JURNAL PELAKSANAAN PENGECEKAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH DALAM JUAL BELI HAK ATAS TANAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL PELAKSANAAN PENGECEKAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH DALAM JUAL BELI HAK ATAS TANAH"

Transkripsi

1 JURNAL PELAKSANAAN PENGECEKAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH DALAM JUAL BELI HAK ATAS TANAH Ditulis oleh : Nama : Rusmanto NIM : FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2015

2 ABSTRAK Pengecekan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Jual Beli Hak Atas Tanah pengecekan kebanyakan diajukan oleh PPAT dalam rangka pembuatan akta, sementara yang diajukan perorangan lebih sedikit. Dalam hal pelaksanaan pengecekan terdapat beberapa hambatan, yaitu hambatan dari luar eksternal yaitu kurangnya pemahaman dan atau ketidaktahuan masyarakat yang akan melakukan transaksi jual beli bahwa Sertipikat yang dipegang atau dimiliki pemilik belum tentu sama dengan Buku Tanah yang ada di Kantor Pertanahan hal tersebut terjadi karena adanya pencatatan oleh pihak lain seperti Sita, Blokir dan permintaan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan lelang juga dokumen berkas permohonan tidak lengkap dan hambatan Internal yaitu adanya Sertipikat tidak di Keluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta, Ada Blokir baik dari pihak perorangan, instansi atau penegak hukum Kepolian, Pengadilan, Kejaksaan, KPK., Ada Sita., Ada Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan Lelang, terhadap hal tersebut Kantor Pertanahan Kota Surakarta melakukan upaya penyelesaian dengan Penyuluhan hukum, perbaikan sarana prasarana, memberikan saran solusi dan membuka layanan prioritas baik Larasita ( Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah ), Pelayanan Sabtu dan Minggu dan Layanan Permata ( Pelayanan Mandiri Akta Tanah ). Kata Kunci : Pengecekan

3 A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial hidup bermasyarat, yang mempunyai kebutuhan pokok berupa tempat tinggal, selain dari pada pangan dan sandang. Tanah selain untuk tempat tinggal juga mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia sejak dilahirkan bahwa ketika sudah meninggal juga masih diperlukan, oleh karenanya tanah mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset tanah merupakan sarana pengikat kesatuan sosial di kalangan masyarakat Indonesia untuk hidup dan kehidupan, sedangkan sebagai capital asset tanah merupakan faktor modal dalam pembangunan. Sebagai capital asset tanah telah tumbuh sebagai benda ekonomi yang sangat penting sekaligus sebagai bahan perniagaan dan objek spekulasi. Di satu sisi, tanah harus dipergunakan dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, secara lahir, batin, adil, dan merata, sedangkan di sisi lain juga harus dijaga kelestariaannya. (Achmad Rubaie, 2007, hal.1) Terbukanya akses rakyat kepada tanah dan kuatnya hak rakyat atas tanah memberikan kesempatan pada rakyat untuk memperbaiki sendiri kesejahteraan sosial ekonominya, hak-hak dasarnya terpenuhi, martabat sosialnya meningkat, rasa keadilannya tercukupi, dan akan tercipta harmoni sosial. Dahulu pada masa kakek dan nenek kita, orang membeli sesuatu barang tanpa ada bukti tertulis dengan rasa saling percaya masih begitu banyak dan tidak ada permasalahan, seiring perkembangan jaman dan masuknya budaya luar, rasa persaudaraan, gotong royong dan saling membantu antar warga semakin hilang dimasyarakat, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi permasalahan jual beli tanah semakin banyak, baik yang sudah masuk dalam gugatan perkara Perdata di pengadilan maupun yang belum, ditambah lagi permasalahan kejahatan membuat Sertipikat palsu begitu mudah. Bahwa Sertipikat yang dipegang atau dimiliki pemilik belum tentu sama dengan Buku Tanah yang ada di Kantor Pertanahan hal tersebut terjadi

4 karena adanya pencatatan oleh pihak lain seperti Sita, Blokir dan permintaan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan lelang. Sehubungan dengan hal tersebut dengan Pelayanan Pengecekan Sertipikat Hak Atas Dalam Jual Beli Hak Atas Tanah permasalahan tersebut akan dapat diketahui dan dapat memberikan solusi dan keyakinan kepada setiap orang yang akan melakukan transaksi jual beli tanah bersertipikat. B. Perumusan Masalah Atas dasar uraian latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah yang akan diangkat yaitu : a. Bagaimana praktek pelaksanaan Pengecekan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Jual Beli Hak Atas Tanah? b. Faktor faktor apa yang menjadi hambatan dan upaya penyelesaian yang dilakukan dalam pelaksanaan Pengecekan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Jual Beli Hak Atas Tanah? C. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di Kantor Pertanahan Kota Surakarta. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian hukum yang bersifat empiris. 3. Sifat Penelitian Penulis menggunakan sifat penelitian yang deskriptif. 4. Jenis Data Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah :

5 a. Data Primer b. Data Sekunder 5. Sumber Data Sumebr data yang digunakan adalah : a. Sumber data primer b. Sumber data sekunder yang terdiri : 1. Bahan Hukum Primer 2. Bahan Hukum Sekunder 3. Bahan Hukum Tersier 6. Teknik Pengumpulan Data Dalam upaya pengumpulan data dari sumber data di atas, dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Wawancara b. Observasi c. Studi Kepustakaan 7. Teknik Analisis Data Terdapat tiga komponen utama dalam proses analisis data, dimana ketiga komponen tersebut saling berkaitan yaitu : a. Reduksi Data b. Sajian Data c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Praktek Pelaksanaan Pengecekan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Jual Beli Hak Atas Tanah.

6 Berdasarkan penelitian yang saya lakukan di Kantor Pertanahan Kota Surakarta Pelaksanaan Pengecekan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Jual Beli Hak Atas Tanah di Kantor Pertanahan Kota Surakarta alur pelayanannya terdiri dari 5 ( lima ) kegiatan yaitu : - Penerimaan dan Pemeriksaan Dokumen Permohonan - Penerimaan Pembayaran Biaya Informasi / Pengecekan - Pencarian dan Pengumpulan Data informasi / Pengecekan yang dimohon - Penyiapan informasi / pengecekan yang dimohon. - Penyerahan Informasi / Pengecekan Dari setiap kegiatan tersebut diatas masing-masing melaksanakan dan mempunyai tugas tersendiri sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut : 1. Penerimaan dan Pemeriksaan Dokumen Permohonan Penerimaan dan Pemeriksaan Dokumen Permohonan dilaksanakan oleh Petugas Loket 1 ( Petugas Pemeriksaan Berkas ) selanjutnya Petugas akan memeriksa kelengkapan berkas apakah sudah sesuai Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan berupa : - Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau kuasanya. - Surat Kuasa apabila dikuasakan. - Fotocopy identitas pemohon (KTP) dan kuasa apabila dikuasakan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket. - Sertipikat Hak Atas Tanah/Sertipikat HMSRS. - Surat pengantar dari PPAT untuk kegiatan peralihan / pembebanan hak dengan akta PPAT.

7 Petugas memastikan data sudah lengkap dan benar, apabila tidak benar dan tidak lengkap dikembalikan kepada Pemohon untuk dilengkapi dan dibenarkan. Selanjutnya untuk berkas dinyatakan lengkap oleh petugas dibuatkan STTD ( Surat Tanda Terima Dokumen ) dan SPS ( Surat Perintah Setor ) yang kemudian dicetak dan diserahkan kepada pemohon untuk selanjutnya segera dibayarkan selambat-lambatnya 3 ( Tiga ) hari setelah dicetak. Tidak semua berkas yang masuk lengkap masih diketemukan berkas yang tidak lengkap. ( Wawancara dengan Bpk. Muchammad Nur Sahid Petugas Penerima dan Pemeriksaan Dokumen Pengecekan Sertipikat Kantor Pertanahan Kota Surakarta tanggal ). Surat Tanda Terima Dokumen berisi informasi Nomor Berkas Permohonan, nama dan alamat pemohon, Dokumen apa yang diserahkan dan nama pemohon serta petugas penerima Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Surat Perintah Setor berisi informasi Nama dan alamat pemohon, Uraian Pekerjaan, jumlah bidang, Biaya, Dokumen Hak yang diajukan permohonan pengecekan serta nama Petugas Loket. 2. Penerimaan Pembayaran Biaya Informasi / Pengecekan. Untuk berkas yang sudah memperoleh Surat Perintah Setor selanjutnya dibayarkan kepada Petugas loket II ( Loket Pelayanan Keuangan ) yang juga sebagai Bendahara Khusus Penerimaan sebesar Rp ,- ( lima puluh ribu rupiah ) sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional. Setelah dibayarkan Petugas mencetak rangkap 3 ( Tiga ) Kwitansi dan menyerahkan Bukti Kwitansi asli pembayaran kepada pemohon untuk disimpan yang nantinya digunakan untuk mengambil

8 produk yang sudah jadi, untuk bendahara dan melekat pada berkas permohonan pelayanan pengecekan selanjutnya diserahkan kepada petugas pelaksana untuk kemudian diproses. Bukti Kwitansi berisi informasi No. DI.306 ( nomor urut pembayaran sementara ), No. Berkas, Nama pemohon, Terbilang, Uraian Pekerjaan, Banyaknya, Biaya, Urut Daftar Isian permohonan Masuk Informasi / Pengecekan, Nomor Urut bukti Kwitansi Pembayaran ( DI.305 ), Luas, Tanggal Bayar, Jumlah dibayarkan serta nama dan tanda tangan Bendahara Khusus Penerimaan. 3. Pencarian dan Pengumpulan Data informasi / Pengecekan yang dimohon. Pencarian dan Pengumpulan Data informasi / Pengecekan dilakukan oleh Petugas Pelaksana Pendaftaran Hak, Sub Seksi Pendaftaran Hak, Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Kantor Pertanahan Kota Surakarta, Petugas akan Mencari Buku Tanah ( Salinan Sertipikat ) yang ada di Kantor Pertanahan untuk selanjutnya mecocokkan dengan Asli Sertipikat yang diajukan Pengecekan ada beberapa acuan yang diperiksa oleh Petugas Pelaksana yaitu : - Kesesuaian Nomor Seri Sertipikat dan Buku Tanah. - Kesesuaian Nama Pemegang Hak, Tanggal dan No Surat Ukur, Luas Tanah, Tanggal Perolehan, Nama Pejabat yang memaraf dan menandatangani Sertipikat serta Buku Tanah. - Kesesuaian Jenis Kertas Sertipikat. - Kesesuaian bentuk dan ukuran Stampel. - Dan hal lain yang tidak bisa disampaikan karena bersifat rahasia. Dari hal tersebut Petugas Pelaksana akan membuat kesimpulan awal bahwa : a. Apabila sertipikat sebagaimana dimaksud sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan, maka membubuhkan cap atau tulisan dengan

9 kalimat : Telah diperiksa dan sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan pada halaman perubahan sertipikat asli kemudian diparaf dan diberi tanggal pengecekan. Pada halaman perubahan buku tanah yang bersangkutan dibubuhkan cap atau tulisan dengan kalimat: PPAT (nama PPAT ybs). telah minta pengecekan sertipikat. b. Apabila sertipikat ternyata tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan, maka diambil tindakan sebagai berikut : - apabila sertipikat tersebut bukan dokumen yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan, maka pada sampul dan semua halaman sertipikat tersebut dibubuhkan cap atau tulisan dengan kalimat : "Sertipikat ini tidak diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta - apabila sertipikat tersebut adalah dokumen yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan akan tetapi data fisik dan atau data yuridis yang termuat di dalamnya tidak sesuai lagi dengan data yang tercatat dalam buku tanah dan atau surat ukur yang bersangkutan, membuat konsep Surat Keterangan Pendaftaran Tanah sesuai data yang tercatat di Kantor Pertanahan dan pada sertipikat yang bersangkutan tidak dicantumkan sesuatu tanda. Penerbitan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah dilakukan selambat lambatnya dalam 7 ( tujuh ) hari kerja terhitung dari hari pengecekan dalam hal ini kenapa 7 ( hari ) karena Surat Keterangan Pendaftaran Tanah di tanda tangani oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Surakarta. 4. Penyiapan informasi / pengecekan yang dimohon. Penyiapan informasi / pengecekan dilaksanakan oleh Kepala Sub Seksi Pendaftaran Hak Kantor Pertanahan Kota Surakarta, dalam hal ini akan melakukan pemeriksaan ulang dan pengkajian secara seksama atas berkas yang

10 sudah disiapkan oleh Petugas Pelaksana Pendaftaran Hak, baik untuk hasil pengecekan yang sesuai, tidak sesuai maupun Surat Keterangan Pendaftaran Tanah selanjutnya akan me maraf baik Sertipikat, Buku Tanah maupun Surat Keterangan Pendaftaran Tanahnya. Untuk Sertipikat yang sesuai mapun tidak sesuai langsung diserahkan kepada Petugas Penyerahan sedang Surat Keterangan Pendaftaran Tanah diteruskan kepada Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah untuk di paraf selanjutnya ke Kepala Kantor Pertanahan untuk ditandatangani. Bahwa hasil Penyiapan informasi / pengecekan tidak seluruhnya hasilnya sesuai. Bahwa dalam pelaksanaannya diketemukan hasil pengecekannya tidak sesuai dan ada permasalahan hukum baik ada blokir, sita, dan diterbitkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan lelang. (Wawancara dengan Ibu Hadisnawati, SH. selaku Kepala Sub Seksi Pendaftaran Hak Kantor Pertanahan Kota Surakarta tanggal ). 5. Penyerahan Informasi / Pengecekan Penyerahan Informasi / Pengecekan dilaksanakan oleh Petugas Loket III ( Loket Penyerahan / Pengambilan ), apabila pemohon mengambil Petugas mencetak bukti Tanda Terima. Tanda Terima memuat informasi No. Bukti Penyerahan, No. Berkas Permohonan, Tanggal, Penerima Dokumen, Alamat, Atas Nama, Uraian, Jenis Dokumen, Pemilik / Atas Nama, Nama dan Tanda Penerima dan Petugas Penerima. 2. Faktor Faktor Apa Yang Menjadi Hambatan Dan Upaya Penyelesaian Yang Dilakukan Dalam Pelaksanaan Pengecekan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Jual Beli Hak Atas Tanah.

11 Berdasarkan laporan Tahunan Sub Seksi Pendaftaran Hak, Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Kantor Pertanahan Kota Surakarta pelaksanaan permohonan pengecekan Sertipikat Tahun 2014, dari permohonan yang sudah masuk tersebut di ketahui bahwa : a. Seluruh permohonan selesai dan tidak ada sisa pekerjaan baik yang sesuai, tidak sesuai maupun dikeluarkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah serta pelaksanaannya telah sesuai dengan PerKaBPN No.1 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan. b. Permohonan pengecekan sebanyak 99 % atau bidang permohonan diajukan oleh PPAT ( Pejabat Pembuat Akta Tanah ) dalam rangka pembuatan akta baik peralihan hak maupun pembebanan hak, sedang yang diajukan perorangan 1 % atau 156 bidang. PPAT melakukan pengecekan Sertipikat hanya dalam rangka pembuatan Akta. ( Wawancara dengan Sdr. Didik pegawai PPAT tanggal ). c. Sekitar 0.5 % atau sebanyak 78 bidang hasil pengecekan terdapat permasalahan / hasil pengecekan diantaranya Ada Blokir baik dari pihak perorangan, instansi atau penegak hukum Kepolian, Pengadilan, Kejaksaan, KPK, Ada Sita serta diterbitkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan Lelang. Faktor Faktor Apa Yang Menjadi Hambatan Dan Upaya Penyelesaian Yang Dilakukan Dalam Pelaksanaan Pengecekan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Jual Beli Hak Atas Tanah pada Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Ada 2 ( dua ) hambatan atau permasalahan yang diketemukan dalam pelaksanaan Pengecekan Sertipikat yaitu hambatan dari luar ( eksternal ) dan dari dalam ( internal ) : 1. Hambatan dari luar ( eksternal ) : Hambatan yang diketemukan dari luar yaitu :

12 a. Pemahaman atau ketidaktahuan masyarakat yang akan melakukan transaksi jual beli bahwa Sertipikat yang dipegang atau dimiliki pemilik belum tentu sama dengan Buku Tanah yang ada di Kantor Pertanahan hal tersebut terjadi karena adanya pencatatan oleh pihak lain seperti Sita, Blokir dan permintaan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan lelang, anggapan proses yang berbelit-belit dan biaya yang mahal, pemohon yang kesulitan dalam melengkapi berkas yang harus dipenuhi menjadikan permohonan Pengecekan yang dilakukan oleh perorangan lebih sedikit. b. Dokumen berkas permohonan tidak lengkap baik Pengisian formulir berkas permohonan baik nama, tempat tanggal lahir, nomor KTP, alamat dan keperluan melakukan pengecekan serta data identitas diri berupa fotocopy KTP yang tidak berlaku lagi dan belum ada Legalisasi. 2. Hambatan dari dalam ( internal ) : Hambatan yang terjadi dalam internal kantor diketahui sebagai berikut : a). Batas waktu penerimaan pembayaran yang hanya sampai Jam WIB. Karena kewajiban Bendahara yang harus segera menyetorkan Uang ke Kas Negara pada hari itu juga. b). Jaringan Listrik dan Telekomunikasi ( TELKOM ) padam atau putus karena pelayanan sudah berbasis Komputer dan Web dimana data langsung terkirim di Server Pusat Jakarta melalui Aplikasi KKPWeb. c). Hasil Pelayanan Pengecekan jika Ada Blokir baik dari pihak perorangan, instansi atau penegak hukum Kepolian, Pengadilan, Kejaksaan, KPK., Ada Sita serta ada Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan Lelang. Salah satu permasalah Sertipikat tidak di Keluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta, dimana tanah tersebut telah dilakukan perikatan jual beli berdasarkan Akta yang dibuat oleh Notaris, pada waktu sebelum pembuatan

13 akta tidak dilakukan Pengecekan sertipikat di Kantor Pertanahan Kota Surakarta, setelah akan dilakukan pembuatan Akta Jual Beli dan dilakukan pengecekan oleh PPAT diketahui bahwa Sertipikat tersebut tidak di keluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Permasalahan ada Blokir, Sita dan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan Lelang yang dilakukan pengecekan oleh PPAT diterbitkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah. Pejabat Kepala Sub Seksi Pendaftaran Hak ada dinas, atau undangan luar kantor, serta apabila sakit hal ini menjadikan Produk tidak bisa di paraf pada hari itu juga. 3. Upaya Penyelesaian terhadap hambatan atau permasalahan yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Upaya Penyelesaian terhadap hambatan atau permasalahan yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta adalah sebagai berikut : a. Penyuluhan hukum pertanahan tentang pentingnya pengecekan Sertipikat, biaya yang murah sesuai PP 13 Tahun 2010 sebesar Rp ,- dan jangka waktu yang hanya satu hari bisa ditunggu, yang rutin dilakukan setiap bulan sekali di Kantor Kecamatan atau Kelurahan dilakukan oleh Seksi Sengketa dan Konflik Perkara Pertanahan Kantor Pertanahan Kota Surakarta. b. Legalisasi oleh Petugas Loket Pelayanan terhadap KTP atau KK yang dibawa pemohon sepanjang bisa menunjukkan aslinya sesuai PerKaBPN No.1 Tahun 2010 serta pendelegasian kewenangan. c. Peningkatan Prasarana Pengadaan Jenset Listrik pada akhir Tahun 2014 dan juga Modem Eksternal untuk mengatasi padamnya Listrik dan putusanya Telekomunikasi. d. Terhadap pemasalahan yang ada masalah hukum diberikan solusi :

14 - Apabila Sertipikat tidak di Keluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta disarankan untuk melakukan musyawarah mufakat, apabila tidak tercapai lewat jalu hukum baik pidana maupun perdata. - Apabila ada Blokir baik dari pihak perorangan, instansi atau penegak hukum Kepolian, Pengadilan, Kejaksaan, KPK, disarankan untuk mencabut blokirnya untuk blokir dari penegak hukum Kepolian, Pengadilan, Kejaksaan, KPK dimintakan atau mengajukan permohonan ke intitusi tersebut untuk mencabut blokirnya apabila perkaranya telah selesai, sedang blokir perorangan dengan dasar gugatan pengadilan dibuktikan dengan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan bukti keterangan dari pengadilan bahwa perkara telah mempunyai kekuatan hukum tetap. - Apabila ada Sita, pemohon disarankan untuk meminta pengangkatan sita dari jurusita apabila permasalahan / perkara telah selesai. - Apabila ada Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan Lelang, pemohon disarankan untuk meminta surat keterangan pembatalan lelang dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan lelang. e. Pelayanan LARASITA ( Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah ) LARASITA merupakan layanan pertanahan bergerak (mobile land service) yang bersifat pro aktif atau "jemput bola" ke tengah-tengah masyarakat. Sebagai sebuah kebijakan inovatif, kelahiran LARASITA dilandasi keinginan pemenuhan rasa keadilan yang diperlukan, diharapkan dan dipikirkan oleh masyarakat, serta adanya kesadaran bahwa tugas-tugas berat itu tidak akan bisa diselesaikan hanya dari balik meja kantor tanpa membuka diri terhadap interaksi masyarakat yang kesejahteraannya menjadi tujuan utama pengelolaan pertanahan. f. Pelayanan Sabtu dan Minggu

15 Pelaksanaan Pelayanan Pertanahan Hari Sabtu dan Minggu bertujuan untuk memberi kemudahan kepada warga masyarakat yang memiliki keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat mengurus pelayanan pertanahan pada hari kerja. Bagi pegawai kantor pertanahan yang bertugas pada hari Sabtu dan Minggu, akan diberikan hari libur pengganti di hari kerja. Dengan demikian hak libur pegawai tidak dikurangi meskipun kegiatan pelayanan dilakukan tujuh hari seminggu. g. Pelayanan PERMATA ( Pelayanan Mandiri Akta Tanah ) Layanan online Permata merupakan terobosan pelayanan pertanahan yang memberikan kemudahan terkait dengan pendaftaran akta pejabat pembuat akta tanah (PPAT) baik pelayanan Pengecekan maupaun pendaftaran akta. Dengan Permata PPAT atau pengguna layanan secara langsung dapat mengaplikasikan berdasarkan user ID masing- masing. Pengguna layanan juga dapat mengakses dan melakukan entry data terhadap berkas atau dokumen yang didaftarkan. Melalui menu yang tersedia, pengguna dapat mengecek dokumen yang didaftarkan kapan dan di mana saja. Dengan demikian, saat mendaftarkan berkas ke Kantor Pertanahan maka pendaftar tidak perlu antre terlalu lama. Pasalnya data sudah tersedia dan tinggal validasi data secara langsung. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Bahwa Pelaksanaan Pengecekan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Jual Beli Hak Atas Tanah di Kantor Pertanahan Kota Surakarta terdiri dari Penerimaan dan Pemeriksaan Dokumen Permohonan, Penerimaan Pembayaran Biaya Informasi /

16 Pengecekan, Pencarian dan Pengumpulan Data informasi / Pengecekan yang dimohon, Penyiapan informasi / pengecekan yang dimohon serta Penyerahan Informasi / Pengecekan. Pelaksanaan Pengecekan Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Jual Beli Hak Atas Tanah di Kantor Pertanahan Kota Surakarta telah sesuai Prosedur, Persyaratan, Biaya, Jangka Waktu Pelaksanaan Pelayanan Pengecekan Sertipikat sudah Standar Prosedur Pengaturan dan Pelayanan Pertanahan. b. Hambatan yang terjadi dalam pelayanan pengecekan Sertipikat ada 2 ( dua ) hambatan dari luar ( eksternal ) yaitu Pemahaman atau ketidaktahuan masyarakat yang akan melakukan transaksi jual beli bahwa Sertipikat yang dipegang atau dimiliki pemilik belum tentu sama dengan Buku Tanah yang ada di Kantor Pertanahan hal tersebut terjadi karena adanya pencatatan oleh pihak lain seperti Sita, Blokir dan permintaan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan lelang, anggapan proses yang berbelit-belit dan biaya yang mahal serta dokumen atau berkas permohonan yang tidak lengkap. Hambatan dari dalam (internal) berupa adanya Sertipikat tidak di Keluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta, Ada Blokir baik dari pihak perorangan, instansi atau penegak hukum Kepolian, Pengadilan, Kejaksaan, KPK., Ada Sita., Ada Surat Keterangan Pendaftaran Tanah untuk keperluan Lelang. Dari hambatan yang terjadi, Kantor Pertanahan Kota Surakarta berupaya memperbaiki dengan Penyuluhan hukum pertanahan tentang pentingnya pengecekan Sertipikat, biaya yang murah sesuai PP 13 Tahun 2010 sebesar Rp ,- dan jangka waktu yang hanya satu hari bisa ditunggu, rutin dilakukan setiap bulan Sekali di Kantor Kecamatan atau Kelurahan yang dilakukan oleh Seksi Sengketa dan Konflik Perkara Pertanahan Kantor Pertanahan Kota Surakarta, perbaikan sarana prasarana, memberikan saran solusi dan membuka

17 layanan prioritas baik Larasita, Pelayanan Sabtu dan Minggu serta Layanan PERMATA. F. Daftar Pustaka Aartje Tehupeiory, 2012, Pentingnya Pendaftaran Tanah di Indonesia, Jakarta, Raih Asa Sukses. Achmad Rubaie, 2007, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, Malang, Bayumedia. Bachtiar Effendie, 1983, Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Peraturan-Peraturan Pelaksanaannya, Bandung, Alumni. Boedi Harsono, 2005, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta, Djambatan. Djoko Prakoso, 1985, Budiman Adi Purwanto, Eksistensi PRONA sebagai Pelaksanaan Mekanisme Fungsi Agraria, Jakarta, Ghalia Indonesia. Eddy Ruchiyat, 1989, Sistem Pendaftaran Tanah Sebelum dan Sesudah Berlakunya UUPA, Bandung, Armico. H. Zainuddin Ali, M.A, 2009, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Sinar Grafika. H.B. Sutopo, 1988, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta, UNS Press. Hadi, Sutrisno. 2000, Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta, ANDI. Irawan Soerodjo, 2002, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Di Indonesia, Jakarta, Arkola. Lexy J. Moleong, 1990, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya. Parlindungan, A.P, 1999, Pendaftaran Tanah di Indonesia, Bandung, Mandar Maju. Soekanto, Soerjono. 1986, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta, UI Press. Soemitro, Ronny Hanitijo. 1990, Metodologi Hukum dan Jurimetri. Jakarta, Ghalia Indonesia. Urip Santoso, 2012, Hukum Agraria Kajian Komprehensif, Jakarta, Kencana. Peraturan Perundang undangan : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek]. Diterjemahkan oleh Subekti dan R. Tjitrosudibio. Jakarta : Pradnya Paramita, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Lembaran Negara Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah. Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 58. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah dan Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 18 Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional jo. Nomor 85 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 Tentang Badan Pertanahan Nasional. Keputusan Presiden RI Nomor 121/P/2014 tentang pembentukan Kementerian dan pembentukan Kabinet Kerja

18 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Dan Pengaturan Pertanahan. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Republik Indonesia No. 59 tahun 2008 tentang Lambang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Keputusan MenPan Nomor 81 tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum. Internet : di akses tanggal di akses tanggal

PELAKSANAAN PEWARISAN HAK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA. ( Studi Kasus Penetapan Pengadilan Negeri Nomor : 170/Pdt.P/2014/PN.Skt

PELAKSANAAN PEWARISAN HAK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA. ( Studi Kasus Penetapan Pengadilan Negeri Nomor : 170/Pdt.P/2014/PN.Skt PELAKSANAAN PEWARISAN HAK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA ( Studi Kasus Penetapan Pengadilan Negeri Nomor : 170/Pdt.P/2014/PN.Skt Di Kantor Pertanahan Kota Surakarta ) Yulfitri Nurjanah Sarjana Hukum Program

Lebih terperinci

BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG.

BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG. 80 BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten

Lebih terperinci

Lex Privatum Vol. V/No. 3/Mei/2017

Lex Privatum Vol. V/No. 3/Mei/2017 PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH MELALUI JUAL BELI BERDASARKAN PP NO. 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH 1 Oleh: Suyadi Bill Graham Ambuliling 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini

Lebih terperinci

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017. Kata kunci: Analisis Yuridis, Pembuatan Sertifikat Tanah,

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017. Kata kunci: Analisis Yuridis, Pembuatan Sertifikat Tanah, ANALISIS YURIDIS MENGENAI PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO. 24 TAHUN 1997 1 Oleh : Natalia Meygi Dumalang 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A.Kesimpulan. Pelaksanaan perubahan hak guna bangunan menjadi hak milik untuk

BAB III PENUTUP. A.Kesimpulan. Pelaksanaan perubahan hak guna bangunan menjadi hak milik untuk BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Pelaksanaan perubahan hak guna bangunan menjadi hak milik untuk rumah tinggal dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten Tabanan sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala

Lebih terperinci

TERHAMBATNYA PROSES JUAL BELI KARENA TIDAK JELASNYA TANDA BATAS HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN GROBOGAN

TERHAMBATNYA PROSES JUAL BELI KARENA TIDAK JELASNYA TANDA BATAS HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN GROBOGAN TERHAMBATNYA PROSES JUAL BELI KARENA TIDAK JELASNYA TANDA BATAS HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN GROBOGAN Yoga Dwi Santosa Sarjana Hukum Program Sarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABTRAKSI Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Setiap orang tentu memerlukan tanah, bahkan bukan hanya dalam kehidupannya, untuk mati pun manusia masih

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penyelenggaraan peralihan hak milik atas tanah secara hibah di Kabupaten Karanganyar telah dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. Berdasarkan

Lebih terperinci

Upik Hamidah. Abstrak

Upik Hamidah. Abstrak Pembaharuan Standar Prosedure Operasi Pengaturan (SOP) Pelayanan Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah Karena Hibah Wasiat Berdasarkan Alat Bukti Peralihan Hak Upik Hamidah Dosen Bagian Hukum Administrasi

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA BLOKIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai arti penting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga setiap kegiatan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No.1112, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Blokir dan Sita. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERAN KEMENTERIAN ATR/BPN DALAM PROSES PEMBLOKIRAN, PENYITAAN, PERAMPASAN, DAN PERALIHAN

PERAN KEMENTERIAN ATR/BPN DALAM PROSES PEMBLOKIRAN, PENYITAAN, PERAMPASAN, DAN PERALIHAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL Jakarta, 22 September 2016 PERAN KEMENTERIAN ATR/BPN DALAM PROSES PEMBLOKIRAN, PENYITAAN, PERAMPASAN, DAN PERALIHAN Rapat Koordinasi Tata Laksana

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. konversi Leter C di Kabupaten Klaten telah mewujudkan kepastian. hukum. Semua responden yang mengkonversi Leter C telah memperoleh

BAB III PENUTUP. konversi Leter C di Kabupaten Klaten telah mewujudkan kepastian. hukum. Semua responden yang mengkonversi Leter C telah memperoleh 70 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perolehan konversi Leter C di Kabupaten Klaten telah mewujudkan kepastian hukum. Semua responden yang mengkonversi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Gautama, Sudargo, Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung : Citra Aditya, 1993.

DAFTAR PUSTAKA. Gautama, Sudargo, Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung : Citra Aditya, 1993. 112 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdurrahman, Masalah Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah, Pembebasan Tanah dan Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Di Indonesia, Bandung : PT. Citra

Lebih terperinci

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN A. Hak Guna Bangunan Ketentuan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak awal didirikannya Republik Indonesia, yang menjadi tujuan utama pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan Pancasila dan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dapat menentukan keberadaan, kelangsungan hubungan dan perbuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia hidup dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia hidup dan melakukan aktifitas di atas tanah, sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan dengan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembar

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 343, 2016 KEMEN-ATR/BPN. HGB tertentu. Wilayah Tertentu. Peralihan. Pelayanan. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tanah ditempatkan sebagai suatu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus meningkat.

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PERAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DALAM PERALIHAN HAK ATAS TANAH TERHADAP WARGA NEGARA ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Sejak lahir sampai meninggal dunia manusia membutuhkan tanah untuk tempat tinggal dan sumber kehidupan. Manusia

Lebih terperinci

Dewi Hasmawaty Simanjuntak

Dewi Hasmawaty Simanjuntak PENYELESAIAN SENGKETA PERBEDAAN DATA FISIK DALAM SERTIPIKAT DENGAN HASIL UKUR TERHADAP GANTI RUGI KEPADA MASYARAKAT DI KELURAHAN PADANGSARI KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG (Dalam Rangka Pengadaan Tanah

Lebih terperinci

Lex Administratum, Vol. V/No. 6/Ags/2017

Lex Administratum, Vol. V/No. 6/Ags/2017 TUGAS DAN KEWENANGAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI INDONESIA 1 Oleh : Suci Ananda Badu 2 ABSTRAK Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017 TATA CARA PERPANJANGAN DAN PEMBAHARUAN HAK GUNA BANGUNAN BERDASARKAN PP. NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH 1 Oleh: Sitti Rachmi Nadya Mo o 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sebagian besar kehidupan masyarakatnya masih bercorak agraris karena sesuai dengan iklim Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. 1. Pelaksanaan peralihan hak milik atas tanah karena (hibah) di

BAB III PENUTUP. 1. Pelaksanaan peralihan hak milik atas tanah karena (hibah) di BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan peralihan hak milik atas tanah karena (hibah) di Kabupaten Sleman sesuai dengan Peraturan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG PEMBERIAN HAK MILIK ATAS TANAH UNTUK RUMAH TINGGAL

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional. Sejalan dengan

BAB IV PEMBAHASAN. Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional. Sejalan dengan BAB IV PEMBAHASAN 1.1 Sejarah Kelembagaan Pertanahan Berdirinya BPN dan Masa Sesudahnya, 1988 1993 Tahun 1988 merupakan tonggak bersejarah karena saat itu terbit Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai. berikut :

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai. berikut : BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Eksistensi Tanah hak milik adat (bekas okupasi tentara jepang) tersebut sampai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peningkatan Pembangunan Nasional yang berkelanjutan memerlukan dukungan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan pemberian Hak Milik dari tanah negara dan. perlindungan hukumnya di Kabupaten Kutai Timur pada tahun

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan pemberian Hak Milik dari tanah negara dan. perlindungan hukumnya di Kabupaten Kutai Timur pada tahun BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pemberian Hak Milik dari tanah negara dan perlindungan hukumnya di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2013 sudah sesuai dengan Pasal 3 angka 2 Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia, karena manusia pasti membutuhkan tanah.tanah yang dapat memberikan kehidupan bagi manusia, baik untuk tempat

Lebih terperinci

Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018 PENGATURAN HUKUM TENTANG PENDAFTARAN TANAH MENJADI HAK MILIK MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 1 Oleh: Syendy A. Korompis 2 Dosen Pembimbing: Atie Olii, SH, MH; Godlieb N. Mamahit, SH, MH

Lebih terperinci

PENULISAN HUKUM. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK ATAS TANAH (Studi tentang tindak pidana penyerobotan hak atas tanah PT.Mawija Jaya di kota Tarakan)

PENULISAN HUKUM. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK ATAS TANAH (Studi tentang tindak pidana penyerobotan hak atas tanah PT.Mawija Jaya di kota Tarakan) PENULISAN HUKUM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK ATAS TANAH (Studi tentang tindak pidana penyerobotan hak atas tanah PT.Mawija Jaya di kota Tarakan) Oleh: FEBRIYANA KD 201420110312366 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN SEBAGAI MEKANISME ASAS PUBLISITAS DALAM PENCATATAN HAK TANGGUNGAN PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN SEBAGAI MEKANISME ASAS PUBLISITAS DALAM PENCATATAN HAK TANGGUNGAN PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN SEBAGAI MEKANISME ASAS PUBLISITAS DALAM PENCATATAN HAK TANGGUNGAN PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO JURNAL ILMIAH Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan tuntutan pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakat menjadi semakin meningkat, terutama kepada institusi birokrasi.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan. dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan. dapat disimpulkan sebagai berikut : 123 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Proses Pendaftaran Peralihan dari Pemisahan Hak Guna Bangunan Induk

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1961 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1961 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1961 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : perlu diadakan peraturan tentang pendaftaran tanah sebagai yang dimaksud dalam

Lebih terperinci

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017 JUAL BELI TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH 1 Oleh: Mardalin Gomes 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpilkan bahwa :

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpilkan bahwa : BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpilkan bahwa : 1. Pelaksanaan PRONA pada tahun 2013 terlaksana dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari 20 (dua

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL

BAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL 1 BAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL 3.1. PENGERTIAN PENDAFTARAN TANAH Secara general, pendaftaran tanah adalah suatu kegiatan administrasi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan hidup dan penghidupan bangsa sepanjang

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN MENTERI NEGARA AGRARIA/

Lebih terperinci

Djojodirdjo, M.A. Moegni, 1979, Perbuatan Melawan Hukum : Tanggung Gugat(Aansprakelijkheid) Untuk Kerugian, Yang Disebabkan Karena Perbuatan Melawan

Djojodirdjo, M.A. Moegni, 1979, Perbuatan Melawan Hukum : Tanggung Gugat(Aansprakelijkheid) Untuk Kerugian, Yang Disebabkan Karena Perbuatan Melawan DAFTAR PUSTAKA BUKU : A.P.Parlindungan, 1999, Pendaftaran Tanah Indonesia (Berdasarkan P.P. No. 24 Tahun 1997 Dilengkapi dengan Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (P.P. No.37 Tahun 1998), CV.

Lebih terperinci

Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU. Oleh.

Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU. Oleh. Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 113 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU Oleh Suhariyono 1 ABSTRAK: Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Legalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan tanah diselenggarakan atas dasar peraturan perundangundangan tertentu, yang secara teknis menyangkut masalah pengukuran, pemetaan dan pendaftaran peralihannya.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROSES PEMECAHAN HAK ATAS TANAH DI PPAT UNTUK MENDAPATKAN KEPASTIAN HUKUM

PELAKSANAAN PROSES PEMECAHAN HAK ATAS TANAH DI PPAT UNTUK MENDAPATKAN KEPASTIAN HUKUM PELAKSANAAN PROSES PEMECAHAN HAK ATAS TANAH DI PPAT UNTUK MENDAPATKAN KEPASTIAN HUKUM JURNAL ILMIAH Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang berada di bawah dan

Lebih terperinci

PELAYANAN ONLINE PERTANAHAN DAN PERALIHAN HGB TERTENTU DI WILAYAH TERTENTU

PELAYANAN ONLINE PERTANAHAN DAN PERALIHAN HGB TERTENTU DI WILAYAH TERTENTU PELAYANAN ONLINE PERTANAHAN DAN PERALIHAN HGB TERTENTU DI WILAYAH TERTENTU DIREKTORAT JENDERAL HUBUNGAN HUKUM KEAGRARIAAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL Landasan Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu harta yang mempunyai sifat permanent dan dapat. dicadangkan untuk kehidupan pada masa datang.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu harta yang mempunyai sifat permanent dan dapat. dicadangkan untuk kehidupan pada masa datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan tentang tanah dalam kehidupan manusia mempunyai arti yang sangat penting sekali oleh karena sebagian besar daripada kehidupannya adalah bergantung pada tanah.

Lebih terperinci

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017 PEMINDAHAN HAK MILIK ATAS TANAH MELALUI LELANG MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 40 TAHUN 1996 DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 1 Oleh : Farrell Gian Kumampung 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya

Lebih terperinci

: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA Judul : AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA SERTIFIKAT DALAM PERJANJIAN JUAL BELI ATAS TANAH Disusun oleh : GALUH LISTYORINI NPM : 11102115 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I Pasal 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan

Lebih terperinci

RINGKASAN TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat S-2 Program Studi Magister Kenotariatan. Oleh : JUMIN B4B

RINGKASAN TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat S-2 Program Studi Magister Kenotariatan. Oleh : JUMIN B4B PERALIHAN PENGUASAAN TANAH NEGARA SECARA DI BAWAH TANGAN DAN PROSES PEROLEHAN HAKNYA DI KANTOR PERTANAHAN JAKARTA UTARA (Studi Kasus di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja Jakarta Utara) RINGKASAN TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah dalam kehidupan manusia mempunyai peran yang sangat penting karena merupakan sumber kesejahteraan, kemakmuran, dan kehidupan. Selain itu tanah mempunyai hubungan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG - 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG PENANGANAN BENCANA DAN PENGEMBALIAN HAK-HAK MASYARAKAT ATAS ASET TANAH DI WILAYAH BENCANA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.751, 2017 KEJAKSAAN. Benda Sitaan atau Barang Rampasan Negara atau Sita Eksekusi. Pelelangan atau Penjualan Langsung. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

Lebih terperinci

*35279 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 24 TAHUN 1997 (24/1997) TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*35279 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 24 TAHUN 1997 (24/1997) TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN PP 24/1997, PENDAFTARAN TANAH *35279 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 24 TAHUN 1997 (24/1997) TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 1999 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN PERUBAHAN DATA PENDAFTARAN TANAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jual beli tanah..., Ni Wayan Nagining Sidianthi, FH UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Jual beli tanah..., Ni Wayan Nagining Sidianthi, FH UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanah dalam kehidupan manusia mempunyai arti yang penting, sebab sebagian besar dari kehidupan manusia tergantung pada tanah. Tanah berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB III KEDUDUKAN HUKUM TANAH OBYEK SENGKETA Sengketa yang Timbul Sebagai Akibat dari Kelalaian dalam Proses Penerbitan Sertifikat Hak Pakai

BAB III KEDUDUKAN HUKUM TANAH OBYEK SENGKETA Sengketa yang Timbul Sebagai Akibat dari Kelalaian dalam Proses Penerbitan Sertifikat Hak Pakai 14 BAB III KEDUDUKAN HUKUM TANAH OBYEK SENGKETA 3.1. Sengketa yang Timbul Sebagai Akibat dari Kelalaian dalam Proses Penerbitan Sertifikat Hak Pakai Pentingnya kegiatan pendaftaran tanah telah dijelaskan

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016 PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH AKIBAT HIBAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG POKOK-POKOK AGRARIA 1 Oleh : Cry Tendean 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

5 Lidung Sarolangun Ladang Panjang Sarolangun Bernai Sarolangun Sungai Abang Sarolangun Panti Sarolangun

5 Lidung Sarolangun Ladang Panjang Sarolangun Bernai Sarolangun Sungai Abang Sarolangun Panti Sarolangun ABSTRAK Analisis Pelaksanaan Perubahan Status Hak Guna Bangunan (HGB) Menjadi Hak Milik (HM) Untuk Rumah Tinggal Pada Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Sarolangun Menurut Peraturan Menteri Negara Agraria

Lebih terperinci

: FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

: FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK Judul : FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL BELI ATAS TANAH Disusun oleh : Premanti NPM : 11102114 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah Mengkaji

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sebagai tempat pembangunan dan juga tempat mata pencaharian masyarakat terutama di negara Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017 PEROLEHAN HAK ATAS TANAH MELALUI PENEGASAN KONVERSI MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG POKOK-POKOK AGRARIA 1 Oleh : Calvin Brian Lombogia 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN NOMOR 9/SE/X/2017

SURAT EDARAN NOMOR 9/SE/X/2017 SURAT EDARAN NOMOR 9/SE/X/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH DALAM

Lebih terperinci

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017 ASPEK YURIDIS PERALIHAN HAK ATAS TANAH MELALUI TUKAR-MENUKAR MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG POKOK-POKOK AGRARIA DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 40 TAHUN 1996 1 Oleh: Natalia Maria Liju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia hidup, tumbuh besar, dan berkembangbiak, serta melakukan segala aktivitas di atas tanah, sehingga manusia selalu berhubungan dengan tanah. Manusia hidup dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu kehidupan masyarakat Indonesia yang tata kehidupannya masih bercorak agraris dan sebagian besar

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR : 4 TAHUN 1999

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR : 4 TAHUN 1999 MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR : 4 TAHUN 1999 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa, DAFTAR PUSTAKA A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa, A.P. Parlindungan, 1973, Berbagai Aspek Pelaksanaan UUPA, Alumni, Abdul R Saliman, 2004, Esensi Hukum Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan suatu hal yang erat hubungannya dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, karena manusia bertempat tinggal, berkembang biak, serta melakukan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. 1. Pelaksanaan pendaftaran hak milik adat (Letter C) secara sporadik dalam

BAB III PENUTUP. 1. Pelaksanaan pendaftaran hak milik adat (Letter C) secara sporadik dalam BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pendaftaran hak milik adat (Letter C) secara sporadik dalam mewujudkan kepastian hukum di Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 sudah sesuai dengan Peraturan Pemerrintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dan paling utama. Karena pada kehidupan manusia sama sekali tidak

BAB I PENDAHULUAN. penting dan paling utama. Karena pada kehidupan manusia sama sekali tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, tanah merupakan faktor yang sangat penting dan paling utama. Karena pada kehidupan manusia sama sekali tidak dapat dipisahkan dari tanah.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peningkatan Pembangunan Nasional yang ber-kelanjutan memerlukan dukungan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERANAN CAMAT SELAKU PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB HUKUM PERTANAHAN DI WILAYAH KECAMATAN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERANAN CAMAT SELAKU PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB HUKUM PERTANAHAN DI WILAYAH KECAMATAN NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERANAN CAMAT SELAKU PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB HUKUM PERTANAHAN DI WILAYAH KECAMATAN KARANGANYAR Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan manusia, sehingga dalam melaksanakan aktivitas dan kegiatannya manusia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peningkatan Pembangunan Nasional yang berkelanjutan memerlukan dukungan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Disusun oleh: CLAUDIA TIARA YULINDA. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

JURNAL SKRIPSI. Disusun oleh: CLAUDIA TIARA YULINDA. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA JURNAL SKRIPSI PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK KARENA JUAL BELI MELALUI ONE DAY SERVICE DALAM MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KABUPATEN BANTUL Disusun oleh: CLAUDIA TIARA YULINDA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut: 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamisi kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang sedang giat dilaksanakan melalui rencana bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik materiil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tanah mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia karena tanah mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan sebagai capital asset. Sebagai social

Lebih terperinci

BAB IV. mengusai suatu tanah, di masa lalu haruslah membuka hutan terlebih dahulu,

BAB IV. mengusai suatu tanah, di masa lalu haruslah membuka hutan terlebih dahulu, BAB IV KEKUATAN HUKUM SURAT KETERANGAN TANAH KEPALA DESA DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TANAH DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH Pada prakteknya apabila seseorang

Lebih terperinci

Keywords: Legal Protection, Good Faith Buyers, Suspension and Confiscation Certificate

Keywords: Legal Protection, Good Faith Buyers, Suspension and Confiscation Certificate C a h r y a H a l o h o 1 PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA PEMBELI YANG BERITIKAD BAIK DALAM HAL DILAKUKANNYA PENCATATAN BLOKIR DAN SITA PADA SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH OLEH KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN CAHRYA

Lebih terperinci

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1579/7.1-100/IV/2013 Jakarta, 17 April 2013 Sifat : - Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Penyampaian Surat Edaran Nomor 5/SE/IV/2013 tentang Pendaftaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Usaha Pemerintah di dalam mengatur tanah-tanah di Indonesia baik bagi perorangan maupun bagi badan hukum perdata adalah dengan melakukan Pendaftaran Tanah

Lebih terperinci

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017 PENDAFTARAN TANAH MENGGUNAKAN SISTEM PUBLIKASI NEGATIF YANG MENGANDUNG UNSUR POSITIF MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH 1 Oleh: Anastassia Tamara Tandey 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1996 TENTANG

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1996 TENTANG MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1996 TENTANG FORMASI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN DAN PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU KELUARGA, KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA PENCATATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pokok-pokok pikiran yang tercantum di dalam Pasal 33 ayat (3) Undang- Undang Dasar 1945 menekankan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Basri, Hasan dan Sarjita, Pembatalan dan Kebatalan Hak Atas Tanah, Yogyakarta, Tigu Jogja Pustaka, Cetakan kedua, 2005

DAFTAR PUSTAKA. Basri, Hasan dan Sarjita, Pembatalan dan Kebatalan Hak Atas Tanah, Yogyakarta, Tigu Jogja Pustaka, Cetakan kedua, 2005 DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Buku Basri, Hasan dan Sarjita, Pembatalan dan Kebatalan Hak Atas Tanah, Yogyakarta, Tigu Jogja Pustaka, Cetakan kedua, 2005 Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adrian Sutedi, 2006, Kekuatan Hukum Berlakunya Sertifikat Sebagai Tanda Bukti Hak Atas Tanah, BP. Cipta Jaya, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Adrian Sutedi, 2006, Kekuatan Hukum Berlakunya Sertifikat Sebagai Tanda Bukti Hak Atas Tanah, BP. Cipta Jaya, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA A. Buku: Adrian Sutedi, 2006, Kekuatan Hukum Berlakunya Sertifikat Sebagai Tanda Bukti Hak Atas Tanah, BP. Cipta Jaya, Jakarta. Abdul Qadim Zallum, 2004, Al-Amwal fi Daulah al-khilafah,

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten terkecil kedua di Propinsi Jawa Tengah, secara geografis,

Lebih terperinci

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017 SERTIFIKAT KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH MERUPAKAN ALAT BUKTI OTENTIK MENURUT UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA NO. 5 TAHUN 1960 1 Oleh : Reynaldi A. Dilapanga 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci