BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam bab ini dijelaskan seluruh landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan dijelaskan juga model-model penelitian dan kerangka kerja (framework) yang digunakan. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Pengertian Data Menurut O Brien (2005), data adalah fakta-fakta atau observasi mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih khusus lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda, atau kejadian. Menurut Laudon & Laudon (2007), data adalah fakta fakta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi pada organizational sebelum diorganisir dan disusun kedalam bentuk yang dapat dipahami orang lain dan digunakan. Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa data adalah kumpulan dari angka, kata, gambar, atau suara yang belum diorganisir sehingga belum memiliki kegunaan Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005), sistem adalah sekelompok komponen yang bekerja bersama menuju tujuan yang bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur, perakitan metode, prosedur, atau teknik yang disatukan oleh interaksi teregulasi untuk membentuk kesatuan organizational, sekumpulan orang, mesin dan metode yang teratur dan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian fungsi tertentu. 15

2 16 Menurut Bentley, Whitten, & Dittman (2007), sistem adalah sebuah kelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut McLeod & Schell (2007), sistem adalah kumpulan dari elemen yang terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai suatu sasaran. Dari teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Sistem adalah sebuah kumpulan dari komponen yang saling bergantung antara satu sama lain dan saling membutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian fungsi tertentu Pengertian Informasi Menurut O Brien (2005), informasi adalah sebuah data yang ditempatkan ke dalam sebuah objek yang berguna untuk pemakai akhir atau user. Menurut Laudon & Laudon (2007), informasi adalah sebuah data yang sudah diubah dan menjadi sesuatu yang memiliki arti dan manfaat bagi manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah kumpulan data-data yang sudah diproses dan memiliki sebuah nilai serta mempunyai kegunaan Pengertian Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005), sistem informasi terdiri dari komponen-komponen penting, antara lain sebagai berikut: 1. Hardware (perangkat keras) adalah sekumpulan perangkat keras yang digunakan untuk menerima data dan informasi, memprosesnya, dan menampilkannya kembali. 2. Software (perangkat lunak) adalah koleksi atau sekumpulan program yang dapat memerintah hardware-hardware yang ada untuk memproses data. 3. Database (basis data) adalah basis data yang berisikan dari sekumpulan file atau tabel yang berkaitan dan berhubungan

3 17 antara satu sama lain, dan di dalam file atau tabel tersebut berisikan data. 4. Network (jaringan komputer) adalah sebuah sistem jembatan perhubungan, baik menggunakan kabel (wireline) maupun tanpa menggunakan kabel (wireless) yang memiliki peranan penting dalam menghubungkan beberapa computer yang berbeda untuk berbagi sumber daya yang mereka miliki. 5. Procedures (prosedur) adalah sebuah instruksi, aturan, dan prosedur yang berisikan cara bagaimana menggabungkan komponen-komponen diatas dalam rangka memproses informasi dan menghasilkan apa yang diinginkan. 6. People (orang) adalah sumber daya manusia yang akan mengoperasikan hardware dan software, berhubungan dengan mereka dan menggunakan hasil dari pemrosesan tersebut. Menurut O Brien (2005), sistem informasi adalah sebuah penggabungan atau kombinasi dari beberapa orang orang atau user, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi ke dalam sebuah organizational. Menurut Brian & Stacey (2005), sistem informasi merupakan suatu kombinasi orang (user), hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan suatu informasi di dalam suatu organizational. Sedangkan menurut Laudon & Laudon (2007), sistem informasi adalah berisi informasi tentang orang-orang, tempat, dan hal-lah penting di dalam organizational atau di environment sekelilingnya. Simpulan dari penulis adalah Sistem Informasi memiliki komponen - komponen seperti hardware, software, people dan lain lain untuk membantu meningkatkan kinerja dalam perusahaan untuk menghasilkan informasi.

4 Teori Teori Khusus Pada sub-bab berikut ini merupakan teori khusus yang akan kita gunakan untuk mengimplementasikan sebuah penyusunan skripsi. Berikut ini adalah beberapa teori teori khusus yang digunakan untuk menjelaskan teori yang dipakai dalam pembahasan skripsi ini Validitas Menurut Sugiyono (2010), instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Taniredja & Mustafidah (2011), mutu penelitian terutama dinilai dari validitas hasil yang diperoleh. Validitas penelitian diklasifikasikan menjadi validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkaitan dengan keyakinan peneliti tentang kesahihan hasil penelitian, sedangkan validitas eksternal berkaitan dengan tingkat generalisasi hasil penelitian yang diperoleh. Validitas hasil penelitian berada pada suatu garis kontinum yang terbentang dari mulai yang sangat tidak valid sampai dengan yang sangat valid Reliabilitas Menurut Sugiyono (2010), instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Menurut Kountur (2009), reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrument penelitian disebut reliable apabila instrument tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Taniredja & Mustafidah (2011), suatu alat pengukur reliable bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara konsisten member hasil ukuran yang sama.

5 Observasi Menurut Taniredja & Mustafidah (2011), observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Data-data yang diperoleh dalam observasi itu dicatat dalam suatu catatan observasi. Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah merupakan bagian daripada kegiatan pengamatan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) Menurut Haux, Winter, Ammenwerth, & Brigl (2013), sistem informasi rumah sakit adalah subsistem sosial teknis rumah sakit, yang terdiri dari semua pengolahan informasi serta manusia yang berhubungan atau aktor teknis dalam peran memproses informasi masing-masing. Menurut Peraturan Kementrian Kesehatan (2013), sistem informasi rumah sakit adalah suatu sistem technology informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Simpulan penulis adalah SIMRS merupakan sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat. Antar muka aplikasi SIMRS berbasis web merupakan sarana pendukung yang sangat penting untuk membantu kegiatan operasional rumah sakit.

6 User Acceptance Menurut Morris & Dillon (1997), user acceptance dapat diidentifikasi sebagai kesediaan pengguna untuk memanfaatkan technology informasi IS Success Model D&M IS Success Model, meskipun diterbitkan pada tahun 1992, didasarkan pada teori dan empiris IS penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti di tahun 1970-an dan 1980-an. Peran IS telah berubah dan berkembang selama dekade terakhir. Demikian pula, Permintaan akademik ke dalam pengukuran efektivitas IS telah berkembang selama periode yang sama. Kami mengulas lebih dari 100 artikel, termasuk semua artikel di Informasi Sistem Penelitian, Jurnal Sistem Informasi Manajemen, dan MIS Triwulanan sejak tahun 1993 dalam rangka untuk menginformasikan ulasan ini pengukuran keberhasilan IS. Itu Tujuan dari makalah ini, oleh karena itu, adalah untuk memperbarui D&M IS Success Model dan mengevaluasi kegunaannya dalam perubahan yang signifikan dalam IS praktek. Gambar 2.1 IS Success Model

7 Theory of Reasoned Action (TRA) Gambar 2.2 Theory of Reasoned Action (Sumber: Fishbein & Ajzen, 1975) Berdasarkan studi Fishbein & Ajzen (1975), theory of reasoned action merupakan sebuah model pengembangan yang berasal dari studi psikologi sosial yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi intented behavior dari seseorang. Berdasarkan model TRA, kinerja seseorang terhadap suatu perilaku dipengaruhi oleh behavioural intention (BI) untuk melakukan perilaku tersebut. Terdapat beberapa penjelasan dari definisi di atas seperti: a. Intention secara konseptual didefinisikan sebagai ketertarikan seseorang untuk melakukan suatu perilaku, b. Behavior diartikan sebagai proses perpindahan dari ketertarikan menjadi suatu tindakan atau aksi. c. Behavioural intention seseorang untuk mengadopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh attitude (A) seseorang dan subjective norm (SN). d. Attitude atau sikap diartikan sebagai suatu perasaan positif ataupun social yang membentuk suatu perilaku tertentu, e. Subjective norm diartikan sebagai pengaruh yang diterima seseorang dari tekanan sosial untuk membentuk suatu perilaku

8 Technology Acceptance Model (TAM) Banyak sekali studi empiris telah menemukan bahwa TAM secara konsisten menjelaskan sebagian besar dari varians (biasanya sekitar 40 %) di niat penggunaan dan perilaku, dan bahwa TAM lebih baik dibandingkan dengan model-model alternatif seperti Theory of Reasoned Action (TRA) dan Theory of Planned Behavior (TPB) (Venkatesh, Morris, Davis, & Davis, 2003). TAM berteori bahwa behavioral niat individu menggunakan sistem ditentukan oleh dua keyakinan, yaitu manfaat yang dirasakan, yang didefinisikan sebagai sejauh mana orang untuk percaya bahwa menggunakan sistem akan meningkatkan kinerja atau pekerjaannya, dan dirasakan kemudahan penggunaan, yang didefinisikan sebagai sejauh mana suatu orang percaya bahwa menggunakan sistem akan bebas dari upaya. TAM berteori bahwa efek dari eksternal variabel (misalnya, karakteristik sistem, pengembangan proses, pelatihan) pada niat untuk menggunakan dimediasi oleh kegunaan dan kemudahan penggunaan. Menurut TAM, manfaat yang dirasakan juga dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan karena, semakin mudah penggunaan sistem semakin besar manfaat yang ada dan didapat. Pada Januari 2000, Institute for Scientific Information Science Sosial Citation Index terdaftar 424 kutipan jurnal untuk dua artikel jurnal yang diperkenalkan TAM (yaitu, Davis, 1989). Dalam 10 tahun, TAM memiliki model penelitian untuk memprediksi penerimaan pengguna. Di luar sana banyak terdapat tes empiris TAM, dirasakan kegunaan secara konsisten menjadi hal kuat penentu niat penggunaan, dengan koefisien regresi standar biasanya sekitar 0,6. Sejak manfaat yang dirasakan seperti sopir fundamental niat penggunaan, penting untuk memahami faktor-faktor penentu ini membangun dan bagaimana pengaruh mereka berubah dari waktu ke waktu dengan meningkatnya pengalaman menggunakan sistem. Dirasakan kemudahan penggunaan, penentu langsung lainnya TAM dari niat, telah menunjukkan efek kurang konsisten pada niat di studi. Sedangkan beberapa penelitian memiliki telah dilakukan untuk model penentu dirasakan kemudahan penggunaan (Venkatesh, Morris, Davis, & Davis, 2003), faktor-faktor

9 23 penentu kegunaan yang dirasakan telah relatif diabaikan. Pemahaman yang lebih baik dari determinan kegunaan yang dirasakan akan memungkinkan kita untuk merancang intervensi organizational yang akan meningkatkan penerimaan pengguna dan penggunaan sistem baru. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperpanjang TAM untuk memasukkan faktor-faktor penentu kunci tambahan TAM manfaat yang dirasakan dan niat penggunaan konstruksi, dan untuk memahami bagaimana dampak dari faktor penentu berubah dengan meningkatnya pengalaman pengguna lebih waktu dengan sistem target. Gambar 2.3 Technology Acceptance Model (Davis, 1989) Berdasarkan model TAM (Gambar 2.2), faktor-faktor utama yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap sistem infomasi adalah perceived usefulness (PU) dan perceived ease of use (EOU). Perceived usefulness (PU) adalah persepsi seseorang terhadap suatu sistem informasi bahwa menggunakan sistem informasi tersebut akan meningkatkan performansi kerja dalam konteks organizational. Sedangkan perceived ease of use (EOU) mengacu pada kemudahan dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Penulis menggabungkan IS Success Model yang dikembangkan oleh DeLone & McLean (2003), untuk sub-faktor: a) Kurangnya kualtas informasi (Information Quality) yang di hasilkan, b) Kualitas sistem (System Quality) tidak memenuhi standar.

10 24 c) Kualitas pelayanan dari pegawai IT (Service quality) yang kurang baik untuk faktor penghalang Theory of Planned Behavior (TPB) Gambar 2.4 Theory of Planned Behavior (Chau & Hu, 2001) TPB merupakan perluasan dari TRA, yaitu dengan penambahan variabel perceived behavioral control-selain prilaku dan norma subyektif, untuk menerangkan situasi dimana individu tidak memiliki pengendalian terhadap perilaku yang diinginkannya. Chau & Hu (2001), menggabungkan TPB dengan TAM. Variabel pengendaliannya diukur dengan 3 indikator yaitu kemampuan, pengetahuan, dan sumber daya yang dimiliki. Pada model Theory of Planned Behaviour, Ajzen menambahkan faktor perceived behavioural control ke dalam model Theory of Reasoned Action dimana pada kenyataanya individu tidak selalu mempunyai kontrol terhadap sikap dan perilaku (Gambar 3). Sedangkan, pada model Theory of Reasoned Action, diasumsikan bahwa setiap individu selalu dapat mengendalikan perilakunya

11 25 sendiri. Perceived behavioral control merupakan persepsi seseorang terhadap kemudahan atau kesukaran untuk membentuk suatu perilaku tertentu, misalnya inovasi terdahulu akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap kemudahan atau kesukaran dalam mengadopsi inovasi yang baru Technology Organizational Environmental (TOE) Framework Gambar 2.5 Technology Organization Environment (Tornatzky and Fleischer 1990) TOE Framework adalah serangkaian faktor yang memprediksi tingkat adopsi dan penghalang dari sistem informasi rumah sakit. Framework ini menunjukkan bahwa adopsi dipengaruhi oleh perkembangan technology (Kauffman & Walden, 2001), kondisi organizational, bisnis dan konfigurasi ulang organizational (Chatterjee, Grewal, & Sambamurthy, 2002), dan environment industri (Kowtha & Choon 2001). Dapat kami rangkum bahwa konteks tersebut terdiri dari: A. Konteks technology Konteks technology menggambarkan bahwa adopsi tergantung pada: a) Kolam technology dalam dan di luar perusahaan

12 26 b) Aplikasi yang dirasakan keuntungan relatif (keuntungan), c) Kompatibilitas (baik teknis dan organizational), d) Kompleksitas (kurva belajar), e) Trialability (uji coba / eksperimen) f) Observability (visibilitas/ imajinasi). B. Konteks organizational Konteks organizational mencakup: a) Ruang lingkup bisnis perusahaan b) Dukungan top management c) Budaya organizational d) Kompleksitas struktur manajerial diukur dalam hal sentralisasi, formalisasi dan diferensiasi vertikal e) Kualitas sumber daya manusia f) Masalah ukuran dan ukuran terkait seperti kendur intern sumber daya dan spesialisasi. C. Konteks environment Konteks environment berhubungan dengan: a) Memfasilitasi dan faktor penghambat di daerah operasi. b) Signifikan di antara mereka adalah tekanan kompetitif (Competitive Pressure) c) Kesiapan perdagangan mitra (TPR) d) Masalah budaya sosial, infrastruktur technology dan dukungan pemerintah seperti akses ke layanan konsultasi TIK yang berkualitas. Framework untuk faktor Barrier juga memiliki beberapa faktor seperti: A. Faktor Technology Faktor technology penulis memfokuskan pada sub-faktor: a) Lemahnya technology keamanan data, b) Infrastruktur jaringan c) Hardware kurang baik.

13 27 B. Faktor Organizational Faktor Organizational penulis memfokuskan terhadap: a) Faktor adanya kesenjangan komunikasi antar pihak management dalam perusahaan, bisnis proses yang rumit. b) Budaya organizational yang tidak sesuai (sets of behaviors, assumptions, beliefs and attitudes). c) Change management kurang baik, kurangnya training penggunaan sistem. C. Faktor Environment Faktor environment, penulis memfokuskan pada 2 faktor yaitu: a) Kurangnya peraturan pemerintah yang ada (misal : Permenkes yang tidak sejalan dengan penerapan SIMRS) yang mendukung, b) Vendor yang kurang berkomitmen. Penulis menggabungkan IS Success Model yang dikembangkan oleh DeLone & McLean (2003), untuk sub-faktor: d) Kurangnya kualtas informasi (Information Quality) yang di hasilkan, e) Kualitas sistem (System Quality) tidak memenuhi standar. f) Kualitas pelayanan dari pegawai IT (Service quality) yang kurang baik untuk faktor penghalang Model Decision-Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) DEMATEL adalah singkatan dari Decision-making trial and evaluation laboratory, yang pertama kali dikembangkan oleh The Science and Human Affairs Program of the Battelle Memorial Institute of Geneve antara tahun Tujuan utama dikembangkannya DEMATEL adalah untuk mempelajari dan mencari penyelesaian permasalahan yang rumit dan saling berkaitan satu sama lain Tzeng, Chiang, & Li, (2007), dengan konsep dasar mengukur tingkat pengaruh suatu objek dengan objek lainnya Dytczak & Ginda (2013). Model DEMATEL bisa meningkatkan pengertian terhadap

14 28 suatu permasalahan secara spesifik, yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan mengidentifikasi solusi untuk suatu masalah secara terstruktur Hsu, & Chen (2007), dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh para ahli di bidang yang sedang diteliti Hsu (2012). Pada dasarnya, DEMATEL adalah sebuah model yang berdasarkan atas digraph, yang membagi faktor-faktor menjadi kelompok sebab dan akibat. Digraph, yaitu grafik yang memiliki arah, akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan grafik tanpa arah karena menggambarkan hubungan terarah antar faktor. Digraph tersebut yang kemudian menggambarkan seberapa besar pengaruh yang dimiliki faktor tersebut. Pada akhirnya model DEMATEL bisa menemukan faktor paling penting yang mempengaruhi faktor-faktor lainnya. Kemampuan tersebut membuat perusahaan bisa meningkatkan efektifitas dalam menangani faktor-faktor berdasarkan digraph Chang, Chang, & Wu (2011). Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh model DEMATEL adalah : 1. DEMATEL menyediakan pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi kriteria, hubungan antar kriteria, dan bobot masing-masing untuk pengambilan keputusan Varma & Kumar (2012). 2. Keluaran dari model berupa causal diagram yang menggunakan graf berarah sehingga bisa memberi gambaran secara mendasar tentang hubungan kontekstual dan kekuatan pengaruh antar elemen Wu (2008). 3. DEMATEL bisa digunakan untuk menjawab permasalahan inti dari sistem yang kompleks dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan keputusan Hu, Chiu, Cheng, & Yen (2011). Beberapa keunggulan tersebut membuat DEMATEL banyak digunakan dalam berbagai bidang penelitan, seperti manajemen Vujanović, Momčilović, Bojović, & Papić (2012), evaluasi performa Wu, Chen, & Shieh (2010), seleksi Ho, Tsai, Tzeng, & Fang (2011),

15 29 dan termasuk proses pengambilan keputusan Lee, Huang, Chang, & Cheng (2011). DEMATEL telah berhasil diaplikasikan di berbagai bidang penelitian dengan tujuan untuk menyederhanakan masalah rumit dan mentransformasikan sistem yang kompleks menjadi hubungan sebab akibat yang terstruktur (Lin, Yang, Kang, & Yu 2011). DEMATEL pertama kali diperkenalkan oleh Battelle Geneva Institute untuk mengevaluasi aspek dari permasalahan sosial secara kualitatif dan hubungannya dengan faktor-faktor yang ada Gabus & Fontela (1972). DEMATEL telah sukses diaplikasikan dalam beberapa situasi seperti strategi pemasaran, evaluasi e-learning, sistem control dan permasalahan safety Roca, Chiu, & Martinez (2006); Hori & Shimizu (1999). Metode DEMATEL dapat mengkonfirmasi interdependensi diantara variabel/kriteria dan membatasi hubungan yang menggambarkan karakteristik didalam sebuah sistem esensial dan tren developmental. Produk akhir dari DEMATEL adalah sebuah representasi visual dari pemikiran responden mengenai hubungan interdependensi antar objek dari sebuah permasalahan. Metode DEMATEL memiliki tahapan pengerjaan sebagai berikut: 1. Menentukan matriks rata-rata setiap responden diminta untuk menentukan skala mengenai bagaimana faktor i mempengaruhi faktor j. Perbandingan berpasangan antar dua faktor dinotasikan sebagai a ij dan memiliki skala 0, 1, 2, 3, dan 4, yang merepresentasikan tidak mempengaruhi (0), kurang mempengaruhi (1), cukup mempengaruhi (2), kuat mempengaruhi (3), dan sangat mempengaruhi (4). Skor yang diberikan dari masing-masing expert dibentuk menjadi n x n matriks jawaban non-negatif X k =[ ] dengan 1 k H. Demikian X 1, X 2,..,X H merupakan jawaban dari H expert, dan setiap elemen dari matriks X k merupakan integer yang dinotasikan dengan. Elemen diagonal dari matriks X k semuanya bernilai nol. Selanjutnya dapat dihitung n x n

16 30 matriks rata rata A untuk semua opini expert dengan merataratakan H skor dari expert seperti berikut Matriks rata-rata A=[a ij ] disebut juga sebagai initial direct relation matrix. A menunjukkan nilai rata-rata langsung yang diberikan dan diterima oleh suatu faktor. 2. Menghitung normalized initial direct-relation matrix Normalized initial direct-relation matrix D diperoleh dari matriks rata-rata A yang dinormalisasikan dengan:. 3. Menghitung total relation matrix Total relation matrix dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : T=D+D D m = D(I-D) -1, m (2.4) Selain itu dihitung r dan c sebagai vector n x I yang merupakan jumlah dari baris dan kolom total relation matrix T sebagai berikut : r i menujukkan efek total baik langsung maupun tidak langsung yang diberikan faktor i terhadap faktor lainnya. C j

17 31 menunjukkan total efek, baik langsung maupun tidak langsung yang diterima oleh faktor j dari faktor lain. Saat j = I, jumlah dari (r i + Ci ) memberikan indeks yang mempresentasikan total efek baik yang diterima dan diberikan oleh faktor i. Dengan kata lain, (r i + Ci ) menunjukkan derajat dari kepentingan (jumlah total efek yang diberikan dan diterima) yang faktor i mainkan di dalam sistem. Sementara itu (r i - Ci ) menunjukkan efek yang dikontribusikan faktor i kepada sistem saat (r i - Ci ) positif, faktor i merupakan net causer, saat (r i - Ci ) adalah negative, faktor i adalah net receiver (Tzeng, Chiang, & Li, 2007); Tamura, Nagata, & Akazawa, (2002). 4. Menetapkan threshold value untuk memperoleh impactrelations-map. Untuk menjelaskan hubungan structural sementara menjaga kompleksitas dari struktur itu sendiri pada level yang sesuai, dibutuhkan sebuah threshold value p untuk mengeliminasi hubungan yang dapat diabaikan pada matriks T. Threshold value dapat diperoleh melalui brainstorming dengan expert. Hanya beberapa efek dari matriks T yang lebih besar dari threshold value dipilih dan digambarkan pada impactrelations-map (IRM). Dalam penelitian ini, threshold value adalah rata-rata dari semua angka elemen di matriks T. Digraph dapat diperoleh dengan pemetaan titik (r+c, r-c) Tzeng, Chiang, & Li (2007).

18 Variabel Moderator Menurut Sugiyono (2011) Variabel Moderator adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara suatu variabel dependent dan independent. Menurut Indriantoro & Supomo (1999) Variabel moderator adalah variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabelvariabel independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan positif atau negatif tergantung pada variabel moderator. Dapat disimpulkan bahwa variabel moderator adalah variabel yang memiliki pengaruh terhadap arah hubungan antar variabel independen dan dependen baik itu memperkuat ataupun memperlemah Self Efficacy Menurut Feist & Feist (2008) Self Efficacy adalah keyakinan dan kepercayaan diri individu untuk mampu mengkoordinasi dan melakukan sesuatu yang dibutuhkan dalam suatu tindakan atau pekerjaan terhadap peristiwa dan lingkungan mereka sendiri. Menurut Bandura (2002) Penilaian orang tentang kemampuan mereka untuk mengatur dan melaksanakan program tindakan yang diperlukan untuk mencapai jenis yang ditunjuk pertunjukan. Dapat disimpulkan bahwa Self Efficacy adalah Tingkat keyakinan dan kepecayaan diri pengguna dalam menggunakan suatu program atau melakukan suatu tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pekerjaan. Penggunaan self efficacy sebagai variabel moderator pada model penelitian faktor penerimaan karena menurut Lending & Dillon (2007) self efficacy sangat memiliki aspek secara individu yang mempengaruhi tingkat penerimaan teknologi baru, aspek tersebut meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, kepemilikan komputer, pengalaman menggunakan komputer, orientasi, pelatihan, dukungan organisasi, dukungan manajemen, dan perilaku dalam menggunakan komputer.

19 SEM-PLS SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknis statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara konstruk laten dan indikatornya, konstruk laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara langsung Hair, Black, Babin, Anderson, & Tatham (2006). Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM), dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian SEM digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model. Oleh karena itu, syarat utama menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justifikasi teori. SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan itu dibangun antara satu atau beberapa variabel independen (Santoso, 2014), Menurut Santoso (2014), terdapat tiga komponen dalam mempelajari konsep SEM yaitu jenis variabel jenis model serta jenis error. Terdapat 2 jenis variabel dalam metode SEM-PLS yaitu: variabel laten dan variabel manifes, yaitu : a. Variabel laten merupakan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung kecuali dengan menggunakan satu atau lebih variabel manifes. Variabel ini dikenal dengan istilah unobserved variabel, konstruk, atau konstruk laten. Beberapa pendapat menyarankan agar pengukuran variabel laten ini sebaiknya dijelaskan oleh paling tidak tiga variabel manifes. Contoh dari variabel laten adalah komitmen. Variabel ini tidak dapat diukur secara langsung kecuali dengan mengembangkan sejumlah variabel yang dapat menggambarkan elemen-elemen dari komitemen tersebut. Variabel laten ini dapat berfungsi sebagai variabel eksogen dan endogen. Variabel eksogen

20 34 adalah variabel independen yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Pada Model SEM, variabel ini ditunjukkan oleh adanya anak panah yang berasal dari variabel tersebut menuju ke variabel endogen. Sedangkan variabel endogen merupakan variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen (eksogen). Pada model SEM, variabel ini ditunjukan oleh adanya anak panah yang menuju variabel tersebut. b. Variabel manifes merupakan variabel yang dapat digunakan untuk menggambarkan atau mengukur variabel laten. Variabel manifes disebut juga dengan istilah observed variabel, measured variabel atau indikator. Pada sebuah model SEM, variabel manifes ini dapat ditampilkan tanpa harus menyertai variabel laten. Contohnya pada model loyalty ditambahkan variabel frekuensi tayangan iklan. Variabel frekuensi iklan bukan merupakan variabel laten karena dapat diukur secara langsung. Variabel laten sendiri memiliki dua jenis variabel yang ada didalamnya yang dibagi menjadi dua kelas yaitu: Variabel laten eksogen dan Variabel laten endogen a. Variabel laten exogen adalah variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen (Santoso, 2014). b. Variabel laten endogen adalah variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen (eksogen) (Santoso, 2014). Pengukuran Model Struktural Model struktural adalah model yang menghubungkan antar variabel laten. Pengukuran model strukutural dapat diringkas pada tabel di bawah ini.

21 35 Tabel 2.1. Model Struktural Kriteria R2 variabel laten endogenous Estimasi untuk koefesien jalur Ukuran pengaruh f2 Relevansi prediksi (Q2 dan q2) Nilai Beta untuk koefesien jalur pada PLS SEM Sumber: Sarwono (2006) Deskripsi Nilai R2 sebesar 0,67 dikategorikan sebagai substansial Nilai R2 sebesar 0,33 dikategorikan sebagai moderate Nilai R2 sebesar 0,19 dikategorikan sebagai lemah (Esposito, Chin, Henseler, & Wang, 2010) Nilai-nilai yang diestimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus dievaluasi dalam perspektif kekuatan dan signifikansi hubungan Nilai f2 sebesar 0,02 dikategorikan sebagai pengaruh lemah variabel laten prediktor (variabel laten eksogenous) pada tataran struktural Nilai f2 sebesar 0,15 dikategorikan sebagai pengaruh cukup variabel laten prediktor (variabel laten eksogenous) pada tataran struktural Nilai f2 sebesar 0,35 dikategorikan sebagai pengaruh kuat variabel laten prediktor (variabel laten eksogenous) pada tataran struktural Nilai Q2 > 0 menunjukkan bukti bahwa nilai nilai yang diobservasi sudah direkonstruksi dengan baik dengan demikian model mempunyai relevansi prediktif. Sedang nilai Q2 < 0 menunjukkan tidak adanya relevansi prediktif Nilai q2 digunakan untuk melihat pengaruh relatif model struktural terhadap pengukuran observasi untuk variabel tergantung laten (variabel laten endogenous) Koefesien jalur individual pada model struktural diinterpretasikan sebagai koefesien beta baku dari regresi OLS (ordinary least square).

22 Proses Analisis SEM Menurut Santoso (2014), SEM merupakan gabungan antara analisis faktor dan analisis regresi, yang lebih banyak digunakan untuk confirmatory analysis (menguji sebuah teori) daripada exploratory analysis (membangun sebuah teori baru). Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian SEM yaitu: a. Membuat Model SEM (Model Specification) Dalam tahapan ini, sebuah model dibangun dengan menggunakan teori-teori yang sudah dikembangkan sebelumnya. Model ini dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu: equation (persamaan-persamaan matematis) dan bentuk diagram (gambar). Apabila model dibentuk dengan menggunakan diagram, maka model pengukuran dan model struktural perlu dimasukan. b. Menyiapkan Desain Penelitian dan Pengumpulan Data Sebelum sebuah model diuji, sebuah model harus dapat memenuhi asumsi-asumsi yang dibutuhkan oleh SEM. Misalnya memperhatikan apabila ada data yang hilang (missing data), mengumpulkan data, dan lain sebagainya. c. Identifikasi Model Tahap berikutnya setelah melakukan desain model yaitu uji identifikasi model untuk melihat apakah model dapat diidentifikasi lebih lanjut. Salah satu caranya dengan menggunakan degree of freedom. d. Menguji Model Tahap terakhir yang harus dilakukan yaitu menguji model pengukuran dan model sktruktural. Dari model pengukuran dapat diperoleh sejauh mana keeratan hubungan antara indikator dengan konstruknya. Sedangkan pengukuran struktural digunakan untuk melihat korelasi antara hubungan antar konstruk. Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan software SmartPLS. PLS adalah analisis persamaan struktural

23 37 (SEM) berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model struktural Jogiyanto (2011). Hair, Ringle & Sarstedt (2011), menjelaskan ciri-ciri khas SEM dengan PLS diantaranya ialah: a. SEM dengan PLS membuat estimasi loadings variabel manifest / indikator untuk variabel laten eksogenous dengan didasarkan pada prediksi terhadap variabel laten endogenous bukan didasarkan pada varian yang dibagi diantara variabel variabel manifest / indikator pada variabel laten yang sama sebagaimana yang terjadi pada SEM berbasis kovarian. Dengan demikian loadings merupakan kontributor bagi koefesien jalur. b. SEM dengan PLS menawarkan hasil yang dapat diterima untuk model pengukuran dimana hubungan model struktural tidak signifikan. c. Secara konsep penggunaan SEM dengan PLS ialah sama dengan penggunaan regresi linier berganda, yaitu memaksimalkan varian yang dijelaskan pada variabel laten endogenous (variabel tergantung) dengan ditambah menilai kualitas data yang didasarkan pada karakteristik model pengukuran. d. Para peneliti pengguna SEM dengan PLS menamakan model pengukuran reflektif sebagai model A, sedang model pengukuran formatif sebagai model B. e. Model jalur SEM dengan PLS sama dengan SEM yang berbasis kovarian.

24 Kerangka Berpikir Berdasarkan teori-teori yang telah di jelaskan, penelitian ini bermaksud untuk mencari faktor penerimaan penggunaan SIMRS dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang dimodifikasi dengan IS Success Model dan dianalisis menggunakan metode penelitian menggunakan SEM-PLS. Lalu, mencari faktor penghalang dengan menggunakan model Technology-Organizational- Environment (TOE) Framework yang dimodifikasi dengan IS Success Model dan dianalisis menggunakan DEMATEL. Hasil akhir dari keduanya menghasilkan gambaran akan situasi penggunaan SIMRS di RS XYZ yang dapat menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan tingkat penggunaan dan efektifitas penggunaan SIMRS pada RS XYZ. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.5 untuk memudahkan pemahaman terhadap pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Kerangka pikir ini menggambarkan model TAM dan TOE framework dengan pengolahan dengan metode SEM-PLS dan DEMATEL

25 Gambar 2.6 Kerangka Berpikir 39

26 40

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi saat ini sangat banyak digunakan di hampir seluruh bidang industri di Indonesia, dikarenakan perkembangan teknologi, perubahan proses bisnis yang dinamis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan suatu landasan

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang mendukung dari penelitian ini: 2.1.1 Taufik Saleh, Darwanis, Usman Bakar (2012) Penelitian dengan topik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan Teori yang memaparkan teori teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan Sub Bab 2.2 Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permaslahan peneitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak 65 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Kerangka Teori Berdasarkan landasan teori pada Bab II, dapat diketahui bahwa TAM berfokus pada sikap penerimaan terhadap pengguna teknologi informasi, dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap

Lebih terperinci

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui 3 tahap yang dijelaskan pada bab ini. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Awal a) Studi Literatur b) Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Sistem Informasi Sistem merupakan satu kesatuan kelompok yang saling berinteraksi dan bekerjasama satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Teknologi Informasi Menurut Information Technology Association of America (ITAA) dalam Sutarman (2009:13) teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,

Lebih terperinci

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP 5209 100 028 Dosen Pembimbing I : Tony Dwi Susanto,S.T.,M.T.,Ph.D Dosen Pembimbing II : Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc Kebutuhan & Tuntutan PT. Lisa Concrete Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi salah satunya adalah pengguna atau pemakai. Pengguna merupakan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Jerry Fith gerald dalam Jogiyanto (2006) juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 TAM (Technological Acceptance Model) Salah satu unsur penting dalam penerapan sebuah sistem informasi adalah penerimaan terhadap sistem informasi. Bagi sebuah Perusahaan, sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi telah meningkat secara signifikan. Sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal baru digunakan untuk pengembangan

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap perusahaan. Pengembangan teknologi informasi (TI) telah memimpin dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menyertakan beberapa uraian singkat penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring sosial.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menguji dan membuktikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), dengan satu premis bahwa reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 5) dalam Liyana (2015: 48), penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana pendukung berbagai aktivitas, baik aktivitas para pebisnis, akademisi, birokrat, maupun profesional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma sebuah penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem adalah sebuah rangkaian yang saling terkait antara beberapa bagian dari

Lebih terperinci

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL Ni Made Shandyastini 1, Kadek Dwi Pradnyani Novianti 2 STMIK STIKOM Bali shandyastini311090@yahoo.co.id 1, novianti@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring perkembangan zaman, semua kegiatan masyarakat semakin akrab bahkan sangat akrab dengan teknologi informasi, termasuk menjalankan sebuah tugas. Salah

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban terhadap pasien untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat dengan menggunakan fasilitas yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Belanja Online Belanja online (online shopping) adalah proses dimana konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain dari seorang penjual secara interaktif dan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut:

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut: 2 BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

Lebih terperinci

MENGENAL PLS-SEM. Gambar 2.1 Model PLS SEM

MENGENAL PLS-SEM. Gambar 2.1 Model PLS SEM MENGENAL PLS-SEM Oleh: Jonathan Sarwono 2.1 Pendahuluan Beberapa hal penting yang melanadai SEM menggunakan PLS menurut Monecke & Leisch (2012) diantaranya: SEM menggunakan PLS terdiri tiga komponen, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 361 Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Dengan semakin berkembangnya suatu organisasi, semakin kompleks pula masalah-masalah yang akan dihadapi. Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Gambar 3.1 Tahapan Penelitian. 3.2 Tahap Pendahuluan Pada tahap ini hal yag dilakukan terdiri atas 3 tahapan, yaitu melakukan studi literatur, melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Metode survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang pesat baik dalam perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola informasi dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA) yang diperkenalkan

Lebih terperinci

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN DAN PERSEPSI KEMUDAHAN TERHADAP MINAT BERPERILAKU DALAM PENGGUNAAN E-LEARNING (Studi Pada Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya) Fitri Imandari Endang Siti

Lebih terperinci

EVALUASI KESIAPAN PENGGUNA DALAM ADOPSI SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI DI BIDANG AKADEMIK PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE HOT FIT MUHAMMAD NASIR

EVALUASI KESIAPAN PENGGUNA DALAM ADOPSI SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI DI BIDANG AKADEMIK PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE HOT FIT MUHAMMAD NASIR EVALUASI KESIAPAN PENGGUNA DALAM ADOPSI SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI DI BIDANG AKADEMIK PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE HOT FIT MUHAMMAD NASIR Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma, Palembang,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan Bagian Akuntansi dan Keuangan BMT Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya. Sedangkan responden

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERSYARATAN GELAR... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN... ix DAFTAR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang ketatnya persaingan bisnis pada era globalisasi saat ini yang semakin dinamis dan kompleks, adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tahap yang dilakukan mulai dari proses awal penelitian hingga proses akhir penelitian. Tahapan dari penelitian dapat dilihat dari Gambar 3.1 dibawah

Lebih terperinci

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010 JDA Vol. 2, No. 2, September 2010, 92-102 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda APLIKASI MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI DALAM PENGGUNAAN SOFTWARE AUDIT OLEH AUDITOR Dhini Suryandini Jurusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) 8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Tahap Pendahuluan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Tahap Pendahuluan, BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Tahap Pendahuluan, Tahap Pengumpulan Data, dan Tahap Analisis Data. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi menjadi masalah tersendiri ketika informasi dan data yang dibutuhkan masih dalam bentuk manual (kertas). Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel Kuesioner disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan olehwadie Nasri dan Lanouar Charfeddine (2012) mengangkat faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Peneliti merangkai kerangka teori berdasarkan olah data yang di ambil dari responden yang menggunakan sistem ERP di satuan kerja kementerian keuangan. sistem ERP

Lebih terperinci

STUDI EMPIRIS PENERIMAAN SISTEM JDIH DI BPK RI BERBASIS TAM DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN SEM

STUDI EMPIRIS PENERIMAAN SISTEM JDIH DI BPK RI BERBASIS TAM DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN SEM STUDI EMPIRIS PENERIMAAN SISTEM JDIH DI BPK RI BERBASIS TAM DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN SEM Muhamad Rifki Setyadji / 9108205801 25 Agustus 2010 1 Pendahuluan Latar Belakang & Perumusan Masalah Batasan Permasalahan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabulasi Data Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Stikom Surabaya tahun angkatan 2011-2015. Alat bantu yang digunakan untuk melakukan tabulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penyusunan skripsi yang dilakukan oleh penulis membutuhkan data-data yang relevan guna menunjang proses penelitian. Usaha untuk mengumpulkan data-data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan meliputi teknologi komputer secara umum, penelitian kuantitatif, snowball

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Konseptual dan Hipotesis Untuk model konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Model Konseptual Dari model konseptual pada Gambar 3.1, hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada sub bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 User Acceptance Pada umumnya penguna teknologi akan memiliki persepsi positif terhadap teknologi yang disediakan. Persepsi negatif akan muncul sebagai dampak dari penggunaan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur 9 BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, banyak hal yang harus diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis yang mereka kembangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang Masalah, 1.2 Rumusan Masalah, 1.3 Tujuan Penelitian, dan 1.4 Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM)

Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM) Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM) Khairani Ratnasari Siregar Telkom Institute of Management, Bandung, Jawa Barat, Indonesia E-mail: raniratnasari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke pengurus koperasi yang ada di Bandar lampung.kuesioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke pengurus koperasi yang ada di Bandar lampung.kuesioner yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner dan disebarkan secara langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan instansi pemerintah yang hampir semua kegiatannya berhubungan dengan data.

1. Pendahuluan. Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan instansi pemerintah yang hampir semua kegiatannya berhubungan dengan data. Oleh : JOKO PRASETIYO 1309201718 Pembimbing Prof. Drs. Nur Iriawan, M.Ikomp, Ph.D Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan instansi pemerintah yang hampir semua kegiatannya berhubungan dengan data. Persiapan->

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

RESPONDEN TIAP PRODI

RESPONDEN TIAP PRODI 0 1 2 3 6 9 10 14 24 29 101 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabulasi Data Subjek penelitian atau responden merupakan mahasiswa aktif Stikom Surabaya tahun 2008-2015. Aplikasi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan organisasi karena peran pentingnya dalam memungkinkan pencapaian tujuan individu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sistem informasi berperan besar pada perubahan perilaku organisasi yang berdampak pada perubahan perilaku individu. Perubahan perilaku individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring terjadinya ledakan informasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber aslinya (Sekaran, 2003). Objek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan

Lebih terperinci

2 METODE. Kerangka Pemikiran

2 METODE. Kerangka Pemikiran 16 2 METODE Kerangka Pemikiran PTT padi merupakan suatu metode pendekatan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan dan efisiensi produksi. PTT menekankan pada prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang dan memiliki pertumbuhan yang sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting bagi banyak orang

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang mempunyai akses untuk menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Manejemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah

BAB 2 LANDASAN TEORI. penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 User Acceptance Pada umumnya penguna teknologi akan memiliki persepsi positif terhadap teknologi yang disediakan. Persepsi negatif akan muncul sebagai dampak dari penggunaan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey. Survey adalah penelitian yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek yang diteliti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data. Penelitian kuantitatif dilakukan berdasarkan ukuran

Lebih terperinci