1 of 23. Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur
|
|
- Adi Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 of 23 Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur
2 PENINGKATAN PELAYANAN PETUGAS HAJI MELALUI STANDART SMM ISO 9001:2000 DENGAN MENYUSUN RKO 2 of 23
3 TANTANGAN PENINGKATAN PELAYANAN Diagnosa Gap Mutu - Pelayanan Jemaah Haji Informasi Kebutuhan Personil Mutu - Pelayanan Yang Diharapkan Mutu - Pelayanan yang Dipersepsikan Pengalaman Petugas Haji Penyampaian Mutu - Pelayanan Spesifikasi Standar Mutu - Pelayanan Persepsi Manajemen Terhadap Harapan Jemaah 3 of 23
4 APA PERAN PETUGAS HAJI? Dalam Penerapan SMM ISO 9001 di Ditjen PHU : Innovator Inspirator Motivator Mentor Katalisator Promotor 4 of 23
5 APA PERAN PETUGAS HAJI? Melahirkan / mewujudkan Petugas Haji Indonesia yang : Memiliki nilai-nilai kerja sesuai prinsip-prinsip manajemen mutu ISO 9000 : Fokus pada Jamaah Haji Mengarahkan semua kemampuan dalam mencapai visi-misitujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Melibatkan diri secara penuh (fisik, IQ, EQ dan SQ) Memahami dan mengelola proses kerja secara efisien Berfikir secara kesisteman dan bersinergi Melakukan upaya peningkatan secara berkelanjutan Pendekatan data dan fakta (KOSAP) Membina hubungan kemitraan yang baik dengan pihak terkait 5 of 23
6 APA PERAN PETUGAS HAJI? Melahirkan / mewujudkan Petugas Haji Indonesia yang : Ditempatkan sesuai dengan kompetensi nya Menguasai secara penuh fungsi, tugas, tanggung jawab dan wewenang nya Memahami dan menguasai setiap prosesnya dan hubungan kesisteman yang ada Menguasai dan bekerja sesuai ketentuan/ persyaratan /referensi eksternal (UU & Peraturan terkait) & internal (Dokumentasi SMM ISO 9001) : Kebijakan & Sasaran Mutu Rencana Mutu / Prosedur mutu Instruksi Kerja, dll Mampu mengukur, menganalisa memecahkan permasalahan dan melakukan peningkatan 6 of 23
7 RKO adalah instruksi sederhana, untuk menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang paling efektif dalam rangka memenuhi persyaratan opera sional RKO dapat pula didefinisikan sebagai serangkaian instruksi tertulis yang didokumentasikan dari aktivitas rutin dan berulang yang dilakukan oleh suatu organisasi RKO adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa. RKO dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja organisasi secara keseluruhan
8 PENTINGNYA PENERAPAN RKO Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan Kualitas pelayanan Akuntabilitas Efektivitas, efisiensi,dan produktivitas Upaya Pemberantasan KKN Peningkatan Kinerja Kompleksitas pemberian pelayanan Kompleksitas sarana pendukung pelayanan Peningkatan koordinasi antar unit Bagaimana proses pelayanan dapat berjalan dengan baik agar dapat memenuhi faktor-faktor ini?
