BAB 3 ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN. Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN. Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda oleh Pemerintah RI. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.3 tahun 1960, jo Pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.12631/BUM II tanggal 9 Februari 1960, terdapat 8 (delapan) perusahaan asuransi yang ditetapkan sebagai Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) dan sekaligus diadakan pengelompokan dan penggunaan nama perusahaan sebagai berikut : Fa. Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijnssen, Fa. Sluiiters & co, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu bernama PAKN Ika Bhakti. NV. Assurantie Maatschappij Djakarta, NV. Assurantie Kantoor Langeveldt- Schroder, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama PAKN Ika Dharma. NV. Assurantie Kantoor CWJ Schlencker, NV. Kantor Asuransi "Kali Besar", setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama PAKN Ika Mulya. PT. Maskapai Asuransi Arah Baru setelah dinasionalisasi diberi nama PAKN Ika Sakti. 73

2 74 Perkembangan selanjutnya, pada tanggal 31 Desember 1960 keempat perusahaan tersebut di atas digabung dalam satu Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) "Ika Karya." Selaniutnya PAKN Ika Karya berubah nama menjadi Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) Eka Karya. Berdasarkan PP No.8 tahun 1965 dengan melebur seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya, mulai 1 Januari 1965 dibentuk Badan Hukum baru dengan nama 'Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja" dengan tugas khusus mengelola pelaksanaan Undang-Undang (UU) No.33 dan Undang-Undang (UU) No.34 tahun Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya UU. No.9 tahun 1969 tentang Bentuk- Bentuk Badan Usaha Negara. Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 dan melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang selalu diperpanjang pada setiap tahun dan terakhir No. 523/KMK/013/1989, selain mengelola pelaksanaan UU. No.33 dan UU. No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja diberi tugas baru menerbitkan surat jaminan dalam bentuk surety bond. Kemudian sebagai upaya pengemban rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi mereka yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup UU No.33 dan UU No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin bertambah luas, maka pada tahun 1980

3 75 berdasarkan PP No.39 tahun 1980 tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja, yang kemudian pendiriannya dikukuhkan dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981, yang telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.59 tanggal 19 Maret 1998 berikut perbaikannya dengan Akta No.63 tanggal 17 Juni 1998 dibuat dihadapan notaris yang sama. Pada tahun 1994, sejalan dengan diterbitkan UU No.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan usaha non wajib dan surety bond dan kembali menjalankan program asuransi sosial yaitu mengelola pelaksanaan UU. No.33 tahun 1964 dan UU. No.34 tahun Visi, Moto, dan Misi Perusahaan Visi Menjadi perusahan terkemuka di bidang asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program asuransi sosial dan asuransi wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat Moto Utama dalam Perlindungan, Prima dalam Pelayanan.

4 Misi Catur Bakti Ekakarsa Jasa Raharja. 1. Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat. 2. Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara program asuransi sosial dan asuransi wajib serta Badan Usaha Milik Negara. 3. Bakti kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan perusahaan. 4. Bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan. 3.3 Tujuan, Strategi, Lokasi, dan Produk Perusahaan Tujuan Turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta pembangunan dibidang asuransi dengan menjalankan usaha asuransi kerugian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

5 Strategi Stable Growth Strategy dan Related Diversification Strategy. Stable Growth Strategy menekankan pentingnya upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan serta membenahi kelemahan serta secara simultan menggarap peluang dan mengantisipasi ancaman untuk pertumbuhan usaha. Sedangkan dengan Related Diversification Strategy, perusahaan melakukan diversifikasi yang masih ada hubungannya dengan usaha pokok perasuransian, khususnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan asuransi wajib berdasarkan Undang-Undang baik secara mandiri maupun dengan beraliansi dengan mitra Lokasi Perusahaan Sebelumnya lokasi Kantor Pusat beralamat di Jl. Kalibesar Timur No.10 Jakarta Barat Kemudian pada tahun 1986, lokasi perusahaan pindah dan beralamat di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-2 Jakarta Dan mempunyai Kantor-Kantor Cabang dan Kantor-Kantor Perwakilan yang tersebar diseluruh Provinsi di Indonesia Produk Perusahaan PT Jasa Raharja merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa yakni asuransi sosial. Tugas dari PT Jasa Raharja adalah mengelola pelaksanaan UU. No.33 tahun 1964 mengenai Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan UU. No.34 tahun 1964 mengenai Dana Kecelakaan lalu Lintas Jalan.

6 Struktur Organisasi dan Job Description Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Pusat PT Jasa Raharja

7 79 Struktur organisasi di PT Jasa Raharja berbentuk vertikal, yaitu organisasi yang wewenangnya dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi dibagian lainnya yang dibawah dalam bidang pekerjaan tertentu. Wewenang yang paling tinggi dipegang oleh dewan komisaris yang mengawasi dewan direksi. Sedangkan untuk pucuk pimpinan adalah direktur utama yang membawahi tiga direktur, yaitu Direktur Operasi, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum dan Direktur Keuangan. Setiap direktur selanjutnya akan membawahi beberapa divisi. Direktur utama juga membawahi tiga divisi yaitu, Divisi Penelitian, Pengembangan dan Manajemen Risiko, Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan Sekretariat Perusahaan. PT Jasa Raharja mempunyai sebelas divisi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut : 1. Divisi Asuransi. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanan pekerjaan serta pengamanan sumber daya di dalam dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Memimpin penyusunan rencana/program kerja dan anggaran untuk unit kerja yang dipimpinnya. 2. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan (action plan) atas rencana/program kerja yang disusunnya. 3. Memimpin, memotivasi dan membina pegawai bawahannya. 4. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalam unit kerja yang dipimpinnya.

8 80 5. Melakukan kerja sama dengan unit-unit kerja laini di dalam perusahaan. 6. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak di luar Jasa Raharja yang berhubungan dengan bidang kegiatan unit kerjanya. 7. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unti kerja yang dipimpinnya. 8. Memberikan saran-saran kepada Direksi mengenai penyempurnaan sistemdan prosedur di dalam bidangnya. 9. Mengusulkan pengembangan keahlian dan pengetahuan pegawai di dalam unti kerja yang dipimpinnya. 10. Memastikan tersusunnya laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya. B. Penyelenggraan kegiatan pungutan/pemasaran Iuran Wajib, Sumbangan Wajib dan Asuransi Umum yang disentralisasi di Kantor Pusat. 1. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran pendapatan & biaya bidang iuran wajib, Sumbangan Wajib dan Asuransi Umum di Kantor Pusat. 2. Mengupayakan kelancaran kegiatan pungutan/pemasaran Iuran Wajib, Sumbangan Wajib dan Asuransi Umum di Kantor Pusat. 3. Mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan penelitian pasar untuk meningkatkan pendapatan.

9 81 4. Menilai alternatif-alternatif pemanfaatan potensi pasar untuk direkomendasikan kepada Direksi. 5. Membina hubungan baik dengan mitra usaha/relasi dan Reasuradur. 6. Meastikan terselenggaranya pelaksanaan reasuransi. 7. Mengendalikan kegiatan dan anggaran biaya pungutan/ pemasaran Iuran Wajib, Sumbangan Wajib dan Asuransi Umum. C. Pembinaan pelaksanaan kegiatan pungutan/ pemasaran Iuran Wajib, Sumbangan Wajib dan Asuransi Umum di Kantor Pusat dan Cabang. 1. Memberikan pembinaan kegiatan pungutan/ pemasaran di bidang Iuran Wajib, Sumbangan Wajib dan Asuransi Umum di Cabang- cabang. 2. Mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan penelitian pasar untuk meningkatkan pendapatan di Cabang- cabang. 3. Memastikan terselenggaranya penilaian kegiatan pungutan/ pemasaran Iuran Wajib, Sumbangan Wajib dan Asuransi di cabang- cabang. D. Tersedianya laporan kegiatan bidang Asuransi untuk Direksi. 1. Memastikan tersedianya laporan kegiatan bidang Iuran Wajib, Sumbangan Wajib dan Asuransi Umum secara nasional. 2. Memastikan tersusunnya data statistik pendapatan sektor Iuran Wajib, Sumbangn Wajib dan Asuransi Umum secara nasional.

10 82 2. Divisi Pencegahan dan Pelayanan. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengaman sumber daya di dalam dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Memimpin penyusunan rencana/program kerja dan anggaran untuk unit kerja yang dipimpinnya. 2. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan (action plan) atas rencana/program kerja yang disusunnya. 3. Memimpin, memotivasi dan membina pegawai bawahannya. 4. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 5. Melakukan kerja sama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam perusahaan. 6. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak di luar Jasa Raharja yang berhubungan dengan bidang kegiatan unit kerjanya. 7. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 8. Memberikan saran-saran kepada Direksi mengenai penyempurnaan sistem dan prosedur di dalam bidangnya. 9. Mengusulkan pengembangan keahlian & Pengetahuan pegawai di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 10. Memastikan tersusunnya laporan kegiatan seluruh unit kerja yang di pimpinnya.

11 83 B. Pembinaan kegiatan Pelayanan Santunan di Kantor Cabang dan Perwakilan. 1. Memastikan kelancaran pembinaan kegiatan santunan di kantor-kantor Cabang dan Perwakilan. 2. Memastikan terselenggaranya penilaian kegiatan santunan di kantor- kantor Cabang dan Perwakilan. 3. Memimpin pembinaan serta memberikan petunjuk yang diperlukan kepada kantor-kantor Cabang dan Perwakilan sehubungan dengan kegiatan pelayanan santunan, baik melalui surat atau dengan cara kunjungan on the spot. 4. Mengendalikan pelaksanaan santunan yang direasuransikan. C. Memelihara citra baik Jasa Raharja dalam pelayanan penyelesaian santunan kepada masyarakat. 1. Melakukan usaha penyempurnaan/penyederhanaan prosedur penyelesaian/pelayanan santunan. 2. Menanggapi secara aktif surat-surat yang ditujukan kepada perusahaan segungungan dengan penyelesaian santunan. 3. Melakukan kerja sama dengan Bagian Humas Kantor Cabang dan Perwakilan dalam menangani pemberitaan di Mass Median atau hal-hal yang menyangkut kasus pelayanan santunan yang besar (Catastrope). 4. Mengarahkan penyelesaian Outstanding klaim/santunan di Kantor Cabang dan Perwakilan. 5. Mengarahkan penyusunan rencana bantuan/sumbangan dalam upaya penanggulangan kecelakaan lalu lintas.

12 84 D. Tersedianya data/laporan bidang Pelayanan Santunan untuk Direksi. 1. Memastikan tersedianya laporan pelayanan santunan secara nasional. 2. Memastikan tersusunnya stastistik dan pendataan pembayaran santunan secara nasional. 3. Divisi Sistem Informasi Perusahaan. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengamanan sumber daya di dalam dan lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Memimpin penyusunan rencana/program kerja dan anggaran untuk unit kerja yang dipimpinnya. 2. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan (action plan) atas rencana/program kerja yang disusunnya. 3. Memimpin, memotivasi dan membina pegawai bawahannya. 4. Merencanakan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 5. Melakukan kerja sama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam perusahaan. 6. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak di luar Jasa Raharja yang berhubungan dengan bidang kegiatan unit kerjanya.

13 85 7. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 8. Memberikan saran-saran kepada Direksi mengenai penyempurnaan sistem dan prosedur di dalam bidangnya. 9. Mengusulkan pengembangan keahlian dan pengetahuan pegawai di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 10. Memastikan tersusunnya laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya. B. Pembinaan kegiatan Opersional Komputer di Kantor Pusat dan Cabang. 1. Memastikan kelancaran pembinaan kegiatan operasional komputer di Kantor Pusat dan Kantor Cabang. 2. Memimpin pembinaan serta memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan kepada kantor cabang sehubungan dengan kegiatan opersional komputer baik melalui surat atau dengan cara kunjungan on the spot. 3. Memonitor hasil audit di Cabang. C. Pemanfaatan fasilitas teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan di Kantor Pusat dan Kantor Cabang. 1. Mengarahkan berbagai kajian kemungkinan penggunaan fasilitas sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 2. Memantau dan mengarahkan pemanfaatan fasilitas sistem informasi, yang ada di perusahaan guna terwujudnya hasil kerja yang optimal.

14 86 3. Melaporkan perkembangan pemanfaatan/penggunaan sistem informasi di lingkungan perusahaan kepada Direksi. D. Menyusun rencana pengembangan Lima tahun di bidang pendayagunaan teknologi informasi untuk mendukung rencana jangka panjang Perusahaan. 1. Memenuhi kebutuhan sistem pengolahan data dan pengelolaan informasi di Kantor Pusat dan Cabang. 2. Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran tahunan di bidang pendayagunaan teknologi informasi. 3. Mengembangkan fasilitas sistem komputer dan komunikasi data. 4. Divisi Umum. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengaman sumber daya di dalam dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Mengkoordinir penyusunan rencana/program kerja dan anggaran untuk unit kerja yang dipimpinnya. 2. Membuat jadwal rencana tindak lanjut (RTL) pelaksanaan kegiatan (action plan) atas rencana/program kerja yang disusunnya. 3. Memimpin, memotivasi dan membina pegawai bawahannya. 4. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya yang ada serta menjaga/memelihara sarana di dalam unit kerja yang dipimpinnya.

15 87 5. Melakukan kerja sama dengan unit-unit kerja lain di dalam perusahaan. 6. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak di luar Jasa Raharja yang berhubungan dengan bidang kegiatan unit kerjanya. 7. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 8. Memberikan saran-saran kepada Direksi mengenai penyempurnaan sistem dan prosedur di dalam bidangnya. 9. Mengusulkan pengembangan keahlian/pengetahuan pegawai di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 10. Memastikan tersusunnya laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya. B. Tersedianya sarana dan prasarana di Kantor Pusat dan Cabang sesuai kebutuhan dan kemampuan Perusahaan. 1. Mengevaluasi dan merekomendasikan kepada Direksi mengenai kebutuhan sarana dan prasarana di Kantor Pusat dan Cabang sesuai dengan standardisasi yang ditentukan perusahaan, termasuk tata cara pelaksanaannya. 2. Mengarahkan, mengendalikan dan memonitor pengadaan sarana dan prasarana di Kantor Pusat dan Cabang sesuai dengan kebutuhan. 3. Memastikan lancarnya semua aktivitas layanan penunjang kegiatan opersional di Kantor Pusat.

16 88 C. Kelancaran pengadaan sarana dan prasarana di Kantor Pusat dan Cabang. 1. Mengkoodinir proses pengadaan barang/ jasa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Perusahaan memonitor pelaksanaan pengadaan yang dilakukan Cabang, termasuk tata cara pengadaannya. 2. Meneliti, mengarahkan dan membntu proses administrasi pengadaan tanah serta pembangunan gedung kantor dan rumah instansi di Kantor Pusat dan Cabang berikut pemeliharaannya sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku. D. Pembinaan tertib administrasi Bidang Umum di Kantor Pusat dan Cabang. 1. Melakukan pembinaan kegiatan bidang umum di cabangcabang. 2. Menilai seluruh laporan kegiatan bidang umum di Cabangcabang. 3. Mengingatkan Cabang terhadap penyimpangan tertib administrasi bidang umum yang terjadi di cabang- cabang. 4. Melaporkan kepada Direksi seluruh kegiatan bidang umum di Kantor Cabang. E. Terselenggaranya semua aktivitas penunjang kegiatan operasional di Kantor Pusat. Memastikan kesiapan semua sarana dan prasarana serta personel untuk menunjang kegiatan opersional di Kantor Pusat.

17 89 F. Keamanan dan ketertiban perusahaan di lingkungan Kantor Pusat. 1. Mengkoordinir dan mengarahkan pelaksanaan pengamanan di lingkungan Kantor Pusat termasuk Rumah Jabatan milik Perusahaan. 2. Melaporkan seluruh kegiatan pengamanan dan kondisi yang ada kepada Direksi. 5. Divisi Sumber Daya Manusia. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengaman sumber daya di dalam dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Memimpin penyusunan rencana/program kerja dan anggaran untuk unit kerja yang dipimpinnya. 2. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan (action plan) atas rencana/program kerja yang disusunnya. 3. Memimpin, memotivasi dan membina pegawai bawahannya. 4. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya yang ada serta menjaga/memelihara sarana di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 5. Melakukan kerja sama dengan unit-unit kerja lain di dalam perusahaan.

18 90 6. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak di luar Jasa Raharja yang berhubungan dengan bidang kegiatan unit kerjanya. 7. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 8. Menyelenggarakan kegiatan perekrutan, seleksi, pendidikan, dan pelatihan. 9. Mengkoordinir pembayaran kompensasi dan benefit karyawan. 10. Megendalikan jumlah karyawan yang ada di setiap unit. 11. Mengusulkan pengembangan keahlian/pengetahuan pegawai di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 12. Memastikan tersusunnya laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya. B. Tersedianya saran-saran peningkatan/penyempurnaan sistem dan prosedur kerja di lingkungan perusahaan. 1. Melaksanakan kegiatan pengelolaan SDM meliputi kegiatan rekruitmen dan seleksi hubungan kerja, pendapatan, pendayagunaan, kompensasi, Kesejahteraan, Keselamatan, Kesehatan Kerja. 2. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pemenuhan SDM yang berkualitas sesuai dengan tuntutan perusahaan.

19 91 3. Melaksanakan Kegiatan evaluasi, proses lanjut dan pegadministrasian hukuman displin. 4. Mengendaliakan kegiatan administrasi kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan. 5. Mengendalikan kegiatan hubungan masyarakat dan koordinasi dengan instansi yang terkait. 6. Divisi Keuangan. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengamanan sumber daya di dalam dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Memimpin penyusunan rencana/program kerja dan anggaran untuk unit kerja yang dipimpinnya. 2. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan (action plan) atas rencana/program kerja yang disusunnya. 3. Memimpin, memotivasi dan membina pegawai bawahannya. 4. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 5. Melakukan kerja sama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam perusahaan. 6. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak di luar Jasa Raharja yang berhubungan baik dengan instansi/pihak di luar Jasa Raharja yang berhubungan dengan bidang kegiatan unit kerja lainnya.

20 92 7. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 8. Memberikan saran-saran kepada Direksi mengenai penyempurnaan sistem dan prosedur di dalam bidangnya. 9. Mengusulkan pengembangan keahlian/pengetahuan pegawai di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 10. Memastikan tersusunnya laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya. B. Pengelolaan Keuangan di Kantor Pusat. 1. Menyarankan kepada Direksi alternatif cara dan jumlah investasi yang terbaik. 2. Mengarahkan kegiatan investasi. C. Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan Secara Nasional termasuk alokasi untuk masingmasing Kantor Cabang. 1. Memimpin penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja yang diajukan oleh Divisi-Divisi, SPI, Sekretariat Perusahaan dan Kantor Cabang. 2. Mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja kepada Direksi untuk diminta persetujuan. 3. Memimpin pemberitahuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan yang sudah disetujui Direksi ke masing- masing Divisi, SPI, Sekretariat Perusahaan dan Kantor Cabang.

21 93 D. Pengendalian Anggaran di Kantor Pusat dan Kantor Cabang. 1. Memimpin pemantauan penggunaan anggaran di Kantorkantor Cabang. 2. Mengevaluasi efisiensi penggunaan biaya. 3. Menginformasikan kepada Direksi mengenai realisasi Anggaran dan Belanja Perusahaan. 4. Mengingatkan Cabang-Cabang dan Kantor Pusat mengenai pencapaian target yang belum memenuhi batas minimumnya serta penggunaan biaya-biaya yang akan/telah melampaui anggaran yang ditetapkan. E. Pembinaan posisi likuiditas di Kantor Pusat dan Kantor Cabang. 1. Mengarahkan penggunaan likuiditas di Kantor Pusat dan Kantor Cabang. 2. Memimpin pemantauan likuiditas di Kantor Pusat dan Kantor Cabang. 3. Menginformasikan kepada Direksi secara periodik mengenai posisi likuiditas perusahaan. 4. Pengendalian kelancaran pembayaran dan penerimaan di Kantor Pusat termasuk pembayaran Pajak dan Deviden. 5. Mengendalikan penggunaan anggaran di Kantor Pusat. F. Pembinaan Anak Perusahaan. 1. Memonitor perkembangan Anak Perusahaan yang berkaitan dengan penyertaan dana Perusahaan. 2. Memimpin penyelenggaraan RUPS anak Perusahaan.

22 94 7. Divisi Akuntansi. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengamanan sumber daya di dalam dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Memimpin penyusunan rencana/program kerja dan anggaran untuk unit kerja yang dipimpinnya. 2. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan (action plan) atas rencana/ program kerja yang disusunnya. 3. Memimpin, memotivasi dan membina pegawai bawahannya. 4. Merencanakan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 5. Melakukan kerjasama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam Perusahaan. 6. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak di luar Jasa Raharja yang berhubungan dengan bidang kegiatan unit kerjanya. 7. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unti kerja yang dipimpinnya. 8. Memberikan saran-saran kepada Direksi mengenai penyempurnaan sistem dan prosedur di dalam bidangnya. 9. Mengusulkan pengembangan keahlian dan pengetahuan pegawai di dalam unti kerja yang dipimpinnya. 10. Memastikan tersusunnya laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya.

23 95 B. Pelaksanaan kegiatan Akuntansi Perusahaan. 1. Mengarahkan pencatatan dan pengolahan data Akuntansi Perusahaan. 2. Mengendalikan kegiatan verifikasi. 3. Mengarahkan perhitungan-perhitungan Pajak Perseroan dan melaporkan kepada Direksi. 4. Mengendalikan penyusunan Laporan Keusangan Perusahaan. 5. Mengajukan Laporan Keuangan kepada Direksi. C. Pembinaan tertib administrasi keuangan di Kantor Pusat dan Cabang. 1. Memastikan terselenggaranya pemantauan dan penilaian atas tertib pelaksanaan administrasi keuangan di Kantor Pusat dan Cabang. 2. Memimpin pembinaan administrasi keuangan di Kantor Pusat dan Cabang. 8. Divisi Investasi. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengamanan sumber daya di dalam dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Melakukan evaluasi kinerja investasi paling sedikit setiap triwulan dan memberikan rekomendasi hasil evaluasi kepada Divisi Investasi melalui Direksi. 2. Memberikan rekomendasi atas hasil analisa yang dilakukannya terhadap usulan investasi/divestasi dimaksud, dengan disertai

24 96 latar belakang dan alasan-alasan yang jelas tentang diterima atau ditolaknya usulan suatu investasi/divestasi. 3. Memberikan pertimbangan kepada Direksi dalam rangka memutuskan pelaksanaan investasi/divestasi. B. Tersedianya saran-saran peningkatan/penyempurnaan sistem dan prosedur kerja di lingkungan perusahaan. 1. Membantu Direksi untuk menelaah dan menganalisis usulan investasi/divestasi tertentu baik terhadap aspek finansial, legal maupun aspek lainnya dengan memperhatikan faktor-faktor sosial, politik, ekonomi dan lingkungan yang berkembang pada saat usulan investasi/divestasi diajukan. 2. Membantu Direksi dalam menyusun Kebijakan Investasi dan Petunjuk Teknis Investasi. 3. Membantu Direksi dalam membentuk oversight committee yang keanggotaannya bersifat ad-hoc, profesional dan independen. 9. Divisi Penelitian, Pengembangan dan Manajemen Resiko. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengamanan sumber daya di dalam dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Mengkoordinir penyusunan rencana/prgram kerja dan anggaran untuk unit kerja yang dipimpinnya. 2. Mengkoordinir pelaksanaan jadwal kegiatan (action plan) atas rencana/program kerja yang disusunnya.

25 97 3. Memimpin, memotivasi dan membina pegawai bawahannya. 4. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 5. Melakukan kerja sama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam perusahaan. 6. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak di luar Jasa Raharja yang berhubungan dengan bidang kegiatan unit kerjanya. 7. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 8. Memberikan saran-saran kepada Direksi mengenai penyempurnaan sistem dan prosedur di dalam bidangnya. 9. Mengusulkan pengembangan keahlian dan pengetahuan pegawai di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 10. Memastikan tersedianya laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya. B. Tersedianya saran-saran peningkatan/penyempurnaan sistem dan prosedur kerja di lingkungan perusahaan. 1. Memimpin pelaksanaan rapat koordinasi antar Kepala Unit di Kantor Pusat yang berkaitan dengan peningkatan/ penyempurnaan sistem kerja serta pemecahan masalahmasalah yang dihadapi perusahaan. 2. Memimpin penyusunan saran-saran untuk peningkatan bidang usaha, penyempurnaan sistem dan prosedur kerja (termasuk

26 98 administrasi dan struktur organisasi) serta merekomendasikannya kepada Direksi. 3. Membuat rencana pelaksanaan uji coba sistem/sarana/ prosedur yang sudah disetujui Direksi. 4. Mengendalikan pelaksanaan uji coba penerapan sistem/ sarana/prosedur baru, serta melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Direksi. C. Tersedianya penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan. 1. Mengarahkan kegiatan penelitian dan analisis seluruh bidang kegiatan perusahaan. 2. Memimpin penyusunan pembuatan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (Corporate plan), termasuk kegiatan evaluasinya. D. Tersedianya penilaian atas hasil kegiatan di Kantor Pusat dan Kantor Cabang. 1. Menyarankan kriteria/tolak ukur untuk menilai kegiatan di Kantor Pusat dan Kantor Cabang. 2. Mengarahkan kegiatan penilaian ats hasil kegiatan cabangcabang dan Kantor Pusat. 3. Melaporkan hasil penelitian kegiatan cabang-cabang dan Kantor Pusat kepada Direksi. 4. Menyebarluaskan hasil penilaian kegiatan kepada cabangcabang.

27 Satuan Pengawasan Intern. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengamanan sumber daya di dalam dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Memimpin penyusunan rencana/ program kerja pengawasan berikut anggarannya. 2. Menetapkan jadwal pelaksanaan kegiatan (action plan) atas rencana/program kerja yang disusunnya. 3. Memimpin, memotivasi dan membina pegawai bawahannya. 4. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 5. Melakukan kerja sama dengan unit kerja yang yang lain di dalam perusahaan. 6. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak di luar Jasa Raharja yang berhubungan dengan bidang kegiatan pengawasan/audit. 7. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan pengawasan/audit intern. 8. Memberikan saran-saran kepada Direktur Uttama mengenai penyempurnaan sistem dan prosedur kerja organisasi. 9. Mengusulkan pengembangan keahlian/pengetahuan pegawai di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 10. Memastikan tersusunnya laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya.

28 100 B. Terselenggaranya pengawasan dan audit terhadap pelaksanaan kebijaksanaan Perusahaan dalam rangka pembinaan dan pengamanan harta milik Perusahaan. 1. Mengkaji kebijakan yang digariskan Direksi, untuk penyempurnaan sistem dan prosedur. 2. Merencanakan, memimpin pengawasan dan audit terhadap pelaksanaan kebijakan Direlsi di seluruh Unit kerja Perusahaan. 3. Melaporkan hasil Pelaksanaan Pengawasan dan Audit serta memberikan saran perbaikan yang diperlukan. 4. Memastikan obyektifitas dan kelengkapan laporan keuangan Perusahaan. 5. Melakukan pembinaan atas pelaksanaan sistem dan prosedur unit kerja perusahaan. 11. Sekretariat Perusahaan. A. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengamanan sumber daya di dalm dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya. 1. Memimpin penyusunan rencana/program kerja dan anggaran untuk unit kerja yang dipimpinnya. 2. Membuant jadwal pelaksanaan kegiatan (action plan) atas rencana/ progran kerja yang disusunnya. 3. Memimpin, memotivasi dan membina pegawai bawahannya.

29 Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 5. Melakukan kerja sama dengan unit- unit kerja lain di dalam Perusahaan. 6. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak luar Jasa Raharja yang berhubungab dengan bidang kegiatan unit kerjanya. 7. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unit kerja yang dipimpinnya. 8. Memberkan saran- saran Penyempurnaan kepada Direksi mengernai sistem prosedur dan tata kerja di dalam unit kerjanya. 9. Memimpin penyusunan laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya. B. Penyusunan konsep-konsep Kebijakan dan Peraturan- peraturan Perusahaan. 1. Melakukan koordinasi dengan Divisi Teknis an SPI dalam menyusun Visi dan Misi Perusahaan sebagai bahan bagi Direksi untuk menetukan kebijakan. 2. Melakukan koordinasi dengan Divisi Teknis dan SPI dalam menyusun konsep- konsep kebijakan dan peraturan- peraturan Perusahaan.

30 Mendistribusikan kebijakan- kebijakan dan peraturanperaturan Perusahaan ke unit Kerja di Kantor Pusat dan Cabang. C. Penyusunan Program Kerja Tahunan dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan. 1. Melakukan koordinasi dengan Divisi Teknis dan SPI dalam menyusun Program Kerja Tahunan dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan. 2. Melakukan koordinasi dalam menyiapkan bahan-bahan rapat Direksi, Rapat Kepala Unit, dan Rapat Kerja Perusahaan. 3. Melakukan koordinasi dan menyiapkan bahan-bahan rapat kerja Direksi dengan pihak extern. D. Kelancaran kegiatan Sekretariat di Kantor Pusat dan kegiatan pembinaan Kearsipan di Kantor Cabang. 1. Menyampaikan kebijakan Direksi kepada Unit Teknis yang bersangkutan dan memonitor pelaksanaannya untuk diteruskan/dilaporkan kepada Direksi 2. Mengarahkan penyusunan Rencana/Program Kerja dan Anggaran Sekretariat. 3. Mengendalikan dan mengarahkan kegiatan Sekretariat di Kantor Pusat. 4. Memastikan tersedianya sarana penunjang kegiatan kedinasan Direksi. 5. Mengarahkan kegiatan pembinaan kearsipan di Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

31 103 E. Kelancaran Kegiatan Humas di Kantor Pusat dan kegiatan pembinaan bidang Humas di Kantor Cabang. 1. Mengarahkan penyusunan Rencana/Program Kerja dan Anggaran Humas. 2. Mengendalikan dan mengarahkan kegiatan Humas di Kantor Pusat. 3. Memastikan tersedianya dokumentasi kegiatan Humas Perusahaan. 4. Mengarahkan pelaksanaan kegiatan protokoler untuk acara rapat/pertemuan/perjalanan dinas Direksi. 5. Mengarahkan kegiatan pembinaan bidang Humas di Kantor Cabang. F. Kelancaran Kegiatan Hukum di Kantor Pusat dan pembinaan kegiatan bidang Hukum di Kantor Cabang. 1. Mengarahkan penyusunan Anggaran Dasar Perusahaan. 2. Mengarahkan pelaksanaan tugas-tugas Perusahaan yang menyangkut/berhubungan dengan Hukum dan Perundang Undangan. 3. Mengarahkan penyempurnaan Anggaran Dasar Perusahaan. 4. Memastikan tersedianya peraturan/ketentuan Perusahaan. 5. Mengarahkan kegiatan pembinaan bidang Hukum di Kantor Cabang.

32 Gambaran Umum HRIS Human Resource Information System (HRIS) merupakan sebuah perangkat lunak atau solusi online untuk pemasukan (entri) data, pelacakan data, dan kebutuhan informasi dari departemen HRD / SDM, penggajian, manajemen, dan fungsi akuntansi dalam perusahaan. Gambar 3.2 Human Resources Information System (HRIS) HRIS mengikuti format dasar yang sama seperti sistem informasi fungsional lainnya. Di dalam HRIS terdapat tiga komponen yang membentuk model HRIS, yaitu komponen input, penyimpanan, dan output. Komponen input terdiri dari tiga subsistem, yaitu SIA (Sistem Informasi Akuntansi) yang memberikan data personil yang bersifat keuangan, subsistem penelitian SDM yang melakukan proyek penelitian khusus untuk mengumpulkan data baru, dan subsistem intelijen SDM yang mengumpulkandata dan informasi yang berhubungan dengan data personil / SDM dari lingkungan instansi / perusahaan.

33 105 Komponen-komponen input yang ada tersebut kemudian akan terhubung ke komponen penyimpanan yang disebut database HRIS. Database HRIS dapat diletakkan di komputer sentral perusahaan atau bisa juga berada di area SDM. Database ini berisi data yang menjelaskan tidak hanya pegawai, tetapi juga organisasi ataupun perorangan di lingkungan perusahaan dengan elemen-elemen lingkungan yang mempengaruhi sumber daya manusia. Dari database tersebut, kemudian muncul subsistem output yang terdiri dari enam subsistem, yaitu : 1. Subsistem perencanaan angkatan kerja. Subsistem ini melibatkan semua kegiatan yang memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan kebutuhan pegawai di masa datang, dimana aplikasi perencanaan angkatan kerja yang paling popular diantaranya adalah perencanaan, pembuatan bagan organisasi, peramalan gaji, dan analisis / evaluasi kerja. 2. Subsistem Perekrutan. Subsistem ini dilakukan dengan membawa pegawai baru ke dalam organisasi. Ada 2 aplikasi dalam subsistem perekrutan yaitu penelusuran pelamar dan pencarian dari internal. Penelusuran berarti bahwa untuk mengisi lowongan pekerjaan di suatu perusahaan, perusahaan tersebut mencari SDM dariluar perusahaan sedangkan pencarian internal, perusahaan berusaha mencari SDM yang ada untukditempatkan pada lowongan yang ada. 3. Subsistem Manajemen Angkatan Kerja. Dalam hal aplikasi, subsistem manajemen angkatan kerja memiliki tujuh aplikasi terdaftar antara lain Penilaian Kinerja, Pelatihan, Pengendalian Posisi, Relokasi, Keahlian / Kompetensi, Suksesi dan Pendisiplinan.

34 Subsistem Kompensasi. Subsistem ini merupakan subsistem Kompensasi dalam HRIS antara lain Peningkatan Penghargaan, Gaji,Kompensasi Eksekutif, Insentif bonus dan Kehadiran. 5. Subsistem Benefit. Dalam subsistem ini terdapat aplikasi benefit telah diterapkan dalam skala besar, dengan enam aplikasi terpisah yaitu defined contribution, defined benefits, benefit statements, flexible benefits, pembelian saham, dan pemrosesan klaim. Defined contribution dan defined benefit plans memungkinkan seorang pegawai mengakumulasi dana pensiun untuk mencapai standar hidup tertentu, ditentukan dengan perhitungan aktuaria. Flexible benefit plans adalah inovasi terbaru yang memungkinkan pegawai untuk menentukan sendiri benefit yang diinginkan. Kerumitan aplikasi tersebut menunjukkan bahwa SDM bukan sekedar cherry picking atau menerapkan aplikasi yang mudah. 6. Subsistem Pelaporan Lingkungan. Subsistem ini ditujukan untuk memenuhi tanggungjawab perusahaan kepada pihak yang berkepentingan di luar perusahaan, bukan kepada manajemen. Aplikasi-aplikasi pada subsistem pelaporan antara lain catatan EEO, analisis EEO, peningkatan serikat pekerja,catatan kesehatan dan keluhan. 3.6 Gambaran Umum Aplikasi ARMES ARMES adalah suatu paket aplikasi yang dibangun dengan menggunakan perangkat lunak yang berbasis pada Open Platform, baik bahasa pemrogramannya ataupun basis datanya. ARMES dibangun menggunakan bahasa pemrograman yang

35 107 berbasis obyek, yaitu Smalltalk dengan produk yang disebut VisualAge Smalltalk. Sedangkan untuk basis datanya, ARMES menggunkan IBM DB2. Pada tahun 2004, aplikasi ini diterapkan di kantor pusat PT Jasa Raharja untuk meningkatkan kinerja operasional bagian Sumber Daya Manusia agar dapat mengumpulkan, mengintegrasikan dan mengolah data seluruh karyawan secara komputerisasi. Dalam penggunaan aplikasi ARMES, terdapat beberapa modul yang menunjang dalam divisi Sumber Daya Manusia, seperti : 1. Modul Perekrutan. 2. Modul Administrasi Karyawan. 3. Modul Absensi. 4. Modul Pendidikan dan Pelatihan. 5. Modul Kompensasi dan Benefit. 6. Modul Penilaian Kerja. 7. Modul Penggajian. 8. Modul Terminasi. Aplikasi ARMES ini digunakan oleh pengguna yang merupakan staf dari bagian SDM dan bagian keuangan. Staf staf yang berada di bagian SDM, memiliki hak akses untuk mengoperasikan ARMES, sedangkan staf satf yang ada di bagian keuangan memiliki hak akses hanya untuk modul penggajian saja. Di dalam aplikasi ARMES ini juga terdapat proses authentification dan authorization. Dimana proses authentification berguna untuk memvalidasi user dan menentukan apakah seorang user diperkenankan untuk mengakses aplikasi ARMES, sedangkan proses authorization berguna untuk menentukan hak akses yang dimiliki oleh setiap user. Prose authentification dilakukan saat user pertama kali memasuki aplikasi ARMES dengan memasukkan username dan password yang dimiliki, sedangkan

36 108 proses authorization terjadi saat username dan password yang dimiliki oleh user diterima oleh sistem dan masing masing user memiliki hak akses yang berbeda - beda. 3.7 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Status kepegawaian di PT Jasa Raharja adalah pegawai tetap dengan melewati beberapa tahapan. Untuk tiga bulan pertama bekerja, status yang disandang adalah Pegawai Harian Organik (PHO). Kemudian minimal setelah setahun bekerja statusnya berubah menjadi Calon Pegawai (CP), dan setelah lulus Diklat Orientasi, statusnya menjadi pegawai tetap. Kategori jabatan pada PT Jasa Raharja dikategorikan menjadi Jabatan Struktural, Fungsional dan Pelaksana. Jabatan struktural di kantor pusat terdiri dari Kepala Divisi/Kepala SPI/Sekretaris perusahaan, Kepala Urusan/Kepala Bagian dan Kepala Seksi. Jabatan Fungsional terdiri dari Staf Eksekutif, Fungsional Utama, Fungsional Madya, Fungsional Muda dan Ajun. Jabatan Pelaksana terdiri dari Penanggung Jawab, Kasir, Pelaksana Administrasi dan Juru.

37 Gambaran Proses Bisnis Sumber Daya Manusia Penerimaan dan Seleksi Administrasi Absensi Pendidikan & Pelatihan Kompensasi & Benefit Penilaian Kinerja Penggajian Terminasi Perusahaan Calon Karyawan Karyawan Karyawan yang Pensiun Manajemen Data Gambar 3.3 Gambaran Umum Proses Bisnis SDM

38 Uraian Proses Bisnis SDM yang Berjalan PT Jasa Raharja merupakan sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang asuransi sosial. Dalam meningkatkan kinerja operasional Sumber Daya Manusianya, PT Jasa Raharja menggunakan suatu aplikasi Human Resource Management (HRM) yaitu ARMES. Di dalam divisi Sumber Daya Manusia terdapat beberapa prosedur yang diterapkan oleh PT Jasa Raharja, antara lain : Prosedur Penerimaan dan Seleksi Prosedur ini dimulai ketika ada data pelamar yang berupa surat maupun masuk ke PT Jasa Raharja. Data pelamar tersebut akan diterima oleh staf seksi penerimaan, kemudian staf seksi penerimaan akan memasukkan data pelamar melalui form Entri Data Pelamar Pekerjaan, agar data pelamar dapat tersimpan ke dalam database. Dalam proses ini staf seksi penerimaan juga dapat melengkapi data pelamar sesuai dengan informasi yang ada, dan juga dapat memasukkan catatan yang berhubungan dengan proses lamaran pelamar tersebut serta sejarah pengalaman kerja sebelumnya. Lalu, staf seksi penerimaan akan mensortir lamaran tersebut apakah sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau tidak. Jika lamaran sesuai kebutuhan, maka staf seksi penerimaan membuat surat panggilan tes / wawancara, sedangkan jika lamaran tidak sesuai kebutuhan, staf seksi penerimaan membuat surat penolakan. Pelamar yang menerima surat panggilan tes / wawancara selanjutnya akan dites / diwawancara oleh staf seksi penerimaan dan hasil dari tes / wawancara tersebut akan dimasukkan oleh staf seksi penerimaan ke dalam database dengan menggunakan form Entry Tabel Ringkasan Hasil Tes /

39 111 Wawancara Pelamar, dimana terdapat hasil evaluasi objektif atau nilai baku / predikat dan juga hasil nilai subjektif yang berupa pendapat atau keterangan dari proses yang diikuti pelamar. Pelamar yang hasil tes / wawancara tidak memenuhi kebutuhan, tidak akan diterima oleh perusahaan dan mendapatkan Surat Penolakan yang dibuat oleh staf seksi penerimaan. Tetapi, jika hasil tes / wawancara memenuhi kebutuhan, akan diterima oleh perusahaan dan staf seksi penerimaan akan membuat Surat Penerimaan Pelamar untuk memberitahukan kepada pelamar bahwa pelamar telah berhasil atau terpilih oleh perusahaan untuk menjadi karyawan Prosedur Administrasi Prosedur administrasi ini dimulai dari adanya karyawan yang baru masuk, permintaan promosi, permintaan mutasi, permintaan demosi, dan permintaan dinas dari karyawan. Data karyawan yang baru masuk selanjutnya akan dimasukkan ke dalam database oleh staf seksi administrasi melalui form Entri Tabel Karyawan Aktif, sedangkan data karyawan yang telah non aktif akan dimasukkan ke dalam databse melalui form Entri Tabel Karyawan Non Aktif yang dapat dilihat dari form Tabel Pegawai. Kemudian, jika karyawan yang akan dimutasi ke lokasi kerja yang lain, datanya akan dimasukkan oleh staf seksi administrasi ke form Menu Mutasi Karyawan Per Orang, dimana sebelumnya staf seksi administrasi akan mengisi form Pembentukan Data Surat Keputusan. Hal tersebut juga berlaku dalam promosi dan demosi. Apabila ada karyawan yang akan melakukan perjalanan dinas, maka staf

40 112 seksi administrasi akan memasukkan data karyawan tersebut ke form Entri Perjalanan Dinas sebelum karyawan tersebut melakukan perjalanan dinas Prosedur Absensi Setiap harinya karyawan yang bekerja pada PT Jasa Raharja melakukan absensi. Proses absensi ini biasanya dilakukan pada hari Senin sampai dengan Jumat, dimana waktu aman untuk melakukan absensi yaitu kurang dari jam dan lewat dari jam dengan menggunakan handkey. Kemudian data yang ada di mesin handkey tersebut akan terinput secara otomatis ke aplikasi ARMES. Selain melakukan absensi, karyawan pada PT Jasa Raharja juga mendapatkan hak cuti setiap tahunnya, dimana cuti yang ada di PT Jasa Raharja dibagi menjadi dua, yaitu cuti perorangan dan cuti masal. Cuti perorangan dilakukan oleh karyawan yang bersangkutan dengan menggunakan form Entri Tabel Sejarah Cuti dan Absen, sedangkan untuk cuti masal, karyawan dapat melihat dan melakukannya dalam form Entri Tabel Informasi Cuti Masal Prosedur Pendidikan dan Pelatihan Dalam melakukan peningkatan kinerja karyawan, PT Jasa Raharja juga menyediakan fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi karyawan. Kegiatan pendidikan dan pelatihan karyawan yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja ini berdasarkan peta GAP kompetensi yang ada. Peta GAP kompetensi ini berisi mengenai golongan jabatan, jabatan, dan kompetensi yang dimiliki dari jabatan tersebut. Sebelumnya, staf seksi diklat akan mensortir karyawan karyawan yang memiliki GAP kompetensi dan menghitungnya. Jika terdapat karyawan yang tidak memiliki kompetensi yang memenuhi dari jabatan yang

41 113 dimiliki, maka staf seksi diklat akan menawarkan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan tersebut, dimana karyawan tersebut dapat menerima ataupun menolak pendidikan dan pelatihan yang ditawarkan. Jika karyawan menerima tawaran pendidikan dan pelatihan, maka staf seksi diklat akan memasukkan data mengenai karyawan tersebut ke form Entri Calon Peserta Latihan dan memasukkan data mengenai pelatihan yang akan diikuti ke form Entri Tabel Pelatihan Substansial dan Penjenjangan. Karyawan yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan tersebut nantinya akan mendapatkan sertifikat dari pihak PT Jasa Raharja, dimana sebelumnya staf seksi diklat akan membuat copy sertifikat, sebagai bukti untuk diperbaharuinya catatan pelatihan karyawan di form Entri Tabel Pelatihan Substansial dan Penjenjangan, serta catatan kualifikasi karyawan yang akan disimpan ke dalam file Prosedur Kompensasi dan Benefit Selain prosedur pendidikan dan pelatihan, PT Jasa Raharja juga memberikan kompensasi dan manfaat yang dapat diterima oleh karyawan sesuai dengan jabatannya, seperti penggantian medikal dan fasilitas operasional jabatan. Kegiatan penggantian medikal diawali dengan mendapatkan bukti pembayaran rumah sakit yang diberikan oleh karyawan. Setelah itu, staf seksi kesejahteraan akan melihat Form Limit Medikal yang dimiliki oleh karyawan yang bersangkutan. Jika limit medikal karyawan telah habis, maka karyawan tidak mendapatkan penggantian medikal. Tetapi, jika masih memiliki limit medikal, maka staf seksi kesejahteraan akan melihat Form Daftar Fasilitas Jabatan untuk mengetahui apakah fasilitas biaya penggantian medikal telah

42 114 sesuai dengan jabatan atau tidak. Apabila tidak sesuai dengan Form Daftar Fasilitas Jabatan, maka penggantian medikal karyawan akan ditolak. Tetapi apabila sesuai, maka staf kesejahteraan akan memasukkan data mengenai penggantian medikal ke Form Entri Tabel Pencatatan Layanan Medis. Kegiatan fasilitas operasional jabatan diawali dengan melihat Form Daftar Fasilitas Jabatan yang dimiliki karyawan. Lalu, jika karyawan tidak memiliki fasilitas operasional, maka perusahaan tidak mendapatkan fasilitas tersebut. Tetapi, jika karyawan memiliki fasilitas operasional, maka staf seksi kesejahteraan akan memasukkan data karyawan yang bersangkutan ke Form Fasilitas Operasional Jabatan, sehingga karyawan yang bersangkutan mendapatkan fasilitas operasional jabatan dari perusahaan Prosedur Penilaian Kinerja Kegiatan penilaian kinerja karyawan dilakukan oleh PT Jasa Raharja untuk melihat seberapa besar kinerja dan kontibusi yang diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan yang dapat mempengaruhi pendapatan / gaji dari karyawan tersebut. Prosedur penilaian kerja ini dimulai dari staf seksi penilaian kinerja melihat data yang berhubungan dengan kegiatan karyawan dalam perusahaan, seperti data di mesin handkey, data di Form Entri Tabel Sejarah Cuti dan Absen, data di Form Entri Tabel Informasi Cuti Massal, dan data di Form Entri Tabel Pelatihan Substansial dan Penjenjangan. Setelah melihat data tersebut, staf seksi penilaian kinerja akan menghitung penilaian kinerja karyawan dan membuat laporan penilaian kinerja melalui Form Entri Tabel Penilaian Kinerja, dimana dalam form ini staf seksi penilaian kinerja akan memasukkan hasil dari penghitungan yang telah dilakukan sebelumnya.

43 115 Hasil penilaian dari staf seksi penilaian kinerja tersebut akan mempergaruhi kenaikan jabatan, penurunan jabatan, besarnya gaji karyawan, dan pemberian bonus atau komisi. Selain itu, hasil penilaian ini juga dapat memicu terjadinya pengadaan pelatihan dan pemberhentian karyawan. Untuk hasil penilaian berupa gaji, bonus, dan komisi akan diberikan ke staf seksi keuangan, sedangkan hasil penilaian yang berupa kenaikan jabatan atau promosi akan diberitahukan oleh kabag masing-masing unit kepada karyawan yang bersangkutan, dimana karyawan yang bersangkutan dapat menyetujui dan menolak kenaikan jabatan tersebut. Kemudian apabila terjadi demosi, kabag unit organisasi akan menginformasikan penurunan jabatan ke karyawan yang didemosi Prosedur Penggajian Dalam setiap bulannya staf seksi penggajian akan melakukan perhitungan gaji karyawan dengan melihat data yang terkait dengan gaji, seperti data kehadiran, data ketidakhadiran, data keterlambatan, dan data lembur yang dapat dilihat dari mesin handkey, serta data cuti, data penggantian medial dan bonus atau komisi yang diterima karyawan. Setelah melihat data tersebut, staf seksi penggajian akan membuat slip gaji di form Entri Slip Gaji dan memberikannya ke staf seksi keuangan. Setelah itu, staf seksi keuangan akan mengirimkan data penggajian tersebut ke Bank BCA beserta permintaan untuk melakukan transfer jumlah gaji karyawan ke rekeningnya masing-masing. Setelah gaji ditransfer, bank BCA akan memberikan konfirmasi transfer kepada staf seksi keuangan, lalu staf seksi keuangan memberikan konfirmasi transfer tersebut kepada staf

44 116 seksi penggajian untuk diberikan kepada karyawan sebagai bukti pembayaran gaji mereka Prosedur Terminasi Prosedur terminasi karyawan yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja dikarenakan adanya pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian dengan tidak hormat serta masa kerja karyawan yang telah habis. Prosedur pemberhentian dengan hormat diawali dengan karyawan membuat surat pengunduran diri kepada staf seksi terminasi, dimana surat pengunduran diri tersebut menjadi berkas pemberhentian. Kemudian berkas pemberhentian tersebut akan diberikan kepada staf seksi administrasi agar SK pemberhentian dapat dibuat. Setelah itu, bagian administration akan memberikan berkas dan SK pemberhentian tersebut kepada kadiv SDM untuk dilakukan review dan supaya berkas dan SK tersebut dapat diberikan kepada direksi untuk ditandatangani. Kemudian, kadiv SDM akan menyimpan berkas pemberhentian ke dalam file terminasi, dan memberikan SK pemberhentian kepada bagian termination agar SK pemberhentian tersebut dapat diterima oleh karyawan yang bersangkutan. Prosedur pemberhentian tidak hormat dan pemberhentian karena masa kerja telah habis, prosesnya tidak terlalu jauh berbeda dengan pemberhentian dengan hormat. Hal yang membedakan hanya pada proses awalnya saja, yaitu jika pemberhentian dengan hormat membuat surat pengunduran diri, pemberhentian dengan tidak hormat dilakukan karena instruksi dari direksi kepada staf seksi terminasi, dan pemberhentian masa kerja telah habis dilakukan karena permintaan karyawan. Selanjutnya proses pemberhentian

45 117 dengan tidak hormat tersebut sama dengan proses pemberhentian dengan hormat.

46 Rich Picture Prosedur yang Berjalan Prosedur Recruitment and Selection Gambar 3.4 Rich Picture Prosedur Recruitment and Selection

47 Prosedur Administrasi Gambar 3.5 Rich Picture Prosedur Administrasi

48 Prosedur Absensi Gambar 3.6 Rich Picture Prosedur Absensi

49 Prosedur Pendidikan dan Pelatihan Gambar 3.7 Rich Picture Prosedur Pendidikan dan Pelatihan

50 Prosedur Kompensasi dan Benefit Gambar 3.8 Rich Picture Prosedur Kompensasi dan Benefit

51 Prosedur Penilaian Kerja Gambar 3.9 Rich Picture Prosedur Penilaian Kinerja

52 Prosedur Penggajian Gambar 3.10 Rich Picture Prosedur Penggajian

53 Prosedur Terminasi Gambar 3.11 Rich Picture Prosedur Terminasi

54 Implementasi Teknologi Informasi Perusahaan Dalam menunjang kegiatan bisnisnya, PT Jasa Raharja (Persero) telah mengimplementasikan TI sejak tahun Aset TI Data Server No Type Server Kegunaan 1 HP Blade Proliant BL 680c G5 Business Intelegent Operational 2 IBM System X3400 Business Intelegent Application 3 HP Blade BL460c G6 Mail Exchange 4 HP Blade BL460c G6 Hub Transport 5 IBM System X3850 M2 & Storage JR Nasional DS4700,400 6 HP Proliant DL380G6 Active Directory (NS1 &NS2) 7 HP Proliant ML370G6 DOL Application 8 HP Proliant ML110G6 DOL Database 9 HP Proliant ML110G6 Backup DOL Database 10 IBM System X3400 Linux DB DOL 11 HP Proliant ML370G6 Omni Peak Engine 12 HP Proliant ML110G6 Omni Peak Appliance 13 IBM Xseries 206m Anti Virus Symantec 14 HP Proliant ML370G6 Altiris Symantec 15 PC Zyrex Carloan 16 HP Proliant ML110G6 WAAS Mobile Server 17 PC HP DX2810 EBDesk / Portal 18 IBM XSeries 235 ARMES SDM 19 IBM XSeries 226 Series Server Keuangan 20 IBM System X3400 Server Akuntansi 21 Apple Xserve MOP JR Tabel 3.1 Data Server Perusahaan

55 Gambar 3.12 Ruang Server Perusahaan Tahun

56 Gambar 3.13 Ruang Server Perusahaan Tahun

57 Gambar 3.14 Topologi Jaringan Perusahaan Tahun

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Jasa Raharja (Persero) Berikut ini akan dijelaskan tentang sejarah, visi dan misi, logo, unit

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Jasa Raharja (Persero) Berikut ini akan dijelaskan tentang sejarah, visi dan misi, logo, unit BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Jasa Raharja (Persero) Berikut ini akan dijelaskan tentang sejarah, visi dan misi, logo, unit kerja dan tugas pokok kepala bagian PT Jasa Raharja (Persero).

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan 1 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Jasa Raharja 1. Sejarah Singkat PT. Jasa Raharja Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa pengambil alihan atau

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Usaha Milik Negara (BUMN) yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto No.142

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Usaha Milik Negara (BUMN) yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto No.142 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. JASA RAHARJA (Persero) Medan Cabang Sumatera Utara adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto No.142 Km. 5,1

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Sumber

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Sumber III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah korban /atau ahli waris yang mengurus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder runtun

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder runtun waktu (time series), yang diperoleh atau bersumber dari data publikasi (annual

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA (SISDM)

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA (SISDM) DATA BASE SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA (SISDM) Pertemuan 5 Semua perusahaan besar memiliki fungsi sumber daya manusia yang menangani banyak proses khusus yang berhubungan dengan personil perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum PT. Jasa Raharja (Persero) Pada tahun 1960 Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. JASA RAHARJA (PERSERO) MEDAN. diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. JASA RAHARJA (PERSERO) MEDAN. diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. JASA RAHARJA (PERSERO) MEDAN A. SEJARAH PT. JASA RAHARJA Berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 39 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia adalah sub dari Allianz Group, pemimpin penyedia asuransi dan servis keuangan di dunia. Berdiri pada tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. pelayanan customer service serta manajemen perusahaan itu sendiri. Dari ke tiga

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. pelayanan customer service serta manajemen perusahaan itu sendiri. Dari ke tiga BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Ringkas Perusahaan Masalah pelayanan tidak terlepas dari interaksi antara pelanggan, petugas pelayanan customer service serta manajemen perusahaan itu sendiri. Dari

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 84 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERIJINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 84 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERIJINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 84 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERIJINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan

Lebih terperinci

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V L1 KUESIONER Berilah tanda (V) pada jawaban yang dipilih UMUM 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V 2 Apakah struktur organisasi perusahaan memuat secara jelas garis

Lebih terperinci

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 004.K/DIR/2006 TENTANG MUTASI JABATAN DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO)

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 004.K/DIR/2006 TENTANG MUTASI JABATAN DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 004.K/DIR/2006 TENTANG MUTASI JABATAN DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) DIREKSI PT PLN (PERSERO) Menimbang : a. bahwa sesuai perkembangan organisasi

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 22 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau yang lebih dikenal dengan Asuransi Jasindo adalah perusahaan yang bergerak dibidang Asuransi Umum dan

Lebih terperinci

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pengendalian Intern At as Gaji dan Upah Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut mengenai sistem pengendalian intern atas gaji dan upah, maka lebih

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR PT.THURSINA NOMOR : /SK/THURSINA/XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENDELEGASIAN WEWENANG DI RS. THURSINA DIREKTUR RUMAH SAKIT THURSINA

KEPUTUSAN DIREKTUR PT.THURSINA NOMOR : /SK/THURSINA/XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENDELEGASIAN WEWENANG DI RS. THURSINA DIREKTUR RUMAH SAKIT THURSINA Bismillaahirrahmaanirrahiim KEPUTUSAN DIREKTUR PT.THURSINA NOMOR : /SK/THURSINA/XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENDELEGASIAN WEWENANG DI RS. THURSINA DIREKTUR RUMAH SAKIT THURSINA Menimbang : 1. Bahwa Pendelegasian

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Hasil Wawancara. : Direktur Asset Management PT. Sinarmas Sekuritas

LAMPIRAN 1. Hasil Wawancara. : Direktur Asset Management PT. Sinarmas Sekuritas L-1 LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Narasumber Jabatan : Hermawan Hoesein : Direktur Asset Management PT. Sinarmas Sekuritas Tanggal wawancara : 25 Agustus 2009 1. Apa latar belakang perusahaan tertarik dengan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 22 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 81 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KEPEMUDAAN DAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR. BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 112 MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Pabrik nitrobenzen yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk Lapangan Usaha Kapasitas produksi Status perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) : Industri

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEADAAN PERUSAHAAN DAN MASALAH. Maxima Treasure Fund merupakan sebuah perusahaan yang didirikan pada

BAB 3 ANALISIS KEADAAN PERUSAHAAN DAN MASALAH. Maxima Treasure Fund merupakan sebuah perusahaan yang didirikan pada BAB 3 ANALISIS KEADAAN PERUSAHAAN DAN MASALAH 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Universal Broker Indonesia ( Perseroan ) dahulu bernama PT. Maxima Treasure Fund merupakan sebuah perusahaan yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Gambaran Umum PT Asuransi Jiwasraya Surakarta

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Gambaran Umum PT Asuransi Jiwasraya Surakarta BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Gambaran Umum PT Asuransi Jiwasraya Surakarta 1. Profil Perusahaan (Sejarah Singkat Perusahaan) PT Asuransi Jiwasraya Kantor Asuransi Jiwasraya dibangun dari sejarah yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Pertanyaan Interview Kebijakan umum 1. Apakah Perusahaan memiliki struktur organisasi? ya perusahaan sudah memiliki sruktur organisasi 2.

LAMPIRAN 1 Pertanyaan Interview Kebijakan umum 1. Apakah Perusahaan memiliki struktur organisasi? ya perusahaan sudah memiliki sruktur organisasi 2. LAMPIRAN 1 Pertanyaan Interview Kebijakan umum 1. Apakah Perusahaan memiliki struktur organisasi? ya perusahaan sudah memiliki sruktur organisasi 2. Ada berapakah jumlah kantor pusat dan cabang pada PT

Lebih terperinci

KUISIONER HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN LUAS PEMERIKSAAN ATAS SIKLUS PENGGAJIAN DAN KEPEGAWAIAN

KUISIONER HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN LUAS PEMERIKSAAN ATAS SIKLUS PENGGAJIAN DAN KEPEGAWAIAN KUISIONER HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN LUAS PEMERIKSAAN ATAS SIKLUS PENGGAJIAN DAN KEPEGAWAIAN Hal : Permohonan pengisian Kuisioner Kepada: Yth. Bapak / Ibu di Tempat Dengan hormat, Dalam rangka

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI I. LATAR BELAKANG Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, berpedoman kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/Pojk.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan Bab 3 Analisis Sistem yang Berjalan 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. RASIDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN 7 BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi yang meliputi, Tabungan Hari Tua (THT) dan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA DHARMA KABUPATEN PASURUAN. Dewi Masruroh ABSTRAK

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA DHARMA KABUPATEN PASURUAN. Dewi Masruroh ABSTRAK ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA DHARMA KABUPATEN PASURUAN Dewi Masruroh ABSTRAK Penelitian ini merupakan studi kasus pada PDAM Tirta Dharma

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Proyek Akhir dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan di Bagian HRD di Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Chalimatus dan Rekan Kantor Pusat Surabaya yang pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA KARYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA KARYA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA KARYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perlu segera melaksanakan Undang-undang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 5 SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB 5 SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER BAB 5 SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER 5.1 SISTEM PENGOLAHAN DATA / INFORMASI AKUNTANSI Sistem Informasi Akuntansi (SIA) melaksanakan aplikasi pengolahan data perusahaan dengan volume pengolahan data

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Perindustrian,

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel SALINAN WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) 4774269 Fax. (0511) 4774269 Banjarbaru Kalsel PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIS,

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR: PER 10/MI3U/2012 TENTANG ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS/DEWAN PENGAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Sistem sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Sistem biasa dikatakan sebagai jantung perusahaan, karena dengan adanya sistem dalam perusahaan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 64 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI AHLI MANAJEMEN AIR MINUM TINGKAT UTAMA NAMA PESERTA NAMA ASESOR FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI : CLUSTER AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

1. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) Sistem Informasi Eksekutif merupakan suatu sistem yang khusus dirancang untuk manajer

1. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) Sistem Informasi Eksekutif merupakan suatu sistem yang khusus dirancang untuk manajer 1. Sistem Eksekutif (Executive Information System) Sistem Eksekutif merupakan suatu sistem yang khusus dirancang untuk manajer pada tingkat perencanaan strategis (manajemen tingkat atas). Suatu mode sistem

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Direksi PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank dengan

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PELAKSANA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 71 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAKUHAJI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada Lei Garden Restaurant dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah

Lebih terperinci

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006.

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006. 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1996, tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XII, dan Perusahaan Perseroan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 89 TAHUN 2016

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 89 TAHUN 2016 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.272, 2015 KEUANGAN OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Manajemen Risiko. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5761). PERATURAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI PT. X

STRUKTUR ORGANISASI PT. X LAMPIRAN 120 Lampiran A 121 STRUKTUR ORGANISASI PT X Direktur Sekretaris Auditor Internal Sales Supervisor Logistik Supervisor Acconting & Finance Supervisor Staff Penjualan (Salesman) Staff Logistik Kasir

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.662, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. STPI. ORTA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 31 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI PT.PERTAMINA INDONESIA. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Industri. Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Ahmad Rifandi, MSc.

STRUKTUR ORGANISASI PT.PERTAMINA INDONESIA. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Industri. Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Ahmad Rifandi, MSc. STRUKTUR ORGANISASI PT.PERTAMINA INDONESIA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Industri Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Ahmad Rifandi, MSc. Disusun oleh : Desi Asri Yani 101411010 Yuniar Widiyanti

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 43 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Riwayat Singkat PT. Jasa Raharja Untuk menjamin kesejahteraan masyarakat, terutama untuk meringankan beban hidup masyarakat akibat korban kecelakaan lalu lintas,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat Bandung, 14 oktober 2009 Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat Dengan hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Chandra Wijaya Mahasiswa : Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 19 TAHUN 2OL4 TANGGAL : 17 JVLI 2OL4 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan disektor perbankan dari Bank

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan disektor perbankan dari Bank No.152, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Bank. Kepatuhan. Pelaksanaan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6095) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB. I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB. I PENDAHULUAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB.I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Makalah... 6 BAB.II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Informasi

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.834, 2016 KEMENSEKNEG. Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern bagian penggajian dan pengupahan dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji dan upah, maka dapat diambil simpulan

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci