BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Gambaran Umum Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan didirikan pada tahun 1934 dengan nama RSTP Ngawen Salatiga. Saat itu RSP dr. Ario Wirawan berfungsi sebagai tempat petirahan/sanatorium yaitu sebagai fasilitas medis untuk penyakit jangka panjang, terutama tuberkulosis. Pendirian Sanatorium ini dilatarbelakangi oleh kondisi geografis daerah Ngawen Salatiga yang memiliki ketinggian kurang lebih 800 meter dari permukaan air laut dengan suhu udara berkisar antara C. Kondisi geografis dan udara yang sejuk ini sangat ideal sebagai tempat petirahan bagi masyarakat terutama warga Belanda yang terganggu kesehatan 43

2 parunya yang pada waktu itu banyak menempati wilayah kota Salatiga dan sekitarnya. Pada tahun 1978, dengan dikeluarkannya SK Menteri Kesehatan RI, maka ditetapkan Struktur Organisasi yang lebih jelas, tugas pokok dan fungsi dari rumah sakit ini yaitu sebagai rumah sakit khusus yang menyelenggarakan pelayanan terhadap penderita penyakit TB paru, dengan sebutan RSTP. Kemudian pada tanggal 26 September 2002, dengan dikeluarkannya SK Menteri Kesehatan RI, nomor 1208/Menkes/SK/IX/2002, akhirnya RSTP Ngawen Salatiga berubah nama menjadi Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, dan merupakan satu-satunya rumah sakit paru di Provinsi Jawa Tengah Proses Pelaksanaan Penelitian Proses wawancara dengan partisipan dilakukan di tempat tinggal para partisipan. Awalnya peneliti melakukan penelitian di Ruang Rawat Inap RSPAW Salatiga selama 2 minggu, 44

3 yaitu sejak tanggal 12 Mei hingga tanggal 24 Mei Namun setelah menunggu selama 2 minggu, peneliti tidak menemukan adanya Pasien TB Paru BTA (+) yang berdomisili di sekitar Salatiga dengan pertimbangan peneliti ingin mengobservasi lingkungan tempat tinggal partisipan. Selain itu juga peneliti dapat melakukan wawancara dengan lebih nyaman dan dapat melakukan wawancara dengan beberapa partisipan baik keluarga maupun pasien itu sendiri, mengingat ruang rawat inap tempat pasien TB Paru adalah ruang infeksius dan tingkat penularan TB Paru BTA (+) masih sangat tinggi. Hal ini menjadi pertimbangan utama demi menjaga keselamatan peneliti sendiri. Walau demikian, peneliti tetap mewawancarai beberapa keluarga pasien di ruang rawat inap untuk menambah informasi bagi peneliti sendiri. Peneliti menemukan 2 keluarga dengan latar belakang pendidikan SD yang tidak mengetahui tentang penyakit TB Paru 45

4 dan 4 keluarga dengan latar belakang pendidikan SMP, SMA dan universitas mengetahui tentang penyakit TB Paru dan upaya pencegahan penularannya. Kemudian pada tanggal 23 Mei 2014, Peneliti meminta data pasien TB Paru BTA (+) yang beralamat di sekitar Salatiga dengan kategori I (status baru) maupun kategori II (kambuh berulang) di tahun 2014, pernah dirawat di RSPAW Salatiga dan masih aktif menjalani pemeriksaan. Setelah mendapat data dan alamat pasien TB Paru BTA (+), peneliti mulai mencari alamat tiap-tiap pasien. Peneliti mendapat 6 pasien, namun hanya 3 keluarga yang dapat menjadi partisipan dalam penelitian peneliti karena beberapa hal berikut. 1. Pasien I dan keluarga telah pindah alamat dan ketika mencoba menelusuri alamat baru yang diberikan oleh tetangganya, peneliti tidak dapat menemukan rumahnya karena alamat yang diberikan tidak lengkap dengan nomor RT/RW nya. 46

5 2. Pasien II mengatakan tidak mengidap penyakit TB Paru dengan pertimbangan tertentu. 3. Pasien III, peneliti kesusahan dalam mencari alamat karena harus melewati sawah dan kebun sehingga peneliti tidak melanjutkan pencarian. Daerah tersebut sudah cukup jauh dari daerah salatiga Gambaran Umum Partisipan 1. Keluarga A Identitas Partisipan A (PA) Nama : Ny. S. Umur Pendidikan Pekerjaan Status Agama : 39 tahun : SMP : Ibu Rumah Tangga : Isteri : Katholik Alamat : Gunung Sari RT 2/6 Sidorejo Kidul Tingkir Salatiga 47

6 Identitas Triangulasi Sumber A (SA) Nama : Tn. Yb. M. Umur Pendidikan Pekerjaan Status : 53 tahun : SMA : Swasta : Suami PA dan SA adalah sepasang suami isteri dengan 3 orang anak, yaitu anak pertama (laki-laki) duduk di kelas IV SD, anak kedua (perempuan) duduk di kelas II SD sedangkan anak ketiga (laki-laki) belum sekolah. Ketika peneliti di rumah mereka, SA baru kembali dari tempat bekerja sedangkan PA terlihat mengurus anak-anaknya seperti setelah memandikan anak-anaknya, ia memberi makan dan menyuapi anaknya yang masih kecil. Peneliti disambut dengan baik oleh keluarga. Peneliti telah menjelaskan tujuan wawancara dan melakukan kontrak waktu 2 hari sebelumnya yaitu pada tanggal 3 Juni Peneliti mewawancarai PA dan SA 48

7 pada tanggal 5 Juni 2014 dalam jam yang berbeda. Wawancara dilakukan pada sore hari dengan pertimbangan SA bekerja dari pagi hingga sore hari dan dengan demikian juga peneliti dapat melakukan wawancara pada PA dan SA dalam satu waktu. Setelah memberikan informed consent dan ditandatangani oleh PA dan SA, wawancarapun dapat dilakukan. Wawancara dengan SA dilakukan pada pukul WIB di ruang tamu keluarga kemudian pada pukul WIB peneliti melakukan wawancara pada PA di ruang TV keluarga. SA pernah dirawat inap di RSPAW Salatiga selama 5 hari yaitu pada bulan Maret 2014 dan saat ini masih melakukan rawat jalan di RSPAW Salatiga. Berdasarkan data medis yang peneliti peroleh dari Ruang Poli rawat jalan RSPAW Salatiga, SA termasuk pasien TB Paru dalam kategori I dengan BTA (+2) dan mendapat Obat Anti Tuberkulosis sejak tanggal 18 Maret

8 2. Keluarga B Identitas Partisipan B (PB) Nama : Tn. S. Umur Pendidikan Pekerjaan Status Agama Alamat : 41 tahun : SD : Buruh : Suami : Islam : Kalilondo, Sidorejo Kidul RT 1/4 Tingkir Salatiga Identitas Triangulasi Sumber B (SB) Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Status : Ny. N.F. : 30 tahun : SMA : Swasta (pekerja toko) : Isteri PB dan SB adalah sepasang suami isteri dengan seorang anak perempuan yang sedang duduk di kelas IV SD. Mereka hanya tinggal bertiga di rumah mereka. Peneliti mendapatkan alamat PB pada tanggal 3 Juni 2014 pukul WIB 50

9 tetapi saat itu pintu rumah tertutup karena baik PB maupun SB belum pulang dari tempat bekerja. Pada tanggal 5 Juni 2014 pukul WIB peneliti datang lagi tetapi pintu rumah masih juga tertutup. Kemudian peneliti datang lagi pada tanggal tanggal 8 Juni 2014 pada pukul WIB dan mendapati keluarga berada di rumah. Peneliti memperkenalkan diri, institusi dan menjelaskan tujuan wawancara. PB dan SB bersedia diwawancarai akan tetapi peneliti hanya mewawancarai SB karena PB hendak menjemput anaknya di tempat neneknya. Setelah memberikan informed consent, SB bersedia menandatanganinya dan wawancarapun berlangsung pada pukul WIB di ruang tamu. Peneliti baru dapat mewawancarai PB pada tanggal 9 juni 2014 pukul WIB di rumahnya. SB pernah di rawat inap di RSPAW Salatiga selama 5 hari pada bulan Maret 51