9 PENTINGNYA PENERAPAN RKO Proses Manajemen Pelanggan/ Interested Parties masukan Proses Inti keluaran Pelanggan/ Interested Parties Proses Pendukung SEBELUM LANJUT
10 PENTINGNYA PENERAPAN RKO RKO Sistem just in time (JIT), pertama kali ditemukan oleh Taiichi Ohno yang diterapkan dalam Toyota Motor Company. Prinsip: adalah memproduksi output yang diperlukan pelanggan, pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, dimana pada setiap proses dalam sistem produksi dilakukan dengan cara yang paling ekonomis atau paling efisien. Perhatian pada proses, amatlah diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien
11 PENTINGNYA PENERAPAN RKO RKO Manfaat Penerapan RKO Bagi individual Petugas Kloter: 1. memperjelas persyaratan dan target pekerjaan dalam format yang siap diaplikasikan pada pekerjaan; 2. memberikan informasi dengan detail apa yang diharapkan oleh organisasi untuk dilakukan oleh para pegawai dalam situasi yang sering pegawai alami/hadapi; 3. meningkatkan keselamatan, kinerja dan moral
12 PENTINGNYA PENERAPAN RKO RKO Manfaat penerapan RKO Bagi individual pimpinan/manajer: 1. menyediakan mekanisme untuk identifikasi perubahan yang diperlukan; 2. menyediakan informasi bagi perumusan strategi ; 3. menyediakan mekanisme dokumentasi 4. menyediakan informasi implemetasi peraturan perundang-undangan 5. menyediakan informasi bagi pengembangan training serta evaluasi kinerja operasional
13 SIKLUS PENYUSUNAN RKO RKO Analisis Kebutuhan Monitoring dan Evaluasi Pengembangan RKO Penerapan RKO
14 SIKLUS PENYUSUNAN RKO RKO Analisis Kebutuhan Peraturan Perundangundangan Lingkunga n Operasion al Penilaian Kebutuhan Kebutuhan Organisasi RKO Apa yang dibutuhkan Mampukah RKO yang ada memenuhi Ya RKO yang ada Tidak Pengembangan RKO SEBELUM LANJUT
15 SIKLUS PENYUSUNAN RKO RKO Analisis Kebutuhan Jika organisasi belum memiliki RKO sama sekali, maka pertanyaan dasar yang diajukan adalah RKO apa yang dibutuhkan oleh organisasi? Ruang lingkup Bidang tugas mana yang prosedurnya akan distandarkan Jenis Jumlah Tipe dan format RKO yang sesuai untuk diterapkan Berapa banyak RKO yang akan dibuat sesuai dengan tingkatan urgensinya SEBELUM LANJUT
16 SIKLUS PENYUSUNAN RKO RKO AnalisisKebutuhan Jika organisasi sudah memiliki RKO, maka pertanyaan dasar yang diajukan adalah Apakah RKO yang telah ada mampu memenuhi kebutuhan organisasi? Penilaian kebutuhan ini dilakukan sebagai bagian dari tindak lanjut atas hasil evaluasi terhadap penerapan RKO Belum Apakah RKO yang telah ada sudah mampu memenuhi semua kebutuhan organisasi dalam penataan hubungan kerja baik secara internal maupun eksternal; Apakah sudah selaras dengan misi dan lingkungan organisasi; Apakah sudah selaras dengan peraturan perundangan yang berlaku Ruang lingkup Jenis Jumlah RKO disempurnakan
17 SIKLUS PENYUSUNAN RKO RKO Analisis Kebutuhan Aspek-aspek yang menentukan dalam analisis kebutuhan (cont ) Peraturan Perundangan Kebijakan-kebijakan pemerintah akan selalu berubah Kebijakan-kebijakan yang berlaku secara lokal, regional, dan atau internasional Kebijakan-kebijakan internal organisasi Kebijakan-kebijakan internal organisasi lain yang terkait erat KE POKOK BAHASAN SEBELUM LANJUT
18 SIKLUS PENYUSUNAN RKO RKO Analisis Kebutuhan Proses Penilaian Kebutuhan Memperoleh dukungan organisasi dalam melaksanakan penilaian kebutuhan Personil Waktu Dana Sarana dll Mengembangkan rencana tindak (Action Plan) SEBELUM LANJUT
19 SIKLUS PENYUSUNAN RKO RKO Analisis Kebutuhan Proses Penilaian Kebutuhan (cont ) Melakukan penilaian kebutuhan Penilaian terhadap RKO yang sudah ada Identifikasi RKO yang harus disempurnakan atau dibuat ulang Identifikasi RKO untuk prosedur-prosedur baru Membuat sebuah daftar mengenai RKO yang akan dikembangkan Melakukan analisa terhadap didaftar Membuat dokumen penilaian kebutuhan RKO SEBELUM LANJUT
20 SIKLUS PENYUSUNAN RKO RKO Pengembangan RKO Pengumpulan Informasi dan Identifikasi Alternatif brainstorming, focus group, wawancara, survey, benchmark, telaahan dokumen dan lainnya SEBELUM LANJUT
21 Kesederhanaan, Kejelasan, Kepastian Waktu, Akurasi, Keamanan, Tanggungjawab, Kelengkapan sarana dan prasarana, Kemudahan Akses, Kedisiplinan, KeRKOanan dan Keramahan Kenyamanan, (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003,)
22 1. Prosedur pelayanan: Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan. 2. Waktu penyelesaian: ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. 3. Biaya pelayanan dalam hal ini biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian layanan. 4. Produk pelayanan, hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 5. Sarana dan Prasarana harus disediakan secara memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. 6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan. 22
23 Karakteristik Organisasi Pelayanan Prima 1. Setiap anggota/pegawai memahami tujuan organisasi dan mengerti peranan masing-masing dalam proses operasional organisasi; 2. Menghargai keberadaan setiap orang dalam organisasi dan memberi kesempatan dan dorongan untuk mengembangkan potensi masingmasing; 3. Fokus utama adalah melayani klien/masyarakat; 4. Kerjasama dan Kerja-Tim menjadi budaya kerja sehari-hari; 5. Para Pemimpin/Pejabat sepenuhnya terlibat dalam program dan inisiatif peningkatan kualitas pelayanan; 6. Setiap orang dalam organisasi berkonsentrasi pada pencapaian kinerja dan kualitas pelayanan; 7. Berorientasi kepada perbaikan kinerja secara berkelanjutan 8. Organisasi dan seluruh anggota/pegawai sangat menghargai dan mampu memahami harapan-harapan para Stakeholder dan mengetahui bagaimana memberikan kepuasan kepada mereka;
24 1. Membangun kesadaran melayani bagi aparatur 2. Membangun kesadaran masyarakat sebagai konsumen dengan membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat baik langsung maupun melalui media massa untuk menyampaikan saran dan atau pengaduan mengenai pelayanan masyarakat. 3. Memberikan reward and punishment yang seimbang; 4. Mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yang memberikan pelayanan sejenis. 24
25 Langkah Strategis Penyusunan Rencana Kegiatan Opersional 1. Identifikasi CJH Pengguna Layanan 2. Pahami kebutuhan CJH 3. Identifikasi jenis-jenis layanan 4. Tetapkan persyaratan suatu layanan 5. Tetapkan standar-standar pelayanan: a. Sistem dan prosedur pelayanan b. Infrastruktur pelayanan c. Waktu pelayanan d. Sikap dan perilaku pelayanan e. harga/biaya pelayanan 6. Tetapkan jumlah dan kualifikasi SDM 7. Tetapkan jenis dan jumlah peralatan 8. Siapkan unit atau petugas penerima keluhan CJH 25
26 Kendala Pengembangan Pelayanan 1. Kurangnya komitmen dari Petugas Kloter 2. Kurangnya pemahaman tentang manajemen kualitas 3. Ketidakmampuan merubah Kultur & Perilaku 4. kurang akuratnya perencanaan kualitas 5. Kurang efektifnya program pengembangan SDM 6. Sistem dan Struktur kelembagaan tidak kondusif 7. Keterbatasan sumber-sumber 8. Lemahnya sistem insentif (terutama non finansial) 9. Penerapan sistem manajemen kualitas belum efektif 10. Berorientasi jangka pendek 11. Sistem informasi kinerja pelayanan belum dikembangkan 12. Lemahnya integritas Petugas Kloter 13. Berorientasi mempertahankan status quo
27 JENIS RKO YANG WAJIB DIBUAT
28 NO URAIAN TUGAS PROTAP KORODINASI WAKTU OUTPUT I PERSIAPAN DIDAERAH II PELAKSANAAN A. DI DAERAH ASAL B. DI ASRAMA HAJI 1 Saat tiba di Asrama Haji 2 Selama di Asrama Haji 3 Persiapan Pemberangkatan C. DI BANDARA DAN DI PESAWAT 1 Ketika di Bandara 2 Sebelum Pesawat Lepas Landas 3 Selama dalam penerbangan 4 Menjelang Pesawat mendarat 5 Setelah Pesawat Mendarat D. DIBANDARA AMIR MUHAMMAD BIN ABDUL AZIZ 1 Di Bandara 2 Persiapan Keberangkatan ke Madinah E. DI MADINAH 1 Saat tiba di Madinah a Pada saat tiba di Terminal Hijrah b Pada saat tiba di Pemondokan c Selama Berada di Madinah 2 Selama Berada di Madinah 3 Menjelang keberangkatan ke Makkah F. DI BIR ALI G. DI MEKKAH 1 Pada saat tiba di Mekkah 2 Selama di Mekkah 3 Pada saat berangkat Ke Arafat H. DI ARAFAH 1 Pada saat kedatangan 2 Pada tanggal 9 Dzulhijjah dan Waktu Wukuf 3 Persiapan Berangkat ke MINA I. DI MUZDALIFAH J. DI MINA 1 Pada saat tiba di Mina 2 Selama di Mina 3 Berangkat ke Mekkah K. DI MEKKAH (Sesudah Wukuf) 1 Saat datang dari Mina 2 Selama di MEkkah 3 Keberangkatan ke Jeddah L. DI BANDARA KING ABDUL AZIZ (JEDDAH) 1 Pada saat tiba 2 Selama di Bandara Jeddah 3 Dalam perjalanan Pulang (di Pesawat) M. DI BANDARA JUANDA (KEDATANGAN) III PELAPORAN A. Monitoring B. Evaluasi C. Pelaporan
29 Contoh RKO di Asrama Haji NO URAIAN TUGAS PROTAP KORODINASI WAKTU OUTPUT Keterangan II PELAKSANAAN B. DI ASRAMA HAJI 1. Saat tiba di Asrama Haji Melapor kepada PPIH Embarkasi (Bidang a. Pembinaan Jamaah Haji) dan minta daftar pramanifest Membantu kelancaran penerimaan jamaah haji, b. penimbangan barang, pemeriksaan kesehatan dan penempatan jamaah haji kamar-kamar Asrama Haji Memberi tahu karu/karom tentang jadwal c. pemantapan karu/karom Membantu kelancaran pembagian gelang identitas d. dan kartu akomodasi PPIH EMB. 7/8/2016 PPIH EMB. PPIH EMB. PPIH EMB. 8 Agust :00 WIB 8 Agust :20 WIB 8 Agust :30 WIB Mendapatkan perlengkapan petugas Terwujudnya proses kedatangan secara tertib Karu/Karom mengatahui jadwal pemantapan Pembagian gelang dan kartu akomodasi lancar 2 Selama di Asrama Haji Melakukan koordinasi dengan petugas kloter dan a. karu/karom Membantu kelancaran pada waktu pemeriksaan b. ulang kesehatan (bagi lansia dan Resti) Memotivasi jemaah untuk mengikuti ceramahceramah dan bimbingan manasik haji yang c. diselenggarakan oleh PPIH Embarkasi PPIH EMB. PPIH EMB. PPIH EMB. 8 Agust :00 WIB 8 Agust :00 WIB 8 Agust :00 WIB tidak ada misskominukasi Jamaah Lansia/Resti terbantu Jamaah mendapat tambahan ilmu agama dan manasik 3 Persiapan Pemberangkatan a. Memberitahukan waktu dan persiapan keberangkatan dari Asrama kepada Jamaah PPIH EMB. 8 Agust :00 WIB Semua jamaah tahu kapan harus keluar kamar Membantu kelancaran pembagian paspor, living d. cost, dls Mengingatkan jamaah agar dokumen, uang dan e. barang bawaannya jangan sampai tertinggal. Paspor di letakkan ditas papsor dan digantung dileher PPIH EMB. PPIH EMB. 9 Agust WIB 9 Agust WIB Pembagian paspor, living cost lancar dan tertib Tidak ada dokumen dan barang yang tercecer
30 Contoh RKO di ARAFAH (WUKUF) NO URAIAN TUGAS PROTAP KORODINASI WAKTU OUTPUT Keterangan H DI ARAFAH 1. Pada saat kedatangan a. Membantu penempatan jamaah haji ke kemah maktab PPIH EMB. Koordinasi dengan seluruh petugas kloter dalam satu maktab b. dan PPIH Arab Saudi c. Menunjukkan tempat mandi/wc, tempat wudhu kepada jamaah, serta mengingatkan jamaah haji supaya tidak keluar kemah apabia tida ada kepentingan yang mendesak Meninjau kemah-kemah yang ditempati oleh jamaah hajinya d. dan menghubungi maktab apabila terjadi kekurangan kemah, air, dls Membuat dan menyampaikan laporan kepada Petugas PPIH e. Arab Saudi di Arafah tentang keadaan jamaahnya Mempersiapkan pelaksanaan wukuf (khotib, petugas lainnya f. dan sarana dan prasarana) 2 Pada tanggal 9 Dzulhijjah dan Waktu Wukuf Memberikan arahan kepada jamaah tentang kesiapan a. pelaksanaan wukuf PPIH EMB. PPIH EMB. PPIH EMB. PPIH AS b. Mengatur pelaksanaan wukuf PPIH AS c. Mengawasi pelaksanaan kesehatan dan pelayanan lainnya PPIH AS 10 Sept :00 WIB 10 Sept :20 WIB 10 Sept :30 WIB 10 Sept :45 WIB 10 Sept :00 WIB 10 Sept :00 WIB 11 Sept :00 WIB 11 Sept :30 WIB 11 Sept :55 WIB Jamaah semua masuk kemah Minimalisasi miskomunikasi Jamaah tahu dimana akan mandi, wudhu, buang air, dls Pelayanan kepada jamaah berjalan dengan semestinya Tersampaikannya kondisi jamaahnya kepada PPIH AS Pelaksanaan wukuf berjalan lancar Jamaah paham, kapan waktu wukuf dimulai pelaksaan wukuf berjalan tertib jamaah terlayani dengan baik 3 Persiapan Berangkat ke MINA Menyampaikan pengumuman tentang persiapan untuk a. meninggalkan Arafa Berkoordinasi dengan PPIH Arab Saudi dan Pengurus Maktab d. untuk kelancaran Pengangkutan jamaah PPIH AS PPIH AS 11 Sept :30 WIB 11 Sept :35 WIB Informasi tersampaikan ke jamaah tidak ada misskomunikasi dan kesalahan prosedur e. Mengingatkan jamaah agar tidak berdesakan dalam bus dan memberikan pengertian agar sabar menunggu giliran, bila transport ke Mina dilakukan dengan dua trip PPIH AS 11 Sept :55 WIB jamaaah naik bus tertib dan lancar mengatur dan mengawasi kelancaran pemberangkatan jamaah f. haji dari Arafah Mengingatkan jamaahhaji melalui KAROM dan sopir supaya g. berhenti Mabit di Muzdalifah dan mengumpulka kerikirl untuk melontar jumroh PPIH AS PPIH AS 11 Sept :00 WIB 11 Sept :30 WIB Proses pemberangkatan lancar Tidak ada yang lupa mabit
RENCANA KERJA OPERASIONAL SATUAN KERJA : KLOTER 42 JKS BEKASI KOTA SUKABUMI-KABUPATEN CIANJUR TAHUN 1430 H/2009 M PENANGGUNG GUGAT : TPHI/KETUA KLOTER
RENCANA KERJA OPERASIONAL SATUAN KERJA : KLOTER 42 JKS BEKASI KOTA SUKABUMI-KABUPATEN CIANJUR TAHUN 1430 H/2009 M PENANGGUNG GUGAT : TPHI/KETUA KLOTER NO URAIAN TUGAS TPHI PENANGGUNG JAWAB TPIHI TKHI TPHD
Lebih terperinciPELAYANAN PRIMA Oleh : Drs. H.M. Sakur, M.Si, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jatim.
PELAYANAN PRIMA Oleh : Drs. H.M. Sakur, M.Si, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jatim. PENGERTIAN DAN STANDAR PELAYANAN PRIMA Pelayanan prima diartikan sebagai pelayanan yang
Lebih terperinciMODUL I. Uraian Tugas Petugas Yang Menyertai Jamaah Haji (Petugas Kloter) BAHAN AJAR PELATIHAN PETUGAS HAJI TAHUN 1438 H / 2017 M
MODUL I Uraian Tugas Petugas Yang Menyertai Jamaah Haji (Petugas Kloter) BAHAN AJAR PELATIHAN PETUGAS HAJI TAHUN 1438 H / 2017 M KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH JAKARTA KATA
Lebih terperinci2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran
No.383, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG.Biaya. Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pembiayaan dan Penggunaan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN DAN
Lebih terperinciRENCANA KERJA OPERASIONAL (RKO)
RENCANA KERJA OPERASIONAL (RKO) NAMA PETUGAS : MUHAIL,AMK JENIS TUGAS : TKHI KLOTER : 16 GELOMBANG : I BERANGKAT TANGGAL : 14 SEPTEMBER DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciVISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT
VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT Visitasi pada Jemaah haji merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan jemaah haji dan responnya serta adanya bimbingan kesehatan kepada
Lebih terperinciJEMAAH HAJI REGULER LUNAS BPIH
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama RI Hak dan Kewajiban JEMAAH HAJI REGULER LUNAS BPIH Tahun 1436 H / 2015 M Diterbitkan oleh: Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
Republik Indonesia Kementerian Agama KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA 1 DASAR HUKUM UU NOMOR 13 TAHUN 2008 A.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi
I. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi SMM ISO 9001:2000 terhadap penjaminan mutu kinerja sekolah yang dilaksanakan di
Lebih terperinciRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061);
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciRencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan pada masa depan tepat melalui
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG
BAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG A. Pendaftaran Pendaftaran jama ah haji bisa dilakukan kapan saja baik melalui on line ataupun datang langsung ke kantor PT. Fatimah Zahra Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan pada bulan Muharram. Setiap umat Islam yang mampu (baik secara ekonomi maupun kesehatan)
Lebih terperinci2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 233, 2016 KEMENAG. Barang/Jasa. Ibadah Haji. Penyediaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN BARANG/JASA DALAM
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017
LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai tugas pokok yang antara lain tercermin dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.898, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Haji. Penyelenggaraan. Reguler. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI REGULER
Lebih terperinciNo melaksanakan ibadah haji sesuai dengan tuntutan syariah dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Meskipun penyelenggaraan
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5345 KESRA. IBADAH HAJI. Penyelenggaraan. Pelaksanaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI PROPINSI JAWA TIMUR
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Dapat dijelaskan bagaimana PT. Al-Ghaniy Assalam dapat berdiri?
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Dapat dijelaskan bagaimana PT. Al-Ghaniy Assalam dapat berdiri? 2. Apa fungsi dari PT.Al-Ghaniy Assalam? 3. Sebenarnya apa tujuan utama dari berdirinya PT. Al-Ghaniy Assalam?
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012
PERATURAN MENTERI NOMOR 38 TAHUN 212 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan aparatur negara yang
Lebih terperinciENDANG WIRJATMI TRILESTARI KANTOR: STIA-LAN BANDUNG JL. CIMANDIRI TELP: FAX: BANDUNG RUMAH: JL. DANGDEUR INDAH NO.
ENDANG WIRJATMI TRILESTARI KANTOR: STIA-LAN BANDUNG JL. CIMANDIRI 34-38 TELP: 022-4220921 FAX: 4267683 BANDUNG RUMAH: JL. DANGDEUR INDAH NO. 16 SURIASUMANTRI TELP. 022-2020731-2002505. HP. 0811223566 BANDUNG
Lebih terperinciKEBIJAKAN TEKNIS PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1437 M/2016 H
KEBIJAKAN TEKNIS PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1437 M/2016 H Dr. H. Muhajirin Yanis, M.Pd.I Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Kemenag RI DISAMPAIKAN DALAM RANGKA PEMBEKALAN PETUGAS YANG MENDAMPINGI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 26 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PERANGKAT DAERAH PENYELENGGARA PELAYANAN
Lebih terperinciRINGKASAN PROGRAM* IBADAH HAJI KHUSUS PERCIK TOURS
RINGKASAN PROGRAM* IBADAH HAJI KHUSUS PERCIK TOURS HARI TANGGAL PROGRAM Ke-1 20 Dzulqa dah Bandung Jakarta Madinah Ke-2 21 Dzulqa dah Madinah Ke-3 22 Dzulqa dah City Tour Seputar Kota Madinah Ke-4 23 Dzulqa
Lebih terperinciDITJEN PHU KEMENAG RI SURVEI KEPUASAN JAMAAH HAJI INDONESIA SKJHI 1346 H/2015 M
DITJEN PHU KEMENAG RI SURVEI KEPUASAN JAMAAH HAJI INDONESIA SKJHI 1346 H/2015 M Dilengkapi dengan Indikator Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Haji dan Umrah 2 PENDAHULUAN (1) Dari tahun 2010-2015
Lebih terperinciPENCATATAN DAN PELAPORAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN I. DESKRIPSI SINGKAT Pencatatan dan pelaporan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu proses kegiatan. Selama menjalankan tugas sebagai tim gerak cepat, petugas harus
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba
No.723, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Penyusunan SOP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai
Lebih terperinciNo.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman.
No.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK.16 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.375,2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Kantor Misi Haji. Pembentukan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN SATUAN KERJA KANTOR MISI
Lebih terperinciBAB V APLIKASI, FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
BAB V APLIKASI, FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) A. Aplikasi Total Quality Management (TQM) dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Jama ah Haji Memasuki usianya yang ke-20 tahun
Lebih terperinciSekretariat Jenderal KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2015 KEMENAG. Ibadah Umrah. Perjalanan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH
Lebih terperinciMENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB IV PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN SOP
BAB IV PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN SOP A. Prinsip-prinsip Penyusunan SOP Penyusunan SOP harus berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. a. Kemudahan dan kejelasan artinya prosedur yang distandarkan
Lebih terperinciKONSEP DAN KEBIJAKAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KEMENTERIAN PAN DAN RB 2015
KONSEP DAN KEBIJAKAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KEMENTERIAN PAN DAN RB 2015 KONSEP SOP PENDAHULUAN PERISTILAHAN PENGANTAR KE SOP PERBEDAAN SOP DAN SOGs KARAKTERISTIK
Lebih terperinciKebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum
emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan
112 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1. Kebijakan Manajemen Sekolah Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan dengan menata ulang aktifitasnya sesuai dengan persyaratan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENYELENGGARAAN BIMBINGAN IBADAH HAJI DAN KEAGAMAAN DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016
88 BAB IV ANALISIS PENYELENGGARAAN BIMBINGAN IBADAH HAJI DAN KEAGAMAAN DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016 A. Penyelenggaraan Bimbingan Ibadah Haji dan Keagamaan
Lebih terperinci2012, No BAB I PENDAHULUAN
2012, No.750 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI.
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/212 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciLAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003 PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK I. Pendahuluan A. Latar Belakang Ketetapan MPR-RI
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA RI
KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH Jalan Lapangan Banteng Barat 3-5 Jakarta KETERANGAN PERS PERKEMBANGAN INFORMASI ATAS PERISTIWA MINA 1. Pada sore hari tadi telah
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2011
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPROFESIONALISME DAN KOMITMEN PELAYANAN PETUGAS HAJI
PROFESIONALISME DAN KOMITMEN PELAYANAN PETUGAS HAJI Disampaikan pada Pembekalan Petugas Haji yang Menyertai Jemaah Tahun 1437H/2016M Surabaya, 28 Mei 2016 PROFESIONAL Berkaitan dengan profesi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. organisasi perusahaan maupun suatu instansi pemerintahan. Ketersediaan
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat berperan dalam organisasi perusahaan maupun suatu instansi pemerintahan. Ketersediaan dari sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil
Lebih terperinciBUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DAERAH
BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAMUJU UTARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciSeluruh Jenazah Jamaah Haji Indonesia Korban Mina Sudah Teridentifikasi Jumat, 16 Oktober 2015
Seluruh Jenazah Jamaah Haji Indonesia Korban Mina Sudah Teridentifikasi Jumat, 16 Oktober 2015 Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akhirnya bisa mengidentifikasi kembali dua jenazah jamaah
Lebih terperinciPANDUAN KOMPETISI KINERJA DAN INOVASI PELAYANAN KECAMATAN KABUPATEN PEKALONGAN
PANDUAN KOMPETISI KINERJA DAN INOVASI PELAYANAN KECAMATAN KABUPATEN PEKALONGAN KOMPAK adalah Kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia KOMPAK adalah Kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia Dikelola
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.760, 2015 KEMENAG. Ibadah Haji Khusus. Penyelenggaraan.Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu birokrat pemerintah daerah dituntut untuk
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN ADE IMAN SANTOSO 1 Maret 2017 PT. CATUR DAYA SOLUSI 1 SIKLUS P-D-C-A Organization and its context (4) Plan Support & Operation (7, 8) Do Customer
Lebih terperinci[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat pada Kelurahan Blimbing Kecamatan
Lebih terperinciTERWUJUDNYA KESATUAN HUKUM & BADAN PERADILAN YANG PROFESIONAL
TERWUJUDNYA KESATUAN HUKUM & BADAN PERADILAN YANG PROFESIONAL MENJAGA KEMANDIRIAN APARATUR BADAN PERADILAN MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK YG PRIMA & KETERBUKAAN INFORMASI DI BIDANG HUKUM KEPADA MASYARAKAT
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK disampaikan oleh : Drs. F. Mewengkang, MM Asisten Deputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Agama sebagai sub sistem pemerintahan Republik Indonesia mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas pemerintah di bidang agama. Dalam melaksanakan tugasnya
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pengguna jasa sering dihadapkan pada begitu banyak. enggan berhadapan dengan pemerintah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggara pelayanan publik di Indonesia selama ini belum optimal, masyarakat pengguna jasa sering dihadapkan pada begitu banyak ketidakpastian ketika mereka berhadapan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN EMBARKASI/DEBARKASI HAJI ANTARA UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA TJILIK
Lebih terperinciMANNA, 04 DESEMBER 2014
KAJIAN KEBUTUHAN PENYUSUNANN DAN PENERAPAN S O P DAN SP DILINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN Disusun Oleh : NOPIAN ANDUSTI, SE.MSP SAB BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN Disampaikan Kepada
Lebih terperinciPELAYANAN INFORMASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting
Lebih terperinciINDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016
2016 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 PADA BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 13-2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 53, 1999 AGAMA. IBADAH HAJI. Umroh. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciWUKUF DI ARAFAH, JEMAAH HAJI WUJUDKAN NILAI-NILAI KEMANUSIAN
9-05-2018 1/5 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id WUKUF DI ARAFAH, JEMAAH HAJI WUJUDKAN NILAI-NILAI KEMANUSIAN DIPUBLIKASIKAN PADA : RABU, 06 SEPTEMBER
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi
Lebih terperinciDaftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi
Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008 Nomor Substansi Persyaratan Yang Diperiksa Klausul 4.1. Persyaratan umum organisasi seperti : struktur organisasi, bisnis proses organisasi, urutan proses, criteria
Lebih terperinci8. Unit Organisasi Layanan Campuran adalah unit organisasi yang memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan pelayanan secara internal dan eksternal.
PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, menimbang
Lebih terperinciBAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016
1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.
Lebih terperinciBATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa Badan Tenaga Nuklir
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN.
BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN BUPATI BULUNGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH
SALINAN PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUSAT LAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinciB.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA
B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang
Lebih terperinciBUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI
BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciOleh: DRS. ABD. HARIS, MPd.I Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur
Oleh: DRS. ABD. HARIS, MPd.I Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Disampaikan pada Acara: Pelatihan Integrasi Petugas Kloter 1437 H/2016 M CURRICULUM VITAE
Lebih terperinciORGANISASI, MEKANISME, DAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB I PENDAHULUAN
2013, No.43 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI ORGANISASI, MEKANISME,
Lebih terperinci1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi
KATA PENGANTAR Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan
Lebih terperinciPERENCANAAN DALAM MANAJEMAN POLA KERJA TERPADU (PKT) Oleh : Drs.H.M. Naim, M.Ag
PERENCANAAN DALAM MANAJEMAN POLA KERJA TERPADU (PKT) Oleh : Drs.H.M. Naim, M.Ag 1 Nama : Dr. H.M. Naim. M.Ag NIP : 196408191990031018 TTL : Lamongan, 19 Agustus 1964 Pangkat/Gol : Pembina (IV/a) Jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :
BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Penyelenggaraan Pemerintahan
Lebih terperinciPROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMERIKSAAN AKHIR KESEHATAN CALON JAMAAH HAJI I. PROSEDUR TETAP PENERIMAAN CJH
PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMERIKSAAN AKHIR KESEHATAN CALON JAMAAH HAJI I. PROSEDUR TETAP PENERIMAAN CJH 1. Calon Jamaah Haji (CJH) tiba di halaman depan Poliklinik Bidang Kesehatan PPIH. 2. CJH menyerahkan
Lebih terperinciPenataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi Ir. Deddy S. Bratakusumah, BE., MURP., M.Sc, PhD. DEPUTI BIDANG TATALAKSANA deddys@menpan.go.id
Lebih terperinciMemahami Standar Operasional Prosedur. Kementerian Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Memahami Standar Operasional Prosedur Kementerian Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu unsur perbaikan kinerja institusi/organisasi pemerintah adalah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN
Lebih terperinci2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U
No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.113, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tata Laksana. Penataan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENATAAN TATALAKSANA
Lebih terperinci