BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Harjanti Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, kosmetik sudah menjadi bahan kebutuhan sehari-hari baik digunakan oleh kaum wanita maupun pria. Pada umumnya masyarakat menggunakan kosmetik dengan tujuan untuk meningkatkan penampilan dan kesehatan. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka diperlukan kosmetik yang mempunyai aktivitas seperti yang diharapkan, satu di antaranya adalah kosmetik perawatan kulit. Kosmetik yang termasuk dalam perawatan kulit antara lain kosmetik pembersih, kosmetik pelembab (moisturizer) dan kosmetik pelindung seperti tabir surya (Draelos dan Thaman, 2006). Adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan penggunaan kosmetik, maka dari tahun ke tahun telah terjadi peningkatan permintaan akan kosmetik baik di Indonesia maupun di luar negeri. Kondisi ini menyebabkan perkembangan dunia kosmetik khususnya penelitian dan pembuatan kosmetik perawatan kulit memiliki prospek yang sangat bagus. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sinar matahari yang dipancarkan pada panjang gelombang nm disebut sebagai sinar ultraviolet (UV). Sinar UV berguna bagi manusia, seperti untuk mensintesis vitamin D (Engelsen, 2010; Juzeniene dan Moan, 2012) dan untuk membunuh bakteri (Hollch, 2011), tetapi di samping manfaat tersebut, sinar UV dapat membahayakan manusia jika mengenai kulit manusia dalam waktu yang lama. Paparan sinar UV dalam waktu lama dapat menyebabkan perubahan pada kulit seperti kulit kemerahan karena terbakar matahari, terbentuknya kerutan pada kulit, penuaan dini, kerusakan kulit dan dampak terburuk adalah kanker kulit. Akhir-akhir ini, telah terjadi peningkatan kerusakan kulit yang diakibatkan oleh paparan radiasi UV. Untuk melindungi bahaya yang disebabkan oleh radiasi matahari pada kulit, salah satunya dapat digunakan kosmetik tabir surya (sunscreen) ((Nole dan Johnson, 2004; Adhami dkk., 2008; dan Wright dkk., 2012).
2 2 Kosmetik yang berfungsi sebagai tabir surya umumnya mengandung tabir surya organik, atau tabir surya anorganik ataupun campuran keduanya. Parameter yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu sediaan dapat berfungsi sebagai tabir surya, atau suatu tabir surya memiliki efektivitas tinggi adalah sun protection factor (SPF). Tabir surya yang memiliki nilai SPF tinggi, akan memiliki kemampuan yang tinggi pula untuk melindungi kulit dari paparan radiasi UV (Kaur dan Saraf, 2010). Beberapa sediaan tabir surya yang mengandung tabir surya organik dan anorganik yang dapat dijumpai di pasaran antara lain sun care dengan SPF 17, sebagai pelindung terhadap UV A dan UV B, mengandung oktil metoksi sinamat, TiO 2 dan ZnO 2. Sunblock cream dengan SPF 20, sebagai pelindung terhadap UV A dan UV B, mengandung butil metoksidibenzoil metana, etilheksil p-metoksi sinamat, oksibenzon, TiO 2 dan ZnO 2. Sun protection cream dengan SPF 30, sebagai pelindung terhadap UV A dan UV B, mengandung etilheksil metoksi sinamat, benzofenon-3, oktil salisilat, butil metoksidibenzoil metana, dan TiO 2. Penelitian-penelitian tentang pembuatan dan penentuan nilai SPF dari beberapa emulsi tabir surya dengan bahan baku yang berasal dari alam seperti minyak daun Ocimum basilicum, Linn (Kale dkk., 2010), ekstrak air-alkohol dari Hemidismus indicus (L) famperiploca cae (Ashwini dkk., 2010), minyak Moringa oleifera Lam (Gaikwad and Kale, 2011) juga sudah dilakukan. Pada umumnya kosmetik tabir surya yang mengandung bahan alam nabati memiliki nilai SPF rendah, sehingga daya perlindungan terhadap radiasi UV juga rendah. Saat ini tabir surya dengan nilai SPF tinggi (SPF 30) lebih banyak disukai masyarakat, dari pada tabir surya dengan SPF < 30. Untuk mencapai nilai SPF tersebut dapat ditempuh dengan menambahkan lebih dari satu jenis bahan aktif tabir surya (organik, anorganik atau campuran keduanya) ke dalam sediaan kosmetik tabir surya agar efektivitas perlindungan terhadap radiasi UV meningkat. Daftar senyawa tabir surya organik dan anorganik yang diijinkan untuk dapat digunakan disajikan pada Tabel 2.3 (Shaath, 2005).
3 3 Dutra dkk. (2004) telah melakukan penelitian tentang penentuan SPF beberapa sediaan sunscreen yang mengandung tabir surya organik dan anorganik menggunakan spektrofotometer UV. Penentuan SPF sunscreen dengan cara spektrofotometri UV juga telah dilakukan oleh Fonseca dan Nobre (2013); dan Mishra, Mishra and Chattopadhyay (2011). Pada penelitian tersebut, untuk menghitung harga SPF digunakan persamaan yang dikembangkan oleh Mansur. Harga SPF yang diperoleh dibandingkan dengan harga SPF standar, sehingga dapat ditentukan efektivitas dari krim tabir surya yang dianalisis. Soeratri dan Purwanti (2004) telah melakukan penelitian tentang pengaruh penambahan asam glikolat terhadap efektivitas sediaan tabir surya kombinasi anti UV A dan anti UV B dalam basis gel. Pada penelitian ini penentuan SPF gel dilakukan dengan metode spektrofotometri yang dikembangkan oleh Petro (1981). Paparan sinar matahari juga dapat menyebabkan kulit menjadi kering karena terjadinya penguapan air di permukaan kulit. Untuk menjaga kelembaban kulit dapat digunakan kosmetik pelembab (moisturizer). Untuk membersihkan kotoran pada kulit dan make up di wajah, dapat digunakan kosmetik pembersih. Kosmetik yang berguna sebagai pembersih dapat juga ditambahkan bahan dalam bentuk serbuk sehingga berfungsi sebagai skrab yang dapat membersihkan kotoran berupa sel kulit mati. Bahan-bahan yang biasa ditambahkan pada pembuatan skrab antara lain talkum, tapioka, (Tranggono dan Latifah, 2007), garam, gula, kopi, dan gandum (Mork, 2010). Kosmetik yang berfungsi sebagai skrab, mengandung bahan alam hayati juga sudah banyak tersedia seperti lulur mandi mutiara yang mengandung ekstrak sea weed, dan TiO 2, lulur mandi green tea (pemutih dan vitamin E) yang mengandung ekstrak green tea, dan TiO 2, lulur mandi green tea yang mengandung virgin coconut oil (VCO), minyak zaitun, dan ekstrak green tea, namun sampai saat ini publikasi ilmiah tentang kosmetik tersebut belum tersedia. Sediaan kosmetik yang berfungsi sebagai pelembab umumnya mengandung humektan seperti asam laktat, urea, propilen glikol dan gliserol. Pelembab juga mengandung emolien seperti petrolatum, beeswax, lanolin dan
4 4 minyak (Leiden and Rawlings, 2002). Minyak memegang peranan penting pada pembuatan kosmetik pelembab karena dapat membentuk lapisan tipis pada permukaan kulit sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan air dari permukaan kulit yang disebabkan oleh panas matahari. Salah satu minyak yang dapat digunakan dalam pembuatan kosmetik pelembab adalah minyak kelapa. Oyedeji dan Okeke (2010) telah melalukan penelitian tentang analisis perbandingan kemampuan melembabkan dari krim yang mengandung minyak nabati (minyak kelapa dan minyak daging buah kelapa sawit) dengan minyak parafin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emulsi minyak kelapa lebih stabil dari pada emulsi minyak daging buah kelapa sawit dan emulsi yang mengandung minyak parafin. Minyak kelapa adalah minyak yang diperoleh dari daging buah kelapa, mengandung 93% asam lemak jenuh. Tingginya kandungan asam lemak jenuh menyebabkan minyak kelapa cocok untuk pembuatan kosmetik (Alvarez dan Rodriques, 2000), tahan terhadap suhu tinggi dan lebih tahan lama disimpan jika dibandingkan dengan minyak nabati lain, lebih lambat teroksidasi dan tahan terhadap ketengikan (Pratap, 2009). Sebanyak > 64% dari asam lemak jenuh tersebut adalah asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acids = MCFAs), satu di antaranya adalah asam laurat (47-50%) (Kamariah dkk., 2008), Asam laurat di dalam tubuh manusia atau hewan akan diubah menjadi monolaurin yang berfungsi sebagai antiviral, antibakteri dan antiprotozoa (Rubin, 2003), karena molekulnya kecil, asam laurat mudah masuk ke lapisan kulit dalam sehingga dapat mempertahankan