BAB 1 PENDAHULUAN. woyang dengan mitologis yang mengawang-awang kemana pun. mendengarkannya dengan khidmat, dan diakhiri dengan berharap.
|
|
- Ridwan Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berita-berita dari Eropa dan Amerika banyak mewartakan penemuanpenemuan terbaru. Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa nenek-moyangku dalam cerita wayang. (Bumi Manusia) 1 Wacana perkembangan teknologi bukanlah berbicara soal dongeng nenek woyang dengan mitologis yang mengawang-awang kemana pun mendengarkannya dengan khidmat, dan diakhiri dengan berharap. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi juga akan selalu tumbuh dan berkembang, seakan jauh melesat sebelum dapat mengerdipkan mata. Segala bentuk dan manfaatnya sudah dapat dirasakan bukan lagi untuk diimpikan. Erich Fromm dalam Revolution of Hope berusaha menjelaskan fenomena revolusi industri dan perkembangan teknologi yang bergerak sebagai subjek kehidupan. Dia menyatakan bahwa sesungguhnya revolusi industri dan perkembangan teknologi secara hierarkis telah melampaui dua tahap. Tahap pertama ditandai dengan digantikannya energi semua makhluk hidup (hewan dan manusia) oleh energi mekanis (uap, minyak, listrik dan atom). sedangkan tahap kedua tidak saja diindikasikan dengan beralihnya fungsi living energy menuju 1 Pramoedya Ananta Toer. Bumi Manusia. Hastra Mitra: Yogyakarta Hal 3 1
2 mechanical energy, tetapi juga digantikannya human thought (pikiran manusia) oleh the thinking of machines (pikiran mesin). 2 Teknologi telah membebaskan manusia dengan kamera video digital / portable dan hubungan satelit. Berita dunia hadir seketika, remaja di Tokyo dapat mengetahui apa yang terjadi di New York dan sebaliknya. Visi Marshal Mcluhan mengenai Global Village telah terjaring, namun hubungan tersebut tidak terbatas pada budaya dan kota. Manusia telah menciptakan kota-kota cyber. Melakukan transmisi mimpi ke dalam kamar, berinteraksi dengan netizen impian (warga negara dalam internet, seperti yang diutarakan oleh majalah Wired). Melalui internet, manusia seakan-akan surealis yang berperan untuk menekan tombol, dapat menciptakan diri sendiri sebagai orang lain yang selalu didambakan, bersembunyi di balik dunia yang deskriptif. 3 Yasraf Amir Piliang dalam buku Ruang Yang Hilang berpendapat bahwa bumi memang masih bulat, tetapi ia kini tak lebih besar dari sebuah bola kaki. Manusia memang masih berkaki dua, tetapi kini ia tidak perlu lagi menggunakan kaki tersebut untuk berjalan-jalan. Bangunan gedung memang masih berdiri megah, tetapi kita cukup menghuni bangunan yang ada di dalam halusinasi kita. Akuarium memang masih berbentuk kotak, tetapi ia tidak lagi memerlukan air dan ikan yang nyata. Anak-anak kita memang masih senang bermain, tetapi kini 2 Astar Hadi. Matinya Dunia Cyberspace: Kritik Humanis Mark Slouka terhadap Jagat Maya. LKIS. Yogyakarta Hal 1 3 Janine Lopiano Misdom, Joanne De Luca. Street Trends : How Today s Alternative Youth Cultures are Creating Tomorrow s Mainstream Markets. Harper Business : New York Hal 10 2
3 mereka cukup bermain dengan teman-teman maya mereka di dalam jagat raya video game. 4 Pernyataan dengan nada hiperbolik tersebut menjelaskan rupa dari realitas dunia yang ditandai oleh kemajuan teknologi, bahkan sebuah perkembangan yang telah memperkenalkan manusia pada istilah multimedia, dari mesin kotak ajaib (televisi) hingga teknologi komputer dan internet yang mengantar manusia ke dalam dunia permainan virtual atau yang dikenal dengan istilah cyberspace. Istilah cyberspace (ruang maya) ditemukan oleh penulis fiksi ilmiah William Gibson, telah menjadi istilah yang sering digunakan untuk menunjuk pada ranah metaforis komunikasi elektronik. 5 Cyberspace menawarkan manusia untuk hidup di dalam dunia alternatif - sebuah dunia maya sebagai substitusi realitas : sebuah dunia yang dapat mengambil alih dan menggantikan realitas yang ada, yang bahkan dapat lebih nyata daripada realitas yang ada, yang lebih menyenangkan daripada kesenangan yang ada, yang lebih fantastis daripada fantasi yang ada, yang lebih menggairahkan daripada kegairahan yang ada. Inilah sebuah dunia yang melampaui realitas yang ada sebuah hiperealitas (hyperreality), sebuah realitas virtual (virtual reality). 6 4 Mark Slouka. Ruang Yang Hilang : Pandangan Humanis Tentang Budaya Cyberspace Yang Merisaukan. Mizan : Bandung Hal 13 5 Werner J. Severin James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Kencana : Jakarta Hal 3 6 Mark Slouka, op.cit. Hal 14 3
4 Realitas Virtual bukanlah sebentuk representasi realitas dalam pengertiannya yang biasa. Realitas virtual, sebaliknya, adalah sebentuk simulasi realitas, simulasi sebagaimana dijelaskan oleh Jean Baudrillard di dalam Simulations, adalah penciptaan model-model kenyataan yang tanpa asal-usul atau realitas: hyperreal. 7 Di dalam dunia simulasi, bukan realitas yang menjadi cermin kenyataan, melainkan model-model. Boneka Barbie, tokoh Rambo, telenovela, iklan televisi, Doraemon atau Mickey Mouse adalah model-model acuan nilai dan makna sosial budaya masyarakat. 8 Dalam wacana simulasi, manusia mendiami ruang realitas dimana perbedaan antara yang nyata dan fantasi, yang asli dan palsu sangat tipis. Duniadunia buatan semacam Disneyland, Universal Studio, China Town, Las Vegas atau Beverly Hills yang menjadi model realitas semu Amerika adalah representasi paling tepat untuk menggambarkan keadaan ini. Lewat televisi, film dan iklan, dunia simulasi tampil sempurna. Inilah ruang yang tak lagi peduli dengan kategori-kategori nyata, semu, benar, salah, referensi, representasi, fakta, citra, produksi atau reproduksi semuanya lebur menjadi satu dalam silang-sengkarut tanda (Baudrillard, 1987: 33). 9 Lebih lanjut, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan prosesor mikro, memory bank, remote control, telecard, laser disc, dan internet 7 Ibid. Hal 16 8 Medhy Aginta Hidayat. Menggugat Modernisme: Mengenali Rentang Pemikiran Postmodernisme Jean Baudrillard. Jalasutra: Yogyakarta Hal 10 9 Ibid. Hal 10 4
5 menurut Baudrillard tidak saja dapat memperpanjang badan atau sistem syaraf manusia, namun bahkan lebih fantastis lagi, mampu mereproduksi realitas baru dengan citra-citra buatan; menyulap fantasi, ilusi bahkan halusinasi menjadi kenyataan; serta melipat realitas ke dalam sebuah disket atau memory bank. Realitas yang dihasilkan teknologi baru ini telah mengalahkan realitas yang sesungguhnya dan menjadi model acuan yang baru bagi masyarakat. Citra lebih meyakinkan ketimbang fakta. Dan mimpi lebih dipercaya ketimbang kenyataan sehari-hari. Inilah dunia hiperealitas: realitas yang berlebih, meledak, semu. Hiperealitas adalah realitas itu sendiri (Baudrillard, 1983: 183) yakni era yang dituntun oleh model-model realitas tanpa asal-usul dan referensi (Baudrillard: 1983: 2). 10 Berkaitan dengan hal di atas, di era virtualitas dan simulasi dewasa ini, seorang bintang (star) tidak saja dapat dihasilkan dari individu-individu manusia sebagai fenomena fisik-biologis yang memiliki tubuh nyata dan jiwa, tetapi dapat diciptakan (tepatnya disimulasikan) melalui proses manipulasi teknologis (informasi, elektronik, digital), yang menghasilkan bintang-bintang artifisial. Bintang kini tidak lagi sekadar sosok-sosok di dunia nyata yang membangun pencitraan dirinya di dalam dunia budaya populer, akan tetapi sosok-sosok virtual yang disimulasikan di dalam dunia virtual itu sendiri. 11 Piliang mengemukakan bahwa di dalam budaya populer, ada relasi yang dibangun antara bintang (star) dan penggemar (fans). Bintang dilukiskan sebagai 10 Ibid. Hal Audifax. Imagining Lara Croft : Psikosemiotika, Hiperealitas dan Simbol simbol Ketaksadaran. Jalasutra: Yogyakarta Hal xxxi 5
6 sosok yang mempunyai karisma, pamor, pengaruh, daya pikat dan fetishisme tertentu ; sementara penggemar digambarkan sebagai massa yang mempunyai kekuatan negatif sebagai pengikut, pengekor, penurut, mimicry dan silent majorities. 12 Terkait dengan berbagai penjelasan di atas, peneliti melihat bahwa film S1mOne yang disutradarai oleh Andrew Niccol adalah salah satu film yang menjelaskan sebuah kondisi apa yang disebut oleh Jean Baudrillard sebagai Hiperealitas di dalam era budaya populer. Film ini dibintangi oleh aktor kawakan Al Pacino yang berperan sebagai seorang sutradara terkenal Viktor Taransky. Film ini diawali dengan konflik antara Viktor dan seorang aktris bernama Nicola yang menyebabkan aktris tersebut mundur dari produksi filmnya. Hingga datanglah seorang pria bernama Hank Aleno yang mengaku pernah bertemu Viktor dalam sebuah konferensi film beberapa tahun lalu. Hank menawarkan sebuah konsep bahwa art dan science (seni dan sains) bisa menjadi sesuatu hal yang perfect dalam sebuah film, solusinya adalah dengan melibatkan aktor virtual dalam pembuatan film tersebut. Viktor yang tidak percaya akhirnya pergi meninggalkan Hank sendirian, Hank hanya berpesan agar Viktor dapat menghubunginya dalam pekan ini sebelum dia meninggal karena penyakit tumor di matanya. Suatu ketika, datanglah seorang pria kulit hitam ke rumah Viktor untuk memberikan suatu benda menyerupai hardisk komputer yang diwariskan oleh 12 Ibid. Hal xxxi 6
7 Hank Aleno kepada Viktor (setelah kematian Hank). Setelah ditelusuri, ternyata hardisk itu berisi data simulasi seorang perempuan ciptaan Hank Aleno. Simulasi manusia ini menggambarkan bahwa kita bisa membentuk sosok manusia seperti apa yang kita inginkan, mulai dari gaya rambut, pakaian, makeup, hingga hal-hal yang bersifat biologis. Tentu saja teknologi simulasi ini akan memudahkan Viktor untuk menciptakan aktris virtual (sosok virtual) dengan kecantikan dan kehebatan akting seperti apa yang diinginkannya. Sembilan bulan kemudian, Viktor berhasil mengaplikasikan teknologi tersebut ke dalam filmnya. Dengan kemampuan akting yang memukau, Simone berhasil menjadi seorang aktris pendatang baru yang memikat perhatian masyarakat dan media. Permasalahannya adalah, masyarakat tidak mengetahui bahwa Simone sebenarnya hanyalah sebuah simulasi yang hidup dalam dunia maya. Maka, dengan berbagai cara Viktor mencoba untuk menutupi identitas Simone yang sebenarnya. Di sinilah kebohongan Viktor mulai menjadi boomerang bagi dirinya sendiri, jutaan masyarakat dunia yang mengagumi Simone tidak percaya bahwa Simone hanyalah sebuah simulasi dari ilusi, fantasi dan halusinasi teknologi komputer. Terakhir barulah diketahui bahwa nama Simone sebenarnya diambil dari sebuah kode komputer yaitu S1mOne atau Simulation One. Sebagai referensi, peneliti mencoba melihat kesamaan kasus antara sosok Simone dalam S1mOne dengan sosok Lara Croft (tokoh video game Tomb Rider) yang dianalisis oleh Audifax di dalam Imagining Lara Croft. Menurutnya, Lara Croft adalah salah satu sosok simulasi, di mana citra sosok ini di dalam dunia 7
8 virtual dibangun di dalam mekanisme internal teknologi simulasi digital itu sendiri, tanpa mereproduksi sebuah realitas di luarnya. Dalam hal ini sosok Lara Croft bukanlah salinan, tiruan, kopi (copy) atau sebuah ikon dari sebuah sosok manusia yang ada. 13 Begitupun dengan sosok Simone, yang merupakan sosok simulakrum yang diproduksi di dalam ruang-ruang virtual itu sendiri, tanpa menduplikasi ikon sosok manusia nyata dalam dunia realitas. Singkatnya, film S1mOne jelas menggambarkan realitas masyarakat yang sangat tergila-gila terhadap superstar yang mereka lihat melalui layar elektronik yang sebenarnya tidak ada. Mengagumi hingga menangisi kematian superstar virtual cantik yang sebenarnya hanyalah model simulasi maya yang tidak lebih dari sekedar ilusi belaka. Simulasi inilah yang dimaksudkan oleh Baudrillard sebagai penciptaan model-model kenyataan yang tanpa asal-usul atau realitas. Seperti pernyataan Martin Heidegger : Ada itu kepunyaan kita, karena hanya bersama kita Ada dapat hadir sebagai Ada, yaitu menghadirkan diri. 14 Dengan demikian, Film S1mOne peneliti anggap sebagai film yang menggambarkan konsep hiperealitas khususnya pemikiran hiperealitas Jean Baudrillard. Dan film ini akan menjadi fokus peneliti untuk menganalisa berbagai tanda dalam film S1mOne yang menyiratkan pemikiran Baudrillard. 13 Ibid. Hal xxxviii 14 Yasraf Amir Piliang. Multiplisitas Dan Diferensi: Redefinisi Desain, Teknologi dan Humanitas. Jalasutra: Yogyakarta Hal 1 8
9 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana representasi hiperealitas Jean Baudrillard dalam film S1mOne? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat tanda atau simbol yang merepresentasikan konsep pemikiran hiperealitas Jean Baudrillard dalam film S1mOne. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya komunikasi massa. Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk studi kultur (cultural studies) khususnya yang berkaitan dengan hiperealitas dan pemikiran Jean Baudrillard Manfaat Praktis Penelitian ini bermanfaat bagi para praktisi film serta penikmat untuk lebih memahami kajian simbol atau tanda yang terdapat dalam setiap tubuh film. 9
Kata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas.
DESAIN DENGAN CITRA SIMULASI, SEBUAH INTEGRASI TEKNOLOGI SECARA ESTETIK Oleh I Gede Mugi Raharja Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Sejak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi saat ini film semakin disukai oleh masyarakat.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi saat ini film semakin disukai oleh masyarakat. Film mempunyai daya tarik yang sangat tinggi bagi masyarakat. Dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. ditemukannya teknologi pencitraan tiga dimensi. Video game memiliki efek
BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Paparan, analisis, dan argumentasi pada Bab-bab sebelumnya menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Video game merupakan permainan modern yang kehadirannya diawali sejak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penulisan skripsi ini, paradigma yang digunakan adalah paradigma
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pada penulisan skripsi ini, paradigma yang digunakan adalah paradigma kritis. Paradigma adalah kumpulan dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pada penulisan skripsi ini paradigma yang digunakan adalah paradigma kritis. Paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang
Lebih terperinciNEW MEDIA & SOCIETY HYPER REALITAS MASYARAKAT MAYA ADI SULHARDI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Penyiaran.
Modul ke: NEW MEDIA & SOCIETY HYPER REALITAS MASYARAKAT MAYA Fakultas ILMU KOMUNIKASI ADI SULHARDI. Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Seorang suami membunuh istrinya sendiri gara-gara sang istri
Lebih terperinciDESAIN RUANG DENGAN CITRA KRONOSKOPI
DESAIN RUANG DENGAN CITRA KRONOSKOPI Oleh I Gede Mugi Raharja Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Perkembangan teknologi komputer desain
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
101 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. KESIMPULAN Merebaknya permainan online di Indonesia merupakan hal yang sangat menarik sekaligus mengkhawatirkan. Adanya permainan online tersebut, memunculkan fenomena
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri game komputer sekarang ini berkembang dengan pesat, hal itu seiring dengan makin berkembangnya teknologi komputer, sehingga para pembuat game
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa saat ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, tak dapat kita pungkiri bila animo masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk komunikasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial bermasyarakat adalah komunikasi melalu media massa seperti surat kabar, majalah,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media,
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemikiran Baudrillard mendasarkan diri pada beberapa asumsi hubungan manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media, terutama peran media elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi dengan manusia lainnya. Selain menggunakan media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi dan media berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Kini media baru atau internet menawarkan cara baru untuk melakukan komunikasi dengan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Kemunculan produkproduk kecantikan masa kini menjanjikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka manusia dapat dikatakan tersesat dalam menjalani hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Tanpa komunikasi maka manusia dapat dikatakan tersesat dalam menjalani hidup. Pentingnya komunikasi terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari bangun tidur sampai saat akan kembali tidur kita pasti akan menjumpai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat
Lebih terperincitahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Menerut Basrowi Sadakin penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)
Lebih terperinciKomunikasi dan Masalah Sosial
Modul ke: Komunikasi dan Masalah Sosial Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Kemajemukan program-program tayangan televisi kita pada kenyataannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri khas merupakan tuntutan dalam derasnya persaingan industri media massa yang ditinjau berdasarkan tujuannya sebagai sarana untuk mempersuasi masyarakat. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Istilah surealisme memang masih asing terdengar di telinga masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah surealisme memang masih asing terdengar di telinga masyarakat umum. Namun, lain halnya dengan mereka yang menyebut dirinya sebagai seniman. Tentunya,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas
Lebih terperinciHASRAT, MEDIA, DAN GAYA HIDUP. Audifax 1
HASRAT, MEDIA, DAN GAYA HIDUP Audifax 1 Modernisme, tak pelak telah menjerat kehidupan manusia di awal milenium kedua ini. Salah satu yang paling terlihat dominan adalah perkembangan modernisme di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye politik juga terus berkembang. Mulai dari media cetak, seperti: poster, stiker, dan baliho. Media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap saat kita dapat melihat orang-orang menonton televisi, membaca koran atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah mengalami perkembangan selama lebih dari bertahun-tahun. Peran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dan sastra adalah cermin kebudayaan dan sebagai rekaman budaya yang telah mengalami perkembangan selama lebih dari bertahun-tahun. Peran penting bahasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Oleh : Widy Rentina Putri F 100 040 185 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. fenomena sosial sekaligus mengkritisi media massa yang kini telah digunakan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Parodi sesungguhnya merupakan salah satu media untuk beropini, salah satu bentuk pemikiran yang dapat digunakan untuk mengkritisi fenomena sosial sekaligus mengkritisi media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Film pertama kali ditemukan pada abad 19, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Bidang teknologi informasi saat ini telah berkembang secara massal dan cepat. Teknologi tersebut telah berhasil mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mempengaruhi kompleksitas sistem sosial budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi mempengaruhi kompleksitas sistem sosial budaya masyarakat. Perkembangan media massa semakin pesat ketika terjadi perubahan dalam teknologi komunikasi.
Lebih terperinciBedah Kosmetik : Modifikasi Tubuh Pada Tampilan Diri Individu Analisis Menurut Pemikiran Jean Baudrillard
Bedah Kosmetik : Modifikasi Tubuh Pada Tampilan Diri Individu Analisis Menurut Pemikiran Jean Baudrillard Audiah Ulfah Nasution & Selu Margaretha Kushendrawati Program Studi Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai definisi yaitu sebuah transmisi sebuah pesan dari sumber kepada penerima, lebih dari 50 tahun konsep komunikasi dikemukakan olehn Harold Lasswell,
Lebih terperinci2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu scene ada 9 orang perempuan dengan penampilan yang hampir sama yaitu putih, bertubuh mungil, rambut panjang, dan sebagian besar berambut lurus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema mengenai parodi sebagai bentuk sindiran terhadap situasi zaman, banyak ditemukan sepanjang sejarah dunia seni, dalam hal ini khususnya seni lukis, contohnya Richard
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini berangkat dari pengamatan dan kesan penulis ketika melihat sikap dan tingkah laku anak muda yang cenderung tidak mengenal dan tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan mampu merengkuh para pemakna pesan untuk berpola tingkah dan berpikir seperti si pemberi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan seharihari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada yang menonton, dan juga merupakan bagian dari media massa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini film adalah sebuah media yang sudah sangat berkembang, bukan sebagai penyaluran kreatifitas saja, tetapi juga sudah menjadi media penyampaian
Lebih terperinciJURNAL. Disusun oleh HILDA
JURNAL PENCITRAAN DIRI DALAM MEDIA SOSIAL PATH (Studi Deskriptif pada Pelajar SMA Negeri 2 Surabaya) Disusun oleh HILDA RESHTYANTI NIM : 071211432009 DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup. keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi, mendengarkan radio, membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diferensiasi social yang tercipta dari relasi konsumsi. 1 Konsumsi pada era ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman yang serba modern ini kehidupan masyarakat sering kali berubah-ubah tanpa ada yang bisa mengontrolnya. Masyarakat seperti dipaksa menuju masyarakat post
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini
73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku
Lebih terperinciPENGEMBANGAN APLIKASI SIMULASI DAN PEMODELAN 3 DIMENSI PENCARIAN RUANG MENGGUNAKAN VRML.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman yang modern seperti sekarang ini, teknologi komputer telah berkembang sangat pesat. Saat ini dalam semua bidang kehidupan menggunakan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang, komunikasi sudah banyak cara penyaluran pesannya kepada masyarakat, salah satunya adalah film, disamping menggunakan media lain, seperti koran, televisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era modern abad ke 21 saat ini, dunia periklanan melakukan bermacam-macam cara untuk menarik perhatian audience oleh pekerja kreatif. Televisi merupakan media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan informasi yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan informasi yang semakin pesat. Dibutuhkan media-media yang menyediakan informasi yang kompeten dan dapat menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peradaban manusia selalu berubah menuruti perkembangan pola pikirnya. Dahulu kita mengenal adanya peradaban nomaden yang masih sangat mengandalkan alam untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media
Lebih terperinciIPLEMENTASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (PERIKLANAN) Oleh : A.A.Sg. intan Pradnyanita
IPLEMENTASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (PERIKLANAN) Oleh : A.A.Sg. intan Pradnyanita 201121007 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012 Judul : Iplementasi
Lebih terperinciMEDIA & CULTURAL STUDIES
Modul ke: MEDIA & CULTURAL STUDIES Hyper realitas kontruksi media Fakultas ILMU KOMUNIKASI ADI SULHARDI. Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id KONSTRUKSI REALITAS MEDIA Pemahaman Realitas Media
Lebih terperinciPENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab
Lebih terperinciModul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.
Modul ke: 11 Syaifuddin, Fakultas Ilmu Komunikasi Produksi Berita TV Daya Pengaruh Siaran TV S.Sos, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Daya Pengaruh Siaran TV Televisi saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman dan pengorbanan yang harus dilakukan agar menjadi seorang Gamer
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Free To Play adalah Film Dokumenter yang dibuat oleh Valve, salah satu developer game yang ada didunia. Film yang ditayangkan secara gratis pada tahun 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut
BAB I PENDAHULUAN Komunikasi atau communicare berarti membuat sama (to make common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. 1.1 Fenomena Perkembangan Masyarakat dan Teknologi Informasi
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Fenomena Perkembangan Masyarakat dan Teknologi Informasi Kehidupan manusia abad ini sangat dipengaruhi oleh apa yang disebut dengan teknologi. Dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pergantian, dan perubahan informasi dalam satu tempo dan percepatan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi kehidupan kontemporer dipenuhi oleh berbagai pergerakan, pergantian, dan perubahan informasi dalam satu tempo dan percepatan yang semakin tinggi. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdahulu, perubahan dalam berkomunikasi terus berkembang dari waktu ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan proses komunikasi telah dimulai dari nenek moyang kita terdahulu, perubahan dalam berkomunikasi terus berkembang dari waktu ke waktu. Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. Hal ini berhubungan dengan perkembangan teknologi yang menuntut seni untuk tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia dalam untuk meneruskan segala kehidupan di muka bumi. Manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumsi Semenjak Revolusi Industri kebutuhan energi untuk menjalankan mesin terus meningkat. Beberapa jenis energi, seperti energi yang dibutuhkan untuk membuat makanan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Media Sosial Instagram Media sosial merupakan salah satu produk hasil dari perkembangan- perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan masalah terpenting dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan masalah terpenting dalam kehidupan sehari-hari agar pesan yang disampaikan dapat diterima dari komunikator ke komunikan. Komunikasi sendiri
Lebih terperinci2015 PENGUKURAN TINGKAT LITERASI MEDIA PADA SISWA SMA KELAS XII SMA NEGERI 10 BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media di Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dari sisi teknologi media maupun konten medianya itu sendiri. Media yang dimaksud mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULULAN. sebenarnya ada makna yang terkandung di dalamnya yang diharapkan dimengerti oleh sasaran
BAB I PENDAHULULAN A. Latar Belakang Komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk menyampaikan pesan yang ditujukan pada sasaran, tetapi komunikasi juga berarti makna dan proses. Ketika seseorang mengirimkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Menurut (Munir, 2012) secara umum, multimedia berhubungan dengan penggunaan lebih dari satu macam media untuk menyajikan informasi. Misalnya, video musik adalah bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi semakin tinggi, maka beragam upaya dengan teknologi. pendukungnya pun semakin canggih. Manusia untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan awal manusia untuk mengetahui kebutuhannya, banyak cara untuk berkomunikasi pada saat sekarang ini. Karena kebutuhan komunikasi semakin tinggi,
Lebih terperinciKUNJUNGAN STUDI KE ISI TV
LAPORAN KUNJUNGAN STUDI KE ISI TV Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Farah Aulia R (15148113) Kintan Pramesti (15148144)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisa semiologi komunikasi. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebanyakan orang mendefinisikan karya sastra sebagai karangan dalam bentuk prosa tertulis yang hanya terdiri dari puisi, novel, cerpen, naskah drama dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak semakin mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Pakar komunikasi
Lebih terperinciBAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA
BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA 3.1 Gagasan Karya Setelah melihat fenomena-fenomena pada bab sebelumnya, maka gagasan karya penulis ini muncul sebagai ungkapan mengkritisi fenomena-fenomena tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan
Lebih terperinciuntuk penampilan mereka yang nantinya akan menunjukkan identitas mereka.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa kontemporer, identitas adalah suatu permasalahan yang sangat menarik untuk dikaji. Identitas manusia dalam skripsi ini berusaha penulis bahas dalam lingkup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suka maupun duka pasti di alami oleh manusia yang mau bekerja keras.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebahagiaan merupakan hal yang sangat di impikan oleh seluruh keluarga di dunia ini. Dalam pencapaiannya, dibutuhkan pengorbanan yang sangat besar baik
Lebih terperinciNEW MEDIA & SOCIETY. Perkembangan Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting
Modul ke: NEW MEDIA & SOCIETY Perkembangan Media Fakultas FIKOM Rahmadya Putra Nugraha, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Media dalam Kehidupan Manusia Dewasa ini, media telah
Lebih terperinciMinggu 2 Metode Penelitian Visual
Minggu 2 Metode Penelitian Visual Sumber : Buku Metodologi Penelitian Visual Dr. Didit Widiatmoko, Drs. MSn. Budaya visual Dimulai dari pertanyaan apakah makna gambar ini? dan pernyataan sebuah gambar
Lebih terperinciSosiologi Komunikasi dan Informasi Eko Hartanto
Sosiologi Komunikasi dan Informasi Eko Hartanto adalah kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah (teritorial) tertentu, yang hidup secara relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki simbol-simbol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi tidak lagi sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dan
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat modern adalah sebuah masyarakat konsumtif dimana merupakan masyarakat yang terus menerus berkonsumsi. Namun konsumsi yang dilakukan bukan lagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perempuan diberbagai media digambarkan sebagai sosok yang cantik, putih, langsing, dan sangat feminin. Masyarakat memahami konstruksi perempuan yang cantik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua penelitian ilmiah dimulai dengan perencanaan yang seksama, rinci, dan mengikuti logika yang umum, Tan (dalam Koentjaraningrat, 1977: 24). Pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif
Lebih terperinci