BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum PT. Unilever Indonesia.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum PT. Unilever Indonesia."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum PT. Unilever Indonesia. Unilever adalah salah satu perusahaan terdepan yang bergerak pada produk home and personal care serta foods & ice cream di Indonesia. Rangkaian produk Unilever Indonesia mencangkup merek-merek ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, dan lainlain. Unilever didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama Lever Zeepabrieken N.V di daerah Angke Jakarta. Pada tahun 1941, Unilever mendirikan pabrik kosmetik di Surabaya. Setelah dikuasai oleh pemerintah selama 4 tahun, Unilever mengoperasikan kembali berdasarkan UU penanaman modal asing pada tahun Pada tahun 1980 nama perseroan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Saham perseroan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari Pada akhir tahun 2009, saham perseroan menempati peringkat ketujuh kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. PT. Unilever Indonesia, tbk. berpusat di Graha Unilever Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 15 Jakarta. Perseroan memiliki enam pabrik di kawasan industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di kawasan Surabaya, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk perseroan berjumlah sekitar 32 merek utama dan dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 370 distributor independen yang menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Visi dari Unilever adalah terus mengembangkan merek dan produk untuk mengikuti perubahan kehidupan konsumen. 1

2 Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia Tbk. Presiden Direktur President Director Direktur / Director & Chief Financial Officer Direktur / Director Home & Personal Care Direktur / Director Foods Direktur / Director Ice Cream & Marketing Service Direktur / Director Supply Chain Direktur / Director Customer Development Direktur / Director Human Resources Finance and Accounting Corporate Management Accounting Business System, IT & ERP Merger and Acquisition Competitive Strategy Legal Services Insurance Commercial Home Personal Care Marketing Home Personal Care - Home Care - Personal Care Commercial Foods Foodsolutions Business Unit Marketing Foods Commercial Ice Cream Marketing Services Marketing Ice Cream Commercial Supply Chain Costumer Services Supply Management Quality Assurances & Environment Supply & Demand Planning Engineering & Safety Manufacturing Logistics Activation Implementation Management Sales Operations Customer Marketing & Trade Category Management Commercial Customer Development Customer Development Management Human Resources Corporate General Affairs HR Business Partners Industrial Relations Experties Team - Talent - Learning Remuneration Service Delivery Centre Medical Services CSR Unilever Indonesia - Small Medium Enterprise - Public Health & Education - Environment Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary Corporate Communications - Internal Communications - Media Relations - External Affairs Investor Relations Audit Internal / Internal Audit Sumber: Laporan Tahunan PT Unilever Indonesia

3 Uraian Singkat produk Citra Citra merupakan salah satu merek terkemuka Unilever Indonesia pada kategori personal care. Citra adalah merek lokal di Indonesia yang mempunyai visi untuk menjadi merek perawatan kulit lengkap yang memberikan kecantikan alami secara keseluruhan. Pada tahun 2006, Citra mempunyai dua misi yaitu: 1. Citra menginginkan merek perawatan kulit lengkap yang tercermin dari jajaran produk perawatan kulit Citra yang sudah ada. Untuk perawatan tubuh, Citra memiliki Citra hand & body lotion, Citra liquid soap dan Citra body scrub. Sementara itu, untuk perawatan wajah, Citra memiliki Citra Hazeline moisturizer dan Citra face cleanser. Citra akan terus menciptakan inovasi strategis yang berkaitan dengan konsumennya. 2. Citra ingin membantu wanita Indonesia menyeimbangkan pikiran dan tubuh mereka. Dengan memiliki keseimbangan pikiran dan tubuh, wanita dapat memainkan peran dengan lebih baik dan hal ini akan membawa ke hubungan harmonis dengan masyarakat. Berdasarkan semua alasan ini, Citra meluncurkan varian wewangian aromaterapi, karena manfaat aromaterapi sudah dikenal luas untuk membantu mengendurkan ketegangan panca indra dan menenangkan pikiran dan tubuh. Untuk mendukung kedua misi tersebut di atas, Citra meluncurkan aktivasi Rumah Cantik Citra (RCC) pada tahun RCC adalah rumah spa untuk merasakan seluruh produk Citra dalam merawat dan mempercantik tubuh dan jiwa. Citra diketahui sebagai merek kecantikan dengan bahanbahan alami dari warisan kuat budaya Indonesia, dan telah beredar di Indonesia selama lebih dari 20 tahun. Citra dikenal pertama kali sebagai merek hand & body lotion tetapi beberapa tahun belakangan ini telah memperluas merek ke segmen lain seperti sabun cair, body scrub, pembersih wajah dan pelembab wajah. 3

4 1.2. Latar Belakang Penelitian Pada kondisi pasar sekarang, memiliki pengetahuan mengenai strategi merek adalah kunci untuk kesuksesan perusahaan. Merek adalah aset berharga perusahaan. Merek menawarkan kesempatan bagi organisasi memperbesar daya saing perusahaan dan memanfaatkan budaya organisasi untuk memiliki tempat di hati dan pikiran konsumen. Tugas penting bagi strategi merek perusahaan untuk mendorong citra yang diinginkan bagi merek produk perusahaan (Martinez et al., 2008: ). Tingkat persaingan yang tinggi memaksa perusahaan untuk mengadopsi strategi yang menciptakan keunggulan bersaing untuk perusahaan. Menciptakan nama merek dengan asosiasi yang terbentuk secara baik adalah salah satu cara untuk meraih tujuan tersebut. Perusahaan berinvestasi besar-besaran untuk mengembangkan suatu merek. Hal ini merupakan proses yang menghabiskan biaya tetapi dapat meraih banyak penghasilan saat merek tersebut meraih sukses. Akan tetapi, perusahaan tidak selalu mempunyai kekuatan finansial atau tidak mau berinvestasi terlalu besar dalam menciptakan nama merek baru setiap saat mereka mengembangkan produk baru. Daripada menciptakan nama merek baru untuk kategori produk baru, biasanya strategi yang lebih ekonomis yaitu perusahaan menggunakan nama merek sukses dan yang telah dikenal untuk diekstensi kepada kategori produk baru, dengan kata lain dengan menggunakan brand extension (Arslan dan Altuna, 2010:170). Brand extension atau ekstensi merek merupakan strategi perusahaan dengan memanfaatkan mereknya yang sudah ada untuk masuk ke dalam lini atau kategori produk baru yang sebelumnya tidak ada pada portofolio merek terkait. Sebuah shampo kecantikan bagi wanita yang kemudian mengeluarkan varian anti ketombe adalah contoh brand extension yang termasuk line extension. Disebut category extension apabila merek pasta gigi yang digunakan sebagai merek bagi sebuah produk permen kesehatan gigi baru, atau merek oli yang kemudian digunakan sebagai merek bagi produk suku 4

5 cadang. Tentunya brand extension ini merupakan strategi menarik bagi pengelola merek, terutama bagi mereka yang memiliki merek relatif kuat. Karena dengan strategi ini, para pengelola merek dapat mengkapitalisasikan kekuatan yang dimiliki mereknya. Beberapa dari pengelola merek yang berpikiran jangka panjang bahkan menggunakan strategi ini untuk meningkatkan ekuitas mereknya. Brand extension memberikan keuntungan, setidaknya dari dua sudut pandang. Bagi produk baru, strategi ini akan lebih mempermudah penerimaan produk baru oleh konsumen sebagai akibat citra merek induknya yang kuat dan sesuai. Bagi merek induk, brand extension dapat menikmati manfaat seperti peningkatan kekuatan citra merek, menambah basis pelanggan merek, meningkatkan cakupan pasar dari merek, revitalisasi merek, dan lain-lain. Kunci terpenting dalam mendesain, menguji, dan mengelola brand extension adalah pengukuran yang dapat dilakukan melalui riset pemasaran. Sebuah nama besar merek, bahkan dengan dukungan kualitas produk yang baik, bukanlah jaminan akan kesuksesan dari brand extension. Brand extension yang didesain dan dikelola dengan baik merupakan salah satu cara bagi merek-merek di Indonesia guna menggapai predikat Top Brand ( Banyak merek yang telah lama hadir di pasaran diekstensikan pada produk baru untuk memasuki pasar baru. Pepsodent misalnya, market leader pasta gigi ini melakukan ekstensi merek untuk memperkenalkan produk sikat gigi. Strategi ekstensi merek juga dipertahankan Unilever untuk produk Pepsodent dalam memasuki pasar mouthwasher dan pasar permen. Contoh lainnya dari brand extension dapat dilihat pada tabel 1.1, antara lain Milo, Nuvo, Dove, Cusson, Biore, dan Betadine. 5

6 Tabel 1.1 Contoh Merek dan Strategi Ekstensi merek Merek Unggulan Ekstensi Merek Pasta gigi Pepsodent Sikat gigi Pepsodent, Pepsodent mouthwasher, permen Pepsodent Delicio Milo minuman berenergi Permen coklat Milo Nugget, es krim Milo Scoopshake Sabun mandi padat Nuvo hand sanitizer, sabun mandi cair Nuvo Nuvo Sabun mandi padat Dove Sabun mandi cair Dove, sabun pembersih wajah Dove, Dove body lotion, Shampo Dove, Dove deodorant Sabun bayi Cusson Bedak bayi Cusson, shampo bayi Cusson, minyak telon bayi Cusson, detergen pakaian bayi Cusson Pembersih wajah Biore Sabun mandi cair Biore, Biore pore pack Obat Merah Betadine Sabun cair antiseptik Betadine, obat kumur Betadine, shampo Betadine, salep Betadine, Betadine skin cleanser Sumber: Observasi lapangan Seperti halnya strategi merek yang lain, brand extension tidak selalu sukses diterapkan. Resiko kegagalan brand extension tidak dapat dikatakan kecil dengan sejumlah kasus kegagalan brand extension di pasar. Penggunaan ekstensi dianggap sebagai strategi yang ideal untuk menopang pangsa pasar, namun pada kenyataannya ekstensi merek juga memiliki kemungkinan besar untuk gagal. Pengamatan empiris menunjukkan sejumlah fenomena brand extension yang mengalami kegagalan, antara lain (1) Nestle Purelife pasaran Air Minum Dalam Kemasan kurang direspon positif oleh konsumen meskipun dikelola dengan merek kuat Nestle, (2) Axe Salon tidak mampu berkembang 6

7 meski membawa merek Axe yang dikenal di pasar merupakan merek unggulan di segmen pasar home and personal care (Mulyana, 2006:8). Fakta empiris menunjukkan bahwa Unilever erat kaitannya dengan strategi brand extension. Strategi ini dilakukan seiring dengan visi dari Unilever yaitu mengembangkan merek dan produk untuk mengikuti perubahan kehidupan konsumen. Unilever menciptakan sejumlah merek besar yang diposisikan sebagai umbrella brand untuk sejumlah kategori. Misalnya, merek Clear, Lifebuoy, Citra, Dove, Rinso, dan Domestos. Beberapa merek besar ini dijadikan jangkar untuk memperluas pasar. Sehingga strategi ekspansi pasar yang menjadi tumpuan Unilever cenderung ke arah ekstensi lini dan ekstensi varian. Selain itu, Unilever berhasil menciptakan identitas untuk berbagai merek yang dimiliki seperti Lux diasosiasikan sebagai kecantikan wanita, Pepsodent sebagai bagian dari kebutuhan perawatan gigi suatu keluarga, dan Lifebuoy diidentifikasikan sebagai sabun kesehatan untuk seluruh keluarga. Pengelolaan merek secara konsisten akan membawa citra atau image tertentu seperti yang diinginkan ( Salah satu merek kuat dari Unilever dan telah lama bertahan di pasar Indonesia adalah Citra dengan produk unggulannya yaitu hand body lotion. Kesuksesan merek Citra kemudian dinilai layak oleh Unilever untuk diekstensikan dalam kategori sama yaitu produk perawatan kulit. Deretan produk Citra yang telah terekstensi diantaranya Citra Lasting Body Scrub, Citra Lasting Body Wash Pouch, Citra Anti Acne Refreshing Milk Cleanser, Citra Lasting White Face Cleanser, Citra Lasting Glow-Mangir Jawa & Minyak Zaitun, Citra Hazeline dan produk terbarunya yaitu sabun mandi padat Citra. Dalam tiga tahun terakhir, kinerja merek Citra baik merek induk dan beberapa brand extension berdasarkan Brand Value (BV) selalu berada di lima besar berdasarkan survei majalah SWA no. 15/18-27 Juli 2011/XXVI. 7

8 Tabel 1.2 Peringkat Kinerja Merek Untuk Indonesia Best Brand Index Kategori Merek Brand Brand Brand Brand Value Value Value Share Hand & Citra 55,4 65,5 62,4 62,2 Body Marina 16,7 34,8 33,6 36,1 Lotion Vaseline 9,9 29,9 29,0 32,9 Viva 5,9 27,5 29,5 32,1 Placenta 2,7 25,7 * * Pelembab Pond s 38,8 50,3 55,3 50,7 Muka Sariayu 13,5 33,7 31,3 36,1 Martha Tilaar Viva 13,3 33,6 33,2 35,5 Oil of Olay 4,3 27,1 25,3 29,3 Citra 4,5 26,9 24,4 * Hazeline Sabun Lux 34,5 60,7 60,6 66,8 Mandi Lifebuoy 34,9 56,9 54,2 59,6 Cair Biore 12,6 43,8 42,3 51,7 Detol 43,0 43,0 * * Citra 42,6 42,6 40,9 51,1 Keterangan: *: saat disurvei merek tersebut tidak masuk lima besar atau belum masuk pasar Sumber: Survei Majalah Swa no. 15/18-27 Juli 2011/XXVI 8

9 Berdasarkan hasil tabel 1.2, hand & body lotion Citra sebagai merek induk telah memperoleh brand value peringkat pertama dari tahun 2009 sampai Masih berdasarkan majalah Swa no. 15/18-27 Juli 2011/XXVI, merek induk hand & body lotion Citra mendapatkan Indonesia Platinum Brand 2011 karena telah 9 kali menjadi Indonesia best brand. Selain itu, brand extension Citra yaitu sabun mandi cair dan pelembab muka juga terbukti sukses dengan meraih peringkat 5 besar untuk Indonesia best brand index. Walau beberapa dari brand extension Citra berhasil masuk ke deretan produk-produk sukses pada Indonesia best brand index, namun ada juga brand extension yang kalah bersaing dan tidak berhasil meraih peringkat 5 besar pada Indonesia best brand index yaitu produk susu pembersih wajah dan body scrub. Merek Citra juga mendapatkan penghargaan sebagai Top Brand 2011 yang diselenggarakan oleh majalah Marketing. Tabel 1.3 Top Brand 2011 Merek Lulur Kecantikan Top Brand Indeks Merek Hand & Body Lotion Top Brand Indeks Purbasari 37,3% Citra 55% Sari Ayu 15,1% Marina 16,1% Citra 11,6% Vaseline 7,2% Pradasari 11,4% Nivea 3,7% Mustika Ratu 9,7% Viva 3,1% Sumber Ayu 2,6% Emeron 2,2% Heborist 2,6% Placenta 1,7% Shinzui 2,2% Sariayu 1,2% Shinzui 1,2% Sumber: Survei Majalah Marketing No. 02/XI Februari 2011 Survei Majalah Marketing No. 6/XI/ Agustus

10 Berdasarkan tabel 1.3, terlihat bahwa lulur kecantikan Citra termasuk 3 besar top brand setelah Purbasari dan Sari Ayu. Citra Hand & Body Lotion adalah top brand sebesar 55%, jauh meninggalkan pesaingnya. Hal ini membuktikan bahwa Citra Body Scrub dan Citra Hand & Body Lotion dikenal baik oleh masyarakat. Ekstensi terakhir dari merek Citra adalah sabun mandi padat Citra. Peluncuran produk ini dilakukan bertepatan dengan perayaan hari Kartini pada tanggal 21 April 2010 dengan tujuan mengajak kaum perempuan lebih berprestasi. Dalam rangkaian peluncuran produk ini, Unilever membuat berbagai kegiatan yang bisa menginspirasi perempuan, seperti melalui white march dan pembagian produk yang diadakan serentak di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Juga talkshow tentang pemberdayaan perempuan, serta pemutaran film Menembus Impian, yang disponsori Citra dan diperankan oleh Acha Septriasa, brand ambassador sabun mandi Citra ( Dari observasi awal melalui pengamatan langsung di beberapa supermarket, peluncuran sabun mandi padat Citra mampu menarik minat konsumen untuk membeli dan menunjukkan deretan produk ini tidak tersusun rapi pada rak penjualan yang membuktikan respon positif terhadap keberadaan produk ini. Minat konsumen dalam membeli produk seringkali muncul atas dasar penilaian terhadap brand image, konsumen menggunakan penilaian subjektif terhadap merek sesuai dengan citra yang terbentuk oleh pemikiran masing-masing. Konsumen yang memiliki brand image positif memiliki ikatan secara individual yang mengarahkan pada minat beli produkproduk yang dikelola dengan merek tersebut. Berdasarkan survei majalah Marketing, sebagai produk baru yang diluncurkan pada bulan April 2010, sabun mandi padat Citra mampu menarik perhatian masyarakat sehingga menempatkan sabun mandi Citra pada peringkat 8 untuk merek-merek Top Brand dalam waktu setahun. Hal ini terlihat pada tabel

11 Tabel 1.4 Top Brand Sabun Mandi 2011 No Merek Top Brand Indeks 1 Lifebuoy 45,9% 2 Lux 20,5% 3 Biore 9,0% 4 Giv 5,5% 5 Nuvo 4,7% 6 Dettol 3,6% 7 Shinzui 1,9% 8 Citra 1,3% 9 Dove 1,3% 10 Cusson 1,2% Sumber: Survei Majalah Marketing No. 02/XI Februari 2011 Kota Bandung merupakan sebuah kota dan sekaligus menjadi ibu kota dari provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota dengan populasi terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya pada tahun 2010 ( Kota Bandung merupakan salah satu kota penting yang dijadikan tujuan dalam mempromosikan produk bermerek Citra maupun produk Unilever lainnya. Sebagai contohnya, Rumah Cantik Citra yang didesain sedemikian rupa untuk mengkomunikasikan semua produk-produk perawatan kulit, pada awalnya diluncurkan pada pertengahan tahun 2006 di kota Jakarta, Bandung dan Surabaya ( Rumah Cantik Citra yang didirikan di Bandung beralamat di Jl. R.E. Martadinata No Contoh lainnya, pada peluncuran produk terbaru Citra yaitu sabun mandi padat Citra, Unilever membuat berbagai kegiatan yang bisa 11

12 menginspirasi perempuan, seperti melalui white march dan pembagian produk yang diadakan serentak di Jakarta, Bandung, dan Surabaya ( Dengan demikian, Bandung sebagai salah satu kota utama yang dijadikan tempat untuk mempromosikan dan meluncurkan produk Citra akan menarik untuk diteliti. Berdasarkan hal ini, dapat ditelaah lebih lanjut mengenai ekstensi merek Citra dan pengaruhnya terhadap brand image di kota Bandung Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana brand extension sabun mandi padat Citra? 2. Bagaimana brand image Citra? 3. Berapa besar pengaruh brand extension sabun mandi padat Citra terhadap brand image Citra di kota Bandung? 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data guna menjawab permasalahan di atas. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Brand extension sabun mandi padat Citra. 2. Brand image Citra. 3. Berapa besar pengaruh brand extension sabun mandi padat Citra terhadap brand image Citra di kota Bandung 12

13 1.5. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini dapat diambil manfaat berikut: 1. Bagi akademis Memberi pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai brand extension, brand image dan bagaimana brand extension dapat mempengaruhi brand image. 2. Bagi perusahaan Sebagai referensi bagi merek Citra untuk mengetahui brand extension dan brand image produk tersebut. 3. Bagi pihak lain Sebagai bahan referensi dan masukan bagi pihak lain yang berkepentingan dan tertarik mengenai brand extension dan brand image. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam tesis ini terdiri dari beberapa bab dengan uraian garis besar setiap bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari penulisan tesis yang membahas gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tesis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini mengemukakan tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel penelitian yang terdiri dari rangkuman teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 13

14 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang meliputi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dalam bentuk kesimpulan penelitian serta saran sebagai bentuk dari implikasi kesimpulan. 14

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabriken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan produk yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan produk yang dapat digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, kemudahan informasi, teknologi, dan transportasi senantiasa meningkatkan dinamika persaingan antar para pelaku bisnis. Fenomena

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas laporan keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia harus berhubungan dengan sesamanya dan alam sekitarnya atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia harus berhubungan dengan sesamanya dan alam sekitarnya atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama rahmatan lil alamin, pada dasarnya Islam membuka peluang kepada siapapun untuk mengembangkan usaha di bidang perekonomian, sebab Islam menginginkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk 60 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk (Perseroan) telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan

Lebih terperinci

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 dan Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyadari begitu besarnya jumlah penduduk di Indonesia yang sangat potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan transportasi senantiasa meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern, persaingan dalam dunia bisnis dari tahun ke tahun semakin kompetitif. Berbagai perusahaan melakukan segala usaha untuk mempertahankan dan merebut hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah memunculkan dinamika perdagangan dan bisnis yang cepat di dunia. Hal tersebut juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan pelanggan. Untuk itu, perusahaan mengalami tantangan karena saat ini pelanggan menghadapi beraneka ragam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi pada berbagai hal antara lain merek, harga, dan juga pelayanan dari suatu produk. Agar

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo PT Unilever Indonesia.Tbk (Sumber : diakses 30 Januari 2016)

Gambar 1.1 Logo PT Unilever Indonesia.Tbk (Sumber :  diakses 30 Januari 2016) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah dan Perkembangan Umum PT. Unilever Indonesia, Tbk PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah salah satu perusahaan terdepan yang bergerak pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya peradaban suatu bangsa, kebutuhan manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang mendorong munculnya berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan persaingan dan penawaran produk di pasar tentu mewajibkan para pemasar menciptakan strategi jitu agar tetap bertahan dalam pasar domestik maupun pasar global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era modern yang menuntut terpenuhinya semua kebutuhan manusia secara lengkap dan sangat kompleks. Dalam hal ini manusia selalu merasa tidak puas akan apa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembahasan tesis ini akan di fokuskan ke dalam kategori Personal Care, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. pembahasan tesis ini akan di fokuskan ke dalam kategori Personal Care, dimana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Fast Moving Consumer Goods di Indonesia adalah salah satu industri yang cukup dinamis dan memiliki pertumbuhan cukup pesat setiap tahunnya. Dalam pembahasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan manusia akan berbagai macam produk semakin meningkat. Manusia saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perilaku konsumen sebagai bagian dari kegiatan manusia yang selalu berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan dan sosial di mana dia berada. Namun perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan manusia setiap kali akan mengalami perubahan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya intensitas persaingan akibat makin banyaknya merek yang bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks. Dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat terpenuhi apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Tjiptono, 1997:19) dalam (Setya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam hal persaingan antar perusahaan. Perusahaan harus mampu menciptakan inovasi dan menentukan

Lebih terperinci

GAMBAR 1.1. Logo Unilever Sumber: https://www.unilever.co.id

GAMBAR 1.1. Logo Unilever Sumber: https://www.unilever.co.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan A. Unilever Indonesia Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan merek dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat para pengusaha tidak pernah berhenti mencari strategi yang tepat dalam memasarkan produknya, mengingat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi, dan perubahan gaya hidup maka jenis kebutuhan dan keinginan konsumen turut berkembang secara dinamis dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi sangat berperan penting dalam bidang pemasaran, dimana para pemasar berkompetisi untuk memperbaiki serta memperbaharui konsep pemasaran

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan 2.1.1. Sejarah Unilever Indonesia PT. Unilever Indonesia, Tbk., didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever's Zeepfabrieken

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernahkah anda mendengar slogan As Good As Gold? Ya, itu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pernahkah anda mendengar slogan As Good As Gold? Ya, itu slogan yang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernahkah anda mendengar slogan As Good As Gold? Ya, itu slogan yang dimiliki oleh es krim Magnum Gold. Kita mungkin sering mendengar atau melihat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, salah satu kategori

Bab 1. Pendahuluan. Persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, salah satu kategori Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, salah satu kategori industri yang kini muncul adalah Fast Moving Costumer Goods (FMCG). Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh persaingan. Dalam keadaan seperti ini pelaku bisnis dituntut berusaha menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan di berbagai industri semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan di berbagai industri semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, persaingan di berbagai industri semakin tajam sehingga mengharuskan setiap perusahaan untuk melakukan berbagai upaya agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan sekarang ini yang terus mengalami perubahan dan semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus menerus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Iklan Body Lotion Marina dan Sabun Mandi Citra. 4.1 Gambaran Umum Iklan Body Lotion Marina

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Iklan Body Lotion Marina dan Sabun Mandi Citra. 4.1 Gambaran Umum Iklan Body Lotion Marina BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Iklan Body Lotion Marina dan Sabun Mandi Citra 4.1 Gambaran Umum Iklan Body Lotion Marina PT Tempo Scan Pasific memproduksi produk kecantikan seperti

Lebih terperinci

BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN. PT. Unilever Indonesia, Tbk. Berdiri di Indonesia semenjak tahun 1933.

BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN. PT. Unilever Indonesia, Tbk. Berdiri di Indonesia semenjak tahun 1933. BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Profil PT. Unilever Indonesia Tbk. PT. Unilever Indonesia, Tbk. Berdiri di Indonesia semenjak tahun 1933. Awalnya bernama Lever s Zeepfabrieken NV yang beroperasikan di Batavia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar global telah mengakibatkan kondisi persaingan yang sangat tinggi, para pelaku pasar dan produsen dituntut agar dapat bersaing dalam kompetisi ini. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini kondisi pasar semakin berkembang dan terus tumbuh mengharuskan perusahaan mengartikan keadaan pasar, pada saat ini pilihan konsumen saat bervariatif

Lebih terperinci

BAB II LATAR BELAKANG PERUSAHAAN DAN PRODUK

BAB II LATAR BELAKANG PERUSAHAAN DAN PRODUK BAB II LATAR BELAKANG PERUSAHAAN DAN PRODUK 2.1. Group Kosmetika Alam Pesona Mandiri Perkembangan Group KAPM berawal dari didirikannya PT. Kosmetika Alam Pesona Mandiri (PT.KAPM) pada tahun 1996. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebersihan adalah sebagian dari iman. Ungkapan tersebut saat ini sudah sangat umum bagi setiap orang. Bahkan kebersihan sudah menjadi perhatian bagi setiap

Lebih terperinci

PERTODE SKRIPSI. Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t NIP E17 2fi Gorontalo, Juni 2014

PERTODE SKRIPSI. Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t NIP E17 2fi Gorontalo, Juni 2014 r! LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBNG PENGARI]H EARNING PER SHARE (EPS) T'AII DEWDEND PERSHARE (DPS) TERIIADAP HARGA SAHAM (CLOSING PRICE) PADA PT. T'NILEVER INIATESIA TbTq PERTODE 2003-2013 SKRIPSI Oleh: SINTTYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan produk dan merek. Setiap perusahaan saling bekompetisi untuk merebut hati konsumen agar konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, di mana pertumbuhan ekonomi yang terjadi dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, di mana pertumbuhan ekonomi yang terjadi dan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini, di mana pertumbuhan ekonomi yang terjadi dan sangat berkembang pesat memacu timbulnya persaingan bisnis yang sangat ketat di antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah proses sosial dimana. bentuk oleh kultur serta kepribadian individu.

BAB I PENDAHULUAN. memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah proses sosial dimana. bentuk oleh kultur serta kepribadian individu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar pertempuran produk, melainkan juga pertempuran persepsi. Persepsi konsumen salah satunya dapat dibangun melalui jalur merek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kesehariannya, kaum wanita tidak lepas dari tuntutan untuk tampil cantik, dan menarik. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, kosmetik telah menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika beredar baik produksi dalam negeri

Lebih terperinci

Pengaruh perceived quality, perceived fit, perceived difficulty pada sikap konsumen terhadap brand extension (studi pada PT Aksara Solopos)

Pengaruh perceived quality, perceived fit, perceived difficulty pada sikap konsumen terhadap brand extension (studi pada PT Aksara Solopos) Pengaruh perceived quality, perceived fit, perceived difficulty pada sikap konsumen terhadap brand extension (studi pada PT Aksara Solopos) UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Elida Ningtyas Herlina F1205041

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak produk yang sejenis dengan manfaat yang hampir sama ditawarkan di pasaran yang memicu ketatnya persaingan antar perusahaan. Diperkuat dengan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis identik dengan persaingan. Persaingan yang terjadi bahkan semakin ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki era globalisasi berdampak pada peta kekuatan ekonomi dan bisnis yang diwarnai dengan persaingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong timbulnya laju persaingan di dalam dunia usaha. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan air tanpa sabun pembersih,dan sekarang banyak merek

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan air tanpa sabun pembersih,dan sekarang banyak merek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak orang yang belum sadar akan pentingnya merawat kebersihan muka, Pada umumnya orang hanya membersihkan muka hanya dengan menggunakan air

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENELITIAN (IMPLEMENTASI)

LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENELITIAN (IMPLEMENTASI) L1 LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENELITIAN (IMPLEMENTASI) IMPLEMENTASI ORGANIZATIONAL UNIT SERTA STRATEGI TERAPAN PENEMPATAN DAN PENGAMBILAN STOCK (COMPANY S APPLIED PUTAWAY AND PICKING STRATEGIES ) PADA SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan dituntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan kulit cantik dan sehat saat ini benar-benar merupakan kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan rasa percaya diri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman dari waktu ke waktu wanita dan pria selalu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman dari waktu ke waktu wanita dan pria selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman dari waktu ke waktu wanita dan pria selalu ingin berpenampilan muda. Wanita selalu ingin berpenampilan cantik begitu juga dengan pria yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis sehingga terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis sehingga terdapat dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis sehingga terdapat dua perubahan musim yang melanda negeri ini, yaitu kemarau dan penghujan. Namun belakangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga pertempuran persepsi konsumen. Persepsi konsumen salah satunya dapat dibangun melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar merek produk kategori Consumer goods semakin meningkat. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar merek produk kategori Consumer goods semakin meningkat. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan antar merek produk kategori Consumer goods semakin meningkat. Kebutuhan konsumen akan produk tersebut hampir tidak dapat dilepaskan sehingga menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia bisnis yang semakin pesat membuat tingkat persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada banyak sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan yang semakin ketat di era globalisasi saat ini mendorong perusahaan untuk selalu mengembangkan usahanya dan merebut pangsa pasar (market share). Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran menjadi suatu fungsi bisnis yang sangat penting, yang berurusan dengan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus dihadapi oleh negara-negara maju maupun berkembang. Kementrian Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi produk kosmetik di Indonesia berkembang semakin pesat. Hal tersebut terlihat seiring dengan munculnya berbagai jenis kosmetika seperti lipstik,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Persaingan industri antar perusahaan dengan bidang usaha yang sama merupakan hal yang sering terjadi di setiap negara. Setiap perusahaan selalu ingin menjadi yang terkuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada selama ini, yang semua

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada selama ini, yang semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada selama ini, yang semua serba canggih bahkan dunia periklanan pun semakin berkembang. Iklan merupakan salah satu alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULLUAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh

I. PENDAHULLUAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh I. PENDAHULLUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang atau meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era ketika produk kian marak dengan persaingan dan aktivitas komunikasi saling

BAB I PENDAHULUAN. Di era ketika produk kian marak dengan persaingan dan aktivitas komunikasi saling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ketika produk kian marak dengan persaingan dan aktivitas komunikasi saling berebut perhatian, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang sehat, cantik, dan bersinar, terutama wanita yang ingin terlihat sempurna dimanapun dan kapanpun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan kemajuan teknologi meningkatkan daya kreativitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan kemajuan teknologi meningkatkan daya kreativitas sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, di dalam persaingan bisnis sangat penting bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerjanya, dikarenakan banyaknya perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan pasar yang semakin kuat dan kompetitif, menjadikan merek tidak dapat diabaikan dan sangat penting dalam strategi pemasaran. Merek yang positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2. Data & Analisa

BAB 2. Data & Analisa BAB 2 Data & Analisa 2.1 Data & Literatur Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain : 1. Website 2. Wawancara dengan wakil perusahaan 3. Riset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta individu (Kompasiana, 2014). Di dalam industri kreatif, sumber. sebuah inovasi, ide dan kekreatifan yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta individu (Kompasiana, 2014). Di dalam industri kreatif, sumber. sebuah inovasi, ide dan kekreatifan yang dimilikinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif merupakan sektor industri yang sudah tidak asing lagi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat saat ini menjadikan masyarakat mudah untuk mendapatkan informasi yang ingin di ketahui dengan berbagai media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan bertujuan untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Selain mencapai angka penjualan yang tinggi untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan yang sempurna. Bukan hanya dalam berpakaian, namun juga kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya, guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama Indonesia. Padahal, di Luar Negeri, banyak wanita justru ingin

BAB I PENDAHULUAN. terutama Indonesia. Padahal, di Luar Negeri, banyak wanita justru ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mempunyai kulit putih masih menjadi dambaan wanita Asia. Kulit yang putih dan bersinar menjadi barometer kecantikkan di daerah Asia terutama Indonesia. Padahal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan, perubahan ekonomi serta perkembangan teknologi dalam dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahan Unilever Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahan Unilever Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahan Unilever Indonesia PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori... 11

DAFTAR ISI. Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori... 11 DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Perumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan Penelitian... 8 1.4 Manfaat Penelitian... 8 BAB I TINJAUAN PUSTAKA... 10 2.1 Penelitian Terdahulu...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan merupakan hal yang penting dan didambakan oleh setiap wanita. Kata "cantik" berasal dari bahasa latin, bellus, yang pada saat itu diperuntukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar harga yang berlaku pada 2011 mencapai Rp30,8 juta (US$3.542,9). Artinya, terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin hebat sekarang ini, membuat persaingan bisnis di tiaptiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin hebat sekarang ini, membuat persaingan bisnis di tiaptiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin hebat sekarang ini, membuat persaingan bisnis di tiaptiap perusahaan besar pun berlomba-lomba untuk mendapatkan laba yang maksimum Kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah pemilihan merek pada suatu produk maka terlebih dahulu adalah niat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah pemilihan merek pada suatu produk maka terlebih dahulu adalah niat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah pemilihan merek pada suatu produk maka terlebih dahulu adalah niat pembelian pada calon pengguna. Dimana niat pembelian ini akan menjadi keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran pemasaran sangat penting dalam menunjang kemajuan usaha. Produsen sebagai penghasil produk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu perusahaan, dimana dengan adanya era globalisasi akan dapat memperluas pasar produknya dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan produk kosmetik memberi peluang bisnis bagi para produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu dari produk lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbaikan ekonomi Indonesia pasca reformasi pada satu dasawarsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbaikan ekonomi Indonesia pasca reformasi pada satu dasawarsa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbaikan ekonomi Indonesia pasca reformasi pada satu dasawarsa yang lalu menunjukan perubahan yang berarti. Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri toiletries pada saat ini mengalami persaingan yang ketat, mulai dari ragam produk seperti sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi dan sampo. Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan dalam mempengaruhi publik untuk memilih produk. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan dalam mempengaruhi publik untuk memilih produk. Banyak 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai industri yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam mempengaruhi publik untuk memilih produk. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Perseroan melakukan strategi pertumbuhan dari tahun 2012 hingga tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PT.

BAB I PENDAHULUAN PT. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 PT. Unilever Indonesia Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta

Lebih terperinci