10 2014. Saat ini SB masih melakukan kontrol selama 6 bulan di RSPAW Salatiga. Berdasarkan data medis yang peneliti peroleh dari Ruang Poli rawat jalan RSPAW Salatiga, SB termasuk pasien TB Paru dalam kategori I dengan BTA +3 dan mendapat Obat Anti Tuberkulosis sejak tanggal 1 Maret Keluarga C Identitas Partisipan C (PC) Nama : Ny. N. Umur Pendidikan Pekerjaan Status Agama Alamat : 42 tahun : SMA : Ibu Rumah Tangga : Isteri : Islam : Krajan 4/1 Wiru Beringin Semarang Identitas Triangulasi Sumber C (SC) Nama Umur Pendidikan : Tn.M.S. : 43 tahun : SMP 52

11 Pekerjaan Status : Buruh Tani : Suami PC dan SC adalah sepasang suami isteri dengan seorang anak perempuan yang sekarang kelas IV SD. Ayah SC (102 tahun) juga tinggal bersama mereka. Peneliti mewawancarai PC dan SC pada tanggal 11 Juni Peneliti mewawancarai SC pada pukul WIB dan kemudian mewawancarai PC pada pukul WIB di ruang tamu. Dalam wawancara, anak perempuan dan ayah SC juga ikut duduk bersama. SC pernah di rawat inap di RSPAW Salatiga pada tahun Pada waktu itu SC menjalani pengobatan selama 9 bulan dan sudah sembuh total. SC mengatakan bahwa menurut dokter yang memeriksanya, penyakit TB Paru yang dialaminya kali kedua ini adalah karena kambuh lagi. Berdasarkan data medis yang Peneliti peroleh dari Ruang Poli rawat jalan RSPAW 53

12 Salatiga, SC termasuk pasien TB Paru dalam kategori I dengan BTA +2 dan mendapat Obat Anti Tuberkulosis sejak tanggal 1 Maret Analisa Data Reduksi Data Peneliti menulis hasil rekaman wawancara ke dalam bentuk verbatim (terlampir) dan menentukan data yang berfokus pada pokok-pokok penelitian Penyajian Data Penyajian data adalah dalam bentuk pengkodean dan kategorisasi sesuai aspek atau pokok penelitian peneliti Pengetahuan Keluarga Partisipan A (PA) 1. Penyakit TB Paru Menurut PA penyakit TB Paru itu adalah penyakit yang mengganggu paru-paru dan dapat menular yang ditandai dengan batuk-batuk selama 54

13 berhari-hari dan terkadang menyebabkan sesak napas. Hal itu juga berdasarkan pengalaman yang dialami suaminya (SA). batuk ya...,yang nampak sekali kan yang jelas batuk. (PA; 3) mungkin paru-paru ya.. (PA; 8) kadang ya...kayak sesak. (PA; 12) ya...tb jelas nular. (PA; 14) 2. Penularan Penyakit TB Paru Menurut PA penularan penyakit TB Paru terjadi melalui udara pada saat penderita TB Paru batuk. Ketika penderita TB Paru membuang dahaknya, maka bakteri tuberkulosis akan tersebar. Selain itu berkomunikasi langsung dalam jarak dekat dengan penderita TB Paru juga akan mengakibatkan terjadinya penularan terutama bila orang yang dekat dengan penderita TB Paru tidak menutup mulut atau hidung. pernapasan ya yang jelas. Saat batuk bisa. Lewat kita berhadapan gini aja kan kalau gak nutup, nular. (PA; 16-17). Serupa: (PA; 79) 55

14 3. Pencegahan penularan penyakit TB Paru Menurut PA, cara mencegah terjadinya penularan penyakit TB Paru adalah tidak berkomunikasi langsung dalam jarak dekat dengan penderita dan harus menutup mulut ketika penderita batuk terutama bagi anak-anak. Anak-anak lebih rentan terhadap penyakit dibandingkan orang dewasa. Selain itu penderita TB Paru tidak boleh membuang dahaknya sembarangan melainkan menggunakan alat seperti plastik. kalau gak nutup, nular. (PA; 17) mungkin tidak terlalu dekat dulu ya (PA; 53-55) mungkin plastik yang tepat. (PA; 81) Meskipun PA tahu bahwa menutup mulut dan hidung harus dilakukan agar tidak tertular penyakit TB Paru, PA tidak mau membuat jarak atau membatasi diri untuk berkomunikasi dekat dengan SA. Ketika di rumah sakit perawat 56

15 menyarankan memakai masker akan tetapi PA tidak mau memakai masker. PA lebih mementingkan untuk menjaga perasaan SA bahkan jika SA meminta untuk tidak didekati, PA menolak. Menurut PA sendiri, walaupun semua usaha sudah dilakukan, hanya Tuhanlah yang menentukan nasib setiap orang. PA dan keluarga juga tidak membuat batas untuk harus tidur berpisah dengan SA. perasaan gak nyampe ya..hati saya itu gak sampe.. (PA;89) Pernyataan serupa : (PA;87), (PA; 103) PA lebih menekankan bahwa kebersihan adalah hal utama yang harus diperhatikan, baik kebersihan diri maupun makanan. Selain menjaga kebersihan PA juga rajin menjemur alat-alat tidur seminggu sekali terutama jika sudah tidak nyaman digunakan dan selalu membuka jendela pada pagi hari. PA juga tetap memperhatikan gizi keluarga 57

16 dengan mengatur menu makanan sehari-hari. mungkin saya harus gosok gigi atau gimana ya..berusaha cuci tangan, ganti baju, mandi..yang penting harus bersih. (PA; 92). Serupa : (PA; 64) jendela kalau pagi itu dibuka. (PA; 68) kadang seminggu. (PA; 70) ya ikan...sayur...tahu, tempe, paling ya itu. Ayam.. (PA; 48) Peneliti menanyakan pendapat PA mengenai kebiasaan SA yang saat ini masih merokok meskipun masih dalam keadaan sakit. PA berpendapat bahwa kebiasaan merokok suaminya tidak berpengaruh terhadap proses penyembuhannya. PA mengatakan demikian dengan pertimbangan bahwa orang zaman dahulu yang lebih banyak merokok saja tetap hidup sampai usia tua atau boleh dikatakan memiliki umur panjang. orang zaman dahulu itu malah lebih parah kalau dipikirnya.tapi kok dia itu bisa sampe usia segitulah. (PA; 114) 58

17 Upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru lainnya yang dilakukan keluarga adalah dengan imunisasi BCG pada waktu masih kecil dulu. Anak-anak PA juga semuanya sudah diimunisasi BCG. Akan tetapi PA tetap beranggapan bahwa walaupun orang sudah diimunisasi BCG, tetap saja bisa tertular jika bergabung dengan penderita TB Paru. (PA; 128) Selain itu, PA juga mengatakan bahwa SA rajin menjalani pengobatannya. (PA; 126) Satu hal yang peneliti peroleh dari hasil wawancara kepada PA yaitu menjaga perasaan satu sama lain dalam keluarga adalah hal utama. Keluarga tahu mengenai penyakit TB Paru. Akan tetapi dalam praktiknya, keluarga kurang mengaplikasikan karena keluarga PA memiliki prinsip menjaga perasaan dan pikiran tetap senang. 59

18 Berdasarkan hasil observasi terhadap lingkungan rumah (dalam dua waktu yang berbeda), peneliti mendapati bahwa rumah nampak bersih, terdapat ventilasi dan jendela dengan jenis dinding tembok serta lantai keramik. Hawa di dalam rumah terasa segar dan tidak lembab. Kondisi lingkungan rumah dari PA ini dapat membantu proses pencegahan penularan penyakit TB Paru karena rumah mendapat cukup banyak sinar matahari yang dapat membunuh bakteri tuberkulosis. Jenis lantai keramik juga dapat mencegah tejadinya kelembaban dibandingkan dengan lantai tanah sehingga dapat menekan tingkat kehidupan bakteri tuberkulosis. Selain itu lingkungan rumah juga tidak termasuk padat penduduk Partisipan B (PB) 1. Penyakit TB Paru Berdasarkan hasil wawancara, PB mengatakan bahwa penyakit TB Paru adalah penyakit menular yang 60

19 menyerang organ paru-paru, ditandai dengan batuk-batuk pada malam hari, batuknya mengeluarkan lendir dan disertai darah. PB mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan penyakit TB Paru berdasarkan atas pengalaman yang dilihat pada isterinya (SB). kalau malam itu batuk-batuk, keluar darahnya.. (PB; 7). Serupa :(PB; 91-92) ya menular memang.. (PB; 62) paru-parunya itu.. (PB;261) 2. Penularan Penyakit TB Paru Menurut PB penyakit TB Paru menular menular ke orang lain lewat udara yang mengandung bakteri dari ludah dan dahak penderitanya. Selain itu PB juga memisahkan alat makan dengan penderita TB Paru karena menurut PB alat makan juga dapat menjadi sarana penularannya. ya lewat udara.. (PB; 62) Serupa: (PB; ), (PB; ) 61

20 2. Pencegahan penularan penyakit TB Paru Menurut PB, untuk mencegah penularan penyakit TB Paru, orang sehat terutama anak-anak tidak boleh berkomunikasi dekat dengan penderita TB Paru. Orang sehat harus menggunakan masker jika berbicara dekat penderita. anaknya kalau bicara suruh menjauh.. (PB; 67) serupa: (PB; ), (PB; 279). saya suruh pake masker o.. (PB; 71) PB juga mengatakan bahwa penderita TB Paru tidak boleh membuang ludah atau dahaknya sembarangan karena mengandung bakteri. Membuang dahak lebih baik menggunakan botol dan dibuang ke WC. gak boleh itu katanya bisa menular (PB; 143) serupa (PB; ). itu dulu dikasih botol itu.. (PB;172) kalau udah penuh dibuang ke wc.. (PB; 178) 62

21 PB juga mengatakan bahwa penderita TB Paru harus tidur terpisah dengan anggota keluarga yang sehat dan tidak menggunakan alat makan secara bersama. Ketika isterinya (SB) dalam kondisi yang benar-benar sakit, PB dan anaknya tidur terpisah dengan SB selama 1 bulan pertama. Anaknya juga sering ditinggalkan di rumah orang tua PB agar tidak kontak (komunikasi) dulu dengan SB. saya taruh tempatnya mbah.. (PB; 75) iya tidurnya pisah (PB; 82, 84) sendiri-sendiri piringnya itu.. (PB; ) serupa: (PB; 280) PB mengatakan bahwa penderita TB Paru harus rajin berjemur disinar matahari pagi agar badan hangat. PB juga selalu membuka jendela pada pagi hari agar sinar matahari masuk dan menjemur alat tidur sekali dalam seminggu agar bakteri-bakterinya mati. 63

22 kalau pagi hari sering disuruh berjemur itu.. (PB; 118) ya..buka jendela..buka pintu,. (PB; 123) ya sering ya..satu minggu sekali.. (PB; ) Upaya lain yang secara tidak langsung dapat mendukung dan membantu keluarga mencegah penularan penyakit TB Paru adalah sering mengkonsumsi makanan yang cukup gizi. Dengan demikian dapat membantu menjaga daya tahan tubuh dari serangan bakteri penyakit khususnya bakteri tuberkulosis. itu.ikan, telur, trus itu daun.. sayuran susu (PB; 216) Serupa: ( PB; 224) PB juga merokok di luar ruangan jika ingin merokok, demi menjaga kondisi PB. ya kalau merokok saya kan keluar (PB; 192) PB tidak tahu dirinya sudah diimunisasi BCG atau belum sedangkan anaknya sudah diimunisasi. PB sendiri tidak mengerti tujuan imunisasi BCG. 64

23 (PB; ). SB sebagai penderita TB Paru juga masih aktif dalam menjalanai proses pengobatannya. (PB; 182). Berdasarkan hasil observasi terhadap lingkungan rumah yang telah peneliti lakukan (dalam dua waktu yang berbeda), ruangan dalam rumah nampak kurang rapi, tertutup rapat, tidak tampak adanya ventilasi, hanya terdapat satu jendela di ruangan tamu dan satu jendela di kamar tidur sehingga hawa dalam rumah terasa sedikit lembab. Jenis dinding rumah adalah papan sedangkan jenis lantainya adalah semen. Lingkungan rumah tidak padat penduduk dan disekitar rumah banyak pepohonan, bersih dan cukup jauh dari jalan raya besar/utama sehingga tidak begitu terpapar dengan polusi udara. Kurangnya pencahayaan karena tidak ada ventilasi dan kurang jendela dapat menjadi faktor pendukung bagi hidupnya bakteri tuberkulosis. Akan tetapi walaupun demikian 65

24 keluarga tetap rajin membuka jendela setiap hari sehingga kemungkinan besar akan dapat membunuh bakteri dengan sinar matahari dengan didukung jenis lantai semen yang tidak menyebabkan kelembaban Partisipan C (PC) 1. Penyakit TB Paru PC mengatakan bahwa ia tidak banyak tahu mengenai penyakit TB Paru. Meskipun PC pernah mendapatkan informasi dari bidan di daerahnya bahwa penyakit TB Paru adalah penyakit yang menular, PC tidak mengerti maksud menular, cara penularannya dan juga tidak tahu cara mencegah penularannya. PC mengatakan bahwa bidan tidak memberitahu selebihnya dan tidak menyarankan hal-hal penting mengenai penyakit TB Paru yang diderita suaminya (SC). kata bidan situ ya..menular mbak. (PC; 3) gak tahu e mbak..heheh tidak begitu tahu hi mbak.. (PC; 12) 66

25 PC dan keluarga masih menganggap bahwa penyakit TB Paru adalah penyakit keturunan karena penyakit TB Paru pernah dialami ibu mertua PC (almarhumah). Jadi, dari riwayat penyakit keluarga inilah yang membuat keluarga memiliki anggapan bahwa penyakit TB Paru adalah penyakit keturunan dan tidak memahami jika penyakit TB Paru dapat menular. iya mbak. Mbah e dulu pernah. Ibu..tapi udah parah (PC; 14) Meskipun demikian, PC mengetahui bahwa penyakit TB Paru ditandai dengan batuk-batuk secara terus menerus selama berhari-hari. Batuk-batuk terutama sering terjadi pada waktu malam hari sesuai yang dialami SC. Selain batuk-batuk penyakit TB Paru juga ditandai dengan malas makan sehingga berat badan menurun. sering batuk..kalau malam tidur itu batuk terus (PC; 19) malas makan badannya jadi kurus. (PC; 21) 67

26 2. Penularan Penyakit TB Paru PC tidak memahami bahwa penyakit TB paru dapat menular sehingga tidak mengetahui lebih banyak lagi mengenai cara penularan penyakit TB Paru. 3. Pencegahan penularan penyakit TB Paru Tidak ada upaya khusus dari keluarga PC untuk mencegah penularan penyakit TB Paru karena menganggap penyakit TB Paru bukanlah suatu penyakit menular. Keluarga hanya menerapkan prinsip kesopanan atau tenggang rasa dalam lingkungannya. Menurut PC, jika batuk harus menutup mulut (sambil mempraktikkannya) demi menjaga tenggang rasa dengan orang lain. orang desa itu kan punya tenggang rasa itu mbak. (PC; 29-32) serupa: (PC; 42-43) PC dan Bapak mertuanya tidak tahu sudah diimuniasi BCG atau belum, sedangkan anaknya sudah diimunisasi BCG. PC juga tidak mengetahui fungsi imunisasi BCG. PC 68

27 mengatakan bahwa imunisasi untuk anak selalu diingatkan oleh bidan. Udah kalau nggak diimunisasi ya..diingatkan sama bu bidan. (PC; 47) Ketika peneliti bertanya mengenai makanan, PC mengatakan bahwa dalam keluarga mereka lebih menghindari makanan berminyak. Keluarga tidak mengerti alasan harus menghindari makanan berminyak karena hanya mengikuti anjuran dokter. Anjuran menghindari makanan berminyak ini diupayakan untuk semua anggota keluarga. gak boleh yang berminyak itu. (PC; 72-75) Mengenai kebiasaan membersihkan rumah, membuka jendela pada pagi hari, menjemur alat tidur (biasanya sekali dalam seminggu) dan tidur terpisah memang sudah menjadi kebiasaan keluarga setiap hari. Sebelum SC sakit juga, PC dan anaknya sudah tidak tidur bersama dengan PC. Hal itu dilakukan karena menurut PC, tidur bersama membuatnya kepanasan. PC juga selalu 69

28 menjemur alat tidur sekali dalam seminggu sebagai rutinitas. kalau itu kan udah dari dulu. Kalau pagi saya udah buka semuanya. jam 5 udah buka dst (PC; 81-90) bapaknya tidur sendiri. (PC; ), (PC;89) Ketika wawancara, suami PC (SC) masih nampak batuk-batuk dan terbukti juga bahwa ketika batuk, SC menutup mulut dengan tangan akan tetapi hal itu tidak dilakukan oleh anggota keluarga yang di dekatnya. Tindakan ini secara tidak langsung dapat mencegah penularan penyakit TB Paru dari penderita. Selain itu juga SC masih aktif melakukan pengobatan di RSPAW Salatiga. (PC; 125) Ketika peneliti bertanya mengenai keadaan kesehatan keluarga selama ini, PC mengatakan bahwa mereka hanya sering sakit biasa seperti batuk. Ketika batuk, mereka memeriksakan diri ke bidan dan dapat sembuh dengan minum obat yang diberikan bidannya. 70

29 kadang yo batuk..tapi ke bu bidan gitu aja udah sembuh. (PC; 106) Berdasarkan hasil observasi, peneliti memperoleh bahwa hawa dalam rumah tidak terasa lembab, lingkungan rumah tidak padat penduduk, cukup bersih dan terdapat jendela serta ventilasi di setiap ruangan dalam rumah. Jenis dinding rumah adalah papan dan jenis lantainya adalah keramik. Kondisi ini dapat menekan kemampuan hidup bakteri tuberkulosis. Kondisi lingkungan rumah, runagna yang tidak lembab serta pencahayaan yang baik dapat membantu pencegahan penularan penyakit TB Paru dalam kehidupan PC dan keluarga. 71

30 Kategorisasi Analisa Data No Tema Sub Tema Partisipan A Partisipan B Partisipan C 1 Pengetahuan Keluarga mengenai penyakit TB Paru 2 Pengetahuan keluarga mengenai cara penularan penyakit TB Paru a. Batuk berhari-hari (PA; 3-4), (PB; 7). (PC; 19) (PA; 10) (PB; 91-92) b. Batuk berdarah (PB; 7), (PB; 91-92) c. Sesak napas (PA; 12) d. Menular (PA; 14) (PB; 62) e. Mengganggu paru-paru (PA; 8) (PB; 261) f. Nafsu makan menurun (PC; 21) g. Tidak tahu jika penyakit TB Paru menular. (PC; 12) a. Lewat udara pada saat penderita TB Paru batuk dan berbicara. (PA; 16-17), (PA; 79) (PB; 62) (PB; ) b. Melalui pemakaian alat makan bersama (PB; ) 72

31 3 Pengetahuan keluarga mengenai upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru a. Tidak berkomunikasi langsung dalam jarak dekat dengan penderita TB Paru terutama bagi anak-anak b. Mengupayakan penderita TB Paru dan orang sehat untuk menutup mulut dan hidung. c. Mengupayakan penderita TB Paru tidak membuang dahak/ludah sembarangan tapi menyiapkan alat khusus. d. Mengupayakan membersihkan diri dan mengganti pakaian yang dipakai setelah kontak dengan penderita TB Paru e. Tidak tidur bersama dengan penderita TB Paru f. Memisahkan alat makan dengan penderita TB Paru g. Mengupayakan untuk menjemur alat tidur penderita h. Mengupayakan penderita TB Paru untuk berjemur pada pagi hari i. Mengupayakan untuk membuka pintu dan jendela pada pagi hari (PA; 53-55) (PB; 67), (PB; ), (PB; 279). (PA; 17) (PB1; 71) (PC; 42-43) (PA; 81) (PB; ) (PA; 92) (PA; 68) (PB; 75-84) (PC; ) PB; ), (PB; 280) (PA; 70) (PB; ). (PB; 118) (PC; 89) (PA; 68) (PB; 123) (PC; 81-90) 73

32 j. Imunisasi BCG (PA; 128) (PB; ) (PC; 47) k. Mengupayakan penderita TB Paru agar rutin kontrol ke rumah sakit. l. Mengupayakan mengkonsumsi makanan yang bergizi (PA; 126) (PB; 182) (PC; 125) (PA; 48) (PB; 216), (PB; 224) 74

33 4.3 Uji Keabsahan Data Triangulasi Sumber Partisipan A (SA) Berdasarkan hasil wawancara terhadap SA, peneliti mendapat informasi yang sama pada wawancara dengan PA. SA juga mengatakan bahwa penyakit TB Paru adalah penyakit menular yang menganggu paru-paru dan pernapasan serta ditandai dengan pilek dan batuk-batuk selama berhari-hari. Penyakit TB Paru menular melalui udara yang mengandung bakteri tuberkulosis ketika penderitanya batuk. batuk, yang saya rasakan itu (SA; 33-41) serupa: (SA; 77) selama nggak ada bakterinya., nggak bakalan kok kita kena. (SA; ) serupa: (SA; 130) Walaupun demikian, SA juga menerapkan hal yang tidak berbeda dengan PA. Mencegah penularan penyakit TB Paru tidak harus menjauhi atau membuat batas dalam berkomunikasi dengan penderita TB Paru. SA mengutamakan saling menjaga pikiran dan perasaan. Keluarga harus senantiasa mendukung dan menyenangkan pikiran 36

34 penderita yang sakit. SA juga lebih menekankan bahwa kebersihan adalah hal utama untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga. Seperti pendapat PA, SA yang tetap merokok meskipun masih dalam proses pengobatan juga mengatakan bahwa merokok tidak berpengaruh pada penyakitnya. saya gak pernah membatasi saya harus berdekatan dengan siapa ya...dst. (SA; ) Saya merokok itu biasa... (SA; 59-66) Triangulasi Sumber Partisipan B (SB) Berdasarkan hasil wawancara terhadap SB, peneliti mendapat informasi yang sama dengan wawancara pada PB. Menurut SB, penyakit TB Paru juga dapat menular lewat dahak/percikan, menyerang paru, mengakibatkan berat badan menurun dan ditandai batuk terus menerus yang disertai muntah darah dan terkadang dada terasa sakit terutama pada malam hari. saya muntah darah... (SB; 4) malam.. dadanya kok sakit.. (SB; 35) menyerang paru..berat badan habis, (SB; 66-68) 37

35 batuknya itu hampir tiga bulan lebih. (SB; 103) panas, demam sampai (SB; 111) menular (SB; ) Menurut SB beberapa upaya untuk mencegah penularan penyakit TB Paru adalah tidak membuang dahak dan ludah sembarangan, tidak berkomunikasi dekat dengan penderita TB Paru khususnya bagi anak-anak karena imunnya tidak sekuat orang dewasa, tidak boleh kena air percikan dari penderita TB Paru yang batuk, menggunakan masker sebagai penutup mulut, harus sering membuka jendela pada pagi hari agar udaranya berganti, menjemur alat tidur sekali seminggu, dan makan makanan bergizi untuk tetap menjaga daya tahan tubuh demi menjaga dan mempertahankan kesehatan keluarga. dahak itu..misalnya harus dikumpulin trus nanti kalau ndak ditimbun, dibakar. (SB; 135). kalau lagi batuk saya ndak boleh dekat anak sama suami. (SB; ) pake masker. (SB;207) iya...jemur seminggu sekali. (SB; 239). makannya yang bergizi (SB; ) ya, di buka.. (SB; 365) serupa (SB; 230) 38

36 Selain itu karena suami SB merokok, maka suami SB harus merokok di luar jika ingin merokok. SB juga memisahkan alat makan dengan keluarga lain agar tidak menyebabkan penularan. SB dan anaknya sudah diimunisasi BCG dan saat ini ia masih terus kontrol serta minum obat. suami ngerokok ya jauh. (SB; 89) awal-awal itu dipisah (SB; 132) iya, itu udah (SB; 285) iya..tiap pagi..sarapannya ini (SB; 55) Triangulasi Sumber Partisipan C (SC) Berdasarkan hasil wawancara terhadap SC, peneliti mendapat informasi yang sejalan dengan wawancara pada PC. SC juga berpendapat bahwa penyakit TB Paru itu adalah penyakit keturunan dan tidak menular. SC mengatakan bahwa hal itu dikatakan oleh dokter Ngawen. Hal itu didukung pula oleh pengalaman masa lalu yang terjadi pada keluarganya. Ibu SC (almarhumah) pernah menderita penyakit TB Paru dengan tanda yang sama yaitu batuk terus 39

37 menerus hingga meninggal. SC mengatakan bahwa tanda-tanda dari penyakit TB Paru adalah batuk-batuk, sering kedinginan/menggigil, kelelahan, malas makan dan berat badan menurun. katanya tidak menular. Tapi..penyakit keturunan (SC; 90) serupa: (SC; ) sering kedinginan itu mulai kambuh batuknya..kelelahan..kecapaian.. (SC; ). berat badan ne 52..turun 3 kilo.49 (SC; ) Berdasarkan pendapat SC bahwa penyakit TB Paru bukan penyakit yang menular tetapi penyakit keturunan maka tidak ada upaya khusus untuk mencegah penularan penyakit TB Paru yang dilakukan dalam keluarga SC. Menurut SC juga mereka menerapkan bahwa sebagai orang desa menutup mulut ketika batuk perlu dilakukan untuk menjaga sikap tenggang rasa. Menurut SC, semua makanan baik tetapi harus makanan yang berminyak sesuai saran dokter tetapi tidak mengetahui alasannya. Terkait akan kebutuhan gizi dan upaya lain, SC tidak menyarankan apa-apa kepada anggota 40

38 keluarga. Anggota keluarga harus menjaga dirinya masing-masing. SC juga masih rutin melakukan pengobatannya di Rumah Sakit Paru Salatiga. kalau orang desa itu kan punya tenggang rasa itu mbak.. (SC; ) makanan kalau yang berminyak-minyak gitu, ya dihindari. (SC; ) ya..masih. (SC; 24) 4.4 Pembahasan Pengetahuan Keluarga Mengenai Penyakit TB Paru Berdasarkan hasil wawancara peneliti mengenai pengertian penyakit TB Paru terhadap partisipan penelitian, diperoleh bahwa penyakit TB Paru merupakan suatu penyakit yang menyerang paru, mengganggu pernapasan dan merupakan penyakit menular yang ditandai dengan batuk-batuk, batuk berdarah, demam, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, dan dada terasa sakit/sesak. Selain itu, penyakit TB Paru terjadi karena tertular bakteri atau bakteri penyebab penyakit TB Paru dari penderita TB Paru. 41

39 Hasil penelitian mengenai pengertian penyakit TB Paru ini sesuai dengan pengertian dari Depkes RI (2006) yang mengatakan bahwa penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Sibuea dkk. (2005) dalam bukunya mengungkapkan bahwa TB Paru merupakan suatu penyakit dengan gejala batuk berkepanjangan dan mengeluarkan dahak berwarna kekuningan, kadang-kadang dahak bercampur darah, batuk darah, lelah, demam, kehilangan nafsu makan dan berat badan menurun. Suharjo (2010) juga menyatakan bahwa gejala umum TB pada orang dewasa adalah batuk terus menerus selama 2 3 minggu atau lebih, batuk berdahak kadang berdarah, nyeri dada, penurunan berat badan, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan. Pada anak-anak, keluhan yang sering terjadi adalah 42

40 tidak mau makan dan berat badan jauh di bawah ratarata anak seumurnya. Ada juga kesalahpahaman yang peneliti temukan yaitu keluarga C dalam penelitian ini menganggap bahwa penyakit TB Paru bukanlah penyakit menular melainkan penyakit keturunan berdasarkan latar belakang yang dialami keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian Ottmani dkk. (2008) yang menemukan bahwa stigma dalam masyarakat mengenai penyakit TB Paru adalah bukan penyakit menular melainkan karena kondisi hidup, sosial ekonomi makanan, faktor perilaku dan latar belakang keluarga Pengetahuan Keluarga Mengenai Penularan Penyakit TB Paru Hasil wawancara mengenai cara penularan penyakit TB Paru menurut pendapat partisipan penelitian diperoleh bahwa penularan penyakit TB Paru terjadi melalui udara saat pasien TB Paru batuk, melalui komunikasi langsung dalam jarak dekat dengan penderita dan melalui dahak penderita yang dibuang sembarangan sehingga bakteri tuberkulosis 43

41 dapat menyebar ke udara dan tertiup angin kemudian terhirup oleh orang lain. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Suharjo (2010) yang mengatakan bahwa penyakit TB Paru ditularkan melalui percikan batuk penderita TB yang mengandung bakteri TB. Bakteri TB menyebar dengan mudahnya, satu orang yang terinfeksi dapat menularkan kepada orang lainnya. Daya penularan seorang penderita TB Paru ditentukan oleh banyaknya bakteri tuberkulosis yang dikeluarkan dari parunya melalui proses batuk. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seorang mengidap TB Paru adalah daya tahan tubuh yang rendah, gizi buruk, dan sedang menderita penyakit lain (HIV dan Diabetes Melitus). Laban (2008) dalam bukunya juga mengatakan bahwa pada waktu berbicara, meludah, bersin, ataupun batuk, penderita TB Paru akan mengeluarkan bakteri TB yang ada di paru-parunya ke udara bebas dalam bentuk percikan. Ini sejalan dengan penelitian Tewa dkk., (2011) bahwa orang yang terinfeksi dengan TB paru aktif dapat menyebarkan bakteri penyakit 44

42 melalui batuk, bersin, berbicara, mencium, atau meludah. Depkes RI (2006) dalam buku pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis menyebutkan bahwa sumber penularan adalah pasien TB Paru BTA positif. Penularan dapat terjadi pada waktu penderita TB Paru batuk atau bersin, sehingga menyebarkan bakteri ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Satu kali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya bakteri yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pula penderita TB Paru tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan bakteri tuberkulosis ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Ditinjau dari hasil penelitian dan teori, maka peneliti menyimpulkan bahwa penularan penyakit TB Paru 45

43 terjadi melalui percikan dahak (droplet nuclei) dan ludah yang mengandung bakteri tuberkulosis. Penularan juga terjadi ketika penderita TB Paru batuk dan berbicara. Droplet nuclei itulah yang mengandung bakteri tuberkulosis. Penderita TB Paru yang dimaksud adalah penderita TB Paru dengan hasil pemeriksaan BTA positif aktif. Makin tinggi derajat kepositifan penderita TB Paru, maka makin tinggi pula daya penularannya terhadap orang lain yang dekat dengan penderita terutama keluarga. Menurut Satyo & Agustin (2007), tidak semua orang yang terinfeksi bakteri bakteri tuberkulosis akan mengidap TB Paru. Setiap orang akan memiliki kekebalan TB paru jika sejak bayi sudah diberi imunisasi BCG. Penularan TB dapat terjadi di mana saja. Individu yang memiliki kondisi tubuh yang lemah, kurang gizi, kekurangan protein, kekurangan darah dan kurang beristirahat akan mudah tertular oleh penyakit TB Paru. Bakteri tuberkulosis menyukai lingkungan kotor. Kondisi ini menyuburkan pertumbuhan bakteri TB. Apalagi jika penderita TB Paru meludah dan membuang dahak sembarangan 46

44 dan orang di sekitar penderita belum di imunisasi BCG, kurang gizi dan hidup di lingkungan yang kumuh. Oleh karena itu, penularan dapat dihindari dengan menghindari faktor penyebab penularannya sehingga perlu adanya upaya pencegahan terhadap penularan penyakit TB Paru itu sendiri Pengetahuan Keluarga Mengenai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru Hasil penelitian peneliti mengenai pengetahuan keluarga terhadap upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru diperoleh bahwa keluarga dapat menyebutkan dan melakukan beberapa upaya untuk mencegah penularan penyakit TB Paru. Menurut keluarga, tindakan atau upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru dilakukan agar tidak terjadi penularan dari penderita TB Paru ke anggota keluarga lainnya. Berikut hasil penelitian peneliti. Pertama, mengupayakan penderita TB Paru termasuk orang sehat terutama anak-anak untuk menutup mulut dan hidung pada saat kontak langsung dan pada saat penderita TB Paru batuk. Kedua, mengupayakan penderita TB Paru agar tidak 47

45 membuang dahak/ludah sembarangan melainkan menyiapkan tempat khusus. Ketiga, mengupayakan membersihkan diri dan mengganti pakaian setelah kontak dengan penderita TB Paru serta menjaga kebersihan makanan. Keempat, tidak tidur bersama dengan pasien penderita TB Paru. Kelima, tidak menggunakan alat makan bersama dengan penderita TB Paru. Keenam, menjemur alat tidur penderita, mengupayakan penderita TB Paru untuk berjemur pada pagi hari dan mengupayakan untuk membuka pintu dan jendela pada pagi hari. Ketujuh, mengupayakan penderita TB Paru agar rutin kontrol ke rumah sakit dan kedelapan adalah mempertahankan daya tahan tubuh keluarga sendiri dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta sudah mendapat imunisasi BCG. Hasil penelitian tentang pengetahuan keluarga mengenai upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru ini sesuai dengan Mandal dkk. (2006) yang mengatakan bahwa jika penderita TB Paru membuang ludah atau dahak sembarangan, ludah dan dahaknya akan mengering dan bakterinya sangat mudah 48

46 diterbangkan angin. Karena itu harus disiapkan tempat khusus untuk menampung dahak penderita dan diberi desinfektan. Dengan demikian, menjadi tugas keluarga untuk mengingatkan penderita TB Paru agar menutup mulut dengan sapu tangan, tisu atau masker pada saat batuk sehingga dapat mencegah atau mengurangi bakteri tuberkulosis yang akan menyebar ke udara. Penderita TB Paru dan keluarga harus menyiapkan tempat khusus yang tertutup untuk membuang dahak penderita. Hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa semua anak-anak dalam ketiga keluarga juga sudah mendapat imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin). Sedangkan para orang tua yaitu keluarga A sudah sedangkan keluarga B dan C tidak tahu sudah diimunisasi BCG atau belum. Keluarga yang belum diimunisasi BCG harus berusaha menjaga daya tahan tubuhnya dan meningkatkan upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru. Penelitian Beresford (2010) menjelaskan bahwa satu-satunya vaksin yang saat ini digunakan untuk 49

47 penyakit TB adalah vaksin BCG. Vaksin BCG melindungi anak-anak terhadap bentuk penyakit TB yang lebih parah daripada penyakit TB Paru. Oleh karena itu, penting untuk memberikan vaksin ini pada anak-anak sejak usia dini. Sebagian besar orang yang telah mendapat vaksin BCG dan terinfeksi TB Paru tidak dapat menghilangkan patogennya tetapi mengaktifkan kembali dan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap TB Paru saat kekebalan tubuh melemah. Suharjo (2010) dalam bukunya mengatakan bahwa vaksin BCG (vaksin hidup yang dihilangkan virulensinya) memberi perlindungan terhadap penyakit TB Paru. Vaksin TB tidak mencegah infeksi TB, tetapi mencegah infeksi TB berat (TB meningitis dan TB milier) yang sangat mengancam nyawa. Vaksinasi BCG memberikan proteksi yang bervariasi antara 50% - 80% terhadap tuberkulosis. Pemberian vaksinasi BCG sangat bermanfaat bagi anak, sedangkan bagi orang dewasa manfaatnya masih kurang jelas. Daya tahan seseorang terhadap penyakit TB Paru berkaitan dengan keberadaan bakteri tubercle bacilli yang hidup 50

48 di dalam darah. Vaksin BCG akan merangsang kekebalan dan meningkatkan daya tahan tubuh tanpa menyebabkan kerusakan. Sesudah vaksinasi BCG, tidak menutup kemungkinan bakteri TB akan masuk ke dalam tubuh. Akan tetapi daya tahan tubuh yang baik dan meningkat akan dapat mengendalikan bahkan membunuh bakteri tuberkulosis. Keluarga juga harus mendukung penderita TB Paru sendiri agar rutin melakukan pengobatannya dan mengupayakan agar tidak menularkan ke anggota keluarga lainnya. Penderita TB Paru dalam ketiga keluarga juga masih rutin melakukan pengobatannya. Mandal dkk. (2006) mengatakan bahwa penderita TB Paru harus melakukan pengobatan dengan teratur. Dengan melakukan pengobatan secara rutin, maka dapat mengurangi daya penularan penyakit TB Paru ke anggota keluarga lainnya. Dalam penelitian ini, keluarga B mengetahui dan melakukan semua upaya pencegahan penularan penyakit PB Paru. Keluarga A mengetahui semua upaya pencegahannya tetapi hanya melakukan beberapa upaya karena keluarga lebih mementingkan 51

49 menjaga perasaan daripada harus membatasi kontak dengan penderita. Keluarga C memiliki anggapan bahwa penyakit TB Paru adalah penyakit keturunan. Keluarga tahu tanda-tanda penyakit TB Paru tetapi tidak mengetahui tentang penularannya sehingga tidak ada upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru. Keluarga C hanya melakukan tindakan menutup mulut ketika batuk karena hal itu sudah menjadi kebiasaan di desa mereka demi tenggang rasa. Berdasarkan Notoadmodjo (2007), maka tingkatan pengetahuan keluarga A adalah tahu dan memahami, tingkatan pengetahuan keluarga B adalah tahu, memahami dan aplikasi sedangkan tingkat pengetahuan keluarga C hanya sebatas tingkatan tahu. Dilihat dari observasi terhadap lingkungan rumah, keluarga A dan B memiliki jendela dan ventilasi, sedangkan keluarga C tidak memilki ventilasi. Jenis lantai keluarga A dan C adalah keramik sedangkan keluarga B adalah semen. Ventilasi merupakan masalah yang tidak dimiliki keluarga B. Dinding rumah keluarga B dan C terbuat dari papan, sedangkan dinding rumah keluarga A terbuat dari tembok batu. 52

50 Dinding rumah yang terbuat dari papan juga dapat mengurangi hawa dingin dalam rumah. Kondisi yang demikian dapat menekan daya hidup bakteri tuberkulosis. Keluarga dalam penelitian peneliti juga mengatakan selalu membuka jendela pada pagi hari. Berdasarkan sifat bakteri tuberkulosis yang dapat bertahan hidup di lingkungan yang lembab, maka upaya membuka jendela, pintu dan adanya ventilasi dapat membantu mensterilkan ruangan dan alat-alat yang ada dalam ruangan dengan sinar matahari. Bakteri-bakteri tuberkulosis yang keluar saat penderita TB Paru batuk dapat bertebaran ke udara terbuka dan dapat mati karena terkena sinar matahari. Selain membuka jendela dan adanya ventilasi dalam rumah, alat tidur penderita TB Paru juga perlu disterilkan dengan sinar matahari. Keluarga juga selalu menjemur alat tidur penderita TB Paru karena alat tidur penderita juga berpotensi menjadi tempat menempelnya bakteri TB Paru. Oleh karena itu bakteri TB Paru yang menempel pada alat tersebut dapat mati 53

51 dengan sinar matahari. Penjemuran yang rutin akan membunuh bakteri TB Paru. Ada kesalahpahaman lagi yang peneliti temukan yaitu keluarga B mengupayakan pencegahan penularan penyakit TB Paru dengan memisahkan alat makan penderita TB Paru. Alat makan tidak berpotensi menjadi sarana penularan penyakit TB Paru dan tidak ada pula teori yang mengatakan demikian. Ini sejalan dengan penelitian Khan dkk. (2006) yang menemukan bahwa memisahkan piring dengan penderita TB Paru adalah hal yang dilakukan untuk mencegah penyebaran TB Paru. Stigma dalam masyarakat menyebabkan infeksi TB paru semakin tinggi di masyarakat. Keluarga A dan B juga berusaha meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi. Makanan bergizi perlu untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit terutama penyakit menular seperti penyakit TB Paru. Semua upaya pencegahan penularan penyakit TB paru perlu didukung dengan kebersihan rumah. Hasil observasi peneliti terhadap lingkungan rumah keluarga 54

52 A, B maupun keluarga C menunjukkan bahwa kondisi kebersihan rumah keluarga A dan keluarga C baik sedangkan keluarga C masih kurang. Kebersihan menjadi salah satu faktor pendukung dalam upaya pencegahan penularan penyakit TB paru karena bakteri tuberkulosis menyukai lingkungan yang kotor. Hasil observasi peneliti ini sesuai dalam teori Achmadi (2005) yang menyebutkan bahwa kelembaban berkaitan erat dengan ventilasi karena sirkulasi udara yang tidak lancar akan mempengaruhi suhu udara dalam rumah menjadi rendah, sehingga kelembaban udaranya tinggi. Hasil penelitian dan observasi tersebut juga sesuai dengan Depkes RI (2001) dalam buku pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis yang menyebutkan bahwa upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru yang harus dilakukan adalah menutup mulut pada waktu batuk atau bersin, tidur terpisah dari keluarga terutama pada dua minggu pertama pengobatan, tidak meludah di sembarang tempat, tetapi dalam wadah yang diberi desinfektan kemudian dibuang dalam lubang dan ditimbun dalam 55

53 tanah, menjemur alat tidur secara teratur pada pagi hari dan selalu membuka jendela pada pagi hari agar rumah mendapat udara bersih dan cahaya matahari yang cukup. Dengan upaya demikian maka dapat membunuh bakteri tuberkulosis paru. Bagi orang sehat sendiri upaya yang penting dilakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh antara lain dengan makan makanan yang bergizi, tidur dan istirahat yang cukup, serta melakukan imunisasi BCG pada bayi. Jika mengalami batuk lebih dari tiga minggu sebaiknya memeriksakan diri ke rumah sakit. Jadi, tindakan mencegah terjadinya penularan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang utama adalah penderita TB Paru penting untuk mengkonsumsi obat anti tuberkulosis dengan patuh sesuai ketentuan penggunaan obat. Pencegahan lain yang juga dilakukan adalah dengan cara mengurangi atau menghilangkan faktor resiko yang pada dasarnya adalah mengupayakan kesehatan lingkungan rumah dan perilaku serta mengurangi kepadatan anggota keluarga. 56

54 4.5 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti hanya melakukan wawancara dengan partisipan yang sudah berusia di atas 30 tahun. Peneliti tidak mendapatkan partisipan berusia tahun. Secara teknis, kesulitan dalam penelitian ini adalah mencari alamat partisipan. Jumlah pasien kunjungan dengan TB Paru BTA positif di RSPAW Salatiga cukup banyak pada tahun 2014, akan tetapi jumlah pasien TB Paru BTA positif aktif dalam lingkup Salatiga tidaklah begitu banyak sesuai harapan peneliti. Kebanyakan pengunjung berasal dari luar kota Salatiga. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan judul Gambaran Praktik Pencegahan Penularan TB Paru di Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Erlina Burhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Apakah Penyakit Tuberkulosis atau TB itu? Penyakit menular Kuman penyebab: Mycobacterium tuberculosis Bukan penyakit keturunan

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar

No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 1) Laki-laki

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN NOMOR RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berikut

Lebih terperinci

OLEH: IMA PUSPITA NIM:

OLEH: IMA PUSPITA NIM: FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN ISPA DI RW 03 KELURAHAN WIJAYA KUSUMU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATANGROGOL PETAMBURAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 2. Data angka penyebab kematian pada narapidana dan tahanan di Indonesia tahun 2011 No Nama Penyakit Jumlah 1 HIV/AIDS 105 2

Lebih terperinci

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN 1 Didin Mujahidin ABSTRAK Penularan utama TB Paru adalah bakteri yang terdapat dalam

Lebih terperinci

6. Umur Responden :...Tahun

6. Umur Responden :...Tahun Lampiran : 1 KUESIONER HUBUNGAN KUALITS LINGKUNGAN FISIK RMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU BTA POSITIF DI KECAMATAN CILANDAK KODYA JAKARTA SELATAN TAHUN 2008 A.IDENTITAS RESPONDEN NOMOR: 1.Tanggal Wawancara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kao. Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kao. Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kao Kecamatan Kao adalah kecamatan yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Luas daerah Kecamatan Kao adalah

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus September 24 dengan jumlah sampel yang ada di Poli TB MDR sebanyak 6 pasien, namun dari

Lebih terperinci

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 TEMA 1 : Tuberkulosis (TB) A. Apa itu TB? TB atau Tuberkulosis adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? BAB XXV Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? Pencegahan TB Berjuang untuk perubahan 502 TB (Tuberkulosis) merupakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Kp. Kebon kelapa RT 06/04 Desa Cimandala, Kec. Sukaraja, Bogor Hari / Tanggal : Senin, 7 November 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Kp. Kebon kelapa RT 06/04 Desa Cimandala, Kec. Sukaraja, Bogor Hari / Tanggal : Senin, 7 November 2016 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Materi / Topik : Penyakit TBC Sasaran : Keluarga Tn. P Tempat : Kp. Kebon kelapa RT 06/04 Desa Cimandala, Kec. Sukaraja, Bogor Hari / Tanggal : Senin, 7 November 2016 Waktu

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS

BAB III RESUME KASUS BAB III RESUME KASUS A. Pengkajian 1. Data identitas Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 25 januari 2009 sampai dengan06 febuari 2009 pada keluarga Tn. M yang tinggal di kelurahan Tlogosari

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kecamatan Pancoran Mas pada bulan Oktober 2008 April 2009 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga terletak di jalan Hasanuddin No. 806, Kelurahan

Lebih terperinci

I. PENENTUAN AREA MASALAH

I. PENENTUAN AREA MASALAH I. PENENTUAN AREA MASALAH Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka A. Tuberkulosis paru 1. Definisi TB Paru merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia

Lebih terperinci

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4 PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS Edwin 102012096 C4 Skenario 1 Bapak M ( 45 tahun ) memiliki seorang istri ( 43 tahun ) dan 5 orang anak. Istri Bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori TB Paru Pengetahuan Sikap Tindakan 3.2 Kerangka Konsep 3.2.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita TB Paru BAB

Lebih terperinci

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan 1 Lampiran 1 INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK I. Pengertian Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2007) pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit

Lebih terperinci

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis bersifat tahan

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI I. DATA UMUM : Tanggal Konseling : No. Rekam Medik : Nama : Umur : Nama orang tua/kk : Pekerjaan : Alamat RT/RW/RK : Kelurahan/Desa : II. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian terutama di negaranegara berkembang di seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit infeksi kronis menular yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Price & Wilson, 2006). Penyakit ini dapat menyebar melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan sumber

Lebih terperinci

Kode. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Kode. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Kode Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

S T O P T U B E R K U L O S I S

S T O P T U B E R K U L O S I S PERKUMPULAN PELITA INDONESIA helping people to help themselves * D I V I S I K E S E H A T A N * S T O P T U B E R K U L O S I S INGAT 4M : 1. MENGETAHUI 2. MENCEGAH 3. MENGOBATI 4. MEMBERANTAS PROGRAM

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu 71 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Ditempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu kesehatan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TB paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan prilaku masyarakat. Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberculosis Pulmonal (TB Paru) 1. Definisi TB Paru Tuberculosis pulmonal atau biasa disebut TB paru adalah penyakit yang disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arinkunto, S Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Arinkunto, S Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Arinkunto, S. 2000. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Agonwardi (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Dep Kes RI (2008). Penanganan TBC Paru. Jakarta.

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA (AI) DI RW02 KELURAHAN PANUNGGANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANUNGGANGAN KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Aliaa Amirah binti Md. Kamaru Al-Amin. Tempat/Tanggal Lahir : Terengganu, Malaysia/20 Maret 1989

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Aliaa Amirah binti Md. Kamaru Al-Amin. Tempat/Tanggal Lahir : Terengganu, Malaysia/20 Maret 1989 Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Aliaa Amirah binti Md. Kamaru Al-Amin Tempat/Tanggal Lahir : Terengganu, Malaysia/20 Maret 1989 Agama Alamat : Islam : Jl. Sei Padang, No.

Lebih terperinci

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA TUBERKULOSIS TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS ATAPUPU KABUPATEN BELU RELATIONSHIP BETWEEN PATIENT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis Primer 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang biasa menyerang paru tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci

SALAM KEPERAW A A W T A AN

SALAM KEPERAW A A W T A AN SALAM KEPERAWATAN KEPERAWATAN TROPIS TBC (TUBERCULOSIS) NAMA KELOMPOK : 1. KETUT ARIANI (13060140015) 2. NI KADEK ARIANI (13060140016) 3. I KADEK ARIAWAN (13060140017) 4. EKA JULIASRINI (13060140047) 5.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit TBC (Tuberculosis) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari kelompok sosial

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Cetakan Kedua belas. Rineka Cipta Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Cetakan Kedua belas. Rineka Cipta Jakarta DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Cetakan Kedua belas. Rineka Cipta Jakarta Depkes. (2008). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis. Depkes RI; Jakarta Depkes. (2002). Pedoman

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM: STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. A YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPUREJO KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis Paru 2.1.1 Etiologi Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

Lebih terperinci

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PENDERITA TB PARU DAN KONDISI RUMAH TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN POTENSI PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang tinggi dan masuk dalam ranking 5 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 1. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini mengalami beban ganda akibat penyakit tidak menular terus bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit infeksi menular

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Dina Maulida Lubis Tempat/Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 23 September 1992 Agama : Islam Alamat : Kompleks Kasuari Blok B1 No 16 Riwayat Pendidikan : 1. SD F. Tandean

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi media penularan penyakit. Terjadinya penyakit berbasis lingkungan disebabkan karena adanya interaksi antara manusia

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru lewat saluran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri tahan asam (Suriadi dan

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dan untuk mengenang jasanya bakteri ini diberi nama baksil Koch,

BAB I PENDAHULUAN. Dan untuk mengenang jasanya bakteri ini diberi nama baksil Koch, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Tuberculosa adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam, makanya dikenal sebagai Batang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi menular yang banyak didapatkan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia dan biasanya terjadi pada anak maupun orang

Lebih terperinci

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang manusia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan bersifat kronis serta bisa menyerang siapa saja (laki-laki,

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN BATUK EFEKTIF DAN EDUKASI PASIEN TB PARU DENGAN MENGGUNAKAN LEAFLET DI RSUD CENGKARENG

INOVASI KEPERAWATAN BATUK EFEKTIF DAN EDUKASI PASIEN TB PARU DENGAN MENGGUNAKAN LEAFLET DI RSUD CENGKARENG INOVASI KEPERAWATAN BATUK EFEKTIF DAN EDUKASI PASIEN TB PARU DENGAN MENGGUNAKAN LEAFLET DI RSUD CENGKARENG A. Pelaksanaan Inovasi Keperawatan a. Pengertian Pendidikan kesehatan dan pelatihan mengenai pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat. TB disebabkan oleh mycobacterium

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert

Lebih terperinci

A. IDENTITAS RESPONDENT 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Pekerjaan : 5. Lama Tinggal Serumah :

A. IDENTITAS RESPONDENT 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Pekerjaan : 5. Lama Tinggal Serumah : KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN TENTANG PENYAKIT MENULAR TB-PARU DENGAN PERILAKU DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MASKER DI WILAYAH PUSKESMAS SUKAMULYA TANGERANG Saya Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Kuesioner Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden non sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 64 LAMPIRAN Arie Wahyudi 0410034 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2007 IDENTIRTAS RESPONDEN

Lebih terperinci

Pengertian. Tujuan. b. Persiapan pasien - c. Pelaksanaan

Pengertian. Tujuan. b. Persiapan pasien - c. Pelaksanaan PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PUSKESMAS SIMAN Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471 PONOROGO STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB Pengertian Tujuan

Lebih terperinci

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare. PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium bovis serta Mycobacyerium avium, tetapi lebih sering disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas sehari-hari. Bila

Lebih terperinci

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain: DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain: 1. Kontak dengan penderita TB sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Penyakit Tuberkulosis paru Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut biasanya masuk ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis ( mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit granumatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi mungkin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis Paru 2.1.1 Pengertian Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk basil, berukuran

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Mycobacterium Tuberculosis). 1 Organ tubuh manusia yang paling dominan terserang kuman

Lebih terperinci

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kematian per tahun. Kematian tersebut pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kematian per tahun. Kematian tersebut pada umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi menular yang masih menjadi masalah kesehatan dunia, dimana WHO melaporkan bahwa setengah persen dari

Lebih terperinci

ANGKET UJI COBA PENELITIAN. 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :...

ANGKET UJI COBA PENELITIAN. 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :... 69 ANGKET UJI COBA PENELITIAN 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :... 2. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah baik-baik butir pernyataan dan setiap alternatif jawaban! 2. Pilih alternatif

Lebih terperinci

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Fakultas Ilnu Kesehatan,

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Fakultas Ilnu Kesehatan, Lampiran 1 SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN KepadaYth, Bapak/Ibu Calon Responden Dengan Hormat Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Fakultas Ilnu Kesehatan, Program Studi Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

BAGI PENDERITA TBC/TUBERCULOSIS DI KOTA BANDUNG. yakni menyerang berbagai organ tubuh (Wahyu, 2008, h.2).

BAGI PENDERITA TBC/TUBERCULOSIS DI KOTA BANDUNG. yakni menyerang berbagai organ tubuh (Wahyu, 2008, h.2). BAB II PROGRAM OPTIMALISASI KONSUMSI OBAT BAGI PENDERITA TBC/TUBERCULOSIS DI KOTA BANDUNG 2.1 TBC/Tuberculosis 2.1.1 Pengertian TBC TBC adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman mycobakterium tuberculosis, kuman yang berukuran satu sampai lima micrometer, penyebarannya lewat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi terinfeksi dan 2,5 juta orang meninggal setiap tahun. Penyakit tuberkulosis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemeriksaan dahak penderita. Menurut WHO dan Centers for Disease Control

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemeriksaan dahak penderita. Menurut WHO dan Centers for Disease Control BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Aspek Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis Penularan TB tergantung dari lamanya kuman TB berada dalam suatu ruangan, konsentrasi kuman TB di udara serta lamanya menghirup udara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuman TBC (Microbecterium Tuberkalosis). Sebagian besar kuman TBC

BAB I PENDAHULUAN. kuman TBC (Microbecterium Tuberkalosis). Sebagian besar kuman TBC 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Tuberkolosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Microbecterium Tuberkalosis). Sebagian besar kuman TBC mengenai paru-paru, tapi dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Situasi TB di dunia semakin memburuk, sebahagian besar negara di dunia yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN 69 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN INFLUENZA DI KELURAHAN WANGUNSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEMBANG KECAMATAN LEMBANG TAHUN 2007 1. Nama : 2. Alamat : Kelurahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA Herlina 1, Erris 2* 1 STIKes Prima Jambi 2 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan Lingkungan *Korespondensi penulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Mengenai Tuberkulosis 2.1.1 Pengertian dan Sejarah Tuberkulosis Tuberkulosis TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri

Lebih terperinci