BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Yayasan Atma Jaya Yayasan Atma Jaya dibentuk oleh sejumlah tokoh awam Katolik. Awalnya para tokoh tersebut memiliki sebuah pemikiran yang sama, bahwa umat Katolik di Indonesia harus memberikan sumbangsih yang berharga dalam upaya pembangunan bangsa di bidang pendidikan dan sekaligus dapat memperlihatkan nilai-nilai ajaran Gereja Katolik secara nyata. Pemikiran ini diungkapkan melalui motto Pro eclessia et patria yang berarti untuk gereja dan bangsa. Misi Yayasan Atma Jaya 1. Mengembangkan cipta, rasa, dan karsa warga Atma Jaya sebagai pribadi manusia yang berwatak dengan diilhami ketujuh anugerah Roh Kudus, yakni anugerah akal budi, kebijaksanaan, wawasan yang benar, ketangguhan, pengenalan akan Tuhan, kesalehan, serta ketakwaan. 2. Meningkatkan perwujudan martabat manusia serta mengembangkan warisan budaya diantara warga Atma Jaya dengan mengutamakan rasa tanggung jawab, kesadaran akan hak dan kewajiban yang bersumber pada cinta akan kebenaran, kejujuran, dan keadilan. 3. Mengembangkan warga Atma Jaya untuk menjadi kader bangsa yang mempunyai semangat belajar seumur hidup, terbuka, suka bekerja sama dan melayani, serta berpihak pada kaum lemah. 51

2 52 Visi Yayasan Atma Jaya Menjadi lembaga penyelenggara perguruan tinggi dan badan lain di bidang pendidikan yang memiliki keunggulan akademik dan profesional, yang secara konsisten mewujudkan perpaduan antara iman Kristiani, ilmu pengetahuan, dan budaya Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. (Sumber : Dokumen Yayasan Atma Jaya) Dalam rangka mewujudkan visinya, Yayasan Atma Jaya membangun sebuah rumah sakit yang ditujukan untuk menunjang proses pendidikan para mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. Rumah sakit tersebut diberi nama Rumah Sakit Atma Jaya. Sama halnya dengan rumah sakit pada umumnya, Rumah Sakit Atma Jaya memiliki beberapa sub unit bisnis untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Salah satunya adalah instalasi farmasi yang menjadi pokok bahasan utama dalam penulisan kali ini. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai Rumah Sakit Atma Jaya dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Rumah Sakit Atma Jaya Rumah sakit Atma Jaya didirikan sesuai dengan isi Surat Keputusan Yayasan Atma Jaya No. 110/II/SK/8/76 pada tahun 1976 dengan nama Rumah Sakit Akademik Unika Atma Jaya. Pada tanggal 9 Mei 1977 rumah sakit ini diresmikan oleh Gubernur/KDH Ibukota Jakarta Raya pada saat itu, Bapak Letnan Jendral Ali Sadikin. Kemudian pada tahun 1988, dalam rapat Yayasan Atma Jaya, nama rumah sakit ini secara resmi diubah menjadi Rumah Sakit Atma Jaya.

3 53 Sebagai sebuah rumah sakit pendidikan, Rumah Sakit Atma Jaya mempunyai dua fungsi utama. Di satu sisi rumah sakit berfungsi untuk menunjang pendidikan serta penelitian Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, dan di lain sisi berfungsi untuk menyelenggarakan pelayanan medik bagi kepentingan masyarakat umum. Rumah Sakit Atma Jaya juga memiliki Balai Kesehatan Masyarakat di wilayah Kelurahan Penjaringan yang memberikan layanan paripurna (upaya peningkatan kesehatan, penyehatan, pengobatan, dan pemulihan) untuk masyarakat di sekitar daerah cakupannya. Direktur rumah sakit bertanggung jawab secara langsung kepada Yayasan Atma Jaya dalam proses pengelolaan rumah sakit. Misi Rumah Sakit Atma Jaya Sebagaimana telah ditetapkan oleh Yayasan Atma Jaya dalam Surat Keputusan No. 010/I/SK-LL/01/99, maka misi Rumah Sakit Atma Jaya adalah sebagai berikut. 1. Rumah Sakit Atma Jaya mengembangkan layanan kesehatan kepada masyarakat secara profesional tanpa memandang perbedaan ras, suku, agama, dan kedudukan. 2. Rumah Sakit Atma Jaya mengembangkan cipta, rasa, dan karsa, serta membina setiap warganya sebagai pribadi yang mengutamakan pelayanan, rasa tanggung jawab, kerja sama, keterbukaan, kesadaran akan hak dan kewajiban yang bersumber pada cinta kasih. 3. Rumah Sakit Atma Jaya mengembangkan pelayanan secara prospektif, sehingga layak menjadi lahan pendidikan Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang lain. 4. Rumah Sakit Atma Jaya mengembangkan nilai-nilai diatas sebagai komitmen bersama yang menjembatani transformasi kondisi saat ini menuju rumah sakit yang diidamkan.

4 54 Visi Rumah Sakit Atma Jaya Visi Rumah Sakit Atma Jaya seperti telah ditetapkan oleh Yayasan Atma Jaya dalam Surat Keputusan No. 010/I/SK-LL/01/99 adalah sebagai berikut. 1. Rumah Sakit Atma Jaya adalah rumah sakit Katolik yang dikelola secara profesional melalui upaya layanan kesehatan paripurna yang memadukan iman Kristiani dengan ilmu pengetahuan demi pelayanan berdasarkan kasih. 2. Rumah Sakit Atma Jaya menjadi rumah sakit terkemuka, prospektif, mandiri, dan mampu bersaing secara global. 3. Rumah Sakit Atma Jaya mendukung pengembangan pendidikan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan demi pengabdian kepada masyarakat. Tujuan Rumah Sakit Atma Jaya Berdasarkan Surat Keputusan No. 010/I/SK-LL/01/99, Rumah Sakit Atma Jaya sebagai rumah sakit umum dan rumah sakit rujukan untuk Puskesmas di wilayah Jakarta Utara bagian Barat bertujuan untuk : 1. Membantu Program Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya daerah Jakarta Utara dan sekitarnya. 2. Membantu menyelenggarakan pendidikan dalam ilmu kedokteran dan kesehatan dengan memperhatikan mutu pelayanan kesehatan. Motto Rumah Sakit Atma Jaya Motto Rumah Sakit Atma Jaya sebagaimana yang tercantum di dalam Surat Keputusan No. 010/I/SK-LL/01/99 yaitu : Bersatu mengabdi sesama. (Sumber : Dokumen Rumah Sakit Atma Jaya)

5 Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Instalasi farmasi merupakan salah satu sub unit dari Divisi Penunjang Medis Rumah Sakit Atma Jaya, yang keberadaannya tidak dapat terpisahkan dari rumah sakit itu sendiri. Instalasi farmasi berperan dalam memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan kefarmasian di bawah pimpinan seorang kepala apoteker dan harus memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan, menyediakan, dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di rumah sakit yang menitikberatkan pada pelayanan produk yang lengkap serta pelayanan farmasi klinik yang sifat pelayanannya berorientasi pada kepentingan pasien. Falsafah Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Berdasarkan Surat Keputusan No. 020/AM/IV/2007, falsafah dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya adalah sebagai berikut. 1. Setiap manusia mempunyai citra dan martabat yang unik sebagai ciptaan Allah. 2. Iman, pengharapan, dan cinta kasih sesama merupakan sumber semangat Rumah Sakit Atma Jaya dalam memberdayakan sesama untuk upaya peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. 3. Setiap orang berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan wajib ikut serta dalam usaha memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya. 4. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit Atma Jaya yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien Rumah Sakit Atma Jaya dengan penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

6 56 Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya berdasarkan Surat Keputusan No. 020/AM/IV/2007 adalah sebagai berikut. 1. Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dilaksanakan secara profesional berdasarkan standar operasional prosedur kefarmasian dan etika profesi kefarmasian guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Atma Jaya dalam bidang obat. 2. Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dilakukan secara optimal dan bermutu, baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat bagi penderita rawat inap dan rawat jalan Rumah Sakit Atma Jaya. 3. Mewujudkan pemakaian obat secara rasional, yang dilaksanakan secara langsung dan bertanggung jawab, serta pengawasan obat sesuai dengan peraturan yang berlaku demi tercapainya kualitas hidup manusia yang prima/sehat. 4. Turut membantu tercapainya program Rumah Sakit Atma Jaya sebagai rumah sakit pendidikan unggul, yang memadukan ilmu-ilmu kefarmasian dengan nilainilai Kristiani. 5. Turut membantu program Pemerintah dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan umumnya dan khususnya mutu pelayanan kesehatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya. (Sumber : Dokumen Rumah Sakit Atma Jaya)

7 Perumusan Visi, Misi, dan Core Value Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Salah satu langkah awal yang harus dilakukan dalam membangun Balanced Scorecard untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya adalah merumuskan visi dan misi dari instalasi farmasi tersebut. Hal ini penting dilakukan mengingat sampai saat ini Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya belum memiliki visi dan misinya sendiri. Visi dan misi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dirumuskan dengan mengacu pada visi misi Yayasan dan Rumah Sakit Atma Jaya, falsafah, dan tujuan dari instalasi farmasi itu sendiri, seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Perumusan visi dan misi untuk instalasi farmasi ini juga berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan rumah sakit, visi dan misi Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, serta panduan perumusan visi misi instalasi farmasi rumah sakit. Rumusan visi dan misi ini juga akan disesuaikan dengan kondisi dan tujuan terkini dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya. Adapun uraian lebih lanjut mengenai sumber-sumber pendukung dalam perumusan visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 SK Menkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 menyatakan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau

8 58 bagi semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut. Tujuan-tujuan utama diselenggarakannya pelayanan farmasi sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam SK Menkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 adalah : a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia. b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi. c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat. d. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisis, telaah, dan evaluasi pelayanan. e. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisis, telaah, dan evaluasi pelayanan. f. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metode. Tugas pokok yang wajib dilaksanakan oleh setiap instansi penyelenggara layanan farmasi sesuai dengan ketetapan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang tercantum di dalam SK Menkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 adalah : a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal. b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi. c. Melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).

9 59 d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisis dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi. e. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku. f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi. g. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi. h. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit. Fungsi pelayanan farmasi sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam SK Menkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 adalah : a. Pengelolaan perbekalan farmasi : 1. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit. 2. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal. 3. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. 5. Menerima dan menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian. 6. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit. b. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan : 1. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien. 2. Mengidentifikasi masalah seputar penggunaan obat dan alat kesehatan.

10 60 3. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan. 4. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan. 5. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga. 6. Memberi konseling kepada pasien/keluarga. 7. Melakukan pencampuran obat suntik. 8. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral. 9. Melakukan penanganan obat kanker. 10. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah. 11. Melakukan pencatatan setiap kegiatan. 12. Melaporkan setiap kegiatan. (Sumber : Dokumen Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI 2006) Visi dan Misi Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia Visi : Terwujudnya profesi Apoteker yang paripurna, sehingga mampu mewujudkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia. Misi : 1. Menyiapkan Apoteker yang berbudi luhur, profesional, memiliki kesejawatan yang tinggi dan inovatif, serta berorientasi ke masa depan. 2. Membina, menjaga, dan meningkatkan profesionalisme Apoteker sehingga mampu menjalankan praktek kefarmasian secara bertanggung jawab. 3. Melindungi anggota dalam menjalankan profesinya. (Sumber :

11 61 Setelah mempelajari dan menganalisis sumber-sumber yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perumusan visi misi tersebut, maka penulis mengajukan rekomendasi visi dan misi untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya yang dapat diaplikasikan secara langsung karena sudah disesuaikan dengan kondisi organisasi pada saat ini Rumusan Visi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Visi instalasi farmasi merupakan gambaran impian dari pihak pengelola tentang seperti apa instalasi farmasi yang diinginkan, dan akan menjadi kenyataan pada suatu waktu tertentu. Visi ini akan menjadi arah pergerakan bagi instalasi farmasi, dimana bersamaan dengan visi rumah sakit itu sendiri keduanya akan menjadi dasar dari semua aspek rencana strategis instalasi farmasi tersebut. Dengan Pada tahun 2014 Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya akan dikenal dan diakui oleh masyarakat luas sebagai sebuah unit layanan penunjang kesehatan paripurna, akurat, dan terpercaya, yang difungsikan dengan berdasarkan perpaduan rasa cinta kasih dan ilmu pengetahuan, demi memenuhi kebutuhan dan kepuasan sesama menggunakan konsep ini sebagai salah satu landasan pemikiran dalam perumusan visi, maka rekomendasi visi untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya adalah sebagai berikut : Rumusan visi ini menggambarkan sebuah harapan akan keadaan atau status Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya pada suatu titik waktu tertentu di masa

12 62 yang akan datang. Status masa depan instalasi farmasi ini meliputi lingkup penerimaan eksistensinya oleh semua stakeholder 20 -nya dan masyarakat umum ( dikenal dan diakui oleh masyarakat luas ), posisi di dalam rumah sakit ( unit layanan penunjang kesehatan ), sifat pelayanan bagi semua konsumen ( paripurna, akurat, terpercaya ), serta keunggulan yang dapat diberikannya ( perpaduan rasa cinta kasih dan ilmu pengetahuan ) Rumusan Misi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Maksud suatu pernyataan misi adalah mengartikulasikan cara visi itu akan dicapai. Pengembangan suatu pernyataan misi sebenarnya adalah mengembangkan suatu peta yang akan diikuti oleh instalasi farmasi rumah sakit untuk mencapai visi itu. Pernyataan misi harus secara jelas menunjukkan ruang lingkup dan arah kegiatan dari instalasi farmasi tersebut, dan sejauh mungkin harus menyediakan sebuah model untuk pembuatan keputusan oleh personel pada semua tingkat dalam instalasi farmasi rumah sakit. Sebuah pernyataan misi yang efektif akan mencegah personel instalasi farmasi dari pengembangan dan pengusulan rencana dan proyek yang banyak dan tidak akan diterima oleh pimpinan rumah sakit, karena mereka dapat melihat bahwa rencana atau proyek demikian tidak berada di dalam ruang lingkup pernyataan misi. Dalam memformulasi pernyataan misinya, instalasi farmasi rumah sakit harus dapat menjawab empat pertanyaan utama, yaitu : 1. Fungsi apa yang dilakukan oleh instalasi farmasi rumah sakit? 20 Stakeholder : Suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis resiko, baik karena mereka telah melakukan investasi (material ataupun manusia) di perusahaan tersebut, maupun karena mereka menghadapi resiko akibat kegiatan perusahaan tersebut (Clarkson, 1994).

13 63 2. Kepada siapa instalasi farmasi rumah sakit melakukan fungsi tersebut? 3. Bagaimana instalasi farmasi rumah sakit berbuat untuk mengisi fungsi itu? 4. Kenapa instalasi farmasi rumah sakit ini ada? Dengan mengacu pada landasan ilmiah diatas serta menggunakan konsep pemikiran dasar dari misi Yayasan dan Rumah Sakit Atma Jaya, maka rekomendasi rumusan misi untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya adalah sebagai berikut. 1. Memberikan terapi obat yang optimal secara profesional kepada semua masyarakat tanpa memandang perbedaan ras, suku, agama, dan kedudukan. 2. Mendukung tercapainya tujuan Rumah Sakit Atma Jaya untuk menjadi sebuah rumah sakit pendidikan utama yang unggul dengan menggunakan perpaduan antara nilai-nilai Kristiani dan ilmu kefarmasian. 3. Memberikan pelayanan kefarmasian dengan berdasarkan standar operasional prosedur kefarmasian dan etika profesi kefarmasian. 4. Menerapkan biaya yang paling efektif dengan tetap mengedepankan kualitas dan pelayanan tertinggi bagi semua lapisan masyarakat 5. Memaksimalkan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Atma Jaya dalam hal pengadaan obat dengan memberikan pendidikan dan pengetahuan baru di bidang kefarmasian kepada staf medik, mahasiswa, dan masyarakat. Dari rumusan misi untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya tersebut, maka keempat pertanyaan utama yang diajukan dalam proses formulasi misi instalasi farmasi ini dapat terjawab. Berikut adalah ulasan jawaban dari keempat pertanyaan

14 64 tersebut, dimana agar jawaban dapat terlihat secara jelas maka penulis akan mengganti kata-kata instalasi farmasi rumah sakit dalam pertanyaan tersebut menjadi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya. Fungsi yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Fungsi-fungsi yang akan dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya sesuai dengan yang tercantum di dalam rumusan misinya adalah : a. Memberikan terapi obat yang optimal secara profesional (pernyataan misi nomor 1). Fungsi ini mengacu pada pernyataan misi Yayasan Atma Jaya nomor 2 dan misi Rumah Sakit Atma Jaya nomor 2 tentang perwujudan martabat manusia yang bersumber pada cinta kasih. Dengan adanya fungsi ini, maka tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya untuk melaksanakan pemakaian obat secara rasional demi tercapainya kualitas hidup manusia yang prima/sehat dapat tercapai. Pelaksanaan fungsi ini juga meliputi beberapa fungsi dan tugas pokok farmasi rumah sakit yang tercantum dalam SK Menkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 sehubungan dengan penyediaan dan pemberian obat ke pasien. b. Merupakan salah satu unit pendukung bagi Rumah Sakit Atma Jaya untuk menjadi rumah sakit pendidikan utama yang unggul (pernyataan misi nomor 2). Dengan adanya fungsi tersebut maka instalasi farmasi ini dapat berpartisipasi dalam upaya Rumah Sakit Atma Jaya untuk menjadi lahan pendidikan ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan lainnya secara layak seperti yang tercantum dalam pernyataan misi Rumah Sakit Atma Jaya nomor 3. Target konsumen yang dituju oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya

15 65 Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya melaksanakan fungsi-fungsinya untuk semua lapisan masyarakat tanpa memandang perbedaan ras, suku, agama, dan kedudukan (pernyataan misi nomor 1). Ketiadaan batasan akan segmen masyarakat yang dilayani mengacu pada pernyataan misi Yayasan Atma Jaya nomor 2 dan 3, serta misi Rumah Sakit Atma Jaya nomor 1, yang pada garis besarnya menitikberatkan pada penerapan cinta kasih terhadap sesama sesuai dengan ajaran Kristiani. Cara Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya melaksanakan fungsinya Inisiatif-inisiatif yang diambil oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dalam menjalankan fungsinya sesuai dengan rumusan misi adalah : a. Memberi pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan standar operasional prosedur kefarmasian dan etika profesi kefarmasian (pernyataan misi nomor 3). Inisiatif ini terutama ditujukan bagi fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya untuk dapat memberikan terapi obat yang optimal secara profesional. Hal ini juga mengacu pada tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya yang ingin menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur dan kode etik farmasi, serta salah satu tugas pokok instalasi farmasi yang tercantum dalam SK Menkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang penyelenggaraan kegiatan pelayanan farmasi secara profesional. b. Menerapkan biaya yang paling efektif dengan tetap mengedepankan kualitas dan pelayanan tertinggi (pernyataan misi nomor 4). Inisiatif ini dibuat sesuai dengan fungsi sosial yang sudah menjadi kewajiban mutlak dari sebuah rumah sakit, yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan semua masyarakat tanpa terkecuali.

16 66 c. Memberikan pendidikan dan pengetahuan baru di bidang kefarmasian kepada staf medik, mahasiswa, dan masyarakat (pernyataan misi nomor 5). Inisiatif ini berhubungan dengan fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya sebagai unit pendukung aktif dalam upaya mewujudkan Rumah Sakit Atma Jaya menjadi rumah sakit pendidikan yang unggul. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan misi Yayasan Atma Jaya nomor 3 dan pernyataan misi Rumah Sakit Atma Jaya nomor 3 yang menitikberatkan pada aktivitas pembelajaran. Selain itu, inisiatif ini juga menjadi upaya perwujudan dari salah satu tugas pokok dan fungsi farmasi rumah sakit tentang KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) seperti yang tercantum dalam SK Menkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999. Tujuan didirikannya Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Keberadaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan rumah sakit itu sendiri, karena sebaik apapun pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Atma Jaya akan terasa belum maksimal (belum cukup) tanpa adanya peranan dari sebuah unit farmasi. Maka dari itu pada hakikatnya instalasi farmasi dibangun untuk memaksimalkan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Atma Jaya yang terfokus dalam hal penyaluran obat (pernyataan misi nomor 5).

17 Core Value Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Nilai utama sebuah organisasi menggambarkan keyakinan yang selanjutnya menjadi dasar dari setiap tindakan yang diambil oleh organisasi tersebut (Collins, Rukstad, 2008). Dengan berpedoman pada falsafah, tujuan, serta visi dan misi Instalasi Farmasi Atma Jaya, maka penulis merumuskan nilai-nilai dari instalasi farmasi adalah sebagai berikut. 1. Dasar utama pelayanan adalah iman, pengharapan, dan cinta kasih terhadap sesama. 2. Berjuang menjadi yang terbaik dengan memberikan pelayanan secara profesional dan berorientasi penuh kepada penderita. 3. Berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 4. Turut berpartisipasi dalam upaya mencerdaskan bangsa. 4.3 Analisis Kondisi Eksternal dan Internal Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya Untuk menghasilkan strategi bisnis yang tepat, instalasi farmasi perlu mengetahui faktor eksternal dan internal yang mempengaruhinya demi memperoleh gambaran yang jelas akan posisinya dalam kompetisi industri. Oleh karena itu penulis melakukan analisis eksternal dan internal untuk mengidentifikasi dan menganalisis kecenderungan utama, kekuatan, serta gejala yang berpengaruh pada perumusan dan pelaksanaan strategi bisnis Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya.

18 Analisis Eksternal Analisis eksternal yang dilakukan meliputi analisis PESTLE, Porter (Five Forces Model of Competition), dan Strategic Group Mapping. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari masing-masing analisis tersebut. a. Analisis PESTLE Analisis PESTLE memberikan gambaran luas mengenai lingkungan eksternal makro 21 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Melalui analisis PESTLE, instalasi farmasi dapat mengetahui apakah kegiatan operasional yang dijalankan sudah selaras secara positif dengan faktor terkuat yang mempengaruhinya, serta mengidentifikasi langkah apa saja yang memiliki kecenderungan gagal dan diluar kendali operasionalnya. Berikut ini adalah penjabaran dari hasil analisis PESTLE sehubungan dengan instalasi farmasi. 1. Politik Situasi politik di Indonesia sekarang ini, khususnya Jakarta, cenderung lebih stabil seiring meningkatnya sikap tenggang rasa antar umat agama. Keadaan ini memberi dampak positif terhadap laju sarana kesehatan di Indonesia, baik rumah sakit Pemerintah maupun rumah sakit swasta, termasuk di dalamnya adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya. Ketika rasa persatuan yang kuat antar agama terjalin, maka masyarakat tidak ragu untuk berobat ke rumah sakit yang menganut keyakinan berbeda dengan mereka. Hal ini diungkapkan 21 Lingkungan eksternal makro : Unsur-unsur tindakan tidak langsung atau lingkungan umum, yang terdiri dari ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan politik hukum. (Williams, 2001)

19 69 engingat keberadaan instalasi farmasi yang merupakan bagian dari Rumah Sakit Atma Jaya sebagai sebuah rumah sakit Katolik swasta. 2. Ekonomi Dengan situasi politik yang lebih stabil belakangan ini, membawa dampak positif terhadap keadaan ekonomi masyarakat walaupun pergolakan nilai inflasi masih terus terjadi. Biaya operasional dan harga obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya secara tidak langsung dipengaruhi oleh nilai inflasi tersebut. Stabilnya nilai mata uang rupiah saat ini terhadap nilai mata uang asing juga mempengaruhi harga jual obat. Selain itu, tingkat pendapatan mayoritas konsumen instalasi farmasi cenderung rendah, sehingga banyak dari mereka yang mengandalkan program kesehatan dari Pemerintah. Dengan mempertimbangkan kekuatan daya beli pelanggannya, maka penentuan harga jual obat yang tepat menjadi faktor yang sangat penting. 3. Sosial Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi akan meningkatkan jumlah transaksi di industri farmasi. Taraf pendidikan masyarakat menengah ke bawah yang menjadi konsumen instalasi farmasi cenderung sudah membaik, dan diperkirakan akan terus membaik seiring dengan kebijakan Pemerintah dalam usaha perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Hal itu akan mempengaruhi pertimbangan dan keputusan masyarakat dalam mencari sarana kesehatan yang lebih modern dan lengkap yaitu rumah sakit. Sejalan dengan situasi tersebut, maka potensi kenaikan jumlah pelanggan instalasi farmasi juga akan meningkat.

20 70 4. Teknologi Perkembangan teknologi telah diterapkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya, sejalan dengan usaha pengefektifan proses bisnis internalnya dan semakin kompleksnya data yang harus diolah. Instalasi Farmasi Atma Jaya mengandalkan komputer dan aplikasinya untuk membantu kegiatan operasional bisnis penjualan obatnya. 5. Legal (Hukum) Hukum Pemerintah wajib untuk ditaati, tidak terkecuali bagi industri farmasi. Pihak instalasi farmasi harus memperhatikan aturan-aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah sehubungan dengan penjualan obat sehingga tidak terjadi bentrokan ataupun masalah di kemudian hari. Jumlah konsumen instalasi farmasi yang memanfaatkan program GAKIN 22 dan sejenisnya cukup besar, sehingga konsistensi Pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia melalui fasilitas kesehatan gratis akan mempengaruhi tingkat penjualan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya. 6. Environment (Lingkungan) Wabah penyakit seperti swine flu, flu burung, dan lain-lain mengakibatkan masyarakat semakin menyadari arti pentingnya kesehatan dan beralih ke sarana kesehatan medis modern. Mereka tidak lagi berobat ke metode pengobatan alternatif. Hal itu menjadi salah satu faktor penyebab 22 GAKIN : Singkatan dari Keluarga Miskin, yaitu kelompok keluarga yang dikategorikan miskin atau sangat miskin.

21 71 meningkatnya jumlah pelanggan di rumah sakit, sehingga tingkat penjualan obat di instalasi farmasi pun juga mengalami peningkatan. Keseluruhan faktor makro eksternal tersebut terangkum dalam tabel 4.1. Kolom Tipe memperlihatkan dampak positif atau negatif yang mungkin dapat dialami oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya. Kolom Jangka Waktu memperlihatkan jangka waktu perubahan yang dapat dirasakan oleh Instalasi Farmasi ketika faktor yang mempengaruhi muncul. Sedangkan kolom Relative Importance memperlihatkan tingkat kepentingan dari setiap faktor dalam analisis PESTLE. Jawaban untuk kolom Relative Importance ini terbagi menjadi kategori kritikal dan penting. Yang termasuk di dalam kategori kritikal adalah faktor-faktor yang akan mempengaruhi jalannya aktivitas operasional di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya secara total. Sementara yang termasuk di dalam kategori penting adalah semua faktor yang mempengaruhi sebagian jalannya aktivitas operasional instalasi farmasi, tetapi tidak mengancam kelangsungan kegiatan bisnisnya dan tidak mempengaruhi visi misinya.

22 72 Faktor Eksternal Tabel 4.1 Faktor Eksternal Makro Faktor yang Mempengaruhi Tipe Jangka Waktu Relative Importance Politik Situasi politik yang stabil + Panjang Kritikal Rasa persatuan dan sikap tenggang rasa + Panjang Kritikal antar umat beragama yang kuat Ekonomi Nilai inflasi - Pendek Penting Kurs mata uang yang stabil + Pendek Penting Kondisi ekonomi pelanggan - Pendek Penting Sosial Teknologi Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi Taraf pendidikan masyarakat menengah ke bawah Peningkatan jumlah penggunaan teknologi + Pendek Penting + Panjang Penting + Pendek Penting Legal Regulasi Pemerintah -/+ Pendek Kritikal Konsistensi Pemerintah dalam + Pendek Kritikal meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Environment Datangnya wabah penyakit + Pendek Penting mengakibatkan masyarakat peduli pentingnya kesehatan

23 73 b. Analisiss Porter (Five Forces Model of Competition) Analisis Porterr dapat memberikan gambaran yang kuat mengenai bagaimana kondisi persaingan yang sebenarnya sedang dihadapi oleh instalasii farmasi, baik itu dari sisi supply chain 23 (pemasok dan pelanggan) maupun pasar (pendatang baru dan produk pengganti). Seluruh ancaman tersebut mempengaruhi tingkat dan kualitas persaingan yang dihadapi oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya. Berdasarkan teori analisiss Porter, adaa lima kategori ancaman yang harus diperhatikan oleh instalasi farmasi, yaitu potensi pengembangan produk pengganti, kekuatan tawar pemasok, kekuatan tawar pembeli, potensi masuknya pesaing baru, dan kondisi kompetisi di industri kesehatan Indonesia (khususnya dalam penelitian ini adalah industri pengadaan obat-obatan). Potensi Produk Pengganti Kekuatan Tawar Pemasok Persaingan Dalam Industri Kesehatan Kekuatan Tawar Pembeli Potensi Masuknya Pesaing Baru Gambar 4.1 Ancaman Dalam Industri Kesehatan Berdasarkan Analisis Porterr 23 Supply chain : Sebuah proses yang dimulai dari pengolahan bahan baku awal sampai menghasilkan produk jadi/siap pakai, yang menghubungkan seluruh pemasok dan pengguna perusahaan (Fredendall, 2001).

24 74 1. Potensi Pengembangan Produk Pengganti Ancaman yang dihadapi oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dari produk pengganti tergolong kuat. Pelanggan dapat dengan mudah mencari produk pengganti, seperti pengobatan alternatif, ramuan/obat China, ataupun herbal treatment dari bahan-bahan alami yang dianggap memiliki khasiat. Saat ini perkembangan produk obat-obatan alternatif (seperti jamu dan suplement herbal) telah banyak dipasarkan oleh perusahaan Multi Level Marketing (MLM), dimana obat-obatan tersebut tidak tersedia di instalasi farmasi. Produk pengganti ini memiliki harga yang beragam, tergantung pada produsen produk subtitusi tersebut. Sebagai contoh adalah produk jamu. Masyarakat dapat memperoleh produk ini secara mudah dengan harga yang relatif lebih murah dari obat biasa yang dijual di apotek atau instalasi farmasi. Sedangkan untuk pengobatan alternatif cenderung sama, bahkan lebih mahal daripada harga obat di instalasi farmasi, terlebih jika pengobatan alternatif tersebut telah mendapat pengakuan (terkenal) dari masyarakat. 2. Kekuatan Tawar Pemasok Posisi penawaran dari pemasok terhadap instalasi farmasi tergolong lemah. Pemasok merupakan sumber dimana instalasi farmasi membeli obat. Dengan banyaknya jumlah pemasok obat yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Atma Jaya, maka instalasi farmasi dapat lebih leluasa untuk memilih pemasok yang dirasa memiliki kualitas lebih baik/unggul dari segi pemberian harga, ketepatan waktu pengiriman dan pemberian barang, kualitas barang, prosedur pembayaran, dan faktor-faktor kemudahan lainnya.

25 75 3. Kekuatan Tawar Pembeli Posisi penawaran dari pembeli terhadap instalasi farmasi tergolong kuat. Pasien Rumah Sakit Atma Jaya dapat secara bebas memilih dimana mereka akan membeli obat. Didukung dengan adanya fakta bahwa mayoritas pasien Rumah Sakit Atma Jaya berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah, maka mereka akan cenderung lebih berhati-hati dalam menentukan dimana sebaiknya mereka membeli obat dengan mengutamakan faktor harga yang murah. Jika tidak diatasi, maka kondisi ini akan merugikan instalasi farmasi. 4. Potensi Masuknya Pesaing Baru Ancaman dari para pesaing baru terhadap instalasi farmasi tergolong kuat. Saat ini cukup mudah bagi pihak lain untuk masuk ke dalam industri penyedia kebutuhan farmasi. Hal ini terbukti dengan maraknya pembukaan apotek baru, walaupun telah banyak aturan dan ketentuan untuk menyelenggarakan usaha penjualan obat. Sebagai contoh adalah Apotek K24. Apotek ini membuka bisnis waralaba yang memungkinkan setiap orang untuk terjun ke industri penyedia kebutuhan farmasi. Ditambah dengan konsep pelayanan selama 24 jam, membuat apotek ini memiliki nilai tambah dari masyarakat. 5. Kondisi Kompetisi di Industri Kesehatan Indonesia Tingkat persaingan dalam industri penyedia kebutuhan farmasi relatif tinggi. Hal ini terlihat dari maraknya jumlah penjual obat yang sudah ada dan pendatang baru yang muncul, khususnya di kawasan Jakarta Utara. Kualitas obat yang ditawarkan kepada pelanggan juga hampir sama. Jarang ada penjual obat yang memberikan obat berkualitas rendah kepada pelanggannya. Dalam

26 76 hal loyalitas pelanggan di industri penyedia kebutuhan farmasi juga cenderung rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh adanya sensitivitas harga, jarak tempuh yang dibutuhkan untuk datang ke toko obat, pelayanan, kenyamanan, dan kemudahan prosedur pembelian obat memegang andil besar dalam menentukan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu instalasi farmasi harus lebih cermat dalam memberikan layanan demi mencapai tingkat loyalitas pelanggan yang maksimal. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan antara lain adalah kelengkapan, kenyamanan, kemudahan, prosedur, ketepatan, dan kecepatan waktu pemberian obat. Perbedaan harga juga menjadi faktor yang sangat penting, yang harus diperhatikan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya mengingat sebagian besar pelanggan merupakan masyarakat yang sensitif tehadap harga. Sementara diferensiasi produk di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya tidak terlalu jauh berbeda dengan toko obat lainnya. c. Strategic Group Mapping Strategic Group Mapping dalam penelitian kali ini berisi komponen dalam industri penyedia kebutuhan farmasi, yang antara lain adalah : instalasi farmasi, obat China, Multi Level Marketing (MLM), apotek, dan herbal treatment/jamu. Semua komponen tersebut memiliki kegiatan operasional bisnis utama yang sama, yaitu menjual obat. Sebagai sumbu, ditetapkan price/quality untuk posisi sumbu Y dan geographic coverage 24 untuk posisi sumbu X. Penetapan ini 24 Geographic coverage : Wilayah yang termasuk dalam ruang lingkup aktivitas survei.

27 77 dilandasi oleh karena dengan adanya kedua hal ini, maka dapat lebih jelas terlihat dengan bagaimana posisi instalasi farmasi terhadap pesaingnya. Bulatan dalam gambar bersifat proporsional dengan besar masing-masing segmen usaha penjualan obat tersebut. Dapat terlihat bahwa yang paling segmen terbesar dalam industri kesehatan khususnya segmen penyedia kebutuhan farmasi adalah apotek, diikuti dengan MLM dan herbal treatment/jamu, kemudian instalasi farmasi, dan yang memiliki segmen paling kecil adalah obat-obatan China. Apotek dan instalasi farmasi mempunyai tingkatan price dan quality yang hampir sama, dan paling tinggi diantara penyedia obat lainnya. Sedangkan untuk faktor geographic coverage, herbal treatment/jamu menduduki peringkat utama karena tersebar banyak dan mudah dijumpai di seluruh daerah di Indonesia. Gambar 4.2 Strategic Group Map

28 78 Secara garis keseluruhan, yang dapat kita simpulkan dari analisis eksternal di atas bahwa faktor politik dan legal di Indonesia sangat mempengaruhi keberadaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya sehingga manajemen Rumah Sakit Atma Jaya harus waspada jika terjadi pergolakan politik atau perubahan kebijakan. Faktor lain yang memberikan pengaruh kuat adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Disamping harus waspada terhadap faktor-faktor tersebut di atas, diketahui bahwa persaingan di industri penjualan obat ketat. Sehingga walaupun instalasi farmasi masih memegang kualitas yang sama baiknya dengan bisnis apotek, tetapi akan lebih baik lagi jika instalasi farmasi dapat memberikan pelayanan dan kualitas lebih sehingga dapat menjadi unggulan dalam industri penjualan obat Analisis Internal Analisis faktor internal instalasi farmasi dilakukan dengan menggunakan tiga alat bantu strategi, yaitu : analisis keuangan, TOWS, dan value chain. Berikut ini adalah uraian hasil analisis internal yang telah dilakukan. a. Analisis Keuangan Berdasarkan hasil studi dokumentasi laporan keuangan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya, terlihat bahwa sebenarnya kondisi keuangan mereka sudah cukup baik. Pada tahun 2006, perolehan laba Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Namun setelah tahun 2006, perolehan laba tersebut menurun sampai dengan tahun Fkluktuasi perolehan laba instalasi farmasi sejak tahun 2003 sampai dengan 2008 dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini.

29 79 60% Perolehan Laba Instalasi Farmasi Periode Tahun % 40% 30% 20% 10% 0% Laba 25.69% 26.16% 18.39% 53.37% 39.18% 28.30% Gambar 4.3 Grafik Perolehan Laba Instalasi Farmasi Periode Tahun (Sumber : Dokumen Rekam Medik Rumah Sakit Atma Jaya) Pada grafik diatas, terlihat bahwa di tahun 2003 persentase laba instalasi farmasi mencapai titik 25,69%, dan pada tahun 2004 mengalami kenaikan sekitar 1,83% menjadi 26,16%. Namun di tahun 2005 persentase laba instalasi farmasi menurunn hingga titik 18,39% atau mengalami penurunan sebesar 29,7%. Akan tetapi pada tahun 2006 instalasi farmasi berhasil memperoleh peningkatan laba yang sangat signifikan sampai pada titik 53,37%, atau meningkat sebesar 190% dari tahun Sayangnya hal ini tidak bertahan lama. Instalasi farmasi kembali mengalami penurunan laba di tahun 2007 menjadi sebesar 39,18%,, dan 28,3% di tahun 2008.

30 80 Sehubungan dengan beban biaya operasional, diperoleh faktaa bahwa sejak tahun 2004 sampai dengan 2008 instalasi farmasi telah berhasil mengorganisir biaya operasionalnya dengan baik sehingga tingkat pertumbuhan (real growth) biaya instalasi farmasi relatif mengalami penurunan. Diawali dengan persentase perbandingan biaya instalasi farmasi antara tahun 2004 terhadap 2003 sebesar 17,9%, yang kemudian mengalami penurunan tajam pada tahun 2005 hingga mencapai titik 13,8% %, 8,8% pada tahun 2006, dan 7,3% pada tahun Namun pada tahun 2008, persentase perbandingann biaya instalasi farmasi tahun 2008 terhadap 2007 mengalami kenaikan yang cukup berarti hingga mencapai titik 11,5%. Akan tetapi kondisi ini masih jauh lebih baik bila dibandingkan dengan tahun Pertumbuhan Biaya Instalasi Farmasi Periode Tahun % 18% 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% Perbandingan Pertumbuhan Tahun Ini Dengan Tahun Sebelumnya % 13.80% 8.80% 7.30% 11.5% Gambar 4.44 Grafik Pertumbuhan Biaya Instalasi Farmasi Periode Tahun (Sumber : Dokumen Rekam Medik Rumah Sakit Atma Jaya)

31 81 Lain halnya dengan perbandingan pendapatan instalasi farmasi. Pada awalnya, persentasee perbandingan pendapatan instalasi farmasi di tahun 2005 terhadap 2004 mengalami penurunan sampai mencapai titik 6,8% %. Pada tahun 2006 keadaan berbalik, dimana persentase perbandingan tersebut melonjak tajam ke titik 41%. Sayangnya hal tersebut tidak berlangsung lama, dan pada tahun 2007 instalasi farmasi kembali mengalami pemerosotan persentase perbandingan pendapatan hingga mencapai titik -2,7%. Namun di tahun 2008, persentase perbandingan pendapatan instalasi farmasi sudah mulai membaik dengan bertahan di titik 2,8%. Pertumbuhan Pendapatan Instalasi Farmasi Periode Tahun % 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 5% Perbandingann Pertumbuhan Tahun Ini Dengan Tahun Kemarin % 6.80% 41% % % Gambar 4.5 Grafik Pertumbuhan Pendapatan Instalasi Farmasi Periodee Tahun (Sumber : Dokumen Rekam Medik Rumah Sakit Atma Jaya)

32 82 b. Analisis TOWS Analisis TOWS diawali dengan mengidentifikasi berbagai faktor eksternal yang terangkum ke dalam analisis ancaman dan analisis peluang. Selanjutnya akan diteruskan dengan mengidentifikasi berbagai faktor internal yang terangkum ke dalam analisis kelemahan dan kekuatan. Hasil dari analisis TOWS untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya akan dijabarkan sebagai berikut. 1. Ancaman Citra instalasi farmasi berdasarkan persepsi masyarakat umum harus diperhatikan secara seksama. Pelayanan yang buruk, peralatan kefarmasian yang tidak sesuai dengan standar farmasi, sikap yang kurang bersahabat terhadap pelanggan akan mengakibatkan menurunnya jumlah kunjungan. Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pemerintah DKI Jakarta saat ini mendukung layanan kesehatan, termasuk obat-obatan, bagi kelompok miskin dengan menggunakan mekanisme Gakin (Keluarga Miskin) dan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). Dalam kerangka Jaminan Sosial Nasional Besar, kemungkinan proyek Gakin akan diambil alih oleh AskesKin dengan paket penggantian biaya yang jauh lebih rendah. Adanya kompetisi antara rumah sakit dan toko-toko obat yang harus dipantau secara cermat karena dapat mempengaruhi kelangsungan kontinuitas kunjungan. Di wilayah Jakarta Utara terdapat dua belas rumah sakit, dimana untuk Kecamatan Penjaringan sendiri terdapat dua buah

33 83 rumah sakit industrial, yaitu Rumah Sakit Pluit dan Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, serta ada pula RSIA Family yang terletak di kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Penjaringan. Selain itu di Jakarta Utara terdapat 54 apotek yang tersebar di seluruh kecamatan. 2. Peluang Rumah Sakit Atma Jaya berada di wilayah Jakarta Utara dengan total jumlah penduduk sebesar 1.18 juta jiwa dan tingkat kepadatan sebesar 8.336/km 2. Terdapat enam kecamatan di Kota Madya Jakarta Utara, dimana Rumah Sakit Atma Jaya terletak di Kecamatan Penjaringan dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa dan tingkat kepadatan sebesar 4.978/km 2. Kecamatan Penjaringan ini merupakan kecamatan kedua yang memiliki jumlah penduduk terpadat setelah Kecamatan Koja yang memiliki tingkat kepadatan sebesar /km 2. Dengan melihat data tersebut, maka Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya mempunyai kesempatan untuk memperoleh konsumen dalam jumlah yang lebih besar. Adanya perubahan kelompok ekonomi penduduk di Kecamatan Penjaringan, dimana kelompok marginal semakin terdesak ke pinggir meskipun masih terdapat area-area pemukiman kumuh di beberapa lokasi. Dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar Rumah Sakit Atma Jaya yang lebih baik tersebut maka akan berdampak pada meningkatnya kemampuan/daya beli pengunjung.

34 84 Perubahan kondisi di Kecamatan Penjaringan yang meliputi pembangunan jalan tol, real estate dengan area pemukiman dan pertokoan, mal, pusat distrik bisnis, serta didukung oleh fasilitas kendaraan umum yang mempengaruhi faktor kemudahan lokasi Rumah Sakit Atma Jaya dijangkau oleh masyarakat. Masih minimnya jumlah apotek yang buka selama 24 jam di kawasan Jakarta Utara dan sekitarnya. Adanya fakta bahwa sekitar 23% dari jumlah pasien Rumah Sakit Atma Jaya tidak menebus resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya. Angka tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya Instalasi Farmasi masih memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Gambaran tentang perbandingan antara jumlah pasien Rumah Sakit Atma Jaya dengan jumlah resep yang ditebus di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dapat dilihat pada gambar 4.6.

35 85 Perbandingan Jumlah Pasien RS Atma Jaya Dengan Jumlah Resep Yang Diterima Instalasi Farmasi RS Atma Jaya Periode Januari April ,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Januari Februari Maret April Jumlah Total Pasien 7,545 7,,069 7, 619 7,423 Jumlah Resep Yang Diterima 5,256 5,,679 6, 016 5,832 Gambar 4.6 Grafik Perbandingann Jumlah Pasien RS Atma Jaya Dengan Jumlah Resep Yang Diterima Instalasi Farmasi RS Atma Jaya Periode Januari-April 2009 (Sumber dataa : Dokumen Rekam Medik Rumah Sakit Atma Jaya)

36 86 Rincian mengenai jumlah pasien Rumah Sakit Atma Jaya dari masingmasing sub unit bisnis dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Pasien Rumah Sakit Atma Jaya (Sumber data : Dokumen Rekam Medik Rumah Sakit Atma Jaya) Keterangan Januari Februari Maret April Poli Bagian Poli Spesialis UGD Kamar Bedah Balkesmas BKM Gigi Rehab. Medis Laboratorium Radiologi Hemodialisa Total Farmasi

37 87 3. Kelemahan Sampai saat ini Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya belum memiliki visi dan misinya sendiri. Hal ini menyebabkan terhambatnya perwujudan sistem manajemen yang baik dalam lingkup instalasi farmasi itu sendiri. Kondisi penampilan bangunan Rumah Sakit Atma Jaya yang kurang bagus dan terkesan kuno (terkesan seperti sebuah gudang berdasarkan informasi dari survei jejak pendapat tahun 2000-an). Hal ini diperkirakan membuat masyarakat menilai bahwa Rumah Sakit Atma Jaya merupakan rumah sakit untuk kelas menengah ke bawah. Kurang maksimalnya tata letak pengaturan tempat penerimaan resep dan penyerahan obat yang mengakibatkan terbatasnya kemampuan staf instalasi farmasi untuk melayani pengunjung secara optimal (terutama dalam hal waktu pelayanan). Hal ini terbukti dari keluhan pengunjung yang diterima oleh Rumah Sakit Atma Jaya melalui kotak saran, yang sebagian besar mengeluhkan lamanya waktu pelayanan di instalasi farmasi. Kurang adanya upaya mendisiplinkan pengunjung instalasi farmasi dari pihak rumah sakit yang menyebabkan suasana ruang tunggu instalasi farmasi menjadi tidak nyaman. Belum maksimalnya peran instalasi farmasi dalam memberikan edukasi tentang obat kepada pengunjung, terutama sehubungan dengan pemberian obat generik, sehingga beresiko menimbulkan kesalahpahaman dari pihak konsumen.

38 88 4. Kekuatan Rumah Sakit Atma Jaya berdiri di Kawasan Pluit dengan luas area sekitar 4,5 Ha. Lokasi rumah sakit berada cukup strategis, yaitu tepat di perempatan jalan utama sehingga sangat mudah dijangkau. Akses ke lokasi Rumah Sakit Atma Jaya dapat ditempuh melalui jalan tol dalam kota dan jalan tol ke Bandara Soekarno Hatta. Selain itu jalan utama di sebelah barat dan selatan rumah sakit juga banyak dilalui oleh kendaraan umum. Dengan mudahnya akses bagi masyarakat untuk datang ke Rumah Sakit Atma Jaya maka kondisi ini akan berbanding lurus dengan instalasi farmasi yang berada di dalam satu lokasi yang sama. Kondisi ruang instalasi farmasi yang cukup baik dan bersih menimbulkan persepsi yang positif di benak pengunjung. Terjalinnya hubungan yang sehat dengan mayoritas pemasok sehingga mendukung proses pengadaan obat. c. Analisis Value Chain Analisis value chain terdiri dari dua aktivitas, yaitu aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung (support activities). Uraian mengenai aktivitas utama dan pendukung yang dilaksanakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya adalah sebagai berikut.

39 89 1. Aktivitas Utama Manajemen supply chain Instalasi farmasi bertugas untuk mengatur pesanan dan menerima obat dari pemasok. Instalasi farmasi bertanggung jawab untuk membuat daftar pesanan obat-obatan yang harus dibeli untuk kemudian diserahkan kepada Divisi Pembelian. Setelah pesanan obat diterima, maka instalasi farmasi harus memeriksa kondisi obat-obatan tersebut, baik dalam hal kemasan, batas waktu kadaluarsa, dan jumlah. Selain itu instalasi farmasi juga harus mengawasi kegiatan penyimpanan dan persediaan obat. Apabila ada obat yang stoknya sudah hampir habis atau sudah hampir mendekati waktu kadaluarsa, maka instalasi farmasi harus segera melaporkannya kepada pihak Direksi untuk selanjutnya diambil tindakan terhadap obat-obatan tersebut. Distribusi Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh instalasi farmasi mencakup pendistribusian obat ke setiap sub unit bisnis yang berhubungan atau membutuhkan sediaan obat. Sedangkan untuk pasien rawat jalan dapat membeli langsung obat-obatan yang dibutuhkan di ruang instalasi farmasi. Pelayanan Pelayanan penebusan resep yang diberikan oleh instalasi farmasi terhadap para pasien dilakukan di ruang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya. Pertama-tama pasien yang akan menebus obat memberikan resep yang

40 90 ingin ditebus ke bagian administrasi instalasi farmasi. Kemudian bagian administrasi instalasi farmasi akan menghitung biaya obat dan memberikan faktur pembayaran obat kepada pasien. Selanjutnya pasien harus membayar biaya obat tersebut ke bagian kasir dan menunjukkan bukti pembayarannya ke pihak administrasi instalasi farmasi. Setelah bukti pembayaran diterima instalasi farmasi, barulah pasien dapat mengambil obat yang dibelinya. 2. Aktivitas Pendukung Quality Control Petugas di bagian quality control Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya bertanggung jawab dalam mengawasi dan menjamin kualitas obat-obatan yang akan dijual. Administrasi Administrasi instalasi farmasi merupakan bagian yang bertugas untuk menerima resep dan menyerahkan obat-obatan kepada pasien, menghitung biaya obat, serta memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pasien seputar obat-obatan. Secara keseluruhan, kita dapat melihat bahwa Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya telah mengarah kepada pengefektifan biaya operasional. Hal ini akan baik jika dilakukan secara berkesinambungan dan harus lebih mengedukasi seluruh karyawan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya pentingnya pengefektifan biaya operasional dilakukan, sebab untuk melakukan pengefektifan biaya operasional

41 91 memerlukan kerja sama dari seluruh karyawan, tidak hanya manajemen tingkat atas saja. Kita juga dapat melihat bahwa Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya memiliki peluang-peluang yang menjanjikan untuk memaksimalkan pangsa pasar. Kelemahan yang terdeteksi dapat diminimalkan dengan upaya secara internal. Untuk proses-proses yang ada dalam Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya sedang dilakukan perbaikan yaitu dengan mengadakan peninjauan SOP. 4.4 Pokok Permasalahan Dari hasil analisis kondisi pada sub bab 4.3 diketahui bahwa peran instalasi farmasi dalam menjadi revenue centre rumah sakit belum terlaksana secara optimal. Fakta ini didukung oleh data pendapatan total dari seluruh sub unit bisnis Rumah Sakit Atma Jaya pada tahun 2007 dan 2008, dimana instalasi farmasi memberikan sumbangsih terhadap pendapatan total rumah sakit sebesar 43-44%. Kontribusi tersebut merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan sub unit bisnis lainnya. Perbandingan persentase kontribusi keuangan antar sub unit bisnis yang terdapat di Rumah Sakit Atma Jaya dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

42 92 Sumber Pendapatan RS Atma Jaya Tahun 2007 Rawat Inap Poli Spesialis Poli Bagian UGD Balkesmas Laboratorium Radiologi Fisioterapi Farmasi Hemodialisa 1% 43% 35% 0% 2% 12% 2% 1% 2% 2% Gambar 4.7 Diagram Sumber Pendapatan RS Atma Jaya Tahun 2007 (Sumber dataa : Dokumen Rekam Medik Rumah Sakit Atma Jaya) Sumber Pendapatan RS Atma Jaya Tahun 2008 Rawat Inap Poli Spesialis Poli Bagian UGD Balkesmas Laboratorium Radiologi Fisioterapi Farmasi Hemodialisa 2% 44% 33% 12% 1% 0% 2% 2% 2% 2% Gambar 4.8 Diagram Sumber Pendapatan RS Atma Jaya Tahun 2008 (Sumber dataa : Dokumen Rekam Medik Rumah Sakit Atma Jaya)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan terdiri dari berbagai kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Rumah Sakit Atma Jaya didirikan oleh Yayasan Atma Jaya sebagai rumah

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era persaingan yang ketat, hal utama yang perlu diperhatikan oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, mempertahankan pasar

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI Oleh : MUTTI ATUN HAFSAH K 100 050 213 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan masyarakat akan kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan adalah merupakan hak dan investasi bagi semua warga negara Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam analisis kepuasan pasien, erat hubungannya dengan suatu kinerja, yaitu proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dalam menyediakan produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB III ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB III ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dengan tekad yang kuat akan komitmen terhadap layanan kesehatan berkualitas, HOSANA MEDICA GROUP memulai perjalanan pelayanannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan mengenai pendahuluan pembuatan laporan tugas akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan batasan masalah penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rumah sakit adalah lembaga pemberi jasa pelayanan kesehatan dan seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya hampir selalu memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

Aspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI

Aspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI Aspek legal penggunaan TIK untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan Yustina Sri Hartini - PP IAI Disampaikan dalam Annual Scientific Meeting Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, 23 Maret 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Salah satu sarana untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Defenisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini terdapat perubahan dalam paradigma pelayanan jasa yang diberikan oleh suatu rumah sakit dari pandangan masyarakat dan pengelola rumah sakit. Perubahan cara

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI Oleh : DIDIK SANTOSO K 100 050 243 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2010

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI PERIODE 2014

PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI PERIODE 2014 PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI PERIODE 2014 RSUD DR R SOETRASNO REMBANG Instalasi Farmasi RSUD dr. R. Soetrasno Rembang 2 I. Latar Belakang Dalam meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit perlu diterapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/MenKes/SK/XI/1992, rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan dalam perkembangan teknologi dan kemajuan masyarakat saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dianggap biasa. Kesadaran masyarakat akan arti sehat semakin

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Rumah Sakit Bina Kasih Rumah Sakit Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005, yang sudah 8 tahun berdiri dan diresmikan oleh Dr. Hj. Linda Wardani.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali pelayanan penunjang medis di bidang farmasi. Pelayanan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali pelayanan penunjang medis di bidang farmasi. Pelayanan yang baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kemajuan perkembangan rumah sakit mengalami perubahan besar dimana rumah sakit sedang berada dalam suasana global dan kompetitif. Pelayanan rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi mendorong masyarakat umtuk memperhatikan derajat kesehatan demi menaikkan kualitas hidupnya melalui lembaga penyedia layanan kesehatan. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Sistem Kesehatan Nasional diketahui bahwa subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PERSI 1995 mengutip pendapat Ohmae (1992) menyebutkan bahwa perubahan akan

BAB I PENDAHULUAN. PERSI 1995 mengutip pendapat Ohmae (1992) menyebutkan bahwa perubahan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong perubahan di segala bidang termasuk perubahan paradigma di bidang jasa kesehatan. Kerangka acuan seminar nasional PERSI 1995 mengutip

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I Oleh : NILA HIDAYATI K100040056 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian kali ini ditujukan untuk membantu pihak manajemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dalam membuat suatu rencana strategi yang lebih

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu dari saranan kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Kefarmasian Pelayanan kefarmasian adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pengelolaan kesehata n dalam SKN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pengelolaan kesehata n dalam SKN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat secara terpadu, merata, terjangkau dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah sakit Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992 Rumah Sakit merupakan salah satu tempat dari sarana kesehatan menyelenggarakan kesehatan, bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka sebuah pelayanan kesehatan harus mampu memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, manfaat, perlindungan dan diarahkan untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat telah melakukan upaya pembangunan dalam rangkaian program-program yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang esensial dari setiap individu, keluarga, dan masyarakat. Kesehatan juga merupakan perwujudan dari tingkat kesejahteraan suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan seseorang dimana status fisik, mental serta sosial yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009 BAB 1 PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun. atas pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah bagian yang amat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun. atas pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah bagian yang amat penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun oleh setiap negara. Indonesia bahkan menetapkan kesehatan sebagai hak azasi manusia seperti yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia, sehingga mendorong untuk segera menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, sehingga dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Pelayanan Menurut Dewantara dan Magetan (2013) Mutu atau kualitas merupakan tingkat baik buruknya sesuatu. Dengan demikian jika suatu objek dengan keadaan baik, maka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit

BAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit BAB IV PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel Penelitian ini bertujuan untuk Rumah Sakit Umum Daerah Lombok untuk melihat gambaran Penerapan Farmasi Klinik rumah sakit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesi Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu menegakkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki ketrampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik maupun mental.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI Oleh PRATIWI K 100060070 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Instalasi farmasi mempunyai pengaruh yang sangat besar pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Instalasi farmasi mempunyai pengaruh yang sangat besar pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instalasi farmasi mempunyai pengaruh yang sangat besar pada perkembangan profesional rumah sakit dan juga terhadap ekonomi serta biaya operasional total rumah sakit,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap pelaksanaan praktik kedokteran seperti rumah sakit, harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah dicerminkan oleh besar kecilnya angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDRB Per Kapita. Kesehatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia dalam melakukan segala aktivitas dengan baik dan maksimal yang harus diperhatikan salah satu hal yaitu kesehatan. Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang jasa yang bergerak dalam bidang pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sepuluh tahun terakhir bisnis rumah sakit swasta di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Di kota kota besar hingga ke pelosok daerah bermunculan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Klinik Geo Medika merupakan sebuah fasilitas layanan kesehatan milik swasta. Pada awal pendiriannya Klinik Geo Medika memberikan layanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan rumah sakit di Indonesia dari sisi pertumbuhan jumlahnya terus meningkat dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Industri rumah sakit mengalami

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara kita Negara Indonesia adalah Negara berkembang baik dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara kita Negara Indonesia adalah Negara berkembang baik dari segi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara kita Negara Indonesia adalah Negara berkembang baik dari segi pembangunan maupun dari segi kependudukan.masyarakat Indonesia begitu banyak jumlahnya dan masih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan Kepatuhan menyatakan kesesuaian perilaku dan pelaksanaan kegiatan terhadap ketentuan atau standar yang berlaku. Kepatuah dokter menulis resep dipengaruhi faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit memiliki fungsi pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan dan asuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu contoh sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan

Lebih terperinci

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas

Lebih terperinci