kelenturan serta kekenyalan kulit. Minyak kelapa merupakan trigliserida, dapat bereaksi dengan basa (KOH, NaOH atau TEA) menghasilkan sabun, dan sabun yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai kosmetik pembersih. Senyawa-senyawa yang mengandung gugus C=C dan C=O dapat menyerap radiasi UV (Supratman, 2010). Minyak kelapa mengandung asam lemak jenuh yang memiliki gugus C=O dan asam lemak tidak jenuh yang memiliki gugus C=C dan C=O. Oleh karena itu minyak kelapa dapat menyerap radiasi UV. Minyak kelapa merupakan sunscreen yang bagus, sangat bagus untuk
5 5 mencegah sunburn, khususnya jika minyak ini dikonsumsi, mempunyai harga SPF sebesar 7,119, sehingga minyak ini direkomendasikan untuk digunakan pada pembuatan tabir surya (Kaur dan Saraf, 2010). Minyak kelapa efektif dan aman digunakan sebagai moisturiser pada kulit sehingga dapat meningkatkan hidrasi kulit, meningkatkan kandungan lipid di permukaan kulit dan mempercepat penyembuhan pada kulit (Agero and Rowell, 2004; dan Gediya dkk., 2011). Selain minyak kelapa, bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik adalah arang tempurung kelapa. Arang tempurung kelapa adalah suatu bahan yang berbentuk padat dan berpori yang mengandung 85-95% karbon dihasilkan dari bahan yang mengandung karbon yaitu tempurung kelapa dengan pemanasan pada suhu tinggi. Salah satu kegunaan arang adalah sebagai adsorben (penyerap). Daya serapnya ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi apabila arang tersebut diaktivasi menggunakan pemanasan pada suhu tinggi atau dengan bahan-bahan kimia (Sembiring dan Sinaga, 2003). Arang tempurung kelapa mempunyai pori yang didominasi oleh mikropori (diameter pori < 40 Angstrom) sebesar 95% dari luas permukaan dalamnya. Kondisi ini cocok digunakan untuk mengadsorbsi pengotor dengan ukuran molekul kecil dan digunakan untuk menyerap pengotor dengan konsentrasi rendah. Arang tempurung kelapa dapat dibuat serbuk dan ditambahkan ke dalam kosmetik pembersih sehingga dapat berfungsi sebagai pembersih dan skrab. Bahan baku minyak kelapa dan arang tempurung kelapa adalah berasal dari tanaman kelapa. Sampai saat ini tanaman kelapa belum dimanfaatkan secara optimal. Komoditas kelapa baru didominasi oleh kelapa segar maupun kopra untuk dijadikan minyak goreng (Patty, 2011), sedang pengembangan komoditas lain yang merupakan olahan dari minyak kelapa seperti kosmetik yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi masih belum dilakukan secara optimal. Minyak yang dihasilkan dari daging buah kelapa, kebanyakan hanya dimanfaatkan sebagai minyak goreng dan belum banyak yang dimanfaatkan di dunia kesehatan seperti dibuat VCO dan sediaan kosmetik. Demikian juga dengan tempurung kelapa yang
6 6 dihasilkan kebanyakan baru digunakan sebagai bahan bakar atau dibuat arang, masih jarang yang mengolah arang tempurung kelapa menjadi komoditas lain yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi seperti dibuat arang briket, arang aktif dan bahan campuran kosmetik. Mengingat negara Indonesia kaya sumber daya alam berupa tanaman kelapa sebagai penghasil minyak kelapa dan arang tempurung kelapa dan mengingat bahan-bahan tersebut memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, maka minyak kelapa dan arang tempurung kelapa dapat dikembangkan sebagai bahan baku kosmetik. Sebagian besar kosmetik perawatan kulit (pembersih, pelembab dan tabir surya) yang beredar di pasaran saat ini adalah dalam bentuk emulsi. Untuk membuat emulsi kosmetik dapat digunakan emulgator sabun dari hasil reaksi antara asam stearat dengan basa (Das dkk., 2012). Pada umumnya masyarakat lebih memilih kosmetik dalam bentuk krim, dan krim dengan tipe minyak dalam air (M/A) lebih banyak dipilih. Keuntungan dari krim tipe M/A adalah terasa ringan dan tidak berminyak jika dioleskan pada kulit, lebih mudah menyebar dan terserap, dengan adanya air sebagai fase eksternal akan memberi efek hidrasi pada kulit dan menyebabkan terasa dingin karena adanya penguapan air sebagai fase eksternal (Buchmann, 2006). Suatu emulsi kosmetik harus terjaga stabilitasnya dalam kurun waktu tertentu, baik selama pemakaian atau penyimpanan. Stabilitas emulsi kosmetik dapat dipengaruhi oleh konsentrasi emulgator dan konsentrasi minyak yang ditambahkan (Taherian, Fustier dan Ramaswamy, 2006), oleh karena itu formulasi pada pembuatan emulsi kosmetik sangat penting untuk dilakukan. 1.2 Keaslian Penelitian Padmadisastra dkk. (2007) telah melakukan penelitian tentang pembuatan basis krim VCO dengan emulgator sabun dari hasil reaksi antara VCO dengan NaOH. Sarjeewani dan Sakeena (2013), juga telah melakukan penelitian tentang formulasi dan karakterisasi emulsi berbahan baku VCO menggunakan emulgator Tween 20 dengan konsentrasi yang divariasi. Emulsi yang dihasilkan pada kedua
7 7 penelitian tersebut tidak ditentukan aktivitasnya baik sebagai tabir surya maupun pelembab. Mu awanah (2014) telah melakukan penelitian tentang pembuatan dan karakterisasi emulsi kosmetik berbahan baku VCO menggunakan asam stearat dan KOH sebagai emulgator. Emulsi yang dihasilkan telah ditentukan aktivitasnya sebagai tabir surya, namun pada penelitian tersebut tidak ditambahkan tabir surya organik, anorganik atau campuran keduanya dan tidak dilakukan penentuan aktivitas emulsi sebagai pelembab. Nilai SPF dari emulsi minyak kelapa yang dihasilkan masih rendah sehingga belum dapat diketegorikan sebagai tabir surya menurut standar SNI (Anonim, 1996). Dutra dkk. (2004) telah melakukan penelitian tentang penentuan SPF dari beberapa tabir surya yang mengandung tabir surya organik (benzofenon-3) dan tabir surya anorganik (TiO 2 ). Sampel yang dianalisis pada penelitian tersebut adalah tabir surya yang dijual di pasaran (bukan hasil pembuatan sendiri) dan tidak dilaporkan adanya sampel yang mengandung minyak kelapa. Mishra, Mishra dan Chattopadhyay (2011), Fonseca dan Nobre (2013) dan Mbanga dkk. (2014) telah melakukan penentuan SPF dari beberapa kosmetik tabir surya yang dijual di pasaran. Penentuan SPF pada penelitian tersebut digunakan rumus yang dikembangkan oleh Mansur. Oyedeji dan Okeke (2010) telah melakukan penelitian tentang analisis krim minyak kelapa sebagai pelembab. Pada penelitian ini sifat-sifat krim minyak kelapa dibandingkan dengan sifat-sifat krim yang mengandung minyak daging buah kelapa sawit dan krim yang mengandung minyak parafin. Akhtar dkk. (2011) telah melakukan penelitian tentang emulsi sebagai pelembab. Untuk mengetahui aktivitas emulsi sebagai pelembab dilakukan dengan cara uji coba secara langsung pada kulit sejumlah volunter. Kosmetik yang mengandung arang aktif sebagai cleansing facial foam sudah dapat diperoleh di pasaran, namun kosmetik tersebut tidak mengandung minyak kelapa dan belum ditemukan publikasi ilmiah tentang analisis dari kosmetik tersebut. Sampai saat ini kosmetik yang mengandung minyak kelapa dan
8 8 arang tempurung kelapa sebagai skrab sudah dapat dijumpai di pasaran, namun kajian ilmiah dari kosmetik tersebut belum dilakukan, sehingga publikasi ilmiah tentang kosmetik tersebut belum tersedia. Penelitian tentang pembuatan dan karakterisasi krim kosmetik dengan bahan baku minyak kelapa sebagai tabir surya dan pelembab, dan krim kosmetik dengan bahan baku minyak kelapa dan arang tempurung kelapa sebagai skrab belum pernah dilakukan. Belum ditemukan juga kajian ilmiah tentang pembuatan dan karakterisasi krim kosmetik dengan bahan baku minyak kelapa dengan ditambahkan TiO 2, benzofenon-3 dan campuran keduanya untuk meningkatkan nilai SPF dan efektivitas krim sebagai tabir surya. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana pengaruh konsentrasi emulgator (asam stearat dan TEA) dan minyak kelapa terhadap sifat-sifat emulsi (ph, viskositas dan droplet size)? Dapatkah efektivitas sebagai tabir surya dari krim kosmetik berbahan baku minyak kelapa ditingkatkan dengan menggunakan TiO 2, benzofenon-3, serta campuran TiO 2 dan benzofenon-3? Apakah krim berbahan baku minyak kelapa dapat menurunkan tekanan uap larutan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab? apakah emulsi berbahan baku minyak kelapa dan arang tempurung kelapa dapat berfungsi sebagai skrab? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mempelajari pengaruh konsentrasi asam stearat, trietanolamina (TEA) dan minyak kelapa terhadap sifat-sifat emulsi yang dihasilkan (ph, viskositas, dan droplet size), sehingga dapat ditentukan komposisi yang sesuai untuk menghasilkan krim kosmetik sesuai standar SNI. b. Mempelajari pengaruh konsentrasi minyak kelapa, TiO 2, benzofenon-3, dan campuran antara TiO 2 dan benzofenon-3 terhadap serapan UV, harga SPF dan
9 9 efektivitas emulsi sebagai tabir surya, sehingga dapat dihasilkan krim kosmetik tabir surya dengan efektivitas tinggi. c. Menentukan apakah emulsi berbahan baku minyak kelapa dapat berfungsi sebagai pelembab, yaitu dengan menentukan penurunan tekanan uap larutan krim kosmetik menggunakan alat manometer Hg (raksa). d. Mempelajari aktivitas krim dengan bahan baku minyak kelapa dan arang tempurung kelapa sebagai skrab. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah a. Dapat diketahui adanya pengaruh konsentrasi asam stearat, basa TEA dan minyak kelapa terhadap sifat kimia dan fisika emulsi berbahan baku minyak kelapa yang dihasilkan, sehingga diperoleh formula yang tepat untuk menghasilkan krim kosmetik sesuai standar menurut SNI. b. Dapat diketahui pengaruh konsentrasi TiO 2, benzofenon-3 dan campuran TiO 2 dan benzofenon-3 terhadap harga SPF, sehingga dapat diperoleh krim kosmetik berbahan baku minyak kelapa sebagai tabir surya dengan efektivitas tinggi. c. Dapat diketahui ada tidaknya aktivitas sebagai pelembab dari krim kosmetik berbahan baku minyak kelapa yang dihasilkan. d. Dapat diketahui ada tidaknya aktivitas sebagai skrab dari krim berbahan baku minyak kelapa dan arang tempurung kelapa. e. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi penelitian selanjutnya untuk lebih mengembangkan pemanfaatan minyak kelapa di bidang kosmetik. f. Keberhasilan penelitian ini dapat memberi sumbangan pengetahuan di bidang kimia khususnya yang berhubungan dengan kosmetik.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sinar matahari merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, namun ternyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang tahun. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman
Lebih terperinciIklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar. matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah
BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam
Lebih terperinciKode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets
I. Formula Asli R/ Krim Kosmetik II. Rancangan Formula Nama Produk : Jumlah Produk : 2 @ 40 g Tanggal Pembuatan : 16 Januari 2013 No. Reg : No. Bets : Komposisi : Tiap 40 g mengandung VCO 15% TEA 2% Asam
Lebih terperinciPERAWATAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI UNTUK MELEMBABKAN KULIT PADA KLIEN DIABETES MELLITUS
Lampiran 1 PERAWATAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI UNTUK MELEMBABKAN KULIT PADA KLIEN DIABETES MELLITUS 1. Pengertian Perawatan kulit adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Dilakukan identifikasi dan karakterisasi minyak kelapa murni menggunakan GC-MS oleh LIPI yang mengacu kepada syarat mutu minyak kelapa SNI 01-2902-1992. Tabel 4.1.
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Air suling, cangkang telur ayam broiler, minyak VCO, lanolin, cera flava, vitamin E asetat, natrium lauril sulfat, seto stearil alkohol, trietanolamin (TEA), asam stearat, propilenglikol,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari, disatu pihak sangat diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi, kesehatan kulit dan tulang, misalnya dalam pembentukan vitamin D dari pro vitamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radiasi sinar UV yang terlalu lama pada kulit dapat menyebabkan timbulnya penyakit kulit seperti kanker kulit dan reaksi alergi pada cahaya/fotoalergi (Ebrahimzadeh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. xerosis yang akan menyebabkan berkurangnya elastisitas kulit sehingga lapisan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumit pecah adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan terdapatnya fisura pada tumit. Fisura yang terjadi pada tumit pecah akibat dari kulit kering atau xerosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari sebagai sumber cahaya alami memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan, tetapi selain mempunyai manfaat sinar matahari juga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paparan sinar matahari dapat memicu berbagai respon biologis seperti sunburn, eritema hingga kanker kulit (Patil et al., 2015). Radiasi UV dari sinar matahari
Lebih terperinciKRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF
KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF Suwarmi, Agus Suprijono Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi YAYASAN
Lebih terperinciPembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven
IOCD International Symposium and Seminar of Indonesian Medicinal Plants xxxi, Surabaya 9-11 April 2007 Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven Yudi Padmadisastra Amin Syaugi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kosmetik Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara menghindari paparan berlebihan sinar, yaitu tidak berada di luar rumah pada
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Ekstraksi simplisia segar buah duku dilakukan dengan cara dingin yaitu maserasi karena belum ada data tentang kestabilan komponen ekstrak buah duku terhadap panas.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon
I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode pembuatan sabun
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkena polusi dan zat zat yang terdapat di lingkungan kita. Kulit merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Sehingga kulit adalah organ tubuh yang pertama kali terkena polusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tubuh manusia terbentuk atas banyak jaringan dan organ, salah satunya adalah kulit. Kulit adalah organ yang berfungsi sebagai barrier protektif yang dapat mencegah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kaum wanita banyak yang menggunakan berbagai macam sediaan kosmetika baik yang berfungsi untuk merawat kulit maupun untuk tata rias. Adapun sediaan kosmetika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak sereh merupakan salah satu komoditas minyak atsiri Indonesia dengan total luas lahan sebesar 3492 hektar dan volume ekspor mencapai 114 ton pada tahun 2004 (Direktorat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan sediaan losio minyak buah merah a. Perhitungan HLB butuh minyak buah merah HLB butuh minyak buah merah yang digunakan adalah 17,34. Cara perhitungan HLB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sinar matahari selain merupakan sumber energi bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan, antara lain menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur khalkon dan asam sinamat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Khalkon merupakan suatu senyawa organik golongan flavonoid yang dapat dengan mudah ditemukan di alam khususnya pada tumbuh-tumbuhan. Senyawa golongan flavonoid termasuk
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP
PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK 090324 Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP. 19530226 198502 2 001 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara fisiologis, sel-sel tubuh menghasilkan radikal bebas sebagai hasil dari metabolisme normal. Produksi radikal bebas terus bertambah akibat paparan dari lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah memberikan kenikmatan tak terhingga kepada manusia salah satunya adalah tumbuhan yang diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Seperti firman Allah Subhanahu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciSediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud
CLEANSING CREAM Sediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud perawatan kulit agar kulit menjadi bersih dan sehat terlindung dari kekeringan~an sengatan cuaca, baik panas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetika merupakan suatu sediaan yang telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Salah satu kegunaan sediaan kosmetika adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap mahluk hidup terutama manusia membutuhkan sinar matahari dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat sinar matahari telah banyak diketahui di antaranya sebagai sumber
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C
29 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal penelitian dilakukan pemeriksaan terhadap bahan baku vitamin C meliputi pemerian, kelarutan, identifikasi dan penetapan kadar. Uji kelarutan dilakukan
Lebih terperinciBAB V PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
BAB V PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN 5.1. Tujuan Percobaan Memahami reaksi penyabunan 5.2. Tinjauan Pustaka Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserida, kedua istilah ini berarti triester dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan luar, baik berupa sinar matahari, iklim maupun faktor-faktor kimiawi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kulit sebagai lapisan pembungkus tubuh senantiasa mengalami pengaruh lingkungan luar, baik berupa sinar matahari, iklim maupun faktor-faktor kimiawi dan mekanisme kulit tidak saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari adalah sumber utama radiasi sinar ultraviolet (UV) untuk semua sistem kehidupan manusia. Radiasi sinar UV dibagi menjadi tiga kategori, yaitu radiasi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Hasil determinasi Citrus aurantifolia (Christm. & Panzer) swingle fructus menunjukan bahwa buah tersebut merupakan jeruk nipis bangsa Rutales, suku Rutaceae, marga Citrus,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki intensitas sinar matahari yang tinggi. Sinar matahari dapat memberikan efek yang menguntungkan maupun
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dantujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng dalam minyak. Masyarakat Indonesia sebagian besar menggunakan minyak goreng untuk mengolah
Lebih terperinciC3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
A. Pengertian Sabun Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci.
Lebih terperinciTabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )
Tabir surya Zat yang megandung bahan pelindung Zat yang megandung bahan pelindung kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan sediaan yang digunakan di luar badan guna membersihkan, menambah daya tarik, dan memperbaiki bau badan tetapi tidak untuk mengobati penyakit (Tranggono
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN BAHAN Bahan baku pada penelitian ini adalah buah kelapa segar yang masih utuh, buah kelapa terdiri dari serabut, tempurung, daging buah kelapa dan air kelapa. Sabut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia, serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya industri hilir berbasis
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji tumbuhan canola, yaitu tumbuhan asli Kanada Barat dengan bunga berwarna kuning. Popularitas dari
Lebih terperinciPenggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri
Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel) Minyak nabati (CPO) yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak nabati dengan kandungan FFA rendah yaitu sekitar 1 %. Hal ini diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan energi tidak pernah habis bahkan terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium SBRC LPPM IPB dan Laboratorium Departemen Teknologi Industri Pertanian FATETA IPB mulai bulan September 2010
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia, namun banyak dari masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Flora mulut kita terdiri dari beragam organisme, termasuk bakteri, jamur,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Flora mulut kita terdiri dari beragam organisme, termasuk bakteri, jamur, mycoplasma, protozoa dan virus yang dapat bertahan dari waktu ke waktu. Organisme
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman kelapa (Cocos nucifera) yang telah turun temurun digunakan dan dimanfaatkan dalam bidang kesehatan
Lebih terperinciHubungi Kami: LINE : brtcofficial. SMS Pin BB : : 2AF92EE7
Hubungi Kami: Email : order@brtc.co.id LINE : brtcofficial SMS Pin BB : 0858 5273 5934 : 2AF92EE7 AQUA RUSH PEEL GEL AQUA RUSH SERUM AQUA RUSH LINE Gel peeling yang hipoalergenik untuk mengangkat sel kulit
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI MINYAK Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dan NaOH. Asam lemak yang digunakan pada produk sabun transparan yang dihasilkan berasal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sabun Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti natrium stearat, (C 17 H 35 COO Na+).Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan melalui kekuatan pengemulsian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan bahan minuman yang terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terkenal di seluruh dunia. Hal ini karena seduhan kopi memiliki aroma yang khas yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Mikroemulsi merupakan emulsi yang stabil secara termodinamika dengan ukuran globul pada rentang 10 nm 200 nm (Prince, 1977). Mikroemulsi dapat dibedakan dari emulsi biasa
Lebih terperinciTabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )
Tabir surya Zat yang megandung bahan pelindung Zat yang megandung bahan pelindung kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat sediaan topikal selain mengandung bahan berkhasiat juga bahan tambahan (pembawa) yang berfungsi sebagai pelunak kulit, pembalut pelindung, maupun pembalut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai sumber daya perkebunan yang berpotensi untuk dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah sampai dengan produk pertanian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Penentuan ph optimum dan rendemen VCO VCO diproduksi dengan menggunakan metode pengasaman, oleh sebab itu perlu dilakukan penentuan ph optimum dari krim kelapa.
Lebih terperinciPEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR
PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR Miftahul Jannah 1 *, Halim Zaini 2, Ridwan 2 1 Alumni Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 *Email:
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk
Lebih terperinciPENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.)
PENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.) Haeria, Surya Ningsi, Israyani Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ABSTRACT
Lebih terperinciMINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd
MINYAK KELAPA DAN VCO Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Kelapa Nama Binomial : Cocos nucifera Akar Batang Daun Tangkai anak daun Tandan bunga (mayang) Cairan tandan bunga Buah Sabut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Matahari melalui radiasi yang dipancarkan merupakan sumber energi utama bagi sebagian besar organisme di permukaan bumi baik langsung maupun tidak langsung. Radiasi
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh: YUSTINI MARIS
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor HK. 00.06.42.0255 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN ALPHA HYDROXY ACID (AHA) DALAM KOSMETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Tanaman Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah kulit kentang (Solanum tuberosum L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan Cipaganti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia dan merupakan kunci utama diberbagai sektor. Semakin hari kebutuhan akan energi mengalami kenaikan seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Staphylococcus aureus merupakan salah satu mikroorganisme yang hidup di kulit (Jawetz et al., 1991). Kulit merupakan organ tubuh manusia yang sangat rentan terhadap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Pada umumnya tanaman kelapa dibudidayakan di daerah tropis seperti di pesisir pantai dan dataran
Lebih terperinciFRANSISKUS X DHIAS
FRANSISKUS X DHIAS 10703037 FORMULASI KRIM TABIR SURYA DENGAN BAHAN AKTIF SERBUK CANGKANG TELUR AYAM BROILER DAN PENENTUAN AKTIVITAS PELINDUNG SURYANYA PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kosmetika dekoratif digunakan sehari-hari untuk mempercantik diri. Salah satu contoh kosmetika dekoratif yang sering digunakan adalah lipstik. Lipstik merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang sering dijumpai, dimana kulit kering akan terlihat kusam, permukaan bersisik, kasar dan daerah putih kering merata
Lebih terperinciSABUN MANDI. Disusun Oleh : Nosafarma Muda (M0310033)
SABUN MANDI Disusun Oleh : Winda Puspita S (M0307070) Arista Margiana (M0310009) Fadilah Marsuki (M0310018) Hartini (M0310022) Ika Lusiana (M0310024) Isnaeni Nur (M0310026) Isya Fitri A (M0310027) Nosafarma
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gliserol Biodiesel dari proses transesterifikasi menghasilkan dua tahap. Fase atas berisi biodiesel dan fase bawah mengandung gliserin mentah dari 55-90% berat kemurnian [13].
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.
49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Bahan baku utama dalam pembuatan VC pada penelitian ini adalah buah kelapa tua dan buah nanas muda. Untuk mengetahui bahan baku
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI Nur Asni dan Linda Yanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Pengkajian pengolahan minyak kelapa telah dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Satu
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Satu Penentuan Formula Pembuatan Sabun Transparan Penelitian tahap satu merupakan tahap pemilihan formula pembuatan sabun trasnparan. Hasil penelitian tahap satu ini
Lebih terperinciHasil dari penelitian ini berupa hasil dari pembuatan gliserol hasil samping
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini berupa hasil dari pembuatan gliserol hasil samping produksi biodiesel dari minyak goreng 1 kali penggorengan, pemurnian gliserol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan ubi kayu yang mencapai 26.421.770 ton/tahun (BPS, 2014). Pemanfaatan
Lebih terperinci