BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Suhendra Irawan
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan paling utama bagi setiap orang [1]. Nutrisi yang ada dalam berbagai macam pangan dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita [2]. Selain itu dengan mengkonsumsi berbagai macam pangan kita dapat mengurangi konsumsi beras sebagai makanan pokok. Dengan mengkonsumsi berbagai macam panganan kita dapat meningkatkan ketahanan pangan. Namun kesadaran masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan masih rendah. Keberhasilan pembangunan ketahanan pangan tidak hanya tergantung pada keberhasilan meningkatkan produksi saja. Namun, keberhasilan itu juga dipengaruhi oleh produksi yang cukup, distribusi yang lancar dan merata, serta konsumsi pangan yang bergizi bagi seluruh masyarakat [2]. Upaya untuk meningkatan produksi selalu mendapatkan perhatian utama. Pemerintah beranggapan bahwa jika produksi sudah berhasil ditingkatkan melebihi kebutuhan pangan nasional atau lebih sering disebut dengan swasembada maka kondisi ketahanan pangan sudah tercapai [2]. Tercapainya kondisi swasembada pangan tidak berarti bahwa kondisi ketahanan pangan sudah tercapai. Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan, ketahaan pangan dapat diartikan sebagai sebuah kondisi tercukupinya konsumsi pangan bagi suatu rumah tangga baik dalam jumlah, kondisi atau terjangkaunya pangan tersebut[1]. FAO secara tegas menyatakan ketahanan pangan dapat dicapai jika semua individu sepanjang waktu dapat mengakses pangan, bukan cuma pada saat panen raya saja, pangan harus tersedia sepanjang waktu. Artinya 1

2 2 bahwa setiap kelebihan produksi pada satu musim tanam harus dikelola agar memenuhi kebutuhan pangan pada saat paceklik [1][2]. Berbagai macam komoditas tanaman pangan dapat ditanam dan tumbuh di Negara kita ini. Namun sebagian besar para petani di Negara kita hanya menanam satu komoditas saja yaitu padi. Akibatnya, sebagian besar masyarakat kita mengkonsumsi karbohidrat hanya dari beras saja tanpa tahu ada berbagai macam sumber karbohidrat dari tanaman lainnya. Hal inilah yang membuat Negara kita setiap tahunnya harus menyediakan cadangan beras yang banyak sampai mengeksport dari Negara-negara penghasil beras seperti Thailand dan Vietnam [1]. Dinas Pertanian Kota Salatiga sebagai lembaga pemerintah memiliki data tentang ketahanan pangan berdasarkan hasil produksi tanaman pangan dari seluruh wilayah Kota Salatiga yang dapat mendukung kegiatan para penyuluh pertanian dalam meningkatkan ketahanan pangan di wilayah Kota Salatiga. Namun data yang ada masih dapat di maksimalkan lagi dengan teknik pengolahan data agar menghasilkan informasi yang lebih akurat, salah satunya Data Mining. Data mining adalah teknik bagaimana menelusuri data yang ada untuk membangun sebuah model, kemudian menggunakan model tersebut agar dapat mengenali pola data yang tidak berada dalam basis data yang disimpan [13]. Salah satu teknik dalam data mining adalah clustering. Teknik clustering adalah suatu teknik dimana data dibagi menjadi kelompok-kelompok atau cluster berdasarkan kemiripan di antara data tersebut [11]. Clustering juga salah satu metode segmentasi data yang sangat berguna dalam prediksi dan analisa masalah bisnis tertentu [3]. Misalnya Segmentasi pasar,marketing dan pemetaan zonasi wilayah. Algoritma clustering yang sering dipakai adalah K-Means, Naïve Bayes, C4.5, dan ID3. Algoritma K-Means banyak digunakan karena algoritma ini mampu mengelompokkan objek besar dengan sangat cepat

3 3 sehingga mempercepat proses pengelompokkan [10]. Berbagai penelitian sudah banyak dilakukan dengan menerapan algoritma K-Means di berbagai masalah di bidang pertanian, Penelitian yang menggunakan algoritma K-Means dan pengembangannya antara lain : Penerapan Metode Clustering Dengan K-Means Untuk Memetakan Potensi Tanaman Padi Di Kota Semarang, dan Clustering Kualitas Beras Berdasarkan Ciri Fisik Menggunakan Metode K-Means. Dari berbagai permasalahan pertanian, belum ada yang membuat penelitian tentang ketahanan pangan menggunakan Algoritma K-Means. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, disusunlah penelitian tugasa akhir dengan judul Implementasi Metode Clustering Dengan Algoritma K-Means Untuk Memetakan Ketahanan Pangan Di Kota Salatiga 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana cara untuk mengolah data yang ada untuk membantu penyuluh pertanian dalam meningkatkan produksi hasil tanaman pangan agar ketahanan pangan di Kota Salatiga menjadi lebih baik 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan beberapa masalah yang telah diuraikan, diberikan solusi yang dapat memecahkan permasalahan yang sudah diungkapkan. Penyelesaian yang dibuat sebagai berikut: a. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari Dinas Pertanian Kota Salatiga. b. Algoritma yang digunakan dalam penelitian ini adalah algoritma K- Means.

4 4 c. Perancangan pembuatan aplikasi berbasis web untuk mengklaster kelurahan yang ada di Kota Salatiga berdasarkan indikator ketahanan pangan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah mengklaster ketahanan pangan di Kota Salatiga menggunakan algoritma K-Means sehingga dapat membantu penyuluh pertanian dalam menganalisa data dengan lebih baik Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagia berikut: 1. Bagi Penulis : a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman tentang teknik clustering data mining khususnya algoritma K-Means dalam penerapan kasus untuk mengelompokkan tingkat ketahanan pangan. b. Memberikan kontribusi pada data mining dalam menerapkan algoritma clustering untuk kasus berbeda namun dengan menggunakan algoritma yang sama. c. Memenuhi syarat guna meraih gelar dalam ilmu komputer jurusan Teknik Informatika - S1 di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

5 5 2. Bagi Dinas Pertanian Kota Salatiga : a. Aplikasi ini dapat membantu Dinas Pertanian Kota Salatiga dalam mengklaster kelurahan berdasarkan indikator ketahanan pangan sehingga dapat digunakan oleh penyuluh pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan pada tahun mendatang. b. Membantu Dinas Pertanian Kota Salatiga dalam melengkapi data tentang ketahanan pangan pada setiap kelurahan. 3. Bagi Akademik : a. Dari penelitian ini dapat dijadikan salah satu tolak ukur keberhasilan bagi akademik maupun mahasiswa dalam pengembangan proses belajar-mengajar. b. Dapat meningkatkan minat penelitian di kalangan mahasiswa khususnya mengenai bidang ilmu Data Mining.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi yang baik dipengaruhi oleh kualitas. mahasiswa di dalamnya. Mahasiswa merupakan objek

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi yang baik dipengaruhi oleh kualitas. mahasiswa di dalamnya. Mahasiswa merupakan objek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi yang baik dipengaruhi oleh kualitas mahasiswa di dalamnya. Mahasiswa merupakan objek pembelajaran bagi perguruan tinggi sehingga jika prestasi mahasiswa