PROFIL DINAS TATA KOTA KOTA BATAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL DINAS TATA KOTA KOTA BATAM"

Transkripsi

1 HALAMAN JUDUL PEMERINTAH 2008 i

2 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. P uji Syukur kepada Allah SWT, atas terbitnya buku Profil Dinas Tata Kota Kota Batam ini. Semoga kehadirannya cukup mampu menggambarkan ringkasan Renstra, tugas, kondisi serta hasil pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Kota Batam, khususnya Dinas Tata Kota Kota Batam. Sesuai Perda Kota Batam No. 12 Tahun 2007, dibentuklah Dinas Tata Kota Kota Batam. Sebagai SKPD baru, urgensi untuk lebih mengenalkan diri merupakan prioritas. Buku ini selain berisi gambaran umum Dinas, juga berisi pelayanan perizinan bangunan dan pelaksanaan konstruksi, sehingga tersosialisasikan tertib bangunan dan keselamatan bangunan di Kota Batam. Akhirnya Kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas inisiatif semua pihak yang bekerjasama menyumbang ide, saran dan pikiran bagi kesempurnaan penyusunan buku Profil Dinas Tata Kota Kota Batam ini. Sekian, terima kasih. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Batam, Desember 2008 Plt. KEPALA DINAS H. GINTOYONO, BE, SE, MM Pembina, NIP VISI DAN MISI PEMERINTAH KOTA BATA ii

3 Visi MENUJU SEBAGAI BANDAR DUNIA YANG MADANI DAN MENJADI LOKOMOTIF PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL Misi 1. Mengembangkan Kota Batam sebagai Kota industri, perdagangan, pariwisata, kelautan, alih kapal yang mempunyai akses ke pasar global dalam satu sistem tata ruang yang terintegrasi didukung oleh infrastruktur, sistem transportasi, sistem IT yang memadai dengan penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, hijau dan nyaman. 2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan dan pembinaan koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan investasi yang didukung oleh iklim usaha yang kondusif dan penegakan supremasi hukum. 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah hinterland dan perkotaan melalui penyediaan fasiltasi kebutuhan dasar, penataan dan pembinaan PKL serta usaha sektor informal lainnya. 4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, menguasai IPTEK dan bermuatan IMTAQ yang didukung dengan peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat. 5. Menggali dan meningkatkan serta melestarikan nilai-nilai seni, budaya daerah dan mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis, bertoleransi dan berbudi pekerti. 6. Mewujudkan sistem pemerintahan yang bresih, berwibawa, demokratis, berkeadilan dan akuntabel dalam rangka pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance). iii

4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii VISI DAN MISI PEMERINTAH ii DAFTAR ISI iv DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL v Kondisi Umum 6 Visi dan Misi 12 Rencana Strategis 16 Struktur Organisasi 18 Tupoksi 22 Tugas Dinas Tata Kota 28 Galeri tata Kota 49 iv

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta Kota Batam... Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk Kota Batam Gambar 3. Rumah Susun Sederhana Sewa Muka Kuning... Gambar 4. Peta sebaran lokasi dan jumlah eksisting serta jumlah rencana Rusun di Kota Batam... Gambar 5. Pembangunan Jalan Semen Paving Hinterland... Gambar 6. Pembangunan/Penataan pedestrian... DAFTAR TABEL Tabel 1. Pegawai Dinas Tata Kota Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan... Tabel 2. PNS Dinas Tata Kota Berdasarkan Pangkat/Golongan Ruang... Tabel 3. Jumlah perizinan bangunan yang telah diterbitkan di Kota Batam Tahun Tabel 4. Jumlah Retribusi IMB Kota Batam Tahun Tabel 5. Jumlah Rumah Susun yang terbangun di Kota Batam... Tabel 6. Sarana dan Prasarana Hasil Program Bidang Perumahan dan Permukiman di Kota Batam Tahun v

6 6 Kondisi Umum Kondisi Umum A. LUAS DAN BATAS WILAYAH Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis di jalur pelayaran dunia internasional. Luas wilayah Kota Batam berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam tahun adalah Km2, dengan batas wilayah meliputi: Sebelah Utara : Singapura dan Malaysia Sebelah Timur : Kab. Lingga. Sebelah Selatan : Kab. Karimun dan Laut internasional. Sebelah Barat : Kab. Bintan dan Kota Tanjung Pinang. Gambar 7. Peta Kota Batam

7 7 B. KONDISI FISIK DASAR a. Kondisi Topografi Kondisi topografi Kota Batam umumnya datar dan bergelom-bang dengan lereng antara 0 8 derajat seperti di Batu Ampar, Sekupang, tanjung Uncang, Sagulung dan Kabil serta pulau-pulau kecil seperti P. Galang, P. Rempang dan P Galang Baru. Sebagian kecil lainnya datar bergelombang dengan kelerengan 3 20 derajat, seperti di Sagulung dan Muka Kuning. b. Kondisi Iklim Kota Batam beriklim tropis dengan suhu minimum udara antara 20, C dengan kelembaban udara 22% - 79 %. Curah hujan rata-rata 155 mm. Curah hujan tertinggi, tercatat pada bulan November yakni 290 mm dan terendah pada bulan Agustus yakni 95 mm (Stasiun Meteorologi Hang Nadim). c. Kondisi Geologi Wilayah Kota Batam seperti halnya daerah lain di Daerah Kepulauan Riau juga merupakan bagian dari paparan Kontinental. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan dari daratan pra tersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia / Pulau Singapura di bagian utara sampai dengan pulau-pulau Moro dan Kundur serta Karimun di bagian selatan. d. Kondisi Hidrologi Kota Batam hanya memiliki sedikit sungai yang dialiri air sepanjang tahun. Beberapa sungai bahkan kini sudah banyak yang tertimbun tanah urukan akibat pesatnya pembangunan di Batam. Secara Hidrologi memang Kota Batam tidak memiliki sungai yang besar akibat dari topografi dan jenis geologinya. Hal ini menjadi salah satu kendala untuk sumber air bersih. Beberapa Waduk alam dan Buatan di Kota Batam seperti : Dam Sei Ladi, Dam Duriangkang, dan Waduk Baloi, merupakan waduk atau dam dengan sumber air utama dari mata air dan dari air hujan. Sungai-sungai lain di Batam antara lain : Sungai (Sei) Ladi, Sei Lelai, Sei Panas, Sei Jodoh.

8 8 C. JUMLAH DAN LAJU PERTAMBAHAN PENDUDUK Sejak dikembangkannya Pulau Batam dan beberapa pulau disekitarnya menjadi daerah Industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata serta terbentuknya Kotamadya Batam tanggal 24 Desember Tahun 1983, jumlah pertambahan penduduk terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, jumlah penduduk Kota Batam tercatat sebesar jiwa dan hingga Juni 2008 meningkat menjadi jiwa yang tersebar di 12 kecamatan dan 64 kelurahan. Namun demikian, penyebarannya tidak merata dan sebagian besar banyak terkonsentrasi di P. Batam. Gambar 8. Pertumbuhan Penduduk Kota Batam Dari hasil sensus penduduk, Laju pertumbuhan penduduk ratarata per tahunnya selama periode Tahun sebesar %. Namun sejak pelaksanaan Perda Nomor 2 Tahun 2001, laju pertumbuhan penduduk periode rata-rata sebesar 6,36%. Tingginya laju pertambahan penduduk ini lebih disebabkan karena faktor migrasi pendatang dari berbagai daerah di tanah air. Pesatnya arus migrasi ini juga berdampak pada aspek sosial ekonomi, tata ruang maupun kualitas lingkungan. Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena bertambahnya penduduk juga berpengaruh pada

9 makin bertambahnya kebutuhan akan infrastruktur dan perumahan. Terkait dengan hal itu, beberapa masalah pembangunan perumahan di Kota Batam adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akibat adanya anggapan Batam merupakan surga bagi pencari kerja, menyebabkan kebutuhan akan perumahan menjadi tinggi. 2. Tidak meratanya penyebaran penduduk (sebagian besar berada di P. Batam), mengakibatkan pembangunan sangat terkonsen-trasi di P. Batam 3. Keterbatasan lahan 4. Kondisi Kota Batam yang terdiri dari 400 Pulau besar dan kecil yang sebagian besar tidak memiliki sumber air sehingga sulit untuk dikembangkan. Masalah lain yang mengemuka terkait konteks perumahan dan permukiman di Kota Batam ini adalah: 1. Masih maraknya rumah liar/bermasalah akibat dampak dari pengembangan Batam menjadi Kota industri dan relatif tingginya harga rumah. Data dari BPS Tahun 2008 ini diperkirakan masih terdapat rumah liar di Kota Batam. 2. Kekurangsiapan dalam mengantisipasi kecepatan dan pertumbuhan fisik, sehingga kawasan kumuh pun tumbuh sejalan dengan bertambahnya pusat-pusat kegiatan ekonomi. D. Sejarah Dinas Tata Kota Kota Batam Kebutuhan akan perumahan sebagaimana disebutkan di atas berimplikasi pula pada makin meningkatnya kebutuhan akan infrastruktur seperti air bersih, rumah yang layak huni, sarana dan prasarana dasar permukiman, penyediaan utilitas publik, fasilitas berusaha ataupun tempat berkerja dan lain-lain. Terbentuknya Pemerintah Kota Batam sebagai institusi eksekutif yang melaksanakan roda pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan menjadi harapan untuk menjawab permasalahan maupun tantangan tersebut di atas. Dengan disahkannya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah merupakan langkah awal dimulainya kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Sejak itu, terjadilah perubahan penting dalam pengembangan kelembagaan pemerintahan daerah. Undang-undang ini juga memberi ruang gerak 9

10 lebih kepada pemda dengan menambah perangkat daerah. Demikian pula dengan pemberian mandat beberapa institusi pusat kepada pemda. Sejak Maret 2001, struktur organisasi pemerintah Batam meliputi : Walikota Wakil Walikota Sekretaris Kota ( Seko ) Asisten Pemerintahan dan Pembangunan Asisten Administrasi Umum Lima badan yang langsung dilibatkan dalam bidang perencanaan pembangunan, pengawasan, lingkungan, pengembangan pribadi dan koordinasi investasi dan promosi. 16 dinas untuk pekerjaan umum, tranportasi, pendapatan lokal, tenaga kerja, pertanian, pertanian dan perikanan, perdagangan dan industri, pariwisata, kesehatan, masyarakat, pengembangan komunitas, masalah sosial, penerangan dan lain lain. Kemudian Berdasarkan peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 tahun 2003 tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah kota Batam, Dinas Dinas Daerah yang ada di dalam pemerintahan Daerah Kota Batam terbagi menjadi Dinas Permukiman dan Prasarana, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertamanan, Dinas Perhubungan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana, Dinas Sosial, Dinas Pertanahan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Koperasi dan UKM, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pasar dan Kebersihan, dan Dinas Pendapatan Hingga akhir 2007, dengan kebijakan Pemerintah Pusat terjadi beberapa pencapaian terkait kapasitas kelembagaan Pemerintah Daerah yang terbagi menjadi Pembagian Urusan, Penataan Organisasi Perangkat Daerah, Pelaksanaan SPM, Pelayanan Satu Atap, serta peningkatan Kapasitas dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pada saat itu, Pemerintah telah menerbitkan dua Peraturan pemerintah yang menjadi dasar pelaksanaan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah, sebagai perwujudan Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Kedua PP tersebut adalah PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, serta PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Berdasarkan hal tersebut, terbitlah Peraturan Daerah (Perda) Kota Batam No. 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan 10

11 Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batam. Dalam Perda ini Dinas Permukiman dan Prasarana Kota batam terbagi menjadi Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Tata Kota. Seiring perkembangan kota dan kelembagaan pemerintahan, Sejarah Dinas Tata Kota Kota Batam sendiri juga sangat dinamis. Urusan dan kewenangan Dinas Tata Kota yang pada umumnya merupakan bagian dari bidang Ke-Ciptakaryaa-an, sejak awal terbentuknya juga mengalami beberapa perubahan kelembagaan. Secara ringkas, sejarah Dinas Tata Kota Kota Batam diuraikan sebagai berikut: a. Perwakilan Dinas PU Tk. I Riau Tahun 1984 s/d 1987 dipimpin oleh Syafri Ilyas. b. Cabang Dinas PU Tk I Tahun 1987 s/d 1991 dipimpin oleh Wasnuri Marza c. Cabang Dinas PU Tahun 1991 s/d 1994 dipimpin oleh Ir. Faisal Qomar Karim, M.Eng d. Suku Dinas PU Propinsi Riau Batam Tahun 1994 s/d 1997 oleh Ir Firdaus e. Suku Dinas PU Kodya Batam Tahun 1997 s/d 1999 oleh Ir. H. Ahmadi Samad f. Dinas Kimpras Kota Batam Tahun 1999 s/d 2003 oleh Ir. H Ahmadi Samad g. Dinas Tata Kota Batam Tahun 1999 s/d 2000 oleh Ir. Harry Rukanto h. Dinas Kimpras Kota Batam Tahun 2003 s/d 2007 oleh Ir Harry Rukanto i. Dinas PU Kota Batam Tahun 2008 s/d Sekarang oleh Ir Harry Rukanto j. Dinas Tata Kota Kota Batam Tahun 2008 s/d Sekarang H. Gintoyono, BE, SE,MM 11

12 12 Visi & Misi Visi dan Misi A. VISI Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi pemerintah dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Visi Dinas Tata Kota Kota Batam sebagaimana termuat dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD mengacu kepada Visi Daerah Sehingga Visi Dinas Tata Kota Kota Batam ditetapkan sebagai berikut: Terwujudnya Penataan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Penjelasan Visi Dinas Tata Kota Kota Batam sebagai berikut; Kota Batam yang merupakan daerah kepulauan merupakan sumber daya yang harus ditata dan direncanakan agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan lebih produktif, namun tetap nyaman dan berkelanjutan. Penataan kota juga harus diselenggarakan secara profesional, dengan memanfaat-kan sumber daya yang dimiliki secara optimal, akuntabel, dan kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan. Aman dan Nyaman untuk ditinggali (livable). Produktif mengandung makna efisiensi pemanfaatan lahan yang dapat mewadahi aktifitas dan kegiatan seluruh warganya sehingga berdaya saing ekonomi, dan sumber daya yang ada tidak hanya dapat dinikmati generasi masa kini tetapi juga generasi yang akan datang (sustainable development). Diharapkan dengan visi yang dicanangkan ini akan tercipta penataan kota yang mendukung terwujudnya Kota Batam sebagai bandar dunia yang madani dan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.

13 13 B. MISI Untuk mewujudkan Visi Dinas Tata Kota Kota Batam tersebut dirumuskan 5 (lima) misi sebagai berikut: a. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya dan Sarana Prasarana Aparatur. b. Meningkatkan kualitas manajemen data dan mengembangkan perumusan kebijakan teknis penataan kota serta sistem informasi yang transparan, akuntabel dan implementatif c. Mengembangkan sistem penataan ruang kota, d. Mewujudkan penataan kawasan/lingkungan permuki-man beserta sarana dan prasarana pendukung yang berkelanjutan. e. Menjaga dan Meningkatkan Kualitas Bangunan/Gedung Uraian dari kelima misi tersebut berdasarkan elemen-elemen penting yang dapat membantu pemahaman terhadap masing-masing misi akan didukung penjelasan/telaah tujuan yang akan dicapai. Tujuan disini merupakan target kualitatif dan kuantitatif dari Dinas Tata Kota Kota Batam, sehingga pencapaian target ini dapat menjadi ukuran kinerja faktor-faktor kunci keberhasilan Dinas. Dengan adanya pernyataan tujuan maka akan jelas bagi Dinas Tata Kota Kota Batam, kemana arah yang akan dituju dalam rangka mempertahankan dan melaksanakan tugas-tugas dengan sebaik baiknya dimasa yang akan datang. Adapun penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut: MISI I: Mengembangkan dan meningkatkan kualitas daya dan Sarana Prasarana Aparatur. sumber Misi ini mengandung makna bahwa dalam rangka mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat, diperlukan aparatur yang memiliki kompetensi dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta sarana prasarana yang sesuai dengan dinamika perkembangan kota. Untuk itu tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari pencapaian misi kesatu ini pada akhirnya adalah : a. Terwujudnya penataan kelembagaan dan peningkatan Kinerja Aparatur

14 b. Terwujudnya pengelolaan administrasi dan keuangan daerah yang akuntabel c. Terwujudnya sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi dan kemampuan di bidangnya. 14 MISI II: Meningkatkan kualitas manajemen data dan mengembangkan perumusan kebijakan teknis penataan kota serta sistem informasi yang transparan, akuntabel dan implementatif Misi ini mengandung makna bahwa dalam menyusun dan mengendalikan rencana kota harus disusun antisipatif, akuntabel, dan implementatif sesuai perundang-undangan yang berlaku serta didukung data dan analisis yang baik. Tujuan yang akan diwujudkan sebagai cerminan penca-paian misi kedua ini adalah : a. Terwujudnya efektifitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan b. Tersedianya pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi bidang penataan kota c. Terwujudnya pelayanan prima MISI III: Mengembangkan sistem penataan ruang kota. Makna yang terkandung dalam peryataan misi ini adalah pemerintah Kota Batam dalam mengantisipasi perkembangan kota yang pesat dan dinamis perlu melakukan penataan dan pengendalian pemanfaatan ruang kota yang dapat mewadahi aktifitas dan kegiatan seluruh warganya. Untuk mencapai maksud tersebut Pemerintah Kota Batam harus merencanakan, mengevaluasi dan memantapkan penataan ruang yang terintegrasi antar sektor. Untuk itu tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari pencapaian misi ketiga ini pada akhirnya adalah : a. Terwujudnya penataan ruang Kota Batam yang dapat mewadahi aktifitas dan kegiatan seluruh warganya sehingga berdaya saing ekonomi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. b. Terwujudnya lingkungan perkotaan yang bersih, hijau, nyaman, indah dan aman

15 MISI IV: Mewujudkan penataan kawasan/lingkungan permukiman beserta sarana dan prasarana pendukung yang berkelanjutan. Misi ini mengandung makna bahwa dalam rangka perencanaan, pembangunan dan pembinaan perumahan dan permukiman, perlu mengedepankan pembangunan berwawasan lingkungan, sehingga sumber daya yang ada tidak hanya dapat dinikmati generasi masa kini, tetapi juga generasi yang akan datang. Untuk mencapai maksud tersebut pembangunan bidang permukiman harus dapat mengantisipasi tuntutan pertambahan penduduk dan kegiatan sosial masyarakat yang akan berdampak pada peningkatan kebutuhan akan perumahan dan sarana prasarana pendukungnya. Untuk itu tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari pencapaian misi keempat ini pada akhirnya adalah : a. Terwujudnya perumahan yang layak huni bagi masyarakat b. Terwujudnya pembangunan hunian yang mendukung efisiensi tata guna lahan. c. Meningkatnya fasilitas sarana dan prasarana Infrastruktur dasar permukiman. d. Terwujudnya pengembangan Daerah Hinterland MISI V: Menjaga dan Meningkatkan Kualitas Bangunan/Gedung Misi ini mangandung makna bahwa dalam rangka perencanaan dan pembangunan bangunan/gedung, perlu mengedepankan keselamatan dan kesesuaian dengan citra kota yang fungsional, selamat, sehat, nyaman, dan aksesibel, serasi dan selaras dengan lingkungannya serta sesuai dengan norma/standar bangunan yang berlaku. Untuk itu tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari pencapaian misi kelima ini pada akhirnya adalah : a. Terwujudnya bangunan yang aman dan nyaman di Kota Batam. b. Terwujudnya bangunan yang aksesible, selaras, dan serasi dengan lingkungannya. c. Tersedianya inventarisasi bangunan Gedung di Kota Batam. 15

16 16 Rencana Strategis Rencana Strategis Pelaksanaan Pembangunan daerah tahun , merupakan jawaban atas permasalahan yang berkembang saat ini. Dengan keterbatasan sumber daya, maka disusunlah prioritasprioritas pembangunan melalui Rencana Strategis. Pemilihan program-program pembangunan selama tahun sebagaimana dituangkan dalam Rencana Kerja Dinas Tata Kota Kota Batam setiap tahunnya dilakukan berdasarkan kebutuhan mendesak dan dalam rangka percepatan proses pembangunan di samping memperhatikan aspirasi masyarakat. Dengan mengacu RPJMD Kota Batam dan Visi Misi Dinas Tata Kota Kota Batam diuraikan prioritas program Dinas Tata Kota Kota Batam sebagai berikut: Misi I : Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya dan Sarana Prasarana Aparatur, 1. Program : Peningkatan Pelayanan Keuangan Daerah Kegiatan : 1. Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program : Pembangunan dan Peningkatan fasilitas / sarana dan prasarana perkantoran pemerintah Kegiatan : 1. Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur 2. Pembangunan Kantor/Gedung Negara 3. Program : Peningkatan Sumber Daya Aparatur dan Disiplin Aparatur Kegiatan : 1. Peningkatan Sumber Daya Aparatur dan Disiplin Aparatur Misi II. Meningkatkan kualitas manajemen data dan mengembangkan perumusan kebijakan teknis penataan kota serta sistem informasi yang transparan, akuntabel dan implementatif

17 1. Program : Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Kegiatan : 1. Penyusunan Perencanaan Program Kegiatan Dinas Tata Kota Kota Batam 2. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan 2. Program : Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kegiatan : 1. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Bidang Infrastruktur MISI III Mengembangkan sistem penataan ruang kota, 1. Program : Perencanaan, Pemanfatan dan Pengendalian Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota. Kegiatan : 1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Batam 2. Pelaksanaan Pengawasan dan Penataan Pembangunan di Kota Batam 3. Sosialisasi Peraturan Tentang Izin Mendirikan Bangunan Misi IV : Mewujudkan penataan kawasan/lingkungan permukiman beserta sarana dan prasarana pendukung yang berkelanjutan. 1. Program : Pengamanan Tebing dan Pantai Kegiatan : 1. Pembangunan Batu Miring 2. Program : Pengembangan dan Pemeliharaan Sarana Perumahan dan Permukiman Kegiatan : 1. Pembangunan Rusunawa 2. Pembangunan Semenisasi jalan Kota Batam 3. Program : Pengelolaan dan Peningkatan Utilitas Perkotaan Kegiatan : 1. Penataan Pedestrian/Trotoar/Boulevard Kawa-san Perkotaan Kota Batam 4. Program : Pengembangan Insfrastruktur Wilayah Hinterland Kegiatan : 1. Pembangunan Jalan Semen/Paving Wilayah Hinterland Misi V : Menjaga dan meningkatkan kualitas bangunan dan gedung 1. Program : Pembangunan dan Peningkatan fasilitas / sarana dan prasarana perkantoran pemerintah Kegiatan : 1. Pembangunan Kantor/Gedung Negara 17

18 18 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Dinas Tata Kota Kota Batam merupakan pecahan dari Dinas Pemukiman dan Prasarana, dimana berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Batam No. 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batam, telah terbagi menjadi Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Tata Kota. Dinas Tata Kota Kota Batam sendiri mempunyai tugas pokok yakni melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Penataan Kota. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ini dipimpin seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Dinas Tata Kota Kota Batam mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis berupa perencanaan, pengendalian dan pendataan di bidang penataan Kota Kota Batam. 2. Pembinaan, pengendalian, pengawasan, dan penanganan pelayanan perizinan bangunan, 3. Perencanaan, pembangunan dan pembinaan perumahan dan permukiman, 4. Perencanaan, pembinaan dan pembangunan prasarana bangunan gedung, 5. Pengelolaan urusan Ketatausahaan Dinas. Berdasarkan Perda No. 12 Tahun 2007, Struktur Organisasi Dinas Tata Kota terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat/Bagian Tata Usaha, membawahi; - Sub Bagian Umum dan dan Keuangan - Sub Bagian Kepegawaian c. Bidang Program Perkotaan, membawahi; - Seksi Pendataan dan Pemetaan - Seksi Perencanaan Tata Kota

19 19 - Seksi Evaluasi, Pengendalian dan Pengawasan Tata Kota d. Bidang Perizinan Bangunan, membawahi; - Seksi Pengukuran - Seksi Pengawasan Bangunan - Seksi Retribusi Perizinan e. Bidang Perumahan dan Pemukiman, membawahi; - Seksi Perencanaan Perumahan dan Permukiman, - Seksi Pembangunan Perumahan dan Permukiman, - Seksi Pembinaan Perumahan dan Permukiman f. Bidang Prasarana Bangunan Gedung, membawahi: - Seksi Bangunan Gedung - Seksi Perencanaan dan Jasa Konstruksi; - Seksi Pembinaan Bangunan Gedung. Lebih jelasnya Struktur Organisasi Dinas Tata Kota Kota Batam dapat dilihat pada bagan berikut ini:

20 . Kepala Dinas. H. GINTOYONO, BE, SE, MM (Plt) NIP Sekretariat/Bagian Tata Usaha. H. GINTOYONO, BE, SE, MM NIP Subbag Kepegawaian. ZENIFRENRIATI, S.Sos. NIP Subbag Umum dan Keuangan. HJ. EKA ERIATI, SE NIP Bidang Program Perkotaan. SOEMARLAN, SE NIP Bidang Perizinan Bangunan. T. MUSTAFA, SST, MT NIP Bidang Perumahan dan Permukiman Ir. NGADIMIN, M.Si NIP Bidang Prasarana Bangunan Gedung H. SAKRITA MIRWAN, BE NIP Seksi Pendataan dan Pemetaan DIAN ANGRAINI, SE NIP Seksi Perencanaan Tata Kota AGUNG FITHRIANTO, ST, MT NIP Seksi Evaluasi, Pengendalian. dan Pengawasan Kota. HERI SETIAJI, ST NIP Seksi Pengukuran. YANIVIRZAL DWIYANTI, ST, MT NIP Seksi Pengawasan Bangunan. AZRIZAL, SSTP NIP Seksi Retribusi Perizinan. MARTIAS, ST (Plt.) NIP Seksi Perencanaan Perumahan dan Permukiman. METRA DINATA, ST, MT NIP Seksi Pembangunan Perumahan. dan Permukiman. DARMAWAN, ST NIP Seksi Pembinaan Perumahan dan. Permukiman. ZULPENEDI, ST NIP Seksi Bangunan Gedung. FITRI NINGSIH, ST NIP Seksi Perencanaan dan Jasa Konstruksi. ABDUL HALIM, SP NIP Seksi Pembinaan Bangunan. Gedung. KRISTIAN TRI GUNAWAN, ST NIP Gambar 9. Struktur Organisasi Dinas Tata Kota Kota Batam

21 Guna mendukung tugas, fungsi dan kewenangannya, Dinas Tata Kota Kota Batam perlu mendapat dukungan Sumber Daya Manusia yang memenuhi persyaratan kualifikasi yang dibutuhkan. Saat ini jumlah karyawan/ karyawati Dinas Tata Kota Kota Batam sebanyak 47 orang, dengan jumlah Pegawai Negeri Sipil berjumlah 42 orang, 2 Orang CPNS dan Tenaga Honor Daerah berjumlah 3 Orang. Dari tugas, fungsi, kewenangannya yang sangat strategis dalam bidang penataan kota, jumlah karyawan/karyawati yang ada dirasakan masih kurang memadai. Namun demikian keberhasilan sebuah organisasi juga tidak hanya dilihat dari kuantitasnya, tapi juga sangat ditentukan dari sisi kualitas SDM tersebut. Karena sebuah organisasi dengan kualitas SDM yang cukup namun tidak dilandasi kualitasnya, maka roda organiasi tidak akan maksimal dalam operasionalnya. Adapun latar belakang pendidikan SDM pada Dinas Tata Kota Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Pegawai Dinas Tata Kota Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Latar Belakang Pendidikan Status Pegawai Jum lah No. SLTA Diploma S1 S2 S3 1 PNS CPNS THD Sumber: Sekretariat Dinas Tata Kota Kota Batam, No Tabel 8. PNS Dinas Tata Kota Berdasarkan Pangkat/Golongan Ruang Status Golongan Ruang Pegawai Jml total IIa IIb IIc IId IIIa IIIb IIIc IIId IVa IVb PNS CPNS THD Sumber: Sekretariat Dinas Tata Kota Kota Batam, 2008

22 22 Tupoksi Tupoksi Tugas Pokok dan fungsi Kepala Dinas dan masing-masing bagian/bidang di bawahnya adalah sebagai berikut: A. KEPALA DINAS Kepala Dinas Tata Kota mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang penataan kota berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Dinas Tata Kota mempunyai fungsi : a. Menyusun program dan kegiatan dinas dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang; b. Menyelenggarakan tata usaha perkantoran yang meliputi urusan perencanaan dan evaluasi, keuangan serta urusan umum dan kepegawaian; c. Merumuskan kebijakan teknis sesuai lingkup tugasnya; d. Menyelenggarakan kegiatan teknis operasional yang meliputi bidang program perkotaan, perizinan bangunan, perumahan dan pemukiman, dan bidang prasarana bangunan gedung; e. Menyelenggarakan administrasi dan pelayanan umum kepada masyarakat dalam lingkup tugasnya; f. Melaksanakan pembinaan terhadap unit pelaksana teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; g. Melaksanakan koordinasi dengan unsur terkait lainnya dalam setiap penyelenggaraan kegiatan dinas; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. B. SEKRETARIAT/BAGIAN TATA USAHA Sekretariat dipimpin seorang Sekretaris/Kepala Bagian yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Tata Kota dalam melaksanakan urusan perencanaan tata laksana, keuangan, umum, perlengkapan dan kepegawaian. Uraian tugas tersebut di atas meliputi :

23 a. Menghimpun, mengkoordinasikan, perencanaan dan pelaksanaan program ketatausahaan dan urusan rumah tangga Dinas Tata Kota; b. Mengkoordinir pelaksanaan pembinaan organisasi tata laksana Dinas Tata Kota; c. Mengkoordinir pengelolaan administrasi kepegawaian, administrasi persuratan, kearsipan, inventarisasi dan rumah tangga dinas; d. Menyiapkan data, informasi, hubungan masyarakat dan penyelenggaraan penyusunan dokumentasi dan perpustakaan; e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Tata Kota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas dimaksud Sekretaris membawahi : a. Subbagian Umum dan Keuangan; b. Subbagian Kepegawaian; C. BIDANG PROGRAM PERKOTAAN Bidang Program dipimpin seorang Kepala Bidang yang bertugas membantu Kepala Dinas Tata Kota dalam menghimpun, mensistematisasikan, mengintegrasikan, melaksanakan penda-taan dan menginformasikan kegiatan, menyusun rencana, mem-buat program kegiatan kerja serta melakukan pemantauan dan evaluasi atas program yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas. Uraian tugas tersebut di atas meliputi : a. Menyusun rencana detail Kota; b. Menyiapkan rencana terinci ruang kota; c. Mengadakan pendataan ruang kota; d. Menghimpun, mensistematisasikan, mengintegrasikan smua data dan informasi dalam membuat dan merumuskan renca-na kegiatan dan program dari unit kerja terkait dalam lingkup dinas; e. Membuat dan merumuskan rencana kegiatan dan program kerja tahunan dan lima tahunan dinas; f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap rencana program dan kegiatan, baik tahunan maupun lima tahunan yang ditetapkan oleh dinas; g. Mengadakan pengukuran dan pemetaan wilayah kota di atas mana rencana detail kota akan disusun; h. Memberikan advis planning (Fatwa Planologi); i. Menunjuk garis sempadan Bangunan (GSB); j. Pengawasan garis sempadan bangunan (GSB); k. Membuat peta situasi di atas mana bangunan akan didirikan; 23

24 l. Melayani masyarakat dalam bidang planning; m. Membuat dan mengajukan pra rancangan peraturan daerah yang berhubungan dengan tata kota; n. Memberikan laporan dan pertimbangan kepada Kepala Dinas Tata Kota; o. Memasukan situasi bangunan yang telah mendapat izin ke dalam blad; p. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Program membawahi : a. Seksi Perencanaan Tata Kota; b. Seksi Pendataan dan Pemetaan Kota; c. Seksi Evaluasi, Pengendalian dan Pengawasan Tata Kota. D. BIDANG PERIZINAN BANGUNAN Bidang Perizinan Bangunan dipimpin seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan, pengendalian, pengawasan, pendataan, dan penanganan pelayanan perizinan bangunan. Uraian tugas tersebut di atas meliputi : a. Melakukan pendataan bangunan gedung; b. Pelayanan permohonan izin mendirikan bangunan (IMB); c. Memeriksa kelengkapan administrasi permohonan izin mendirikan bangunan; d. Memeriksa kelengkapan gambar arsitektur, konstruksi dan mekanikal serta elektrikal bangunan yang akan mendapatkan izin; e. Menghitung besarnya retribusi bangunan; f. Melakukan pengukuran pada lokasi yang yang akan dibangun setelah mendapatkan izin; g. Memasang patok/pengecekan bouwplank pada bangunan yang akan dibangun setelah mendapat izin; h. Memberikan teguran/peringatan/penyetopan kepada pemilik bangunan yang telah mendapatkan izin, yang menyimpang dari perizinan yang telah dikeluarkan; i. Mengawasi bangunan yang telah mendapat izin agar jangan menyimpang dari ketentuan yang telah diberikan; 24

25 j. Memberikan laporan kepada Kepala Dinas bagi bangunan tanpa izin dan pelaksanaan bangunan yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku; k. Mengambil tindakan yang perlu bila terdapat bangunan yang telah didirikan tanpa izin; l. Melakukan sertifikasi izin usaha jasa konstruksi (IUJK); m. Melakukan sertifikasi izin bekerja perencana (SIBP); n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Tata Kota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas dimaksud Kepala Bidang Perizinan Bangunan membawahi : a. Seksi Pengukuran; b. Seksi Pengawasan Bangunan; c. Seksi Retribusi Perizinan. E. BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Bidang Perumahan dan Pemukiman dipimpin seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Tata Kota dalam penyelenggaraan perencanaan, pembangunan dan pembinaan perumahan dan pemukiman. Uraian tugas tersebut di atas meliputi : a. Menyelenggarakan perencanaan teknis dan pembangunan perumahan beserta sarana dan prasarana lingkungan yang didanai oleh Pemerintah baik di perkotaan maupun pedesaan; b. Memberikan bantuan teknis yang berkaitan dengan pembangunan perumahan yang dilakukan oleh swasta; c. Melakukan pengelolaan dan manajerial rumah susun yang dibangun melalui dana APBN maupun APBD; d. Membantu pihak swasta dalam menerapakan standar perumahan dan pemukiman; e. Menyelenggarakan kegiatan dari Pemerintah Pusat yang berkaitan dengan perumahan dan permukiman pada wilayah perkotaan, hinterland, daerah perbatasan dan daerah lainnya; f. Merencanakan dan melaksanakan pengamanan tebing kawasan perumahan dan permukiman yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah; g. Melakukan perencanaan, pengembangan, dan pembangunan rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah; 25

26 h. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan penyediaan sarana dan prasarana di lingkungan perumahan dan permukiman; i. Memberikan laporan dan advis kepada Kepala Dinas bidang perumahan dan permukiman; j. Membantu swasta dalam menerapkan standar perumahan dan permukiman; k. Memberikan bantuan teknis yang berkaitan dengan pembangunan perumahan yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun swasta; l. Melaksankan pembinaan penyuluhan tentang rumah sehat; m. Penyelenggaraan pembangunan kawasan siap bangun (Kasiba) dan lingkungan siap bangun (Lisiba); n. Penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh; o. Pengelolaan peremajaan/perbaikan permukiman kumuh/nelayan dan rusunawa; p. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Tata Kota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya Dalam melaksanakan tugas dimaksud Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman membawahi : a. Seksi Perencanaan Perumahan dan Permukiman; b. Seksi Pembangunan Perumahan dan Permukiman; c. Seksi Pembinaan Perumahan dan Permukiman. F. BIDANG PRASARANA BANGUNAN GEDUNG Bidang Prasarana Bangunan Gedung dipimpin seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Tata Kota dalam pelaksanaan perencanaan, pengaturan dan pengendalian bangunan gedung, penyusunan dan pembuatan harga standar bangunan, dan pengawasan dan pengendalian norma standar pedoman manual (NSPM) dan tugas lainnya dibidang prasarana bangunan gedung; Uraian tugas tersebut di atas meliputi : a. Melaksanaan perencanaan, bantuan teknis dan pengaturan terhadap penataan bangunan; b. Melaksanakan pengaturan, pemanfaatan dan pengurusan bangunan gedung daerah/pemerintah daerah maupun gedung negara/ pemerintah dalam penguasaannya; c. Membantu pembuatan harga standar bangunan; d. Memberikan bantuan teknis yang berkaitan dengan bangunan kepada pihak ketiga; 26

27 e. Pengawasan dan pengendalian norma standar pedoman manual (NSPM); f. Memberikan bantuan teknis yang berkaitan dengan pemba-ngunan perumahan yang dilakukan instansi pemerintah; g. Memberikan laporan dan advis kepada Kepala Dinas terha-dap permasalahan bangunan yang dianggap membahayakan keselamatan manusia atau mengganggu keindahan kota; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Tata Kota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Prasarana Bangunan Gedung membawahi : a. Seksi Bangunan Gedung; b. Seksi Perencanaan dan Jasa Konstruksi; c. Seksi Seksi Pembinaan Bangunan Gedung. 27

28 Pelaksanaan Tugas Dinas Tata Kota Tugas Tata Kota Sesuai tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tata Kota Kota Batam melaksanakan kewenangan Desentralisasi bidang Penataan Kota. Sebagai gambaran, akan dinarasikan kondisi pelayanan yang menjadi kewenangan Dinas Tata Kota Kota Batam, khususnya dibidang Penataan Ruang, Perumahan Permukiman, Pengembangan dan Peningkatan Utilitas Perkotaan dan Pembangunan Sarana Prasarana Bangunan. A. PENATAAN RUANG Ruang Lingkup penyelenggaraan Penataan Ruang di Kota Batam meliputi pengaturan kegiatan Perencaaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Pengaturan Tata Ruang di Kota Batam telah diatur dalam Perda Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam yang meliputi pengaturan matra darat dan laut dalam satu kesatuan yang integral. Perkembangan kota yang pesat dan dinamis menimbulkan berbagai kepentingan terhadap pemanfaatan ruang, sehingga membutuhkan pengaturan dan pengendalian secara terpadu. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai turunan RTRW sangat dibutuhkan agar RTRW Kota yang masih makro dapat diimplementasikan dalam setiap pelaksanaan pembangunan. Saat ini Kota Batam baru memiliki 2 (dua) buah Dokumen RDTR di Kawasan Perkotaan, yaitu Sagulung dan Batu Aji. Dengan adanya pemekaran Kecamatan dari 8 menjadi 12, idealnya tiap Kecamatan memiliki RDTR nya masing-masing. Dengan pesatnya tingkat urbansasi penduduk yang dibarengi laju perkembangan kota di Kota Batam diperlukan instrumen pengendali agar pembangunan yang dilakukan sesuai dengan konsep perencanaan tata ruang yang telah disusun sebelumnya. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebagai instrumen pengendali tata ruang, mulai bulan April tahun 2002 pengelolaannya telah diserahkan dari Otorita Batam kepada Pemerintah Kota Batam dan secara khusus mulai Tahun 2008 telah ditangani oleh Dinas Tata Kota Kota Batam. 28

29 NO Pelayanan perizinan yang diterbitkan selain IMB, diterbitkan pula Surat Izin Bekerja Perencana (SIBP) dan Izin Usaha Jasa Konstruksi. Lebih lengkapnya jumlah izin yang telah dikeluarkan dalam bidang Penataan Kota ini adalah: Tabel 9. Jumlah perizinan bangunan yang telah diterbitkan di Kota Batam Tahun TA HUN JML PIMB IMB JENIS PERIZINAN IZIN SBP IP SEMEN MB TARA IUJK Jumlah Sumber: Bidang Pelayanan Perizinan Dinas Tata Kota Kota Batam, 2008 Dari pelayanan IMB ini mulai bulan April 2002 sampai 2008 diperoleh retribusi yang menjadi pemasukan bagi APBD Kota Batam sebesar Rp ,- dengan perincian: Tabel 10. Jumlah Retribusi IMB Kota Batam Tahun NO TAHUN RETRIBUSI Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp TOTAL RETRIBUSI Rp ,- Sumber: Bidang Pelayanan Perizinan Dinas Tata Kota Kota Batam, SERTIFIKAT YG DITERBITKAN

30 Disamping menerbitkan perizinan, Dinas Tata Kota Kota Batam juga melakukan Penataan, Pengawasan dan penertiban bangunan, dengan harapan agar bangunan yang ada tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Terdapat 3 (tiga) jenis pengawasan, yaitu: 1. Pengawasan rutin terhadap bangunan-bangunan yang sudah diberikan IMB agar tidak melakukan hal-hal penyimpangan baik dari segi tata letak teknis. 2. Pengawasan berkala terhadap bangunan-bangunan yang belum dan tidak mendapatkan izin, namun secara administrasi telah memilik landasan/dasar untuk membangun seperti lahan jelas miliknya, namun belum ada IMB. 3. Pengawasan terhadap kegiatan pembangunan baik secara administrasi maupun teknis serta kepemilikan lahan yang telah menyalahi ketentuan, misalnya membangun diatas lahan bukan miliknya atau diatas tanah negara, saluran dan sebagainya. Pengawasan yang dimaksud akan lebih diarahkan kepada pembongkaran dan penggusuran. B. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Pembangunan permukiman senantiasa mengikuti tuntutan pertambahan penduduk dan kegiatan sosial masyarakat. Tingginya kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah perkotaan, juga telah diantisipasi dengan penyediaan perumahan murah yang layak khususnya dalam bentuk rumah susun. Salah satu contohnya adalah Pengelolaan Rusunawa Muka Kuning yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Program Rusunawa ini merupakan pendukung program Pemerintah Pusat yang telah membangun rusunawa di Kota Batam pada tahun anggaran 2003, 2004 dan Bagi Pemerintah Kota Batam sendiri Rumah Susun ini telah menjadi program Pemerintah Kota Batam dalam RPJMD Kebijakan dan strategi Pemko Batam dalam pembangunan rumah susun di kota batam adalah: 1. Membatasi pembangunan perumahan landed housing (arah horizontal) di kawasan perkotaan. 2. Mendorong pembangunan perumahan arah vertikal khusus nya di kawasan padat penduduk dan kawasan industri. 3. Meningkatkan pembangunan rusunawa bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). 30

31 4. Memberikan berbagai subsidi untuk pembangunan rusun sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang belum mampu. Pada tahun 2009 Pemerintah Kota Batam juga memprogramkan penambahan 2 twin blok di Muka Kuning, kec. Sei Beduk dan 1 twin blok di Tg. Uncang, Kec. Batu Aji. Hingga saat ini rusun yang tersedia berjumlah 31 twin blok dengan perincian sebagaimana tabel berikut: Tabel 11. Jumlah Rumah Susun yang terbangun di Kota Batam No. LOKASI PENGELOLA JUMLAH TYPE TAHUN PEMBANGUNAN 1 Tanjung PERUMNAS 4 Twinblok Type /2001 Piayu 2 Batu JAMSOSTEK dan 10 Type /2003 Ampar OTORITA BATAM Twinblok 3 Sekupang OTORITA BATAM 4 Twinblok Type /2005 dan 36 4 Muka OTORITA BATAM 9 Twinblok Type Kuning 1 5 Muka DEP.KIMPRASWIL 2 Twinblok Type /2005 Kuning 2 6 Muka MENPERA 1 Twinblok Type /2007 Kuning 3 7 Tanjung Piayu MENPERA 1 Twinblok Type /2007 Sumber: Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas Tata Kota Kota Batam, 2008 Beberapa permasalahan pembangunan Rusunawa ini, yaitu: 1. Kesulitan dalam mendapatkan Peruntukan Lahan (PL) untuk Pembangunan dan pengembangan rusunawa, sehingga dana yang telah dianggarkan baik melalui APBD Kota maupun APBN sulit terserap sesuai jadwal anggaran yang telah ditetapkan. 2. Lahan yang telah diperuntukan bagi pembangunan rusunawa masih bermasalah, baik kondisi lahan maupun hunian bermasalah yang ada diatasnya, sehingga memperlambat proses pembangunan tersebut. 3. Proses pengurusan peruntukan lahan memakan waktu yang cukup panjang, sehingga sulit membuat jadwal penganggaran baik melalui APBD Kota maupun APBN 31

32 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut di atas: 1. Melaksanakan koordinasi dengan otorita batam, selaku institusi yang menerbitkan peruntukan lahan (PL) bagi pembangunan rumah susun; 2. Mempersiapkan lahan menjadi lahan siap bangun dengan melaksanakan pematangan lahan minimal 1 tahun sebelum kegiatan fisik pembangunan rusunawa dimulai; 3. Mengadakan penyuluhan dan propaganda bahwa rumah susun merupakan hunian yang bermartabat, nyaman, aman dalam membina kehidupan bermasyarakat dan kehidupan keluarga sakinah 32 Gambar 10. Rumah Susun Sederhana Sewa Muka Kuning Dengan asumsi kapasitas Rusunawa yang berjumlah 80 KK/Twinblok, maka untuk menampung warga Ruli yang sebanyak KK, diperkirakan dibutuhkan 500 Twin Blok lagi. Sebagai catatan, Kebutuhan lahan untuk membangun 1 twin blok rusunawa lebih kurang m2, terdiri dari bangunan pokok, penunjang, kawasan terbuka hijau dan lapangan bermain, sedangkan pada Kawasan kelompok rusunawa, perlu diperhitungkan tambahan lahan lebih kurang m2 untuk rumah ibadah dan sekolah. Berikut ini digambarkan sebaran rusun yang ada di Kota Batam dan rencana pengembangannya 3 tahun ke depan.

33 33 RUSUN BATU AMPAR O 10 TB O 50 TB RUSUN SEKUPANG O 4 TB O 60 TB RUSUN TG.UNCANG O 0 TB O 130 TB RUSUN MUKA KUNING O 12 TB O 25 TB RUSUN BATAM CENTRE O 0 TB O 50 TB RUSUN KABIL O 0 TB O 120 TB RUSUN TG.PIAYU O 5 TB O 40 TB O : JUMLAH EKSISTING O : JUMLAH RENCANA O : KAWASAN INDUSTRI TB : TWINBLOK Gambar 11. Peta sebaran lokasi dan jumlah eksisting serta jumlah rencana Rusun di Kota Batam

34 Yang tidak kalah pentingnya dalam pembangunan Perumahan dan Permukiman ini adalah penyediaan sarana dan prasarana dasar (PSD) permukiman. Berbagai upaya penyediaan PSD perumahan dan permukiman ini dilaksanakan dengan beberapa kegiatan, diantaranya adalah; Pembangunan Batu Miring, Pembangunan Rusunawa, Rehabilitasi rumah layak huni, Pembangunan Semenisasi jalan Kota Batam, dan Pembangunan Jalan Semen/ Paving Wilayah Hinterland. Salah satu tanggungjawab Dinas Tata Kota dalam PSD permukiman adalah penyediaan sarana jalan lingkungan baik hinterland maupun perkotaan. Pada jalan lingkungan di kawasan hinterland telah difokuskan untuk menggunakan perkerasan paving, sedangkan di perkotaan, perkerasan jalan lingkungan ini masih menggunakan semenisasi. 34 Gambar 12. Pembangunan Jalan Semen Paving Hinterland Hal lain yang menjadi tanggungjawab Dinas Tata Kota dalam penyediaan PSD ini adalah Pembangunan Batu Miring. Sebagai daerah yang rawan bencana longsor, pembangunan Batu Miring ini juga telah menjadi Program Pemerintah Kota dalam pengamanan tebing dan pantai. Karena tugas dan fungsinya, pembangunan batu miring ini difokuskan untuk pengamanan fasilitas sosial dan umum permukiman, Sedangkan batu miring pantai masih menjadi tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam.

35 Salah satu misi Pemerintah Kota Batam adalah mewujudkan penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, hijau, dan nyaman diperlukan penyediaan utilitas perkotaan berupa lampu jalan, taman kota, pedestrian dan asesoris kota lainnya. Salah satu upaya Dinas Tata Kota dalam mendukung program tersebut adalah menyediakan fasilitas pejalan kaki/pedestrian. Sebagai tahap awal penataan pedestrian ini telah dilakukan di kawasan perkotaan seperti Sungai Harapan, Batam Centre dan Nagoya. 35 Gambar 13. Pembangunan/Penataan pedestrian Disamping tugas-tugas di atas, Dinas Tata Kota juga mempunyai tugas dibidang Penataan Bangunan diantaranya: 1. Melaksanakan perencanaan dan bantuan teknis bangunan gedung serta bangunan pendukung lainnya, 2. Melaksanakan bantuan dan bimbingan teknis kepada instansi lain baik di lingkungan Pemerintah Kota Batam maupun instansi Vertikal di Kota Batam di bidang ke-pu-an, terutama bangunan Gedung Negara. Berbagai sarana dan prasarana permukiman yang telah direalisasikan dalam jangka waktu hingga tahun 2005 sebagaimana tergambar pada tabel berikut.

36 Tabel 12. Sarana dan Prasarana Hasil Program Bidang Perumahan dan Permukiman di Kota Batam Tahun No Kecamatan Pemugaran Rumah/ Bangunan (unit) Pemb. Pelantar (Meter) Pemb. Jalan Semen (Meter) Rehab. Jalan Semen (Meter) Pemb. Saluran (Meter) 1 Belakang Padang 2 Galang Bulang Lubuk Baja Sei Beduk Nongsa Jumlah 495 2,700 20,900 3,740 7,077 Sumber: Dinas Kimpras Kota Batam dalam RPJMD Kota Batam Dengan adanya pembangunan prasarana fisik/infra-struktur dasar diatas, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan sejumlah kawasan di Kota Batam menjadi kawasan- kawasan yang produktif, sehingga diharapkan pula dapat terwujud Penataan Kota Batam yang dapat mewadahi aktifitas dan kegiatan seluruh warganya. KONDISI YANG DIINGINKAN DAN PROYEKSI KEDEPAN Kota Batam yang pada awalnya disiapkan sebagai Kota industri, juga memiliki daya-tarik bagi kegiatan perdagangan dan jasa/komersial, pendidikan, serta perumahan. Minat investasi terus mengalami peningkatan, terutama di bidang perdagangan, jasa, industri dan pergudangan. Sebagai konsekuensinya, Pemerintah Kota Batam harus mampu mengatur dan memenuhi kebutuhan akan fasilitas dan infrastruktur yang memadai dan mendukung kegiatan tersebut. Seperti telah diuraikan di atas, dengan bertambahnya penduduk juga berpengaruh pada aspek sosial ekonomi, tata ruang maupun lingkungan. Hal ini kemudian berimplikasi pula pada makin meningkatkan kebutuhan akan infrastruktur seperti air bersih, rumah yang layak huni, sarana dan prasarana dasar permukiman,

37 penyediaan utilitas publik, fasilitas berusaha ataupun tempat berkerja dan lain-lain. Dengan demikian, hal ini menuntut pelayanan prima Pemerintah Kota Batam dalam mengatur dan memenuhi kebutuhan sehingga dapat tercipta penataan kota yang produktif, aman, nyaman dan berkelanjutan. Untuk itu, beberapa hal harus diupayakan oleh Dinas Tata Kota Kota Batam antara lain: a. Meningkatkan pengaturan dan pengendalian pemanfaatan ruang kota dengan perangkat regulasi yang mendukung serta pelaksanaan penertiban, pengawasan dan penataan bangunan b. Peningkatan pelayanan publik di bidang perizinan bangunan, c. Meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman kawasan perkotaan dan hinterland beserta sarana dan prasarana dasarnya serta menyelenggarakan pembinaan kawasan permukiman. d. Mengurangi kesenjangan pembangunan di kawasan hinterland dengan meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman hinterland. e. Mendorong berkembangnya pembangunan hunian/ peruma-han vertikal untuk mendukung efisiensi tata guna lahan. f. Memelihara dan mengembangkan utilitas perkotaan g. Meningkatkan keamanan fasos, fasum dan permukiman dari bencana alam h. Meningkatkan kelancaran aksesibilitas masyarakat i. Mendukung penyelesaian masalah ruli yang terus berkembang melalui pendekatan persuasive tanpa meninggalkan hukum yang berlaku dan melakukan pembi-naan terhadap masyarakat di lingkungan permukiman bermasalah j. Menjaga kualitas bangunan gedung agar tercipta bangunan yang mengedepankan keselamatan, keamanan, nyaman, aksesibel, serasi dan selaras dengan lingkungannya serta sesuai dengan norma/standar bangunan yang berlaku. k. Mengembangkan perencanaan dan peningkatan kualitas manajemen data sebagai pedoman penataan Kota l. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan pembangu-nan bidang penataan kota. m. Meningkatkan kinerja dan pelayanan dengan pengembangan kualitas sumber daya aparatur dan dukungan sarana dan prasarana yang memadai 37

38 Melihat gambaran umum Kota Batam beserta program program dan kegiatan yang telah dilaksanakan sampai tahun anggaran 2007, baik pembangunan, pemeliharaan, peningkatan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan kegiatan dan diuraikan pula mulai dari perumahan dan permukiman, perizinan bangunan serta kegiatan lainnya yang menjadi tugas pokok dari Dinas Tata Kota Kota Batam, maka untuk 3 ( tiga ) tahun kedepan tugas tugas tersebut tetap akan dilaksanakan disamping melaksanakan program dan kegiatan lintas SKPD dan lintas kewilayahan sesuai dengan kemampuan pendanaan yang ada baik yang bersumber dari APBD Kota Batam, APBD Propinsi, APBN maupun dana sumber lainnya. 38

39 39 Tentang Bangunan Penyelenggaraan bangunan dan gedung di kota Batam secara umum dilaksanakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah kota Batam Tahun Dasar ini kemudian dilengkapi dengan aturan yang lebih tehnis operasionalmelalui Perda Nomor 2 Tahun 2002 yang mengatur tentang Ketentuan Bangunan serta Prosedur Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Berikut ini diuraikan Prosedur pengurusan IMB. TATA CARA PENGURUSAN IMB DAN PROSES IMB 1. Permohonan IMB diajukan dengan mengisi formulir PIMB di Gedung Promosi Sumatra (One stop service) 2. Membawa persyaratan administrasi dan tehnis yang diperlukan 3. Membayar biaya retribusi 4. Setelah semua persyaratan administrasi dan tehnis di penuhi, permohonan IMB di proses oleh Dinas Tata Kota. 5. Untuk Bangunan umum dan yang bersifat struktural pemilik lokasi di wajibkan menunjukkan kontraktor dan direksi pengawas yang memiliki SIBP sesuai dengan kelasnya. 6. Setelah bangunan selesai akan dilakukan pemeriksaan agar sesuai dengan ketentuan IMB yang di keluarkan. 7. Apabila pelaksanaan pembangunan telah selesai dan sesuai dengan ketentuan IMB, maka akan di terbitkan SBPMB (Surat bukti pelaksanaan mendirikan bangunan) 8. Untuk pengajuan sambungan Air bersih, Listrik dan telephon pemilik IMB harus menunjukkan SBPMB. 9. Izin penggunaan Bangunan di terbitkan setelah semua syarat dan ketentuan di penuhi. 10. Setiap pemilik IMB wajib memasang Papan Nama Pembangunan.

40 Sebelumnya terlebih dahulu pemohon harus menyiapkan dan melengkapi berkas permohonan yang akan di ajukan. Kelengkapan berkas permohonan Izin mendirikan Bangunan ( PIMB ) tersebut adalah sebagai berikut : A. Persyaratan Administrasi yang di perlukan ( 3 rangkap ) 1. Foto copy KTP pemilik / yang dikuasakan (Surat Kuasa) 2. Sertifikat Tanah ( Khusus Hiterland ) 3. Foto copy UWTO ( Khusus pulau Batam ) 4. Foto copy PL ( Khusus pulau Batam ) 5. Foto copy SKEP & Surat perjanjian (Khusus P. Batam) 6. Foto copy FATWA FLANOLOGI 7. Foto copy SIBP 8. Foto S.B.P.M.B ( bagi banguan yang ada IMB ) 9. Foto copy akte notaris B. Persyaratan Tehnis yang di perlukan (3 rangkap) : 1. Gambar Rencana / Arsitektur ( Denah tampak samping kanan, tampak samping kiri, tampak belakang ) 2. Gambar struktur 3. Gambar Detail 4. Gambar Instalansi Listrik dan Air 5. Hasil penelitian Tanah ( Soil Tes / Sondir ) 6. Perhitungan Struktur 7. Gambar dan perhitungan Instalasi Listrik, Gambar prasarana lain seperti : Rencana jalan, parkir, saluran pembuangan Air, Tempat sampah, Penghijauan. 8. Sistem perlindungan kebakaran 9. Dokumen Amdal ( bagi yang terkena kewajiban ) 10. Spesifikasi Tehnis 11. Parkir Kendaraan Keterangan: - Syarat No 5 s/d no 10 adalah untuk Bangunan Umum Gudang Pabrik yang lebar bentangnya > 5 M atau 2 (dua) lantai ke atas atau bangunan struktural. - Persyaratan Tehnis pada hurup B diajukan 3 (tiga) set Berkas tersebut akan di teliti oleh petugas Dinas Tata Kota, Dalam penelitian tersebut petugas juga mengadakan pemeriksaan lokasi tempat dimana bangunan didirikan.sambil menunggu penertiban IMB, Pemohon yang ingin segera melaksanakan kegiatan membangun dapat diberikan Izin Pendahuluan (IP) 40

41 PENETAPAN JENIS IJIN Terhadap permohonan, IMB dapat di tebitkan berupa : IZIN BERSYARAT : Bila berkas PIMB memenuhi ketentuan atas sebagian maupun keseluruhan belum sesuai. IZIN SEMENTARA : Bila persyaratan PIMB tersebut memenuhi bahwa sebagian bangunan tersebut hanya dapat di gunakan untuk sementara waktu dengan di sertai klousul bongkar yang di cantumkan dalam izin tersebut. IZIN UNTUK PENGGUNAAN SEMENTARA BERJANGKA : Bila persyaratan PIMB menunjukkan bahwa banguan tersebut hanya dapat di gunakan sementara waktu dengan disertai jangka waktu bongkar kembali yang di cantumkan dengan izin tersebut. PENYERAHAN IMB Bila PIMB selesai diproses, Pemohonan akan di panggil melalui surat pemberitahuan dan IMB diserahkan setelah pemohon me-nyerahkan Bukti setor Atau tanda bukti pelunasan pembayaran IZIN PENDAHULUAN Seiring semakin pesatnya laju pembangunan, namun karena penelitian tekhnis bangunan serta kelengkapan administrasinya yang membutuhkan waktu, untuk percepatan pelayanan IMB, maka; a. Kepala Dinas Tata Kota, telah diberikan kewenangan untuk mengeluarkan IP ( Izin Pendahuluan ) untuk dapat memulai membangun, Khusus untuk bangunan rumah tinggal dan bangunan umum dengan konstruksi ringan. b. Memberlakukan azaz kepercayaan pada para perencana bangunan untuk melaporkan keadaan lapangan dan atau data lapangan untuk dapat di terbitkan IP (Izin Pendaluan) Dengan izin pendahuluan ini memungkinkan Pemohon melakukan kegiatan dilapangan, sebelum IMB di terbitkan. Izin Pendahuluan ini sifatnya hanya berlaku sampai IMB (Izin Difenitif ) diterbitkan. Izin pendaluan dapat diberikan bagi pemilik/pemohon yang melaksanakan pekerjaan secepat mungkin, dimana izin tersebut di golongkan dalam bentuk : 1. Izin pendahuluan menyeluruh (dikeluarkan untuk bangunan rumah tinggal atau bagunan konstruksi sederhana ) 41

42 2. Izin pedahuluan sebagian ( dikeluarkan untuk pekerjaan pondasi dari jenis bangunan dengan konstruksi berat ) Setelah pemohon/perencana melengkapi berkas PIMB sesuai persyaratan, selanjutnya pemohon menyerahkan berkas PIMB tersebut ke Gedung Promosi Sumatra (One stop servise) dan akan di terima oleh petugas di counter. Jika kelengkapan berkas PIMB telah di periksa, gambar rencana telah diteliti dan telah memenuhi ketentuan, selanjutnya dihitung retribusinya sesuai SK walikota Batam Nomor 9 Tahun 2002 Tentang ketentuan Bangunan di kota Batam. IZIN PENGGUNAAN BANGUNAN ( IPB ) Bila bangunan telah selesai di bangun, maka agar di gunakan bangunan tersebut, harus memiliki Izin penggunaan Bangunan ( IPB ) yang akan di terbitkan oleh Walikota, dengan ketentuan: - Agar proses penyelesaian IPB berjalan lancar, maka perlu dihindari terjadinya penyimpangan pelaksanaan terhadap ketentuan yang telah di tetapkan di dalam IMB. - Sebelum IPB diterbitkan, Walikota batam atas permohonan pemilik, dapat menerbitkan Izin pendahuluan penggunaan bangunan dengan masa berlaku 6 (enam) bulan. - Dengan IPB, maka penggunaan bangunan menjadi sah serta tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang di tetapkan didalam IPB. - Pemilik bangunan wajib memelihara bangunan dan tidak boleh di perkenankan merubah merubah bentuk atau menambah bangunan tanpa mendapat persetujuan dari Walikota. - IPB diterbitkan dengan masa berlaku sesuai yang ditetapkan yaitu 5 tahun bangunan umum/non rumah tinggal dan 10 tahun untuk bangunan rumah tinggal, untuk kemudian bila habis masa berlakunya pemiliknya bangunan di haruskan mengajukan permohonan perpanjangan IPB. SURAT IJIN BEKERJA BERENCANA ( SIPB ) Dalam kegiatan membangun diperlukan perencana yang memahami peraturan Bangunan yang berlaku serta bertanggung jawab terhadap bangunan yang direncanakannya. Untuk itu bagi seorang perencana bangunan diperlukan Surat Ijin Bekerja Berencana (SIBP), dengan ketentuan: 42

43 - Pemohon yang berhak memperoleh SIBP adalah perencana yang berkewarganegaraan Indonesia yang berdomisili di kota Batam. - Perencana yang belum memiliki SIBP atau yang masa berlaku SIBPnya telah habis, tidak diperkenankan membuat perenca-naan di kota Batam. - SIBP tidak boleh di pinjamtangankan dalam bentuk apapun. - Perencana yang memiliki SIBP harus menguasai semua ketentuan yang berlaku di kota Batam. SIBP ini wajib dimiliki oleh : Perencana Planologi Perencana Arsitektur Bangunan Gol. A : Perencana bangunan dan perencana kota Gol. B : Perencana Bangunan yang bukan monu-mental s/d 4 (empat) lantai dan luas tidak lebih dari 2500 M2. Gol. C : Perencana bangunan yang bukan monumental s/d (dua) lantai dan luas tidak lebih dari 2000 M2 Perencanaan Struktur Bangunan Gol. A: Untuk proyek dengan konstruksi istimewa dan bertingkat lebih dari 4 (empat lapis atau dengan bentang lebih 18 m) Gol. B : Untuk proyek dengan konstruksi biasa dan bertingkat 2 (dua) sampai dengan 4 (empat) lapis atau dengan bentangan m Gol. C : Untuk proyek dengan konstruksi sederhana 1 (satu) dan 2 (dua) lapis atau dengan bentangan 10 m. Perencanaan instalasi dan perlengkapan bangunan Perencana Lansekap PERENCANA KONSTRUKSI Untuk menjaga keamanan bangunan maupun keselamatan pengguna dan pemilik bangunan, maka bangunan tersebut harus di rencanakan struktur bangunannya. Perencana konstruksi harus dilakukan oleh perencana struktur, baik perorangan maupun kelompok, Berbadan hukum dan memiliki Surat Izin Bekerja Perencana yang masih berlaku di Wilayah kota Batam. Perencanaan Konstruksi sekurang-kurangnya memuat: - Dasar perencana (Peraturan yang digunakan) - Metode dan analisa perhitungan akibat beban tetap dan beban sementara. 43

44 - Dimensi Struktur - Sistem pondasi - Struktur atas antara lain; Plat lantai, Balok, Kolom, Tangga dan Konstruksi Atap Penyajian gambar konstruksi sekurang kurangnya terdiri dari - Denah pondasi/ detail pondasi - Dinding penahan tanah ( bila diperlukan ) - Denah plat / lantai atap - Blok anak, Kolom dan sistem portal - Tangga - Gambar detail sambungan sambungan Untuk penambahan lantai pada gedung yang sudah berdiri, Maka perencanaan konstruksi harus didasarkan pada keadaan lapangan (Gambar existing) yang di periksa kekuatanya terhadap struktur utama secara keseluruhan. Perencanaan struktur/konstruksi harus merencanakan konstruk-si bangunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia dan bertanggung jawab terhadap perencanaanya. PERENCANAAN INSTALASI Mendirikan bangunan, bukan hanya memperhatikan keindahan bangunan dan keserasiannya terhadap lingkungan yang harus kita perhatikan. Namun juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan kurang di perhatikannya perencana instalasi dalam bangunan tersebut. Selain itu harus diusahakan kemudahan penyelamatan penghuni bila terjadi bencana. Oleh karena itu perencanaan instalasi harus di rencanakan dan di laksanakan sebaik-baiknya serta memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku dalam wilayah kota Batam. Setiap perencanaan instalasi bangunan yang akan dilaksanakan harus diteliti lebih dahulu oleh seksi instalasi dan perlengkapan bangunan/tpib (Tim penasehat dan perlengkapan Bangunan). Beberapa macam instalasi dan hal-hal yang harus di perhatikan : - INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN Sistem yang biasa digunakan antara lain: Sistem Hydrant : Yang harus di perhatikan titik penem-patan agar jangkauan yang mencapai sasaran 44

45 Sistim Sprinkler : Yang harus di perhatikan titik penem-patan sistim pemipaan dan ukuran pipanya Sistem Fire alarm : Jenis Detektor yang dipakai harus sesuai fungsi ruangan yang di amankan dan kapasitas accu. - INSTALASI ELEVATOR DAN ESKALATOR Yang harus di perhatikan adalah : Pola lalu lintas orang dan barang disekitar dan didalam gedung harus di perhatikan Elevator penumpang, Barang dan kebakaran harus terpisah Cara penanggulangan bila terjadi keadaan darurat - INSTALASI AIR BUANGAN Yang harus diperhatikan adalah : Sistim jaringan air kotor dan air hujan di luar bangunan Sistim pengolahan air kotor Tidak boleh mengganggu lingkungn sekitarnya. - INSTALASI LISTRIK Yang harus diperhatikan adalah : Sakelar sakelar khusus ukuran ( rating ) pengaman jenis pengaman, dan penampang kabel Penempatan generator set Sistim penangkal petir Sumber tenaga yang digunakan PLN, atau pembangkit tenaga listrik sendiri - INSTALASI PLAMBING Yang harus di perhatikan adalah Sistim perpipaan air bersih Sistim perpipaan air limbah Sistim perpipaan air hujan Sistim perpipaan air limbah - INSTALASI AIR CONDITION DAN REFFRIGERATION Yang harus di perhatikan : Apabila terjadi kebakaran, AHU pada lokasi kebakaran harus mati secara otomatis seiring dengan fire alarm bekerja. Faktor keamanan yang di pakai. PERENCANAAN ARSITEKTUR RUMAH TINGGAL Dasar dasar rancangan Arsitektur Bangunan Rumah Tinggal 1. Pada bangunan renggang, pemanfaatan jarak bebas dan samping dapat digunakan untuk garasi dengan syarat harus ada bukaan 45

46 minimal 4 M2 di belakang garasi untuk pencahayaan dan penghawaan 2. Dinding bangunan yang bersebelahan dengan tetangga tingginya maksimal 7 m dan tidak boleh ada bukaan kearah pekarangan tetangga. 3. Tinggi puncak atap bangunan maksimal 12 m dari pekarangan. 4. Tinggi lantai maksimal 5 m bila lebih di anggap 2 lantai 5. Tinggi lantai dasar bangunan diperkenankan 1,2 m dari permukaan tanah pekarangan. 6. Tinggi tampak rumah tinggal tidak boleh melebihi ukuran jarak antara kaki bangunan yang didirikan disamping GSB yang berseberangan maksimal 9 m. 7. Tinggi batas pagar pekarangan di belakang GSB maksimal 3 m, dan diantaranya massif dan sisanya tembus pandang. 8. Pintu pagar dalam keadaan terbuka tidak boleh melebihi GSJ. 9. Pada bangunan rumah tingal kapel apabila terdapat perubahan atau penambahan bangunan harus tetap di perhatikan kaidah kaidah arsitektur bangunan kopel. PELAKSANA BANGUNAN Dalam melaksanakan kegiatan membangun, masyarakat harus memperhatikan persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam Izin mendirikan bangunan (IMB) nya, diantaranya: - Setiap pelaksanaan kegiatan membangun bangunan, masyarakat harus menjaga KEAMANAN, KESELAMATAN bangunan dan lingkungan serta tidak boleh mengganggu ketentraman dan keselamatan masyarakat. - Pelaksana kegiatan membangun harus dilalukan oleh pemborong yang memiliki SIUJK/TDR sesuai kelasnya dan di awasi oleh direksi pengawas yang memiliki Surat izin bekerja perencanaan (SIBP) yang bertanggung jawab atas hasil pelaksana pembangunan bangunannya. - Pemborong didalam melaksanakan kegiatan membanguan harus berdasarkan gambar rancangan dan rencana bangunan serta ketentuan yang tercantum dalam IMB nya. - Direksi pengawas mengawasi pelaksanaan bangunan sesuai dengan IMB. 46

47 - Didalam mengawasi pelaksanaan kegiatan membangun direksi pengawas harus memberikan laporan bertahap secara terinci, sesuai hasil pelaksanaan pembangunan kepada Dinas Tata Kota Berdasarkan laporan direksi pengawas terhadap pelaksanaan pembangunan, petugas Dinas Tata Kota dengan menunjukan jati diri sebagai petugas dapat melakukan pemeriksaan dilapangan. Apabila pada saat pemeriksaan yang dilaksanakan oleh petugas Dinas Tata Kota, Pemborong yang bersangkutan tidak dapat memperhatikan Izin berikut lampirannya kepada petugas, Maka di berikan peringatan secara tertulis berupa SP4, segel, SPB. Dinas Tata Kota juga berwenang menghentikan pelaksanaan kegiatan membangun untuk sementara waktu, apabila ketentuan dalam izin untuk membangun dan peringatan dari petugas untuk mengerjakan segala sesuatu yang masih di pandang perlu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan belum terpenuhi. PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN Suatu bangunan tidak cukup hanya di bangun dan digunakan, tapi juga harus diperhatikan pemeliharaannya karena pemeliharaan bangunan yang baik akan mempengaruhi usia bangunan itu sendiri yang pada akhirnya akan berdampak pada penghematan biaya penghematan bangunan, untuk itu; - Pemilik, penghuni atau pengelola bangunan diwajibkan memelihara dan merawat bangunan secara rutin sehingga bangunan tetap layak digunakan dan berfungsi sesuai izin. - Untuk bangunan tertentu, pemilik penghuni dan atau pengelola di wajibkan memberikan laporan kepada Dinas Tata Kota apabila rencana/kegiatan berupa perawatan besar. - Pemeliharaan dan perawatan rutin dan berkala untuk perlengkapan bangunan harus memperhatikan petunjuk pabrik pembuatnya. Kepala Dinas Tata Kota dapat mencabut izin penggunaan bangunan (IPB) apabila ada bagian bagian bangunan atau seluruh bangunan tidak terpelihara sebagaimana mestinya, sehingga tidak memenuhi bagi persyaratan kelayakan penggunanya. Dalam hal pemeliharaan bangunan, pekarangan dan bangunan bangunan yang memerlukan keahlian harus dilaksanakan oleh pelaku tehnis bangunan sesuai dengan bidangnya. 47

48 48 RETRIBUSI Retribusi daerah bidang pengawasan pembangunan ditetapkan sesuai dengan surat keputusan walikota Batam Nomor 9 Tahun 2002 Tentang ketentuan bangunan di Kota Batam.

49 49 Galeri Tata Kota Galeri tata Kota

50 50 PEMBANGUNAN KANTOR DINAS PEMKO BATAM Proyek Pembangunan Kantor Dinas Pemko Batam terletak pada Pusat kegiatan Pemerintahan di Kawasan Batam Centre, Batam Kota. KONSEP PEMBANGUNAN Merupakan Gedung Kantor Dinas Terpadu Pemerintah Kota Batam yang juga terintegrasi dengan Pusat Perkantoran Kota Batam

51 51 PENATAAN PEDESTRIAN KAWASAN NAGOYA Penataan pedestrian ini berkonsep menjadi satu bentuk ruang santai di dalam kota yang secara visual mampu menampilkan keindahan dan kerapihan, memberikan kenyamanan serta rasa aman bagi setiap pelaku aktivitas di dalamnya KONSEP PEMBANGUNAN ruang Pedestrian Buffer (taman penyangga) street furniture, System drainase, pola-pola penutup pedestrian dan lain-lain

52 52 KANTOR CAMAT DAN LURAH Bangunan pendukung pemerintah kota Batam khususnya, berfungsi melayani dan membantu administrasi masyarakat. KONSEP PEMBANGUNAN Pelayanan terpadu Aksesibilitas kerja cepat Designing Melayu Terorganisir secara lengkap

53 53 PERENCANAAN KOLAM RENANG Salah satu fasilitas terbaik yang dipesembahkan pemerintah kota Batam untuk masyarakatnya dalam meningkatkan prestasi dibidang olah raga renang. Untuk mewujudkan kota Batam yang mempunyai olahragawan unggul dinusantara. KONSEP PEMBANGUNAN Kolam renang bertaraf internasional Design modern dan praktis Fasilitas dalam yang lengkap Standart circulation water for swimming pool

54 54 PERENCANAAN SEKOLAH TERPADU BERTARAF INTERNASIONAL Sebagai kota yang bersandingan dengan wilayah internasional. Pemerintah kota batam mempersembahkan sebuah fasilitas pendididkan yang bisa menyaingi pendidikan dikota-kota maju, dibangunnya sekolah terpadu bertaraf internasional adalah jawabannya. KONSEP PEMBANGUNAN Standart class untuk proses belajar-mengajar Fasilitas standar yang persembahkan Dormitory asrama siswa-siswi Clinic students

55 55 PERENCANAAN ASRAMA SISWA HINTERLAND Sebuah shelter fasilitas masyarakat penunjang pendidikan. Untuk melahirkan putra- putri terbaik dari berbagai daerah dikota batam dengan fasilitas yang cukup memadai KONSEP PEMBANGUNAN Kantor pengelola Asrama kamar tinggal Sarana olah raga Koperasi- usaha penunjang Kantin sarana interaksi siswa Court aktifitas seni siswa

56 56 PERENCANAAN MINI GOR Fasilitas olah raga dan apresiasi bagi olahragawan masyarakat kota Batam. Sebagai penunjang tentunya memiliki konsep yang artistik didalamnya KONSEP PEMBANGUNAN Lapangan olah raga: volly ball,badminton, basket ball Kantin Amphiteatre sebagai wadah apresiasi musikal Lapangan terbuka olah raga futsal

57 57 PERENCANAAN COMMUNITY CENTRE Penataan ruang terbuka sebagai fasilitas yang sempurna merupakan konsep design ini. Adapun fungsi bisa mencakup didalamnya, hal ini memberikan wadah tersendiri bagi pengguna khususnya masyarakat kota Batam. KONSEP PEMBANGUNAN Lapangan sepak bola Lapangan olah raga futsal Volly ball Kantin Ruang serbaguna

58 58 PERENCANAAN RUMAH DINAS WALIKOTA & WAKIL WALIKOTA Filosofi bangunan mencerminkan Rumah Walikota yang juga bersahabat dengan masyarakat. Hal ini sebagai cerminan kedekatan Pamong Praja dengan rakyat. direncanakan dibangun di Jln. RE. Martadinata, Sekupang, yang merupakan kawasan permukiman dan kantor pemerintahan. KONSEP PEMBANGUNAN ruang publik, private dan service Ball Room penampilan bangunan modern - Melayu

59 59 PERENCANAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) Rusunawa, sebuah kampung vertical yang memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Diharapkan sebagai solusi masyarakat berpenghasilan rendah dalam mendapatkan sarana perumahan yang layak. KONSEP PEMBANGUNAN Kapasitas 80 KK Kios-Kios ruang interaksi social

60 60 PERENCANAAN BALAIKOTA fasilitas publik yang representatif yang dalam melayani kebutuhan masyarakat Batam dengan kapasitas 500 orang. Balaikota ini mencitrakan Pemerintah daerah Kota Batam, sehingga fasade bangunan menampilkan gaya arsitektur Melayu. Bangunan balaikota ini juga dilengkapi dengan ruang terbuka untuk acara acara tertentu yang perlu dilakukan di ruang terbuka

WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 61 TAHUN 2012

WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 61 TAHUN 2012 WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 61 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

PROFIL PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN RUSUNAWA DAN RUSUNAMI DI KOTA BATAM. Dinas Tata Kota Kota Batam

PROFIL PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN RUSUNAWA DAN RUSUNAMI DI KOTA BATAM. Dinas Tata Kota Kota Batam PROFIL PENGEMBANGAN p PEMBANGUNAN RUSUNAWA DAN RUSUNAMI DI KOTA BATAM Kota Batam Assalamualaikum Wr. Wb Kata Pengantar Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah. SWT atas terbitnya buku saku tentang Profil

Lebih terperinci

DAN PERMUKIMAN KOTA BATAM. www.batamkota.go.id Email : tatakota@pemko-batam.go.id

DAN PERMUKIMAN KOTA BATAM. www.batamkota.go.id Email : tatakota@pemko-batam.go.id PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA BATAM www.batamkota.go.id Email : tatakota@pemko-batam.go.id 1 2009 Visi dan Misi Pemerintah Kota Batam VISI... MENUJU KOTA BATAM SEBAGAI BANDAR DUNIA

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

Lebih terperinci

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017 Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 10 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 29 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 29 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 29 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERKOTAAN DAN PERMUKIMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHI RAHMANI RAHIM DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, TATA BANGUNAN, DAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN GRESIK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008 BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR s BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA BATAM TAHUN ANGGARAN 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA BATAM TAHUN ANGGARAN 2016 Halaman : DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA BATAM TAHUN ANGGARAN 06 Formulir DPASKPD. URUSAN PEMERINTAHAN ORANISASI :.05. PENATAAN RUANG :.05.56. DINAS TATA KOTA

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 63 TAHUN 2012

WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 63 TAHUN 2012 WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 63 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON *s NOMOR 67 TAHUN 2016, SERI D. 16 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 67 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Pada masa Orde Baru atau sebelum munculnya reformasi, urusan perhubungan diatur oleh Pemerintah Pusat di bawah

Lebih terperinci

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum Kota Tangerang III.1.1.1. Proses Terbentuknya Kota Tangerang Pembangunan kota administratif Tangerang secara makro

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KABUPATEN GRESIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR Dinas Bina Marga dan Pengairan merupakan perangkat daerah yang melaksanakan tugas penyelenggaraan urusan teknis di bidang Bina Marga

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menyangkut kelayakan dan taraf kesejahteraan hidup masyarakat. Rumah bukan hanya berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan dari suatu lembaga/institusi yang harus dibawa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN GEDEBAGE 2.1.1. TUGAS POKOK Tugas Pokok Kecamatan Gedebage mengacu kepada Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG PEMEKARAN, PERUBAHAN DAN PEMBENTUKAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013-2015 Disusun oleh: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN7 BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2017 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN BANYUWANGI \ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

LAKIP. Laporan Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah. Pemerintah Kota Batam

LAKIP. Laporan Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah. Pemerintah Kota Batam LAKIP Laporan Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Kota Batam [BAB I PENDAHULUAN] [Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN 1. INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN 1. INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN INFORMASI YG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA 1. INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK 1.a. Kedudukan domisili beserta alamat lengkap No.

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kedudukan susunan organisasi, tugas dan fungsi Pemerintah Kecamatan dengan berlakunya Otonomi Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 32 T a h u n 2 0 0 4 t e l a h

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS CIPTA KARYA DAN DINAS PRASARANA DAERAH KABUPATEN JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN KARAWANG DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun2004 Tentang perimbangan keuangan pusat dalam rangka mengimplementasikan

Lebih terperinci

PROFILE DINAS CIPTA KARYA

PROFILE DINAS CIPTA KARYA PROFILE DINAS CIPTA KARYA A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Dinas Cipta Karya adalah pelaksanaan Bidang Pekerjaan Umum Khususnya bidang Keciptakaryaan yang diberikan kewenangan dan kepercayaan untuk menjadikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS TATA KOTA DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN MEMIMPIN, MENGKOORDINASIKAN DAN MENGENDALIKAN TUGAS-TUGAS DIBIDANG PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAWASAN YANG MELIPUTI PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS DAN KERJASAMA PENGEMBANGAN KAWASAN;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, tiap individu selalu dihadapkan pada aturan, norma, standar, ukuran yang harus dipenuhi. Aturan, norma, standar, maupun ukuran tersebut

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN PERUMAHAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PEMUKIMAN

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1490, 2014 KEMENPERA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Daerah. Pembangunan. Pengembangan. Rencana. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA Menimbang Mengingat : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DPRD DAN DINAS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN, CIPTA KARYA DAN TATA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN,

Lebih terperinci

MAKALAH PELAYANAN PUBLIK

MAKALAH PELAYANAN PUBLIK MAKALAH PELAYANAN PUBLIK INTERKONEKSI JARINGAN PIPA AIR BERSIH BAWAH LAUT ANTAR PULAU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH/AIR MINUM DI WILAYAH HINTERLAND KOTA BATAM BAB I MASALAH, PENDEKATAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 tanggal 14 Nevember 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci