KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Kep Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2007 Tanggal 2007 TATA RUANG KANTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Kep Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2007 Tanggal 2007 TATA RUANG KANTOR"

Transkripsi

1 KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Kep Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2007 Tanggal 2007 TATA RUANG KANTOR BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Penulisan tata ruang perkantoran dimaksudkan untuk membantu pimpinan dalam mengerahkan susunan dan tertibnya suatu kantor dimana kegiatan administrasi dilaksanakan, untuk pelaksanaan administrasi itu tentu mempunyai tempat/ruangan. Sudah barang tentu tempat/ruangan ini adalah kantor, oleh karena itu untuk menangani administrasi yang baik, maka ruanganpun harus baik. Sesuatu pekerjaan dalam suatu lingkungan bekerja harus dikerjakan sebaik baiknya tentunya oleh orang orang yang tepat, alat peralatan yang baik, pada waktu tepat, tempat yang baik serta biaya yang kecil. 2. Tujuan. Naskah departemen ini dususun sebagai acuan dan pedoman bagi Gumil dan Basis Secaba PK Tahap II dalam rangka mendukung proses kegiatan belajar mengajar. 3. Ruang Lingkup : a. Pendahuluan. b. Organisasi kantor. c. Peralatan Kantor. d. Cara-cara Penataan ruang kantor. e. Tata cara Menerima Tamu. f. Tata Cara Menerima Telepon. g. Evaluasi. h. Penutup. i. 4. Referensi. Peraturan panglima TNI Nomor Perpang 1/II/2007, tanggal 20 Pebruaril 2007 tentang minu TNI 2007.

2 2 5. Pengertian. Kantor adalah tempat dimana diselenggarakannya suatu kegiatan yang menangani administrasi termasuk informasi dan dapat pula dikatakan bahwa kantor adalah tempat dimana kegiatan suatu usaha dilaksanakan, tetapi harus dengan pengertian bahwa usaha yang dimaksud kegiatan pokoknya adalah mengenai administrasi. Proses menangani administrasi dan informasi dimulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan sampai dengan menyalurkan. BENTUK ORGANISASI 1. Bentuk organisasi. Dalam organisasi formal terdapat empat bentuk organisasi, yaitu : a. Organisasi lini atau garis. 1) Ciri-ciri/sifat organisasi lini ada empat yaitu : a) Pada umumnya organisasi ini masih kecil dan sederhana b) Organisasi ini jumlah karyawannya masih sedikit c) Pada umumnya tope ogganisasi seperti ini pemimpinnya adalah pemilik dari organisasi ini. d) Hubungan antara personel di dalam organisasi seperti ini masih dapat dilakukan secara langsung (face to face communication) sehingga struktur organisasinya sangat sederhana. 2) Kebaikannya a) Memiliki rasa setia kawan/solidaritas yang tinggi b) Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat c) Disiplin kerja sangat kuat d) koordinasi mudah dijalankan 3) Kelemahannya a) Tujuan organisasi diitetapkan oleh seorang saja, akibatnya anggota organisasi yang lain kurang memahami tujuan organisasi itu. b) Pimpinan cenderung menjadi otoriter. c) Bawahan tidak mempunyai kreativitas yang tinggi, tergantung kepada orang lain d) Karyawan sukar mengembangkan atau meningkatkan kemampuannya. b. Organisasi lini dan staf Dewasa ini masyarakat modern, tipe organisasi seperti inilah merupakan kebalikannya dari organisasi ini yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut : 1) Organisasi ini sudah besar dan kompleks ruang lingkup aktifitas dan kegiatannya

3 2) Jumlah orang yang bekerja di dalamnya sudah sangat besar. 3) Hubungan yang terjadi antara atasan dengan bawahan dan antara bagian yang satu dengan yang lain tidak dapat dilakukan secara langsung jadi. 4) Manusia dalam tipe organisasi ini dikelompokkan dalam dua kategori kelompok/bagian yaitu : a) Manusia yang berada di lini/staf b) Manusia yang berada di staf Kelompok ini adalah mereka yang terlibat secara langsung pada pelaksanaan tugas-tugas pokok yang bersifat operasional dari organisasi tersebut. Mereka berada di garis komando atau hirarki untuk menerima perintah dan menjalankan tugas serta tanggung jawabnya masing-masing. Orang-orang dalam kelompok staf ini adalah mereka yang melaksanakan tugas penunjang berarti membantu tugas pokok berupa nasihat atau saran, pemberian konsep atau disebut dengan tugas auxiliary (untuk memberikan kepuasan, jasa/pelayanan). Yang melatarbelakangi lahirnya organisasi lini dan staf ini adalah organisasi militer di Eropa waktu perang dunia kedua. 1) Kebaikannya a) Dalam organisasi lini dan staf terdapat pembagian tugas yang jelas diantara para anggotanya yaitu tugas pokok dan tugas penunjang b) Spesialisasi, disini dikembangkan sampai pada tingkat yang maksimum. c) Promosi jabatan dilakukan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. d) Pengambilan keputusan berdasarkan perencanaan yan matang dapat dilakukan. e) Koordinasi dapat dilakukan dengan baik f) Disiplin dan moral kerja yang tinggi g) Prinsip organisasi artinya penempatan orang yang sesuai dengan kemampuan, latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja. 2) Kelemahannya Sering manusia-manusia yang ada didalamnya sukar membedakan nama yang dimaksudkan hanya sebagai nasehat dan mana yang sudah berwujud perintah harus dikerjakan tidak bisa tidak. c. Organisasi fungsional. Organisasi seperti ini tidak pernah menitikberatkan pada garis tugas secara hirarki, tetapi organisasi ini lebih banyak mendasarkan pada pelaksanaan fungsi, sifat, dan jenis pekerjaan yang dilakukan, dimana manusia dikelompokkan pada fungsi atas dasar keahlian yang dimilikinya. Organisasi fungsional seperti ini sudah sangat jarang ditemukan apabila

4 menerapkan secara penuh prinsip-prinsip fungsional, tetapi tetap memiliki kebaikan dan kelmahan pula. 1) Kebaikannya a) Kerja sama yang tinggi di dalam komplek, karena sama-sama ahli dibidangnya. b) Spesialisasi di antara para anggota organisasi dimanfaatkan secara optimal (maksimanl 2) Kelemahannya a) Tour of duty (pengalihan tugas) sangat sukar diulakukan. b) Terjadi penggunaan biaya yang sangat besar, karena pekerjaan didasarkan pada fungsi kelompok dari orang-orang yang ahli di bidangnya. c) Trjadinya pementingan diri sendiri yang sangat kuat pada masing-masing bidang keahlian. Tipe organisasi ini sering dijumpai di organisasi olahraga, ilmu pengetahuan, teknik dan lain-lainnya. d. Organisasi dewan/panitia. Organisasi ini bukanlah merupakan panitia kegiatan melainkan merupakan suatu organisasi yang melakukan pembagian tugas dan pekerjaan dalam bentuk seperti suatu kepanitiaan adanya pimpinan dan pelaksana. Para pimpinan di sebut dewan dan para pelaksana disebut satuan pelaksana. 1) Ciri-ciri organisasi ini adalah : a) Tugas kepemimpinan dilakukan secara bersama-sama (kolektif) b) Pra pimpinan mempunyai hak dan kewajiban yang sama. c) Para pelaksana dibagi dalam satuan pelaksana (seksi) 2) Kebaikannya a) Keputusan yang diambil biasanya tepat karena dilakukan secara bersama-sama. b) Pengambilan keputusan secara sewenang-wenang dapat dihindari tidak ada pimpinan yang otoriter. c) Hubungan kolegalitas (rekan) sangat dekat

5 3) Kelemahannya. a) Pengambilan keputusan menjadi lama karena harus dilakukan secara bersama-sama. b) Apabila terjadi kemacetan atau kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan maka tidak ada yang dapat disalahkan karena dilakukan bersama-sama. c) Daya kreasi individu kurang dapat dikembangkan, sulit bagi seseorang untuk menonjol karena asas kebersamaan tadi. PENERAPAN ASAS ORGANISASI FAEDAH TATA RUANG KANTOR BAB II ORGANISASI KANTOR 6. Umum. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, setiap kegiatan harus diawali dengan adanya pengorganisasian kantor yang baik pula hal ini dimaksud agar pelaksanaan pekerjaan kantor dapat berjalan dengan efektif dan efesian disamping itu organisasi kantor juga merupakan bagian dari pada organisasi ketatausahaan suatu badan secara keseluruhan misalnya : Negara, Propinsi dan Kabupaten yang terdiri dari unit-unit organisasi ketatausahaan berasal dari berbagai ukuran dan tingkatan menurut struktur organisasi badan itu (departemen-departemen, dinas-dinas, jawatan-jawatan dan lain-lain). Struktur/bentuk organisasi badan itu tergantung kepada sistem delegasi kewenangannya, apakah dengan sistem/azas sentralisasi, desentralisasi atau campuran yang di dalamnya terdapat pula keuntungan dan kerugiannya. Sistem/azas organisasi kantor. a. Azas Sentralisasi, yaitu kegiatan tata usaha yang dipusatkan dalam satu unit kerja dibawah satu pengendali atau Komando. Kecuali unit-unit khusus ini tidak ada unit lain yang menyelenggarakan kegiatan ketata usahaan. Organisasiorganisasi pekerjaan tugas pokok dibebaskan dari pekerjaan, misalnya mengetik surat, memelihara arsip dan sebagainya. 1) Keuntungannya : a) Terjamin adanya keseragaman. b) Kegiatan tata usaha/pekerjaan berada di bawah satu pimpinan seorang ahli sehingga dapat lebih efektif. c) Beban maksimum dapat diselesaikan dengan segera. d) Mesin / alat perkantoran dapat didaya gunakan sepenuhnya. e) Spesialisasi pekerjaan dapat dipraktekan.

6 2) Kerugiannya : a) Prosedur penyelenggaraan agak lama. 3 b) Membutuhkan pegawai yang ahli dibidangnya. b. Azas Desentralisasi, artinya setiap unit pelaksana usaha pokok mengurus sendiri-sendiri kegiatan kantornya untuk keperluan unitnya. 1) Keuntungannya : a) Penyelenggaraan pekerjaan kantor melalui prosedur yang singkat. b) Keperluan teknis usaha pokok mudah dilayani. c) Dikembangkan pegawai/personel untuk menguasai lebih dari satu bidang pekerjaan. 2) Kerugiannya : a) Tidak terjamin adanya keseragaman. b) Kegiatan kantor tidak berada di bawah pimpinan dan pengawasan seorang ahli. c) Banyak menyita waktu, tenaga dan alat. 7. Cara Penggambaran Bagan Organisasi. Tidak menutup kemungkinan seorang pimpinan kantor memandang perlu suatu hal untuk menggambarkan organisasi dalam bentuk bagan, diantaranya bagan organisasi yang menggambarkan visual yang menunjukkan hubungan-hubungan antara elemen-elemen dan kedudukan-kedudukan di dalam suatu organisasi dan bagan organisasi memberikan secara langsung gambaran tentang struktur organisasi, bentuk organisasi, ukuran (besar/kecilnya) organisasi dan rantai Komando. a. Karakteristik umum suatu bagan organisasi. 1) Digambarkan pada selembar kertas putih. 2) Dengan warna hitam dan dasar putih. 3) Nama dari organisasi dituliskan di tengah atas dengan huruf yang dicetak tebal. 4) Tanda tangan dari pimpinan kantor atau bawahannya yang berwenang. 5) Tanggal serta kantor yang membuatnya dicantumkan di sebelah kanan bawah.

7 4 b. Penggambaran elemen elemen organisasi. Setiap elemen organisasi digambarkan dalam kotak (empat persegi panjang) yang di dalamnya terdapat nama dari elemen-elemen tersebut. Besar / kecilnya kotak tergantung kepada luasnya kertas dengan ketentuan ketentuan sebagai berikut : 1) Luas kotak untuk organisasi yang setingkat harus sama. 2) Kotak-kotak untuk organisasi yang tingkatannya lebih tinggi harus lebih luas dari pada organisasi yang tingkatannya lebih rendah. 3) Lebar kotak untuk organisasi yang setingkat harus sama, lebar ditentukan oleh luasnya organinasi yang paling banyak elemennya. 4) Kotak-kotak untuk organisasi yang mempunyai tingkat kewenangan setingkat, digambarkan sejajar. Bila tempatnya kurang dapat diturunkan lebih rendah. c. Penggambaran hubungan diantara elemen-elemen. Hubungan staf dan lain-lain digambarkan dalam garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1) Garis yang dipakai hendaknya sependek mungkin dan harus vertikal atau horizontal, jangan diagonal atau melengkung. 2) Garis lurus menunjukkan wewenang Komando, pengawasan langsung atau hubungan-hubungan lainnya. Apabila ada garis terputus atau titik, supaya dijelaskan artinya dibawah gambar bagan. 3) Garis Komando selalu lebih tebal dari garis lainnya (garis biasa, terputus-putus dan titik-titik). d. Macam macam bagan organisasi kantor menurut bentuknya. 1) Bagan Struktur. Bagan ini menggambarkan dengan jelas hubungan diantara berbagai macam komponen dalam suatu organisasi. Keterangan- keterangan tentang fungsi dan keterangan lainnya tidak dimasukan. Contoh gambar : KEPALA BAGIAN BIRO BIRO POS & REGISTRASI BIRO PELAYAN KANTOR PERSONEL

8 URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN PERSMIL PERSSIP DISTRIBUSI KURIR ARSIP KONSEP 5 2) Bagan Fungsional. Bagan ini menggambarkan fungsi atau tanggunng jawab dari unsur unsur dalam suatu organisasi dan hubungan fungsional antara satu dengan lainnya. Keterangan keterangan dimasukan dalam kotak-kotak. Gambar bagan. KEPALA Mengawasi semua dlm BAGIAN BIRO BIRO POS & BIRO PERSONEL REGISTRASI PERALATAN KANTOR URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN PERSMIL PERSSIP DISTRIBUSI KURIR ARSIP KONSEP PRODUKSI - Menyele- - Menye- - Menerima - Menye- - Meme- - Membuat Menyeleng saikan leng- pengedaran & lenggara- lihara ar- konsep - garakan resemua garakan dan pencatat- kan perso sip dinas konsep peproduksi adminis - pencatat- an, kurir dan nel kecuali rencanaan - Menyeleng trasi an surat-surat - Memeliha arsip garakan pela militer personel ra bahanyanan foto- - Meme- - Mengo- - Memelihara bahan re- grafi lihara lah catatan kores ferensi & catatan penugas- pondensi keterangdata an, an-keterapersonel promosi an peratumiliter dll giat per ran-pera- - Meme- sonel mil. turan dll lihara daftar

9 penugasan perso nel mil - Mengolah & mengajukan lap. Personel ke kesatuan atasan 6 3) Bagan Kedudukan. Bagan ini biasa disebut dengan bagan personel, menggambarkan posisi dan golongan atau pangkat dari individu pejabat. Gambar Bagan. KEPALA MAYOR SEKRETARIS PERSONEL BIRO POS & REGISTRASI BIRO PELAYANAN KANTOR KAPTEN KEPALA KAPTEN KEP. SEKSI URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN PERSMIL PERSSIP KURIR ARSIP KONSEP KA-LETNAN KA-LETNAN KA-LETNAN KA-LETNAN KA-LETNAN KA-LETNAN KA-LETNAN 1 GOL III 1 GOL III 1 GOL III 1 GOL III 1 GOL III 6 GOL III 1 GOL III 2 GOL II 2 GOL II 2 GOL II 11 GOL I 2 GOL II 4 GOL II 2 GOL II 3 GOL I 1 GOL I 6 GOL I 3 GOL I 13 GOL I e. Bentuk organisasi. Pada masa yang lalu orang membentuk organisasi didasarkan kepada perasaan belaka atau dengan sistem trial error. Organisasi yang dibentuk berdasarkan perasaan ini usianya tidak akan panjang, yaitu selama orang-orang tersebut masih menjadi anggota dari organisasi. Organisasi yang dibentuk berdasarkan coba-coba (trial and error) mungkin akan sukses, tetapi selama periode percobaan, dibutuhkan waktu, uang dan peralatan yang luar biasa. Berlawanan dengan cara tersebut di atas, adalah melalui pendekatan secara ilmiah

10 (scientific approach), yaitu dengan mempergunakan prinsip-prinsip organisasi dan managemen. Pada hakekatnya kita kenal 3 macam bentuk organisasi diantaranya : 1) Organisasi garis. Bentuk ini adalah bentuk yang tertua dan yang paling sederhana, biaanya disebut dengan organisasi militer, sebab lalu lintas atau garis kekuasaan mengalir secara garis lurus dan vertikal. Setiap individu dalam suatu bagian bertanggung jawaab kepada kepala bagian. Tiap kepala bagian bertanggung jawab kepada pimpinan. 7 Bagan organisasi garis. PIMPINAN BAGIAN PERDAGANGAN BAGIAN KEUANGAN PEMBANTU PABRIK IKLAN ANGGARAN 2) Organisasi garis dan Staf. Dalam bentuk ini garis garis kekuasaan sama seperti dalam bentuk yang pertama. Oleh karena seorang pimpinan tidak akan mengerjakan segala sesuatunya dengan sendiri, maka dibentuklah suatu badan penasehat, pengawas, orang-orang yang menjabat jabatan ini disebut Staf. Badan staf ini hanya sebagai penasehat dan tidak mempunyai wewenang komando. Pengendalian dan pengawasan, petunjuk dan pengarahan tidak dapat langsung diberikan oleh staf kepada pelaksana tetapi harus diberikan oleh komandan atau atas nama komandan. Contoh Bagan organisasi garis dan staf KOMANDAN BATALYON

11 PASI 1 PASI 2 PASI 3 PASI 4 DANKI DANTON DANRU 8 3) Organisasi Fungsional. Bentuk ini biasanya dipakai industri dan perdagangan. Bentuknya hampir sama dengan bentuk garis dan staf. Sama halnya dengan organisasi garis dan staf, terdapat unsur-unsur pimpinan keseluruhan, pimpinan bawahan, pelaksana dan garis komando yang vertikal. Bedanya ialah adanya Direktur di dalam organisasi. Pas Direktur ini memberikan nasehat, keterangan dan pengawasan untuk komandan, yang terpenting adalah bahwa Direktur ini mendapatkan delegasi wewenang untuk mengendalikan semua aspek di dalam organisasi yang sesuai dengan bidangnya. Contoh Bagan Organisasi Fungsional KOMANDAN JENDERAL DIREKTUR I DIREKTUR II DIREKTUR III DIREKTUR IV INDUK INDUK INDUK INDUK INDUK PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA 8. Evaluasi. a. sebutkan unsur-unsur organisasi perkantoran yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya!

12 b. Uraikan organsiasi perkantoran dan berikan contoh gambarnya! c. Uraikan yang dimaksud dengan asas pemusatan (sentralisasi) dan asas pemancaran (desentraliasai)! d. Uraikan keuntungan dan kerugian dari kedua asas tersebut di atas! e. Uraikan karakteristik umum dalam gambar bagan organisasi! f. Sebutkan macam bagan struktur organisasi menurut bentuknya! g. Uraikan bentuk-bentuk organisasi! 9 BAB III PERALATAN KANTOR 9. Umum. Dalam suatu organisasi tidak menutup kemungkinan adanya suatu permasalahan, permasalahan tersebut bisa muncul kapan saja tanpa diduga, oleh karena itu setiap organisasi harus mampu melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya tanpa kita merasa jenuh dan bosan. Penataan ruangan yang terkadang menjadi sumber masalah karena terlalu monoton dan itu-itu saja dapat menimbulkan rasa penat. Oleh sebab itu peletakan dari masing-masing perabot dan tatanan ruang kantor yang tidak harmonis/tidak menurut prosedur/urut-urutan kegiatan akan mempengaruhi kelancaran penyelesaian pekerjaan kantor yang pada akhirnya timbul keterlambatan dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Dengan demikian mutlak adanya penataan ruang kantor sehingga terhindar dari kegiatan yang tidak efisien serta dapat memberikan kesan ruang kantor yang baik. a. Penataan ruang kantor yang baik yaitu : 1) Kegiatan kantor terlihat sangat efisien. 2) Kantor tampak rapi, bersih, tertib dan sehat. 3) Kantor tidak berdesak-desakan. b. Faedah tata ruang kantor. Salah satu faktor penting yang menentukan kelancaran pelaksanaan kegiatan kantor adalah penyusunan tempat kerja dan alat peralatan kantor dengan sebaik-baiknya. Penyusunan alat peralatan kantor pada letak yang tepat serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan bekerja bagi para pegawai disebut TATA RUANG KANTOR. Tata ruang kantor yang baik dan bermanfaat bagi organisasi yang bersangkutan di dalam menyelesaikan kegiatan kantor. Faedah dari tata ruang kantor yang baik antara lain : 1) Mencegah penghamburan tenaga dan waktu (pegawai tidak terlalu banyak berjalan mondar-mandir).

13 2) Proses pelaksanaan pekerjaan akan lancar. 3) Pemakaian ruang kerja secara efesien (luas lantai tertentu dapat dipergunakan secara maksimum). c. Prinsip/azas tata ruang yang baik. Seorang ahli tata ruang bernama Richard Muther merumuskan beberapa prinsip/azas pokok bagi tata ruang yang baik adalah sebagai berikut : 1) Prinsip/azas jarak terpendek. Dalam menyusun tempat kerja atau menempatkan alat-alat hendaknya memungkinkan proses penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak sependek mungkin. 10 2) Prinsip/azas rangkaian kerja. Menempatkan para pekerja dan peralatan kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urut-urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Prinsip/azas ini merupakan kelengkapan prinsip yang pertama sebab jarak yang terpendek akan tercapai para pekerja ditempatlan menurut urut-urutan proses penyelesaian pekerjaan tersebut. 3) Prinsip/azas penggunaan segenap ruangan. Ruangan yang ada hendaknya digunakan secara maksimal, yang dimaksud dengan ruang adalah tidak hanya lantai saja tetapi juga ruang vertikal ke atas. 4) Prinsip.azas perubahan susunan tempat kerja. Hendaknya susunan tempat kerja serta alat peralatan kantor senantiasa dapat diubah-ubah dan disusun kembali tanpa penyaluran biasa yang besar. Perubahan ini disebabkan oleh : a) Penambahan atau pengurangan pekerja. b) Penambahan atau penggantian alat peralatan kantor. c) Perubahan pada proses penyelesaian suatu pekerjaan. d) Penambahan, pengurangan atau perubahan tugas pekerjaan pada kesatuan/ssatuan yang bersangkutan. d. Bentuk bentuk tata ruang kantor. 1) Bentuk terpisah-pisah. Pada bentuk/susunan ini ruang untuk bekrja terbagi-bagi dalam beberapa kesatuan. Pembagian ini dapat terjadi karena keadaan gedung yang terdiri dari kamar-kamar, maupun karena sengaja dibuat pemisahan/sekat buatan, misalnya dengan seketsel kayu atau dinsing kaca.

14 2) Bentuk terbuka. Menurut susunan ini ruang kerja yang bersangkutan tidak terpisah-pisah. Ruangan besar yang terbuka lebih baik dari ruangan yang sama luasnya, tetapi terbagi-bagi dalam kesatuan-kesatuan kecil. Suatu ruangan kantor yang terbuka adalah lebih efesien dari pada yang terpisah-pisah, karena : a) Memungkinkan pengawasan yang efektif terhadap segenap pegawai. b) Lebih mudah menjalin hubungan diantara para pegawai, hal ini menimbulkan rasa persatuan yang lebih erat karena berada dalam satu ruangan yang sama. c) Lebih memudahkan tersebarnya cahaya dan peredaran udara. d) Bila terjadi penambahan pegawai atau alat peralatan kantor, atau perubahan mengenai proses penyelesaian pekerjaan, tata ruang yang terbuka akan lebih mudah menampunya Pedoman penentuan letak satuan-satuan (unit-unit) kantor. a. Satuan-satuan yang tugasnya melayani umum hendaknya disimpan ditempat yang mudah ditangani orang, tanpa mengganggu satuan-satuan lain. Misalnya bagian pembayaran (kas), bagian yang mengurus perizinan dan sebagainya. Tempat yang mudah didatangi biasanya diruangan depan gedung yang bersangkutan. b. Satuan yang pekerjaan berhubungan erat satu dengan yang lain hendaknya dikelompokkan disatu tempat, terutama pada gedung yang bertingkat-tingkat, harus ditempatkan pada lantai yang sama. c. Satuan pusat yang mengerjakan semua pekerjaan ketata usahaan dari organisasi hendaknya diberi tempat di tengah-tengah, sehingga satuan-satuan lain akan lebih mudah menghubungi. d. Satuan yang pekerjaannya bersifat gaduh, misalnya percetakan hendaknya dijauhkan dari satuan-satuan lain, terutama satuan yang banyak menjalankan pekerjaan otak misalnya bagian perencanaan. 11. Pedoman penyusunan perabot kantor. Setelah menentukan letak satuansatuan (unit-unit) kantor, tinggalah menyusun perabot kantor pada letak yang tepat dan menurut susunan yang efektif dan efesien. Beberapa pedoman dibawah ini hendaknya diikuti dalam penyusunan perabot kantor, yaitu :

15 a. Meja akan mengurangi kemungkinan para pegawai berbicara sendiri-sendiri atau memperhatikan apa yang dikerjakan rekannya. b. Apabila susunan meja terdiri dari beberapa baris, hendaknya disediakan lorong untuk lalu lintas pegawai. Di tengah terdapat lorong utama selebar 120 cm, lorong lain 80 cm. Lebar 120 cm dibuat berdasarkan perhitungan bahwa lebar badan seseorang normal pada umumnya 60 cm, sehingga 2 orang dapat menjalani lorong dengan tanpa bersinggungan pada waktu berpapasan. Lebar 80 cm, didasarkan pada tebal tubuh seseorang rata-rata 40 cm. Dengan demikian kalau lorong itu dipakai untuk berpapasan oleh 2 orang, masing-masing dapat memiringkan tubuhnya. Jarak antara suatu meja dengan meja yang berada dimukanya 80 cm. c. Pejabat pimpinan bagian yang bersangkutan ditempatkan dibelakang para pegawai. Disatu pihak ini akan memudahkan pengawasan, dipihak lain akan mencegah para pegawai mengangkat kepala melihat siapa yang m,enemui pejabat tersebut, d. Pegawai-pegawai yang bertugas mengerjakan pekerjaan lembur misalnya mencatat angka-angka kecil secara cermat atau melukis gambar-gambar yang halus, diberi tempat yang terbanyak memperoleh penerangan cahaya. e. Pegawai yang bertugas mengenai urusan-urusan resiko besar, misalnya kasir, ditempatkan dipojok yang tidak sering dilalui orang. 12 f. Pegawai yang sering membuat hubungan kerja dengan bagian lain atau publik, ditempatkan didekat pintu. Dengan demikian orang-orang yang harus menghubunginya tidak mondar-mandir melewati meja dan mengganggu pegawai lain. g. Lemari-lemari dan alat perlengkapan lainnya ditaruh didekat pegawai yang paling sering mempergunakan benda-benda tersebut. h. Alat-alat kantor yang menimbulkan suara ribut, misalnya mesin tulis ditaruh dekat jendela sehingga gema suaranya sebagian besar dapat langsung terbang keluar ruangan. i. Bagi pejabat pimpinan yang sering menerima tamu penting atau membicarakan urusann rahasia, dapat dibuatkan kamar sendiri. Tapi bila tiap-tiap pejabat pimpinan membutuhkan kamar sendiri untuk keperluan berunding, agar dapat menghemat ruang dan alat peralatan, sebaiknya dibuatkan saja kamar konferensi. 12. Penyusunan meja kerja. a. Penyusunan meja kerja. Pada pasal di atas telah diberikan pedoman bahwa meja kerja hendaknya disusun menurut garis lurus dengan para pegawai menghadap kearah yang sama. Tetapi apabila ruangan tidak terlampau luas,

16 sehingga perlu dihemat luas lantai sebanyak mungkin atau karena sesuatu hal, pekerjaan perlu dikerjakan oleh sekelompok pegawai dalam suatu kerja sama yang erat, meja kerja dapat disusun dengan susunan bank atau susunan tentara. b. Ruang rapat. Setiap organisasi khususnya kesatuan-kesatuan AD, biasanya perlu mempunyai ruang rapat, tempat dimana komandan secara berkala mengadakan rapat staf dengan asisten-asisten atau komandan-komandan kesatuan bawahan. Beberapa gambar berikut memperlihatkan contoh susunan meja yang terdiri dari beberapa baris : Perawatan dan pemeliharaan. a. Perawatan dan pemeliharaan kantor. Kantor sebagai sarana tempat bekerja sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja para pegawai, untuk itu harus selalu diupayakan agar kantor senantiasa dalam kondisi siap digunakan, dijaga kebersihannya, jangan sampai mengalami kebocoran sehingga dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama. b. Perawatan dan pemeliharaan perabot kantor. Tak kalah pentingnya dengan kantor, perabotan kantorpun harus dirawat karena alat-alat kantor yang tidak dirawat atau dipelihara dengan baik akan menggagnggu dalam pelaksanaan kerja. Oleh karena itu harus selalu diupayakan agar perabotan kantor ini dalam kondisi siap pakai. Yang paling sederahana sekali dalam hal pemeliharaan alatalat kantro adalah pembersihan alat kantor setelah dipakai kemudian jika alat itu mengalami kerusakan segera diperbaiki, bila tidak bisa diperbaiki segera laporkan untuk diadakan perbaikan lebih lanjut, jangan dibiarkan, sebab membiarkan barang, lebih-lebih alat kantor dalam keadaan rusak itu tidak akan menjadi lebih baik tetapi akan lebih rusak.

17 14. Evaluasi a. Perancangan ruang kantor terdiri atas dua bagian, uraikan kedua bagian tersebut dalam bahasa Indonesia! b. Uraikan penataan ruang kantor yang baik! c. Sebutkan faedah tata ruang kantor yang baik! d. Sebutkan prinsip/asas tata ruang kantor! e. Sebutkan bentuk-bentuk ruang kantor! f. Perawatan dan pemeliharaan ruan kantor! 14 BAB IV CARA- CARA PENATAAN RUANG KANTOR 15. Umum. Setiap organisasi kantor sudah pasti didalamnya terdapat ruanganruangan yang menjadikan tempat untuk melaksanakan pekerjaan bagi para pegawainya. Untuk itu ruangan harus dipelihara dan dirawat agar tidak menimbulkan rasa bosan dan jenuh. Peralatan dan perabotan kantor sebaiknya disusun semaksimal mungkin agar tercapai adanya keseragaman da rasa nyaman tentunya. Dibawah ini akan dibahas beberapa hal yang berhubungan dengan penyusunan / penataan ruang kantor yang baik. a. Langkah langkah dalam merancang suatu ruangan kantor. 1) Langkah pertama hendaknya dibuat gambar denah kantor yang bersangkutan. Skala yang dipakai sebaiknya 1 : 40. Ini berarti bahwa untuk setiap meter lantai dilukis di atas kertas 2 ½ cm. Gambar denah lengkap dengan keterangan mengenai panjang dan lebar ruangan yang bersangkutan serta letak-letak pintu, jendela dan sebagainya.

18 2) Langkah kedua mempelajari distribusi kerja dan daftar rangkaian kerja. Dengan demikian diperoleh gambaran mengenai urut-urutan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan itu. 3) Langkah ketiga menyusun letak meja-meja kerja untuk para pegawai itu. Pedoman-pedoman seperti diuraikan dalam 10a sampai dengan I hendaknya dijadikan petunjuk. Penyusunan dilaksanakan dengan jalan membuat suntingan gambar ini harus dibuat skala yang sama seperti gambar denah, agar lebih praktis guntingan-guntingan gambar ini hendaknya dibuat dari kertas tebal dan berwarna. 4) Langkah keempat guntingan gambar tadi diletakan di atas gambar denah dan digeser-geserkan sampai tercapai susunan yang baik. 5) Langkah kelima menyusun perabot kantor di atas lantai yang sesungguhnya. Untuk mencegah kekeliruan dan penghamburan tenaga, sebaiknya perabot maupun gambarnya diberi nomor urut. Dengan demikian sewaktu-waktu memindahkan perabot kedalam ruangan, pelaksanaannya berjalan dengan tertib dan sekaligus selesai. b. Penyusunan suatu ruang kantor. 1) Sebelum disusun suatu ruangan kantor, perlu diadakan perencanaan terlebih dahulu. Dalam perencanaan ini ada dua macam yaitu : a) Shema organisasi yang menggambarkan hubungan fungsi. b) Shema saluran pekerjaan yang menggambarkan saluransaluran yang dilalui oleh surat-surat. Guna shema tersebut di atas adalah untuk menentukan letak seksi-seksi di dalam ruangan kantor yang akan dilalui dalam pelaksanaan pekerjaan. 15 2) Suatu cara yang sangat praktis dalam menyusun ruangan kantor adalah dengan cara menggunting karton-karton kecil yang diumpamakan kursi, meja. Almari, arsip-arsip dan lainnya dalam suatu ruangan yang telah digambarkan terlebih dahulu dan kemudian disusun mana yang terbaik. Jika akhirnya telah ditemukan susunan yang sebaik-baiknya, kemudian dapat dimulai dengan menggambar jalan-jalan atau saluran-saluran yang akan dilalui dalam menyelesaikan suatu pekerjaan (misalnya saluran surat masuk sampai keluar lagi dari kantor) dengan pensil hitam atau berwarna. 3) Perlu diperhatikan oleh pimpinan kantor, bahwa seksi-seksi yang mengerjakan soal-soal rahasia ditempatkan agak jauh dari pintu masuk untuk umum. sebaiknya seksi-seksi yang banyak menerima tamu atau yang mengantar pekerjaan pesuruh (kurir-kurir) ditempatkan sedekat mungkin dengan pintu masuk, sedangkan bagian pengawasan dan pelaksanaan administrasi, supaya mereka memilih letak ruang kerjanya masing-masing sedemikian rupa sehingga mudah mengadakan pengawasan dari dekat terhadap kantor dan seksi-seksi bawahannya.

19 4) Lokasi. lokasi kantor untuk Sekretariat hendaknya dekat dengan pimpinan atau yang mudah dihubungi oleh semua bagian sehingga merupakan sentral kegiatan surat menyurat dan dokumentasi dari suatu Markas. 5) Cahaya. Cahaya atau penerangan hendaknya yang cukup dan dapat memancar kesegala arah denganbaik sehingga akan menambah efesiensi kerja. Sumber cahaya dapat diperoleh dari cahaya alam (matahari) yang masuk melalui jendela dan celah lain dan cahaya lampu yang kekuatan pencarnya didasarkan pada perhitungan kebutuhan kantor, sehingga tidak menyulitkan dari pekerjaan kantor. 6) Warna. Warna ruangan mempunyai pengaruh positif pada manusia oleh sebab itu warna pada ruangan perkantoraan sebaiknya warna yang tidak menyilaukan mata atau tidak yang muraam (gelap). 7) Udara. Suhu dan kelembaban udara tempat bekerja sangat pula mempengaruhi prestasi kerja seseorang, untuk itu diadakan pengaturan udara dalam ruangan kerja sebagai berikut : a) Mengatur suhu udara dan kelembabannya dengan alat air conditioning (AC). b) Mengusahakan peredaran udara (ventilasi) yang cukup. c) Mengatur pakaian kerja yang tepat bagi segenap karyawan. d) Mesin-mesin yang dapat mengeluarkan suara bising supaya diberi alat penyerap suara untuk dinding ruangan. Penyusunan tata ruang kantor ini sangat penting artinya karena dapat memudahkan/mempercepat jalannya pekerjaan kantor, adapun susunan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pejabat pimpinan ditempatkan di tempat yang mudah melakukan pengawasan, tapi para pegawai tidak mudah mengawasi pejabat tersebut. 16 2) Pekerja yang bertugas mengenai urusan-urusan yang mengundang resiko (kasir) ditempatkan di pojok yang tidak sering dilalui orang. 3) Pekerja yang membuat hubungan kerja dengan bagian lain atau publik ditempatkan di dekat pintu, hal ini supaya memudahkan hubungan kerja dan tidak mengganggu pekerja lain dalam ruangan. 4) Alat dan perlatan kantor dapat disimpan di dekat pekerja. 5) Bagi pejabat pimpinan yang sering menerima tamu baik cara dinas/pribadi dapat dibuatkan kamar sendiri. 6) Satuan yang erat hubungan kerjanya dengan satu sama lain hendaknya dikelompokan dalam satu tempat. 7) Satuan pusat yang pekerjaannya bersifat gaduh, misalnya percetakan, dapat ditempatkan jauh daari satuan yang memerlukan pikiran. 8) Susunan meja kerja dapat disusun menghadap ke muka sehingga mengurangi pekerja untuk ngobrol atau lainnya dan diberi jarak untuk lalu lintas pekerja.

20 16. Penataan ruang kantor. Penataan ruang kantor dalam keadaan aman / tidak operasi maupun dalam keadaan tempur / operasi. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kantor yang berada pada posisi aman dan tempur diantaranya : a. Dalam keadaan aman penataan ruang kantor berada dalam gedung-gedung, bukan lapangan. perlu memperhatikan beberapa faktor diantaranya : 1) Penerangan/penglihatan. Penerangan yang ada (dari alam / buatan) perlu diperhatikan apakah sudah memadai atau belum. Penerangan yang berpengaruh terhadap tata ruang antara lain cahaya matahari (alam) dan cahaya buatan. 2) Warna dinding. Warna dinding ini meliputi : a) Merah berpengaruh pana, dinamis dan ketegangan. b) Kuning berpenbgaruh hangat, riang gembira dan melenyapkan perasaan tertekan. c) Biru berpengaruh dingin, tenang dan tentram. d) Prosentase pemantulan warna : (1) Putih pantulan warna 88% (2) Warna yang sangat muda : (a) Hijau kebiru-biruan 76 % (b) Gading 81 % (c) Biru muda 65 % (d) Kuning kecoklatan 76 % (e) Abu-abu 83 % (3) Warna sedang : (a) Hijau kebiru-biruan 54 % (b) Kuning 65 % 17 (c) Kuning kecoklatan 63 % (d) Abu abu 61 % (4) Warna tua : (a) Biru tua 8 % (b) Kuning 50 % (c) Coklat 10 % (d) Abu abu 25 % (e) Hijau 7 % 3) Suara (dari musik, lingkungan, suara alat peralatan kerja). Pengaruh suara terhadap tata ruang kantor / terhadap kegiatan kantor.

21 a) Suara mesin alat alat kantor yang menimbulkan suara supaya dipisahkan letaknya dekat jendela. b) Mesin / alat alat kerja yang mengeluarkan suara (karat / gesekan) supaya dilemasi. c) Musik dapat membangkitkan semangat kerja tetapi bila penggunaanya tidak tepat maka akan merugikan. 4) Sarana kerja (peralatan kantor). Peralatan kantor dapat mempengaruhi kegiatan dan tata ruang kantor bila pemeliharaannya kurang bail dan saat pemilihan alat peralatan kantor tidak tepat. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat peralatan kantor diantaranya : a) Pekerjaan/kegiatan yang dilakukan. b) Penyesuaian dengan kondisi setempat. c) Flexibilitas kegunaan. d) Keindahan dan ketenangan. b. Dalam keadaan tempur/operasi. Penataan ruang kantor dalam keadaan operasi/tempur tidak sama dengan keadaan damai, karena kantor dalam kondisi tempur ditempatkan ditenda-tenda yang setiap saat mudah dipindahkan / diamankan agar tidak diketahui musuh. Dengan demikian faktor yang mempengaruhi tidak sama dengan yang terjadi pada saat situasi damai/aman. Penataan ruang kantor dalam keadaan tempur lebih banyak dipengaruhi TUMPAS (Tugas, Medan/Musuh, Pasukan Sendiri). 17. Penyusunan tata ruang Pos Ko Brigade/Batalyon. a. Dalam keadaan damai. Penyusunan tata ruang Pos Ko Brigade, Markas Batalyon dan satuan-satuan yang ada dibawahnya dalam keadaan damai/dalam keadaan tidak operasi tetap berazaskan/berpedoman pada penyusunan tata ruang kantor disesuaikan dengan kondisi dan tersedianya saranan yang ada. 18 b. Dalam keadaan operasi/latihan. Dalam keadaan oprasi / latihan penyusunan tata ruang untuk Pos Ko Brigade / Batalyon yang berada di lapangan di bawah satu tenda yang tersamar dan aman. Contoh gelar Posko Brigade dan gelar Posko Yonif dapat dilihat pada gambar. 1) Penyusunan tata ruang Si Pers pada gelar Posko Brigade pada dasarnya tetap berpedoman pada tata cara ruang kantor, sedangkan personel yang ada didalam tenda disesuaikan dengan Top Yon Brigif 83, karena letak Si Pers dan Si Log pada Posko Brigade bersatu, maka dapat ditempatkan dalam satu tenda. Regu yang mampu menampung 12 orang. 2) Penyusunan tata ruang dalam tenda regu untuk Si 3 / Pers dan Si 4/ Log pada Posko Brigade dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

22 Gambar 1 Si Pers Si Log 19 Gambar

23 3 5 6 Keterangan : Ruang Si 3 / Pers Brigade Ruang Si 4 / log Brigade 1. Kasi Pers. 1. Kasi Log. 2. Bati Sipers. 2. Bati Silog. 3. Bati Sipers. 3. Bati Silog. 4. Ba Sipers. 4. Bati Silog. 5. Ba Sipers. 5. Ba Silog. 6. Ba Sipers. 6. Ba Silog. Ukuran Tanda Ru 7 m X 4,60 m. 20 Gambar 3 Sipers Silog Prov (tamu turun) Kas Dok Roh Dan Pabung Pabung

24 Ruang Ki Hub Zi Makan Korbara Si Intel Pabung Udara p a Si ter Si Ops Paur Ops Udara r Pabung Art Ru radio Nubika Penerbad Ma & Denma Pers Kom yang ada di depan 3) Penyusunan tata ruang dalam tanda regu untuk Si Pers dan Silog Posko Yonif dapat dilihat pada gambar dibawah ini Si - 3 Gambar Si 4 Si Gambar

25 Si 4 4 Keterangan : Ruang Sipers Yon Ruang Silog Yon 1. Kasi 3 Pers 1. Kasi 4 / Log 2. bati Sipers 2. Bati Si 4 / Log 3. Bamin/Basi 3/Pers 3. Bawat/Basi 4/Log 4. Taban Jurlis 4. Taban Jurlis 5. Bajah 5. Bapal 6. Taban Jurlis 6. Ba Montir Jaj Ukuran Tenda regu 7 X 4,60 M. 18. Evaluasi a. Uraikan langkah-langkah dalam merancang suatu ruangan kantor! b. Sebutkan langkah penyusunna ruang kantor! c. Sebutkan faktor-faktor dalam penataan suantu ruangan kantor! d. Sebutkan prosentase warna yang digunakan dalam ruang kantor! e. Berikan dua contoh gambar yang digunakan dalam penyusunan tenda regu untuk Si-3/Pers dan Si-4/Log! 22 BAB V TATA CARA MENERIMA TAMU 19. Umum. Dalam organisasi kantor para pejabat/personil sering kedatangan tamu baik resmi maupun tidak resmi, maka dalam penerimaan tamu perlu adanya ketentuan/tata cara pengaturan tentang tata cara menerima tamu agar dapat mempermudah dalam penyelenggaraan protokoler. 20. Penerimaan Tamu. Untuk melayani tamu yang akan menghadap / menemui pimpinan / komandan perlu diatur supaya tertib. Gunakan buku tamu agar identitas tamu diketahui.

26 a. Sebelum tamu menghadap pimpinan/komandan diharapkan para tamu mengisi buku minimal ada kolom-kolom sebagai berikut : 1) Kolom nomor urut. 2) Kolom waktu (tanggal/jam). 3) Kolom nama. 4) Kolom pangkat/nrp. 5) Jabatan/Kesatuan. 6) Keperluan. 7) Menghadap sampai jam. 8) Kolom keterangan. b. Tata cara menerima tamu : 1) Tanyakan akan bertemu dengan siapa? 2) Supaya mengisi buku tamu terlebih dahulu. 3) Agar dipersilahkan duduk ditempat yang telah disediakan sebelum menghadap pimpinan/komandan. 4) Laporan terlebih dahulu kepada pimpinan/komandan identitas tamu. 5) Setelah pimpinan/komandan mengijinkan, tamu yang membawa senjata api/senjata tajam agar dipersilahkan menitipkan dahulu ke Piket/Penjagaan Evaluasi a. Sebutkan kolom-kolom dari buku Tamu! b. Jelaskan tata Cara Menerima Tamu! c. Harus menggunakan apakah sebelum Tamu menghadap Pimpinan/Komandan!

27 BAB VI TATA CARA MENERIMA TELEPON 22. Umum. Dalam organisasi kantor personil sering menerima telepon baik resmi maupun tidak resmi, maka dalam penerimaan telepon perlu adanya ketentuan/tata cara pengaturan tentang tata cara menerima telepon agar dapat mempermudah dalam penyelenggaraan protokoler. 23. Pengaturan Pelayanan Telepon. Cara menerima telepon : a. Setelah pesawat telepon berdering, angkat gagang telepon. b. Sebutkan nomor telepon/pesawat, nama dan pangkat sipenerima dan tanyakan identitas si pengirim. c. Tanyakan akan berbicara dengan siapa, kalau dengan diri sendiri langsung bicara, tapi bila orang lain yang diperlukan supaya menunggu sebentar, letakkan gagang pesawat telepon dalam posisi telungkup, laporkan kepada yang berkepentingan. d. Setelah selesai pembicaraan, gagang pesawat telepon agar diletakkan pada tempat yang sudah diatur, yaitu di atas pesawat telepon dan harus tepat pada tempat. e. Apabila orang yang dikehendaki tidak ada di tempat, tanyakan apakah boleh dicatat/disampaikan. Kalau diminta mencatat, setelah selesai agar dibacakan kembali, hal ini agar tidak ada kesalahan bagi penerima. 24. Evaluasi a. Sebutkan Alat Komunikasi yang sangat penting, baik itu jarak dekat maupun jarak jauh! b. Untuk memudahkan koordinasi dalam menggunakan pesawat telepon. Perlengkapan apa saja yang harus selalu ada dekat pesawat telepon! c. Jelaskan cara-cara menerima telepon! Soal uraian. BAB VII EVALUASI a. Dalam penyusunan organisasi kantor tidak terlepas dari dua azas yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Jelaskan kedua azas tersebut!

28 b. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari azas sentralisasi! c. Pada umumnya penggambaran bagan suatu organisasi mutlak tidak diperlukan, namun terkadang seorang pimpinan memandang perlu akan hal itu. Sebutkan karakteristik umum suatu bagan organisasi! d. Sebutkan dan jelaskan macam macam bagan organisasi kantor! e. Suatu organisasi yang dibentuk berdasarkan perasaan usianya tidak akan panjang, pada dasarnya kita mengenal 3 bentuk organisasi sebutkan dan jelaskan! f. Sebutkan bagaimana cara menata ruang kantor yang baik sehingga dapat memberikan faedah bagi yang menggunakannya. g. Seorang ahli tata ruang kantor bernama Richard Muther merumuskan beberapa azas/prinsip pokok tata ruang yang baik, sebutkan prinsip pokok tersebut! h. Bentuk ruang kantor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu bentuk terpisah pisah dan terbuka. Jelaskan bentuk tata ruang yang terbuka! i. Pedoman penyusunan perabot kantor terdiri dari 9 pedoman. Sebutkan 4 pedoman penyusunan perabot kantor tersebut! j. Apa yang dimaksud dengan perawatan dan pemeliharaan kantor, jelaskan menurut pendapat siswa! k. Sebutkan dua langkah-langkah merancang suatu ruangan kantor! l. Bagaimana cara penataan ruang kantor dalam keadaan tempur/operasi. Jelaskan! m. Sebutkan tata cara menerima tamu dan menerima telepon! 25 BAB VI PENUTUP 26. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan acuan/pegangan bagi Guru Militer dan Basis dalam rangka mendukung proses kegiatan belajar mengejar pada pendidikan Secaba PK THP II Ajen.

29 Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Marsono Kolonel Caj NRP DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Tujuan Ruang Lingkup

30 4. Referensi Pengertian-pengertian Ketentuan Umum BAB II PENGURUSAN SURAT MASUK 7. Umum Tahap-tahap Pengurusan surat Masuk Sarana pengurusan surat masuk Evaluasi BAB III PENGURUSAN SURAT KELUAR 11. Umum Tahap-tahap Pengurusan Surat Keluar Sarana Pengurusan Surat Keluar Penggandaan Naskah Evaluasi BAB IV PENYAMPAIAN TULISAN DINAS 16. Umum Pedoman Umum Pokok-pokok penyampaian Tuldis Media Petugas dan sarana Evaluasi BAB V EVALUASI AKHIR PELAJARAN 22. Evaluasi BAB VI PENUTUP

31 23. Penutup... Contoh - contoh KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran Kep Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / /2007 Tanggal 2007 PETUNJUK UMUM ( Khusus Untuk Tenaga Pendidik ) 1. Mata Pelajaran : Tata Ruang Kantor Untuk : Secaba PK Tahap II Ajen

32 2. Jumlah Jam : 15 Jam Pelajaran. a. Teori : 13 JP b. Praktek Siang : - JP c. Praktek Malam : - JP d. Ujian Teori : 2 JP 3. Isi Pelajaran : a. Pendahuluan. b. Organisasi kantor. c. Peralatan kantor. d. Cara-Cara Penataan Ruang Kantor. e. Tata Cara Menerima Tamu. f. Tata Cara Menerima Telepon. g. Evaluasi. h. Penutup. 4. Tujuan pelajaran : a. Tujuan Kurikuler : Agar Basis mengerti tentang Tata Ruang Kantor. b. Tujuan Instruksional: 1) Pendahuluan (15 Menit). a) Tujuan instruksional umum. Agar Basis mengerti maksud dan tujuan diberikan pelajaran Tata Ruang Kantor. 2 b) Kriteria keberhasilan. Basis dapat menjelaskan tidak mendalam maksud dan tujuan diberikan pelajaran tata ruang kantor dan menunjukan antusias/minat dalam menerina pelajaran. 2) Organisasi Kantor ( 2 JP ). a) Tujuan instruksional umum. Agar Basis mengerti tentang organisasi kantor. b) Kriteria keberhasilan. Basis dapat menjelaskan tidak mendalam tentang organisasi kantor dengan benar.

33 3) Peralatan Kantor ( 2 Jp ). a) Tujuan instruksional umum. Agar Basis mengerti tentang peralatan kantor. b) Kriteria keberhasilan. Basis dapat menjelaskan tidak mendalam tentang peralatan kantor dengan benar. 4) Cara-cara Penataan Ruang Kantor ( 3 Jp ). a) Tujuan instruksional umum. Agar Basis mengerti tentang cara-cara penataan ruang kantor. b) Kriteria keberhasilan. Basis dapat menjelaskan tidak mendalam tentang cara-cara penataan ruang kantor dengan benar. 5) Tata cara Menerima Tamu ( 3 Jp ). a) Tujuan instruksional umum. Agar Basis memahami tentang tata cara menerima tamu. b) Kriteria keberhasilan. Basis dapat menjelaskan tidak mendalam tentang tata cara menerima tamu dengan benar. 6) Tata cara Menerima Telepon ( 2 Jp ). a) Tujuan instruksional umum. Agar Basis mengerti tentang tata cara menerima telepon. b) Kriteria keberhasilan. Basis dapat menjelaskan tidak mendalam tentang tata cara menerima telepon dengan benar. 7) Penutup ( 30 Menit ). a) Tujuan instruksional umum. Agar Basis mengerti pentingnya pelajaran tata ruang kantor dalam menunjang pelaksanaan tugas. 3 b) Kriteria keberhasilan. Basis dapat menjelaskan seluruh pelajaran yang telah diberikan. 8) Evaluasi ( 2 Jp ). a) Tujuan instruksional umum. Agar tingkat pemahamanan dan kemampuan Basis dapat diukur/diketahui sesuai dengan pelajaran tata ruang kantor yang telah diberikan. b) Kriteria keberhasilan. Basis dapat menjawab pertanyaan pelajaran tata ruang kantor dengan benar. 5. Metode.

34 a. Metoda pokok : Pelajaran Teori dan Praktek. b. Metoda penunjang : Pemberian tugas. 6. Alins/Alongins. Slide, OHP, White Board, Board Marker dan Laser Point. 7. Proses Belajar Mengajar. KEGIATAN NO. GADIK SERDIK Pendahuluan. - Menjelaskan secara umum tentang maksud & tujuan perlunya diberikan pelajaran tata ruang kantor. Organisasi Kantor. a. Menjelaskan secara rinci tentang Organisasi Kantor. b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Basis. Peralatan Kantor. a. Menjelaskan secara rinci tentang Peralatan kantor. - Memperhatikan, mendengarkan & mencatat hal-hal yang penting a. Memperhatikan, mendengarkan & mencatat hal-hal yang penting. b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik. a. Memperhatikan, mendengarkan & mencatat hal-hal yang penting b. Melaksanakan pengecekan/evaluas b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada terhadap pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan Gadik. menjawab pertanyaan ke/dari Basis. 4. Cara-cara Penataan Ruang Kantor. a. Menjelaskan secara rinci tentang cara-cara penataan ruang kantor. b. Melaksanakan pengecekan/ evaluasi terhadap pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Basis. a. Memperhatikan, mendengarkan & mencatat hal-hal yang penting. b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik.

35 Tata Cara Menerima Tamu. a. Menjelaskan secara rinci tentang tata cara menerima tamu. b. Melaksanakan pengecekan/ evaluasi terhadap pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Basis. Tata Cara Menerima Telepon. a. Menjelaskan secara rinci tentang tata cara menerima telepon. b. Melaksanakan pengecekan/ evaluasi terhadap pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Basis. Penutup. a. Memberikan kesimpulan/rangkuman dan penekanan terhadap seluruh materi pelajaran yang telah diberikan. b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap akhir pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Basis. a. Memperhatikan, mendengarkan & mencatat hal-hal yang penting. b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik. a. Memperhatikan, mendengarkan & mencatat hal-hal yang penting. b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik. a. Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting. b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik Evaluasi. a. Menyusun bahan ujian yang diketahui oleh Kadep terkait dan dalam pelaksanaan ujian sebagai Pengawas Umum. b. Menyerahkan bahan evaluasi ujian kepada Kasiopsdik dan mengoreksi/ menilai hasil ujian serdik a. Mengikuti ujian sesuai jadwal dan tempat yang ditentukan. b. Menyerahkan hasil ujian kepada pengawas ujian

36 8. Kualifikasi Tenaga Pendidik. Perwira/PNS GOL. III yang sudah berkualifikasi Susgadik/Susgumil dan menguasai materi surat menyurat dinas. 9. Referensi. Peraturan panglima TNI Nomor Perpang 1/II/2007, tanggal 20 Pebbuaril 2007 tentang minu TNI Lain lain. a. Naskah Departemen ini disusun untuk kepentingan lembaga pendidikan. b. Untuk kepentingan Pelajar dapat diproduksi oleh Lembaga Pendidikan tanpa Petunjuk Umum dan Evaluasi tiap Bab serta Evaluasi Akhir Pelajaran. Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Marsono Kolonel Caj NRP 28831

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Menurut Moekijat (2008:2) Manajemen Perkantoran adalah penjurusan dan pengawasan sebuah kantor untuk mencapai tujuannya yang khusus dengan cara yang

Lebih terperinci

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PAPAN NAMA BADAN/JABATAN DAN CAP DINAS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum.

Lebih terperinci

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 POSMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pembinaan administrasi umum

Lebih terperinci

Jadi penataan ruang kantor merupakan faktor penting yang menunjang kelancaran suatu pekerjaan.

Jadi penataan ruang kantor merupakan faktor penting yang menunjang kelancaran suatu pekerjaan. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian manajemen kantor dan kantor Menurut Mills (2007:6) mengatakan bahwa manajemen kantor adalah cabang manajemen yang berhubungan dengan pemerolehan, perekaman, penganalisaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Menurut Sayuti (2013:91) bahwa kantor merupakan tempat karyawan melakukan aktivitas kerjanya: tempat proses penanganan informasi mulai dari menerima,

Lebih terperinci

RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Setiap komandan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tata Ruang Kantor Menurut Haryadi (2009:122) Tata ruang kantor adalah pengaturan ruangan kantor serta penyusunan alat-alat dan perabotan kantor sesuai dengan luas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Perkantoran Menurut Denyer (dikutip Sayuti, 2013:38) Office System is the standard sequence of operation in a particular business activity (the paying of

Lebih terperinci

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen.

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen. RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 LAPORAN KEKUATAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Tata cara laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Menurut George Terry (dikutip Sayuti 2013:8) mengemukakan manajemen kantor ialah perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis antarperusahaan di Indonesia baik perusahaan swasta maupun pemerintah berkembang semakin pesat. Beberapa perusahaan melakukan persaingan bisnis

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

Disusun oleh. Nama : Kiki Fatmala NIM : Prodi : S1 Pend. Administrasi Perkantoran

Disusun oleh. Nama : Kiki Fatmala NIM : Prodi : S1 Pend. Administrasi Perkantoran PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN Disusun oleh Nama : Kiki Fatmala NIM : 120412403010 Prodi : S1 Pend. Administrasi Perkantoran KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji Syukur Alhamdulilah ke hadirat Allah

Lebih terperinci

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 FORMULIR

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 FORMULIR RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 FORMULIR BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Untuk tercapainya suatu pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan, BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari tujuan penelitian, sedangkan saran

Lebih terperinci

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Sumber daya

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 126 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH,

Lebih terperinci

2 Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan (Lembaran Ne

2 Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan (Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1983, 2014 KEMENSESNEG. Pin. Tanda Pengenal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TANDA PENGENAL PIN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa untuk tertib administrasi dan penyeragaman sistem

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PERSANDIAN

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL SMK TATA RUANG PERKANTORAN KELAS XI / SEMESTER I DISUSUN OLEH: INTAN ELDIANA

PERANGKAT MODUL SMK TATA RUANG PERKANTORAN KELAS XI / SEMESTER I DISUSUN OLEH: INTAN ELDIANA PERANGKAT MODUL SMK TATA RUANG PERKANTORAN KELAS XI / SEMESTER I DISUSUN OLEH: INTAN ELDIANA 120412423491 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1360, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 7 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : bahwa perlu diadakan Peraturan Disiplin Tentara untuk seluruh Angkatan Perang Republik Indonesia;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : bahwa perlu diadakan Peraturan Disiplin Tentara untuk seluruh Angkatan Perang Republik Indonesia; PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1949 TENTANG DISIPLIN TENTARA UNTUK SELURUHNYA ANGKATAN PERANG. PRESIDEN, Menimbang Mengingat : bahwa perlu diadakan Peraturan Disiplin Tentara untuk seluruh Angkatan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan Peraturan Disiplin Tentara untuk seluruh Angkatan Perang Republik Indonesia;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan Peraturan Disiplin Tentara untuk seluruh Angkatan Perang Republik Indonesia; PERATURAN PEMERINTAH (PP) 1949 NO. 24 (24/1949) TENTARA. DISIPLIN. Peraturan tentang Disiplin Tentara untuk seluruhnya Angkatan Perang Republik Indonesia. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUGAS, TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: 1. bahwa pangkat-pangkat militer efektif

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERKANTORAN

PENGETAHUAN PERKANTORAN HAND OUT REFRESHING MATERI UJIAN DINAS PENGETAHUAN PERKANTORAN DR. HAMIDAH NAYATI UTAMI, MSi Membahas: 1.PERKANTORAN 2.ORGANISASI PERKANTORAN 3.KOMUNIKASI PERKANTORAN 4.TEKNOLOGI KOMUNIKASI PERKANTORAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PROSEDUR TETAP DINAS JAGA DI PUSJARAH TNI BAB I PENDAHULUAN

PROSEDUR TETAP DINAS JAGA DI PUSJARAH TNI BAB I PENDAHULUAN MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA PUSAT SEJARAH Lampiran II Keputusan Kapusjarah TNI Nomor Kep/19/ V/2014 Tanggal 8 Mei 2014 PROSEDUR TETAP DINAS JAGA DI PUSJARAH TNI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a.

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENGELOLA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1959 TENTANG MILITERISASI KEPOLISIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1959 TENTANG MILITERISASI KEPOLISIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1959 TENTANG MILITERISASI KEPOLISIAN NEGARA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan penyelenggaraan ketertiban, keamanan umum serta pertahanan dianggap perlu

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta No.1957, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Jabatan ASN. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PRAJURIT

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Profesi Sekretaris dalam Organisasi Ratna Suminar

Profesi Sekretaris dalam Organisasi Ratna Suminar Profesi Sekretaris dalam Organisasi Ratna Suminar (ratnasuminar2255@gmail.com) Abstrak Tugas seorang sekretaris tentunya sesuai dengan fungsi jabatan sekretaris tersebut. Bagi organisasi yang besar, tugas

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Fungsi umum administrasi adalah untuk menjalankan roda suatu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Fungsi umum administrasi adalah untuk menjalankan roda suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Administrasi memiliki peranan penting dalam pelaksanaan pendidikan seperti kegiatan dan fungsi manajemen sebagai upaya untuk mencapai tujuan sekolah. Fungsi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

Staf 3 / Personil. Kapten Kav Nasrokin FUNGSI UMUM, FUNGSI ORGANIK, TANGGUNG JAWAB, DAN TUGAS POKOK STAF 3 / PERS

Staf 3 / Personil. Kapten Kav Nasrokin FUNGSI UMUM, FUNGSI ORGANIK, TANGGUNG JAWAB, DAN TUGAS POKOK STAF 3 / PERS Staf 3 / Personil Kapten Kav Nasrokin FUNGSI UMUM, FUNGSI ORGANIK, TANGGUNG JAWAB, DAN TUGAS POKOK STAF 3 / PERS Fungsi Umum. 1. Mengumpulkan keterangan yang diperlukan tentang personel. 2. Membuat perkiraan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS,FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis melakukan kegiatan magang pada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Jakarta Selatan pada fraksi PPP ( Partai Persatuan Pembangunan)

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Denma Mabes TNI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Denma Mabes TNI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Denma Mabes TNI Sesuai surat keputusan nomor Skep / 89 / IX / 2001 tanggal 10 September 2001 tentang pemberlakuan buku petunjuk teknis ( Bujuknis)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV PERANGKAT NASKAH DINAS

BAB IV PERANGKAT NASKAH DINAS BAB IV PERANGKAT NASKAH DINAS A. Umum Disamping pembakuan jenis dan cara penyusunan naskah dinas yang berlaku di Sekretariat Negara, perlu diatur juga cara pembuatan dan penggunaaan beberapa perangkat

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa perlu diadakan peraturan untuk melaksanakan Undang-undang No. 19 tahun 1956.

Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa perlu diadakan peraturan untuk melaksanakan Undang-undang No. 19 tahun 1956. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1956 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN DAERAH (UNDANG-UNDANG NO. 19 TAHUN 1956, LEMBARAN-NEGARA NO. 44 TAHUN 1956) Presiden Republik Indonesia,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI

LAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI L1 LAMPIRAN Hasil wawancara Person Purnawirawan TNI Tanggal wawancara 31 Oktober 2012 Jam wawancara 12.00-13.00 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana struktur organisasinya?

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 44 TAHUN 2004 T E N T A N G KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Lebih terperinci

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa untuk tertib

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI MENTERI DALAM NEGERI Menimbang : a. bahwa untuk tertib administrasi dan penyeragaman

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, TATA RUANG DAN PENGAWASAN BANGUNAN KOTA BANJARBARU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN DAN

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit Angkatan Bersenjata

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektifitas administrasi penyelenggaraan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR TETAP OPERASIONAL SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan Undang-undang

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak faktor pendukung lain yang membuat perusahaan tersebut dikatakan. sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut.

I. PENDAHULUAN. banyak faktor pendukung lain yang membuat perusahaan tersebut dikatakan. sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dan kemajuan organisasi dalam suatu perusahaan bukan hanya dilihat dari besarnya profit yang diperoleh oleh perusahaan tersebut, tetapi ada banyak

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERIZINAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

EFISIENSI DALAM PEKERJAAN Oleh : Mislan, S.Sos. ( Staf Pengadilan Tinggi Agama Pontianak )

EFISIENSI DALAM PEKERJAAN Oleh : Mislan, S.Sos. ( Staf Pengadilan Tinggi Agama Pontianak ) EFISIENSI DALAM PEKERJAAN Oleh : Mislan, S.Sos. ( Staf Pengadilan Tinggi Agama Pontianak ) PENDAHULUAN Kata efisiensi berasal dari bahasa latin efficere yang berarti menghasilkan, mengadakan, menjadikan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

mempunyai sesuatu pangkat yang sama atau disamakan, pada umumnya diatur menurut lamanya waktu sejak mulai berlakunya pengangkatan yang bersangkutan da

mempunyai sesuatu pangkat yang sama atau disamakan, pada umumnya diatur menurut lamanya waktu sejak mulai berlakunya pengangkatan yang bersangkutan da Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1958 TENTANG PERATURAN TATA-TEMPAT Presiden Republik Indonesia, Bahwa perlu mengadakan Peraturan Tata-tempat yang harus digunakan pada.

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.423, 2016 KEMHAN. Telekomunikasi Khusus. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat pakar dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1956 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN DAERAH (UNDANG-UNDANG NO. 19 TAHUN 1956, LEMBARAN-NEGARA NO. 44 TAHUN 1956) Presiden Republik Indonesia,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU, WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 90 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pariwisata, hotel mempunyai peran yang sangat penting dimana hotel merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih seseorang atau beberapa orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Motivasi kerja para karyawan pada dasarnya merupakan dorongan seorang karyawan dalam bekerja di perusahaan. Adapun yang dapat dilakukan oleh seorang manajer

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 112 MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Pabrik nitrobenzen yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk Lapangan Usaha Kapasitas produksi Status perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) : Industri

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci