VERIFIKASI GEOMETRI RADIOTERAPI TEKNIK 3DCRT/IMRT PADA KASUS KANKER KEPALA DAN LEHER DI DEPARTEMEN RADIOTERAPI RSCM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VERIFIKASI GEOMETRI RADIOTERAPI TEKNIK 3DCRT/IMRT PADA KASUS KANKER KEPALA DAN LEHER DI DEPARTEMEN RADIOTERAPI RSCM"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA VERIFIKASI GEOMETRI RADIOTERAPI TEKNIK 3DCRT/IMRT PADA KASUS KANKER KEPALA DAN LEHER DI DEPARTEMEN RADIOTERAPI RSCM TESIS FAISAL ADAM FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS PROGRAM STUDI ONKOLOGI RADIASI JAKARTA DESEMBER 2013

2 HALAMAN PER}IYATAAI\ ORISINALITAS Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip matrpun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Faisal Adam t90 Tanda Tangan Tanggal 18 Desember 2013

3 HALAMAN PENGESAHAN Tesis ini diajukan oleh Nama NPM Program Studi Judul Tesis Faisal Adam Pendidikan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Verifikasi geometri radioterapi teknik 3DCRT/IMRT padakasus kanker kepala dan leher di Departemen Radioterapi RSCM Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Dokter Spesialis pada Program Studi Onkologi Radiasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ka. Dept. Radioterapi RSCM / Pembimbing Prof. DR. dr. Soehartati G, Sp.Rad(K)OnkRad KPS Onkologi Radiasi DR. dr. Sri Mutya Sekarutami, Sp.Rad(K)OnkRad ill

4 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Dokter Spesialis Onkologi Radiasi di Fakultas Kedokteran. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sejak masa perkuliahan hingga penyusunan tesis ini, tentunya sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: (1) Prof. DR. dr. Soehartati Gondhowiardjo, SpRad(K)OnkRad selaku pembimbing saya yang berkat bimbingannya tesis ini dapat terwujud. (2) Guru-guru yang saya hormati di Fakultas Kedokteran dan di Departemen Radioterapi RSCM Jakarta: Prof. DR. dr. Soehartati Gondhowiardjo, SpRad(K)OnkRad, Prof. dr. H.M. Djakaria, SpRad(K) OnkRad, DR. dr. Sri Mutya Sekarutami, SpRad(K)OnkRad, dr. Nana Supriana, SpRad(K)OnkRad, dan dr. Irwan Ramli, SpRad(K)OnkRad yang telah membimbing dan mendidik saya dengan penuh kesabaran. (3) Sejawat PPDS Onkologi Radiasi yang membantu tesis ini dapat terwujud. (4) Semua keluarga saya, terutama istri tercinta dr. Lisa Maulina, yang telah memberikan dukungan, pengorbanan, dan doa sehingga saya mampu menyelesaikan pendidikan ini. (5) Rekan-rekan karyawan dan karyawati Departemen Radioterapi RSCM yang telah membantu selama masa pendidikan saya. (6) Berbagai pihak yang ikut membantu dalam penulisan tesis ini secara langsung maupun tidak langsung. Akhir kata, saya berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu, khususnya dalam bidang Onkologi Radiasi. Jakarta, Desember 2013 Penulis iv

5 HALAMAI\ PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR TINTUK KEPENTINGAI\ AKADEUIIS Sebagai sivitas akademik, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Program Studi Departemen Fakultas Jenis Karya Faisal Adam l Pendidikan I)okter Spesialis Onkologi Radiasi Radioterapi Kedokteran Tesis demi pengembangan ilmu pengetahuaq menyetujui untuk memberikan kepada IIak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Verifilmsi geometri radioterapi telmik 3DCRT/IMRT pada kasus Imnker kepala dan leher di Depmtemen Radioterapi RSCM. beserta perangkat yang ada fiika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisipencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : l8 Desember 2AI3 Yang menyatakarr,,fu,t

6 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Faisal Adam : Onkologi Radiasi : Verifikasi geometri radioterapi teknik 3DCRT/IMRT pada kasus kanker kepala dan leher di Departemen Radioterapi RSCM Pendahuluan : Radioterapi pada kanker kepala dan leher menggunakan teknik Three-dimensional Conformal Radiotherapy (3DCRT) atau Intensity-modulated Radiotherapy (IMRT) membutuhkan akurasi yang tinggi dalam pelaksanaannya. Upaya ini dilakukan dengan mengetahui kesalahan set-up melalui proses verifikasi yang disesuaikan dengan beban kerja setiap unit radioterapi. Dengan demikian dapat diterapkan margin CTV-ke-PTV yang ideal untuk mendapatkan dosis yang adekuat pada area target radiasi. Metode penelitian : Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang mengambil data verifikasi menggunakan Cone Beam Computed Tomography (CBCT) dari 9 pasien kanker kepala dan leher yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) antara bulan Oktober 2013 hingga Desember Pergeseran pada lapangan radiasi yang didapatkan dari hasil verifikasi dalam lima fraksi awal dianalisis untuk memperoleh kesalahan sistematik dan kesalahan acak, yang selanjutnya dihitung untuk mendapatkan margin CTV-ke-PTV. Hasil : Sebanyak 135 data verifikasi CBCT dianalisa. Besar kesalahan sistematik dan kesalahan acak yang didapatkan berturut-turut sebesar 1.5 mm dan 2.7 mm pada sumbu laterolateral, 2.2 mm dan 3.1 mm pada sumbu kraniokaudal, serta 2.2 mm dan 1.9 mm untuk sumbu anteroposterior. Margin CTV-ke-PTV yang diperoleh sebesar 4.9 mm, 6.6 mm dan 5.8 mm untuk masing-masing sumbu laterolateral, kraniokaudal dan anteroposterior. Kesimpulan : Verifikasi menggunakan CBCT dalam lima fraksi awal merupakan metode yang efektif untuk deteksi dan koreksi kesalahan set-up. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rekomendasi pemberian margin CTV-ke-PTV dan menunjukkan pemberian margin sebesar 5 mm sudah cukup adekuat dalam pelaksanaan radioterapi kanker kepala dan leher dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM. Diperlukan upaya tambahan untuk meningkatkan koreksi kesalahan set-up dengan memperhitungkan beban kerja unit radioterapi. Kata kunci : kanker kepala dan leher, radioterapi teknik 3DCRT/IMRT, verifikasi CBCT, kesalahan sistematik, kesalahan acak, margin CTV-ke-PTV. vi

7 ABSTRACT Name Study Program Title : Faisal Adam : Radiation Oncology : Geometric verification of head and neck cancer radiotherapy using 3DCRT/IMRT in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital Introduction : Three-dimensional Conformal Radiotherapy (3DCRT) or Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT) for head and neck cancer is a highly accurate procedure. Verification is needed to detect and correct set-up errors, adjusted according to workload of each radiotherapy center. Therefore, an ideal CTV-to- PTV margin can be applied to ensure adequate target volume coverage. Methods : This is a cross-sectional study using Cone Beam Computed Tomography (CBCT) verification data of 9 head and neck cancer patients treated with 3DCRT/IMRT in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital between October 2013 and December Translation errors from the first five fractions were analyzed to count for systematic and random errors. These errors were then calculated to acquire CTV-to-PTV margin. Results : A total of 135 CBCT data were analyzed. Systematic and random errors were respectively 1.5 mm and 2.7 mm in laterolateral direction, 2.2 mm and 3.1 mm in craniocaudal direction, and 2.2 mm and 1.9 mm in anteroposterior direction. CTV-to-PTV margin were 4.9 mm, 6.6 mm and 5.8 mm in laterolateral, craniocaudal and anteroposterior direction, respectively. Conclusions : CBCT verification in first five fractions was effective in detecting and correcting set-up errors. The calculated CTV-to-PTV margin can be used as recommended margin and showed that 5 mm margin was adequate in planning 3DCRT/IMRT technique for head and neck cancer in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital. An extra effort might be done to improve the correction of set-up errors adjusted to workload. Keywords : head and neck cancer, 3DCRT/IMRT, CBCT verification, systematic error, random error, CTV-to-PTV margin. vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR LEMBARAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SINGKATAN i ii iii iv v vi vii viii x xi xii BAB 1. PENDAHULUAN Latar belakang masalah Rumusan masalah Tujuan penelitian Manfaat penelitian 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Prinsip verifikasi dalam radioterapi Ketidakpastian geometri Konsep margin CTV-ke-PTV Metode verifikasi Sarana verifikasi Protokol verifikasi kepala dan leher Koreksi set-up radioterapi 8 viii

9 Kesalahan set-up Pengaruh kesalahan set-up terhadap dosis Penentuan margin CTV-ke-PTV Kerangka konsep 13 BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian Tempat dan waktu penelitian Populasi penelitian Besar sampel dan cara pemilihan sampel Kriteria penelitian Cara kerja Variabel penelitian Definisi operasional penelitian Analisa data Alur penelitian 17 BAB 4. HASIL PENELITIAN Karakteristik sampel Hasil verifikasi Kesalahan sistematik Kesalahan acak Margin CTV-ke-PTV 22 BAB 5. PEMBAHASAN 24 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 27 DAFTAR PUSTAKA 28 LAMPIRAN 31 ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Aplikasi margin CTV-ke-PTV ditentukan oleh kombinasi 5 kesalahan sistematik dan kesalahan acak Gambar 2.2. Struktur anatomi yang dapat dijadikan acuan dalam 7 verifikasi radioterapi kanker kepala leher Gambar 2.3. Perbedaan pada diagram 10 Gambar 2.4. Perbedaan dosis CTV 10 Gambar 2.5. Margin yang diberikan mempengaruhi cakupan dosis 11 pada CTV Gambar 4.1. Grafik pergeseran pada sumbu laterolateral 19 Gambar 4.2. Grafik pergeseran pada sumbu kraniokaudal 20 Gambar 4.3. Grafik pergeseran pada sumbu anteroposterior 21 x

11 DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Karakteristik sampel 18 Tabel 4.2. Pergeseran pada sumbu laterolateral 19 Tabel 4.3. Pergeseran pada sumbu kraniokaudal 20 Tabel 4.4. Pergeseran pada sumbu anteroposterior 20 Tabel 4.5. Kesalahan sistematik populasi 21 Tabel 4.6. Kesalahan acak populasi 22 Tabel 4.7. Perhitungan kesalahan set-up dan margin CTV-ke-PTV 22 Tabel 4.8. Perhitungan margin CTV-ke-PTV pada berbagai lokasi 23 xi

12 DAFTAR SINGKATAN 3DCRT = Three-dimensional Conformal Radiotherapy AP = Anteroposterior CBCT = Cone Beam Computed Tomography CR = Computed Radiography CT = Computed Tomography CTV = Clinical Target Volume DCR = Digitally Composited Radiograph DRR = Digitally Reconstructed Radiograph EPID = Electronic Portal Imaging Devices GTV = Gross Tumor Volume ICRU = International Commission on Radiation Units and Measurements IGRT = Image-guided Radiotherapy IMRT = Intensity Modulated Radiotherapy KK = Kraniokaudal LL = Laterolateral MLC = Multi Leaf Collimator OAR = Organ at Risk PRV = Planning Organ at Risk Volume PTV = Planning Target Volume RSCM = Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo SPSS = Statistical Product and Service Solutions TPS = Treatment Planning System XVI = X-ray Volumetric Imaging xii

13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Radioterapi merupakan salah satu modalitas terapi utama dalam penatalaksanaan berbagai kasus kanker kepala dan leher. Kemajuan teknologi di bidang radioterapi memungkinkan penggunaan teknik seperti Three-dimensional Conformal Radiotherapy (3DCRT) atau Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT). Penggunaan keduanya memberikan keuntungan dalam pemberian dosis optimal pada tumor dengan toksisitas yang minimal pada jaringan normal disekitarnya. 1-4 Penggunaan teknik 3DCRT/IMRT mengharuskan akurasi yang tinggi dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan panduan International Commission on Radiation Units and Measurements (ICRU), tumor primer atau Gross Tumor Volume (GTV) dan area yang potensial terdapat ekstensi tumor secara mikroskopis atau Clinical Target Volume (CTV) harus mendapatkan dosis yang optimal. 1,5 Hal ini dapat menimbulkan permasalahan mengingat radioterapi pada kasus-kasus kanker kepala dan leher berhadapan dengan risiko efek samping pada banyak organ kritis disekitarnya. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tidak hanya mengenai aspek klinis kanker kepala dan leher pada pasien, namun juga mengenai set-up dan imobilisasi pasien selama dilakukan radioterapi. Upaya untuk mendapatkan akurasi radioterapi yang baik dapat diawali dengan mengetahui berbagai variasi set-up yang terjadi dalam proses radioterapi. Variasi set-up dalam suatu proses radioterapi dapat ditemukan mulai dari positioning pasien di CT-simulator hingga eksekusi radiasi di pesawat (linear accelerator). Ketidakpastian geometri yang tinggi akan menyebabkan akurasi teknik radioterapi menjadi lebih rendah. Verifikasi adalah komponen penting dalam radioterapi yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai variasi yang terjadi selama pasien menjalani proses radiasi. Pada pesawat linear accelerator, verifikasi yang ideal dilakukan dengan menggunakan Cone Beam Computed Tomography (CBCT). 6,7 Akan tetapi, 1

14 2 metode verifikasi yang dilakukan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan di masing-masing pusat radioterapi agar tercapai hasil yang baik dengan beban kerja yang minimal. Dengan demikian variasi dalam proses set-up pasien dapat diidentifikasi secara optimal sehingga akan sangat membantu akurasi teknik 3DCRT/IMRT. Dengan mengetahui variasi set-up yang terjadi dalam proses verifikasi, maka dapat ditentukan besar kesalahan sistematik dan kesalahan acak yang terjadi dalam proses radioterapi kanker kepala dan leher. Selanjutnya dengan menghitung kesalahan tersebut akan didapatkan margin yang ideal dari CTV ke Planning Target Volume (PTV). Pemberian margin ini ditujukan untuk mengkompensasi variasi yang terjadi selama proses radiasi untuk setiap pasien Margin CTV-ke- PTV yang ideal dapat meningkatkan rasio terapeutik dengan menjamin area CTV mendapatkan dosis yang adekuat sekaligus mengurangi toksisitas pada jaringan normal disekitarnya Rumusan Masalah Berapakah besar kesalahan sistematik dan kesalahan acak yang didapatkan saat melakukan radioterapi pada pasien kanker kepala dan leher? Berapakah nilai margin CTV-ke-PTV yang dapat direkomendasikan dalam perencanaan radioterapi pada pasien kanker kepala dan leher? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Meningkatkan akurasi pemberian radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT pada kasus kanker kepala dan leher di Departemen Radioterapi RSCM Tujuan Khusus Mengetahui besar kesalahan sistematik dan kesalahan acak pada proses radioterapi pasien kanker kepala dan leher. Mendapatkan rekomendasi nilai margin CTV-ke-PTV yang dapat digunakan dalam perencanaan radioterapi pada pasien kanker kepala dan leher.

15 Manfaat Penelitian Manfaat di Bidang Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai verifikasi geometri sebagai salah satu metode pengukuran ketepatan radioterapi kanker kepala dan leher Manfaat di Bidang Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya Manfaat di Bidang Pelayanan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam menentukan margin CTV-ke-PTV yang digunakan dalam perencanaan radioterapi kanker kepala dan leher di Departemen Radioterapi RSCM.

16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Verifikasi dalam Radioterapi Verifikasi adalah komponen penting dalam radioterapi. Verifikasi bertujuan untuk mendeteksi kesalahan dalam pelaksanaan terapi dan menilai kesesuaian margin yang diberikan kepada CTV sebagai toleransi dari kesalahan tersebut. 6 Dalam proses verifikasi, terdapat dua komponen yang diukur, yaitu verifikasi geometri dan dosimetri Ketidakpastian Geometri Ketidakpastian geometri akan selalu ditemukan dalam suatu proses radioterapi eksternal. Sumber dari hal ini dapat berasal dari pasien maupun teknik, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan radiasi. Kesalahan yang terkait pasien antara lain ketidaktepatan delineasi tumor atau GTV, ketidaktahuan ekstensi mikroskopis tumor atau CTV, variasi posisi organ-organ tubuh, dan pergerakan yang terjadi saat radiasi diberikan. Sedangkan kesalahan terkait teknik berupa variasi dalam set-up, seperti kedudukan laser, meja pasien, pencitraan yang dilakukan, serta alat imobilisasi yang digunakan. 10, Konsep Margin CTV-ke-PTV Sesuai dengan ICRU 50, CTV merupakan GTV ditambah area ekstensi tumor secara mikroskopis, termasuk juga area kelenjar getah bening regional. 1 Estimasi besar margin GTV-ke-CTV didasarkan pada kombinasi hasil pemeriksaan klinis dan penunjang (contoh: diferensiasi tumor atau level serum antigen). 10 Area CTV merupakan area yang harus mendapatkan dosis radiasi optimal, yaitu minimal 95% dari dosis yang diresepkan. 5,10 Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap variasi set-upyangterjadi dalam proses radioterapi. Dalam meresepkan margin CTV-ke-PTV, perlu untuk terlebih dahulu mengetahui besar variasi set-up yang berbentuk kesalahan sistematik dan acak. Pada prinsipnya, penambahan margin ini bertujuan menghasilkan area aman 41

17 5 atau PTV yang dalam peresepan dosis dapat menjamin area CTV akan mendapatkan dosis yang adekuat, sekaligus mengkompensasi kesalahan set-up yang terjadi, baik kesalahan sistematik maupun acak (lihat gambar 2.1). 6,10,12 Gambar 2.1. Aplikasi margin CTV-ke-PTV ditentukan oleh kombinasi kesalahan sistematik dan kesalahan acak Metode Verifikasi Dalam melakukan verifikasi geometri, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, meliputi sebagai berikut: 6 Verifikasi mutlak dilakukan pada seluruh tindakan radiasi eksterna. Verifikasi dilakukan sesuai protokol tertentu dengan struktur yang jelas. Setiap unit/pusat radioterapi selayaknya memiliki protokol verifikasi dan penetapan margin yang sesuai dengan beban masing-masing, oleh karena terdapat perbedaan dalam hal teknik, proses, situs anatomik, perlengkapan dan imobilisasi pada masing-masing unit/pusat. Kesalahan set-up meliputi kesalahan sistematik dan acak. Verifikasi dibutuhkan untuk mengidentifikasi kesalahan tersebut. Kesalahan sistematik dapat direduksi dengan melakukan protokol koreksi pada setiap pasien dengan radioterapi terfraksinasi.

18 6 Kesalahan acak dapat direduksi dengan memperbaiki teknik imobilisasi dan persiapan positioning. Kesalahan tersebut selayaknya ditetapkan untuk setiap teknik dan situs anatomik pada masing-masing unit/pusat agar didapatkan rekomendasi margin CTV-ke-PTV Sarana Verifikasi Verifikasi membutuhkan pencitraan sebagai sarana evaluasi, yang terdiri atas citra acuan dan citra target. Citra acuan memperlihatkan geometri perencanaan lapangan radiasi terhadap organ atau struktur acuan seperti tulang atau marker. Bentuk citra acuan dapat berupa citra simulator, Digitally Composited Radiograph (DCR), atau Digitally Reconstructed Radiograph (DRR). Sedangkan citra target merupakan geometri lapangan radiasi yang dihasilkan pesawat radiasi. Bentuk citra target antara lain film, EPID, atau Computed Radiography (CR). 6 Verifikasi standar untuk radioterapi teknik 3DCRT/IMRT pada umumnya menggunakan DRR dan EPID. Akan tetapi, pada saat ini verifikasi berbasis tiga dimensi menggunakan CBCT dipandang sebagai metode paling ideal sebagai sarana evaluasi dalam melakukan verifikasi geometri. Verifikasi dengan CBCT semakin direkomendasikan mengingat semakin banyak pergeseran teknik dari 3DCRT/IMRT menjadi Image-guided Radiotherapy (IGRT). CBCT memberikan lokalisasi target yang akurat dengan menggunakan pencitraan 3D. Berbagai studi juga memperlihatkan CBCT tidak hanya dapat mendeteksi kesalahan set-up interfraksi, namun juga intrafraksi, pada berbagai situs anatomik. Kelemahan CBCT adalah adanya beban kerja yang tinggi pada unit radioterapi, disebabkan verifikasi idealnya dilakukan setiap hari sebelum pemberian radiasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian untuk masing-masing unit radioterapi sehingga didapatkan hasil yang optimal dengan beban kerja yang lebih kecil. 6,13-18 Penggunaan CBCT juga telah diketahui tidak memberikan efek samping radiasi tambahan yang signifikan pada pasien. Salah satu studi memperlihatkan penggunaan CBCT dari pesawat Elekta Synergy hanya memberikan dosis kumulatif tambahan sebesar 1.6 mgy untuk regio kepala dan leher. Dosis paling

19 7 tinggi didapatkan sebesar 22 mgy untuk regio pelvis. Dosis ini setara dengan dosis tambahan yang didapatkan dengan penggunaan sarana verifikasi standar seperti EPID. 15 Studi lain memperlihatkan penggunaan CBCT dengan X-ray Volumetric Imaging (XVI) memberikan variasi penambahan dosis antara cgy dengan pesawat Elekta, dibandingkan dengan penambahan dosis antara cgy dengan pesawat Varian. 16 Justifikasi dari hal ini adalah keuntungan untuk dapat mereduksi ketidakpastian geometri yang terjadi dalam rangkaian proses radioterapi masih lebih besar dari risiko penambahan dosis radiasi yang minimal pada pasien sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan rasio terapeutik. 15, Protokol Verifikasi Kepala dan Leher Dalam melakukan verifikasi secara umum, penggunaan struktur acuan menjadi perhatian utama. Direkomendasikan untuk menggunakan minimal tiga struktur yang stabil dan dapat diidentifikasi dengan baik didalam lapangan radiasi (lihat gambar 2.2). 6 Gambar 2.2. Struktur anatomi yang dapat dijadikan acuan dalam verifikasi radioterapi kanker kepala leher. 6 Penggunaan CBCT memungkinkan evaluasi kesalahan yang lebih baik pada radioterapi teknik 3DCRT/IMRT untuk kasus kanker kepala dan leher. Salah satu alasan utama yaitu CBCT dapat mendeteksi kesalahan intrafraksi akibat pergerakan organ atau pasien selama dilakukan 3DCRT/IMRT yang relatif membutuhkan waktu lebih lama. 14 Dari berbagai studi juga didapatkan bahwa hasil verifikasi dengan CBCT dapat mereduksi margin CTV-ke-PTV di regio kepala dan leher secara signifikan

20 8 Rekomendasi dalam verifikasi radioterapi kanker kepala leher juga diberikan pada faktor sebagai berikut: 6,7,14,19 Imobilisasi, berupa masker termoplastik mencakup area kepala dan bahu. Perubahan yang terjadi selama radiasi, terutama reduksi tumor yang signifikan, harus dipertimbangkan karena akan sangat mempengaruhi imobilisasi dan positioning pasien. Reproduktivitas set-up, yaitu kemampuan alat untuk memiliki efektivitas yang sama baik sepanjang proses radiasi. Sebagai contoh adalah penggunaan fiksasi pada kedua bahu, terutama bila lapangan radiasi meliputi leher bagian bawah dan fossa supraklavikula. Pergerakan organ internal, terjadi pada saat proses menelan pada lidah dan laring. Pada umumnya pergerakan ini dapat diabaikan. Verifikasi dengan EPID, dilakukan pada hari ke-1 hingga ke-3 pascaradiasi pada lapangan anteroposterior dan lateral. Verifikasi dengan CBCT, paling ideal dilakukan setiap hari praradiasi, pada seluruh bidang aksial, koronal, dan sagital. Modifikasi dapat dilakukan sesuai dengan beban kerja masing-masing unit radioterapi, sebagai contoh CBCT dilakukan pada lima fraksi pertama praradiasi Koreksi Set-up Radioterapi Koreksi set-up dalam suatu proses radioterapi ditentukan oleh besar kesalahan setup yang didapatkan.penting untuk diketahui bahwa sensitivitas suatu perencanaan radiasi terhadap kesalahan set-up bergantung pada ketajaman gradien dosis antara target radiasi dengan jaringan normal, yang ikut dipengaruhi oleh jumlah berkas sinar. Dengan demikian, teknik IMRT akan lebih sensitif terhadap terjadinya kesalahan set-up. 15, Kesalahan Set-up Kesalahan set-up didefinisikan sebagai penyimpangan dari posisi aktual dengan yang diinginkan, umumnya dihitung sebagai pergeseran dari posisi isosentrik berdasarkan perbandingan citra yang didapatkan terhadap citra acuan. Kesalahan set-up dianalisa berdasarkan bidang ortogonal, yaitu bidang laterolateral (LL) dan

21 9 kraniokaudal (KK) pada citra lapangan anterior serta bidang anteroposterior (AP) dan KK pada citra lapangan lateral. 6 Kesalahan set-up memiliki komponen sistematik dan acak. Kesalahan sistematik terjadi dengan pola yang sama pada setiap fraksi dan terkait erat dengan proses perencanaan radioterapi. Penyebab kesalahan sistematik meliputi: 6 Kesalahan pada target radiasi, terbagi menjadi kesalahan saat melakukan delineasi target dan kesalahan akibat perubahan posisi target (contoh: regresi tumor, pengisian buli). Kesalahan transfer data ke pesawat radiasi dari TPS, dapat disebabkan perbedaaan kedudukan laser simulator dengan linac, posisi meja, resolusi pencitraan, posisi Multi Leaf Collimator (MLC), serta akurasi gantry dan kolimator. Kesalahan set-up pasien, disebabkan perubahan saat positioning pasien di linac, diluar dari yang disebabkan oleh kesalahan transfer (contoh: perubahan berat badan, kerontokan rambut). Adapun kesalahan acak terjadi saat dilakukan proses radioterapi dengan pola yang berbeda-beda, sehingga sering disebut dengan kesalahan eksekusi. Penyebabnya antara lain: 6 Kesalahan pada target dan set-up pasien yang sukar diprediksi (diluar dari kesalahan sistematik). Kesalahan intrafraksi, yaitu kesalahan yang terjadi dalam satu fraksi akibat pergerakan internal (contoh: pernapasan). Berbagai studi memperlihatkan simpang baku yang lebih besar pada kesalahan sistematik dibandingkan kesalahan acak, sehingga hal ini dapat menjadi dasar untuk dilakukan koreksi terhadap kesalahan set-up, dan seterusnya untuk mendapatkan margin CTV-ke-PTV. Pada regio kepala dan leher, hal yang serupa juga didapatkan. Dengan teknik konformal yang ada saat ini, simpang baku pada kesalahan set-upyang dijadikan rekomendasi sebagai state of the art adalah 2 mm. 21

22 10 Perbedaan antara kesalahan sistematik dan kesalahan acak dapat dilihat pada gambar 2.3 dan 2.4. Gambar 2.3. Perbedaan pada diagram. 6 Gambar 2.4. Perbedaan dosis CTV Pengaruh Kesalahan Set-up terhadap Dosis Kesalahan set-up akan memberikan dampak pada distribusi dosis radiasi baik pada area target maupun area sekitarnya. Pada area target, distribusi dosis yang terkait terdapat pada bagian yang menerima dosis >95% hingga <105%., sedangkan pada area sekitarnya, yang terkait adalah ketajaman gradien dosis pada organ kritis. 22 Kesalahan sistematik dan acak memberikan efek yang berbeda pada dosis radiasi. Kesalahan acak mengakibatkan distribusi dosis menjadi buram atau tidak jelas. Hal ini terjadi akibat perubahan kecil pada tepi area dosis optimal (highdose region). Perubahan ini akan memberi dampak pada seluruh pasien yang mendapatkan radioterapi, namun hanya sedikit saja mempengaruhi cakupan dosis total pada CTV. Apabila dilakukan koreksi terhadap kesalahan ini, margin yang diberikan umumnya kecil. 6,9-11 Kesalahan sistematik menyebabkan pergeseran distribusi dosis kumulatif relatif pada target. Pergeseran ini terjadi oleh karena terdapat probabilitas

23 11 perubahan area CTV dari area dosis optimal (lihat kembali gambar 1). Perubahan ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pasien, terutama yang membutuhkan konformasi yang akurat pada tumor dan area sekitarnya. Dengan demikian kesalahan sistematik lebih mempengaruhi peresepan dosis dan besar koreksinya dapat hingga 2-3 kali kesalahan acak. 6, Penentuan Margin CTV-ke-PTV Sesuai dengan ICRU, ketidakpastian akibat set-up dan posisi organ harus dikompensasi dalam perencanaan radioterapi dengan memberikan margin disekeliling CTV yang disebut dengan PTV. ICRU juga merekomendasikan untuk memberikanmargin pada organ at risk (OAR) yang disebut dengan planning organ at risk volume (PRV). Pada regio kepala dan leher, berbagai publikasi melaporkan besar margin ini bervariasi antara 3-9 mm, namun kebanyakan merekomendasikan sebesar 5 mm dengan penggunaan masker termoplastik sebagai alat imobilisasi standar. 1,5,9-11 Stroom et al menggunakan syarat minimal dosis kumulatif CTV sebesar 95% sebagai dasar kompensasi margin CTV-ke-PTV. Van Herk et al kemudian mengumpulkan data dari berbagai studi sehingga dapat dilakukan koreksi kesalahan set-up yang terjadi, untuk kemudian diplot dalam histogram. Dengan ini diperoleh data yang mewakili populasi untuk dapat menilai cakupan dosis pada CTV (lihat gambar 2.5). 9-11,23,24 Gambar 2.5. Margin yang diberikan mempengaruhi cakupan dosis pada CTV. 10

24 12 Dengan demikian didapatkan rumus untuk menghitung margin sebesar 2 kali kesalahan sistematik ditambah 0.7 kali kesalahan acak: 9,11,23 Margin CTV-ke-PTV = 2 + 0,7 setup Besar kesalahan sistematik dan acak yang akan dihitung untuk mendapatkan margin CTV-ke-PTV ikut ditentukan oleh nilai sebagai berikut: 6 Kesalahan sistematik individu (m individual ), yaitu jumlah seluruh kesalahan dari tiap fraksi pencitraan ( ) dibagi jumlah pencitraan (n). Kesalahan sistematik rerata populasi (M pop ), yaitu jumlah kesalahan sistematik individu (m 1 +m 2 +m 3...) dibagi jumlah pasien dalam kelompok yang dianalisa (P). Kesalahan sistematik populasi ( ), yaitu simpang baku kesalahan sistematik individual terhadap kesalahan sistematik rerata populasi. Kesalahan acak individu ( individual ), yaitu simpang baku kesalahan setiap pasien. Kesalahan acak populasi ( setup ), yaitu rerata dari kesalahan acak individu

25 13 Setelah mendapatkan rekomendasi margin CTV-ke-PTV untuk masingmasing bidang orthogonal, ditetapkan pemberian margin akan dilakukan secara menyeluruh (uniform/isometric) atau tetap mengacu pada masing-masing bidang. Pemberian margin yang tidak sama (unisometric) lebih direkomendasikan sebab lebih menggambarkan besar kesalahan set-up untuk masing-masing bidang. 9,25, Kerangka konsep Kanker kepala dan leher Radiasi eksterna Konvensional 3DCRT/IMRT Verifikasi geometri Citra simulator Film/Gammagrafi Citra DRR EPID Citra CT CBCT Kesalahan set-up Pergeseran dari acuan untuk setiap bidang orthogonal Margin CTV-ke-PTV

26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional yang mengambil data verifikasi menggunakan CBCT pada pasien kanker kepala dan leher yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT. Dari data tersebut akan dinilai besar kesalahan set-up untuk mendapatkan margin CTV-ke-PTV Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Radioterapi RSCM selama tiga bulan dari bulan Oktober 2013 sampai dengan Desember Populasi Penelitian Populasi target adalah semua pasien kanker kepala dan leher yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM. Populasi terjangkau adalah pasien kanker kepala dan leher yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM yang dilakukan verifikasi menggunakan CBCT pada periode waktu penelitian Besar Sampel dan Cara Pemilihan Sampel Besar sampel ditetapkan berdasarkan data yang diteliti dan studi yang dilakukan, yaitu data numeric dengan perhitungan sampel tunggal untuk perkiraan rerata. Ket: = Tingkat kemaknaan = 5%, sehingga Z = 1,96 S = Simpang baku nilai rerata dalam populasi= 3 mm d = Tingkat ketetapan yang diinginkan = 2 mm Dari perhitungan diperoleh besar sampel adalah 8.64 dibulatkan menjadi 9. Sampel penelitian kemudian diambil secara konsekutif terhadap subyek yang memenuhi kriteria pemilihan yang telah ditetapkan. 14 1

27 Kriteria Penelitian a. Kasus kanker kepala dan leher yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT. b. Alat imobilisasi yang digunakan adalah masker kepala dan leher standar 3.6. Cara Kerja 1. Pada pasien kanker kepala dan leher yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT dilakukan simulasi berbasis CT dengan alat imobilisasi berupa masker kepala dan leher standar untuk selanjutnya dilakukan perencanaan di TPS. Simulasi dan positioning pasien dilakukan sesuai protokol yang berlaku di Dept. Radioterapi RSCM. 2. Data dari TPS dikirim ke pesawat linear accelerator (Elekta Synergy S) untuk dilakukan verifikasi. 3. Verifikasi dilakukan sebelum pemberian radiasi pada hari radiasi ke-1 hingga hari ke Verifikasi dilakukan dengan CBCT menggunakan X-ray Volumetric Imaging (XVI) dengan membandingkan citra acuan dengan citra target secara otomatis pada setiap bidang orthogonal, yaitu masing-masing sumbu laterolateral (LL), kraniokaudal (KK), dan anteroposterior (AP).. 5. Citra acuan diperoleh dari hasil pencitraan pasien saat dilakukan positioning di CT simulator. 6. Citra target diperoleh dari hasil pencitraan pasien menggunakan XVI di pesawat linear accelerator berupa citra Volume View. 7. Dari hasil verifikasi akan didapatkan pergeseran pada setiap bidang orthogonal (sumbu LL, KK, dan AP). 8. Perbedaan jarak pergeseran pada setiap lapangan radiasi dihitung untuk mendapatkan kesalahan sistematik dan kesalahan acak. 9. Besar kesalahan sistematik dan kesalahan acak diperhitungkan untuk mendapatkan margin CTV-ke-PTV yang direkomendasikan Variabel Penelitian Variabel bebas (independen):

28 16 a. Radioterapi teknik 3DCRT/IMRT pada kepala dan leher b. Masker kepala dan leher standar c. Metode verifikasi CBCT dengan XVI Variabel tergantung (dependen): a. Kesalahan sistematik pada masing-masingsumbu LL, KK, dan AP. b. Kesalahan acakpada masing-masing sumbu LL, KK, dan AP. c. Margin CTV-ke-PTV Definisi Operasional Penelitian 1. Radioterapi teknik 3DCRT/IMRT merupakan teknik radioterapi berbasis konsep volumetrik (tiga dimensi) menggunakan radiasi yang dibentuk agar dapat menyesuaikan dengan target. 2. Masker kepala dan leher standar merupakan masker yang digunakan oleh setiap pasien yang mendapatkan radioterapi kepala dan leher dengan empat fiksasi di kedua sisi kepala dan kedua sisi bahu. 3. Verifikasi CBCT dengan XVI merupakan metode verifikasi berbasis tiga dimensi menggunakan cone beam CT untuk membandingkan citra acuan dari CT simulator dengancitra target yang didapat dari hasil XVI di linear accelerator. 4. Kesalahan sistematik merupakan penyimpangan yang terjadi dengan arah dan besaran yang sama pada setiap fraksi sepanjang proses radioterapi. 5. Kesalahan acak merupakan penyimpangan yang terjadi dengan arah dan besaran yang bervariasi pada setiap pemberian fraksi. 6. Margin CTV-ke-PTV merupakan jarak yang diberikan untuk mengkompensasi ketidakpastian secara geometrik yang terjadi selama perencanaan dan pelaksanaan radioterapi Analisa Data Data dianalisa secara deskriptif untuk mendapatkan nilai rerata pergeseran dan standar deviasi untuk masing-masing sumbu LL, KK, dan AP menggunakan program SPSS 13.

29 Alur Penelitian Pasien kanker kepala dan leher dengan radioterapi teknik 3DCRT/IMRT CT simulator dengan masker standar Hasil planning dikirim ke Linac Verifikasi geometri dengan XVI menggunakan CBCT Pergeseran pada masing-masing bidang orthogonal (sumbu LL, KK, AP) Verifikasi praradiasi pada hari radiasi ke-1 hingga hari ke-5 Kesalahan sistematik dan kesalahan acak Margin CTV-ke-PTV

30 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik sampel Penelitian dilakukan di Departemen Radioterapi RSUPN Cipto Mangunkusumo. Pengumpulan sampel dilakukan sejak bulan Oktober hingga Desember Sampel yang memenuhi kriteria penelitian didapatkan sebanyak 9 pasien. Karakteristik sampel dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Karakteristik sampel Karakteristik n (9) % Jenis kelamin Laki laki Perempuan Lokasi keganasan Nasofaring Sinonasal Rongga mulut Kelenjar liur Laring Histopatologi keganasan Karsinoma sel skuamosa Adenoid kistik karsinoma Karsinoma tidak berdiferensiasi Karsinoma eks adenoma pleomorfik Limfoma Teknik Radiasi 3DCRT IMRT Pada tabel dapat dilihat bahwa proporsi jenis kelamin relatif seimbang antara laki-laki dan perempuan, demikian juga dengan teknik radiasi yang digunakan antara 3DCRT dengan IMRT. Sebagian besar kasus kanker adalah karsinoma sel skuamosa dengan proporsi 55.5% dengan lokasi yang bervariasi, terbanyak pada rongga mulut sebesar 33.3%. 18 1

31 Hasil Verifikasi Pada setiap sampel dilakukan verifikasi menggunakan CBCT secara berturut-turut dari fraksi pertama hingga kelima pada setiap bidang orthogonal. Hasil verifikasi berupa pergeseran pada setiap bidang dianalisis untuk mendapatkan nilai rerata dan simpang baku. Tabel 4.2, 4.3, dan 4.4 memperlihatkan nilai pergeseran yang didapatkan pada verifikasi untuk lima fraksi pertama radiasi, berturut-turut pada sumbu laterolateral (LL), kraniokaudal (KK), dan anteroposterior (AP). Gambar 4.1, 4.2, dan 4.3 menunjukkan pergeseran pada setiap sampel dalam bentuk plot. Tabel 4.2. Pergeseran pada sumbu laterolateral No. Sampel Pergeseran posisi (cm) Fraksi 1 Fraksi 2 Fraksi 3 Fraksi 4 Fraksi 5 Rerata Simpang baku Sumbu Laterolateral Pergeseran (cm) Fraksi FA-1 FA-2 FA-3 FA-4 FA-5 FA-6 FA-7 FA-8 FA-9 Gambar 4.1. Grafik pergeseran pada sumbu laterolateral

32 20 Tabel 4.3. Pergeseran pada sumbu kraniokaudal No. Sampel Pergeseran posisi (cm) Fraksi 1 Fraksi 2 Fraksi 3 Fraksi 4 Fraksi 5 Rerata Simpang baku Sumbu Kraniokaudal Pergeseran (cm) Fraksi FA-1 FA-2 FA-3 FA-4 FA-5 FA-6 FA-7 FA-8 FA-9 Gambar 4.2. Grafik pergeseran pada sumbu kraniokaudal Tabel 4.4. Pergeseran pada sumbu anteroposterior No. Sampel Pergeseran posisi (cm) Fraksi 1 Fraksi 2 Fraksi 3 Fraksi 4 Fraksi 5 Rerata Simpang baku

33 21 Pergeseran (cm) Sumbu Anteroposterior Fraksi FA-1 FA-2 FA-3 FA-4 FA-5 FA-6 FA-7 FA-8 FA-9 Gambar 4.3. Grafik pergeseran pada sumbu anteroposterior 4.3. Kesalahan Sistematik Rerata pergeseran yang didapatkan untuk masing-masing sampel disebut sebagai kesalahan sistematik individu (m individual ). Selanjutnya dengan mendapatkan besar kesalahan individu pada seluruh sampel, dapat dihitung kesalahan sistematik rerata populasi (M pop ) dan kesalahan sistematik populasi ( ). Tabel 4.5 memperlihatkan nilai kesalahan sistematik rerata populasi yang didapatkan sebesar -0.02, 0.10, dan cm, serta kesalahan sistematik populasi sebesar 0.15, 0.22, dan 0.22 cm untuk masing-masing sumbu LL, KK, dan AP Tabel 4.5. Kesalahan sistematik populasi No. Sampel m individual (cm) LL KK AP M pop

34 Kesalahan Acak Kesalahan acak dihitung berdasarkan rerata dari simpang baku pergeseran yang disebut sebagai kesalahan acak individu ( individual ). Pada masing-masing bidang orthogonal dihitung nilai kesalahan acak individu untuk kemudian dianalisis menjadi kesalahan acak populasi ( setup ). Tabel 4.6 memperlihatkan besar kesalahan acak populasi yang didapatkan sebesar 0.27, 0.31, dan 0.19 cm untuk masing-masing sumbu LL, KK, dan AP. Tabel 4.6. Kesalahan acak populasi No. Sampel individual(cm) LL KK AP setup Margin CTV-ke-PTV Besar kesalahan sistematik populasi dan kesalahan acak populasi selanjutnya dihitung berdasarkan persamaan margin CTV-ke-PTV oleh Stroom et al: Margin CTV-ke-PTV = 2 + 0,7 setup Dengan memasukkan data perhitungan kesalahan set-up, didapatkan margin CTV-ke-PTV adalah 0.49 cm, 0.66 cm dan 0.58 cm untuk masing-masing sumbu LL, KK, dan AP. Hasil lengkap dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Perhitungan kesalahan set-up dan margin CTV-ke-PTV (dalam cm) Sumbu M pop setup Margin LL KK AP

35 23 Besar margin CTV-ke-PTV juga dinilai untuk melihat adanya perbedaan pada berbagai lokasi di regio kepala dan leher. Pada tabel 4.8 terlihat bahwa di setiap lokasi kanker di kepala dan leher didapatkan kesalahan sistematik dan acak yang berbeda sehingga menghasilkan besar margin yang berbeda, dengan margin terkecil untuk lokasi pada laring. Dari tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa besar kesalahan sistemik secara keseluruhan relatif kecil bila dibandingkan dengan kesalahan acak yang terjadi. Tabel 4.8. Perhitungan margin CTV-ke-PTV pada berbagai lokasi Variabel Nasofaring/Sinonasal setup Margin Rongga mulut/kelenjar liur setup Margin Laring setup Margin Semua lokasi setup Margin Sumbu (cm) LL KK AP

36 BAB 5 PEMBAHASAN Verifikasi merupakan salah satu komponen penting dalam proses radioterapi. Dengan melakukan verifikasi dapat diketahui besar variasi set-up yang terjadi. Setiap unit radioterapi selayaknya menjalankan metode verifikasi sesuai beban kerja masing-masing untuk mendapatkan data mengenai kesalahan set-up yang selanjutnya digunakan sebagai toleransi pada pelaksanaan radioterapi, yaitu margin CTV-ke-PTV. Penggunaan CBCT sebagai instrumen verifikasi ideal dalam menentukan margin CTV-ke-PTV telah dilaporkan dalam berbagai studi, termasuk untuk regio kepala dan leher. Kebanyakan studi melakukan verifikasi secara online, setiap hari agar mendapatkan hasil yang optimal. Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan kemampuan dan beban kerja masing-masing unit radioterapi. 6 Pada penelitian ini, verifikasi dengan CBCT dilakukan secara online praradiasi dalam lima fraksi pertama untuk selanjutnya didapatkan rata-rata pergeseran yang digunakan untuk fraksi selanjutnya. Pada penelitian didapatkan penyimpangan translasional yang terjadi berkisar dari mm. Setelah dilakukan analisis untuk mendapatkan rerata dan simpang baku, didapatkan besar kesalahan sistematik dan kesalahan acak berturut-turut sebesar 1.5 dan 2.7 mm pada sumbu laterolateral (LL), 2.2 dan 3.1 mm pada sumbu kraniokaudal (KK), serta 2.2 dan 1.9 mm pada sumbu anteroposterior (AP). Apabila dibandingkan dengan beberapa studi yang telah dilakukan, antara lain oleh Xu et al, pergeseran yang ditemukan masih sesuai dengan rentang 2-10 mm, dengan besar kesalahan set-up berkisar dari 1-3 mm. Besar kesalahan acak juga hampir selalu ditemukan lebih besar dibandingkan kesalahan sistematik, terkait dengan sifatnya yang relatif sulit diprediksi dan sulit dikoreksi. 7,14,16,18,27 Formula dari Stroom et al yang mensyaratkan cakupan dosis sebesar 95% pada CTV digunakan sebagai dasar perhitungan margin CTV-ke-PTV. Dari berbagai studi didapatkan besar margin ini bervariasi antara 3-9 mm. 7-11,18 Pada penelitian didapatkan margin sebesar 4.9 mm, 6.6 mm dan 5.8 mm untuk masing- 24 1

37 25 masing sumbu LL, KK, dan AP. Wang et al menjelaskan bahwa dengan melakukan koreksi harian secara online, margin dapat direduksi hingga menjadi 3 mm disebabkan koreksi terhadap kesalahan acak yang lebih baik. 18 Den et al juga melaporkan hasil yang serupa dimana margin dapat direduksi hingga 2-3 mm apabila dilakukan Image-guided Radiation Therapy (IGRT), yang menggunakan koreksi online harian dalam pelaksanaan radioterapi. 16 Dengan demikian, margin CTV-ke-PTV yang diberikan saat ini sebesar 5 mm dirasakan sudah cukup adekuat sebagai kompensasi kesalahan set-up yang terjadi. Besar margin juga didapatkan bervariasi pada berbagai lokasi di regio kepala dan leher. Lokasi kanker pada laring didapatkan memiliki margin terkecil dibandingkan dengan nasofaring/sinonasal dan rongga mulut. Hal ini sedikit bertentangan dengan studi oleh Den et al yang melaporkan bahwa laring memiliki penyimpangan dan margin yang lebih besar disebabkan adanya mobilitas organ di lokasi tersebut, diikuti kemudian dengan rongga mulut oleh karena pergerakan lidah. 16 Hal ini dapat dipengaruhi oleh kesalahan acak yang relatif besar dan jumlah sampel yang tidak seimbang. Penggunaan metode verifikasi yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi dalam melakukan verifikasi pada proses radioterapi mengingat beban kerjanya yang tidak tinggi. Studi oleh Zeidan et al dan Zumsteg et al melaporkan bahwa modifikasi verifikasi online dalam lima fraksi awal dapat mereduksi kesalahan sistematik secara signifikan, walaupun tidak sepenuhnya mampu mereduksi kesalahan acak. Rekomendasi yang diberikan antara lain melakukan verifikasi mingguan sejak minggu kedua dan melakukan verifikasi ulang apabila terdapat perubahan berat badan. 7,27 Penelitian ini dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam mendapatkan metode verifikasi yang optimal untuk meningkatkan akurasi pemberian radioterapi walaupun masih terdapat beberapa keterbatasan. Pertama adalah koreksi yang dilakukan hanya berdasarkan pergeseran translasional. Hal ini memang sudah cukup memuaskan, namun tidak selamanya tepat, mengingat masih ada pergeseran rotasional yang juga mungkin terjadi. Kedua adalah koreksi yang dilakukan sudah ideal untuk memperbaiki kesalahan sistematik, namun tidak

38 26 untuk kesalahan acak. Koreksi kesalahan acak dapat ditingkatkan dengan melakukan verifikasi intrafraksi yang dilakukan setiap hari, namun dengan risiko adanya beban kerja yang sangat tinggi. Ketiga adalah jumlah sampel yang relatif sedikit walaupun sebetulnya sudah memadai dalam melakukan penelitian saat ini.

39 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut: - Verifikasi menggunakan CBCT yang dilakukan dalam lima fraksi pertama merupakan metode yang efektif untuk mendeteksi dan mengkoreksi kesalahan set-up yang terjadi selama proses radioterapi di regio kepala dan leher. - Besar kesalahan sistematik dan kesalahan acak yang didapatkan berturutturut sebesar 1.5 dan 2.7 mm pada sumbu laterolateral (LL), 2.2 dan 3.1 mm pada sumbu kraniokaudal (KK), serta 2.2 dan 1.9 mm pada sumbu anteroposterior (AP). - Margin CTV-ke-PTV yang diperoleh sebesar 4.9 mm, 6.6 mm dan 5.8 mm untuk masing-masing sumbu LL, KK, dan AP. - Margin CTV-ke-PTV sebesar 5 mm dinilai sudah adekuat sebagai kompensasi kesalahan set-up dalam proses radioterapi di Departemen Radioterapi RSCM Saran Dari penelitian ini telah didapatkan gambaran mengenai kesalahan set-up dan kompensasi yang harus diberikan dalam bentuk margin CTV-ke-PTV. Akurasi radioterapi di regio kepala dan leher dapat menjadi lebih baik lagi jika: - Dimungkinkan untuk melakukan koreksi harian dengan beban kerja yang masih terjangkau untuk dapat mengkoreksi kesalahan acak dengan lebih optimal. - Diketahui formulasi untuk dapat menghitung dan mengkoreksi kesalahan rotasional. - Dilakukan studi dengan skala yang lebih besar dan sampel yang lebih banyak dengan lokasi kanker yang bervariasi agar mendapatkan gambaran yang lebih spesifik. 127

40 DAFTAR PUSTAKA 1. International Commission on Radiation Unit and Measurements. ICRU report 50 Prescribing, recording, and reporting photon beam therapy. Journal of the ICRU; Purdy JA. Three-dimensional conformal radiotherapy: physics, treatment planning, and clinical aspects. In: Halperin EC, Perez CA, Brady LW, eds. Perez and Brady s principles and practice of radiation oncology, 5th ed. New York: Lippincott; Chao KSC, Mohan R, Lee NA, et al. Intensity-modulated radiation treatment techniques and clinical applications. In: Halperin EC, Perez CA, Brady LW, eds. Perez and Brady s principles and practice of radiation oncology, 5th ed. New York: Lippincott; Peng G, Wang T, Yang K, et al. A prospective, randomized study comparing outcomes and toxicities of intensity-modulated radiotherapy vs. conventional two-dimensional radiotherapy for the treatment of nasopharyngeal carcinoma. Radiother Oncol 2012; 104: International Commission on Radiation Unit and Measurements. ICRU report 62 Prescribing, recording, and reporting photon beam therapy (supplement to ICRU report 50). Journal of the ICRU; The Royal College of Radiologists, Society and College of Radiographers, Institute of Physics and Engineering in Medicine. On target: ensuring geometric accuracy in radiotherapy. London: The Royal College of Radiologists; Zumsteg Z, DeMarco J, Lee SP, et al. Image guidance during head-and-neck cancer radiation therapy: analysis of alignment trends with in-room conebeam computed tomography scans. Int J Radiat Oncol Biol Phys 2012; 83: Siebers JV, Keall PJ, Wu Q, Williamson JF, Schmidt-Ullrich RK. Effect of patient setup errors on simultaneously integrated boost head and neck IMRT treatment plan. Int J Radiat Oncol Biol Phys 2005; 63:

41 29 9. Stroom JC, Heijmen BJM. Geometrical uncertainties, radiotherapy planning margins, and the ICRU-62 report. Radiother Oncol 2002; 64: Van Herk M. Errors and margins in radiotherapy. Semin Radiat Oncol 2004; 14: Stroom J. Safety margins for geometrical uncertainties in radiotherapy [thesis]. Rotterdam: University Hospital Rotterdam; Mileusnic D. Verification and correction of geometrical uncertainties in conformal radiotherapy. Arch Oncol 2005; 13: Zheng D. The use of cone beam computed tomography in image-guided radiotherapy. Radiol Open Access 2012; 1: e Xu F, Wang J, Bai S, Xu Q, Shen Y, Zhong R. Interfractional and intrafractional setup errors in radiotherapy for tumors analyzed by cone-beam computed tomography. Chn J Cancer 2008; 27: Amer A, Marchant T, Sykes J, Czajka J, Moore C. Imaging doses from the elekta synergy x-ray cone beam CT system. Br J Radiol 2007; 80: Den RB, Doemer A, Kubicek G, et al. Daily image guidance with cone-beam computed tomography for head-and-neck cancer intensity-modulated radiotherapy: a prospective study. Int J Radiat Oncol Biol Phys 2010; 76: Castadot P, Lee JA, Geets X, Gregoire V. Adaptive radiotherapy of head and neck cancer. Semin Radiat Oncol 2010; 20: Wang J, Bai S, Chen N, et al. The clinical feasibility and effect of online cone beamcomputer tomography-guided intensity-modulated radiotherapy for nasopharyngeal cancer. Radiother Oncol 2009; 90: Gilbeau L, Octave-Prignot M, Loncol T, et al. Comparison of setup accuracy of three different thermoplastic masks for the treatment of brain and head and neck tumors. Radiother Oncol 2001; 58: Prabhakar R, Laviraj MA, Haresh KP, Julka PK, Rath GK. Impact of patient setup error in the treatment of head and neck cancer with intensity modulated radiation therapy. Phys Med 2010; 26;

Informasi Artikel Riwayat Artikel

Informasi Artikel Riwayat Artikel Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 5() Jan 204:-8 Penelitian Ilmiah VERIFIKASI GEOMETRI RADIOTERAPI TEKNIK 3DCRT/IMRT PADA KASUS KANKER KEPALA DAN LEHER DI DEPARTEMEN RADIOTERAPI RSCM Faisal Adam, Soehartati

Lebih terperinci

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt Dhaniela Stenyfia Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Jumlah Dan Arah Berkas Penyinaran Pada Penentuan Margin Antara Clinical Target Volume (CTV) Dan Planning Target Volume (PTV)

Pengaruh Jumlah Dan Arah Berkas Penyinaran Pada Penentuan Margin Antara Clinical Target Volume (CTV) Dan Planning Target Volume (PTV) PROSIDING SKF 016 Pengaruh Jumlah Dan Arah Berkas Penyinaran Pada Penentuan Margin Antara Clinical Target Volume (CTV) Dan Planning Target Volume (PTV) Devi Nurhanivah 1,a), Rena Widita 1,b) 1 Laboratorium

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT. Skripsi FRILYANSEN GAJAH

ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT. Skripsi FRILYANSEN GAJAH 1 ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT Diajukan untuk melengkapi sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana Sains Skripsi

Lebih terperinci

Perbandingan Verifikasi Akurasi Posisi Pasien Radioterapi Secara Manual dan Semiotomatis Berbasis Citra DRR/EPID

Perbandingan Verifikasi Akurasi Posisi Pasien Radioterapi Secara Manual dan Semiotomatis Berbasis Citra DRR/EPID ARTIKEL PENELITIAN Perbandingan Akurasi Posisi Pasien Radioterapi Secara Manual dan Semiotomatis Berbasis Citra DRR/EPID SUSI NOFRIDIANITA 1,3, HERU PRASETIO 2, SUPRIYANTO A. PAWIRO 3 1 Departemen Radioterapi,

Lebih terperinci

Verifikasi Akurasi Posisi Pasien IMRT Kanker Nasofaring dengan Registrasi Citra DRR/EPID

Verifikasi Akurasi Posisi Pasien IMRT Kanker Nasofaring dengan Registrasi Citra DRR/EPID Verifikasi Akurasi Posisi Pasien IMRT Kanker Nasofaring dengan Registrasi Citra DRR/EPID Susi Nofridianita [1], Heru Prasetio [2],, Harman J [3], dan Supriyanto A P [1] Departemen Fisika Medis, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)

BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) 3.1 Protokol Standar Penanganan Kanker Prostat dengan Teknik EBRT 7 Protokol standar pada penanganan kanker prostat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM DENGAN METODE SERVQUAL TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM DENGAN METODE SERVQUAL TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM DENGAN METODE SERVQUAL TESIS APRIYAN LESTARI PRATIWI 0806480460 FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC Sri Rahayu*, Bidayatul Armynah**, Dahlang Tahir** *Alumni Jurusan Fisika Konsentrasi Fisika Medik FMIPA

Lebih terperinci

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin ANALISIS PENGGUNAAN BOLUS PADA PASIEN KANKER DI DAERAH SUPERFISIAL YANG DIRADIASI DENGAN 6 MeV MENGGUNAKAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) Anwar Latif, Dr.Bualkar Abdullah, Prof.Dr.Dahlang Tahir, Satrial

Lebih terperinci

PEMBUATAN PROGRAM REKONSTRUKSI KONTUR CITRA 3D PADA ORGAN MENGGUNAKAN MATLAB 2008a

PEMBUATAN PROGRAM REKONSTRUKSI KONTUR CITRA 3D PADA ORGAN MENGGUNAKAN MATLAB 2008a Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 1, No. 5, Oktober 2013, Hal 213-220 PEMBUATAN PROGRAM REKONSTRUKSI KONTUR CITRA 3D PADA ORGAN MENGGUNAKAN MATLAB 2008a Siti A isyah,kusworo Adi dan Choirul

Lebih terperinci

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC) Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 171-176 PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC) Afrio

Lebih terperinci

Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah

Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar- MV Sugianty Syam, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi Supriyanto A. Pawiro 1, Sugiyantari 2, Tirto Wahono 3 1 Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok, 16424 2 Bagian Radioterapi RSUP Persahabatan,

Lebih terperinci

EVALUASI VERIFIKASI LAPANGAN PENYINARAN PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN TEKNIK INTENSITY MODULATED RADIOTHERAPY DENGAN BERBAGAI FRAKSI

EVALUASI VERIFIKASI LAPANGAN PENYINARAN PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN TEKNIK INTENSITY MODULATED RADIOTHERAPY DENGAN BERBAGAI FRAKSI EVALUASI VERIFIKASI LAPANGAN PENYINARAN PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN TEKNIK INTENSITY MODULATED RADIOTHERAPY DENGAN BERBAGAI FRAKSI (EVALUATION OF RADIATION FIELD VERIFICATION IN BREAST CANCER USING

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI TERHADAP ANGKA KEJADIAN KANKER OVARIUM DI RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA BERDASARKAN PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIK TAHUN 2003-2007 SKRIPSI RANDY

Lebih terperinci

SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : (PRINT) Vol. 08 No. 01, 2017 : 29-34

SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : (PRINT) Vol. 08 No. 01, 2017 : 29-34 SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : 1978-8843 (PRINT) Vol. 08 No. 01, 2017 : 29-34 RESULT ANALYSIS OF TREATMENT PLANNING SYSTEM BETWEEN 3- DIMENSIONAL CONFORMAL RADIATION THERAPY TECHNIQUE

Lebih terperinci

EFEK RADIASI SINAR-X 6 MV TERHADAP PAROTIS PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

EFEK RADIASI SINAR-X 6 MV TERHADAP PAROTIS PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR EFEK RADIASI SINAR-X 6 MV TERHADAP PAROTIS PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Moh Rizkih Pachlevi T, Bualkar Abdullah,Bannu Abdul S, Satrial Male Departemen Fisika,

Lebih terperinci

KONTROL KUALITAS TERAPI RADIASI PADA UNIT RADIOTERAPI MRCCC RS MRCCC

KONTROL KUALITAS TERAPI RADIASI PADA UNIT RADIOTERAPI MRCCC RS MRCCC KONTROL KUALITAS TERAPI RADIASI PADA UNIT RADIOTERAPI MRCCC Fielda Djuita 1, Rina Taurisia 2 & Andreas Nainggolan 2 1 Kepala Unit Radioterapi 2 Fisikawan Medis RS MRCCC ABSTRAK KONTROL KUALITAS TERAPI

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KONSISTENSI PROTOKOL PENANGANAN RADIASI KANKER PROSTAT DENGAN EBRT PADA RS.X

BAB V ANALISIS KONSISTENSI PROTOKOL PENANGANAN RADIASI KANKER PROSTAT DENGAN EBRT PADA RS.X BAB V ANALISIS KONSISTENSI PROTOKOL PENANGANAN RADIASI KANKER PROSTAT DENGAN EBRT PADA RS.X 5.1 Perbandingan Protokol RS.X dengan Protokol Standar sebagai Acuan Terdapat perbedaan protokol yang diberlakukan

Lebih terperinci

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011 UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011 Ivonne Chirsnia 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN PERUBAHAN LETAK SERABUT SARAF DENGAN TIPE RADANG PADA PASIEN YANG DIDIAGNOSIS SECARA HISTOPATOLOGI APENDISITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL CIPTO MANGUNKUSUMO TAHUN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA KARAKTERISTIK LETAK PERFORASI APENDIKS DAN USIA PADA PASIEN YANG DIDIAGNOSIS MENDERITA APENDISITIS PERFORASI DI RSUPNCM PADA TAHUN 2005 HINGGA 2007 SKRIPSI Ade Sari Nauli Sitorus

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DOSIS PHOTON MENGGUNAKAN TEKNIK 3DCRT DAN IMRT PADA RADIASI WHOLE PELVIC KARSINOMA SERVIKS

DISTRIBUSI DOSIS PHOTON MENGGUNAKAN TEKNIK 3DCRT DAN IMRT PADA RADIASI WHOLE PELVIC KARSINOMA SERVIKS Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 17, No. 4, Oktober 2014, hal 121-128 DISTRIBUSI DOSIS PHOTON MENGGUNAKAN TEKNIK 3DCRT DAN PADA RADIASI WHOLE PELVIC KARSINOMA SERVIKS Bambang Haris Suhartono 1 *, Wahyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1.

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data dari GLOBOCAN memperkirakan, terdapat sekitar 14,1 juta ditemukan kasus kanker baru dan tercatat 8,2 juta jiwa meninggal akibat kanker pada tahun 2012 di seluruh

Lebih terperinci

Analisis Dosis Radiasi Kanker Nasofaring Dengan Menggunakan Wedge Pada Pesawat Linear Accelerator (LINAC)

Analisis Dosis Radiasi Kanker Nasofaring Dengan Menggunakan Wedge Pada Pesawat Linear Accelerator (LINAC) Analisis Dosis Radiasi Kanker Nasofaring Dengan Menggunakan Wedge Pada Pesawat Linear Accelerator (LINAC) Iskandar 1, Bualkar Abdullah, Syamsir Dewang, Satrial Male Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Analisis Dosis Serap Organ Kritis Lensa Mata Pada Terapi Karsinoma Nasofaring Dengan Pesawat LINAC 6 MV

Analisis Dosis Serap Organ Kritis Lensa Mata Pada Terapi Karsinoma Nasofaring Dengan Pesawat LINAC 6 MV Analisis Dosis Serap Organ Kritis Lensa Mata Pada Terapi Karsinoma Nasofaring Dengan Pesawat LINAC 6 MV Dewiana 1, Agung Nugroho Oktavianto 1, Ari Mutanto 1 1 Program Studi Fisika, Fakultas Teknik dan

Lebih terperinci

STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS

STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS AGUNG YUDIVIANTHO 0806432101 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA

Lebih terperinci

Radioterapi & Onkologi Indonesia

Radioterapi & Onkologi Indonesia Volume 6 Issue 1 January 2015 ISSN 2086-9223 Radioterapi & Onkologi Indonesia PENELITIAN ILMIAH Akurasi Geometri Pasien yang Menjalani Radioterapi Stereotaktik di Departemen Radioterapi RSCM Alfred Julius

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DISTRIBUSI FREKUENSI CELAH BIBIR DAN LANGITAN DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA JAKARTA TAHUN 1998 DAN 2000

UNIVERSITAS INDONESIA DISTRIBUSI FREKUENSI CELAH BIBIR DAN LANGITAN DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA JAKARTA TAHUN 1998 DAN 2000 UNIVERSITAS INDONESIA DISTRIBUSI FREKUENSI CELAH BIBIR DAN LANGITAN DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA JAKARTA TAHUN 1998 DAN 2000 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET XYLITOL TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA (Studi Kasus Pada Pasien Radioterapi Kepala dan Leher di RSUP Dr. Kariadi Semarang) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENENTUAN OUTLIER PADA ALGORITMA PROPAGASI BALIK MENGGUNAKAN PERHITUNGAN JARAK MAHALANOBIS DAN JARAK FUZZY TESIS

PENENTUAN OUTLIER PADA ALGORITMA PROPAGASI BALIK MENGGUNAKAN PERHITUNGAN JARAK MAHALANOBIS DAN JARAK FUZZY TESIS PENENTUAN OUTLIER PADA ALGORITMA PROPAGASI BALIK MENGGUNAKAN PERHITUNGAN JARAK MAHALANOBIS DAN JARAK FUZZY TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer ELLY MATUL

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA KORELASI PERUBAHAN TEKANAN DARAH PRA DAN PASCADIALISIS DENGAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS PADA PASIEN HEMODIALISIS KRONIK DI RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO PADA BULAN FEBRUARI 2009

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA UJI TRIAKSIAL MULTISTAGE UNTUK TANAH KAOLIN SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA UJI TRIAKSIAL MULTISTAGE UNTUK TANAH KAOLIN SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA UJI TRIAKSIAL MULTISTAGE UNTUK TANAH KAOLIN SKRIPSI CIPTO ADI BROTO 06 06 04 137 1 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DEPOK DESEMBER 2008 129/FT.EKS.01/SKRIP/12/2008 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA FREKUENSI DISTRIBUSI KOMPLIKASI PASCA EKSTRAKSI (PERDARAHAN DAN DRY SOCKET) PADA PASIEN USIA 21 76 TAHUN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN PREVALENSI MIKROFILARIA ANTARA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK DENGAN BRUGIA RAPID SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN PREVALENSI MIKROFILARIA ANTARA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK DENGAN BRUGIA RAPID SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN PREVALENSI MIKROFILARIA ANTARA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK DENGAN BRUGIA RAPID SKRIPSI ARDRA C.T. 0105000379 FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER UMUM JAKARTA JUNI

Lebih terperinci

TESIS MUHAMMAD RIVANO UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008

TESIS MUHAMMAD RIVANO UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008 PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, KATEGORI KANTOR AKUNTAN PUBLIK, JENIS INDUSTRI, DAN NILAI TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

Lebih terperinci

Model Estimasi Price Earnings Ratio Saham Sektor Keuangan, Properti Dan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia TESIS

Model Estimasi Price Earnings Ratio Saham Sektor Keuangan, Properti Dan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia TESIS UNIVERSITAS INDONESIA Model Estimasi Price Earnings Ratio Saham Sektor Keuangan, Properti Dan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat umtuk memperoleh gelar Magister

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR

HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA 360 0 TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Ady Supriyanto

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INONESIA EVALUASI FAKTOR REDUKSI GEMPA PADA SISTEM GANDA RANGKA RUANG SKRIPSI AUDI VAN SHAF ( X)

UNIVERSITAS INONESIA EVALUASI FAKTOR REDUKSI GEMPA PADA SISTEM GANDA RANGKA RUANG SKRIPSI AUDI VAN SHAF ( X) UNIVERSITAS INONESIA EVALUASI FAKTOR REDUKSI GEMPA PADA SISTEM GANDA RANGKA RUANG SKRIPSI AUDI VAN SHAF (04 04 21 009 X) FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DEPOK NOVEMBER 2008 III/FT.EKS.01/SKRIP/10/2008

Lebih terperinci

DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS

DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS APRILIANA 0706190830 UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL JAKARTA

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI

ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI 127/FT.EKS.01/SKRIP/12/2008 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI NANI IRIANI 04 05 21 03 52 NIK FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar SarjanaSains Yuli Martha K. Damanik NIM

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum PENGUJIAN MATERIIL PERATURAN DESA (Kajian Normatif - Yuridis Terhadap Undang-Undang No. 10 Th. 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN Dinda Dyesti Aprilyanti 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER SERVIKS

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER SERVIKS Youngster Physics Journal ISSN : 30-7371 Vol. 1, No. 4, Juli 013, Hal 11-16 ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE 2005-2008 SKRIPSI MARCELLA 0706212983 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA 1 UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR DUKUNGAN SUAMI DAN FAKTOR PENGETAHUAN IBU MENGENAI ASI HUBUNGANNYA DENGAN LAMA PEMBERIAN ASI PADA IBU PEGAWAI SWASTA DI BEBERAPA PERUSAHAAN DI JAKARTA SKRIPSI ANINDITA WICITRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomography merujuk pada pencitraan irisan melintang suatu obyek dari data transmisi ataupun data pantulan yang dikumpulkan dengan mengiluminasi obyek dari berbagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN RADIODERMATITIS DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN JANUARI AGUSTUS Oleh : MUHAMMAD FACHRUL ROZI LUBIS

KARAKTERISTIK PASIEN RADIODERMATITIS DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN JANUARI AGUSTUS Oleh : MUHAMMAD FACHRUL ROZI LUBIS KARAKTERISTIK PASIEN RADIODERMATITIS DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN JANUARI 2014- AGUSTUS 2015 Oleh : MUHAMMAD FACHRUL ROZI LUBIS 120100056 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA i UNIVERSITAS INDONESIA IDENTIFIKASI PENGARUH KETERAMPILAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP DAYA SAING PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM IMPLEMENTASI SISTEM e - PROCUREMENT PADA PROSES PENGADAAN

Lebih terperinci

Verifikasi Distribusi Dosis Tps Dan Pesawat Linac Menggunakan Phantom Octavius 4d Dengan Teknik IMRT Protokol Kanker Lidah

Verifikasi Distribusi Dosis Tps Dan Pesawat Linac Menggunakan Phantom Octavius 4d Dengan Teknik IMRT Protokol Kanker Lidah Verifikasi Distribusi Dosis Tps Dan Pesawat Linac Menggunakan Phantom Octavius 4d Dengan Teknik IMRT Protokol Kanker Lidah Tomas Wali 1, Febria Anita 1 1 Program Studi Fisika, Universitas Nasional, Jalan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI, PENGALAMAN AUDITOR, JUMLAH KLIEN (AUDIT CAPACITY) DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AUDIT TESIS

ANALISA PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI, PENGALAMAN AUDITOR, JUMLAH KLIEN (AUDIT CAPACITY) DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AUDIT TESIS UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI, PENGALAMAN AUDITOR, JUMLAH KLIEN (AUDIT CAPACITY) DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AUDIT TESIS TIA ADITYASIH 0806435356 FAKULTAS

Lebih terperinci

TESIS MERRY MAGDALENA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008

TESIS MERRY MAGDALENA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN YANG DIKELOMPOKAN DALAM FINANCIALLY CONSTRAINED STUDI KASUS: INDUSTRI MANUFAKTUR TESIS MERRY MAGDALENA 0606145233 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENILAIAN HARGA SAHAM PERDANA MENGGUNAKAN METODE FREE CASH FLOW TO EQUITY DAN P/E MULTIPLE ( Studi Kasus PT BW Plantation Tbk. ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN RADIOTERAPI KEPALA LEHER TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI DILIHAT MELALUI FOTO PANORAMIK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN RADIOTERAPI KEPALA LEHER TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI DILIHAT MELALUI FOTO PANORAMIK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN RADIOTERAPI KEPALA LEHER TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI DILIHAT MELALUI FOTO PANORAMIK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1

Lebih terperinci

Simulasi Monte Carlo untuk Menentukan Rasio Deposisi Dosis pada a-si Epid dengan Deposisi Dosis pada Air

Simulasi Monte Carlo untuk Menentukan Rasio Deposisi Dosis pada a-si Epid dengan Deposisi Dosis pada Air NATURAL B, Vol. 2, No. 3, April 2014 Simulasi Monte Carlo untuk Menentukan Rasio Deposisi Dosis pada a-si Epid Sri Herwiningsih 1)*, Sugeng Rianto 1), Firdy Yuana 1) 1) Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA SILABUS PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING DI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA SILABUS PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING DI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA SILABUS PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING DI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA TESIS LUCIA TYAGITA RANI CAESARA NPM 0706307102 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia Universitas Indonesia ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PESERTA PROGAM (Studi Kasus : Kecamatan Cilincing Kotamadya Jakarta Utara) T E S I S RAMA CHANDRA 0706305980 FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. TINGKAT AKUMULASI PLAK GIGI PADA PEREMPUAN PASKAMENOPAUSE (Penelitian Klinis di Wilayah Bekasi) SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA. TINGKAT AKUMULASI PLAK GIGI PADA PEREMPUAN PASKAMENOPAUSE (Penelitian Klinis di Wilayah Bekasi) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA TINGKAT AKUMULASI PLAK GIGI PADA PEREMPUAN PASKAMENOPAUSE (Penelitian Klinis di Wilayah Bekasi) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademis Sarjana

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK EKONOMI PERENCANAAN KOTA & DAERAH JAKARTA JULI 2010

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK EKONOMI PERENCANAAN KOTA & DAERAH JAKARTA JULI 2010 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KEBERADAAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) BANTAR GEBANG BEKASI TESIS MARTHIN HADI JULIANSAH 0706181725 FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Lebih terperinci

PENGARUH LABEL HALAL, IKLAN TELEVISI, DAN CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA WANITA DI JAKARTA

PENGARUH LABEL HALAL, IKLAN TELEVISI, DAN CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA WANITA DI JAKARTA PENGARUH LABEL HALAL, IKLAN TELEVISI, DAN CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA WANITA DI JAKARTA TUGAS AKHIR Mutia Susana 1151901014 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PETA KOMPETENSI DAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN BAGI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL DI DKI JAKARTA TESIS INE RAHMAWATI 0806441314 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tetapi juga di negara berkembang, seperti Indonesia. Kanker kepala leher

BAB I PENDAHULUAN. industri tetapi juga di negara berkembang, seperti Indonesia. Kanker kepala leher BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insidens penyakit kanker saat ini semakin meningkat, tidak hanya di negara industri tetapi juga di negara berkembang, seperti Indonesia. Kanker kepala leher merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI

PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS LABA BERSIH DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2004-2006 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT 0706179310 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA DEPOK DESEMBER 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA DISLIPIDEMIA DENGAN ANGKA MORTALITAS GAGAL JANTUNG AKUT SELAMA PERAWATAN DI LIMA RUMAH SAKIT DI INDONESIA PADA BULAN DESEMBER 2005 DESEMBER 2006 SKRIPSI OMAR LUTHFI

Lebih terperinci

KETEPATAN SENSOR ULTRASONIK DALAM MENDETEKSI PERGERAKAN DINDING DADA PADA PASIEN DENGAN KEGANASAN REGIO THORAKAL DAN

KETEPATAN SENSOR ULTRASONIK DALAM MENDETEKSI PERGERAKAN DINDING DADA PADA PASIEN DENGAN KEGANASAN REGIO THORAKAL DAN UNIVERSITAS INDONESIA KETEPATAN SENSOR ULTRASONIK DALAM MENDETEKSI PERGERAKAN DINDING DADA PADA PASIEN DENGAN KEGANASAN REGIO THORAKAL DAN ABDOMINAL YANG MENJALANI RADIOTERAPI DISUSUN OLEH: ELIA ADITYA

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN RISIKO DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN SISTEM JASA RESERVASI ONLINE PADA MINAT BELI TIKET PESAWAT TUGAS AKHIR. Genta Kamsa

PENGARUH KEPERCAYAAN RISIKO DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN SISTEM JASA RESERVASI ONLINE PADA MINAT BELI TIKET PESAWAT TUGAS AKHIR. Genta Kamsa PENGARUH KEPERCAYAAN RISIKO DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN SISTEM JASA RESERVASI ONLINE PADA MINAT BELI TIKET PESAWAT TUGAS AKHIR Genta Kamsa 1132003044 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU

Lebih terperinci

Pendahuluan. Etiologi dan Epedimiologi

Pendahuluan. Etiologi dan Epedimiologi Pendahuluan Kanker mata adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis tumor yang terjadi di berbagai bagian mata. Hal ini terjadi ketika sel-sel dalam atau di sekitar mata berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang. Karsinoma nasofarings (KNF) merupakan keganasan. yang jarang ditemukan di sebagian besar negara, namun

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang. Karsinoma nasofarings (KNF) merupakan keganasan. yang jarang ditemukan di sebagian besar negara, namun BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Karsinoma nasofarings (KNF) merupakan keganasan yang jarang ditemukan di sebagian besar negara, namun sangat sering dijumpai di Cina Selatan, Afrika Utara, Alaska,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN DAN PENGELOLAAN ECONOMIC EXPOSURE PADA PT. ABC TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2

ANALISIS PENGUKURAN DAN PENGELOLAAN ECONOMIC EXPOSURE PADA PT. ABC TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 ANALISIS PENGUKURAN DAN PENGELOLAAN ECONOMIC EXPOSURE PADA PT. ABC TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 FRANSISCA DWIPUJININGSIH 06061611376 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DISPARITAS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ANTAR KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA DISPARITAS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ANTAR KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA DISPARITAS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ANTAR KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS RAJA ISKANDAR MUDA RAMBE NPM: 0606038686 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PREVALENS OBESITAS PADA ANAK TAMAN KANAK- KANAK DI KELURAHAN CIKINI, KECAMATAN MENTENG, DKI JAKARTA, DAN HUBUNGANNYA DENGAN MELEWATKAN MAKAN PAGI SKRIPSI IRENE PURNAMAWATI 0105000891

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen ARNOLD JAPUTRA

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Yuni Ruth Hidayanti NIM : 1091000019

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENDEKATAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK METODE BACKPROPAGATION DALAM PEMODELAN PERGERAKAN HARGA SAHAM

UNIVERSITAS INDONESIA PENDEKATAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK METODE BACKPROPAGATION DALAM PEMODELAN PERGERAKAN HARGA SAHAM UNIVERSITAS INDONESIA PENDEKATAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK METODE BACKPROPAGATION DALAM PEMODELAN PERGERAKAN HARGA SAHAM (STUDI PADA KEMAMPUAN KETEPATAN MEMPREDIKSI PERGERAKAN SAHAM-SAHAM INDEKS LQ45 MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN KEKHUSUSAN MANAJEMEN OPERASI JAKARTA JULI 2009

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN KEKHUSUSAN MANAJEMEN OPERASI JAKARTA JULI 2009 ANALISIS INDUSTRI DAN KEUNGGULAN BERSAING MELALUI PENGEMBANGAN RESOURCES DAN CAPABILITIES DALAM PENERAPAN ECONOMIES OF SCALE DAN EXPERIENCE CURVE DI INDUSTRI MANUFAKTUR VELG ALUMINIUM (STUDI KASUS PT.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, DAN PERILAKU TIDAK ETIS TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, DAN PERILAKU TIDAK ETIS TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, DAN PERILAKU TIDAK ETIS TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Bank Konvensional di Kabupaten Banyumas) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH MUTU INFORMASI, MUATAN YANG MENGHIBUR DAN KREDIBILITAS IKLAN PADA SIKAP KONSUMEN TERHADAP IKLAN MOBILE TUGAS AKHIR

PENGARUH MUTU INFORMASI, MUATAN YANG MENGHIBUR DAN KREDIBILITAS IKLAN PADA SIKAP KONSUMEN TERHADAP IKLAN MOBILE TUGAS AKHIR PENGARUH MUTU INFORMASI, MUATAN YANG MENGHIBUR DAN KREDIBILITAS IKLAN PADA SIKAP KONSUMEN TERHADAP IKLAN MOBILE TUGAS AKHIR Ratu Intan Utami Putri 1132003024 Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA FAKTOR PENDIDIKAN PADA WANITA PESERTA PROGRAM PENAPISAN KANKER LEHER RAHIM DENGAN PENDEKATAN SEE AND TREAT : UNTUK DETEKSI LESI PRAKANKER DAN PENGOBATAN DENGAN TERAPI BEKU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA FREKUENSI DISTRIBUSI RASA NYERI DAN DRY SOCKET PASCA EKSTRAKSI PADA PASIEN USIA 17-76 TAHUN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DISTRIBUSI FREKUENSI CELAH BIBIR DAN LANGITAN DI RSAB HARAPAN KITA TAHUN 1996 DAN 1999 SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA DISTRIBUSI FREKUENSI CELAH BIBIR DAN LANGITAN DI RSAB HARAPAN KITA TAHUN 1996 DAN 1999 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA DISTRIBUSI FREKUENSI CELAH BIBIR DAN LANGITAN DI RSAB HARAPAN KITA TAHUN 1996 DAN 1999 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi GINZA

Lebih terperinci

ANALISIS BRAND POSITIONING ROKOK GUDANG GARAM INTERNATIONAL DAN DJARUM SUPER

ANALISIS BRAND POSITIONING ROKOK GUDANG GARAM INTERNATIONAL DAN DJARUM SUPER ANALISIS BRAND POSITIONING ROKOK GUDANG GARAM INTERNATIONAL DAN DJARUM SUPER TESIS POPO YUSRI 0606160764 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA NOVEMBER 2008 i

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERANAN LEMBAGA SENSOR FILM (LSF) DALAM MENEGAKKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA TESIS LAILA MAHARIANA

UNIVERSITAS INDONESIA PERANAN LEMBAGA SENSOR FILM (LSF) DALAM MENEGAKKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA TESIS LAILA MAHARIANA UNIVERSITAS INDONESIA PERANAN LEMBAGA SENSOR FILM (LSF) DALAM MENEGAKKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Hukum LAILA MAHARIANA

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN SKOR OHIP-14 PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER YANG MENDAPATKAN RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

ABSTRAK GAMBARAN SKOR OHIP-14 PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER YANG MENDAPATKAN RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016 ABSTRAK GAMBARAN SKOR OHIP-14 PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER YANG MENDAPATKAN RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016 Kanker kepala dan leher adalah kanker tersering ke lima di dunia. Banyak

Lebih terperinci

PERSIAPAN & TERAPI RADIASI PASIEN DGN STS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

PERSIAPAN & TERAPI RADIASI PASIEN DGN STS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA PERSIAPAN & TERAPI RADIASI PASIEN DGN STS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA RADIOGRAPHER RADIOTERAPI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA 1. Overview Radioterapi RSUD Dr. Soetomo 2. Modalitas Peralatan 3. Immobisasi 4. CT-Simulator

Lebih terperinci

AKTIVITAS SPESIFIK KATALASE JARINGAN JANTUNG TIKUS YANG DIINDUKSI HIPOKSIA HIPOBARIK AKUT BERULANG SKRIPSI

AKTIVITAS SPESIFIK KATALASE JARINGAN JANTUNG TIKUS YANG DIINDUKSI HIPOKSIA HIPOBARIK AKUT BERULANG SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA AKTIVITAS SPESIFIK KATALASE JARINGAN JANTUNG TIKUS YANG DIINDUKSI HIPOKSIA HIPOBARIK AKUT BERULANG SKRIPSI Silvia F S 0105001529 FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN USAHA RISOLES BUNDA BOGOR TESIS

STRATEGI PEMASARAN USAHA RISOLES BUNDA BOGOR TESIS STRATEGI PEMASARAN USAHA RISOLES BUNDA BOGOR TESIS PUDJO NUGROHO 0706169386 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA AGUSTUS 2009 STRATEGI PEMASARAN USAHA RISOLES

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REDUKSI DIMENSI NONNEGATIVE MATRIX FACTORIZATION DAN RANDOM PROJECTION SKRIPSI

PENGELOMPOKAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REDUKSI DIMENSI NONNEGATIVE MATRIX FACTORIZATION DAN RANDOM PROJECTION SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGELOMPOKAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REDUKSI DIMENSI NONNEGATIVE MATRIX FACTORIZATION DAN RANDOM PROJECTION SKRIPSI Suryanto Ang 1205000886 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan

Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan s UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Baihaki

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ARUS KAS MASA MENDATANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ARUS KAS MASA MENDATANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ARUS KAS MASA MENDATANG (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015) TUGAS AKHIR LESTARI 1131002051

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN ANGKA MORTALITAS GAGAL JANTUNG AKUT DI LIMA RUMAH SAKIT DI INDONESIA PADA BULAN DESEMBER 2005-2006 SKRIPSI ENI INDRAWATI 0105007098

Lebih terperinci

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT dr. CIPTO MANGUNKUSUMO Nurman R. dan C. Tuti Budiantari Pusat Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Kemajuan pesat pada bidang radiotherapy telah banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Kemajuan pesat pada bidang radiotherapy telah banyak memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Kemajuan pesat pada bidang radiotherapy telah banyak memberikan solusi atas penanganan kanker di seluruh belahan dunia. Semakin

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA 124/FT.EKS.O1/SKRIP/12/2008 UNIVERSITAS INDONESIA PERHITUNGAN DEBIT LIMPASAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PROGRAM SMADA DITINJAU DARI ASPEK TATA GUNA LAHAN (STUDI KASUS SUB-DAS PESANGGRAHAN )

Lebih terperinci

EVALUASI DAN ANALISIS KONSEKUENSI ALAT PEMADAM API RINGAN DI GEDUNG A FKM UI TAHUN 2009 DENGAN METODE EVENT TREE ANALYSIS SKRIPSI

EVALUASI DAN ANALISIS KONSEKUENSI ALAT PEMADAM API RINGAN DI GEDUNG A FKM UI TAHUN 2009 DENGAN METODE EVENT TREE ANALYSIS SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI DAN ANALISIS KONSEKUENSI ALAT PEMADAM API RINGAN DI GEDUNG A FKM UI TAHUN 2009 DENGAN METODE EVENT TREE ANALYSIS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA VERIFIKASI PENYINARAN IMRT MENGGUNAKAN 2D ARRAY MATRIXX EVOLUTION SKRIPSI YAHYA MUSTOFA

UNIVERSITAS INDONESIA VERIFIKASI PENYINARAN IMRT MENGGUNAKAN 2D ARRAY MATRIXX EVOLUTION SKRIPSI YAHYA MUSTOFA UNIVERSITAS INDONESIA VERIFIKASI PENYINARAN IMRT MENGGUNAKAN 2D ARRAY MATRIXX EVOLUTION SKRIPSI YAHYA MUSTOFA 0906602194 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA DEPOK DESEMBER

Lebih terperinci