Bedah Kosmetik : Modifikasi Tubuh Pada Tampilan Diri Individu Analisis Menurut Pemikiran Jean Baudrillard

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bedah Kosmetik : Modifikasi Tubuh Pada Tampilan Diri Individu Analisis Menurut Pemikiran Jean Baudrillard"

Transkripsi

1 Bedah Kosmetik : Modifikasi Tubuh Pada Tampilan Diri Individu Analisis Menurut Pemikiran Jean Baudrillard Audiah Ulfah Nasution & Selu Margaretha Kushendrawati Program Studi Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya ABSTRAK Nama : Audiah Ulfah Nasution Program Studi : Ilmu Filsafat Judul : Bedah Kosmetik : Modifikasi Tubuh Pada Tampilan Diri Individu Analisis Menurut Pemikiran Jean Baudrillard Skripsi ini membuktikan pengaruh media massa terhadap konsep kesempurnaan tampilan diri dalam praktek bedah kosmetik melalui teori simulasi Jean Baudrillard. Maraknya praktek bedah kosmetik pada era globalisasi sekarang ini dilatar belakangi oleh perkembangan teknologi dan sistem komunikasi, kapitalisme global, budaya popular, masyarakat konsumen serta media massa. Teori simulasi menjelaskan bahwa melalui praktek bedah kosmetik, tampilan diri berubah menjadi suatu arena tempat tanda, citra, dan kode dimanipulasi sedemikian rupa. Hal tersebut mengantarkan tampilan diri manusia kepada suatu keadaan yang disebut dengan hiperrealitas tampilan diri yang telah terputus dengan tampian diri aslinya. Kata kunci: Bedah kosmetik, media massa, simulasi/simulakra, hiperrealitas Cosmetic Surgery: Body Modification on Individual s Appearance Analysis of Jean Baudrillard s thought This research applies Baudrillard s simulations theory to show that mass media have influenced our conception about bodily appearance which have encouraged people to do cosmetic surgery. The rise of cosmetic surgery in this globalization era caused by the 1

2 development of technology and communication, global capitalism, pop culture, consumer society, and mass media. Through cosmetic surgeries, bodily appearance have become manipulation arena of sign, image, and code. This condition creates the hyperreality of bodily appearance. Key word: Cosmetic surgery, mass media, simulation/simulacra, hyperreality A. PENDAHULUAN Seiring berkembangnya waktu, banyak penemuan-penemuan baru yang tercipta, dan pada perkembangannya kemudian penemuan tersebut menjadi sangat mempengaruhi kehidupan manusia, dan salah satunya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang ini telah merambah sampai penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, dan beberapa bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat mempengaruhi manusia antara lain adalah bioteknologi, jaringan informasi dan komunikasi, serta perkembangan dunia digital. Ketiga hal tersebut menyebabkan hubungan antara organisme dan teknologi untuk menyatu semakin memungkinkan. Hal tersebut dapat kita lihat dari banyaknya kasus yang memungkinkan terjadinya rekayasa genetika, cloning, bayi tabung, penggunaan mesin-mesin dalam dunia kesehatan, dan yang paling berkembang pesat pada masa sekarang yaitu berkembangnya prosedur-prosedur modifikasi tubuh pada manusia dalam dunia kedokteran. Modifikasi tubuh sendiri sudah dipraktekkan oleh manusia jauh sebelum teknologi yang ada pada masa sekarang ini berkembang. Misalnya saja modifikasi tubuh yang disebut dengan tato, tindik telinga atau dikenal dengan sebutan piercing, serta berbagai praktek modifikasi tubuh yang dilakukan diberbagai kebudayaan di penjuru dunia yang sering disebut dengan modifikasi tubuh tradisional. Proses yang digunakan dalam modifikasi tubuh tradisional sendiri masih menggunakan teknologi dan prosedur yang bersifat tradisional, serta kebanyakan dari prosedur modifikasi tubuh tradisional tersebut masih sarat akan unsur religius dan budaya yang dianut oleh suku-suku yang mempraktekkannya. Disini terdapat suatu nilai budaya dan religiusitas yang tinggi dalam praktek-praktek modifikasi tubuh tradisional tersebut. Berbeda dengan modifikasi tubuh tradisional, pada masa sekarang, modifikasi tubuh telah berkembang pada tahap yang sangat maju. Dimana pada prosedur-prosedur modifikasi 2

3 tubuh modern selalu dilakukan dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mencapai suatu tingkatan yang sangat berbeda dari hasil modifikasi tubuh tradisional. Selain itu praktek modifikasi tubuh modern bersifat universal, dimana praktek-praktek tersebut terdapat dihampir seluruh daerah dan dapat diakses oleh siapapun. Berbeda dengan praktek modifikasi tubuh tradisional yang bersifat lokal dimana makna serta nilai yang terdapat pada proses modifikasi tubuh tersebut berbeda-beda di setiap kelompok dan hanya berlaku pada kebudayaan-kebudayaan tertentu saja. Selain itu nilai yang terdapat dalam modifikasi tubuh modern berbeda dengan modifikasi tubuh tradisional. Dimana walau ada beberapa alasan yang sama, yaitu ingin terlihat lebih menarik, tetapi dalam modifikasi tubuh modern terdapat nilai individualisme yang begitu kuat yang berbeda dengan modifikasi tubuh tradisional yang memiliki makna pada kelompok masyarakat lokal. Memasuki era globalisasi sekarang, modifikasi tubuh modern semakin banyak dipraktekkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat konsumen. Salah satu bentuk modifikasi tubuh yang semakin marak adalah bedah kosmetik yang perkembangannya tidak lepas dari peran media massa terutama pengaruh majalah, televisi serta internet. Sering ditampilkannya sosok-sosok yang memiliki rupa sempurna pada media massa telah menjadi konsumsi oleh masyarakat. Sosok-sosok yang disebut-sebut sempurna yang terdeskripsikan pada tampilan diri para entertainer dan model yang sering muncul pada media massa membuat pandangan dan pendapat mengenai kesempurnaan fisik dalam masyarakat lambat laun diatur tren-nya oleh media massa. Kesempurnaan fisik menjadi seperti apa yang telah disuguhkan oleh media massa dan masyarakat hanya perlu menerimanya saja. Masyarakat yang telah dipengaruhi oleh media massa akan definisi kesempurnaan fisik, lambat laun akan menerimanya. Definisi kesempurnaan fisik yang ditawarkan oleh media massa baik majalah, televisi, internet maupun media massa lainnya kemudian menjadi suatu standar kesempurnaan fisik yang berlaku juga ditengah-tengah masyarakat. Standar kesempurnaan fisik tersebut kemudian lambat laun mulai diterapkan pada kehidupan seharihari dan menjadi suatu pedoman bagi setiap individu dalam suatu masyarakat untuk pencapaian dari kesempurnaan fisik itu sendiri. Individu yang merupakan satuan terkecil dalam masyarakat dan yang menjadi anggota dalam suatu masyarakat kemudian harus memenuhi berbagai standar yang telah berlaku di mayarakat tersebut.standar kesempurnaan fisik yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat kemudian menjadi suatu acuan untuk setiap individu dalam masyarakat tersebut 3

4 dalam membentuk perwujujdan dirinya.individu menjadi terpengaruh dan dikontrol oleh aturan serta standar tersebut. Lambat laun setiap individu berlomba-lomba untuk memenuhi standar kesempurnaan fisik yang berlaku didalam masyarakat tersebut dengan berbagai cara dan berbagai prosedur modifikasi tubuh modern, khususnya bedah kosmetik menjadi cara individu untuk mencapai standar kesempurnaan fisik yang berlaku pada masyarakat dalam tampilan dirinya. a) Rumusan Masalah: Permasalahan yang diterangkan diatas menimbulkan suatu permasalahan dimana dengan semakin banyaknya praktek modifikasi tubuh yang dilakukan oleh individu pada masa sekarang, khusunya praktek bedah kosmetik, memunculkan rumusan masalah berupa: 1. Apakah tampilan diri individu benar-benar menjadi suatu arena persaingan, khususnya persaingan dalam hal kesempurnaan fisik? 2. Apakah tampilan diri individu menjadi suatu arena simulasi yang dipengaruhi oleh budaya dan media massa? 3. Sejauh mana media massa mempengaruhi masyarakat dan individu? 4. Apa implikasi dari fenomena yang semakin marak terjadi pada masyarakat tersebut kedepannya? b) Tujuan Penulisan: Memahami dan mengungkapkan suatu realitas atau makna serta implikasi dibalik fenomena maraknya bedah kosmetik yang dilakukan oleh individu pada masyarakat konsumen di masa sekarang. Serta memberikan pandangan baru kepada kita terhadap arti sebuah kesempurnaan fisik yang ada pada setiap individu, sehingga kita tidak gampang terjatuh pada pendapat mengenai kesempurnaan fisik yang ditentukan dan dipengaruhi oleh media massa. B. TINJAUAN TEORITIS Pembahasan mengenai permasalahan modifikasi tubuh, khususnya bedah kosmetik yang prakteknya sangat berkembang pesat dimasyarakat dibahas melalui kerangka pemikiran Jean Baudrillard. Fenomena tersebut dibahas dengan menggunakan teori Simulasi dari Jean Baudrillard dalam bukunya yang berjudul Simulations. Selain itu juga akan dibahas melalui pemikiran Jean Baudrillard mengenai media massa, khususnya hiperealitas dan simulasi di 4

5 media massa, serta beberapa pemikiran Jean Baudrillard lain yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan mengenai fenomena maraknya bedah kosmetik di tengah masyarakat pada era globalisasi sekarang ini. Karya-karya Jean Baudrillard seperti Symbolic Exchange and Death dan karya dari penulis lainnya yang juga akan menjadi sumber tambahan dalam penelitian ini. C. METODE PENELITIAN Permasalahan mengenai maraknya fenomena bedah kosmetik di masyarakat pada era sekarang yang menjadi topik utama dalam pembahasan ini akandianalisa secara kritis reflektif terhadap fenomena yang tengah terjadi sekarang, sedangkan penulisan permasalahan menggunakan metode deskriptif analitis. Selain itu penggunaan metode kepustakaan juga sangat penting karena hampir seluruh permasalahan filosofis yang dibahas diambil dari sumber kepustakaan yang meliputi karya-karya yang membahas mengenai persoalan menyangkut modifikasi tubuh, Simulasi, serta beberapa teori terkait; serta artikel-artikel, jurnal-jurnal akademis, internet dan berbagai sumber lainnya yang membahas mengenai dunia informasi dan komunikasi khususnya yang membahas tentang fenomena modifikasi tubuh, khususnya bedah kosmetik dan masalah-masalah terkait serta implikasinya terhadap masyarakat dan individu. D. PEMBAHASAN Pada masa sekarang ini, manusia dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan baru yang lebih kompleks lagi. Salah satunya adalah masalah mengenai konsep kesempurnaan pada tampilan diri manusia. Walaupun permasalahan tersebut telah lama menjadi perdebatan dan selalu menghiasi kehidupan manusia baik kehidupan pribadi maupun sosial sejak dulu. Tetapi, ketika memasuki era globalisasi dan kemunculan serta perkembangan media massa, permasalahan mengenai konsep kesempurnaan pada diri tersebut memasuki suatu episode baru yang semakin kompleks. Problematika permasalahan tersebut seakan-akan menemukan titik cerahnya ketika teknologi dibidang medis semakin maju, dimana suatu prosedur medis yang disebut dengan bedah kosmetik muncul sebagai suatu jalan keluar bagi permasalahan seputar konsep dan standar kesempurnaan diri. Manusia dapat dengan mudah menyelesaikan permasalahan seputar tampilan diri tersebut dengan menggunakan atau memanfaatkan prosedur bedah kosmetik, yang dapat dengan mudah membantu individu untuk mencapai suatu standar kesempurnaan diri yang ada. 5

6 Tetapi kemudian timbul suatu permasalahan baru yang dihadapi oleh individu maupun masyarakat yang diakibatkan oleh kemunculan bedah kosmetik yang pada awalnya berperan sebagai suatu pemecahan atau jalan keluar terhadap permasalahan mengenai konsep kesempurnaan tampilan diri. Baik era globalisasi maupun media massa memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap permasalahan bedah kosmetik dan konsep kesempurnaan diri, serta penggunaan dan pemanfaatan prosedur bedah kosmetik dalam pencapaian kesempurnaan diri. Permasalahan tersebut telah mencapai suatu titik dimana diperlukannya pembahasan dan pemahaman ulang mengenai permasalahan tersebut melalui kerangka perkembangan era globalisasi dan pengaruh media massa pada konsep kesempurnaan diri. Era globalisasi merupakan era dimana seluruh dunia terhubung, batasan berupa wilayah Negara menjadi lenyap. Istilah globalisasi sendiri bukan lagi sesuatu yang asing tetapi merupakan realitas yang kita hidupi sehari-hari. Realitas yang dimaksud adalah polapola relasi yang mengglobal antar umat manusia, keterjangkauan informasi secara global, dan akses yang mudah dan cepat bagi seluruh umat manusia untuk mendapatkan informasi secara global serta saling memengaruhi secara langsung dari kehidupan manusia. (Kushendrawati, 2011: 25) Era globalisasi merupakan era dimana kapitalisme menguasai hampir seluruh kehidupan masyarakat didunia. Kapitalisme yang berlaku pada era globalisasi disebut juga dengan kapitalisme global yang sebenarnya merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari kapitalisme klasik yang telah dikritik oleh Karl Marx.Kalau dalam kapitalisme klasik ruang lingkup atau jangkauan kekuasaannya hanya dalam satu negara, maka dalam kapitalisme global dunia seakan tidak mempunyai sekat-sekat kedaulatan lagi.munculnya berbagai perusahaan multinasional merupakan bentuk nyata kehadiran kapitalisme global di dunia. Ekonomi tidak lagi menyangkut urusan dalam negeri, tetapi sudah berkembang menjadi ekonomi sejagad. Pasar berkembang menjadi pasar bebas yang tidak hanya memperdagangkan barang dan jasa, tetapi juga menyangkut pasar mata uang (valuta) dan pasar modal. (Kushendrawati, 2006: 52) Selain itu era globalisasi juga diwarnai oleh perkembangan teknologi dan sistem komunikasi yang sangat pesat, munculnya Budaya Populer serta menjamurnya masyarakat konsumen. Era globalisasi muncul ditandai dengan semakin banyaknya penemuan-penemuan 6

7 dibidang komunikasi serta semakin berkembangnya teknologi di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Salah satu ilmu yang perkembangannya sangat pesat adalah bidang kedokteran yang salah satunya contohnya adalah prosedur bedah kosmetik yang semakin maju. Kemajuan teknologi pada prosedur bedah kosmetik kemudian mulai diwarnai dengan pengkapitalisasian praktek bedah kosmetik tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan disulapnya praktek-praktek kedokteran kedalam suatu bisnis dan semakin gencarnya bisnis-bisnis dibidang kesehatan tersebut atau lebih tepatnya dibidang bedah kosmetik yang memasarkan jasa-jasanya kepada massa, yang meliputi prosedur bedah plastik dan prosedur-prosedur bedah kosmetik lainnya. Selain itu, kemunculan budaya populer, yang notabene merupakan suatu alat yang diciptakan oleh kaum kapitalis dengan tujuan untuk membius massa, juga memiliki peran penting pada perkembangan industri jasa bedah kosmetik, terutama perkembangannya ditengah-tengah masyarakat konsumen. Ciri utama yang terdapat pada budaya populer sendiri adalah tanda, dan tanda pada budaya populer tersebut mengacu pada sistem tanda itu sendiri. (Kushendrawati, 2011: 103) Budaya populer yang muncul di era globalisasi memiliki pengaruh yang sangat kuat khususnya pada masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh permainan sistem tanda yang merupakan ciri utama dari budaya populer. Pada budaya populer, makna dari sistem tanda yang berlaku adalah identitas, yang didapat dari komoditikomoditi yang dikonsumsi. Makna yang berupa identitas tersebut berasal dari benda-benda yang melekat pada diri individu dan juga keseluruhan tampilan diri individu yang merupakan suatu tanda-tanda yang mewakili identitas individu tersebut. Hal tersebut lambat-laun mempengaruhi cara pandang masyarakat sehingga terbentuklah suatu masyarakat yang baru, yaitu masyarakat konsumen. Masyarakat konsumen sendiri merupakan masyarakat yang terbentuk oleh kapitalisme global. Masyarakat konsumen dengan budaya konsumsinya melihat tujuan dan totalitas hidupnya dalam kerangka atau logika konsumsi. Eksistensinya dijalankan dan dipertahankan hanya dengan semakin dan terus-menerusnya mengkonsumsi berbagai tanda dan status sosial dibalik komoditi. Bukan hanya dirinya saja yang mengaktualisasikan diri lewat tindakan konsumsi, orang lain juga akan dinilai menurut standar yang dipakainya itu. Artinya eksistensi orang lain pun akan dinilai dan diakui sesuai dengan standar status sosial yang dipegangnya. (Kushendrawati, 2006: 53) 7

8 Masyarakat konsumen yang selalu menilai seseorang berdasarkan aktifitas konsumsinya akan memperhatikan apa saja yang seseorang pakai serta barang-barang apa saja yang ia gunakan. Hal tersebut kemudian berkembang dengan menilai seseorang melalui penampilannya ataupun keseluruhan tampilan dirinya. Penampilan pada tampilan diri menjadi sesuatu yang semakin penting ditengah masyarakat. Kebutuhan akan pencapaian suatu penampilan yang lebih diterima ditengah-tengah masyarakat pun semakin mendesak, banyak orang yang berlomba-lomba mencari jalan keluar untuk mencapai standar kesempurnaan diri yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Bedah kosmetik menjadi salah satu dari sekian banyak jalan keluar yang dipilih oleh orang-orang di era globalisasi, yang menyebabkan perkembangan dan pemanfaatan jasa bedah kosmetik semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun. Dilain pihak, media massa juga memiliki peran penting dalam penyampaian suatu pesan, khususnya pesan yang dituju kepada massa dalam jumlah yang banyak. Media massa memiliki keterkaitan erat dengan kapitalisme global dan budaya populer, serta memiliki pengaruh yang sangat penting dalam membentuk cara pandang suatu masyarakat terutama masyarakat konsumen. Dimana media massa yang merupakan alat penyalur yang diciptakan oleh kaum kapitalis untuk menciptakan dan menyalurkan budaya populer kepada masyarakat dengan tujuan untuk membius mereka. Selain itu, media massa juga menyebabkan munculnya suatu pergeseran pola tingkah laku pada masyarakat. Pergeseran pola tingkah laku yang diakibatkan oleh media massa dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Wujud perubahan pola tingkah laku lainnya yaitu gaya hidup. Perubahan gaya hidup dalam hal peniruan atau imitasi secara berlebihan terhadap diri seorang figur yang sedang diidolakan berdasarkan informasi yang diperoleh dari media. Biasanya seseorang akan meniru segala sesuatu yang berhubungan dengan idolanya tersebut baik dalam hal berpakaian, berpenampilan, potongan rambutnya ataupun cara berbicara yang mencerminkan diri idolanya. (Trimarsanto, 1993: 8) Dalam artikel yang berjudul Ilusi Virtual: Kejayaan Media atas Audien, Budi Irawanto menuliskan bahwa Baudrillard sendiri mendefinisikan media sebagai sebuah 'model komunikasi tanpa respon yang tak bisa dibalikkan'. (Irawanto, 1998: ) Sehingga dapat dipahami bahwa media massa sendiri telah berubah menjadi sebuah mesin tanda yang selalu mereproduksi tanda-tanda baru dan menyebarkannya kepada masyarakat, 8

9 dan menjadikan masyarakat menjadi suatu massa yang terdiam dan membisu dan kemudian hanya mengikuti apa yang diberikan oleh media massa (Baudrillard, 1983:23). Salah satunya adalah pada permasalahan konsep kesempurnaan diri yang merupakan suatu problem yang selalu diangkat dan menjadi topik hangat di berbagai jenis media massa. Konsep kesempurnaan pada tampilan diri seringkali diangkat pada media massa, khususnya pada media massa berupa televisi dan iklan. Televisi dan iklan merupakan alat utama bagi kaum kapitalis untuk mempengaruhi perilaku masyarakat agar menjadi masyarakat konsumen. Pada media massa, khususnya televisi dan iklan menghadirkan suatu realitas buatan yang memuat citraan-citraan yang bersifat manipulatif. Hal tersebut dapat dilihat pada iklan berbagai produk kecantikan yang sering ditampilkan di televisi ataupun berbagai jenis media massa lainnya yang menampilkan sosok yang terlihat begitu sempurna yang menghadirkan dan mewakilkan tanda-tanda yang ingin disampaikan oleh pihak-pihak dibalik iklan tersebut, yaitu kaum pemilik modal dan kapitalis, kepada massa dengan tujuan untuk menarik perhatian massa pada kegiatan konsumtif. Baik iklan, televisi maupun jenis media massa lainnya telah mengalami banyak kemajuan dimasa sekarang terutama di era globalisasi jika dibandingkan dengan masa-masa awal perkembangannya. Hal tersebut dapat dilihat pada canggihnya teknologi yang digunakan pada media massa. Perkembangan teknologi pada era globalisasi yang semakin cepat, khususnya perkembangan teknologi komputer dan digital juga sangat berpengaruh dengan kinerja media massa. Berbagai jenis media massa termasuk televisi dan iklan pada masa sekarang pasti menggunakan bantuan teknologi yang semakin canggih tersebut, sebut saja teknologi pengeditan foto dan video yang merupakan salah satu penemuan dan perkembangan terbaru di dunia teknologi komputer dan digital yang sangat membantu kinerja media massa tersebut. Teknologi pengeditan foto dan video atau disebut juga teknologi fotografi yang berkembang pada masa sekarang memiliki kemampuan untuk memanipulasi realita yang tertangkap melalui lensa kamera. Realita tersebut kemudian direkayasa sedemikian rupa sehingga menampilkan suatu realitas baru yang disebut dengan hiperrealitas, yang kemudian dikemas dan disajikan oleh media massa dihadapan massa. Hiperrealitas yang disajikan oleh media massa menyebabkan massa yang menyaksikan tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang fantasi. Pada titik ini, fantasi ataupun ilusi diangkat ke realitas dan berubah menjadi yang real itu sendiri. (Baudrillard, 1993:72) 9

10 Media massa seperti televisi dan iklan dalam hal ini melakukan praktek simulasinya dengan bantuan model-model yang terwakilkan melalui berbagai figur terkenal yang dijadikan semacam contoh dan panutan oleh massa yang telah menganggap bahwa yang mereka saksikan dan terima dari berbagai jenis media massa tersebut adalah suatu realitas, dan pada akhirnya mengakui model-model simulasi yang ada di media tersebut sebagai suatu panutan. (Baudrillard, 1993:78) Masyarakat yang terus menerus dihidangkan dengan parade tanda dan citra yang disajikan melalui sosok-sosok model, artis dan selebriti di berbagai media massa, yang telah disulap sedemikian rupa dengan bantuan berbagai teknologi fotografi sehingga menjadi sebuah hiperrealitas, lama kelamaan tidak menyadari dan pada akhirnya menerimanya sebagai suatu realita yang seharusnya terjadi. Sosok-sosok populer yang selalu muncul di media massa menjadi sosok yang diidamkan oleh massa. Standar-standar kesempurnaan diri pun dibuat berdasarkan sosok-sosok tersebut, dan juga pesan-pesan yang disampaikan oleh media massa pada masyarakat menjadi suatu acuan pada tampilan diri. Massa mulai terbius dan pada akhirnya mengikuti pesan-pesan mengenai standar kesempurnaan diri yang disampaikan oleh media massa. Bebagai jalan keluar dicari untuk memenuhi standar kesempurnaan diri tersebut.bedah kosmetik pun akhirnya dipilih sebagai penyelesaian problematika tersebut.massa kemudian semakin banyak yang menggunakan bedah kosmetik untuk memenuhi standar kesempurnaan diri yang telah berlaku pada masyarakat, atau mereka menggunakannya untuk meniru public figure yang mereka idolakan demi kepuasan diri.tampilan diri pun akhirnya berubah menjadi suatu arena tanda dan citra ber-reproduksi, menjadi sebuah arena simulasi. Bedah kosmetik telah mengubah tampilan diri individu menjadi suatu arena simulasi, suatu simulakra, dimana praktek-praktek simulasi telah merambah pada tampilan diri individu.tubuh dan wajah setiap individu pada suatu masyarakat, khususnya masyarakat konsumen di era globalisasi yang penuh dengan praktek simulasi sekarang ini telah diatur oleh konstruksi tanda, citra dan kode. Baudrillard sendiri menyatakan bahwa tubuh merupakan kuburan tanda-tanda: Seluruh sejarah kontemporer ketubuhan merupakan sejarah demarkasinya, dimana jaringan penanda dan petanda telah menutupi, membagi, memusnahkan 10

11 perbedaan dan pertentangan sengit ketubuhan dengan tujuan untuk mengorganisirnya kedalam suatu struktur material untuk pertukaran tanda, menyamakannya dengan objek, untuk memisahkan virtualitasnya dan pertukaran simboliknya kedalam bentuk seksualitas yang diambil seperti agen penentu, sebuah agen phallic yang sepenuhnya disamakan dengan pemujaan terhadap phallus. Dengan kata lain, tubuh, baik dalam tanda seksualitas maupun tanda pembebasan nya, terperangkap dalam sebuah proses yang diatur dan dijalankan oleh politik ekonomi. (Baudrillard, 1993). Dapat dipahami bahwa ketubuhan menjadi suatu kuburan tanda dan menjadi arena tanda-tanda saling bertukar. Tubuh, khususnya dimasa sekarang tak lebih dari suatu yang telah dimaterialkan dan diubah sedemikian rupa menjadi objek yang bertugas untuk memuat tanda-tanda yang pada dasarnya telah diatur oleh kaum-kaum penguasa, yang dapat dikenal sebagai kaum kapitalis yang menggunakan media massa sebagai alat pembiusnya. Individu yang telah terbius dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh media massa mengenai standar kesempurnaan diri pada akhirnya menjadikan tubuh dan wajahnya sebagai suatu arena simulasi dimana ia dapat dengan mudahnya mengubah dan meniru sosok-sosok yang selalu ditampilkan media massa pada tampilan dirinya. Tetapi tanpa disadari, sosoksosok tersebut merupakan hasil pencampuran antar realitas dengan tanda, citra serta modelmodel reproduksi sehingga referensi sosok yang nyata tidak dapat ditemukan lagi. Dan pada akhirnya individu menggunakan bedah kosmetik sebagai jalan keluar untuk mengubah tampilan dirinya sesuai dengan standar atau sosok yang ada di media massa tersebut. Simulasi pada tampilan diri individu yang terlacak melalui fenomena bedah kosmetik sendiri tidak terlepas dari persoalan mengenai citra. Sebelumnya telah dipahami bahwa terdapat empat fase perkembangan citra (Baudrillard, 1983:11), yang pertama berupacitra sebagai refleksi dari realitas. Dimana pada fase ini, jika kita hubungkan dengan fenomena bedah kosmetik maka fase ini merupakan fase dimana tampilan diri masih memiliki bentuk aslinya sesuai dengan ketubuhan manusia yang asli. Kemudian memasuki fase kedua dimana citra menyembunyikan atau menopengi dan menyimpangkan realitas. Serta fase ketiga, dimana citra menopengi atau menyembunyikan absennya realitas. Dapat dilihat pada mulai masuknya peran media massa dan teknologinya dalam menopengi dan menyimpangkan serta menyembunyikan ketiadaan realita ketubuhan pada diri manusia yang notabene telah diatur ulang sedemikian rupa oleh media massa melalui sosok-sosok didepan kamera yang telah 11

12 direkayasa sedemikian rupa dengan menggunakan berbagai strategi dan teknologinya, dan masuknya bedah kosmetik sebagai suatu jalan keluar untuk memenuhi dan mencapai tampilan diri yang telah diatur ulang oleh media massa tersebut merupakan fase terakhir dimana pada akhirnya citra tidak berkaitan dengan realitas manapun, ia telah berubah menjadi simulakrum yang murni. Pada fase perkembangan tampilan diri selanjutnya, dapat dipahami bahwa tubuh dan wajah telah berubah wujud menjadi sebuah simulakra atau simulakrum murni yang tidak memiliki hubungan dengan realitas awalnya.realitas tak lagi punya referensi, yang ada hanyalah simulakra.dalam hal ini, masyarakat secara luas mulai terpengaruh dengan citracitra tampilan diri yang diciptakan oleh media massatersebut, yang pada akhirnya telah berubah wujud menjadi semacam realitas tetapi bersifat buatan. Dalam kondisi seperti ini, realitas, kebenaran, fakta dan objektivitas pada tampilan diri manusia kehilangan eksistensinya. Maka tampilan diri manusia akhirnya memasuki suatu keadaan baru yang disebut dengan hiperrealitas tampilan diri. E. KESIMPULAN Fenomena bedah kosmetik dan hubungannya dengan konsep kesempurnaan diri dibahas dengan mengaitkannya pada era globalisasi dan media massa. Dimana kedua hal tersebut memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kemunculan dan perkembangan permasalahan mengenai bedah kosmetik dan konsep kesempurnaan diri pada masyarakat. Serta baik era globalisasi maupun media massa, kedua hal tersebut memiliki hubungan yang sangat kuat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Era globalisasi dan komponen-komponennya yaitu; kemajuan teknologi, kapitalisme, budaya populer dan masyarakat konsumen merupakan suatu era dimana bedah kosmetik semakin tumbuh dan berkembang. Dan perkembangan bedah kosmetik tersebut juga sangat dipengaruhi oleh peran media massa, yang merupakan alat bagi kaum kapitalisme untuk menyalurkan budaya populer ciptaannya, yang bertujuan untuk membius masyarakat, khususnya masyarakat konsumen dan mengatur konsep kesempurnaan tampilan diri di masyarakat. Tubuh dan wajah setiap individu pada suatu masyarakat, khususnya masyarakat konsumen di era globalisasi yang penuh dengan praktek simulasi sekarang ini telah diatur oleh konstruksi tanda, citra dan kode. Tampilan diri pun akhirnya berubah menjadi suatu arena tanda dan citra ber-reproduksi, menjadi sebuah arena simulasi. 12

13 Dalam kerangka pikir Baudrillard, tubuh merupakan kuburan tanda-tanda. Tubuh dan wajah telah menjadi suatu simulakra atau simulakrum murni yang tidak memiliki hubungan dengan realitas awalnya. Realitas, kebenaran, fakta dan objektivitas pada tampilan diri manusia pada masa sekarang telah kehilangan eksistensinya, dan tampilan diri manusia akhirnya memasuki keadaan baru yang disebut dengan hiperrealitas tampilan diri. Dari keseluruhan pembahasan terkait fenomena bedah kosmetik yang dibahas melalui kerangka pemikiran Jean Baudrillard, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media massa telah mempengaruhi pandangan terhadap konsep kesempurnaan pada tampilan diri dan telah merubahnya menjadi suatu arena simulasi melalui praktek modifikasi tubuh khususnya bedah kosmetik. Tampilan diri yang menjadi suatu arena simulasi telah membentuk suatu hiperrealitas pada tampilan diri. F. KEPUSTAKAAN Baudrillard, Jean P. (1983). In The Shadow of The Silent Majorities or The End of The Social and Other Essays. (translated by Paul Foss, Paul Patton & Phillip Beitchman). New York: Semiotext(e).. (1983). Simulations. (translated by Paul Foss, Paul Patton & Phillip Beitchman). New York: Semiotext(e).. (1993). Symbolic Exchange and Death. London: Sage Publication. Irawanto, Budi. (1998). ILUSI VIRTUAL: KEJAYAAN MEDIA ATAS AUDIEN. Jurnal Sosial Politik, 1:3, Kushendrawati, Selu Margaretha. (2011). HIPERREALITAS DAN RUANG PUBLIK: Sebuah Analisis Cultural Studies. Jakarta: Penaku.. (2006). MASYARAKAT KONSUMEN SEBAGAI CIPTAAN KAPITALISME GLOBAL: FENOMENA BUDAYA DALAM REALITAS SOSIAL. Jurnal Makara: Sosial Humaniora, 10: 2, Trimarsanto, Tonny.(1993). Instant Mania Manusia Modern. Kedaulatan Rakyat: 12 September. 13

BAB VI PENUTUP. ditemukannya teknologi pencitraan tiga dimensi. Video game memiliki efek

BAB VI PENUTUP. ditemukannya teknologi pencitraan tiga dimensi. Video game memiliki efek BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Paparan, analisis, dan argumentasi pada Bab-bab sebelumnya menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Video game merupakan permainan modern yang kehadirannya diawali sejak

Lebih terperinci

Kata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas.

Kata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas. DESAIN DENGAN CITRA SIMULASI, SEBUAH INTEGRASI TEKNOLOGI SECARA ESTETIK Oleh I Gede Mugi Raharja Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Sejak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media, 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemikiran Baudrillard mendasarkan diri pada beberapa asumsi hubungan manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media, terutama peran media elektronik

Lebih terperinci

untuk penampilan mereka yang nantinya akan menunjukkan identitas mereka.

untuk penampilan mereka yang nantinya akan menunjukkan identitas mereka. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa kontemporer, identitas adalah suatu permasalahan yang sangat menarik untuk dikaji. Identitas manusia dalam skripsi ini berusaha penulis bahas dalam lingkup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Media Sosial Instagram Media sosial merupakan salah satu produk hasil dari perkembangan- perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media penyampaian informasi. Kekuatan media massa televisi paling mempunyai kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaum wanita adalah kaum yang sangat memperhatikan penampilan. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun identitas, penampilan juga sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya menjadi kebutuhan untuk masyarakat umum saja akan tetapi juga menjadi prospek bisnis yang prospektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau juga dikenal dengan Hallyu atau Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di BAB 1 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di Indonesia sudah sangat maju dan tidak kalah dengan negara lain. Begitu juga dengan selebriti baru yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persaingan usaha yang paling ketat dalam Bidang Ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persaingan usaha yang paling ketat dalam Bidang Ekonomi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha yang paling ketat dalam Bidang Ekonomi dan Perdagangan menngharuskan perusahaan untuk bisa bersaing dengan perusahaan lain. Keunggulan bersaing mutlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap saat kita dapat melihat orang-orang menonton televisi, membaca koran atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kalangan mahasiswa merupakan salah satu kelompok sosial dalam masyarakat yang rentan terhadap pengaruh gaya hidup, trend, dan mode yang sedang berlaku. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan komunikasi sudah menjadi bagian besar dari aktifitas seharihari, mulai antar pribadi, kelompok, organisasi atau massa. Komunikasi merupakan salah satu hal

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi semakin berkembang. Salah satu teknologi informasi yang berkembang sangat pesat adalah internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi, seperti yang terjadi saat ini, mall mall berkembang dengan sangat pesat di pusat

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi, seperti yang terjadi saat ini, mall mall berkembang dengan sangat pesat di pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya arus globalisasi, masyarakat saat ini lebih memilih mall untuk menghabiskan waktu liburannya, daripada mengunjungi tempat tempat wisata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Arus globalisasi yang terus berkembang memberikan perubahan pada perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini, masyarakat seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keinginan untuk cantik secara universal adalah dorongan alamiah dari dalam diri setiap manusia. Namun pemahaman atas kata cantik bisa dipersepsikan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. KESIMPULAN Merebaknya permainan online di Indonesia merupakan hal yang sangat menarik sekaligus mengkhawatirkan. Adanya permainan online tersebut, memunculkan fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri khas merupakan tuntutan dalam derasnya persaingan industri media massa yang ditinjau berdasarkan tujuannya sebagai sarana untuk mempersuasi masyarakat. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah I.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Media Televisi merupakan media massa yang sangat akrab dengan masyarakat umum. Oleh sebab itu pula, televisi menjadi media yang memiliki penetrasi yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat mulai mengandalkan segala sesuatu yang serba instan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan persaingan di dunia usaha yang semakin kompleks, dinamis, dan serba tidak pasti, perusahaan pun dituntut untuk dapat melakukan inovasi dalam mempromosikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia sehingga banyak ditemui perempuan muslim Indonesia menggunakan jilbab,

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, khususnya dalam perilaku membeli. Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena modern yang terjadi di awal millennium ketiga ini yang lebih popular dengan sebutan globalisasi memberikan perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan

Lebih terperinci

NEW MEDIA & SOCIETY HYPER REALITAS MASYARAKAT MAYA ADI SULHARDI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Penyiaran.

NEW MEDIA & SOCIETY HYPER REALITAS MASYARAKAT MAYA ADI SULHARDI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Penyiaran. Modul ke: NEW MEDIA & SOCIETY HYPER REALITAS MASYARAKAT MAYA Fakultas ILMU KOMUNIKASI ADI SULHARDI. Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Seorang suami membunuh istrinya sendiri gara-gara sang istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Film pertama kali ditemukan pada abad 19, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik,

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanpa kita sadari, masyarakat selalu diposisikan sebagai konsumen potensial untuk meraup keuntungan bisnis. Perkembangan kapitalisme global membuat bahkan memaksa masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi persaingan bisnis semakin dinamis dan kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi persaingan bisnis semakin dinamis dan kompleks, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi persaingan bisnis semakin dinamis dan kompleks, bukan hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu pula tantangan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN BERITA KASUS NARKOBA PESOHOR DENGAN CITRA PESOHOR DI MASYARAKAT

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN BERITA KASUS NARKOBA PESOHOR DENGAN CITRA PESOHOR DI MASYARAKAT HUBUNGAN ANTARA TERPAAN BERITA KASUS NARKOBA PESOHOR DENGAN CITRA PESOHOR DI MASYARAKAT Jurnal Latpen Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu dari bentuk media massa yang memiliki fungsi untuk menyampaikan komunikasi kepada khalayak yang bersifat massal. Majalah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat masyarakat semakin mudah dalam mendapatkan suatu informasi yang menjadi kebutuhan mereka. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI Primadhina NPH, Wahyu Selfiana Harta, Leni Nurul Azizah, Fadhilla Dwi Utami Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk menunjukkan pertumbuhan, perkembangan, dan eksistensi kepribadiannya. Obyek sosial ataupun persepsi

Lebih terperinci

Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat

Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti media massa, menyebabkan terjadi perubahan secara cepat dimana-mana. Media massa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai komunitas yang dibentuk berdasarkan kesadaran religious, Komunitas Hijabers Yogyakarta ingin menampilkan sebuah identitas baru yaitu berbusana yang modis tapi tetap

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi saat ini film semakin disukai oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi saat ini film semakin disukai oleh masyarakat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi saat ini film semakin disukai oleh masyarakat. Film mempunyai daya tarik yang sangat tinggi bagi masyarakat. Dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin cepat ini, mempercepat pula perkembangan informasi di era global ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dapat begitu mudahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman era globalisasi saat ini, merupakan suatu perubahan zaman yang berkembang pesat, yang dimana teknologi yang berkembang yang semakin canggih. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi sangat berperan untuk segala sesuatu yang kita lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu mencapai efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diferensiasi social yang tercipta dari relasi konsumsi. 1 Konsumsi pada era ini

BAB I PENDAHULUAN. diferensiasi social yang tercipta dari relasi konsumsi. 1 Konsumsi pada era ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman yang serba modern ini kehidupan masyarakat sering kali berubah-ubah tanpa ada yang bisa mengontrolnya. Masyarakat seperti dipaksa menuju masyarakat post

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kesemua lapisan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan manusia di dunia. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama pada mahasiswa, semakin berkembangnya social media maka banyak yang membuka usaha di social media contohnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penulisan skripsi ini, paradigma yang digunakan adalah paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penulisan skripsi ini, paradigma yang digunakan adalah paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pada penulisan skripsi ini, paradigma yang digunakan adalah paradigma kritis. Paradigma adalah kumpulan dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

Lebih terperinci

BUDAYA POPULER DAN PESAN PERSUASIF MAJALAH PEREMPUAN. dalam Rubrik Rupa-rupa, Majalah Femina edisi Januari Desember 2012)

BUDAYA POPULER DAN PESAN PERSUASIF MAJALAH PEREMPUAN. dalam Rubrik Rupa-rupa, Majalah Femina edisi Januari Desember 2012) BUDAYA POPULER DAN PESAN PERSUASIF MAJALAH PEREMPUAN (Analisis Isi Kualitatif Pesan Persuasif Ditinjau dari Konsep Budaya Populer dalam Rubrik Rupa-rupa, Majalah Femina edisi Januari Desember 2012) Maria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga membuat pelaku bisnis berlomba-lomba dalam memasarkan produk mereka dengan harapan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan kemajemukannya dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagaman suku bangsa atau etnis, agama, bahasa, adat istiadat dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi saat ini. Kemajuan teknologi komunikasi ditandai dengan semakin luasnya jaringan televisi,

Lebih terperinci

SEJARAH KOMUNIKASI MASSA

SEJARAH KOMUNIKASI MASSA Pengajar : Nuria Astagini SEJARAH KOMUNIKASI MASSA SESI-3 KOMUNIKASI MASSA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2014 Era Komunikasi Lisan Informasi dan Ilmu pengetahuan disebar luaskan melalui ucapan lisan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton atau pemirsanya. Namun fungsi film tidak hanya itu. Film juga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, perkembangan jaman yang semakin maju membawa kita untuk masuk ke dalam kehidupan yang tak lepas dari teknologi. Keberadaan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

Imaji Vol. 4 - No. 2/ Februari 2009 RESENSI BUKU

Imaji Vol. 4 - No. 2/ Februari 2009 RESENSI BUKU RESENSI BUKU JUDUL BUKU : Cultural Studies; Teori dan Praktik PENULIS : Chris Barker PENERBIT : Kreasi Wacana, Yogyakarta CETAKAN : Ke-IV, Mei 2008 TEBAL BUKU : xxvi + 470 halaman PENINJAU : Petrus B J

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cakupan konsumen hampir seluruh dunia. Tidak hanya dalam sektor tersebut, dalam

BAB I PENDAHULUAN. cakupan konsumen hampir seluruh dunia. Tidak hanya dalam sektor tersebut, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur dengan perkembangan pembangunan ekonomi yang cukup pesat. Korea Selatan juga telah dinobatkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. publik mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Hubungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations adalah manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik mempengaruhi kesuksesan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peradaban manusia selalu berubah menuruti perkembangan pola pikirnya. Dahulu kita mengenal adanya peradaban nomaden yang masih sangat mengandalkan alam untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Bukan hanya kaum wanita, tapi kaum pria juga membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Bukan hanya kaum wanita, tapi kaum pria juga membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan hidup masyarakat saat ini sangatlah beraneka ragam. Mulai dari kebutuhan primer hingga tersier. Seiring dengan perkembangan zaman, memiliki penampilan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki beberapa fakultas, yaitu Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan bentuk tubuh satu sama lain seringkali membuat beberapa orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini manusia sudah sangat bergantung pada media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa hadir untuk mempermudah arus informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu BAB 1 PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN IKLAN POND S DI TELEVISI DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK POND S PADA MAHASISWA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN IKLAN POND S DI TELEVISI DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK POND S PADA MAHASISWA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN IKLAN POND S DI TELEVISI DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK POND S PADA MAHASISWA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : IKA NANDITYASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat perkembangannya, salah satunya yaitu media elektronik televisi. Televisi merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fashion, model busana, rancangan pakaian, gaya kostum dan lain-lain di Indonesia sudah sampai dititik yang mengesankan. Ini bisa dilihat dengan begitu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi hasilnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Masyarakat dituntut untuk lebih mampu memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat informasi yang ditandai dengan besarnya kebutuhan akan informasi dan masyarakat dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta dikenal banyak orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta dikenal banyak orang dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan kota yang terletak di tengah-tengah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta dikenal banyak orang dengan sebutan Kota Budaya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran dari segi fungsi dan nilai terutama pada teko-teko yang ada dalam rumah masyarakat modern. Teko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pada jaman sekarang, musik sudah menjadi nafas dan teman sejati tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi bagian dari momen

Lebih terperinci

ISU-ISU GLOBALISASI KONTEMPORER, oleh Ahmad Safril Mubah, M.Hub., Int. Hak Cipta 2015 pada penulis

ISU-ISU GLOBALISASI KONTEMPORER, oleh Ahmad Safril Mubah, M.Hub., Int. Hak Cipta 2015 pada penulis ISU-ISU GLOBALISASI KONTEMPORER, oleh Ahmad Safril Mubah, M.Hub., Int. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat keterkaitannya dengan masyarakat luas, menjadi salah satu pilar perubahan suatu negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaya hidup merupakan pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak

Lebih terperinci

Perubahan Sosial dan Budaya Massa

Perubahan Sosial dan Budaya Massa Perubahan Sosial dan Budaya Massa Perubahan sosial mencakup aspek Perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, perubaan budaya materi Perubahan sosial merupakan proses sosial yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu scene ada 9 orang perempuan dengan penampilan yang hampir sama yaitu putih, bertubuh mungil, rambut panjang, dan sebagian besar berambut lurus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi serta pengembangan teknologi di Indonesia membuat internet menjadi media yang digemari masyarakat, karena internet dapat memberikan kemudahan

Lebih terperinci

FENOMENA HIPERREALITAS MASYARAKAT PADA MAKANAN. Sosiologi FIS UNM 2) Program Magister Sosiologi FISIP UGM

FENOMENA HIPERREALITAS MASYARAKAT PADA MAKANAN. Sosiologi FIS UNM 2) Program Magister Sosiologi FISIP UGM FENOMENA HIPERREALITAS MASYARAKAT PADA MAKANAN 1) Firdaus W. Suhaeb, 2) Muhammad Ashabul Kahfi 1) Sosiologi FIS UNM 2) Program Magister Sosiologi FISIP UGM ABSTRAK Tulisan ini mengkaji fenomena sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Life style atau gaya hidup, salah satu unsur penting di kalangan masyarakat modern. Gaya hidup sudah menjadi bagian dari salah satu ciri-ciri masyarakat modern, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA 3.1 Gagasan Karya Setelah melihat fenomena-fenomena pada bab sebelumnya, maka gagasan karya penulis ini muncul sebagai ungkapan mengkritisi fenomena-fenomena tersebut.

Lebih terperinci