Penentuan Penerima Bantuan Ternak Menggunakan Algoritma K-Means & Naïve Bayes

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penentuan Penerima Bantuan Ternak Menggunakan Algoritma K-Means & Naïve Bayes"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol., No., Februari 018, hlm Penentuan Penerima Bantuan Ternak Menggunakan Algoritma K-Means & Naïve Bayes Moh. Fadel Asikin 1, Dian Eka Ratnawati, Mochammad Ali Fauzi 3 Program Studi Teknik Informatika, 1 fadelasikin@gmail.com, dian_ilkom@ub.ac.id, 3 moch.ali.fauzi@ub.ac.id Abstrak Indonesia adalah negara yang luas yang memiliki banyak kepulauan yang cocok untuk dikembangkan bisnis peternakan. Pada kenyataannya sektor peternakan belum mampu mendorong partisipasi masyarakat dan swasta. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka sebagian anggaran Kementerian Pertanian dialokasikan dalam bentuk belanja bantuan sosial, diantaranya untuk pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan dalam bentuk barang kepada kelompok tani. Salah satu bentuk bantuan yang dialokasikan ke kelompok petani adalah pemberian ternak. Penentuan calon penerima masih belum efektif dan kadang menimbulkan pemberian bantuan ternak menjadi tidak tepat sasaran, sehingga setiap pembelanjaan uang negara tidak memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Pada penelitian ini digunakan metode K-Means Naïve Bayes (KMNB) yang dianggap mampu memberikan hasil klasifikasi yang akurat pada penentuan penerima bantuan ternak. Pendekatan pembelajaran KMNB dibentuk dengan menggabungkan teknik clustering dan klasifikasi. K-Means digunakan sebagai komponen pra-klasifikasi untuk mengelompokkan data yang sama pada tahap awal. Selanjutnya di tahap kedua data akan diklasifikasikan berdasarkan kategori diterima atau tidaknya menggunakan Naïve Bayes. Dengan demikian, data dengan kelompok yang salah selama tahap pertama akan diklasifikasikan sesuai dengan kategori di tahap kedua. Berdasarkan hasil pengujian dengan membandingkan hasil pengelompokkan pada metode K-Means konvensional terbukti bahwa KMNB memberikan akurasi tertinggi sebesar 100% sedangkan K-Means konvensional memiliki akurasi sebesar Kata Kunci: Pengelompokkan, klasifikasi, penerima, bantuan ternak, K-Means, Naïve Bayes Abstract Indonesia is a vast country with many islands suitable for the development of livestock business. In reality, the livestock sector has not been able to encourage public and private participation. To overcome these problems, some of the budget of the Ministry of Agriculture is allocated in the form of social assistance expenditures, such as for community empowerment and poverty alleviation in the form of goods to farmer groups. One of the forms of assistance allocated to farmer groups is the provision of livestock. Determination of potential recipients is still not effective and sometimes leads to the giving of livestock assistance is not right on target, so that every expenditure of state money does not provide maximum benefits for the community. In this research, K-Means Naïve Bayes (KMNB) method is considered capable of giving accurate classification results on the determination of livestock recipients. The KMNB learning approach is formed by combining clustering and classification techniues. K- Means is used as a pre-classification component to group the same data at an early stage. Furthermore, for the second grouping of data will be classified by category Accepted or not using Naïve Bayes. Thus, the data with the wrong group during the first stage will be classified according to the category in the second stage. Based on the test results by comparing the results of grouping on conventional K-Means method it is proven that KMNB gives the highest accuracy of 100% while conventional K-Means has an accuracy of 95.91% Keywords: Clustering, classification, recipients, livestock assistance, K-Means, Naïve Bayes Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 641

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang luas yang memiliki banyak kepulauan yang cocok untuk dikembangkan bisnis peternakan. Indonesia juga berada pada iklim tropis yang mendukung aktifitas usaha ternak itu sendiri. Pada kenyataannya sektor peternakan belum mampu mendorong partisipasi masyarakat dan swasta. Terkait dengan pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan, penguatan ketahanan pangan dan untuk mendukung usaha tumbuh kembangnya usaha peternakan, maka Kementerian Pertanian telah menyalurkan belanja bantuan sosial dalam bentuk barang kepada kelompok tani. Salah satu bentuk bantuan yang dialokasikan ke kelompok petani adalah pemberian ternak. Kelompok petani yang ingin mendapatkan bantuan dibebani syarat atau kriteria, baik yang sifatnya umum maupun teknis. Penentuan calon penerima masih belum efektif dan kadang menimbulkan pemberian bantuan ternak menjadi tidak tepat sasaran, sehingga setiap pembelanjaan uang negara tidak memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Ada beberapa kasus bantuan ternak tidak tepat sasaran yang telah terjadi beberapa tahun belakangan ini. Tahun 011, Trenggalek kembali terkait pada kasus bantuan ternak tak tepat sasaran. Progam Jalin Kesra Propinsi Jawa Timur di Trenggalek melalui Dinas Peternakan propinsi RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin), terancam tidak tepat sasaran. Bantuan yang akan diberikan berupa hewan ternak yaitu kambing, domba, ayam dan itik dengan total keseluruhan ekor. (Surabayapagi, 011). Contoh lain yaitu kasus di Muara Bungo, Program Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para peternak, berupa bantuan sapi, yang diberikan kepada Masyarakat dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD P) Tahun 015 diduga tidak berjalan sebagaimana mestinya. (Sidakpost, 015). Agar pemberian bantuan ternak tepat sasaran, efektif dan efisien, maka diperlukan suatu alat bantu untuk menyeleksi calon penerima berdasarkan kriteria umum dan teknis yang dibuat oleh masing-masing instansi sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) saat ini memiliki peran sebagai pendukung dalam mengolah data yang lebih efektif dan efisien, yang dapat membantu memecahkan masalah penentuan penerima bantuan ternak. Pengembangan perangkat lunak mulai bermunculan untuk melebarkan sayapnya ke berbagai macam bidang. Salah satu contohnya adalah bidang klasifikasi. Klasifikasi berguna untuk membedakan satu obyek dengan obyek lainnya. Klasifikasi merupakan suatu pekerjaan menilai objek daya untuk memasukkannya ke dalam kelas tertentu dari sejumlah kelas yang tersedia. (Prasetyo, 01). Analisis kelompok (cluster analysis) adalah pekerjaan mengelompokkan data (objek) yang didasarkan hanya pada informasi yang ditemukan dalam data yang menggambarkan objek tersebut dan hubungan di antaranya (Tan, 006). Saat ini ada banyak metode pengelompokkan dan pengklasifikasian data, diantaranya K-Means dan Naïve Bayes Classifier. K-Means merupakan salah satu metode pengelompokkan data non hierarki yang berusaha untuk mempartisi data yang ada ke dalam bentuk dua atau lebih kelompok, sehingga data berkarakterisitik sama dimasukkan ke dalam satu kelompok yang sama dan data yang berkarakterisitik lain dimasukkan ke dalam kelompok lain (Prasetyo, 01). Sedangkan Naïve Bayes Classifier merupakan penyederhanaan dari teorema Bayes (Kusumadewi, 009). Algoritme dalam metode Naïve Bayes didasarkan pada teknik klasifikasi yang dapat dibuktikan bahwa saat kecepatan sangat tinggi dan bersamaan diaplikasikan dalam suatu database dengan jumlah data yang besar, Naive Bayes mempunyai akurasi dan juga kecepatan yang tinggi (Nugroho, 009). Sebuah penelitian menggunakan algoritme K-Means dan Naïve Bayes dalam permasalahan implementasi metode klustering untuk klasifikasi kanker payudara telah dilakukan oleh Anggreyni et al. (015). Pada K-Means dilakukan pengelompokkan data ke dalam 3 klaster (jinak, mungkin, ganas). Selanjutnya hasil mungkin akan dicari peluangnya dengan menggunakan Naïve Bayes. Penggunaan K- Means & Naïve Bayes pada dataset kanker payudara memberikan akurasi tinggi sebesar 97,7% dan akurasi terendah sebesar 96,0%. Atas dasar tersebut, maka dalam hal penentuan atau penyeleksian calon penerima bantuan ternak, maka akan dicoba menggunakan dua pendekatan pembelajaran untuk penelitian ini yaitu metode K-Means dan Naive Bayes untuk klasifikasi. Nama kombinasi ini adalah K-

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 643 Means Naïve Bayes (KMNB). Pendekatan KMNB dibentuk dengan menggabungkan teknik clustering dan klasifikasi. Teknik clustering K- Means digunakan sebagai komponen pra klasifikasi untuk mengelompokkan data yang sama pada tahap awal. Selanjutnya, untuk pengelompokan tahap kedua data akan diklasifikasikan menggunakan metode klasifikasi. Dengan demikian, data yang kesalahan klasifikasi selama tahap pertama akan diklasifikasikan sesuai dengan kategori di tahap kedua. Clustering memberikan keuntungan yang signifikan atas teknik klasifikasi yang membantu mengidentifikasi kelompok data yang berperilaku sama atau menunjukkan karakteristik serupa di awal (Muda, 011). Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengusulkan penelitian dengan menggunakan KMNB untuk melihat akurasi serta perbandingan akurasi dari KMNB dan K-Means konvensional dalam kasus penentuan penerima bantuan ternak.. CLUSTERING Analisa klaster yaitu menemukan kumpulan obyek hingga obyek-obyek dalam satu kelompok sama (atau punya hubungan) dengan yang lain dan berbeda (atau tidak saling berhubungan) dengan obyek-obyek dalam kelompok lain (Hermawati, 013). Tujuan analisa klaster dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengelompokkan untuk pemahaman, kelompok yang terbentuk arus menangkap struktur alami data, biasanya proses pengelompokkan dalam tujuan ini hanya sebagai proses awal untuk kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan inti atau summarization (rata-rata, standar deviasi), pelabelan kelas pada setiap kelompok untuk kemudian digunakan sebagai data latih klasifikasi, dan sebagainya. Sementara jika untuk penggunaan, tujuan utama pengelompokkan biasanya adalah mencari prototipe kelompok yang paling representatif terhadap data, memberikan abstraksi dari setiap obyek data dalam kelompok dimana sebuah data terletak di dalamnya (Prasetyo, 01). K-Means K-Means merupakan sebuah algoritma clustering dimana membagi data berdasarkan jarak antara data ke jumlah kelompok yang telah ditetapkan (asalkan ada cukup banyak kasus yang berbeda). Algoritma berbasis jarak ini bergantung pada jarak metric (fungsi) untuk mengukur kesamaan antara titik data. Untuk menghitung jarak metric biasa digunakan jarak eucledian, consine atau jarak fast consine. Data dimasukkan ke kelompok terdekat sesuai dengan hasi jarak metric yang digunakan (Santosa, 007). Pengelompokan menggunakan K-Means bermaksud untuk mempartisi n obyek ke dalam kelompok k didasari pada jarak yang disebut dengan apriori dan harus dihitung dari data yang ada. Tujuan dari metode ini adalah meminimalkan jumlah varian antar klaster. Dengan fungsi kesalahan kuadrat sebagai berikut: k i 1 { X ) m Sj n j J (1) Dimana k adalah jumlah kelompok Si (i= 1,, k), µj adalah titik centroid atau rata-rata semua Xn poin dalam Si. Untuk menghitung centroid digunakan perhitungan dengan mencari nilai tengah dari kumpulan data dalam sebuah kelompok. Langkah-langkah untuk melakukan pengelompokkan dengan tujuan menghasilkan suatu data yang terkelompok adalah sebagai berikut (Santosa, 007): 1. Pilih Jumlah klaster k.. Inisialisasi k pusat klaster ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling sering dilakukan dengan cara random. Pusat-pusat klaster diberi nilai dengan angka-angka random. 3. Tempatkan setiap data/obyek ke klaster terdekat. Kedekatan dua obyek berdasarkan jarak kedua obyek tersebut. Demikian juga kedekatan suatu data ke klaster tertentu ditentukan jarak antara data dengan pusat klaster. Dalam tahap ini perlu dihitung jarak tiap data dengan data ke tuap pusat klaster. Jarak paling deka tantara satu data dengan data satu klaster tertentu akan menentukan suatu data masuk dalam klaster yang mana. Menentukan ukuran kemiripan atau ketidakmiripan antar data dengan metode jarak Euclidean. Rumusnya adalah sebagai berikut: n i 1 d( x, y) x y ( x y ) () Dimana : d(x,y) = Ukuran ketidakmiripan x = (x1,x,..xj) adalah variable data. y = (y1,y, yj) adalah 1 1

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 644 variable pada titik pusat. 4. Hitung kembali pusat klaster dengan keanggotaan klaster yang sekarang. Pusat klaster adalah rata-rata dari semua data/pbyek dalam klaster tertentu. Jika dikehendaki bisa juga memakai median dari klaster tersebut. Jadi rata-rata (mean) bukan satu-satunya ukuran yang bisa dipakai. 5. Tugaskan lagi setiap obyek dengan memakai pusat klaster yang baru. Jika pusat klaster sudah tidak berubah lagi, maka proses pengklasteran selesai. Atau, kembali lagi ke langkah nomor 3 sampai pusat klaster tidak berubah lagi. 3. KLASIFIKASI Konsep klasifikasi yang dijelaskan oleh Prasetyo (01) menerangkan bahwa klasifikasi adalah suatu pekerjaan menilai objek daya untuk memasukkannya ke dalam kelas tertentu dari sejumlah kelas yang tersedia. Dalam klasifikasi ada dia pekerkaan utama yang dilakukan, yaitu (1) pembangunan model sebagai prototipe untuk disimpan sebagai memori dan () penggunaan model tersebut untuk melakukan pengenalan / klasifikasi / prediksi pada suatu objek data lain agar diketahui di kelas mana objek data tersebut dalam model yang sudah disimpannya. Klasifikasi dapat didefinisikan sebagai pekerjaan yang melakukan pelatihan / pembelajaran terhadap fungsi target f yang memetakan setiap set atribut (fitur) x ke satu dari sejumlah label kelas y yang tersedia. Pekerjaan pelatihan tersebut akan menghasilkan suatu model yang kemudian disimpan sebagai memori (Prasetyo, 01). Naïve Bayes Kaitan antara Naïve Bayes dengan klasifikasi, korelasi hipotesis, dan bukti dengan klasifikasi adalah bahwa hipotesis dalam teorema bayes merupakan label kelas yang menjadi target pemetaan dalam klasifikasi, sedangkan bukti merupakan fitur-fitur yang menjadi masukkan dalam model klasifikasi. Jika X adalah vector masukan yang berisi fitur dan Y adalah label kelas, Naïve Bayes dituliskan dengan P(Y X). Notasi tersebut berarti probabilitas label kelas Y didapatkan setelah fitur-fitur X diamati. Notasi ini disebut juga probabilitas akhir (posterior probability) untuk Y, sedangkan P(Y) disebut probabilitas awal (prior probability) Y. Selama proses pelatihan harus dilakukan pembelajaran probabilitas akhir P(Y X) pada model untuk setiap kombinasi X dan Y berdasarkan informasi yang didapat dari data latih. Dengan membangun model tersebut, suatu data uji X dapat diklasifikasikan dengan mencari Nilai Y dengan memaksimalkan nilai P(Y X ) yang didapat. Formulasi Naïve Bayes untuk klasifikasi adalah P( Y ) P( X i Y ) P( Y X ) P( X ) (3) P(Y X) adalah probabilitas data dengan vector X pada kelas Y. P(Y) adalah probabilitas awal kelas Y. P( X i Y) adalah probabilitas independen kelas Y dari semua fitur dalam vector X. Nilai P(X) selalu tetap sehingga dalam perhitungan prediksi nantinya kita tinggal menghitung bagian P( Y) P( X i Y) dengan memilih yang terbesar sebagai kelas yang dipilih sebagai hasil prediksi. Sementara probabilitas independen P( X i Y) tersebut merupakan pengaruh semua fitur dari data terhadap setiap kelas Y, yang dinotasikan dengan P( X Y y) P( X Y y) (4) Setiap set fitur X = {X 1,X,X 3,,X } terdiri atas atribut ( dimensi). Terdapat perlakuan khusus pada yang berlaku pada data bertipe numerik (kontinu) dalam Naïve Bayes. Caranya adalah (Prasetyo, 01): Melakukan Diskritesasi pada setiap fitur kontinudan mengganti nilai fitur kontinutersebut dengan nilai interval diskret. Pendekatan ini dilakukan dengan mentransformasi fitur kontinu menjadi fitur ordinal. Mengasumsikan bentuk tertentu dari distribusi probabilits untuk fitur kontinu dan memperkirakan parameter distribusi dengan data pelatihan. Distribusi Gaussian biasanya dipilih untuk merepresentasikan probabilitas bersyarat dari fitur kontinu pada sebuah kelas P(X i Y), sedangkan distribusi i

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 645 Gaussian dikarakteristikkan dengan dua parameter: mean, µ, dan varian σ. Untuk setiap kelas yj, probabilitas bersyarat kelas yj untuk fitur X i adalah ( x ) 1 ( X i xi Y yi ) e P (5) Gabungan K-Means dan Naïve Bayes Pendekatan pembelajaran K-Means Naïve Bayes (KMNB) dibentuk dengan menggabungkan teknik clustering dan klasifikasi. K-Means digunakan sebagai komponen pra-klasifikasi untuk mengelompokkan data yang sama pada tahap awal. Selanjutnya, untuk pengelompokan tahap kedua data akan diklasifikasikan berdasarkan kategori Diterima atau tidaknya menggunakan Naïve Bayes. Dengan demikian, data dengan kelompok yang salah selama tahap pertama akan diklasifikasikan sesuai dengan kelompoknya di tahap kedua. Prosedur yang digunakan dalam pengklasifikasian data dapat dilihat pada langkah-langkah berikut: 1. Masukkan dataset. Kelompokkan data dengan K-Means dan kembali dengan hasil diterima, tidak diterima dan mungkin. 3. Data yang belum masuk klaster mungkin akan diklasifikasikan dengan Naïve Bayes. 4. DESAIN SISTEM 4.1. Struktur Sistem Diagram alur sistem secara umum dibagi menjadi tahap yaitu tahap pertama adalah tahap pelatihan dan tahap selanjutnya adalah tahap pengujian dijelaskan pada Gambar 1 dan Gambar. ij Mulai Data Training, Jumlah Klaster Pengelompokkan K-Means a a Data training terklaster, Centroid Training Naive Bayes Rata-rata, Standar Deviasi, Prior Selesai Gambar 1 Pelatihan KMNB

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 646 Mulai Data Uji, Centroid, Ratarata, Standar Deviasi, Prior Pengelompokkan K-Means Data testing terklaster Testing Naive Bayes Data testing pada klaster mungkin terklasifikasi Selesai Gambar. Pengujian KMNB Sistem ini memiliki proses utama, yaitu proses pelatihan dan proses pengujian. Pada proses pelatihan dibutuhkan masukan berupa data latih. Pada proses pengujian dibutuhkan data uji yang akan diujikan. Proses pada sisten ini adalah sebagai berikut: 1. Proses pelatihan Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh nilai centroid dari K-Means dan nilai rata-rata dari Naïve Bayes yang akan digunakan selanjutnya untuk data uji. Data latih pada proses K-Means digunakan untuk membentuk centroid. Keluaran yang dihasilkan melalui proses ini berupa 3 kluster. Dimana Kluster 1 atau K1 = Diterima, K = Tidak diterima, dan K3 = Mungkin. Selanjutnya algoritma Naïve Bayes akan mengolah dta dari K3. Tahapan yang dilakukan Naïve bayes adalah melakukan perhitungan nilai rata-rata tiap kelas. Naïve Bayes akan menghasilkan rata-rata dan standar deviasi tiap atribut kelas serta prior probability dari tiap kelas (Diterima dan Tidak Diterima).. Proses pengujian Pada proses pengujian ini akan mengambil nilai centroid, rata-rata, standar deviasi serta prior probility dari proses pelatihan lalu dilakukan pengklasteran dengan menggunakan K-Means.Data Uji akan diproses K-Means dengan menggunakan centroid yang telah dihasilkan pada saat pelatihan. Keluaran yang dihasilkan melalui proses ini sama halnya seperti fase pelatihan berupa 3 kluster dimana Kluster 1 atau K1 = Diterima, K = Tidak diterima, dan K3 = Mungkin. Selanjutnya algoritma Naïve Bayes akan mengolah data dari K3. Tahapan yang dilakukan Naïve bayes adalah melakukan perhitungan gaussian, likelihood serta probabilitas dari data uji yang ada. Naïve Bayes akan menghasilkan prediksi kelas (Diterima dan Tidak Diterima). Tujuan proses ini adalah untuk penentuan kelas dari data uji yang tidak diketahui kelasnya. 4.. Basis Pengetahuan Basis pengetahuan berisi tentang pengetahuan yang relevan, diperlukan untuk memahami, merumuskan, dan memecahkan persoalan. Basis pengetahuan merupakan inti program dari sistem dimana basis pengetahuan ini merupakan representasi pengetahuan dari hasil wawancara Petugas Dinas Peternakan dan buku pedoman calon penerima bantuan ternak. Terdapat 13 kriteria yang digunakan sebagai penetuan penerima yang akan mendapatkan bantuan ternak: 1. Status Kelompok.. Struktor Organisasi. 3. Usaha yang sedang Dijalan Kelompok. 4. Pengalaman Berternak. 5. Bantuan yang Pernah Diterima. 6. Sistem Pemeliharaan. 7. Sumber Pakan dan Air. 8. Jenis Usaha yang Ingin Dilakukan Kelompok. 9. Pelayanan Kesehatan. 10. Jenis Ternak. 11. Recording. 1. Pemberian Pakan. 13. Pengolahan Limbah. 5. PENGUJIAN DAN ANALISIS 5.1. Pengujian Akurasi Berdasarkan hasil pengujian yang telah

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 647 dilakukan dengan menggunakan K-Means Naïve Bayes (KMNB) dan K-Means Konvensional menunjukkan beragam hasil. Pada pengujian pertama yaitu dengan skenario rasio data latih dan data uji yang bervariasi yaitu dengan data latih (80%, 70%, 60%, 50%) dan data uji (0%, 30%, 40%, 50%) menunjukkan hasil akurasi dari metode K-Means Naïve Bayes memiliki skor tertinggi yaitu 100% dan skor akurasi terendah 81.70%. Rata-rata akurasi dari 5 kali percobaan ini adalah 95%. Sedangkan pada pengujian kedua dengan rasio data latih bervariasi (80%, 70%, 60%, 50%) dan data uji tetap yaitu 0% menunjukkan skor akurasi tertinggi 100% dan skor akurasi terendah 84%. Penyebab penurunan akurasi dari setiap varasi data latih telah dibahas pada sub bab selanjutnya. K-Means konvensional pada umumnya tidak menggunakan fase training dan testing dikarenakan pada analisis kluster data pada K- Means belum mempunyai kelas sehingga proses pelatihan tidak dapat dilakukan. Pada kasus ini K-Means dibagi menjadi fase untuk menyamakan bentuk pengujian dimana terdapat data latih dan data uji. Pada tahap pelatihan, K- Means membangkitkan pusat kluster (centroid) secara acak lalu melakukan proses K-Means selanjutnya seperti biasa hingga konvergen. Pada tahap pengujian, K-Means tidak membangkitkan kembali pusat kluster secara acak namun menggunakan pusat kluster terakhir pada fase pelatihan. Hasil dari pengujian pertama dari K-Means konvensional menunjukkan skor akurasi tertinggi 95.91% dan akurasi terendah 9.68%. Dari 5 kali percobaan untuk setiap variasi data latih dan data uji menunjukkan akurasi yang tetap. Begitu juga yang terjadi pada pengujian kedua dengan akurasi tertinggi 93.93% dan akurasi terendah dengan skor 57.67%. Hasil dari 5 kali percobaan pada pengujian kedua menunjukkan akurasi yang sama pada variasi data latih 80% dan data 70%. Namun pada variasi data 60% menunjukkan skor akurasi terendah 57% dan pada variasi data 50% menunjukkan akurasi terendah di angka 81%. Grafik perbandingan akurasi antara K-Means Naïve Bayes dan K-Means konvensional ditampilkan pada Gambar 3 untuk pengujian pertama dan Gambar 4 untuk pengujian kedua Pengujian Pertama 80%-0% 70%-30% 60%-40% 50%-50% K-Means Konvensional KMNB Gambar 1 Grafik Perbandingan Akurasi Pengujian Pertama Pengujian Kedua 80%-0% 70%-0% 60%-0% 50%-0% K-Means Konvensional KMNB Gambar Grafik Perbandingan Akurasi Pengujian Kedua Membandingkan hasil akurasi dari kedua metode ini pada dua jenis pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa KMNB dapat meningkatkan akurasi dari K-Means dengan akurasi 100%. Hal ini terjadi Karena adanya optimasi menggunakan Naïve Bayes pada pengelompokkan K-Means. Pada Naïve Bayes. Semua atribut dari data memberikan kontribusinya dengan bobot atribut yang sama penting dalam pengambilan keputusan. 5.. Pengaruh Jumlah Data Latih pada Data a Uji Berikut adalah tabel pengaruh jumlah data latih terhadap data uji. Tabel 1 menampilkan pengaruh jumlah data latih terhadap data uji pada pengujian pertama. Tabel menampilkan pengaruh pada pengujian kedua.

8 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 648 Tabel 1 Hasil Percobaan Pengaruh Jumlah Data Latih terhadap Data Uji Pengujian Pertama Jumlah Data latih, Data uji (%) Data Latih Data Uji Rata-rata Akurasi 80, , , , Tabel Hasil Percobaan Pengaruh Jumlah Data Latih terhadap Data Uji Pengujian Kedua Jumlah Data latih, Data uji (%) Data Latih Data Uji Rata-rata Akurasi 80, , , , Berdasarkan tabel 1 dan tabel dapat dilihat bahwa akurasi lebih tinggi dimiliki oleh data latih dengan jumlah yang besar. Grafik pengaruh jumlah data latih terhadap data uji dapat dilihat pada Gambar Pengaruh Jumlah Data Latih Terhadap Data Uji 80% 70% 60% 50% Pengujian Pertama Pengujian Kedua Gambar 3 Grafik Pengaruh Jumlah Data Latih Terhadap Data Uji Pada tabel percobaan 1 dan serta gambar 5 ditemukan bahwa penambahan jumlah data latih berpengaruh terhadap peningkatan nilai akurasi. Hal ini terlihat dengan peningkatan akurasi dari rasio dengan nilai rata-rata akurasi 81.70% pada pengujian pertama. Seiring bertambahnya rasio data latih, nilai akurasi pada pengujian pertama menunjukkan kenaikan hingga 100%. Pengujian kedua dimana rasio data uji ditetapkan dengan rasio 0% juga membuktikan adanya peningkatan nilai akurasi ketika jumlah data latih diperbesar dengan skor akurasi terendah yaitu 84% pada rasio data latih 60% meningkat hingga skor akurasi tertinggi 100%. Pengaruh Naïve Bayes pada pelatihan menjadi penyebab penurunan rata-rata akurasi yang terjadi pada data latih data latih 70% hingga 50%. Naïve Bayes membutuhkan data latih yang banyak untuk mencapai akurasi yang tinggi. Data latih yang digunakan oleh Naïve Bayes merupakan data pada kluster Mungkin yang berubah-ubah setiap kali percobaan dikarenakan centroid awal K-Means yang dibangkitkan secara acak. 6. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat adalah bahwa metode gabungan K-Means dan Naïve Bayes atau disingkat KMNB dapat diimplementasikan pada kasus penentuan calon penerima bantuan ternak. Akurasi yang dihasilkan oleh KMNB di pengujian pertama adalah 9.68%, 93.93%, 100%, dan 100%. Sedangkan K-Means Konvensional menghasilkan akurasi 9.68%, 93.93%, 95.91%, dan 93.93%. Pada pengujian kedua KMNB memiliki akurasi sebesar 93.93%, 93.93%, 93.93%, dan 100%. Pada K-Means konvensional memiliki akurasi sebesar 93.93%, 93.93%, 93.93%, dan 93.93%. Dari hasil akurasi yang diperoleh dari dua pengujian tersebut menunjukkan bahwa penggabungan K-Means dengan Naïve Bayes lebih baik dari pada K- Means konvensional. Untuk pengembangan selanjutnya yaitu, untuk menguji tingkat keakuratan yang lebih tinggi pada data latih dan data uji yang lebih rendah, maka tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggabungan metode K- Means dengan metode-metode yang lain. DAFTAR PUSTAKA Agusta, Y., 007. K-Means Penerapan, Permasalahan dan Metode Terkait, Volume 3. Dinakkeswan, 014. Pedoman Umum Penetapan Kelompok APBD. s.l.:dinas Peternakan & Kesehatan Hewan. Hermawati, F. A., 013. Data Mining. Yogyakarta: Penerbit Andi. Pramudiono, I., 003. Pengantar Data Mining: Menambang Permata Pengetahuan di Gunung Data. s.l.:s.n.

9 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 649 Prasetyo, E., 01. Klasifikasi: Metode-Metode Pilihan. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Santosa, B., 007. Data Mining : Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta.: Graha Ilmu. Sidakpost, 015. Sidakpost.com. [Online] Available at: bantuan-sapi-dinilai-tidak-tepatsasaran.html. [Diakses 8 Februari 017]. Surabayapagi, 011. surabayapagi.com. [Online] Available at: 48/011/11/14/Bantuan_Ternak_Rawan _Tak_Tepat Sasaran.html. [Diakses 8 Februari 017]. Susanto, S. & Suryadi, D., 010. Pengantar Data Mining. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Tan, P., 006. Dalam: Introduction to Data Mining. Boston: Pearson Education. Z. Muda, W. Y. M. S. N. U., 011. A K-Means and Naive Bayes Learning Aproach for Better Intrusion Detection. Zalik, K., 008. An efficient k-means clustering algorithm.

( ) ( ) (3) II-1 ( ) ( )

( ) ( ) (3) II-1 ( ) ( ) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Naïve Bayes Classifier 2.1.1 Teorema Bayes Bayes merupakan teknik prediksi berbasis probabilistik sederhana yang berdasar pada penerapan teorema Bayes (atau aturan Bayes) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan besar data yang tersimspan dalam penyimpanan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan besar data yang tersimspan dalam penyimpanan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Data Mining A. Pengertian Data Mining Menurut Gartner Group data mining adalah suatu proses menemukan hubungan yang berarti, pola, dan kecenderungan dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA Heri Awalul Ilhamsah Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN Fauziah Nur1, Prof. M. Zarlis2, Dr. Benny Benyamin Nasution3 Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 PERBANDINGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) dan METODE NEAREST CLUSTER CLASSIFIER (NCC) DALAM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS BATIK TULIS Nesi Syafitri 1 ABSTRACT Various problem that are related to classification

Lebih terperinci

APLIKASI SURVEY POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG (ASUPOL) : STUDI KASUS PEMILIHAN BEM PTIIK 2012 (PEMILWA 2012)

APLIKASI SURVEY POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG (ASUPOL) : STUDI KASUS PEMILIHAN BEM PTIIK 2012 (PEMILWA 2012) APLIKASI SURVEY POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG (ASUPOL) : STUDI KASUS PEMILIHAN BEM PTIIK 2012 (PEMILWA 2012) Afiqie Fadhihansah 1*, Dio Dharmawan 1**, Fridha Agustina 1**, Irwan Nugrahanto 1*, Maharani

Lebih terperinci

APLIKASI SURAT MASUK DAN KELUAR DENGAN KLASTERISASI MENGGUNAKAN METODE K-MEANS DI INSTALASI FARMASI RSUD DR.SAIFUL ANWAR

APLIKASI SURAT MASUK DAN KELUAR DENGAN KLASTERISASI MENGGUNAKAN METODE K-MEANS DI INSTALASI FARMASI RSUD DR.SAIFUL ANWAR APLIKASI SURAT MASUK DAN KELUAR DENGAN KLASTERISASI MENGGUNAKAN METODE K-MEANS DI INSTALASI FARMASI RSUD DR.SAIFUL ANWAR Sari Nur Sita Wibowo 1 Amak Yunus EP 1 Sistem Informasi, Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : - Algoritma Naïve Bayes Classifier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : - Algoritma Naïve Bayes Classifier BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya Parameter Penulis Objek Metode Hasil

Lebih terperinci

REKOMENDASI TOPIK TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYESIAN CLASSIFIER

REKOMENDASI TOPIK TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYESIAN CLASSIFIER REKOMENDASI TOPIK TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYESIAN CLASSIFIER Titis Suwartiningsih (11 1065 1116) 1, Bagus Setya Rintyarna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam manajemen informasi karena jumlah informasi yang semakin besar jumlahnya. Data mining sendiri

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS WULAN ANGGRAENI wulangussetiyo@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Abstract. The purpose of this study was to

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE K-MEANS PADA PENERIMAAN SISWA BARU

IMPLEMENTASI METODE K-MEANS PADA PENERIMAAN SISWA BARU PROYEK TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI METODE K-MEANS PADA PENERIMAAN SISWA BARU (Studi Kasus : SMK Pembangunan Nasional Purwodadi) Disusun oleh: Novian Hari Pratama 10411 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA Diajeng Tyas Purwa Hapsari Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281 Email :

Lebih terperinci

OPTIMASI NAÏVE BAYES CLASSIFIER DENGAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA DATA IRIS

OPTIMASI NAÏVE BAYES CLASSIFIER DENGAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA DATA IRIS Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) p-issn: 2355-7699 Vol. 4, No. 3, September 2017, hlm. 180-184 e-issn: 2528-6579 OPTIMASI NAÏVE BAYES CLASSIFIER DENGAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

Lebih terperinci

PENERAPAN NAÏVE BAYES UNTUK PREDIKSI KELAYAKAN KREDIT

PENERAPAN NAÏVE BAYES UNTUK PREDIKSI KELAYAKAN KREDIT PENERAPAN NAÏVE BAYES UNTUK PREDIKSI KELAYAKAN KREDIT Dedy Ahmad Kurniawan 1), Danny Kriestanto 2) Teknik Informatika, STMIK AKAKOM e-mail: dedyahmad.akakom10@gmail.com 1), danny@akakom.ac.id 2) ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di lakukan oleh Muhammad Toha dkk (2013), Sylvia Pretty Tulus (2014), Johan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

ARTIKEL PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL ARTIKEL PENERAPAN METODE K-MEANS DALAM PROSES CLUSTERING PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL Oleh: IRFAN DWI NURCAHYO BUDIARTO 13.1.03.02.0117 Dibimbing oleh : 1. Hermin Istiasih, ST.,M.M.,M.T.

Lebih terperinci

Alfa Saleh. Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Jl K.L. Yos Sudarso KM 6.5 No.3-A, Tanjung Mulia, Medan

Alfa Saleh. Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Jl K.L. Yos Sudarso KM 6.5 No.3-A, Tanjung Mulia, Medan PENERAPAN DATA MINING DENGAN METODE KLASIFIKASI NAÏVE BAYES UNTUK MEMPREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DALAM MENGIKUTI ENGLISH PROFICIENCY TEST (Studi Kasus : Universitas Potensi Utama) Alfa Saleh Teknik Informatika

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa Aidina Ristyawan 1), Kusrini 2), Andi Sunyoto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Pusat Statistika menyatakan bahwa angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia sangat tinggi, penyebabnya adalah semakin banyaknya jumlah kendaraan

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma K-Means untuk Clustering

Penerapan Algoritma K-Means untuk Clustering Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 71 Penerapan Algoritma K-Means untuk ing Dokumen E-Jurnal STMIK GI MDP Ernie Kurniawan* 1, Maria Fransiska 2, Tinaliah 3, Rachmansyah

Lebih terperinci

PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES

PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES Selvy Megira 1), Kusrini 2), Emha Taufiq Luthfi 3) 1), 2), 3) Teknik Universitas AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

R Dimas Adityo 1), Herti Miawarni 2) Teknik Informatika Universitas Bhayangkara Surabaya 1) Teknik Elektro Universitas Bhayangkara Surabaya 2)

R Dimas Adityo 1), Herti Miawarni 2) Teknik Informatika Universitas Bhayangkara Surabaya 1) Teknik Elektro Universitas Bhayangkara Surabaya 2) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak (Hotel) dalam memanfaatkan aplikasi Pelaporan Pajak Online Berbasis Algoritma Naive Bayes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian yang dilakukan oleh (Chen, Sain, & Guo, 2012) berfokus untuk mengetahui pola penjualan, pelanggan mana yang paling berharga, pelanggan mana yang

Lebih terperinci

KLASIFIKASI RUMAH LAYAK HUNI DI KABUPATEN BREBES DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEARNING QUANTIZATION DAN NAIVE BAYES

KLASIFIKASI RUMAH LAYAK HUNI DI KABUPATEN BREBES DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEARNING QUANTIZATION DAN NAIVE BAYES KLASIFIKASI RUMAH LAYAK HUNI DI KABUPATEN BREBES DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION DAN NAIVE BAYES SKRIPSI Disusun Oleh : FITRI JUNIATY SIMATUPANG 24010211140078 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

GIS berbasis Web untuk Pemetaan Lahan menggunakan Classifier Model

GIS berbasis Web untuk Pemetaan Lahan menggunakan Classifier Model Jurnal Komputer Terapan Vol. 2, No. 1, Mei 2016, 1-6 1 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id GIS berbasis Web untuk Pemetaan Lahan menggunakan Classifier Model Abstrak Warnia Nengsih Politeknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Studi Sebelum melakukan penelitian penulis terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka dari penelitian lain dan penelitian tentang prediksi penjurusan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 651-659 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI TINGKAT KELANCARAN NASABAH DALAM MEMBAYAR PREMI

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENGUNDURAN DIRI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES CLASSIFIER

SISTEM PREDIKSI PENGUNDURAN DIRI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES CLASSIFIER SISTEM PREDIKSI PENGUNDURAN DIRI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES CLASSIFIER ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program

Lebih terperinci

KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION

KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION Betrisandi betris.sin@gmail.com Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Pendapatan untuk perusahaan asuransi

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA NAIVE BAYES UNTUK MEMPREDIKSI KEPUTUSAN NASABAH TELEMARKETING DALAM MENAWARKAN DEPOSITO

PENERAPAN ALGORITMA NAIVE BAYES UNTUK MEMPREDIKSI KEPUTUSAN NASABAH TELEMARKETING DALAM MENAWARKAN DEPOSITO PENERAPAN ALGORITMA NAIVE BAYES UNTUK MEMPREDIKSI KEPUTUSAN NASABAH TELEMARKETING DALAM MENAWARKAN DEPOSITO Wahyu Nurjaya WK 1, Yusrina Adani 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Bandung Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan dosen pembimbing tugas akhir masih dilakukan secara manual di Jurusan Teknik Informatika UMM yang hanya mengandalkan pengetahuan personal tentang spesialisasi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE NAIVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI JAGUNG PRODUKTIF DI GORONTALO

PENERAPAN METODE NAIVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI JAGUNG PRODUKTIF DI GORONTALO PENERAPAN METODE NAIVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI JAGUNG PRODUKTIF DI GORONTALO Ramayanti Kaku, Arip Mulyanto, Manda Rohandi Program Studi Sistem Informasi/ Jurusan Teknik Informatika Abstrak Bervariasinya

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CALON PENDONOR DARAH MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER (Studi Kasus : Calon Pendonor Darah di Kota Semarang)

KLASIFIKASI CALON PENDONOR DARAH MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER (Studi Kasus : Calon Pendonor Darah di Kota Semarang) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017, Halaman 193-200 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI CALON PENDONOR DARAH MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES

Lebih terperinci

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian Penerapan Data Mining dengan Menggunakan Metode Clustering K-Mean Untuk Mengukur Tingkat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Program Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN NASABAH BANK MENGGUNAKAN ALGORITMA K- MEANS UNTUK MEMBERIKAN PENAWARAN YANG TEPAT

PENGELOMPOKAN NASABAH BANK MENGGUNAKAN ALGORITMA K- MEANS UNTUK MEMBERIKAN PENAWARAN YANG TEPAT PENGELOMPOKAN NASABAH BANK MENGGUNAKAN ALGORITMA K- MEANS UNTUK MEMBERIKAN PENAWARAN YANG TEPAT Ismail Setiawan 1) 1) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

PREDIKSI PELAPORAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS LINIER REGRESI BERGANDA DI KOTA SEMARANG

PREDIKSI PELAPORAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS LINIER REGRESI BERGANDA DI KOTA SEMARANG PREDIKSI PELAPORAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS LINIER REGRESI BERGANDA DI KOTA SEMARANG Brenda Charmelita Program Studi Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Data Mining adalah proses yang mempekerjakan satu atau lebih teknik pembelajaran komputer (machine learning) untuk menganalisis dan mengekstraksi pengetahuan (knowledge)

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 Syam Gunawan 1, Pritasari Palupiningsih 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi, STMIK Indonesia 1 syam@stmik-indonesia.ac.id,

Lebih terperinci

khazanah informatika 1 Program studi Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta 1.

khazanah informatika 1 Program studi Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta 1. 1 khazanah informatika Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika 1* 1 1 Program studi Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta *Yusuf.Nugroho@ums.ac.id SMA N 3 Boyolali merupakan salah satu

Lebih terperinci

CLUSTERING PENENTUAN POTENSI KEJAHATAN DAERAH DI KOTA BANJARBARU DENGAN METODE K-MEANS

CLUSTERING PENENTUAN POTENSI KEJAHATAN DAERAH DI KOTA BANJARBARU DENGAN METODE K-MEANS Volume 01, No01 September 2014 CLUSTERING PENENTUAN POTENSI KEJAHATAN DAERAH DI KOTA BANJARBARU DENGAN METODE K-MEANS Sri Rahayu 1,Dodon T Nugrahadi 2, Fatma Indriani 3 1,2,3 Prog Studi Ilmu Komputer Fakultas

Lebih terperinci

CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Muhammad Toha, 1), I Ketut Edy Purnama 2) dan Surya Sumpeno 3) 1) Bidang Keahlian Telematika (Konsentrasi CIO) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI NAÏVE BAYES DAN K-NEAREST NEIGHBOR PADA ANALISIS DATA STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012

PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI NAÏVE BAYES DAN K-NEAREST NEIGHBOR PADA ANALISIS DATA STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012 ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 831-838 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI NAÏVE BAYES DAN K-NEAREST NEIGHBOR

Lebih terperinci

Implementasi Metode Klasifikasi Naïve Bayes Dalam Memprediksi Besarnya Penggunaan Listrik Rumah Tangga

Implementasi Metode Klasifikasi Naïve Bayes Dalam Memprediksi Besarnya Penggunaan Listrik Rumah Tangga Implementasi Metode Klasifikasi Naïve Bayes Dalam Memprediksi Besarnya Penggunaan Listrik Rumah Tangga 207 Alfa Saleh Universitas Potensi Utama E-mail: alfasoleh1@gmail.com Abstrak Peranan listrik sangat

Lebih terperinci

KLASIFIKASI RUMAH LAYAK HUNI DI KABUPATEN BREBES DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION DAN NAIVE BAYES

KLASIFIKASI RUMAH LAYAK HUNI DI KABUPATEN BREBES DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION DAN NAIVE BAYES ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 99-111 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI RUMAH LAYAK HUNI DI KABUPATEN BREBES DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang Penerapan Seleksi Atribut Berdasarkan Koefisien Variansi dan Korelasi untuk Inisialisasi Pusat Awal Klaster pada Algoritma K- Means dalam Pemetaan E-Government Tahun 2016 Ivon Dewi Apriliyaningsih 1*,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN NAIVE BAYES CLASSIFIER UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PEMASARAN DI BAGIAN HUMAS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN NAIVE BAYES CLASSIFIER UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PEMASARAN DI BAGIAN HUMAS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN NAIVE BAYES CLASSIFIER UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PEMASARAN DI BAGIAN HUMAS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Erik Hadi Saputra 1), Burhan Alfironi Muktamar 2) 1), 2) Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

PENGELOMPOKAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS PENGELOMPOKAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Yulius Palumpun 1), Sitti Nur Alam 2) 1) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Manajemen (FIKOM) - Universitas

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Sinawati ), Ummi Syafiqoh 2) ), 2) Sistem Informasi STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati Tarakan Jl Yos

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Jurnal Ilmiah ILKOM Volume 8 mor (Agustus 16) ISSN: 87-1716 PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Widya Safira Azis 1 dan Dedy Atmajaya 1 safiraazis18@gmail.com dan dedy.atmajaya@umi.ac.id

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN DATA SEKOLAH PENGGUNA INTERNET PENDIDIKAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS STUDI KASUS PT TELKOM SURABAYA

PENGKLASIFIKASIAN DATA SEKOLAH PENGGUNA INTERNET PENDIDIKAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS STUDI KASUS PT TELKOM SURABAYA Artikel Skripsi PENGKLASIFIKASIAN DATA SEKOLAH PENGGUNA INTERNET PENDIDIKAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS STUDI KASUS PT TELKOM SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Naive Bayesian Dalam Penentuan Penerima Program Bantuan Pemerintah

Implementasi Algoritma Naive Bayesian Dalam Penentuan Penerima Program Bantuan Pemerintah JTRISTE, Vol.3, No.1, Maret 2016, pp. 22~26 ISSN: 2355-3677 Implementasi Algoritma Naive Bayesian Dalam Penentuan Penerima Program Bantuan Pemerintah Oleh: Universitas Mulawarman Samarinda masnawati.ssi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Autisme Monks dkk., mengungkapkan bahwa autisme berasal dari kata autos yang berarti aku. Pada pengertian nonilmiah kata tersebut dapat ditafsirkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan hal yang sangat kompleks. Di wilayah Kecamatan Bantul, seorang warga disebut sebagai keluarga miskin berdasarkan beberapa aspek seperti

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE BAYESIAN DALAM PENJURUSAN DI SMA BRUDERAN PURWOREJO STUDI KASUS: SMA BRUDERAN PURWOREJO

IMPLEMENTASI METODE BAYESIAN DALAM PENJURUSAN DI SMA BRUDERAN PURWOREJO STUDI KASUS: SMA BRUDERAN PURWOREJO IMPLEMENTASI METODE BAYESIAN DALAM PENJURUSAN DI SMA BRUDERAN PURWOREJO STUDI KASUS: SMA BRUDERAN PURWOREJO Sendy Winanta Yetli Oslan, Gunawan Santoso Abstrak Penjurusan siswa kelas X SMA yang akan naik

Lebih terperinci

BAB III K-MEDIANS CLUSTERING

BAB III K-MEDIANS CLUSTERING BAB III 3.1 ANALISIS KLASTER Analisis klaster merupakan salah satu teknik multivariat metode interdependensi (saling ketergantungan). Metode interdependensi berfungsi untuk memberikan makna terhadap seperangkat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Teknik Informatika OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Teknik Informatika OLEH : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN PADA PENDAFTARAN SISWA BARU JALUR PRESTASI MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES (Studi Kasus di SMKN 1 Boyolangu Tulungagung) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI REGRESI LOGISTIK BINER DAN NAIVE BAYES PADA STATUS PENGGUNA KB DI KOTA TEGAL TAHUN 2014

PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI REGRESI LOGISTIK BINER DAN NAIVE BAYES PADA STATUS PENGGUNA KB DI KOTA TEGAL TAHUN 2014 ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 365-374 Online di: http://eournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI REGRESI LOGISTIK BINER DAN NAIVE

Lebih terperinci

SKRIPSI KLASIFIKASI CALON PEGAWAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLASSIFICATION OF PROSPECTIVE EMPLOYEES BY USING THE K-MEANS METHOD

SKRIPSI KLASIFIKASI CALON PEGAWAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLASSIFICATION OF PROSPECTIVE EMPLOYEES BY USING THE K-MEANS METHOD SKRIPSI KLASIFIKASI CALON PEGAWAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLASSIFICATION OF PROSPECTIVE EMPLOYEES BY USING THE K-MEANS METHOD DONY ENDRIYONO 135610017 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PROSES BUSINESS DATA MAHASISWA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MENGGUNAKAN TEKNIK DATA MINING

KLASIFIKASI PROSES BUSINESS DATA MAHASISWA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MENGGUNAKAN TEKNIK DATA MINING KLASIFIKASI PROSES BUSINESS DATA MAHASISWA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MENGGUNAKAN TEKNIK DATA MINING Moh Ahsan Universitas Kanjuruhan Malang ahsan@unikama.ac.id ABSTRAK. Universitas Kanjuruhan Malang

Lebih terperinci

SISTEM PEMBAGIAN KELOMPOK BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING

SISTEM PEMBAGIAN KELOMPOK BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING SISTEM PEMBAGIAN KELOMPOK BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian diuraikan dalam skema tahap penelitian untuk memberikan petunjuk atau gambaran yang jelas, teratur, dan sistematis seperti yang ditunjukkan pada Gambar

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari 2017 50 APLIKASI KLASIFIKASI ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS MASA STUDI MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN

Lebih terperinci

MODEL DATA MINING CAPAIAN PEMBELAJARAN. N. Tri Suswanto Saptadi. Definisi Kategori Model Naïve Bayesian k-nearest Neighbor Clustering 12/4/2015

MODEL DATA MINING CAPAIAN PEMBELAJARAN. N. Tri Suswanto Saptadi. Definisi Kategori Model Naïve Bayesian k-nearest Neighbor Clustering 12/4/2015 1 MODEL DATA MINING N. Tri Suswanto Saptadi CAPAIAN PEMBELAJARAN Definisi Kategori Model Naïve Bayesian k-nearest Neighbor Clustering 1 3 Definisi Mining : proses atau usaha untuk mendapatkan sedikit barang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan data mining varian produk elektronik sound system dengan metode K-Means Clustering yang dapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang DAFTAR TABEL Tabel 3-1 Dokumen Term 1... 17 Tabel 3-2 Representasi... 18 Tabel 3-3 Centroid pada pengulangan ke-0... 19 Tabel 3-4 Hasil Perhitungan Jarak... 19 Tabel 3-5 Hasil Perhitungan Jarak dan Pengelompokkan

Lebih terperinci

Perbandingan 5 Algoritma Data Mining untuk Klasifikasi Data Peserta Didik

Perbandingan 5 Algoritma Data Mining untuk Klasifikasi Data Peserta Didik Perbandingan 5 Algoritma Data Mining untuk Klasifikasi Data Peserta Didik Imam Sutoyo AMIK BSI JAKARTA e-mail: imam.ity@bsi.ac.id Abstrak - Klasifikasi peserta didik merupakan kegiatan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada proses penelitian ini dilakukan beberapa tahapan mulai dari tahap awal yaitu tahap inisiasi, pengembangan model, dan tahap terakhir pengembangan prototipe. Dalam tahapan inisiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan paling utama bagi setiap orang [1]. Nutrisi yang ada dalam berbagai macam pangan dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita [2].

Lebih terperinci

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS Oleh : Nengah Widya Utami 1629101002 PROGRAM STUDI S2 ILMU KOMPUTER PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2017 1. Definisi Clustering

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Mengevaluasi Internal Program Studi

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Mengevaluasi Internal Program Studi 40 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 01(2015) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis Sistem Pendukung Keputusan Untuk Mengevaluasi Internal Program Studi Indhitya R. Padiku a*, Achmad Widodo

Lebih terperinci

Akurasi Data Mining Untuk Menghasilkan Pola Kelulusan Mahasiswa

Akurasi Data Mining Untuk Menghasilkan Pola Kelulusan Mahasiswa Akurasi Data Mining Untuk Menghasilkan Pola Kelulusan Mahasiswa dengan Metode NAÏVE BAYES M. Ridwan Effendi Fakultas Komputer Jurusan Sistem Informasi Universitas Mohammad Husni Thamrin Jakarta Email :

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul Penentuan Wilayah Usaha Pertambangan Menggunakan Metode Fuzzy K-Mean Clustering

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL PENGKATEGORIAN TOPIK DAN PENGELOMPOKKAN TOPIK DENGAN KLUSTER DARI APLIKASI FORUM phpbb3 SECARA OTOMATIS.

RANCANG BANGUN MODUL PENGKATEGORIAN TOPIK DAN PENGELOMPOKKAN TOPIK DENGAN KLUSTER DARI APLIKASI FORUM phpbb3 SECARA OTOMATIS. RANCANG BANGUN MODUL PENGKATEGORIAN TOPIK DAN PENGELOMPOKKAN TOPIK DENGAN KLUSTER DARI APLIKASI FORUM phpbb3 SECARA OTOMATIS. Dosen Pembimbing : Daniel Oranova Siahaan, S.Kom, M.Sc, Pd.Eng Nurul Fajrin

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING DALAM MENENTUKAN JURUSAN SISWA

PENERAPAN DATA MINING DALAM MENENTUKAN JURUSAN SISWA PENERAPAN DATA MINING DALAM MENENTUKAN JURUSAN SISWA Alfa Saleh Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Jl K.L. Yos Sudarso KM 6.5 No.3-A, Tanjung Mulia, Medan Email : alfasoleh1@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Jurnal Politeknik Caltex Riau

Jurnal Politeknik Caltex Riau 1 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id IMPLEMENTASI TEXT MINING DALAM KLASIFIKASI JUDUL BUKU PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES Siti Amelia Apriyanti 1), Kartina Diah Kesuma Wardhani

Lebih terperinci

CONTOH KASUS DATA MINING

CONTOH KASUS DATA MINING CONTOH KASUS DATA MINING CONTOH KASUS DATA MINING Sebuah rumah sakit ingin ingin menekan biaya perawatan pasien tanpa mengurangi kualitas pelayanan. Salahsatu potensi yang dapat dimanfaatkan pada penerapan

Lebih terperinci

Model Aplikasi Penentuan Jenis Beasiswa Berbasis Algoritma K-NN Termodifikasi

Model Aplikasi Penentuan Jenis Beasiswa Berbasis Algoritma K-NN Termodifikasi ISSN: 2089-3787 1181 Model Aplikasi Penentuan Jenis Beasiswa Berbasis Algoritma K-NN Termodifikasi Soegiarto 1, Bahar 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 33,3 Banjarbaru

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI DATA NASABAH BANK DALAM PENAWARAN DEPOSITO BERJANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KLASIFIKASI NAIVE BAYES

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI DATA NASABAH BANK DALAM PENAWARAN DEPOSITO BERJANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KLASIFIKASI NAIVE BAYES IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI DATA NASABAH BANK DALAM PENAWARAN DEPOSITO BERJANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KLASIFIKASI NAIVE BAYES Nama : Muhammad Rizki NPM : 54410806 Jurusan Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sistem Pendukung Keputusan Pemberiaan Beasiswa PPA dan BBM Bagi Mahasiswa STMIK AKAKOM Yogyakarta Menggunakan Metode Naive Bayes dibuat oleh

Lebih terperinci

DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP

DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP 1 DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP Achmad Ramadhan Safutra 1, Dwi Wahyu Prabowo 1 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Darwan

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN ALGORITMA K-MEANS DALAM MENENTUKAN PEGAWAI YANG LAYAK MENGIKUTI ASESSMENT CENTER UNTUK CLUSTERING PROGRAM SDP

MEMANFAATKAN ALGORITMA K-MEANS DALAM MENENTUKAN PEGAWAI YANG LAYAK MENGIKUTI ASESSMENT CENTER UNTUK CLUSTERING PROGRAM SDP MEMANFAATKAN ALGORITMA K-MEANS DALAM MENENTUKAN PEGAWAI YANG LAYAK MENGIKUTI ASESSMENT CENTER UNTUK CLUSTERING PROGRAM SDP Page 87 Iin Parlina 1, Agus Perdana Windarto 2, Anjar Wanto 3, M.Ridwan Lubis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan sebuah karunia bagi setiap orangtua. Setiap anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik, mental dan sosial sesuai dengan pertambahan

Lebih terperinci

GIS berbasis Web untuk Pemetaan Lahan menggunakan Classifier Model

GIS berbasis Web untuk Pemetaan Lahan menggunakan Classifier Model Jurnal... Vol. XX, No. X, Bulan 20XX, XX-XX 1 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id GIS berbasis Web untuk Pemetaan Lahan menggunakan Classifier Model Warnia Nengih Politeknik Caltex Riau,

Lebih terperinci

Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Data Mining Lanjut ABSTRAK

Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Data Mining Lanjut ABSTRAK PERBANDINGAN KLASIFIKASI KNN DAN NAIVE BAYESIAN SERTA PERBANDINGAN CLUSTERING SIMPLE K-MEANS YANG MENGGUNAKAN DISTANCE FUNCTION MANHATTAN DISTANCE DAN EUCLIDIAN DISTANCE PADA DATASET Dresses_Attribute_Sales

Lebih terperinci

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada PENENTUAN BESAR PINJAMAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam BMT Bina Insani Pringapus) Abidah

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES (STUDI KASUS KREDIT SEPEDA MOTOR)

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES (STUDI KASUS KREDIT SEPEDA MOTOR) SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES (STUDI KASUS KREDIT SEPEDA MOTOR) 1 Jatmika, S.Si, M.Kom 2 Lilis Anggraeni 1,2,3 Jurusan Komputer, Teknik Informatika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

SAINTEKBU: Jurnal Sains dan Teknologi Volume 9 No.2 Mei 2017 EVALUASI INTERNAL PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER (NBC)

SAINTEKBU: Jurnal Sains dan Teknologi Volume 9 No.2 Mei 2017 EVALUASI INTERNAL PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER (NBC) SAINTEKBU: Jurnal Sains dan Teknologi Volume 9 No.2 Mei 2017 EVALUASI INTERNAL PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER (NBC) Yoseph Pius Kurniawan Kelen 1 1) Universitas Timor-Kefamenanu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menerapkan metode clustering dengan algoritma K-Means untuk penelitiannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menerapkan metode clustering dengan algoritma K-Means untuk penelitiannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Salah satu cara untuk mengetahui faktor nilai cumlaude mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah dengan menerapkan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ,

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang  , 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil survey Badan Kesejahteraan Keluarga Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BKKPPKB) tahun 2009 menunjukkan angka kemiskinan di Kabupaten Bantul sebanyak

Lebih terperinci

Seleksi Atribut Menggunakan Information Gain Untuk Clustering Penduduk Miskin Dengan Validity Index Xie Beni

Seleksi Atribut Menggunakan Information Gain Untuk Clustering Penduduk Miskin Dengan Validity Index Xie Beni 1 Seleksi Atribut Menggunakan Information Gain Untuk Clustering Penduduk Miskin Dengan Validity Index Xie Beni Femi Dwi Astuti Program Studi Teknik Informatika STMIK AKAKOM femi@akakom.ac.id Abstrak -

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan rangkaian dari langkah-langkah yang diterapkan dalam penelitian, secara umum dan khusus langkah-langkah tersebut tertera pada Gambar flowchart

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma K-Means Dalam Keputusan Pemberian Beasiswa (Studi Kasus SMA Santo Bernadus Pekalongan) Artikel Ilmiah

Implementasi Algoritma K-Means Dalam Keputusan Pemberian Beasiswa (Studi Kasus SMA Santo Bernadus Pekalongan) Artikel Ilmiah Implementasi Algoritma K-Means Dalam Keputusan Pemberian Beasiswa (Studi Kasus SMA Santo Bernadus Pekalongan) Artikel Ilmiah Peneliti: Valentino Giarto (672011005) Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom. Program

Lebih terperinci

Aplikasi Inferensi Bayes pada Data Mining terutama Pattern Recognition

Aplikasi Inferensi Bayes pada Data Mining terutama Pattern Recognition Aplikasi Inferensi Bayes pada Data Mining terutama Pattern Recognition Trilaksono Aribowo (18209015) Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING)

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) Nur Wakhidah Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang Abstract Classification is the process of organizing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya teknologi informasi, kebutuhan akan informasi yang digunakan untuk mendukung business intelligent suatu perusahaan juga meningkat. Informasi penting

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. K-Means Clustering

Pengenalan Pola. K-Means Clustering Pengenalan Pola K-Means Clustering PTIIK - 2014 Course Contents 1 Definisi k-means 2 Algoritma k-means 3 Studi Kasus 4 Latihan dan Diskusi K-Means Clustering K-Means merupakan salah satu metode pengelompokan

Lebih terperinci

KLUSTERING DENGAN K-MEANS BERBASIS LVQ DAN K-MEANS BERBASIS OWA

KLUSTERING DENGAN K-MEANS BERBASIS LVQ DAN K-MEANS BERBASIS OWA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 2, No. 1, April 2015, hlm. 29-33 KLUSTERING DENGAN K-MEANS BERBASIS LVQ DAN K-MEANS BERBASIS OWA Dian Eka Ratnawati 1, Indriati 2 1,2 Program Studi

Lebih terperinci

DATA MINING. Pertemuan 9. Nizar Rabbi Radliya 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi

DATA MINING. Pertemuan 9. Nizar Rabbi Radliya 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi Pertemuan 9 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Universitas Komputer Indonesia 2016 Clustering Data Mining Penklusteran (clustering) digunakan untuk

Lebih terperinci