATAAN ORISINALITAS. iii LEMBAR PENGESAHAN. iv KATA PENGANTAR. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK viii ABSTRACT.. ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran penelitian. Kesimpulan diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap temuan dan analisis data terkait pokok permasalahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan hasil penelitian utama yang menjawab rumusan masalah adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan hasil penelitian utama yang menjawab rumusan masalah adalah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian utama yang menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang berkepribadian introvert,

Lebih terperinci

BAB II OBJEK PENELITIAN. gambaran singkat Group SMA Stella Duce 2 Yogyakarta di Facebook dan gambaran

BAB II OBJEK PENELITIAN. gambaran singkat Group SMA Stella Duce 2 Yogyakarta di Facebook dan gambaran BAB II OBJEK PENELITIAN A. GAMBARAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK Pada bab ini berisikan tentang sejarah singkat situs jejaring sosial Facebook, gambaran singkat Group SMA Stella Duce 2 Yogyakarta di Facebook

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah internet. Menurut data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau mengarahkan diri ke arah yang lebih baik ketika di hadapkan dengan godaangodaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau mengarahkan diri ke arah yang lebih baik ketika di hadapkan dengan godaangodaan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi self-control Self-control di definisikan sebagai kemampuan individu untuk menahan diri atau mengarahkan diri ke arah yang lebih baik ketika di hadapkan dengan godaangodaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Bidang teknologi informasi saat ini telah berkembang secara massal dan cepat. Teknologi tersebut telah berhasil mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar untuk berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lain. Manusia cenderung berkumpul dengan

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Kesepian Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahlia Veronika Sitanggang, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahlia Veronika Sitanggang, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi yang semakin canggih memudahkan semua orang untuk memperoleh informasi yang mereka inginkan. Teknologi informasi (information technology) dalam era

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan ini juga menyebabkan perubahan-perubahan peran para. individu dalam kehidupanya (Tancer 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan ini juga menyebabkan perubahan-perubahan peran para. individu dalam kehidupanya (Tancer 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi, teknologi informasi berperan sangat penting, dengan menguasai teknologi kita memiliki modal yang cukup untuk jadi pemenang dalam persaingan global sehingga

Lebih terperinci

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI (Studi Kasus Self Disclosure Pacaran Jarak Jauh Melalui Media Komunikasi Pada Mahasiswa/i di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU) NURUL HUDA NASUTION ABSTRAK Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya berdasarkan cara berpakaian, cara berjalan, cara duduk, cara bicara, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa perkembangan individu dari masa anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa perkembangan individu dari masa anak-anak menuju BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Remaja adalah masa perkembangan individu dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi faktor biologis, kognitif, sosial, psikologis, dan moral (Santrock, 2003).

Lebih terperinci

ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI

ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI : FENOMENA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SEBAGAI AJANG PENAMPILAN DIRI NAMA : ASTRI RIYANTI NIM : D2C 308 001 JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI Di era globalisasi saat ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, masyarakat pengguna smartphone lebih banyak dibandingkan handphone biasa. Survei yang dilakukan perusahaan komunikasi CloudTalk menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang lebih dari jutaan manusia di seluruh Indonesia telah menggunakan internet. Terutama bagi remaja, internet menjadi suatu kegemaran tersendiri dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Gencarnya promosi rokok banyak menarik perhatian masyarakat. Namun bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok masih

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan sangat pesat.penggunaan internet pun digunakan dari berbagai kalangan mulai dari mulai dari anak-anak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil di dalam lingkungan masyarakat. Bagi anak, keluarga merupakan tempat pertama mereka untuk berinteraksi. Keluarga yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini kita sering mendengar tentang social networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster. Hampir semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu mengalami masa peralihan atau masa transisi. Yang dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Dengan telah berkembang pesat dan semakin canggihnya teknologi sehingga terjadi penambahan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang berkembang, internet merupakan salah satu

Lebih terperinci

Internet Sehat dan Aman (INSAN)

Internet Sehat dan Aman (INSAN) Internet Sehat dan Aman (INSAN) Oleh : Rini Agustina, S.Kom, M.Pd Sumber : Direktorat Pemberndayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. orang lain. Sejak manusia dilahirkan, manusia sudah menjadi makhluk sosial karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. orang lain. Sejak manusia dilahirkan, manusia sudah menjadi makhluk sosial karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat melepaskan diri dari jalinan relasi sosial, dimana manusia selalu membuat kontak sosial atau berhubungan

Lebih terperinci

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang berkembang di era globalisasi saat ini berfungsi untuk mempermudah, mempercepat, atau memberikan alternatif lain bagi pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu situs jejaring sosial yang terkenal saat ini adalah Facebook, lewat situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun. Fitur-fitur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian Kebahagiaan Menurut Seligman (2005) kebahagiaan hidup merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan Internet memengaruhi cara orang-orang menghabiskan waktu luang. Internet merupakan salah satu cara mudah, relatif murah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa indikator kemajuan di bidang teknologi, khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya mungkin menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95

Lebih terperinci

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri.

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri. BLOG DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Korelasional Tentang Penggunaan Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 203 FISIP Universitas Sumatera Utara)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan manusia karena banyak perubahan-perubahan yang dialami di dalam dirinya. Seperti yang diungkapkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak awal abad ke-21, istilah internet sudah dikenal berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, terlepas dari usia, tingkat pendidikan, dan status sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala produknya mulai dari keberadaan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter,

BAB I PENDAHULUAN. segala produknya mulai dari keberadaan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet adalah media komunikasi dan informasi yang dapat memungkinkan seseorang berkomunikasi, berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, berkomunitas, atau berkolaborasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan teknologi membuat facebook dapat diakses dimana saja, kapan saja dan melalui apa saja. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Konsep Teoritis. identitas ( identity vs identity confusion). Menurut Kroger (dalam Papalia, 2004)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Konsep Teoritis. identitas ( identity vs identity confusion). Menurut Kroger (dalam Papalia, 2004) 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjelasan Konsep Teoritis 1. Aspek Psikososial Remaja Masa remaja merupakaan masa dimana remaja mencari identitas, dan dalam proses pencarian identitas tersebut tugas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gay dan lesbi nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu dalam tahapan dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Individu dalam tahapan dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu dalam tahapan dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang salah satunya adalah untuk membentuk hubungan intim dengan orang lain (Santrock, 1992 : 113), maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat seseorang memasuki usia dewasa awal, ia mengalami perubahan dalam hidupnya. Pada usia ini merupakan transisi terpenting dalam hidup manusia, dimana remaja mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UKM Olahraga merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UKM Olahraga merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UKM Olahraga merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai wadah dari mahasiswa untuk menyalurkan bakat dibidang olahraga. Mahasiswa juga dapat mengembangkan

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian ini berangkat dari hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti di SMP Negeri 10 Bandung kelas VII-C selama 2 kali pertemuan pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan dalam menyajikan berbagai informasi secara aktual. Pesatnya perkembangan internet saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniarsih, 2014 Perilaku sosial remaja tunadaksa yang menggunakan jejaring sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniarsih, 2014 Perilaku sosial remaja tunadaksa yang menggunakan jejaring sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang mana saling membutuhkan satu dengan yang lainnya agar dapat bertahan hidup. Untuk mempertahankan hidupnya maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya. Dengan terbukanya

Lebih terperinci

Personal Branding dan Portolio Kerja dengan Linkedin

Personal Branding dan Portolio Kerja dengan Linkedin Personal Branding dan Portolio Kerja dengan Linkedin Situs Linkedin memang jarang terdengar popularitasnya di Indonesia. Nama dan cara penulisan situs ini pun agak membingungkan bagi konsumen di tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Perubahan yang semakin cepat dalam teknologi komunikasiinformasi,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Perubahan yang semakin cepat dalam teknologi komunikasiinformasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia telah mengalami pergeseran yang dimulai dari masa industri ke masa pasca industri kemudian ke masa informasi dan telekomunikasi. Hal ini ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Unit tematik terbagi atas status updates, comment, photos, dan like. Di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Unit tematik terbagi atas status updates, comment, photos, dan like. Di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Reliabilitas Unit tematik terbagi atas status updates, comment, photos, dan like. Di mana setiap unit terdiri atas beberapa tema. Setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal sebagai sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk komunikasi interaktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengguna internet yang terus meningkat mengindikasikan bahwa komputer sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pengguna internet yang terus meningkat mengindikasikan bahwa komputer sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer dan internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Internet awalnya hanya digunakan sebagai media untuk menambah pengetahuan dan informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kearah kehidupan yang sangat kompetitif. Andersen (2004) memprediksi situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kearah kehidupan yang sangat kompetitif. Andersen (2004) memprediksi situasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, sebagian demi sebagian akan bergeser

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 113 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil temuan di lapangan, diperkuat dengan teori serta wawancara mengenai penggunaan akun anonim dan identitas samaran pada jejaring sosial Twitter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang ada dapat menjadikan hubungan dan relasi antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan negara.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kecanduan internet merupakan ketergantungan psikologis pada internet, apapun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kecanduan internet merupakan ketergantungan psikologis pada internet, apapun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kecanduan Internet Kandell (dalam Panayides dan Walker, 2012) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan ketergantungan psikologis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial harus didahului oleh kontak dan komunikasi. Komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan mengunakan bahasa atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Aristoteles (dalam Bertens, 2004) menyebutkan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan utama dari eksistensi manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 5.1.1. Indikator Identitas Diri Menurut subjek SN dan GD memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih, begitu juga dengan perkembangan internet. Hampir setiap orang sekarang terhubung dengan internet baik melalui

Lebih terperinci

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi kini dapat mengaksesnya melalui

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas

LAMPIRAN. Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas L1 LAMPIRAN Bagian I : Kuesioner Data Koresponden Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas responden. Berilah tanda silang pada masing masing jawaban sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi tersebut adalah internet. menjadi fenomena masa modern ini adalah facebook.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi tersebut adalah internet. menjadi fenomena masa modern ini adalah facebook. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan teknologi adalah sebuah fenomena alam nyata yang tidak dapat dihindarkan dari kehidupan manusia. Karena kemajuan teknologi merupakan dampak

Lebih terperinci