BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Asumsi Dasar Akuntansi Sumber Daya Manusia Menurut Davidson dan Weil, seperti yang dikutip oleh Cashin dan Polimeni (2000), perkembangan Akuntansi Sumber Daya Manusia didasari oleh tiga asumsi dasar, yaitu: a. Manusia adalah sumber daya organisasi yang bernilai (people are valuable organizational resources) Pada Akuntansi sumber daya manusia, manusia memberikan jasa sekarang dan masa yang akan datang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang tidak dimiliki oleh mesin-mesin dan material-material. Sumber daya yang diinvestasikan dapat dipertanggungjawabkan tanpa kepemilikan. Contohnya : suatu perusahaan dapat mengakumulasi biaya akuisisi dan pengembangan juga biaya pengganti yang saling berhubungan. Data Akuntansi sumber daya manusia dapat disajikan sebagai material tambahan sebagai laporan eksternal yang konvensional. Sehingga manusia merupakan aset perusahaan yang sangat menentukan keberhasilan dan profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang terutama pada perusahaan jasa. 6

2 b. Pengaruh dari gaya manajemen (influence of management style) Akuntansi sumber daya manusia dipengaruhi oleh bagaimana cara pengelolaannya. Sikap atau gaya tertentu dari manajemen dapat meningkatkan motivasi dan produktifitas karyawan, sedangkan gaya manajemen yang lain mungkin akan menurunkan motivasi sehingga mengakibatkan menurunnya produktifitas. c. Keperluan atas informasi sumber daya manusia (need for human resources information) Informasi mengenai sumber daya manusia dan nilai-nilainya adalah perlu untuk pengelolaan manusia yang efektif dan efisien dalam berbagai aspek proses manajemen sumber daya manusia, termasuk perencanaan dan pengendalian dalam akuisisi, pengembangan, alokasi komposisi, konservasi dan utilisasi manusia. Dalam hal ini Akuntansi sumber daya manusia bertujuan menjadi suatu komponen dari sistem informasi akuntansi manajerial secara keseluruhan. B. Definisi Akuntansi Sumber Daya Manusia Walaupun sumber daya manusia kini memegang pernanan penting dalam suatu perusahaan dan telah banyak teori mengenai sumber daya manusia, namun dari segi Akuntansi sumber daya manusia sendiri hingga saat ini belum terdapat 7

3 bentuk yang standar. Ada beberapa definisi atau pengertian dari Akuntansi sumber daya manusia. Flamholtz (2001), seorang guru besar pada Management Graduate School of Management, UCLA, yang banyak berperan dalam pengembangan gagasan Akuntansi sumber daya manusia, mendefinisikan Akuntansi sumber daya manusia sebagai berikut : Accounting for people as an organizational resources. It involves messuring the cost incurred by business firms and other organization to recruit, select, hire, tain and develop human assets. It also involves measuring the economic value of people to organization Matz dan Usry mendefinisikan Akuntansi sumber daya manusia sebagai berikut : Human Resource accounting is a process of developing financial assessment of people or group of people within organization and society and of monitoring of these assessments over time. It deals with the value of investment in human being and with the related economic results Cashin dan Polimeni, sebagaimana dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2001), mendefinisikan Akuntansi sumber daya manusia sebagai berikut : We may define human resource accounting as the recording, management and reporting of personnel costs 8

4 Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi sumber daya manusia merupakan proses pengidentifikasian sumber daya manusia dan pengukuran biaya-biayanya, yang meliputi biaya untuk merekrut, menyeleksi, mengangkat, melatih serta mengembangkan sumber daya manusia tersebut, kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan baik intern maupun ekstern. C. Sumber Daya Manusia Sebagai Aktiva Aktiva adalah salah satu unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan atau neraca suatu entitas ekonomi. Dalam APB Statement No.4 definisi aktiva / aset adalah sumber daya ekonomi perusahaan yang dinilai dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim termasuk beban tertentu yang ditangguhkan yang tidak termasuk sumber daya. Menurut FASB No.3 aktiva/aset didefinisikan Asset are probable future economic benefits obtained or controlled by a particular entity as a result of past transaction or even Jadi secara umum aktiva memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Mempunyai kemampuan untuk memberikan manfaat ekonomi di masa yang akan datang (future service potential) 9

5 2. Harus dimiliki oleh perseorangan atau badan usaha tertentu yang dijamin berdasarkan kekuatan hukum, sehingga dapat menguasai aktiva tersebut. 3. Manfaat ekonomi haruslah merupakan akibat peristiwa masa lalu 4. Nilainya harus dapat dinyatakan dalam satuan moneter Tujuan dari perusahaan untuk melakukan investasi sumber daya manusia adalah untuk memperoleh balas jasa potensial dari karyawan yang telah memberikan manfaat bagi perusahaan dalam bentuk potensial, baik dengan tenaga maupun pikiran. Selanjutnya perusahaan memberikan kompensasi (misalnya berupa gaji). Karyawan biasanya bekerja lebih dari satu periode akuntansi, karenanya jasa potensial yang dapat dinikmati perusahaan meliputi lebih dari satu periode akuntansi. Menurut Flamholtz terdapat dua alasan untuk memperlakukan investasi atas manusia sebagai aktiva dalam laporan keuangan perusahaan, yaitu : a. Investor potensial memerlukan informasi tersebut untuk menguji nilai dari sebuah usaha. b. Investasi dalam manusia memenuhi kriteria perlakuan sebagai aktiva. Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu diperlukan pengorbanan ekonomis untuk mendapatkannya. Usaha yang dilakukan perusahaan agar karyawan bekerja pada perusahaan itu merupakan transaksi di masa lampau yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh balas jasa potensial di masa yang akan datang. 10

6 Begitu aktiva sumber daya manusia dikapitalisasi, perusahaan dihadapkan pada masalah pengukuran tentang bagaimana umur jasa aktiva yang dikonsumsi selama periode akuntansi. Sebagai contoh : mesin sebagai aktiva berwujud, dapat diukur dengan proses depresiasi. Sedangkan untuk aktiva tidak berwujud, prosesnya dengan amortisasi biaya kapitalisasi. Karenanya mengacu pada definisi aktiva tidak berwujud menurut PSAK No. 19 : Aktiva tidak berwujud (intangible asset) adalah aktiva tidak lancar dan tidak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi aktiva yang lain. Dapat diperoleh pengertian bahwa aktiva tidak berwujud memiliki ciri utama tingkat kepastian mengenai nilai dan manfaat di kemudian hari. Aktiva tidak berwujud ada dan mempunyai nilai karena eksistensinya yang berkaitan dengan aktiva berwujud perusahaan. Tujuan prinsipal dari amortisasi aktiva manusia adalah untuk menandingkan (matching) konsumsi atas jasa aktiva dengan keuntungan yang diperoleh. Secara konvensional akuntansi menyebutnya sebagai matching principle. Dalam mengamortisasi aktiva, dasarnya adalah amortisasi aktiva melebihi umur jasa yang diharapkan. Periode amortisasi menurut PSAK No. 19 tidak boleh melebihi 20 tahun. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa dalam 20 tahun sudah banyak perkembangan yang terjadi sehingga untuk tenggang waktu selebihnya aktiva tidak berwujud diperkirakan tidak lagi memiliki manfaat ekonomi. 11

7 Beberapa aktiva manusia mungkin memiliki umur jasa sama dengan masa jabatan perorangan yang diharapkan oleh perusahaan, sementara yang lain mungkin umur jasanya adalah sama dengan periode orang tersebut diharapkan menduduki suatu posisi yang pasti dalam suatu perusahaan. Umur jasa lainnya bisa merupakan fungsi dari pernyataan teknologi yang diharapkan. Sebagai contoh biaya untuk mendapatkan seseorang yang diharapkan, sebagai lawannya adalah investasi dalam pelatihan seorang insinyur pengendalian mutu mungkin tidak berguna jika orang tersebut dipindahkan ke bagian penjualan. Dalam PSAK No. 19 juga diatur mengenai metode amortisasi aktiva tidak berwujud yaitu dengan metode garis lurus (straight line method), kecuali jika ada metode lain yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan. D. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Sumber Daya Manusia 1. Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia Menurut Mc Rae, tujuan Akuntansi sumber daya manusia adalah : a. Informasi Kuantitatif Memberikan informasi kuantitatif mengenai sumber daya manusia dalam suatu perusahaan, yang dapat digunakan manajemen dan investor dalam proses pengambilan keputusan. b. Metode Penilaian 12

8 Untuk memberikan metode penilaian dalam utilisasi sumber daya manusia bagi para manajer dalam mempertimbangkan akibat jangka panjang bagi perusahaan. c. Teori dan Model Untuk memberikan suatu teori dan variabel-variabel yang relevan untuk menjelaskan nilai manusia terhadap perusahaan dan untuk mengembangkan model yang ideal untuk pengelolaan sumber daya manusia. 2. Manfaat Akuntansi Sumber Daya Manusia a. Dengan adanya perlakuan yang lebih baik dalam hal SDM yang sesuai dengan konsep dasar akuntansi matching of cost against revenue, diharapkan informasi akuntansi dapat lebih handal dalam pengambilan keputusan. Dan juga dapat membantu manajemen dalam fungsi akuisisi, alokasi, pengembangan dan evaluasi sampai sejauh mana perusahaan telah mengelola sumber daya manusianya sehingga informasi tersebut dapat membantu dalam pengambilan keputusan, terutama yang berhubungan dengan sumber daya manusia. b. Informasi Akuntansi sumber daya manusia dapat digunakan oleh pihak ekstern seperti investor dan pemerintah. Dalam hal ini investor memerlukan informasi sumber daya manusia perusahaan untuk menilai kelayakan usaha perusahaan seperti melalui ROI, Cash Flow Perusahaan; bagi pemerintah informasi sumber daya manusia 13

9 perusahaan untuk menilai tanggung jawab sosial perusahaan, apakah tingkat kesejahteraan karyawan perusahaan tersebut sudah memadai seperti memberikan upah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, memberikan tunjangan kesehatan, hari raya, adanya program hari tua dan lain-lain. E. Model Pelaporan Akuntansi Sumber Daya Manusia Menurut Flamholtz terdapat empat model pelaporan Akuntansi sumber daya manusia di laporan keuangan korporat, yaitu : a. Laporan Direksi (President s Letter) Berupa laporan tahunan perusahaan yang berisi informasi tentang pengeluaran-pengeluaran dalam sumber daya manusia yang cukup penting dan secara relatif mungkin saja lebih penting dari informasi tentang pengeluaranpengeluaran untuk aktiva berwujud. Informasi ini akan membantu para pemegang saham dan penganalisa keuangan dalam menilai luasnya perhatian manajemen terhadap pengembangan sumber daya manusia, suatu faktor penting bagi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba jangka panjang. b. Laporan Tambahan mengenai aktiva tak berwujud (Statement of Intangibles) Menyajikan informasi tentang investasi dalam sumber daya manusia di suatu laporan tentang aktiva tak berwujud. 14

10 c. Laporan Tambahan yang tidak diperiksa oleh Akuntan Publik (Unaudited Supplementary Financial Statement) Menyajikan satu set laporan keuangan tambahan yang mencerminkan investasi dalam sumber daya manusia. d. Disatukan dalam laporan keuangan konvensional (Integrated into conventional financial statement) Pada model ini investasi sumber daya manusia disajikan dalam laporan tahunan perusahaan dengan mengikutsertakan dalam laporan keuangan yang berarti informasi sumber daya manusia telah dimasukkan dalam laporan keuangan pokok perusahaan, yakni neraca dan laporan laba rugi yang juga berpengaruh secara tidak langsung kepada laporan laba ditahan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan F. Akuntansi Konvensional 1. Akuntansi Akuntansi adalah aktivitas jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan-pembuatan keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan antara alternatif tindakan yang ada. 15

11 2. Laporan Keuangan Salah satu tujuan utama pelaporan keuangan adalah memasok informasi untuk pengambilan keputusan. Untuk itu dibutuhkan pengungkapan data keuangan dan informasi relevan lainnya dengan cara yang tepat. Berikut beberapa hal yang penting berkaitan dengan tentang pengungkapan informasi keuangan : a. Tentang pada siapa informasi diungkapkan b. Tentang tujuan informasi c. Tentang seberapa banyak informasi yang harus diungkapkan d. Tentang bagaimana informasi diungkapkan e. Tentang waktu pengungkapan informasi 3. Praktik Akuntansi Konvensional sesuai PSAK No. 31 Laporan Keuangan Bank, terdiri dari : a. Neraca Bank menyajikan aset dan kewajiban dalam Neraca berdasarkan karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya, sebagai berikut : Aset : Kas; Giro pada Bank Indonesia; Giro pada Bank lain; Penempatan pada Bank lain; 16

12 Efek-efek; Efek yang dibeli dengan janji jual kembali; Tagihan derivatif; Kredit; Tagihan akseptasi; Penyertaan saham; Aset tetap; Aset lain-lain. Kewajiban : Kewajiban segera; Simpanan; Simpanan dari bank lain; Efek yang dijual dengan janji beli kembali; Kewajiban derivatif; Kewajiban akseptasi; Surat berharga yang diterbitkan; Pinjaman diterima; Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi; Kewajiban lain-lain; Pinjaman subordinasi. Ekuitas : Modal disetor; Tambahan modal disetor; Saldo laba (rugi). 17

13 b. Laporan Laba Rugi Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lain. Penyajian pada laporan laba rugi atau pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan mencakup, tetapi tidak terbatas pada unsusr-unsur pendapatan dan beban berikut : Pendapatan bunga; Beban bunga; Pendapatan komisi; Keuntungan atau kerugian penjualan efek; Keuntungan atau kerugian investasi efek; Keuntungan atau kerugian transaksi valuta asing; Pendapatan dividen; Pendapatan operasional lainnya; Beban penyisihan kerugian kredit dan aset produktif lainnya; Beban administrasi umum; dan Beban operasional lain. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan tentang penyajian Laporan Keuangan dengan menyajikan peningkatan dan penurunan aset bersih atau kekayaan Bank selama 18

14 periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas harus harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan. Kas dan setara kas terdiri atas : 1) Kas 2) Giro pada Bank Indonesia; dan 3) Giro pada bank lain e. Catatan atas Laporan Keuangan Harus disajikan secara sistematis, setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang memerlukan penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan dengan tetap memperhatikan ketentuan PSAK. G. Pengukuran Nilai Sumber Daya Manusia Kinerja karyawan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan, dengan adaya karyawan yang secara potensi dan prestasi 19

15 (performance) yang tinggi tentunya akan sangat menunjang produktivitas perusahaan. Dalam model Flamholtz (2001) disebutkan bahwa untuk mengukur nilai individu maka dapat dilihat dari interaksi dua variabel, yaitu : 1. The individual s conditional value Adalah jumlah yang secara potensial dapat direalisasi dari jasa karyawan yang diukur dari : a. Productivity Disebut juga prestasi (performance), hasil kerja yang diharapkan pada saat menjabat posisinya saat ini b. Transferability Hasil kerja yang diharapkan jika dipindahkan ke posisi lainnya baik yang sama ataupun lainnya. c. Promobility Hasil kerja yang diharapkan jika dan ketika menduduki posisi yang lebih tinggi dalam jalur promosi yang sama atau berbeda. 2. The probability that the individual will maintain membership in the organization Yaitu berapa lama seseorang berada dalam suatu perusahaan sangat tergantung pada tingkat kepuasan kerja seseorang. 20

16 Likert dan Bower menilai kelompok atau kemampuan produktif dari orang yang ada dalam organisasi dari suatu perusahaan. Ada 3 variabel yang mempengaruhi efektivitas SDM dalam suatu organisasi, yaitu : 1. Variabel Causal Adalah variabel independen yang secara langsung diubah oleh organisasi dan manajemennya yang seterusnya menentukan perkembangan dalam organisasi, yaitu struktur organisasi, kebijakan manajemen, divisi, strategi bisnis dan kepemimpinan, keahlian dan perilaku. 2. Variabel Intervening Menggambarkan keadaan internal, kesehatan dan kemampuan berprestasi dari organisasi seperti loyalitas, sikap, motivasi, prestasi, tujuan dan persepsi seluruh anggotanya dan kemampuan kelompok untuk melakukan tindakan bersama yang efektif. 3. Variabel end result Adalah variabel dependen yang menggambarkan hasil yang dicapai oleh organisasi seperti produktivitas, biaya, kerugian karena rusak, pertumbuhan, harga saham dan laba. Setiap pribadi memiliki kemampuan seperti inteligen, kepribadian dalam mencapai suatu prestasi yang merupakan sumber penentu nilai yang berkaitan dengan kerja seseorang yang terdiri dari keahlian, tingkat motivasi dan sikap (attitude). 21

17 Sebagai acuan dalam mengukur kinerja karyawan dapat berdasarkan kompetensi yaitu sikap dan tingkah laku yang kerap kali ditunjukkan oleh individu yang berprestasi tinggi dan pada jenjang yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang hanya berprestasi standar. Dengan mengembangkan kompetensi-kompetensi kunci yang paling berarti untuk peranan khusus akan memberi keuntungan kinerja yang berarti terlebih dengan semakin meningkatnya persaingan sektor jasa keuangan di Indonesia. H. Pelatihan & Pengembangan Sumber Daya Manusia Salah satu bentuk usaha dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan memberikan pelatihan dan pengembangan. Pelatihan dan pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan, karyawan, nasabah atau masyarakat yang menggunakan jasa dari satu perusahaan. Tujuan pengembangan (Malayu, 2007) menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1. Produktivitas Kerja Dengan pelatihan dan pengembangan maka produktivitas karyawan akan meningkat karena technical skill, human skill dan managerial skill karyawan akan semakin baik sehingga dapat meningkatkan layanan dan berdampak pada profitabilitas perusahaan yang juga semakin meningkat. 22

18 2. Efisiensi Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, mengurangi pemborosan biaya sehingga menekan biaya menjadi relatif kecil dan daya saing perusahaan menjadi semakin besar. 3. Kerusakan Mengurangi kerusakan pada komputer & sistem yang ada dikarenakan karyawan telah dibekali dalam cara memakai dan mengoperasikannya sehingga semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan tugasnya. 4. Pelayanan Meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah yang merupakan daya tarik yang sangat penting dalam industri jasa. 5. Moral Moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan tugasnya sehingga mereka antusias dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. 6. Karier Kesempatan untuk mengembangkan karier karyawan semakin besar karena keahlian, keterampilan dan prestasi kerja yang lebih baik. Promosi didasarkan pada potensi dan prestasi kerja seseorang. 7. Konseptual Manajer semakin cakap dan cepat dalam pengambilan keputusan yang lebih baik karena dibekali dengan technical skill, human skill dan managerial skill yang baik. 23

19 8. Kepemimpinan Kepemimpinan akan lebih baik, human realtions-nya lebih luwes, memiliki motivasi yang terarah sehingga kerjasama vertikal dan horizontal dapat terbina dengan harmonis. 9. Kompensasi Kompensasi (gaji, insentif dan benefits) karyawan akan meningkat seiring dengan prestasi kerja karyawan yang semakin meningkat. 10. Nasabah Akan memberikan manfaat yang baik nasabah dengan mendapatkan layanan yang lebih bermutu. I. Kinerja Karyawan Di dalam dunia usaha yang berkompetisi secara global, perusahaan memerlukan kinerja tinggi. Pada saat yang bersamaan pula, karyawan memerlukan umpan balik atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka di masa yang akan datang. Malayu (2007) mengemukakan bahwa : Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu 24

20 Menurut Veizal Rivai (2004), Kinerja adalah : Merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Kinerja Karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai seorang karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakannya dalam upaya pencapaian suatu tujuan perusahaan. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja karyawan menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2006) adalah : a. Faktor Kemampuan (Ability) Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dn kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pimpinan dan karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal. b. Faktor Motivasi (Motivation) Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka 25

21 bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akanmenunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja. 2. Faktor Penentu Kinerja Karyawan Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2006), faktor penentu kinerja karyawan dalam organisasi adalah : a. Faktor Individu Secara psikologis, individu yang normal adalah yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik, yang merupakan modal utama untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. b. Faktor Lingkungan Kerja Organisasi Sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja, antara lain : uraian jabatan yang jelas, otoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamin, peluang berkarier dan fasilitas kerja memadai. 26

22 Sedangkan menurut Gibson (1995) ada 3 faktor, yaitu : a. Faktor Individu Meliputi : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. b. Faktor Psikologis Meliputi : Persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan pekerja. c. Faktor Organisasi Meliputi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system). 3. Aspek Aspek Kinerja Karyawan Malayu (2007), mengemukakan bahwa aspek-aspek yang dinilai dalam kinerja karyawan mencakup sebagai berikut : a. Kesetiaan terhadap pekerjaan, jabatan dan organisasi. b. Prestasi kerja, hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas. c. Kejujuran, dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian baik dengan diri sendiri maupun orang lain (seperti pada bawahan). d. Kedisiplinan, mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan. e. Kreativitas, kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan tugasnya sehingga lebih berdayaguna dan berhasil guna. 27

23 f. Kerjasama, kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerjasama dengan karyawan lainnya secara vertikal maupun horizontal baik didalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil semakin baik. g. Kepemimpinan, kemampuan memimpin, berpengauh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa dan sifat memotivasi orang lain atau bawahan untuk bekerja efektif. h. Kepribadian, sikap, perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik serta berpenampilan simpatik dan wajar. i. Prakarsa, kemampuan berpikir yang orisinal dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberi aksen, mendapatkan kesimpulan dan membuat keputusan penyelesaian masalah. j. Kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan kebijaksanaan di dalam situasi manajemen. k. Tanggung jawab, kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, saran dan prasarana yang digunakan serta perilaku kerjanya. 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang lingkup

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang lingkup BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi memiliki peran penting dalam suatu organisasi, baik yang bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sumber Daya Manusia Pada PT. Bank XXX, Tbk (Cabang Utama) Perusahaan menyadari bahwa kepuasan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi di Bank dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar)

RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar) RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar) ELDI MANCA STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan. Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan. Sumber daya manusia dalam perusahaan memiliki peranan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perkembangan akuntansi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, saat ini akuntansi dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang positif terhadap

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini cenderung terjadi stagnasi akibat dari inflasi yang berlangsung lama yang dapat melumpuhkan perekonomian. Kondisi ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan asset dalam suatu organisasi atau perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 A S E T Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Kas 3.c, 3.e, 3.f, 4, 44 198,875 140,997 Giro pada Bank Indonesia 3.c, 3.e, 3.g,5, 44 949,568

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kompensasi 2.1.1.1 Pengertian Kompensasi Salah satu fungsi manajemen personalia yang paling sulit adalah penentuan tingkat kompensasi.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan Sistim Penilaian Kinerja Dalam Memotivasi Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menuntun perusahaan untuk melakukan pembaharuan dengan cara berfikir global dan bertindak secara lokal. Inovasi teknologi yang makin mempercepat

Lebih terperinci

Kata Kunci : Reward, Prestasi Kerja, Karyawan PENDAHULUAN

Kata Kunci : Reward, Prestasi Kerja, Karyawan PENDAHULUAN HUBUNGAN REWARD TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. PROPAN RAYA ICC CABANG SOLO Hesty Nur Aliyah Jamil/Retno Djohar Juliani jretnodjohar@gmail.com Abstraksi Karyawan merupakan salah satu faktor produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2010:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu atau seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan memegang peranan penting yang memberikan berbagai informasi tentang kegiatan operasional perusahaan bagi bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Hasibuan (2004:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungna dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan, sehingga tenaga kerja yang ada perlu dipelihara dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Manullang (2004:5) menyatakan bahwa : Manajemen adalah seni dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Manullang (2004:5) menyatakan bahwa : Manajemen adalah seni dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan ini dilakukan melalu proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,

Lebih terperinci

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET 21-39838747 Per Oktober - 217 ASSET 1. Kas 13,568 2. Penempatan Pada Bank Indonesia 322,13 3. Penempatan Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu mendorong perkembangan ekonomi nasional. Hal ini menuntut setiap perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori agensi. Jensen and Meckling (1976) menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS A. Definisi 01. Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas Bank selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 10.486.630 2. Penempatan pada Bank Indonesia 49.714.819 3. Penempatan pada bank lain 20.132.802 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 9.300.575 2. Penempatan pada Bank Indonesia 40.665.033 3. Penempatan pada bank lain 20.128.708 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 9,917,585 2. Penempatan pada Bank Indonesia 45,967,392 3. Penempatan pada bank lain 18,194,806 4. Tagihan spot dan derivatif 517,945 5. Surat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumber daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Per 31 Maret 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Per POS POS ASET 1. Kas 404,688 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,264,556 3. Penempatan pada bank lain 2,500,347 4. Tagihan spot dan derivatif 134,574 5. Surat

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

PT BANK NTT LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BULANAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA PER 31 AGUSTUS 2015 (UNAUDITED)

PT BANK NTT LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BULANAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA PER 31 AGUSTUS 2015 (UNAUDITED) PT BANK NTT LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BULANAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA PER 31 AGUSTUS 2015 (UNAUDITED) No. LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE

Lebih terperinci

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 126,249, Tabungan 150,395, Simpanan berjangka 176,843, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 126,249, Tabungan 150,395, Simpanan berjangka 176,843, Dana investasi revenue sharing LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 10,326,542 2. Penempatan pada Bank Indonesia 39,913,302 3. Penempatan pada bank lain 35,944,882 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 140,517, Tabungan 169,907, Simpanan berjangka 177,035, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 140,517, Tabungan 169,907, Simpanan berjangka 177,035, Dana investasi revenue sharing LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 11,330,043 2. Penempatan pada Bank Indonesia 45,606,169 3. Penempatan pada bank lain 30,593,245 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 127,892, Tabungan 151,961, Simpanan berjangka 171,717, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 127,892, Tabungan 151,961, Simpanan berjangka 171,717, Dana investasi revenue sharing LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 11,422,254 2. Penempatan pada Bank Indonesia 32,800,757 3. Penempatan pada bank lain 27,104,141 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Desember 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 10,991,946 2. Penempatan pada Bank Indonesia 54,511,144 3. Penempatan pada bank lain 10,991,847 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Oktober 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Oktober 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 8,974,304 2. Penempatan pada Bank Indonesia 27,151,229 3. Penempatan pada bank lain 21,862,811 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Januari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Januari 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN TANGGAL LAPORAN : Per POS POS ASET 1. Kas 9,457,847 2. Penempatan pada Bank Indonesia 36,278,608 3. Penempatan pada bank lain 16,536,185 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu dalam proses

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank: PT ANZ INDONESIA Tanggal: No. POS POS ASET 1. Kas 139.489 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.583.723 3. Penempatan pada bank lain 721.968 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 258,339 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,342,932 3. Penempatan pada bank lain 682,217 4. Tagihan spot dan derivatif 1,379,129 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 218,353 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,136,091 3. Penempatan pada bank lain 1,266,599 4. Tagihan spot dan derivatif 1,337,163 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 236,736 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,487,295 3. Penempatan pada bank lain 835,588 4. Tagihan spot dan derivatif 1,335,674 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 236,065 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,838,433 3. Penempatan pada bank lain 1,540,080 4. Tagihan spot dan derivatif 1,292,070 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 242,104 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,227,297 3. Penempatan pada bank lain 1,182,927 4. Tagihan spot dan derivatif 1,263,817 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 225,519 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,858,624 3. Penempatan pada bank lain 3,248,948 4. Tagihan spot dan derivatif 982,947 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 234,890 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,459,225 3. Penempatan pada bank lain 840,906 4. Tagihan spot dan derivatif 918,812 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 340,986 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,168,772 3. Penempatan pada bank lain 1,323,770 4. Tagihan spot dan derivatif 998,706 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 381,279 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,883,109 3. Penempatan pada bank lain 2,626,732 4. Tagihan spot dan derivatif 634,232 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 248,071 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,253,934 3. Penempatan pada bank lain 2,071,318 4. Tagihan spot dan derivatif 1,467,778 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 192,729 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,705,671 3. Penempatan pada bank lain 1,009,313 4. Tagihan spot dan derivatif 701,783 5. Surat berharga

Lebih terperinci

TOTAL ASET 85,982,283

TOTAL ASET 85,982,283 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,123,362 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,684,778 3. Penempatan pada bank lain 2,087,488 4. Tagihan spot dan derivatif 3,975 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 84,802,795

TOTAL ASET 84,802,795 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,256,517 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,020,664 3. Penempatan pada bank lain 1,917,892 4. Tagihan spot dan derivatif 43,652 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET

TOTAL ASET LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1.122.024 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9.223.085 3. Penempatan pada bank lain 1.694.438 4. Tagihan spot dan derivatif 105 5. Surat berharga: 5.775.137

Lebih terperinci

TOTAL ASET

TOTAL ASET LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1.312.028 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8.824.905 3. Penempatan pada bank lain 1.980.257 4. Tagihan spot dan derivatif 1.624 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 89,648,272

TOTAL ASET 89,648,272 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,581,513 2. Penempatan pada Bank Indonesia 11,660,113 3. Penempatan pada bank lain 3,242,369 4. Tagihan spot dan derivatif 1,098 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 88,075,236

TOTAL ASET 88,075,236 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,294,085 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,684,113 3. Penempatan pada bank lain 1,089,865 4. Tagihan spot dan derivatif 350 5. Surat berharga: 5,230,104

Lebih terperinci

TOTAL ASET 85,932,429

TOTAL ASET 85,932,429 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,236,095 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,080,589 3. Penempatan pada bank lain 1,105,201 4. Tagihan spot dan derivatif 35,413 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 85,474,937

TOTAL ASET 85,474,937 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,229,632 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,069,150 3. Penempatan pada bank lain 1,108,366 4. Tagihan spot dan derivatif 675 5. Surat berharga: 4,830,077

Lebih terperinci

TOTAL ASET 87,302,409

TOTAL ASET 87,302,409 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,126,306 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,015,894 3. Penempatan pada bank lain 1,125,987 4. Tagihan spot dan derivatif 21,003 5. Surat berharga:

Lebih terperinci