ALVIONITA, ROSINTA RIA PANGGABEAN. Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) ,
|
|
- Harjanti Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PELAPORAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011 BERDASARKAN GRI G3.1 ALVIONITA, ROSINTA RIA PANGGABEAN Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) , ABSTRACT This research was conducted to determine the level of CSR reporting on mining companies and consumer goods companies. The measurement of CSR reporting was conducted using the standard of the GRI G3.1 guidelines. This research using content analysis. From the data processing, it was continued with verification of the VG, MA, PI in each item CSR to determine the completeness of CSR reporting. The results of this research revealed that the level of company reporting still too low. Most of the companies do not give information about the vision of the company, the act of to support the purpose, and information related to amount of support relating to CSR for each item. Suggestions for further research are conducting research for any sector companies and other countries. (AR) Keywords: Corporate Social Responsibility, CSR, Global Reporting Initiative, GRI 3.1 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pelaporan CSR pada perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi. Pengukuran pelaporan CSR dilakukan menggunakan standar dari pedoman GRI G3.1. Penelitian ini menggunakan metode content analysis. Dari hasil pengolahan data, dilanjutkan dengan melakukan verifikasi mengenai VG, MA, PI dalam setiap item CSR untuk mengetahui kelengkapan pelaporan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat pelaporan kedua sektor perusahaan masih cukup rendah. Sebagian besar perusahaan tidak memberikan informasi mengenai visi perusahaan, tindakan untuk mendukung tujuan, dan informasi terkait jumlah pendukung yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan untuk setiap item CSR. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian untuk setiap sektor perusahaan di Indonesia maupun negara lain. (AR) Kata Kunci: Tanggung jawab sosial perusahaan, CSR, Global Reporting Initiative, GRI 3.1 PENDAHULUAN
2 Dunia bisnis kini semakin merasakan pentingnya berbagi dan memiliki kepedulian. Tujuan bisnis tidak hanya berpusat untuk memaksimalkan keuntungan. Menurut John Elkington, dunia bisnis dituntut menyelaraskan pencapaian kinerja ekonomi (profit), kinerja sosial (people), dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut konsep triple bottom line (Sudiana, 2011). Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan menjadi aspek penting bagi perusahaan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Banyak masyarakat yang beralih ke produk ramah lingkungan sehingga menyebabkan permintaan yang tinggi terhadap produk tersebut. Hal tersebut menyebabkan perusahaan menjadi sadar akan pentingnya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR). Misalnya, beberapa perusahaan seperti Grup Agung Podomoro, Grup Ciputra, Grup Pakuwon, dan PT Taman Impian Jaya Ancol Tbk, berpartisipasi untuk menggali endapan selokan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko banjir dan sebagai bagian dari program CSR. Aktivitas semacam ini memberikan manfaat besar bagi masyarakat agar tidak merasakan dampak negatif dari hasil aktivitas perusahaan (Sanda, 2013). Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya untuk mengetahui bagaimana pelaporan CSR di berbagai negara. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Lies Bouten, dkk (2011) yang berjudul Corporate social responsibility reporting: A comprehensive picture?, peneliti ingin menganalisis pelaporan CSR perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham Belgia. Penelitian yang lain dilakukan oleh Habib-Uz- Zaman (2010) yang berjudul The effect of corporate elements on corporate social responsibility reporting, penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat pelaporan CSR dalam laporan tahunan bank swasta di Bangladesh. Penelitian juga dilakukan oleh Peter Mcgraw dan Suzanna Dabski (2010) yang berjudul CSR reporting in Australia s Largest Companies, peneliti ingin menguji pelaporan dari 100 perusahaan yang terdaftar di bursa saham Australia. Selain itu, penelitian dilakukan oleh Kate Grosser dan Jeremy Moon yang berjudul Gender Mainstreaming and Corporate Social Responsibility: Reporting Workplace Issues, penelitian ini membahas bagaimana kesetaraan jenis kelamin dimasukkan ke dalam pelaporan CSR perusahaan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana gambaran dari pelaporan CSR berdasarkan pedoman GRI G3.1?; (2) Bagaimana tingkat pelaporan Corporate Social Responsibility yang komprehensif pada perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI berdasarkan GRI G3.1?; (3) Apakah penyebab perbedaan tingkat pelaporan antara perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis tingkat pelaporan Corporate Social Responsibility yang komprehensif pada perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI berdasarkan GRI G3.1; untuk mengetahui penyebab perbedaan tingkat pelaporan antara perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi; dan untuk memperoleh gambaran dari pelaporan CSR berdasarkan pedoman GRI G3.1. METODE PENELITIAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi yang menerbitkan laporan keuangan (LK) dan laporan tahunan (LT) berdasarkan data pada BEI periode 2011 (per 20 Maret 2011). Keseluruhan perusahaan berjumlah 66, tetapi perusahaaan yang dijadikan sampel berjumlah 55 karena 11 perusahaan lainnya tidak memiliki laporan keuangan dan/atau laporan tahunan. Jumlah sektor pertambangan sebanyak 34 perusahaan, dan jumlah sektor industri barang konsumsi sebanyak 21 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode content analysis, tujuannya adalah untuk menilai tingkatan dari pelaporan yang komprehensif. Content analysis dapat diartikan sebagai metode untuk menyusun data kedalam grup yang berbeda tergantung pada kriteria yang dipilih. Metode ini sering digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan pola pada pelaporan CSR. Dalam penelitian ini, pembagian struktur dibagi menjadi dua dimensi, yaitu content dan tipe informasi. Dimensi pertama dibagi menjadi dua level yaitu area dan item. Yang termasuk bagian area adalah indikator dalam GRI, seperti ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk. Sedangkan yang termasuk bagian item adalah aspek dari indikator GRI. Penelitian ini menggunakan pedoman GRI G3.1 untuk menganalisis pelaporan CSR berdasarkan 84 indikator. Dari 84
3 indikator tersebut terdapat enam indikator yaitu ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk. HASIL DAN BAHASAN Langkah awal dalam penelitian ini adalah mengetahui karakteristik utama dari pelaporan CSR perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun Penelitian ini ingin menunjukkan bagaimana setiap perusahaan menguraikan setidaknya satu item dalam setiap area informasi pengungkapan. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3, yang termasuk bagian area informasi adalah indikator dalam GRI, seperti ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk. Sedangkan yang termasuk bagian item adalah aspek dari indikator GRI, seperti kinerja ekonomi, material, pekerjaan, praktik investasi, komunitas lokal, kesehatan & keselamatan pelanggan, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan menginfomasikan minimal satu item untuk masing-masing area informasi dalam pelaporan CSR mereka. Penyajian penelitian ini akan dibagi per kategori sektor perusahaan dan kemudian akan dilakukan perbandingan diantara keduanya. Sebelumnya telah dilakukan verifikasi pada laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi. Verifikasi tersebut berguna untuk mengetahui pelaporan CSR yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Tabel 1 Karakteristik Utama Pelaporan CSR Perusahaan Sektor Pertambangan Panel A Area Informasi Pengungkapan A B C n % n % n % Ekonomi Lingkungan Tenaga Kerja Hak Asasi Manusia Masyarakat Tanggung Jawab Produk Panel B Tipe Informasi D E F n % n % n % Vision and goals Management approach Performance Indicators Sumber: Hasil pengolahan data untuk menentukan karakteristik utama pelaporan CSR Keterangan: A = Jumlah perusahaan yang mengungkapkan per area B = Jumlah perusahaan yang tidak mengungkapkan per area C = Total perusahaan D = Jumlah item yang diungkapkan E = Jumlah item yang tidak diungkapkan F = Total item Pada tabel 1 terdapat hasil analisis untuk menentukan karakteristik utama pelaporan CSR perusahaan sektor pertambangan. Tabel tersebut menggambarkan bahwa 34 perusahaan sektor pertambangan secara keseluruhan mengungkapkan informasi pada area ekonomi. Sebagian besar perusahaan memberikan beberapa informasi pada area tenaga kerja (88,24% atau 30 perusahaan) dan area masyarakat (73.53% atau 25 perusahaan). Lebih dari sepertiga perusahaan (41,17% atau 14 perusahaan) menguraikan setidaknya satu item
4 pada area lingkungan. Dan kurang dari sepertiga perusahaan (29,41% atau 10 perusahaan) mengungkapkan informasi tanggung jawab produk. Dan hanya sedikit perusahaan (11.76% atau 4 perusahaan) menguraikan setidaknya satu item hak asasi manusia. Pada panel B menunjukkan bahwa secara total 257 item yang diungkapkan dari 34 perusahaan sektor pertambangan. Panel B ini menggambarkan bahwa jumlah pengungkapan MA sebanyak 206, sedangkan jumlah pengungkapan VG sebanyak 182, dan jumlah pengungkapan PI hanya sebanyak 180. Hal ini menyatakan bahwa 80,02% dari total pengungkapan menyajikan informasi mengenai tindakan untuk mendukung tujuan perusahaan (Management Approach), dan 70,8% dari total pengungkapan menyajikan informasi mengenai visi dan tujuan perusahaan (Vision and Goals), sedangkan 70,0% dari total pengungkapan menyajikan informasi mengenai informasi terkait jumlah pendukung (Performance Indicators). Tabel 2 Karakteristik Utama Pelaporan CSR Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Area Informasi Pengungkapan A B C n % n % n % Ekonomi Lingkungan Tenaga Kerja Hak Asasi Manusia Masyarakat Tanggung Jawab Produk Panel B Tipe Informasi D E F n % n % n % Vision and goals Management approach Performance Indicators Sumber: Hasil pengolahan data untuk menentukan karakteristik utama pelaporan CSR Keterangan: A = Jumlah perusahaan yang mengungkapkan per area B = Jumlah perusahaan yang tidak mengungkapkan per area C = Total perusahaan D = Jumlah item yang diungkapkan E = Jumlah item yang tidak diungkapkan F = Total item Sedangkan, pada tabel 2 terdapat hasil analisis untuk menentukan karakteristik utama pelaporan CSR perusahaan sektor industri barang konsumsi. Tabel tersebut menggambarkan bahwa perusahaan pertambangan secara keseluruhan mengungkapkan informasi pada area ekonomi. Hampir seluruh perusahaan (95,24% atau 20 perusahaan) menguraikan informasi setidaknya satu item pada area tenaga kerja. Dan lebih dari setengah perusahaan sektor pertambangan memberikan informasi tanggung jawab produk (76,19% atau 16 perusahaan) dan masyarakat (61,9% atau 13 perusahaan). Hampir setengah perusahaan (47,62% atau 10 perusahaan) mengungkapkan informasi pada area lingkungan. Dan hanya sedikit perusahaan (9,52% atau 2 perusahaan) yang mengungkapkan informasi hak asasi manusia. Pada panel B menunjukkan bahwa secara total 135 item yang diungkapkan dari 21 perusahaan sektor industri barang konsumsi. Panel B ini menggambarkan bahwa jumlah pengungkapan MA sebanyak 101, sedangkan jumlah pengungkapan VG sebanyak 99, dan jumlah pengungkapan PI hanya sebanyak 84. Hal ini menyatakan bahwa 74,8% dari total pengungkapan menyajikan informasi mengenai tindakan untuk mendukung tujuan perusahaan (Management Approach), dan 73,3% dari total pengungkapan menyajikan
5 informasi mengenai visi dan tujuan perusahaan (Vision and Goals), sedangkan 62,3% dari total pengungkapan menyajikan informasi mengenai informasi terkait jumlah pendukung (Performance Indicators). Penelitian ini akan membandingkan karakteristik utama perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi. Antara perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi terdapat persamaan yaitu keseluruhan perusahaan mengungkapkan informasi pada area ekonomi. Dan sebagian besar perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi mengungkapkan informasi tenaga kerja dan masyarakat. Kurang dari sebagian perusahaan kedua sektor memberikan informasi lingkungan. Hanya sebagian kecil perusahaan kedua sektor tersebut mengungkapkan informasi hak asasi manusia. Perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi didominasi oleh pengungkapan MA. Perbedaan yang signifikan terdapat pada informasi tanggung jawab produk. Kurang dari sepertiga perusahaan sektor pertambangan yang mengungkapkan informasi tanggung jawab produk. Jumlah tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan sektor industri barang konsumsi, lebih dari sebagian perusahaan sektor industri barang konsumsi mengungkapkan informasi tersebut. Penyebab perbedaan tersebut adalah produk yang dihasilkan oleh perusahaan sektor industri barang konsumsi langsung digunakan oleh konsumen akhir, sedangkan produk dari perusahaan sektor pertambangan tidak langsung digunakan oleh konsumen akhir (artinya produk tersebut diolah oleh perusahaan lain, setelah itu digunakan oleh konsumen). Contohnya adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjual produk batubara nya kepada PT PLN (Persero) yang digunakan sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, yang hasilnya (listrik) akan digunakan oleh konsumen akhir. Jika dibandingkan dengan perusahaan sektor industri barang konsumsi yaitu PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk yang menjual produknya dalam bentuk minuman (susu, teh, dsb) yang dikonsumsi langsung oleh konsumen. Karena itu, perusahaan sektor industri barang konsumsi lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab produk. Level of Comprehensif Reporting Untuk menilai kelengkapan pelaporan CSR, maka perlu melakukan verifikasi apakah perusahaan mengungkapkan informasi mengenai VG, MA, dan PI mengenai item CSR tertentu. Penelitian yang akan dilakukan selanjutnya adalah menghitung tingkat komprehensif pelaporan CSR, dengan rumus: Level of Comprehensive Reporting = number of items for which all 3 information types (VG,MA,PI) are disclosed / number of items reported by the company Tingkat pelaporan yang komprehensif dapat menunjukkan apakah perusahaan memberikan informasi secara lengkap mengenai visi perusahaan, tindakan untuk mendukung tujuan, dan informasi terkait jumlah pendukung dalam setiap item. Kemudian perlu dilakukan perhitungan jumlah pengungkapan dari keseluruhan item. Dari pengungkapan setiap perusahaan dihitung jumlah pengungkapan yang terdiri dari ketiga jenis informasi (VG, MA, PI) secara lengkap. Untuk mendapatkan tingkat pelaporan yang komprehensif dilakukan dengan cara jumlah pengungkapan yang terdiri dari ketiga jenis informasi dibagi dengan total seluruh pengungkapan untuk setiap perusahaan. Tingkat pelaporan yang komprehensif tertinggi berada pada tingkat 1, artinya seluruh pengungkapan setiap perusahaan menyajikan VG, MA, dan PI. Sedangkan tingkat pelaporan yang komprehensif terendah berada pada tingkat 0, artinya dari keseluruhan pengungkapan, perusahaan tidak mengungkapkan satu item pun yang menyajikan VG, MA, dan PI secara lengkap. Tabel 3 Gambaran Level of Comprehensif Reporting Perusahaan Sektor Pertambangan Level of cooccurance VG, MA, PI VG dan MA (x) n % n % x= <x <x <x <x <x x= <x
6 06<x <x <x <x 1 x= Total Sumber: Hasil pengolahan data untuk menentukan Level of Comprehensif Reporting pada perusahaan sektor pertambangan Pada tabel 3 terdapat hasil perhitungan untuk mengetahui tingkat pelaporan yang komprehensif dari perusahaan sektor pertambangan. Tingkat komprehensif tertinggi bernilai 1, dan hanya ada satu perusahaan (2,94%) yang mengungkapkan pelaporan CSR secara komprehensif yaitu TINS (PT Timah Tbk). TINS mengungkapkan pelaporan berdasarkan pedoman GRI dan mengungkapkan ketiga jenis informasi untuk setiap item. Dari tabel tersebut menyatakan bahwa terdapat 4 perusahaan (11,77%) yang tidak mengungkapkan ketiga jenis informasi untuk setidaknya satu item pada pelaporan. Tingkat komprehensif dengan perusahaan paling banyak berada pada tingkat 0,3-0,5, pada tingkat ini terdapat 16 perusahaan, artinya sebanyak 47,05% dari total perusahaan sektor pertambangan mengungkapkan ketiga jenis informasi pada hampir sebagian dari total pengungkapan. Dari hasil tersebut juga dapat diketahui bahwa terdapat 3 perusahaan yang setengah dari pengungkapannya memberikan ketiga jenis informasi. Dan 2 perusahaan yang mencapai tingkat 0,7-0,8 untuk tingkat pelaporan yang komprehensif. Tingkat pelaporan komprehensif juga dilihat dari bagaimana perusahaan mengungkapkan kedua informasi (VG dan MA). Hal tersebut untuk membuktikan bahwa perusahaan memberikan penjelasan terhadap tanggung jawab perusahaan. Pada tabel 3, hanya 3 perusahaan (9,68%) yang mengungkapkan kedua jenis informasi setengah lebih dari total keseluruhan pelaporan setiap perusahaan. Dan 12 perusahaan (35,29%) tidak mengungkapkan kedua informasi dalam pelaporan mereka. Ini membuktikan tingkat yang rendah pelaporan komprehensif perusahaan sektor pertambangan. Secara keseluruhan terdapat lebih banyak perusahaan yang mengungkapkan ketiga ataupun kedua jenis informasi dalam item CSR kurang dari setengah pelaporan, yang mengakibatkan rendahnya tingkat komprehensif pelaporan perusahaan sektor pertambangan. Tabel 4 Gambaran Level of Comprehensif Reporting Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Level of cooccurance VG, MA, PI VG dan MA (x) n % n % x= <x <x <x <x <x x= <x <x <x <x <x 1 x= Total Sumber: Hasil pengolahan data untuk menentukan Level of Comprehensif Reporting pada perusahaan sektor industri barang konsumsi
7 Pada tabel 4 terdapat hasil perhitungan untuk mengetahui tingkat pelaporan yang komprehensif dari perusahaan sektor industri barang konsumsi. Terdapat 5 perusahaan (23,81%) yang tidak mengungkapkan ketiga jenis informasi dalam pelaporan. Pada tingkat 0,3 sampai dengan 0,5 terdapat 8 perusahaan (38,1%) yang melaporkan ketiga jenis informasi secara lengkap sekurang-kurangnya setengah dari item dalam keseluruhan pengungkapan. Terdapat 1 perusahaan (4,76%) yang mampu mencapai tingkat 1, tetapi perusahaan tersebut tidak dapat dikatakan memiliki tingkat komprehensif yang tinggi karena perusahaan tersebut hanya melaporkan 1 item saja dan dari item tersebut memberikan ketiga jenis informasi CSR, sehingga perusahaan tersebut berada pada tingkat 1. Jika tingkat komprehensif dihitung dari pengungkapan kedua jenis informasi, perusahaan sektor industri barang konsumsi masih dikatakan cukup rendah, karena lebih dari setengah perusahaan (57,14% atau 12 perusahaan) tingkat mengungkapkan kedua jenis informasi setidaknya dalam 1 item CSR. Dan secara keseluruhan tingkat komprehensif perusahaan sektor industri barang konsumsi masih sangat rendah. Jika dikompilasi antara perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi, secara keseluruhan tingkat komprehensif pelaporan masih cukup rendah. Hal ini membuktikan bahwa kedua sektor perusahaan belum secara komprehensif memberikan penjelasan mengenai CSR masing-masing perusahaan. Dari sektor pertambangan terdapat perusahaan yang mencapai tingkat 1 yaitu PT Timah Tbk, artinya perusahaan tersebut mengungkapkan seluruh item CSR dan setiap pengungkapan menginformasikan mengenai VG, MA, dan PI. Dari sektor industri barang konsumsi juga terdapat perusahaan yang mencapai tingkat 1, yaitu PT Kedaung Indah Can Tbk. Tetapi perusahaan tersebut tidak dapat dikatakan memiliki tingkat komprehensif yang tinggi karena perusahaan tersebut hanya melaporkan satu item saja yaitu kinerja ekonomi, dan dari item tersebut memberikan ketiga jenis informasi CSR. Sehingga jika dihitung, maka perusahaan tersebut memiliki tingkat 1 untuk pelaporan yang komprehensif. Praktik Pelaporan Komprehensif dan Variasi Item CSR Penelitian ini akan menunjukkan bahwa tingkat pelaporan yang komprehensif berbeda di setiap area GRI. Pada tabel-tabel dibawah ini menggambarkan frekuensi ketiga jenis informasi dan kombinasi yang berbeda. Penelitian ini juga akan menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan mengungkapkan ketiga jenis informasi (VG, MA, dan PI), kedua jenis informasi (VG dan MA, VG dan PI, MA dan PI), atau hanya satu jenis informasi (VG atau MA atau PI) pada setiap item CSR. Untuk mengetahuinya perlu dilihat jenis informasi apa saja yang diungkapan dalam satu item. Kemudian jumlah pengungkapan tersebut dikelompokkan per item untuk perusahaan sektor yang berbeda. Penelitian ini juga melakukan pengelompokkan berbagai kombinasi sesuai area informasi pengungkapan. Tabel 5 Gambaran Tipe Informasi dan Kombinasi per Item Pada Pelaporan Perusahaan Pertambangan A B C D E F G H n % n % n % n % n % n % n % Ekonomi Kinerja Ekonomi Kehadiran Pasar Akibat Tidak Langsung Lingkungan Material Energi Air Biodiversitas Emisi,Efluen,Limbah Produk & Jasa Kepatuhan Transportasi Menyeluruh
8 A B C D E F G H n % n % n % n % n % n % n % Tenaga Kerja Pekerjaan Hub Manajemen Kesehatan & Keselamatan Pelatihan&Pendidikan Keberagaman Remunerasi Setara Hak Asasi Manusia Praktik Investasi Non Diskriminasi Kebebasan Berserikat Pekerja Anak Kerja Paksa Praktik Pengamanan Hak Penduduk Asli Penilaian Remediasi Masyarakat Komunitas Lokal Korupsi Kebijakan Publik Kelakuan Tidak Bersaing Kepatuhan Tanggung Jawab Produk Kesehatan & Keselamatan Pemasangan Label Komunikasi Pemasaran Keleluasaan Kepatuhan Sumber: Hasil pengolahan data pada pelaporan perusahaan sektor pertambangan berdasarkan tipe informasi dan kombinasi per item Keterangan: A = Total B = VG dan MA dan PI C = VG dan MA D = MA dan PI E = VG dan PI F = Hanya VG G = Hanya MA H = Hanya PI Pada tabel 5 menunjukkan pelaporan perusahaan sektor pertambangan berdasarkan tipe informasi dan kombinasi per item. Pada area ekonomi, seluruh perusahaan mengungkapkan item kinerja ekonomi dengan presentase sebesar 68% atau 23 perusahaan untuk ketiga jenis informasi, item kehadiran pasar didominasi oleh pengungkapan PI yaitu sebanyak 16 atau 80%, dan sebanyak 5 atau 42% didominasi pada
9 pengungkapan MA untuk item akibat tidak langsung. Pada area lingkungan, jumlah perusahaan yang mengungkapkan cukup sedikit untuk setiap itemnya. Hanya 1 pengungkapan yang terdapat pada item material, kepatuhan, dan transportasi. Terdapat 8 perusahaan dari 34 perusahaan yang mengungkapkan item energi, air, dan item emisi, efluen, limbah. Pengungkapan MA paling banyak pada item air yaitu sebesar 88% atau 7 perusahaan. Pada area tenaga kerja, pengungkapan ketiga jenis informasi paling banyak pada item pekerjaan yaitu sebesar 53% (16 perusahaan) dari 30 perusahaan yang mengungkapkan item pekerjaan. Pada item kesehatan dan keselamatan didominasi oleh pengungkapan VG dan MA yaitu sebanyak 13 atau 62%. Untuk item pelatihan dan pendidikan, pengungkapan ketiga jenis informasi dengan presentase 73% atau sebanyak 16 perusahaan. Dari hasil yang paling kecil berada pada area hak asasi manusia, sangat sedikit perusahaan yang mengungkapkan pada setiap item dalam area tersebut. Hanya 2 perusahaan yang mengungkapkan item praktik investasi, kebebasan berserikat, dan remediasi. Dan untuk item non diskriminasi, pekerja anak, kerja paksa, praktik pengamanan, hak penduduk asli, dan penilaian hanya diungkapkan oleh 1 perusahaan pada masing-masing item. Pada area masyarakat, terdapat sebanyak 56% atau 14 perusahaan yang mengungkapkan ketiga jenis informasi pada item komunitas lokal. Terdapat 2 perusahaan yang mengungkapkan masing-masing item korupsi dan kepatuhan. Untuk item kebijakan publik dan kelakuan tidak bersaing hanyak diungkapkan oleh 1 perusahaan untuk masing-masing item. Sedangkan pada area tanggung jawab produk, hanya 8 perusahaan yang mengungkapkan item kesehatan dan keselamatan pelanggan, 4 perusahaan yang mengungkapkan item pemasangan label, serta 1 perusahaan yang mengungkapkan untuk masing-masing item komunikasi pemasaran, keleluasaan, dan kepatuhan. Tabel 6 Gambaran Tipe Informasi dan Kombinasi Total per Area Pada Pelaporan Perusahaan Sektor Pertambangan A B C D E F G n % n % n % n % n % n % n % VG,MA,PI VG dan MA MA dan PI VG dan PI Hanya VG Hanya MA HAnya PI Sumber: Hasil pengolahan data pada pelaporan perusahaan sektor pertambangan berdasarkan tipe informasi dan kombinasi total per area Keterangan: A = Total (n=257) B = Ekonomi (n=76) C = Lingkungan (n=40) D = Tenaga Kerja (n=83) E = Hak Asasi Manusia (n=12) F = Masyarakat (n=31) G = Tanggung Jawab Produk (n=15) Pada tabel 6 menunjukkan pelaporan perusahaan sektor pertambangan berdasarkan tipe informasi dan kombinasi total per area. Total pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sektor pertambangan sebanyak 257. Dari keseluruhan pengungkapan paling banyak pengungkapan ketiga jenis informasi yaitu sebanyak 126 atau 49,0%. Pengungkapan VG, MA, PI juga paling banyak disajikan pada setiap item untuk area ekonomi (sebanyak 29 atau 38,3%), area tenaga kerja (42 atau 50,6%), area hak asasi manusia (10 atau 83,3%), area masyarakat (18 atau 58,1%), dan area tanggung jawab produk (5 atau 33,3%). Ini mengungkapkan bahwa perusahaan sektor pertambangan menyediakan cukup banyak informasi mengenai visi perusahaan, tindakan untuk mendukung tujuan, dan informasi terkait jumlah pendukung pada setiap area. Pada area lingkungan didominasi oleh pengungkapan MA yaitu sebanyak 19 atau 47,5%.
10 Tabel 7 Gambaran Tipe Informasi dan Kombinasi per Item Pada Pelaporan Perusahaan Industri Barang Konsumsi A B C D E F G H n % n % n % n % n % n % n % Ekonomi Kinerja Ekonomi Kehadiran Pasar Akibat Tidak Langsung Lingkungan Material Energi Air Biodiversitas Emisi,Efluen,Limbah Produk & Jasa Kepatuhan Transportasi Menyeluruh Tenaga Kerja Pekerjaan Hub Manajemen Kesehatan & Keselamatan Pelatihan&Pendidikan Keberagaman Remunerasi Setara Hak Asasi Manusia Praktik Investasi Non Diskriminasi Kebebasan Berserikat Pekerja Anak Kerja Paksa Praktik Pengamanan Hak Penduduk Asli Penilaian Remediasi Masyarakat Komunitas Lokal Korupsi Kebijakan Publik Kelakuan Tidak Bersaing Kepatuhan Tanggung Jawab Produk Kesehatan & Keselamatan Pemasangan Label Komunikasi Pemasaran Keleluasaan Kepatuhan
11 Sumber: Hasil pengolahan data pada pelaporan perusahaan sektor industri barang konsumsi berdasarkan tipe informasi dan kombinasi per item Keterangan: A = Total B = VG dan MA dan PI C = VG dan MA D = MA dan PI E = VG dan PI F = Hanya VG G = Hanya MA H = Hanya PI Pada tabel 7 menunjukkan pelaporan perusahaan sektor industri barang konsumsi berdasarkan tipe informasi dan kombinasi per item. Pada area ekonomi, seluruh perusahaan mengungkapkan item kinerja ekonomi, dengan mengungkapkan ketiga jenis informasi sebanyak 11 perusahaan atau 52%. Untuk item kehadiran pasar terdapat 4 perusahaan yang mengungkapkannya, sedangkan 10 perusahaan mengungkapkan item akibat tidak langsung. Pada area lingkungan, tidak ada perusahaan yang mengungkapkan jenis informasi pada item biodiversitas dan item menyeluruh. Perusahaan paling banyak mengungkapkan pada item emisi, efluen, dan limbah, dimana pengungkapan disajikan oleh 7 perusahaan. Pada item material dan item air terdapat 3 perusahaan untuk masing-masing item. Dan 4 perusahaan yang mengungkapkan item energi. Pada item pekerjaan dalam area tenaga kerja, pengungkapan ketiga jenis informasi dan pengungkapan PI disajikan oleh masing-masing 6 perusahaan atau 30%. 13 perusahaan yang mengungkapkan item pelatihan dan pendidikan, dan pada item ini didominasi pengungkapan VG, MA, dan PI yaitu sebanyak 6 atau 46%. Untuk item hubungan manajemen terdapat 3 perusahaan yang mengungkapkannya. Dan 4 perusahaan yang mengungkapkan item kesehatan dan keselamatan. Hasil paling sedikit terdapat pada area hak asasi manusia. Pada area tersebut hanya terdapat 2 perusahaan yang mengungkapkan item remediasi. Sedangkan pada item komunitas lokal dalam area masyarakat, 8 perusahaan atau 62% dari 13 perusahaan mengungkapkan ketiga jenis informasi secara lengkap. Pada area tanggung jawab produk, banyak perusahaan yang memperhatikan kesehatan & keselamatan pelanggan atau dengan jumlah sebanyak 10 perusahaan atau 71% yang mengungkapkan visi perusahaan mengenai kesehatan dan keselamatan pelanggan. Tabel 8 Gambaran Tipe Informasi dan Kombinasi Total per Area Pada Pelaporan Perusahaan Industri Barang Konsumsi A B C D E F G n % n % n % n % n % n % n % VG,MA,PI VG dan MA MA dan PI VG dan PI Hanya VG Hanya MA HAnya PI Sumber: Hasil pengolahan data pada pelaporan perusahaan sektor industri barang konsumsi berdasarkan tipe informasi dan kombinasi total per area Keterangan: A = Total (n=135) B = Ekonomi (n=35) C = Lingkungan (n=21) D = Tenaga Kerja (n=42) E = Hak Asasi Manusia (n=2) F = Masyarakat (n=14)
12 G = Tanggung Jawab Produk (n=20) Pada tabel 8 menunjukkan pelaporan perusahaan sektor industri barang konsumsi berdasarkan tipe informasi dan kombinasi total per area. Total pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sektor industri barang konsumsi sebanyak 135. Dari total keseluruhan pengungkapan, sebanyak 47 atau 32,6% yang mengungkapkan ketiga jenis informasi. Pengungkapan VG, MA, dan PI paling banyak disajikan dalam area ekonomi (sebanyak 13 atau 37,2%), area tenaga kerja (16 atau 38,2%), dan area masyarakat(9 atau 64,3%). Pada area lingkungan, jumlah pengungkapan VG dan MA adalah sebanyak 8 atau 38,1%. Karena hanya ada 2 pengukapan yang terdapat dia area hak asasi manusia, maka disimpulkan bahwa sangat sedikit perusahaan yang memberikan informasi mengenai hak asasi manusia. Pengungkapan VG paling banyak terjadi dalam area tanggung jawab produk yaitu sebanyak 11 atau 55%. Jika dibandingkan antara kedua sektor perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setengah dari total pengungkapan (sebanyak 114 atau 50%) perusahaan sektor pertambangan adalah pengungkapan ketiga jenis informasi, sedangkan perusahaan sektor industri barang konsumsi paling banyak menyajikan pengungkapan ketiga jenis informasi dengan jumlah sebanyak 47 atau 32,6%. Perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi hanya sedikit mengungkapkan informasi mengenai hak asasi manusia. Mengenai tanggung jawab produk, dikarenakan perusahaan sektor industri barang konsumsi menyediakan produk yang langsung dikonsumsi oleh pelanggan, maka perusahaan sektor ini lebih banyak mengungkapkan informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap kesehatan & keselamatan pelanggan jika dibandingkan dengan sektor pertambangan. Perusahaan sektor pertambangan memiliki risiko yang lebih tinggi mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja, maka perusahaan sektor ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada pekerja dan mengungkapkan informasi lebih banyak mengenai kesehatan & keselamatan tenaga kerja jika dibandingkan dengan sektor industri barang konsumsi. Banyak perusahaan sektor pertambangan yang menyadari hal tersebut. Salah satu nya PT Aneka Tambang (Persero) menyatakan dalam laporan tahunan bahwa salah satu risiko yang mungkin dihadapi adalah risiko operasi, artinya risiko keselamatan kerja saat menjalankan tugas. Hal ini disebabkan oleh lokasi pertambangan yang berbahaya dan membutuhkan proteksi keselamatan yang baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian yang didapatkan, maka simpulan yang didapatkan, yaitu: 1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dari pelaporan CSR, maka pelaporan perusahaan disajikan berdasarkan tipe informasi dan kombinasi per item dan per area. Jika dibandingkan antara kedua sektor perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian dari total pengungkapan perusahaan sektor pertambangan adalah pengungkapan ketiga jenis informasi sebanyak 114 atau 50%, sedangkan perusahaan sektor industri barang konsumsi menyajikan pengungkapan ketiga jenis informasi dengan jumlah sebanyak 47 atau 32,6%. Perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi hanya sedikit mengungkapkan informasi mengenai hak asasi manusia. Mengenai tanggung jawab produk, perusahaan sektor industri barang konsumsi lebih banyak mengungkapkan informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap kesehatan & keselamatan pelanggan jika dibandingkan dengan sektor pertambangan. Perusahaan sektor pertambangan memiliki risiko yang lebih tinggi mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja, maka perusahaan sektor ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada pekerja dan mengungkapkan informasi lebih banyak mengenai kesehatan & keselamatan tenaga kerja jika dibandingkan dengan sektor industri barang konsumsi. Dan hasil dari kedua sektor cukup tinggi untuk pengungkapan pada area ekonomi. Sebagian besar kedua sektor perusahaan mengungkapkan pelaporan mengenai area lingkungan, tetapi informasi tidak mendasar pada setiap item dalam area lingkungan. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pelaporan yang komprehensif pada perusahaan sektor pertambangan dan perusahaan sektor industri barang konsumsi. Setelah melakukan
13 pengolahan data terhadap laporan keuangan dan laporan tahunan kedua sektor perusahaan, maka perlu melakukan verifikasi apakah perusahaan mengungkapkan informasi mengenai VG, MA, dan PI mengenai item CSR tertentu. Tingkat pelaporan yang komprehensif mengungkapkan sejauh mana sebuah perusahaan mengungkapkan ketiga jenis informasi untuk item yang dilaporkan. Untuk sektor pertambangan terdapat satu perusahaan yang mencapai tingkat 1 yang merupakan tingkat tertinggi, yaitu TINS (PT Timah Tbk). TINS mengungkapkan pelaporan berdasarkan pedoman GRI dan mengungkapkan ketiga jenis informasi untuk setiap item pada semua area. Namun, ada juga 4 perusahaan yang tidak mengungkapkan ketiga jenis informasi untuk setidaknya satu item pada pelaporan. Tingkat pelaporan komprehensif juga dilihat dari bagaimana perusahaan mengungkapkan kedua informasi (VG dan MA). Hal tersebut untuk membuktikan bahwa perusahaan memberikan penjelasan terhadap tanggung jawab perusahaan. Terdapat 3 perusahaan yang lebih dari setengah pengungkapannya memberikan informasi mengenai VG dan MA. Untuk sektor industri barang konsumsi, hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat 5 perusahaan yang tidak mengungkapkan ketiga jenis informasi dalam pelaporan CSR. Terdapat 1 perusahaan yang mampu mencapai tingkat 1, tetapi perusahaan tersebut tidak dapat dikatakan memiliki tingkat komprehensif yang tinggi karena perusahaan tersebut hanya melaporkan 1 item saja dan dari item tersebut memberikan ketiga jenis informasi CSR, sehingga perusahaan tersebut berada pada tingkat 1. Jika tingkat komprehensif dihitung dari pengungkapan kedua jenis informasi, perusahaan sektor industri barang konsumsi masih dikatakan cukup rendah, karena lebih dari setengah perusahaan (12 perusahaan) tingkat mengungkapkan kedua jenis informasi setidaknya dalam 1 item CSR. Dikarenakan perhitungan untuk mengetahui tingkat komprehensif dihasilkan dari jumlah keseluruhan pengungkapan item CSR, maka dapat disimpulkan bahwa total pengungkapan untuk perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi masih sangat rendah. Dan masih cukup banyak perusahaan yang tidak memberikan informasi mengenai visi perusahaan, tindakan untuk mendukung tujuan, dan informasi terkait jumlah pendukung yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. 3. Penelitian juga bertujuan untuk mengetahui penyebab perbedaan tingkat pelaporan antara perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi. Jumlah pengungkapan pada area tanggung jawab produk perusahaan sektor perusahaan barang konsumsi lebih banyak daripada sektor pertambangan. Hal ini disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh perusahaan sektor industri barang konsumsi langsung digunakan oleh konsumen akhir, sedangkan produk dari perusahaan sektor pertambangan tidak langsung digunakan oleh konsumen akhir (artinya produk tersebut diolah oleh perusahaan lain, setelah itu digunakan oleh konsumen). Contohnya adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjual produk batubara nya kepada PT PLN (Persero) yang digunakan sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, yang hasilnya (listrik) akan digunakan oleh konsumen akhir. Jika dibandingkan dengan perusahaan sektor industri barang konsumsi yaitu PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk yang menjual produknya dalam bentuk minuman (susu, teh, dsb) yang dikonsumsi langsung oleh konsumen. Karena itu, perusahaan sektor industri barang konsumsi lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab produk. Perbedaan lainnya antara kedua sektor perusahaan ini adalah perusahaan sektor pertambangan memiliki risiko yang lebih tinggi mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja, maka perusahaan sektor ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada pekerja dan mengungkapkan informasi lebih banyak mengenai kesehatan & keselamatan tenaga kerja jika dibandingkan dengan sektor industri barang konsumsi. Banyak perusahaan sektor pertambangan yang menyadari hal tersebut. Salah satu nya PT Aneka Tambang (Persero) menyatakan dalam laporan tahunan bahwa salah satu risiko yang mungkin dihadapi adalah risiko operasi, artinya risiko keselamatan kerja saat menjalankan tugas. Hal ini disebabkan oleh lokasi pertambangan yang berbahaya dan membutuhkan proteksi keselamatan yang baik. Saran Dari hasil simpulan yang didapatkan, maka saran dari penelitian ini adalah: 1. Perusahaan harus memberikan lebih banyak informasi dalam pelaporan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, khususnya untuk kegiatan-kegiatan perusahaan yang berdampak negatif bagi
14 pemangku perusahaan. Perusahaan setidaknya menjelaskan tindakan perusahaan untuk mencegah dan memperbaiki dampak yang ditimbulkan dari operasi perusahaan. 2. Saran juga ditujukan kepada Bapepam untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan yang melakukan operasinya agar berjalan sesuai peraturan yang ada. 3. Untuk penelitian selanjutnya, saran yang diberikan adalah penelitian dilakukan untuk semua sektor perusahaan yang terdaftar di BEI dan membandingkan semua sektor perusahaan agar didapatkan hasil mengenai pelaporan CSR perusahaan di Indonesia secara menyeluruh. Dan penelitian selanjutnya dapat membandingkan pelaporan CSR di Indonesia dan di negara lain. REFERENSI Doupnik, Timothy, and Hector Perera. (2011). International Accounting, 3 rd Edition. Amerika: McGraw-Hill Higher Education. Godfrey, Jayne, and friends. (2006). Accounting Theory, 6 th. Australia: John Wiley & Sons, Inc. Hadi, N. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kartini, Dwi. (2009). Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: Refika Aditama Lako, Andreas. (2011). Dekontruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi. Jakarta: Erlangga. Mursitama, Tirta dkk. (2011). Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia. Jakarta: INDEF. Solihin, Ismail. (2009). Corporate Social Responsibility. Jakarta: Salemba Empat. Suharto, Edi. (2010). CSR & Comdev: Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi. Bandung: Alfabeta. Sukandarrumidi. (2012). Corporate Social Responsibility (CSR): Usaha Meredam Unjukrasa Akibat Gangguan Lingkungan. Yogyakarta: Bajawa Press. Jurnal Asongu, JJ. (2007). The History of Corporate Social Responsibility. Journal of Business and Public Policy. Bouten, Lies dkk. (2011). Corporate Social Responsibility Reporting: A Comprehensive Picture? Grosser, Kate & Moon, Jeremy. (2005). Gender Mainstreaming and Corporate Social Responsibility: Reporting Workplace Issues. Mcgraw, Peter & Dabski, Suzanna. (2010). CSR Reportingin Australia s Largest Company. Santy. (2012). Analisis Pelaporan CSR pada Perusahaan-Perusahaan Pertambangan Batubara di Indonesia dan Australia yang Tercatat di Bursa Saham Masing-Masing Negara. Thesis S1 Tidak Dipublikasikan. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Zaman, Habib Uz. (2010). The Effect of Corporate Elements on Corporate Social Responsibility Reporting Internet diakses tanggal 3 April diakses tanggal 3 April diakses tanggal 3 April diakses 23 Maret diakses tanggal 3 April 2013 RIWAYAT PENULIS Alvionita Rachman lahir di kota Palembang tanggal 9 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013
Nuraini Sari ABSTRACT. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Global Reporting Initiative (GRI), performance indicator ABSTRAK
ANALISIS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERDASARKAN GLOBAL REPORTING INITIATIVES (GRI): STUDI KASUS PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (Persero) TBK DAN TIMAH (Persero) TBK Nuraini Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu atau lebih unit-unit usaha yang disebut pabrik. Perusahaan merupakan suatu lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan manufaktur yang sangat pesat menciptakan persaingan usaha yang semakin ketat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem informasi yang mengidentifikasi, merekam dan mengkomunikasikan kejadian ekonomik dari suatu entitas pada pengguna yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory) Teori Stakeholder ini berfokus pada cara-cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengelola hubungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan informasi oleh perusahaan merupakan hal yang penting khususnya bagi para investor. Pengungkapan informasi tersebut disajikan perusahaan dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana atau media informasi bagi para stakeholders. Dengan diterbitkannya laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaporan merupakan komponen penting dalam setiap kegiatan, baik sebagai media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring bagi perusahaan terbuka.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diera globalisasi saat ini kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan yang berkelanjutan, hal ini dikarenakan tuntutan dari para stakeholder
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar. Sarjana Akutansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Katolik Soegijapranata
1 SKRIPSI EVALUASI PRAKTIK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN KONSEP IDEAL GLOBAL REPORTING INITIATIVE PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2015 Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, melainkan dari segi sosial dan lingkungan. Penerapan Corporate Social
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan bisnis suatu perusahaan, baik secara langsung atau pun tidak langsung memberikan dampak bagi lingkungan sekitarnya, seperti limbah, polusi, keamanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi hubungan yang tidak harmonis antar perusahaan dengan lingkungan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era yang serba modern ini, perkembangan bisnis dan persaingannya sangatlah ketat. Semua manajer ingin mengunggulkan perusahaannya dengan cara apapun agar
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dilakukan oleh suatu perusahaan harus tepat sasaran karena jumlah anggaran dana
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Latar belakang penelitian ini yang pertama adalah, kegiatan CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus tepat sasaran karena jumlah anggaran dana yang dikeluarkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para pemangku kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebarkan penyakit menular. Manakala perusahaan berdiri di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pendirian dan operasionalnya, perusahaan membutuhkan lingkungan sekitarnya. Mulai dari lokasi perusahaan hingga pengolahaan limbah yang diterapkan perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya tujuan suatu perusahaan berdiri adalah untuk memperoleh laba (profit) yang sebesar-besarnya. Beberapa indikator keberhasilan perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Corporate Governance pada hubungan Corporate Social Responsibility
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Beberapa Penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan pengujian kembali yaitu : a. Ni Wayan Rustiarini 2010 Penelitian ini di lakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang berkelanjutan yang memiliki sikap ketidakperdulian terhadap lingkungan ini sudah tidak relevan lagi. Reorientasi pembangunan yang telah memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Khoirudin (2013) berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility. berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menerangkan bahwa laporan tahunan harus memuat beberapa informasi, salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup popular di Indonesia dalam beberapa tahun ini. Banyak perusahaan yang mulai antusias dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat sebagai lingkungan eksternal, ada hubungan timbale balik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan serta keberlanjutan suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat sebagai lingkungan eksternal, ada hubungan timbale balik antara perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak sosial yang ditimbulkan perusahaan dari proses produksinya. Selain proses produksi yang digunakan perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat diterima bila sebuah bisnis hanya mementingkan untuk kebutuhannya sendiri agar mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah untuk menghasilkan laba dan pertumbuhan usaha. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, perusahaan dituntut untuk memerhatikan dua aspek
Lebih terperinciAnalisis Praktik Pelaporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Analisis Praktik Pelaporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Budi Rofelawaty STIE Nasional Banjarmasin Abstract: Seeing the importance of the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), belakangan ini patut untuk dirayakan. Corporate Social Responsibility (CSR) memang sedang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan bisnis semakin berkembang dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan teknologi dunia yang semakin canggih. Salah satu kegiatan bisnis yang terus berkembang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan Corporate
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap ROA, ROE, NPM dan DER. Sampel Penelitian ini sebanyak 40 perusahaan pertambangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja menjadi barang dan jasa (output) bagi pelanggan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Untuk mengurangi kondisi lingkungan yang keadaannya semakin menurun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini didasari karena adanya berbagai isu mengenai pencemaran dan kerusakan lingkungan pada dewasa ini makin banyak diperhatikan oleh masyarakat global.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. go public pertama kali. PT. Bank mandiri (PERSERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan PT. Bank mandiri (PESERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya yang bergerak pada bidang perbankan yang merupakan salah satu perusahaan BUMN yang telah go public pertama kali. PT. Bank
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian III.1.1. Jenis dan sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan (annual report ) dan laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan (Sawir, 2001:2).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang dibutuhkan investor adalah informasi keuangan atau laporan tahunan. Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya jaman membuat berbagai macam perubahan yang dapat dirasakan oleh setiap orang. Perubahan yang saat ini dapat dirasakan adalah perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Penelitian ini mengungkapkan pengungkapan perusahaan atas corporate social
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisa dan Pembahasan Penelitian ini mengungkapkan pengungkapan perusahaan atas corporate social responsibility-nya berdasarkan indikator GRI 3.1. Penelitian ini menggunakan purposive
Lebih terperinciN, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sebagai makhluk sosial haruslah berinteraksi dengan manusia lain maupun dengan alam. Dan juga dengan semakin berkembangnya kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya kegiatan operasional dan berkumpulnya semua faktor pendukung kegiatan operasional.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
117 DAFTAR PUSTAKA Brigham dan Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku 1 (edisi II). Jakarta: Salemba Empat. Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: Alfabeta. Fahmi, Irham. 2012.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan Corporate
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan Corporate social responsibility (CSR) kini telah menjadi suatu trend yang berhembus kencang
Lebih terperinciPENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERUSAHAAN YANG MENDAPAT PREDIKAT INDONESIA MOST TRUSTED COMPANY 2014
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERUSAHAAN YANG MENDAPAT PREDIKAT INDONESIA MOST TRUSTED COMPANY 2014 Ria Angelina Rossi Nuraini Sari, S.E., M.Acc. Jurusan Akuntansi & Keuangan
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN
LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan sekitar yang semakin mengalami penuruan kualitas hidup. Pola pikir masyarakat yang semakin peduli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility sejak beberapa tahun belakangan seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan pada masa kini mengalami pergeseran paradigma. Perusahaan tidak satu-satunya mempunyai tujuan utama dalam menghasilkan laba, namun perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan tentunya berfokus pada laba yang dihasilkan. Tetapi dengan berkembangnya dunia usaha, perusahaan tidak bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya pada tempat yang memiliki sisi profitable yang aman dan pasti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang pebisnis dan investor khususnya sangat membutuhkan informasi tentang kondisi perusahaan tempat ia akan menginvestasikan dananya, karena sudah menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangannya, perusahaan selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan bisnisnya untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan tidak hanya bertujuan untuk memaksimalkan laba yang diperoleh. Namun dalam menjalankan perusahaannya diperlukan sebuah tanggung jawab sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan pertanggungjawaban kinerja ekonomi perusahaan kepada para investor, kreditor, dan pemerintah adalah
Lebih terperinciPENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN
PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat banyaknya perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemanasan global telah menjadi berita sehari-hari sekarang. (Suartana,2010). Salah satu upaya tersebut terangkum dalam beragam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan.tanggung jawab sosial perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran investor yang melakukan transaksi di lantai bursa. Investasi yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia pasar modal saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di lantai bursa. Investasi yang dilakukan oleh investor
Lebih terperinciPengungkapan Corporate Social Responsibility
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Luk Luk Fuadah, Anton Indra Budiman Universitas Sriwijaya lukluk_fuadah@unsri.ac.id; antonindrabudiman@yahoo.co.id Abstract: The aim of this study is to explain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di Indonesia masih dianggap sebagai kegiatan yang mengurangi keuntungan perusahaan sehingga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Keempat model dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perbankan merupakan lembaga yang memegang peranan penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja perusahaan perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat. Bisnis investasi akan menjadi semakin kompleks dan diikuti dengan tingkat persaingan yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian di Indonesia semakin berkembang setiap tahunnya yang berdampak pada perubahan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kerusakan alam menjadi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju dan kompleksnya aktivitas operasional serta tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani untuk beraspirasi dan mengekspresikan tuntutannya terhadap perkembangan dunia bisnis di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan isu yang sangat penting bagi perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat dan kompetitif. Perusahaan terus-menerus mengembangkan usahanya agar semakin maju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan pertanggungjawaban kinerja ekonomi perusahaan kepada investor, kreditur, dan pemerintah
Lebih terperinciSifa Dwiariani 1, Leny Suzan 2, Djusnimar Zultilisna 3
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik perusahaan atau para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) harus dilandasi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) harus dilandasi oleh kesadaran perusahaan terhadap fakta tentang adanya jurang pemisah yang semakin lebar antara
Lebih terperincipemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi membuat kesadaran akan penerapan tanggung jawab sosial menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah mengoptimalkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang pesat di Indonesia dapat dilihat dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama setengah abad terakhir ini, dunia bisnis telah menjadi institusi paling berkuasa. Setiap institusi yang paling dominan di masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keanekaragaman dalam hal adat istiadat, bahasa, kepercayaan, norma, dan nilai budaya lainnya. Tidak hanya dalam hal budaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk bisnis. Para stakeholders seperti investor, pemerintah, dan masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, informasi memegang peranan penting dalam segala aspek, termasuk bisnis. Para stakeholders seperti investor, pemerintah, dan masyarakat
Lebih terperinciANALISIS PEMANFAATAN DANA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. (Studi pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur) SKRIPSI
ANALISIS PEMANFAATAN DANA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur) SKRIPSI Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: EKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusiindustri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai
Lebih terperinciANALISIS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERDASARKAN GLOBAL REPORTING INITIATIVE G4
ANALISIS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERDASARKAN GLOBAL REPORTING INITIATIVE G4 Crista Fianica Wulolo Isna Putri Rahmawati Universitas Sebelas Maret e-mail: cfianica94@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini mempunyai berbagai macam kegiatan untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan perusahaan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menjaga keberlangsungannya, perusahaan tidak bisa hanya memperhatikan aspek keuangan namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan karena
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah pemilik, pengembang dan pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real
Lebih terperinciOleh : Gresti Pandansari
ANALISIS PERBANDINGAN PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN BERDASARKAN GLOBAL REPORTING INITIATIVE INDEKS (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Dan Pertambangan Yang Masuk Dalam Sustainability
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pedoman merupakan alat atau acuan yang digunakan untuk menentukan
21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pedoman merupakan alat atau acuan yang digunakan untuk menentukan atau/dan untuk mencapai suatu tujuan yang sudah direncanakan dari awal dan tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sering dipandang sebagai pedang bermata dua, perusahaan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar, namun di sisi lain perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan di asosiasi bisnis terhadap kualitas environmental disclosure
BAB I PENDAHULUAN Bab yang pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dalam penelitian ini. A. Latar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejalan dengan semakin berkembangnya industrialisasi yang selanjutnya juga turut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban masyarakat yang semakin tahun semakin meningkat mendorong perubahan pola pikir masyarakat untuk dapat hidup dengan lebih baik. Hal tersebut, sejalan
Lebih terperinciPengungkapan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Global Reporting Initiative 3.1 di Indonesia
Irfan Handrian, Idqan Fahmi Pengungkapan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Global Reporting Initiative 3.1 di Indonesia JAM 13, 1 Diterima, Oktober 2014 Direvisi, Desember 2014 Januari 2015 Disetujui,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keyakinan bahwa ekonomi global akan pulih dan industri manufaktur akan membaik membuat investor berspekulasi akan naiknya kebutuhan komoditas yang otomatis mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbincangan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah berkembang sejak era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) masih kurang popular dikalangan pelaku usaha nasional, karena masih banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keberadaan perusahaan dalam masyarakat dapat memberikan aspek yang positif dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini semua orang pasti mengetahui bagaimana parahnya pencemaran yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi
Lebih terperinci