BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBANGKIT DAYA LISTRIK DENGAN SUHU RENDAH STIRLING ENGINE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBANGKIT DAYA LISTRIK DENGAN SUHU RENDAH STIRLING ENGINE"

Transkripsi

1 41 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBANGKIT DAYA LISTRIK DENGAN SUHU RENDAH STIRLING ENGINE Mendapatkan output serta perhitungan efisiensi dari low power temperatur stirling engine mengunakan panas kurang dari 100 derajat celcius dalam perancangan ini menganalisa hasil terbaik jika dalam suhu sekitar di ruangan ber AC atau pun di ruangan luar mendapatkan output dan efisiensi yang maksimal. Cara kerja mesin pembangkit listrik stirling enging low power adalah dengan memanfaatkan sifat dasar dari udara yang akan memuai jika di panaskan dan akan menyusut jika di dinginkan. Dengan demikian akan terjadi siklus pemuaian dan penyusutan menekan displacer sehingga akan memutar poros engkol suhu udara yang memuai akan turun tetap akan meningkatkan daya putaran. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah mesin stirling engine low power dengan panas dibawah suhu 100 derajat akan bekerja jika terdapat perbedaan temperatur. Perbedaan terperatur tersebut mengakibatkan adanya perbedaan dingin dan kemudian dilepaskan sewaktu kembali keruang ekspansi. Kompresi terjadi pada temperatur rendah dan hampir tidak ada energi panas yang hilang. Tenaga yang dihasilkan akibat perbedaan antara pengembangan udara bertemperatur tinggi dan mengkompresi udara bertemperatur rendah, kemudian menekan displacer dan menekan power piston sehingga memutar roda gila. Siklus ini akan berulang secara terus menerus menghasilkan putaran semakin lama putaran semakin cepat seiring perambatan panas pada sisi panas dan memuaikan udara pada displacer putaran ini dimanfaatkan untuk memutar generator sehingga menghasilkan arus listrik dibawah 1 ampere yang dapat dimanfaatkan untuk alat yg berdaya rendah.

2 SISTEM DAN KOMPONEN Sistem dan komponen yang sangat berpengaruh dalam suatu sistem tertutup mesin stirling pendekatan sistem permasalahan dipandang sebagai sumber pemahaman sistem, pada sistem ini variable status berupa jumlah kalor yang diserap gas dan jumlah energi yang dilepaskan gas mengakibatkan terjadinya aktifitas dalam system tertutup dimana karakteristik mesin stirling sebagai berikut : Pendekatan untuk menjelaskan sistem relevan lingkungan input dan output a. Observer : Adalah penguji perancangan mesin stirling b. Input : Controlable aliran system pendingin uncontrollable, energy panas yang diberikan menyesuaikan dengan lingkungan disekita, magnet untuk membantu putaran akibat tolak menolak kutub c. Purpose : Mengetahui efisiensi mesin stirling d. Output : Putaran pada poros engkol, udara panas, energi listrik low power akibat putaran pada kumparan e. Komponen : Gas, power piston, displacer, carankshaft, kumparan, magnet f. Variable : Jumlah energi panas yang diserap oleh regenerator dan yang dilepaskan dan jumlah energi magnet yang tolak menolak 4.3 PROSES PERANCANGAN ALAT Adalah merancang sebuah pembangkit listrik stirling engine low power dengan magnet permanen untuk membantu daya dari displacer mengetahui output serta efisiensi pembangkit listrik low power digunakan sebagi charger. Perancangan menggunakan gambar 2D dan 3D menggunakan apikasi gambar Solid work Proses Perancangan Pembangkit Daya dengan Sumber Tenaga Stirling Engine Proses mulai dari ide perancangan pembangkit daya dengan sumber tenaga magnet stirling engine yaitu membuat pembangkit daya yang ramah lingkungan memanfaatkan energi terbarukan dari energi panas. Energi panas banyak dilingkungan kita yang dapat dimanfaatkan bahkan dari secangkir kopi panas.

3 43 Energi panas yang terbuang dimanfaatkan menjadi energi gerak mekanik dan energi gerak mekanik tersebut dirubah menjadi energi listrik adalah merupakan ide utama penulis ingin sampaikan. Mulai dari mengumpulkan data, studi literatur baik dari jurnal, karya tulis, internet yang berkaitan dengan Stirling engine, kemudian setelah data terkumpul selanjutnya mencari referensi tentang alat alat yang dibutuhkan apakah ada dipasaran atau kita dapat membuat sendiri. Adapun alat-alat yang diperlukan seperti pelat stailess steel, piston, displacer, poros engkol, generator magnet DC Tahapan Konfigurasi dan layout mesin Pada dasarnya perancangan Low deferential temperatur stirling engine masih mengacu pada stirling LDT yang asli hanya dengan memodifikasi menggunakan pada penguatan magnet pada displacer dimana prinsif kerjanya menguatkan perbedaan tekanan akibat perbedaan suhu sedangkan magnet dengan kutub yang sama akan saling tolak menolak menguatkan tekanan pada displacer sehingga torsi yang dihasilkan akan menekan torak dan meneruskan pada poros engkol sehingga memutar roda gigi dan memutar elektro motor menghasilkan energy listrik yang digunakan sebagai pengisi daya (charger). Gambar 4.3 Housing LTD stirling engine

4 44 Gambar 4.3 menunjukan housing menggunakan material stainless steel tebal 1 mm dengan tujuan agar penyerapan panas tersimpan sehingga perbedaan panas pada sisi panas dan dingin terjaga Komponen pemanas Sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan energi yaitu dari panas gelas/cangkir kopi dan alat pembangkit listrik low power stirling engine dengan penguat magnet digunakan sebagai alas cangkir kopi sehingga panas merupakan konduksi atau hantaran pada plat yang memanaskan gas/udara pada ruang diplacer dan udara yang mengembang akan menekan displacer dan menggerakan piston, piston menggerakan poros engkol dan terjadi siklus yang berulang Gambar 4.4 Pelat penutup

5 45 Gambar 4.5 Housing Penghitungan Jumlah Panas Panas yang di gunakan sebagai sumber energi adalah panas dari cangkir kopi dan merambat melalui pelat kemudian memuaikan udara di ruang displacer proses pemanasan ini merupakan proses konveksi panas dipindahkan oleh molekul-molekul yang bergerak (mengalir), oleh karena adanya dorongan bergerak disini kecepatan gerakan (aliran) memegang peranan penting konveksi hanya terjadi pada fluida atau gas, dalam hal ini digunakan koefisien muai tekanan (γv), yaitu bilangan yang menyatakan pertambahan tekanan gas tiap satu satuan tekanan jika suhunya naik 1 o C dengan volume tetap. Q = h x A x (T 2 T 1) (4.1) h = koefisien perpindahan panas suatu lapisan fluida. W/m 2 K Q = panas yang dipindahkan W A = luas perpindahan panas m 2 Dalam melaksanakan operasi perpindahan panas, perlu diperhitungkan : jumlah panas yang dipindahkan (q) perbedaan suhu (T) tahanan terhadap perpindahan panas (R).

6 46 Q = h x A x ( T 2 T 1) 100 = h x 28,26 x (85 27) h = C 273,15 28,26 x (85 0 C 27 0 C) = C 273,15 28,26 x (58 0 C 273,15 0 ) h = 0,0285 W/m 2 K Persamaan utama yg menghubungkan besaran besaran diatas adalah : q = A x (T2 T1) / R = U x A x (T2 T1) (4.2) q = jumlah panas yang dipindahkan R = tahanan terhadap perpindahan panas U = 1/R = Koefisien perpindahan panas keseluruhan, gabungan antara konduksi dan konveksi (k.w / m2. C ) q = 28,26 x (85 0 C 27 0 C) = W Harga U atau R tergantung pada : a. Jenis zat (daya hantar) b. Kecepatan aliran c. Ada tidaknya kerak Pada gas dalam ruang tertutup, perbandingan volume gas dengan suhu (Kelvin) dan perbandingan antara tekanan gas dengan suhu (Kelvin) merupakan bilangan tetap Torsi Momen atau disebut juga torsi dalam konsep fisika secara non formal dianggap sebagai gaya rotasional (berputar). Analogi dari rotasi gaya, masa dan percepatan adalah torsi, momen inersia dan percepatan angular. Gaya yang bekerja dikali dengan jarak titik tengah benda adalah torsi. Sebagai contoh gaya dari 2 newton yang bekerja sepanjang dua meter dari titik center mengeluarkan torsi yang sama dengan satu newton yang bekerja di sepanjang 4 meter dari titik center. Hal ini menandakan bahwa gaya dalam sebuah sudut pada sudut yang

7 47 tepat terhadap level lurus secara singkat bisa diartikan bahwa torsi segabai perkalian silang gaya dengan jarak secara besaran vector ( Surya, 2004). Gambar 4.6 Perhitungan gaya F = gaya yang bekerja a = jarak torak b = jarak poros engkol dimana r adalah vector dari axis putaran ke titik dimana gaya bekerja (F) disebut vector gaya : Torque = F. b sin ϴ - F b 2 sin ϴ. cos ϴ a 2. b 2. Sin ϴ 2 Torque = 1 x 1 sin 35 1 x 1 2 sin 35 x cos Sin 35 2 = 0,57 x0,819 5,16 = 0,2055 N

8 Power piston Power piston mirip dengan piston yang berada di mesin pembakaran internal piston berfungsi untuk mengirimkan daya yang diciptakan oleh tekanan yang bekerja pada displacer piston ke poros engkol dari mesin piston mendorong dengan cincin piston untuk menjaga tekanan diferensial yang diperlukan di seluruh piston. Kriteria desain untuk piston adalah ringan dan seimbang sempurna (ini adalah sebenarnya dicapai dengan menyeimbangkan crankshaft), serta dibuat dari bahan cocok untuk digunakan pada suhu desain. Dalam beberapa kasus ekspansi termal harus dianggap di mana piston bahwa piston mengembang ke titik merebut dalam silinder. Cincin piston bisa dibuat dari logam, karet atau bahan lain yang cocok. Mereka harus mampu meredam terhadap perbedaan tekanan desain, yang biasanya cukup rendah untuk Mesin Stirling. Dalam kebanyakan kasus beberapa bentuk pelumas digunakan untuk mencegah gesekan berlebihan antara dinding silinder dan cincin piston, meskipun perawatan harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem pelumasan berfungsi Poros Engkol Umumnya poros engkol (crankshaft) seperti yang ditemukan dalam mesin pembakaran dalam. Ini adalah poros berputar dengan engkol diimbangi dimana piston daya terpasang melalui batang penghubung atau con-rod. Panjang engkol menentukan stroke kekuatan piston. Semua tenaga yang dihasilkan mesin harus ditransfer ke poros engkol (crankshaft) melalui tekanan yang bekerja pada piston. Gambar 4.7 Poros engkol

9 GENERATOR DC Generator magnet adalah alat untuk mengubah energi gerak mekanik menjadi energi listrik. Pada generator DC magnet medan disebut startor sedangkan bagian kumparan yang berputar disebut rotor. Generator DC pada perancangan pengisi daya menggunakan energi magnet stirling engine di manfaatkan sebagai pembangkit listrik memanfaatkan energi gerak dari mesin stirling. Dalam hal ini generator yang di gunakan adalah generator yang ada di pasaran dengan spesifikasi D/V 12,0 RF 500TB GAYA Panas yang merambat melalui pelat kemudian memanaskan udara sehingga udara berkembang dan mengkompresi displacer sehingga displacer bergerak karena gaya tekan udara. Hal ini merupakan perubahan energi panas menjadi energi mekanik menimbulkan gaya (F). Gaya dalam ilmu fisika adalah sesuatu yang dapat menyebabkan benda yang mempunyai massa mengalami percepatan memiliki besaran dan arah yang merupakan besaran vector gaya. Satuan yang digunakan dalam mengukur suatu gaya adalah Newton (N). Hukum kedua newton menyatakan bahwa sebuah benda dengan massa yang konstan akan dipercepatsebanding dengangaya berat yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya (Surya,2004). F = m x a Dimana gaya Netto yang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan laju perubahan momentum yang dialaminya. Mdv/d Dalam ilmu fisika kecenderungan dalam mengukur suatu momentum energi dan tekanan namun yang ada di masyarakat lebih dikenal dengan gaya walaupun sebenarnya gaya tidak dapat diukur secara langsung kita ambil suatu contoh ketika kita menyentuh kulit berapa gaya yang disebabkan oleh sentuhan tersebut sebenarnya yang diukur bukanlah gaya lebih yang diukur adalah tekanan, contoh lain ukuran neraca pegas

10 50 mengukur ketegangan pegas bukan gaya yang disebabkan oleh pemberat atau pegass tersebul dan lain sebagainya. Dalam hal ini kita mendefinisikan gaya dalam hubungannya dengan percepatan yang dialami benda standar yang diberikan ketika dilingkunagn sesuai. Gaya adalah suatu aksi hasil dari reaksi yang menyebabkan benda bermassa bergerak dipercepatan hasil reaksi mungkin saja diakibatkan oleh angkatan, dorongan atau tarikan. Percepatan benda sebanding dengan penjumlahan vector seluruh gaya yang beraksi pada benda dikenal sebagai gaya resultan (Surya, 2004). Dalam benda yang diperluas gaya mungkin saja menyebabkan perputaran/ rotasi, deformasi atau kenaikan tekanan terhadap benda, efek rotasi dapat ditentukan oleh torsi sementara deformasi dan tekanan ditentukan oleh stress yang diciptakan oleh gaya dimana gaya ini bisa di ciptakan dari hasil pemuaian udara akibat energi panas selain akibat dari aksi energi tarikan, dorongan atau angkatan. Secara matematis gaya netto sama dengan laju perubahan momentum benda dimana gaya beraksi, karena momentum adalah kuantitas vector dimana memiliki besaran dan arah jadi gaya bisa disebut juga kuantitas vector. 4.6 DAYA Yang dimaksud dengan daya yaitu laju energi yang bekerja per satuan waktu sehingga dapat dirumuskan P =W/t Dimana : P W T : Daya : Energi atau kerja : waktu Daya rata-rata adalah energi rata- rata yang dihantarkan persatuan waktu sedangkan daya sesaat adalah batasan rata - rata ketika dalam selang waktu Δt mendekati nilai nol jika laju transfer energi tetap karena pemanasan dalam ruang tertutup, maka pada gas dalam ruang tertutup, perbandingan volume gas dengan suhu

11 51 (Kelvin) dan perbandingan antara tekanan gas dengan suhu (Kelvin) merupakan bilangan tetap namun pemanasan bebas maka volume, suhu dan tekanan gas berubah secara hukum Boyle - Gay lussac. 4.3 Dari penerapan rumus (4.3) jika dimasukan nilai nilai pada perancangan alat maka : V = 3,14 x r 2 x t = 3,14 x 5 2 x 1 = 78,5 cm 2 Maka : V1P1 = V2P2 T1 T2 78,5 x 1 = 78,5 x P ,98 = 78,5 x P2 28 P2 x 0,98 = 78,5 28 P2 = 2,8/ 0,98 P2 = 2,8 atm

12 MENENTUKAN KECEPATAN PULI Puli dipasang pada poros utama yang berputar dan puli no 2 dipasang pada generator dihubungkan dengan karet sabuk untuk memutar generator sehingga generator menghasilkan energi listrik dalam hal ini perhitungan puli dan kecepatan putaran sebagai berikut : Pulley 1 = 10 mm n1 = 15 rpm Pulley 2 = 12 mm n2 =? rpm Slip = 2% 5 mm d1 d2 = n2 n1 n2 = d1 n1 d2 x 2% n2 = x n2 = 17,64 rpm 4.8 UJI COBA ALAT Pengujian alat ini dilakukan dengan meletakan alat pada sumber panas segelas air yang telah di didihkan hingga mencapai suhu yang diinginkan C pada sebuah gelas kemudian alat diletakan di atas gelas tersebut diamkan beberapa saat sehingga panas merambat melalui plat bawah. Setelah panas merambat kurang lebih 1 menit maka akan memuaikan udara didalam ruang sisi panas dan menekan displacer, displacer akan bergerak menekan udara di sisi dingin dan menggerakan power piston kemudian power piston menekan poros engkol dan mengerakan roda. Roda akan berputar menggerakan puli penggerak yang dihubungkan dengan karet ke puli penggerak pada generator akibat

13 53 gerak putar tadi maka generator akan membangkitkan arus yang mana arus tersebut dimanfaatkan sebagai pengisi daya. Empat Tingkat stirling engine : Gambar 4.8 Media sumber panas a. Tingkat Ekspansi Gambar 4.9 Tingkat ekspansi Mulai dengan udara panas yang menyebar pada plat menggerakan power piston keatas akibat pemuaian udara yang menggerakan displacer.

14 54 Gambar 4.10 Tingkat perpindahan b. Tingkat perpindahan Pergerakan (momentum) roda flywheel menggerakan displacer ke bawah memindahkan udara hangat ke atas dan udara dingin ke akhir selinder. c. Kontraksi Gambar 4.11 Tingkat kontraksi Selanjutnya mayoritas dari udara hangat berhubungan dengan pelat dingin atau disebut juga sisi ruangan dingin dan ber kotraksi menggerser power piston ke bawah.

15 55 Gambar 4.12 Tingkat Perpindahan d. Momentum roda/flaywheel menggerakan displacer ke atas memindahkan udara dingin kembali kebawah udara panas dari selinder atau disebut juga sisi panas. Dari pergerakan diatas terus berulang pase siklus mengakibatkan perputaran roda yang dihubungkan dengan puli yang di hubungkan dengan karet pada puli generator. Gambar 4.13 Alat yang di simpan pada sumber panas

16 56 Selama perbedaan sisi pelat panas dan sisi dingin terpaut jauh uji coba dilakukan selama 45 menit maka alat selalu berputar dan putaran diteruskan oleh puli memutar generator menghasilkan energi listrik. Tabel 4.14 hasil pengujian alat dengan suhu udara ber AC No Waktu Suhu sisi panas Suhu sisi dingin Arus listrik Putaran (menit) ( 0 Celcius) ( 0 Celcius) (ma) (rpm) ,5 3 29, , ,8 28, , , , ,8 33 2,3 25, ,3 2,0 23, ,4 35,9 1, ,

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pembangkit listrik surya termal yang menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan mesin stirling jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Berikut adalah diagram alir ( flowchart) tahapan penelitian perancangan dan pembuatan pembangkit stirling engine Generator magnet permanen: Gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran didapatkan, maka bisa dihitung dengan menggunakan persamaan. Q = m.c. T

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran didapatkan, maka bisa dihitung dengan menggunakan persamaan. Q = m.c. T 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengukuran surya Cara pengukuran akan dilakukan dengan memanaskan air seberat 480 gram di atas pengumpul sinar. Suhu awal akan diukur terlebih dahulu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007) 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dinamometer Dinamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan daya (power) yang diproduksi oleh suatu mesin motor atau penggerak berputar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. l.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. l.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN l.1 LATAR BELAKANG Konsumsi per kapita sumber energi non terbarukan di bumi yang meliputi gas, minyak bumi, batu bara, merupakan salah satu kekayaan ekonomi yang dimiliki suatu Negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB 2 ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I

BAB 2 ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I BAB 2 ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I Bab ini hanya akan membahas Sistem Tertutup (Massa Atur). Energi Energi: konsep dasar Termodinamika. Energi: - dapat disimpan, di dalam sistem - dapat diubah bentuknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berjudul Perancangan Termodinamik Sirkuit Gas Motor Stirling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berjudul Perancangan Termodinamik Sirkuit Gas Motor Stirling 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Pernah Ada Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Soegihardjo pada tahun 2000. Penelitian yang berjudul Perancangan Termodinamik Sirkuit Gas Motor Stirling FP150W

Lebih terperinci

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK Jones Victor Tuapetel 1), Diyan Poerwoko 2) 1, 2) Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia E-mail: jvictor_tuapetel@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

Heat and the Second Law of Thermodynamics

Heat and the Second Law of Thermodynamics Heat and the Second Law of Thermodynamics 1 KU1101 Konsep Pengembangan Ilmu Pengetahuan Bab 04 Great Idea: Kalor (heat) adalah bentuk energi yang mengalir dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1 Momen inersia pada poros;

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN OUTPUT DAYA PADA MOTOR STIRLING TD 295 TIPE GAMMA DENGAN MENGGUNAKAN STIRLING ENGINE CONTROL V

STUDI EKSPERIMEN OUTPUT DAYA PADA MOTOR STIRLING TD 295 TIPE GAMMA DENGAN MENGGUNAKAN STIRLING ENGINE CONTROL V STUDI EKSPERIMEN OUTPUT DAYA PADA MOTOR STIRLING TD 295 TIPE GAMMA DENGAN MENGGUNAKAN STIRLING ENGINE CONTROL V.1.5.0 2013 1 Widodo 1 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam Parkway Street Batam Centre,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kompresor Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya mengisap udara dari atsmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau

Lebih terperinci

Termodinamika. Energi dan Hukum 1 Termodinamika

Termodinamika. Energi dan Hukum 1 Termodinamika Termodinamika Energi dan Hukum 1 Termodinamika Energi Energi dapat disimpan dalam sistem dengan berbagai macam bentuk. Energi dapat dikonversikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain, contoh thermal, mekanik,

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas yang kemudian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN PENGUKURAN SUHU Untuk mempelajari KONSEP SUHU dan hukum ke-nol termodinamika, Kita perlu mendefinisikan pengertian sistem,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini masuk ke dalam ruang silinder terlebih dahulu terjadi percampuran bahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

BAB VI SIKLUS UDARA TERMODINAMIKA

BAB VI SIKLUS UDARA TERMODINAMIKA BAB VI SIKLUS UDARA ERMODINAMIKA Siklus termodinamika terdiri dari urutan operasi/proses termodinamika, yang berlangsung dengan urutan tertentu, dan kondisi awal diulangi pada akhir proses. Jika operasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1 2. TUJUAN PENGUJIAN... 1 3. MACAM MACAM PERALATAN UJI... 2 4. INSTALASI PERALATAN UJI...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Turbo Charger komponen ini berbentuk seperti rumah keong dan terbuat dari plat besi yang berfungsi sebagai turbin pada mesin genset. Turbo charger memiliki 2 sisi, pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR.... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penelitian.............

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2006

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2006 Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2006 EBTA-SMK-06-01 Sebatang kawat baja mempunyai luas penampang 2,20 mm 2, dan panjangnya 37,55 mm. Besarnya volume kawat baja tersebut A. 80,875 mm 3 B.

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X. No KD Indikator MATERI Alokasi Waktu Ket

PROGRAM TAHUNAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X. No KD Indikator MATERI Alokasi Waktu Ket SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X 1 1.1 1.1.1. 1. Pengertian dan definisi besaran pokok dan 1.1.2. besaran turunan 1.1.3. 2. Jenis-jenis besaran pokok dan besaran turunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PENDINGIN KAPASITAS GPM PADA MESIN DIESEL DI PLTD TITI KUNING

ANALISA SISTEM PENDINGIN KAPASITAS GPM PADA MESIN DIESEL DI PLTD TITI KUNING ANALISA SISTEM PENDINGIN KAPASITAS 1.200 GPM PADA MESIN DIESEL DI PLTD TITI KUNING LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Bakar Bahan bakar yang dipergunakan motor bakar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni : berwujud gas, cair dan padat (Surbhakty 1978 : 33) Bahan bakar (fuel)

Lebih terperinci

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah PENGERTIAN SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara dibakar

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

KIT Sederhana Mesin Stirling untuk Materi Temodinamika di SMA Serta Evaluasi Pembelajarannya

KIT Sederhana Mesin Stirling untuk Materi Temodinamika di SMA Serta Evaluasi Pembelajarannya KIT Sederhana Mesin Stirling untuk Materi Temodinamika di SMA Serta Evaluasi Pembelajarannya Rifa atul Maulidah1,a) dan Acep Purqon 2,b) 1 Magister Pengajaran Fisika, FMIPA ITB 2 Fisika Bumi dan Sistem

Lebih terperinci

BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA

BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA 2.1 Konsep Dasar Thermodinamika Energi merupakan konsep dasar termodinamika dan merupakan salah satu aspek penting dalam analisa teknik. Sebagai gagasan dasar bahwa

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

PEGAS DAUN DENGAN METODE HOT STRETCH FORMING.

PEGAS DAUN DENGAN METODE HOT STRETCH FORMING. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kendaraan roda empat merupakan salah satu alat transportasi yang banyak digunakan masyarakat. Salah satu komponen alat transportasi tersebut adalah pegas daun yang mempunyai

Lebih terperinci

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SOAL-SOAL KONSEP: 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! Temperatur adalah ukuran gerakan molekuler. Panas/kalor adalah

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Menggunakan pengetahuan fisika dalam kehidupan sehari-hari 2. Memiliki kemampuan dasar fisika untuk mengembangkan kemampuan dibidang teknologi bangunan gedung KOMPETENSI

Lebih terperinci

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel PENGARUH KEAUSAN RING PISTON TERHADAP KINERJA MESIN DiditSumardiyanto, Syahrial Anwar FakultasTeknikJurusanTeknikMesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Abstrak Penelitianinidilakukanuntukmengetahuipengaruhkeausan

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, pencernaan, pengatur siskulasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum 4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin 2.1.1. Penjelasan Umum Motor bensin merupakan suatu motor yang menghasilkan tenaga dari proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Karena pembakaran ini

Lebih terperinci

Teliti dalam menerap kan sistem satuan dalam mengukur suatu besaran fisis.

Teliti dalam menerap kan sistem satuan dalam mengukur suatu besaran fisis. DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : FISIKA : 1. Mengembangkan pengetahuan,pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap lingkungan alam dan sekitarnya. 2. Memberikan pemahaman dan kemampuan

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke) MOTOR BAKAR TORAK Motor bakar torak (piston) terdiri dari silinder yang dilengkapi dengan piston. Piston bergerak secara translasi (bolak-balik) kemudian oleh poros engkol dirubah menjadi gerakan berputar.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Pengertian Perencanaan dan perhitungan diperlukan untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin (Toyota Corolla 3K). apakah kemapuan kerja dari mesin tersebut masih

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik 2 Pembangkit Listrik adalah bagian dari alat Industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga. Bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas yang kemudian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL Oleh: Adin Putra Rachmawan (4210 100 086) Pembimbing 1 : DR. I Made Ariana, S.T., M.T. Pembimbing 2 : Ir. Indrajaya Gerianto,

Lebih terperinci

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA ALAT UKUR

PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA kwh dan kvarh meter : sistem induksi kw / kva max meter Volt meter Amper meter : sistem elektrodinamis : sistem elektro magnit, kumparan putar, besi putar : sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

1. Suhu dan Termometer. Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda.

1. Suhu dan Termometer. Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda. 1. Suhu dan Termometer Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda. besaran pokok satuan SI Kelvin (K) skala Kelvin tidak dikalibrasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL Disusun Oleh : Brigita Octovianty Yohana W 125100601111030 Jatmiko Eko Witoyo 125100601111006 Ravendi Ellyazar 125100600111006 Riyadhul

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO FINONDANG JANUARIZKA L 125060700111051 SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11.54102/ Fisika I 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot sks :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang. Alat pengupas kulit kentang yang dijual di pasaran memiliki jenis

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X

PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X 1 1.1 1.2 2 2.1 2.2 Materi / Sub Materi 1. Pengertian dan definisi besaran pokok dan besaran turunan 2. Jenis-jenis besaran pokok dan besaran

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL Didi Eryadi 1), Toni Dwi Putra 2), Indah Dwi Endayani 3) ABSTRAK Seiring dengan pertumbuhan dunia

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci