BAB I PENDAHULUAN. praktiknya, pengaturan tata letak memiliki beragam dampak strategis dalam kegiatan. tanggapan yang cepat (Heizer dan Render, 2011).
|
|
- Ari Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengaturan tata letak (layout) merupakan suatu keputusan penting untuk menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional secara jangka panjang. Pada praktiknya, pengaturan tata letak memiliki beragam dampak strategis dalam kegiatan manajemen operasional, mengingat pengaturan ini mampu menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, hubungan dengan pelanggan, dan citra perusahaan (Heizer dan Render, 2011). Pengaturan tata letak yang efektif menjadi penting bagi perusahaan, karena strategi ini dapat membantu perusahaan untuk menciptakan diferensiasi, biaya rendah, atau tanggapan yang cepat (Heizer dan Render, 2011). Pengaturan tata letak memiliki beragam pendekatan bagi pengembangan perusahaan. Penelitian ini memfokuskan pembahasan pada pendekatan tata letak toko eceran (retail layout). Dalam Heizer dan Render (2011), tata letak retail merupakan pendekatan yang dikembangkan dengan menggunakan aliran, mengalokasikan ruang, dan menanggapi perilaku pelanggan. Melalui pemanfaatan tata letak retail, pihak manajemen atau pedagang memiliki tugas untuk menampilkan barang-barang kepada pelanggan sebanyak mungkin. Pemanfaatan tata letak retail yang efektif dianggap dapat meningkatkan tingkat penjualan barang dan pengembalian investasi. 1
2 Salah satu bentuk retail yang memiliki fokus dalam pemanfaatan tata letak adalah pasar. Dalam Business Dictionary (2013), pasar didefinisikan sebagai suatu tempat yang terdiri dari kekuatan permintaan dan penawaran yang memungkinkan terjadinya hubungan antara penjual dan pembeli, baik secara langsung maupun melalui perantara, untuk melakukan perdagangan barang, jasa, dan kontrak atau instrumen dalam pertukaran uang. Mekanisme kegiatan yang terjadi di dalam pasar, antara lain 1) menentukan harga produk yang dijual, 2) mengkomunikasikan informasi harga, 3) memfasilitasi transaksi, dan 4) mempengaruhi kegiatan distribusi. Pada perkembangannya, pasar diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan suatu tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk menjalankan transaksi jual-beli secara langsung. Mekanisme kegiatan pada pasar tradisional didominasi oleh kegiatan tawar menawar. Dalam pelaksanaan kegiatan operasional, transaksi jual-beli pada pasar tradisional dilakukan di sebuah bangunan yang terdiri dari tata letak kios atau lapak yang diurus oleh pihak penjual maupun pengelola pasar. Sedangkan, pasar modern merupakan suatu tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang memungkinkan keduanya untuk tidak menjalankan transaksi secara langsung. Tahap pembelian diawali dari aktivitas pembeli dalam melihat label harga yang tercantum pada kemasan barang (barcode). Pelaksanaan kegiatan operasional pada pasar modern dilakukan di sebuah bangunan yang terdiri dari penempatan rakrak barang dengan mengutamakan jenis pelayanan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. 2
3 Penelitian ini akan memfokuskan pembahasan pada studi kasus eksploratori mengenai pengaturan tata letak pada Pasar Modern BSD, Tangerang Selatan. Pasar Modern BSD mulai menjalankan kegiatan operasional pada tanggal 1 Juli 2004, dan hadir menjadi salah satu fasilitas pendukung dari pihak pengembang Bumi Serpong Damai (BSD). Kegiatan operasional Pasar Modern BSD ini dikembangkan melalui konsep penggabungan antara pasar tradisional dan pasar modern (pasar tradisional modern), sehingga interaksi di kalangan penjual dan pembeli masih menggunakan mekanisme tawar menawar, namun dijalankan dengan beragam peraturan tertulis. Dalam kaitan ini, terdapat beragam perbedaan antara Pasar Modern BSD dengan pasar tradisional lain (Wirman, 2013), yaitu: 1) Bentuk bangunan permanen yang didukung oleh penataan zonasipasar. 2) Mekanisme pengelolaan yang teratur dan modern dengan menggunakan sistem komputerisasi dan keamanan. 3) Memiliki kualifikasi tinggi dalam kegiatan rekrutmen karyawan. Mengacu pada pemahaman mengenai pengaturan tata letak, fasilitas bangunan Pasar Modern BSD dibangun dengan bentuk hanggar dan horizontal, karena dianggap lebih memberikan kemudahan dalam perawatan bangunan, serta mengoptimalisasi fungsi pencahayaan dan sirkulasi udara. Pengaturan tata letak pada fasilitas bangunan dianggap penting karena dapat mempengaruhi efisiensi dan keuntungan perusahaan (Tompkins, et al., 2003, dalam Aghazadeh, Seyed-Mahmoud; Hafeznezami, S.; Huq, Z.; and Najjar, L, 2011). Pengaturan tata letak pada Pasar Modern BSD terdiri dari 3
4 tiga fasilitas utama, antara lain bangunan ruko, kios, dan lapak, yang masing-masing memiliki perbedaan luas dan ukuran lantai. Pada pelaksanaannya, pemanfaatan zonasi dalam pengaturan tata letak Pasar Modern BSD dibagi menjadi dua wilayah, meliputi zonasi umum dan zonasi khusus. Zonasi umum merupakan wilayah yang menghubungkan antara bangunan pasar dengan fasilitas umum yang disediakan. Sedangkan, zonasi khusus merupakan wilayah yang menghubungkan antara kios dan lapak di dalam bangunan pasar. Adanya pengelompokan kios dan lapak pada zonasi khusus ini ditujukan untuk menekankan fungsi dari masing-masing kelompok. Pengelompokan ini memiliki tujuan untuk mengatur tata letak antara barang basah dan barang kering sehingga tidak mengalami percampuran. Dalam kaitan ini, pengaturan tata letak pada Pasar Modern BSD dianggap belum mengaplikasikan pengaturan yang masif antara kedua kelompok barang. Selain itu, penumpukan arus barang turut menjadi masalah yang membutuhkan usulan dalam pengaturan tata letak pada Pasar Modern BSD. Keseluruhan masalah dalam pengaturan tata letak pada Pasar Modern BSD ini dapat ditangani sedini mungkin dengan mengidentifikasi hubungan/keterkaitan antar departemen di dalamnya, sehingga menghasilkan pertimbangan untuk memperbaiki pengaturan tata letak. 1.2.Rumusan Masalah Melalui wawancara pada studi pendahuluan, didapatkan informasi bahwa saat ini mekanisme pengaturan tata letak menjadi penting, mengingat jumlah barang yang 4
5 dijual di dalam Pasar Modern BSD terus mengalami peningkatan (Wirman, 2013), sehingga baik pihak pedagang maupun pengelola pasar dituntut untuk memperhatikan efektivitas dan efisiensi tata letak yang digunakan. Curhan (1973) menyatakan bahwa peningkatan jumlah barang di dalam pasar mendorong pedagang untuk mengatur tata letak dan melakukan renovasi, sehingga pengembangannya mampu mendukung peningkatan penjualan barang. Namun pada praktiknya, Wirman (2013) menyatakan bahwa peningkatan jumlah barang yang dijual di dalam Pasar Modern BSD saat ini belum didukung dengan penyediaan tempat untuk melakukan pemuatan (loading) barang. Hal ini seringkali memunculkan penumpukan barang pada pintu utama saat pihak pemasok mengantarkan barang. Penumpukan ini berimbas pada keterlambatan aktivitas pengantaran barang menuju departemen-departemen di dalam pasar, serta kemudian mempengaruhi keterkaitan produksi, keterkaitan karyawan, dan aliran informasi antar departemen. Pengaturan tata letak pada Pasar Modern BSD ini menjadi penting karena adanya prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam pengaturan tata letak retail, yaitu prinsip sirkulasi, koordinasi, dan kenyamanan (Aghazadeh, 2005). Penelitian ini akan mengembangkan analisis dalam pengaturan tata letak pada zonasi khusus di dalam bangunan Pasar Modern BSD, dengan mengidentifikasi kesesuaian pengaturan tata letak pasar tersebut terhadap pemenuhan prinsip-prinsip tata letak retail. Selain itu, pengaturan tata letak juga ditujukan pada hubungan/keterkaitan antar departemen, terutama yang berkaitan dengan hubungan/keterkaitan dalam zonasi khusus. 5
6 Dalam kaitan ini, pengaturan tata letak pada Pasar Modern BSD juga dituntut untuk mengembangkan fungsi-fungsi, antara lain menawarkan ruang yang sesuai untuk menampilkan barang, merekomendasikan barang-barang tertentu untuk dijual, dan membantu peningkatan citra positif suatu barang (Aghazadeh, 2005). Mengacu pada implementasi fungsi-fungsi tersebut, penelitian ini akan mengembangkan fokus pembahasan pada identifikasi kemampuan pihak manajemen untuk memanfaatkan pengaturan tata letak antar departemen secara keseluruhan. Fokus permasalahan dalam penelitian ini akan dikembangkan dengan menggunakan Metode Activity Relationship Chart (ARC), sehingga dapat diidentifikasi hubungan/keterkaitan antar departemen dalam pengaturan tata letak pada Pasar Modern BSD. Adanya identifikasi hubungan/keterkaitan antar departemen ini akan membawa hasil penelitian menuju perencanaan tata letak usulan yang dapat diajukan pada Pasar Modern BSD. 1.3.Pertanyaan Penelitian Melalui pembahasan pada latar belakang, penelitian ini akan mengembangkan pertanyaan penelitian, yaitu: 1) Dengan menggunakan Metode Activity Relationship Chart (ARC), bagaimana hubungan/keterkaitan antar departemen pada Pasar Modern BSD? 2) Bagaimana tata letak usulan yang akan diajukan pada Pasar Modern BSD? 6
7 1.4.Tujuan Penelitian Pengembangan penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan/ keterkaitan antar departemen pada Pasar Modern BSD dengan menggunakan Metode Activity Relationship Chart (ARC), serta mengajukan tata letak usulan pada Pasar Modern BSD. 1.5.Manfaat Penelitian Pengembangan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu: 1) Bagi Perusahaan a) Menjadi bahan rujukan bagi pengaturan tata letak pada Pasar Modern BSD terkait dengan hubungan/keterkaitan antar departemen, sehingga memiliki kemampuan untuk menciptakan efisiensi dalam penggunaan aliran dan pengalokasian ruang. b) Dapat mengaplikasikan standar kelayakan melalui penggunaan tata letak usulan yang mengacu pada penerapan prinsip-prinsip tata letak retail yang telah diajukan dalam penelitian. 2) Bagi Peneliti a) Memberikan kesempatan kepada penulis untuk mempelajari dan mengaplikasikan penggunaan Metode Activity Relationship Chart (ARC) yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan. 7
8 b) Meningkatkan kemampuan penulis untuk menganalisis pengaturan tata letak dalam suatu retail, tidak hanya dipandang melalui perspektif estetika, namun juga dipandang melalui konseptualisasi dalam pengaturan tata letak. 3) Bagi Pengembangan Ilmu Menyediakan informasi baru kepada pelaku bisnis retail dan pihak manajemen pasar modern pada umumnya, sehingga dapat mendorong pengembangan penelitian berikutnya, baik dengan menggunakan Metode Activity Relationship Chart (ARC) maupun metode lainnya. 1.6.Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan dikembangkan melalui ruang lingkup penelitian, sebagai berikut: 1) Kegiatan penelitian dan pengambilan data dilakukan pada Pasar Modern BSD, Tangerang Selatan, sehingga hasil dari penelitian ini mungkin tidak dapat diaplikasikan untuk mengidentifikasi masalah pada perusahaan di bidang lain. 2) Mengacu pada kebutuhan dalam penelitian ini, pembahasan akan difokuskan pada pengaturan tata letak pada Pasar Modern BSD untuk mengidentifikasi hubungan/keterkaitan antar departemen (lapak, kios, ruko, ATM center, kandang ayam kampung, tempat cuci, toilet, tempat pembuangan sampah (TPS), tempat potong, dan gardu) melalui Metode Activity Relationship Chart 8
9 (ARC). Hubungan/keterkaitan ini akan menjadi acuan dalam perencanaan tata letak usulan pada Pasar Modern BSD. 1.7.Sistematika Penulisan Penelitian ini akan dikembangkan melalui sistematika penulisan, sebagai berikut: a) Bab I Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. b) Bab II Landasan Teori Bab ini membahas teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. c) Bab III Metode Penelitian Bab ini membahas jenis penelitian, objek penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, uji keabsahan data, serta diagram alir penelitian. d) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membahas profil perusahaan, data hasil penelitian, dan pembahasan. e) Bab V Kesimpulan, Keterbatasan, dan Implikasi Bab ini membahas kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan implikasi bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. 9
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. Letak dengan Metode Activity Relationship Chart (ARC): Studi pada Pasar Modern
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Hasil Penelitian Mengacu pada hasil analisis dari penelitian yang berjudul Pengaturan Tata Letak dengan Metode Activity Relationship Chart
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan perusahaan mengenai tata letak (layout) ialah keputusan yang memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat mempengaruhi prioritas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN
BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN 2.1 Pengertian Umum Tentang Pasar 1 Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis ritel dewasa ini semakin meningkat. Peningkatan persaingan bisnis ritel dipicu oleh semakin menjamurnya bisnis ritel modern yang sekarang banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA
21 Desember 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 2/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2014 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang terjadi pada semua sektor dibandingkan tahun 2013 sebesar 5,02 persen. Pertumbuhan tertinggi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan seperti yang telah diuraikan penulis dalam pembahasan tentang hubungan persepsi konsumen atas Retail Mix dengan preferensi
Lebih terperinciMengapa tata letak dipandang sebagai sebuah strategi?
Strategi Tata Letak Mengapa tata letak dipandang sebagai sebuah strategi? Tata letak menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang Tata letak menjadi faktor penentu pembentuk daya saing : kapasitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini telah terjadi revolusi supermarket global yang merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar Jawa. Hal ini menimbulkan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang karena setiap fasilitas mempunyai tata letak. Tata letak yang baik dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tata letak merupakan keputusan kunci yang menentukan efisiensi operasi jangka panjang yang mempunyai sejumlah implikasi strategis karena hal tersebut dapat
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional perusahaan dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaturan tata letak merupakan suatu keputusan penting yang akan menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional perusahaan dalam jangka panjang. Pengaturan tata
Lebih terperinciPENDAHULUAN. budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel
PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar tradisional merupakan ciri bagi negara berkembang dengan tingkat pendapatan dan perekonomian masyarakat yang relatif rendah sehingga lebih sering berbelanja ke pasar tradisional.
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru. Perkembangan teknologi informasi membawa perusahaan. ekonomi dan meningkatnya persaingan usaha membuat tekanan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang semakin melanda dunia usaha mempunyai dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan dari kemampuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya orang suka berbelanja, dan orang-orang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan atau hanya ingin membeli sesuatu barang yang diinginkan. Dalam sebuah
Lebih terperinciBAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG
BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan studi berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Temuan studi tersebut disusun menjadi sebuah arahan
Lebih terperinciPasar Modern BSD City The Concept
Pasar Modern BSD City Tahun Beroperasi : 01 Juli 2004 Lokasi : Jl. Letnan Soetopo Luas Lahan : 2.6 ha Luas bangunan : 1.4 ha Kiosk : 320 unit Lapak : 302 unit Ruko : 100 unit Tingkat hunian : 99% Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang berkembang dengan pesat dewasa ini, telah menyebabkan banyak aspek - aspek bisnis bergerak dengan cepat dan dinamis mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada proses tawar-menawar. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses
Lebih terperinciPASAR MODERN DI BEKASI TA-115
LAPORAN PERANCANGAN PASAR MODERN DI BEKASI DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : ANNELINE PUSPASARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun terakhir ini, dengan berbagai format serta jenisnya. Di tengah kondisi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toko Saudara Jaya merupakan sebuah perusahaan dagang yang berlokasi di pasar Belimbing Kuranji, Kota Padang. Toko ini menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari yang
Lebih terperinciPasar BSD City
Lokasi Pasar Modern @Intermoda BSD City Terminal shuttle bus dan Trans BSD Dekat dengan Stasiun Kereta Cisauk Parkir kendaraan yang luas dengan fasilitas on ground parking Kawasan Intermoda BSD City menghadirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari kebutuhan akan pangan menjadi prioritas bagi semua makhluk hidup. Hal ini pun membuat setiap individu menuntut produksi bahan pangan. Padahal setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar. Pasar menyediakan berbagai barang kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Pengelolaan pasar mulanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan pasar tradisional menjadi topik yang menyulut perdebatan hangat di kalangan masyarakat. Liberalisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan, politis dan lain-lainnya, tempat pembeli dan penjual (penukar tipe lain) saling bertemu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli yang masih menggunakan sistem secara tradisional, dimana adanya interaksi dan tawar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir ini semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyak investor yang melakukan investasi
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. Cahaya Baru Mulia adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Cahaya Baru Mulia adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang percetakan atau advertising. Yang terletak didaerah Jakarta Pusat dan didirikan pada tanggal 29
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis ritel di indonesia khususnya swalayan menunjukkan angka yang cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi. Pasar dibedakan menjadi dua yaitu, pasar modern (supermarket dan hypermarket) dan pasar
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK
KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK Yuliandery Yuliandery_cen@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual, dan terjadinya perpindahan kepemilikan (Tjiptono,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan terhadap masalahmasalah yang dihadapi, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Variabel-variabel harapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan kebiasaan berbelanja sebagai bentuk mencari suatu kesenangan adalah merupakan suatu motif berbelanja yang baru. Motivasi merupakan konsep yang dinamis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir ini dengan berbagai macam bentuk dan jenisnya. Hal ini
Lebih terperinci2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan pusat kegiatan jual beli antara pedagang dan pembeli. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.178,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menyebabkan perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menyebabkan perusahaan untuk saling bersaing secara sehat, agar dapat tetap bertahan. Persaingan bisnis ini turut pula
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis saat ini, membuat persaingan bisnis ritel menjadi semakin ketat. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), bisnis ritel atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijadikannya sebagai tujuan berbelanja, serta produk ditempat belanja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pasar modern (retail) pada saat ini memberikan banyaknya pilihan bagi konsumen untuk menentukan produk mana yang akan dibelinya, tempat
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
- 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PASAR
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan
46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan
Lebih terperinciPENATAAN POLA TATA RUANG DALAM PASAR LEGI TRADISIONAL KOTA BLITAR
PENATAAN POLA TATA RUANG DALAM PASAR LEGI TRADISIONAL KOTA BLITAR Adhiatma Pradhipta, Rr. Haru Agus Razziati, Rinawati P. Handajani Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya adhiatma.61190@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebuah pusat perbelanjaan, baik yang menawarkan fasilitas lengkap ataupun yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis jual beli barang maupun jasa pada jaman sekarang tidak lepas dari adanya sebuah pusat perbelanjaan, baik yang menawarkan fasilitas lengkap ataupun yang menawarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Di zaman modern seperti sekarang ini, dalam berbagai bidang telah mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya
Lebih terperinciKUISIONER TAHAP KETIGA. Mohon memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan
KUISIONER TAHAP KETIGA A. Petunjuk pengisian I (untuk soal no. 1 sampai no. 2) Mohon memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput ( ) pada tempat yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Mari Elka Pangestu,Menteri Perdagangan, Potensi pasar tradisional di Indonesia sangat besar sebab retribusi dari pasar tradisional cukup besar kontribusinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persediaan merupakan salah satu aset yang berharga bagi banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu aset yang berharga bagi banyak perusahaan dikarenakan persediaan melibatkan nilai investasi yang cukup signifikan yang harus dikeluarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang telah berdiri sejak tahun Pada awalnya PT Anugrah Argon Medica hanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Anugrah Argon Medica adalah perusahaan distributor produk-produk farmasi yang telah berdiri sejak tahun 1980. Pada awalnya PT Anugrah Argon Medica hanya mendistribusikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional sejak jaman dulu memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi rakyat, selain itu juga berfungsi sebagai tempat bermuaranya produk-produk rakyat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah:
BB II TINJUN PUSTK. Pengertian Proses Produksi Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah: 1. Proses produksi adalah penciptaan barang dan jasa (Render dan Heizer, 2009:394). 2.
Lebih terperinciStrategi Tata Letak (Layout Strategy) I
Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I Pengertian Tata letak Tata letak adalah keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara jangka panjang. Tata letak adalah keputusan mengenai : A. Penempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya taraf kehidupan kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas perkotaan yang lebih terencana. Hal ini terjadi
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN
I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar dampaknya terhadap setiap kegiatan yang dilakukan oleh dunia industri, hal tersebut mengharuskan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hal itu, Ghanimata (2012) mengatakan para pemasar harus menerapkan. ujung tombak keberhasilan pemasaran.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisai telah menuntut adanya perubahan dalam segala bidang. Salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di dunia bisnis dan kondisi
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar
BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya saat ini banyak dipenuhi dengan bangunan-bangunan
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Surabaya saat ini banyak dipenuhi dengan bangunan-bangunan ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup kemungkinan kemudahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan usaha ritel seperti swalayan atau minimarket saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber: www.ritelwaralaba.com. Hampir disetiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak
1 BAB I PENDAHUALAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan itu banyak bermunculan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Pernyataan tersebut selaras dengan pernyataan Utami (2010:45)
digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada realita dunia bisnis saat ini dihadapkan dengan persaingan ketat oleh pelaku bisnis, tidak hanya sebatas mengenai produk dan keunggulan dari produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu alternatif pembayaran yang digunakan dalam proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Turban et al., (2009), salah satu bentuk revolusi pembayaran adalah penggunaan kartu dan pembayaran elektronik yang menggantikan penggunaan uang tunai dan
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN. 1. Nama : Umur :. 3. Alamat :. 5. Jabatan :. KUISIONER TAHAP KEDUA
DAFTAR PERTANYAAN A. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur :. 3. Alamat :. 4. Jenis Kelamin : L / P (Lingkari salah satu) 5. Jabatan :. KUISIONER TAHAP KEDUA B. Petunjuk pengisian I (untuk soal no.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan perdagangan merupakan salah satu faktor penggerak perekonomian, maka dari itu perdagangan memiliki posisi yang sangat strategis dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan melayani kebutuhan konsumen secara memuaskan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha retail (eceran) tumbuh pesat, jumlah dan lokasi usahanya cenderung mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat dipengaruhi
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PENGATURAN MINI MARKET PENGELOLA JARINGAN USAHA Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan itu banyak bermunculan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat dewasa ini menjadikan konsumen semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan yang semakin ketat dewasa ini menjadikan konsumen semakin penting bagi kehidupan sebagian organisasi perusahaan. Lain daripada sebelumnya, sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG
Dicabut dengan Perda Nomor 1 Tahun 2014 PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 28 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran ( Retail Businesses ) atau yang juga populer dengan sebutan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Bisnis eceran ( Retail Businesses ) atau yang juga populer dengan sebutan Peoples Businesses merupakan salah satu cabang kegiatan perdagangan jasa yang berkembang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PADA PT. XYZ
TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PADA PT. XYZ Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING...
DAFTAR ISI Halaman Cover... i Halaman Pernyataan Originalitas... ii Halaman Pengesahan... iii Abstraksi... iv Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... vii
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar tradisional di Indonesia masih merupakan wadah utama masyarakat dalam membeli suatu kebutuhan, karena dalam pasar inilah sesungguhnya perputaran ekonomi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan pelanggan, diperoleh nilai
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dibahas pada bab V, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Pasar tradisional Kiaracondong adalah pasar tradisional yang dikelola oleh PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. Pasar yang berlokasi di Jl. Kebon Jayanti,
Lebih terperinciMENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 42/M-DAG/PER/10/2010 TENTANG PENGELOLAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN SARANA DISTRIBUSI MELALUI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk. Pasar menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari saling ketergantungan antar makhluk hidup untuk selalu berkembang dan bertahan hidup.
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisa dapat disimpulkan rancangan bangunan peremajaan Pasar Rumput yang menjawab kebutuhan peningkatan ekonomi perkotaan mencakup pembenahan sirkulasi kendaraan dengan
Lebih terperinciBab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Data Umum Perusahaan Data yang dikumpulkan meliputi sejarah perusahaan, yang diperoleh melalui wawancara dan pemberian informasi mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian berimbas pada meningkatnya pertumbuhan bisnis di Indonesia. Pertumbuhan bisnis dalam beberapa tahun terakhir ini diwarnai dengan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU oleh : Endang Kusmala Dewi NRP : 3110207713 Dosen konsultasi : Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D. PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN
Lebih terperinci