PEMASYARAKATAN HASIL-HASIL PENELITIAN BALAI ARKEOLOGI JAYAPURA
|
|
- Iwan Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMASYARAKATAN HASIL-HASIL PENELITIAN BALAI ARKEOLOGI JAYAPURA Hari Suroto (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract Correctional results of archaeological research has been done by the Institute for Archaeology Jayapura consists of exhibitions, seminars, publications in print media, publications in electronic media, publishing, fi lm documentary, archaeological workshops, and websites. Corrections is expected to benefi t the academic, practical, and ideological. Correctional activities do not reach out to more stake holders, it is because of the vast territory of Papua and geographical conditions that are diffi cult to reach, correctional activities for this new archaeological limited in the district / town the Jayapura and District Keerom. Another constraint is human resources and limited funds. Key words: correctional results, benefi ts, media Latar Belakang Letak Papua sangat strategis berada di bagian paling timur Kepulauan Indonesia dan ujung barat wilayah Pasifik. Papua menjadi jembatan yang menghubungkan Kepulauan Indonesia dengan Pasifik serta Australia, menjadikan Papua sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kawasan sekitarnya. Masih banyak sekali yang tersembunyi dan belum diketahui orang tentang Papua. Papua adalah paradise untuk penelitian, seperti kata Edward O. Wilson, ahli biologi terkenal dari Harvard University, Papua has lasted into the twenty-fi rst century as largely a blank space on the map, and we will do well to treasure it for that. Papua memiliki potensi sumberdaya arkeologi, baik itu berupa situs maupun artefak. Namun sumberdaya arkeologi tersebut, baru sedikit yang diteliti dan hasilnya 111
2 dipublikasikan. Hal ini berbeda halnya dengan Papua New Guinea yang membentuk kesatuan geografis dengan Papua. Penelitian arkeologi di Papua New Guinea oleh arkeolog Australia maupun arkeolog Papua New Guinea sendiri telah banyak dilakukan dan telah banyak dipublikasikan (Suroto, 2010). Lembaga pemerintah yang menangani penelitian arkeologi di wilayah Papua dan Papua Barat adalah Balai Arkeologi Jayapura, yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Agar hasil penelitian berguna dan diketahui oleh masyarakat, tentu saja harus dilakukan pemasyarakatan. Terdapat berbagai macam jenis pemasyarakatan hasil penelitian. Permasalahan Permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini berkaitan dengan jenis-jenis pemasyarakatan hasil penelitian apa saja yang telah dilakukan Balai Arkeologi Jayapura. Metode Cara yang digunakan dalam pengumpulan data berupa wawancara dan studi pustaka. Studi pustaka guna mendapatkan data dengan melakukan telaah terhadap buku atau terbitan yang dianggap relevan dengan sasaran penelitian. Data yang telah dikumpulkan diperlakukan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai menjawab permasalahan penelitian (Wignyosoebroto, 1990: 269). Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis pemasyarakatan hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Jayapura. 112
3 Pembahasan Pemasyarakatan hasil penelitian arkeologi dilakukan sebagai upaya meningkatkan manfaat hasil penelitian sehingga berdampak pada pertama meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kemanfaatan dan kelestarian benda tinggalan arkeologi, kedua meningkatkan dampak penelitian arkeologi guna mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif secara lokal dan wilayah untuk mendukung pembangunan kebudayaan nasional, ketiga mewujudkan hasil penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat secara idiologis (jatidiri), akademis (pendidikan), dan ekonomis (pariwisata). Pemasyarakatan ini dilakukan dalam bentuk publikasi, seminar, dan jenis lain yang memungkinkan hasil-hasil penelitian itu dapat disosialisasikan kepada publik, baik dalam skala nasional, regional maupun lokal. Upaya untuk mewujudkan visi Balai Arkeologi Jayapura agar menjadi lembaga penelitian arkeologi di Papua, dilakukan melalui pemasyarakatan hasil-hasil penelitian. Kegiatan pemasyarakatan arkeologi disini dimaksudkan untuk memasyarakatkan hasilhasil penelitian dan pengembangan yang sudah ada agar dapat bermanfaat di masyarakat luas dan menyempurnakan hasil yang masih belum berhasil dengan baik. Salah satu fungsi Balai Arkeologi Jayapura adalah memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitian arkeologi melalui media elektronik (web site), media cetak (brosur, poster, baliho), dll. Untuk mendukung fungsi Balai Arkeologi maka program prioritas utama adalah pengembangan kualitas dan kuantitas publikasi dan penyebarluasannya. Penerbitan Untuk mempublikasi hasil penelitian arkeologi, seorang peneliti harus tahu mengapa ia harus menulis hasil penelitiannya, apakah hanya sebuah keinginan, untuk mencari angka kredit (kum) atau hanya keharusan?, ataukah karena adanya kebutuhan untuk mengisi informasi, atau ada audiens yang harus diberitahu?. Langkah selanjutnya adalah, dalam menulis sebuah publikasi hasil penelitian, peneliti harus menentukan untuk siapa publikasi diujukan?. Apakah untuk komunitas akademik seperti dosen, mahasiswa; atau untuk pengguna lain seperti peneliti, pemerhati arkeologi, LSM, pengambil keputusan, atau bahkan masyarakat. 113
4 Setelah menentukan siapa sasaran dari publikasi, langkah selanjutnya adalah merumuskan apa yang akan disampaikan, misalnya menyampaikan hasil penelitian, memberikan ide baru, mengembangkan teori, atau dapat berupa review atau hasil penelitian, serta menyampaikan argumen mengapa pentingnya tulisan ini dibuat. Publikasi ilmiah merupakan bukti komitmen dan aktivitas keilmuan atau intensitas karya bagi mereka yang berkecimpung di bidang ilmu pengetahuan. Dalam menyusun publikasi hasil penelitian, harus memperhatikan ketentuan yang sudah umum disyaratkan oleh berbagai ajang publikasi karya penelitian, misalnya untuk dipublikasikan pada seminar nasional dan jurnal ilmiah. Publikasi hasil penelitian arkeologi Papua wajib dilakukan sebagai wujud pertanggungjawaban dari suatu penelitian. Pertanggungjawaban itu tidak hanya terbatas pada nilai akademis, tetapi juga menyangkut nilai strategis dan praktis. Dari sudut kepentingan akademis dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai kehidupan masa lampau. Dari segi kepentingan strategis penelitian dimaksudkan untuk menggali nilai-nilai luhur masa lalu untuk kepentingan kehidupan berbangsa saat ini dan yang akan datang. Selanjutnya dari sudut kepentingan praktis diharapkan dapat memberi masukan bagi pemanfaatan situs dan tinggalannya. Terdapat dua terbitan dari Balai Arkeologi Jayapura yaitu Berita Penelitian Arkeologi (BPA) dan Jurnal Arkeologi Papua. Berita Penelitian Arkeologi terbit setahun satu kali, dalam tiap edisi BPA yang diterbitkan terdapat dua tulisan, dua tulisan ini merupakan hasil seleksi yang dilakukan dewan redaksi terhadap laporan hasil penelitian arkeologi. Saat ini BPA telah memasuki edisi no. 9. Jurnal Arkeologi Papua terbit pertama kali Juni 2009, Jurnal Arkeologi Papua terbit setahun dua kali yaitu pada bulan Juni dan November, saat ini telah memasuki Volume 3. Jumlah artikel Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dalam masing-masing edisi rata-rata sepuluh artikel, dan penulis tidak terbatas hanya dari kalangan Balai Arkeologi Jayapura tetapi juga dari universitas maupun peneliti dari Balai Arkeologi se-indonesia, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Balai Bahasa, badan penelitian dan pengembangan daerah, dan pemerhati arkeologi. Terbitan ini didistribusikan ke akademisi (dosen, mahasiswa, peneliti), pemangku 114
5 kepentingan (dinas kebudayaan dan pariwisata), perpustakaan daerah, perpustakaan universitas, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, Balai Bahasa, media massa, dan pemerhati arkeologi. Jurnal Papua sendiri sejak diterbitkan pertama kali mendapat apresiasi yang bagus dari para pembaca dan penulis, hal ini dibuktikan dengan banyaknya tulisan dari kontributor dari luar Balai Arkeologi Jayapura yang ingin tulisannya dimuat dalam jurnal ini. Agar arkeologi Papua lebih dikenal oleh masyarakat, maka format tulisan dalam setiap penerbitan disesuaikan dengan target pembacanya, terbitan untuk pembaca umum maka tulisan dibuat dengan model popular, dan semi ilmiah, sedangkan untuk pembaca dari kalangan akademisi dan peneliti maka tulisan dibuat dengan model ilmiah sesuai standar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sebuah penerbitan tidak hanya dilihat dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Terbitan Balai Arkeologi Jayapura hingga saat ini baru sebatas ilmiah, untuk terbitan semi ilmiah dan popular belum dilakukan. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan. Tentu saja harus didukung oleh sumber daya manusia dan biaya. Pameran Salah satu produk pemasyarakatan hasil-hasil penelitian yang praktis, efektif dan komunikatif dalam menyampaikan informasi kearkeologian adalah pameran, karena bersifat langsung kepada komunikan. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat secara luas baik masyarakat umum, akademis, maupun stakeholder. Penyelenggaraan pameran arkeologi diharapkan mampu menggali atau memunculkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam benda-benda warisan budaya nenek moyang dan dipublikasikan kepada masyarakat luas agar dapat mengenal dan mengetahuinya. Nilai-nilai luhur ini diharapkan mampu memperkokoh jati diri bangsa serta bermanfaat untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta pemanfaatan lain dalam rangka kepentingan nasional. Tujuan diadakannya pameran adalah pertama mencerdaskan bangsa, menumbuhkan rasa bangga terhadap tinggalan budaya, memperkokoh jati diri dan karakter bangsa, meminimalisir kerusakan situs dan cagar budaya. Hasil yang diharapkan 115
6 dari pameran memberikan secara idiologis (jati diri) akan menumbuhkan nasionalisme terutama rasa bangga terhadap daerahnya, secara ekonomis (pariwisata) sebagai pengembangan objek wisata budaya dan pendidikan, memberikan masukan tentang potensi tinggalan budaya yang dimiliki kepada stakeholder sebagai panduan pengambilan kebijakan dalam pengelolaan, pemanfaatan, dan pelestarian, serta dari sisi akademis dapat menjadi akselerasi pengembangan paradigma, teori, metodologi arkeologi Indonesia, bermanfaat bagi disiplin ilmu pengetahuan lainnya, memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang tinggalan budaya, memberi informasi hasil-hasil penelitian, dan informasi tentang nilai-nilai tinggalan budaya. Pameran dilakukan pada event Semarak Arkeologi I, yang berlangsung pada di Kota Jayapura. Selain itu pameran juga dilakukan pada event semarak arkeologi setiap tahun yang diselenggarakan oleh Balai Arkeologi se-indonesia dan Puslitbang Arkenas. Balai Arkeologi Jayapura tiap tahun dalam event Pameran Pembangunan Festival Danau Sentani bekerja sama dengan stand Balitbangda Jayapura menampilkan hasil terbitan Balai Arkeologi Jayapura. Film Dokumenter Bentuk publikasi untuk memasyarakatkan arkeologi dan kegiatannya adalah dalam bentuk pembuatan film dokumenter. Balai Arkeologi Jayapura telah membuat dua film dokumenter dengan judul Pembuatan Tomako Batu, dan film Gerabah Lapita. Balai Arkeologi Jayapura bekerjasama dengan TVRI Jayapura menayangkan kedua film ini dalam tingkat lokal dan nasional. Workshop Arkeologi Kegiatan worksop arkeologi diselenggarakan untuk mensosialisasikan program arkeologi yang telah dilaksanakan oleh Balai Arkeologi Jayapura, mengidentifikasi masalah dan mencari solusi penanganan pengelolaan benda cagar budaya dalam rangka tindak lanjut bersama dan membangun kerjasama antar stakeholder dalam pengelolaan cagar budaya berbasis penelitian dan publikasi. Peserta workshop ini berasal dari berbagai instansi yang ada di lingkungan kabupaten dan Kota Jayapura serta Kabupaten 116
7 Keerom, diantaranya Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Jayapura, Balai Bahasa Jayapura, Museum Negeri Papua, Taman Budaya Papua, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jayapura, Bappeda Kabupaten Jayapura, Bappeda Provinsi Papua, Balitbangda Kabupaten Jayapura, Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Cenderawasih, tokoh adat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Keerom, media massa diantaranya Papua TV, TVRI, ANTARA, dan harian Cenderawasih Pos. Seminar Seminar Arkeologi bertema Arkeologi Kewilayahan Papua Mengkaji Hasil Penelitian 2010 Untuk Strategi Penelitian Berkelanjutan. Kegiatan ini berlangsung pada 19 Oktober 2010 bertempat di Aula Balai Arkeologi Jayapura, diikuti stakeholder di lingkungan Kabupaten dan Kota Jayapura. Selain berfungsi untuk mensosialisasikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, seminar ini juga untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi bersama instansi terkait dalam upaya mengkaji hasil penelitian untuk strategi penelitian berkelanjutan, serta membangun kemitraan lintas stakeholder guna menunjang penelitian berkelanjutan. Publikasi di Media Massa Peluang-peluang perlu dimanfaatkan untuk memasyarakatkan hasil penelitian arkeologi Papua, dalam bentuk penulisan artikel di media cetak. Untuk yang satu ini harus diakui peneliti Balai Arkeologi Jayapura belum banyak yang memanfaatkannya, karena dalam hal ini selain penguasaan materi juga diperlukan keterampilan dan kiatkiat tertentu untuk dapat menghasilkan artikel yang menarik dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat. Agar peluang seperti ini tidak terbuang percuma ada baiknya di kalangan peneliti dibekali kemampuan bidang jurnalistik melalui workshop, pendidikan dan latihan, serta program magang di media masa. Publikasi hasil penelitian arkeologi Papua dapat juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan media masa. Peran media masa untuk memasyarakatkan arkeologi sangat besar, yang pada akhirnya akan memberi dampak positif terhadap arkeologi. 117
8 Kerjasama ini bisa dalam bentuk konferensi pers berkaitan dengan hasil kegiatan penelitian. Mengundang insan pers dalam suatu acara sarasehan yang membahas isu-isu kearkeologian yang berkembang di media maupun di tengah masyarakat. Balai Arkeologi Jayapura bekerjasama dengan TVRI Jayapura mempublikasikan film dokumenter Pembuatan Kapak Batu serta film Gerabah Lapita. Kerja sama juga dilakukan dengan Papua TV dalam mempublikasikan hasil penelitian dalam bentuk berita daerah. Peluang-peluang perlu dimanfaatkan untuk memasyarakatkan hasil penelitian arkeologi Papua, dalam bentuk penulisan artikel di media cetak. Untuk yang satu ini harus diakui peneliti Balai Arkeologi Jayapura belum banyak yang memanfaatkannya, karena dalam hal ini selain penguasaan materi juga diperlukan keterampilan dan kiatkiat tertentu untuk dapat menghasilkan artikel yang menarik dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat. Agar peluang seperti ini tidak terbuang percuma ada baiknya di kalangan peneliti dibekali kemampuan bidang jurnalistik melalui workshop, pendidikan dan latihan, serta program magang di media massa. Publikasi Elektronik Bentuk publikasi tidak hanya terbatas dalam bentuk buku atau jurnal, melainkan juga bentuk publikasi elektronik. Publikasi hasil penelitian arkeologi Balai Arkeologi Jayapura melalui serta melalui facebook Balai Arkeologi Jayapura. Publikasi melalui masih terkendala pada kemampuan teknik penulisan jurnalistik yang dimiliki pengelola website. Kesimpulan Pemasyarakatan hasil penelitian arkeologi di Papua yang telah dilaksanakan Balai Arkeologi Jayapura diantaranya publikasi media cetak, publikasi di media massa, pameran, audio visual, workshop arkeologi, dan seminar. Pemasyarakatan ini diharapkan bermanfaat akademis, praktis, dan idiologis. Namun semua kegiatan pemasyarakatan arkeologi selama ini baru terbatas di lingkungan kabupaten/kota Jayapura dan Kabupaten Keerom. Untuk itu ke depan kegiatan pemasyarakatan arkeologi dilakukan di luar daerah, sehingga diharapkan akan menjangkau lebih banyak stake holder. 118
9 Penerbitan yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Jayapura selama ini baru sebatas ilmiah murni sesuai target pembacanya, tulisan dengan format model popular belum dilakukan, hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan karena kendala teknik penulisan yang dimiliki peneliti Balai Arkeologi Jayapura. Diperlukan pelatihan dan magang di media cetak terutama majalah popular bagi peneliti. Publikasi hasil penelitian arkeologi Papua dapat juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan media masa. Peran media massa untuk memasyarakatkan arkeologi sangat besar, yang pada akhirnya akan memberi dampak positif terhadap arkeologi. Kerjasama ini bisa dalam bentuk konferensi pers berkaitan dengan hasil kegiatan penelitian. Mengundang insan pers dalam suatu acara sarasehan yang membahas isu-isu kearkeologian yang berkembang di media maupun masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Dewan Redaksi Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional. Suarbhawa, I Gusti Made Penerbitan Hasil-Hasil Penelitian Arkeologi Harapan dan Kenyataan: Suatu Tantangan. Forum Arkeologi No. 1 Mei Balai Arkeologi Denpasar. Hlm Suroto, Hari Prasejarah Papua. Denpasar: Udayana University Press. Tjokro, Sutanto L Presentasi yang Mencekam. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Wignyosoebroto, Soetandiyo Pengelolaan dan Analisis Data dalam Koentjaraningrat (ed). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Hlm
KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA Kebijakan Direktorat Museum Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop
Lebih terperinci- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah
- 2-4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
Lebih terperinciPROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH
PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU
PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas
Lebih terperinciTabel 1. Renstra Balai Arkeologi D.I Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pendidikan Kebudayaan merupakan unsur Pemerintah yang diberi amanat untuk mewujudkan janji didirikannya negara sesuai dengan Pembukaan Ung-Ung Dasar Negara
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciBAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya
BAB V A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya ilmiah ini, diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan penelitian, akan diuraikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau
Lebih terperinci17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN
17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan
Lebih terperinciSulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi merupakan cara pandang jauh ke depan mengenai gambaran keberhasilan yang ingin dicapai pada kurun waktu tertentu. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. tahun Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah melaksanakan
BAB VI PENUTUP Untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat terhadap museum, pada tahun 2006-2012 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah melaksanakan program publik. Keterlibatan masyarakat dalam program
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEBIJAKAN PROGRAM DAN ANGGARAN DITJEN KEBUDAYAAN TAHUN 2016
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEBIJAKAN PROGRAM DAN ANGGARAN DITJEN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 Solo, 22 Maret 2016 OUTLINE PAPARAN 1 Arah dan Sasaran Pembangunan Kebudayaan
Lebih terperinciNo. 1077, 2014 KEMENDAGRI. Peran Serta. Masyarakat. Perencanaan. Tata Ruang. Daerah. Tata Cara. Pencabutan.
No. 1077, 2014 KEMENDAGRI. Peran Serta. Masyarakat. Perencanaan. Tata Ruang. Daerah. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN
Lebih terperinciPROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN
Lebih terperinciRENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1
RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku bangsa, budaya, dan keindahan alam yang mempesona. Keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia menyimpan banyak
Lebih terperinciU R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00
Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.17 URUSAN WAJIB Kebudayaan dan Pariwisata 1.17.01 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan KODE 00 00 PENDAPATAN DAERAH 00 00 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 358,000,000.00 00 00 1
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH
- 1 - Salinan MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 Dishubkombudpar 55 BAB II PERENCANAANKINERJA A. RENCANA STRATEGIS SKPD Penetapan Visi,
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN NOMOR : PM. 27/HK.001/MKP/2011 TANGGAL : 25 April 2011 STAF AHLI MENTERI KEBUDAYAAN DAN INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. Penggunaan teknologi yang tidak hanya terbatas pada bidang bisnis dan perdagangan tetapi lebih
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN DAN PERFILMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014
PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN DAN PERFILMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014 1. STRUKTUR ORGANISASI 2. TUGAS DAN FUNGSI 3. VISI, MISI,
Lebih terperinciKEBUDAYAAN. Budaya Benda (Tangible) Budaya Takbenda (Intangible)
KEBUDAYAAN Budaya Benda (Tangible) Warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG
DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil dari sebuah program komunikasi, pada dasarnya diawali oleh perencanaan yang matang di bidang komunikasi. Perencanaan yang baik, tepat, akurat akan mendorong
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN
Lebih terperinci- 458 - 2. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.
- 458 - Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan 1. Kebudayaan 1. Rencana induk pengembangan kebudayaan 1. Rencana induk pengembangan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia di dalam masyarakat dan mempunyai proses yang jelas, baik itu proses secara primer
Lebih terperinciPROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELESTARIAN BUDAYA MELAYU KABUPATEN SIAK
PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELESTARIAN BUDAYA MELAYU KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa budaya
Lebih terperinciDitetapkan di Mataram Pada tanggal 29 Juli 2016 KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. ttd. LALU AKSAR ANSORI
1 MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN BALE PEMILU DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI NUSA
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN GURU-GURU IPS / SEJARAH DI BANTUL DALAM UPAYA PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PELESTARIAN BENDA-BENDA PENINGGALAN SEJARAH *
PEMBERDAYAAN GURU-GURU IPS / SEJARAH DI BANTUL DALAM UPAYA PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PELESTARIAN BENDA-BENDA PENINGGALAN SEJARAH * OLEH : DANAR WIDIYANTA A. Latar Belakang Perjalanan sejarah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMELIHARAAN KEBUDAYAAN LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMELIHARAAN KEBUDAYAAN LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa kebudayaan Lampung yang merupakan bagian
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG I. UMUM Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan Pasal 65
Lebih terperinciSelamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat
Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat Denny Antyo Hartanto, S.Sn., M.Sn. Abstract Banyak orang tidak mengetahui tentang benda cagar budaya. Cagar budaya ada banyak hal dan ragamnya, tetapi
Lebih terperinciBAB II PROSEDUR PELAKSANAAN
BAB II PROSEDUR PELAKSANAAN 2.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan seminar Internasional Keanekaragaman Hayati, Eko Wisata dan Ekonomi Kreatif Papua dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 10 September 2016 bertempat
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PAUD DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA PEDOMAN LOMBA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PAUD DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA PEDOMAN LOMBA JURNALIST K PENDIDIKAN KELUARGA TEMA: PERAN KELUARGA DAN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pada hasil analisis data dari penelitian tentang Kampung Bahasa sebagai City
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penyajian data yang telah diuraikan, serta didasarkan pada hasil analisis data dari penelitian tentang Kampung Bahasa sebagai City Branding Kota Pare Kediri, maka
Lebih terperinciLKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014
LKPJ WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2014 4.1.17 URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 4.1.17.1 UMUM Keberadaan seni dan budaya memerlukan pelestarian agar tidak punah, dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang melakukan fasilitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan. Arsip dapat dikatakan mutlak diperlukan oleh setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Setiap kegiatan yang dilakukan disebuah instansi akan selalu menghasilkan sebuah arsip berupa catatan atau rekaman dari sebuah kejadian pada kegiatan
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat DISPARBUD Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN
RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif utama media pembelajaran, hiburan dan kesenangan. Sudah sulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat tidak lagi menggunakan museum sebagai alternatif utama media pembelajaran, hiburan dan kesenangan. Sudah sulit ditemui masyarakat yang memilih
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Pusat Informasi memiliki koleksi data dan informasi yang berupa arsip elektronik berita-berita Harian Kompas dari pertama kali mulai terbit sampai sekarang.
Lebih terperinciEditorial. Perjalanan Lahirnya Khazanah: Jurnal Pengembangan Kearsipan. Musliichah, S.I.P., M.A.
Editorial Perjalanan Lahirnya Khazanah: Jurnal Pengembangan Kearsipan Musliichah, S.I.P., M.A. Arsip UGM sebagai lembaga kearsipan perguruan tinggi pertama di Indonesia memiliki visi menjadi pusat pengembangan
Lebih terperinciUraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun
Uraian dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun No 1 2 3 1 Sekretariat Melaksanakan kebijakan pelayanan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Dinas meliputi pengelolaan
Lebih terperinciQ. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI
- 346 - Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan 1. Kebudayaan 1. Rencana induk pengembangan kebudayaan 1. Rencana induk pengembangan kebudayaan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1
RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERUMUSAN HASIL RAKOR DITJEN KEBUDAYAAN 2016
PERUMUSAN HASIL RAKOR DITJEN KEBUDAYAAN 2016 Komisi: II (Pelibatan Publik dan Penguatan Kerjasama Pusat dan Daerah dalam Membangun Ekosistem Bidang Cagar Budaya dan Permuseuman) Sub Komisi: II A dan B
Lebih terperinciBAB 4 Konsep Desain. Gambaran Umum
BAB 4 Konsep Desain Gambaran Umum Kabupaten Kediri memiliki potensi yang sangat luas untuk dikembangkan lebih jauh lagi, selain itu Kabupaten Kediri juga adalah Kabupaten yang memiliki ambisi yang sangat
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN SIMPOSIUM TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2017
PEDOMAN PELAKSANAAN SIMPOSIUM TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENDIK DIKDASMEN 2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah
KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah (1) Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah adalah seperangkat aturan mengenai
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DIY TAHUN ANGGARAN Oleh Dinas Kebudayaan DIY 2017
PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DIY TAHUN ANGGARAN 2018 Oleh Dinas Kebudayaan DIY 2017 GAP ANTARA KONDISI IDEAL DAN EXISTING (PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN) 1. Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur
Lebih terperinciBAB 7 PENUTUP. Visi Museum La Galigo belum menyiratkan peran museum sebagai pembentuk identitas Sulawesi Selatan sedangkan misi
BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan I La Galigo merupakan intangible heritage yang menjadi identitas masyarakat Sulawesi Selatan dan saat ini masih bertahan di tengah arus globalisasi. Salah satu cara untuk melestarikan
Lebih terperinciPenilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah
Penilaian/Akreditasi Jurnal Ilmiah Sosialisasi Penilaian Akreditasi Jurnal Ilmiah Badan Litbang & Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bogor, 3 Maret 06 Dipresentasikan oleh Haruni Krisnawati
Lebih terperinci1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.
1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut
BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis
Lebih terperinciLAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010
LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 Q. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1.Perencanaan Kinerja Kota Padang menempati posisi strategis terutama di bidang kepariwisataan. Kekayaaan akan sumber daya alam dan sumber daya lainnya telah memberikan daya
Lebih terperinciBAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR
BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR A. KONDISI UMUM bangsa yang dilandasi nilai luhur berdasarkan Pancasila dan bercirikan Bhinneka Tunggal Ika diupayakan agar senantiasa
Lebih terperinciISSN : /Akred/P2MI-LIPI/07/2014 Volume 28, Nomor 3, November 2015 SERI PENERBITAN FORUM ARKEOLOGI
ISSN : 0854-3232 574/Akred/P2MI-LIPI/07/2014 Volume 28, Nomor 3, November 2015 SERI PENERBITAN FORUM ARKEOLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BALAI ARKEOLOGI DENPASAR 2015 i ISSN : 0854-3232 574/Akred/P2MI-LIPI/07/2014
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN
SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,
Lebih terperincilogo lembaga S
logo lembaga S-2 2012 LATAR BELAKANG Pulau Bali merupakan salah satu koridor ekonomi dengan fokus pariwisata dalam pengembangan MP3EI. Salah satu dari misi pembangunan nasional yang tertuang dalam UU no.
Lebih terperinciBAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR
BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR A. KONDISI UMUM bangsa yang dilandasi nilai luhur berdasarkan Pancasila
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan
83 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Jawa
Lebih terperinciPartisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Situs Megalitik Tutari Zubair Mas'ud, Balai Arkeologi Jayapura
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Situs Megalitik Tutari Zubair Mas'ud, Balai Arkeologi Jayapura Abstrak Management in archaeology usually called as archaeological remains advantaging. One of the
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR
Lebih terperinciRealisasi Kegiatan Tahun 2015 sebagai berikut :
Realisasi Kegiatan Tahun 0 sebagai berikut : NO. URAIAN Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan Kegiatan yaitu : Penyediaan jasa surat menyurat PAGU ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGRAN % SISA PAGU
Lebih terperinciPengemasan Benda Cagar Budaya sebagai Aset Pariwisata di Papua Klementin Fairyo, Balai Arkeologi Jayapura
Pengemasan Benda Cagar Budaya sebagai Aset Pariwisata di Papua Klementin Fairyo, Balai Arkeologi Jayapura Abstrak The packaging of archaeological remains is the way to advantage archaeological remains
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang disajikan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan mengenai bagaimana praktik promosi produk wisata XT Square
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang :
Lebih terperinci2 diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan
No. 1405, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD, Kebudayaan Indonesia. Luar Negeri. Rumah Budaya/Pusat. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI
KEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI Dra. Sri Hartini, MM Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen
Lebih terperinciDirektorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia kaya ragam budaya, adat istiadat, suku bangsa, bahasa, agama
Lebih terperinciKALENDER KEGIATAN HAPERNAS 2015
Tema Hari Perumahan Nasional Tahun 2015 Tema Hari Perumahan Nasional (Hapernas) setiap tahun berbeda. Beberapa tema Hapernas di tahun - tahun sebelumnya antara lain: Tahun 2010 Tema Wujudkan Rumah Sejahtera
Lebih terperinciPOLA KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ARKEOLOGI* G. M. Sudarmika
Syahruddin Mansyur, Arkeologi Maritim: Kajian Awal untuk Pengembangan Highlight... Novita, Aryandini, 2003, Sembarangan Angkat Harta Karun Bawah Laut Musnahkan Data Sejarah Budaya Bangsa. Naditira Widya
Lebih terperinciBAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
32 BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG
1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG
-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 120 TAHUN 2008 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 120 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : Bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternilai harganya, baik yang berupa budaya materi (tangible) maupun budaya non materi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti telah lama diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai harganya, baik yang berupa budaya materi (tangible) maupun budaya non
Lebih terperinci