BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru"

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori TB Paru Pengetahuan Sikap Tindakan

2 3.2 Kerangka Konsep Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita TB Paru

3 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif. Pemilihan jenis penelitian metode cross-sectionalini disesuaikan dengan tujuan ingin mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan penderita TB paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dipilih dengan alasan Puskesmas Helvetia Kota Medan memiliki tingkat penderita TB paru yang tertinggi di antara puskesmas di Kota Medan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai vember Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian adalah penderita TB paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah pasien TB paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan KriteriaInklusi i. Penderita TB paru yang diobati di Puskesmas Helvetia Kota Medan.

4 ii. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan (inform consent) 4.3.4Kriteria Eksklusi i. Tidak bersetuju menjadi sampel (inform consent) Besar Sampel Pengambilan sampel dilakukan ssecara simple random sampling. n= Zα 2 PQ d 2 n : jumlah sampel Zα : deviat buku alfa (ditetapkan) P : proporsi kategori variabel yang teliti, (bila tidak diketahui, ditetapkan 50%- 0,5) Q : 1-P d : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan, dalam penelitian ini digunakan 10% n= (1.96) 2 x 0.5(1-0.5) (0.1) 2 = responden adalah dibulatkan menjadi 97 responden.

5 4.4 Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner.kuesioner yang dipakai merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan pemasalahan penelitian. 4.5 Pengolahan Data Dan Analisis Data Pengolahan Data Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, dikelompokkan kemudian diolah dengan menggunakan program Statistical Package For Social Science (SPSS) yang dilakukan dengan menghitung jumlah pasien TB Paru berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan penderita TB paru Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisa Univariat. 4.6 Definisi Operasional a. Pengetahuan Definisi operasional : Pengetahuan penderita TB paru yaitu apa yang diketahui penderita mengenai penyakit TB paru, klasifikasi TB, diagnosis TB. i. Alat Ukur : alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan 10 buah pertanyaan. ii. Cara ukur : dilakukan dengan menggunakan angket. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan setiap jawaban yang salah diberi skor 0. iii. Skala ukur : skala ukur yang dipakai pada penelitian ini adalah skala kategorik (ordinal).

6 iv. Hasil ukur pengetahuan. a. Tingkat baik,apabila skor diperoleh responden lebih besar dari 66% dari skor maksimum. b. Tingkat baik,apabila skor diperoleh responden sebesar 33%-66% dari skor maksimum. c. Tingkat baik,apabila skor diperoleh responden kurang dari 33%dari skor maksimum. Dengan kata lain: 1. Tingkat Baik : Tingkat Cukup : Tingkat Kurang : <3 b. Sikap Definisi operasional :sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat langsung ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. i. Alat Ukur : alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan 10 buah pertanyaan ii. Cara ukur : dilakukan dengan menggunakan angket. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan setiap jawaban yang salah diberi skor 0 iii. Skala ukur : skala ukur yang dipakai pada penelitian ini adalah skala kategorik (ordinal) iv. Hasil ukur sikap. a. Tingkat baik,apabila skor diperoleh responden lebih besar dari 66% dari skor maksimum. b. Tingkat baik,apabila skor diperoleh responden sebesar 33%-66% dari skor maksimum. c. Tingkat kurang,apabila skor diperoleh responden kurang dari 33%dari skor maksimum.

7 Dengan kata lain: 1. Tingkat Baik : Tingkat Kurang Baik : <5 c. Tindakan Definisi operasional: Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap untuk menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. i. Alat Ukur : alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan 10 buah pertanyaan ii. Cara ukur : dilakukan dengan menggunakan angket. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan setiap jawaban yang salah diberi skor 0 iii. Skala ukur : skala ukur yang dipakai pada penelitian ini adalah skala kategorik (ordinal) iv. Hasil ukur tindakan. a. Tingkat baik,apabila skor diperoleh responden lebih besar dari 66% dari skor maksimum. b. Tingkat sedang,apabila skor diperoleh responden sebesar 33%-66% dari skor maksimum. c. Tingkat kurang,apabila skor diperoleh responden kurang dari 33%dari skor maksimum. Dengan kata lain: 1. Tingkat Baik : Tingkat Kurang Baik : <5

8 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian Distribusi Frekuensi Umur Responden Adapun hasil penelitian berdasarkan umur adalah sebagai berikut : Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Penderita TB Berdasarkan Umur 1 Umur 20 6 Proporsi (%) > Dari tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah pada kelompok umur tahun dan >50 tahun yaitu sebanyak 62 orang (63.9). Dapat disimpulkan bahwa kelompok dewasa yang paling banyak tertular tuberkulosis Frekuensi Jenis Kelamin Responden : Adapun hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Penderita TB Berdasarkan Jenis Kelamin 1 Jenis Kelamin Laki-laki 54 Proporsi(%) Perempuan Dari tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 54 orang (55,7%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 43 orang (44,3%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 54 orang (55,7%).

9 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden Adapun hasil penelitian berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut : Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Penderita TB di Puskesmas Kota Medan Berdasarkan Tingkat Pendidikan 1 Pendidikan SD 1 Proporsi(%) SLTP SLTA Perguruan Tinggi Dari tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa responden dengan tingkatpendidikan SLTA adalah yang paling terbanyak tertular tuberkulosis sebanyak 58 orang (59,8%) Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Adapun hasil penelitian berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut : Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Penderita TB di Puskesmas Kota Medan Berdasarkan Pekerjaan 1 Pekerjaan PNS/Pensiunan 13 Proporsi(%) Pegawai Swasta Wiraswasta Petani Buruh Lain-lain Dari tabel 5.4 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah bekerja sebagai Wiraswasta sebanyak 22 orang (22.7%) dan Petani sebanyak 22 orang (22,7%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta dan petani adalah yang teramai tertular tuberkulosis yaitu sebanyak 44 orang (45,4%).

10 Distribusi Frekuensi Penghasilan Responden Adapun hasil penelitian berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut : Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Penderita TB di Puskesmas Kota Medan Berdasarkan Penghasilan 1 Penghasilan <Rp ,- 47 Proporsi(%) Rp Rp , >Rp , Dari tabel 5.5 di atas dapat disimpulkan bahwa responden dengan tingkat penghasilan <Rp ,- dengan tingkat penghasilan Rp ,- - Rp ,- adalah yang paling terbanyak. Selisih 1 orang responden antara tingkat penghasilan <Rp ,- dengan Rp ,- - Rp ,-. responden adalah sebanyak 95 orang (98%) Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita TB Paru di Kota Medan Pengetahuan Dari jawaban responden penderita TB Paru berdasarkan tingkat pengetahuan di Puskesmas Helvetia Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Responden Penderita TB di Puskesmas Kota Medan Berdasarkan Penghasilan Jawaban Responden Pengetahuan Benar Salah n % n % N % TB Paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab penyakit TB Paru Gejala yang dirasakan penderita TB Paru adalah batuk lebih dari 3 minggu, demam dan disertai influenza

11 Pengetahuan Nyeri dada, sesak nafas dan batuk berdarah adalah gejala yang dirasakan penderita TB Paru. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun dan rasa kurang enak badan bukan merupakan gejalagejala dari TB Paru. Penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui percikan dahak dan bersin penderita TB Paru. Minum obat dengan teratur bukan termasuk ke dalam pencegahan penyakit TB Paru. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin termasuk dalam pencegahan TB Paru. Jawaban Responden Benar Salah n % n % N % Pencegahan penyakit TB Paru dengan cara tidak meludah sembarang tempat Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi termasuk ke dalam pencegahan penyakit TB Paru Dari tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden paling baik tentang TB paruadalah tentang gejala yang dirasakan penderita TB Paru adalah batuk lebih dari 3 minggu, demam dan disertai influenza yaitu sebanyak 68 orang (70,4%), manakala diikutiresponden paling kurang pengetahuan tentang TB paru adalah dengan meningkatkan daya tubuh dengan makan makanan yang bergizi termasuk ke dalam pencegahan penyakit TB paru sebanyak 32 orang (33%).

12 Dari jawaban responden penderita TB paru berdasarkan tingkat pengetahuan di Rumah Sakit di Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Penderita TB Paru berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Puskesmas Helvetia Medan Tahun Pengetahuan Baik 26 Proporsi(%) Cukup Kurang Dari tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 48 orang (49,5%) Sikap Sikap responden penderita TB Paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Penderita TB Paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016 Sikap Jawaban Responden Benar Salah n % n % N % Melalui penggunaan peralatan makan bersama dengan penderita dapat menularkan penyakit TB Paru. Penyakit tuberkulosis dapat menular apabila tidak sekamar dengan penderita TB Paru. Dengan menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dapat menghindari penularan penyakit TB Paru terhadap orang lain. Tidak meludah di sembarang tempat dapat menghindari penularan penyakit TB Paru terhadap orang lain Penyakit TB Paru dapat disembuhkan melalui pengobatan teratur

13 6. Dengan melakukan perbaikan lingkungan misalnya dengan membuat ventilasi dapat membantu mengurangi penularna penyakit TB Paru Luas ruangan tidur minimal 8 m 2, untuk tiap 2 orang dewasa atau 3 anggota keluarga Luas ventilasi yang baik adalah 10% dari luas lantai Lantai rumah yang baik adalah kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan Pencahayaan dengan sinar matahari harus masuk ke ruangan dan menyebar merata supaya dapat mencegah kuman TB Paru berkembang biak Dari tabel 5.8 di atas dapat diketahui bahwa sikap responden penderita TB Paru paling banyak benar terdapat pada pernyataan mor 3 Dengan menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dapat menghindari penularan penyakit TB Paru terhadap orang lain yaitu sebanyak 57 orang (58,8%), diikuti pernyataan mor 4 Tidak meludah di sembarang tempat dapat menghindari penularan penyakit TB Paru terhadap orang lain yaitu masing-masing sebanyak 56 orang (57,7%). Sedangkan responden yang paling banyak menjawab salah terdapat pada pernyataan mor 9 Lantai rumah yang baik adalah kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan yaitu sebanyak 77 orang (79,4%), diikuti pernyataan mor 7 Luas ruangan tidur minimal 8 m 2, untuk tiap 2 orang dewasa atau 3 anggota keluarga yaitu sebanyak 68 orang (70,1%), selanjutnya pernyataan mor 8 Luas ventilasi yang baik adalah 10% dari luas lantai yaitu sebanyak 67 orang (69,1%), pernyataan mor 10 Pencahayaan dengan sinar matahari harus masuk ke ruangan dan menyebar merata supaya dapat mencegah kuman TB Paru berkembang biak yaitu sebanyak 65 orang (67%) dan pernyataan mor 2 Penyakit tuberkulosis dapat menular apabila tidak sekamar dengan penderita TB Paru yaitu sebanyak 61 orang (62,9%).

14 Sikap responden Penderita TB Paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan dapat dikatagorikan pada tabel berikut ini: Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Penderita TB Paru berdasarkan Sikap di Puskesmas Helvetia Medan Tahun Sikap Baik 19 Proporsi(%) Kurang Baik Dari tabel 5.9 di atas dapat diketahui bahwa responden dengan sikap baik sebanyak 19 orang (19,6%) dan sikap kurang baik sebanyak 78 orang (80,4%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden penderita TB Paru memiliki sikap kurang baik yaitu sebanyak 78 orang (80,4%) Tindakan Tindakan responden penderita TB Paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Penderita TB Paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun Tindakan Menutup mulut waktu batuk dan bersin, tidak meludah sembarang tempat, makan makanan yang bergizi dapat mencegah terkena penyakit TB Paru. Dengan berobat ke puskesmas/instansi kesehatan dapat mendapat pengobatan TB Paru. Makan obat secara teratur sesuai dengan anjuran petugas kesehatan adalah anjuran yang dilakukan dalam pengobatan TB Paru.. Mengisolasi diri tanpa perlu berobat dapat menghindarkan penularan penyakit TB Paru. Jawaban Responden Benar Salah n % n % N %

15 Tindakan 5. Membuka jendela kamar tidur setiap hari dapat menghambat pembiakan kuman TB di dalam kamar tidur. Jawaban Responden Benar Salah n % n % N % Memisahkan peralatan makanan anggota keluarga yang lain dengan pasien TB dapat menghindari penularan penyakit TB Paru. Ventilasi yang memenuhi syarat (luas ventilasi permanen 10% dari luas lantai) adalah peraturan sirkulasi udara dalam rumah yang sangat diperlukan. Apakah dengan memilih lantai rumah diplester/diubin/keramik/papan (untuk rumah panggung) dapat mencegah kuman TB berkembang biak. Dengan besar luas kamar tidur 8 m 2 untuk 4 orang dapat menghindari penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain Tidak perlu mengupayakan masuknya sinar matahari ke dalam rumah dengan membuka jendela rumah untuk mencegah kuman TB paru berkembang biak Dari tabel 5.10 di atas dapat diketahui bahwa tindakan responden penderita TB Paru paling banyak benar terdapat pada pernyataan mor 2 Dengan berobat ke puskesmas/instansi kesehatan dapat mendapat pengobatan TB Paru yaitu sebanyak 64 orang (66%) dan pernyataan mor 3 Makan obat secara teratur sesuai dengan anjuran petugas kesehatan adalah anjuran yang dilakukan dalam pengobatan TB Paru yaitu sebanyak 60 orang (61,9%). Sedangkan tindakan responden paling banyak salah terdapat pada pernyataan mor 10 Tidak perlu mengupayakan masuknya sinar matahari ke dalam rumah dengan membuka jendela rumah untuk mencegah kuman TB paru

16 berkembang biak yaitu sebanyak 80 orang (82,5%) diikuti pernyataan mor 6 Memisahkan peralatan makanan anggota keluarga yang lain dengan pasien TB dapat menghindari penularan penyakit TB Paru yaitu sebesar 73 orang (75,3%) dan mor 9 Dengan besar luas kamar tidur 8 m 2 untuk 4 orang dapat menghindari penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain yaitu masing-masing sebanyak 72 orang (74,2%), selanjutnya pernyataan mor 7 Ventilasi yang memenuhi syarat (luas ventilasi permanen 10% dari luas lantai) adalah peraturan sirkulasi udara dalam rumah yang sangat diperlukan yaitu sebanyak 70 orang (72,2%), pernyataan mor 5 Membuka jendela kamar tidur setiap hari dapat menghambat pembiakan kuman TB di dalam kamar tidur yaitu sebanyak 69 orang (71,1%), pernyataan mor 8 Apakah dengan memilih lantai rumah diplester/diubin/keramik/papan (untuk rumah panggung) dapat mencegah kuman TB berkembang biak yaitu sebanyak 68 orang (70,1%). Tabel Distribusi Frekuensi Penderita TB Paru berdasarkan Tindakan 1 Tindakan Baik 12 Proporsi(%) Kurang Baik Dari tabel 5.11 di atas dapat diketahui bahwa responden dengan tindakan kurang baik sebanyak 85 orang (87,6%) dan sikap baik hanya 12 orang (12,4%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden penderita TB Paru memiliki tindakan kurang baik yaitu sebanyak 85 orang (87,6%).

17 5.2 Pembahasan Dari hasil penelitian terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan penderita TB paru di Puskesmas Helvetia Kota Medanpada tahun 2016 dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang dengan usia 15 sampai dengan 64 tahun, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa umur responden penderita TB Paru sebagian besar berada pada kelompok usia dewasa produktif yaitu pada kelompok umur tahun dan >50 tahun yaitu sebanyak 62 orang (63,9%), dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 54 orang (55,7%). Sebagian besar responden penderita TB Paru memiliki tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 58 orang (59,8%) dan bekerja sebagai wiraswasta dan petani. Responden sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta dan petani yaitu sebanyak 44 orang (45,4%). Tingkat penghasilan responden <Rp ,- dengan tingkat penghasilan Rp ,- - Rp ,- berbeda tipis, hanya selisih 1 orang responden dengan tingkat Rp ,- - Rp ,- lebih banyak yaitu sebanyak 95 orang (98,0%) Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.7 diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 26 orang (26,8%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 48 orang (49,5%), dan tingkat pengetahuan kurang ada 23 orang (23,7%). Dilokasi penelitian ditemukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan cukup rata-rata tingkat pendidikan terakhirnya setingkat SMA. Hal ini didukung oleh teori yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang adalah faktor pendidikan. Mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal (toatmodjo, 2010). Pengetahuan dapat diperoleh melalui media informasi seperti televisi, radio, koran, majalah, pendidkan dan lain-lain. Ini

18 merupakan beberapa cara untuk mendapatkan informasi dan dapat menambah pengetahuan kita tentang kepatuhan meminum obat anti tuberculosis. Berdasarkan hasil wawancara, pasien yang menjadi responden terbanyak adalah usia dewasa tahun. Hal ini dikarenakan peneliti mengambil sampel di puskesmas yang sebagian besar pasien yang berobat berusia dewasa. Dewasa merupakan individu yang telah selesai tumbuh dan memiliki perilaku yang lebih konseptual sehingga berpengaruh dalam pencegahan penularan penyakit TB paru. Semakin bertambahnya umur seseorang, juga akan meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang terhadap pencegahan penularan penyakit TB paru yang diperolehnya terhadap orang lain. Dari jawaban responden pada tabel 5.6 responden penderita TB Paru mengetahui bahwa gejala yang dirasakan penderita TB Paru adalah batuk lebih dari 3 minggu, demam dan disertai influenza; badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun dan rasa kurang enak badan bukan merupakan gejala-gejala dari TB Paru; nyeri dada, sesak nafas dan batuk berdarah adalah gejala yang dirasakan penderita TB Paru. Tetapi responden penderita TB Paru tidak mengetahui bahwa untuk meningkatkan daya tahan tubuh makan makanan yang bergizi termasuk ke dalam pencegahan penyakit TB Paru dan responden tidak mengetahui bahwa penyakit TB Paru dapat ditularkan melalui percikan dahak dan bersin penderita TB Paru yaitu sebanyak 50 orang (51%). Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden TB Paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan cukup baik. Dalam teori WHO, dijelaskan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman seseorang, faktor-faktor luar orang tersebut (lingkungan), baik fisik maupun non fisik dan sosial budaya yang kemudian pengalaman tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini sehingga menimbulkan motivasi, sikap untuk bertindak dan pada akhirnya terjadi perwujudnya niat berupa perilaku. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Muhammad Nasir (2014), menyatakan bahwa mayoritas responden di Puskesmas Langsa Lama memiliki tingkat pengetahuan cukup (54,5%). Penelitiannya ini

19 menggunakan responden sebesar 33 orang yang berada di wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama. Penelitian ini juga didukung oleh Friska (2012), dalam penelitiannya tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan minum obat anti tuberculosis pada pasien TBParu di Puskesmas Kecamatan Jatinegara Tahun 2012 yang menyatakan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebesar 50% Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang telah melibatkan faktor pendapat dan emosi seseorang. Sikap terdiri atas 3 komponen pokok, yaitu kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, arrtinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek (toatmodjo, 2010). Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.9 diketahui bahwa responden dengan sikap baik sebanyak 19 orang (19,6%) dan sikap kurang baik sebanyak 78 orang (80,4%). Sikap sangat mempengharuhi kepatuhan seorang dalam minum obat anti tuberkulosis karena sikap artinya kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup (toatmodjo, 2010). Dari jawaban responden pada tabel 5.8 diketahui bahwa sikap responden penderita TB Paru sudah mengerti bahwa dengan menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dapat menghindari penularan penyakit TB Paru terhadap orang lain dan tidak meludah di sembarang tempat dapat menghindari penularan penyakit TB Paru terhadap orang lain. Tetapi responden tidak mengerti bahwa lantai rumah yang baik adalah kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan, luas ruangan tidur minimal 8 m 2, untuk tiap 2 orang dewasa atau 3 anggota keluarga, luas ventilasi yang baik adalah 10% dari luas lantai, pencahayaan dengan sinar matahari harus masuk ke ruangan dan menyebar merata supaya dapat mencegah kuman TB Paru berkembang biak, dan penyakit

20 tuberculosis paru dapat menular apabila tidak sekamar dengan penderita TB Paru serta penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui percikan dahak dan bersin penderita TB Paru. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap responden penderita TB Paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan memiliki sikap kurang baik yaitu sebanyak 78 orang (80,4%). Dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut : mau menerima stimulus yang diberikan (objek), memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi, memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajaknya atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon, sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya (toatmodjo, 2003) Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Gendhis (2011), yang menyatakan bahwa sikap responden TB Paru dalam pengobatan TB Paru termasuk dalam katagori baik (77,5%). Juga tidak sejalan dengan penelitian Sumiyati (2013). Perbedaan ini dikarenakan jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan jumlah sampel yang peneliti lakukan di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tindakan Tindakan terbentuk melalui proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungan. Begitu pula perilaku responedn terhadap dalam upaya pencegahan penyakit tuberkulosis. Jadi sebelum terbentuk perilaku (upaya pencegahan penularan) ada beberapa hal yang melatarbelakangi seperti informasi/pengetahuan yang ia peroleh dan pemahaman atas informasi yang ia dapat tersebut sebelum ia melakukan tindakan konkrit berupa perbuatan pencegahan penularan penyakit tuberkulosis (Dwi, 2011) Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.11 diketahui bahwa responden dengan tindakan kurang baik sebanyak 85 orang (87,6%) dan sikap baik hanya 12 orang (12,4%).

21 Dari jawaban responden pada Tabel 5.10 diketahui bahwa responden mengerti bahwa dengan berobat ke puskesmas/instansi kesehatan dapat mendapat pengobatan TB Paru, makan obat secara teratur sesuai dengan anjuran petugas kesehatan adalah anjuran yang dilakukan dalam pengobatan TB Paru. Tetapi responden tidak mengerti bahwa masuknya sinar matahari ke dalam rumah dengan membuka jendela rumah dapat mencegah kuman TB paru berkembang biak, memisahkan peralatan makanan anggota keluarga yang lain dengan pasien TB dapat menghindari penularan penyakit TB Paru, dan dengan besar luas kamar tidur 8 m 2 untuk 4 orang dapat menghindari penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain. Selanjutnya responden juga tidak mengerti bahwa ventilasi yang memenuhi syarat (luas ventilasi permanen 10% dari luas lantai) adalah peraturan sirkulasi udara dalam rumah yang sangat diperlukan, membuka jendela kamar tidur setiap hari dapat menghambat pembiakan kuman TB di dalam kamar tidur dan juga dengan memilih lantai rumah diplester/diubin/keramik/papan (untuk rumah panggung) dapat mencegah kuman TB berkembang biak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tindakan responden penderita TB Paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan adalah kurang baik. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada tindakan sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Cara membuang dahak ketika batuk belum memenuhi syarat aturan kesehatan sebagai seorang penderita TB Paru, selain ketidaktahuan cara membuang dahak dengan benar juga tidak tahu bahaya dan akibat dari perilaku tersebut, sehingga perilaku ini mempunyai potensi besar dalam penularan TB Paru diantara anggota keluarga. Teori Blum menyebutkan bahwa faktor perilaku merupakan komponen kedua terbesar dalam menentukan status kesehatan.

22 i BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan penderita TB Paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Mayoritas responden berada pada kelompok umur tahun dan > 50 tahun yaitu sebanyak 62 orang (63,9%). 2. Mayoritas responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 54 orang (55,7%). 3. Mayoritas responden berada tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 58 orang (59,8%). 4. Mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta dan petani yaitu sebanyak 44 orang (45,4%). 5. Tingkat penghasilan responden <Rp ,- dengan tingkat penghasilan Rp ,- - Rp ,- berbeda tipis, hanya selisih 1 orang responden dengan tingkat Rp ,- - Rp ,- lebih banyak yaitu sebanyak 95 orang (98%). 6. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 48 orang (49,5%). 7. Mayoritas responden penderita TB Paru memiliki sikap kurang baik yaitu sebanyak 78 orang (80,4%). 8. Mayoritas responden penderita TB Paru memiliki tindakan kurang baik yaitu sebanyak 85 orang (87,6%).

23 ii 6.2 Saran 1. Bagi kepala puskesmas dan petugas kesehatan Meningkatkan edukasi pasien TB paru terhadap upaya pencegahan penularan dengan cara : a. Diadakannya program penyuluhan secara rutin pada masyarakat terutama di daerah endemis tentang akibat dan cara pencegahan penularan penyakit TB Paru dan diadakan pelatihan terhadap kaderkader kesehatan sebagai tenaga fasilitator (tenaga kesehatan non profesional). b. Bekerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan untuk melaksanakan program penyuluhan 2. Pasien TB Paru Menambah dan meningkatkan wawasan mengenai penyakit TB paru agar dapat mencegah penularan kepada orang lain 3. Peneliti lain Diharapkan hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan mengenai perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut pada pasien TB paru terutama penelitian tentang tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan penderita TB Paru terhadap penyakitnya untuk mendapatkan hasil yang lebih rinci antara keduanya dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih signifikan..

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

6. Umur Responden :...Tahun

6. Umur Responden :...Tahun Lampiran : 1 KUESIONER HUBUNGAN KUALITS LINGKUNGAN FISIK RMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU BTA POSITIF DI KECAMATAN CILANDAK KODYA JAKARTA SELATAN TAHUN 2008 A.IDENTITAS RESPONDEN NOMOR: 1.Tanggal Wawancara

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 2. Data angka penyebab kematian pada narapidana dan tahanan di Indonesia tahun 2011 No Nama Penyakit Jumlah 1 HIV/AIDS 105 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel

Lebih terperinci

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Erlina Burhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Apakah Penyakit Tuberkulosis atau TB itu? Penyakit menular Kuman penyebab: Mycobacterium tuberculosis Bukan penyakit keturunan

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN NOMOR RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berikut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PENDERITA TB PARU DAN KONDISI RUMAH TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN POTENSI PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang tinggi dan masuk dalam ranking 5 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 1. Menurut

Lebih terperinci

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

JADWAL TENTATIF PENELITIAN Lampiran 1 JADWAL TETATIF PEELITIA o. Uraian Kegiatan Mengajukan judul penelitian dan penyusunan 1. Bab 1 2. Menyusun Bab 2 3. Menyusun Bab 3 4. Menyusun Bab 4 5. Menyerahkan proposal penelitian 6. Sidang

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kecamatan Pancoran Mas pada bulan Oktober 2008 April 2009 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER. DATA KHUSUS A. Perilaku Pengetahuan 1. Apakah saudara/saudari tahu penyakit Tuberkulosis Paru? Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 KUESIONER. DATA KHUSUS A. Perilaku Pengetahuan 1. Apakah saudara/saudari tahu penyakit Tuberkulosis Paru? Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAME KECAMATAN KUALUH HULU

Lebih terperinci

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis bersifat tahan

Lebih terperinci

OLEH: IMA PUSPITA NIM:

OLEH: IMA PUSPITA NIM: FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN ISPA DI RW 03 KELURAHAN WIJAYA KUSUMU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATANGROGOL PETAMBURAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus September 24 dengan jumlah sampel yang ada di Poli TB MDR sebanyak 6 pasien, namun dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan judul Gambaran Praktik Pencegahan Penularan TB Paru di Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat. TB disebabkan oleh mycobacterium

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

I. PENENTUAN AREA MASALAH

I. PENENTUAN AREA MASALAH I. PENENTUAN AREA MASALAH Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Situasi TB di dunia semakin memburuk, sebahagian besar negara di dunia yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

S T O P T U B E R K U L O S I S

S T O P T U B E R K U L O S I S PERKUMPULAN PELITA INDONESIA helping people to help themselves * D I V I S I K E S E H A T A N * S T O P T U B E R K U L O S I S INGAT 4M : 1. MENGETAHUI 2. MENCEGAH 3. MENGOBATI 4. MEMBERANTAS PROGRAM

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu 71 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Ditempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu kesehatan, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit infeksi kronis menular yang menjadi

Lebih terperinci

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4 PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS Edwin 102012096 C4 Skenario 1 Bapak M ( 45 tahun ) memiliki seorang istri ( 43 tahun ) dan 5 orang anak. Istri Bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini mengalami beban ganda akibat penyakit tidak menular terus bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit infeksi menular

Lebih terperinci

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN 1 Didin Mujahidin ABSTRAK Penularan utama TB Paru adalah bakteri yang terdapat dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arinkunto, S Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Arinkunto, S Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Arinkunto, S. 2000. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Agonwardi (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Dep Kes RI (2008). Penanganan TBC Paru. Jakarta.

Lebih terperinci

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 TEMA 1 : Tuberkulosis (TB) A. Apa itu TB? TB atau Tuberkulosis adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman

Lebih terperinci

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Fakultas Ilnu Kesehatan,

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Fakultas Ilnu Kesehatan, Lampiran 1 SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN KepadaYth, Bapak/Ibu Calon Responden Dengan Hormat Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Fakultas Ilnu Kesehatan, Program Studi Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit TBC (Tuberculosis) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari kelompok sosial

Lebih terperinci

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia

Lebih terperinci

No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar

No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 1) Laki-laki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Kuesioner Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden non sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional, BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional, yang didukung oleh data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengisian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru, tetapi dapat menyerang organ

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS

BAB III RESUME KASUS BAB III RESUME KASUS A. Pengkajian 1. Data identitas Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 25 januari 2009 sampai dengan06 febuari 2009 pada keluarga Tn. M yang tinggal di kelurahan Tlogosari

Lebih terperinci

Kode. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Kode. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Kode Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Kp. Kebon kelapa RT 06/04 Desa Cimandala, Kec. Sukaraja, Bogor Hari / Tanggal : Senin, 7 November 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Kp. Kebon kelapa RT 06/04 Desa Cimandala, Kec. Sukaraja, Bogor Hari / Tanggal : Senin, 7 November 2016 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Materi / Topik : Penyakit TBC Sasaran : Keluarga Tn. P Tempat : Kp. Kebon kelapa RT 06/04 Desa Cimandala, Kec. Sukaraja, Bogor Hari / Tanggal : Senin, 7 November 2016 Waktu

Lebih terperinci

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA TUBERKULOSIS TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS ATAPUPU KABUPATEN BELU RELATIONSHIP BETWEEN PATIENT

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 64 LAMPIRAN Arie Wahyudi 0410034 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2007 IDENTIRTAS RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberculosis Pulmonal (TB Paru) 1. Definisi TB Paru Tuberculosis pulmonal atau biasa disebut TB paru adalah penyakit yang disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis,

Lebih terperinci

I. Identitas Informan Nama : Umur : Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :

I. Identitas Informan Nama : Umur : Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara : 88 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PERAN PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) TERHADAP KESEMBUHAN TUBERCULOSIS PARU DI PUSKESMAS MEDAN AREA SELATAN KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2014 I. Identitas Informan Nama : Umur : Tahun

Lebih terperinci

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

PRATIWI ARI HENDRAWATI J HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) KELUARGA DENGAN SIKAP PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan meraih derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian terutama di negaranegara berkembang di seluruh

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN 48 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Muhammad Nasir / 1211211024 adalah mahasiswa fakultas keperawatan Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian Pengetahuan Dan Sikap Pasien

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM: STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. A YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPUREJO KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama adalah batuk selama dua minggu atau lebih,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri tahan asam (Suriadi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuman TBC (Microbecterium Tuberkalosis). Sebagian besar kuman TBC

BAB I PENDAHULUAN. kuman TBC (Microbecterium Tuberkalosis). Sebagian besar kuman TBC 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Tuberkolosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Microbecterium Tuberkalosis). Sebagian besar kuman TBC mengenai paru-paru, tapi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit TB Paru telah dikenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882 menurut (Mansjoer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis ( mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang TBC merupakan penyakit yang sangat membahayakan, karena di dalam paru-paru kita terdapat kuman mycrobacterium tuberculosis, yang apabila di biarkan, kuman tersebut akan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Aliaa Amirah binti Md. Kamaru Al-Amin. Tempat/Tanggal Lahir : Terengganu, Malaysia/20 Maret 1989

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Aliaa Amirah binti Md. Kamaru Al-Amin. Tempat/Tanggal Lahir : Terengganu, Malaysia/20 Maret 1989 Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Aliaa Amirah binti Md. Kamaru Al-Amin Tempat/Tanggal Lahir : Terengganu, Malaysia/20 Maret 1989 Agama Alamat : Islam : Jl. Sei Padang, No.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era sekarang ini tantangan dalam bidang pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya berbagai penyakit menular yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan pretest - posttest design. Kelompok-kelompok yang diteliti pada

Lebih terperinci

jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil penderita

jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil penderita BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA Herlina 1, Erris 2* 1 STIKes Prima Jambi 2 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan Lingkungan *Korespondensi penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Price & Wilson, 2006). Penyakit ini dapat menyebar melalui

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka A. Tuberkulosis paru 1. Definisi TB Paru merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia

Lebih terperinci

Lampiran 1.Surat Penunjukan Dosen Pembimbing II dan Judul Penelitian.

Lampiran 1.Surat Penunjukan Dosen Pembimbing II dan Judul Penelitian. Lampiran 1.Surat Penunjukan Dosen Pembimbing II dan Judul Penelitian. 39 Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian /Pengambilan Data. 40 Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Fakultas. 41

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan 1 Lampiran 1 INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK I. Pengertian Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2007) pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk percikan dahak (droplet nuclei) ( Lippincott, 2011). 39 per penduduk atau 250 orang per hari. Secara Global Report

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk percikan dahak (droplet nuclei) ( Lippincott, 2011). 39 per penduduk atau 250 orang per hari. Secara Global Report BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis merupakan infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Orang yang tinggal dalam kondisi padat penduduk dan berventilasi buruk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi menular yang banyak didapatkan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia dan biasanya terjadi pada anak maupun orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan

Lebih terperinci

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang manusia dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kao. Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kao. Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kao Kecamatan Kao adalah kecamatan yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Luas daerah Kecamatan Kao adalah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Cetakan Kedua belas. Rineka Cipta Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Cetakan Kedua belas. Rineka Cipta Jakarta DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Cetakan Kedua belas. Rineka Cipta Jakarta Depkes. (2008). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis. Depkes RI; Jakarta Depkes. (2002). Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular merupakan masalah kesehatan yang belum dapat diselesaikan sampai saat ini, salah satu penyakit menular tersebut adalah Tuberkulosis. Tuberkulosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru lewat saluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012)

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS DENGAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATAGORI 1 PADA FASE INTENSIF

ABSTRAK EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS DENGAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATAGORI 1 PADA FASE INTENSIF ABSTRAK EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS DENGAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATAGORI 1 PADA FASE INTENSIF Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pelayanan Kesehatan Peran PMO : - Pengetahuan - Sikap - Perilaku Kesembuhan Penderita TB Paru Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Terdapat hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain: DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain: 1. Kontak dengan penderita TB sebelumnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang TB Paru masih menjadi masalah kesehatan yang mendunia. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

Lebih terperinci

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010) Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 21) Mulyadi * ** ** ABSTRACT Keyword: PENDAHULUAN Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan kaitannya dengan kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK Riza Triasfitri *), Sri Andarini Indreswari **) *) ALUMNI FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 KUESIONER

LAMPIRAN 2 KUESIONER LAMPIRAN 2 KUESIONER KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PENCEGAHAN PENULARAN DI DALAM ANGGOTA KELUARGA PASIEN TB PARU DIBALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH AMBARAWA 2013 No Responden : Tanggal :...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TB paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan prilaku masyarakat. Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 KUESIONER. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU, SANITASI LINGKUNGAN RUMAH, DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGMATINGGI KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2014 A. Kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran penyakit Tuberkulosis yang begitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit TB disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit TB disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tuberkulosis (TB) 2.1.1. Pengertian TB TB adalah penyakit infeksi yang menular, di mana sebagian besar infeksi terjadi pada paru (Koplewich, 2005). 2.1.2. Penyebab TB Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberculosis Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA (AI) DI RW02 KELURAHAN PANUNGGANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANUNGGANGAN KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang lingkup A.1. Tempat BKPM Semarang. A.2. Waktu 20 September 20 Oktober 2011. A.3. Disiplin ilmu Disiplin ilmu pada penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat. B.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis Paru 2.1.1 Etiologi Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong penyakit yang penularannya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi perhatian di dunia dan menjadi salah satu indikator dalam pencapaiaan tujuan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Mikobakterium tuberculosis dan kadang-kadang oleh Mikobakterium bovis

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Mikobakterium tuberculosis dan kadang-kadang oleh Mikobakterium bovis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberculosis dan kadang-kadang oleh Mikobakterium bovis dan Africanum. Organisme ini disebut

Lebih terperinci

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PENGOBATAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016 A. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancagan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian ekplanatory reseach dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu melalui pengujian hipotesa pada

Lebih terperinci

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes

Lebih terperinci